2
internet safety internet rights internet governance NETIZEN INDONESIA Internet Sehat adalah program kampanye dan edukasi, yang pada awalnya diinisiasi dan dijalankan swadaya oleh ICT Watch pada 2002. Program ini bertujuan untuk mendorong pemahaman tentang penggunaan Internet yang aman dan bijak kepada peserta didik, guru, orangtua dan pengguna Internet secara umum di Indonesia. Seiring berjalannya waktu, hingga kini Internet Sehat telah diadopsi dan diadaptasi oleh berbagai pihak (multi-stakeholder) di Indonesia. Kegiatan Internet Sehat antara lain mengadakan workshop dan pelatihan ke sejumlah institusi pendidikan dan masyarakat umum di berbagai kota dan aktif melakukan kampanye melalui media sosial dan Internet. Tersedia pula buku edukasi literasi digital “Internet Sehat” yang bebas diunduh, digandakan dan didistribusikan ulang untuk mendukung program edukasi (non komersial) oleh siapapun dimanapun. Silakan kunjungi situs http://internetsehat.id Film dokumenter Linimassa tentang bagaimana masyarakat biasa dapat melakukan berbagai hal luar biasa, dengan pemanfaatan Internet. Film ini telah dirilis sebanyak 3 (tiga) seri, yang memberikan gambaran bagaimana Internet dan media sosial dapat memfasilitasi pembangunan perdamaian di wilayah konflik, memobilisasi relawan ketika bencana alam, kampanye lingkungan hidup, juga tentang manfaatnya bagi usaha kecil dan menengah. Film ini bebas diunduh, didistribusikan ulang ataupun untuk nonton bareng (nobar), sepanjang tidak untuk kepentingan komersial. Silakan kunjungi situs http://linimassa.org Kalam ata.org serving, sharing, voicing ICT Watch aktif terlibat dalam berbagai upaya pemangku kepentingan majemuk (multi- stakeholder) untuk mewujudkan tata kelola Internet Indonesia yang lebih baik. Upaya tersebut antara lain melalui sejumlah inisiasi diskusi dan dialog dengan berbagai pihak di dalam negeri, baik dengan pemerintah, sektor bisnis, akademisi, komunitas teknis ataupun antar masyarakat sipil lainnya. ICT Watch juga terlibat memperkenalkan dan menyuarakan kepentingan Indonesia secara langsung di forum tata kelola Internet global. Misalnya melalui sejumlah agenda Internasional seperti Internet Governance Forum (IGF), Global Conference on CyberSecurity (GCCS) dan World Summit on Information Society (WSIS) Forum. kini diterbitkan oleh ICT Watch Indonesia, Juni 2015 34,9 % penetrasi netizen 88,1 juta populasi 252,4 juta Wise While Online, Think Before Posting internetsehat.id Jumlah pengguna internet (netizen) di Indonesia mencapai 88,1 juta di tahun 2014, sebagian besar berusia 18-25 tahun. Jumlah pengguna internet pada usia ini hampir setengah dari total pengguna Internet Indonesia, yaitu 49%. Pengguna usia muda tersebut masuk dalam kategori “digital natives”, yang sangat aktif menggunakan teknologi digital dan jejaring sosial. (Sumber: APJII & Puskakom UI, 2015) Jawa & Bali 52,0 juta Sumatera 18,6 juta Kalimantan 4,2 juta Sulawesi 7,3 juta NTT, Papua, Maluku 5,9 juta linimassa.org LINIMASSA Rentang Usia Netizen Indonesia Populasi Internet Indonesia Penetrasi Internet Indonesia tentang ictwatch.id Alamat: Jl. Tebet Barat Dalam 6H No. 16A Jakarta 12810 Indonesia Phone: +622198495770 | Fax: +6221 8292428 Email: [email protected] | Web: ictwatch.id Layanan dan dukungan infrastruktur online untuk komunitas non-profit, organisasi masyarakat sipil, pewarta warga, pegiat informasi dan masyarakat umum yang relevan. Layanan ini antara lain web hosting hingga pelatihan Internet tentang strategi media sosial, keamanan informasi fundamental, serta teknik advokasi/ kampanye online. INDONESIA INTERNET LANDSCAPE by ICT Watch, Indonesia A BRIEF OVERVIEW OF SAFENET Aktivitas Online Netizen Indonesia multi-stakeholder dialog & diskusi Perempuan Laki-laki Gadget Online Netizen Indonesia mobile 85% laptop 32% pc/computer 14% tablet 13% Sumber: APJII & Puskakom UI, 2015

