27
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Motivasi 1. Pengertian Motivasi adalah serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi- kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu dan bila tidak suka maka akan berusaha untuk meniadakan atau mengelakkan perasaan tidak suka. Jadi motivasi dapat dirangsang oleh faktor dari luar, tetapi motivasi itu tumbuh di dalam diri seseorang. Motivasi digambarkan juga sebagai suatu perubahan energi di dalam pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya afektif (perasaan) dan reaksi untuk mencapai tujuan. Dengan demikian munculnya motivasi ditandai dengan adanya perubahan energi dalam diri seseorang yang dapat disadari atau tidak (Emda, 2018). Sesuatu yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu disebut sebagai motivasi. Perasaan atau fikiran yang mendorong seseorang melakukan pekerjaan atau menjalankan kekuasaan terutama dalam berprilaku. Dasar untuk mengambil keputusan secara pribadi. Merupakan proses melakukan kesediaan melakukan usaha untuk memuaskan kebutuhan sejumlah individu (Sudarta et al., 2019) Motivasi berasal dari kata motif. Motif dalam Bahasa inggris disebut motive, yang berasal dari kata motion artinya “Gerakan” atau sesuatu yang - - www.lib.umtas.ac.id Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya - -

BAB II.pdf - Repository - Universitas Muhammadiyah

Embed Size (px)

Citation preview

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Motivasi

1. Pengertian

Motivasi adalah serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-

kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu dan

bila tidak suka maka akan berusaha untuk meniadakan atau mengelakkan

perasaan tidak suka. Jadi motivasi dapat dirangsang oleh faktor dari luar,

tetapi motivasi itu tumbuh di dalam diri seseorang. Motivasi digambarkan

juga sebagai suatu perubahan energi di dalam pribadi seseorang yang

ditandai dengan timbulnya afektif (perasaan) dan reaksi untuk mencapai

tujuan. Dengan demikian munculnya motivasi ditandai dengan adanya

perubahan energi dalam diri seseorang yang dapat disadari atau tidak

(Emda, 2018).

Sesuatu yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu

disebut sebagai motivasi. Perasaan atau fikiran yang mendorong seseorang

melakukan pekerjaan atau menjalankan kekuasaan terutama dalam

berprilaku. Dasar untuk mengambil keputusan secara pribadi. Merupakan

proses melakukan kesediaan melakukan usaha untuk memuaskan

kebutuhan sejumlah individu (Sudarta et al., 2019)

Motivasi berasal dari kata motif. Motif dalam Bahasa inggris disebut

motive, yang berasal dari kata motion artinya “Gerakan” atau sesuatu yang

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--

bergerak. Dalam arti yang lebih luas motif berarti rangsangan, dorongan,

atau penggerak terjadinya suatu tingkah laku. Motivasi adalah sesuatu yang

mendorong, atau pendorong seseorang bertingkah laku untuk mencapai

tujuan tertentu. Tingkah laku termotivasi dilatarbelakangi oleh adanya

kebutuhan. Kebutuhan tersebut diarahkan pada pencapaian tujuan tertentu

(Saam & Sri, 2012).

Motivasi menurut Uno (2007), dapat diartikan sebagai dorongan

internal dan eksternal dalam diri seseorang yang diindikasikan dengan

adanya (1) Hasrat dan minat untuk melakukan kegiatan, (2) Dorongan dan

kebutuhan untuk melakukan kegiatan, (3) Harapan dan cita-cita, (4)

penghargaan dan penghormatan atas diri, (5) lingkungan yang baik, serta

(6) kegiatan yang menarik (Nursalam & Efendi, 2012).

2. Tujuan Motivasi

Motivasi seseorang sangatlah personal, satu dengan yang lainnya.

Secara individual, motivasi menempatkan dan mendasarkan atas nilai-nilai

tertentu sesuai dengan pandangan dan dasar kehidupan. Meskipun

demikian, secara mendasar atau hakiki, tujuan motivasi siapapun adalah

untuk mendapatkan sesuatu atau terhindar dari sesuatu. Mendapatkan

sesuatu tentu saja cenderung konteksnya positif, dan terhindar dari sesuatu

cenderung konteksnya negative seperti hukuman (Donsu, 2017).

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--

Tujuan motivasi menurut Sudarta et al., (2019) adalah sebagai

berikut:

a. Mendorong gairah dan semangat kerja karyawan.

b. Meningkatkan moral dan kepuasan kerja karyawan.

c. Meningkatkan produktivitas kerja karyawan.

d. Mempertahankan loyalitas dan kestabilan karyawan perusahaan.

e. Meningkatkan kedisiplinan absensi karyawan.

f. Mengefektifkan pengadaan karyawan.

g. Menciptakan suasana dan hubungan kerja yang baik.

h. Meningkatkan loyalitas, kreativitas dan partisipasi karyawan.

i. Meningkatkan kesejahteraan karyawan.

j. Mempertinggi rasa tanggung jawab karyawan terhadap tugas-

tugasnya.

k. Meningkatkan efisiens penggunaan alat-alat dan bahan baku.

