Upload
avifah-ummu-kaltsum
View
218
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
I. TUJUAN
a. Mengetahui prinsip kerja wattmeter elektrodinamometer
b. Mampu menggunakan wattmeter dengan benar pada rangkaian sistem satu fasa
atau pada sistem 3 fasa
c. Bersama-sama dengan voltmeter & amperemeter dipergunakan untuk
menentukan faktor daya.
II. DASAR TEORI
III. PERALATAN PRAKTIKUM
a. Wattmeter elektrodinamometer : 1 buah (akurasi dc 0.5% , ac 0.5%)
b. Voltmeter PMMC : 1 buah (akurasi dc 0.5% , ac 2.5%)
c. Amperemeter PMMC : 1 buah (akurasi dc 0.5% , ac 2.5%)
d. Resistor bank : 1 set
e. Kapasitor bank : 1 set
f. Induktor bank : 1 set
IV. PROSEDUR PRAKTIKUM
1. Catat nomer/kode wattmeter, voltmeter, amperemeter, dan transformator arus
(CT) yang digunakan pasa praktikum ini.
2. Ukurlah tahanan dalam voltmeter dc 150V dan voltmeter ac 450V dengan
menggunakan ohmmeter engan cara menghubungkan terminal-ohmmeter ke
terminal + voltmeter, sedangkan terminal + ohmmeter dihubungkan dengan
terminal – voltmeter.
3. Ukurlah tahanan terminal tegangan pada wattmeter dengan menggunakan
ohmmeter.
4. Buatlah rangkaian gambar-1 dengan ketentuan sebagai berikut :
Catu daya dc 220V dalam keadaan “off”.
Voltmeter mode dc pada batas ukur 150V (perhatikan polaritasnya).
Amperemeter pada mode dc pada batas ukur 24A (perhatikan polaritasnya)
Beban berupa resistor pada posisi saklar-3 (R3)
a) Pindahkan saklar catu daya ke posisi “on”.
b) Perhatikan penunjukkan arus pada amperemeter. Gunakan batas ukur arus
pada amperemeter yang menghasilkan ketelitian pengukuran paling baik.
c) Catat batas ukur voltmeter-dc dan amperemeter-dc yang anda pergunakan
pada percobaan ini
d) Catat penunjukan voltmeter-dc dan amperemeter-dc.
5. Buatlah rangkaian Gambar-6 dengan ketentuan sebagai berikut :
Catu daya dc 220V dalam keadaan “off”.
Saklar tegangan wattmeter pada posisi 260V, saklar arus wattmeter pada
posisi “off”.
Voltmeter mode dc pada batas ukur 150V (perhatikan polaritasnya).
Amperemeter pada mode dc pada batas ukur 24A (perhatikan polaritasnya)
Beban berupa resistor pada posisi saklar-3 (R3)
a) Pindahkan saklar catu daya ke posisi “on”.
b) Perhatikan penunjukkan arus pada amperemeter. Gunakan batas ukur arus
pada amperemeter yang menghasilkan ketelitian pengukuran paling baik.
c) Pindahkan saklar arus wattmeter ke batas ukur yang paling sesuai dengan
penunjukan amperemeter.
d) Catat batas ukur voltmeter-dc, amperemeter-dc dan wattmeter yang anda
pergunakan pada percobaan ini
e) Catat penunjukan voltmeter-dc, amperemeter-dc, dan wattmeter.
6. Buatlah rangkaian Gambar-6 dengan ketentuan sebagai berikut :
Catu daya dc 220V dalam keadaan “off”.
Saklar tegangan wattmeter pada posisi 260V, saklar arus wattmeter pada
posisi “off”.
Voltmeter mode ac pada batas ukur 450V (perhatikan polaritasnya).
Amperemeter pada mode ac pada batas ukur 12A (perhatikan polaritasnya)
Beban berupa resistor pada posisi saklar-3 (R3), gunakan resistor yang sama
dengan percobaan-4.
a) Pindahkan saklar catu daya ke posisi “on”.
b) Perhatikan penunjukkan arus pada amperemeter. Gunakan batas ukur arus
pada amperemeter yang menghasilkan ketelitian pengukuran paling baik.
c) Pindahkan saklar arus wattmeter ke batas ukur yang paling sesuai dengan
penunjukan amperemeter.
d) Catat batas ukur voltmeter-ac, amperemeter-ac dan wattmeter yang anda
pergunakan pada percobaan ini
e) Catat penunjukan voltmeter-ac, amperemeter-ac, dan wattmeter.