Netizen Indonesia Kini (April - Juni 2015)

Embed Size (px)

Citation preview

internet safety internet rights internet governance

N E T I Z E NINDONESIA

Internet Sehat adalah program kampanye dan edukasi, yang pada awalnya diinisiasi dan dijalankan swadaya oleh ICT Watch pada 2002. P ro g ra m i n i b e r t u j u a n u n t u k mendorong pemahaman tentang penggunaan Internet yang aman dan bijak kepada peserta didik, guru, orangtua dan pengguna Internet secara umum di Indonesia. Seiring berjalannya waktu, hingga kini Internet Sehat telah diadopsi dan diadaptasi oleh berbagai pihak (multi-stakeholder) di Indonesia.

Kegiatan Internet Sehat antara lain mengadakan workshop dan pelatihan ke sejumlah institusi pendidikan dan masyarakat umum di berbagai kota dan aktif melakukan kampanye melalui media sosial dan Internet. Tersedia pula buku edukasi literasi digital “Internet Sehat” yang bebas diunduh, digandakan dan didistribusikan ulang untuk mendukung program edukasi (non komersial) oleh siapapun dimanapun. Silakan kunjungi situs

http://internetsehat.id

Film dokumenter Linimassa tentang bagaimana masyarakat biasa dapat melakukan berbagai hal luar biasa, dengan pemanfaatan Internet. Film ini telah dirilis sebanyak 3 (tiga) seri, yang memberikan gambaran bagaimana Internet dan media sosial dapat m e m f a s i l i t a s i p e m b a n g u n a n perdamaian di wi layah konf l ik , memobilisasi relawan ketika bencana alam, kampanye lingkungan hidup, juga tentang manfaatnya bagi usaha kecil dan menengah. Film ini bebas diunduh, didistribusikan ulang ataupun untuk nonton bareng (nobar), sepanjang tidak untuk kepentingan komersial. Silakan kunjungi situs http://linimassa.org

Kalam ata.orgserving, sharing, voicing

ICT Watch aktif terlibat dalam

b e r b a g a i u p a y a p e m a n g k u

kepent ingan majemuk (mult i -

stakeholder) untuk mewujudkan tata

kelola Internet Indonesia yang lebih

baik. Upaya tersebut antara lain

melalui sejumlah inisiasi diskusi dan

dialog dengan berbagai pihak di dalam

negeri, baik dengan pemerintah,

sektor bisnis, akademisi, komunitas

teknis ataupun antar masyarakat sipil

lainnya. ICT Watch juga terlibat

memperkenalkan dan menyuarakan

kepentingan Indonesia secara

langsung di forum tata kelola Internet

global. Misalnya melalui sejumlah

agenda Internasional seperti Internet

Governance Forum (IGF), Global

Conference on CyberSecurity (GCCS)

dan World Summit on Information

Society (WSIS) Forum.

kinid i t e r b i t k a n o l e h I C T W a t c h I n d o n e s i a , J u n i 2 0 1 5

34,9%

penetrasinetizen

88,1juta

populasi

252,4juta

Wise While Online, Think Before Posting

internetsehat.id

Jumlah pengguna internet (netizen) di Indonesia mencapai 88,1 juta di tahun 2014, sebagian besar berusia 18-25 tahun. Jumlah pengguna internet pada usia ini hampir setengah dari total pengguna Internet Indonesia, yaitu 49%. Pengguna usia muda tersebut masuk dalam kategori “digital natives”, yang sangat aktif menggunakan teknologi digital dan jejaring sosial. (Sumber: APJII & Puskakom UI, 2015)

Jawa & Bali52,0juta

Sumatera

18,6juta

Kalimantan

4,2juta

Sulawesi

7,3juta

NTT, Papua, Maluku

5,9juta

l i n i m a s s a . o r g

LINIMASSA

Rentang Usia Netizen Indonesia

Populasi Internet Indonesia

Penetrasi Internet Indonesia

tentangi c t w a t c h . i d

Alamat:Jl. Tebet Barat Dalam 6H No. 16A Jakarta 12810 Indonesia

Phone: +622198495770 | Fax: +6221 8292428Email: [email protected] | Web: ictwatch.id

Layanan dan dukungan infrastruktur online untuk komunitas non-profit, organisasi masyarakat sipil, pewarta warga, pegiat informasi dan masyarakat umum yang relevan. Layanan ini antara lain web hosting hingga pelatihan Internet tentang strategi media sosial, keamanan informasi fundamental, serta teknik advokasi/ kampanye online.