Tindakan memotivasi akan berhasil, jika tujuannya jelas dan didasari

oleh yang dimotivasi serta sesuai dengan kebutuhan orang yang dimotivasi.

Oleh karena itu, setiap orang yang akan memberikan motivasi harus

mengenal dan memahami benar-benar latar belakang kehidupan,

kebutuhan, dan kepribadian orang yang akan dimotivasi (Donsu, 2017).

3. Teori-teori Motivasi

a. Teori Motivasi Kebutuhan (Abraham A. Maslow)

Teori Maslow mengasumsikan bahwa orang berkuasa

memenuhi kebutuhan yang lebih pokok (fisiologis) sebelum

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--

mengarahkan perilaku memenuhi kebutuhan yang lebih tinggi

(perwujudan diri). Kebutuhan yang lebih rendah harus dipenuhi

terlebih dahulu sebelum kebutuhan yang lebih tinggi seperti

perwujudan diri mulai mengembalikan perilaku seseorang (Nurdin,

2018).

Teori kebutuhan menurut Maslow merupakan teori tentang

kebutuhan manusia secara hierarki, yang terdiri atas dua kelompok,

yaitu kelompok defisiensi dan kelompok pengembangan. Kelompok

defisiensi secara hierarkis adalah fisiologis, rasa aman, kasih sayang

dan penerimaan, serta kebutuhan akan harga diri. Hierarki maslow

menurut Mangkunegara, (2005) dijabarkan sebagai berikut;

1) Kebutuhan fisiologis, yaitu kebutuhan akan pemenuhan unsur

biologis. Kebutuhan ini berupa: kebutuhan makan, minum,

bernapas, seksual, dan sebagainya. Kebutuhan ini merupakan

kebutuhan yang paling mendasar

2) Kebutuhan akan rasa aman, yaitu kebutuhan perlindungan dari

ancaman dan bahaya lingkungan.

3) Kebutuhan akan kasih sayang dan cinta, yaitu kebutuhan untuk

diterima dalam kelompok, berafilasi, berinteraksi, mencintai dan

dicintai.

4) Kebutuhan akan harga diri, yaitu kebutuhan untuk menghargai

dan dihargai

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--

5) Kebutuhan akan aktualisasi diri, yaitu kebutuhan untuk

menggunakan kemampuan (skill) dan potensi, serta berpendapat

dengan mengemukakan penilaian dan kritik terhadap sesuatu

(Nursalam & Efendi, 2012).

b. Teori ERG (Alderfer’s ERG Theory)

Tiga hirarki menurut Alderfer dalam Robbins (2001:171),

dalam kebutuhan inti yaitu eksistensi (existence), kekerabatan atau

berhubungan (relatedness), dan pertumbuhan (growth). Adapun

ketiga hirarki dalam kebutuhan inti tersebut dapat diuraikan sebagai

berikut:

1) Kebutuhan Eksistensi

Kebutuhan eksistensi merupakan pemberian persyaratan

eksistensi materiil dasar, mencakup butir-butir dianggap sebagai

kebutuhan keamanan serta keselamatan dan kebutuhan fisiologis

seperti gaji, kondisi kerja, peralatan kerja atau kebutuhan

mendasar manusia untuk bertahan hidup dan sebagainya.

2) Kebutuhan Berhubungan

Kebutuhan berhubungan merupakan Hasrat untuk memelihara

hubungan antar pribadi yang bermanfaat. Hasrat sosial dan

status menuntut interaksi dengan orang-orang lain agar

dipuaskan.

3) Kebutuhan Pertumbuhan

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--

Kebutuhan pertumbuhan adalah suatu hasrat instrinsik untuk

perkembangan pribadi, mencakup komponen instriksi dari

kategori penghargaan Maslow dan karakteristik-karakteristik

yang tercakup pada aktualisasi diri (Nurdin, 2018).

c. Teori Motivasi Dua Faktor

Teori motivasi dua faktor dipelopori oleh Frederick Herzberg.

Kebutuhan ini merupakan kebutuhan yang berkaitan dengan

kepuasan kerja dan kebutuhan yang berkaitan dengan ketidakpuasan

kerja. Faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasa kerja disebut

sebagai motivator yang terdiri dari penghargaan, prestasi, tanggung

jawab, promosi, dan pengembangan diri. Teori dua faktor ini

merupakan program untuk memotivasi pegawai. Jadi, untuk

menciptakan kepuasan kerja pegawai harus diciptakan adalah

motivator dan pemeliharaan atau kesehatan kerja (Saam & Sri, 2012).

Menurut Herzberg, higiene tidak bisa memotivasi, dan jika hal

ini digunakan untuk mencapai tujuan bisa jadi mengakibatkan hasil

yang negatif dalam jangka panjang. Lingkungan yang sehat

mencegah ketidakpuasan kerja, tetapi lingkungan yang demikian

tidak dapat mengarahkan seseorang ke penyesuaian diri yang

minimal, yaitu ketidakadaan kepuasan. Dasar psikologis kebutuhan

higiene adalah menghindari resiko dari lingkungan kerja

(Andjarwati, 2015).

