Upload
khangminh22
View
3
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Motivasi
1. Pengertian
Motivasi adalah serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-
kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu dan
bila tidak suka maka akan berusaha untuk meniadakan atau mengelakkan
perasaan tidak suka. Jadi motivasi dapat dirangsang oleh faktor dari luar,
tetapi motivasi itu tumbuh di dalam diri seseorang. Motivasi digambarkan
juga sebagai suatu perubahan energi di dalam pribadi seseorang yang
ditandai dengan timbulnya afektif (perasaan) dan reaksi untuk mencapai
tujuan. Dengan demikian munculnya motivasi ditandai dengan adanya
perubahan energi dalam diri seseorang yang dapat disadari atau tidak
(Emda, 2018).
Sesuatu yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu
disebut sebagai motivasi. Perasaan atau fikiran yang mendorong seseorang
melakukan pekerjaan atau menjalankan kekuasaan terutama dalam
berprilaku. Dasar untuk mengambil keputusan secara pribadi. Merupakan
proses melakukan kesediaan melakukan usaha untuk memuaskan
kebutuhan sejumlah individu (Sudarta et al., 2019)
Motivasi berasal dari kata motif. Motif dalam Bahasa inggris disebut
motive, yang berasal dari kata motion artinya “Gerakan” atau sesuatu yang
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
bergerak. Dalam arti yang lebih luas motif berarti rangsangan, dorongan,
atau penggerak terjadinya suatu tingkah laku. Motivasi adalah sesuatu yang
mendorong, atau pendorong seseorang bertingkah laku untuk mencapai
tujuan tertentu. Tingkah laku termotivasi dilatarbelakangi oleh adanya
kebutuhan. Kebutuhan tersebut diarahkan pada pencapaian tujuan tertentu
(Saam & Sri, 2012).
Motivasi menurut Uno (2007), dapat diartikan sebagai dorongan
internal dan eksternal dalam diri seseorang yang diindikasikan dengan
adanya (1) Hasrat dan minat untuk melakukan kegiatan, (2) Dorongan dan
kebutuhan untuk melakukan kegiatan, (3) Harapan dan cita-cita, (4)
penghargaan dan penghormatan atas diri, (5) lingkungan yang baik, serta
(6) kegiatan yang menarik (Nursalam & Efendi, 2012).
2. Tujuan Motivasi
Motivasi seseorang sangatlah personal, satu dengan yang lainnya.
Secara individual, motivasi menempatkan dan mendasarkan atas nilai-nilai
tertentu sesuai dengan pandangan dan dasar kehidupan. Meskipun
demikian, secara mendasar atau hakiki, tujuan motivasi siapapun adalah
untuk mendapatkan sesuatu atau terhindar dari sesuatu. Mendapatkan
sesuatu tentu saja cenderung konteksnya positif, dan terhindar dari sesuatu
cenderung konteksnya negative seperti hukuman (Donsu, 2017).
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
Tujuan motivasi menurut Sudarta et al., (2019) adalah sebagai
berikut:
a. Mendorong gairah dan semangat kerja karyawan.
b. Meningkatkan moral dan kepuasan kerja karyawan.
c. Meningkatkan produktivitas kerja karyawan.
d. Mempertahankan loyalitas dan kestabilan karyawan perusahaan.
e. Meningkatkan kedisiplinan absensi karyawan.
f. Mengefektifkan pengadaan karyawan.
g. Menciptakan suasana dan hubungan kerja yang baik.
h. Meningkatkan loyalitas, kreativitas dan partisipasi karyawan.
i. Meningkatkan kesejahteraan karyawan.
j. Mempertinggi rasa tanggung jawab karyawan terhadap tugas-
tugasnya.
k. Meningkatkan efisiens penggunaan alat-alat dan bahan baku.
Tindakan memotivasi akan berhasil, jika tujuannya jelas dan didasari
oleh yang dimotivasi serta sesuai dengan kebutuhan orang yang dimotivasi.
Oleh karena itu, setiap orang yang akan memberikan motivasi harus
mengenal dan memahami benar-benar latar belakang kehidupan,
kebutuhan, dan kepribadian orang yang akan dimotivasi (Donsu, 2017).
3. Teori-teori Motivasi
a. Teori Motivasi Kebutuhan (Abraham A. Maslow)
Teori Maslow mengasumsikan bahwa orang berkuasa
memenuhi kebutuhan yang lebih pokok (fisiologis) sebelum
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
mengarahkan perilaku memenuhi kebutuhan yang lebih tinggi
(perwujudan diri). Kebutuhan yang lebih rendah harus dipenuhi
terlebih dahulu sebelum kebutuhan yang lebih tinggi seperti
perwujudan diri mulai mengembalikan perilaku seseorang (Nurdin,
2018).
