88
METODE KHUSUS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (MKPAI) BAB I PENDAHULUAN A. Identitas Nama Mata Kuliah A.Tafsir dalam Metodologi Pengajaran agama Islam (1995:V) menjelaskan bahwa mata kuliah Metode Khusus Pengajaran Agama Islam (MKPAI) mengalami perubahan nama seiring perubahan kurikulum. Pada tahun 1988 pada Fakultas Tarbiyah mengalami perubahan kurikulum dan nama mata kuliah ini adalah Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam (MKPAI) dan pada tahun 1994 kurikulum Tarbiyah berganti lagi dalam kurikulum tersebut digunakan nama Metodologi Pengajaran Agama Islam (MPAI). Perubahan nama mata kuliah didasarkan bahwa mata kuliah Metodologi Pengajaran Agama Islam (MPAI) lebih luas dari mata kuliah Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam (MKPAI) B. Perkembangan Dasar Hukum Pendidikan Agama Islam Di Sekolah-Sekolah A.Tafsir Metodologi Pengajaran agama Islam (1995:V) mecoba mengurutkan sejarah perrkembangan dasar hukum pendidikan agama islam menjadi salah satu pelajaran di sekolah-sekolah umum dan agama di Indonesia sebagai berikut ; 1. Sikap Hindia Belanda menghadapai pendidikan agama di sekolah umum dalam pasal 179 (2) I.S. (Indische Staatsregeling) yang berisi bahwa pengajaran agama hanya boleh berlaku di luar jam sekolah. 1

ISI BUKU MKPAI

Embed Size (px)

Citation preview

METODE KHUSUS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (MKPAI)

BAB IPENDAHULUAN

A. Identitas Nama Mata Kuliah A.Tafsir dalam Metodologi Pengajaran agama Islam

(1995:V) menjelaskan bahwa mata kuliah MetodeKhusus Pengajaran Agama Islam (MKPAI) mengalamiperubahan nama seiring perubahan kurikulum.Pada tahun 1988 pada Fakultas Tarbiyah mengalamiperubahan kurikulum dan nama mata kuliah iniadalah Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam(MKPAI) dan pada tahun 1994 kurikulum Tarbiyahberganti lagi dalam kurikulum tersebut digunakannama Metodologi Pengajaran Agama Islam (MPAI).

Perubahan nama mata kuliah didasarkan bahwamata kuliah Metodologi Pengajaran Agama Islam(MPAI) lebih luas dari mata kuliah MetodikKhusus Pengajaran Agama Islam (MKPAI) B. Perkembangan Dasar Hukum Pendidikan Agama

Islam Di Sekolah-SekolahA.Tafsir Metodologi Pengajaran agama Islam

(1995:V) mecoba mengurutkan sejarahperrkembangan dasar hukum pendidikan agama islammenjadi salah satu pelajaran di sekolah-sekolahumum dan agama di Indonesia sebagai berikut ;1. Sikap Hindia Belanda menghadapai pendidikanagama di sekolah umum dalam pasal 179 (2) I.S.(Indische Staatsregeling) yang berisi bahwapengajaran agama hanya boleh berlaku di luarjam sekolah.

1

METODE KHUSUS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (MKPAI)

2. Tanggal 27 Desember 1945 BP-KNIP (BadanPekerja Komite Nasional Indonesia Pusat)mengusulkan kepada Kementerian PendidikanPengajaran dan Kebudayaan (PPK) supayamengusahakan pembaruan pendidikan danpengajaran di Indonesia yaitu bahwa pengajaranagama hendaklah mendapatkan tempat yangteratur yang diatur oleh kementerian PPK.Pesantren dan Madrasah hakikatnya adalah salahsatu alat dan sumber pendidikan yang sudahmengakar di masyarakat yang harus mendapatperhatian dan bantuan pemerintah

3. Pelaksanaan saran BP-KNIP baru dilaksanakanpada 2 oktober 1946 – 27 juni 1947 menteri PPKMr. Suwandi membentuk Panitia PenyidikPengajaran dipimpin K.H.Dewantara yaitumenetapkan bahan pengajaran pendidikan agama.Hasil kerja panitia diantaranya :

a. Pelajaran agama diberikan pada semuasekolah dalam jam pelajaran dan di SR mulaikelas IV

b. Guru agama disediakan Kementerian Agama dandibayar pemerintah.

4. PP no 1/SD tanggal 3 Januari 1946 didirikanKementerian Agama

5. SKB Menteri PPK dan Menteri Agama tahun1947 tentang penetapan pengajaran agama disekolah rendah sejak kelas IV dan berlakumulai 1 Januari 1947

6. Penyempurnaan SKB tahun 1951 penetapanpengajaran agama sejak kelas 1

2

METODE KHUSUS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (MKPAI)

7. Langkah penyempurnaan berikutnya adalah TAPMPRS no II tahun 1960 BAB II pasal 2 ayat (3)yang menyatakan bahwa pendidikan agama menjadipelajaran di sekolah-sekolah mulai dari SDsampai Universitas negeri.

8. TAP MPR No IV 1973 yaitu tentang GBHNbidang agama dan kepercayaan yaitu memasukanpelajaran agama dalam kurikulum sekolah.

9. Perkembangan terakhir diberlakukan UU no 21989 tentang Sisdiknas yaiyumencerdasakankehidupan bangsa danmengembangkan manusia inonesia seutuhnya,yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa kepadaTuhan YME dan ……….(pasal 4). Dan pada pasal 39ayat (2) disebutkan bahwa isi kurikulum setiapjenis,jalur dan jenjang pendidikan wajibmemuat :a. Pendidikan Pancasilab. Pendidikan Agama, danc. Pendidikan Kewarganegaraan.

BAB II

3

METODE KHUSUS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (MKPAI)

METODOLOGI PENGAJARAN AGAMA ISLAMA. Pengertian Metode, Metodik dan Metodologi

Menurut Armai Arif dalam Pengantar Ilmu danMetodologi Pendidikan Islam (2002:87) Metodologiberasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari duasuku kata : Metodos dan Logos. Metodos berarti caraatau jalan, sedangkan Logos berarti ilmu, jadiMetodologi berarti ilmu tentang jalan atau cara.

Untuk memudahkan memahami metodologi,terlebih dahulu akan dijelaskan pengertianmetode.

1. Metode

Dalam Kamus Besar bahas Indonesiadisebutkan bahwa Metode adalah “ Cara kerja yangbersistem yang memudahkan pelaksanaan kegiatan gunamencapai tujuan yang telah ditentukan”.

Menurut A.Tafsir dalam Metodologi PengajaranAgama Islam (1995: 9), kebanyakan orangmenyamakan metode dengan cara. Ini tidakseluruhnya salah . Namun untuk mengetahuipengertian metode secara tepat, dapat dilihatpenggunaan kata method dalam bahasa Inggris.Dalam bahasa Inggris ada kata way dan katamethod. Dua kata ini dalam bahasa Indonesiasering diterjemahkan dengan cara. Padahal yanglayak diterjemahkan cara adalah kata way bukanmethod. Seperti pertanyaan bagaimana cara keJakarta? maka menggunakan way, tetapi jika

4

METODE KHUSUS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (MKPAI)

pertanyaannya adalah bagaimana cara tepatmengajarkan sholat kepada murid kelas I SD?,maka pertanyaan nya bukan dengan way tapi denganmethod. Dari pengertian tersebut dapatdiartikan bahwa metode mengandung arti adanyaurutan kerja yang terencana, sistimatis danmerupakan hasil eksperimen ilmiyah guna mencapaitujuan yang telah direncanakan.

2. Metodik

Oemar Hamalik dalam Proses Belajar Mengajar(2007 : 20-21) membagi didaktik atau ilmumengajar menjadi dua bagian

1. Didaktik umum

Didaktik umum membicarakan asas-asasmengajar seperti apersepsi, motivasi, aktivitas,peragaan dan sebagainya

2. Didaktik khusus. Didaktik khusus terbagai menjadi dua bagian

:a. Metodik

Metodik terbagi menjadi dua 1. Metodik umum

Membicarakan berbagai cara mengajar yangefektif, seperti memberitahukan, bercerita danlain-lain.2. Metodik khusus.

Menurut Basyiruddin Usman dalam MetodologiPembelajaran Agama Islam (2002 : 3) bahwa Didaktik

5

METODE KHUSUS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (MKPAI)

khusus disebut dengan Metodik atau disebut jugaMetodologi Pengajaran.

Didaktik khusus/metodik/metodologi adalahmetode-metode mengajar untuk tiap mata pelajaranseperti metodik agama islam, metodik membaca danlain-lain.b. Rencana pengajaran

Rencana pengajaran membicarakan tentangrencana pengajaran di sekolah.3. Metodologi

Lalu pertanyaannya adalah apa yang dimaksuddengan metodologi itu sendiri. Berdasarkanhubungan tersebut diatas maka metodologi menurutbeberapa ahli pendidikan islam adalah sebagaiberikut :

1. A.Tafsir dalam Metodologi Pengajaran agama Islam(1995 : 12), metodologi adalah pembahasantentang metode-metode.

2. Asmuni Syukir yang dikutif dalam Armai Arifdalam Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam(2002:87) , metodologi adalah ilmu tentang caraatau jalan yang ditempuh untuk sampai kepada suatu tujuandengan hasil yang efektif dan efessien”.

3. Basyiruddin Usman dalam Metodologi PembelajaranAgama Islam (2002 : 3) bahwa Metodologi Pengajaransebenarnya adalah sama dengan metodik, yaknisuatu ilmu yang membicarakan bagaimana caraatau teknik menyajikan bahan pelajaran

6

METODE KHUSUS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (MKPAI)

terhadap siswa agar tercapai suatu tujuan yangditetapkan secara efektif dan efesien.

B. Pengertian Pengajaran dan PendidikanA.Tafsir dalam Metodologi Pengajaran agama Islam

(1995 : 6-7) menggambarkan perdebatan istilahpengajaran dan pendidikan adalah berputardiantara tiga pesoalan:a. Pengajaran sama dengan pendidikanb. Pendidikan lebih luas dari pengajaranc. Pendidikan adalah usaha pengembangan aspekruhani sedangkan pengajaran adalah aspekjasmani dan akal saja

A.Tafsir dalam Metodologi Pengajaran agama Islam(1995: 7), Sikun Pribadi guru besar IKIP Bandungmelihat perbedaan antara pengajaran danpendidikan. Tujuan pengajaran lebih mudahditentukan dari pada tujuan pendidikan. Karenatujuan pengajaran adalah sesuatu yang menyangkutpembinaan anak dari segi kognitif dan psikomotorsemata-mata yaitu agar anak lebih banyakpengetahuannya, terampil menulis, membaca, laricepat dan sebagainya. Sedangkan tujuanpendidikan adalah menyangkut seluruh kepribadianmanusia.Sedangkan K.H. Dewantara mengemukakanbahwa pengajaran adalah bagian dari pendidikan.Sekalipun menurut keduanya pengertian pengajaranberbeda dengan pendidikan, namun pengertian itudapat dipakai setidaknya untuk menentukan bahwapengajaran adalah pendidikan dalam arti sempit.

C. Pengertian Pendidikan Agama Islam

7

METODE KHUSUS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (MKPAI)

Dalam istilah nama bidang studi atau matapelajaran agama islam pun terdapat perdebatan.Mana yang betul bidang studi pendidikan agamaislam atau bidang studi agama islam saja? A.Tafsir dalam Metodologi Pengajaran agama Islam (1995: 8) mencoba mempersempit ruang perdebatanistilah nama bidang studi agama islam ini. Dalambuku kurikulum yang baku nama bidang studi iniadalah Pendidikan Agama Islam dalam hal ini samadengan yang lain seperti bidang studi pendidikanolah raga, pendidikan kewarganegaraan.