1) Sumber yang menimbulkan resiko jumlahnya tidak terbatas

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--

2) Perbaikan higiene hanya berpengaruh jangka pendek

3) Kebutuhan higiene bersiklus secara alami

4) Kebutuhan higiene merupakan hal yang menentukan

5) Tidak ada jawaban akhir untuk kebutuhan hygiene

d. Teori Motivasi Berprestasi (n-ach, David McCelland)

Invididu memiliki kebutuhan sendiri-sendiri sesuai dengan

karakter serta pola pikir yang membentuknya. McClelland

menjelaskan bahwa setiap individu memiliki dorongan yang kuat

untuk berhasil. Dorongan ini mengarahkan individu untuk berjuang

lebih keras untuk memperoleh pencapaian pribadi ketimbang

memperoleh penghargaan. Berdasarkan ketiga bentuk kebutuhan

diatas, bentuk dorongan ini dapat dikategorikan sebagai nAch yaitu

kebutuhan akan pencapaian atau prestasi (Susanto & Lestari, 2018).

Seseorang mempunyai motivasi untuk bekerja karena adanya

kebutuhan untuk berprestasi. Motivasi merupakan fungsi dari tiga

variable, yaitu (1) harapan untuk melakukan tugas dengan berhasil,

(2) persepsi tentang nilai dan tugas, (3) kebutuhan untuk sukses.

Kebutuhan berprestasi bersifat intrinsik dan relative stabil. Seseorang

dengan n-ach tinggi dicirikan dengan keinginan tinggi untuk

menyelesaikan tugas dan meningkatkan penampilan mereka

(Nursalam & Efendi, 2012).

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--

e. Teori Desakan Kebutuhan (Murray)

Teori motivasi kebutuhan Henry A. Murray (1983), yang

dinamakan teori kebutuhan manifestasi atau teori desakan kebutuhan,

meyakini bahwa manusia dapat dikelompokkan menurut kekuatan

berbagai kebutuhan. Setiap manusia dianggap memiliki jenis

kebutuhan yang berbeda yang mempengaruhi perilaku. Defisini

kebutuhan yang dimaksud adalah perhatian sekarang untuk mencapai

sasaran. Dengan kata lain, kebutuhan dipandang sebagai kekuatan

motivasi utama bagi orang dari sisi arah intensitas (Sobur, 2010).

f. Teori Pengharapan (Victor H. Vroom’s Expectancy Theory)

Teori harapan dikembangkan oleh Vroom yang diperluas oleh

porter dan lawler. Inti dari teori harapan terletak pada pendapat yang

mengemukakan bahwa kuatnya kecenderungan seseorang bertindak

bergantung pada harapan bahwa tindakan tersebut akan diikuti oleh

suatu hasil tertentu dan terdapat daya tarik pada hasil tersebut bagi

orang-orang yang bersangkutan (Nursalam & Efendi, 2012).

4. Klasifikasi Motivasi

Motivasi seorang individu dengan yang lain tidak sama. Dari

berbagai teori tentang motivasi yang dikemukakan oleh para ahli,

kebanyakan teori yang muncul dilandasi dari dua faktor. Dua faktor yang

dimaksud adalah motivasi yang bisa berasal dari dalam diri seseorang

(intrinsik) dan juga bisa berasal dari luar diri seseorang (ekstrinsik).

Tentunya dua macam motivasi ini mempunyai peranan penting dalam

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--

memberikan dorongan untuk pencapaian keberhasilan yang sesuai dengan

apa yang dikehendaki (Putri, 2017).

a. Motivasi Intrinsik

Suatu dorongan pada diri individu yang menjadikan individu

merasa nyaman dan senang sehabis menjalani berbagai tugas dan

merupakan kenyaman dan ketertarikan saat beraktivitas pada suatu

pekerjaan merupakan definisi motivasi intrinsik menurut oleh Elliot

(2009:232). Motivasi intrinsik menurut Ghufron dan Risnawita

(2011:86), merupakan keyakinan individu untuk mengerjakan suatu

aktivitas dengan perasaan yang nyaman dan atas dasar keinginan diri

sendiri. Dengan adanya keyakinan yang dimiliki mahasiswa, segala

pekerjaan yang dilakukan akan mampu diselesaikan dengan baik

(Burhan et al., 2017).

Dalam motivasi intrinsik, terdapat beberapa faktor pendorong

adanya motivasi intrinsik. Menurut Putri (2017), faktor -faktor

tersebut diantaranya adalah:

1) Adanya minat

Minat memiliki pengaruh besar terhadap seseorang, karena

apabila seseorang menaruh minat pada suatu hal, maka minat

tersebut akan menjadi pengaruh yang sangat kuat untuk

melakukannya dengan bersungguh-sungguh tanpa ada yang

menyuruh.

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--

2) Adanya keinginan

Suatu hasrat yang dirasakan oleh seseorang untuk

memperolehnya merupakan sebuah keinginan, sehingga

diperlukan usaha untuk memperoleh apa yang diinginkan.

3) Adanya cita-cita

Cita-cita merupakan suatu impian seseorang akan masa

depannya. Motivasi berperan penting untuk meraih cita-cita,

tanpa motivasi akan sulit seseorang menggapai apa yang cita-

citakan oleh seseorang.

