Download pdf - Buku ar barong bali-fix

Transcript
Page 1: Buku ar barong bali-fix
Page 2: Buku ar barong bali-fix

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkah dan rahmat-Nya

penulis dapat menyelesaikan buku yang berjudul “AR-Book Pengenalan Barong Bali”. Buku ini disusun

sebagai media pendukung proses kerja perangkat lunak yang di dikembangkan oleh penulis yaitu aplikasi

Augmented Reality Book pengenalan Barong Bali. Buku dan perangkat lunak ini merupakan syarat dalam

menyelesaikan studi untuk memperoleh gelar sarjana dalam bidang Pendidikan Teknik Informatika di

Universitas Pendidikan Ganesha.

Buku ini sama layaknya buku yang biasa digunakan sebagai sumber referensi, berisikan gambar

maupun penjelasan terkait Barong yang ada di Bali, namun perbedaannya buku ini menggunakan teknologi

Augmented Reality yang dapat menampilkan benda maya berupa objek 3D ke dalam sebuah lingkungan

nyata.

Harapannya yaitu ketika mempelajari materi terkait perangkat Barong Bali akan menjadi menjadi lebih

menarik dan juga berperan dalam menumbuhkan minat pembaca untuk memahami dan mempelajarinya

karena buku berbasis Augmented Reality berbeda dengan buku yang sudah ada sebelumnya.

Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih serta penghargaan sebagai rasa

syukur dan hormat penulis kepada:

1. I Made Gede Sunarya, S.Kom., M.Cs. selaku Pembimbing I atas segala motivasi, bimbingan, dan

waktu yang telah diluangkan

Page 3: Buku ar barong bali-fix

2. Made Windu Antara Kesiman, S.T., M.Sc., selaku Pembimbing II sekaligus Pembimbing

Akademik yang telah banyak meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran serta penuh kesabaran

dalam memberikan bimbingan kepada penulis.

3. Padma Nyoman Crisnapati, S.Kom, M.Pd, selaku Pembimbing III yang telah banyak meluangkan

waktu, tenaga, dan ide-ide kreatifnya.

4. Rekan-rekan mahasiswa Jurusan Pendidikan Teknik Informatika yang telah banyak memberikan

dorongan, fasilitas, dan dukungan moril dalam penyelesaian buku ini.

5. Keluarga, atas segala dorongan, dukungan, dan motivasi baik material maupun moril demi

keberhasilan penulis.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan karunia atas budi baik dari semua pihak yang telah membantu

dalam penyelesaian buku ini. Akhir kata, semoga buku ini bermanfaat bagi semua pembaca dan terimakasih

kepada semua pihak yang telah membantu.

Singaraja, Agustus 2013

Gede Sukra Ardipa

Page 4: Buku ar barong bali-fix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ................................................................................................................................... ii

DAFTAR ISI ............................................................................................................................................... iv

PETUNJUK PENGGUNAAN ........................................................................................................................ v

BARONG BALI ........................................................................................................................................... 1

BARONG KET ........................................................................................................................................... 2

BARONG BANGKAL .................................................................................................................................. 3

BARONG MACAN ...................................................................................................................................... 4

BARONG LANDUNG ................................................................................................................................. 5

BARONG BRUKTUK .................................................................................................................................. 7

BARONG BLAS-BLASAN ............................................................................................................................ 8

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................................... 9

TENTANG PENULIS ...................................................................................................................... 10

Page 5: Buku ar barong bali-fix

PETUNJUK PENGGUNAAN

Buku ini merupakan buku berteknologi Augmented Reality yang dapat menampilkan objek 3D Barong Bali tepat

diatas gambar dengan menggunakan aplikasi pada smartphone Android. Langkah-langkah menggunakan aplikasi

Augmented Reality pada buku AR-Book Pengenalan Barong Bali adalah sebagai berikut :

1. Anda harus memiliki smartphone Android minimal versi 2.2 (Froyo), dengan OpenGL ES diatas 2.0, arsitektur

ARMv7 dan memiliki ram minimal 1 gb.

2. Lakukan instalasi aplikasi ARBarongBali.apk pada smartphone Android anda. Apabila anda belum memiliki

aplikasi tersebut, anda bisa download aplikasi tersebut pada link yang disediakan pada tabel download.

3. Setelah proses install selesai, jalankan aplikasi dengan memilih icon dengan nama AR Barong Bali pada layar

menu smartphone anda dan akan muncul tampilan menu aplikasi.

