Transcript

ANALISA PERBANDINGAN METODE MIN-MAX, BLANKET ORDER,

KONSINYASI, DAN RE-ORDER QUANTITY UNTUK MENGHITUNG

TOTAL COST PERSEDIAAN KARUNG UREA DI PT. PUPUK

KALIMANTAN TIMUR

Oleh

Junaedi 104821

Mika Pongdi’ki 104839

LAPORAN KULIAH KERJA PRAKTEK

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Guna Menyelesaikan Program Diploma Tiga

Jurusan Teknik Industri

Program Studi Teknik & Manajemen Industri

DEPARTEMEN PERINDUSTRIAN RI

AKADEMI TEKNIK INDUSTRI MAKASSAR

2013

HALAMAN PERSETUJUAN

Yang bertanda tangan dibawah ini menerangkan bahwa :

Junaedi 104821

Mika Pongdi’ki 104839

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI

PROGRAM STUDI TEKNIK DAN MANAJEMEN INDUSTRI

AKADEMI TEKNIK INDUSTRI MAKASSAR

Telah melaksanakan Kuliah Kerja Praktek (KKP) di PT. Pupuk Kalimantan

Timur mulai tanggal 17 April 2013 sampai dengan 25 Mei 2013.

Menyetujui

Pembimbing KKP Dosen Pembimbing 1 Dosen Pembimbing 2

Perusahaan

Dedy Artawijaya Dra. Hartini Husain, M.si Drs. Muhammadiah S,MM

NPK. 8502420 Nip.1956122419 8602 2 001 Nip. 1949101019 7903 1 004

Mengetahui :

Ketua Jurusan

Akademi Teknik Industri Makassar

Windi Mudriadi, ST.MT

Nip. 1976081320 0112 1 003

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan

hidayah-Nya yang di berikan kepada penulis dalam melakukan aktivitas sehari-

hari, terkhusus selama penulis menjalankan tugas dan tanggung jawab penulis

sebagai mahasiswa untuk melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) bahkan

sampai pada penyelesaiaan laporan kerja Praktek ini dapat terselesaikan dengan

baik dan tepat pada waktunya.

Kerja praktek ini merupakan salah satu mata kuliah wajib yang harus di

tempuh sebagai prasyarat untuk menyelesaikan pendidikan program Diploma

Tiga Jurusan Teknik Industri, Akademi teknik Industri Makassar. Kerja praktek ini

penulis laksanakan di PT. Pupuk Kalimantan Timur pada bagian Departemen

Perencanaan Material dan Pergudangan.

Pada bagian Departemen Perencanaan Material Bahan Baku dan

Pergudangan tugas yang dilakukan adalah melaksanakan pekerjan di bidang

perencanaan dan pengendalian logistik perusahaan, baik pembelian material,

pengendalian jumlah persediaan, administrasi logistik serta penyimpanan dan

pengeluaran barang dari dan ke gudang. Dengan melihat kegiatan dan tanggung-

jawab dari departemen ini, maka penulis tertarik melakukan penelitian pada

bagian perencanaan dan persediaan logistik ini, terkhusus pada persediaan

karung untuk pengantongan pupuk dengan mengaplikasikan ilmu tentang

perencanaan dan pengendalian logistik sebagai bahan masukan pada perusahaan

untuk mengantisipasi persediaan karung supaya tidak berada pada level zero

stock.

Dalam penelitian ini, penulis tidak dapat melakukannya sendiri tanpa

bantuan dari berbagai pihak yang turut memberikan sumbangsi baik pikiran dan

tenaga sampai penelitian ini selesai bahkan sampai pada penulisan laporan KKP

ini. Karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih

v

kepada semua pihak yang telah turut mendukung berlangsungnya Praktek Kerja

Lapangan ini, terutama kepada :

1. Keluarga tercinta , terkhusus kepada Orang Tua tercinta yang

senantiasa memberikan doa , motivasi moril dan materi kepada

penulis. Semoga Tuhan senantiasa melimpahkan Rahmat dan

anugrah-Nya setiap saat. Karena kalian adalah motivasi terbesar bagi

penulis untuk menggapai harapan-harapan penulis.

2. Bapak Amrin Rapi ST,MT selaku Direktur Akademi Teknik Industri

Makassar.

3. Ibu Hj. Arminas ST,MM selaku Ketua Program Studi Teknik Dan

Manajemen Industri Akademi Teknik Industri Makassar .

4. Bapak Mulyadi Ilyas SMI,MM selaku Pembantu Direktur III Akademi

Teknik Industri Makassar.

5. Bapak Drs. H. Abdul Afris ST, MM yang telah banyak membantu kami

sehingga kami bisa melaksanakan PKL di PT. Pupuk Kalimantan Timur.

6. Ibu Dra. Hartini Husain, M.Si dan Bapak Drs. D. Muhammadiah S,MM

selaku Pembimbing Kuliah Kerja Praktek Internal penulis.

7. Staf pegawai Akademik dan Administrasi di Akademi Teknik Industri

Makassar yang telah banyak membantu penulis dalam hal persuratan

sampai penulis bisa melaksanakan Kuliah Kerja Praktek di PT. Pupuk

Kalimantan Timur.

8. Bapak Ir. Basa P. Yopie Sibuea, selaku Manajer Departemen

Perencanaan Material Bahan Baku & Pergudangan (PMBB & P) PT.

Pupuk Kalimantan Timur.

9. Bapak Dedi Artawijaya selaku Pembimbing Eksternal Kerja Praktek di

Departemen PMBB & P PT. Pupuk Kalimantan Timur.

10. Ir. Lola Karmila selaku Manajer Departemen Diklat & MP PT. Pupuk

Kalimantan Timur yang telah memberikan kesempatan kepada

vi

penulis untuk mengikuti Program Praktek Kerja Lapangan di PT Pupuk

Kalimantan Timur.

11. Seluruh karyawan di Departemen PMBB & P , Bapak Cecep, Bapak

Burhan, Bapak Hendar, Bapak Supardi, Bapak Joko, Bapak Tonggo,

Bapak Suroso, Bapak Rudi, Bapak M. Haris, Mbak Sandra, Mbak Wiwin

yang banyak membantu selama melaksanakan Kerja Praktek bahkan

sampai pada pengolahan data Laporan Praktek Kerja Lapangan.

12. Kanda Arsan Romadhoni dan Seluruh Karyawan yang ada di Gudang I

dan Gudang II tanpa terkecuali, terima kasih atas bantuannya dan

informasinya selama proses survey Gudang dan interview di Gudang.

13. Bapak Yunus Simanjuntak dan seluruh karyawan di Departemen Diklat

& MP yang telah membantu pelaksanaan Kerja Praktek juga kepada

staf karyawan Perpustakaan PT. Pupuk Kalimantan Timur yang begitu

ramah.

14. Terima kasih kepada saudara, sahabat, teman dan rekan-rekan teknik

industri angkatan 2010 terkhusus untuk teman-teman manajemen

teknik industri angkatan 2010 tanpa terkecuali, terima kasih untuk

dukungan, bantuan dan kebersamaan yang indah yang telah kita lalui

bersama selama menempuh pendidikan di Akademi Teknik Industri

Makassar.

15. Seluruh rekan-rekan program prakktek Kerja Lapangan di PT. Pupuk

Kalimantan Timur periode April-Juni 2013, kepada Wulan dan Dian

dari UPN Yogyakarta, Dana, Eva, Albert, dan Tomas dari UGM

Yogyakarta, serta Nanda dan seto dari UII Yogyakarta, terima kasih

untuk kebersamaannya, canda, tawa, dan bantuannya selama proses

Kerja Praktek Lapangan.

16. Dan semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan dan

penyelesaian laporan Kerja Praktek ini.

vii

Harapan besar penulis, semoga laporan ini bisa memberi manfaat dan

wawasan bagi semua pihak tidak terkecuali bagi Perusahaan, Kampus, insan

Akademis, juga bagi semua orang yang membaca laporan ini. Penulis menyadari

bahwa masih banyak kekurangan yang terdapat dalam laporan ini. Untuk itu,

penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun untuk

perbaikan pada masa yang akan datang.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak dan

semoga laporan ini bisa bermanfaat bagi pembaca.

Bontang, 10 Mei 2013

Penulis

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN dari ATIM ................................................................................. ii

LEMBAR PENGESAHAN dari PT. Pupuk Kalimantan Timur .............................................. iii

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ iv

DAFTAR ISI.................................................................................................................... viii

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................................... xiv

DAFTAR TABEL .............................................................................................................. xvi

DAFTAR LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ..................................................................................................... 1

1.2 Tujuan Praktek Kerja Lapangan ........................................................................... 2

1.3 Metode Pengumpulan Data ................................................................................ 2

1.4 Sistematika Penulisan ......................................................................................... 3

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN .......................................................................... 5

2.1 Sejarah singkat PT. Pupuk Kalimantan Timur ..................................................... 5

2.2 Logo Perusahaan ................................................................................................. 6

2.3 Visi Misi PT. Pupuk Kalimantan Timur ................................................................. 7

2.4 Motto .................................................................................................................. 7

2.5 Budaya Dan Nilai-Nilai Budaya Perusahaan ........................................................ 7

2.6 Lokasi Pabrik ........................................................................................................ 7

2.7 Sruktur Organisasi ............................................................................................... 9

2.8 unit Dan Fasilitas Produksi .................................................................................. 12

ix

2.9 Proses Produksi ................................................................................................... 15

2.10 Merek Dagang ................................................................................................... 18

2.11 Spesifikasi Produk ............................................................................................. 21

2.12 Fasilitas Pabrik ................................................................................................... 22

2.13 Pemasaran Hasil Produksi ................................................................................. 23

2.14 Jenis Perusahaan ............................................................................................... 25

2.15 Fasilitas Jaminan social ..................................................................................... 26

2.16 Tenaga Kerja Dan Waktu ................................................................................... 27

2.17 Peningkatan Mutu Dan Pengolahan Lingkungan .............................................. 27

BAB III DEPARTEMEN PERENCANAAN MATERIAL BAHAN BAKU DAN

PERGUDANGAN (PMBB & P) ................................................................................... 28

3.1 Struktur Organisasi Departemen Perencanaan material Bahan Baku

& Pergudangan (PMBB & P) ............................................................................... 29

3.2 Pembagian Tugas ............................................................................................... 30

3.2.1 Kepala Departemen Perencanaan ............................................................ 30

3.2.2 Kepala Bagian Pergudangan ...................................................................... 30

3.2.3 Kepala seksi Bidang I ................................................................................. 30

3.2.4 Kepala Seksi bidang II ................................................................................ 31

3.2.5 Staf Perencanaan Material ........................................................................ 31

3.2.6 Staf Inventory Control ............................................................................... 31

3.2.7 Staf PME Dan PFM .................................................................................... 32

3.2.8 Staf Identifikasi Dan Standarisasi Material ............................................... 32

3.3 Prosedur Dan Mekanisme Kerja Bagian Perencanaan Material ........................ 32

x

3.3.1 Staf Inventory control ............................................................................... 33

3.3.2 Staf Perencanaan Dan Evaluasi (PME) Atau Perencanaan

Fabrikasi

Material (PFM) .......................................................................................... 38

3.4 Prosedur Mekanisme Kerja Bagian Identifikasi Dan Standarisasi

Material .................................................................................................................... 39

3.5 Prosedur Mekanisme Kerja Bagian Pergudangan .............................................. 40

3.5.1 Seksi Gudang I ........................................................................................... 41

3.5.2 Seksi Gudang II .......................................................................................... 42

3.6 Tata Cara Penyimpanan Barang di Gudang ....................................................... 43

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA ........................................................... 45

4.1 Rumusan Masalah .............................................................................................. 45

4.2 Tujuan Penelitian ............................................................................................... 46

4.3 Batasan Masalah ................................................................................................ 46

4.4 Asumsi-Asumsi ................................................................................................... 46

4.5 Pengumpulan Data ............................................................................................. 47

4.6 Pengolahan Data ................................................................................................ 47

4.6.1 Seleksi Item ............................................................................................... 47

4.6.2 Data Hasil Seleksi ...................................................................................... 48

4.6.3 Forecasting/Perhitungan Ramalan Permintaan ........................................ 48

4.6.3.1 Forecasting Item Sack Urea, Prill, Daun Buah,

xi

Non-Subsidi Surabaya ( Stock Number 83603-5) .......................... 50

4.6.3.2 Forecasting Item Sack Urea, Prill, Daun Buah,

Non-Subsidi Bontang( Stock Number 86824-8) ............................ 52

4.6.3.3 Forecasting Item Sack Urea, Granul, Daun Buah,

Non-Subsidi Bontang ( Stock Number 79382-5) ........................... 54

4.6.3.4 Mataram, Sack Urea, Holding, Bersubsidi Pemerintah

( Stock Number 91667-6) .............................................................. 55

4.6.3.5 Makassar, Sack Urea, Holding, Bersubsidi Pemerintah

( Stock Number 91672-2) .............................................................. 57

4.5.3.6 Bali, Sack Urea, Holding, Bersubsidi Pemerintah

( Stock Number 91668-4) .............................................................. 58

4.6.3.7 Surabaya, Sack Urea, Holding, Bersubsidi Pemerintah

( Stock Number 91670-6)............................................................. 60

4.6.3.8 Bontang, Sack Urea, Holding, Bersubsidi Pemerintah

( Stock Number 91671-4) .............................................................. 61

4.6.4 Perhitungan Total Cost .............................................................................. 63

4.6.5 Pengolahan Data ....................................................................................... 67

4.6.5.1 Perhitungan Total Cost Dengan Mengggunakan Metode

Min-Max Stock .............................................................................. 71

4.6.5.2 Perhitungan Total Cost Dengan Mengggunakan Metode

xii

Blanket Order ................................................................................ 89

4.6.5.3 Perhitungan Total Cost Dengan Mengggunakan Metode

Konsinyasi ...................................................................................... 97

4.6.5.4 Perhitungan Total Cost Dengan Mengggunakan

Metode Re-OrderQuantIt ............................................................. 104

4.7 Hasil Rekap Perhitungan Data ............................................................................ 114

4.7.1 Hasil Rekap Perhitungan Forecasting ........................................................ 114

4.7.2 Hasil Perhitungan Total Cost ..................................................................... 115

4.7.3 Hasil Rekap perhitungan Kuantitas Pemesanan Untuk

Satu Kali Order .......................................................................................... 116

4.7.4 Metode Min-Max ...................................................................................... 116

4.7.5 Metode Blanket Order .............................................................................. 118

4.7.6 Metode Konsinyasi .................................................................................... 119

4.7.7 Metode Re-Order Quantity ....................................................................... 120

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................................................ 121

5.1 Kesimpulan ......................................................................................................... 121

5.2 Saran ................................................................................................................... 124

xiii

DAFTAR GAMBAR

2.1 Pabrik PT. Pupuk Kaltim ............................................................................................ 6

2.2 Lambang PT. Pupuk Kaltim ........................................................................................ 6

2.3 Lokasi PT. Pupuk Kaltim ............................................................................................ 8

2.4 Struktur Organisasi Perusahaan ................................................................................ 11

2.5 Pabrik Kaltim 1 .......................................................................................................... 12

2.6 Pabrik Kaltim 2 .......................................................................................................... 13

2.7 Pabrik KAltim 3 .......................................................................................................... 13

2.8 Pabrik POPKA ............................................................................................................ 14

2.9 Pabrik Kaltim 4 .......................................................................................................... 14

2.10 NPK Pelangi ............................................................................................................... 15

2.11 Proses Pembuatan Amonia ....................................................................................... 17

2.12 Proses Pembuatan Pupuk Urea................................................................................. 18

2.13 Merek Dagang Pupuk Daun Buah ............................................................................. 18

2.14 Merek Dagang Pupuk Urea Mandau ......................................................................... 19

2.15 Merek Dagang Pupuk NPK Pelangi ............................................................................ 20

2.16 Wilaya Pemasaran Dalam Negri PT Pupuk Kaltim .................................................... 24

2.17 Wilaya Pemasaran Luar Negeri PT. Pupuk Kaltim ..................................................... 25

3.1 Diagram Struktur Organisasi Direktorat Teknik & Pengembangan

PT. Pupuk Kaltim ....................................................................................................... 29

3.2 Struktur Organisasi Departemen Perencanaan Material

Bahan Baku & Pergudangan ..................................................................................... 29

4.1 Tampilan Forecast Win-QSB ..................................................................................... 51

4.2 Pemakaian Karung Non-Subsidi, Surabaya (Stock Number 83603-5) ...................... 52

4.3 Pemakaian Karung Non-Subsidi, prill, Bontang (Stock Number 86824-8) ............... 54

4.4 Pemakaian Karung Non-Subsidi, Granul, Bontang (Stock Number79382-5) ............ 56

xiv

4.5 Pemakaian Karung Subsidi (holding), Mataram (Stock Number 91667-6) ............... 57

4.6 Pemakaian Karung Subsidi (holding), Makassar (Stock Number 91672-2)............... 59

4.7 Pemakaian Karung Subsidi (holding), Bali (Stock Number 91668-4) ........................ 61

4.8 Pemakaian Karung Subsidi (holding), Surabaya (Stock Number 91670-6) ............... 62

4.9 Pemakaian Karung Subsidi (holding), Bontang (Stock Number 91671-4) ................ 63

xv

DAFTAR TABEL

2.1 Spesifikasi Teknis Kedua Jenis Pupuk Urea .................................................................. 21

3.1 Nilai Tingkat Kepercayaan (%) Untuk Tiap Faktor Pengaman (k) ................................ 36

4.1 Tampilan Forecast Win-QSB......................................................................................... 51

4.2 Data Historis Pemakaian Karung Non-Subsidi Surabaya

(Stock Number 83603-5) .............................................................................................. 50

4.3 Tabel Forecast Karung Non- Subsidi Surabaya (Stock Number 83603-5) .................... 51

4.4 Data Historis Pemakaian Karung Non-Subsidi Prill Bontang

(Stock Number 86824-8) .............................................................................................. 52

4.5 Tabel Forecast Karung Non- Subsidi Prill Bontang (Stock Number 86824-8) .............. 53

4.6 Data Historis Pemakaian Karung Non-Subsidi Granul Bontang

(Stock Number 79382-5) .............................................................................................. 54

4.7 Tabel Forecast Karung Non- Subsidi Granul Bontang (Stock Number 79382-

5) .................................................................................................................................. 54

4.8 Data Historis Pemakaian Karung Subsidi (Holding) Mataram

(Stock Number 91667-6) .............................................................................................. 55

4.9 Tabel Forecast Karung Subsidi (Holding) Mataram (Stock Number 91667-6) ............. 56

4.10 Data Historis Pemakaian Karung Subsidi (Holding) Makassar

(Stock Number91672-2) ............................................................................................... 56

4.11 Tabel Forecast Karung Subsidi (Holding) Makassar (Stock Number 91672-2) ............ 57

xvi

4.12 Data Historis Pemakaian Karung Subsidi (Holding) Bali

(Stock Number 91668-4) .............................................................................................. 58

4.13 Tabel Forecast Karung Subsidi (Holding) Bali (Stock Number 91668-4) ...................... 59

4.14 Data Historis Pemakaian Karung Subsidi (Holding) Surabaya

(Stock Number 91670-6) .............................................................................................. 60

4.15 Tabel Forecast Karung Subsidi (Holding) Surabaya (Stock Number 91670-6) ............. 60

4.16 Data Historis Pemakaian Karung Subsidi (Holding) Bontang

(Stock Number 91671-4) .............................................................................................. 61

4.17 Tabel Forecast Karung Subsidi (Holding) Bontang (Stock Number 91671-4) .............. 62

4.18 Hasil Rekap Perhitungan Forecasting Masing-masing Stock Number

Untuk Tahun 2013 ....................................................................................................... 114

4.19 Hasil Perhitungan Total Cost Masing-Masing Metode ................................................ 115

4.20 Hasil Rekap Perhitungan Kuantitas Pemesaanan Satu Kali Order ............................... 116

4.21 Hasil Rekap Perhitungan Stock Number dengan Metode Min-Max ............................ 117

4.22 Hasil Rekap Perhitungan Stock Number dengan Metode Blanket Order .................... 118

4.23 Hasil Rekap Perhitungan Stock Number dengan Metode Konsinyasi ......................... 119

4.24 Hasil Rekap Perhitungan Stock Number dengan Metode Re-Order Quantity ............ 120

5.1 hasil peramalan masing-masing stock number tahun 2013 dengan

menggunakan software Win-QSB ................................................................................ 122

Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 1

Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kerja praktek pada industri merupakan suatu kewajiban bagi semua

mahasiswa program studi, tidak terkecuali program studi Teknik &

Manajemen Industri Akademi Teknik Industri Makassar (ATIM) yang

merupakan salah satu persyaratan kelulusan. Mata kuliah ini terdiri dari 3 SKS

yang dapat diambil apabila telah memenuhi persyaratan minimal 96 SKS pada

akhir semester V. kerja praktek ini dilakukan untuk mengetahui perbandingan

secara langsung kondisi industri dengan teori yang yang di dapatkan di

bangku kuliah.