DRAFT 3.0 | APRIL 2014 | ICT WATCH INDONESIA

INDONESIA INTERNET LANDSCAPEby ICT Watch, Indonesia

A BRIEF OVERVIEW OF

Written by Donny B. U.

Southeast Asia Freedom of Expression Network

SAFENETthe Citizen Lab of

Aktivitas Online Netizen Indonesia

multi-stakeholderdialog & diskusi

Perempuan Laki-laki

Gadget Online Netizen Indonesia

mobile

85%

laptop

32%

pc/computer

14%

tablet

13%

Sumber: APJII & Puskakom UI, 2015

6 Langkah Aman Ber-Internet

Pertama, jika di rumah kita ada anak di bawah umur, gunakan Internet bersama dengan anggota keluarga lain yang lebih dewasa. Tempatkan komputer di ruang keluarga atau di tempat yang mudah diawasi oleh kita. Jika diperlukan, berilah penjadwalan/ pembatasan waktu untuk anak dalam menggunakan Internet.

Kedua, pelajari sarana komunikasi dan kandungan informasi yang ditawarkan melalui Internet, secara bersama dengan anggota keluarga yang lain. Ajukanlah pertanyaan kepada mereka. Dengan banyak bertanya, kita bisa menggali sejauh mana mereka memahami Internet, juga tentang cara menggali informasi yang bermanfaat, sekaligus menjauhi informasi yang negatif.

Ketiga, berikan pengertian kepada seluruh anggota keluarga untuk tidak menanggapi/menjawab setiap e-mail ataupun private chat dari orang yang tak dikenal, termasuk tidak membuka file kiriman (attachment) dari siapapun dan dalam bentuk apapun.

Keempat, pertegas kepada siapapun yang menggunakan Internet di rumah kita untuk tidak memberikan data pribadi/ keluarga, alamat rumah/sekolah, nomor telepon, tanggal lahir, password dan data diri lainnya kepada orang yang tak dikenal, ataupun saat mengisi informasi data diri di situs personal, blog ataupun situs lainnya di Internet

Kelima, mintalah anak di bawah umur untuk segera meninggalkan situs yang tidak pantas atau yang membuat mereka tidak nyaman, baik disengaja ataupun tidak sengaja terbuka. Bujuklah agar mereka terbiasa bercerita kepada kita tentang segala sesuatu yang mereka temui di Internet.

Keenam, tegaskan kepada anak maupun remaja di rumah kita untuk tidak gegabah merencanakan pertemuan langsung (face-to-face) engan seseorang yang baru mereka kenal di Internet. Jika memang mereka bersikeras untuk tetap bertemu, maka harus dipastikan ada orang dewasa yang menemani dan pertemuannya harus berlangsung di tempat umum/publik.

6 Panduan Bijak Berekspresi

1. Jaminan NKRI, Undang-undang Dasar 1945 (amandemen ke-2), Pasal 28F: “Setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya, serta berhak untuk mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampa ikan i n fo rmas i dengan menggunakan segala jenis saluran yang tersedia.”

2. Jaminan NKRI, UU 39/1999 Hak Asasi Manusia (HAM), Pasal 14: “a). setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi yang diperlukan untuk mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya. b). setiap orang berhak untuk mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi dengan menggunakan segala jenis sarana yang tersedia”.

3. Kesepakatan Global, Deklarasi Universal HAM PBB, Pasal 19 (1): “Setiap orang berhak atas kebebasan mempunyai dan mengeluarkan pendapat, dalam hal ini mencakup kebebasan berpegang teguh pada pendapat tertentu tanpa mendapatkan gangguan, dan untuk mencari, menerima dan menyampaikan informasi dan pendapat melalui media apa pun dengan tindak memandang batas-batas”.

4. Kesepakatan Global, Kovenan Internasional Hak Sipil dan Politik, Pasal 19 (2): “Setiap orang berhak atas kebebasan berekspresi; hak ini termasuk kebebasan untuk mencari, menerima dan memberikan informasi dan ide/gagasan apapun, terlepas dari pembatasan-pembatasan, baik secara lisan, tulisan, cetakan, dalam bentuk karya seni atau melalui media lain sesuai dengan pilihannya”.

