19
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem Informasi Geografis (SIG) sudah banyak dimanfaatkan untuk peningkatan komunikasi serta kolaborasi dalam mengambil keputusan ( decision making), mengelola aset dan sumber daya secara efektif, peningkatan alur kerja secara efisien, dan digunakan untuk perbaikan akses informasi. Komprehensif SIG mencakup macam-macam penggunaan, seperti kompilasi dataset geografis, membuat dan mengontrol alur kerja serta kualitas authoring peta dan model analitik, dan untuk membuat dokumentasi metode kerja. SIG secara mendalam menyedikan media serta sarana lengkap dalam pengelolaan, visualisasi serta sebagai sarana komunikasi sebuah fenomena yang dikaji. Kecamatan Walenrang Timur merupakan salah satu kecamatan yang berada di Kabupaten Luwu, Provinsi Sulawesi Selatan. Kecamatan Walenrang Timur terletak antara 2 o 50’00” – 2 o 57’00” Lintang Selatan dan 120 o 09'00" 120 o 16'00" Bujur Timur, batas Kecamatan Walenrang Timur yaitu sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Walenrang, sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Lamasi Timur, sebelah Selatan berbatasan dengan Teluk Bone, dan sebelah Barat berbatasan dengan Kota Palopo. Kecamatan Walenrang Timur memiliki luas wilayah 63,65 km² yang terdiri dari 8 desa yakni, Desa Pangalli, Desa Tanete, Desa Rante Damai, Desa Sukadamai, Desa Tabah, Desa Kendekan, Desa Seba- seba, dan Desa Lamasi Pantai, yang terbagi atas 42 dusun dan 84 RT. (BPS, Statistik Daerah Kecamatan Walenrang Timur, 2016). Pembuatan peta saat ini mengalami perkembangan sangat pesat dengan terciptanya teknologi pemetaan komputerisasi pada perangkat lunak komputer yang menghasilkan sebuah peta digital. Bukan hanya jenis data yang bereferensi geografis yang disajikan pada sebuah peta namun juga data non-geografis seperti data jumlah penduduk juga bisa disajikan ke dalam sebuah peta. Salah satu data non-geografi yang bisa dibuatkan dalam bentuk peta adalah data monografi kecamatan. (Setiawan , 2015).

AHMAD SAUKI-1704411584-BAB I-II.pdf - Repository UNCP

Embed Size (px)

Citation preview

1

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sistem Informasi Geografis (SIG) sudah banyak dimanfaatkan untuk

peningkatan komunikasi serta kolaborasi dalam mengambil keputusan (decision

making), mengelola aset dan sumber daya secara efektif, peningkatan alur kerja

secara efisien, dan digunakan untuk perbaikan akses informasi. Komprehensif SIG

mencakup macam-macam penggunaan, seperti kompilasi dataset geografis,

membuat dan mengontrol alur kerja serta kualitas authoring peta dan model

analitik, dan untuk membuat dokumentasi metode kerja. SIG secara mendalam

menyedikan media serta sarana lengkap dalam pengelolaan, visualisasi serta

sebagai sarana komunikasi sebuah fenomena yang dikaji.

Kecamatan Walenrang Timur merupakan salah satu kecamatan yang berada

di Kabupaten Luwu, Provinsi Sulawesi Selatan. Kecamatan Walenrang Timur

terletak antara 2o50’00” – 2o57’00” Lintang Selatan dan 120o09'00" – 120o16'00"

Bujur Timur, batas Kecamatan Walenrang Timur yaitu sebelah Utara berbatasan

dengan Kecamatan Walenrang, sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan

Lamasi Timur, sebelah Selatan berbatasan dengan Teluk Bone, dan sebelah Barat

berbatasan dengan Kota Palopo. Kecamatan Walenrang Timur memiliki luas

wilayah 63,65 km² yang terdiri dari 8 desa yakni, Desa Pangalli, Desa Tanete,

Desa Rante Damai, Desa Sukadamai, Desa Tabah, Desa Kendekan, Desa Seba-

seba, dan Desa Lamasi Pantai, yang terbagi atas 42 dusun dan 84 RT. (BPS,

Statistik Daerah Kecamatan Walenrang Timur, 2016).

Pembuatan peta saat ini mengalami perkembangan sangat pesat dengan

terciptanya teknologi pemetaan komputerisasi pada perangkat lunak komputer

yang menghasilkan sebuah peta digital. Bukan hanya jenis data yang bereferensi

geografis yang disajikan pada sebuah peta namun juga data non-geografis seperti

data jumlah penduduk juga bisa disajikan ke dalam sebuah peta. Salah satu data

non-geografi yang bisa dibuatkan dalam bentuk peta adalah data monografi

kecamatan. (Setiawan , 2015).

