50
STRATEGI PEMBELAJARAN SEMESTER IV PAI, PBA, KI-2013 oleh: Saepudin Mashuri, S.Ag, M.Pd.I

Power point strategi_pembelajaran-2013

Embed Size (px)

Citation preview

STRATEGI PEMBELAJARAN Semester IV PAI, PBA, KI

STRATEGI PEMBELAJARANSemester IV PAI, PBA, KI-2013

oleh: Saepudin Mashuri, S.Ag, M.Pd.I

ADA 3 TAHAP PENEGELOLAAN PEMBELAJARAN1. PERENCANAAN; 2. PELAKSANAAN;3. PENILAIAN;

KEGIATAN TAHAP PERENCANAAN PAHAMI KURIKULUM PAHAMI SILABUS/GBPPSUSUN RPPMEDIANOSIS KEBUTUHAN BELAJAR SISWAMENENTUKAN AKTIVITAS BELAJAR YG AKAN DIPERBUAT SISWAMENETAP METODE PEMBELAJARAN YG TEPATMENENTUKAN MEDIA PEMBELAJARAN YG RELEVAN DG MATERIMENENTUKAN SUMBER BELAJAR PENDUKUNGMENYESUAIKAN KETRSEDIAAN WAKTU DG CAKUPAN MATERIMENYUSUN PERANGKAT PENILAIAN YG BENAR

KEGIATAN TAHAP PELAKSANAAN ADA 3 YAITU;KEGIATAN AWAL;

- Membuka pelajaran dg salam/doa - Menyiapkan kondisi kelas dan siswa - Menyampaikan pokok materi dan Melakukan appersepsi - Menyampaikan tujuan pembelajaran sesuai materi

Kegiatan inti;Menjelaskan materi scr singkat padatMemperkenalkan atau mencontohkan penggunaan media/alat peragaMembentuk kelompok Membagikan tugas pd siswaSiswa mengerjakan tugas/LKSMemperagakan media/memainkan peranSiswa memberikan contoh dg menulis/ekplorasi materi scr individuMengadakan tanya jawab/diskusi materiGuru bersama siswa membahas tugas yg telah dikerjakanMemberikan tes/ujian.

KEGIATAN AKHIRMenarik kesimpulan materi yg telah dipelajariMemberikan tugas tindaklanjut materiMemberikan motivasi utk rajin belajar di rumahMenyampaikan topik materi selanjutnya Menutup pelajaran dg salam/doa.

KEGIATAN TAHAP PENILAIANMenilai proses pembelajaran apakah sudah berjalan sesuai perencanaan/RPPMenilai ketercapaian hasil pembelajaran/kompetensiMendistribusikan item soal; tulisan, lisan atau praktikMengawasi pelaksanaan ujian Memeriksa hasil jawaban siswa.Menyusun laporan hasil belajar/raport; siswa, oragtua, sekolah.

PERAN GURU DLM PEMBELAJARAN SEBAGAI :1. KOREKTOR; Mengoreksi semua kesalahan sikap dan tugas belajar siswa2.INFORMATOR; Menjadi salah satu sumber pengetahuan dan informasi bagi kemajuan belajar siswa3. ORGANISATOR; Sebagai pengelola pembelajaran dan kelas4. MOTIVATOR; Sebagai pemberi motivasi bagi kesuksesan belajar siswa utk meraih masa depan5. INISIATOR; Sebagai pemberi ide, gagasan bagi kesuksesan belajar siswa6. FASILITATOR: Memfasiltasi siswa dgn sumber belajar dan interaksi sosial siswa7. DEMONSTRATOR; Memberikan contoh sikap dan peragaan media selama pembelajaran siswa8. MEDIATOR; Memediasi segala aktivitas belajar siswa dg unsur terkait9. PEMBIMBING; Memberikan wejangan/arahan belajar siswa10.INSPIRATOR; Memberikan ilham bagi keberhasilan belajar siswa11. SUPERVISOR: Membimbing dan mengawasi prilaku negatif siswa dlm belajar12. EVALUATOR. (Syaiful Bahri Djamarah, 2000, 43-48)

pengertian strategi pembelajaranGaris-garis besar haluan untuk bertindak dalam program pembelajaran untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.Rencana tindakan/rangkaian kegiatan menggunakan metode, media, dan pemanfaatan berbagai sumber daya dlm pembelajaran utk mencapai tujuan yang telah digariskan.Perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. (Wina Sanjaya, 2007: 126) Suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien (Kemp,1995)

Rencana tindakan (rangkaian kegiatan) guru dan siswa dlm menggunakan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya/kekuatan dalam pembelajaranINTINYA; STRATEGI PEMBELAJARAN

PERBEDAAN ISTILAH; STRATEGI, METODE, PENDEKATAN, TEKNIK dan taktik

1. Strategi berarti; rencana, rancangan2. Metode berarti; cara mengimplementasikan strategi/rencana yg sudah disusun3. Pendekatan berarti; cara/sudut pandang terhadap proses pembelajaran4. Tehnik; cara guru menerapkan sebuah metode pembelajaran5. Taktik; gaya seorang guru dlm melaksanakan tehnik mengajar. (Wina Sanjaya, 2007: 126-127)

Tujuan strategi pembelajaran Menciptakan kondisi pembelajaran yang kondusif, menyenangkan, dinamis, dan sistematis sehingga siswa aktif mengikuti proses pembelajaran dan mudah mencapai tujuan pembelajaran yg ditetapkan secara efektif dan efisien.

PAHAMILAH AKU!1. Proses pembelajaran dikatakan efektif, jika pembelajaran menyajikan materi pelajaran sesuai dg waktu yg tersedia.

2. Proses pembelajaran dikatakan efesien, jika materi pembelajaran yg disampaikan guru dpt dipahami dan dikuasai peserta didik secara maksimal.

manfaat strategi pembelajaran Rangkaian tindakan/kegiatan pembelajaran akan tersajikan secara runtutAktivitas pembelajaran siswa berjalan dinamis, variatif dan menyenangkanGuru dan siswa terlibat aktif dlm interaksi pembelajaran dgn porsi tugas yg jelasMemudahkan guru menyajikan materi dan siswa mengikuti materi pelajaran.Meningkatkan profesionalisme guru dlm mengajar melalui proses pembelajaran yg semakin berkualitas.

PRINSIP-PRINSIP PENGGUNAAN STRATEGI PEMBELAJARAN1.BERORIENTASI PADA TUJUAN; Tujuan pembelajaran menentukan strategi pembelajaran yg tepat utk digunakan.2.AKTIVITAS BELAJAR SISWA; Semua bentuk aktivitas belajar siswa, baik fisik maupun mental harus mengarah pd usaha mencapai tujuan pembelajaran sbg CENTRAL GOAL.3.INDIVIDUALITAS; Penggunaan berbagai strategi pembelajaran harus mampu mengaktifkan siswa dlm belajar utk mencapai ketuntasan individul dan klasikal.4. INTEGRITAS; Pengunaan strategi pembelajaran harus mampu mengembangan semua potensi siswa; kognitif, afektif dan psikomotorik secara integrasi. (Wina Sanjaya, 2008, 133)

PERTIMBANGAN PEMILIHAN berbagai STRATEGI PEMBELAJARANPertimbangan berhubungan dgn tujuan pembelajaran yg akan dicapai; mencakup 3 ranah, tingkat tinggi-rendah, dalam-dangkalPertimbangan berhubungan bahan pelajaran; cakupan materi; konsep, fakta, hukum, agama, saintis atau ketersediaan sumber belajarPertimbangan berhubungan siswa; tingkat kematangan belajar, minat-bakat, gaya belajar, satuan/kelas, semester siswa Pertimbangan berhubungan tehnis; relevansi strategi dg sifat bahan ajar, metode, media, efektif-tidaknya utk digunakan.(Wina Sanjaya, 2008, 129)

Jenis-jenis strategi pembelajaran1.Strategi Pembelajaran Exposition (Rowntree, 1974) dan Roy Killen menyebutnya dg Direct Instruction; Strategi pembelajaran dengan menyajikan materi dalam bentuk jadi dan siswa hanya dituntut menguasai bahan tersebut. Contoh; Pembelajaran Expository dg metode ceramah2.Strategi Pembelajaran Discovery/Indirect Instruction; bahan/materi dicari sendiri oleh siswa melalui berbagai aktivitas belajar, shg tugas guru hanya sbg fasilitator dan pembimbing. Contoh; Pembelajaran Inquiry, CTL, Problem Solving.3.Strategi Pembelajaran Individual; Pembelajaran yg didisain dan dilaksanakan oleh siswa ybs secara mandiri melalui interaksi edukatif dg berbagai sumber belajar selain GURU. Contoh; belajar melalui Modul, Kaset Audio, Video Conference dll.4.Strategi Pembelajaran Kelompok; Pembelajaran yg dilakukan scr beregu dlm kelompok kecil atau klasikal dgn tdk mengutamakan kelebihan individu siswa (Wina Sanjaya, 2008, 128-129)

strategi pembelajaran DEDUKTIF VS INDUKTIFStrategi Pembelajaran Deduktif; Strategi pembelajaran yg dimulai dg mempelajari konsep-konsep umum materi yg bersifat abstrak kemudian menuju penarikan kesimpulan yg konkritStrategi Pembelajaran Induktif; Strategi pembelajaran yg dimulai dg mempelajari bahan yg nyata dan contoh konkrit kemudian menuju bahan yg sukar/kompleks=dari materi khusus ke umum (Wina Sanjaya, 2008, 129)

Dalam strategi PEMBELAJARAN harus ada 6 komponen utama;

Tujuan pembelajaranSerangkaian kegiatan guru dan siswa/tatap muka Metode yg variatifMedia pembelajaran yg relevan. Pengelolaan kelas yg dinamis Penilaian pembelajaran.

STRATEGI PEMBELAJARAN HANYA DAPAT DILAKUKAN OLEH GURU PROFESIONALSyarat guru profesional harus memiliki 4 kompetensi sbb:1.Kompetensi Pedagogik; Mengetahui landasan kependidikan, mampu mengelola pembelajaran dari perencanaan, pelaksanaan dan penilaian, memahami kurikulum, psikologi belajar, paham berbagai metode mengajar. 2.Kompetensi Personal; memiliki kepribadian yg mantap, berwibawa, arif, loyal, dan akhlak mulia3.Kompetensi Profesional; memiliki keilmuan yg luas sesuai bidang yg diajarkan, memiliki ketrampilan praktis dlm menjalankan tugas mengajar4.Kompetensi Sosial; kemampuan guru utk bergaul dgn anak didik, sesama guru, wali murid, masyarakat secara baik.