Istilah ini sebenarnya rancu karenamenunjuk pada kegiatan pendidikan agama islam,kegiatan pendidikan olah raga. Coba simakkalimat berikut saya mengajar pendidikan agamaislam dengan kalimat saya mengajar agama islam.Padahal yang dimaksud adalah bukan kegiatanmelainkan isi pendidikan. Sebagai nama bidangstudi seharusnya nama diberikan adalah bidangstudi agama islam, sebab pendidikan adalah namakegiatan bukan nama materi pendidikan.

D. Pengertian Metodologi Pengajaran AgamaIslam

Menurut Basyiruddin Usman dalam MetodologiPembelajaran Agama Islam (2002 : 5) mendefinisikanmetodologi pengajaran agama islam adalah ilmu yangmembicarakan cara-cara menyajikan bahan pelajaran agamaislam kepada siswa untuk mencapai tujuan yang telahditetapkan secara efektif dan efesien.

8

METODE KHUSUS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (MKPAI)

A.Tafsir dalam Metodologi Pengajaran agama Islam(1995 : 12) menggambarkan secara ringkasdefinisi metodologi pengajaran agama islam yaitupembahasan tentang metode-metode pengajaran agama islam.E. Ruang Lingkup Metodologi Pengajaran AgamaIslam

Abu Ahmadi dalam bukunya Didaktik dan Metodikyang dikutif Armai Arif dalam Pengantar Ilmu danMetodologi Pendidikan Islam (2002:89-93) menjelaskanruang lingkup metodologi pendidikan agama islamadalah :1. Perencanaan2. Bahan Pembelajaran3. Strategi Pembelajaran4. Media Pembelajaran5. EvaluasiF. Peranan Metodologi Pengajaran

Manfaat metodologi pengajaran bagi calonguru/pendidik agama, karena ;1. Karena membahas tentang berbagai prinsip,teknik-teknik, dan pendekatan pengajaran yangdigunakan maka dengan mempelajari metodologipengajaran bagi seorang guru dapat memilihmetode manakah yang layak dipakai sesuaidengan segala pertimbangan yang tepat dancermat.

2. Karena terlalu luas materi pendidikan agamaislam dan sedikitnya alokasi waktu makadengan mempelajari metodologi pengajaran guruberupaya mengerahkan pemikiran yang dalamuntuk berusaha agar tujuan pengajaran dan

9

METODE KHUSUS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (MKPAI)

pendidikan agama islam tercapai dengan sebaik-baiknya

3. Karena sifat pengajaran agama lebih banyakmenekankan pada aspek afektif (sikap)dibanding tujuan kognitif, maka denganmempelajari metodologi pengajaran guru lebihbersifat mendidik daripada mengajar.

G. Hubungan Antara Metodologi Pengajaran danDidaktik

Basyiruddin Usman dalam Metodologi PembelajaranAgama Islam (2002 : 6) menggambarkan hubunganantara metodologi pengajaran dengan didaktikbahwa Didaktik membicarakan prinsip-prinsip umumyang berhubungan dengan penyajian bahanpelajaran, sedangkan metodologi pengajaran(metodik) adalah membicarakan cara-caramengajarkan bidang studi tertentu dimanaprinsip-prinsip umum tersebut berlakudidalamnya. Jadi ada hubungan yang erat antaradidaktik dan metodologi pengajaran terutamadalam kesiapan guru pada saat berlangsungnyakegiatan belajar mengajar.

10

METODE KHUSUS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (MKPAI)

BAB IIIMETODE MENGAJAR

A. Urgensi MetodeDalam dunia proses belajar mengajar (PBM),

sebuah ungkapan popular kita kenal dengan :“metode lebih penting dari materi”. Demikian urgennyametode dalam proses pendidikan dan pengajaran,sebuah PBM dianggap tidak berhasil bila dalamprosesnya tidak menggunakan metode, mengapa?Karena metode menempati posisi kedua terpentingsetelah tujuan dari sederet komponenpembelajaran, yaitu :1. Tujuan,2. Metode, 3. Materi, 4. Media, dan 5. Evaluasi

11

METODE KHUSUS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (MKPAI)

Oleh karena itu guru dituntut agar cermatdalam memilih dan menetapkan metode apa yangtepat yang akan digunakan untuk menyampaikanmateri pelajaran kepada peserta didik.

B. Faktor – Faktor Mempengaruhi PenggunaanMetode

Tayar Yusuf dan Syaiful Anwar yang dikutifoleh Armai Arif dalam Pengantar Ilmu dan MetodologiPendidikan Islam (2002:109) bahwa ada beberapafaktor yang perlu diperhatikan dalam memilih danmengaplikasikan sebuah metode pengajaran yaitu :

1). Tujuan yang hendak dicapai2). Kemampuan guru3). Anak didik4). Situasi dan kondisi berlangsungnya PBM5). Fasilitas yang tersedia6). Waktu yang tersedia7). Kebaikan dan kekurang sebuah metode

C. Klasifikasi Metode Lebih jauh Basyiruddin Usman dalam

Metodologi Pembelajaran Agama Islam (2002 : 33-34)mengklasifikasikan metode mengajar menjadi 2bagian, yakni:1. Metode mengajar Konvensional 2. Metode mengajar Inkonvensional (yang kemudian oleh

penulis disingkat menjadi KOIN)D. Bentuk – Bentuk Metode

Metode pengajaran konvensional menurutBasyiruddin Usman dalam Metodologi PembelajaranAgama Islam (2002 : 33-34) yaitu metode yang lazim

12

METODE KHUSUS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (MKPAI)

dipakai atau sering digunakan oleh guru disebutmetode tradisional, diantaranya adalah sebagaiberikut:1. Metode ceramah2. Metode diskusi3. Metode tanya jawab4. Metode demonstrasi dan eksperimen5. Metode resitasi6. Metode kerja kelompok7. Metode sosio-drama dan bermain peran (roleplaying)

8. Metode karya wisata9. Metode drill10. Metode sistim regu

Armai Arif dalam Pengantar Ilmu dan MetodologiPendidikan Islam (2002:108-196) mencatat sampai 20metode yaitu :

1. Metode ceramah2. Metode diskusi3. Metode tanya jawab4. Metode demonstrasi 5. Metode pemberian tugas6. Metode kerja kelompok7. Metode sosio-drama8. Metode karya wisata9. Metode drill/latihan10. Metode kerja lapangan11. Metode pembiasaan12. Metode keteladanan13. Metode pemberian ganjaran

13

METODE KHUSUS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (MKPAI)

14. Metode pemberian hukuman15. Metode sorogan16. Metode bandongan17. Metode mudzakarah18. Metode kisah19. Metode eksperimen20. Metode simulasi

Sedangkan metode pengajaran inkonvensionalyaitu teknik mengajar yang baru berkembang danbelum lazim digunakan secara umum, sepertimetode mengajar dengan menggunakan modul,pengajaran berprogram, pengajaran unit, mechine program,masih merupakan metode yang baru dikembangkandan diterapkan di beberapa sekolah tertentu yangmempunyai peralatan dan media yang lengkap sertaguru-guru yang ahli menanganinya.

14

METODE KHUSUS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (MKPAI)

BAB IVMETODE CERAMAH

A. Pengertian Metode Ceramah Metode ceramah dikenal dengan metode kuliah,metode pidato atau metode khutbah. Dalam bahasa Inggrismetode ini disebut dengan istilah”lecturing method”atau “telling method”. Metode ini dipakai oleh paraguru di sekolah karena sangat mudah dilakukankhususnya di sekolah-sekolah tradisional. Basyiruddin Usman dalam MetodologiPembelajaran Agama Islam (2002:34) menjelaskanceramah diartikan sebagai suatu cara penyampaian bahansecara lisan oleh guru di dalam kelas. Peran murid disini sebagai penerima pesan, mendengarkan,memperhatikan, dan mencatat keterangan-keterangan guru bilamana diperlukan. Armai Arif dalam Pengantar Ilmu dan MetodologiPendidikan Islam (2002:135-140) mengungkapkan

15

METODE KHUSUS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (MKPAI)

definisi metode ceramah menurut beberapa ahlipendidikan yaitu :1. RamayulisMetode ceramah adalah Penerangan dan penuturan secaralisan guru terhadap murid di ruangan kelas.2. Zuhairini dkkMetode ceramah adalah Suatu Metode dalam pendidikandimana dalam penyampaian materi pelajaran kepada anakdidik dilakukan dengan cara penerangan dan penuturan secaralisan.B. Landasan Metode Ceramah Dalam Islam Ramayulis dalam Metodologi Pendidikan Agama Islam(2005:234) menjelaskan bahwa metode ceramah inimerupakan cara yang paling awal dilakukan olehRasulullah Saw dalam menyampaikan wahyu kepadaumatnya. Sebagaimana sabda Rasulallah Saw dalamsebuah hadits :

ة� ى ول�وأ� ي�� و ع�ن لغ )أل�حد ي��ث� (ب��

Artinya : “Sampaikanlah olehmu walaupun itu satu ayat”

Sebagaimana proses pewahyuan Allahkepada Nabi Muhammad Saw melalui al-Qur’andengan melalui cara bercerita dan ceramahseperti firman Allah Swt. :

16

METODE KHUSUS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (MKPAI)

Artinya :”Sesungguhnya Kami turunkan Al-Qur’an ini denganbahasa arab, agar kamu mengerti maksudnya. Kami riwayatkan(ceritajkan) kepadamu sebaik-baik cerita dengan perantaraanAl-Qur’an yang Kami wahyukan kepadaMu ini, padahalsesungguhnya engkau dahulu tidak mengetahuinya (orang-orang lalai)’. (Q.S., Yusuf [12]: 2-3)

C. Langkah-Langkah Penerapan Metode Ceramah Ramayulis dalam Metodologi Pendidikan AgamaIslam (2005:235) menjabarkan langkah-langkah yangharus diperhatikan dalam mengaplikasikan metodeceramah adalah sebagai berikut:1. Langkah Persiapan Persiapan yang dimaksud adalah menjelaskan

kepada siswa tentang tujuan pelajaran dan pokok-pokok masalah yang akan dibahas dalampelajarantersebut, disamping itu gurumemperbanyak bahan apersepsi untuk membantumereka memahami pelajaran yang akan disajikan.Pada tahapan ini guru menyajikan bahan yangberkenaan dengan pokok-pokok masalah.2. Langkah Generalisasi

Dalam hal ini unsur yang sama dan berlainandihimpun untuk mendapatkan kesimpulan-kesimpulanmengenai pokok-pokok masalah.3. Langkah Aplikasi Penggunaan

Kesimpulan atau konklusi yang diperolehdigunakan dalam berbagai situasi sehingga nyatamakna kesimpulan itu.D. Kelayakan Penggunaan Metode Ceramah

Basyiruddin Usman dalam Metodologi PembelajaranAgama Islam (2002:35) menjelaskan bahwa metode

17

METODE KHUSUS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (MKPAI)

ini layak digunakan menyampaikan pesan di mukakelas apabila :1. Pesan yang akan disampaikankan berupa faktaatau informasi

2. Jumlah siswanya terlalu banyak3. Guru adalah seorang pembicara yang baik ,berwibawa, dan dapat menenangkan siswa.

E. Petunjuk Penggunaan Metode Ceramah Basyiruddin Usman dalam MetodologiPembelajaran Agama Islam (2002:35) memberikanpetunjuk dalam menggunakan metode ceramah secarabaik perlu diperhatikan hal-hal sebagaiberikut :1. Dalam menjelaskan pelajaran hendaklahmenggunakan kata-kata sederhana, jelas danmudah dipahami siswa, disusun secarasistimatis.