Teori kebutuhan menurut Maslow merupakan teori tentang
kebutuhan manusia secara hierarki, yang terdiri atas dua kelompok,
yaitu kelompok defisiensi dan kelompok pengembangan. Kelompok
defisiensi secara hierarkis adalah fisiologis, rasa aman, kasih sayang
dan penerimaan, serta kebutuhan akan harga diri. Hierarki maslow
menurut Mangkunegara, (2005) dijabarkan sebagai berikut;
1) Kebutuhan fisiologis, yaitu kebutuhan akan pemenuhan unsur
biologis. Kebutuhan ini berupa: kebutuhan makan, minum,
bernapas, seksual, dan sebagainya. Kebutuhan ini merupakan
kebutuhan yang paling mendasar
2) Kebutuhan akan rasa aman, yaitu kebutuhan perlindungan dari
ancaman dan bahaya lingkungan.
3) Kebutuhan akan kasih sayang dan cinta, yaitu kebutuhan untuk
diterima dalam kelompok, berafilasi, berinteraksi, mencintai dan
dicintai.
4) Kebutuhan akan harga diri, yaitu kebutuhan untuk menghargai
dan dihargai
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
5) Kebutuhan akan aktualisasi diri, yaitu kebutuhan untuk
menggunakan kemampuan (skill) dan potensi, serta berpendapat
dengan mengemukakan penilaian dan kritik terhadap sesuatu
(Nursalam & Efendi, 2012).
b. Teori ERG (Alderfer’s ERG Theory)
Tiga hirarki menurut Alderfer dalam Robbins (2001:171),
dalam kebutuhan inti yaitu eksistensi (existence), kekerabatan atau
berhubungan (relatedness), dan pertumbuhan (growth). Adapun
ketiga hirarki dalam kebutuhan inti tersebut dapat diuraikan sebagai
berikut:
1) Kebutuhan Eksistensi
Kebutuhan eksistensi merupakan pemberian persyaratan
eksistensi materiil dasar, mencakup butir-butir dianggap sebagai
kebutuhan keamanan serta keselamatan dan kebutuhan fisiologis
seperti gaji, kondisi kerja, peralatan kerja atau kebutuhan
mendasar manusia untuk bertahan hidup dan sebagainya.
2) Kebutuhan Berhubungan
Kebutuhan berhubungan merupakan Hasrat untuk memelihara
hubungan antar pribadi yang bermanfaat. Hasrat sosial dan
status menuntut interaksi dengan orang-orang lain agar
dipuaskan.
3) Kebutuhan Pertumbuhan
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
Kebutuhan pertumbuhan adalah suatu hasrat instrinsik untuk
perkembangan pribadi, mencakup komponen instriksi dari
kategori penghargaan Maslow dan karakteristik-karakteristik
yang tercakup pada aktualisasi diri (Nurdin, 2018).
c. Teori Motivasi Dua Faktor
Teori motivasi dua faktor dipelopori oleh Frederick Herzberg.
Kebutuhan ini merupakan kebutuhan yang berkaitan dengan
kepuasan kerja dan kebutuhan yang berkaitan dengan ketidakpuasan
kerja. Faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasa kerja disebut
sebagai motivator yang terdiri dari penghargaan, prestasi, tanggung
jawab, promosi, dan pengembangan diri. Teori dua faktor ini
merupakan program untuk memotivasi pegawai. Jadi, untuk
menciptakan kepuasan kerja pegawai harus diciptakan adalah
motivator dan pemeliharaan atau kesehatan kerja (Saam & Sri, 2012).
Menurut Herzberg, higiene tidak bisa memotivasi, dan jika hal
ini digunakan untuk mencapai tujuan bisa jadi mengakibatkan hasil
yang negatif dalam jangka panjang. Lingkungan yang sehat
mencegah ketidakpuasan kerja, tetapi lingkungan yang demikian
tidak dapat mengarahkan seseorang ke penyesuaian diri yang
minimal, yaitu ketidakadaan kepuasan. Dasar psikologis kebutuhan
higiene adalah menghindari resiko dari lingkungan kerja
(Andjarwati, 2015).
1) Sumber yang menimbulkan resiko jumlahnya tidak terbatas
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
2) Perbaikan higiene hanya berpengaruh jangka pendek
3) Kebutuhan higiene bersiklus secara alami
4) Kebutuhan higiene merupakan hal yang menentukan
5) Tidak ada jawaban akhir untuk kebutuhan hygiene
d. Teori Motivasi Berprestasi (n-ach, David McCelland)
Invididu memiliki kebutuhan sendiri-sendiri sesuai dengan
karakter serta pola pikir yang membentuknya. McClelland
menjelaskan bahwa setiap individu memiliki dorongan yang kuat
untuk berhasil. Dorongan ini mengarahkan individu untuk berjuang
lebih keras untuk memperoleh pencapaian pribadi ketimbang
memperoleh penghargaan. Berdasarkan ketiga bentuk kebutuhan
diatas, bentuk dorongan ini dapat dikategorikan sebagai nAch yaitu
kebutuhan akan pencapaian atau prestasi (Susanto & Lestari, 2018).