Ada 10 Ketrampilan dasar mengajar1. Keterampilan membuka pelajaran2. Keterampilan menjelaskan meteri3. Keterampilan bertanya4. Keterampilan memberikan penguatan5. Keterampilan mengadakan variasi mengajar6. Keterampilan membimbing diskusi kelompok7. Keterampilan megajar kelompok kecil dan perorangan8. Keterampilan mengelola kelas9. Keterampilan menilai pembelajaran10. Keterampilan menutup pelajaran.

Ketrampilan mengelola kelasKetrampilan mengelola kelas adalah; upaya memberdayakan potensi kelas secara optimal utk mendukung proses interaksi edukatif dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran.Hal yg perlu diperhatikan dlm pengelolaan kelas al:1. Ukuran dan bentuk kelas2. Bentuk, ukuran bangku dan meja siswa3. Jumlah siswa dlm kelas4. Jumlah kelompok siswa dlm kelas5. Komposisi siswa dalam setiap kelompok; alaki-prempuan, pindar-sedang, rajin-malas (Cony Setiawan dkk, 1985: 64)

Pengelolaan kelas meliputi:1. Pengaturan tempat duduk; Posisi berhadapan, setengah lingkaran, berbaris ke belakang.2. Pengaturan alat mengajar; perpustakaan kelas, media pengajaran, papan dan spidol/kapur tulis, papan presensi siswa.3. Penataan keindahan dan kebersihan kelas; pajanagan hiasan dindidng utk membantuk pengajaran, penenmpatan almari buku di depan almari olahraga di belakang, jadwal kebersihan kelas. 4. Ventilasi dan tata cahaya; ventilasi kelas yg terbuka masuk udara, cahaya masuk dari kiri jangan berlawanan dgn bagian depan.

Pengelolaan anak didik1. Pembentukan organisasi kelas; ketua, wakil, sekretaris, bendahara, anggota.2. Peyusunan jadwal kebersihan setiap hari3. Pengelompokan anak didik berdasarkan jenis kelamin, kecepatan, sifatnya, kesenangan berkawan, minat-bakat, kemampuan.4. Penanganan prilaku negatif siswa dlm proses pembelajaran; malas masuk, menganggu teman, menyontek, merokok, melawan guru, memukul teman, keluar masuk kelas, mengantuk.

PendEkatan dlm strategi pembelajaran: cara pandang/melihat terhadap proses pembelajaran

1. Pendekatan individual2. Pendekatan kolektif3. Pendekatan rasional4. Pendekatan humanistik5. Pendekatan bervariasi 6. Pendekatan sosial.

Secara umum, pendekatan dibagi 2; teacher learning centered berdasarkan teori belajar Konstruktivistik dan student learning centered berdasarkan teori belajar Behavioristik.

metode dlm strategi pembelajaranMetode: cara yg dipergunakan utk mencapai tujuan. Metode pembelajaran: cara yg dipergunakan guru dlm menyajikan materi pelajaran kpd siswa selama proses pembelajaran utk mencapai tujuan pembelajaran yg sudah ditetapkan pd suatu mata pelajaran.Menurut Winarno Surakhmat, ada 5 faktor yg mempengaruhi penggunaan metode pembelajaran al:1. Berbagai macam tujuan pembelajaran2. Berbagai tingkat kematangan anak didik3. Berbagai situasi/keadaan siswa4. Berbagai fasilitas yg pendukung (tersedia/tidak)5. Kemampuan dan pribadi guru yg berbeda-beda.

Macam-macam metode mengajar

1. Metode Ceramah2. Metode Tanya jawab3. Metode Diskusi4. Metode Latihan (drill)5. Metode Pemberian tugas(resitasi)6. Metode Demonstrasi7. Metode Ekperimen8. Metode Kerja kelompok9. Metode Sosiodrama (bermain peran)10. Metode Karya wisata (Abu Ahmadi)

PENGGUNAAN METODE YG VARIATIF HARUS TETAP BERORIETASI PADA PENCAPAIAN TUJUAN PEMBELAJARAN

DARI SEKIAN BANYAK METODE PEMBELAJARAN MEMILIKI KELEBIHAN DAN KEKURANGAN. TIDAK ADA SATU METODE YG PALING SEMPURNA UTK DIGUNAKAN, MAKA GURU HARUS MAMPU MENGKOMBINASIKAN BERBAGAI METODE SELAMA PROSES PEMBELAJARAN AGAR SISWA TIDAK MUDAH BOSAN.

PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN YG KURANG TEPAT DGN SIFAT BAHAN AJAR AKAN MEMPERSULIT SISWA DLM MEMAHAMINYA, SEHINGGA SULIT MENCAPAI TUJUAN PEMBeLaJARAN YG SUDAH DITETAKAN.

Karakteristik pembelajaran behavioristik VS konstruktivistikBEHAVIORISTIK identik dg GURU TEMPO DULU

KONSTRUKTIVISTIK seharusnya identik dg GURU TEMPO KINI1. Pembelajaran berpusat pd guru; ceramah melulu, siswa dianggap botol yg harus dituangkan air sampai penuh, bahkan tumpah/tidak muat lagi.2. Terikat dg aturan yg sangat disiplin; hukuman, sanksi dll.3. Dominan mempertahankan keseragaman siswa; seragam tulisan, kursi, kelas, gaya bekajar, bakat, minat, dll disamaratakan.4. Guru sebagai dewa, satu-satunya sumber belajar di kelas.5. Guru sebagai otoritas yg berkuasa dlm sgl kontek pembelajaran; jika A tdk bisa B maka selanjut wajib C. 6. Pembelajaran cenderung statis dan menakutkan; menoton, seram, pemarah dll.7. Berbagai aktivitas pembelajaran dominan diperankan oleh guru; media, ilustrasi, demonstrasi, main peran, peragaan dll.

1. Pembelajaran berpusat pd siswa; kerja tugas, unjuk kerja, diskusi, main peran dll scr aktif.2. Longgar dg aturan; jika siswa bisa dimaafkan n diperbaiki, mengapa hrs dihukum dg kata2 yg kasar, caci maki, bahkan hinaan. 3. Menghargai dinamika/beda siswa; variasi tulisan sbg gaya belajar, potensi, bakat, minat siswa, posisi meja, bentuk kls dll.4. Guru sebagai fasiltator yg mengantar siswa pd berbagai sumber belajar; buku, media massa, perpustakaan, dan internet.5. Guru sebagai fatner yg bersahabat dlm sgl kontek pembelajaran; saling mengisi sebab gagasan/ilmu guru tdk selalu permanen benaran utk ditaati siswa.6. Pembelajaran fleksibel dan menyenangkan; variatif tdk membosankan, humanis, pemaaf, penyabar dll.7. Memberdayakan motorik siswa dlm berbagai aktivitas pembelajaran; berekpresi, peragaan, ilustrasi materi, mainkan peran dll.

Strategi model pembelajaran ekspositoriStrategi pembelajaran ekspositori; strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses penyampaian materi secara verbal dari guru kepada sekelompok siswa dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi pelajaran secara optimal.

Ciri-ciri Strategi pembelajaran ekspositori

Ada tujuan pembelajaran yg jelas utk dicapaiMenggunakan metode cermah sbg tehnik mengajarBerpusat pd guru dlm menyampaikan materiGuru memberikan contoh peragaan mediaGaya mengajar guru lebih fleksibel dg mobilitas tinggi tdk menotonMemberikan kesempatan pd siswa utk bertanya dan memperagakan materi dan media.Kegiatan pembelajaran satu arah.

Kelebihan Strategi pembelajaran ekspositori1. Dapat mengontrol urutan dan keluasan materi pembelajaran2. Mudah mengetahui kemampuan siswa dlm menguasai bahan pelajaran yang disampaikan3. Efektif utk materi yg luas, sementara itu waktu yang tersedia untuk belajar terbatas4. Siswa dapat mendengar melalui penuturan lansung dari guru, tdk melalui media 5. Siswa dapat melihat/mengobservasi melalui pelaksanaan demonstrasi6. Dapat digunakan untuk jumlah siswa dan ukuran kelas yang besar

Kelemahan Strategi pembelajaran ekspositori1. Tidak dapat digunakan utk siswa yg tdk memiliki kemampuan mendengar dan menyimak secara baik2. Tidak mungkin dapat melayani perbedaan setiap individu baik perbedaan kemampuan, pengetahuan, minat, dan bakat, serta perbedaan gaya belajar3. Karena lebih banyak diberikan melalui ceramah, maka akan sulit mengembangkan kemampuan siswa dalam hal kemampuan sosialisasi, hubungan interpersonal, serta kemampuan berpikir kritis4. Sangat tergantung kepada apa yang dimiliki guru seperti persiapan, pengetahuan, rasa percaya diri, semangat5. Kegiatan pembelajaran lebih banyak berlangsung satu arah, antara guru dan siswa saja.

Langkah-langkah Strategi pembelajaran ekspositoriTentukan tujuan pembelajaran yg akan dicapaiPelajari karakteristik materi yg akan diajarkanPertimbangkan keluasan materi dan waktu yg tersediaTentukan tehnik yg akan dilaksanakan dg metode ceramahPilih media yg tepat sesuai sifat materi dan pencapaian tujuan pembelajaranTentukan kegiatan yg akan dilaksanakan guru dan siswaTentukan fasilitas dan sarana yg dibutuhkanSusunlah intrumen penilaian keberhasilan belajar siswa secara tepat.Berikan tindaklanjut materi pembelajaran; PR atau tugas LKS dll.

STRATEGI model PEMBELAJARAN INQUIRY (menemukan)Strategi pembelajaran inquiry: strategi mengajar yang mengkombinasikan rasa ingin tahu siswa dan metode ilmiah untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis melalui kegiatan belajar bidang saintis.

Penerapan strategi pembelajaran inquiry diperlukan utk: 1.Membangkitkan rasa ingin tahu siswa scr mendalam terhadap materi yg dikaji.2.Mendorong siswa utk berkembang melalui proses merumuskan pertanyaan, merumuskan masalah, mengamati, dan menerapkan informasi baru 3.Meningkatkan pemahaman terhadap masalah/materi yg dikaji.4. Meningkatkan semangat bereksplorasi materi, sehingga siswa belajar secara aktif.

Ciri-ciri strategi pembelajaran inquiry1. Digunakan pd pelajaran saintis2. Berpikir kritis dalam ekplorasi masalah3. Merumuskan berbagai pertanyaan yg membangkitkan rasa ingin tahu4. Siswa harus memiliki pemahaman awal terhadap materi/masalah yg dipelajari5. Semua siswa aktif dlm memecahkan masalah yg dipelajari dgn saling silang tanya.6.