2. Gunakan alat visualisasi, seperti gerak-gerik, penggunaaan papan tulis atau medialainnya yang tersedia untuk menjelaskan pokokbahasan yang disampaikan.

3. Mengulang kata atau istilah yang digunakansecara jelas, karena akan membantu siswa yanglambat daya tangkapnya.

4. Perinci bahan yang disampaikan denganmemberikan ilustrasi, menghubungkan materidengan contoh-contoh kongkrit.

5. Carilah umpan balik sebanyak mungkinsewaktu ceramah berlangsung.

6. Adakan rekapitulasi dan ulang kembalirumusan-rumusan yang dianggap penting. Maksud

18

METODE KHUSUS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (MKPAI)

dari rekapitulasi disini adalah mengingatkembali dengan contoh-contoh, keterangan-keterangan, fakta-fakta dan sebagainya.

7. Selingilah metode ceramah deangan metodeyang lain untuk menghindari kebosanan.

F. Keunggulan Metode Ceramah Basyiruddin Usman dalam Metodologi

Pembelajaran Agama Islam (2002:34) dan Ramayulisdalam Metodologi Pendidikan Agama Islam (2005:235)menjelaskan keunggulan metode ceramah sebagaiberikut :

1. Efesiensi waktu2. Efesiensi tenaga3. Suasana kelas tenang karena satu jeniskegiatan

4. Pesan yang disampaikan dapat sebanyak-banyaknya

5. Melatih pendengaran dan perhatian siswa6. Pengorganisasian dilakukan dengan sederhana7. Tidak perlu mengelompokkan siswa secarakhusus

8. Memberi motivasi dan dorongan9. Fleksibelitas dalam menggunakan waktu danbahan, jika bahan banyak waktu habis makadibicarakan pokok-pokoknya saja, sedangkanjika bahan sedikit tapi waktu masih banyakmaka diuraikan secara mendetail

G. Kelemahan Metode Ceramah Basyiruddin Usman dalam MetodologiPembelajaran Agama Islam (2002:35) dan Ramayulisdalam Metodologi Pendidikan Agama Islam (2005:235)

19

METODE KHUSUS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (MKPAI)

menjelaskan kelemahan metode ceramah anataralain :1. Berpusat kepada guru, guru lebih aktif2. Kesulitan bagi guru mengukur pemahamansiswa

3. Kecenderungan siswa bersifat pasif4. Kemungkinan perbedaan konsep yang telahditerima siswa dengan konsep guru

5. Kekeliruan siswa dalam menyimpulkanpenjelasan guru

6. Tidak member kesempata pada siswa untukmemecahkan masalah, dan mengeluarkan pendapat.

7. Terkesan pemaksaan materi apabila materibanyak sedangkan waktu terbatas

8. Kebosanan siswa dan kurangnya perhatian

20

METODE KHUSUS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (MKPAI)

BAB VMETODE INTERVIEW DAN TANYA JAWAB

A. Pengertian Metode Tanya Jawab Armai Arif dalam Pengantar Ilmu danMetodologi Pendidikan Islam (2002:140-141)dan Basyiruddin Usman dalam MetodologiPembelajaran Agama Islam (2002:43) sepakatdalam menguraikan pengertian metode tanyajawab adalah penyampaian pelajaran dengan caraguru mengajukan pertanyaan dan murid menjawabjuga dapat dari murid kepada guru..

B. Landasan Penggunaan Metode Tanya Jawab

Armai Arif dalam Pengantar Ilmu danMetodologi Pendidikan Islam (2002:141)menjadikan landasaan metode ini adalahNabi Saw dan para sahabatnya dalammengajarkan ajaran kepada umatnya.Sebagaimana firman Allah Swt yangberkaitan dengan metode tanya jawabadalah :

علمون� م لا ت�� ت� ه�ل أل�د ك�ر أن� ك�ن لوأ أ� سئ� ف�

21

METODE KHUSUS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (MKPAI)

Artinya : “ …Dan bertanyalah kalian kepadaahlinya jika kalian tidak mengetahu “ (Q.S An-Nahl [27] : 34)

Dalam ajaran islam, orang yangberilmu wajib menjawab sesuaikemampuannya, bila tidak maka Allahmengancamnya dengan siksa yang amatpedih, Sebagaimana sabda Nabi Saw:

ا ر ا م م�ن� أل�ئ لح5 مة أل�لة ب�5 كت�مة أل�ج5 ل ع�ن� ع�لم ف�= ي�(م�ن� س�ئ� Cروأه أل�طب5رأن(

Artinya :”Barang siapa ditanya tentang ilmu, lalu iamenyembunyikannya, maka Allah akanmengekangnya dengan kekangan dari api neraka” (H.R. al-Thabrani )

C. Waktu Penggunaan Metode Tanya JawabDalam PBM

Basyiruddin Usman dalam MetodologiPembelajaran Agama Islam (2002:141)menjelaskan waktu penggunaan metodetanya jawab dalam kegiatan belajarmengajar yaitu baik pada awal saatmemulai pelajaran, pada saatpertengahan, atau pada akhir pelajaran.

D. Kelayakan Metode Tanya Jawab Basyiruddin Usman dalam MetodologiPembelajaran Agama Islam (2002:141)menjelaskan kelayakan penggunaan metodetanya jawab bila dilakukan :

22

METODE KHUSUS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (MKPAI)

1. Sebagai ulangan pelajaran yang telahlalu.

2. Sebagai selingan dalam menjelaskanpelajaran.

3. Untuk merangsang siswa agar perhatianmereka terpusat pada masalah yangsedang dibicarakan.

4. Untuk mengarahkan proses berfikirsiswa.

5. Untuk mewarnai kelas menjadi hidupkarena diajak berfikir secara aktif.

6. Untuk melatih siswa beranimengemukakan pertanyaan atau jawaban.

E. Persyaratan Penggunaan Metode TanyaJawab Armai Arif dalam Pengantar Ilmu danMetodologi Pendidikan Islam (2002:143-144),mengemukakan syarat-syarat penggunaanmetode ini adalah sebagai berikut :1. Pertanyaan hendaknya membangkitkan

minat dan mendorong inisiatif anakdidik sehingga merangsang untukbekerja sama.

2. Perumusan pertanyaan harus jelas danterbatas serta harus ada jawabannya.

3. Pemakaian metode ini untuk materi yangsudah disampaikan

4. Pertanyaan hendaknya diajukan kepadaseluruh siswa di kelas.

F. Langkah-Langkah Penggunaan Metode TanyaJawab

23

METODE KHUSUS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (MKPAI)

Armai Arif dalam Pengantar Ilmu danMetodologi Pendidikan Islam (2002:141),menguraikan langkah-langkah penggunaanmetode ini dengan :1. Menentukan tujuan yang akan dicapai2. Merumuskan pertanyaan yang akan

diajukan, pertanyaan dari hal-hal yangsederhana kemudian dilanjutkan kepadapertanyaan yang mendasar

3. Pertanyaan diajukan kepada seluruhsiswa secara keseluruhan sebelummenunjuk salah satu siswa untukmenjawab.

4. Membuat ringkasan hasil tanya jawab,sehingga diperoleh pengetahuan secarasistematis.

G. Variasi Teknik Pertanyaan Dalam MetodeTanya Jawab Basyiruddin Usman dalam MetodologiPembelajaran Agama Islam (2002:141),menjelaskan guru dapat menempuh berbagaiteknik yang bervariasi dalam mengajukanpertanyaan antara lain :1. The mixed strategy, yakni mengkombinasikan

berbagai tepe dan jenis pertanyaan2. The speak strategy, yakni mengajukan

pertanyaan yang saling bertaliandengan satu sama lain

3. The plateus strategy, mengajukan pertanyaanyang sama jenisnya terhadap sejumlah

24

METODE KHUSUS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (MKPAI)

siswa sebelum beralih kepada jenispertanyaan lain;

4. The inductive strategy, yakni dengan berbagaipertanyaan siswa didorong untukmenarik generalisasi dari hal-halkhusus kepada hal-hal yang umum, ataudari berbagai fakta kepada hukum-hukum

5. The deductive strategy, yakni dari suatugeneralisasi yang dijadikan titiktolak, siswa diharapkan dapatmenyatakan pendapatnya tentangberbagai kasus atau data yangditanyakan.

H. Kelebihan Metode Tanya Jawab Armai Arif dalam Pengantar Ilmu danMetodologi Pendidikan Islam (2002:142),menjelaskan kelebihan metode tanya jawabantara lain :1. Situasi kelas akan hidup atau aktif

karena siswa akan bertanya danmenjawab pertanyaaan.

2. Melatih anak agar berani mengungkapkanpendapatnya dengan lisan secarateratur.

3. Timbulnya perbedaan pendapat diantarasiswa yang akan menghangatkan prosestanya jawab.

4. Mendorong siswa agar sungguh-sungguh 5. Walaupun lambat, guru dapat mengontrol

pemahaman atau pengertian murid padamasalah yang dibicarakan

25

METODE KHUSUS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (MKPAI)

6. Pertanyaan dapat memusatkan perhatiansiswa walaupun siswa dalam keadaanribut.

7. Melatih siwa mengembangkan daya fikirtermasuk daya ingatan.

8. Menumbuhkan dan mengembangkankeberanian siswa baik dalam bertanyamaupun menjawab.

I. Kelemahan Metode Tanya Jawab Basyiruddin Usman dalamMetodologi Pembelajaran Agama Islam(2002:141), menguraikan kelemahan metodeini yaitu :1. Kurang terkontrolnya penggunaan waktu

oleh guru dengan baik karena banyaknyapertanyaan.

2. Kemungkinan terjadi penyimpanganperhatian siswa bila tedapatpertanyaan atau jawaban yang tidakberkenan dengan sasaran yangdibicarakan.

3. Jalannya PBM kurang terkoordinirsecara baik, karena pertanyaan-pertanyaan yang tidak dijawab secaratepat baik oleh siswa maupun guru.

Armai Arif dalam Pengantar Ilmu danMetodologi Pendidikan Islam (2002:143),menambahkan kelemahan metode inidengan :

26

METODE KHUSUS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (MKPAI)

4. Tidak dapat secara tepat merangkumbahan-bahan pelajaran

5. Siswa merasa takut apabila guru kurangmampu mendorong siswanya untukmenciptalkan suasana yang santai danbersahabat.

6. Tidak mudah membuat pertanyaan yangsesuai dengan tingkat berfikir siswa.

7. Dalam jumlah siswa yang banyak tidakmungkin melontarkan pertanyaan kepadasetiap siswa.

BAB VIMETODE DEMONSTRASI

A. Pengertian Metode Demonstrasi

Demonstrasi diambil dari kata “demontration”(to show) yang artinya memperagakan ataumemperlihatkan proses kelangsungan sesuatu.Basyiruddin Usman dalam Metodologi PembelajaranAgama Islam (2002:45) menjelaskan pengertianmetode demonstrasi adalah salah satu teknikmengajar yang dilakukan oleh seorang guru atauorang lain yang dengan sengaja diminta atausiswa sendiri ditunjuk untuk memperlihatkankepada masyarakat kelas tentang suatu proses

27

METODE KHUSUS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (MKPAI)

atau melakukan sesuatu. Misalnya demonstrasitentang memandikan mayat muslim dan muslimahdengan menggunakan model boneka, cara berwudlu,cara melakukan thawaf dan lain sebagainya.

Sedangkan Armai Arif dalam Pengantar Ilmu danMetodologi Pendidikan Islam (2002:190) menguraikanpengertian metode demonstrasi adalah metodemengajar dengan menggunakan peragaan untukmemperjelas suatu pengertian atau untukmemperlihatkan bagaimana berjalannya suatuproses pembentukan tertentu kepada siswa.