7. Ulangi prosedur-6 dengan mengunakan beban berupa resistor (R3) yang
dihubungkan seri dengan kapasitor (C3).
8. Ulangi prosedur-6 dengan menggunakan beban berupa resistor (R3) yang
dihubungkan seri dengan induktor (L3).
9. Buatlah rangkaian Gambar-10 dengan ketentuan sebagai berikut :
Catu daya ac 220V dalam keadaan “off”.
Transformator arus (CT) dengan Nc = 3.
Saklar tegangan wattmeter pada posisi 260V, aklar arus wattmeter pada
posisi “off”.
Voltmeter mode ac pada batas ukur 450V.
Amperemeter pada mode ac pada batas ukur 24A.
Beban berupa resistor pada posisi saklar-6 (R6).
a) Pindahkan saklar catu daya ke posisi “on”.
b) Perhatikan penunjukan arus pada amperemeter. Gunakan batas ukur arus
pada amperemeter yang menghasilkan ketelitian pengukuran paling baik.
c) Pindahkan saklar arus wattmeter ke batas ukur yang paling sesuai dengan
penunjukan amperemeter.
d) Catat batas ukur voltmeter-ac, amperemeter-ac, dan wattmeter yang ada
pergunakan pada percobaan ini.
e) Catat penunjukan voltmeter-ac, amperemeter-ac, dan wattmeter.
V. TABEL DATA PRAKTIKUM
a. Tabel percobaan 1, 2, dan 3
NAMA INSTRUMEN NOMOR/KODE INSTRUMEN KETERANGAN
Wattmeter (W) Kel. 02/12 Rp = 54 kΩ
Voltmeter (V) 40/28 Rv =
Amperemeter (A) 40/11A -
Transformator arus (CT) 06/10 Nc = 3
b. Tabel percobaan 4 s/d 9
Percob.
CatuDaya beban
V-meter (V) A-meter (A)W-meter (W)
B.U.H.U.
B.U. H.U. B.U. H.U. V A
4 220V dc R3 150 70 ± 1.5 2.4 1.36 ± 0.024 - - -
5 220V dc R3 150 75 ± 1.5 2.4 1.46 ± 0.024 130 2.5 5.6 ± 0.65
6 220V ac R3 450 216 ± 11.25 6 4.25 ± 0.15 260 5 182 ± 1.3
7 220V ac R3& C3 450 93 ± 11.25 2.4 1.86 ± 0.024 260 5 36 ± 1.3
8 220V ac R3& L3 450 168 ± 11.25 6 2.4 ± 0.15 260 5 118 ± 1.3
9 220V ac R6 450 222 ± 11.25 6 3.05 ± 0.15 260 5 69 ±
Keterangan : B.U. = Batas Ukur
H.U. = Hasil Ukur
VI. PENGOLAHAN DATA
Tahanan dalam voltmeter DC : 750 kΩ
Tahanan dalam voltmeter AC : 2300 kΩ
Tahanan dalam wattmeter AC : 54 kΩ
Tahanan dalam wattmeter AC : 27 kΩ
Tugas laporan praktikum :
1. Hitung P pada percobaan empat untuk setiap kondisi berikut :
a. Dengan mengabaikan efek pembebanan dan ketelitian alat ukur.
b. Dengan memperhitungkan efek pembebanan alat ukur saja.
c. Dengan memperhitungkan ketelitian alat ukur.
d. Dengan memperhatikan efek pembebanan dan ketelitian alat ukur.
2. Hitung P, S, Q, dan pf pada percobaan 5, 6, 7, dan 8 untuk setiap kondisi berikut :
a. Dengan mengabaikan efek pembebanan dan ketelitian alat ukur.
b. Dengan memperhitungkan efek pembebanan alat ukur saja.
c. Dengan memperhitungkan ketelitian alat ukur.
d. Dengan memperhatikan efek pembebanan dan ketelitian alat ukur.
3. Hitung P, S, Q, dan pf pada percobaan sembilan dengan memperhatikan efek
pembebanan alat ukur.