Langkah-langkah strategi model pembelajaran inquiry:

1. Menentukan tujuan pembelajaran2. Menentukan Hipotesis 3. Menentukan Prosedur4. Memilih Bahan yg dapat diekplorasi 5. Menentukan arah kegiatan pembelajaran.6. Menyusun instrumen penilaian yg tepat.

Strategi model pembelajaran BERBASIS MASALAH (problem solving)PBM; model pembelajaran dengan pendekatan masalah, sehingga siswa dapat menyusun pengetahuannya sendiri, mengembangkan keterampilan yang lebih tinggi dan inquiry, memandirikan siswa, dan meningkatkan kepercayaan diri (Nurhayati Abbas, 2000: 12). Tujuannya; untuk membantu siswa mengembangkan keterampilan berpikir kritis terhadap masalah yg dikaji.

MASALAH TIDAK PERLU SELALU DITEMUKAN TETAPI DAPAT DIBENTUK OLEH GURU DAN SISWA SESUAI MATERI YG AKAN DIKAJI UTK DIPECAHKAN SISWA.

CIRI-CIRI STRATEGI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH1. Masalah menjadi starting point dalam belajar2. Permasalahan yg diangkat ada di lingkungan sekitar3. Masalah yg membutuhkan persfektif ganda (multiple persfective)/Bertentangan4. Masalah menantang pengetahuan siswa dg mengidentifikasi berbagai masalah yg terkait5. Menggunakan berbagai tinjauan dlm menganalisis masalah6. Belajar dg secara kolaboratif, komunikatif, dan kooperatif7. Berusaha menemukan solusi atas masalah yg dikaji.

Prosedur STRATEGI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH Menurut Fogarty (1997: 3) langkah-langkah PBM sbb:1. Menentukan tujuan pembelajaran sesuai masalah 2. Menemukan masalah3. Mendefinisikan masalah4. Mengidentifikasi masalah5. Mengumpulkan data; fakta dan informasi terkait6. Menyusun hipotesis (dugaan awal/sementara)7. Mengkaji masalah8. Menawarkan alternatif pemecahan/solusi masalah.10. Penilaian pembelajaran sesuai masalah yg dikaji.

Syarat STRATEGI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH 1.Siswa harus aktif menemukan masalah, mengidentifikasi, menganalisa, dan menemukan solusi atas masalah itu2.Siswa harus mampu belajar kreatif mengkaji masalah dari berbagai sudut pandang.3.Siswa mempresentasikan hasil rumusan masalahnya, menyusun berbagai pertanyaan, mengumpulkan fakta dan informasi terkait masalah, dan membuat solusinya 4.Guru mampu menyiapkan pokok masalah yg kontekstual/aktual utk dipecahkan siswa5.Guru berperan sebagai penyaji masalah, penanya, mengadakan dialog, membantu menemukan masalah.

PERBEDAAN INQUIRY DGN PROBLEM SOLVINGINQUIRY MENEKANKAN PD MASALAH TERTUTUP (Jawaban masalah itu sudah diketahui secara tepat oleh guru, tetapi tidak boleh disampaikan pd siswa)

SEDANGKAN PROBLEM SOLVING MENEKANKAN PD MASALAH TERBUKA (Jawaban masalahnya belum diketahui secara pasti oleh guru dan siswa shg memungkinkan berbagai alternatif jawaban atas masalah itu)

STRATEGI PEMBELAJARAN CTLCTL adalah; strategi pembelajaran yg pd keterlibatan siswa secara aktif dg menemukan dan menghubungkan materi dg kehidupan nyata

Karakteristik CTL:Masalah nyata di sekitar siswaSiswa terlibat dlm observasi scr langsung ttg materi dipelajari di lapangan Mengaitkan materi dg kehidupan nyataKerja dalam kelompok/individual.

Pembelajaran ctl menEkankan pd;

Keaktifan dan keterlibatan langsung siswa dg materiMendorong siswa menghubungkan materi dg kehidupan nyataMenerapkan materi yg sdh dipelajari dlm kehidupan sehari-hari.Mengalami langsung aksi pembelajaran di lapanganObservasi masalah yg dipelajari ke lapangan.

Langkah pembelajaran ctl

Menyampaikan tujuan/kompetensi pembelajaran yg akan dicapai dr materiMembagi siswa menjadi beberapa kelompok dg tugasnya masing-masingMelalui observasi siswa aktif mencatat berbagai hal yg ditemukan di lapangan Di kelas siswa harus mempresentasikan hasil pengamatannyaSetiap kelompok siswa melaporkan hasil temuannyaSaling mengajukan pertanyaanDgn bantuan guru siswa menyimpulkan hasil temuan materiMenyusun laporan dari hasil observasi masing2 kelompok.

STRATEGI COVERATIVE LEARNINGAdalah: Strategi pembelajaran melalui kerjasama kelompok utk membahas materi pembelajaran.

Syarat-syarat CL; Ada kelompok dan anggotanyaKerjasama individu dlm kelompokAda aturan kerjasama dlm kelompokAda tujuan belajar yg harus dicapai setiap kelompok

Prosedur COPERATIVE LEARNING1. Membentuk kelompok2. Penjelasan materi oleh guru3. Menentukan tugas masing-masing kelompok 4. Belajar dlm kelompok masing-masing5. Presentasi dan tanya jawab antara kelompok6. Penilain kelompok7. Pengakuan Tim yg paling baik

SELAMAT menempuh ujian akhir dan bersua pd semester SELANJUTNYA...!

MAAFKAN SAYA ATAS KEKURANGAN PENYAJIAN MATERI KULIAH KITA.

SEMOGA ANDA MENJADI GURU YG MEMILIKI DEDIKASI TINGGI DLM MENDIDIK DAN MAMPU TAMPIL SBG PENDIDIK YG PROFESIONAL..! AMIN.