5. Pembatasan yang Sah, Deklarasi Universal HAM PBB, Pasal 19 (2): “Dalam menjalankan hak-hak dan kebebasan-kebebasannya, setiap orang harus tunduk hanya pada pembatasan-pembatasan yang ditetapkan oleh undang-undang dengan maksud semata-mata untuk menjamin pengakuan dan penghormatan terhadap hak-hak dan kebebasan-kebebasan orang lain dan untuk memenuhi persyaratan aspek moralitas, ketertiban dan kesejahteraan umum dalam suatu masyarakat yang demokratis

6. Pembatasan yang Sah, Kovenan Internasional Hak Sipil dan Politik, Pasal 19 (3): “Pelaksanaan hak-hak yang diicantumkan dalam ayat 2 pasal ini turut membawa kewajiban dan tanggung jawab khusus. Oleh karenanya dapat dikenai pembatasan tertentu, tetapi hal (pembatasan) ini hanya dapat dilakukan sesuai dengan hukum dan sepanjang diperlukan untuk: a). Menghormati hak atau reputasi (nama baik) orang lain, b). Melindungi keamanan nasional, ketertiban umum, kesehatan

kerja sama pemangkuInternet Sehatkepentingan majemuk

Forum Tata Kelola Internet

I n d o n e s i a I n t e r n e t Governance Forum (ID-IGF) berdiri pada bulan November 2012 sebagai wadah para pemangku kepentingan majemuk,

(multi-stakeholder) yaitu pemerintah, sektor bisnis, akademisi, komunitas teknis dan organisasi masyarakat sipil, untuk mendiskusikan isu-isu publik dan sosial yang terkait dengan internet di I n d o n e s i a . I D - I G F b e r u p a y a menciptakan tata kelola internet yang transparan, demokratis dan inklusif dalam kerangka pembangunan nasional. Penyelenggaraan Global IGF ke-8 di Bali tahun 2013 merupakan perwujudan k o m i t m e n d a r i I D - I G F d a l a m implementasi prinsip-prinsip dan tujuan internasional yang terkait dalam pembangunan dan tata kelola internet. Tahun 2014 juga diselenggarakan Dialog Nasional ID-IGF yang mendiskusikan beragam persoalan internet di Indonesia yang terkait dengan infrastruktur, ekonomi, hukum, serta sosial budaya.

Sumber: www.id-igf.or.id

Indonesia Child Online Protection (ID-COP)

I ndones ia Ch i l d On l ine Protection (ID-COP) adalah s e b u a h j e j a r i n g m u l t i -stakeholder yang fokus pada perlindugan anak di internet. Ini

merupakan inisiasi dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) dalam rangka memfasilitasi beragam upaya yang sudah dijalankan oleh berbagai pihak yaitu pemerintah, bisnis, akademisi, komunitas teknis dan organisasi masyarakat sipil. Sejumlah pihak yang membantu antara lain ECPAT Indonesia, Yayasan Nawala, Google Indonesia, Terre Des Hommes, Yayasan Sejiwa, Relawan TIK Indonesia dan ICT Watch. Saat ini, ID-COP memiliki sistem piket offline setiap hari Kamis pukul 10.00 s/d 15,00 WIB di kantor KPAI, dan tengah mengembangkan sistem pelaporan online untuk kasus-kasus yang terkait dengan keselamatan anak Indonesia di internet.

Sumber: www.idcop.id

Forum Penanganan Situs Internet Bermuatan Negatif

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) membentuk sebuah forum (tim panel) yang anggotanya berasal dari berbagai organisasi multi-stakeholder yang bertugas untuk memberi masukan dan rekomendasi kepada Kemkominfo dalam penanganan situs internet bermuatan negatif. Tim panel diharapkan dapat membangun sebuah kerangka kerja dan prosedur yang transparan dan akuntabel untuk tata kelola konten internet di Indonesia. Anggota dari forum ini dipilih dari para pakar dan praktisi yang merupakan wakil dari beragam organisasi terkemuka di Indonesia.

Sumber: www.kominfo.go.id

Relawan TIK Indonesia

Tahun 2011, Relawan TIK Indonesia (RTIK) berdiri sebagai sebuah organisasi/komunitas untuk membantu melakukan edukasi di bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) kepada masyarakat. Para anggota dari RTIK ini

memiliki beragam latar belakang seperti penggiat TIK, blogger, guru, akademisi, penggiat open source, mahasiswa, swasta dan juga aparatur pemerintah. RTIK diharapkan dapat menjadi salah satu gerakan berbasis masyarakat di Indonesia yang dapat meningkatkan pemanfaatan TIK dan menjembatani kesenjangan digital di bidang e-literacy.

Sumber: www.relawan-tik.or.id

Pelatihan pegiat informasi oleh ICT Watch, Aceh 2013sumber: internetsehat.id