Dengan melaksanakan kerja praktek ini, mahasiswa/i dapat melihat

langsung keadaan industri yang sebenarnya dan dapat membandingkan

antara ilmu yang didapatkan di bangku kuliah dengan ilmu yang diterapkan di

lapangan (industri). Karena yang diharapkan di lapangan (industri) adalah

aplikasi dari ilmu-ilmu yang di dapatkan di bangku kuliah.

Alasan ini yang membuat penulis melakukan kerja praktek pada PT.

PUPUK KALIMANTAN TIMUR pada bagian Departemen Perencanaan

Material, Bahan Baku dan Pergudangan (PMBB & P) yang merupakan salah

satu perusahaan pupuk terbesar di Indonesia yang memenuhi kebutuhan

pupuk baik di dalam maupun di luar negeri. Kebutuhan pupuk yang semakin

meningkat menjadi tolak ukur bagi Departemen Perencanaan Material,

Bahan Baku Dan Pergudangan (PMBB & P) untuk memenuhi kebutuhan

pabrik dengan merencanakan kebutuhan dan material agar selalu tersedia

untuk proses produksi selanjutnya.

Dalam pelaksanaannya, diharapkan mahasiswa/i mampu menganalisa

setiap kegiatan yang dilakukan terkhusus pada proses persediaan bahan

baku, peralatan maupun material yang terlibat dalam proses produksi.

Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 2

Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013

Disamping itu, perlu ada kerja sama yang baik antara pihak industri dan

perguruan tinggi dalam hal ini adalah mahasiswa/i agar wawasan dan

pengetahuan baru yang di dapatkan menjadi solusi yang tepat untuk

diterapkan pada perusahaan.

1.2 Tujuan Praktek Kerja Lapangan

Dalam melakukan kerja praktek lapangan (PKL), ada beberapa tujuan

yang ingin dicapai diantaranya :

1. Untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan pendidikan pada

Jurusan Teknik Industri Akademi Teknik Industri Makassar.

2. Praktek kerja lapangan industri akan memberikan gambaran umum

mengenai industri yang sebenarnya masih asing bagi mahasiswa/i.

3. Untuk membandingkan antara ilmu yang didapatkan pada dunia kampus

dengan ilmu yang diterapkan di lapangan (industri).

4. Mengaplikasikan ilmu yang didapatkan pada bangku kuliah secara nyata

pada dunia industri.

5. Untuk mendapatkan tenaga kerja terdidik setelah lulus dan diterima

bekerja pada industri maupun instansi-instansi tertentu.

6. Untuk mengetahui perbedaan antara budaya di kampus dengan budaya

yang ada pada organisasi atau perusahaan.

1.3 Metode Pengumpulan Data

Ada beberapa metode yang penulis lakukan dalam mengumpulkan

data-data yang diperlukan antara lain :

1. observasi lapangan, yaitu kegiatan mengamati dan mencatat segala

sesuatu yang terjadi di lapangan.

2. studi kepustakaan, yakni mengumpulkan data dan referensi atau sumber

tertulis lainnya.

3. wawancara, yaitu melakukan kegiatan terhadap segenap staff dan

karyawan yang ada di Departemen terkait

Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 3

Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013

4. browsing internet, yaitu mengumpulkan data dari artikel dan website di

internet.

1.4 Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan laporan yang digunakan dalam menyusun

Laporan Praktek Lapangan (PKL) yaitu :

Sampul depan

Halaman judul

Halaman pengesahan

Halaman pengesahan dari PT. PUPUK KALIMANTAN TIMUR

Kata pengantar

Daftar isi

Daftar gambar

Daftar tabel

Daftar lampiran

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab pendahuluan ini, memuat latar belakang yang menjelaskan

alasan mengangkat suatu masalah dan faedah yang diharapkan, tujuan

praktek kerja lapangan, ruang lingkup praktek kerja lapangan, serta

sistematika penulisan laporan.

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Pada bab ini, menjelaskan secara singkat tentang sejarah berdirinya

PT. Pupuk Kalimantan Timur, struktur organisasi dan bidang usaha

yang dikerjakan oleh PT. Pupuk Kalimantan Timur.

BAB III DEPARTEMEN PERENCANAAN MATERIAL BAHAN BAKU DAN

PERGUDANGAN

Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 4

Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013

Menjelaskan struktur organisasi, pembagian tugas serta prosedur dan

mekanisme kerja di Departemen Perencanaan Material, Bahan Baku

dan Pergudangan.

BAB IV ANALISIS PERMASALAHAN

Menjelaskan pokok permasalahan yang akan dianalisis, rumusan

masalah, landasan teori, perhitungan, serta interpretasi data.

BAB V PEMBAHASAN

Pada bab pembahasan menjelaskan tugas-tugas yang dikerjakan pada

saat praktek kerja lapangan dan penjabaran dari analisa dari

pekerjaan yang telah ditentukan.

BAB VI PENUTUP

Bab ini berisi kesimpulan dan saran dari permasalahan dan

pemecahan yang dilakukan, penjabaran dari hasil studi literatur atau

landasan teori dari penyusunan laporan kerja praktek lapangan.

Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 5

Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013

BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1 Sejarah Singkat PT. Pupuk Kalimantan Timur

Proyek PT. Pupuk Kalimantan Timur lahir dari rencana pemerintah untuk

menjawaab kebutuhan pupuk dan pangan di Indonesia. Pada mulanya PT.

Pupuk Kalimantan Timur dikelolah oleh pertamina sebagai unit pabrik

terapung yang terdiri dari 1 unit pabrik Amoniak dan 1 Unit pabrik Urea

dengan beberapa bangunan pendukungnya di lepas pantai. Namun setelah

meninjau dan menilai kembali konsep pabrik terapung ini, dengan

memperhatikan aspek teknis dan bahan baku maka pembangunan pabrik

dilakukan di darat.

Pada tahun 1976 berdasarkan Kepres No. 39 dilakukan serah terima

proyek ini dari Pertamina ke Departemen Perindustrian, dalam hal ini,

Direktorat Jenderal Industri Kima Dasar pada tahun 1976. Setelah

penyelesaian proses hukum dalam rangka serah terima peralatan pabrik di

Eropa, maka pada tanggal 7 Desember 1977 didirikan sebuah Perseroan

Negara untuk mengelola perusahaan ini dengan nama PT. Pupuk Kalimantan

Timur. Dengan tujuan utama adalah untuk melaksanakan, serta mendukung

kebijakan pemerintah dalam pengembangan industri dan ekonomi Nasional,

khususnya indutri pupuk dan kimia. Bahan baku utama pabrik yang berlokasi

di Bontang ini adalah gas alam yang disalurkan melalui pipa sepanjang 60 km

yang terentang antara Bontang dan Muara Badak. PT. Pupuk Kalimatan Timur

berdiri diatas lahan seluas 493 ha dan saat ini sedang mengoperasikan 4 unit

Pabrik Amonia dan Unit pabrik Urea dengan total kapasitas produksi

1.850.000 ton Amoniak dan 2.980.000 ton Urea per tahun.

Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 6

Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013

Gambar 2.1 pabrik PT. pupuk Kalimantan Timur

2.2 Logo Perusahaan

Gambar 2.2 Lambang PT. Pupuk Kalimantan Timur

Makna dari unsur-unsur yang ada pada logo perusahaan PT. Pupuk

Kalimantan Timur yaitu sebagai berikut :

1. Segilima berwarna biru, melambangkan pancasila yang merupakan

landasan idiil perusahaan.

2. Daun dan buah, melambangkan kesuburan dan kemakmuran.

3. Lingkaran putih kecil, melambangkan letak lokasi Bontang dekat

khatulistiwa.

4. Garis merah horizontal dari kiri-kanan melambangkan garis khatulistiwa.

5. Warna biru melambangkan keluasan wawasan.

6. Warna merah melambangkan dinamika kewiraswastaan.

2.3 Visi Misi PT. Pupuk Kalimantan Timur

Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 7

Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013

Visi

Menjadi perusahaan agro-kimia yang memiliki reputasi prima di kawasan

Asia.

Misi

1. Menyediakan produk-produk pupuk, kimia, agro dan jasa pelayanan

pabrik serta perdangan yang berdaya saing tinggi.

2. Memaksimalkan nilai perusahaan melalui pengembangan sumber daya

manusia dan menerapkan teknologi mutakhir.

3. Menunjang program ketahanan pangan nasional dengan penyediaan

pupuk secara tepat.

4. Memberikan manfaat bagi pemegang saham, karyawan dan

masyarakat serta peduli pada lingkungan

2.4 Motto

Kami hadir dalam semangat pionir

Kami kuat ditempa oleh tantangan

Kami maju dengan karya bermutu

2.5 Budaya Dan Nilai-Nilai Budaya Perusahaan

1. Integritas (integrity)

2. Kebersamaan (Team Work)

3. Unggul (Excellent Achievement)

4. Kepuasan pelanggan (Customer)

5. Tangggap (Proactive)

2.6 Lokasi Pabrik

Pabrik PT. Pupuk Kalimantan Timur terletak di wilayah pantai Kota

Bontang, kurang lebih 121 km sebelah utara Samarinda, ibukota Provinsi

Kalimantan Timur. Secara geografis PT. Pupuk Kalimantan Timur terletak

pada 0010’46,9” LU dan 117029’30,6” BT. Pabrik ini berdiri di atas areal seluas

493 Ha. Di sebelah selatan lokasi pabrik (sekitar 10 km) terdapat lokasi pabrik

pencairan gas alam, PT. Badak NGL Co. Perumahan dinas karyawan terletak

Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 8

Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013

sekitar 6 km sebelah barat pabrik dengan areal seluas 765 Ha. Pada daerah

tersebut juga terdapat perumahan BTN untuk karyawan.

Gambar 2.3 Lokasi PT. Pupuk Kalimantan Timur

Transportasi ke daerah Bontang dapat melalui jalan darat, laut, maupun

udara. Jalur udara menggunakan pesawat PT. Pupuk Kalimantan Timur dari

Balikpapan yang terbang dengan jadwal rutin sekali setiap hari. Transportasi

udara tersebut memakan waktu 45 menit perjalanan. Pabrik PT. Pupuk

Kalimantan Timur didirikan di lokasi tersebut berdasarkan pertimbangan-

pertimbangan berikut:

1. Lokasi dekat dengan sumber bahan baku berupa gas alam.

2. Lokasi dekat dengan pantai sehingga memudahkan pengangkutan.

3. Lokasi berada di tengah daerah pemasaran pupuk untuk ekspor maupun

pemasaran dalam negeri.

4. Pemetaan Zone Industry.

5. Peluang untuk perluasan pabrik karena luasnya lahan yang dimiliki.

2.7 Struktur Organisasi

Struktur organisasi PT. Pupuk Kalimantan Timur ditunjukkan pada gambar

dibawah ini :

Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 9

Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013

Gambar a

Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 10

Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013

Gambar b

Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 11

Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013

Gambar c

Gambar 2.4 ( a,b,c) Adalah Struktur Organisasi Perusahaan.

Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 12

Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013

2.8 Unit dan Fasilitas Produksi

Saat ini PT. Pupuk Kalimantan Timur memiliki lima buah pabrik pupuk

urea dengan kapasitas total sebanyak 2.980.000 ton per tahun meliputi

pabrik Kalimantan Timur 1, Kalimantan Timur 2, Kalimantan Timur 3, POPKA,

dan Kalimantan Timur 4 serta empat buah pabrik ammonia dengan kapasitas

total sebanyak 1.850.000 ton amoniak per tahun. Selain itu PT. Pupuk

Kalimantan Timur memiliki program andalan seperti program demonstration

plot (demplot) serta PT. Pupuk Kalimantan Timur telah memproduksi pupuk

organik dengan merek Zeorganik dengan membangun kerjasama dengan

mitra usaha.

Adapun profil dari masing-masing pabrik meliputi :

1. Kalimantan Timur 1

Gambar 2.5 Pabrik Kalimantan Timur 1

Kapasitas produksi

Urea : 700.000 ton/tahun.

Amoniak : 595.000 ton/tahun.

Pabrik Kalimantan Timur 1 yang merupakan pengalihan pabrik

pupuk terapung, diresmikan tanggal 29 oktober 1998. Pabrik iini

menggunakan proses lurgi untuk amoniak dan stamikarbon untuk urea.

Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 13

Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013

2. Kalimantan Timur 2

Gambar 2.6 Pabrik Kalimantan Timur 2

Kapasitas produksi :

Urea : 570.000 ton/tahun.

Amoniak : 595.000 ton/tahun.

Pabrik Kalimantan Timur 2 diresmikan bersama dengan Kalimantan Timur

1 dengan menggunakan proses Kellogg untuk amoniak serta stamicarbon

untuk urea.

3. Kalimantan Timur 3

Gambar 2.7 Pabrik Kalimantan Timur 3

Kapasitas produksi :

Urea : 570.000 ton/tahun.

Amoniak : 330.000 ton/tahun.

Pabrik Kalimantan Timur 3 diresmikan pada tanggal 4 april 1989. Pabrik

dengan teknologi hemat energy ini menggunakan proses Haldor topsoe dan

Stamicarbon untuk urea.

Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 14

Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013

4. POPKA

Gambar 2.8 Pabrik POPKA

Kapasitas Produksi :

Urea : 570.000 ton/tahun.

Proyek optimalisasi pupuk Kalimantan Timur (POPKA) hanya

memproduksi urea merupakan proyek optimalisasi Kalimantan Timur yang

diresmikan pada tanggal 7 juli 1999. POPKA merupakan pabrik urea granule

pertama di Indonesia dengan menggunakan proses stamicarbon untuk urea.

5. Kalimantan Timur 4

Gambar 2.9 Pabrik Kalimantan Timur 4

Kapasitas produksi :

Urea : 570.000 ton/tahun.

Amoniak : 330.000 ton/tahun.

Unit urea Pabrik Kalimantan Timur 4 diresmikan pada tanggal 3 juli 2002

dan unit amoniak Kalimantan Timur 4 diresmikan oleh presiden RI pada

tanggal 31 Mei 2004. Kalimantan Timur 4 juga memproduksi urea granul.

Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 15

Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013

Pabrik ini menggunakan proses holdor topsoe untuk amoniak dan

snamprogetti untuk urea.

Sejak dikembangkan pada tahun 2002, pupuk Kalimantan Timur mulai

mensosialisasikan NPK Pelangi kepada masyarakat melalui program

demonstration plot (demplot) yaitu semacam lahan percontohan di area

pertanian. Hasil demplot yang telah dilaksanakan menunjukkan bahwa

produk ini dapat meningkatkan produktifitas pertanian hingga rata-rata 30%.

Untuk memenuhi kebutuhan NPK pelangi di daerah pemasaran

Kalimantan, Sulawesi, Jawa, Sebagian Sumatera, Bali serta Nusa Tenggara,

Pupuk Kalimantan Timur mendirikan 3 pabrik yang telah diresmikan pada

tahun 2004 yaitu Bontang, Semarang dan Surabaya. Masing-masing untit

produksi dioperasikan oleh perusahaan patungan terkait yaitu PT. Pukati

Pelangi Agromakmur (Semarang) dan PT. Pukati Pelangi Tani Mukti

(Surabaya) dengan Kapasitas produksi : 350.000 ton/tahun.

Gambar 2.10 NPK Pelangi

2.9 Proses produksi

1. Pabrik Amonia

Gas alam dilewatkan ke Reaktor Desulphurizer untuk

menghilangkan senyawa belerang yang terkandung di dalamnya. Gas

yang sudah bersih di campur dengan air dan dipanasskan lagi kemudian

direaksikan di Primary Reformer hasil reaksi berupa Gas Karbondioksida

dan Gas Hidrogen. Gas hasil reaksi ini di kirim ke Secondari Reformerdan

direaksikan dengan udara, maka dihasilkan gas Gas Hidrogen, Nitrogen,

Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 16

Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013

da Karbon Monoksida. Gas-gas tersebut direaksikan di shift Converter

(HTS) dan (LTS) untuk mengubah Gas Karbon Monoksida menjadi

Karbondioksida dan Hidrogen. Gas-gas Karbondioksida dipisahkan dari

Gas Nitrogen dan Hidrogen pada unit CO2 Remaval. Gas karbondioksida

yang sudah terpisah di kirim ke pabrik Urea untuk bahan baku

pembuatan Urea. Gas Nitrogen dan Gas Hidrogen yang disebut sebagai

gas syinthesa, dimurnikan dari sisa-sisa Karbondioksida dan Karbon

Monoksida pada Reaktor Methanator. Kemudian Gas Hidrogen dan Gas

Nitrogen direaksikan di dalam Ammonia Converter agar menjadi Gas

Amonia. Gas Amonia Amonia di dinginkan sehinga menjadi Amonia Cair.

Ammonia cair temperature kira-kira (positif) 30oC dikirim ke pabrik Urea

untuk di pproses menjadi Urea, sedangkan sebagian di simpan dalam

tangki penyimpanan Ammonia (Storage) dengan temperature kira-kira

(Negatif) 30oC sebelum dikapalkan. Proses pembuatan Ammonia di pabrik

Kalimantan Timur 1 sampai Kalimantan Timur 4 pada prinsipnya hamper

sama tetapi menggunakan suhu dan tekanan berbeda-beda pada

beberapa tahapan prosesnya. Dibawah ini bagan proses pembuatan

Amonia :

Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 17

Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013

Gambar 2.11 Proses Pembuatan Amonia

2. Pabrik Urea

Ammonia Cair dan Gas Karbondioksida yang datang dari pabrik

Ammonia direaksikan di Mixer dan terbentuk Ammonium Karbamat yang

selanjutnya dihidrolisa di dalam Reaktor menjadi Urea dan Air. Urea yang

terbentuk selanjutnya dipisahkan dari Ammonium Karbamat dan Air

dengan cara proses Flashing. Pada proses ini Ammonium Karbamat akan

terpisah kembali menjadi Gas Amonia dan Gas Karbondioksida dan kedua

Reaktan ini di kembalikan lagi ke Mixer. Proses ini disebut dengan

Resirkulasi yang dilakukan dalam dua tahap. Untuk memisahakn Urea dari

larutan dilakukan proses pemekatan dengan cara penguapan. Larutan

yang sudah pekat sekal akan terbentuk Kristal, Kristal Urea yang terjadi di

kirim kemenara pembutir (priling Tower). Butir-butir Urea yang terjadi di

kirim ke gudang pupuk curah dengan Conveyer dan Elevator sebelum

dikapalkan, dan sebagian dikemas di unit pengantongan. Dalam proses

pembuatan Urea, di pabrik Kalimantan Timur 2 dan Kalimantan Timur 3

digunakan proses Stripping yang merupakan proses yang mutakhir. Di

pabrik Kalimantan Timur 4 dengan proses operasi Urea Granular

(Granulator). Berikut adalah bagan pembuatan Urea :

CO Shift

Converter

Desulphurize

r

Secondary

Reformer

Primary

Reformer

Gas Bumi

Uap Air

Air / Udara

CO2

Absorberp

r

CO2 Stripper

Ammonia

Storage

Tank

Methanator Synthesis

and

Refrigeratio

n Section

To Urea Plant

Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 18

Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013

Gambar 2.12 Proses Pembuatan Pupuk Urea

2.10 Merek Dagang

1. Daun Buah

Gambar 2.13 Merek Dagang Pupuk Daun Buah

Arti lambing merek dagang Pupuk Daun Buah :

a. Logo diolah melalui penggabungan simbol daun buah yang sudah

menjadi simbol/ikon dari Pupuk Kalimantan Timur dengan ilustrasi

stilasi daun.

b. Simbol daun buah mewakili perusahaan Pupuk Kalimantan Timur

yang sudah dikenal

c. Daun hijau melebar dan mengembang melambangkan kesuburan,

hasil yang bermanfaat serta kemakmuran.

d. Warna merah menggabarkan dinamika dan kecerahan harapan.

Karbon

Ammonia

Urea Sintesis

Urea Prill Granulator

Prilling tower

Urea Granul

Konsentrasi

Larutan Urea

Pemisahan

dan

Pemurnian

Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 19

Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013

e. Warna hijau menggambarkan karakter sejuk, kesuburan, dan

kemakmuran sesuai dengan esensi pupuk yang member

kesuburan tanah.

f. Warna biru menggambarkan kemajuan dan manfaat teknologi.