Seseorang mempunyai motivasi untuk bekerja karena adanya
kebutuhan untuk berprestasi. Motivasi merupakan fungsi dari tiga
variable, yaitu (1) harapan untuk melakukan tugas dengan berhasil,
(2) persepsi tentang nilai dan tugas, (3) kebutuhan untuk sukses.
Kebutuhan berprestasi bersifat intrinsik dan relative stabil. Seseorang
dengan n-ach tinggi dicirikan dengan keinginan tinggi untuk
menyelesaikan tugas dan meningkatkan penampilan mereka
(Nursalam & Efendi, 2012).
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
e. Teori Desakan Kebutuhan (Murray)
Teori motivasi kebutuhan Henry A. Murray (1983), yang
dinamakan teori kebutuhan manifestasi atau teori desakan kebutuhan,
meyakini bahwa manusia dapat dikelompokkan menurut kekuatan
berbagai kebutuhan. Setiap manusia dianggap memiliki jenis
kebutuhan yang berbeda yang mempengaruhi perilaku. Defisini
kebutuhan yang dimaksud adalah perhatian sekarang untuk mencapai
sasaran. Dengan kata lain, kebutuhan dipandang sebagai kekuatan
motivasi utama bagi orang dari sisi arah intensitas (Sobur, 2010).
f. Teori Pengharapan (Victor H. Vroom’s Expectancy Theory)
Teori harapan dikembangkan oleh Vroom yang diperluas oleh
porter dan lawler. Inti dari teori harapan terletak pada pendapat yang
mengemukakan bahwa kuatnya kecenderungan seseorang bertindak
bergantung pada harapan bahwa tindakan tersebut akan diikuti oleh
suatu hasil tertentu dan terdapat daya tarik pada hasil tersebut bagi
orang-orang yang bersangkutan (Nursalam & Efendi, 2012).
4. Klasifikasi Motivasi
Motivasi seorang individu dengan yang lain tidak sama. Dari
berbagai teori tentang motivasi yang dikemukakan oleh para ahli,
kebanyakan teori yang muncul dilandasi dari dua faktor. Dua faktor yang
dimaksud adalah motivasi yang bisa berasal dari dalam diri seseorang
(intrinsik) dan juga bisa berasal dari luar diri seseorang (ekstrinsik).
Tentunya dua macam motivasi ini mempunyai peranan penting dalam
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
memberikan dorongan untuk pencapaian keberhasilan yang sesuai dengan
apa yang dikehendaki (Putri, 2017).
a. Motivasi Intrinsik
Suatu dorongan pada diri individu yang menjadikan individu
merasa nyaman dan senang sehabis menjalani berbagai tugas dan
merupakan kenyaman dan ketertarikan saat beraktivitas pada suatu
pekerjaan merupakan definisi motivasi intrinsik menurut oleh Elliot
(2009:232). Motivasi intrinsik menurut Ghufron dan Risnawita
(2011:86), merupakan keyakinan individu untuk mengerjakan suatu
aktivitas dengan perasaan yang nyaman dan atas dasar keinginan diri
sendiri. Dengan adanya keyakinan yang dimiliki mahasiswa, segala
pekerjaan yang dilakukan akan mampu diselesaikan dengan baik
(Burhan et al., 2017).
Dalam motivasi intrinsik, terdapat beberapa faktor pendorong
adanya motivasi intrinsik. Menurut Putri (2017), faktor -faktor
tersebut diantaranya adalah:
1) Adanya minat
Minat memiliki pengaruh besar terhadap seseorang, karena
apabila seseorang menaruh minat pada suatu hal, maka minat
tersebut akan menjadi pengaruh yang sangat kuat untuk
melakukannya dengan bersungguh-sungguh tanpa ada yang
menyuruh.
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
2) Adanya keinginan
Suatu hasrat yang dirasakan oleh seseorang untuk
memperolehnya merupakan sebuah keinginan, sehingga
diperlukan usaha untuk memperoleh apa yang diinginkan.
3) Adanya cita-cita
Cita-cita merupakan suatu impian seseorang akan masa
depannya. Motivasi berperan penting untuk meraih cita-cita,
tanpa motivasi akan sulit seseorang menggapai apa yang cita-
citakan oleh seseorang.
4) Adanya ketertarikan
Rasa lebih suka pada sesuatu yang dirasakan dari dalam dirinya
sendiri disebut sebagai ketertarikan. Dengan adanya
ketertarikan, seseorang akan mendalaminya dan ketertarikan
tersebut berfungsi sebagai pendorong yang kuat untuk terlibat
pada sesuatu yang membuat seseorang menjadi tertarik.
5) Adanya tujuan
Tujuan merupakan suatu sasaran yang akan dicapai dan
diinginkan dimasa yang akan datang. Dengan adanya tujuan
akan menimbulkan keinginan seseorang untuk berusaha
mendapatkan tujuannya. Tujuan tersebut akan menjadikan alat
motivasi seseorang melakukan suatu hal yang dapat
memenuhinya dengan cara melakukan suatu perbuatan atau
perilaku.
