Teori estimet

Embed Size (px)

Citation preview

Estimasi Biaya BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Rumah merupakan kebutuhan dasar manusia yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan setelah pangan dan pakaian. Fungsi utama rumah adalah sebagai tempat tinggal atau hunian dan sebagai tempat untuk pembinaan keluarga. Rumah juga berfungsi sebagai tempat berlindung dari iklim dan tempat menjga kesehatan keluarga. Seiring dengan terus meningkatnya jumlah penduduk, kebutuhan rumah tempat tinggal juga meningkat. Banyaknya pembangunan rumah saat ini, baik yang dibangun sendiri, pemerintah, maupun swasta hatus diperhitungkan dengan baik, seperti tampak terhadap lingkungan, dampak terhadap kesehatan, sehingga member kenyamanan bagi penghuninya. Selain perencanaan rumah yang memenuhi standar teknis, hal ini yang penting rumah tempat tinggaldalam pembangunan rumah tinggal yaitu perencanaan anggaran biaya, dapat mengatur biaya yang keluar sehingga dapat menghemat biaya, dengan tidak membeli bahan dan material secara berlebihan.

1.2 Perumusan dan Batasan Masalah Banyaknya pembangunan rumah pada saat ini hendaknya ada ketelitian dalam perencanaan dan pembangunan sehingga dapat lebih menghemat biaya yang dibutuhkan. Karena itu, maka perlu untuk merencanakan rumah tinggal yang sesuai dengan persyaratan teknis serta menghitung berapa biaya yang dibutuhkan untuk

pembangunannya. Batasan masalah antara lain sebagai berikut: 1. Membuat rencana kerja dan syarat-syarat teknis 2. Menghitung volume pekerjaan 3. Membuat Rencana Anggaran Biaya (RAB)

Jailani, nasrullah, Setiadi Saragi

Estimasi Biaya 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari estimasi biaya adalah: 1. Dapat merencanakan rumah tempat tinggal luas bangunan 340 m2 yang merupakan bangunan berlantai dua. 2. Membuat Rencana Anggaran Biaya (RAB) rumah tinggal seluas 340 m2

1.4 Manfaat Penelitian Manfaat yang dapat diperoleh dalam menghitung estimasi biaya adalah: 1. Dapat merencanakan teori tentang perhitungan anggaran biaya suatu rumah tinggal, yang diperoleh selama dibangku kuliah. 2. Membuat Rencana Anggaran Biaya (RAB) rumah tinggal

1.5 Sistematika Penulisan Bab I Pendahuluan Terdiri dari latar belakang, perumusan dan batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan. Bab II Landasan Teori Berisikan tentang uraian-uraian teori, perencanaan rumah tinggal, persyaratan teknis pekerjaan, yang dijadikan dasar dalam pembahasan dan penganalisaan masalah Bab III Data Perencanaan Berisikan data-data perencanaan dan gambar denah Bab IV Perencanaan dan Perhitungan Anggaran Biaya Rumah Tinggal Berisikan tentang perencanaan kerja teknis dan perencanaan anggaran biaya meliputi, volume / kubikasi pekerjaan, daftar analisa, dan perhitungan anggaran biaya. Bab V Penutup Berisikan kesimpulan dan saran yang diperoleh dari hasil penelitian dan pembahasan

Jailani, nasrullah, Setiadi Saragi

Estimasi Biaya BAB II LANDASAN TEORI

2.1 2.1.1

Pengertian Umum dan Unsur-unsur Perencanaan Rumah Tinggal Pengertian Rumah Rumah adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian dan

sarana pembinaan keluarga, tempat berlindung dari iklim dan tempat menjaga kesehatan keluarga.

2.1.2 Fungsi Bangunan / Rumah Menurut (Surowiyono Tutu TW, 2002) fungsi rumah tinggal adalah sebagai tempat berlindung dari kepanasan dan tempat berlindung dari binatang buas. Selain untuk hal tersebut, juga sebagai tempat beristirahat, membina individu atau keluarga, tempat bekerja, dan lambing sosial.

2.1.3

Persyaratan-persyaratan Ruangan Pada dasarnya suatu rumah tinggal merupakan kesatuan yang terpadu berbagai

ruang dengan fungsi dan sifat yang berbeda-beda. Dalm penyusunan rangkaian ruangan yang memiliki fungsi dan sifat yang berbeda-beda, sehingga menjadi suatu kesatuan yang terpadu, diperlukan organisasi ruang yang baik. Menyusun struktur organisasi ruang yang baik dan benar tidak terlepas dari faktor-faktor berikut:

2.1.3.1

Fungsi dan Sifat Dasar Setiap Ruangan Dari segi fungsi, sebuah rumah tinggal mempunyai tiga fungsi umum, yang

selanjutnya dibagi atas beberapa bagian: 1) Bagian yang dipakai bersama Pada rumah yang besar, setiap ruangan dapat dibuat secara terpisah satu persatu menurut fungsi dan sifat khususnya. Tetapi pada rumah kecil, satu ruang dapat berfungsi ganda, asalkan kombinasi fungsi ruang tersebut masih merupakan satu kelompoj ruang (area) sejenis dan sifat dasar masing-masing ruang tidak terlampau berbeda.

Jailani, nasrullah, Setiadi Saragi

Estimasi Biaya

Yang termasuk bagian yang dipakai bersama diantaranya adalah: a. Ruang Tamu Fungsi ruang tamu adalah sebagai tempat untuk menerima tamu. Karena fungsinya untuk menerima tamu, maka ruang tamu direncanakan mampu menampung interior tamu, seperti kursi tamu, almari dan sebagainya. b. Teras Teras merupakan ruang transisi antara ruang luar dan ruang dalam. Fungsi teras depan lebih ditekankan pada segi estetika dan lebih ditujukan sebagai welcome area bagi tamu. Sedangkan teras samping atau belakang lebih bersifat privat dan fungsional, karena lebih diarahkan untuk dapat menampung kegiatan keluarga atau sebagai media menyalurkan hobi. c. Ruang Makan Fungsi pokok ruang makan adalah tempat makan pemilik rumah yang digunakan secara rutin setiap hari. Bentuk dan ukuran runag makan sedapat mungkin direncanakan dapat menampungminimal seluruh jumlah anggota keluarga dan direncanakan dekat dengan dapur. d. Ruang Keluarga Ruang keluarga berfungsi sebagai ruang santai keluarga, misalnya untuk menonton TV, mendergarkan music, dan lain-lain.

2) Bagian Pribadi ( privacy area ) Yang dimaksud area pribadi adalah area yang digunakan untuk beristirahat penuh (tidur) dan melakukan kegiatan yang bersifat tertutup. Area pribadi terdiri dari kamar tidur, ruang belajar / ruang kerja.