Jawab :
1. a. Mengabaikan efek pembebanan dan ketelitian alat ukur
P = V . I
= 70 V . 1,36 A
= 95,2 V.A = 95,2 Watt
b. Memperhitungkan efek pembebanan alat ukur saja
P = VL . IL = VA−V2
R v
¿70V ∙1,36 A− (70V )2
750 ∙103Ω
= (95,2 - 6,53 x 103 ) Watt
= 95,193 Watt
c. Memperhatikan ketelitian alat ukur saja
P = V . I
= 70 V ± 1,5 . 1,36 A ± 0,024
= 95,2 V.A ± 1,524 = 95,2 Watt ± 1,524
d. Memperhatikan efek pembebanan dan ketelitian alat ukur
P = VL . IL = VA−V2
R v
¿70V ±1,5 ∙1,36 A±0,024−(70V )2±1,5750 ∙103Ω
= (95,2 ± 1,524 - 6,53 x 103 ) Watt
= 95,193 Watt ± 1,524
2. a. Mengabaikan efek pembebanan dan ketelitian alat ukur
Pada percobaan 5
SL = V x A
= 75 V x 1,46 A
= 109,5 VA
PL= W = 56 Watt
beban resistif murni, Jadi QL
bernilai 0. Pf = 1
Pada percobaan 6
SL = V x A
= 216 V x 4,25 A
= 918 VA
PL= W = 182 Watt
beban resistif murni, Jadi QL
bernilai 0. Pf = 1
Pada percobaan 7
SL = V x A
= 93 V x 1,86 A
= 172,98 VA
PL= W = 36 Watt
beban resistif murni, QL
bernilai 0. Pf = 1
Pada percobaan 8
SL = V x A
= 168 V x 2,4 A
= 403,2 VA
PL= W = 118 Watt
Q = S2 – P2
= √403,22−1182
= 385,5 VAR
b. Memperhitungkan efek pembebanan alat ukur saja
Percobaan 5
PL = W – V2(Rv-1 + Rp
-1)
= 56 Watt – 5625 (750000-1 + 27000-1)
= 56 Watt – 5625 (3,83 x 10-5)
= 56 Watt – 0,21 = 55,78 Watt
SL = V. IL
= V √ (A2+V 2 (R v−1+Rp
−1 )−2W (Rv−1+Rp
−1 ))= 75√ (1,462+752 (750000−1+27000−1)2
−2 .56 (7500000−1+27000−1 ))= 75 (√2,13+8,28 x10−6−4,30 x 10−3)
= 109,57 VA
Q = 0, beban resistif murni, VL dan IL memiliki fasa sama (θ = 0)
Pf = cos θ = P/S = PL/SL = 0,50
Percobaan 6
PL = W – V2(Rv-1 + Rp
-1)
= 182 Watt – 2162 (2300000-1 + 54000-1)
= 182 Watt – 46656 (1,89 x 10-5)
= 182 Watt – 0,88 = 181,11 Watt
SL = V. IL
= V (√ (A2+V 2 (R v−1+Rp
−1 )−2W (Rv−1+Rp
−1 ))= 21
√ (4,252+2162 ( 23 x 10−5−1+54 x 10−3−1 )2−2.182 ( 23 x 10−5−1+54 x 10−3−1 ))6= 216√ (18,06 )+(1,67 x10−5 )−( 8,32x 10−3 )
= 917,72 VA
Q = 0, beban resistif murni, VL dan IL memiliki fasa sama (θ = 0)
Pf = cos θ = P/S = PL/SL = 0,2
Percobaan 7
PL = W – V2(Rv-1 + Rp
-1)
= 36 Watt – 932 (2300000-1 + 54000-1)
= 36 Watt – 8649 (1,89 x 10-5)
= 36 Watt – 0,16 = 35,84 Watt
SL = V. IL
= V (√ (A2+V 2 (R v−1+Rp
−1 )−2W (Rv−1+Rp
−1 ))= 93√ (1,862+932 (23 x 10−5−1+54 x10−3−1 )2−2 .36 (23 x10−5−1+54 x 10−3−1 ))= 93√ (3,46 )+(3,11 x10−6 )− (1,36 x10−3 )