WASSALAMTerima kasih

What is learner controlSalah satu masalah yang sudah mewabah dalam penelitian pendidikan adalah ambiguitas dari istilah istilah yang digunakan untuk menggambarkan masalah masalah dalam pembelajaran. Kontrol pelajar menggambarkan beberapa kondisi pelajaran, di mana terdapat arti arti istilah pelajaran yang cukup ambigu yang digunakan oleh beberapa investigator yang berbeda. Tipe tipe kontrol pelajar1. Kontrol isiYang paling awal pada penggunaan istilah kontrol pelajar merujuk pada kesempatan untuk seorang siswa untuk membuat seleksi isi. Walaupun, dalam kontek ini kadang kadang masih ditemukan kebingungan sehubungan dengan luasnya pilihan pelajar. Pada level SMP siswa biasanya memiliki dua atau tiga pilihan alternatif untuk mata peljaran wajib. Pada level SMA siswa memiliki kesempatan memilih sebanyak mungkin minimal setengah dari pelajaran yang dia daftari. Pada tingkat universitas pilihannya hampir tidak terbatas sejak siswa pertama kali bisa memilih universitas yang istimewa, subjek untuk syarat masuk, bisa memilih dari sekian banyak kegiatan estra yang diakui, dan sering, tergantung pada wilayah spesialisasinya, juga bisa memilih dari sekian mata pelajaran pilihan. Pengenalan pertama dari istilah kontrol pelajar adalah merujuk pada kesempatan seorang siswa untuk merangkaikan tujuan tujuan dalam sebuah mata pelajaran tertentu yang siswa inginkan. Dalam studi ini, pelajaran mengasumsikan sebuah bentuk dialog Sokratis yang siswa harus tanyakan dari sebuah materi pelajaran yang menurut ahli aspek aspek topiknya siswa ingin untuk kembangkan.2. Kontrol langkahMengambil langkah, adalah variabel pendidikan lainnya yang dikonotasikan dari istilah kontrol pelajar. Bagaimanapun, seperti halnya dengan pemilihan kurikulum, mengambil langkah memiliki pilihan pilihan nama yang lebih sering, misalnya pelajaran yang membedakannya dari yang lain, langkah langkah pelajaran itu sendiri, atau instruksi(pelajaran) yang dikembangkan secara individual. Kontrol display (strategi). Sebuah display(pertunjukan) pembelajaran adalah sebuah presentasi dari sebuah ide materi pelajaran tunggal. Sebuah display bisa terdiri dari pernyataan umum, seperti, sebuah pengertian, seperangkat langkah langkah prosedur, atau masalah masalah sebab akibat; atau sebuah display bisa terdiri dari contoh spesifik, seperti sebuah representasi dari sebuah objek atau peristiwa tertentu, sebuah demonstrasi prosedur, atau sebuah ilustrasi dari beberapa penomena sebab dan akibat.Display(pertunjukan) tidak ekuivalen dengan bentuk fisiknya. Sebuah novel, misalnya, mungkin adalah sebuah display tunggal jika ide subjek-materinnya adalah plot dari novel tersebut; mungkin sebuah halaman tunggal dari novel tersebut jika ide subjek-materinya adalah ilustrasi dari kalimat yang membentuk karakteristik dari penulis novel. Jika konsep terdiri dari pengertian dari jenis pohon tertentu, display(pertunjukan) mungkin sebuah gambaran dari bentuk daun atau pohon itu sendiri. Display selalu ditentukan oleh ide subjek-materinya, tidak pernah dari presentasi bentuk fisik ide tersebut.Kontrol display berdasar pada asumsi bahwa sebuah rangkaian instruksional(pembelajaran) dapat dibagi kedalam seri seri atau bagian bagian display secara individual dan bahwa display tersebut dapat dikategorikan ke dalam seperangkat tipe yang terbatas, masing-masing dengan karakteristik yan unik. Kontrol display ada ketika seorang siswa disediakan suatu mekanisme untuk menyeleksi dan merangkaikan display yang dia rasa mudah untuk memahami tujuan yang diberikan. Sekurang - kurangnya tiga tipe dari kontrol display yang terlibat: menyeleksi jumlah display yang diperlukan untuk menguasai perasaan, kontrol dari rangkaian tipe tipe display yang berbeda, dan penyeleksian berbagai macam display yang dielaborasikan untuk memasukkan informasi yang ditujukan untuk memfasilitasi pemahaman siswa terhadap materi yang dipresentasikan.3. Kontrol pengolahan internalIstilah kontrol pelajar juga mengkonotasikan kemampuan siswa untuk memilih dan menggunakan sebuah variasi strategi strategi pengolahan internal sebagaimana yang ia interaksikan dengan presentasi yang terdiri dari pelajaran-pelajaran tertentu. Penampilan yang efektif dan efisien adalah hasil dari interaksi pengolahan internal tersebut dengan materi materi rangsangan yang telah dipilih untuk atau oleh siswa. Siswa siswa yang sudah mengembangkan strategi strategi pengolahan internal yang efektif barangkali mampu mengimbangi sebagian besar perbedaan dalam display - display pembelajaran yang dipresentasikan kepada mereka; siswa siswa yang kurang mampu dalam pengembangan strategi strategi pengolahan internal yang efektif barangkali lebih diutamakan pada pengurangan penampilan sebagai hasil dari presentasi yang tidak cukup. Kontrol internal pengolahan kognitif memungkinkan siswa untuk menampilkan lebih banyak dari yang diharapkan dan mungkin catatan untuk efek terbatas bahwa manipulasi materi materi rangsangan nampak diberikan dalam banyak situasi pembelajaran.Manipulasi kontrol pelajar1. Kontrol isiInvestigai sebelumnya telah menyediakan kontrol isi melalui penyediaan susunan pilihan isi yang siswa bisa atur dengan cara cara yang ia inginkan, atau dalam beberapa kasus, yang siswa bisa lompati yang dia rasa bahwa materi dalam sebuah komponen yang diberikan sudah cukup dipahami. Tipe tipe dari kontrol ini terhalang apabila segment, pelajaran, dan atau unit pelajaran dirangkaikan bagi siswa. Sistem pengantar linear seprti dosen, videotape, tape/slide presentasi atau film menyebabkan kesulitan dalam menyusun kembali komponen komponen isi, meyakinkan bahwa kebanyakann siswa akan mempelajarinya dalam susunan yang diberikan. Siswa masih bisa memilih untuk melewati beberapa komponen melalui turning off selama pemberian presentasi. Workbook, textbook dan materi materi lainnya yang dimanipulasi ole pelajar dalam suatu model self-paced individualized memungkinkannya untuk melatih beberapa tingkatan kontrol isi. 2. Kontrol displayKetetapan formal untuk kontrol display baru direlatifkan dan tidak diselidiki secara luas. Pekerjaan yang didukung dengan system TICCIT (Merrill, Schneider, dan Flatcher,1980) menyediakan pemilihan display dan serangkaian pemeriksaan dengan aturan, contoh, dan practek tombol. Sebahagian besar materi yang di ajarkan, individual display ditempelkan pada materi-materi ajar sehingga identifikasi dan isolasi sulit dilakukan. Oleh karena itu, manipulasi dari pemilihan penampilan presentasi dan rangkaiannya tidak mungkin terjadi pada sebahagian besar situasi pengajaran. Bagaimanapun, workbooks yang baru, teks, tape/slide dan materi belajar lainnya telah dimulai untuk memisahkan pemilihan penampilan pribadi (primary-presentation display), menfasilitasi kemampuan siswa untuk memanfaatkan penampilan yang dirasa dibutuhkan dan lompatan mereka rasa perlu dilakukan.3. Kesadaran yang disengajaSebahagian besar siswa memeriksa dan situasi pengajaran individu lainnya tidak diusahakan diantara siswa (monitor) atau menggerakkan kesadaran belajar siswa. Jelas pilihan siswa ini relatif bebas dari system ceramah/pidato. Dia memilih menggunakan proses mental apapun dalam ketepatan pembelajaran, apakah yang ditunjukkan itu merupakan pilihan siswa atau yang dipersentasikan ke siswa oleh system pembelajaran. Dengan ketepatan pengolahan kognitif, seorang siswa mungkin bisa mengganti lebih dari pertunjukkan atau rangkaian pertunjukkan.4. Meta-cognitionKebanyakan situasi belajar sendiri melibatkan model penyesuaian diri (adaptive models) yang diluar dari si pelajar. Kita sering naif mengasumsikan siswa mengikuti model yang sudah ditentukan. Tetapi sebagai tambahan dalam materi pelajaran, para siswa juga memperoleh beberapa teori mengenai bagaimana cara belajar. Eksternal dan internal kontrol pelajar: sebuah modelBaru baru ini kita telah menyempurnakan serangkaian investigasi pembelajaran dampak dari kontrol pelajar melalui display(pertunjukan) presentasi dalam sebuah mata pelajaran yang diberikan. Apabila para siswa diberikan kontrol melalui display apa yang akan dipelajari selanjutnya., mereka menggunakan strategy yang bervariasi dan menunjukkan perbedaan yang dapat dibandingkan dalam jumlah display yang digunakan, pada serangkaian display ini, dan dalam kondisi tipe tipe display yang bermacam macam.Hal ini dinyatakan bahwa terdapat 4 level pengolahan kesadaran yang mana siswa bisa melatih kontrol pelajar dengan sengaja:pemilihan isi, pemilihan display, kesadaran kognitif dan meta kognitif. Pemilihan isi merujuk pada sebuah keputusan pada sebagian pelajar mengenai tujuan (segmen, mata pelajran, unit) untuk pembelajaran selanjutnya. Pemilihan display merujuki padakeputusan yang diambil oleh sebagian pelajar mengenai jenis presentasi yang mereka inginkan untuk dipelajari selanjutnya. Kesadaran kognitif merujuk pada proses mental para siswa gunakan untuk menandai informasi yang dipresentasikan melalui pemberian display. Meta kognisi merujuk pada model cara belajar yang siswa gunakan untuk membimbing interaksi mereka dengan sistem pembelajaran yang sedang digunakanKesadaran kongnitif merujuk pada aktivitas mental yang para siswa coba untuk mengingat dan mengintegrasi informasi yang mereka pelajari sebelumnya. Siswa kemudian menggunakan satu atau lebih dari sebuah variasi kegiatan kognitif termasuk pelatihan, mengulang informasi beberapa kali dari memori; pengulangan, membaca atau mendengarkan kembali pada materi; penyimpulan, memformulasi kembali informasi dalam kata kata mereka sendiri; membayangkan, mencoba untuk membentuk gambar dengan menngunakn informasi; penandaan dengan sebuah mnemonik (alat bantu untuk menghapal), mencoba memasukkan informasi tersebut ke dalam bentuk formal atau sistem idiosinkratik menemonik; pencontohan, mencoba untuk mencari dalam memori sebuah contoh dari informasi yang dipelajari sebelumnya; latihan terselubung, mencoba menemukan hubungan paralel yang dipelajari sebelumnya pada informasi dari beberapa wilayah subjek lainnya. Jika melalui sebuah Tanya jawab introspektif kita memperoleh sebuah rekaman dari usaha pengolahan untuk tiap tiap display, maka kita mempunyai sebuah gambaran kesadaran kognitif.Meta kognitif merujuk pada model cara belajar masing masing