4) Adanya ketertarikan

Rasa lebih suka pada sesuatu yang dirasakan dari dalam dirinya

sendiri disebut sebagai ketertarikan. Dengan adanya

ketertarikan, seseorang akan mendalaminya dan ketertarikan

tersebut berfungsi sebagai pendorong yang kuat untuk terlibat

pada sesuatu yang membuat seseorang menjadi tertarik.

5) Adanya tujuan

Tujuan merupakan suatu sasaran yang akan dicapai dan

diinginkan dimasa yang akan datang. Dengan adanya tujuan

akan menimbulkan keinginan seseorang untuk berusaha

mendapatkan tujuannya. Tujuan tersebut akan menjadikan alat

motivasi seseorang melakukan suatu hal yang dapat

memenuhinya dengan cara melakukan suatu perbuatan atau

perilaku.

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--

b. Motivasi Ekstrinsik

Faktor ekstrinsik merupakan faktor dari luar diri sendiri atau

adanya pengaruh dari lingkungan sekelilingnya seperti lingkungan

keluarga, masyarakat dan sekolah. Pengaruh lingkungan sebagai

faktor penentu kesuksesan berwirausaha (Efendi et al., 2018)

Motivasi ekstrinsik mengacu pada motivasi yang datang dari

luar diri individu. Seseorang yang termotivasi dari luar tidak

menikmati kegiatan yang dilakukannya. Dimana seseorang terlibat

dalam suatu aktivitas hanya karena ingin mengharapkan beberapa

imbalan seperti penghargaan, hadiah, uang atau pujian. Imbalan yang

didapatkan bisa memberikan kepuasan atau kesenangan walaupun

kegiatan yang dilakukan tidak memberikan rasa kepuasaan atau

kesenangan dari dalam dirinya sendiri. Menurut Putri (2017),

terdapat beberapa indikator yang termasuk dalam motivasi ekstrinsik,

antara lain:

1) Pengaruh lingkungan sosial

Lingkungan menjadi salah satu faktor yang dapat mempengaruhi

kepribadian atau tingkah laku seseorang. Lingkungan yang

dimaksud seperti orang-orang di sekitarnya yang dapat

memberikan pengaruh terhadap tingkah laku seseorang.

2) Dorongan dan Harapan orangtua

Dorongan dan harapan orangtua yang diberikan pada anak dapat

berpengaruh pada perilaku yang diperbuat anak. Dorongan dan

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--

harapan orangtua tersebut umumnya adalah hal-hal yang baik

untuk anaknya. Tetapi terkadang tidak sesuai dengan keinginan

anaknya sehingga anak mewujudkannya tetapi tidak sesuai dari

dalam dirinya sendiri.

3) Adanya imbalan

Imbalan yang didapatkan seperti uang, sarana dan prasarana

serta pujian tersebut dapat membangkitkan seseorang untuk

mengerjakan sesuatu dengan tujuan hanya mengharapkan

imbalan yang diberikan. Karena imbalan tersebut dapat

memberikan rasa kesenangan atau kepuasan walaupun kegiatan

yang dilakukan tidak sesuai dengan keinginannya.

5. Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Berwirausaha

Faktor-faktor yang mempengaruhi minat berwirausaha menurut

Basrowi (2014: 64-66) dalam Paramitasari (2016), yaitu faktor internal dan

faktor eksternal:

a. Faktor Internal:

Segenap pikiran emosi dan persoalan dari dalam diri seseorang

yang mempengaruhi minat sehingga tidak dapat dipusatkan disebut

sebagai faktor internal.

1) Motivasi

Proses psikologis yang mendasar, dan merupakan salah satu

unsur yang dapat menjelaskan perilaku seseorang merupakan

definisi motivasi. Motivasi merupakan salah satu faktor penentu

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--

dalam pencapaian tujuan. Motivasi berhubungan dengan

dorongan atau kekuatan yang berada dalam diri manusia.

Motivasi menggerakkan manusia untuk menampilkan tingkah

laku ke arah pencapaian suatu tujuan tertentu.

2) Faktor Kemampuan

Suatu kecakapan seseorang dalam bidang tertentu, yang dapat

diperoleh dari hasil belajar, melalui pendidikan formal maupun

pendidikan non formal, dengan adanya kemampuan dalam

berwirausaha tentu akan menimbulkan minat berwirausaha

adalah kemampuan.

3) Perasaan Senang

Perasaan erat hubungannya dengan pribadi seseorang maka

tanggapan perasaan seseorang terhadap sesuatu hal tidaklah

sama antara orang yang satu dengan orang yang lain. Perasaan

senang terhadap bidang wirausaha akan menimbulkan minat

berwirausaha.

b. Faktor Eksternal

Faktor eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar diri seseorang

yang dapat mempengaruhi minatnya.

1) Faktor Keluarga

Keluarga mempunyai peran penting dalam mempersiapkan anak

untuk mencapai masa depan yang baik bagi diri sendiri,

keluarga, dan masyarakat, dengan adanya dorongan dari orang

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--

tua dan keluarganya dapat mempengaruhi seseorang dalam

memupuk minat berwirausaha.

