Transgenik Salmon

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/10/2019 Transgenik Salmon

    1/17

    BIOTEKNOLOGI TRANSGENIK MIKROINJEKSI PADA IKAN SALMON

    MAKALAH

    Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mandiri (Uas)

    Mata Kuliah : Bioteknologi

    Dosen Pengampu: Ina Rosdiana, M. Pd

    Di susun oleh

    Nama : Khoirul Anam

    NIM : 14111610026

    Kelas : Biologi A/6

    KEMENTRIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA

    INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SYEKH NURJATI

    CIREBON

    2014

  • 8/10/2019 Transgenik Salmon

    2/17

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini sudah berkembang sangat pesat. Dimana

    penerapannya sebagian besar digunakan untuk meningkatkan taraf hidup manusia.

    Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut menjangkau setiap aspek kehidupan

    manusia, tak ketinggalan pula dalam bidang bioteknologi. Selain dalam bidang pertanian

    dan pangan, bioteknologi modern juga telah menjangkau bidang kelautan dan perikanan.

    Beberapa permasalahan perikanan terutama dalam budidaya ikan dapat teratasi dengan

    bioteknologi mol ekuler, salah satu teknologi tersebut adalah dengan

    pengembanganTeknologi Transgenik. Transgenik adalah memindahkan gen dari satu

    makhluk hidup ke makhluk hidup lainnya, baik dari satu hewan ke hewan lainnya ataudari satu tanaman ke tanaman lainnya. Salah contoh dari teknologi transgenetik ini yaitu

    ikan transgenik.

    Teknologi ikan transgenik mampu menghasilkan benih ikan unggul, yaitu melalui

    perbaikan mutu genetik ikan yang akan dipelihara atau dibudidayakan. Perbaikan mutu

    genetik ini bermanfaat untuk meningkatkan produksi dan produktivitas ikan.

    Keunggulan ikan hasil rekayasa ini antara lain pertumbuhan cepat, tahan terhadap

    serangan penyakit, dan tahan terhadap lingkungan yang cukup ekstrem. Pada tulisan ini

    akan dikaji mengenai pengertian transgenic pada ikan, bagaimana metode atau proses

    yang digunakan , serta bagaimana keunggulan dari ikan transgenetik tersebut.

    B. Rumusan Masalah

    Rumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut :

    1. Apakah yang dimaksud dengan ikan transgenik?

    2. Bagaimana konsep dasar dari ikan transgenik?

    3. Bagaimanakah proses transgenik pada ikan terutama ikan salmon?

    4. Apa saja kelebihan dan kelemahan dari ikan transgenik?

  • 8/10/2019 Transgenik Salmon

    3/17

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. Defenisi Ikan Transgenik

    Transgenik terdiri dari kata trans yang berarti pindah, dan gen yang berarti

    pembawa sifat. Jadi transgenik adalah memindahkan gen dari satu makhluk hidup ke

    makhluk hidup lainnya, baik dari satu hewan ke hewan lainnya atau dari satu tanaman ke

    tanaman lainnya, atau dari gen hewan ke tanaman dan sebaliknya. Transgenik secara

    definisi adalah The Use of Gene Manipulation to Permanently Modify the Cell or Germ

    Cells of Organism (Penggunaan Manipulasi Gen untuk Mengadakan Perubahan yang

    tetap pada Sel Makhluk Hidup). Transgenik atau teknologi DNA rekombinan (rDNA)

    merupakan rekayasa genetik yang memungkinkan kombinasi ulang (rekombinasi) atau penggabungan ulang gen dari sumber yang berbeda secara in vitro.

    Definisi transgenik pada ikan atau hewan ternak pada umumnya adalah

    memasukkan DNA rekombinan yang telah dikendalikan ke dalam genom, sehingga DNA

    yang dimasukkan ini dapat mengembangkan salah satu aspek dari produktivitas, juga

    DNA dan efeknya dapat diturunkan kepada anaknya.