siswa. Norman (1978) mengusulkan bahwa semua siswa mempunyai beberapa bentuk teori pembelajaran yang mereka bawa ke dalam situasi pembelajaran, namun seringkali ide ide mereka aneh dan keliru. Dalam pengolahan materi sebagai mata pelajaran dalam cara cara yang benar, dikatakan bahwa para siswa mengembangkan beberapa model mengenai cara belajar dalam system belajar sendiri snediri yang mereka temukan sendiri. Model ini mungkin sempurna dan sistematik untuk beberapa siswa yang belum sempurna atau tidak konsisten untuk siswa lainnya. Model seperti ini mungkin diorientasikan terhadap pemilihan isi, pemilihan display atau pengolahan kesadaran kognitif. Model seperti ini biasanya adaptif, memungkinkan siswa untuk membentuk pemilihan isi, pemilihan display atau kegiatan kesadaran kognitif yang berdasarkan pada pemahaman kesadaran internal atau umpan balik eksternal. Sebuah contoh dari bagian model sperti ini yang mungkin digunakan oleh siswa adalah untuk merasakan bahwa mereka harus selalu melihat pada aturannya terlebih dahulu, diikuti oleh satu atau lebih contoh, dan diikuti oleh praktek. Control pelajar dan instruksi individualInstruksi individual berarti bahwa aspek aspek presentasi yang divariasikan dari satu siswa ke yang lainnya dalam suatu usaha untuk lebih menyesuaikan aktivitas pembelajaran pada kecakapan dan kemampuan unik dari tiap tiap siswa. Control pelajar berarti bahwa keputusan instruksional yang dibuat oleh siswa, seperti yang dibandingkan dengan system control, yang mana keputusan pembelajaran adaptif yang dibuat untuk siswa itu sendiri. Pembelajaran individu selalu melibatkan beberapa bentuk control pelajar. Sebuah system instruksional individu berbeda dengan penghargaan terhadap apa dan seberapa banyak level control pelajar yang terlibat dalam situasi pembelajaran. Dua dari level tersebut (display control dan control isi) dimanipulasi dengan lebih mudah melalui perubahan dalam system pembelajaran eksternal daripada dua level lainnya. Dua level lainnya (meta kognisi dan pengolahan kesadaran kognitif) dilibatka pada beberapa situasi pembelajaran yang lebih luas. Tidak hanya beberapa bentuk dari control pelajar yang terlibat dalam hamper semua situasi pembelajaran tetapi juga melibatkan beberapa level individualisasi.Instruksi individual dan control pelajar melibatkan interaksi komponen komponen fungsioanl dari sebuah system pembelajaran individual dengan keempat level pengolahan kesadaran yang telah diidentifikasikan. Tingkat instruksi individual tergantung pada nilai-nilai parameter yang ditugaskan pada komponen-komponen fungsional yang beragam, yaitu kesatuan isi, kesatuan display, dan model adaptif. Tinggat control pelajar tergantung pada tingkat dimana pelajar bisa melatih setiap tingkatan pengolahan kesadaran seperti pemilihan isi, pemilihan display, kesadaran kognitif, dan meta-kognisi. Pemilihan isi dan pemilihan display dikontrol secara langsung melalui lingkungan external yaitu melalui tipe model adaptif yang digunakan dan sistem pengantar kesatuan isi dan kesatuan display yang dipresentasikan pada siswa. Jika system pembelajaran menentukan rangkaian dan pemilihan kesatuan isi, maka siswa memiliki sedikit kesempatan untuk melatih pemilihan isi dan dengan demikian siswa tidak mempunyai control pelajar dalam proses pemilihan isi. Seperti halnya, jika system adaptif menentukan rangkaian dan pemilihan display individual yang digunakan untuk mempresentasikan isi ide yang diberikan, maka siswa memiliki sedikit kesempatan untuk melatih pemilihan display, dengan demikian siswa terbatas dalam control pelajar yang bisa dilatih pada tinggkat pengolahan. Bagaimanapun, dalam kebanyakan system pembelajaran sangat sulit dan tidak mungkin untuk mengontrol tingkat pengolahan kognitif secara lengkap; oleh karena itu, seorang siswa siswa dalam situasi pembelajaran tertentu memiliki control dengan cara memproses display-display yang dipresentasikan. Seperti halnya, dalam setiap situasi pembelajaran, siswa menggunakan beberapa jenis meta-kognisi atau cara belajar. Dalam pengertian yang sebenarnya, seorang siswa mengadaptasi instruksi (pelajaran) kedalam kebutuhan mereka, apakah control atau penyesuaian tersebut terlibat dalam system pembelajaran eksternal. Bagaimanapun, jumlah pilihan yang model meta-kognisi harus control lebih terbatas dalam beberapa situasi pembelajaran dari yang lainnya. Contohnya, jika konten dan pemilihan display dan rangkaian yang dibuat melalui model adaptif eksternal untuk siswa, model meta-kognisi mereka tidak perlu menentukan aturan-aturan untuk pemilihan isi atau pemilihan display. Oleh karena itu, model internal siswa terbatas pada control pengolahan kognitif yang harus mereka gunakan untuk presentasi rangkaian dan pemilihan isi dan display secara eksternal yang dipresentasikan.Mebandingkan sistem nonindividual1. Perkuliahan Perkuliahan adalah sebuah sistem pembelajaran adaptif, dia bertugas menjelaskan ide-ide. Dalam situasi ini, kesatuan isi yang dipilih dan yang dirangkaikan untuk siswa yaitu, dosen telah memutuskan sebelumnya topik pertama yang akan diambil, yang kedua, topik-topik yang akan dimasukkan dan topik yang akan dikeluarkan dari persentasi. Display-display individual dalam setiap topik juga dicocokkan dalam istilah rangkaian dan pemilihan. Tipikalnya, sebuah perkuliahan akan terdiri dari serangkaian persentase secara umum yang diikuti oleh satu atau beberapa contoh. Kecuali dalam situasi biasa, akan ada sedikit latihan yang disediakan untuk siswa dalam konteks perkuliahan itu sendiri. Sistemnya secara keseluruhan, termasuk pekerjaan rumah (PR) yang melibatkan latihan, atau barangkali penjelasan tambahan melalui teksbook atau yang lainnya. Dalam sebuah perkuliahan siswa memiliki kesempatan untuk pemilihan isi sebanyak isi yang dipresentasikan dalam rangkaian yang sudah diperbaiki. Sangat memungkinkan bagi siswa untuk membuat catatan atau menghafal topik-topik tertentu, tapi hal ini tidak dilakukan oleh kebanyakan siswa. Siswa juga memiliki kesempatan dalam pemilihan display. Seorang siswa bisa turn off pada suatu bagian presentasi yang diberikan dengan tidak memperhatikan dan dengan demikian siswa melatih beberapa tingkat pemilihan, tetapi siswa tidak dapat mengontrol pemilihan maupun rangkaian dari display-display individual. Dalam sebuah kelas kecil seorang siswa dapat menginterupsi melalui pemberian pertanyaan, yang memungkinkan siswa untuk melatih beberapa tingkatan pemilihan display dan serangkaian melalui permintaan contoh atau permintaan klarifikasi dari sebuah definisi.2. Teksbook (buku teks)Sebuah teksbook biasanya tidak melibatkan tipe pelajaran adaptif. Sebuah teksbook menyediakan lebih banyak kesempatan bagi kontrol peserta dari pada perkuliahan. Seorang siswa dapat memlih topik-topik yang ia inginkan untuk dipelajari, dengan membaca bagian-bagian teksbook yang bervariasi, menyusunnya seperti yang ia inginkan.Dalam beberapa konteks seorang siswa juga memiliki kesempatan dalam pemilihan display dengan sebuah teksbook. Bagaimanapun, pemilihan display sangat terbatas karena penggambaran dan contoh-contohnya sering disisipkan dalam materi yang rumit. Mungkin penting bagi siswa untuk mempelajari semua materi dengan tujuan menemukan gambaran secara umum, contoh-contoh, atau komponen display yang lain. Hal ini membuat pemilihan dan perangkaian display-display lebih sulit. Seorang siswa dapat menempatkan dan memisahkan sebuah gambaran umum dari suatu topik tertentu yang kemudian menyimpulkannya, untuk melatihnya, atau menggunakannya dalam kesadaran kognisi apapun yang ia rasa sesuai untuk pengolahan informasi yang dipresentasikan. Pada sisi pembelajaran, sebuah teksbook harus sejalan dengan perkuliahan, tetapi pada sisi pelajar, terdpat lebih banyak kontrol pelajar yang memungkinkan dengan sebuah teksbook dari kemungkinannya dari sebuah perkuliahan.3. Stylized workbookStylized workbook mirip dengan buklet pembelajaran yang diprogramkan. Setiap topiknya diidentifikasi secara jelas melalui tujuan-tujuan yang mengindikasikan tugas-tugas yang diharapkan oleh siswa untuk menampilkan pembelajaran berikutnya. Setiap bagian yang berhubungan dengan topik yang diberikan memiliki suatu halaman secara umum yang menyatakan definisi, prosedur, atau hubungan yang sedang dipelajari secara jelas. Pada halaman berikutnya, dalam paragraf yang berbeda, adalah penguraian secara umum, termasuk hubungannya dengan informasi yang dipelajari sebelumnya. Pada halaman terpisah yang dilabeli dengan jelas adalah serangkaian dari contoh-contoh. Contoh-contoh ini berhubungan secara langsung pada gambaran umumnya. Contoh-contoh tersebut dipisahkan sehingga siswa dapat mengetahui bahwa terdapat sejumlah contoh-contoh. Dihalaman terpisah lainnya adalah serangkaian dari soal-soal latihan yang diminta kepada siswa untuk dijawab. Terdapat juga jaminan pada siswa bahwa tes yang akan digunakan untuk mengevaluasi penampilannya akan dicocokkan secara sangat terbuka dengan bagian-bagian latihan.Membandingkan sistem-sistem individual1. Interaksi kecakapan-perlakuanBandingkan sebuah Aptitude Treatment Interaksion (ATI) yang mana terdapat sekurangnya terdapat dua perlakuan: persentasi untuk siswa-siswa dengan high ability dan untuk siswa-siswa untuk low ability. Perbedaan antara siswa-siswa tersebut berdasarkan pada beberapa kecakapan yang telah dinilai sebelum pelajaran dipresentasikan. Sebuah ATI adalah bentuk dari sebuah model pembelajaran adaptif. Terdiri dari dua model yang digabungkan lebih dari model adaptif dinamik, dimana pelajaran itu tidak disesuaikan seperti yang siswa gunakan dalam pelajaran tapi tidak lebih keputusan yang dibuat berdasarkan bakat yang diperoleh dan isi yang digabungkan dalam dua kesatuan yang berbeda, untuk tingkat bakat pertama dan tingkat bakat yang lainnya. Jumlah kontrol pelajar yang disediakan untuk pelajar dalam suatu situasi ATI lebih tergantung pada sisten pengantar yang digunakan dari fakta bahwa itulah ATI. Dalam situasi yang telah kita deskripsikan, jika materi yang diantarkan melalui perkuliahan maka siswa akan terbatas pada pemilihan isi dan pemiliha display dan beberapa konteks kesadaran kognitif yang dapat digunakan. Dengan kata lain, jika perlakuan yang diadministrasikan melalui teksbook atau workbook, siswa memiliki tingkat pemilihan isi, pemilihan display, dan kesadaran kognitif yang digambarkan sebelumnya untuk teks ataupun workbook. 