2) Faktor Lingkungan Masyarakat

Faktor lingkungan yang mempengaruhi minat berwirausaha

seperti lingkungan masyarakat serta nilai-nilai yang tumbuh

dalam masyaratak tersebut, pergaulan dengan teman sebaya,

surat kabar, televisi, dan lain-lain.

3) Faktor Lingkungan Sekolah

Sekolah merupakan lingkungan yang sangat potensial untuk

mendorong peserta didik dalam perkembangan minat, misalnya

di lingkungan sekolah ikut dalam mengelola Business Center.

sehingga siswa yang memiliki karakter berwirausaha, passion,

dan pengalaman dapat membangun sistem usaha mandiri.

B. Nursing Entrepreneurship

1. Pengertian

Nursepreneurship terdiri dari dua kata, nurse (perawat) dan

entrepreneur (pengusaha). Usaha yang dibangun berlandaskan bidang

keperawatan diartikan sebagai nursepreneurship. Pelaku nursepreneurship

yang biasa disebut nursepreneur (perawat pengusaha), menjalankan bisnis

atau usahanya tanpa kehilangan nilai-nilai keperawatan yang mereka

pegang ketika menjadi perawat di instansi kesehatan. Nursepreneur

menggabungkan adanya peluang usaha yang dipilih dengan tetap

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--

bertanggung jawab atas usaha tersebut terhadap klien (Susilo & Taukhit,

2019).

Perawat yang menjalankan wirausahanya sendiri atau dengan

beberapa teman dalam bisnis keperawatan disebut sebagai nurse

entrepreneur. Nursepreneur termasuk dalam pengembangan karir dan

peran fungsi seorang perawat. Pengembangan karir tersebut dapat menjadi

pengelola klinik atau sarana kesehatan lainnya misalnya manajer spa,

manajer fisioterapi, manajer Nursing Center, manajer balai kesehatan

swasta, atau pemilik massage dan refleksi meskipun dalam pelaksanaan

teknisnya banyak melibatkan profesi lain sebagai pelaksana (Suarli &

Hasanudin, 2014).

Perawat yang mampu melihat dan menilai peluang usaha yang

berhubungan dengan profesinya yang merupakan bagian integral dari

pelayanan kesehatan dengan tetap memperhatikan pelayanan yang

professional adalah merupakan seorang perawat yang memiliki jiwa

kewirausahaan. Peran dan fungsi perawat apabila difahami dan

dilaksanakan dengan baik akan berbanding lurus dengan meningkatnya

peluang seorang perawat untuk menjadi seorang wirausahawan

(Hermawan, 2013).

Nursepeneurship menurut International of Council (ICN, 2004),

merupakan aktivitas perawat sebagai pemilik dan pemberi layanan dalam

praktik mandiri keperawatan seperti beberapa kegiatan berikut: (1)

Pelayanan asuhan keperawatan, (2) Pengembangan, pengkajian dan

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--

pelayanan perawatan kesehatan, (3) Pelayanan konsultasi, (4) Pemberian

informasi kesehatan (International Council Of Nurses, 2004).

2. Peluang menjadi Nursepreneur

Peluang bisnis di bidang kesehatan sangat terbuka karena sekarang

ini kesadaran manusia terhadap kesehatan sudah semakin meningkat.

Kebutuhan tersebut membuat peluang untuk berbisnis di bidang kesehatan

semakin lebar. Berikut beberapa fakta perubahan menurut Febrian (2015),

yang terjadi di masyarakat yang bisa dijadikan bahan pertimbangan lebih

lanjut mengapa menjadi nursepreneur begitu menjanjikan.

a. Perubahan Demografi

Jumlah usia produktif di era ini akan mengalami peningkatan

yang signifikan dibandingkan beberapa decade lalu. Hal ini tidak

terlepas dari kemajuan ekonomi yang membuat harapan hidup setiap

orang semakin meningkat. Meningkatnya kualitas kesehatan menjadi

faktor yang penting untuk seorang nursepreneur karena akan banyak

kebutuhan yang diupayakan orang untuk mempertahankan

kesehatan.

b. Perubahan Geografi

Kecenderungan masyarakat untuk hidup di kota sekarang ini

semakin meningkat. Peluang pekerjaan yang lebih besar di kota

menjadi daya Tarik tersendiri untuk seseorang. Meskipun tidak

selalu, tapi kondisi kota yang rawan lebih padat menjadikan penyakit

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--

lebih besar potensinya untuk menyerang. Disinilah kemudian peran

nursepreneur menjadi semakin terbuka.

c. Perubahan Epidemiologi

Banyak orang melawan penyakit degeneragtif yang biasanya

merupakan komplikasi dari beberapa penyakit berat seperti stroke,

kolestrol, diabetes, dan sebagainya. Penyakit degenerative tidak bisa

disembuhkan dengan satu obat. Banyak bentuk perawatan dan

pengobatan yang harus dilakukan. Seiring bertambahnya pasien

dengan penyakit ini, semakin bertambah pula peluang nursepreneur

untuk ambil andil dalam penyembuhan penyakit mereka.