4. Langkah selanjutnya adalah mengarahkan kamera smartphone anda ke gambar yang terdapat pada buku AR-

Book Pengenalan Barong Bali. Adapun gambar yang dapat dilacak yaitu sampul buku, gambar pada halaman

2, 3, 4, 5, 6, 7, dan 8.

5. Apabila kamera mendeteksi gambar pada buku maka akan muncul objek tiga 3D tepat diatas gambar yang

dapat dilihat pada layar smartphone anda dan juga suara narasi penjelasan diikuti suara pengiring.

6. Pastikan kamera dapat melacak gambar dengan baik. Faktor kualitas kamera, jarak kamera ke gambar dan

pencahayaan mempengaruhi proses pelacakan gambar pada aplikasi AR-Book.

Page 6: Buku ar barong bali-fix

Link Download

Aplikasi Augmented Reality Barong Bali dapat diakses dan di-download di Google Play Store dengan nama aplikasi “AR

Barong Bali”. Link download juga dapat diketik di address bar internet browser yaitu:

https://play.google.com/store/apps/details?id=com.Company.ARBarong

Page 7: Buku ar barong bali-fix

BARONG BALI

Kata barong pada kamus Bahasa Bali diartikan sebagai “perwujudan binatang simbol kebaikan”. Dalam hal ini

penekanannya ditujukan pada arti yang mengkhusus yakni Barong Ket atau Ketket. Terdapat berbagai jenis barong yang

disesuaikan dengan fungsinya. Secara etimologi, kata barong berasal dari sansekerta yaitu kata b(h)arwang yang di

dalam bahasa Indonsia atau bahasa Melayu sejajar dengan kata beruang yaitu nama seekor binatang yang hidup di

Benua Asia, Amerika dan Eropa, berbulu tebal dan hitam ekor pendek. Di Indonesia binatang ini hidup di Sumatra dan

Kalimantan, sedangkan di Bali beruang hampir tidak pernah kita lihat dan jumpai. Kata beruang disamakan pula

dengan wujud binatang yang lain, seperti: singa, macan, babi ataupun gajah. Kata b(h)arwang sangat dekat maknanya

dengan bahasa Belanda beer yang artinya juga binatang beruang.

Barong berasal dari kata Bar atau Bor dan Ong (O dan Ng). Bar atau bor kemudian disebut sebagai poros, karena

keberadaannya selalu ada di tengah-tengah. Ong dipecah maknanya menjadi O dan ng. O juga menggambarkan

sebelum terjadi apa-apa, ketika itu suasananya kosong bolong, tanpa pangkal dan ujung, bulat bagaikan bola. Di dalam

suasana yang demikian akan kedengaran suara mendengung bagaikan bunyi huruf NG. Dengan demikian arti dari pada

ONG adalah bertujuan untuk menyebut Ida Sang Hyang Widhi Wasa (Tuhan Yang Maha Esa) dan dalam hal ini sama

dengan I bapa. Jadi bila kita menyebut nama barong, berarti kita sedang membicarakan sifat Tuhan dalam wujud I bapa.

I bapa dewanya Bhatara Wisnu. Beliau berfungsi sebagai Dewa pemelihara untuk memelihara kehidupan diatas bumi

dan di bawah langit. Sebagian besar dari pengertian Barong Bali menyebutkan perwujudan sebagai simbol kebaikan.

Page 8: Buku ar barong bali-fix

BARONG KET

Jenis barong ini merupakan penggambaran dari Banaspati

raja (raja hutan). Barong Ket adalah Tari Barong yang paling banyak

terdapat di Bali dan paling sering dipentaskan. Barong ini juga

memiliki gerak tari yang paling lengkap. Dari wujudnya, Barong Ket

merupakan perpaduan bentuk antara singa, macan,sapi dan naga.

Badan Barong Ket dihiasi dengan kulit berukiran rumit dan ratusan

kaca cermin berukuran kecil. Kaca-kaca cermin itu bagai permata

dan tampak berkilauan ketika tertimpa cahaya. Bulu Barong Ket

terbuat dari kombinasi perasok dan ijuk. Ada pula yang mengganti

ijuk dengan bulu burung gagak. (Segara, 2000)

Barong Ket ditarikan oleh dua orang penari yang disebut Juru

Saluk atau Juru Bapang. Juru Bapang pertama menarikan bagian

kepala, Juru Bapang yang kedua di bagian ekor. Biasanya Barong

Ket ditarikan berpasangan dengan Rangda, yaitu sosok seram yang

melambangkan adharma (keburukan). Barong Ket sendiri dalam

tarian tersebut melambangkan dharma (kebajikan). Pasangan

Barong Ket dan Rangda melambangkan pertempuran abadi andara

dua hal yang berlawanan (rwa bhineda) di semesta raya ini.