2

Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia No. 13

Tahun 2012 tentang Monografi Desa dan Kelurahan dalam Pasal 7 Ayat 1, yang

berbunyi Kepala Desa dan Lurah melaporkan monografi desa dan kelurahan

dalam bentuk buku sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf (a) kepada

Bupati/Walikota melalui Camat.

Saat ini di Kecamatan Walenrang Timur untuk menampilkan Data

Monografi masih disajikan dalam bentuk tabel yang dipasang di papan informasi

Kantor Camat. Untuk membuat tampilan lebih menarik perlu disajikan dalam

bentuk visualisasi yang mudah dipahami, salah satunya dalam bentuk pemetaan

dimana tampilan peta terdapat berbagai jenis warna, simbol, dan informasi yang

diperlukan. Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan, nantinya dalam

penelitian ini akan dibuatkan peta digital antara lain, peta lokasi kantor desa dan

kantor camat, peta lokasi rumah ibadah, peta lokasi sekolah, peta lokasi fasilitas

kesehatan, peta jumlah penduduk bedasarkan jenis gender, dan peta jumlah

penduduk berdasarkan agama, peta kepadatan penduduk, peta topografi dan peta

jenis tanah.

Berdasarkan hal ini penulis mengangkat judul “Pembuatan Peta Tematik

Data Monografi Kecamatan Walenrang Timur Berbasis Sistem Informasi

Geografis”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar berlakang yang telah diuraikan, yang menjadi rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana membuat peta tematik data

monografi Kecamatan Walenrang Timur berbasis Sistem Informasi Geografis?”

1.3 Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah maka tujuan penelitian yang akan dilakukan

adalah untuk membuat peta tematik data monografi tentang peta sebaran kantor

desa dan kantor camat, peta sebaran rumah ibadah, peta sebaran fasilitas

pendidikan, peta sebaran fasilitas kesehatan, peta jumlah penduduk bedasarkan

jenis gender, dan peta jumlah penduduk berdasarkan agama, peta kepadatan

penduduk, peta topografi dan peta jenis tanah di Kecamatan Walenrang Timur

berbasis Sistem Informasi Geografis.

3

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Manfaat bagi Penulis

Mengembangkan potensi diri dalam menganalisa dan menyelesaikan suatu

permasalahan, dan mampu membuat peta tematik data monografi di Kecamatan

Walenrang Timur berbasis Sistem Informasi Geografis.

2. Manfaat bagi Universitas Cokroaminoto Palopo

Sebagai bahan acuan atau pedoman bagi institusi Prodi Informatika dalam

mengembangkan pengetahuan tentang pembuatan peta tematik data monografi di

Kecamatan Walenrang Timur berbasis Sistem Informasi Geografis.

3. Manfaat bagi Kantor Kecamatan Walenrang Timur

Memudahkan pihak kantor kecamatan dalam menyampaikan data

monografi Kecamatan Walenrang Timur dalam bentuk peta.

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori

1. Sistem Informasi Geografis

a. Pengertian SIG

Awal mula pengenalan Sistem Informasi Geografis tidak lepas dari kemajuan

di bidang teknologi khususnya komputer. Selama perang dunia kedua pengolahan

data mengalami kemajuan pesat, terutama untuk memenuhi kebutuhan militer

dalam memprediksi lintasan balistik. Ahli meteorologi, geologi, dan geofisika

mulai menggunakan komputer dalam membuat peta.

Sistem Informasi Geografis adalah sebuah sistem berbasis komputer yang

mampu menangani data bereferensi geografi, yaitu input, manajemen, manipulasi

dan analisis data, serta output. Hasil akhir (output) menjadi acuan untuk

mengambil keputusan masalah yang terkait dengan geografi (Arronof dalam

Nurfalaq dkk,2018). Menurut Borrough (dalam Nurfalaq dkk, 2018) Sistem

Informasi Geografis adalah alat yang berguna untuk pengumpulan, penimbunan,

pengambilan data yang diinginkan dan tampilan data spasial yang berasal dari

dunia nyata. Menurut Adil (2017) sistem informasi geografis adalah suatu

komponen yaitu terdiri dari perangkat keras, perangkat lunak, data geografis, dan

sumber daya manusia bekerja sama secara efektif untuk masuk, menyimpan,

memperbaiki, memperbarui mengelola, memanipulasi, mengintegrasikan,

menganalisis, dan menampilkan data dalam suatu informasi berbasis geografis.