d. Perubahan Gaya Hidup

Gaya hidup orang sekarang lebih sekunder dan tersier,

kebutuhan primer sudah sangat mudah dipenuhi. Ketika gaya hidup

manusia saat ini mengarah ke yang lebih buruk, perawatan

nursepreneur untuk pemulihan kesehatan sangat dibutuhkan.

e. Perubahan Pelayanan Kesehatan

Pergeseran paradigma menjadikan pelayanan kesehatan menjadi

lebih baik. Dengan adanya perubahan tersebut, penyakit yang baru

memunculkan gejala kecil pun dapat diketahui sehingga kedepannya

dapat dicegah. Masyarakat akan lebih memahami bahwa mencegah

lebih baik daripada mengobati. Seorang nursepreneur tentu dapat

menjadi bagian dari proyek perubahan paradigma tersebut dengan

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--

terlibat langsung dengan masyarakat yang juga adalah konsumen dari

bisnis yang dijalani.

3. Area Usaha Nursepreneurship

Tiga lingkup area yang bisa dijadikan rujukan menurut Susilo &

Taukhit (2019), diantaranya:

a. Usaha dalam Area Asuhan Keperawatan

Pola pengasuhan yang menjadi nilai utama di bidang

keperawatan membuat ada banyak peluang yang bisa dijadikan

pekerjaan, termasuk untuk berbisnis. Beberapa contoh usaha berikut

mulai banyak dikembangkan di Indonesia. Antara lain:

1) Home Care

Homecare menurut Departemen Kesehatan adalah pelayanan

kesehatan yang berkesinambungan dan komprehensif yang

diberikan kepada individu dan keluarga di tempat tinggal yang

bertujuan untuk meningkatkan, mempertahankan atau

memulihkan kesehatan dan memaksimalkan tingkat

kemandirian dan meminimalkan akibat dari penyakit.

2) Wound Care Modern

Area wound care modern akan menjadi pilihan yang tepat

dengan pertimbangan yang luas. Selain itu, perkembangan

perawatan luka modern juga semakin dibutuhkan di kemudian

hari.

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--

3) Praktik Mandiri Perawat

Kebutuhan akan pelayanan kesehatan semakin hari semakin

meningkat. Pendirian praktik mandiri perawat sudah memiliki

badan hukum yakni pada peraturan Menteri Kesehatan Republik

Indonesia Nomor HK.0202/Menkes/148/I/2010 dan perubahan

peraturan nomor 17 tahun 2013 tentang Izin dan

Penyelenggaraan Praktik Perawat. Tidak hanya melayani

perawatan secara medis, praktik mandiri perawat juga bisa

dikombinasikan dengan pelayanan komplementer seperti

pengobatan herbal, akupuntur, dan lain-lain.

4) Travel Nurse

Kebutuhan perawat tidak hanya di lingkup nasional, tetapi juga

international. Oleh karena itu, perlu adanya perawat dari negara

lain yang bekerja di negara tersebut. Travel nurse tidak bekerja

tetap di suatu instansi di luar negeri. Tetapi hanya bekerja secara

kontrak sesuai dengan durasi yang dibutuhkan klien rata-rata

selama 13-26 pekan. Kesempatan ini merupakan peluang yang

tepat bagi nursepreneur yang senang berpetualang dan ingin

mendapatkan pengalaman sebagai perawat di luar negeri.

b. Usaha dalam Area Pelayanan Kesehatan Umum

Seorang nursepreneur dapat memanfaatkan peluang untuk

menciptakan lebih banyak layanan kesehatan umum dengan

menidirikan klinik kesehatan. Meskipun bersifat swasta,

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--

keberadaannya tetap diakui pemerintah. Pendirian klinik kesehatan

oleh perawat diatur dalam Undang-Undang dan Peraturan Menteri

Kesehatan. Namun demikian, untuk memulai di bisnis ini jelas

dibutuhkan dana yang lebih tinggi di area sebelumnya, yakni asuhan

keperawatan.

c. Usaha dalam Area Kombinasi Unsur Layanan Kesehatan

1) Baby Massage Spa

Peluang bisnis yang masih kecil jumlah pesaing di lingkup area

kombinasi unsur kesehatan adalah baby massage and spa. Akan

tetapi, dari pengakuan beberapa nursepreneur yang sudah

menggeluti bidang ini, modal yang dikeluarkan di awal bisa

kembali dalam waktu kurang lebih dua tahun.

2) Chlidren Day Care

Kesibukan orang tua tidak hanya ketika bayi masih berusia 1-2

tahun. Saat memasuki usia 3 tahun ke atas pun, jika orang tua

disibukkan dengan pekerjaan yang menuntut waktu lebih,

otomatis sang anak akan dititipkan di children day care. Itulah

bisnis yang masih terbuka peluangnya karena belum banyak

yang memilih bisnis ini.

3) Skin Care

Skin care diidentikkan dengan klinik kecantikan. Peluang di

bisnis ini amat besar karena kecantikan adalah dambaan setiap

orang, baik perempuan maupun laki-laki.