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
b. Motivasi Ekstrinsik
Faktor ekstrinsik merupakan faktor dari luar diri sendiri atau
adanya pengaruh dari lingkungan sekelilingnya seperti lingkungan
keluarga, masyarakat dan sekolah. Pengaruh lingkungan sebagai
faktor penentu kesuksesan berwirausaha (Efendi et al., 2018)
Motivasi ekstrinsik mengacu pada motivasi yang datang dari
luar diri individu. Seseorang yang termotivasi dari luar tidak
menikmati kegiatan yang dilakukannya. Dimana seseorang terlibat
dalam suatu aktivitas hanya karena ingin mengharapkan beberapa
imbalan seperti penghargaan, hadiah, uang atau pujian. Imbalan yang
didapatkan bisa memberikan kepuasan atau kesenangan walaupun
kegiatan yang dilakukan tidak memberikan rasa kepuasaan atau
kesenangan dari dalam dirinya sendiri. Menurut Putri (2017),
terdapat beberapa indikator yang termasuk dalam motivasi ekstrinsik,
antara lain:
1) Pengaruh lingkungan sosial
Lingkungan menjadi salah satu faktor yang dapat mempengaruhi
kepribadian atau tingkah laku seseorang. Lingkungan yang
dimaksud seperti orang-orang di sekitarnya yang dapat
memberikan pengaruh terhadap tingkah laku seseorang.
2) Dorongan dan Harapan orangtua
Dorongan dan harapan orangtua yang diberikan pada anak dapat
berpengaruh pada perilaku yang diperbuat anak. Dorongan dan
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
harapan orangtua tersebut umumnya adalah hal-hal yang baik
untuk anaknya. Tetapi terkadang tidak sesuai dengan keinginan
anaknya sehingga anak mewujudkannya tetapi tidak sesuai dari
dalam dirinya sendiri.
3) Adanya imbalan
Imbalan yang didapatkan seperti uang, sarana dan prasarana
serta pujian tersebut dapat membangkitkan seseorang untuk
mengerjakan sesuatu dengan tujuan hanya mengharapkan
imbalan yang diberikan. Karena imbalan tersebut dapat
memberikan rasa kesenangan atau kepuasan walaupun kegiatan
yang dilakukan tidak sesuai dengan keinginannya.
5. Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Berwirausaha
Faktor-faktor yang mempengaruhi minat berwirausaha menurut
Basrowi (2014: 64-66) dalam Paramitasari (2016), yaitu faktor internal dan
faktor eksternal:
a. Faktor Internal:
Segenap pikiran emosi dan persoalan dari dalam diri seseorang
yang mempengaruhi minat sehingga tidak dapat dipusatkan disebut
sebagai faktor internal.
1) Motivasi
Proses psikologis yang mendasar, dan merupakan salah satu
unsur yang dapat menjelaskan perilaku seseorang merupakan
definisi motivasi. Motivasi merupakan salah satu faktor penentu
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
dalam pencapaian tujuan. Motivasi berhubungan dengan
dorongan atau kekuatan yang berada dalam diri manusia.
Motivasi menggerakkan manusia untuk menampilkan tingkah
laku ke arah pencapaian suatu tujuan tertentu.
2) Faktor Kemampuan
Suatu kecakapan seseorang dalam bidang tertentu, yang dapat
diperoleh dari hasil belajar, melalui pendidikan formal maupun
pendidikan non formal, dengan adanya kemampuan dalam
berwirausaha tentu akan menimbulkan minat berwirausaha
adalah kemampuan.
3) Perasaan Senang
Perasaan erat hubungannya dengan pribadi seseorang maka
tanggapan perasaan seseorang terhadap sesuatu hal tidaklah
sama antara orang yang satu dengan orang yang lain. Perasaan
senang terhadap bidang wirausaha akan menimbulkan minat
berwirausaha.
b. Faktor Eksternal
Faktor eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar diri seseorang
yang dapat mempengaruhi minatnya.
1) Faktor Keluarga
Keluarga mempunyai peran penting dalam mempersiapkan anak
untuk mencapai masa depan yang baik bagi diri sendiri,
keluarga, dan masyarakat, dengan adanya dorongan dari orang
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
tua dan keluarganya dapat mempengaruhi seseorang dalam
memupuk minat berwirausaha.
2) Faktor Lingkungan Masyarakat
Faktor lingkungan yang mempengaruhi minat berwirausaha
seperti lingkungan masyarakat serta nilai-nilai yang tumbuh
dalam masyaratak tersebut, pergaulan dengan teman sebaya,
surat kabar, televisi, dan lain-lain.
3) Faktor Lingkungan Sekolah
Sekolah merupakan lingkungan yang sangat potensial untuk
mendorong peserta didik dalam perkembangan minat, misalnya
di lingkungan sekolah ikut dalam mengelola Business Center.
sehingga siswa yang memiliki karakter berwirausaha, passion,
dan pengalaman dapat membangun sistem usaha mandiri.