    B.

    Konsep Transgenik

    Setiap spesies ikan mempunyai kemampuan tumbuh yang berbeda-beda.

    Perbedaan pertumbuhan ini dapat tercermin, baik dalam laju pertumbuhannya maupun

    potensi tumbuh dari ikan tersebut. Perbedaan kemampuan tumbuh ikan pada dasarnya

    disebabkan oleh perbedaan faktor genetik (gen). Ikan mempunyai gen khusus yang dapat

    menghasilkan otransgenikan atau sel otransgenikan tertentu dan gen umum yang

    memberikan turunan kepada jenisnya. Baik gen khusus maupun gen umum dari setiap

    ikan terdiri dari bahan kimia yaitu DNA deoxyribonucleic acid) dan RNA (ribonucleic

    acid). Ekspresi dari gen-gen tersebut dan sel yang terbentuk menjadi satu paket yang

    selanjutnya mempengaruhi pertumbuhan.

    Karakteristik genetik tertentu yang dimiliki oleh seekor ikan biasanya menyatu

    dengan sejumlah sifat bawaan yang mempengaruhi pertumbuhan seperti kemampuan

    ikan menemukan dan memanfaatkan pakan yang tinggi, ketahanan terhadap penyakit dan

  • 8/10/2019 Transgenik Salmon

    4/17

    dapat beradaptasi terhadap perubahan lingkungan yang luas. Semua hal tersebut akhirnya

    tercermin pada laju pertumbuhan ikan.

    Untuk mencapai hal tersebut, perlu dilakukan usaha-usaha yang mampu

    menghasilkan benih ikan unggul seperti tersebut diatas salah satu cara yang dapat

    dilakukan adalah dengan rekayasa genetik melalui penerapan teknologi transgenik pada

    ikan. Transgenik atau teknologi DNA rekombinan (rDNA) merupakan rekayasa genetik

    yang memungkinkan kombinasi ulang (rekombinasi) atau penggabungan ulang gen dari

    sumber yang berbeda secara in vitro.

    Tujuan dari transgenik ini adalah untuk mendapatkan sifat yang diinginkan dan

    peningkatan produksi. Meskipun teknologi transgenik ini memungkinkan untuk

    diaplikasikan dalam bidang akuakultur (budidaya perikanan), namun masih perlu

    dilakukan penelaahan khusus untuk mengetahui teknologi tersebut.Dalam perkembangannya, pembentukkan ikan transgenik melalui transfer DNA

    contruct dapat dilakukan dengan beberapa metode (Tsai, 2008), diantaranya adalah :

    1. Microinjection (Mikroinjeksi)

    Microinjection (Mikroinjeksi) adalah metode yang paling banyak digunakan

    karena mempunyai keberhasilan yang lebih tinggi dibandingkan dengan metode yang

    lain. Pertama kali, metode mikroinjeksi dilakukan oleh Gurd on (1963) pada telur

    amphibia dengan menginjeksikan sitoplasma ke dalam zygot katak, namun hasilnya

    tidak berpengaruh pada perkembangan embrio selanjutnya. Pada ikan juga telah

    dilakukan oleh beberapa peneliti diantaranya telah dilakukan oleh Chourrout et al

    (1986) pada ikan Rainbow Trout (Salmo gairdneri), dan Ozato et al (1986) pada ikan

    Medika (Oryzias latpes).

    2. Retroviral Infection (Infecksi pada Virus),

    Retroviral Infection (Infeksi pada virus) atau dengan kata lain introduksi gen

    melalui virus sebagai mediator. Pada metode ini, virus ditumpangi oleh gen yang

    dikehendaki dan diintroduksikan kedalam embrio hewan. Virus mempunyai ukuran

    yang sangat kecil dan mampu menembus inti sel dan virus m empunyai genom yang

    terdiri dari RNA yang mempunyai kemampuan untuk mentraskripsikan DNA. Bila

    satu sel diinfeksi dengan retrovirus maka akan menghasilkan DNA virus, setelah

    DNA ditranskripsikan akan berintegrasi dan menjadi bagian dari genome induk. Un

  • 8/10/2019 Transgenik Salmon

    5/17

    species ikan telah dilakukan diantaranya oleh Lin et al (1994) dan Gaiano et al (1996)

    pada ikan Zebrafish (Brachydanio rerio).