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--

4) Fisioterapi

Fisioterapi adalah suatu bentuk pelayanan kesehatan untuk

mengembalikan fungsi organ tubuh dengan menggunakan

tenaga alam. Akan tetapi, jika seorang perawat hendak

mengambil lahan bidang ini, ada baiknya bekerja sama dengan

para fisioterapis sehingga pelayanan yang diberikan akan

maksimal sesuai dengan prosedur ilmu fisioterapi yang

seharusnya.

5) Konseling Keperawatan

Tidak selalu bergantung pada bisnis perawatan yang

memerlukan beragam fasilitas kesehatan, ada pula bisnis yang

bisa dijalani seorang nursepreneur hanya dengan mengandalkan

jasa, yakni jasa konseling. Konseling keperawatan dapat

membantu dan memotivasi klien untuk lebih bertanggung jawab

terhadap dirinya sendiri termasuk permasalahannya.

6) Catering Diet

Tren makanan sehat dan bergizi saat ini sedang merangkak naik.

Ditambah dengan program penurunan berat badan, tren tersebut

menjadi satu dari banyak solusi menuju tubuh ideal. Mengambil

peluang untuk bergerak dibidang ini pun akan memiliki target

pasar yang luas. Usaha ini tidak memerlukan lokasi khusus

karena dapat dilakukan dengan konsep home-based.

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--

7) Sewa Alat Kesehatan

Selain mengandalkan bisnis yang bergerak untuk memberikan

jasa perawatan atau makanan sehat, seorang nursepreneur juga

bisa mengembangkan usahanya di lingkup penyewaan alat-alat

kesehatan.

4. Tantangan Menjadi Nursepreneur

Bisnis adalah sebuah tantangan. Memutuskan untuk memulai bisnis

terkadang sudah dihadapkan pada tantangan-tantangan yang meragukan

niat. Tantangan yang ada pada dunia usaha memang tidak akan surut kedati

usaha tersebut sudah membesar dengan ribuan karyawan (Susilo &

Taukhit, 2019).

Penemuan ide awal, pembukaan usaha secara nyata, pengenalan

produk yang diciptakan, hingga promosi produk tersebut dengan

jangkauan pasar yang luas. Ketika memulai ide awal, tantangan yang

dihadapi biasanya berkaitan dengan konsep kecerdasan emosional yang

oleh Goleman dibagi atas faktor internal dan faktor eksternal (Febrian,

2015) sebagai berikut:

a. Faktor Internal

1) Kesadaran diri

Kemampuan untuk mengenali emosi sama saja dengan aspek

kesadaran diri. Emosi yang dimaksud menyangkut berbagai

perasaan yang terlibat ketika akan memutuskan sesuatu.

Kesadaran diri adalah bagian dari kecerdasan emosional sebagai

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--

fondasi bagi seseorang ketika hendak melakukan kegiatan

tertentu.

2) Pengelolaan diri

Emosi yang dimiliki manusia ada dua jenis yaitu emosi positif

dan negatif. Tantangan yang semakin berat juga membutuhkan

peran emosi yang banyak. Seorang nursepreneur harus bijak

mengatasi kebutuhan emosi tinggi tersebut dengan bijak. Jika

telah terbiasa dengan pengelolaan emosi yang baik, seorang

nursepreneur akan bisa menempatkan diri dengan lebih baik.

3) Motivasi diri

Sesuatu yang membuat orang tergerak untuk memulai bisnis

disebut sebagai motivasi. Memiliki motivasi dalam diri akan

mengarahkan seseorang untuk terus memompa komitmennya

agar tercapai prestasi yang diinginkan. Oleh karena itu, ketika

adanya penurunan motivasi, seorang nursepreneur alangkah

baiknya segera meningkatkan gerakan dan upayanya sehingga

kadar yang hilang tersebut akan terisi kembali.

b. Faktor Eksternal

1) Keterampilan sosial

Keterampilan social merupakan kemampuan inti yang harus

dimiliki oleh seorang pebisnis. Ada setidaknya dua peran orang

lain yang akan pasti ditemui seorang pengusaha, yaitu rekan

kerja dan konsumen. Rekan kerja bisa beragam posisinya,

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--

tergantung yang dibutuhkan agar bisnis bisa berjalan dengan

baik. Sementara konsumen lebih cenderung pada pasien yang

akan dating dari latar belakang dan karakter yang berbeda.

Seorang nursepreneur harus siap dengan segala perbedaan

psikologis tersebit.

2) Empati sosial

Keadaan mental yang membuat seseorang merasa atau

mengidentifikasikan dirinya dalam keadaan perasaan atau

pikiran yang sama dengan orang atau kelompok lain disebut

sebagai empati. Pada beberapa poin, memiliki rasa empati yang

baik bisa menjadi modal untuk melejitkan usaha yang baik.

C. Pendidikan Kewirausahaan

1. Pendidikan

Suatu proses pertumbuhan dan perkembangan, sebagai hasil

interaksi individu dengan lingkungan social dan lingkungan fisik,

berlangsung sepanjang hayat sejak manusia lahir. Warisan social

merupakan bagian dari lingkungan masyarakat, merupakan alat bagi

manusia untuk pengembangan manusia yang terbaik dan intelegen, untuk

meningkatkan kesejahteraan hidupnya merupakan pengertian Pendidikan

menurut Henderson dalam Sadulloh (2018).