2. Tutorial CAITutorial CAI berdasarkan pada model pembelajaran adaptif yaitu penampilan atau respon yang dipandukan. Para siswa diberikan soal soal latihan sebagai bagian dari presentasi dan display selanjutnya yang ditentukan dari respon siswa. Dalam kebanyakan sistem seperti ini kesatuan isi yang digabungkan adalah pemilihan dan rangkaian topik topik yang diputuskan untuk siswa lebih dari yang sedang disesuaikan pada perbedaan para siswa. Mereka bisa memilih untuk melatih kata selama beberapa kali atau mereka bisa memilih untuk membuat sesuatu yang bisa digunakan untuk menghapalnya.Membandingkan sistem control pelajar1. Kontrol pelajarSebaliknya, bandingkan kondisi kontrol pelajar dalam percobaan Atkinson (1972). Dalam hal ini situasinya sama seperti yang diganbarkan untuk model adaptif, kecuali yang siswa bisa pilih, dari daftar sebelas kata, yang ia inginkan untuk dijawab dan pada tipe jawaban atas kata tersebut, lebih dari sistem pemilihan kata tersebut. Secara internal, terdapat kontrol pelajar seperti pada pemilihan isi dan rangkaian, tapi tidak ada control seperti pada pemilihan display. 2. Model SokratikDalam situasi ini, siswa diberikan daftar tujuan tujuanya. Mereka kemudian diberikan akses ke seorang ahli tutor subjet materi yang mereka bisa tempati dengan mempertimbangkan tujuan tujuan tersebut. Ahli subjek materi tersebut menjelaskan secara mendalam kepada siswa apabila siswa memilih sebuah tujuan atau apabila tutor tersebut berusaha menjelaskan apa yang ingin mereka ketahui. Tingkat-tingkat dialog sokratik yang terlibat disini tidak dispesifikasikan dalam penggambaran uji coba, tapi sepertinya para ahli subjek materi diinstruksikan untuk menyediakan hanya sejumlah informasi minimum dalam persentasi, dan para siswa harus bertanya apabila mereka ingin lebih memahami topik yang diberikan.Pada sisi internal, terdapat kontrol pelajar dalam pemilihan isi sebanyak yang siswa bisa pilih untuk dipeljari selanjutnya dan bisa mengabaikan topik-topik yang mereka. Seorang siswa dapat bertanya kepada tutor untuk contoh-contoh tambahan, untuk klarifikasi gambaran suatu gambaran umum, atau untuk sebuah soal latihan yang berbeda. 3. TICCITTiccit adalah sebuah sistem kontrol pelajar yang kompleks yang siswa persentasikan dalam layar monitor. Siswa dapat merespon display-display pada keyboard komputer yang ditanbahkan pada sisi tangan kanan melalui serangkaian kunci kontrol pelajar. Untuk setiap mata pelajaran, siswa ditujukan sebuah peta yang mengindikasikan semua topik yang akan dipelajari dalam mata pelajaran tertentu. Mereka dapat memilih topik yang diinginkan untuk dipelajari selanjutnya dan kemudian pada topik tersebut mereka dapat memilih tipe-tipe display yang mereka inginkan untuk dipresentasikan. Mereka juga dapat melewati topik-topik yang sudah mereka pahami yang secara langsung lanjut pada test kapanpun mereka dapat kerjakan sebanyak topik-topik yang perlu untuk pemahaman mereka.Model-model adaptif dan kontrol pelajar1. Dimensi dari suatu model adaptifDalam sebuah model adaptif prosedur pemilihan display berdasarkan pada asumsi tertentu mengenai hubungan antara penampilan display siswa atau sebuah estimasi pemahaman siswa dan display terbaik untuk diterima oleh siwa dalam situasi pembelajaran yang diberikan.2. Gambaran model secara umumGambaran model secara umum merujuk pada sifat idiosinkratik model tersebut. Kebanyakan sistem tutorial mengasumsikan sebuah model adaptif umum. Setiap siswa dipersentasikan display yang sama jika terdapat bagian-bagian latihan yang hilang atau terlupakan. Sebaliknya, sebuah model individual akan mempresentasikan salah satu tipe dari display kepada siswa A, akan tetapi siswa B akan diberikan tipe display yang berbeda. 3. Locus kontrolLocus kontrol merujuk pada orang yang melakukan penyesuaian tersebut: pelajar atau sistem. Dalam sebuah model kontrol pelajar, pilihan display yang terbaik yang akan diberikan selanjutnya dibuat oleh siswa. Sistem tutorial biasanya adalah sistem yang terkontrol. 4. Driver Driver merujuk pada informasi yang digianakan untuk membuat keputusan penyasuaian. Terdapat banyak perbedaan janis-jenis informasi yan dapat digunakan untuk menjalankan model-model adaptif. Penampilan display siswa memuat kebenaran dari jawaban pada kerangka latihan. Estimasi pamahaman siswa memuat prediksi siswa mengenai tes dan ungkapan dari kesiapan utuk melakukan tes tersebut.Presentation dispalays1. Tipe-tipe displayDisplay-display presentasi memuat: a) Generalitas seperti pengertian dari suatu konsep, pernyataan dari suatu prosedur, dan pernyataan dari sebuah prinsip;b) Contoh-contoh, seperti pokok-pokok penting dari suatu konsep dan aplikasi dari suatu prosedur atau prinsip.c) Prakter latihan secara umum, yang mengharuskan siswa untuk mengenali atau mengetahui secara umum.d) Latihan contoh- contoh, yang mengharuskan siswa untuk mengklasifikasi sebuah pokok utama dari konsep atau untuk mengaplikasikan prosedur atau prinsip pada situasi yang diberikan.Keutamaan display-display presentasi tersebut meliputi:e) Bantuan secara umum, yang medefinisikan komponen-komponen dari gambaran umumnya, yang mengpresentasikannya dalam bentuk yang lain atau mengilustrasi aplikasi dari gambaran umum pada sebuah poin penting.f) Bantuan contoh, yang menggunakan alat fokus perhatian untuk mengilustrasikan bagaimana poin penting tersebut berhubungan dengan gambaran umumnya.g) Bantuan latihan- umpan balik (feed back), yang menggunakan alat fokus perhatian untuk menunjukan kepada siswa bagaimana masalah tersebut diatasi2. Nilai-nilai pembelajaranNilai pembelajaran dari suatu display merujuk pada kontribusi display yang diberikan pada tes. Sebuah model nonadaptif mengasumsikan bahwa display yang diberikan adalah bagian dari strategi untuk membuat kotribusi yang sama dengan tes yang dilakukan oleh semua siswa. Sebuah model adaptif berasumsi bahwa nilai pembelajaran dari display yang diberikan adalah tidak hanya sebuah fungsi dari strategi secara keseluruhan akan tetapi juga merupakan sebuah fungsi dari penampilan display siswa dan atau estimasi pemahaman siswa. Sebuah model adaptif umum berasumsi bahwa untuk tingkat respons atau pemahaman siswa yang sama, display yang sama membuat konstribusi yang sama dengan tes yang diberikan untuk semua siswa. Sebuah model adaptif idiosinkratik berasumsi bahwa untuk level respon atau pemahaman siswa yang sama, kesamaan display menyebabkan kontribusi yang berbeda pada penampilan siswa yang berbeda pula.Fariabel-fariabel yang berperan dalam penampilan siswa.1. Konteks displayKonteks display merujuk pada hubungan antara display-display yang ada dalam strategi pembelajaran yang diberikan, tidak terkecuali apakah strategi tersebut ditentukan oleh model adaptif, apakah model adaptif tersebut adalah sistem atau kontrol pelajar, apakah model tersebut adalah general atau idiosinkratik, atau apakah model tersebut adalah penampilan model atau estimasi pemahaman yang diberikan. Hubungan seperti itu dapat dinilai dalam cara-cara yang beraneka ragam. Beberapa ukuran yang nampak relavan dengan yang diilustrasikan tetapi tidak membosankan, sebagai berikut:Sebuah ukuran konteks display sederhana adalah jumlah dari display-display tersebut. Jumlah display-display tersebut dapat dibagi kedalam jenis display yang berbeda yaitu, jumlah generalitas, jumlah contoh-contoh, latihan-latihan, generality helps, dan sebagainya.Ukuran konteks display kedua adalah hubungan dari jenis display yang berbeda. Ukuran ini meliputi rasio jumlah dari satu jenis display yang berbeda dengan jumlah tipe yang lain. Beberapa ukuran-ukuran tertentu yang meliputi contoh pada rasio praktek contoh pada rasio example-help, latihan untuk rasio practice-feedback-help, dan sebagainya.Ukuran konteks display yang ketiga adalah rangkaian display-display. Rangkaian yang sebenarnya dibandingkan dengan model yang digabungkan dan nilai deviasi yang diperoleh.2. Penampilan display siswaPenampilan display siswa merujuk pada indikator-indikator bagaimana siswa mengolah informasi yang dipresentasi melalui display-display. Ukuran-ukuran ini juga tidak tergantung pada model-model yang digunakan untuk mempresentasikan pelajaran, tetapi mungkin dipengaruhi oleh model yang sedang digunakan. Beberapa indikator penampilan display-display siswa yang nampak relevan yang diilustrasikan melalui dua ukuran berikut ini. Waktu pembelajaranWaktu pembelajaran mewakili satu ukuran penampilan display. Pada kebanyakan level umum, total-time-to-learn- adalah satu ukuran dan dapat dipisahkan dalam cara-cara yang berbeda, seperti waktu dalam tipe display yang bervariasi: rule-time, example time, practice time dan lain lain. Rasio waktu untuk setiap jenis kerangka yang berbeda dapat juga menghasilkan informasi penampilan yang bermanfaat. Kebenaran jawabanKebenaran jawaban pada latihan yang diberikan yang pada umumnya disampaikan untuk model-model adaptif tutorial adalah mungkin ukuran penampilan display yang paling jelas. Ada beberapa ukuran spesifik yang dapat digunakan. Percent-correct-practice adalah yang paling jelas digunakan. Pemahaman estimasi siswaPemahama estimasi siswa (EOC) merujuk pada estimasi siswa terhadap seberapa paham mereka terhadap materi yang diberikan. Ada bebrapa macam cara untuk menilai informasi ini. Pada kenyataanya prosedur berikut ini jauh lebih tepat.Setiap display mengandung skala 7 sampai 9 poin. Siswa dapat diminta untuk menjawab pertanyaan setiap display berikut ini. Pada akhir dari skala ini, seorang deskriptor akan membaca none correct dan pada akhir skala lainya seorang deskriptor kan membaca all correct. Setelah beberapa kerangka pertama, setelah para siswa mengetahui cara pengambilan nilainya, pertanyan itu sendiri dapat dilupakan dan hanya skala nilai yang meliputi pada setiap display. Konteks motivasionalDua dimensi: level of aspiration (LA), merujuk pada keinginan dari sebagian siswa untuk memperoleh sebanyak mungkin jawaban yang benar; momentary-for efisiency (MNE) merujuk pada keinginan siswa untuk melengkapi tugas pembalajaran secepat mungkin atau kamauan mereka selama perpanjangan waktu.