Definisi lain menurut Hidayatullah (2020) Sistem Informasi Geografis merupakan

sebuah komponen yang bekerja satu sama lain antara perangkat keras (hardware),

perangkat lunak (software), dan sumber daya manusia yang mana termasuk

sebagai informasi yang efisien dalam proses pengelolaan informasi geografis.

b. Komponen SIG

Secara umum Sistem Informasi Geografis bekerja berdasarkan integrasi

empat komponen yaitu perangkat keras, perangkat lunak, pengguna dan data

(Indarto dalam Nurfalaq dkk, 2018)

a) Perangkat Keras (hardware)

5

Perangkat keras SIG terdiri dari komputer, GPS, printer, plotter, dan lain-

lain. Dimana perangkat keras ini berfungsi sebagai media dalam

pemrosesan/pekerjaan SIG. Mulai dari tahap pengambilan data hingga produk

akhir, baik itu peta tercetak, compact disk dan lain-lain. SIG mengutamakan

perangkat keras komputer yang memiliki spesifikasi lebih tinggi daripada sistem

informasi lain untuk menjalankan perangkat lunak SIG, seperti kapasitas

harddisk, prosesor dan kartu VGA. Perangkat keras dalam SIG terbagi menjadi

tiga kelompok, yaitu:

1) Alat masukan (input) adalah alat untuk memasukkan data ke dalam jaringan

komputer. Misalnya, scanner, digitizer, CD-ROM, floppy disk, hard disk, dan

pita magnetik.

2) Alat pengolah adalah alat dalam sistem komputer yang berfungsi untuk

mengolah, menganalisis, dan menyimpan data yang masuk sesuai kebutuhan.

Misalnya, CPU (Central Processing Unit), tape drive, dan disk drive.

3) Alat Keluaran adalah alat yang berfungsi untuk menampilkan informasi

geografis dalam proses SIG. Misalnya, VDU (Visual Display Unit), plotter,

dan printer.

b) Perangkat Lunak (software)

Perangkat lunak SIG adalah sekumpulan program aplikasi yang dapat

memudahkan kita untuk melakukan berbagai macam pengolahan data,

penyimpanan, pengeditan, hingga tata letak, atau analisis spasial. Perangkat lunak

adalah program yang merupakan modul sistem yang berfungsi untuk

mengoperasikan SIG. Saat ini sudah banyak tersedia software pengolah data SIG.

Mulai dari yang gratis hingga yang berbayar. Beberapa berbasis online, beberapa

offline. Beberapa contoh software yang digunakan antara lain Global Mapper,

Surfer, ArcGIS, ArcView, Mapinfo, ER Mapper, Google Earth, Google Maps dan

lain-lain.

c) Pengguna (user)

Pengguna dalam istilah bahasa Indonesia disebut sebagai sumber daya

manusia adalah manusia yang mengoperasikan perangkat keras dan perangkat

lunak untuk mengolah berbagai macam data keruangan (data spasial) untuk tujuan

tertentu. Pengguna itu sendiri bisa menjadi teknisi, analis dan manajer.

6

Kecerdasan manusia adalah kemampuan manusia untuk mengelola dan

menggunakan SIG secara efektif dan efisien. Manusia merupakan subjek yang

menguasai seluruh sistem sehingga kemampuan dan penguasaan ilmu

pengetahuan dan teknologi yang berkaitan dengan SIG sangat dituntut. Selain itu,

diperlukan pula kemampuan untuk memadukan metode pengelolaan dengan

penggunaan SIG, agar SIG dapat digunakan secara efektif dan efisien sehingga

informasi yang dihasilkan tepat dan akurat.

d) Data

Data dan informasi keruangan atau spasial merupakan bahan dasar dalam

SIG. Data atau realitas di dunia/alam akan diolah menjadi informasi yang

dirangkum dalam suatu sistem berbasis spasial dengan tujuan tertentu.

Gambar 1. Komponen SIG

Sumber: https://pendidikan.co.id

c. Subsistem SIG

Menurut Indarto (dalam Nurfalaq dkk, 2018) subsistem SIG dibagi kedalam

beberapa bagian sebagai berikut:

a) Subsistem masukan (input) adalah subsistem dalam SIG yang berfungsi

mengumpulkan dan menyiapkan berbagai data spasial dan atribut dari

berbagai sumber untuk diubah menjadi format data yang dapat digunakan

dalam SIG.

b) Subsistem penyimpanan (storage) adalah subsistem dalam SIG yang berfungsi

untuk mengorganisasikan data spasial atau data atribut ke dalam database

sehingga dapat dengan mudah dipanggil kembali untuk diedit, direvisi, dan

dimutakhirkan.

7

c) Subsistem manipulasi dan analisis merupakan subsistem dalam SIG yang

berfungsi untuk mengolah dan memodelkan data guna menghasilkan data

yang diharapkan.

d) Subsistem keluaran (output) atau penyajian (display), yaitu subsistem pada

SIG yang berfungsi untuk menampilkan data hasil olahan. Data yang diolah

dapat berupa turunan, tabl, laporan, atau peta.

d. Manfaat SIG

Dalam SIG ini dimungkinkan untuk memetakan secara spasial sifat-sifat

fisik suatu wilayah seperti kelistrikan, kemagnetan dan sebagainya. SIG dapat

diaplikasikan di bidang fisika seperti geofisika, geolistrik, geomagnetisme dan

lain sebagainya serta di bidang teknik, bencana dan kesehatan. Contoh peta yang

dapat dihasilkan yaitu, peta daerah rawan longsor, peta kemiringan lereng, peta

administrasi, peta geomorfologi kecamatan (Indarto dalam Nurfalaq dkk, 2018).