B. Nursing Entrepreneurship
1. Pengertian
Nursepreneurship terdiri dari dua kata, nurse (perawat) dan
entrepreneur (pengusaha). Usaha yang dibangun berlandaskan bidang
keperawatan diartikan sebagai nursepreneurship. Pelaku nursepreneurship
yang biasa disebut nursepreneur (perawat pengusaha), menjalankan bisnis
atau usahanya tanpa kehilangan nilai-nilai keperawatan yang mereka
pegang ketika menjadi perawat di instansi kesehatan. Nursepreneur
menggabungkan adanya peluang usaha yang dipilih dengan tetap
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
bertanggung jawab atas usaha tersebut terhadap klien (Susilo & Taukhit,
2019).
Perawat yang menjalankan wirausahanya sendiri atau dengan
beberapa teman dalam bisnis keperawatan disebut sebagai nurse
entrepreneur. Nursepreneur termasuk dalam pengembangan karir dan
peran fungsi seorang perawat. Pengembangan karir tersebut dapat menjadi
pengelola klinik atau sarana kesehatan lainnya misalnya manajer spa,
manajer fisioterapi, manajer Nursing Center, manajer balai kesehatan
swasta, atau pemilik massage dan refleksi meskipun dalam pelaksanaan
teknisnya banyak melibatkan profesi lain sebagai pelaksana (Suarli &
Hasanudin, 2014).
Perawat yang mampu melihat dan menilai peluang usaha yang
berhubungan dengan profesinya yang merupakan bagian integral dari
pelayanan kesehatan dengan tetap memperhatikan pelayanan yang
professional adalah merupakan seorang perawat yang memiliki jiwa
kewirausahaan. Peran dan fungsi perawat apabila difahami dan
dilaksanakan dengan baik akan berbanding lurus dengan meningkatnya
peluang seorang perawat untuk menjadi seorang wirausahawan
(Hermawan, 2013).
Nursepeneurship menurut International of Council (ICN, 2004),
merupakan aktivitas perawat sebagai pemilik dan pemberi layanan dalam
praktik mandiri keperawatan seperti beberapa kegiatan berikut: (1)
Pelayanan asuhan keperawatan, (2) Pengembangan, pengkajian dan
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
pelayanan perawatan kesehatan, (3) Pelayanan konsultasi, (4) Pemberian
informasi kesehatan (International Council Of Nurses, 2004).
2. Peluang menjadi Nursepreneur
Peluang bisnis di bidang kesehatan sangat terbuka karena sekarang
ini kesadaran manusia terhadap kesehatan sudah semakin meningkat.
Kebutuhan tersebut membuat peluang untuk berbisnis di bidang kesehatan
semakin lebar. Berikut beberapa fakta perubahan menurut Febrian (2015),
yang terjadi di masyarakat yang bisa dijadikan bahan pertimbangan lebih
lanjut mengapa menjadi nursepreneur begitu menjanjikan.
a. Perubahan Demografi
Jumlah usia produktif di era ini akan mengalami peningkatan
yang signifikan dibandingkan beberapa decade lalu. Hal ini tidak
terlepas dari kemajuan ekonomi yang membuat harapan hidup setiap
orang semakin meningkat. Meningkatnya kualitas kesehatan menjadi
faktor yang penting untuk seorang nursepreneur karena akan banyak
kebutuhan yang diupayakan orang untuk mempertahankan
kesehatan.
b. Perubahan Geografi
Kecenderungan masyarakat untuk hidup di kota sekarang ini
semakin meningkat. Peluang pekerjaan yang lebih besar di kota
menjadi daya Tarik tersendiri untuk seseorang. Meskipun tidak
selalu, tapi kondisi kota yang rawan lebih padat menjadikan penyakit
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
lebih besar potensinya untuk menyerang. Disinilah kemudian peran
nursepreneur menjadi semakin terbuka.
c. Perubahan Epidemiologi
Banyak orang melawan penyakit degeneragtif yang biasanya
merupakan komplikasi dari beberapa penyakit berat seperti stroke,
kolestrol, diabetes, dan sebagainya. Penyakit degenerative tidak bisa
disembuhkan dengan satu obat. Banyak bentuk perawatan dan
pengobatan yang harus dilakukan. Seiring bertambahnya pasien
dengan penyakit ini, semakin bertambah pula peluang nursepreneur
untuk ambil andil dalam penyembuhan penyakit mereka.
d. Perubahan Gaya Hidup
Gaya hidup orang sekarang lebih sekunder dan tersier,
kebutuhan primer sudah sangat mudah dipenuhi. Ketika gaya hidup
manusia saat ini mengarah ke yang lebih buruk, perawatan
nursepreneur untuk pemulihan kesehatan sangat dibutuhkan.
e. Perubahan Pelayanan Kesehatan
Pergeseran paradigma menjadikan pelayanan kesehatan menjadi
lebih baik. Dengan adanya perubahan tersebut, penyakit yang baru
memunculkan gejala kecil pun dapat diketahui sehingga kedepannya
dapat dicegah. Masyarakat akan lebih memahami bahwa mencegah
lebih baik daripada mengobati. Seorang nursepreneur tentu dapat
menjadi bagian dari proyek perubahan paradigma tersebut dengan
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
terlibat langsung dengan masyarakat yang juga adalah konsumen dari
bisnis yang dijalani.