Contoh model-model adaptif 1. A performance-driven remediation modelPelaksana model ini adalah sebuah jawaban yang benar maupun jawaban yang salah pada soal-soal latihan ini. Berdasarkan pada kontek pebelajaran, model ini dapat dikatergorikan pada general-adaptive atau idiosinkretik. Model ini bisa masuk pada system-control atau pada learner-control. Siswa diajarkan dengan sebuah objek, yang termasuk sampel dari tes itu sendiri. Kemudian selanjutnya siswa diberi latihan. Bila siswa menjawab dengan benar soal latihan, maka mereka akan diberi soal latihan lainnya sampai mereka memperoleh nilai yang distandarkan. Bila siswa belum menjawab dengan benar soal latihan yang diberikan, maka mereka akan diberi soal latihan ulang sampai mereka mencapai standar nilai yang ditentukan. Pengulangan ini bisa diambil beberapa bentuk, salah satunya sebagai berikut: kesalahan pertama, cabang untuk practice-feedback-help display, kesalahan kedua, memberi contoh berdasarkan kesalahan yang dilakukan, kesalahan ketiga, branch with example help, kesalahan keempat, branch generality, kesalahan kelima, branch to generality-with-help. Langkah-langkah diata akan dipasang lagi setelah setiap jawabannya benar.2. EOC Driven Generality-Example-Practice Model.Yang disampaikan dalam model ini adalah perkiraan siswa dalam memahami isi dari materi yang diajarkan. Dalam system-kontrol, mekanisme penyampaiannya sebagai berikut: siswa akan ditanya tentang estimasi penampilan mereka bila tes yang diberikan secara tiba-tiba dengan mengikuti kerangka tertentu. Model ini digunakan sebagai berikut: bila ada perkembangan pada EOC sejak pertunjukkan (display) terakhir, maka lanjutkan ke topic berikutnya, bila tidak ada perubahan pada kepercayan diri siswa, maka tetap pada model ini, bila tidak ada perkembangan, maka ulangi lagi penggunaan metode ini.3. An EOC-Driven Model dengan penampilan standar.Model ini merupakan kombinasi dari model sebelumnya. Pada model ini penyampaian EOC, tergantung pada pencapaian pada standar penilaian.