Dengan SIG akan lebih mudah untuk melihat fenomena bumi dengan

perspektif yang lebih baik. SIG mampu memobilisasi penyimpanan, pengolahan

dan penyajian data spasial digital bahkan terkoneksi dengan berbagai data, mulai

dari citra satelit, foto udara, peta bahkan data statistik. Dengan komputer dengan

spesifikasi yang sangat baik seperti saat ini, SIG akan dapat mengolah data

dengan cepat dan akurat serta menampilkannya. SIG juga memobilisasi dinamis

data, memperbarui data akan lebih mudah (Wibowo dkk dalam Hidayatullah,

2020).

e. Data

Istilah data banyak ditemukan dalam bidang komputer atau dalam lingkup

suatu penelitian. Di bidang komputer pasti sudah tidak asing lagi dengan istilah

database atau software pengolah data (Wahyuningrum, 2020)

Sistem informasi geografis, data yang diambil dengan berbagai cara seperti

melalui foto udara, penginderaan jauh, GPS, survei terestrial, peta sekunder dan

data pendukung lainnya disusun menjadi data geografis (Wibowo dkk dalam

Hidayatullah 2020).

a) Data Spasial

Data spasial merupakan data yang memiliki georeferensi dimana berbagai data

atribut berada dalam berbagai satuan spasial. Saat ini data spasial merupakan

8

media penting untuk perencanaan pembangunan dan pengelolaan sumber daya

alam yang berkelanjutan dalam cakupan wilayah kontinental, nasional,

regional dan lokal.

1) Model data vektor yang dijelaskan dengan simbol atau dalam GIS dikenal

sebagai fitur, seperti fitur titik, fitur garis, dan area fitur.

2) Model data raster adalah data yang sangat sederhana, dimana setiap informasi

disimpan dalam bentuk garis atau grid, yang membentuk suatu bidang. Grid

tersebut disebut pixel.

Gambar 2. Model Data Vektor dan Raster

Sumber: https://1.bp.blogspot.com

b) Data non spasial

Data non spasial merupakan data yang berbentuk tabel dimana tabel tersebut

berisi informasi yang dimiliki oleh objek pada data spasial. Data tersebut

berupa data tabel yang terintegrasi dengan data spasial yang ada.

Gambar 3. Data non spasial

Sumber: https://cdn.lancangkuning.com

9

2. Peta

a. Pengertian

Peta merupakan representasi/gambaran permukaan bumi yang digambarkan

pada bidang datar dan berskala tertentu. Peta juga dapat diartikan sebagai

informasi yang dikemas dari data baik dari data satelit, atribut, atau lainnya,

diubah menjadi gambar oleh pembuat peta dan disajikan kepada pengguna peta.

Pembuatan peta harus informatif dan tidak membingungkan pengguna peta.

Karena dari peta tersebut akan terjalin komunikasi antara pembuat dan pengguna

(Nugroho 2020)

Peta adalah suatu gambaran atau representasi unsur-unsur kenampakan

abstrak yang dipilih dari permukaan bumi, yang ada kaitannya dengan permukaan

bumi atau benda-benda angkasa (ICA (International Cartographic Association)

dalam Nugraha dan Purwidayanta, 2018)

Peta merupakan gambaran atau lukisan seluruh atau sebagian gambaran dari

permukaan bumi yang digambarkan pada bidang datar yang diperkecil dengan

menggunakan skala tertentu dan dijelaskaan dalam bentuk simbol dan dibuat

mengikuti ukuran sama luas, sama bentuk, sama jarak dan sama arah (Nurjannah

(2020).

Jadi dapat disimpulkan bahwa peta adalah gambaran permukaan bumi pada

bidang datar menggunakan skala tertentu yang dijelaskan dalam berbagai jenis

simbol.

Gambar 4. Contoh Peta

Sumber: https://www.kindpng.com

10

b. Fungsi dan Tujuan Peta

a) Fungsi Peta

Menurut Prihandito (dalam Nurjannah, 2020) fungsi peta diantaranya adalah:

1) Menunjukkan posisi atau lokasi relatif (lokasi suatu tempat dalam

kaitannya dengan tempat lain di permukaan bumi).

2) Menunjukkan ukuran (dari peta area dapat diukur dan jarak di atas

permukaan bumi.

3) Menunjukkan bentuk (misalnya bentuk benua, negara, pegunungan dan

lain-lain), sehingga dimensinya bisa terlihat di peta.

4) Mengumpulkan dan pilih data dari suatu tempat dan menampilkannya di

peta.

b) Tujuan Peta

Menurut Nugroho (2020) tujuan peta diantaranya adalah:

1) Menyampaikan informasi.