    3. Sperm-mediated Gene Transfer (Sperma sebagai Pembawa Gene)

    Spermatozoa merupakan sarana seluler yang spesifik dirancang untuk

    mentransfer DNA asing kedalam oosit, sperma terlibat langsung dalam proses

    fertilisasi. Matriks DNA diikat pada daerah postacrosomal oleh komponen protein

    spesifik dan akan bergabung dengan genome induk setelah terjadi fertilisasi.

    Pengikatan gen oleh sperma secara optimal bila sperma dalam keadaan motil dan

    konsentrasi DNA cukup t inggi. Metode ini juga telah dicobakan oleh Muller et al

    (1992) dalam Tsai (2008).

    4. Particle Bombardment (Partikel Gun atau Bi olistik)

    Metode ini banyak digunakan pada tanaman dengan cara DNA diikat padasuatu mikropartikel. Transfer gen dengan metode ini mempunyai banyak keuntungan

    yaitu mudah ditangani dengan satu kali tembakan akan menghasilkan beberapa

    sasaran, partikel dapat mencapai sasaran yang lebih dalam dan dapat digunakan pada

    berbagai macam jaringan (Potrykus, 1996). Pada ikan telah dicobakan oleh Kolenikov

    et al (1990).

    5. Electroporation (Elektroporasi)

    Metode ini gamet atau embrio ditempatkan pada suatu cuvet yang mana

    membran selnya permiabel terhadap molekul DNA bila mendapatkan aliran (pulsa)

    listrik pendek (beberapa saat). Ketika aliran listrik dihilangkan dan membran selnya

    kembali seperti semula, beberapa fragment DNA asing akan tinggal dalam gamet atau

    embrio. Metode ini mudah dan cepat dan memungkinkan untuk melakukannya pada

    ratusan oosit ikan atau telur ikan yang telah difertilisasi dalam satu kali kejutan.

    C. Transgenetik pada Ikan Salmon ( Oncorh ynchus n erka )

    Perkembangan transgenik ikan saat ini sudah sangat berkembang, para ilmuwan

    telah berhasil menemukan berbagai jenis ikan yang direkayasa sehingga berukuran lebih

    besar dari normalnya, para ilmuwan juga telah berhasil menemukan ikan zebra yang

    mampu bercahaya dan lain sebagainya. Akan tetapi pada makalah ini kami akan

    membahas mengenai transgenik pada ikan salmon.

  • 8/10/2019 Transgenik Salmon

    6/17

    Hampir 10 tahun ikan transgenik tersimpan dalam tangki penelitian Departemen

    Perikanan dan Kelautan Kanada di Vancouver Barat. Ribuan salmon transgenik berenang

    lamban dan terus mengunyah karena diberi makan 20 kali sehari. Mereka dirancang

    tumbuh delapan kali lebih cepat dan berat 37 kali lebih besar dari ukuran normal, seperti

    dikutip Berita Bumi (Oktober 1999).

    A/F Protein Canada Inc. berharap sudah dapat memasarkan ikan salmon dan trout

    transgenik tahun 2001. Ikan bermerek AquaAdvantage itu dirancang agar

    pertumbuhannya dipercepat sampai 400%. Kehadiran ikan transgenik diawali oleh

    Jepang ketika mencoba menciptakan ikan tuna super secara genetis tahun 1980 -an.

    Selain sulit, penelitiannya membutuhkan banyak dana, karena susunan genetisnya rumit.