Page 9: Buku ar barong bali-fix

BARONG BANGKAL

Barong Bangkal adalah barong yang menyerupai babi

dewasa. Di Bali, babi dewasa jantan dinamakan bangkal, sedangkan

yang betina dinamakan bangkung. Itu sebabnya barong jenis ini

disebut juga Barong Bangkung. Bangkal dianggap sebagai mitos

yang mempunyai kekuatan magis. Secara leksikal bangkal berarti

babi dan tapelnya menyerupai kepala babi serta kelihatannya ganas.

(Segara, 2000)

Barong ini diusung oleh dua orang dan kebanyakan ditarikan

oleh anak-anak dan biasanya dipertunjukkan pada hari raya

Galungan dan Kuningan. Pertunjukkan mengambil tempat pada

jalan-jalan di desa sambil berkeliling. Orang-orang merasa

kehidupannya dilindungi oleh bhatara-bhatari jika didatangi oleh

Barong Bangkal. Pertunjukan diiringi dengan gambelan batel

bebarongan. Warna barong ini biasanya hitam dan putih.

Pertunjukan ini disebut Upacara ngelawang. Barong Bangkal banyak

ditemukan pada daerah Gianyar dan Tabanan.

Page 10: Buku ar barong bali-fix

BARONG MACAN

Macan Seperti namanya, barong ini menyerupai seekor

macan. Jenis barong ini cukup terkenal di kalangan masyarakat

Bali. Pementasan barong ini sama dengan Barong Bangkal, yakni

ngelawang berkeliling desa. Adakalanya pementasan barong ini

dilengkapi dengan dramatari semacam Arja (opera tradisional

Bali). (Segara, 2000)

Barong macan memiliki bentuk tapel yang persis

menyerupai macan. Macan juga merupakan binatang yang

mempunyai mithologi tersendiri di dalam cerita tantri. Busana

barong ini terbuat dari beludru yang warnanya orange menyala

sehingga hampir menyerupai bulu asli. Barong macan ditarikan

oleh dua penari dengan iringan musik gamelan batel bebarongan.

Kebanyakan Barong macan ditarikan oleh anak-anak pada hari

Raya Galungan dan Kuningan yang bisa temukan di daerah

Tabanan dan Gianyar. Pementasan Barong Macan juga bisa

ditonton dalam sanggar tari yang biasanya di adakan pada hari-hari

khusus di daerah Batubulan, Gianyar.

Page 11: Buku ar barong bali-fix

BARONG LANDUNG

Barong yang bentuknya lain dengan barong yang ada di

bali. Sejarah dari Barong Landung merupakan perwujudan dari

raja Bali yaitu Raja Jaya Pangus yang memperistrikan seorang

Putri Cina bernama Kang Cing Wei. Raja Jaya Pangus diwujudkan

dalam Barong Landung ditokohkan dengan boneka besar hitam

dan giginya ronggoh, sedangkan putri Kang Cing Wei ditokohkan

dengan boneka cantik tinggi langsing bermata sipit dan selalu

tersenyum mirip dengan roman muka seorang Cina. Barong

landung sesuai dengan namanya merupakan barong yang

bentuknya tinggi dan besar. Barong Landung ditarikan oleh

seorang pada hari raya khusus. Ada sebuah lubang di bagian perut

barong sebagai celah pandangan sang penari.(Swadiana,2008)

Barong Landung banyak ditemukan pada daerah Gianyar. Barong

Landung juga dikeramatkan di beberapa pura di Bali, salah

satunya di Desa Blahbatuh, Gianyar karena diyakini mempunyai

kemampuan gaib untuk mengusir malapetaka dari segala

musibah.

Page 12: Buku ar barong bali-fix

Wujud Barong Landung ada dua yaitu Barong Landung

Lanang dan Barong Landung Istri. Barong Landung Lanang

merupakan perwujudan Barong Landung laki-laki yang disebut

dengan Jero Gede. Barong Landung Lanang memiliki bentuk wajah

yang seram. Warna topeng dari Barong Landung Lanang coklat

tua atau hitam. Barong Landung Istri merupakan perwujudan

Barong Landung perempuan yang disebut dengan Jero Luh. Warna

topeng dari Barong Landung Istri putih kekuning-kuningan. Di

beberapa tempat di Bali ada Barong Landung yang tidak

sepasang. Barong-barong tersebut diberi peran seperti Mantri

(raja), Galuh (permaisuri), Limbur (dayang), dan sebagainya.

