4
TRAUMA SERVIKAL A. Anatomi Fisiologi B. B. C. Dermatom dan Miotom D. E. F. Pengertian Trauma Servikal Trauma servikal adalah suatu keadaan cedera pada tulang belakang servikal dan medulla spinalis yang disebabkan oleh dislokasi, subluksasi, atau fraktur vertebra servikalis dan ditandai dengan kompresi pada medula spinalis daerah servikal. G. Etiologi Fraktur servikal dapat disebabkan oleh beberapa hal, yaitu 1. Fraktur akibat peristiwa trauma 2. Fraktur akibat kelelahan atau tekanan 3. Fraktur patologik karena kelemahan pada tulang Miotom

Trauma Servikal

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Trauma servikal

Citation preview

TRAUMA SERVIKAL

A. Anatomi Fisiologi

B. B.

C. Dermatom dan Miotom

D. Miotom

E. F. Pengertian Trauma ServikalTrauma servikal adalah suatu keadaan cedera pada tulang belakang servikal dan medulla spinalis yang disebabkan oleh dislokasi, subluksasi, atau fraktur vertebra servikalis dan ditandai dengan kompresi pada medula spinalis daerah servikal. G. EtiologiFraktur servikal dapat disebabkan oleh beberapa hal, yaitu1. Fraktur akibat peristiwa trauma2. Fraktur akibat kelelahan atau tekanan3. Fraktur patologik karena kelemahan pada tulang

H. Patofisiologi

I. Klasifikasi Trauma Servikal

J. Manifestasi KlinisMenurut Hudak & Gallo, menifestasi klinis trauma servikal adalah sebagai berikut :1. Lesi C1-C42. Lesi C53. Lesi C64. Lesi C7Manifestasi klinik pada fraktur adalah sebagai berikut:a. Nyerib. Bengkak/edamac.Memar/ekimosisd.Spasme otote.Penurunan sensasif.Gangguan fungsig.Mobilitas abnormalh.Krepitasii.Deformitasj.Shock hipovolemikG.Pemeriksaan DiagnostikMenurut Doenges, (2000) ada pun pemeriksaan penunjang trauma servikal yaitu:1)Sinar X spinal2)CT scan3)MRI4)Mielografi5)Foto rontgen torak6)GDAH.KomplikasiKomplikasi pada trauma servikal adalah :a)Syok neurogenikb)Syok spinalc)Hipoventilasid)Hiperfleksia autonomice) Ileus Paralitikf) Retensio urineg) Pneumoniah) DecubitusI.PenatalaksanaanMenurutENA, (2000) penatalaksanaan pada pasien trauma servikal yaitu : Mempertahankan ABC (Airway, Breathing, Circulation) Stabililisasi tulang servikal sampai ada hasil pemeriksaan rontgen (C1 - C7) dengan menggunakan collar (mencegah hiperekstensi, fleksi dan rotasi) Memonitor tanda-tanda vital meliputi RR, AGD (PaCO2), dan pulse oksimetri. Memonitor tingkat kesadaran dan output urin untuk menentukan pengaruh dari hipotensi dan bradikardi. Meningkatkan aliran balik vena ke jantung. Berikan antiemboli Tinggikan ekstremitas bawah Meningkatkan tekanan darah Berikan atropine sebagai indikasi untuk meningkatkan denyut nadi jika terjadi gejala bradikardi. Steroid dengan dosis tinggi diberikan dalam periode lebih dari 24 jam, dimulai dari 8 jam setelah kejadian. Memantau status neurologi pasien untuk mengetahui tingkat kesadaran pasien. Memasang NGT untuk mencegah distensi lambung dan kemungkinan aspirasi jika ada indikasi. Memasang kateter urin untuk pengosongan kandung kemih. Mengubah posisi pasien untuk menghindari terjadinya dekubitus.J. PrognosisBaik bila tipe stabil tanpa gangguan neurologis atau incomplete neurology deficit pada brown squard & central cord syndrome. Jelek bila complete transection & anterior cord syndrome