3) Area Pelayanan ( serving area ) Area palayanan adalah area perlengkapan untuk pelayanan yang dibutuhkan dalam suatu rumah. Ruang- ruang yang termasuk dalam kelompok area pelayanan adalah:

Jailani, nasrullah, Setiadi Saragi

Estimasi Biaya a. Ruang Dapur Fungsi pokok dapur adalah sebagai tempat untuk mempersiapkan makanan dan minuman b. Garasi Fungsi utama garasi adalah sebagai tempat penyimpanan kendaraan bermotor. c. Tempat jemur dan cuci Tempat jemur dan cuci merupakan kebutuhan ruang yang harus dimiliki oleh setiap rumah, karena kedua ruang tersebut tidak terlepas dengan rutinitas yang dilakukan oleh pemilik rumah untuk mencuci pakaian maupun peralatan rumah tangga lainnya. Ruang cuci sedapat mungkin diletakkan dekat dengan ruang jemur dan sebagai ruang transisi antara ruang dalam dan ruang luar sehingga menghindari basah pada permukaan dapur dan ruangan lainnya saat mengangkut pakaian dan peralatan rumah tangga lainnya sesudah dicuci.

2.1.3.2 Prinsip Penetapan Jumlah dan Ukuran Ruangan Dalam menetapkan jumlah dan ukuran ruangan terlebih dahulu dilakukan inventarisasi atas hal-hal berikut: 1) Jumlah Anggota Keluarga Jumlah anggota keluarga dapat digunakan untuk menetapkan jumlah dan ukuran ruang. Akan tetapi untuk menetapkan jumlah dan ukuran ruang yang tepat (efisien), perlu dilihat susunan keluarga itu sendiri. Misalnya jumlah anak laki-laki, jumlah anak perempuan, orang tua dan lain- lain. Sebab masing-masing memerlukan bentuk/ukuran tertentu. 2) Adat dan Kebiasaan Jika adat kebiasaan keluarga tidak terpenuhi, maka rumah kurang lengkap dan menyenangkan. Kadang-kadang kebiasaan bertalian erat dengan profesi kepada keluarga yang bersangkutan.

Jailani, nasrullah, Setiadi Saragi

Estimasi Biaya 3) Hobi dan Selera Hobi bukanlah kebutuhan pokok. Maka itu tidak mutlak harus dibuat ruangan untuk kegiatan hobi. Tetapi jika mungkin dibuat ruang menampung hobi tentu lebih baik. 4) Ukuran dana dan dana yang tersedia Ukuran tanah dan dana yang tersedia merupajkan unsure yang sangat mempengaruhi bentuk, ukuran, dan jumlah ruang yang dapat dibangun. Dengan ukuran tanah dan dana yang besar saja memungkinkan perencanaan ruang lebih luas, naik dalam bentuk, ukuran dan jumlah ruangan. Jika ukuran tanah dan dana terbatas, tidak berarti bangunan yang direncanakan pasti kurang baik, kuarang indah, dan kurang menyenangkan, walaupun ukuran tanah dan dana terbatas, akan tetapi jika perencanaan dilaksanakan dengan benar, akan terwujud rumah yang cukup baik dan memenuhi syarat. 5) Teknis Penyusunan Organisasi Ruang Organisasi ruangan adalah hal yang penting untuk menjalin hubungan ruangan yang serasi/terpadu, mengingat bahwa rumah merupakan suatu kesatuan dari berbagai jenis, bentuk dan ukuran ruang, dengan fungsi dan sifat yang berbeda-beda.

2.1.4

Faktor-Faktor Penting Dalam Merencanakan Rumah Tinggal

2.1.4.1 Faktor Kenyamanan Faktor kenyamanan yang dimaksud adalah setiap anggota keluarga yang tinggal di rumah itu bisa melakukan kegiatan dengan tanpa ada gangguan atau dapat tinggal dengan nyaman didalamnya.

2.1.4.2 Faktor Kesehatan Faktor kesehatan yaitu hal-hal yang sangat mempengaruhi kesehatan bagi penghuni rumah, diantaranya dengan memperhatikan standar ruangan secara minimal. Standar ruangan meliputi studi mengenai manusia dari sudut anatomi dan gerak serta pertimbangan faktor-faktor seperti keadaan sosial, keadaan ekonomi, dan kemajuan teknologi.

Jailani, nasrullah, Setiadi Saragi

Estimasi Biaya Standar ruangan berdasarkan kriteria rumah sehat, yaitu: 1) Lantai dan dinding a. Air tanah tidak boleh merembes kelantai/dinding agar ruangan selalu kering/ tidak lembab. b. Tinggi lantai rumah minimal adalah 15 cm dari pekarangan atau halaman rumah. Sedangkan tinggi lantai rumah dari permukaan jalan, adalah minimal 25 cm. c. Dinding tidak tembus pandang dan tidak banyak mangantar panas. 2) Penghawaan a. Lubang ventilasi/ angin sebaiknya dibuat menerus pada dinding yang berhadapan dengan luas lubang angin, minimal 20% dari luas lantai. b. Bukaan ventilasi yang baik adalah yang searah dengan tiupan angin, supaya peredaran/ pertukaran udara dapat berjalan lancar. c. Kualitas udara didalam ruangan harus terjaga (bebas polusi). 3) Penerangan dan pencahayaan a. Penerangan/ pencahayaan didalam rumah harus cukup terang

semaksimal mungkin memanfaatkan penerngan alami. b. Luas minimal jendela ruang tidur adalah 1/9 x luas lantai. c. Luas minimal jendela ruang makan dan dapur adalah 1/6 x luas lantai. d. Pencahayaan buatan terutama untuk malam hari harus mencukupi minimal untuk ruang tamu luas 9 m - 60 watt, ruang makan luas 9 m 40 watt, ruang tidur luas 9 m - 40 watt, dapur luas 4 m - 40 watt, kamar mandi/ wc luas 2 m - 25 watt. 4) Pengaturan ruang Mempersiapkan suatu ruang hendaknya disesuaikan dengan fungsi ruang dimana kegiatan anggota keluarga akan berlangsung. Pengaturan organisasi ruang harus sesuai dengan fungsi dan kegunaannya harus baik, sehingga komunikasi dan hubungan antar ruang mudah dan lancar, serta dapat menjamin kebebasan/kegiatan pribadi bagi masing-masing penghuni. Syarat minimal rumah adalah harus ada ruang tamu/ ruang makan, kamar tidur, dapur, serta kamar mandi/ wc atau MCK.