3. Area Usaha Nursepreneurship
Tiga lingkup area yang bisa dijadikan rujukan menurut Susilo &
Taukhit (2019), diantaranya:
a. Usaha dalam Area Asuhan Keperawatan
Pola pengasuhan yang menjadi nilai utama di bidang
keperawatan membuat ada banyak peluang yang bisa dijadikan
pekerjaan, termasuk untuk berbisnis. Beberapa contoh usaha berikut
mulai banyak dikembangkan di Indonesia. Antara lain:
1) Home Care
Homecare menurut Departemen Kesehatan adalah pelayanan
kesehatan yang berkesinambungan dan komprehensif yang
diberikan kepada individu dan keluarga di tempat tinggal yang
bertujuan untuk meningkatkan, mempertahankan atau
memulihkan kesehatan dan memaksimalkan tingkat
kemandirian dan meminimalkan akibat dari penyakit.
2) Wound Care Modern
Area wound care modern akan menjadi pilihan yang tepat
dengan pertimbangan yang luas. Selain itu, perkembangan
perawatan luka modern juga semakin dibutuhkan di kemudian
hari.
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
3) Praktik Mandiri Perawat
Kebutuhan akan pelayanan kesehatan semakin hari semakin
meningkat. Pendirian praktik mandiri perawat sudah memiliki
badan hukum yakni pada peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor HK.0202/Menkes/148/I/2010 dan perubahan
peraturan nomor 17 tahun 2013 tentang Izin dan
Penyelenggaraan Praktik Perawat. Tidak hanya melayani
perawatan secara medis, praktik mandiri perawat juga bisa
dikombinasikan dengan pelayanan komplementer seperti
pengobatan herbal, akupuntur, dan lain-lain.
4) Travel Nurse
Kebutuhan perawat tidak hanya di lingkup nasional, tetapi juga
international. Oleh karena itu, perlu adanya perawat dari negara
lain yang bekerja di negara tersebut. Travel nurse tidak bekerja
tetap di suatu instansi di luar negeri. Tetapi hanya bekerja secara
kontrak sesuai dengan durasi yang dibutuhkan klien rata-rata
selama 13-26 pekan. Kesempatan ini merupakan peluang yang
tepat bagi nursepreneur yang senang berpetualang dan ingin
mendapatkan pengalaman sebagai perawat di luar negeri.
b. Usaha dalam Area Pelayanan Kesehatan Umum
Seorang nursepreneur dapat memanfaatkan peluang untuk
menciptakan lebih banyak layanan kesehatan umum dengan
menidirikan klinik kesehatan. Meskipun bersifat swasta,
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
keberadaannya tetap diakui pemerintah. Pendirian klinik kesehatan
oleh perawat diatur dalam Undang-Undang dan Peraturan Menteri
Kesehatan. Namun demikian, untuk memulai di bisnis ini jelas
dibutuhkan dana yang lebih tinggi di area sebelumnya, yakni asuhan
keperawatan.
c. Usaha dalam Area Kombinasi Unsur Layanan Kesehatan
1) Baby Massage Spa
Peluang bisnis yang masih kecil jumlah pesaing di lingkup area
kombinasi unsur kesehatan adalah baby massage and spa. Akan
tetapi, dari pengakuan beberapa nursepreneur yang sudah
menggeluti bidang ini, modal yang dikeluarkan di awal bisa
kembali dalam waktu kurang lebih dua tahun.
2) Chlidren Day Care
Kesibukan orang tua tidak hanya ketika bayi masih berusia 1-2
tahun. Saat memasuki usia 3 tahun ke atas pun, jika orang tua
disibukkan dengan pekerjaan yang menuntut waktu lebih,
otomatis sang anak akan dititipkan di children day care. Itulah
bisnis yang masih terbuka peluangnya karena belum banyak
yang memilih bisnis ini.
3) Skin Care
Skin care diidentikkan dengan klinik kecantikan. Peluang di
bisnis ini amat besar karena kecantikan adalah dambaan setiap
orang, baik perempuan maupun laki-laki.
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
4) Fisioterapi
Fisioterapi adalah suatu bentuk pelayanan kesehatan untuk
mengembalikan fungsi organ tubuh dengan menggunakan
tenaga alam. Akan tetapi, jika seorang perawat hendak
mengambil lahan bidang ini, ada baiknya bekerja sama dengan
para fisioterapis sehingga pelayanan yang diberikan akan
maksimal sesuai dengan prosedur ilmu fisioterapi yang
seharusnya.