Ramayulis dalam Metodologi Pendidikan AgamaIslam (2005:245) mengartikan istilah demostrasidalam pengajaran dipakai untuk menggambarkansuatau cara mengajar yang pada umumnyapenjelasan verbal dengan suatau cara kerja fisikatau pengoperasian peralatan barang atau benda.Peralatan itu telah dicoba terlebih dahulusebelumnya dan pelakunya adalah guru, pesertaatau orang lain dengan cara sambil menunjukkansambil menjelaskan sesuatau yangdidemonstrasikan.B. Landasan Metode Demonstrasi

Metode Demostrasi dalam mengajarkanpraktek-praktek agama, Menurut Ramayulis dalamMetodologi Pendidikan Agama Islam (2005:245) NabiMuhammad Saw adalah pendidik yang agung banyakmempergunakan metode ini. Seperti mengajarkanwudhu, shalat, haji dansebagainya. Seluruh cara-cara ini dipraktekkan oleh Nabi Muhammad Saw,

28

METODE KHUSUS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (MKPAI)

barulah dikerjakan oleh umatnya. Dalam suatuhadits Nabi pernah menerangkan kepada umatnya;Sabda Rasulullah Saw :

ص�لى� ي� أ� ت�مون� �Cي ص�لوأ ك�ما رأ�Artinya :”Sembahyanglah kamu sebagaimana kamu melihataku sembahyang (H.R. Bukhari)

C. Kelayakan Penggunaan Metode Demonstrasi Basyiruddin Usman dalam Metodologi Pembelajaran

Agama Islam (2002:45-46), menjelaskan bahwametode demonstrasi cocok digunakan bilamana :1. Untuk memberikan keterampilan tertentukepada siswa.

2. Untuk memudahkan penjelasan yang diberikanagar siswa langsung mengetahui dan trampilmelakukannya.

3. Untuk membantu siswa dalam memahami suatuproses secara cermat dan teliti.

D. Aspek Penting dalam Metode DemonstrasiSedangkan Armai Arif dalam Pengantar Ilmu dan

Metodologi Pendidikan Islam (2002:190) menjelaskanaspek penting dalam metode ini yaitu :1. Alat demontrasi tidak wajar sehingga tidakdapat diamati dengan jelas.

2. Ketidak ikut sertaan siswa menjadi kegiatanini tidak efektif.

3. Tidak semua hal dapat didemontrasikan didalam kelas.

29

METODE KHUSUS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (MKPAI)

4. Demontrasi hanya pada sesuatu yang bersifatpaktis.

5. Sebagai pendahuluan, berilah pengertian danlandasan teorinya dari yang akandidemonstrasikan.

6. Persiapan dan perencanaan yang matang dapatmengurangi kelemahan metode demonstrasi.

E. Petunjuk Penggunaan Metode DemonstrasiPersiapan Sebelum Menggunakan Metode

DemonstrasiHal-hal yang perlu diperhatikan sebelum

menggunakan metode demonstrasi adalah sebagaiberikut:1. Rumuskan secara spesifik yang dapat dicapaioleh siswa

2. Susun langkah-langkah yang akan dilakukandengan sekenario yang direncanakan

3. Persiapkan alat yang dibutuhkan sebelumdimulai

4. Usahakan dalam melakukan demontrasisesuaidengan kenyataan jangan berlebih-lebihan.

Pelaksanaan menggunakan metode demonstrasi1. Usahakan siswa terlibat langsung sewaktumengadakan eksperimen

2. Pastikan siswa telah memahami petunjuk danpenjelasan

3. Lakukan pengelompokkan atau masing-masingindividu mengerjakan percobaan dan bilahasilnya belum memuaskan dapat diulang untukmembuktikan kebenaran

30

METODE KHUSUS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (MKPAI)

4. Setiap kelompok atau individu melaporkanhasil percobaan secara tertulis.

F. Kelebihan Metode DemonstrasiMenurut Ramayulis dalam Metodologi Pendidikan

Agama Islam (2005:246) ada 8 (delapan) kebaikanmetode demonstrasi ini yaitu;1. Bertambahnya keaktifan peserta didikapalagi kalo diikut sertakan

2. Bertambahnya pengalaman peserta didik3. Pelajaran lebih tahan lama4. Pengertian lebih cepat dicapai5. Perhatian peserta didik dapat dipusatkan6. Mengurangi kesalahan-kesalahan7. Menjawab pertanyaan peserta didik 8. Menghindari trial and error (coba-coba dangagal)

G. Kelemahan Metode DemonstrasiMenurut Ramayulis dalam Metodologi Pendidikan

Agama Islam (2005:246), metode demonstrasi inimemiliki beberapa kelemahan;1. Membutuhkan kemampuan yang optimal danmatang dalam mempersiapkan metode ini

2. Membutuhkan waktu, tempat dan peralatanyang cukup.

Basyiruddin Usman dalam Metodologi PembelajaranAgama Islam (2002:46) menambahkan kelemahan metodedemonstrasi yaitu;

31

METODE KHUSUS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (MKPAI)

3. Sukar dilaksanakan jika siswa belum matangkemampuan untuk melaksanakannya

BAB VIIMETODE SOSIO DRAMA “PERANAN”

A. Pengertian Metode Sosio-Drama dan Bermain Peran

Engkos Koswara dalam Ramayulis, MetodologiPendidikan Agama Islam (2005:273) dan dalamBasyiruddin Usman dalam Metodologi PembelajaranAgama Islam (2002:51) mengartikan istilah SosioDrama berasal dari kata Sosio yang artinyamasyarakat, dan drama yang artinya keadaan orangatau peristiwa yang dialami orang, sifat dantingkah lakunya, hubungan seseorang, hubunganseseorang dengan orang lain dan sebagainya.Dengan demikian metode sosio drama dan bermainperanan ialah penyajian bahan dengan caramemperlihatkan peragaan atau drama tanpa naskahyang dimainkan oleh sekelompok orang, baik dalambentuk uraian maupun kenyataan. Biasanyapermasalahan cukup diceritakan dengan singkatdalam tempo 4 atau 5 menit, kemudian anakmenerangkannya dan memeperagakannya. Persoalanpokok yang akan didramatisasikan diambil dari

32

METODE KHUSUS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (MKPAI)

kejadian-kejadian social, oleh karena itudinamakan sosio-drama.

B. Landasan Metode Sosio-Drama dan Bermain Peran

Metode Sosio-Drama ini prinsip dasarnyadari Al-Qur’an, dimana terjadinya suatu dramayang sangat mengesankan antara Qabil dan Habildalam surat Al-Maidah ayat 27-31. Firman AllahSWT;

27. Ceritakanlah kepada mereka kisah keduaputera Adam (Habil dan Qabil) menurut yangSebenarnya, ketika keduanya mempersembahkankorban, Maka diterima dari salah seorang darimereka berdua (Habil) dan tidak diterima dariyang lain (Qabil). ia Berkata (Qabil): "Akupasti membunuhmu!". Berkata Habil: "SesungguhnyaAllah Hanya menerima (korban) dari orang-orangyang bertakwa".

33

METODE KHUSUS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (MKPAI)

28. "Sungguh kalau kamu menggerakkan tanganmukepadaku untuk membunuhku, Aku sekali-kali tidakakan menggerakkan tanganku kepadamu untukmembunuhmu. Sesungguhnya Aku takut kepada Allah,Tuhan seru sekalian alam."

29. "Sesungguhnya Aku ingin agar kamu kembalidengan (membawa) dosa (membunuh)ku dan dosamusendiri, Maka kamu akan menjadi penghuni neraka,dan yang demikian Itulah pembalasan bagi orang-orang yang zalim."

30. Maka hawa nafsu Qabil menjadikannyamenganggap mudah membunuh saudaranya, sebab itudibunuhnyalah, Maka jadilah ia seorang diantaraorang-orang yang merugi.

31. Kemudian Allah menyuruh seekor burung gagakmenggali-gali di bumi untuk memperlihatkankepadanya (Qabil) bagaimana seharusnyamenguburkan mayat saudaranya[410]. BerkataQabil: "Aduhai celaka aku, Mengapa Aku tidakmampu berbuat seperti burung gagak ini, lalu Akudapat menguburkan mayat saudaraku ini?" Karenaitu jadilah dia seorang diantara orang-orangyang menyesal.

dipahami dari ayat Ini bahwa manusia banyak pulamengambil pelajaran dari alam dan jangan segan-segan mengambil pelajaran dari yang lebih rendahtingkatan pengetahuannya.

C. Kelayakan Sosio-Drama dan Bermain Peran

34

METODE KHUSUS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (MKPAI)

Basyiruddin Usman dalam Metodologi PembelajaranAgama Islam (2002:51-52) menguraikan kelayakanmetode ini, bahwa metode ini cocok digunakanbilamana:1. Pelajaran dimaksud untuk menerangkanperistiwa yang dialami dan menyangkut orangbanyak berdasarkan pertimbangan didaktis;

2. Pelajaran tersebut dimaksud untuk melatihsiswa agar menyelesaikan masalah-masalah yangbersifat psikologis;

3. Untuk melatih siswa agar dapat bergaul danmemahami persoalan orang lain;

Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam(2005:274) menambahkan kewajaran metode ini :

4. Memahami perasaan orang lain5. Membagi pertanggung jawab dan memikulnya6. Menghargai pendapat orang lain7. Mengambil keputusan dalam kelompok8. Membantu penyesuaian diri dengan kelompok9. Memperbaiki hubungan social10. Mengenali nilai-nilai dan sikap-sikap11. Menanggulangi atau memperbaiki sikap-sikap

salahD. Bentuk-bentuk Dramatisasi

Zakiah Darajat dalam Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam (2005:279) mengelompokkan bentuk –bentuk dramatisasi yang digunakan dalam pembelajaran diantaranya :1. Permainan Bebas2. Melakonkan suatu cerita3. Sandiwara boneka dan wayang

35

METODE KHUSUS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (MKPAI)

E. Langkah-Langkah Penggunaan Sosio-Drama dan Bermain Peran

Ramayulis dalam Metodologi Pendidikan Agama Islam (2005:277) menjelaskan langkah-langkah penggunaan metode ini sebagai berikut :1. Persiapan

Mempersiapkan masalah situasi hubungansocial yang akan diperagakan atau pemilihan temacerita. Pada kesenpatan ini dijelaskan mengenaiperanan-peranan yang dimainkan, dan tugas bagiyang tidak ikut berperan2. Penentuan pelaku atau pemeran

Tentukan pemeran dan jelaskan bilamanamulai melakukan peran. Berilah petunjuk dancontoh sederhana agar siap mental.3. Permainan sosio drama

Para pelaku memainkan peranannya sesuaidengan imajinasi atau daya tangkap masing-masing.4. Diskusi

Permainan dihentikan para pemerandipersilakan duduk kembali, kemudian dilanjutkandengan diskusi dibawah pimpinan guru yangdiikuti oleh semua peserta didik (kelas).5. Ulangan permainan

Setelah diskusi selesai dilakukan ulangan permainan atau bermain peran ulangan dengan memperhatikan pendapat, saran-saran atau kesimpulan-kesimpulan yang diperoleh dari hasil diskusi.