Jailani, nasrullah, Setiadi Saragi

Estimasi Biaya 5) Air bersih Untuk menjaga kebersihan air yang akan dipakai harus diperhatikan jarak sumur dengan septictank/ peresapan, yaitu minimal 10 m. 6) Kelengkapan bangunan a. 1 (satu) kamar mandi maksimal untuk 6 (enam) orang, luas lantainya adalah 2 m. b. Apabila terpisah, luas lantai kamar mandi adalah 1.5 m dan luas lantai wc adalah 1 m. c. Luas lantai minimum untuk tempat cuci pakaian/ alat dapur untuk digunakan maksimum 10 orang penghuni adalah 2 m. d. Memiliki tempat penampungan tinja (septictank dan peresapan). e. Memiliki saluran pembuangan air limbah. f. Memiliki saluran pembuangan air hujan. g. Memiliki tempat sampah keluarga. 7) Atap dan langit-langit a. Sudut kemiringan atap harus sesuai dengan bahan penutup atap. b. Supaya panas matahari tidak terasakan langsung maka sebaiknya dipasang plafond atau loteng.

2.1.4.3 Faktor Konstruksi/ Struktural Bangunan harus kuat sehingga orang yang memakainya merasa aman. Sistem konstruksi yang akan penulis rencanakan adalah menggunakan konstruksi rangka, yaitu terdiri dari: 1. Bangunan bawah yaitu pondasi dan sloof . 2. Bangunan tengah yaitu dinding + kolom beton bertulang, balok, plat lantai dan ring balok. 3. Bangunan atas yaitu kuda-kuda dan penutup atap. 4. Tangga beton Untuk kenyamanan tinggi anak tangga berkisar antara 15-20 cm, sedangkan lebarnya minimal 20 cm. Selain itu perlu juga diperhatikan tingkat

kelandaian/kecuraman tangga.

Jailani, nasrullah, Setiadi Saragi

Estimasi Biaya 2.2 Rencana Anggaran Biaya Perencanaan bangunan adalah merencanakan sesuatu bangunan dalam bentuk dan faedah dalam pengunaannya ( J.A. Mukomoko, 1982 ). Rencana Anggaran Biaya (RAB) suatu bangunan adalah perhitungan banyaknya biaya yang diperlukan untuk bahan dan upah, serta biaya-biaya lainnya yang berhubungan dengan pelaksanaan bangunan atau proyek tersebut. Anggaran biaya merupakan harga dari bangunan yang harus dihitung dengan teliti, cermat dan memenuhi syarat. Anggaran biaya pada bangunan yang sama akan berbeda-beda di masing- masing daerah, disebabkan karena perbedaan harga bahan dan upah tenaga kerja. Biaya (Anggaran) adalah jumlah dari masing-masing hasil perkalian volume dengan harga satuan pekerjaan yang bersangkutan. Dapat disimpulkan sebagai berikut: RAB = ( Volume x harga satuan pekerjaan)

Dalam penyusunan anggaran biaya dapat dilakukan dengan dua cara sebagai berikut:

2.2.1 Anggaran Biaya Sementara Anggaran biaya sementara juga dinamakan sebagai rencana anggaran biaya kasar/ taksiran. Sebagai pedoman dalam menyusun anggaran biaya kasar digunakan harga satuan tiap meter persegi (m2) luas lantai. Anggaran biaya kasar dipakai sebagai pedoman terhadap anggaran biaya yang dihitung secara diteliti. Walaupun namanya anggaran biaya kasar, namun tiap m2 luas lantai tidak terlalu jauh berbeda dengan harga yang dihitung secara teliti.

2.2.2 Anggaran Biaya Teliti Anggaran biaya teliti adalah anggaran biaya bangunan atau proyek yang dihitung dengan teliti dan cernat, sesuai dengan ketentuan dan syarat-syarat penyusunan anggaran biaya. Pada anggaran biaya, harga satuan di hitung berdasarkan harga taksiran setiap lantai (m2). Sedangkan penyusunan anggaran biaya yang dihitung dengan teliti, didasarkan atau didukung oleh:

Jailani, nasrullah, Setiadi Saragi

Estimasi Biaya 1. Bestek Gunanya untuk menentukan spesifikasi bahan dan syarat-syarat teknis. 2. Gambar Bestek Gunanya untuk menentukan / menghitung besarnya masing-masing volume pekerjaan. 3. Harga Satuan Pekerjaan Didapat dari harga satuan bahab dan harga satuan upah berdasarkan perhitungan analisa SK.SNI-03-2835-2002.

2.3

Langkah-langkah Perhitungan Biaya Rumah Tinggal

2.3.1 Daftar Analisa Daftar analisa merupakan perumusan atau pedoman untuk menetapkan harga dan upah dari masing-masing bagian pekerjaan dalam bentuk satuan, juga dapat untuk menghitung kebutuhan bahan bangunan yang akan digunakan untuk keperluan pekerjaan. Harga satuan pekerjaan dapat dibagi dalam harga satuan bahan dan harga satuan upah, sehinnga dalam anggaran biaya dapat dilihat perbandingannya. Kuantitas atau koefisien yang terdapat dalam daftar analisa terdiri dari dua kelompok, yaitu: a. Kuantitas satuan untuk bahan. Kegunaan untuk kalkulasi biaya bahan yang diperlukan. b. Kuantitas satuan untuk pekerjaan. Kegunaan untuk menghitunf jumlah upah yang mengerjakan. Cara penggunaannya adalah angka analisa / koefisien dikalikan dengan harga bahan atau harga upah setempat, maka didapatlah harga satuan pekerjaan Yang dimaksud dengan analisa bahan suatu pekerjaan adalah menghitung banyaknya / volume masing-masing bahan serta besarnya biaya yang dibutuhkan. Sedangkan yang dimaksud dengan analisa upah suatu pekerjaan adalah menghitung banyaknya tenaga kerja yang diperlukan, serta besarnya biaya yang dibutuhkan untuk pekerjaan tersebut.

Jailani, nasrullah, Setiadi Saragi

Estimasi Biaya 2.3.2 Volume atau Kubikasi Pekerjaan Volume suatu pekerjaan adalah menghitung jumlah banyaknya volume pekerjaan dalam satu satuan. Volume disebut juga sebagai kubikasi pekerjaan. Dengan kata lain volume suatu pekerjaan bukanlah merupakan volume (isi sesungguhnya) melainkan jumlah volume bagian pekerjaan dalam sat kesatuan. Sedangkan yang dimaksud dengan uraian volume pekerjaan adalah menguraikan secara rinci besar volume atau kubikasi suatu pekerjaan, menguraikan berarti menghitung besar volume masing-masing pekerjaan sesuai dengan gambar bestek dan gambar detail. Cara menghitung volume tiap-tiap pekerjaan adalah sebagai berikut: a. Pekerjaan Persiapan 1. Menyiapkan tanah untuk bangunan termasuk menebang pohon,

membersihkan dan meratakan tanah dihitung dalam m2 2. Pembuatan bouwplank diukur dalam satuan m b. Pekerjaan Tanah 1. Galian tanah untuk pondasi dihitung dalam satuan m3. Cara menghitung yaitu penampang galian x jumlah panjang pondasi (as ke as) 2. Pekerjaan timbunan, satuan m3. Cara menghitung : 2/3 galian tanah c. Pekerjaan pasangan dan plesteran 1. Pondasi batu bata, satuan m3 Cara menghitung : luas penampang dikali panjang pondasi ( p x l x t) 2. Tembok / dinding, satuan m3 Cara menghitung : Luas bidang tembok dikali tebal. Untuk luas bidang tembok: jumlah panjang dikali tinggi tembok dikurangi jumlah luas kusen pintu / jendela / ventilasi. 3. Pekerjaan beton dan beton bertulang, satuan m3 Cara menghitung : panjang x lebar x tinggi 4. Plesteran, satuan m2 Cara menghitung : 2 x panjang x lebar. (2 disini adalah bidang plesteran luar dan dalam)