2) Menganalisis data spasial, seperti kalkulasi volume, ukuran, dan query

basis data, dan sebagainya.

3) Menyimpan informasi.

4) Membantu dalam pembuatan desain seperti jalan perumahan, jalur

transportasi dan lain-lain.

c. Pemetaan

Pemetaan adalah proses pengukuran, penghitungan, dan penggambaran

dengan menggunakan metode atau metode tertentu sehingga diperoleh hasil

berupa softcopy atau hardcopy peta berupa data spasial vektor dan raster

(Priatama dalam Nurjannah 2020).

Pemetaan penting dalam keilmuan sebagai cara untuk menyederhanakan dan

meringkas, yang semakin penting dalam sains dan teknologi, dengan kebutuhan

untuk menghasilkan model realitas yang masuk akal. Mengatasi pertumbuhan

eksponensial dalam data dan kompleksitas teoritis. Pemetaan dapat membantu

peneliti bekerja secara efisien dan juga mengeksplorasi masalah dari perspektif

baru. Pemetaan kemudian merupakan bagian dari "bekal bagi akademisi dalam

memanfaatkan ledakan informasi dan big data dengan harapan perkembangan

11

tersebut akan mengarah pada pemahaman yang lebih baik dan perluasan ilmu

pengetahuan (Menurut Brunn dan Dodge 2017)

Pemetaan sendiri memiliki makna melakukan penggambaran geografis

sebagai representasi dari realitas di muka bumi dengan tujuan untuk memperoleh

peta. Pemetaan dapat dilakukan dengan berbagai metode dan teknik pengukuran.

Metode pengukuran yang sering digunakan dalam proses tersebut adalah

pengukuran stasiun total, pengukuran GPS, pengukuran jalur air, dan lain-lain

(Utami dalam Sudarsono dan Nugraha, 2018).

Menurut Nugroho (2020) agar informasi tersampaikan kepada pengguna

peta, pembuat peta harus memperhatikan beberapa syarat seperti:

a) Sebuah. Peta harus jelas dan tidak membingungkan Pengguna serta

melengkapi peta dengan legenda, skala peta, judul peta, dan area pemetaan.

b) Perhatikan tata letak warna, simbol peta, sistem proyeksi, dan sistem

koordinat agar mudah dipahami oleh pengguna peta.

c) Memiliki tingkat ketelitian yang sesuai dengan tujuan dan jenis peta, serta

memberikan gambaran yang benar dan nyata tanpa ada kebohongan

d. Peta Tematik

Peta tematik adalah peta yang menunjukkan (merepresentasikan) data atau

informasi kualitatif dan data kuantitatif dari tema, tujuan, konsep tertentu, dan

berkaitan dengan elemen/detail topografi tertentu sesuai dengan tema yang

dimaksud. Atau dalam pengertian yang lebih praktis dapat dikatakan bahwa peta

tematik adalah peta yang menampilkan jenis atau kelas informasi berdasarkan

tema tertentu, misalnya peta geologi, peta penduduk, peta kegiatan ekonomi, peta

hutan, hidrologi dan lain sebagainya (Heriyanti dan Hasbullah 2016)

Peta tematik adalah peta yang memperlihatkan informasi atau data

kualitatif dan atau kuantitatif suatu tema atau maksud atau konsep tertentu, dalam

hubungannya dengan unsur atau detail-detail topografi yang spesifik, terutama

yang sesuai dengan tema peta tersebut (Aziz dan Ridwan dalam Lestari, 2016),

Peta tematik selain data yang dibutuhkan, merupakan masalah lain yang

dihadapi oleh peta dasar. Secara umum peta dasar yang digunakan adalah peta

topografi, dan peta dasar ini merupakan data tematik yang akan dipetakan.

Sebenarnya semua elemen topografi dapat digunakan, namun hal ini sangat

12

bergantung pada skala, maksud, dan tujuan dari peta tematik itu sendiri, sehingga

pemilihan elemen topografi tentunya akan berbeda antara satu peta dengan peta

lainnya (Lestari, 2016)

3. Aplikasi pengolah data SIG

Aplikasi desktop merupakan aplikasi yang dapat berjalan sendiri atau

mandiri tanpa menggunakan browser atau koneksi internet pada komputer otonom

(Omenn dalam Ardyanto, 2020)

a. ArcGIS

ArcGIS desktop adalah salah satu perangkat lunak SIG profesional yang

komprehensif yang dikembangkan oleh ESRI (Environmental Science & Research

Institute) dan dikelompokkan menjadi tiga komponen, yaitu: ArcView (komponen

yang berfokus pada penggunaan data, pemetaan dan analisis yang komprehensif),

ArcEditor (lebih fokus pada pengeditan data spasial) dan Arclnfo (lebih lengkap

dalam menyajikan fungsi-fungsi SIG termasuk untuk keperluan analisis

geoprosesing) (Nurfalaq dkk, 2018).