Level apa yang model adaptif perlukan?Ada tiga level (tingkatan) umum dari model pembelajaran yang akan dijelaskan berikut ini. Level pertama meliputi model non adaptif yang diinstruksikan secara bersamaan kepada seluruh siswa tanpa menghiraukan situasi pembelajaran dari penampilan yang mereka tunjukkan atau estimasi (penilaian) kepercayaan diri mereka. Level yang kedua terdiri dari mode adaptif umum yang disesuaikan bagi setiap siswa berdasarkan penampilan yang mereka tunjukkan atau estimasi kepercayaan diri, tetapi disesuaikan secara bersama bagi seluruh siswa. Level yang ketiga meliputi model adaptif idiosinkratik yang tidak hanya disesuaikan bagin setiap siswa berdasarkan penampilan yang ditunjukkan atau estimate of confidence, tetapi juga cara yang mereka sesuaikan berbeda bagi setiap siswa, tergantung pada factor-faktor perbedaan individu lainnya. Untuk setiap level-level penyesuaian ini, ada beberapa macam model khusus yang bisa diidentifikasi tergantung pada display spesifik yang bersangkutan, pengajar yang bersangkutan dan pengaturan tempat yang bersangkutan pula.1. Apakah penting model-model adaptif ini ?Jika dapat didemonstrasikan bahwa penampilan test ditentukan oleh variabel veriabel konteks display dalam kombinasio display display tertentu untuk mempromosikan penampilan maksimal bagi semua siswa di bawah kondisi motivasional yang diberikan, maka model adaptif nampaknya tidak penting untuk membangun uraian model model adaptif. Semua hal yang penting itu adalah untuk menggunakan strategi yang mengimplementasikan konteks display yang diobservasi dan semua siswa akan mendemonstrasikan penampilan yang maksimal. 2. Apakah model model aaptif idiosinkratik itu penting?Jika model adaptif idiosinkratik penting, maka suatu model sistem terkontrol bersifat praktikal. Sebuah model learner-controlled masih diperlukan untuk alasan yang lain (seperti untuk belajar bagaimanamembantu siswa menjadi sistem-independen), akan tetapi, model tersebut tidak dapat dibantah bahwa sebuah model adaptif idiosinkratik adalah sebuah kondisi yang penting untuk pembelajaran materi dalam cara yang optimal. Dengan kata lain, jika model model idiosinkratik penting, maka model learner-controlled lebih praktis. Sebuah model sistem-controoled adaptif memerlukan penilaian awal dari semua siswa untuk menentukan model adaptid idiosinkratik yang cocok. Jika penelitian menunjukkan bahwa model adaptif learner-controlled diperlukan, maka beberapa pertanyaan tambahan harus juga diperlukan. Jika pentingnya model adaptif idiosinkratik dijalankan oleh penampilan display, maka harus diketahui sebagai berikut:a. Informasi apa yang penting bagi siswa untuk memonotor penampilan displaynya?b. Dapatkah mereka memonitor penampilan display mereka, dengan memebrikan informasi ini?c. Jika tidak, dapatkah mereka diajari untuk memonitor penampilan display mereka?d. Dapatkah siswa tersebut membuat pilihan display yang cocok, dengan menganggap bahwa mereka dapat memonitor penampilan displaynya?e. Jika tidak, dapat siswa tersebut diajari untuk membuat pilihan display yang sesuai?Jika pentingnya model adaptif idiosinkratik ditentukan oleh estimasi pemahaman, maka harus mengetahui berikut ini:a. Informasi apa yang penting bagi siswa untuk memonitor tingkat pemahamannya?b. Dapatkah mereka memonitor pemahaman mereka, dengan memebrikan informasi ini?c. Jika tidak, dapatkah mereka diajar untuk memonitor pemahaman mereka? d. Dapatkah siswa membuat pilihan display yang sesuai bahkan jika dianggap bahwa mereka dapat memonitor pemahaman atau diajar untuk memonitor pemahaman?e. Jika tidak, dapatkah siswa diajar untuk membuat pilihan display yang sesuai?Chapter 12Kontrol pelajar dalam pembelajaran berbasis komputerApakah itu TICCIT?TICCIT merupakan suatu sistem pembelajaran berbasis komputer. Nama tersebut adalah sebuah akronim dari Time-shared, Interactive, Computer-controlled Information Television. Terhadap seorang siswa, TICCIT menjadi sebuah televisi berwarna yang diatur dalam studi karel dengan sebuah keyboard khusus. Materi-materi yang ditampilkan pada layar televisi (termasuk keranka aturan, contoh-contoh, soal soal latihan, dan soal soal test). Display berikutnya, lebih dari yang telah ditentukan oleh sistem, harus dipilih oleh siswa. Para siswa harus segera menyadari bahwa mereka harus bisa mengontrol presentasi. Materi yang diprensentasikan menggunakan variasi yang kaya dengan tekhnik-tehnik display, termasuk variasi dari model model tipe, warna yang digunakan untuk menekankan dan untuk menarik minat, grafik-grafik yang mengilustrasikan ide ide pembelajaran sebaik cartun cartun utntuk kesenangan, videotapes, dan fasilitas khusus, seperti kemampuan untuk menggunakan komputer seperti kalkulator.TICCIT merupakan sebuah sistem interaktif. Keutamaan mode interaksi adalah melalui sebuah keyboard khusus. Kundi kunci kontrol pelajar terdiri atas 5 deretan dari setiap 3 kunci: ATTN, EXIT, REPEAT; GO, SKIP, BACK; OBJECTIVE, MAP, ADVICE; HELP, HARD, EASY; and RULE, EXAMPLE, PRACTICE.Kunci kunci kontrol pelajar adalah sebuah fasilitas khusus dari sistem TICCIT. 15 tombol ini digunakan oleh siswa untuk mengindikasikan display pembelajaran mana yang akan mereka pelajari selanjutnya. Kunci kunci ini juga digunakan untuk memilih segment materi selanjutnya untuk dipelajari. Fasilitas-fasilitas ini memungkinkan para siswa untuk mengontrol strategi presentasi mereka sendiri. Dengan demikian, setiap siswa dapat memilih sebuah kombinasi display yang paling cocok untuk kombinasi bakat/kecakapan atau pembelajaran utama mereka sendiri.TICCIT didasarkan pada asumsi bahwa ide-konsep, prosdur, atau prinsip-prinsip yang diberikan harus dipresentasikan dalam setiap 3 model:aturan, contoh dan latihan.Sebuah RULE(aturan) display adalah pernyataan umum yang berusaha untuk mempresentasikan ide yang diajar sesingkat dan sejelas mungkin. Sebuah Aturan mungkin adalah pengertian dari suatu konsep, daftar langkah langkah prosedur, atau pernyataan hubungan antara konsep-konsep.Sebuah EXAMPLE(contoh) display adalah sebuah ilustrasi dari suatu konsep, sebuah demonstrasi dari suatu prosedur, atau aplikasi dari suatu prinsip-prinsip. Sebuah PRACTICE(latihan) display menyediakan sebuah kesempatan bagi siswa untuk mengaplikasikan aturan kedalam objek atau event tertentu. Untuk sebuah konsep, latihan menharuskan siswa untuk mengklasifikasi objek atau event tertentu dalam satu atau lebih kategori. Untuk sebuah prosedur, latihan mengharuskan siswa untuk menggunakan serangkaian langkah-langkah untuk mengatasi masalah atau memanipulasi objek-objek atau event-event. Seorang siswa merespon pada sebuah latihan display dengan mengetik sebuah jawaban pada keyboard atau dengan memindahkan kursor pada point untuk sebuah jawaban yang benar. Dengan mengikuti jawaban/respon, siatem mengevaluasi jawaban-jawaban dan menyediakan sebuah pesan umpan balik yang sesuai. Jika responnya tidak benar, FEEDBACK display menyediakan sebuah penjelasan mengapa respon yang diberikan benar atau tidak benar. Tombol EASY, HARD, dan HELP digunakan untuk mengakses display display yang merupakan modifikasi dari display aturan, contoh, dan latihan. Mereka digunakan untk menyediakan informasi tambahan apabila tiga display dasar tidah cukup untuk siswa. Penguraian kunci kunci ini menyediakan sebuah cara tambahan bagi siswa untuk menyesuaikan presentasi tersebut dengan kebutuhan indivisu mereka. Sebuah RULE-HELP display menggunakan warna atau grafik untuk mengidentifikasi atribut-atribut untuk setiap bagian aturanSebuah EXAMPLE-HELP display biasanya meliputi contoh contoh asli dengan informasi tambahan yang ditambahkan untuk membantu siswa memahami mengapa ilustrasi tersebut adalah contoh nyata dari aturan tersebut.Sebuah PRACTICE-HELP display dapat diminta terlebih dahulu pada atau setelah membuat respon. Dalam satu kasus, saoal latihan yang sama dielaborasi melalui arti alat fokus perhatian, grafik, atau penjelasan soal lebih lanjut. Ketika kunci EASY atau HARD diikuti mengikuti aturan kunci, siswa ditampilakan sebuah display rule-easy atau rule-hard. Sebuah RULE-EASY adalah sebuah pernyataan yang lebih konkret mengenai definisi, prosedur, atau prinsip. Sebuah RULE-HARD display menampilkan definisi, prosedur atau prinsip dalam kebanyakan bentuk tehniknya. Sering digunakan simbol-simbol khusus yang menggolongkan materi. Tujuannya adalah untuk menampilkan aturan sebagaimana yang akan dinyatakan oleh para ahli pada bidang tersebut.Sebagai tambahan untuk kontrol pemilihan display, para siswa TICCIT juga dapat memilih unit, mata pelajara dan segment apa yang mereka ingin pelajari selanjutnya. Seorang siswa membuat pemilihan ini dari sebuah peta tujuan, unit, dan mata pelajaran. Course map adalah sebuah hirarki diagram yang mengindikasi hubungan prasyarat antara unit-unit dalam kursus tersebut. Unit map(peta unit) adalah sebuah hirarki diagram yang mengindikasi hubungan prasyarat antara mata pelajaran dari unit tersebut. Lesson map adalah sebuah diagram yang mengindikasi hubungan prasyarat antara segmen segment dari mata pelajaran. Para siswa dapat menekan tombol ADVICE dan memperoleh sebuah segment display status yang mengindikasikan bahwa siswa harus melakukanya untuk mencapai status hijau untuk kotak segment pada peta mata pelajaram. Ketika kunci ADVICE ditekan untuk kedua kali, siswa akan diberikan pedoman apa yang akan dilakukan selanjutnya.Pengujian TICCIT melibatkan serangkaian prosedur yang mana parameternya diatur dengan menentukan bagian bagian penampilan yang dapat diterima dan yang tidak dapat diterima. Pengujian berlanjut, dalam batas-batas, hingga keputusan ditolak atau diterima dapat dicapai. Parameter penampilannya bisa keras, dengan demikian memerlukan sejumlah besar soal soal tes yang potensial, atau kurang keras, memerlukan lebih sedikit soal-soal. Soa-soal tes biasanya sama dengan soal-soal latihan dan biasanya memerlukan klasifikasi konsep, penggunaan prosedur, ataupun aplikasi tingkat perilaku pada prinsisp.Filosofi Desain TICCITTICCIT adalah sebuah usaha untuk mengimplementasikan melalui perangkat keras dan perangkat lunak sebuah filosofi unik yang telah dikenal sebagai component display theory(teori komponen display). Teori desain pembelajaran ini dapat diaplikasikan pada sedikit situasi pembelajaran, olehnya itu TICCIT lebih condong pada satu aplikasi. TICCIT berbeda dari kebanyakan system pembelajaran berbasis computer lainnya dalam beberapa cara yang penting. Pertama, penulis TICCIT diharuskan untuk menyediakan hanya isi yang akan ajar tapi bukan strategy pembelajaran yang akan digunakan. Kedua, TICCIT didesain untuk mengajar klasifikasi konsep gtertentu, penggunaan prosedur, atau penggunaan tujuan-tujuan prinsip lebih dari latihan menghapal atau problem-solving. Ketiga, TICCIT berasumsi bahwa strategi untuk mengajar tujuan-tujuan terdiri atas rangkaian display-display tersendiri dan bahwa terdapat hanya sedikit tipe-tipe dari setiap display yang berbeda. Keempat, TICCIT memungkinkan siswa untuk menentukan isi yang akan dipelajari selanjutnya dan strategi apa yang digunakan. Component display theory berasumsi bahwa komponen-komponen kognitif subjek materi, termasuk keahlian psikomotorik dan afektif tertentu, dapat diklasifikasikan kedalam emapat kategori: fakta-fakta, konsep-konsep, langkah-langkah, dan prinsip-prinsip. Fakta terdiri dari satu kesatuan hubungan antara beberapa objek atau event dan sebuah symbol yang digunakan untuk mewakili objek atau event tersebut. Sebuah konsep terdiri dari sebuah kelas/kelompok tujuan, event, atau symbol-simbol yang berbeda yang memberikan seperangkat karakteristik umum dan direferensikan sebagai sebuah kelompok dengan sebuah label atau nama. Suatu prosedur adalah serangkaian langkah-langkah, pelaksanaan yang m,enghasilkan masalah yang diinginkan. Suatu prinsip merupakan sebuah hubungan sebab akibat yang menyediakan sebuah penjelasan untuk kejadian dari sebuah phenomena tertentu.Component display theory mengindikasikan bahwa sebuah kombinasi unuk dari bentuk presentasi diasosiasikan dengan setiap level tugas. TICCIT didesain untuk mengimplementasikan penggunaan-level untuk yang TICCIT tentukan sebagai suatu presentasi yang cukup memadai: sebuah rule display, seperangkat contoh display, dan seperangkat latihan display yang diikuti ole umpan balik yang sesuai. CDT juga menganjurkan beberapa karakteristik tambahan untuk sebuah presentasi yang cukup memadai pada setiap level tugas. Kotrol pelajarSebuah mata pelajaran TICCIT memiliki ratusan display-display yang mungkin, jauh lebih dari yang diharuskan oleh tiap siswa untuk pelajari. Meta-objective utama dari pelajaran TICCIT adalah untuk membantu siswa mejadi system yang independent. Ketika seorang siswa belajar untuk memilih display yang paling baik berikutnya pada system, ia juga akan mempelajari bagaimana memilih display terbaik selanjutnya dalam situasi berbasis non computer. Jika asumsi kita benar, bahwa semua strategi pembelajaran sesungguhnya terdiri dari seperangkat display-display, dan bahwa pembelajaran konvensional juga terdiri dari display aturan-aturan, contoh-contoh, dan latihan, meskipun perbedaannya tidak sejelas display display serupa dapat dilakukan dengan menekan tombol pada sebuah keyboard control pelajar. Jika dalam sebuah system pembelajaran berbasis computer siswa bisa belajar bagaimana mefasilitasi pilihan-pilihan display, maka itu juga mungkin, ketika membrikan petunjuk yang sesuai, bahwa seorang siswa bisa belajar membedakan aturan-aturan dari contoh-contoh ketika membaca sebuah teks atau mendengarkan sebuah kuliah. Chapter 13Early research pada control pelajarContent controlOneal (1977) meninjau sejumlah studi yang menginvestigasi kemampuan siswa untuk merangkaikan unit-unit atau modul-modul pelajaran dalam sebuah kelas. Kebanyakan dari studi tersebut mendukung pernyataan bahwa para siswa yang diperbolehkan untuk merangkaikan unit-unit atau modul-modulsekurang-kurangnya sebaik para siswa yang mempresentasikan rangkaian gabungan, dan ketika mereka diperbolehkan untuk melewati atau membaca dengan cepat modul-modul yang mereka pahami, waktu pembelajaran mereka lebih efisien. Control of paceOneal (1977) juga menyebutkan sejumlah studi yang menginvestigasi cara-cara mengambil langkah(prosedur). Secara umum, hasilnya menunjukkan bahwa pelajar yang mengambil langkah sendiri tidak lebih buruk dari pelajar eksternally-paced, dan bahwa pemberian latihan dan pedoman yang sesuai seperti pada progress-against-time, self-paced learner bisa lebih efisien dari eksternally-paced learner. Display controlJika seorang siswa disediakan pilihan strategi yang telah didefinisikan dengan baik dan diperbolehkan untuk menentukan display pembelajaran yang ia inginkan selanjutnya, pencapaiannya, efisiensi, dan sikapnya terhadap situasi pembelajaran yang diutamakan untuk pencapaian tesebut dalan suatu kondisi dipplay yang ditentukan.Kesimpulan umumnya, yang Nampak terjamin melalui penelitian yang dilakukan, adalah bahwa hipotesis ini tidak didukung dalam cara yang tidak memenuhi syarat sperti yang dinyatakan. Dengan kata lain, tak satupun dari data yang terkumpul yang mengindikasikan bahwa memperbolehkan siswa memilih display pada suatu dasar-dasar frame-by-frame dihasilakn dalam sebuah pengurangan keefektifan, efisiensi, atau daya tarik. 1. Bentuk bentuk presentasiInvestigasi ini berdasarkan pada asumsi bahwa semua srategi pembelajaran disusun pada tipe-tipe fundamental dari display tertentu. Kebanyakan subjek materi kognitif dapat diwakili oleh suatu objek, event, atau symbol khusus, atau melalui perwakilan dari kejadian-kejadian khusus melalui gambar, diagram, atau media presentasi lainnya, semuanya disebut isi pokok; atau melalui sebuah pernyataan dari masalah umum, disebut generality. Generalitas adalah pernyataan dari suatu definisi(untuk konsep), langkah-langkah(untuk prosedur), atau hubungan (untuk prinsip) yang dapat diaplikasikan pada sebuah situasi khusus yang berbeda.Tiap-tiap dari dua level representasi ini (generality dan instance) dapat dipresentasikan pada siswa dalam dua langkah yang berbeda: ekspositori atau menyampaikan, dan inkuisitori atau meminta. Mengkombinasikan generality dan instance dengan hasil penyampaian dan permintaan dalah empat bentuk presentasi: menyampaikan sebuah general;ity (gambaran umum), yang biasanya disebut aturan; menyampaikan sebuah contoh, yang biasanya disebut contoh; meminta siswa mengidentifikasi sebuah isi, melaksanakan sebuah prosedur, atau menjelaskan kejadian-kejadian tertentu, yang disebut instance-practice atau lebih ke paktek; dan meminta siswa untuk mengingat sebuah gambaran umum, yang sering tidak termasuk sebagai suatu fungsi terpisah sebanyak pekerjaan yang kita kerjakan. Sebagai tambahan, terdapat bermacam-macam bentuk elaborasi yang dihubungkan dengan setiap tipe display yang disebut bantuan dalam pekerjaan yang dilaporkan. Sebagai dasar-dasar pendahuluan untuk pekerjaan kita pada control pelajar dari pilihan strategi atau control display, dianggap perlu untuk menginvestigasi dua hipotesa yang berhubungan dengan pekerjaan kita sebelumnya, yang disebut component display theory. Kedua hipotesa tersebut adalah:a. Sebuah segmen dari pelajaran yang harus mencakup ketiga bentuk-bentuk utama presentasi: aturan, contoh, dan prakltek. b. Bentuk-bentuk penting presentasi untuk sebuah pemberian segment dari pelajaran harus dirangkaikan dalam beberapa jenis rule-example-practce.2. IsolationJika display-display individual secara fisik terpisah antara satu dengan yangh lainnya dan diidentifikasi dengan jelas, maka siswa lebih mampu melatih control pelajar dari pemilihan display. Pemisahan dari bentuk-bentuk uterus ma dari presentasi tersebut sama dengan menyediakan siswa dengan tombol aturan, contoh, praktek dan bantuan pada system computer. Hipotesis lain dari CDT, yang kita rasa akan diperlukan untuk menginvestigasi bersama dengan penelitian yang diusulkan, adalah sebagai berikut:c. Bentuk-bentuk presentasi untuk segment yang diberikan harus diidentifikasi dan dipisahkan dengan cara yang siswa bisa tempatkan, lewati, atau mengulang display yang diberikan dengan mudah.3. Jumlah displayHipotesis:d. Para siswa mampu memilih jumlah optimal dari isi(instace) yang mereka perlukan untuk menguasai materi.4. Rangkaian displaySecara logis, siswa harus mampu menentukan jenis informasi yang ia perlukan nanti. Brikut adalah hipotesisnya:e. Para siswa yang diperbolehkan untuk memilih display yang paling baik untuk ditinjau nanti akan menmpilkan lebih efisien dan efektif dari siswa yang display selanjutnya ditentukan melalui system atau mengikuti sebuah rangkaian gabungan.5. HelpBentuk bentuk presentasi utama dapat dielaborasikan pada informasi yang didesain untuk memfasilitasi pemahaman siswa pada subjet materi yang dipresentasikan dalam sebuah aturan, contoh, atau parkatek. Hipotesisnya adalah sebagai berikut:f. Para siswa yang memiliki control pelajar rule-help, example-help, dan practice-help akan menampilkan lebih efisien dari para siswa yang tidak memiliki bantuan atau yang selalu dibantu dalam presentasi.6. Latihan strategiJika para siswa disediakan beberapa tipe latihan bgaimana menggunakan control pelajar, penampilan mereka harusnya lebih baik daripada jika mereka dibiarkan dengan cara mereka sendiri. Hipotesisnya adlah:g. Para siswa yang disediakan petunjuk bagaimana mnggunakan control pelajar akan tampil lebih baik dari siswa yang tidak menerima instruksi serupa.h. Para siswa yang disediakan petunjuk untuk pengolahan kesadaran kognitif pada informasi yang dipresentasikan akan tampil lebih baik dari siswa yang dibiarkan dengan strategi pengolahan internal mereka sendiri.7. Rewards (hadiah)Hipotesisnya adalah:i. Para siswa yang disediakan beberapa dorongan dari luar akan menggunakan control pelajar lebih efisien dari siswa yang tidak disediakan dorongan serupa. 8. Interaksi-interaksi kecakapan-perlakuanSementara itu, investigator telah menganjurkan bahwa control pelajar mungkin adalah sebuah alternative pada aptitude treatment interactions (Merrill, 1975) yang merupakan sebuah kemungkinan bahwa kemampuan untuk diambil dari penggunaan control pelajar daalh sebuah perlakuan yang berinteraksi dengan kemampuan siswa.