Jailani, nasrullah, Setiadi Saragi

Estimasi Biaya d. Pekerjaan Kayu 1. Kusen pintu dan jendela, dihitung dalam satuan m3 Cara menghitung : luas penampang kayu x jumlah panjang 2. Daun pintu dan jendela dihitung dalam m2 Cara menghitung : lebar x tinggi jendela / daun pintu. 3. Kuda-kuda dihitung dalam satuan m3 Cara menghitung : penampang x jumlah panjang. Sebuah kuda-kuda terdiri dari makelar, kaki kuda-kuda, balok tarik, gapit, skor tegak/ miring, dan sebagainya. 4. Rangka Plafond dihitung dalam satuan m2 dan piri-piri dihitung dalam satuan m2. e. Pekerjaan atap, satuan digunakan m2 Cara menghitung : sesuai dengan bentuk atap Bidang segi empat = panjang x lebar, bidang segitiga = alas x tinggi, bidang trapesium = jumlah sisi sejajar x tinggi. f. Pekerjaan lantai 1. Urungan pasir bawah pondasi setebal yang telah ditentukan dalam gambar bestek dihitung dalam satuan m3. Cara menghitung : panjang x lebar x tebal pasir 2. Lantai keramik dihitung dalam satuan m2 Cara menghitung : panjang x lebar g. Pekerjaan pengecetan Pekerjaan pengecetan adalah mengecet segala kayu yang terlihat / terketam dihitung berdasarkan satuan luas. Untuk kusen = ketiga sisi/empat sisi penampang dikali panjang kusen. Untuk dinding dihitung berdasarkan luas, panjang x tinggi dinding. h. Pekerjaan Gantungan dan Kunci 1. Pemasangan kaca jendela dan pintu dihitung dalam m2 Volume = panjang x lebar, dihitung kaca yang masuk kedalam kusen atau rangkanya. 2. Engsel pintu dan jendela dihitung jumlah pemakaian yang dibutuhkan dengan satuan buah.

Jailani, nasrullah, Setiadi Saragi

Estimasi Biaya 3. Kunci tanam dihitung pemakaian dan merek yang digunakan. 4. Grendel dan hak angin dihitung berapa kebutuhannya. i. Pekerjaan Instalasi dan Air Pada instalasi listrik biaya dihitung jumlah titik lampu ditambah stop kontak yang dipakai dan dikalikan dengan biaya pertitik, tidak termasuk biaya bola lampu. Pada instalasi air biaya dihitung jumlah panjang pipa air bersih, pipa air kotor dan pipa ke septictank ditambah dengan jumlah klosed, kran air dan alat sanitasi lainnya yang digunakan. j. Pekerjaan lain-lain 1. Besi angker, baut mur dihitung dan ditaksir dalam satuan kilogram atau buah. 2. Pembersihan lokasi ditaksir.

2.3.3 Harga Satuan Pekerjaan Yang dimaksud dengan harga satuan pekerjaan adalah jumlah harga bahan dan upah tenaga kerja berdasarkan perhitungan analisis. Harga bahan didapat dipasaran dalam satu daftar yang dinamakan daftar harga satuan bahan. Harga upah didapat dilokasi proyek yang dibangun yaitu upah setempat, dan dibuat dalam satu daftar tang dinamakan daftar harga satuan upah. Ada tiga istilah yang harus dibedakan dalam menyusun anggaran biaya bangunan yaitu, harga satuan bahan, harga satuan upah, dan harga satuan pekerjaan. Yang dimaksud dengan analisa bahan suatu pekerjaan adalah menghitung banyaknya/ volume masing-masing bahan, serta besarnya biaya yang dibutuhkan. Sedangkan yang dimaksud degan analisa upah suatu pekerjaan adalah menghitung banyaknya tenaga yang diperlukan, serta besarnya biaya yang dibutuhkan untuk pekerjaan tersebut.

Jailani, nasrullah, Setiadi Saragi

Estimasi Biaya Berikut skema dari harga satuan pekerjaan:Harga satuan Bahan Bahan Analisa Bahan Harga Satuan Pekerjaan Harga Satuan Upah Upah Analisa Upah

2.3.4 Estimate Real of Cost Susunan estimate real of cost dapat dilihat bahwa biaya (anggaran) adalah jumlah dari masing-masing hasil perkalian volume dengan harga satuan pekerjaan yang bersangkutan. Secara umum dapat disimpulkan sebagai berikut: RAB ! (VOLUME v HARGASATUANPEKERJAAN ) Dalam Estimate Real of Cost atau anggaran sesungguhnya biaya-biaya lain yang berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan sengaja tidak dimasukkan. Biaya-biaya tersebut akan dibahas dalam buku dokumen pelelangan. Biaya-biaya lain tersebut antara lain adalah sebagai berikut: y Keuntungan y Biaya perencanaan (design cost) y Biaya pengawasan (direksi furing) y Izin Mendirikan Bangunan (IMB) y Dan lain-lain 2.3.5 Persentase Bobot Pekerjaan Yang dimasud dengan persen bobot pekerjaan adalah besarnya persen pekerjaan siap, dibanding dengan pekerjaan siap seluruhnya. Pekerjaan siap seluruhnya dinilai 100%.

Jailani, nasrullah, Setiadi Saragi

Estimasi Biaya Sebagai contoh misalnya pekerjaan: 1.1a. Pembersian Lapangan. Volume Harga satuan = 504 m2 = Rp 470/m2

Harga bangunan = Rp 889.886.505,37 Prosentase bobot pekerjaan pembersihan lapangan PBP ! volume v h arg asatuan v 100% h arg abangunan

504 v 4.700 v 100% 889.886.505,37 ! 0,266% !