2. Merek Mandau

Gambar 2.14 Merek Dagang Pupuk Urea Mandau

Arti lambang merek dagang Pupuk Urea Mandau :

a. Daun sebanyak 17 melambangkan kemakmuran salah satu cita-cita

kemerdekaan.

b. Mandau merupakan alat untuk membuat lahan pertanian yang

dipergunakan penduduk asli Kalimantan, melambangkan kepeloporan

perusahaan dalam mengembangkan usah pertanian.

c. Mandau berjumbai lima melambangkan keluasan wawasan

pemasaran.

d. Warna merah melambangkan dinamika kewirausahaan.

3. Merek Pelangi

Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 20

Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013

Gambar 2.15 Merek Dagang Pupuk NPK Pelangi

Arti lambang merk dagang Pupuk NPK Pelangi :

a. Logo terdiri dari simbolisasi pelangi yaitu tiga bidang lengkung dengan

warna dasar unsure cahaya, merah, hijau, dan biru (R,G,B).

b. Daun hijau melebar dan mengembang melambangkan kesuburan,

hasil yang bermanfaat serta kemakmuran.

c. Tulisan Pupuk Kalimantan Timur berwarna biru menampilkan

identitas produsen untuk melengkapi ikon daun buah yang sudah ada

d. Pemilihan tipografi/huruftanpa kaki megesankan modernitas,

terbuka, dan responsive terhadap perkembangan.

e. Warna merah melambangkan dinamika dan kecerahan harapan

f. Warna hijau melambangkan karakter sejuk, kesuburan, dan

kemakmuran sesuai dengan esensi Pupuk yang member kesuburan

tanah.

g. Warna biru menggambarkan kemajuan dan manfaat teknologi.

2.11 Spesifikasi Produk

1. urea

Pupuk Urea, disebut pupuk Nitrogen (N), memiliki kandungan

nitrogen 46 %. Urea dibuat dari reaksi antara amoniak dengan karbon

dioksida dalam suatu proses kimia menjadi urea padat dalam bentuk

prill (ukuran 1-3,35 mm) atau granul (ukuran 2-4,75 mm) yang

keduanya diproduksi oleh Pupuk Kalimantan Timur. Urea prill paling

banyak digunakan untuk tanaman pangan dan industri, sedangkan

urea granul lebih cocok untuk tanaman perkebunan. Urea Pupuk

Kalimantan Timur dipasarkan dan dijual kesektor domestik dengan

menggunakan merk dagang Urea Daun Buah dan Urea Mandau.

Produk Urea Pupuk Kalimantan Timur dalam perdagangan mematuhi

Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 21

Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013

standar SNI 02-2801-1998 (HS: 3102.10.00.00). PT Pupuk Kalimantan

Timur memproduksi 2 (dua) jenis pupuk Urea, yaitu:

1. Urea Prill

2. Urea Granule

Spesifikasi teknis kedua macam pupuk Urea tersebut adalah

sama hanya berbeda dalam hal ukuran butiran, dimana pupuk

Urea Granul lebih besar dan mengandung lebih banyak anti

cacking. Lihatlah table dibawwaa ini :

Table 2.1 Spesifikasi Teknis Kedua Jenis Pupuk Urea

No Spesifikasi Urea Prill Urea Granul

1 Kandunagan Nitrogen 46 % (Minimal)1-3,35 mm 46 % (Minimal)1-3,35

mm

2 Ukuran Butiran 1-3,35 mm 2-4,75 mm

3 Kandungan Air 0,5 % (Maksimal) 0,5 % (Maksimal)

4 Biuret 0,5 % (Maksimal) 0,5 % (Maksimal)

5 Warna Putih dengan perlakuan

anti cacking

Putih dengan perlakuan

anti cacking

6 Kemasan Dalam karung 50 kg atau

curah

Dalam karung 50 kg

atau curah

2. Amonia

Pupuk Kalimantan Timur memiliki empat pabrik amoniak yang

berbahan baku gas alam dengan kapasitas terpasang mencapai total

5.600 ton per hari. Amoniak produksi pupuk Kalimantan Timur

diperdagangkan dalam bentuk cair dengan kemurnian minimal 99,5 %

dan campuran (impurity) berupa air maksimal 0,5 %. Amoniak dibuat

dari bahan baku gas bumi yang direaksikan dengan udara dan steam

yang diproses pada suhu dan tekanan yang tinggi melalui beberapa

katalisator di dalam pabrik. Produk Amoniak Pupuk Kalimantan Timur

menurut World Custom Organization dikelompokkan dalam

Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 22

Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013

Harmonized System Code, HS: 2814.10.00.00. Deskripsi produk dari

Amoniak sebagai berikut :

Kandungan amoniak 99,5%

Kandungan air 0,5% max

Kandungan minyak 10 ppm max

2.12 Fasilitas Pabrik

PT. Pupuk Kalimantan Timur memiliki 4 buah dermaga dengan

daya tampung kapal yang berbeda yaitu Dermaga I (6.000 DWT),

Dermaga II (40.000 DWT), Dermaga III (20.000 DWT), dan Dermaga

Quadrant Arm Loader (40.000 DWT). Dengan kedalaman dermaga yang

dapat disinggahi kapal berdaya muat hingga puluhan ribu DWT, PT.

Pupuk Kalimantan Timur juga memiliki ammonia storage dengan

kapasitas 52 ribu ton, gedung urea curah dengan kapasitas 70 ribu ton

dan gudang pengantongan dengan kapasitas 10 ribu ton. Untuk

menjaga kualitas produk PT. Pupuk Kalimantan Timur memiliki

laboratorium uji mutu yang hasilnya telah mendapat pengakuan dari

Badan Sertifikasi Internasional, ISO 17025. Di bidang pemeliharaan dan

pengadaan alat-alat pabrik PT. Pupuk Kalimantan Timur memiliki

gudang spare part, bengkel, dan Industri Peralatan Pabrik.

2.13 Pemasaran Hasil Produksi

a. Pemasaran Pupuk Urea

Produk pupuk urea PT. Pupuk Kalimantan Timur didistribusikan

untuk

memenuhi kebutuhan di Indonesia bagian timur dan tengah yang

meliputi daerah:

1. Jawa Timur

2. Bali

3. Kalimantan Timur

4. Kalimantan Tengah

Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 23

Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013

5. Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara dan

Sulawesi

Utara

6. NTB dan NTT

7. Maluku

8. Irian Jaya

9. Jawa Tengah

Untuk pemasaran pupuk urea ke luar negeri yang dilayani oleh PT.

Pupuk.

Kalimantan Timur berdasarkan kuota dari APPI meliputi:

1. Malaysia

2. Vietnam

3. Jepang

4. China

5. Srilangka

6. Philipina

b. Pemasaran Ammonia

Produk ammonia sebagian besar diekspor ke luar negeri, antara

lain:

1. Korea Selatan

2. India

3. Yordania

4. Tanzania

5. Spanyol

Dibawah ini peta wilayah daerah pemasaran PT. Pupuk Kalimantan Timur :

Daerah pemasaran pupuk di Dalam Negeri meliputi 2/3 wilayah Indonesa

sebagaimana gambar berikut ini :

Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 24

Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013

Gambar 2.16 Wilayah Pemasaraan Dalam Negeri PT. Pupuk Kalimantan Timur

Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 25

Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013

Sedangkan daerah pemasaran ekspor PT. Pupuk Kalimantan Timur dapat

dilihat pada

peta berikut ini :

Gambar 2.17 Wilayah Pemasaran Luar Negeri PT. Pupuk Kalimantan Timur

2.14 Jenis Perusahaan

Pada saat ini PT. Pupuk Kalimantan Timur, mengoperasikan 5 buah

pabrik

yaitu pabrik Kalimantan Timur-1, pabrik Kalimantan Timur-2, pabrik

Kalimantan Timur-3, pabrik Kalimantan Timur-4, dan

POPKA. Setiap pabrik terdiri dari tiga unit yaitu unit Utilitas, Unit

Ammoniak, Unit Urea, sedangkan POPKA hanya mempunyai Unit Utilitas

dan Unit Granul. Selain menghasilkan ammonia dan urea, pabrik PT. Pupuk

Kalimantan Timur juga menghasilkan produk samping berupa nitrogen,

Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 26

Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013

oksigen, dan karbondioksida. Selanjutnya untuk perkembangan selain

produk tersebut, maka dibuka beberapa anak perusahaan sebagai berikut:

1. PT. Kalimantan Timur Nusa Etika (KNE)

2. PT. Kalimantan Timur Multi Boga Utama (KMBU)

3. PT. Daun Buah

4. PT. Kalimantan Timur Cipta Yasa (KCY)

5. PT. Kalimantan Timur Adhiguna Dermaga (KAD)

6. PT. Kalimantan Timur Bahtera Adhiguna (KBA)

7. PT. Kalimantan Timur Industrial Estate (KIE)

8. PT. Kalimantan Timur Adventure Tours and Travel (KATT)

Selain itu juga didirikan juga beberapa perusahaan patungan dengan

perusahaan besar Nasional dan Internasional, seperti:

1. PT. Kalimantan Timur Methanol Industri

2. PT. DSM Kalimantan Timur Melamine

3. PT. Kalimantan Timur Soda Ash

4. PT. Kalimantan Timur Ambikap Wiratama

5. PT. Kalimantan Timur Parna Industri

6. PT. Kalimantan Timur Pacific Ammonia

2.15 Fasilitas jaminan Sosial

Karyawan PT. Pupuk Kalimantan Timur menerima fasilitas dan jaminan

sosial sebagai berikut:

1. Fasilitas rumah tangga

2. Program pensiun

3. Jaminan atas keselamatan kerja

4. Fasilitas rumah sakit dan tempat ibadah

5. Program tabungan hari tua

6. Fasilitas pendidikan: TK, SD, SMP, dan SMU

7. Fasilitas olahraga

Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 27

Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013

8. Fasilitas perbelanjaan meliputi: supermarket dan pusat perbelanjaan

serba Ada.

2.16 Tenaga Kerja Dan Waktu Kerja

Waktu kerja bagi karyawan PT. Pupuk Kalimantan Timur dibagi dua,

yaitu karyawan shift dan non shift. Untuk non shift, lama jam kerja adalah 8

jam sehari, seminggu lima hari, mulai pukul 07.00 – 16.00 WITA untuk hari

Senin sampai Kamis sedangkan hari Jumat mulai pukul 07.00 – 17.00 WITA.

Sedangkan untuk shift, terdapat pembagian kerja sebagai berikut:

Day shift : 07.00 – 15.00 WITA

Swing shift : 15.00 – 23.00 WITA

Night shift : 23.00 – 07.00 WIT

2.17 Peningkatan Mutu Dan Pengolahan Lingkugan

PT. Pupuk Kalimantan Timur berupaya meningkatan mutu dan

pengelolaan lingkungan. Hasil yang dicapai adalah keberhasilan meraih ISO

9002 pada tahun 1996, ISO 14001 pada 1997 dan ISO 17025 pada tahun

2000. ISO 9002 adalah pengakuan di bidang sistem manajemen produksi

dan instalasi, ISO 14001 pada bidang manajemen lingkungan dan ISO 17025

di bidang laboratorium uji mutu.

Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 28

Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013

BAB III

DEPARTEMEN PERENCANAAN MATERIAL, BAHAN BAKU

DAN PERGUDANGAN

Departemen perencanaan material dan pergudangan merupakan suatu

departemen yang dibentuk berada dibawah naungan Kompartemen teknik

sejajar dengan Departemen cangun dan departemen jasa teknik. Kompartemen

bertanggung jawab kepada direktur teknik dan pengembangan.

Tudas dari departemen perencanaan material dan pergudangan secara

garis besar adalah melaksanakan pekerjaan di bidang perencanaan dan

pengendalian logistic perusahaan yang meliputi perencanaan pembelian

material, mengendalikan persediaan, administrasi logistik serta sistem

penyimpanan dan pengeluaran barang dari dan ke gudang. Pada dasarnya tujuan

dari perencanaan material dan pergudangan adalah untuk mengendalikan

persediaan gudang agar dapat melayani permintaan dari pemakai (user) dengan

baik, dengan nilai persedian yang optimum, sehingga departemen ini ikut

bertanggung jawab terhadap kontinuitas produksi perusahaan .

Departemen ini juga melayani permintaan atas pembelian barang bukan

persediaan (non stock) untuk keperluan perusahaan, mengadakan evaluasi teknis

serta estimasi harga, sehingga diusahakan apa yang direncanakan untuk dibeli

sesuai dengan keperluan pemakai (user).

Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 29

Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013

Gambar 3.1 Diagram struktur Organisasi Direktorat Teknik & Pengembangan

PT. Pupuk Kalimantan Timur.

3.1 Struktur Organisasi Departemen Perencanaan Material Bahan Baku &

Pergudangan.

Gambar 3.2 Diagram struktur OrganisasI Departemen Perencanaan Material

Bahan Baku & Pergudangan

DEPARTEMEN

JASA TEKNK

DEPERTEMEN

PERENCANAAN

MATERIAL DAN

PERGUDANGA

N

DEPERTEMEN

CANGUN

DEPARTEMEN

PPAP

DEPARTEMEN

PENGADAAN

DERIKTUR TEKNIK DAN

PENGEMBANGAN

KOMPARTEMEN

TENIK

KOMPARTEMEN

KSU

PROYEK

DEPARTEMEN

PERENCANAAN MATERIAL &

PERGUDANGAN

BAGIAN

PERGUDANGAN

KARU BULK

MATERIAL &

CHEMICAL

STAF PERENCANAAN

MATERIAL

SEKSI

GUDANG I

SEKSI

GUDANG II

STAF IDENTIFIKASI &

STANDAR MATERIAL

KARU

LAYDOWN

& BBM

PELAKSANA

KARU

COUNTER

MATERIAL

KARU

PREVENTIVE

MATERIAL

STAF

IDENTIFIKASI

STAF

PERENCANAAN

MATERIAL

STOCK

STAF

PERENCANAAN

MATERIAL

NON STOCK

PELAKSANA PELAKSANA PELAKSANA

Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 30

Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013

3.2 Pembagian Tugas

Pembagian tugas dari jabatan-jabatan yang tertera pada gambar 3.2

adalah sebagai berikut :

3.2.1 Kepala Departemen Perencanaan

Tugas dari kepala Departemen Perencanaan Material &

Pergudangan adalah sebagai berikut :

1. Memimpin dan melaksanakan pekerjaan di bidang perencanaan

dan pengendalian logistic meliputi rencana pembeliaan material,

administrasi logistic dan pengeluaran material dari dan ke gudang.

2. Mengkoordinasi unit-unit lain demi kelancaran tugas dan

tanggung jawab Departemen Perencanaan Material &

Pergudangan.

3.2.2 Kepala Bagian Pergudangan

Tugas dari kepala bagian pergudangan adalah mengatur,

menyiapkaan, memelihara dan mencatat semua barang yang dibeli

oleh perusahaan maupun mendistribusikan barang-barang tersebut

kepada pemakai.

3.2.3 Kepala Seksi Bidang I

Tugas dari kepala seksi bidang I adalah sebagai berikut :

1. Membantu kepala bagian pergudangan dalam mengelola suku

cadang atau material spare part pabrik yang meliputi penerimaan

material dari seksi receiving material.

2. Menyimpan dan menempatkan barang-barang sesuai

klasifikasinya.

3. Memelihara (preventive material) dan mengendalikan (counter

material) barang-barang di gudang agar sesuai siap mengeluarkan

barang sesuai dengan permintaan/kebutuhan pemakai (user).

Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 31

Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013

3.2.4 Kepala Seksi Gudang II

Tugas dari kepala gudang II antara lain :

1. Mengendalkan pemasukan dan pengeluaran barang dari gudang,

sesuai klasifikasinya, yaitu gudang bulk material, chemical,

laydown, BBM, material dan non stock dengan bantuan

computer.

2. Melakukan pengendalian gudang secara fisik agar memenuhi

aturan pergudangan yang aman, efisien, ekonomis, dan sesuai

aturan pergudangan.

3.2.5 Staf Perencanaan Material

Tugas dari stafperencanaan material adalah sebagai berikut :

1. merencanakan pembelian barang-barang keperluan perusahaan

baik untuk persediaan stock maupun untuk non stock.

2. Melakukan pengendalian persediaan agar tetap pada posisi unuk

dapat melayani semaksimal mungkin dengan nilai persediaan

gudang yang minimum demi kelancaran produksi pabrik dan

sarana pendukung lainnya.

3.2.6 Staf Inventory Control

tugas dari inventory control adalah sebagai berikut :

1. mengendalikan persediaan gudang secara kuantitas dengan

melakukan inventory control dan meng-update posisi maksimum

dan minimum stock.

2. Membuat rencana pembelian barang untuk persediaan gudang

berdasaarkan Re-Order Report (ROR)

3.2.7 Staf PME dan PFM

tugas staf PME dan PFM antara lain :

Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 32

Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013

1. membuat rencana pembelian barang untuk barang langsung pakai

atau tidak masuk gudang (non-stock) berdasarkan Material

Requestion (MR) dari user.

2. Melakukan proses antisipasi sebagai pengendali rencana penerbitan

permintaan pembelian (PP) atas jumlah anggaran yang tersedia.

3. Melakukan evaluasi dan analisa harga untuk mendapatkan standart

harga yang selanjutnya menjadi bahan estimasi harga.

3.2.8 Staf Identiifikasi Dan Standarisasi Material

Tugas dari kepala bidang identifikasi dan standarisasi material

adalah sebagai berikut :

1. melakukan identifikasi dan standarisasi material yang

dispesialisasikan berdasarkan bidang keahliannya seperti rotating,

non- rotating, general mechanical, dan instrument lstrik.

2. Membuat identifikasi permintaan item baru (PIB), spare part two

years, surplus material project dan evaluasi konsolidasi dan

standarisasi material.

3. Me-maintenance database material dengan system katalouging

NATO atau AUSLANG.

4. Klarifikator awal PP stock untuk mengevaluasi hasil penawaran dari

vendor.

5. Memberikan penawaran alternative stock dari permintaan barang

(MR) dari user.

3.3 Prosedur Dan Mekanisme Kerja Bagian Perencanaan Material

Mekanisme kerja yang berlaku dan dijalankan di bagian perencanaan

material cukup kompkeks, selaiin merencanakan dn mengendalikan

kebutuhan untuk pabrik, juga merencanakan kebutuhan material non-pabrik

(non-stock) yaitu untuk keperluan secara umum, seperti computer, AC,

Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 33

Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013

perangkat alat-alat listrik dan bahan-bahan bangunan untuk proyek yang

ada dan kebutuhan-kebutuhan lainnya.

Persediaan merupka suber daya yang menganggur atau yang disebut “

idle resource”. Suatu persoalan besar yang dihadapi oleh bagian

perencanaan material adalah bagaimana menentukan persediaan yang

optimal, dalam arti jumlah persediaan di usahakan minimal namun tetap

dapat memberikan pelayanan optimal bagi pemakai, untuk mencapai tujuan

tersebut, maka persediaan harus direncanakan dan dikendalikan secara

seksama dan terus-menerus secara periodik.

Penugasan kerja pada bagian perencanaan material dibagi dalam tiga

seksi, dimana input dan output dari ketiga seksi tersebut dihubungkan satu

sama lain dengan system yang dinamakan avantis. Avantis adalah software

computer yang merupakan alat bantu untuk me-record dan mengolah data

tentang stock item. Software Avantis (inventori control system) sehingga

aplikasinya belum optimal.

3.3.1 Staf Inventory Control

Penyusunan rencana kerja di staf ini antara lain :

1. Mereview kondisi maksimum dan minimum dari stok yang berasal

dari Re-order Report (ROR) yang secara otomatis tercetak oleh

system avantis, apabila item tersebut telah mencapai batas

minimum. Stok item dikelompokkan berdasarkan besarnya

frekuensi pengambilan material, menjadi beberapa golongan

pergerakan material, yaitu :

a. Fast moving.

b. Medium moving.

c. Slow moving.

d. Non moving.

e. Sleeping stock.

Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 34

Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013

2. Mengklasifikasikan material berdasarkan konsep klasifikasi ABC

atau disebut juga analisa ranking per periode, biasanya 6 bulan

sekali terhadap movement material stok. Tujuan dari analisa ini

adalah untuk menentukan prioritas order, memberikan pelayanan

yang lebih baik dengan nilai investasi yang lebih kecil.

3. Menganalisa item-tem stok yang non-moving untuk mengetahui

apakah item-item tersebut masih layak untuk distok atau dipesan

kalau ada permintaan pembelinya dijadwalkan kembali dengan

mempertimbangkan perkiraan waktu pemakaian, lead time, harga

dan tingkat urgensinya pabrik.

4. Memberiakan suatu informasi ke bagian identifikasi dan

standarisasi material tentang item-item stok yang akan dihapus

dari catatan komputer setelah dievaluasi bersama user.

5. Merencanakan kebutuhan per tahun untuk barang-barang

consumable stock, seperti bahan kimia, lube oil, BBM, karung, dan

lain-lain.