5) Konseling Keperawatan
Tidak selalu bergantung pada bisnis perawatan yang
memerlukan beragam fasilitas kesehatan, ada pula bisnis yang
bisa dijalani seorang nursepreneur hanya dengan mengandalkan
jasa, yakni jasa konseling. Konseling keperawatan dapat
membantu dan memotivasi klien untuk lebih bertanggung jawab
terhadap dirinya sendiri termasuk permasalahannya.
6) Catering Diet
Tren makanan sehat dan bergizi saat ini sedang merangkak naik.
Ditambah dengan program penurunan berat badan, tren tersebut
menjadi satu dari banyak solusi menuju tubuh ideal. Mengambil
peluang untuk bergerak dibidang ini pun akan memiliki target
pasar yang luas. Usaha ini tidak memerlukan lokasi khusus
karena dapat dilakukan dengan konsep home-based.
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
7) Sewa Alat Kesehatan
Selain mengandalkan bisnis yang bergerak untuk memberikan
jasa perawatan atau makanan sehat, seorang nursepreneur juga
bisa mengembangkan usahanya di lingkup penyewaan alat-alat
kesehatan.
4. Tantangan Menjadi Nursepreneur
Bisnis adalah sebuah tantangan. Memutuskan untuk memulai bisnis
terkadang sudah dihadapkan pada tantangan-tantangan yang meragukan
niat. Tantangan yang ada pada dunia usaha memang tidak akan surut kedati
usaha tersebut sudah membesar dengan ribuan karyawan (Susilo &
Taukhit, 2019).
Penemuan ide awal, pembukaan usaha secara nyata, pengenalan
produk yang diciptakan, hingga promosi produk tersebut dengan
jangkauan pasar yang luas. Ketika memulai ide awal, tantangan yang
dihadapi biasanya berkaitan dengan konsep kecerdasan emosional yang
oleh Goleman dibagi atas faktor internal dan faktor eksternal (Febrian,
2015) sebagai berikut:
a. Faktor Internal
1) Kesadaran diri
Kemampuan untuk mengenali emosi sama saja dengan aspek
kesadaran diri. Emosi yang dimaksud menyangkut berbagai
perasaan yang terlibat ketika akan memutuskan sesuatu.
Kesadaran diri adalah bagian dari kecerdasan emosional sebagai
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
fondasi bagi seseorang ketika hendak melakukan kegiatan
tertentu.
2) Pengelolaan diri
Emosi yang dimiliki manusia ada dua jenis yaitu emosi positif
dan negatif. Tantangan yang semakin berat juga membutuhkan
peran emosi yang banyak. Seorang nursepreneur harus bijak
mengatasi kebutuhan emosi tinggi tersebut dengan bijak. Jika
telah terbiasa dengan pengelolaan emosi yang baik, seorang
nursepreneur akan bisa menempatkan diri dengan lebih baik.
3) Motivasi diri
Sesuatu yang membuat orang tergerak untuk memulai bisnis
disebut sebagai motivasi. Memiliki motivasi dalam diri akan
mengarahkan seseorang untuk terus memompa komitmennya
agar tercapai prestasi yang diinginkan. Oleh karena itu, ketika
adanya penurunan motivasi, seorang nursepreneur alangkah
baiknya segera meningkatkan gerakan dan upayanya sehingga
kadar yang hilang tersebut akan terisi kembali.
b. Faktor Eksternal
1) Keterampilan sosial
Keterampilan social merupakan kemampuan inti yang harus
dimiliki oleh seorang pebisnis. Ada setidaknya dua peran orang
lain yang akan pasti ditemui seorang pengusaha, yaitu rekan
kerja dan konsumen. Rekan kerja bisa beragam posisinya,
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
tergantung yang dibutuhkan agar bisnis bisa berjalan dengan
baik. Sementara konsumen lebih cenderung pada pasien yang
akan dating dari latar belakang dan karakter yang berbeda.
Seorang nursepreneur harus siap dengan segala perbedaan
psikologis tersebit.
2) Empati sosial
Keadaan mental yang membuat seseorang merasa atau
mengidentifikasikan dirinya dalam keadaan perasaan atau
pikiran yang sama dengan orang atau kelompok lain disebut
sebagai empati. Pada beberapa poin, memiliki rasa empati yang
baik bisa menjadi modal untuk melejitkan usaha yang baik.
C. Pendidikan Kewirausahaan
1. Pendidikan
Suatu proses pertumbuhan dan perkembangan, sebagai hasil
interaksi individu dengan lingkungan social dan lingkungan fisik,
berlangsung sepanjang hayat sejak manusia lahir. Warisan social
merupakan bagian dari lingkungan masyarakat, merupakan alat bagi
manusia untuk pengembangan manusia yang terbaik dan intelegen, untuk
meningkatkan kesejahteraan hidupnya merupakan pengertian Pendidikan
menurut Henderson dalam Sadulloh (2018).