Pendidikan merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari

kehidupan masyarakat. Pendidikan merupakan kegiatan yang sangat

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--

kompleks. Hampir seluruh aspek kehidupan manusia berhubungan dengan

proses pendidikan. Melalui pendidikan, karakter dan sifat manusia dapat

dibentuk agar menjadi manusia yang mempunyai keterampilan dan

kecerdasan (Astiti, 2014).

Usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat, dan

pemerintah, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan latihan yang

berlangsung di sekolah dan di luar sekolah sepanjang hayat, untuk

mempersiapkan peserta didik agar dapat memainkan peranan dalam

berbagai lingkungan hidup secara tepat di masa yang akan dating

merupakan definisi Pendidikan menurut Redja Mudyaharjo (2012: 11).

2. Kewirausahaan

Wirausahan menurut Kamus besar bahasa Indonesia (2016) dalam

Inayati (2018), merupakan seseorang yang memiliki keahlian maupun

bakat dalam mengenali produk, memilih produk baru yang akan

diproduksi, dan mengimplementasikan produk tersebut menjadi usaha

bisnis pribadi seseorang serta mengatur permodalan operasional usaha

bisnisnya. Dengan demikian, wirausaha (entrepreneur) merupakan orang

yang mendirikan, mengendalikan, serta mengembangkan usaha bisnis

milik pribadi dengan tidak bergantung kepada orang lain.

Istilah kewirausahaan atau entrepreneurship berasal dari istilah-

istilah ekonomi bahasa perancis pada abad ke 17 dan 18. Dalam bahasa

perancis diartikan seseorang yang menjalankan proses pemakaman yang

berarti seseorang yang menjalankan proyek atau aktivitas yang penting.

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--

Pada abad ke 20 seorang ekononom Schumpeter mengatakan bahwa

entrepreneur adalah agen perubahan dalam bidang ekonomi, yaitu dengan

cara membuka pasar baru dan menciptakan sesuatu yang baru dengan cara

yang baru sehingga para entrepreneur mengubah ekonomi menjadi maju

(Permatasari, 2016).

Entrepreneneur atau wirausaha adalah sebuah kata yang berasal dari

bahasa Perancis yang bermakna seseorang yang melakukan dan

mengoperasikan kegiatan perdagangan (enterprise) atau bisnis (venture)

yang dihubungkan dengan pengambilan resiko. Pembuka cakrawala baru

yang membentuk pelayanan jasa/produk dalam market baru, baik bersifat

profit maupun nonprofit (Suarli & Hasanudin, 2014).

Suatu proses dalam menciptakan sesuatu yang baru dengan

membutuhkan waktu dan upaya, menanggung risiko yang ada, serta

kepuasan pribadi merupakan definisi dari kewirausahaan menurut Rifkhan

(2017). Dari pengertian kewirausahaan diatas, terdapat 4 aspek dasar yang

terkandung bagi pengusaha, antara lain: (1) Melibatkan proses penciptaan

barang atau jasa yang menjadikan sebuah nilai, (2) Proses tersebut

membutuhkan waktu dan upaya yang cukup, (3) Harus ada pengusaha yang

terlibat di dalamnya dan kebebasan hal agar mendapat kepuasan pribadi,

(4) Respon tindakan pengusaha yang akan menciptakan perubahan.

3. Pendidikan Kewirausahaan

Pendidikan kewirausahaan merupakan upaya yang sistematis dalam

rencana membantu memberi pengetahuan berkaitan dengan peluang bisnis

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--

yang masih terbuka lebar dan semakin berkembang untuk saat ini. Menurut

Paco et al., (2015), melalui pendidikan kewirausahaan yang memadai,

seseorang memperoleh keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan

untuk membangun dan mengembangkan bisnis baru (Bharata, 2019).

Pentingnya kewirausahaan mendorong pengajaran pendidikan

kewirausahaan pada tingkat pendidikan paling mendasar sampai perguruan

tinggi. Posisi pendidikan kewirausahaan sebagai pusat kegiatan

instruksional mempengaruhi mahasiswa dalam meningkatkan

kapabilitasnya melalui pembelajaran kolaboratif, inovati dan kreatif.

Bentuk pengajaran didisain agar bisa memfasilitasi karakter wirausaha

mahasiswa, termasuk menyediakan fasilitas untuk praktek dan

menjalankan usaha nyata atau bahkan mulai merintis usahanya (Harwiki,

2019).

Proses secara sistematis dan berkelanjutan baik formal maupun

informal dalam rangka membentuk manusia wira usaha merupakan definisi

dari Pendidikan kewirausahaan menurut Marie (2013). Pendidikan

kewirausahaan ini tidak hanya bertujuan mengubah jiwa atau sikap agar

memenuhi kriteria manusia wirausaha, tetapi juga bertujuan untuk dapat

meningkatkan keterampilan dan keahlian tertentu sehingga dapat

mendukung seseorang atau suatu mayarakat dalam berwirausaha (Tiara &

Nurnida, 2017).

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--