36

METODE KHUSUS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (MKPAI)

F. Hal-hal Yang Patut Diperhatikan Dalam Pelaksanaan Sosio Drama

Ramayulis dalam Metodologi Pendidikan Agama Islam (2005:278) memberikan rambu-rambu yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan metode sosio-drama yaitu :1. Masalah yang dijadikan tema cerita hendaknya dialami oleh sebagian besar peserta didik

2. Penentuan pameran hendaknya secara sukareladan motivasi dari guru

3. Jangan terlalu banyak disutradarai, biarkanmereka mengembangkan kreatifitas dan spontanitas

4. Diskusi diarahkan pada penyelesaian akhir (tujuan) bukan pada peran siswa

5. Kesimpulan diskusi dapat diresumekan oleh guru

6. Sosio drama bukanlah sandiwara atau drama biasa, melainkan merupakan peranan situasi social yang ekspresif dan hanya dimainkan satubabak saja

G. Keunggulan Sosio-Drama dan Bermain PeranBasyiruddin Usman dalam Metodologi Pembelajaran

Agama Islam (2002:51-52) menjelaskan keunggulan metode sosio drama adalah :1. Siswa terlatih mendramatisasikan sesuatudan melatih keberanian siswa

2. Kelas menjadi hidup karena menarikperhatian siswa

37

METODE KHUSUS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (MKPAI)

3. Siswa dapat menghayati sesuatu peristiwasehingga mudah mengambil suatu kesimpulanberdasarkan penghayatan sendiri

4. Siswa terlatih menyusun buah pikiran secarateratur

Ramayulis dalam Metodologi Pendidikan Agama Islam(2005:275-276) menambahkan kebaikan metodesosi drama yaitu :

5. Untuk mengajarkan peserta didik supaya iadapat menempatkan dirinya dengan orang lain

6. Guru dapat melihat kenyataan yangsebenarnya dari kemampuan peserta didik

7. Sosio drama dan permainan perananmenimbulkan diskusi yang hidup

8. Peserta didik akan mengerti socialpsikologis

9. Melatih siswa untuk berinisiatif danberkreasi

H. Kelemahan Sosio-Drama dan Bermain PeranBasyiruddin Usman dalam Metodologi Pembelajaran

Agama Islam (2002:52) menguraikan kelemahan metode sosio drama adalah :1. Banyak menyita waktu atau jam pelajaran2. Memerlukan persiapan yang teliti dan matang3. Kadang-kadang siswa keberatan untuk melakukan peranan yang diberikan karena alas an psikologis, seperti rasa malu, peran yang diberikan kurang cocok dengan minatnya dan sebagainya

38

METODE KHUSUS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (MKPAI)

4. Bila dramatisasi gagal , siswa tidak dapat mengambil kesimpulanRamayulis dalam dalam Metodologi Pendidikan Agama Islam (2005:276) menambahkan kelemahan metode ini adalah :

5. Perbedaan adat istiadat kebiasaan dan kehidupan-kehidupan dalam suatu masyarakat akan mempersulit pelaksanaannya

6. Anak-anak yang tidak mendapatkan giliran akan menjadi pasif

BAB VIIIMETODE RESITASI

A. Pengertian Metode Resitasi

Basyiruddin Usman dalam MetodologiPembelajaran Agama Islam (2002:47) metoderesitasi disebut pekerjaan rumah, karenasiswa diber tugas-tugas khusus di luarjam pelajaran. Sebenarnya penekanan

39

METODE KHUSUS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (MKPAI)

metode ini terletak pada jam pelajaranberlangsung dimana siswa disuruh untukmencari informasi atau fakta-faktaberupa data yang ditemukan dilaboratorium, perpustakaan, pusat sumberbelajar, dan sebagainya.

Ramayulis dalam Metodologi PendidikanAgama Islam (2005:293), yang dimaksuddengan pemberian tugas atau resitasiialah suatu cara mengajar dimana seorangguru memberikan tugas-tugas tertentukepada peserta didik, sedangkan hasiltersebut diperiksa oleh guru dan pesertadidik mempertanggung jawabkannya,pertanggung jawaban itu dapatdilaksanakan dengan cara :

1. Menjawab test yang diberikan olehguru,

2. Menyampaikan ke muka dengan lisan,3. Cara tertulis.

B. Istilah Penting dalam Metode ResitasiDalam metode resitasi ini menurut

Ramayulis dalam Metodologi Pendidikan AgamaIslam (2005:293) ada tiga istilah pentingyaitu :1. Tugas Tugas adalah suatu pekerjaan yangharus dilakukan baik tugas datangnyadari orang lain maupun dari dalam dirikita sendiri. Di sekolah biasanya

40

METODE KHUSUS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (MKPAI)

datang dari pihak guru atau kepalasekolah atau peserta didik sendiri.Tugas ini biasanya bersipat edukatifdan bukan bersifat dan berunsurpekerjaan.

2. BelajarBanyak perumusan tentang belajar :Menurut S. Nasution ada beberapabatasan istilah belajar :a) Belajar adalah perubahan dalam

sistem urat sarafb) Belajar adalah penambahan

pengetahuanc) Belajar adalah perubahan kelakuan

berkat pengalaman dan pengertian.3. ResitasiResitasi adalah penyajian kembali ataupenimbulan kembali sesuatu yang sudahdimiliki, diketahui atau dipelajari.Metode ini sering disebut metodepekerjaan rumah.

C. Landasan Metode ResitasiRamayulis dalam Metodologi Pendidikan

Agama Islam (2005:294), menjelaskan prinsipyang mendasari metode ini ada dalam Al-Qura’an, Tuhan memberikan suatu tugasyang berat terhadap Nabi Muhammad Sawsebelum dia melaksanakan tugas ke-rasulannya. Tugas yang diintruksikan ituialah berupa sifat-sifat kepemimpinan

41

METODE KHUSUS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (MKPAI)

yang harus dimiliki seperti dalam firmanAllah. SWT

1. Hai orang yang berkemul (berselimut),2. Bangunlah, lalu berilah peringatan!3. Dan Tuhanmu agungkanlah!4. Dan pakaianmu bersihkanlah,5. Dan perbuatan dosa tinggalkanlah,6. Dan janganlah kamu memberi (dengan

maksud) memperoleh (balasan) yanglebih banyak.

7. Dan untuk (memenuhi perintah) Tuhanmu,bersabarlah.Jadi Tuhan memberikan tugas lima

macam, yaitu :a) Taat beragama (membesarkan Tuhan)b) Giat dan rajin berdakwahc) Membersihkan diri, jiwa dari kotoran

lahir dan bathin.d) Percaya pada diri sendiri dan tidak

mengharapkan sesuatu pada orang lain.e) Tabah dan ulet dalam melaksanakan

tugasD. Fase-Fase Resitasi

42

METODE KHUSUS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (MKPAI)

Ramayulis dalam Metodologi PendidikanAgama Islam (2005:294) membagi metoderesitasi kedalam tiga fase yaitu :1. Guru memberikan tugas;

Tugas yang diberikan guru harusdisesuaikan dengan kemampuan pesertadidik. Dalam pelaksanaan tugasmungkin peserta didik akan menjawabdan menyelesaikan suatu bentukhitungan dan ada pula berbentuksesuatu yang harus diselesaikan, adapula sesuatu yang baik dari berbagaiaspek.

2. Murid melaksanakan tugas (belajar)Pelaksanaan tugas seorang murid akanterlaksana dengan baik apabila diabelajar sesuai dengan petunjuk gurudan tujuan yang hendak dicapai.

3. Murid mempertanggung jawabkan hasilPekerjaan akan wajar apabila sesuaidengan tujuan pemberian tugas.

E. Tujuan Metode ResitasiBasyiruddin Usman dalam Metodologi

Pembelajaran Agama Islam (2002:47)menjelaskan metode ini dipakai untuktujuan :1. Guru mengharapkan pengetahuan peserta

didik lebih mantap.2. Mengaktifkan peserta didik dalam

mencari atau mempelajari suatu

43

METODE KHUSUS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (MKPAI)

masalah dengan lebih banyak membaca,mengerjakan sesuatu secara langsung

3. Metode ini sangat sesuai denganpendekatan belajar Cara Belajar SiswaAktif (CBSA)

4. Ditujukan untuk mendapatkanketerampilan khusus dalam mengerjakansesuatu, contoh ; menganyam, membuatbunga dari kertas, dan lain-lain.

5. Untuk memantapkan pengetahuan yangtelah diterima oleh peserta didik

F. Keuntungan Metode ResitasiRamayulis dalam Metodologi Pendidikan

Agama Islam (2005:294) menjelaskan delapankeuntungan metode resitasi, yaitu ;1. Peserta didik belajar membiasakan

untuk mengambil inisiatif sendiridalam segala tugas yang diberikan

2. Meringankan tugas guru yang diberikan3. Dapat meningkatkan rasa tanggung

jawab, karena hasilnya akandipertanggung jawabkan dihadapan guru

4. Memupuk pesrta didik agar mandiritanpa bantuan orang lain

5. Mendorong peserta didik agarberlomba-lomba untuk berprestasi

6. Hasil pelajaran akan tahan lamakarena pelajaran sesuai dengan minatpeserta didik.

44

METODE KHUSUS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (MKPAI)

7. Dapat memperdalam pengertian danmenambah keaktifan dan kecakapanpesrta didik.

8. Waktu yang digunakan tidak terbatassampai pada jam-jam sekolah.Basyiruddin Usman dalam Metodologi

Pembelajaran Agama Islam (2002:48)menambahkan9. Sangat berguna untuk mengisi

kekosongan waktu agar siswa dapatmelakukan hal-hal yang konstruktif.

G. Kelemahan Metode ResitasiBasyiruddin Usman dalam Metodologi

Pembelajaran Agama Islam (2002:48)menjelaskan kelemahan metode resitasiadalah sebagai berikut ;1. Dapat menimbulkan keraguan, karena

adanya kemungkinan pekerjaan yangdiberikan kepada siswa justrudikerjakan oleh orang lain.

2. Guru sering mengalami kesulitan dalampemberian tugas yang sesuai dengankemampuan yang dimiliki pesertadidik, karena adanay perbedaankemampuan individual, intelegensi,dan kematangan mental masing-masingindividu.

3. Bilamana tugas terlalu dipaksakandapat menimbulkan terganggunyakestabilan mental dan pikiran siswa.

45

METODE KHUSUS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (MKPAI)

Ramayulis dalam Metodologi PendidikanAgama Islam (2005:295) menambahkankelemahan metode resitasi sebagaiberikut ;4. Peserta didik yang terlalu bodoh

sukar sekali untuk belajar.5. Kadang-kadang peserta didik menyalin

atau meniru pekerjaan temannyasehingga pengalaman sendiri tidak ada

6. Kadang-kadang pembahasannya kurangsempurna

7. Bila tugas terlalu sering maka akanmenyenbabkan dua hal; pertama,terganggunya kesehatan peserta didik,karena mereka kembali dari sekolahmelakukan tugas sehingga waktubermain tidak ada dan kedua, pesertadidik asal mengerjakan saja, merekamenganggap tugas-tugas tersebutmembosankan

8. Kesuliatan menceraikan tugas yangsesuai denagn kemampuan setiapindividu yang sulit, jalan pelajaranlambat, dan memakan waktu yang lam.

9. Kalo peserta didik banyak maka gurukadang-kadang tidak sanggup memeriksatugas-tugas peserta didik.

H. Cara mengurangi kelemahan ResitasiRamayulis dalam Metodologi Pendidikan

Agama Islam (2005:296) menjelaskan cara

46

METODE KHUSUS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (MKPAI)

mengurangai kelemahan metode resitasisebagai berikut ;1. Sesuaikan tugas-tugas yang diberikan

dengan kemamapuan peserta didikberupa :a. Pengumpulan benda-bendab. Membuat dan menyelesaikan sesuatuc. Mengadakan observasi, wawancaradan sebagainya

d. Melakukan percobaan test dansebagainya

2. Adakan pengontrolan terhadap tugas-tugas yang dikerjakan agar tidakmememberikan hasil, atau tugas yangdikerjakan orang lain.