Pendidikan merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari
kehidupan masyarakat. Pendidikan merupakan kegiatan yang sangat
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
kompleks. Hampir seluruh aspek kehidupan manusia berhubungan dengan
proses pendidikan. Melalui pendidikan, karakter dan sifat manusia dapat
dibentuk agar menjadi manusia yang mempunyai keterampilan dan
kecerdasan (Astiti, 2014).
Usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat, dan
pemerintah, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan latihan yang
berlangsung di sekolah dan di luar sekolah sepanjang hayat, untuk
mempersiapkan peserta didik agar dapat memainkan peranan dalam
berbagai lingkungan hidup secara tepat di masa yang akan dating
merupakan definisi Pendidikan menurut Redja Mudyaharjo (2012: 11).
2. Kewirausahaan
Wirausahan menurut Kamus besar bahasa Indonesia (2016) dalam
Inayati (2018), merupakan seseorang yang memiliki keahlian maupun
bakat dalam mengenali produk, memilih produk baru yang akan
diproduksi, dan mengimplementasikan produk tersebut menjadi usaha
bisnis pribadi seseorang serta mengatur permodalan operasional usaha
bisnisnya. Dengan demikian, wirausaha (entrepreneur) merupakan orang
yang mendirikan, mengendalikan, serta mengembangkan usaha bisnis
milik pribadi dengan tidak bergantung kepada orang lain.
Istilah kewirausahaan atau entrepreneurship berasal dari istilah-
istilah ekonomi bahasa perancis pada abad ke 17 dan 18. Dalam bahasa
perancis diartikan seseorang yang menjalankan proses pemakaman yang
berarti seseorang yang menjalankan proyek atau aktivitas yang penting.
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
Pada abad ke 20 seorang ekononom Schumpeter mengatakan bahwa
entrepreneur adalah agen perubahan dalam bidang ekonomi, yaitu dengan
cara membuka pasar baru dan menciptakan sesuatu yang baru dengan cara
yang baru sehingga para entrepreneur mengubah ekonomi menjadi maju
(Permatasari, 2016).
Entrepreneneur atau wirausaha adalah sebuah kata yang berasal dari
bahasa Perancis yang bermakna seseorang yang melakukan dan
mengoperasikan kegiatan perdagangan (enterprise) atau bisnis (venture)
yang dihubungkan dengan pengambilan resiko. Pembuka cakrawala baru
yang membentuk pelayanan jasa/produk dalam market baru, baik bersifat
profit maupun nonprofit (Suarli & Hasanudin, 2014).
Suatu proses dalam menciptakan sesuatu yang baru dengan
membutuhkan waktu dan upaya, menanggung risiko yang ada, serta
kepuasan pribadi merupakan definisi dari kewirausahaan menurut Rifkhan
(2017). Dari pengertian kewirausahaan diatas, terdapat 4 aspek dasar yang
terkandung bagi pengusaha, antara lain: (1) Melibatkan proses penciptaan
barang atau jasa yang menjadikan sebuah nilai, (2) Proses tersebut
membutuhkan waktu dan upaya yang cukup, (3) Harus ada pengusaha yang
terlibat di dalamnya dan kebebasan hal agar mendapat kepuasan pribadi,
(4) Respon tindakan pengusaha yang akan menciptakan perubahan.
3. Pendidikan Kewirausahaan
Pendidikan kewirausahaan merupakan upaya yang sistematis dalam
rencana membantu memberi pengetahuan berkaitan dengan peluang bisnis
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
yang masih terbuka lebar dan semakin berkembang untuk saat ini. Menurut
Paco et al., (2015), melalui pendidikan kewirausahaan yang memadai,
seseorang memperoleh keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan
untuk membangun dan mengembangkan bisnis baru (Bharata, 2019).
Pentingnya kewirausahaan mendorong pengajaran pendidikan
kewirausahaan pada tingkat pendidikan paling mendasar sampai perguruan
tinggi. Posisi pendidikan kewirausahaan sebagai pusat kegiatan
instruksional mempengaruhi mahasiswa dalam meningkatkan
kapabilitasnya melalui pembelajaran kolaboratif, inovati dan kreatif.
Bentuk pengajaran didisain agar bisa memfasilitasi karakter wirausaha
mahasiswa, termasuk menyediakan fasilitas untuk praktek dan
menjalankan usaha nyata atau bahkan mulai merintis usahanya (Harwiki,
2019).
Proses secara sistematis dan berkelanjutan baik formal maupun
informal dalam rangka membentuk manusia wira usaha merupakan definisi
dari Pendidikan kewirausahaan menurut Marie (2013). Pendidikan
kewirausahaan ini tidak hanya bertujuan mengubah jiwa atau sikap agar
memenuhi kriteria manusia wirausaha, tetapi juga bertujuan untuk dapat
meningkatkan keterampilan dan keahlian tertentu sehingga dapat
mendukung seseorang atau suatu mayarakat dalam berwirausaha (Tiara &
Nurnida, 2017).
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--