Jadi seandainya pekerjaan pembersihan lapangan telah siap seluruhnya maka persentase bobot pekerjaannya = 0,266% terhadap pekerjaan seluruhnya. Dari uraian persentase bobot pekerjaan di atas dapat digambarkan dengan skema,V H.S.P H.B P.B.P = Volume = Harga Satuan Pekerjaan = Harga Bangunan = Persentase bobot pekerjaan

V v H .S .P v 100% ! P.B.P H .B

Ket:

2.3.6

Tenaga Kerja Yang dimaksud dengan tenaga kerja adalah besarnya jumlah tenaga kerja yang

dibutuhkan untuk menyelasaikan bagian pekerjaan dalam satu kesatuan pekerjaan. Sebagai contoh; besarnya jumlah tenaga yang diperlukan untuk menggali 1 m3 tanah. Analisis 1 diperlukan tenaga: 0,4 0,04 Pekerja Mandor

Indeks (angka) di atas mempunyai pengertian bahwa, 0,4 P bekerja bersama-sama dengan 0,04 M akan menghasilkan 1 m3 galian tanah dalam satu hari. Perbandingan antara tenaga pekerja dan mandor adalah sebagai berikut:0,4 P 10 P ! 0,04M 1M

Jailani, nasrullah, Setiadi Saragi

Estimasi Biaya dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa 1 mandor dapat mengepalai 10 orang pekerja. Seandainya volume galian tanah 30,994 m3, maka tenaga yang diperlukan adalah sebagai berikut: Pekerja = 30,994 x 0,4 Mandor = 30,994 x 0,04 = 12,39 = 1,23

Dengan tenaga 12,39 pekerja dan 1,23 mandor akan menghasilkan galian tanah 130 m3 dalam jangka waktu 1 hari. Dari contoh di atas dapat diketahui bahwa pengertian tenaga kerja adalah jumlah tenaga yang dibutuhkan untuk menyelesaikan satu kesatuan pekerjaaan.

2.3.7

Bahan/Material Yang dimaksud dengan bahan atau material adalah besarnya jumlah bahan yang

dibutuhkan untuk menyelesaikan bagian pekerjaan dalam satu kesatuan pekerjaan. Sebagai contoh; 1 m3 pasangan batu kali dengan campuran 1 semen, 4 pasir diperlukan bahan : y y y 1,2 m3 batu kali 0,9 tong semen = 4,0715 sak 0,522 m3 pasir

Apabila volume pasangan batu kali bukan 1 m3 melainkan sejumlah 37,65 m3, maka jumlah bahan yang dibutuhkan sebagai berikut: y y y Batu kali Semen Pasir = 37,65 x 1,2 m3 = 45,18 m3 = 19,65 m3

= 37,65 x 4,0715 sak = 153,29 sak = 37,65 x 0,522

Dari contoh dan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa jumlah bahan yang dibutuhkan untuk satu unit/bagian pekerjaan = volume x Indeks analisis bahan.

Jailani, nasrullah, Setiadi Saragi

Estimasi Biaya 2.4 Pedoman Pelaksanaan.

2.4.1 Bestek Bestek berasal dari bahasa belanda yag berarti peraturan dan syarat-syarat pelaksanaan suatu pekerjaan bangunan atau proyek. Jadi, bestek adalah suatu peraturan yang mengikat, diuraikan sedemikian rupa, terinci cukup jelas dan mudah dipahami. Pada umumnya bestek dibagi tiga bagian antara lain: a. Peraturan umum b. Peraturan administrasi c. Peraturan dan syarat syarat teknis

2.4.2

Gambar Bestek Gambar bestek adalah lanjutan dari uraian gambar pra rencana, dan gambar detail

dasar denagn skala (PU=Perbandingan Ukuran) yang lebih besar. Gambar bestek berguna untuk menentukan / menghitung besarnya masing-masing volume pekerjaan dan juga merupakan lampiran dari uraian dan syarat-syarat (bestek) pekerjaan. Gambar bestek dan bestek merupakan kuni pokok atau tolak ukur baik dalam menentukan kualitas dan skop pekerjaan, maupun dalam menyusun rencana anggaran biaya. Gambar bestek terdiri dari: 1) Gambar situasi, PU 1: 200 atau 1:500, terdiri dari a. Rencana letak bangunan b. Rencana halaman c. Rencana Jalan dan Pagar d. Rencana saluran pembuangan air hujan e. Rencana garis batas tanah 2) Gambar Denah, PU 1:100 Gambar denah melukiskan gambar tapak setinggi + 1,00 m dari lantai, hingga gambarpintu dan jendela terlihat dengan jelas, sedangkan gambar penerangan atas (bovenlich) digambar dengan garis putus-putus. Pada denah juga digambar garis atap dengan garis putus-putus lebih awal dan jelas sesuai denagn bentuk atap. Lantai gedung induk dengan duga (peil) ditandai denagn + 0.00. Gambar kolom (tiang) dan beton dibedakan dari pasangan tembok.

Jailani, nasrullah, Setiadi Saragi

Estimasi Biaya 3) Gambar potongan, PU 1:100 Ganbar potongan terdiri dari potongan melintang dan membujur menurut keperluannya.Untuk menjelaskan letak atau kedudukan suatu konstruksi, pada gambar potongan harus tercantum duga (peil) dari lantai, misalnya, dasar pondasi, letak tinggi jendela dan pintu, tinggi langit-langit, tinggi bangunan, nok reng balok/ muurplat. 4) Ganbar tampak (pandangan), PU 1 : 100 Pada gambar tampak tidak dicantumkan ukuran-ukuran lebar maupun tinggi bagunan. Gambar tampak lengkap dengan dekorasi yang disesuaikan dengan perencanaan. 5) Gambar konstruksi, PU 1 : 20 atau 1 : 50 Gambar konstruksi lengkap dengan ukuran-ukuran, terdiri dari : a. Gambar rencana pondasi. b. Gambar konstruksi beton bertulang.. c. Gambar konstruksi kayu. 6) Gambar rencana atap, PU 1 : 150 Gambar rencana atap menggambarkan bentuk konstruksi rencana atap lengkap dengan kuda-kuda, nok gording, muurplat/ reng balok, talang air, usuk/kasau dan konstruksi penahan dengan jelas. 7) Gambar rencana plafond, PU 1:150 Gambar rencana plafond menggambarkan bentuk plafond, rangka plafond, dan tinggi plafond dari permukaan lantao yang diberi tanda (+). 8) Gambar Pelengkap Gambar pelengkap terdiri dari : a. Gambar instalasi listrik b. Gambar sanitasi c. Gambar saluran pembuangan air kotor. d. Gambar saluran pembuangan air hujan.

Jailani, nasrullah, Setiadi Saragi

Estimasi Biaya 2.4.3 Rencana Kerja Syarat-syarat Teknis Rencana kerja dan syarat-syarat teknis merupakan bagian dari bestek. Disini penulis akan membatasi pada pembuatan rencana kerja dan syarat-syarat teknis, yaitu menjelaskan hal yang berkaitan pada teknisnya saja. Rencana kerja dan syarat-syarat teknis akan penulis bahas pada bab IV kertas karya ini.