Memantau Level Minimum dan Maksimum stok. Dalam suatu sistem

inventory control yang baik , diperlukan suatu data tentang jumlah stock

maksimum dan minimum yang akurat. Sangat diharapkan stock item yang ada di

gudang selalu berada antara batas maksimum dan minimum level, yang

dimaksud dengan minimum stock disini adalah suatu batas inventori dimana

order harus dilakukan. Review maksimum dan minimum stock di staf inventori

control ini dilakukan dalam seminggu sekali melalui ROR tadi.

Penentuan maksimum stock di staf tersebut biasanya dilakukan

berdasarkan hal-hal sebagai berikut :

1. Data pemakaian Selma lima tahun ditambah data berjalan. Berdasarkan

data-data ini, diharapkan pemantauan minimum atau maksimum stock

akan lebih realistis.

Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 35

Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013

2. Berdasarkan metode perhitungan metode praktis dengam rumus

matematis.

Untuk menentukan minimum stock atau Re-Order level , adalah

bilamana persediaan sama dengan kebutuhan selama tenggang waktu

pemesanan (lead time) ditambah dengan besarnya safety stock. Rumus

dan cara mencarinya sebagai berikut :

1. Minimum stock

Minimum stock dihitung dengan persamaan sebagai berikut :

Minimum stock = 𝑋 × 𝐿

𝑇 + 𝑆𝑆 ……………………………………….…...(3.1)

Dengan: 𝑋 = Rata-rata pemakaian tiap bulan.

𝐿

𝑇 = Rata-rata lead time.

SS = Safety stock.

2. Safety stock

Dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut :

SS = 𝑋 × 𝐿

𝑇 × n% ……………………………………..……………………………(3.2)

Dimana n% berkisar anatra 20-30%, tergantung dari tingkat urgensi

dar material stok. Semakin besar presentase maka semakin besar pula

tingkat keamanan dari stok.

3. Re-Order Quantity (ROQ)

Dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut :

ROQ = 𝑋 × 𝐿

𝑇 × k…………………………………………..………………..…..…(3.3)

4. Maksimum Stok

Dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut :

Maksimum stok = ROQ + SS ……………………………………………………..(3.4)

Dimana k adalah faktor pengaman, tabel dapat dilihat pada table 3.1

sebagai berikut :

Tabel 3.1 Nilai Tingkat Kepercayaan (%) untuk tiap faktor pengaman

(k)

Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 36

Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013

Faktor Pengaman

(k)

Tingkat Kepercayaan

(%)

0.00 50.00

0.67 75.00

0.84 80.00

1.00 84.13

1.04 85.00

1.25 89.44

1.28 90.00

1.50 93.32

1.56 94.00

1.60 94.52

1.65 95.00

1.75 96.00

1.88 97.00

2.00 97.72

2.05 98.00

2.20 98.61

2.33 99.00

2.40 99.18

2.50 99.38

2.57 99.50

2.65 99.60

2.75 99.70

2.88 99.80

3.00 99.86

3.09 99.90

3.20 99.93

Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 37

Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013

Aplikasi dari persamaan-persamaan diatas biasanya dipakai untuk

mengendalikan stok dari barang yang permintaannya tetap, pemakaiannya

kontinyu dan jenisnya sedikit. Item stok yang dimaksud biasanya adalah barang

chemical, lube oil, pipe and tube fitting, dan barang stok lain dengan kondisi

seperti diatas.

Mereview Re-Order Material Stock, system pemesanan kembali untuk

setiap item stok sudah dilakukan oleh computer dengan batasan apabila jumlah

persediaan di gudang ditambah dengan jumlah barang yang sedang dipesan

sama dengan atau kurang dari minimum stok. Computer akan secara otomatis

mencetak perintah item-item tersebut untuk dipesan kembali. Perintah Re-Order

ini biasanya dicetak seminggu sekali (Format Re-Order Report ).

Dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut :

ROP / Minimum Stok ≤ BOH + BOO………………………………………………………………(3.5)

Dengan : ROP : Re-Order Point (tingkat persamaan kembali).

BOH : Balance On Hand (jumlah persediaan di gudang).

BOO : Balance On Order (jumlah barang yang dipesan).

Kondisi stok dibawah minimum atau tidak ada stok. Pada dasarnya tujuan

utama dari pengadaan persediaan adalah untuk memperlancar proses

operasional dari pabrik. Apabila terjadi kehabisan stok, terutama untuk barang-

barang pipe dan tube fitting yang merupakan salah satu spare part yang penting,

maka akan menyebabkan berhentinya proses produksi. Tentunya hal ini akan

menyebabkan perusahaan mengalami kerugian yang besar. Terjadinya kehabisan

stok bisanya disebabkan beberapa hal berikut :

1. Peningkatan pemakaian barang.

4.00 99.99

Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 38

Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013

2. Waktu lead time yang tidak pasti.

3. Ketidak pastian pemakaian barang.

Dari pengalaman ini, untuk mempercepat proses pengadaan terhadap

barang-barang stok krisis, biasanya dari staf inventory control akan membuat

surat pemberitahuan ke bagian pengadaan agar stok dapat dipercepat

pengadaannya (surat push). Jika dalam keadaan persediaan nol sedangkan

barang tersebut sangat dibutuhkan untuk operasional pabrik biasanya

perusahaan membuat surat permohonan meminjam barang tersebut biasanya ke

APPI dan perusahaan terdekat.

3.3.2 Staf Perencanaan Material dan Evaluasi (PME) atau Perencanaan

Fabrikasi Material (PFM)

Pekerjaan rutin yang dilakukan oleh staf PME/PFM antara lain :

1. Menerima permintaan material/MR (material request) dari seluruh

departemen atau user yang akan diproses menjadi PP (permintaan

pembelian).

2. Membuat file lengkap setiap nomor PP meliputi MR dan dokumen

yang muncul kemudian seperti PO (purchasing Order) atau revisi dan

dokumen-dokumen lain yang berkaitan.

3. Dalam menganalisa harga barang, staf PME/PFM bertugas membuat

catatan harga barang. Staf ini bertugas membuat catatan harga

barnag berdasarkan data-data pembelian masa lalu dengan

mengambil data-data lima tahun terakhir yang terecord pada

software avantis, baik berupa barang barang stok maupun non-stock.

Harga-harga yang diperoleh kemudian dievaluasi untuk menentukan

harga yang wajar. Dari data tersebut dibuat daftar standar harga

untuk dijadikan referensi dalam estimasi harga dari tahun ke tahun.

Juga membuat catatan supplier yang dominan atas harga yang wajar,

supply metrial, lead time, dan lain-lain.

Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 39

Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013

4. Dalam mengevaluasi nilai stok di gudang, staf PME/PFM membuat

catatan persediaan gudang setiap akhir bulan baik jumlah stok

maupun nilai barangnya.

3.4 Prosedur Dan Mekanisme Kerja Bagian Identifikasi dan Standarisasi

Material

Tujuan umum dari bagian ini adalah untuk membuat identifikasi teknis

atas semua barang yang dikategorikan persediaan gudang ataupun non-stok

bila diperluakan. Identifikasi material akan dituangkan dalam bentuk mater

catalog yang berguna bag user dan DPM & P sendiri untuk mencari atau

meminta barang yang diperlukan oleh user dengan cepat dan tepat. Data-

data hasil identifikasi ini sangat penting dalam proses pembelian barang

terutama menyangkut nama barang, spesifikasi material, part number,

manufacture code, nomor seri, dan lain-lain.

Adapun tugas rutin yang dikerjakan oleh staf ini adalah sebagai berikut :

1. Memeriksa spare part setiap item untuk diteliti tentang kebenaran dari

spesifikasi barang, misalnya drawing number, part number, equipment

number sesuai dengan prinsip-prinsip yang berlaku setelah dicetak

terlebih dahulu dengan stok yang ada.

2. Apabila terdapat pengajuan spare part tambahan untuk dipesan, maka

petugas identifikasi terlebih dahulu memeriksa kebenaran spesifikasi

yang ada dengan data teknis yang ada dikomputer. Bila ternyata

dikomputer spare part yang dimaksud tidak ada, maka seksi identifikasi

akan mengidentifikasi barang yang dimaksud berdasarkan buku manual

yang ada. Kendala dalam hal ini terjadi bila data-data yang tersedia

sangat minim, sehingga sulit untuk meyakinkan apakah stok tersebut

memang benar-benar stok baru atau sudahada sebelumnya.

3. Mengamati catalog item stok utnuk memperoleh ide-ide yang menuju

pada proses konsolidasi, interchanging ability, rasionalisasi stok, dan

Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 40

Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013

absolete stok yang bertujuan untuk mengurangi jumlah item stok tanpa

mengurangi pelayanan pada user.

Tugas khusus yang diemban dari staf ini adalah mengkoordianasi

system kodifikasi paper work dari departemen perencanaan material &

pergudangan seperti kode penomoran permintaan pembelian (menurut

kelas, fungsi kategori, lokasi penggunaan, dan movement)dan

merencanakan penggunaan kodifikasi tersebut secara universal dalam

departemen maupun antar departemen atau departemen dalam

lingkungan PT. Pupuk Kalimantan Timur.

3.5 Prosedur dan mekanisme kerja bagian pergudangan

Tanggung jawab bagian pembelian dan berakhir setelah barang yang

dipesan diterima digudang dengan baik sesuai dengan spesifikasi yang

tercantum dalam order pembelian. Dengan demikian tanggung jawab

terhadap permintaan, penyimpanan, keamanan, dan pengeluaran barang

terletak pada bagian pergudangan. Secara umum tugas dan tanggung jawab

bagian ini adalah sebagai berikut :

1. Menerima dan menyimpan bahan dan supply sehingga tetap tersedia

pada saat diperlukan.

2. Mengeluarakan barang-barang ke bagian lain yang memerlukan dengan

prosedur yang berlaku.

3. Mencatat semua barang di gudang dan perubahan-perubahannya

terutama segi fisik.

4. Merencanakan tata ruang dan menggunakan alat-alat gudang dengan

efisien.

5. Menjaga ketertiban, kelancaran dan kebersihan penyimpanan barang di

gudang.

6. Menjaga agar semua barang dan supply dalam tanggung jawabnya

berada dalam daerah gudang.

Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 41

Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013

Bagian pergudangan dikepalai oleh kepala bagian pergudangan. Tugas

dan pekerjaan dari kepala bagian ini dibagi dalam dua seksi gudang yaitu :

a. Seksi Gudang I (spare part).

b. Seksi Gudang II (chemical, laydown, dan otomotif).

3.5.1 Seksi Gudang I

Tujuan umum dari seksi ini adalah mengatur, menyimpan, dam

memelihara barang yang diterima dari receiving sesuai dengan aturan

pergudangan yang berlaku. Selain itu juga mengendalikan pengeluaran

barang dari gudang sesuai dengan keperluan pemakai berdasarkan

prosedur yang berlaku. Pada gudang ini disimpan beberapa macam

spare part pabrik, seperti elektronik stock, turbine, instrumen, pompa,

kompresor, dan lain-lain.

Adapun tugas-tugas pokok yang dikerjakan oleh seksi gudang I

adalah sebagai berikut :

1. Menerima barang dari receiving dan mengalokasikannya sesuai

dengan aturan yang telah ditentukan yaitu system NATO dimana

setiap item dibagi-bagi atau ditempatkan menurut groups atau sub

groupsnya.

2. Memelihara barang dan lokasi secara administrative, seperti

penomoran lokasi yang jelas, pencantuman nomor stok, dan

spesifikasi yang sesuai, serta meng-update kartu persediaan (bin

card) untuk tiap penambahan ataupun pengurangan stok.

3. Memelihara gudang dan barang secara fisik agar terhindar dari

kerusakan selama disimpan, terhindar dari bahaya kebakaran,

korosi, kehilangan, dan lain-lain.

Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 42

Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013

4. Melayani user dalam pengambilan barang yaitu mencari lokasi

barang, menyerahkan barang dan mencatat setiap pengambilan

barang.

Ukuran keberhasilan dari seksi gudang 1 adalah tidak adanya

kerusakan dan kehilangan barang , jumlah stok yang akurat antara data

komputer dan kenyataan di gudang antara bin card dan secara fisiknya.

Selain itu juga dapat memberikan pelayanan yang cepat dan tepat

setiap permintaan dari user.

3.5.2 Seksi Gudang II

Ada berberapa gudang yang berada dibawah pengawasan kepala

seksi gudang II, yaitu antara lain :

1. Gudang chemical, merupakan gudang yang berisi stok bahan-bahan

kimia untuk operasi pabrik.

2. Gudang otomotif dan bulk material, seperti valve, tools, material

consumable, bolts, round bar, dan palte bar.

3. Gudang Lay down, merupakan gudang terbuka yang berisikan

barang-barang bekas proyek, tabung-tabung oksigen, hydrogen, dan

lain-lain.

Tugas-tugas harian yang biasa dikerjakan oleh seksi gudang II tidak

jauh beda dengan seksi gudang I. perbedaan yang mendasar adalah

jenis material yang ditangani.

3.6 Tata Cara Penyimpanan Barang di Gudang

Dalam perencanaan lokasi barang di gudang, material harus diletakkan

dengan aman, terhindar dari bahaya. Maka untuk menentukan lokasi,

susunan, dan kemudahan pengambilan barang perlu diperhatikan beberapa

hal sebagai berikut :

Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 43

Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013

1. Gudang I

Material yang terdapat dalam gudang tidak semuanya

digolongkan dalam satu jenis material. Dalam pengelompokan jenis

material ini dilihat dari frekuensi pengambilan material di gudang. Berikut

adalah klasifikasi material berdasarkan frekuensi pengambilan di gudang :

a. Barang-barang yang sering diambil (fast moving).

b. Barang-barang yang jarang diambil (slow moving).

c. Barang-barang yang sangat jarang diambil (sleeping stock).

d. Barang-barang yang ukurannya besar (floor stock).

e. Barang-barang yang memerlukan penyimpanan khusus.

2. Gudang II

Pada gudang ini disimpan barang-barang non stock, plastik,

barang-barang titipan, barang-barang otomotif, chemical, obsolete.

Barang-barang chemical memerlukan penanganan khusus, dimana

penyimpanan diatur sedemikian rupa untuk menghindari kontaminasi

antara barang chemical satu dengan yang lainnya. Pengaturan ini sudah

diatur menurut tatanan atau prosedur yang ada. Untuk barang-barang

consumable seperti HCl cair, H2SO4 cair, NaOH cair, dan flag merupakan

bahan kimia yang sangat sering di issued atau merupakan kebutuhan

sehari-hari pabrik, maka ditempatkan pada gudang tersendiri.

Pertimbangan yang lain adalah bahan-bahan kimia ini sangat beracun dan

bersifat korosif sehingga perlu tempat tersendiri. Untuk gudang laydown

berisi barang-barang yang berukuran besar misalnya pipa-pipa, tangki,

drum-drum, bahan kimia dan lube oil.

Adapun jenis-jenis gudang terbagi dalam beberapa jenis, yaitu :

1. In Door (lokasi rak pallet)

Barang-barang yang disimpan disini adalah barang-barang yang dapat

disusun di atas pallet, dan kemudian dialokasikan dengan alat angkut,

seperti fork lift. Barang-barang disini seperti gasket, shaft, gear,

Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 44

Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013

gearing, dan lain-lain. Biasanya barang-barang ini berukuran dan

memiliki berat menengah.

2. Out Door/Floor (lantai)

Lokasi ini dipakai hanya untuk barang-barang yang besar yang tidak

mungkin dimasukkan kedalam rak.

3. Hot Room (ruang panas)

Lokasi ini dipakai untuk menyimpan barang-barang yang memerlukan

perawatan penyimpanan pada suhu yang panas, seperti jenis kawat

las.

4. Cold Room (ruang dingin)

Ruangan ini dipakai untuk menyimpan barang-barang yang tidak boleh

terkena udara panas, sehingga harus disimpan dalam ruang dingin,

seperti jenis barang lem, rubber linning, bahan kimia dan lain-lain.

5. Guard Room (ruang khusus)

Ruangan khusus ini dipakai untuk menyimpan barang-barang yang

bentuknya kecil tetapi memiliki nilai yang tinggi sehingga dalam

penanganannya memerlukan penanganan khusus. Barang-barang

disimpan dalam lokasi khusus ini antara lain, alat-alat instrumen, fitting

material, stainless steel, connector, dan lain-lain.

Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 45

Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013

BAB IV

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

4.1 Rumusan Masalah

Didalam melakukan pekerjaan di Departemen Perencanaan Material,

Bahan Baku dan Pergudangan (PMBB & P) yang mengelolah Perencanaan

Material Bahan Baku dan Pergudangan, ada beberapa gudang yang menjadi

tempat peyimpanan stock bahan baku dan spare part untuk mendukung

kelangsungan proses produksi. Maka dari itu, penulis melakukan penelitian

pada gudang II (consumable) yang mengelola persediaan berbagai jenis

karung dan spare part non-stock. Melihat tingkat kepentingan karung dalam

proses pengantongan Pupuk, penulis menjadikan karung sebagai objek

penelitian dalam hal persediaannya. karena tanpa karung, maka proses

produksi bisa terhenti. Karena itu, penulis fokus hanya pada persediaan

karung.

Ada dua jenis karung antara lain karung Urea dan karung NPK. Kedua

jenis karung ini, masih terbagi atas beberapa bagian berdasarkan komposisi

dan jenis kemasannya. Dari komposisi dan jenis kemasan inilah yang

membuat karung menjadi lebih banyak dan dibedakan atas beberapa stock

number.

Penulis membatasi penelitian jenis karung dan hanya fokus pada jenis

karung Urea Non Subsidi dan subsidi (Holding) yang mewakili sebagian dari

beberapa stock number.

Dari masalah ini, maka penulis mengangkat judul “Analisa perbandingan

metode Min-Max, Blanket Order, Konsinyasi, dan Re-Order Quantity untuk

menghitung Total Cost persediaan karung Pupuk Urea Pada PT. Pupuk

Kalimantan Timur”

Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 46

Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013

4.2 Tujuan Penelitian

Tujuan dari perumusan masalah ini adalah untuk memberikan informasi

mengenai jumlah karung jenis karung Urea Non-Subsidi dan Subsidi

(Holding) yang harus tersedia untuk mengantisipasi kehabisan stok dan

mengetahui total cost yang dikeluarkan dalam persediaan karung tersebut.

4.3 Batasan Masalah

Batasan masalah dalam pelaksanaan praktek kerja lapangan adalah

sebagai berikut :

1. Pengambilan data dilakukan dalam lingkungan Departemen Perencanaan

Material, Bahan Baku dan Pergudangan (PMBB & P), departemen

pengadaan, dan departemen akuntansi

2. Data historis item yang digunakan adalah data historis item yang

digunakan untuk kebutuhan pengantongan pupuk jenis karung Urea Non-

subsidi dan Subsidi (Holding) yang terdapat pada software Avantis selama

4 tahun, mulai dari tahun 2009 sampai tahun 2012.

3. Perhitungan statistik dalam pengolahan data item menggunakan service

level 95 %.

4. Pengolahan data dilakukan pada 8 stock number karung pupuk Urea baik

karung Non-subsidi dan Subsidi dengan quantity pemakaian lengkap dari

tahun 2009 sampai 2012.

4.4 Asumsi-Asumsi

asumsi yang digunakan dalam pengolahan data adalah sebagai berikut :

1. data yang digunakan merupakan data yang mewakili factual material

dilapangan.

2. Biaya order material terhitung adalah konstan.

Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 47

Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013

4.5 Pengumpulan Data

data yang dibutuhkan dalam pengolahan laporan ini, penulis dapatkan di

tiga tempat yaitu di Departemen Perencanaan Material bagian inventori

tentang data-data karung Urea Non-Subsidi dan subsidi dari tahun 2009

sampai tahun 2012 yang diklasifikasikan dalam bentuk stock number

sebagai objek penelitian yang didapatkan melalui software Avantis yang di

konversikan ke Microsoft excel. untuk mendapatkan data ordering cost di

dapatkan di Departemen Pengadaan, serta mendapatkan data menengenai

kebijakan perusahaan dalam menentukan holding cost didapatkan di

Departemen Akuntansi.

4.6 Pengolahan Data

pengolahan data terbagi atas tiga tahap, yakni seleksi item,

forecasting/peramalan permintaan, serta perhitungan total cost.

4.6.1 Seleksi Item

item-item persediaan karung yang tersedia di dapatkan melalui

software Avantis yang disaring lagi menjadi beberapa item sesuai

keinginan penulis karena karung sudah termasuk item consumable

yang frekuensi pengambilannya cukup tinggi. Adapun proses

pengklasifikasiannya adalah sebagai berikut:

1. Mengambil data melalui software Avantis mengenai data jenis

karung Urea non-Subsidi dan Subsidi dengan stock number yang

sudah ditentukan dari tahun 2009-2012.