= 172,96 VA
QL2 = SL
2 – PL
2 (bukan beban resistif murni)
= √(172,67)2– (35,676)2 = 168,94 VAR
Pf = cos θ = P/S = PL/SL = 0,20
Percobaan 8
PL = W – V2(Rv-1 + Rp
-1)
= 118 Watt – 1682 (2300000-1 + 54000-1)
= 118 Watt – 28224 (1,89 x 10-5)
= 118 Watt – 0,53 = 117,47 Watt
SL = V. IL
= V (√ (A2+V 2 (R v−1+Rp
−1 )−2W (Rv−1+Rp
−1 ))= 168
√ (2,42+1682 (23 x 10−5−1+54 x10−3−1 )2−2 .118 (23 x10−5−1+54 x10−3−1) )= 168√ (5,76 )+(3,11 x10−6 )− (1,36x 10−3 )
= 172,96 VA
QL = SL2
– PL2
= 172,96 VA – 35,84 Watt
= 137,13 VAR
Pf = cos θ = P/S = PL/SL = 0,20
c. Memperhatikan ketelitian alat ukur saja
Pada percobaan 5
SL = V x A
= 75±1,5 V x 1,46 ± 0,024 A
= (75± 2 %) x (1,46 ± 1,64 %)
= 109,5 ± 3,64% VA
PL= W = 56 ± 1,625 Watt
Pf = ¿PS
= 56109,5
=0,51±6,5 %
beban resistif, Jadi QL bernilai 0. VL dan IL memiliki fasa sama ( θ = 0)
Pada percobaan 6
SL = V x A
= 216 ± 11,25 V x 4,25 ± 0,15 A
= (216 ± 5,2%) x (4,25 ± 3,53%)
= (918 ± 8,73%)
= 918 ± 80,14 VA
PL= W = 182 ± 6,5 Watt
Pf = ¿PS
=182918
=0,2±12,3%=0,2±0,025
beban resistif, Jadi QL bernilai 0. VL dan IL memiliki fasa sama ( θ = 0)
Pada percobaan 7
SL = V x A
= 93 ± 11,25 V x 1,86 ± 0,024 A
= (93 ± 12,1%) x (1,86 ± 1,29%)
= (172,98 ± 13,39%)
= 172,98 ± 23,16 VA
PL= W = 36 ± 6,5 Watt
QL2= SL
2−PL2 (beban bukan resistif murni)
= √(172,98±11,274)2– (36±6,5)2
= √(172,98±6,52 %)2– (36±18 %)2
= √(29922,1±13,04 %)– (1296±36 %)
= 169,19 ± 11,85 VAR
Pf = ¿PS
= 36172,98
=0,21±0,063
Pada percobaan 8
SL = V x A
= 168 ± 11,25 V x 2,4 ± 0,15 A
= (168 ± 6,7%) x (2,4 ± 6,25%)
= (403,2 ± 12,95%)
= 403,2 ± 52,2 VA
PL= W = 118 ± 6,5 Watt
Pf = ¿PS
= 118403,2
=0,30±18,46 %
QL2= SL
2−PL2 ( karena beban bukan resistif murni)
= √(403,2±11,4)2 – (118±6,5)2
= √(403,2±2,83 %)2– (118±5,5 % )2
= √(162570,24±5,66 %) – (13924±11 %)
= 385,55 ± 15,42 VAR
d. Memperhitungkan pembebanan dan ketelitian alat ukur (BELUM DIHITUNG)
Percobaan 5
PL = W – V2(Rv-1 + Rp
-1)
= 56 ± 0,65 Watt – 5625 ± (1,5 x 2) (750000-1 + 27000-1)
= 56 ± 0,65 Watt – 5625 ± (1,5 x 2) (3,83 x 10-5)
= 56 ± 0,65 Watt – 0,21 ± (1,5 x 2) = 55,78 ± 3,65 Watt
SL = V. IL
= V .√A2+V 2 (Rv−1+Rp−1)2
−2W (Rv−1+Rp−1 )
=(75±1.5) .√(1,46±0,024 )2+(75±1.5 )2 (750. 103−1+27 .103−1 )2
−2.(56±1,625)(750. 103−1+54.103−1 ) =(75±2% ).√(1,46±1,64 % )2+ (75±2 % )2 (750. 103−1+27 .103−1 )2