Jailani, nasrullah, Setiadi Saragi

Estimasi Biaya BAB III DATA PERENCANAAN : ESTIMASI BIAYA PEMBANGUNAN RUMAH LUAS 340 M2 : PEMBANGUNAN RUMAH LUAS 340 M2 : JL. PAUS, MARPOYAN DAMAI - PEKANBARU

PROYEK PEKERJAAN LOKASI

133 167

DENAH LANTAI ISKALA 1 : 150

Jailani, nasrullah, Setiadi Saragi

Estimasi Biaya

1250 200 400 100 550

350VOID

350

150R. KELUARGA

325 1500

600KM/WC +3.55 K. TIDUR +3.60 TURUN +3.60

325

KM/WC +3.55 K. TIDUR +3.60 K. TIDUR

350

150BALKON

200

300

200

400 1250

250

400

DENAH LANTAI IISKALA 1 : 150

Jailani, nasrullah, Setiadi Saragi

Estimasi Biaya BAB IV PERENCANAN DAN PERHITUNGAN ANGGARAN BIAYA RUMAH TEMPAT TINGGAL LUAS LANTAI 340 M2

4.1

Perencanaan Rumah Perencanaan rumah tempat tinggal pada tugas akhir ini merupakan bangunan

berlantai satu, yang memiliki beberapa rungan diantaranya: teras, ruang makan, ruang makan, WC, dan kamar tidur. Pada bangunan ini, dapur dan ruang makan didesain menyatu, untuk memberikan kemudahan dalam berlalu lintas, keistimewaan berikutnya adalah terdapat 3 kamar tidur yang cukup luas, dengan demikian ruang tidur bisa menjadi tempat beraktivitas yang menyenangkan. Pada bagian depan rumah tedapat teras yang berfungsi untuk bersantai. Bentuk atap bangunan ini berbentuk trapesium yang menngunakan bahan atap genteng metal. Rumah ini dilengkapi dengan sanitasi yang baik. Rumah ini jaga dilengkapi dengan saluran keliling sebagai tempat pembuangan air kotor dan air hujan. Gambar rencana teras, ruang tamu, ruang tidur, ruang makan, dapur, WC dapat dilihat pada lampiran.

4.2

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis 1. Pekerjaan Persiapan a. Sebelum melaksanakn pekerjaan fisik, harus dipersiapkan jalan ke lokasi proyek untuk mempermudah pemasukan bahan bangunan ke lokasi proyek / pekerjaan. b. Sebelumnya dimulainya pekerjaan fisik, terlebih dahulu lokasi harus dibersihkan dari semak-semak dan pohon-pohon yang akan mengganggu kelancaran pekerjaan. c. Pembersihan lokasi dilaksanakn sesuai dengan ukuran areal yang ditetapkan dalam gambar atau ditentukan oleh pengawas, semua lokasi proyek harus bersih dari bekas-bekas pembuangan sampah. d. Sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan, maka pemborong / pemilik bangunan harus terlebih dahulu merundingkan pembagian halaman kerja

Jailani, nasrullah, Setiadi Saragi

Estimasi Biaya untuk tempat mendirikan gudang dan los kerja tempat penimbunan bahanbahan dan sebagainya. e. Untuk keperluan pelaksanaan pekerjaan di lokasi, maka pemborong / pemilik bangunan dengan biaya sendiri harus menyediakan gudang tempat penyimpanan bahan-bahan dan alat-alat serta los kerja. f. Gudang dan los kerja dapat dibongkar setelah pekerjaan selesai 100% dan pembongkaran mendapat izin dari pemilik bangunan tersebut g. Pekerjaan Pemasangan Bouwplank Pemasangan bouwplank (pematokan) dilaksanakan bersama-sama pemilik proyek dan pengawas serta kepala tukang Pematokan harus dilaksanakn dengan memakai alat ukur yang sesuai dengan kebutuhan, peil lantai + 0,00 adalah 30 cm dari muka halaman yang tertinggi dari bangunan Pasang bouwplank dilaksanakan 150 cm dari sisi bangunan Peil + 0,00 dibuat dari patok kayu 5/7 yang ditanam dalam tanah, telah ditentukan pada waktu pematokan

2. Pekerjaan Pondasi a. Sebelum dimulai pekerjaan pondasi, maka semua lubang-lubang untuk pondasi harus mendapat persetujuan dari pemilik bangunan, mengenai ketepatan ukuran dan bentuknya b. Dasar galian pondasi diberi lapisan pasir setebal 8 cm padat, memadatkannya tidak boleh disiram dengan air c. Cor lantai kerja 1 pc: 3 ps : 5 kr. Tebal 12 cm d. Sistem pondasi yang digunakan pada bangunan ini adalah Pondasi telapak beton bertulang, bentuk dan ukuran sesuai dengan gambar rencana Balok sloof beton bertulang yang menghubungkan antara dua pondasi telapak, bentuk dan ukuran sesuia dengan gambar rencana

Jailani, nasrullah, Setiadi Saragi

Estimasi Biaya 3. Pekerjaan Struktur Beton a. Rangka bangunan dipakai kolom induk dan kolom praktis dimensi sesuai gambar, untuk ukuran dan bentuk pembesian sesuai gambar dan terpasang baik pada waktu pemgecoran b. Balok lantai terdiri dari balok induk, yaitu balok yang membentang diantara dua kolom, bentukukuran maupun pembesiannya sesuai gambar c. Pekerjaan reng balok Diameter besi dan bentuk penulangan harus sesuai denagn gambar rencana / detail Tinggi dan lebar ring balok sesuai dengan ukuran pada gambar rencana Cor reng balok dengan perbandingan 1 pc : 2 ps : 3 kr

4. Pekerjaan Dinding a. Batu bata yang digunakan batu bata dari daerah kulim dengan kualitas baik b. Pasangan batu bata seluruh dinding di atas sloof setinggi 50 cm,40 cm dan 30 cm dipasang dengan adukan spesi 1 pc : 2 ps (trasram). Untuk kamar mandi, tinggi trasram 1.5 m. c. Pasangan batu bata diatas ketinggian 30 cm sampai ring balok menggunakan adukan spesi 1 pc : 4 ps d. Pasangan batu bata pada dinding harus dipasang dengan sebaik-baiknya, pasangan harus rapi, pasangan dinding batu bata yang tidak rata harus dibongkar

5. Pekerjaan Kusen Pintu dan Jendela a. Jenis kayu yang digunakan adalah kayu kemper / sejenisnya dengan ukuran yang disesuaikan dengan gambar rencana b. Pemasangan kusen harus benar-benar waterpass dan tegak lurus c. Pemasangan yang tidak waterpass, tidak tegak lurus harus dibongkar dan diperbaiki d. Pekerjaan vebtilasi/lubang angin yang digunakan adalah dari kayu kemper/sejenisnya Jailani, nasrullah, Setiadi Saragi