    Kini peneliti menemukan kunci genetis untuk memacu pertumbuhan 11 spesies ikan

    bernilai komersial, juga udang. Terciptanya ikan super tanpa sengaja. Mula-mula penelitiA/F Protein mengamati ikan flounder yang bertahan hidup dalam laut Kanada yang beku.

    Rahasia ikan flounder pun ditemukan Garth Fletcher, biolog ikan dari Universitas

    Memorial di New Foundland dan Choy Hew dari Universitas Toronto, yakni adanya gen

    yang memungkinkan flounder mampu hidup di air beku. Gen itu digabungkan dengan

    gen pemicu pertumbuhan dengan harapan salmon dapat tumbuh sampai 20 30% lebih

    besar. Kedua gen disuntikkan ke embrio salmon sehingga terus memproduksi hormon

    pertumbuhan. Hasilnya, salmon tumbuh 400 600% lebih cepat dalam 14 bulan pertama,

    dan dapat dipasarkan setahun lebih cepat dari salmon biasa.

  • 8/10/2019 Transgenik Salmon

    7/17

    D. TRANSGENIK MIKROINJEKSI

    Teknologi transgenik dengan mikroinjeksi pada ikan dilakukan melalui

    mikrophile yang terdapat pada chorion telur (oosit). Metode ini terdiri dari beberapa

    tahap, yaitu

    1. Persiapan Gen

    Pertama-tama dipersiapkan gen yang akan ditranfer. Persiapan ini dimulai dari

    isolasi DNA, yang dapat diisolasi dari darah, daging, sirip ataupun sisik. Misalnya

    dari sisik dapat dilakukan dengan prosedur sebagai berikut :

    a. Isolasi dan Purifikasi DNA

    1) Sampel dari jaringan ikan ditimbang sebanyak 25-50 mg lalu dicacah

    menggunakan skapel, kemudian dimasukkan ke dalam tabung evendorf

    ukuran 2 ml.

    2) 200 l Tissue Lysis Buffer dan 40 l Proteinase K ditambahkan ke dalam

    tabung yang berisi sampel jaringan, kemudian dicampur dengan segera dan

    diinkubasi pada suhu 55o

    C selama 1 jam (atau sampai jaringan hancur dengansempurna).

    3) 200 l Binding Buffer ditambahkan lagi ke dalam tabung lalu dihomogenkan

    dengan segera, kemudian diinkubasi selama 10 menit pada suhu 70 oC.

    4) 100 l Isopropanol ditambahkan ke dalam tabung, kemudian dihomogenkan.

    5) Memindahkan sampel ke dalam high filter tube yang telah dipasangkan

    dengan collection tube.

    6) Sampel disentrifuge selama 1 menit dengan kecepatan 9200 rpm.

    7) Membuang collection tube, menambahkan 500 l Inhibitor Removal Buffer,

    kemudian disentrifuge selama 1 menit pada kecepatan 9200 rpm.

    8) Membuang collection tube, menambahkan 500 l Wash Buffer, kemudian

    disentrifuge selama 1 menit pada kecepatan 9200 rpm.

  • 8/10/2019 Transgenik Salmon

    8/17

    9) Membuang collection tube, menambahkan 500 l Wash Buffer, kemudian

    disentrifuge selama 1 menit pada kecepatan 9200 rpm.

    10) Membuang supernatan dari collection tube, kemudian disentrifuge selama 10

    detik dengan kecepatan 14.000 rpm.

    11) Membuang collection tube, memasangkan tabung evendorf baru pada high

    filter tube.

    12) 200 l Elution Buffer (yang telah diinkubasi hingga suhu 70 oC) ditambahkan

    ke dalam high filter tube, kemudian disentrifuge selama 1 menit dengan

    kecepatan 9200 rpm.

    13) Membuang high filter tube, menambahkan 140 l Isopropanol, kemudian

    disentrifuge selama 30 menit dengan kecepatan 14.000 rpm.

    14) Membuang supernatan, menambahkan 66,7 l Et-OH (Alkoho l 70%) dingin,kemudian disentrifuge selama 10 menit dengan kecepatan 14.000 rpm.