2. Mengambil data item yang mempunyai pemakaian secara ber-

urut dari tahun 2009-2012 dan mengeliminasi data yang quantity

pemakaiannya tidak lengkap untuk mendapatkan perbandingan

data yang lebih akurat dari tahun ke tahun berikutnya.

4.6.2 Data Hasil Seleksi

Adapun data hasil seleksi dari item-item yang dijadikan objek

penelitian adalah sebagai berikut:

Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 48

Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013

1. Sack , Urea, Prill, Daun Buah, Non-Subsidi, Surabaya (stock

number

83603-5).

2. Sack , Urea, Prill, Daun Buah, Non-Subsidi, Bontang (stock number

86824-8).

3. Sack , Urea, Granul, Daun Buah Non-Subsidi, Bontang (stock

number 79382-5).

4. Mataram, Sack Urea Holding, bersubsidi pemerintah (stock

number 91667-6).

5. Makassar, Sack, Urea, Prill, Holding, bersubsidi pemerintah (stock

number 91672-2).

6. Bali, Sack Urea Holding, bersubsidi pemerintah (stock number

91668-4).

7. Surabaya , karung Urea, Prill, Holding, bersubsidi pemerintah

(91670-6).

8. Bontang, Sack Urea Holding, bersubsidi pemerintah (stock

number 91671-4).

Item-item inilah yang kemudian dijadikan objek penelitian untuk

mengetahui stock quantity yang mewakili jenis karung Urea karung

Non-Subsidi.

4.6.3 Forecasting /Perhitungan Ramalan Permintaan

Forcasting/perhitungan ramalan permintaan pada tahap ini

dilakukan pada setiap item yang dijadikan objek penelitian dengan

tujuan untuk mendapatkan permintaan (demand) untuk periode

2013-2014 yang dilakukan dengan perhitungan total cost.

Foresting ini dilakukan dengan menggunakan software Win-QSB

Cara menggunakan software Win-QSB untuk forecasting adalah

sebagai berikut :

Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 49

Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013

1. Buka software aplikasi Win-QSB

2. Saat toolbar muncul klik forecasting and linear Regretion

3. Input data historis pemakaian item yang telah ditentukan pada

kolom yang tersedia. Setelah itu, muncul historical data dan input

data quantity pemakaian dari item tersebut.

4. Pilih toolbar solve and analyze lalu klik perform forecasting.

Setelah muncul forecasting set up, lalu pilih metode forecasting

yang mempunyai MAPE terendah, untuk karung kami

menggunakan metode linear regretion.

5. Setelah itu, isi number of periods to forecast sesuai dengan

jumlah peramalan pada periode yang akan diramalkan.

6. Kemudian muncul hasil forecast untuk tahun selanjutnya.

Gambar 4.1 Tampilan Forecast Win-QSB

4.6.3.1 forecasting item (Sack , Urea, Prill, Daun Buah Non-Subsidi

Surabaya (stock number 83603-5))

data historis pemakaian item (Sack , Urea, Prill, Daun Buah

Non-Subsidi, Surabaya (stock number 83603-5)) selama 4

tahun berturut adalah sebagai berikut :

Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 50

Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013

Tabel 4.2 Data Historis Pemakaian Karung Non-Subsidi Surabaya

Dengan Stock Number 83603-5

Lalu data-data ini dimasukkan ke software Win-QSB dengan

langkah-langkah yang sudah dijelaskan di atas. Setelah itu, akan muncul

hasil peramalannya sebagai berikut:

Tabel 4.3 Tabel Forecast Karung Non-Subsidi Surabaya Dengan Stock

Number 83603-5 dengan Software Win-QSB

Tahun Jumlah Pemakaian Sack , Urea, Prill, Daun Buah Non-Subsidi,

Suarabaya (Stock Number 86818-3) (Per Lembar)

2009 500.000

2010 429.400

2011 163.400

2012 383.200

Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 51

Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013

Gambar 4.2 Grafik Pemakaian Karung Non-Subsidi Surabaya Dengan

Stock Number 83603-5

4.6.3.2 forecasting Sack , Urea, Prill, Daun Buah Non-Subsidi, Bontang

(stock number 86824-8)

Tabel 4.3 Data Historis Pemakaian Karung Non-Subsidi Prill Bontang

Dengan Stock Number 86824-8

Tahun Jumlah Pemakaian Sack , Urea, Prill, Daun Buah Non-Subsidi,

Bontang (Stock Number 86818-3) (Per Lembar)

2009 8.557.600

2010 9.896.000

2011 6.942.000

2012 7.327.600

Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 52

Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013

Adapun hasil peramalannya adalah sebagai berikut :

Tabel 4.4 Tabel Forecast Karung Non-Subsidi Prill Bontang Dengan

Stock Number 86824-8 dengan Software Win-QSB

Gambar 4.3 Grafik Pemakaian Karung Non-Subsidi Prill Bontang Dengan

Stock Number 86824-8

Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 53

Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013

4.6.3.3 Sack Urea, Granul, Daun Buah Non-Subsidi, Bontang (stock

number 79382-5).

Tabel 4.5 Data Historis Pemakaian Karung Non-Subsidi Granul

Bontang Dengan Stock Number 79382-5

Adapun hasil peramalannya adalah sebagai berikut :

Tabel 4.6 Tabel Forecast Karung Non-Subsidi Granul Bontang

Dengan Stock Number 79382-5 dengan Software Win-QSB

Tahun Jumlah Pemakaian Sack , Urea, Prill, Daun Buah Non-Subsidi,

Suarabaya (Stock Number 86818-3) (Per Lembar)

2009 729.200

2010 1.225.200

2011 805.200

2012 1.512.400

Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 54

Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013

Gambar 4.4 Grafik Pemakaian Karung Non-Subsidi Granul Bontang Dengan

Stock Number 79382-5

4.6.3.4 Mataram , Sack Urea, Holding, bersubsidi pemerintah (91667-6).

Tabel 4.7 Data Historis Pemakaian Karung Subsidi Mataram

(Holding) Dengan Stock Number 91667-6

Tahun Jumlah Pemakaian Sack Urea, Holding, subsidi PEME, Mataram

(Stock Number 91667-6) (Per Lembar)

2009 2.125.200

2010 1.876.721

2011 1.973.111

2012 1.658.892

Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 55

Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013

Adapun hasil peramalannya sebagai berikut :

Tabel 4.8 Tabel Forecast Karung Subsidi (Holding) Mataram Dengan

Stock Number 91667-6 dengan Software Win-QSB

Gambar 4.5 Grafik Pemakaian Karung Subsidi (Holding) Mataram Dengan

Stock Number 91667-6

Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 56

Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013

4.6.3.5 Makassar, Sack, Urea, Prill, Holding, bersubsidi pemerintah

(stock number 91672-2).

Tabel 4.9 Data Historis Pemakaian Karung Subsidi (Holding)

Makassar Dengan Stock Number 91672-2

Adapun hasil peramalannya sebagai berikut :

Tabel 4.10 Tabel Forecast Karung Subsidi (Holding) Mataram

Dengan Stock Number 91667-6 dengan Software Win-QSB

Tahun Jumlah Pemakaian Sack Urea, Holding, subsidi PEME, MKS (Stock

Number 91672-2) (Per Lembar)

2009 2.740.800

2010 2.966.337

2011 3.376.026

2012 757.500

Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 57

Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013

Gambar 4.6 Grafik Pemakaian Karung Subsidi (Holding) Makassar Dengan

Stock Number 91672-2

4.6.3.6 Bali, Sack Urea Holding, bersubsidi pemerintah (stock number

91668-4).

Tabel 4.11 Data Historis Pemakaian Karung Subsidi (Holding) Bali

Dengan Stock Number 91668-4

Tahun Jumlah Pemakaian Sack Urea, Holding, subsidi PEME, Bali (Stock

Number 91668-4) (Per Lembar)

2009 666.400

2010 1.070.366

2011 867.672

2012 498.608

Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 58

Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013

Adapun hasil peramalannya sebagai berikut :

Tabel 4.12 Tabel Forecast Karung Subsidi (Holding) Bali Dengan

Stock Number 91668-4 dengan Software Win-QSB

Gambar 4.7 Grafik Pemakaian Karung Subsidi (Holding) Bali Dengan Stock

Number 91668-4

4.6.3.7 Surabaya , karung Urea, Prill, Holding, bersubsidi pemerintah

(91670-6)

Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 59

Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013

Tabel 4.13 Data Historis Pemakaian Karung Subsidi (Holding) Surabaya

Dengan Stock Number 91670-6

Adapun hasil peramalannya sebagai berikut :

Tabel 4.14 Tabel Forecast Karung Subsidi (Holding) Surabaya

Dengan Stock Number 91670-6 dengan Software Win-QSB

Tahun Jumlah Pemakaian Sack , Urea, Prill, Daun Buah Non-Subsidi,

Suarabaya (Stock Number 91670-6) (Per Lembar)

2009 10.407.890

2010 11.916.075

2011 11.138.402

2012 2.711.400

Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 60

Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013

Gambar 4.8 Grafik Pemakaian Karung Subsidi (Holding) Surabaya Dengan

Stock Number 91670-6

4.6.3.8 Bontang, Sack Urea Holding, bersubsidi pemerintah (stock

number 91671-4)

Tabel 4.15 Data Historis Pemakaian Karung Subsidi (Holding)

Bontang Dengan Stock Number 91671-4

Tahun Jumlah Pemakaian Sack , Urea, Prill, Daun Buah Non-Subsidi,

Bontang (Stock Number 91671-4) (Per Lembar)

2009 1.289.459

2010 90.541

2011 450.000

2012 1.250.000

Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 61

Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013

Adapun hasil adalah sebagai berikut :

Tabel 4.16 Tabel Forecast Karung Subsidi (Holding) Bontang Dengan

Stock Number 91671-4 dengan Software Win-QSB

Gambar 4.9 Grafik Pemakaian Karung Subsidi (Holding) Bontang Dengan Stock

Number 91671-4

4.6.4 Perhitungan Total Cost

1. Holding Cost

Holding cost adalah biaya yang timbul akibat dari jumlah

yang disimpan dan lamanya barang disimpan. Setiap hari jumlah

Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 62

Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013

barang akan berkurang karena terpakai hingga mencapai nol.

Karena nilai bergerak dari sejumlah tertentu (Q) unit ke nol

dengan tingkat pengurangan konstan (gradient D) selama waktu-t,

maka persediaan rata-rata untuk setiap siklus adalah 𝑄+0

2 = 𝑄

2,

sehingga :

Holding Cost (Hc) per perode = 𝑄2 h

Pada PT.Pupuk Kalimantan Timur nilai Holding Cost dipengaruhi

oleh :

1. Faktor inflasi : 9 %

2. Biaya operasi gudang : 10 %

3. Biaya Asuransi gudang : 6 %z

Holding Cost : 25 %

Jadi, besarnya nilai holding cost bernilai 25 % dari nilai/harga item

per unit itu sendiri.

2. Order Cost

Order Cost adalah biaya-biaya yang terlibat selama proses

pemesanan barang dari Vendor hingga barang yang dipesan

sampai di werehouse. Biaya pesan dipengaruhi oleh jumlah

pemesanan dalam satu periode, dimana frekuensi pemesanan

tergantung pada :

1. Jumlah kebutuhan selama satu periode (D)

2. Jumlah setiap kali pesan (Q).

Dari keterangan diatas bisa kita tuliskan bahwa frequensi

pemesanan = 𝐷𝑄, sehingga biaya pesan diperoleh dengan

mengalikan 𝐷𝑄 dengan setiap kali pesan (k), secara matematis

: 𝐷

𝑄x k

Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 63

Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013

Pada PT. Pupuk Kalimantan Timur, Order Cost dipengaruhi

oleh :

a. Biaya telex Rp. 75.000,-

b. Biaya telepon Rp. 375.000,-

c. Biaya administrasi dan labor Rp. 200.000,-

d. Biaya handling Rp. 700.000,-

e. Biaya tender negosiasi Rp. 1.500.000,-

Order Cost = Rp. 2.850.000,-

Untuk biaya angkut dihitung berdasarkan jumlah per lembar

dikalikan dengan jumlah karung yang ingin diorder. masing-masing

stock number memiliki perbedaan biaya karna dipengaruhi lokasi

order dari tiap-siap stock number, dimana :

1. Bontang Rp. 125,-

2. Surabaya Rp. 100,-

3. Makassar Rp. 130,-

4. Mataram Rp. 110,-

5. Bali Rp.105,-

Untuk mengetahui jumlah order cost masing-masing stock

number, dilakukan perhitungan, dimana :

1. Sack , Urea, Prill, Daun Buah, Non-Subsidi, Surabaya (stock

number

83603-5).

(100 x 214.900) + 2.850.000 = 24.340.000

2. Sack , Urea, Prill, Daun Buah, Non-Subsidi, Bontang (stock

number

86824-8).

(125 x 6.519.800) + 2.850.000 = 817.825.000

Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 64

Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013

3. Sack , Urea, Granul, Daun Buah Non-Subsidi, Bontang (stock

number 79382-5).

(125 x 830.271) + 2.850.000 = 106.633.813

4. Mataram, Sack Urea Holding, bersubsidi pemerintah (stock

number 91667-6).

(110 x 1.582.848) + 2.850.000 = 176.963.280

5. Makassar, Sack, Urea, Prill, Holding, bersubsidi pemerintah

(stock number 91672-2).

(130 x 1.075.113) + 2.850.000 = 142.614.690

6. Bali, Sack Urea Holding, bersubsidi pemerintah (stock number

91668-4).

(105 x 920.819) + 2.850.000 = 99.535.995

7. Surabaya , karung Urea, Prill, Holding, bersubsidi pemerintah

(91670-6).

(100 x 3.076.656) + 2.850.000 = 310.515.600

8. Bontang, Sack Urea Holding, bersubsidi pemerintah (stock

number 91671-4).

(100 x 3.685.036) + 2.850.000 = 463.479.500

3. Purchasing cost

a. Tingkat kepercayaan sebesar 95 % (memiliki k-faktor sebesar

1,65)

b. Purchasing Cost (biaya pembelian)

Biaya yang dikeluarkan untuk membeli per unit barang

persediaan, dimana nilainya adalah :

purchasing Cost= Nilai Unit Cost X Jumlah Pemakaian

Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 65

Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013

sehingga nilai total cost adalah penjumlahan semua factor yang

berpengaruh, secara matematis :

4. Safety Stock

Dalam hal ini, Safety Stock Sangat diperlukan untuk

menjaga ketersediaan karung di gudang agar tidak berakibat fatal

bagi perusahaan sehingga dalam hal ini diperlukan safety stock

untuk mengatasi lonjakan permintaan yang tidak terduga. Metode

yang digunakan adalah persentase keamanan dengan kebijakan

dari PT. Pupuk Kalimantan Timur sebesar 20 % untuk item

consumable termasuk karung. Secara matematis dapat

dirumuskan sebagai berikut :

SS = (Average Monthly Usage X Average Lead Time) X P %

Re-order Point (ROP)

Re-Order Point adalah jumlah barang dimana pemesanan kembali

harus dilakukan agar barang yang dipesan datang tepat pada saat

yang dibutuhkan. Berarti perusahaan harus mengamati secara terus

menerus tingkat persediaannya sampai pada titik pemesanan ulang

tercapai dan tingkat kebutuhan selama lead time bila kita bandingkan

waktu antara satu pemesanan berikut (t), yaitu :

TC = 𝐷

𝑄 x k +

𝑄

2xh + Dc

SS = (Average Monthly Usage X Average Lead Time) X P

%

Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 66

Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013

a. L< t

Q

L waktu

T

b. L > t

Q

waktu

t L

untuk kondisi L < t, maka ROP = L x D, sedangkan untuk L > t maka ROP = (

L-t ) x D, niilai t secara matematis sebagai berikut :

t = 𝐷

𝑄

Bila nilai Q diperoleh, dari EOQ maka t = t0

Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 67

Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013

4.6.5 Pengolahan Data

A. Sack . Urea. Prill. Daun Buah. Non-Subsidi. Surabaya (stock

number 83603-5).

Beberapa faktor yang perlu diketahui untuk menghitung

besarnya nilai total cost adalah :

Ramalan permintaan Tahun 2013 : 214.900 lembar.

Harga per unit (UC) : Rp. 3.885,-

Average lead time : 3,45 bulan.

Order cost (k) : Rp. 24.340.000,-

Holding cost (h) : 25 % → 0.25

B. Sack . Urea. Prill. Daun Buah. Non-Subsidi. Bontang (stock

number 86824-8).

Beberapa faktor yang perlu diketahui untuk menghitung

besarnya nilai total cost adalah :

Ramalan permintaan Tahun 2013 : 6.519.800 lembar.

Harga per unit (UC) : Rp. 2.925,96,-

Average lead time : 5,94 bulan.

Order cost (k) : Rp. 814.975.000,-

Holding cost (h) : 25 % → 0.25

C. Sack . Urea. Granul. Daun Buah Non-Subsidi. Bontang (stock

number 79382-5).

Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 68

Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013

Beberapa faktor yang perlu diketahui untuk

menghitung besarnya nilai total cost adalah :

Ramalan permintaan Tahun 2013 : 1.550.400 lembar.

Harga per unit (UC) : Rp. 2.889,-

Average lead time : 2,98 bulan.

Order cost (k) : Rp. 193.800.000,-

Holding cost (h) : 25 % → 0.25

D. Mataram. Sack Urea Holding. bersubsidi pemerintah (stock

number 91667-6).

Beberapa faktor yang perlu diketahui untuk

menghitung besarnya nilai total cost adalah :

Ramalan permintaan Tahun 2013 : 1.582.848 lembar.

Harga per unit (UC) : Rp. 2.749,3,-

Average lead time : 3,27 bulan.

Order cost (k) : Rp. 174.113.280,-

Holding cost (h) : 25 % → 0.25

E. Makassar. Sack. Urea. Prill. Holding. bersubsidi pemerintah

(stock number 91672-2).

Beberapa faktor yang perlu diketahui untuk

menghitung besarnya nilai total cost adalah :

Ramalan permintaan Tahun 2013 : 1.075.113 lembar.

Harga per unit (UC) : Rp. 2.768,33,-

Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 69

Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013

Average lead time : 3,24 bulan.

Order cost (k) : Rp. 139.764.690,-

Holding cost (h) : 25 % → 0.25

F. Bali. Sack Urea Holding. bersubsidi pemerintah (stock

number 91668-4).

Beberapa faktor yang perlu diketahui untuk menghitung

besarnya nilai total cost adalah :

Ramalan permintaan Tahun 2013 : 920.819 lembar.

Harga per unit (UC) : Rp. 2.723,-

Average lead time : 4 bulan.

Order cost (k) : Rp. 96.685.995,-

Holding cost (h) : 25 % → 0.25

G. Surabaya . karung Urea. Prill. Holding. bersubsidi pemerintah

(91670-6)

Beberapa faktor yang perlu diketahui untuk menghitung

besarnya nilai total cost adalah :

Ramalan permintaan Tahun 2013 : 3.076.656 lembar.

Harga per unit (UC) : Rp. 2.640,-

Average lead time : 2,98 bulan.

Order cost (k) : Rp. 307.665.600,-

Holding cost (h) : 25 % → 0.25

Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 70

Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013

H. Bontang. Sack Urea Holding. bersubsidi pemerintah (stock

number 91671-4)

Beberapa faktor yang perlu diketahui untuk menghitung

besarnya nilai total cost adalah :

Ramalan permintaan Tahun 2013 : 3.685.036 lembar.

Harga per unit (UC) : Rp. 2.925,-

Average lead time : 4,13 bulan.

Order cost (k) : Rp. 460.629.500,-

Holding cost (h) : 25 % → 0.25

Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 71

Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013

4.6.5.1 Perhitungan total cost dengan menggunakan metode Min-Max

Stock

untuk menjaga ketersediaan bahan baku tetap ada, maka harus

diperhitungkan tingkat minimum stock dan maximum stock suatu barang

agar bisa menentukan pemesanan ulang ketika persediaan berada pada

tingkat minimum stock dan bisa mengetahui berapa jumlah maksimum

stock yang bisa ditampung di gudang agar semua berjalan dengan lancar

sehingga pabrik pun berproduksi secara kontinyu. Di bawa ini akan

dijelaskan cara menentukan Maximum Stock dan Minimum Stock dengan

menggunakan rumus sebagai berikut :

Safety Stock berfungsi untuk mengatasi lonjakan kenaikan

permintaan.