Estimasi Biaya e. Ukuran dan bentuk di sesuaikan dengan gambar rencana f. Kaca jendela dan kaca mati menggunakan kaca setebal 5 mm

6. Pekerjaan Plesteran a. Sebelim memulai pekerjaan plesteran, semua pipa untuk instalasi listrik atau instalasi air, yang akan terpasang / tertamam dalam dinding harus sudah tertanam dengan baik b. Permukaan dinding batu bata yang akan diplaster disiram denagn air sampai jenuh c. Pondasi menerus batu bata di plaster campuran 1pc : 3 ps d. Dinding batu bata luar dan dalam ketinggian kuran dri 30 cm di plaster dengan adukan 1 pc : 2 ps (trastam) e. Dinding batu bata dalam dan luar dalam ketinggian di atas 30 cm di plaster dengan adukan 1 pc : 4 ps f. Dinding kamar KM/WC setinggi 150 cm dari lantai dipasang keramik ukuran 20x20 dengan masterina / sejenisnya

7. Pekerjaan Rangka Atap a. Rangka atap berupa kuda-kuda, balok gording, kasau, reng dan lain-lain, dibuat dari kayu meranti/ kayu kelas II berkualitas baik, tua dan kering b. Pembuatan kuda-kuda untuk ketepatan bentuk ukuran harus

memperhatilkan gambar detail kuda-kuda c. Hubungan atar kuda-kuda diperkuat dengan menggunakan skor angin sebanyak dua batang, dipasang secara bersilang d. Perletakan gording harus diperkuat dengan menggunakan klos dan jarak antara gording disesuaikan dengan gambar detail e. Diatas gording dipasang kasau kayu, diatas kasau dipasang kayu reng sebagai tempat perletakan atap. Ukuran dan jarak disesuaikan dengan gambar rencana

Jailani, nasrullah, Setiadi Saragi

Estimasi Biaya f. Pada pucuk kuda-kuda diberi nok gording dan kemudian dipasang papan ruiter/ papan perabung ukuran 2/20 cm sebagai lapisan pemasangan perabung g. Pekerjaan lisplank Lisplank menggunakan lisplank beton campuaran 1 pc : 2 ps : 3 kr Pemasangan lisplank harus benar-benar lurus dan rapi

h. Seluruh permukaan kayu kuda-kuda, gording dan skor angin, balok bubungan, kayu kasau, kayu reng diberi residu dengan baik dan rata terlebih dahulu sebelum ditutup dengan atap i. Sambungan diberi baut penguat dan plat

8. Pekerjaan Penutup Atap a. Atap yang digunakan adalah atap genteng metal super steel setara multi roof tebal 0.2 mm b. Pemasangan atap genteng metal, harus dilaksanakan dengan baik dan rapi, dip[asang denagn menggunakan paku atap berkualitas baik c. Rabung / jurai atap dipasang rabung / jurai genteng netal d. Atap, rabung dan nok pinggir merupakan genteng metal setara multi roof dengan ketebalan 0.2 mm

9. Pekerjaan Plafond a. Untuk rangka dipakai kayu tipe III b. Pemasangan rangka plafond sesuai dengan pembagi plafond c. Ketinggian pemasangan rangka plafond sesuai denagn gambar reancana, pemasangan digantung pada balok kuda-kuda dengan menggunakan balok penggantung 5/7 cm yang kuat d. Penutup plafond pada talang lisplank menggunakan piri-pii, dipakai kayu 2/10 cm sejenis meranti

Jailani, nasrullah, Setiadi Saragi

Estimasi Biaya 10. Pekerjaan Lantai a. Sebelum pemasangan lantai dasar dimulai terlebih dahulu dilakukan penimbunan tanah urug padat pada seluruh luasan lantai ruangan, pemadatan tidak boleh disiram dengan air. Pemadatan dilakukan dengan cara menumbuk memakai alat penumbuk manual atau memakai alat penumbuk mekanik atau stamper. b. Diatas tanah timbun yang telah dipadatkan diberi lapisan pasir setebal 5 cm, pemadatan pasir disiram dengan air. c. Setelah urugan pasir diberi coran beton campuran 1 pc : 3 ps : 5 kr setebal 5 cm. d. Bahan lantai yang digunakan adalah: - Untuk seluruh lantai ruangan lantai dipakai keramik 40 x 40 cm setara masterina. - Untuk lantai KM/WC dipakai keramik 20 x 20 cm setara masterina.

11. Pekerjaan Kunci dan Alat Penggantung a. Pemasangan kunci tanam harus dikerjakan dengan teliti, sehingga menghasilkan suatu pekerjaan yang baik dan memuaskan. b. Setiap daun pintu dipasang 2 buah engsel, 2 buah grendel, sedangkan pada jendela kaca setiap daun pintunya dipasang 2 buah engsel, 2 buah grendel, 2 buah hak angin dan 1 buah tangan-tangan.

12. Pekerjaan Sanitasi dan Septic Tank a. Pemasangan pipa air bersih, instalisasi air kotor harus sesuai dengan gambar rencana. b. Instalisasi sir bersih: - Saluran air bersih untuk diluar bangunan dipakai pipa PVC pemasangan tertanam didalam tanah. - Saluran air bersih untuk didalam ruangan dipakai pipa PVC , pemasangan tertanam pada dinding.

Jailani, nasrullah, Setiadi Saragi

Estimasi Biaya - Penyambungan pipa menggunakan soket untuk sambungan lurus dan elbow untuk pembelokan, penyambungan harus kuat dan tidak bocor. - Titik instalasi air bersih dianggap selesai setelah diadakan pengujian seluruh instalasi. c. Instalasi air kotor - Air kotor dari klosed dialirkan ke bak control dengan menggunakan pipa PVC 4, tebal 3 mm, dan dari bak kontrol ke septic tank dengan menggunakan pipa yang sama. - Baik pipa air kotor maupun air bersih yang lewat dari lantai II kelantai dasar ditempatkan pada jalur pipa berupa saf dari pasangan bata dan bagian luarnya diplaster seperti pasangan dinding. d. Instalasi air buangan/air hujan - Air hujan dari atap dialirkan menggunakan pipa PVC 2.5, yang ditanamkan didalam kolom. - Air buangan dari dapur dialirkan menggunakan pipa PVC 2.5, yang dipasang dinding bagian luar. - Air buangan dari kamar mandi dialirkan menggunakan pipa 2.5, yang dipasang sesuai dengan gambar rencana. - Semua air buangan dan air hujan dialirkan ke parit. e. Septik tank : - Ukuran dan bentuknya disesuaikan dengan gambar detail. - Adukan untuk batu bata, raben dan plasteran dinding menggunakan adukan 1 : 2 ( kedap air ) f. Peresapan : - Ukuran dan bentuk dan lapisan-lapisan sesuai gambar detail persapan. - Air kotor dari septic tank di alirkan ke peresapan, dengan menggunakan pipa PVC 4 tebal 3 mm. g. Alat-alat sanitasi yang digunakan antara lain : - Klosed duduk porselin - Wastafel porselin Jailani, nasrullah, Setiadi Saragi - Bak air fiber - Floor drain