−2.(56±2,9 %)( 750.103−1+54. 103−1 ) =(75±2% ).√(1,46 2±3,28 %)+ (752±4 % ) (750. 103−1+27 .103−1 )2
−2.(56±2,9 % )(750. 103−1+54.103−1 ) =(75±2% ).√(2,13±0,07 )+(2,216 .10−6±8,87 .10−8 )
−(2,223. 10−3±6,45 .10−5) =(75±2% ).√ 2,13±0,07
= (75±2% ).√ 2,13±3,28 %
=(109,46±3,8 %) VA
=109,46±4,16 VA
= 75 (√2,13+8,28 x10−6−4,30 x 10−3)
= 109,57 VA
QL = SL2
– PL2
= 109,57 VA – 55,78 V)
= 53,79 VAR
Pf = cos θ = P/S = PL/SL = 0,50
Percobaan 6
PL = W – V2(Rv-1 + Rp
-1)
= 182 Watt – 2162 (2300000-1 + 54000-1)
= 182 Watt – 46656 (1,89 x 10-5)
= 182 Watt – 0,88 = 181,11 Watt
SL = V. IL
= V (√ (A2+V 2 (R v−1+Rp
−1 )−2W (Rv−1+Rp
−1 ))= 21
√ (4,252+2162 ( 23 x 10−5−1+54 x 10−3−1 )2−2.182 ( 23 x 10−5−1+54 x 10−3−1 ))6= 216√ (18,06 )+(1,67 x10−5 )−( 8,32x 10−3 )
= 917,72 VA
QL = SL2
– PL2
= 917,72 VA – 181,11 Watt
= 736,61 VAR
Pf = cos θ = P/S = PL/SL = 0,2
Percobaan 7
PL = W – V2(Rv-1 + Rp
-1)
= 36 Watt – 932 (2300000-1 + 54000-1)
= 36 Watt – 8649 (1,89 x 10-5)
= 36 Watt – 0,16 = 35,84 Watt
SL = V. IL
= V (√ (A2+V 2 (R v−1+Rp
−1 )−2W (Rv−1+Rp
−1 ))= 93√ (1,862+932 (23 x 10−5−1+54 x10−3−1 )2−2 .36 (23 x10−5−1+54 x 10−3−1 ))= 93√ (3,46 )+(3,11 x10−6 )− (1,36 x10−3 )
= 172,96 VA
QL = SL2
– PL2
= 172,96 VA – 35,84 Watt
= 137,13 VAR
Pf = cos θ = P/S = PL/SL = 0,20
Percobaan 8
PL = W – V2(Rv-1 + Rp
-1)
= 118 Watt – 1682 (2300000-1 + 54000-1)
= 118 Watt – 28224 (1,89 x 10-5)
= 118 Watt – 0,53 = 117,47 Watt
SL = V. IL
= V (√ (A2+V 2 (R v−1+Rp
−1 )−2W (Rv−1+Rp
−1 ))= 168
√ (2,42+1682 (23 x 10−5−1+54 x10−3−1 )2−2 .118 (23 x10−5−1+54 x10−3−1) )= 168√ (5,76 )+(3,11 x10−6 )− (1,36x 10−3 )
= 172,96 VA
QL = SL2
– PL2
= 172,96 VA – 35,84 Watt
= 137,13 VAR
Pf = cos θ = P/S = PL/SL = 0,20
3. Hitung P, S, Q, dan pf pada percobaan-9 dengan memperhatikan efek pembebanan alat ukur :Percobaan 9.Faktor pengali pada trafoarus N C=3
I primer=NC . I sekunder
I primer=3x 3,05 A=9,15 A
V L=V=222V
I sekunder=A=IL=9,15 A
SL=N C .VA = 3 x222 x3,05 = 2.031,3 VA
PL =NC [W−V 2(R v−1+Rp
−1)]= 3 [69−2222(2300.103−1+27. 103−1)]= 3 [680−49.284 (3,75.10−5)]= 3 [ 678,15 ]= 2034,45 W
Kerena beban hanya terdiri dari resistif, maka VL dan iL memiliki fasa yang sama (
θ=0¿ sehingga QL bernilai 0.
pf=PLSL
= 2034,452.0 31 ,3
=1,001
Beda phasaϕ=cos−1 1,001=0
VII. PEMBAHASAN
VIII. KESIMPULAN
IX. DAFTAR PUSTAKA