Untuk mencari Safety Stock, rumusnya adalah sebagai berikut :

Dimana :

P = Tingkat urgensitas keberadaan item (20% kebijakan perusahaan)

Untuk menghitung total cost dengan metode Maximum-Minimum

Stock dipengaruhi oleh beberapa factor di bawah ini :

a. Safety Stock Cost (SSC)

SSC = Safety Stock x h (h = holding cost x harga karung

per/lembar)

Maximum Stock = (Minimum Stock – Safety Stock) + Minimum Stock

Minimum Stock = (average Monthly Usage x Average Lead Time) +

Safety Stock

Safety Stock = (average Monthly Usage x Average Lead Time) x P%

Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 72

Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013

b. Holding Cost (HC)

HC = 𝑀𝑎𝑥 𝑆𝑡𝑜𝑐𝑘 −𝑀𝑖𝑛 𝑆𝑡𝑜𝑐𝑘

2 𝑥 ℎ

c. Ordering Cost (OC)

OC = 𝐷

𝑀𝑎𝑥 𝑆𝑡𝑜𝑐𝑘 −𝑀𝑖𝑛 𝑆𝑡𝑜𝑐𝑘 𝑥 𝑘 ket : k = Order cost

D = Demand (permintaan

tahun selanjutnya).

d. Purchasing Cost (PC)

PC = D x UC ket : UC = Unit cost

e. Total Cost (TC)

TC = SSC + OC + PC + HC

A. Perhitungan total cost Sack Urea, Prill, Daun Buah, Non-Subsidi,

Surabaya (stock number 83603-5).

Average Monthly Usage (AMU)

=

500.000+429.400+163.400+383.200+214.900

60

= 1.690.900

60

=28.182 Lembar

Average Lead Time (ALT) = 3,45 Bulan

1. Perhitungan safety stock (SS)

SS = (AMU x ALT) x P%

= (28.181,67 x 3,45) x 20 %

Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 73

Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013

= 19.445 Lembar

2. Perhitungan Minimum Stock

Min-Stock = (AMU x ALT) + SS

= (19.445 x 3,45) + 19.445

= 116.672 Lembar

3. Perhitungan maximum stock

Max-Stock =( Min Stock –SS) + Min stock

= (116.672 - 19.445) + 116.672

= 97.226,75 + 116.672

= 213.899 Lembar

4. Perhitungan safety stock cost

SSC = SS x h

= 19.445x (25 % x 3.885)

= Rp. 18.886.296,00

5. Perhitungan order cost (OC)

OC = 𝐷

𝑀𝑎𝑥 𝑆𝑡𝑜𝑐𝑘 −𝑀𝑖𝑛 𝑆𝑡𝑜𝑐𝑘 𝑥 𝑘

= 214.900

213.899 − 116.672 x RP. 24.340.000

= 214.900

97.226,75 x RP. 24.340.000

= Rp.53.798.631,00

6. Perhitungan holding cost (HC)

HC = 𝑀𝑎𝑥 𝑆𝑡𝑜𝑐𝑘 −𝑀𝑖𝑛 𝑆𝑡𝑜𝑐𝑘

2 𝑥 ℎ

= 213.8989 − 116.672

2 x 25% X RP. 3.885

= 97.227 𝑥 25% 𝑥 RP. 3.885

Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 74

Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013

= Rp. 47.215.740,00

7. Perhitungan purchasing cost (PC)

PC = D x UC

= 214.900 x Rp. 3885

= Rp. 834.886.500,00

8. Perhitungan total cost (TC)

TC = SSC + OC + HC + PC

= Rp. 18.886.296,19 + Rp.53.798.630,52 + Rp.

47.215.740 + Rp. 834.886.500

= Rp. 954.787.167,00

B. Perhitungan total cost Sack , Urea, Prill, Daun Buah, Non-Subsidi,

Bontang (stock number 86824-8).

Average Monthly Usage (AMU)

= 8.557.600 +9.896.000 +6.942.000 + 7.327.600+ 6.519.800

60

= 39.243.000

60

= 654.050 Lembar

Average Lead Time (ALT) = 5,94 Bulan

1. Perhitungan safety stock (SS)

SS = (AMU x ALT) x P%

= (654.050 X 5,94) x 20 %

= 777.011 Lembar

2. Perhitungan Minimum Stock

Min-Stock = (AMU x ALT) + SS

Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 75

Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013

= (54.050 X 5,94) + 777.011

= 4.662.068 Lembar

3. Perhitungan maximum stock

Max-Stock =( Min Stock –SS) + Min stock

= (4.662.068 -777.011) + 4.662.068

= 3.885.057+ 4.662.068

= 8.547.125 Lembar

4. Perhitungan safety stock cost

SSC = SS x h

=777.011 X 25 % x2.925,96

= Rp. 578.484.987,00

5. Perhitungan order cost (OC)

OC = 𝐷

𝑀𝑎𝑥 𝑆𝑡𝑜𝑐𝑘 −𝑀𝑖𝑛 𝑆𝑡𝑜𝑐𝑘 𝑥 𝑘

= 6519800

8.547.125 −4.662.068 X Rp. 817.825.000

= 6.519.800

4.316.730 𝑥 Rp. 817.825.000

= Rp. 1.372.452.305,00

6. Perhitungan holding cost (HC)

HC = 𝑀𝑎𝑥 𝑆𝑡𝑜𝑐𝑘 −𝑀𝑖𝑛 𝑆𝑡𝑜𝑐𝑘

2 𝑥 ℎ

= 9.496.806−5.180.076

2 x 25% x Rp. 2978

= 2.158.365 𝑥 25% x Rp. 2978

= Rp. 1.446.212.468,00

7. Perhitungan purchasing cost (PC)

PC = D x UC

Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 76

Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013

= 6.519.800 x Rp. 2978

= Rp. 19.415.964.400,00

8. Perhitungan total cost (TC)

TC = SSC + OC + HC + PC

= Rp. 578.484.987 + Rp. 1.372.452.305 + Rp.

1.446.212.468 + Rp. 19.415.964.400

= Rp. 22.813.114.161,00

C. Perhitungan Total Cost Sack , Urea, Granul, Daun Buah Non-Subsidi,

Bontang (stock number 79382-5).

AMU = 729.200+1.225.200+805.200+1.512.400+ 830.271

60

= 5102270

60

= 85.038 Lembar

Average Lead Time (ALT) = 2,98 Bulan

1. Perhitungan safety stock (SS)

SS = (AMU x ALT) x P%

= (85.038 x 2,98) x 20 %

= 50.683 Lembar

2. Perhitungan Minimum Stock

Min-Stock = (AMU x ALT) + SS

= (85.038 x 2,98) + 50.683

= 304.095 Lembar

3. Perhitungan maximum stock

Max-Stock =( Min Stock –SS) + Min stock

Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 77

Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013

= (304.095 -50.683) + 304.095

= 253.413 + 304.095

= 557.508 Lembar

4. Perhitungan safety stock cost

SSC = SS x h

= 50.683 x 25 % x Rp. 2637

= Rp. 33.412.473,00

5. Perhitungan order cost (OC)

OC = 𝐷

𝑀𝑎𝑥 𝑆𝑡𝑜𝑐𝑘 −𝑀𝑖𝑛 𝑆𝑡𝑜𝑐𝑘 𝑥 𝑘

= 830.271

557.508−304.095 x Rp. 106.633.813

= 830.271

253413 x Rp. 106.633.813

= Rp. 349.370.356,00

6. Perhitungan holding cost (HC)

HC = 𝑀𝑎𝑥 𝑆𝑡𝑜𝑐𝑘 −𝑀𝑖𝑛 𝑆𝑡𝑜𝑐𝑘

2 𝑥 ℎ

= 557.508−304.095

2 x 25% x Rp. 2.637

= 253.413 𝑥 25% 𝑥 Rp. 2.637

= Rp. 83.531.184,00

7. Perhitungan purchasing cost (PC)

PC = D x UC

= 830.271 x Rp. Rp. 2.637

= Rp. 2.189.423.309,00

8. Perhitungan total cost (TC)

TC = SSC + OC + HC + PC

= Rp. 33.412.473 + Rp. 349.370.356,00 + Rp.

83.531.184 +

Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 78

Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013

Rp. 2.189.423.309

= Rp. 2.655.737.323,00

D. Perhitungan Total Cost Mataram, Sack Urea Holding, bersubsidi

pemerintah (stock number 91667-6).

AMU =

2.125.200+1.876721 +1.973.111+1.658.892+1.582.848

60

= 9.216.772

60

=153.613 Lembar

Average Lead Time (ALT) = 3,27 Bulan

1. Perhitungan safety stock (SS)

SS = (AMU x ALT) x P%

= (153.613 x 3,27 ) x 20 %

= 100.462 Lembar

2. Perhitungan Minimum Stock

Min-Stock = (AMU x ALT) + SS

= (153.613 x 3,27 ) + 100.462

= 602.777 Lembar

3. Perhitungan maximum stock

Max-Stock =( Min Stock –SS) + Min stock

= (602.777 -100.462) + 602.777

= 502.314 + 602.777

= 1.105.090 Lembar

4. Perhitungan safety stock cost

Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 79

Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013

SSC = SS x h

=100.462 x (25 % x Rp. 2749)

= Rp. 69.050.604,00

5. Perhitungan order cost (OC)

OC = 𝐷

𝑀𝑎𝑥 𝑆𝑡𝑜𝑐𝑘 −𝑀𝑖𝑛 𝑆𝑡𝑜𝑐𝑘 𝑥 𝑘

= 1582848

1.105.090− 602.777 x Rp. 176.963.280

= 1.582.848

502.314 x Rp. 176.963.280

= Rp. 557.631.148,00

6. Perhitungan holding cost (HC)

HC = 𝑀𝑎𝑥 𝑆𝑡𝑜𝑐𝑘 −𝑀𝑖𝑛 𝑆𝑡𝑜𝑐𝑘

2 𝑥 ℎ

= 1.105.090−602.777

2 x 25% x Rp. 2749

= 502.314𝑥 25% 𝑥 Rp. 2749

= Rp. 172.626.510,00

7. Perhitungan purchasing cost (PC)

PC = D x UC

= 1.582.848 x Rp. 2.749

= Rp. 4.351.724.006,00

8. Perhitungan total cost (TC)

TC = SSC + OC + HC + PC

= Rp. 69.050.604 + Rp. 557.631.148 + Rp. 172.626.510 +

Rp. 4.351.724.006

= Rp. 5.151.032.269,00

E. Perhitungan Total Cost Makassar, Sack, Urea, Prill, Holding,

bersubsidi pemerintah (stock number 91672-2).

Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 80

Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013

AMU =

2.740.800+2.966.337+3.376.026+757.500+1.075.113

60

= 10.915.776

60

= 181.927 Lembar

Average Lead Time (ALT) = 3,24 Bulan

1. Perhitungan safety stock (SS)

SS = (AMU x ALT) x P%

= (181.927 x 3,24) x 20 %

= 117.890 Lembar

2. Perhitungan Minimum Stock

Min-Stock = (AMU x ALT) + SS

= (181.927 x 3,24) + 117.890

= 707.342 Lembar

3. Perhitungan maximum stock

Max-Stock =( Min Stock –SS) + Min stock

= (707.342 - 117.890 ) + 707.342

= 589.451 + 707.342

= 1.296.794 Lembar

4. Perhitungan safety stock cost

SSC = SS x h

= 117.890 x 25 % x Rp. 2508

= Rp. 73.917.268,00

5. Perhitungan order cost (OC)

Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 81

Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013

OC = 𝐷

𝑀𝑎𝑥 𝑆𝑡𝑜𝑐𝑘 −𝑀𝑖𝑛 𝑆𝑡𝑜𝑐𝑘 𝑥 𝑘

= 1.075.113

1.296.794− 707.342 x Rp. 1.426.146.690

= 1.075.113

589.452 x Rp. 1.426.146.690

= Rp. 2.601.177.188,00

6. Perhitungan holding cost (HC)

HC = 𝑀𝑎𝑥 𝑆𝑡𝑜𝑐𝑘 −𝑀𝑖𝑛 𝑆𝑡𝑜𝑐𝑘

2 𝑥 ℎ

= 1.296.794− 707.342

2 x 25% x Rp. 2508

= 294.726 𝑥 25% 𝑥 Rp. 2508

= Rp. 184.793.172,00

7. Perhitungan purchasing cost (PC)

PC = D x UC

= 1.075.113 x Rp. 2768,33

= Rp. 2.976.267.571,00

8. Perhitungan total cost (TC)

TC = SSC + OC + HC + PC

= Rp. 73.917.268 + Rp. 2.601.177.188 + Rp.

184.793.172 +

Rp. 2.976.267.571 +

= Rp. 5.556.271.033,00

F. Perhitungan Total Cost Bali, Sack Urea Holding, bersubsidi

pemerintah (stock number 91668-4).

AMU = 666.400+1.070.366+867.672+820.183+929.819

60

= 4.345.440

60

Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 82

Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013

= 72.424 Lembar

Average Lead Time (ALT) = 4 Bulan

1. Perhitungan safety stock (SS)

SS = (AMU x ALT) x P%

= (72.424 x 4) x 20 %

= 57.939 Lembar

2. Perhitungan Minimum Stock

Min-Stock = (AMU x ALT) + SS

= (72.424 x 4) + 57.939

= 347.635 Lembar

3. Perhitungan maximum stock

Max-Stock =( Min Stock –SS) + Min stock

= (347.635 - 57.939) + 347.635

=462.789,36 + 347.635

= 637.331 Lembar

4. Perhitungan safety stock cost

SSC = SS x h

= 57.939 x 25 % x Rp. 2723

= Rp. 39.442.110,00

5. Perhitungan order cost (OC)

OC = 𝐷

𝑀𝑎𝑥 𝑆𝑡𝑜𝑐𝑘 −𝑀𝑖𝑛 𝑆𝑡𝑜𝑐𝑘 𝑥 𝑘

= 920.819

637.331− 347.635 x Rp. 99.535.995

= 920.819

289.696 x Rp. 99.535.995

Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 83

Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013

= Rp. 316.382.122,00

6. Perhitungan holding cost (HC)

HC = 𝑀𝑎𝑥 𝑆𝑡𝑜𝑐𝑘 −𝑀𝑖𝑛 𝑆𝑡𝑜𝑐𝑘

2 𝑥 ℎ

= 637.331− 347.635

2 x 25% x Rp. 2723

= 144.848 𝑥 25% 𝑥 Rp. 2723

= Rp. 98.605.276,00

7. Perhitungan purchasing cost (PC)

PC = D x UC

= 920.819 x Rp. 2723

= Rp. 2.507.390.137,00

8. Perhitungan total cost (TC)

TC = SSC + OC + HC + PC

= Rp. 39.442.110 + Rp. 316.382.122 + Rp. 98.605.276 +

Rp. 2.507.390.137

= Rp. 2.961.819.646,00

G. Perhitungan Total Cost Surabaya , karung Urea, Prill, Holding,

bersubsidi pemerintah (91670-6)

AMU =

10.407.890+11.916.075+11.138.402+2.711.400+3.076.656

60

= 3.9250.423

60

= 654.174 Lembar

Average Lead Time (ALT) = 2,98 Bulan

1. Perhitungan safety stock (SS)

Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 84

Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013

SS = (AMU x ALT) x P%

= (654.174 - 2,98) x 20 %

= 389.888 Lembar

2. Perhitungan Minimum Stock

Min-Stock = (AMU x ALT) + SS

= (654.174 - 2,98) + 389.888

= 2.339.325 Lembar

3. Perhitungan maximum stock

Max-Stock =( Min Stock –SS) + Min stock

= (2.339.325 -389.888) + 2.339.325

= 1.949.438 + 2.339.325

= 4.288.762 Lembar

4. Perhitungan safety stock cost

SSC = SS x h

= 389.888 x 25 % x Rp. 2400

= Rp. 233.932.521,00

5. Perhitungan order cost (OC)

OC = 𝐷

𝑀𝑎𝑥 𝑆𝑡𝑜𝑐𝑘 −𝑀𝑖𝑛 𝑆𝑡𝑜𝑐𝑘 𝑥 𝑘

= 3.076.656

4.288.762− 2.339.325 x Rp. 310.515.600,-

= 3.076.656

1.949.437 x Rp. 310.515.600,-

= Rp. 49.006.4235,00

6. Perhitungan holding cost (HC)

HC = 𝑀𝑎𝑥 𝑆𝑡𝑜𝑐𝑘 −𝑀𝑖𝑛 𝑆𝑡𝑜𝑐𝑘

2 𝑥 ℎ

Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 85

Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013

= 4.288.762−2.339.325

2 x 25% x Rp. 2400

= 1.949.437 𝑥 25% 𝑥 𝑅𝑝. 2400

= Rp. 8.692.802.459,-

7. Perhitungan purchasing cost (PC)

PC = D x UC

= 3.076.656x Rp. 2400

= Rp. 7.383.974.400,00

8. Perhitungan total cost (TC)

TC = SSC + OC + HC + PC

= Rp. 233.932.521 + Rp. 49.006.4235 + Rp.

8.692.802.459 +

Rp. 7.383.974.400

= Rp. 8.692.802.459,00

H. Perhitungan Total Cost Bontang, Sack Urea Holding, bersubsidi

pemerintah (stock number 91671-4)

AMU =

3.883.929,5+3.362.871+2.896.000+4.179.000 +3685036

60

= 18.006.836

60

= 300.114 Lembar

Average Lead Time (ALT) = 4,13 Bulan

1. Perhitungan safety stock (SS)

SS = (AMU x ALT) x P%

Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 86

Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013

= (300.114 x 4,13) x 20 %

= 247.894 Lembar

2. Perhitungan Minimum Stock

Min-Stock = (AMU x ALT) + SS

= (300.114 x 4,13) + 247.894

= 1.487.364 Lembar

3. Perhitungan maximum stock

Max-Stock =( Min Stock –SS) + Min stock

= (1.487.364 - 247.894 ) + 1.487.364

= 1.239.470 + 1.487.364

= 2.726.835 Lembar

4. Perhitungan safety stock cost

SSC = SS x h

= 247.894 x 25 % x Rp. 2.600

= Rp. 319.970.221,00

5. Perhitungan order cost (OC)

OC = 𝐷

𝑀𝑎𝑥 𝑆𝑡𝑜𝑐𝑘 −𝑀𝑖𝑛 𝑆𝑡𝑜𝑐𝑘 𝑥 𝑘

= 3685036

2.726.835 − 1.487.364 x Rp. 463.479.500

= 3685036

1.239.470 x Rp. 463.479.500

= Rp. 1.377.958.234,00

6. Perhitungan holding cost (HC)

HC = 𝑀𝑎𝑥 𝑆𝑡𝑜𝑐𝑘 −𝑀𝑖𝑛 𝑆𝑡𝑜𝑐𝑘

2 𝑥 ℎ

= 2.726.835 − 1.487.364

2 x 25% x Rp. 2.600

= 1.093.915 𝑥 25% 𝑥 Rp. 2.600

Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 87

Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013

= Rp. 402.827.927,00

7. Perhitungan purchasing cost (PC)

PC = D x UC

= 3.685.036 x Rp. 2.600

= Rp. 9.581.093.600,00

8. Perhitungan total cost (TC)

TC = SSC + OC + HC + PC

= Rp. 319.970.221 + Rp. 1.377.958.234 + Rp.

402.827.927 +

Rp. 9.581.093.600

= Rp. 11.523.010.932,00

Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 88

Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013

4.6.5.2 Perhitungan Total Cost Dengan Metode Blanket Order

Metode Blanket Order adalah metode satu kali

pemesanan untuk satu tahun pada Inventory dan khusus

untuk karung. perusahaan melakukan pemesanan sebanyak 4

kali pasokan ( per tri wulan) selama satu tahun. Sehingga

rumusnya dapat diformulasikan sebagai berikut :

a. Q = D

4

b. Ordering cost --> 2k

c. Holding cost = Q

2 h = h = % holding cost x UC

d. Purchasing cost = D x UC

e. Biaya safety stock = SS x h

Sehingga nilai biaya total yaitu :

TC = 2k + Q

2 h + (D x UC) + (SS x h)

A. Perhitungan total cost Sack Urea. Prill. Daun Buah. Non-

Subsidi. Surabaya (stock number 83603-5).

1. Perhitungan jumlah pasokan

Q = 214.900

4 = 53.725 lembar

2. Perhitungan order cost

Ordering cost 2k = 2 x Rp 24.340.000

= Rp 48.680.000,00

3. Perhitungan Holding Cost

Holding cost = Q

2 h

= 53.725

2 (0.25 x 3.885)

= Rp 26.090.203,00

Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 89

Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013

4. Perhitungan biaya safety stock

Biaya safety stock = SS x h

= 389.888 x 0.25 x 3.885

= Rp 18.886.296,00

5. Perhitungan purchasing cost

Purchasing cost = D x UC

= 214.900 x 3.885

= Rp 834.886.500,00

6. Perhitungan Total cost

TC = 2k + Q

2 h + (D x UC) + (SS x h)

= RP. 48.680.000 + Rp. 26.090.203 +

Rp 834.886.500 + Rp. 18.886.296

= Rp 928.596.724,00

B. Perhitungan total cost Sack . Urea. Prill. Daun Buah.

Non-Subsidi. Bontang (stock number 86824-8).