Estimasi Biaya 13. Pekerjaan Instalasi listrik a. Instalasi listrik dipersiapkan dengan tegangan 1200 volt, pemasangan harus memakai Biro Instalator yang sudah diakui/mendapat izin dari Perusahaan Listrik Negara setempat b. Jumlah titik lampu dan stop kontak maupun perletakannya sesuai dengan gambar rencana. c. Saklar dan stop kontak ditanamkan dala tembok setinggi 150 cm dari lantai d. Semua amateur lampu dipasang menempel diluar plafond e. Pipa instalasi dan kabel listrik dipakai harus memenuhi standart PLN. f. Pada lantai dasar diberi panel box yang berfungsi sebagai panel penghubung dan pembagi atau pendistribusian arus. g. Bentuk letak disesuaikan dengan gambar rencana.

14. Pekerjaan Pengecatan dan Sejenisnya a. Pengecatan tembok - Sebelum pengecatan dimulai tembok yang akan dicat harus benarbenar kering. - Tembok yang akan di cat terlebih dahulu diberi lapisan pelamir hingga merata dam kering kemudian dihaluskan dengan amplas. - Setelah lapisan pelamir dihaluskan, permukaan tembok diberi lapisan cat dasar. - Setelah cat dasar mengering dilanjutkan dengan pengecatan kedua. - Semua bata dan pertisi gypsum dicat dengan cat air berkualitas baik. b. Pengecatan kayu - Komponen-komponen bangunan yang di cat untuk pekerjaan kayu - Semua kayu kuda-kuda, rangka atap, rangka plafond diawetkan dengan residu minimum dengan tiga kali saouan merata pada seluruh permukaan kayu. - Piri-piri dicat dengan cat minyak tiga kali sapu.

Jailani, nasrullah, Setiadi Saragi

Estimasi Biaya c. Proses pekerjaan pengecatan adalah sebagai berikut : - Diratakan hingga lubang-lubang yang ada dan pertemuan kayu tertutup dengan rata dan digosok sampai halus dengan amplas. - Diberi cat finishing minimal tiga kali sapuan hinga merata dengan platone, dan warna disesuai dengan keinginan pemilik/gambar rencana.

15. Pekerjaan Pembersihan a. Sesudah bagian-bagian dari gedung lengkap sesuai spesifikasi gambargambar rencana dan memenuhi syarat-syarat rencana teknis. b. Lantai, cat-cat, pekerjaan atap, parit, perataan tanah/halaman dan seluruh kotoran telah dibersihkan. c. Setiap pintu dan jendela sudah dapat dibuka dengan baik. d. Pekerjaan cat sudah selesai secara garis besar, yang tinggal hanya untuk penyempurnaannya saja.

16. Pekerjaan Penutup a. Meskipun dalam bestek ini pada uraian pekerjaan dan uraian bahan-bahan tidak dinyatakan dengan kata-kata yang harus disediakan oleh pemilik disebutkan dalam penjelasan pekerjaan ini, pekerjaan tersebut diatas tetap dianggap ada dan dimuat dalam bestek. b. Pekerjaan yang akan nyata-nyata menjadi bagian dari pekerjaan pembangunan ini tetapi tidak di uraikan atau dimuat dalam bestek ini tetapi diselenggarakan dan di laksanakan, harus dianggap seakan-akan pekerjaan itu diuraikan dan dimuat dalam bestek. c. Pekerjaan penggantian terhadap item jenis pekerjaan dilakukan setelah mendapat persetujuan dari pemilik atau pengawas.

Jailani, nasrullah, Setiadi Saragi

Estimasi Biaya Untuk mendapatkan harga bahan bangunan dengan perhitungan anggaran biaya teliti, maka yang perlu diketahui adalah: 1. Bestek dan gambar bestek Dari bestek dapat diketahui mengenai peraturan-peraturan yang mengikat pada proyek tersebut. Sedangkan gambar bestek dibutuhkan untuk dapat menghitung volume/kubikasi pekerjaan. 2. Volume kubikasi pekerjaan Dari perhitungan volume dapat diketahui berapa banyak kebutuhan bahan untuk pelaksanaan pekerjaan tersebut. 3. Daftar harga bahan dan upah Daftar harga bahan dan upah yang diperoleh dari menanyakan langsung/survey pasar pada took-toko yang menjualnya. 4. Analisa harga satuan pekerjaan diperoleh dengan cara mengalikan daftar analisa pekerjaan dengan harga bahan dan upah. 5. Rencana anggaran biaya Rencana anggaran baiaya diperoleh dengan cara mengalikan volume/kubikasi pekerjaan dengan harga satuan pekerjaan. 6. Rekapitulasi pekerjaan Merupakan rekapitulasi dari rencana anggaran biaya tersebut. 7. Persentase bobot pekerjaan Yaitu persentase pekerjaan yang diperoleh dengan cara V HSP HB PBP = Volume = Harga Satuan Pekerjaan = Harga Bangunan = Persentase Bobot Pekerjaan

Keterangan :

Jailani, nasrullah, Setiadi Saragi

Estimasi Biaya BAB V PENUTUP

5.1. Kesimpulan Dari hasil perhitungan rencana anggaran biaya rumah sederhana dengan luas lantai 340 m2 didapatkan total biaya yaitu sebesar Rp. 978.880.000,- (Sembilan ratus tujuh puluh delapan juta delapan ratus delapan puluh ribu rupiah).

5.2. Saran Dalam perhitungan rencana anggaran biaya ini, faktor harga bahan dari toko rujukan sangat menentukan nilai RAB. Untuk itu, sebaiknya dalam perencanaan rencana anggaran biaya sebaiknya memiliki rujukan harga bahan dari beberapa toko agar kita bisa memilih harga bahan yang murah dari toko tersebut supaya RAB kita dapat memiliki nilai yang paling optimal.

DAFTAR PUSTAKA Jailani, nasrullah, Setiadi Saragi

Estimasi Biaya

Ibrahim, H. Bachtiar. 1993. Rencana dan Estimate Real of Cost. Jakarta : Bumi Aksara. 1983. Analisis BOW (Analisa Upah dan Bahan). Bandung : M2S. Analisa Satuan Upah dan Bahan (SK - SNI - 2002) Analisa Satuan Upah dan Bahan (SK - SNI - 2008) SNI Bangunan Gedung, SNI_20DT_2091-0006-2007

Jailani, nasrullah, Setiadi Saragi