Mereka dipakai anggota dalam pementasan dalam membawakan

lakon arja yang dapat kita temui pada daerah Badung dan

Denpasar. Tari Barong ini diiringi dengan gambelan Batel.

Page 13: Buku ar barong bali-fix

BARONG BRUKTUK

Barong Brutuk termasuk jenis tarian langka yang ditarikan

hanya pada saat-saat khusus. Barong ini memiliki bentuk yang lebih

primitive dibandingkan dengan jenis Barong Bali yang lain. Topeng

barong ini terbuat dari batok kelapa dan kostumnya terbuat dari

keraras atau daun pisang yang sudah kering. Barong ini

melambangkan makhluk-makhluk suci (para pengiring Ida Ratu

Pancering Jagat) yang berstana di Pura Pancering Jagat, Trunyan.

Barong ini ditarikan dengan iringan gamelan Balaganjur atau

Babonangan ini hanya terdapat di daerah Trunyan, Kintamani,

Bangli. Tujuan dari pementasan barong ini adalah untuk memohon

kesuburan (Segara, 2000).

Barong Bruktuk ditarikan oleh penari pria yang diambil dari

anggota sekaa taruna yang ada di Desa Trunyan. Penarinya masing-

masing membawa cambuk yang dimainkan sambil berlari-lari

mengelilingi pura. Barong Bruktuk di pentaskan pada siang hari

tepat ketika mulai Hari Raya Odalan di Pura Ratu Pancering Jagat.

Biasanya upacara pementasan Barong Bruktuk berlangsung selama

3 hari berturut-turut dimulai dari pukul 12.00 siang dan berakhir

sekitar pukul 17.00 sore.

Page 14: Buku ar barong bali-fix

BARONG BLASBLASAN

Barong ini disebut juga barong kedingkling. Ada juga yang

menyebutnya Barong Nong Nong Kling. Barong Blas-blasan

adalah suatu jenis pertunjukan biasanya diadakan pada saat hari-

hari penting. Secara bentuk, barong jenis ini berbeda jauh dengan

barong jenis lainnya. Barung ini lebih menyerupai kostum topeng

yang masing-masing karakter ditarikan oleh seorang penari.

Tokoh-tokoh dalam barong Blasblasan persis dengan tokoh-tokoh

dalam Wayang Wong. Saat menari, cerita yang dibawakannya pun

adalah lakon cuplikan dari cerita Ramayana terutama pada

adegan perangnya. Pementasan barong Blasblasan ini biasanya

dilakukan dengan ngelawang dari rumah- ke rumah berkeliling

desa pada perayaan hari Raya Galungan dan Kuningan.

Pertunjukan Barong Kedingkling diiringi dengan gamelan batel

atau babonangan. Barong Kedingkling banyak terdapat di daerah

Gianyar, Bangli dan Klungkung.

Page 15: Buku ar barong bali-fix

DAFTAR PUSTAKA

Swadiana, J.M.O. 2008 “Barong Landung”, Surabaya: Paramita Surabaya

Segara, N.Y. 2000. “Mengenal Barong dan Rangda”, Surabaya: Paramita Surabaya

Wikipedia. 2012. Barong Bali. http://id.wikipedia.org/wiki/Barong_Bali (diakses tanggal 29 Januari

2013)

Page 16: Buku ar barong bali-fix

TENTANG PENULIS

Penulis buku dilahirkan dengan nama Gede Sukra Ardipa pada

tanggal 1 Januari 1991 di Tajun, Kubutambahan, Buleleng, Bali.Pendidikan

formal yang ditempuh oleh penulis sebelum memasuki dunia perkuliahan

yaitu SD Negeri 1 Banjar Tegal, SMP Negeri 3 Kubutambahan dan SMA

Negeri 1 Kubutambahan. Penulis mahasiswa semester akhir jurusan

Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas

Pendidikan Ganesha. Alamat tinggal penulis yaitu di daerah lingkungan

Dusun Pasek, Desa Tajun, Kecamatan Kubutambahan, Buleleng, Bali,

dengan nomor telepon 087762150331 dan email

[email protected]

Buku ini disusun dari panduan beberapa referensi terkait Barong Bali.

Buku ini digunakan sebagai media pendukung aplikasi AR-Book agar lebih menarik dan interaktif yang

juga sekaligus sebagai syarat untuk memperoleh gelar sarjana. Penulis berharap buku ini mampu

menjadi media pembelajaran alternatif khususnya pada pendidikan budaya yang dapat menarik minat

masyarakat untuk terus mengenal dan melestarikan kebudayaan Indonesia yang kita miliki.


Recommended