    15) Membuang supernatan (pelet tidak boleh ikut terbuang), kemudian diangin-

    anginkan hingga pelet mengering (kurang lebih selama 12 jam).

    16) 20 l TE ditambahkan ke dalam tabung, dan DNA to tal siap diproses lebih

    lanjut.

    b. Isolasi Promotor (Restriksi DNA).

    Mencari sekuen promoter region gen pengkode, tergantung pada jenis gen

    yang akan ditranfer, misal gen GH ikan jenis lain yang telah dilaporkan

    sebelumnya pada gene bank (Nasional Center for Biotechnology Information-

    NCBI).

    1) Mencari dan menentukan enzim restriksi yang sesuai untuk memotong

    promoter region gen pengkode, misalnya untuk GH adalah BamHl, Ball , Sfil,

    Sbal, dan EcoRl.

    2) Hasil dari pemotongan dengan enzim restriksi kemudian dielektroforesis dan

    dibandingkan berat molekulnya dengan DNA marker.

  • 8/10/2019 Transgenik Salmon

    9/17

    3) Pita (band) yang sesuai dengan DNA marker untuk promotor gen pengkode

    dipisahkan dengan cara memotong gel yang berisi band tersebut kemudian

    diisolasi dari gel dengan menggunakan DNA elution kit.

    4) Diperoleh suspect DNA promotor gen pengkode, misalnya promo tor gen

    pengkode GH.

    Gambar 1. Skematis pemotongan (restriksi) gen

    2. Koleksi Telur, Sperma & Fertilisasi

    Koleksi telur dan sperma dapat dilakukan melalui pemijahan buatan (induced

    breeding) dengan menggunakan hormon. Jenis hormon yang dapat digunakan

    diantaranya adalah GnRHa, LHRHa, Ovaprim (GnRHa ikan Salmon + dopamin),

    Ovopel (GnRHa mamalia + dopamin). Selain itu dapat pula melalui penyuntikan

    dengan ekstrak kelenjar hipofisa ikan, misal Carp Pituita ry Gland (Kelenjar Hipofisa

    Ikan Mas) yang dikenal dengan nama tekhnik hipofisasi. Sebelum dilakukan

    fertilisasi, terlebih dahulu diperiksa motilitas sperma. Sperm a ikan akan bergerak

    setelah kontak dengan air. Sperma yang baik mempunyai daya gerak atau motil

    selama lebih kurang 30 (tiga puluh) detik. Motilitas sperma ini viabilitas telur dapat

    dipertahankan apabila disimpan dalam larutan Ringer pada suhu 4 oC, dan biasanya

    http://4.bp.blogspot.com/_lzBRyFQltow/TBMoZdMV__I/AAAAAAAAAOk/Zqio51oH85I/s1600/Picture1.jpg
  • 8/10/2019 Transgenik Salmon

    10/17

    selama 2 (dua) jam dari waktu fertilisasi. Adapun komposisi larutan Ringer ini adalah

    : 6,5 gram NaCl, 0,25 gram KCl, 0,2 gram NaHCO 3, 0,4 gram CaCl 2-2H 2O yang

    dilarutkan dalam 1 (satu) liter aquabid est.

    Setelah telur dan sperma

    dikumpulkan atau dikoleksi, maka

    dilakukan fertilisasi, yaitu dengan

    menyatukan sperma dan ovum (telur)

    dalam suatu wadah dan kemudian diaduk

    dengan bulu ayam selama kira-kira satu

    menit. Setelah itu telur atau Ova siap untuk

    dilakukan transfer gen secara mikroinjeksi.

    Gambar 2 . Bentuk struktur telur

    3. Injeksi Gen ke Dalam Telur

    Mikroinjeksi gen pada telur dapat dilakukan secara manual ataupun dengan

    mengg unakan mesin yang diseput dengan Gen Pusher . Secara skematis photo

    alat tersebut dapat dilihat pada Gambar 3 di bawah ini.