3. Tugas-tugas yang dibrikan kepada gurujangan diberikan berkepanjangan saja,tapi lakukan berkali-kali

I. Kewajaran Memberikan Tugas-TugasResitasi

Ramayulis dalam Metodologi PendidikanAgama Islam (2005:295) menjelaskankewajaran metode resitasi apabila ;1. Jelas tujuan yang hendak dicapai

peserta didik2. Tugas yang diberikan untuk memupuk

inisiatif peserta didik3. Tugas yang diberikan hendaknya dapat

mengisi waktu luang peserta didik4. Tugas hendaknya menambah pengalaman

peserta didik

47

METODE KHUSUS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (MKPAI)

5. Tugas itu jelas6. Adanya petunjuk dalam menyelesaikan

tugas.J. Langkah-Langkah Yang Harus Dirumuskan

Terlebih dahulu Dalam PelaksanaanResitasi

Ramayulis dalam Metodologi PendidikanAgama Islam (2005:297) menjelaskanlangkah-langkah penggunaan metoderesitasi sebagai berikut ;1. Pemberian tugas dan penjelasan

a. Tujuan yang akan dicapai mesti dirumuskan terlebih dahulu

b. Terangkan denga jelas tugas-tugasyang akan dikerjakan pesrta didik

c. Adakan penyelidikan apakah metoderesitasi satu-satunya yang terbaik untuk bahan yang akan diajarkan

2. Pelaksanaan tugasa. Setiap tugas harus dikontrolb. Siswa yang mengalami kegagalan

harus dibimbingc. Hargailah setiap tugas yang

dikerjakan peserta didikd. Berikan motivasi bagi siswa yang

kuarng semangate. Tentukan bentuk resitasi yang akan

dipakaif. Saran-saran :

48

METODE KHUSUS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (MKPAI)

1). Tugas yang diberikan harus jelas, sehingga peserta didik mengerti betul yang akan dikerjakan2). Waktu untuk menyelesaikan tugasharus cukup3). Adakan control yang sistimatis sehingga peserta didik bekerja dengan sungguh-sungguh.4). Tugas yang diberikan peserta didik bersifat : - menarik perhatian anak - mendorong peserta didik

untuk mencari, mengalami dan menyampaikan-praktis dan ilmiah.

49

METODE KHUSUS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (MKPAI)

BAB IXMETODE KARYAWISATA

A. Pengertian Metode Karyawisata

Basyiruddin Usman dalam MetodologiPembelajaran Agama Islam (2002:53) metodekaryawisata adalah metode pengajaranyang dilakukan dengan mengajar denganmengajak para siswa ke luar kelas untukmengunjungi suatu peristiwa atau tempatyang ada kaitannya dengan pokok bahasan.

50

METODE KHUSUS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (MKPAI)

Ramayulis dalam Metodologi PendidikanAgama Islam (2005:320) menggolongkanmetode ini ke dalam studikemasyarakatan, dijelaskan bahwa metodekaryawisata adalah suatu kunjungan kesuatu tempat di luar kelas yangdilaksanakan sebagai bagian integraldari kegiatan akademis dan terutamadalam rangka mencapai tujuan pendidikan.

B. Kelayakan Metode KaryawisataBasyiruddin Usman dalam Metodologi

Pembelajaran Agama Islam (2002:53)menjelaskan kelayakan metode karyawisatacocok digunakan bilamana :1.Akan memberikan pengertian yang lebihjelas terhadap pokok masalah ataupembahasan dengan melihat ataumengunjungi benda atau loaksi yangsebenarnya.

2.Untuk membangkitkan rasa cinta danmenumbuhkan kesadaran yang tinggidalam diri pribadi anak terhadaplingkungan dan tanah air sebagaiciptaan Allah.

3.Untuk mendorong anak-anak agar lebihmengenal masalah lingkungan secarabaik dan teliti.

C. Langkah-langkah Yang DitempuhBasyiruddin Usman dalam Metodologi

Pembelajaran Agama Islam (2002:53)memberikan langkah-langkah sebagai

51

METODE KHUSUS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (MKPAI)

berikut : Sebelum keluar kelas guruterlebih dahulu membicarakan dengananak-anak tentang hal-hal yang akandiselidiki, aspek-aspek apa saja yangharus diperhatikan. Untuk lebihterarahnya dalam beberapa kelompoksesuai dengan kebutuhan permasalahanyang akan diselidiki.

Ramayulis dalam Metodologi PendidikanAgama Islam (2005:320) menjelaskanlangkah-langkah yang harus ditempuhyaitu :1.Tahap Persiapana.Tujuan harus dirumuskan terlebihdahulu, supaya peserta didik dapatmengetahui yang harus dilaksanakanya.

b.Guru harus menentukan apakah metodeini satu-satunya metode yang dapatmenjamin tercapainya tujuan. Kalautidak usahakan mencari metode lainyang lebih tepat.

c.Guru harus terlebih dahulu menghubungipimpinan proyek secara lisan ataupunsecara tulisan/surat meyurat. Dalamhal ini guru harus pula menjelaskantujuan kunjungan, faedah dankesempurnaan dengan menjumpai dewanguru (masyayikh) dan orang-orang yangdisukai Allah.

52

METODE KHUSUS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (MKPAI)

d.Setalah ada izin dari pimpinan proyekharus pula dirumuskan pula hal-halsebagai berikut :1) Syarat-syarat yang diperlukan2) Persiapan-persiapan yang harusdisediakan

3) Bantuan-bantuan yang diharapkane.Setelah perumusan hal tersebut diatas,guru bersama peserta didik merumuskanpula mengenai masalah kendaraan,biaya, yang diperlukan, waktu yangdisediakan, persiapan peserta didikyang harus dibawa/disiapkan, tempatpenginapan dan lain-lain.

f.Guru menentukan tugas-tugas yang akandikerjakan oleh peserta didik selamakunjungan berlangsung maupun sessudahberakhir.

g.Guru bersama peserta didik harus pulamenyiapkan tata tertib yang harusdipatuhi selama kunjungan dari mulasampai akhir.

h.Guru bersama peserta didik membutuhkanpanitia-panitia yang bertanggung jawabatasa keamanan, konstruksi, rekreasi,kesehatan, akomodasi, dan sebagainya.

2. Tahap Pelaksanaan

Setiba di tempat tujuan guru memberikanpetunjuk tentang tugas-tugas yang akanmereka laksanakan berupa;

53

METODE KHUSUS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (MKPAI)

1. Diberi kesempatan untuk mengumpulkandata dan informasi yang ditugaskankepadanya.

2. Semua peserta hendaknyaberpartisipasi secara aktif.

3. Apa yang dilakukan hendaklahbersesuaian dengan keterangan yangdibicarakan sebelumnya. Apabila waktupengolahan data, kunjungan studimasih berada di luar sekolah makapara peserta didik disibukkan udalamkelompoknya untuk mengolah datamisalnya menggolongkan data, membuatstatistic, membuat tabel-tabel,mengambil kesimpulan, menulis laporanbaik pribadi, laporan kelompok maupunlaporan klasikal. Jika kunjungantelah berakhir sesuai denganwaktuyang direncanakan , peserta didikdikumpulkan dan dilakukan pengecekankembali. Menyatakan terima kasihkepada pihak-pihak yang yangdikunjungi (karyawisata) untukkemudian secara tertib dan sopanmelakukan perjalanan. Biasanyapeserta didik tidak langsung pulangke rumah masing-masing, tetapikembali ke tempat di mana merekamulai mengadakan perjalanan

3. Tahap Pelaporan

54

METODE KHUSUS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (MKPAI)

Dalam tindak lanjut terjadi kegiatankelompok untuk melaporkan hasilkegiatan kelompok. Di sini lah milikmereka dirumuskan hasil-hasilperjalanan secara bersama-sama danbiasanya timbul masalah-masalah yangperlu dibahas atau diberi tafsiran.Pada dasarnya semua pengalaman dapatditafsirkan dengan maksud agarpengalaman tadi dapat menjadi milikmereka. Dalam kegiatan ini pesertadidik menilai hasil kunjungan merekadan guru menilai kemajuan belajarpeserta didik berkat perjalanantersebut.

4. Tahap PenilaianTahap penilaian ini dilakukan didalamkelas yang perlu dinilai anatara lain:1) Tujuan : Tercapaikah yangtelah ditetapakan?2) Obyek : Tepatkah objek yang telahdikunjungi ?3) Partisipasi : Apakah peserta giatberpartisipasi?4) Kerjasama : Baikkah kerjasamaantar peserta ?5) Ketertiban : Tertibkah peserta?Dapatkah acara ditepati ?6)Kemajuan peserta : Berubahkahsikap dan tindakan- tindakannya ?

55

METODE KHUSUS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (MKPAI)

7)Guru : Apakah guruberfungsi dengan baik ?8)Panitia : Apakah panitia berfungsidengan baik ?

5. Tahap Follow upDalam tahap ini dapat dilaksanalanpameran tentang hasil perkunjunganstudi. Apabila mungkin masyarakatdiundang mengunjungi pameran tersebut.Hal lain yang perlu dilakukan padatahap ini adalah ucapan terima kasihkepada pihak-poihak yang telahmenolong misalnya melalui surat dengandisertai hasil perkunjungan yang telahdilakukan.

D. Kebaikan Metode KaryawisataRamayulis dalam Metodologi Pendidikan

Agama Islam (2005:323) menjelaskankebaikan metode karyawisata sebagaiberikut :1.Peserta didik dapat menyaksikan secaralangsung kegiatan-kegiatan yangdilakukan oleh guru, karyawan, santrimisalnya kegiatan-kegiatan yangdilakukan dilembaga-lembaga pendidikantertentu, pabrik dan lain-lain. Makateori-teori yang telah diterimadiragakan langsung.

2.Peserta didik dapat menghayatipengalaman-pengalaman tertentu denganmencoba turut serta dalam studi

56

METODE KHUSUS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (MKPAI)

kegiatan, misalnya mencoba menggunakancomputer, proyektor dan sebagainya.

3.Sikap dan tindakan peserta didikberubah, misalnya setelah perkunjunganstudi ke panti asuhan, sehingga timbulkesadaran untuk saling membantu.

4.Melalui metode ini pelajaran dapatdiintegrasikan misalnya, dalamperkunjungan ke Masjid Demak makapelajaran Sejarah Kebudayaan Islamterintegrasikan dengan ilmu bumi,arsitektur dan lain-lain.

5.Dapat menjawab persoalan-persoalandengan melihat, mendengar, mencoba danmembuktikan sendiri. Ini berartipemupukan sikap ilmiah.

6.Dapat mengembangkan rasa socialpeserta didik

7.Memperbesar dan memperluas minat sertaperhatian terhadap tugas-tugas yangdiberikan petugas lepada pesertadidik.

Basyiruddin Usman dalam MetodologiPembelajaran Agama Islam (2002:54)menambahkan kebaikan metode karyawisatayaitu :

8.Memberikan kepuasan terhadap keinginananak-anak dengan menyaksikan kenyatan-kenyatan dan keindahan alam dansebagainya.

57

METODE KHUSUS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (MKPAI)

9.Menambah pengalaman siswa dan gurumemiliki kesempatan untukmrenerangkansuatu obyek dengan jelas.

10. Melatih siswa lebih terbuka,obyektif, dan luas pandangan merekaterhadap dunia luar.

E. Kelemahan Metode Karyawisata Basyiruddin Usman dalam Metodologi

Pembelajaran Agama Islam (2002:54) danRamayulis dalam Metodologi Pendidikan AgamaIslam (2005:323) menjelaskan kelemahanmetode karyawisata ini adalah :1.Metode ini dianggap gagal apabilamenmui obyek yang kurang sesuai dengantujuan yang ditetapkan.