1. Perhitungan jumlah pasokan

Q = 6.519.800

4 = 1.629.950 lembar

2. Perhitungan order cost

Ordering cost 2k = 2 x Rp 817.825.000

= Rp 1.635.650.000,00

3. Perhitungan Holding Cost

Holding cost = Q

2 h

= 1.629.950

2 (0.25 x 2.978)

= Rp 606.748.888,00

4. Perhitungan biaya safety stock

Biaya safety stock = SS x h

Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 90

Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013

= 777.011 x 0.25 x 2.978

= Rp 578.484.987,00

5. Perhitungan purchasing cost

Purchasing cost = D x UC

= 6.519.800 x 2.978

= Rp 19.415.964.400,00

6. Perhitungan Total cost

TC = 2k + Q

2 h + (D x UC) + (SS x h)

= Rp. 1.635.650.000 + Rp. 606.748.888 +

Rp. 19.415.964.400 + Rp. 578.484.987

= Rp 22.238.478.225,00

C. Perhitungan Total Cost Bontang. Karung Urea Daun Buah

Non Subsidi Granul (Stock Number : 79382-5)

1. Perhitungan jumlah pasokan

Q = 830.271

4 = 207.568 lembar.

2. Perhitungan order cost

Ordering cost 2k = 2 x Rp 106.633.813

= Rp. 213.267.626,00

3. Perhitungan Holding Cost

Holding cost = Q

2 h

= 207.568

2 (0.25 x 2.889)

= Rp. 68.419.478,00

4. Perhitungan biaya safety stock

Biaya safety stock = SS x h

= 68.030 x 0.25 x 2.889

= Rp. 33.412.474,00

Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 91

Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013

5. Perhitungan purchasing cost

Purchasing cost = D x UC

= 830.271 x 2.889

= Rp. 2.189.423.309,00

6. Perhitungan Total cost

TC = 2k + Q

2 h + (D x UC) + (SS x h)

= Rp. 213.267.626 + Rp. 68.419.478 +

Rp. 2.189.423.309 + Rp. 33.412.474

= Rp. 2.504.730.454,00

D. Perhitungan Total Cost Mataram. Sack Urea Holding.

bersubsidi pemerintah (stock number 91667-6).

1. Perhitungan jumlah pasokan

Q = 1.582.848

4 = 395.712 lembar

2. Perhitungan order cost

Ordering cost 2k = 2 x Rp 176.963.280

= Rp 353.926.560,00

3. Perhitungan Holding Cost

Holding cost = Q

2 h

= 395.712

2 (0.25 x 2749.3)

= Rp 135.991.375,00

4. Perhitungan biaya safety stock

Biaya safety stock = SS x h

= 100.463 x 0.25 x 2749,3

= Rp 69.050.604,00

Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 92

Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013

5. Perhitungan purchasing cost

Purchasing cost = D x UC

= 1.582.848 x 2749.3

= Rp 4.351.724.006,-

6. Perhitungan Total cost

TC = 2k + Q

2 h + (D x UC) + (SS x h)

= Rp. 353.926.560 + Rp. 135.991.375 +

Rp. 4.351.724.006 + Rp. 69.050.604

= Rp 4.911.088.258,00

E. Perhitungan Total Cost Makassar. Sack. Urea. Prill.

Holding. bersubsidi pemerintah (stock number 91672-2).

1. Perhitungan jumlah pasokan

Q = 1.075.113

4 = 268.779 lembar

2. Perhitungan order cost

Ordering cost 2k = 2 x Rp 1.426.146.690

= Rp 2.852.293.380,00

3. Perhitungan Holding Cost

Holding cost = Q

2 h

= 268.778,25

2 (0.25 x 2.508)

= Rp 84.261.981,00

4. Perhitungan biaya safety stock

Biaya safety stock = SS x h

= 117.890 x 0.25 x 2.508

= Rp 73.917.269,00

5. Perhitungan purchasing cost

Purchasing cost = D x UC

Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 93

Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013

= 1.075.113 x 2.508

= Rp 2.696.383.404,00

6. Perhitungan Total cost

TC = 2k + Q

2 h + (D x UC) + (SS x h)

= 2.852.293.380 + 84.261.981 + 2.696.383.404

+ 73.917.269

= Rp 5.707.124.812,00

F. Perhitungan Total Cost Bali. Sack Urea Holding.

bersubsidi pemerintah (stock number 91668-4).

1. Perhitungan jumlah pasokan

Q = 920.819

4 = 230.205 lembar

2. Perhitungan order cost

Ordering cost 2k = 2 x Rp 99.535.995

= Rp. 199.071.990,00

3. Perhitungan Holding Cost

Holding cost = Q

2 h

= 230.205

2 (0.25 x 2.723)

= Rp 78.355.942,00

4. Perhitungan biaya safety stock

Biaya safety stock = SS x h

= 57.939 x 0.25 x 2.723

= Rp. 39.442.110,00

5. Perhitungan purchasing cost

Purchasing cost = D x UC

= 920.819 x 2.723

Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 94

Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013

= Rp 2.507.390.137,00

6. Perhitungan Total cost

TC = 2k + Q

2 h + (D x UC) + (SS x h)

= 199.071.990 + 78.355.942 + 2.507.390.137+

39.442.110

= Rp 2.824.490.384,00

G. Perhitungan Total Cost Surabaya . karung Urea. Prill.

Holding. bersubsidi pemerintah (91670-6)

1. Perhitungan jumlah pasokan

Q = 3.076.656

4 = 769.164 lembar

2. Perhitungan order cost

Ordering cost 2k= 2 x Rp 310.515.600

= Rp. 621.031.200,00

3. Perhitungan Holding Cost

Holding cost = Q

2 h

= 769.164

2 (0.25 x 2.400)

= Rp 230.749.200,00

4. Perhitungan biaya safety stock

Biaya safety stock = SS x h

= 389.887 x 0.25 x 2.400

= Rp. 233.932.521,00

5. Perhitungan purchasing cost

Purchasing cost = D x UC

= 3.076.656 x 2.400

= Rp. 7.383.974.400,00

6. Perhitungan Total cost

Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 95

Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013

TC = 2k + Q

2 h + (D x UC) + (SS x h)

= 621.031.200 + 230.749.200 + 7.383.974.400

+ 7.383.974.400

= Rp 8.470.456.485,00

H. Perhitungan Total Cost Bontang. Sack Urea Holding.

bersubsidi pemerintah (stock number 91671-4)

1. Perhitungan jumlah pasokan

Q = 3.685.036

4 = 921.259 lembar

2. Perhitungan order cost

Ordering cost 2k = 2 x Rp 463.479.500

= Rp. 926.959.000,00

3. Perhitungan Holding Cost

Holding cost = Q

2 h

= 921.259

2 (0.25 x 2.600)

= Rp. 299.409.175,00

4. Perhitungan biaya safety stock

Biaya safety stock = SS x h

= 247.894 x 0.25 x 2.600

= Rp. 161.131.170,00

5. Perhitungan purchasing cost

Purchasing cost = D x UC

= 3.685.036 x 2.600

= Rp. 9.581.093.600,00

6. Perhitungan Total cost

TC = 2k + Q

2 h + (D x UC) + (SS x h)

Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 96

Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013

= 926.959.000 + 299.409.175 + 9.581.093.600

+ 161.131.170

= Rp. 10.969.514.205,00

Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 97

Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013

4.6.5.3 Perhitungan total cost (TC) dengan menggunakan metode

konsinyasi

Prinsip metode ini yakni dimana pihak supplier dan

perusahaan selaku buyer akan menanggung semua biaya

persediaan secara bersama-sama (sharing cost). Namun pada

perusahaan PT.Pupuk Kalimantan Timur metode ini

diterapkan secara berbeda dimana suplierlah yang

menanggung seluruh biaya persediaan yaitu biaya

penyimpanan (holding cost). dan segala kerusakan selama

barang dipercayakan kepada perusahaan akan ditanggung

sepenuhnya oleh supplier. sehingga biaya penyimpanan ideal

adalah 0 (holding cost = nol) dan biaya pesan hanya akan

dikeluarkan sekali dalam setahun dan selanjutnya biaya beli

(purchasing cost) akan dikeluarkan sesuai dengan kebutuhan

barang dari perusahaan. penjelasan secara matematis sebagai

berikut :

1. Q = D

12

2. Nilai biaya pesan

Ordering cost 1 x k

3. Nilai biaya safety stock

Safety stock = SS x h

4. Nilai biaya persediaan

PC (purchasing cost) = D x UC

5. Nilai total cost

Total cost = 1k + (SS x h ) + (D x UC)

A. Perhitungan total cost Sack Urea. Prill. Daun Buah. Non-

Subsidi. Surabaya (stock number 83603-5).

Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 98

Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013

1. Q = 214.900

12 = 17.909 lembar

2. Nilai biaya pesan

Ordering cost 1 x k = Rp 24.340.000,00

3. Nilai biaya safety stock

Safety stock = SS x h

= 19.445 x 0.25 x 3.885

= Rp 18.886.296,-

4. Nilai biaya persediaan

PC (purchasing cost) = D x UC

= 214.900 x 3.885

= Rp 834.886.500,00

5. Nilai total cost

Total cost = OC + SSC + PC

= 24.340.000 + 18.886.296 + 834.886.500

= Rp 878.112.796,00

B. Perhitungan total cost Sack . Urea. Prill. Daun Buah. Non-

Subsidi. Bontang (stock number 86824-8).

1. Q = 6.519.800

12 = 543.317 lembar

2. Nilai biaya pesan

Ordering cost 1 x k = Rp. 817.825.000,00

3. Nilai biaya safety stock

Safety stock = SS x h

= 777.011 x 0.25 x 2.978

= Rp. 578.484.987,00

4. Nilai biaya persediaan

PC (purchasing cost) = D x UC

= 6.519.800 x 2.978

Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 99

Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013

= Rp. 19.415.964.400,00

5. Nilai total cost

Total cost = OC + SSC + PC

= 817.825.000 + 578.484.987 +

19.415.964.400

= Rp. 20.812.274.387,00

C. Perhitungan Total Cost Bontang. Karung Urea Daun Buah

Non Subsidi Granul (Stock Number : 79382-5)

1. Q = 830.271

12 = 69.190 lembar.

2. Nilai biaya pesan

Ordering cost 1 x k = Rp. 106.633.813,00

3. Nilai biaya safety stock

Safety stock = SS x h

= 68.030 x 0.25 x 2.889

= Rp. 33.412.473,00

4. Nilai biaya persediaan

PC (purchasing cost) = D x UC

= 830.271 x 2.889

= Rp. 2.189.423.309,00

5. Nilai total cost

Total cost = OC + SSC + PC

= 106.633.813 + 33.412.473 +

2.189.423.309

= Rp. 2.329.469.595,00

Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 100

Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013

D. Perhitungan Total Cost Mataram. Sack Urea Holding.

bersubsidi pemerintah (stock number 91667-6).

1. Q = 1.582.848

12 = 131.904 lembar

2. Nilai biaya pesan

Ordering cost 1 x k = Rp. 176.963.280,00

3. Nilai biaya safety stock

Safety stock = SS x h

= 100.463 x 0.25 x 2.749

= Rp. 69.050.604,00

4. Nilai biaya persediaan

PC (purchasing cost) = D x UC

= 1.582.848 x 2.749

= Rp 4.351.724.006,00

5. Nilai total cost

Total cost = OC + SSC + PC

= 176.963.280 + 69.050.604 +

4.351.724.006

= Rp. 4.597.737.891,00

E. Perhitungan Total Cost Makassar. Sack. Urea. Prill.

Holding. bersubsidi pemerintah (stock number 91672-2).

1. Q = 1.075.113

12 = 89.593 lembar

2. Nilai biaya pesan

Ordering cost 1 x k = Rp. 1.426.146.690,00

3. Nilai biaya safety stock

Safety stock = SS x h

Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 101

Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013

= 117.890 x 0.25 x 2.508

= Rp. 73.917.269,00

4. Nilai biaya persediaan

PC (purchasing cost) = D x UC

= 1.075.113 x 2.508

= Rp. 2.696.383.404,00

5. Nilai total cost

Total cost = OC + SSC + PC

= 1.426.146.690 + 73.917.269 +

2.696.383.404

= Rp. 4.196.447.363,00

F. Perhitungan Total Cost Bali. Sack Urea Holding.

bersubsidi pemerintah (stock number 91668-4).

1. Q = 920.819

12 = 76.735 lembar

2. Nilai biaya pesan

Ordering cost 1 x k = Rp. 99.535.995,00

3. Nilai biaya safety stock

Safety stock = SS x h

= 57.939 x 0.25 x 2.723

= Rp. 39.442.110,00

4. Nilai biaya persediaan

PC (purchasing cost) = D x UC

= 920.819 x 2.723

= Rp 2.507.390.137,00

5. Nilai total cost

Total cost = OC + SSC + PC

Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 102

Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013

= 99.535.995 + 39.442.110 +

2.507.390.137

= Rp. 2.646.368.242,00

G. Perhitungan Total Cost Surabaya . karung Urea. Prill.

Holding. bersubsidi pemerintah (91670-6)

1. Q = 3.076.656

12 = 256.388 lembar.

2. Nilai biaya pesan

Ordering cost 1 x k = Rp. 310.515.600,00

3. Nilai biaya safety stock

Safety stock = SS x h

= 389.888 x 0.25 x 2.400

= Rp. 233.932.521,00

4. Nilai biaya persediaan

PC (purchasing cost) = D x UC

= 3.076.656 x 2.400

= Rp. 7.383.974.400,00

5. Nilai total cost

Total cost = OC + SSC + PC

= 310.515.600 + 233.932.521 +

7.383.974.400

= Rp 7.928.422.521,00

H. Perhitungan Total Cost Bontang. Sack Urea Holding.

bersubsidi pemerintah (stock number 91671-4)

1. Q = 3.685.036

12 = 307.086 lembar

2. Nilai biaya pesan

Ordering cost 1 x k = Rp. 463.479.500,00

Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 103

Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013

3. Nilai biaya safety stock

Safety stock = SS x h

= 247.894 x 0.25 x 2.600

= Rp. 161.131.171,00

4. Nilai biaya persediaan

PC (purchasing cost) = D x UC

= 3.685.036 x 2.600

= Rp. 9.581.093.600,00

5. Nilai total cost

Total cost = OC + SSC + PC

= 463.479.500 + 161.131.171 +

9.581.093.600

= Rp. 10.205.704.271,00

Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 104

Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013

4.6.5.4 Perhitungan Total Cost (TC) Dengan Menggunakan Metode

Re-Order Quantity

A. Perhitungan total cost Sack Urea. Prill. Daun Buah. Non-

Subsidi. Surabaya (stock number 83603-5).

1. Perhitungan ROQ

ROQ = (avg. monthly usage x avg. lead team) x k-

faktor

= (28.182 x 3,45 ) x 1.65

= 160.424 lembar.

2. Perhitungan Order Cost

Order cost = D

ROQ x k

= 214.900

160.424 x 24.340.000

= Rp. 32.605.231,00

3. Perhitungan holding cost

Holding cost = ROQ

2 x h

= 160.424

2 x (0.25)(3.885)

= Rp. 77.905.972,00

4. Perhitungan biaya safety stock

Biaya safety stock = SS x h

= Rp 18.886.296,00

5. Perhitungan Purchasing Cost

PC (purchasing cost) = D x UC

= 214.900 x 3.885

= Rp 834.886.500,00

6. Perhitungan Total cost (TC)

TC (total cost) = OC + HC + SSC + PC

Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 105

Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013

= 32.605.231 + 77.905.972 +

18.886.296 + 834.886.500

= Rp. 964.283.999,00

7. Jumlah order = D

ROQ =

214.900

160.424 = 1,3 kali

order/tahun.

B. Perhitungan total cost Sack . Urea. Prill. Daun Buah. Non-

Subsidi. Bontang (stock number 86824-8).

1. Perhitungan ROQ

ROQ = (avg. monthly usage x avg. lead team) x k-

faktor

= (654.050 x 5,94 ) x 1.65

= 6.410.344 lembar.

2. Perhitungan Order Cost

Order cost = 𝐷

ROQ x k

= 6.519.800

6.410.344 x 817.825.000

= Rp. 831.789.276,00

3. Perhitungan holding cost

Holding cost = ROQ

2 x h

= 6.410.344

2 x (0.25)( 2.978)

= Rp. 2.386.250.573,00

4. Perhitungan biaya safety stock

Biaya safety stock = SS x h

= Rp. 578.484.987,00

5. Perhitungan Purchasing Cost

PC (purchasing cost) = D x UC

Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 106

Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013

= 6.519.800 x 2.978

= Rp. 19.415.964.400,00

6. Perhitungan Total cost (TC)

TC (total cost) = OC+HC+SSC+PC

= 831.789.276 + 2.386.250.573 +

578.484.987 + 19.415.964.400

= Rp. 23.212.489.236,00

7. Jumlah order = D

ROQ =

6.519.800

6.410.344

= 1 kali order/tahun.

C. Perhitungan Total Cost Bontang. Karung Urea Daun Buah

Non Subsidi Granul (Stock Number : 79382-5)

1. Perhitungan ROQ

ROQ = (avg. monthly usage x avg. lead team) x k-

faktor

= (85.038 x 2,98 ) x 1.65

= 418.131 lembar.

2. Perhitungan Order Cost

Order cost = 𝐷

ROQ x k

= 830.271

418.131 x 106.633.813

= Rp. 211.739.610,00

3. Perhitungan holding cost

Holding cost = ROQ

2 x h

= 418.131

2 x (0.25)( 2.889)

= Rp. 137.826.453,00

4. Perhitungan biaya safety stock

Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 107

Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013

Biaya safety stock = SS x h

= Rp. 33.412.473,00

5. Perhitungan Purchasing Cost

PC (purchasing cost) = D x UC

= 830.271 x 2.889

= Rp. 2.189.423.309,00

6. Perhitungan Total cost (TC)

TC (total cost) = OC+HC+SSC+PC

= 211.739.610 + 137.826.453 +

33.412.473 + 2.189.423.309

= Rp. 2.572.401.845,00

7. Jumlah order = D

ROQ =

830.271

418.131 = 2 kali order/tahun.

D. Perhitungan Total Cost Mataram. Sack Urea Holding.

bersubsidi pemerintah (stock number 91667-6).

1. Perhitungan ROQ

ROQ = (avg. monthly usage x avg. lead team) x k-

faktor

= (153.613 x 3,27 ) x 1.65

= 828.818 lembar.

2. Perhitungan Order Cost

Order cost = 𝐷

ROQ x k

= 1.582.848

828.818 x 2.850.000

= Rp. 176.963.280,00

3. Perhitungan holding cost

Holding cost = ROQ

2 x h

Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 108

Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013

= 828.818

2 x (0.25)( 2.749)

= Rp. 284.833.742,00

4. Perhitungan biaya safety stock

Biaya safety stock = SS x h

= Rp. 69.050.604,00

5. Perhitungan Purchasing Cost

PC (purchasing cost) = D x UC

= 1.582.848 x 2.749

= Rp 4.351.724.006,00

6. Perhitungan Total cost (TC)

TC (total cost) = OC + HC + SSC + PC

= 176.963.280 + 284.833.742 +

69.050.604 + 4.351.724.006

= Rp. 5.043.566.624,00

7. Jumlah order = D

ROQ =

1.582.848

828.818

= 2 kali order/tahun.

E. Perhitungan Total Cost Makassar. Sack. Urea. Prill.

Holding. bersubsidi pemerintah (stock number 91672-2).

1. Perhitungan ROQ

ROQ = (avg. monthly usage x avg. lead team) x k-

faktor

= (181.929,6 x 3,24) x 1.65

= 972.596 lembar.

2. Perhitungan Order Cost

Order cost = 𝐷

ROQ x k

Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 109

Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013

= 1.075.113

972.596 x 1.426.146.690

= Rp. 1.576.471.023,00

3. Perhitungan holding cost

Holding cost = ROQ

2 x h

= 972.596

2 x (0.25)(2.508)

= Rp. 304.908.734,00

4. Perhitungan biaya safety stock

Biaya safety stock = SS x h

= Rp. 73.917.269,00

5. Perhitungan Purchasing Cost

PC (purchasing cost) = D x UC

= 1.075.113 x 2.508

= Rp. 2.696.383.404,00

6. Perhitungan Total cost (TC)

TC (total cost) = OC+HC+SSC+PC

= 1.576.471.023 + 304.908.734 +

73.917.269 + 2.696.383.404

= Rp 4.651.680.430,00

7. Jumlah order = D

ROQ =

1.075.113

972.596

= 1 kali order/tahun.

F. Perhitungan Total Cost Bali. Sack Urea Holding. bersubsidi

pemerintah (stock number 91668-4).

1. Perhitungan ROQ

ROQ = (avg. monthly usage x avg. lead team) x k-

faktor

Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 110

Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013

= (72.424 x 4) x 1.65

= 477.998 lembar.