ArcGIS adalah perangkat yangsangat populer dan andal dalam melakukan

tugas-tugas Sistem Informasi Geografis (SIG). Kehandalan ArcGIS tidak hanya

dalam pembuatan peta, namun juga lebih utama adalah memudahkan praktisi SIG

menganalisis, memodelkan, dan mengelola data spasial secara efektif dan efisien

(Raharjo dan Ikhsan dalam Putranto dan Alexander, 2017)

ArcGIS merupakan salah satu perangkat lunak yang dapat digunakan untuk

pengolahan data spasial. ArcGIS adalah perangkat lunak desktop dan pemetaan

sistem informasi geografis yang dikembangkan oleh Environmental Systems

Research Institute (ESRI) (Heriyanti dan Hasbullah 2016).

Gambar 5. Logo ArcGIS

Sumber: https://i1.wp.com

13

ArcGIS sebenarnya terdiri dari beberapa aplikasi dasar, yaitu: ArcMap,

ArcCatalog, ArcToolbox, ArcScene dan ArcGlobe.

a) ArcMap adalah aplikasi utama yang digunakan untuk memproses, membuat,

menampilkan, memilih, mengedit, dan memetakan tata letak.

b) ArcCatalog adalah aplikasi yang berfungsi untuk mengelola berbagai macam

data spasial pada ArcMap, antara lain browsing, mengatur, mendistribusikan,

menghapus fungsi data spasial.

c) Arctoolbox adalah aplikasi alat bantu dalam melakukan analisis geospasial

d) ArcScene adalah aplikasi yang mengolah dan menampilkan peta dalam bentuk

3D

e) Arcglobe merupakan aplikasi yang berfungsi untuk menampilkan peta 3D ke

dalam globe dan dapat langsung terkoneksi dengan internet.

b. Google Earth

Pada tahun 2001 Google merilis Google Earth, aplikasi bumi virtual dan

format KML (Keyhole Markup Language) yang dibeli dari Keyhole. KML

memungkinkan pengguna menambahkan data geospasial 2D dan 3D ke Google

Earth dan Google Map (Arifin, 2019)

Google Earth adalah perangkat lunak yang dapat digunakan pengguna

untuk berkeliling dunia ke berbagai permukaan Bumi. Aplikasi Google Earth ini

dapat memudahkan penggunaannya untuk mencari lokasi ke berbagai belahan

bumi, bahkan aplikasi ini pun bisa berikan visual tentang lokasi atau tempat yang

ingin anda lihat. Secara umum lokasi atau tempat yang ditampilkan di Google

Earth sesuai dengan aslinya dan juga menampilkan berbagai informasi tentang

lokasi dan tempat yang ingin anda lihat (Putraga dan Setiawan 2018)

Aplikasi google earth juga menyediakan fasilitas untuk dapat melihat

keadaan suatu tempat dan memberikan informasi terkait nilai titik koordinat pada

tempat tersebut, yang dapat digunakan untuk mengukur dan mengambil data titik

lokasi.

14

Gambar 6. Tampilan Google Earth

Sumber: https://cdn.vox-cdn.com

c. Global Mapper

Global Mapper merupakan sebuah software yang cukup populer dan sering

digunakan oleh para praktisi SIG (atau orang-orang yang bekerja di bidang

pemetaan. Salah satu fitur dari program ini adalah kompatibilitasnya dengan

berbagai format file. Sehingga dapat digunakan oleh banyak orang dari berbagai

latar belakang pengetahuan perangkat lunak (Sobatnu dkk, 2017).

Gambar 7. Tampilan Global Mapper

Sumber: https://crackify.net

d. Tahapan Pembuatan Peta di ArcGis

Nurfalaq dkk (2018) menjelaskan beberapa tahapan dalam pembuatan peta

pada aplikasi ArcGis sebagai berikut:

a) Georeferensi

Georeferensi juga bisa disebut dengan rektifikasi yaitu suatu kegiatan untuk

mendeskripsikan objek atau fitur permukaan bumi pada layar komputer,

diperlukan suatu sistem penggambaran yang merepresentasikan keadaan bumi

15

yang sebenarnya yang kita sebut dengan proyeksi. Proyeksi tersebut kami uraikan

dalam sistem koordinat kartesius yang umumnya kita kenal dalam satuan X dan

Y. Disini kita akan membahas 2 sistem proyeksi yang sering digunakan pada SIG,

yaitu proyeksi latitude dan longitude dan UTM. Georeferensi adalah proses

penempatan objek berupa raster atau gambar yang belum memiliki referensi

sistem koordinat ke dalam sistem koordinat dan proyeksi tertentu.