2.Waktu yang tersedia tidak mencukupidan menyita waktu pelajaran.

3.Membutuhkan biaya transportasi danakomodasi yang besar sehingga menjadibeban peserta didik dan guru itusendiri.

BAB XMETODE GROUP TEACHING / SISTIM BEREGU/TEAM

TEACHING

58

METODE KHUSUS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (MKPAI)

A. Pengertian Metode Group TeachingEngkos Koswara (1984) dalam

Basyiruddin Usman dalam MetodologiPembelajaran Agama Islam (2002:59), dandalam Ramayulis dalam Metodologi PendidikanAgama Islam (2005:285)

Team teaching ialah suatu sistimmengajar yang dilakukan oleh dua orangguru atau lebih dalam mengajar sejumlahsiswa yang mempunyai perbedaan minat,kemampuan, atau tingkat kelas.

B. Tujuan Penggunaan Metode Goup TeachingSurachmad (1978:100) dalam

Basyiruddin Usman dalam MetodologiPembelajaran Agama Islam (2002:59)menjelaskan tujuan penggunaan metodegroup teaching adalah pemberian bantuankepada para siswa dan juga kepada parapengajar. Karena siswa dibantu, denganlebih banyak orang yang ikut bertanggungjawab terhadap kelancaran belajarmereka. Para pengajar dibantu pula dalammenjalankan tugas-tugasnya dengan bentuktim mengajar tersebut.

C. Kelayakan/Kewajaran Metode GroupTeaching.

Basyiruddin Usman dalam MetodologiPembelajaran Agama Islam (2002:53) danRamayulis dalam Metodologi Pendidikan AgamaIslam (2005:286), metode group teachingini cocok digunakan bila mana :

59

METODE KHUSUS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (MKPAI)

1.Jumlah siswa yang terlalu banyaksedangkan guru terbatas atausebaliknya

2.Untuk mengusahakan pelajaran yangmantap dan efektif.3.Untuk menciptakan kerjasama dan salingpengertian serta memperluas wawasanpengetahuan guru.4.Untuk melatih para siswa yang cocokatau pantas dijadikan sebagaikader/asisten.

D. Langkah-langkah Penggunaan Metode GroupTeaching

Ramayulis dalam Metodologi PendidikanAgama Islam (2005:286) menjelaskanlangkah-langkah pengajaran denganmenggunakan metode group teachingsebagai berikut :1.PendahuluanGuru dalam hal ini pimpinan tim harusmenjelaskan kompetensi yang harusdikuasai oleh peserta didik setelahmengikuti proses pembelajaran.Selanjutnya menjelaskan bahwapelajaran pada jam ini disajikan olehbeberapa orang. Apabila perlu anggotatim diperkenalkan kepada pesertadidik.

2.Penyajiana. Anggota tim memberikan keterangan

atau informasi penjelasan tentang

60

METODE KHUSUS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (MKPAI)

bahan pelajaran. Pada waktu seoranganggota menerangkan, anggota laindiperkenankan memberikan keterangan(tambahan atau pengurangan)

b. Apabila selesai memberikanketerangan, maka anggota pertamadapat melanjutkan keterangannya.Apabila terdapat pertentanganantara anggota pertama dengan keduaatau ketiga maka terjAdi diskusianatar anggota tim.

c. Anggota tim kedua melanjutkan danprosesnya seperti yang dilakukandiatas.

d. Anggota tim ketiga melanjutkan danprosesnya seperti yang dilakukandiatas.

e. Pemimpin tim menyajikan kesimpulantentang isi bahan pelajaran

3.PenutupPeserta didik boleh menyalin ataubertanya atau memberikan tanggapan-tanggapan terhadap isi pelajaran.Penutup ini juga dapat diisi dengandiisi dengan penilaian.

E. Keunggulan Metode Group TeachingBasyiruddin Usman dalam Metodologi

Pembelajaran Agama Islam (2002:60)menjelaskan kelebihan metode groupteaching adalah :

61

METODE KHUSUS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (MKPAI)

1.Setiap anggota regu memilikipengertian dan pandangan yang sama dansearah

2.Anggota regu akan mendapat tugas yangsesuai dengan kemampuannya

3.Adanya pembagian tugas, memungkinkanbagi anggotanya untuk mendapatkanwaktu yang senggang dan dimanfaatkanuntuk pembinaan siswa lainnya.

4.Sistim pengajaran dapat melakukandiskusi dan bertukar pikiran ataupengalamanRamayulis dalam Metodologi Pendidikan

Agama Islam (2005:287) menambahkan kankelebihan metode group teaching :5.Pengetahuan peserta didik tentangbahan pelajaran lebih lengkap

6.Metode ini dapat digunakan untukmengatasi kekurangan tenaga guru ataukekurangan pengetahuan guru. Orangahli walaupun bukan guru dapatdimasukkan ke dalam suatu timmengajar.

F. Kelemahan Metode Group TeachingBasyiruddin Usman dalam Metodologi

Pembelajaran Agama Islam (2002:60) danRamayulis dalam Metodologi Pendidikan AgamaIslam (2005:323) menjelaskan kelemahan-kelemahan metode group teaching sebagaiberikut :

62

METODE KHUSUS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (MKPAI)

1.Sukar membentuk tim yang kompak,kadang-kadang didominasi oleh guru-guru yang cakap saja dan hal ini sukaruntuk dihilangkan.

2.Sangat rumit untuk mengatur organisasikelas lebih fleksibel.

3.Tim dapat merugikan siswa bilamanahanya pertimbangan ekonomis. Sebagaicontoh, menggabungkan kelas yang satudengan yang satu dengan yang lainnyadengan maksud dapat menghemat waktugiliran mengajar.

BAB XIMETODE DRILL/LATIHAN

A. Pengertian Metode Drill/LatihanWinarno Surahmad ( 1979 : 76)

dikutip oleh Basyiruddin Usman dalamMetodologi Pembelajaran Agama Islam (2002:55)dan Ramayulis dalam Metodologi PendidikanAgama Islam (2005:281), menjelaskan metodedrill atau disebut metode latihandimaksudkan untuk memperoleh ketangkasanatau keterampilan latihan terhadap apayang dipelajari, karena hanya denganmelakukannya secara praktis suatu

63

METODE KHUSUS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (MKPAI)

pengetahuan dapat disempurnakan dandisiap-siagakan.

B. Pertimbangan Penggunaan Metode DrillBasyiruddin Usman dalam Metodologi

Pembelajaran Agama Islam (2002:55)menjelaskan beberapa hal yang perludipertimbangkan dalam penggunaan metodedrill, sebagai berikut;

1. Harus dipertimbangkan bahwa pengertianbelajar adalah bukan berarti pengulanganpersis sama dengan apa yang dipelajarisebelumnya oleh siswa, akan tetapiterjadinya suatu proses belajar dengandrill (latihan siap) adalah adanyasituasi yang berbeda serta pengaruhlatihan pertama, maka latihan kedua,ketiga dan seterusnya akan lain sifatnya.

2. Situasi belajar itulah yang mula-mulaharus diulangi untuk dapat memperolehrespon dari siswa. Bilamana siswadihadapkan dengan berbagai situasibelajar, maka dalam diri siswa akantimbul alas an untuk memberi respons,sehingga ia melatih keterampilannya, makaketerampilan siswa akan dapat lebihdisempurnakan. Suatu drill juga harus dimulai dari hal-hal yang mendasar agar siswa betul-betulmengeti apa yang telah dan akandilakukannya agar diperoleh keterampilanyang diinginkan.Pengertian yang dibutuhkan untukkeberhasilan suatu drill adalah :

64

METODE KHUSUS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (MKPAI)

1.Pengertian terhadap sifat latihan itusendiri, dan

2.Pengertian terhadap nilai dan hubunganlatihan itu dengan keseluruhan rangkapelajaran

C. Kelayakan Metode Drill/LatihanBasyiruddin Usman dalam Metodologi

Pembelajaran Agama Islam (2002:56)menjelaskan metode dril layak/cocokbilamana digunakakan untuk memperoleh :1. Kecakapan motorik, seperti mengulas,

menghafal, membuat alat-alat,menggunakan alat/mesin, permainan danatletik

2. Kecakapan mental, melakukan perkalian,mengenal tanda-tanda/symbol dansebagainya

3. Asosiasi yang dibuat, seperti hubunganhurup-hurup, penggunaan symbol,membaca peta, dan sebagainya

4. Dalam mengajarkan kecakapan denganmetode dril guru harus mengetahuisifat kecakapan itu sendiri seperti :a. Kecakapan sebagai penyempurnaan

dari suatu arti dan bukan sebagaihasil proses mekanis semata-mata.

b. Kecakapan tersebut dianggap tidakbenar, apabila hanya menentukansuatu hal yang rutin yang dapatdicapai dengan pengulangan yangtidak menggunakan pikiran, sebabkenyataan bertindak atau berbuat

65

METODE KHUSUS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (MKPAI)

harus sesuai dengan situasi dankondisi.

D. Fase-Fase Dalam Penggunaan Metode DrillBasyiruddin Usman dalam Metodologi

Pembelajaran Agama Islam (2002:57) menjelaskan untuk mendapatkan kecakapan metode drill ini , ada dua fase ;1.Fase Integratif, di mana persepsi dariarti dan proses dikembangkan. Padafase ini belajar kecakapandikembangkan menurut praktek yangberarti sering melakukan hubunganfungsional dan aktifitas penyelidikan;

2.Fase Penyempurnaan atau fasemenyelesaikan di mana ketelitiandikembangkan. Dalam fase inidiperlukan ketelitian yang dapatdikembangkan melalui praktek yangberulang kali. Sedangkan praktek yangsering adalah ditujukan mempertinggiefesiensi, bukan untuk mendalami arti.

E. Prinsip-Prinsip Metode Drill/LatihanBasyiruddin Usman dalam Metodologi

Pembelajaran Agama Islam (2002:58)menetapkan prinsip-prinsip yang harusdiperhatikan dalam menggunakan metodedrill, antara lain ;a.Drill hanyalah untuk bahan atauperbuatan yang bersifat otomatis

b.Latihan harus memiliki makna dalamrangka yang lebih luas yakni;

66

METODE KHUSUS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (MKPAI)

1) Sebelum dilaksanakan latihansiswa perlu mengetahui terlebihdahulu arti latihan tersebut.

2) Siswa perlu menyadari bahwalatihan-latihan itu berguna bagikehidupan mereka kelak

3) Siswa perlu mempunyai sikap bahwalatihan itu diperlukan untukmelengkapi belajar

F. Keunggulan Metode Drill/LatihanBasyiruddin Usman dalam Metodologi

Pembelajaran Agama Islam (2002:57) danRamayulis dalam Metodologi Pendidikan AgamaIslam (2005:281) mengemukakan keunggulanmetode drill antara lain;1.Siswa akan memperoleh ketangkasan dankemahiran dalam melakukan sesuatusesuai dengan apa yang dipelajarinya.

2.Dapat menimbulkan rasa percaya diribahwa para siswa yang berhasil dalambelajarnya telah memiliki sesuatuketerampilan khusus yang berguna kelakdi kemudian hari;

3.Guru lebih mudah mengontrol dan dapatmembedakan mana siswa yang disiplindalam belajarnya dan mana yang kurangdengan memperhatikan tindakan danperbuatan siswa disaat berlangsungnyapengajaran.

G. Kelemahan Metode Drill/Latihan

67

METODE KHUSUS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (MKPAI)

Basyiruddin Usman dalam MetodologiPembelajaran Agama Islam (2002:57) danRamayulis dalam Metodologi Pendidikan AgamaIslam (2005:282) mengungkapkan kelemahanmetode drill antara lain;1. Dapat menghambat inisiatif siswa, di

mana inisiatif dan minat siswa yangberbeda dengan petunjuk guru dianggapsuatu penyimpangan dan pelanggarandalam pengajaran yang diberikan.