2. Perhitungan Order Cost

Order cost = 𝐷

ROQ x k

= 920.819

477.998 x 99.535.995

= Rp. 191.746.741,00

3. Perhitungan holding cost

Holding cost = ROQ

2 x h

= 477.998

2 x (0.25)(2.723)

= Rp. 162.698.705,00

4. Perhitungan biaya safety stock

Biaya safety stock = SS x h

= Rp. 39.442.110,00

5. Perhitungan Purchasing Cost

PC (purchasing cost) = D x UC

= 920.819 x 2.723

= Rp 2.507.390.137,00

6. Perhitungan Total cost (TC) 2901277694

TC (total cost) = OC + HC + SSC + PC

= 191.746.741 + 162.698.705 +

39.442.110 + 2.507.390.137

= Rp. 2.901.277.694,00

7. Jumlah order = D

ROQ =

920.819

477.998 = 2 kali

order/tahun.

Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 111

Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013

G. Perhitungan Total Cost Surabaya . karung Urea. Prill.

Holding. bersubsidi pemerintah (91670-6)

1. Perhitungan ROQ

ROQ = (avg. monthly usage x avg. lead team) x k-

faktor

= (654.174 x 2,98) x 1.65

= 3.216.572 lembar.

2. Perhitungan Order Cost

Order cost = 𝐷

ROQ x k

= 3.076.656

3.216.572 x 310.515.600

= Rp. 297.008.628,00

3. Perhitungan holding cost

Holding cost = ROQ

2 x h

= 3.216.572

2 x (0.25)( 2.400)

= Rp. 964.971.650,00

4. Perhitungan biaya safety stock

Biaya safety stock = SS x h

= Rp. 233.932.521,00

5. Perhitungan Purchasing Cost

PC (purchasing cost) = D x UC

= 3.076.656 x 2.400

= Rp. 7.383.974.400,00

6. Perhitungan Total cost (TC)

TC (total cost) = OC + HC + SSC + PC

= 297.008.628 + 964.971.650 +

233.932.521 + 7.383.974.400

Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 112

Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013

= Rp. 8.879.887.198,00

7. Jumlah order = D

ROQ =

3.076.656

3.216.572

= 1 kali order/tahun.

H. Perhitungan Total Cost Bontang. Sack Urea Holding.

bersubsidi pemerintah (stock number 91671-4)

1. Perhitungan ROQ

ROQ = (avg. monthly usage x avg. lead team) x k-

faktor

= (300.114 x 4,13) x 1.65

= 2.045.126 lembar.

2. Perhitungan Order Cost

Order cost = 𝐷

ROQ x k

= 3.685.036

2.045.126 x 463.479.500

= Rp. 835.126.202,00

3. Perhitungan holding cost

Holding cost = ROQ

2 x h

= 2.045.126

2 x (0.25)(2.600)

= Rp. 664.666.080,00

4. Perhitungan biaya safety stock

Biaya safety stock = SS x h

= Rp. 161.131.171,00

5. Perhitungan Purchasing Cost

PC (purchasing cost) = D x UC

= 3.685.036 x 2.600

= Rp. 9.581.093.600,00

Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 113

Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013

6. Perhitungan Total cost (TC)

TC (total cost) = OC + HC + SSC + PC

= 835.126.202 + 664.666.080 +

161.131.171 + 9.581.093.600

= Rp. 11.242.017.053,00

7. Jumlah order = D

ROQ =

3.685.036

2.045.126

= 2 kali order/tahun.

Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 114

Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013

4.7 Hasil rekap perhitungan data

Setelah dilakukan perhitungan terhadap data-data tiap item. maka

didapatkan hasil berupa nilai forecasting tiap item, nilai total cost dan

persediaan dengan metode Min-Max stock, blanket order, dan konsinyasi.

Hasil-hasil perhitungan tersebut kemudian direkap kedalam tabel-tabel

berikut :

4.7.1 Hasil rekap perhitungan forecasting

Hasil perhitungan forecasting tiap item untuk periode 2009-2012

adalah sebagai berikut :

Tabel 4.18 Hasil Rekap Perhitungan Forecasting Masing-Masing Stock

Number Untuk Tahun 2013

Stock number

item Item

Nilai forecasting

periode 2013-2014

83603-5

Sack urea prill. daun buah non

subsidi (Surabaya). 214.900 Lembar

86824-8

Sack urea prill. daun buah non

subsidi (Bontang). 6.519.800 Lembar

79382-5

Sack urea granul. daun buah non

subsidi (Bontang). 1.550.400 Lembar

91667-6

Sack urea holding. bersubsidi

pemerintah (Mataram). 1.582.848 Lembar

91672-2

Sack urea prill. holding. bersubsidi

pemerintah (Makassar). 1.075.113 Lembar

91668-4

Sack urea holding. bersubsidi

pemerintah (Bali) 920.819 Lenbar

91670-6

Karung urea prill. holding.

bersubsidi pemerintah (Surabaya). 3.076.656 Lembar

Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 115

Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013

91671-4

Sack urea holding. bersubsidi

pemerintah (Bontang). 3.685.036 Lembar

4.7.2 Hasil Perhitungan Total Cost (TC)

Hasil perhitungan total cost tiap item dengan berbagai metode

yang telah di adalah sebagai berikut :

Table 4.19 hasil perhitungan total cost masing-masing stock number

dengan menggunakan metode min-max, BO, Konsinyasi, dan

ROQ

4.7.3 Hasil Rekap Perhitungan Kuantitas Pemesanan Untuk Satu Kali Order

Hasil perhitungan persediaan untuk mengantisipasi stock karung

digudang untuk lonjakan permintaan dari data periode 2009-2012,

maka dilakukan analisa permasalahan dan membahas objek penelitian

untuk karung Urea Non-Subsidi yang mewakili stock number (83603-5,

86824-8, 79382-5) dan karung subsidi pemerintah (holding) yang

mewakili stock number (91667-6, 91672-2, 91668-4, 91670-6, 91671-4)

dengan melakukan perhitungan total cost untuk masing-masing stock

Item Min-Max Stock Blanket Order Konsinyasi ROQ

NS Prill(Surabaya). Rp 954.787.167 Rp 928.596.724 Rp 878.112.796 Rp 964.283.999

NS Prill (Bontang). Rp 22.813.114.161 Rp 22.238.478.225 Rp 20.812.274.387 Rp 23.212.489.236

NS Granul

(Bontang). Rp 2.655.737.323 Rp 2.504.730.454 Rp 2.329.469.595 Rp 2.572.401.845

Holding(Mataram). Rp 5.151.032.269 Rp 4.911.088.258 Rp 4.597.737.891 Rp 5.043.566.624

Holding(Makassar). Rp 5.556.271.033 Rp 5.707.124.812 Rp 4.196.447.363 Rp 4.651.680.430

Holding (Bali) Rp 2.961.819.646 Rp 2.824.490.384 Rp 2.646.368.242 Rp 2.901.277.694

Holding (Surabaya). Rp 8.692.802.459 Rp 8.470.456.485 Rp 7.928.422.521 Rp 8.879.887.198

Holding (Bontang). Rp 11.523.010.932 Rp 10.969.514.205 Rp 10.205.704.271 Rp 11.242.017.053

Total Cost Rp. 60.308.574.989 Rp. 58.554.479.547 Rp. 53.594.537.066 Rp. 59.467.604.078

Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 116

Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013

number dengan menggunakan metode ROQ, Min-Max Stock, Balnket

Order dan Konsinyasi. Hasil perbandingannya dapat dapat dilihat

dibawah tabel di bawah ini :

Table 4.20 Hasil Rekap Perhitungan Kuantitas Pemesanan Untuk Satu

Kali Order

4.7.4 Metode Min-Max

Pada metode Min-Max perhitungan Total Cost dipengaruhi

oleh kondisi minimum dan maksimum persediaan. Pada kondisi

persediaan (ROP), pihak perusahaan diharapkan melakukan

pemesanan kembali, sehingga nilai persediaan tetap diantara

minimum dan maksimum, nilai minimum ini juga dipengaruhi oleh

lead time dan jumlah pemakaian rata-rata tiap bulan berdasarkan

nilai demand forecast dan nilai total cost, dipengaruhi oleh order

cost, holding cost, purchasing cost, dan melibatkan nilai cadangan

Item

Min-Max

Stock

(Lembar)

Blanket

Order

(Lembar)

Konsinyasi

(Lembar)

Re-Order

Quantity

(Lembar)

NS Prill(Surabaya) 48.613 53.725 17.908 160.424

NS Prill (Bontang) 1.942.528 1.629.950 543.317 6.410.344

NS Granul (Bontang) 126.706 207.568 69.189 418.131

Holding(Mataram) 251.158 395.712 131.904 828.819

Holding(Makassar) 294.726 268.779 89.593 972.596

Holding (Bali) 144.848 230.204 76.735 477.998

Holding (Surabaya). 974.719 769.164 256.388 3.216.572

Holding (Bontang). 619.735 921.259 307.087 2.045.126

Jumlah 4.403.036 4.476.361 1.429.850 14.531.016

Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 117

Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013

untuk mengatasi lonjakan permintaan. Berikut ini nilai minimum

dan maksimum persediaan dari nilai total cost :

Table 4.21 hasil rekap perhitungan masing-masing Stock number

dengan menggunakan metode min-max

Stock number

item Item

Min-Max Stock

(Lembar) Total Cost

83603-5 NS Prill(Surabaya) 48.613 Rp 954.787.167

86824-8 NS Prill (Bontang) 1.942.528 Rp 22.813.114.161

79382-5 NS Granul (Bontang) 126.706 Rp 2.655.737.323

91667-6 Holding(Mataram) 251.158 Rp 5.151.032.269

91672-2 Holding(Makassar) 294.726 Rp 5.556.271.033

91668-4 Holding (Bali) 144.848 Rp 2.961.819.646

91670-6 Holding (Surabaya). 974.719 Rp 8.692.802.459

91671-4 Holding (Bontang). 619.735 Rp 11.523.010.932

Jumlah 4.403.036 Rp. 60.308.574.989

Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 118

Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013

4.7.5 Metode Blanket Order

Pada perhitungan nilai total cost, hanya bergantung pada

kebijakan perusahaan yaitu jumlah pemesanan hanya dua dimana

2 kali biaya order, setiap pemesanan terdiri dari 2 kali pasokan,

sehingga biaya holding costnya berdasarkan nilai rata-rata

pasokan yang terdiri dari 4 kali pasokan setiap tahun, biaya

pembelian (PC) serta melibatkan biaya cadangan untuk mengatasi

lonjakan permintaan (safety stock), berikut rekap nilai quantity

dan nilai total cost :

Table 4.22 hasil rekap perhitungan masing-masing Stock number

dengan menggunakan metode Blanket Order

Stock number

item Item

Blanket Order

(Lembar) Total Cost

83603-5 NS Prill(Surabaya) 53.725 Rp 928.596.724

86824-8 NS Prill (Bontang) 1.629.950 Rp 22.238.478.225

79382-5 NS Granul (Bontang) 207.568 Rp 2.504.730.454

91667-6 Holding(Mataram) 395.712 Rp 4.911.088.258

91672-2 Holding(Makassar) 268.779 Rp 5.707.124.812

91668-4 Holding (Bali) 230.204 Rp 2.824.490.384

91670-6 Holding (Surabaya). 769.164 Rp 8.470.456.485

91671-4 Holding (Bontang). 921.259 Rp 10.969.514.205

Jumlah 4.476.361 Rp. 58.554.479.547

Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 119

Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013

4.7.6 Metode Konsinyasi

Pada perhitungan total cost hanya dipengaruhi oleh 1 kali biaya

order dan biaya pembelian. Holding cost adalah 0 karna semua

biaya ada di gudang ditanggung sepenuhnya oleh pihak pemasok,

serta melibatkan safety stock untuk mengatasi lonjakan

permintaan, berikut rekap nilai total costnya.

Table 4.23 hasil rekap perhitungan masing-masing Stock number

dengan menggunakan metode Konsinyasi

Stock number

item

Item Konsinyasi

(Lembar) Total Cost

83603-5 NS Prill(Surabaya) 17.908 Rp 878.112.796

86824-8 NS Prill (Bontang) 543.317 Rp 20.812.274.387

79382-5 NS Granul (Bontang) 69.189 Rp 2.329.469.595

91667-6 Holding(Mataram) 131.904 Rp 4.597.737.891

91672-2 Holding(Makassar) 89.593 Rp 4.196.447.363

91668-4 Holding (Bali) 76.735 Rp 2.646.368.242

91670-6 Holding (Surabaya). 256.388 Rp 7.928.422.521

91671-4 Holding (Bontang). 307.087 Rp 10.205.704.271

Jumlah 1.429.850 Rp. 53.594.537.066

Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 120

Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013

4.7.7 Metode Re-order Quantity (ROQ)

Perhitungan total cost berdasarkan nilai quantity yang

dipengaruhi oleh nilai pemakaian rata-rata tiap bulan

berdasarkan nilai forecast demand dan rata-rata nilai lead time,

untuk beberapa item yang nilai siklus optimal (t0) lebih kecil dari

lead team (L), maka persamaan lead team perlu dikurangi waktu

siklus optimal, yaitu L-t0. Nilai total cost dipengaruhi oleh order

cost, holding cost, purchasing cost, dan melibatkan nilai safety

stock untuk mengatasi lonjakan permintaan. Berikut ini adalah

hasil rekap perhitungan ROQ dan total cost :

Table 4.24 hasil rekap perhitungan Toiap Stock number Metode ROQ

Stock number

item Item

Re-Order

Quantity

(Lembar)

Total Cost

83603-5 NS Prill(Surabaya) 160.424 Rp 964.283.999

86824-8 NS Prill (Bontang) 6.410.344 Rp 23.212.489.236

79382-5 NS Granul (Bontang) 418.131 Rp 2.572.401.845

91667-6 Holding(Mataram) 828.819 Rp 5.043.566.624

91672-2 Holding(Makassar) 972.596 Rp 4.651.680.430

91668-4 Holding (Bali) 477.998 Rp 2.901.277.694

91670-6 Holding (Surabaya). 3.216.572 Rp 8.879.887.198

91671-4 Holding (Bontang). 2.045.126 Rp 11.242.017.053

Jumlah 14.531.016 Rp. 59.467.604.078

Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 121

Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil perhitungan dan analisa pada pengolahan data,

maka dapat disimpulkan bahwa :

1. Bahan baku yang dijadikan sebagai objek penelitian adalah karung

yang merupakan material yang sangat urgent karna pemakaiannya

rutin digunakan setiap masa produksi berlangsung. Dengan melihat

tingkat pemakain karung yang masih digunakan sampai saat ini

(history issued) maka kami menyeleksi stock number karung secara

manual yang kapasitas pemakaiannya lengkap dari tahun 2009 sampai

2012 untuk mendapatkan peramalan yang akurat pada tahun 2013.

Adapun stock number yang lolos seleksi adalah sebagai berikut :

1. Sack, Urea, Prill, Daun Buah, Non-Subsidi, Surabaya (stock number

83603-5).

2. Sack, Urea, Prill, Daun Buah, Non-Subsidi, Bontang (stock number

86824-8).

3. Sack, Urea, Granul, Daun Buah Non-Subsidi, Bontang (stock

number 79382-5).

4. Mataram, Sack Urea Holding, bersubsidi pemerintah (stock

number 91667-6).

5. Makassar, Sack, Urea, Prill, Holding, bersubsidi pemerintah (stock

number 91672-2).

6. Bali, Sack Urea Holding, bersubsidi pemerintah (stock number

91668-4).

7. Surabaya , karung Urea, Prill, Holding, bersubsidi pemerintah

(stock number 91670-6).

Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 122

Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013

8. Bontang, Sack Urea Holding, bersubsidi pemerintah (stock

number 91671-4).

2. Peramalan (forecasting) jumlah pemakaian material terpilih

menggunakan software Win-QSB dengan menggunakan metode

linear regretion yang memiliki nilai MAPE (mean absolute presentage

error) terendah dari seluruh metode yang ada. Adapun hasil

peramalan (forecast tiap stock number pada tahun 2013 dengan

menggunakan software WINQSB) adalah sebagai berikut :

Table 5.1 hasil peramalan masing-masing stock number tahun

2013 dengan menggunakan software Win-QSB

Stock number

item Item

Nilai forecasting

periode 2013-2014

83603-5

Sack urea prill. daun buah non

subsidi (Surabaya). 214.900 Lembar

86824-8

Sack urea prill. daun buah non

subsidi (Bontang). 6.519.800 Lembar

79382-5

Sack urea granul. daun buah non

subsidi (Bontang). 1.550.400 Lembar

91667-6

Sack urea holding. bersubsidi

pemerintah (Mataram). 1.582.848 Lembar

91672-2

Sack urea prill. holding. bersubsidi

pemerintah (Makassar). 1.075.113 Lembar

91668-4

Sack urea holding. bersubsidi

pemerintah (Bali) 920.819 Lenbar

91670-6

Karung urea prill. holding.

bersubsidi pemerintah (Surabaya). 3.076.656 Lembar

91671-4

Sack urea holding. bersubsidi

pemerintah (Bontang). 3.685.036 Lembar

Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 123

Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013

3. Dari hasil peramalan terhadap nilai pemakaian stock number,

maka kami menentukan nilai total cost yang minimum dari setiap

stock number dengan membandingkan metode min-max stock,

blanket order, konsinyasi, dan re-order quantity.

Hasil perhitungan total cost keseluruhan stock number secara

berurut sebagai berikut :

a. Metode Konsinyasi dengan TC :Rp. 53.594.537.066,00

b. Metode Blanket order TC : Rp. 58.554.479.547,00

c. Metode ROQ dengan TC : Rp. 59.467.604.078,00

d. Metode Min-Max dengan TC : Rp. 60.308.574.989,00

Dari hasil nilai total cost yang diperoleh maka dapat ditarik

kesimpulan bahwa nilai total cost terendah adalah dengan

menggunakan metode konsinyasi. Hal ini disebabkan karna

metode konsinyasi tidak menggunakan biaya inventory (holding

cost) sebagai salah satu faktor untuk menghitung total cost

apabila dibandingkan dengan metode lain. Perhitungan total

costnya hanya dipengaruhi oleh satu kali biaya order costnya dan

biaya pembelian. Biaya inventory adalah nol karna seluruh biaya

selama barang ada di gudang ditanggung oleh pihak vendor serta

melibatkan nilai cadangan untuk mengatasi lonjakan permintaan.

Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 124

Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013

5.2 Saran

Melalui penelitian dan analisa yang kami lakukan maka kami

menyampaikan beberapa saran sebagai berikut :

1. Penggunaan teknik peramalan yang sesuai dengan pola data historis

yang menghasilkan nilai error terendah, sehingga hasil peramalan,

dapat membantu dalam perencanaan kebutuhan di masa yang akan

datang.

2. Data lead time, Min-Max stock, estimasi harga, data issued dan data

inventory karung dalam software Avantis harus selalu di input dan di

update untuk memudahkan dalam mengontrol dan mengawasinya.

3. Perlunya area gudang yang luas untuk penempatan karung sehingga

ketika ada pasokan karung bisa tertampung di dalam gudang, dan

tidak perlu di letakkan di luar. Juga area untuk penempatan karung

supaya tidak dijadikan tempat penyimpanan material yang lain

sehingga cukup untuk penempatan karung.

4. Untuk batas ideal penyusunan karung yang baik, cukup tersusun dua

pallet keatas dengan kapasitas penampungan 15 Bal/pallet, untuk

menghindari kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja dan runtuhnya

karung..

5. Untuk posisi karung di atas palet harus tertata dengan rapi sehingga

karung tetap dalam keadaan baik (tidak terlipat-lipat).

6. Lebih cepat merespon apabila adanya tanda kehabisan stock karung

untuk mengantisipasi agar proses pengantongan pupuk tetap

berlangsung (kontinyu).

DAFTAR PUSTAKA

1. Mappincara, A. Baso dan Asrianti Petrus, 2010, Analisa Perbandingan Total Cost Dengan Metode Economic Order Quantity, Minimum-Maximum Stock, Blanket Order, Konsinyasi Dan Re-Order Quantity Material Consumable Untuk Mengantisipasi Kebutuhan Turn-Around Pabrik Periode 2009-2010, Laporan Kerja Praktek PT. Pupuk Kaltim : Makassar : Akademi Teknik Industri Makassar

2. Astuti, Suci Farida, 2012, Analisis Metode Pengendalian Peresediaan Untuk Meminimasi Total Biaya Persediaan Dengan Blanket Order, Min-Max Stock Dan Model Probabilistic Sederhana Pada Kelompok Bahan Baku Chemical Periode 2011-2012, Laporan Kerja Praktek PT. Pupuk Kaltim : Semarang : Uiversitas Diponegoro

3. Kusuma, hendra, 1990, Perencanaan dan pengendalian produksi: ANDI Yogyakarta : Yogyakarta

4. http://www.pupukkaltim.com/ina/index.php 5. http://km.pupukkaltim.com/


Recommended