b) Digitasi

Digitasi secara umum dapat diartikan sebagai proses mengubah data analog

menjadi format digital. Objek tertentu seperti jalan, rumah, sawah dan lain-lain

yang sebelumnya dalam format raster pada citra satelit resolusi tinggi dapat

diubah menjadi format digital dengan cara digitasi.

c) Editing

Dalam melakukan digitasi ada beberapa hal dalam proses editing yang

dapat memudahkan proses digitasi.

d) Atributing

Bagian penting dari SIG adalah pengetahuan tentang database atau yang

biasa disebut dengan data atribut. Data atribut berbentuk tabel, dan juga biasa

disebut dengan tabel atribut. Tabel atribut memiliki kolom (field) dan baris

(record). Format data yang digunakan adalah dbf (dbase file) dan txt. Semua

program aplikasi SIG menggunakan atribut fitur untuk menghasilkan informasi

dan memanipulasi tampilan. Tanpa adanya data yang disimpan dalam atribut fitur,

maka data tersebut tidak memiliki banyak arti karena hanya memberikan

informasi mengenai bentuk dari fitur tersebut.

e) Layout

Dalam proses pembuatan peta, tahap terakhir adalah penyajian peta

(layout), yang lebih dikenal dengan tata letak peta. Pada tahap tata letak peta harus

mengikuti aturan dan komponen kartografi. Ada dua hal yang perlu diperhatikan

dalam penyajian peta, yaitu kejelasan informasi dan keteraturan tampilan. Hal ini

dimaksudkan agar peta yang dihasilkan dapat dengan mudah dibaca atau

diinterpretasikan oleh orang lain yang menggunakannya. Peta yang menarik,

informatif dan akurat tentunya menjadi salah satu komponen penting dalam

merepresentasikan data untuk berbagai keperluan.

16

4. GPS (Global Position System)

a. Pengertian

Salah satu aplikasi sederhana dari teknologi SIG adalah penggunaan GPS

(global position system), yaitu suatu sistem untuk menentukan posisi di

permukaan bumi dengan bantuan penyelarasan sinyal satelit dengan mengirimkan

sinyal gelombang mikro ke bumi. Sinyal ini diterima oleh penerima di permukaan

bumi, dan digunakan untuk menentukan posisi, kecepatan, arah, dan waktu

(Kalidin dalam Octavia dkk, 2020)

GPS (Global Positioning System) adalah sistem navigasi berbasis satelit

yang saling berhubungan dan mengorbit. Satelit-satelit ini milik Departemen

Pertahanan Amerika Serikat yang pertama kali diperkenalkan pada tahun 1978

dan pada tahun 1994 sudah memiliki 24 satelit. GPS adalah sistem navigasi yang

menggunakan teknologisatelit yang dapat menerima sinyal dari satelit (Haryono

dan Ramadhani (2016)

Akurasi GPS (Global Positioning System) posisi yang ditunjukkan oleh

suatu GPS (Global Positioning System) mempunyai faktor kesalahan atau juga

disebut tingkat akurasi. Sebagai contoh suatu alat GPS (Global Positioning

System) menunjukkan titik koordinat dengan tingkat akurasi 5 meter, itu berarti

posisi pengguna bisa berada dalam range radius 5 meter dari titik yang

ditunjukkan tersebut (Rombot dkk, 2020).

b. GPS Essentials

GPS Essentials adalah aplikasi sederhana yang memberikan bantuan bagi

penggunanya untuk mengetahui di mana mereka berada. Sederhana sehingga

penggunaannya tidak terlalu sulit. Hanya dengan mengaktifkan fungsi gps di

smartphone Anda dan menerapkan aplikasi GPS Essentials, rasanya seperti

memiliki gadget GPS yang canggih.

Aplikasi ini memiliki banyak fungsi yang ditawarkannya. Untuk

kemampuan standar GPS asli, aplikasi ini memiliki semua kemampuan, mulai dari

accuracy, altitude, speed, battery, bed, climb, course, date, declination, distance,

ETA, latitude, longitude, max speed, min speed, actual speed, true speed, sunrise,

sunset, moon set, moon issue, moon phase, target, time, TTG, hingga turn. Selain

informasi dasar seperti akurasi, ketinggian, dan posisi (X, Y, Z), aplikasi ini juga

17

memiliki banyak informasi tambahan, seperti navigasi (jarak, waktu, dan

kecepatan) (Dikdok, 2017)

Gambar 8. Tampilan GPS Essentials

Sumber: https://readthetech.com

5. Monografi Kecamatan

Monografi adalah karya tulis ilmiah hasil penelitian yang luas dan

mendetail tentang suatu topik atau pokok bahasan dengan tingkat pembahasan

yang mendalam dan/atau berkaitan dengan berbagai pendekatan ilmiah. Dalam

monografi kecamatan memberikan informasi mengenai keadaan suatu wilayah

kecamatan yang dimana salah satunya melalui pendekatan geografi. Selain bidang

ilmu statistika, ilmu geografi juga digunakan dalam pembuatan monografi

kecamatan diantaranya keadaan penduduk, letak geografis, penggunaan lahan, dan

sebagainya (Menurut Taum dkk, 2020)