    Gambar 3. Skematis Gen Pusher untuk Mikroinjeksi Telur.

    http://1.bp.blogspot.com/_lzBRyFQltow/TBMwUUjqjUI/AAAAAAAAAPU/92vWcecAwNg/s1600/Picture7.jpghttp://4.bp.blogspot.com/_lzBRyFQltow/TBMtGewRc1I/AAAAAAAAAO8/ot0Wp29XSMM/s1600/Picture6.jpghttp://1.bp.blogspot.com/_lzBRyFQltow/TBMwUUjqjUI/AAAAAAAAAPU/92vWcecAwNg/s1600/Picture7.jpghttp://4.bp.blogspot.com/_lzBRyFQltow/TBMtGewRc1I/AAAAAAAAAO8/ot0Wp29XSMM/s1600/Picture6.jpg
  • 8/10/2019 Transgenik Salmon

    11/17

    Dalam transgenik mikroinjeksi, penginjeksian gen dapat dilakukan pada dua

    tempat,yaitu :

    Gambar 4 . Metode

    Mikroinjeksi Gen pada

    Pronukleus Telur (Zygot) Ikan

    (Pinkert, 1994)

    Gambar 5 . Mitode

    Mikroinjeksi Gen pada Telur

    (Zygot) Ikan (Grabher dan

    Wittbrodt, 2007)

    Pada ikan injeksi atau trans gen dilakukan pada mikropil, sebagai contoh diam

    eter lubang mikropil telur ikan salmon 17 m, dalamnya 4 m, dan diameter mikropil

    canalnya 1,2 m (Riehl, 1980 dalam Hew dan Fletcher ( 2003). Setelah gen

    diinjeksikan, maka telur-telur tersebut di inkubasi untuk ditetaskan, kemudian

    dilakukan pula perawatan larva sampai menjadi benih dan seterusnya sampai

    berreproduksi kembali.

    http://4.bp.blogspot.com/_lzBRyFQltow/TBMzZ0azueI/AAAAAAAAAPk/aq7M4hEvxtk/s1600/Picture3.jpghttp://4.bp.blogspot.com/_lzBRyFQltow/TBMyNuoAWlI/AAAAAAAAAPc/ZqXz8CYnGzg/s1600/Picture2.jpghttp://4.bp.blogspot.com/_lzBRyFQltow/TBMzZ0azueI/AAAAAAAAAPk/aq7M4hEvxtk/s1600/Picture3.jpghttp://4.bp.blogspot.com/_lzBRyFQltow/TBMyNuoAWlI/AAAAAAAAAPc/ZqXz8CYnGzg/s1600/Picture2.jpg
  • 8/10/2019 Transgenik Salmon

    12/17

    4. Pemeriksaan/Pengujian

    Sebelum ikan transgenik tersebut dirilis, maka terlebih dahulu dilakukan

    pengujian atau pemeriksaan baik secara genetik maupun fenotip. Secara genotip

    bertujuan apakah gen yang ditransfer atau disisipkan tersebut sudah benar-benar

    menyambung sesuai dengan yang diinginkan. Pemeriksaan ada tidaknya tran sgen

    yang terintegrasi di dalam genom dianalisis dengan southern blot. Untuk ekspresi

    transgen diperiksa dengan metoda northern blot. Ikan transgenik yang berkembang

    dari zigot tersebu t dikenal sebagai Founders dan bersifat hemizygote. Untuk

    perbanyakan ikan transgenik, founders fish ini kemudian dikawinkan dengan ikan

    non transgenik. Untuk mendapatkan ikan transgenik yang homozygote, ikan

    transgenik hemizygote dikawinkan antar sesamanya. Ikan transgenik yanghomozygote ini kemudian dipelajari fenotifnya dengan mengamati pertumbuhan,

    konversi pakan dan bentuk-bentuk morfologinya (ada tidaknya kelainan pada organ).