Monografi Kecamatan merupakan himpunan data yang dilakukan oleh

pemerintah kecamatan yang disusun secara sistematis, lengkap, akurat, dan

terpadu dalam menyelenggarakan pemerintahan. Monografi kecamatan ini

memberikan gambaran informasi mengenai keadaan kecamatan yang disajikan per

sub wilayah (Menurut Prasetiana, 2019)

Menurut Setiawan (dalam Prasetiana, 2019) tujuan penyusunan Monografi

Kecamatan yaitu :

a) Memberikan pedoman penyusunan perencanaan peembangunan.

b) Sebagai sarana pembinaan serta pengawasan penyelenggaraan kecamatan.

c) Sebagai kontrol data dan keberadaan masyarakat hokum adat dan lembaga

pemerintahan.

18

d) Memberikan pedoman dan pelatihan.

e) Sebagai sarana yang menentukan dalam lomba-lomba tingkat kecamatan.

f) Sebagai pedoman untuk mengambil kebijakan program dan kegiatan

akselerasi kesejahteraan masyarakat dalam penanggulangan kemiskinan,

penanganan bencana, peningkatan sarana dan prasarana, memanfaatkan

sumber daya dan teknologi tepat guna serta pengembangan sosial budaya

masyarakat.

Jika monografi kecamatan ini dipetakan, maka peta yang dihasilkan

merupakan peta tematik yaitu peta yang memberikan informasi berdasarkan tema-

tema tertentu (Setiawan, 2015).

2.2 Penelitian Yang Relevan

Hasil penelitian relevan pada penilitian ini adalah:

1. Penelitian Nurjannah (2020) dengan judul pemetaan sebaran kebutuhan guru

geografi SMA di Kota Tangerang Selatan pada tahun 2019. Penelitian ini

bertujuan untuk adalah untuk mengetahui informasi tentang persebaran

kebutuhan guru geografi di setiap SMA di Kota Tangerang Selatan Pada

Tahun 2019.

2. Penelitian Sudarsono dan Nugraha (2018) dengan judul kajian pendampingan

aparat desa dalam kemandirian pemetaan infrastruktur dan potensi desa (studi

kasus: Desa Katonsari, Kabupaten Demak). Tujuan Penelitian ini adalah

tersedianya sumber daya manusia aparatur yang mampu mengoperasionalkan

Pemetaan dan SIG untuk kebutuhan pembangunan di Desa Katonsari.

3. Penelitian Setiawan (2015) dengan judul pemetaan data monografi Kecamatan

Pringsewu tahun 2014. Penelitian ini bertujuan menampilakan informasi data

monografi Kecamatan Pringsewu pada tahun 2014 dalam bentuk visualisasi

peta.

4. Penelitian Jumardi dkk (2017) dengan judul Penerapan Modul Pratikum SIG

Untuk Memberikan Keterampilan Pemetaan Bagi Mahasiswa Fisika Sains

Universitas Cokroaminoto Palopo. Adapun tujuan penelitian yaitu untuk

meningkatkan keterampilan pemetaan bagi mahasiswa Program Studi Fisika

Sains melalui penerapan modul pratikum Sistem Informasi Geografis

19

5. Penelitian Yumame dkk (2020) dengan judul Membangun Kampung Berbasis

Data (Pendampingan Penyusunan Monografi Dan Profil Kampung Yobeh

Distrik Sentani Kabupaten Jayapura). Penelitian ini bertujuan untuk

menanamkan pemahaman kepada mitra melalui pelatihan penyusunan dan

penginputan yang kaitannya dengan profil dan monografi kampung.

2.3 Kerangka Pikir

Kerangka pikir dari penelitian yang akan dibuat ini adalah sebagai berikut:

Gambar 9. Kerangka Pikir

Kecamatan Walenrang Timur merupakan salah satu kecamatan yang berada di Kabupaten Luwu, Provinsi Sulawesi Selatan. Kecamatan Walenrang Timur terletak

antara 2o50’00” – 2o57’00” Lintang Selatan dan 120o09'00" – 120o16'00" Bujur Timur

Pihak kantor Camat Walenrang Timur membutuhkan penyampain informasi data monografi dalam bentuk visualisasi peta agar tampilan lebih menarik dan mudah dipahami bagi yang melihatnya.

Dengan dibuatnya pemetaan data monografi ini, diharapkan dapat bermanfaat

untuk pihak kantor Camat dan masyarakat Kecamatan Walenrang Timur dalam penyampaian informasi mengenai data monografi.

Saat ini di Kecamatan Walenrang Timur untuk menampilkan Data Monografi

masih disajikan dalam bentuk tabel yang dipasang di papan informasi Kantor Camat.