    Sebagai contoh pada Tabel 1 dibawah ini terlihat resistensi gen asing pada beberapa

    jenis ikan trangenik, Tabel 2 dan 3 adalah penurunan sipat induk ke turunannya F 1

    dan F 2, serta Gambar 6 per bandingan pertumbuhan ikan Salmon transgenik dengan

    ikan Salmon non trangenik.

    http://2.bp.blogspot.com/_lzBRyFQltow/TBM3U1g1q0I/AAAAAAAAAP8/VR4gEP4jsA0/s1600/Picture4.jpg
  • 8/10/2019 Transgenik Salmon

    13/17

    Table 2. Inheritance (Penurunan Sifat Induk ke Anak) dari Turunan Trangenik pada Generasi F 1 .

    Jenis Kelamin P 1 F 1 Analyzed PCR % Transgenics

    Poecil iposis l ucida

    Male 19 4 21

    Female 14 8 57

    Male 34 23 68

    Male 21 6 28

    Male 24 14 58

    Procambriu s clarki i

    Male 12 4 33

    Female 12 8 67

    Catatan : P1 trangenik dikawinkan dengan non trangenik

    Sumber : Chen, 2002

    Table 3. Inheritance (Penurunan Sifat Induk ke Anak) dari Turunan Trangenik pada Generasi F 2

    Famili F 2 Analyzed PCR % Transgenics

    Poecil iposis l ucida

    F 1a >< Non-T 12 6 50

    F 1b >< Non-T 20 9 45

    F 1c >< Non-T 35 19 54

    F 1d >< Non-T 20 14 70

    F 1e >< Non-T 20 12 60

  • 8/10/2019 Transgenik Salmon

    14/17

    Procambriu s clarki i

    F 1a >< Non-T 15 8 57

    F 1b >< Non-T 15 7 47

    Catatan : P1 trangenik dikawinkan dengan non trangenik

    Sumber : Chen, 2002

    Gambar 6. Grafik Pertumbuhan Ikan Salmon Transgenik dan Non-Transgenik.

    E. Keuntungan dan Kelebihan Ikan Transgenik1. Kelebihan ikan transgenik

    Hasil penelitian transgenik pada ikan telah memberikan dampak yang positif pada

    pertumbuhan ikan dan terbukti bahwa gen luar yang ditranfer telah mampu berintregrasi

    dengan genomnya, hal ini dapat dilihat dari hasil pertumbuhan keturunannya yang cukup

    meyakinkan yaitu sekitar 4-6 kali lipat pada ikan salmon.

    Sedangkan hasil analisis berat badan ikan non transgenik dan transgenik pada

    ikan tilapia menurut Rahman dan Maclean (1999) menunjukkan bahwa keturunan F2

    (keturunan F2 adalah perkawinan antara jantan F1 dengan betina alam), ikan transgenik

    menghasilkan berat berkisar antara 60-90 gram/individu pada umur 5, 6, dan 7 bulan,

    sedang padaikan non transgenik menghasikan berat berkisar antara 20-30 gram/individu,

    http://1.bp.blogspot.com/_lzBRyFQltow/TBM051H0sHI/AAAAAAAAAPs/fuCkslOWeCQ/s1600/Picture5.jpg
  • 8/10/2019 Transgenik Salmon

    15/17

    dari hasil tersebut menunjukkan bahwa pada keturunan ke 2 (F2) sifat tumbuhnya masih

    dapat diturunkan, dan pertumbuhannnya sekitar 3 kali lipat dibandingkan dengan ikan

    kontrol.

    Adapun FCR(food conversi ratio) atau perbandingan antara pakan yang diberikan

    dengan daging yang dibentuk pada ikan transgenik mencapai 0,76 sedangkan

    nontransgenik sebesar 1,02, ini berarti bahwa ikan transgenik untuk menghasilkan satu

    kilogram daging hanya memerlukan pakan sebanyak 0,76 kg, sedangkan pada ikan biasa

    untuk menghasilkan daging satu kilogram memerlukan 1,02 kg pakan, dengan

    demikian menunjukkan bahwa didalam pemanfaatan pakan ikan trangenik lebih efisien

    dibandingkan dengan ikan nontransgenik.

    2. Kelemahan ikan transgenik

    Selain kelebihan yang dimiliki, ikan transgenik juga memiliki beberapa

    kelemahan. Terdapat skenario lain yang menandai resiko-resiko global yang

    berhubungan dengan lepasnya ikan transgenik ke dalam lingkungan. Meningkatkan

    tingkat pertumbuhan ikan meningkatkan kebutuhan-kebutuhan pakan harian mereka.

    Penelitian-penelitian baru telah menunjukkan bahwa ikan transgenik lebih agresif

    dan memakan lebih banyak makanan. Mereka juga tidak berenang sebaik ikan liar,

    sehingga mereka dapat dapat berkumpul di suatu area dan memonopoli persediaan

    makanan dan sumber daya lain (Yatim, 2003) Hal ini dapat mempunyai efekmenghancurkan lingkungan alami, khususnya karena sebagian besar ikan yang

    direkayasa saat ini misalnya salmon, trout, carp dan tilapia adalah pemangsa/

    predator. Pengalaman lalu telah menunjukkan bahwa memperkenalkan spesies-

    spesies predator besar kedalam lingkungan baru dapat menyebabkan bencana ekologi.

  • 8/10/2019 Transgenik Salmon

    16/17

    BAB III

    PENUTUP

    A. Kesimpulan

    Dari makalah yang telah diuraikan diatas, maka dapat diambil beberapa

    kesimpulan bahwa :

    1. Ada beberapa metode dalam transgenik diantaranya adalah: Microinjection, retroviral

    Infection, Sperm-mediated Gene Tranfer, Particle Bombardment dan Electroporation.

    2. Transgenik pada ikan bertujuan untuk meningkatkan mutu genetik, diantaranya

    pertumbuhan, konversi pakan, ketahanan terhadap penyakit, untuk ikan hias, dan lain

    sebagainya.

    3. Transgenik Microinjention terdiri dari beberapa tahap, yaitu:(a) Persiapan gen (isolasi

    dan purifikasi serta restriksi DNA), (b) Koleksi telur, sperma dan fertilisasi, (c)

    Injeksi Gen ke Dalam Telur, dan (d) Pemeriksaan/Pengujian Ekspresi Ikan Trangenik

    4. Kelebihan ikan transgenik adalah pertumbuhan yang cepat, pakan yang dibutuhkan

    sedikit, tahan terhadap penyakit pada lingkungan yang cukup ekstrim.

    5. Kelemahan ikan transgenik adalah apabila ikan samon transgenik ini di lepaskan ke

    habitat perairan alami, maka dapat menyebabkan ketidakseimbangan ekologi. Oleh

    karena itu, sebaiknya teknologi yang semakin maju juga harus mempertimbangkan

    keseimbangan ekologi.

    B. Saran

    Suatu kemajuan teknologi dapat dimanfaatkan untuk perkembangan zaman.

    Namun, sebaiknya kemajuan teknologi juga harus memperhatikan dan

    mempertimbangkan keseimbangan ekologi lingkungan.

  • 8/10/2019 Transgenik Salmon

    17/17

    DAFTAR PUSTAKA

    Rudiyanto, 2011. Transgenik. http://rudiyantoblog.blogspot.com Di akses pada tanggal 29 Mei2014

    Masrizal, 2010. Transgenik Mikroinjeksi Pada Ikan. http://masrizalnet.blogspot.com. Di akses pada tanggal 29 Mei 2014

    http://rudiyantoblog.blogspot.com/http://rudiyantoblog.blogspot.com/http://masrizalnet.blogspot.com/http://masrizalnet.blogspot.com/http://rudiyantoblog.blogspot.com/