2. Menimbulkan penyesuaian statis kepadalingkungan. Dalam kondisi belajar inipertimbangan inisiatif siswa selaludisorot dan tidak diberikankeleluasaan. Siswa menyesuaikan tugassecara statis sesuai dengan apa yangdiinginkan oleh guru.

3. Membentuk kebiasaan yang kaku, artinyaseolah-olah siswa melakukan sesuatusecara mekanis, dan dalam memberikanstimulus siswa dibiasakan bertindaksecara otomatis

4. Dapat menimbulkan Verbalisme, terutamapengajaran yang bersifat menghafal dimana siswa dilatih untuk dapatmenguasai bahan pelajaran secarahafalan dan secara otomatismengingatkannya bila ada pertanyaan-pertanyaan yang berkenaan denganhafalan tersebut tanpa suatu prosesberpikir secara logis.

68

METODE KHUSUS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (MKPAI)

H. Beberapa Petunujuk Untuk Mengatasi Kelemahan

Ramayulis dalam Metodologi PendidikanAgama Islam (2005:282) mengungkapkanpetunjuk mengatasi kelemahan metodedrill yaitu;1. Sebelum latihan dimulai, peserta

didik hendaknya diberi pengertianyang mendalam tentang apa yang akandilatih dan kompetensi apa yangharus dikuasai

2. Latihan pertama kalinya hendaknyabersifat diagnosis. Kalo padalatihan pertama tidak berhasil, makaguru mengadakan perbaikan , lalupenyempurnaan

3. Latihan hendaklah mendahulukan hal-hal yang esessial dan berguna, hal-hal yang bersifatpelengkap/sekunder.

4. Latihan tidak perlu lama asal seringdilaksanakan, ingat hukum joss 5x2lebih baik dari 2x5, artinya 5 kalilatihan dengan 2 jam lebih baik dari2 kali latihan dengan 5 jam. Pesertadidik harus mengetahui bahwa latihanitu mempunyai nilai guna dalamkehidupannya.

5. Latihan harus menarik minat danmenyenangkan dan menjauhkan sifat-sifat keterpaksaan.

69

METODE KHUSUS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (MKPAI)

6. Sifat latihan pertama harus bersifatketepatan kemudian bersifatkecepatan, dan akhirnya kedua-duanyaharus dimiliki oleh peserta didik.

70

METODE KHUSUS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (MKPAI)

BAB XIIMETODE DISKUSI (FORUM)

A. Pengertian Metode DiskusiRamayulis dalam Metodologi Pendidikan

Agama Islam (2005:253) menguraikanpengertian secara bahasa kata “diskussi”berasal dari bahasa Latin, yaitu“discussus” yang berarti ”to examine”(memeriksa), “to investigate” (menyelidiki).Dalam pengertian umum, diskusi ialahproses yang melibatkan dua orangindividu atau lebih yang berintegrasisecara verbal dan saling berhadapan mukamengenai tujuan atau sasaran yang sudahtertentu melalui cara tukar menukarinformasi (information sharing),mempertahankan pendapat (self maintenance),atau pemecahan masalah (problem solving).Sedangkan metode diskusi dalampendidikan adalah suatu carapenyajian/penyampaian bahan pelajaran,di mana guru memberikan kesempatan

71

METODE KHUSUS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (MKPAI)

kepada para peserta didik/kelompok-kelompok peserta didik untuk mengadakanpembicaraan ilmiah guna mengumpulkanpendapat, membuat kesimpulan ataumenyusun berbagai alternatif pemecahanatas suatu masalah.

Basyiruddin Usman dalam MetodologiPembelajaran Agama Islam (2002:36)mendefinisikan metode forum/gelanggangterbuka/diskusi ialah suatu caramempelajari materi pelajaran denganmeperdebatkan masalah yang timbul dansaling mengadu argumentasi secararasional dan obyektif.

B. Landasan Metode DiskusiRamayulis dalam Metodologi Pendidikan

Agama Islam (2005:254), menguraikanlandasan metode diskusi adalah Al-Qur’andan perbuatan Nabi sendiri. Dalam Al-Qur’an surat Al-Nahl ayat 125, AllahSwt berfirman :

“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu

dengan hikmah[*] dan pelajaran yang baik danbantahlah mereka dengan cara yang baik.Sesungguhnya Tuhanmu dialah yang lebihmengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-

72

METODE KHUSUS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (MKPAI)

Nya dan dialah yang lebih mengetahui orang-orangyang mendapat petunjuk”.

[*] Hikmah: ialah perkataan yangtegas dan benar yang dapat membedakanantara yang hak dengan yang bathil.

Adapun diskusi yang pernahdilaksanakan oleh Nabi diantaranyaadalah diskusi tentang peristiwa perangBadar. Walaupun keputusan diskusi ituakhirnya tidak sesuai dengan keinginanAllah Swt, sehingga Allah menegur denganfirmannya dalam Al-ur’an surat al-Nahlayat 6; “Tidaklah sepantasnya bagi seorang Nabimempunyai tawanan untuk ditebus, sehinggamenimbulkan keinginan untuk memperbanyakpeperangan di muka bumi. Kamu menghendakibenda-benda dunia, sedangkan Allah menghendakiakhirat. Alla itu maha mulia lagi maha bijaksana”.

C. Tujuan Metode DiskusiBasyiruddin Usman dalam Metodologi

Pembelajaran Agama Islam (2002:36)menjelaskan cara belajar denganmenggunakan metode diskusi inimenimbulkan perhatian dan perubahantingkah laku peserta didik dalambelajar. Metode diskusi juga dimaksudkanuntuk dapat merangsang siswa dalambelajar dan berpikir secara kritis danmengeluarkan pendapatnya secara rasionaldan obyektif dalam pemecahan suatumasalah.

73

METODE KHUSUS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (MKPAI)

D. Kelayakan Metode DiskusiBasyiruddin Usman dalam Metodologi

Pembelajaran Agama Islam (2002:37) menjelaskan kelayakan metode forum/diskusi ini digunakan bilamana:1. Materi yang disajikan bersifat low

concensus problem artinya bahan yang akan disajikan tersebut banyak mengandung permasalahan yang tingkat kesepakatannya masih rendah.

2. Untuk mengembangkan sikap atau tujuan-tujuan pengajaran yang bersifat efektif.

3. Untuk tujuan-tujuan yang bersifat analisis sintesis, dan tingkat pemahaman yang tinggi.

E. Prinsip-Prinsip Metode DiskusiBasyiruddin Usman dalam Metodologi

Pembelajaran Agama Islam (2002:36) menjelaskan prinsip-prinsip yang perlu dipegangi dalam melakukan diskusi anatara lain;1. Melibatkan siswa secara aktif dalam

diskusi yang diadakan.2. Diperlukan ketertiban dan keteraturan

dalam mengemukakan pendapat secarabergilir dipimpin seorang ketua ataumoderator.

3. Masalah yang didiskusikan disesuaikandengan perkembangan dan kemampuananak

74

METODE KHUSUS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (MKPAI)

4. Guru berusaha mendorong pesertadidiknya yang kurang aktif untukmelakukan atau mengeluarkanpendapatnya.

5. Siswa dibiasakan menghargai pendapatorang lain dalam menyetujui ataumenentang pendapat.

6. Aturan dan jalannya diskusi hendaknyadijelaskan kepada peserta didik yangmasih belum mengenal tatacaraberdiskusi agar mereka secara lancarmengikutinya.

F. Manfaat Metode DiskusiRamayulis dalam Metodologi Pendidikan

Agama Islam (2005:260) menguraikan manfaatmetode diskusi adalah sebagai berikut :1. Membantu peserta didik memutuskan

yang lebih baik ketimbang memutuskansendiri, karena terdapat berbagaisumbangan pikiran dari berbagai sudutpandang.

2. Tidak terjebak pada pikirannyasendiri yang kadang-kadang salah.

3. Meningkatkan hasil belajar.4. Memberikan motivasi berpikir dan

perhatian kelas.5. Membantu mengeratkan hubungan antara

kegiatan kelas, dengan tingkatperhatian dan derajat pengertiananggota kelas.

75

METODE KHUSUS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (MKPAI)

6. Menimbulkan fun learning danmerangsang pengalaman.

G. Petunjuk Penggunaan Metode DiskusiBasyiruddin Usman dalam Metodologi

Pembelajaran Agama Islam (2002:53) memberikan petunjuk mengajar dengan menggunaan metode diskusi sebagai berikut : Dalam penggunaan metode diskusi ini guru harus dapat memberikan bantuan berupa ;1) Penyajian masalah yang akan

didiskusikan2) Bimbingan dan pengarahan sebelum atau

selama berlangsungnya diskusi.H. Pertimbangan Penggunaan Metode Diskusi

Basyiruddin Usman dalam MetodologiPembelajaran Agama Islam (2002:53)menjelaskan dalam pelaksanaanmenggunakan metode diskusi perludiperhatikan hal-hal sebagai berikut ;1. Topik yang dibahas hendaknya

merupakan permasalahan yang banyakmengandung alternatif-alternatifpemecahan

2. Topik yang dibahas juga dapatmerangsang siswa untukmemperbincangkannya sehingga timbulsilang pendapat antar anggota

3. Situasi dan kondisi yang memungkinkanuntuk dilaksanakannya diskusi

76

METODE KHUSUS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (MKPAI)

4. Tingkat kemampuan dan daya pikirpeserta didik memungkinkan untukmelakukan suatu diskusi, dan materiyang didiskusikan sesuai dengantingkat kemampuan mereka. Ramayulis dalam Metodologi Pendidikan

Agama Islam (2005:256) menambahkanpersyaratan pertanyaan diskusi harusmengandung nilai diskusi yaitu janganhanya satu jawaban, dan harusmerangsang adanya pemungutan suara,memperhatikan pertimbangan, perbandingandari kenyataan dan harus menarik sesuatitaraf umur.

I. Tugas Guru Dalam DiskusiBasyiruddin Usman dalam Metodologi

Pembelajaran Agama Islam (2002:53)menjelaskan tugas guru dalam diskusiadalah sebagai berikut;1. Dapat bertindak sebagai pimpinan

dalam diskusi yaitu ;a.Menerima pendapat atau pertanyaanpeserta didik dan lemparkan kembalikepada siswa yang lain untukmencari jawabannya.

b.Mengusahakan jalannya diskusi agartidak terjadi dialog atau hanyasekedar tanya jawab antara guru danpeserta didik atau antara dua orangpeserta didik saja.

77

METODE KHUSUS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (MKPAI)

2. Sebagai moderator yang dapatmengamankan, menolak, ataumenyampaikan pendapat dan usul-usulkepada peserta diskusi dengan cara ;a.Memberikan kesempatan yang leluasakepada peserta didik untukmengeluarkan pendapat.

b.Dapat juga bertindak sebagaipengatur lalu lintas jalannyadiskusi , yang perannanya adalahsebagai berikut;1) Mencegah segelintir anggota yang

gemar bicara menguasai pembicaraandan waktu yang digunakan.

2) Memberikan kesempatan terhadapanggota yang pemalu dan pendiamuntuk berani mengemukakanpendapatnya

3) Memberikan giliran bicara padaanggota sehingga diskusi dapatberjalan secara teratur dan tertib.

J. Peranan Para Peserta Dalam DiskusiRamayulis dalam Metodologi Pendidikan

Agama Islam (2005:258) menguraikan peran para pserta diskusi antara lain :1.Satu sama lain harus saling mengenal.2.Setiap peserta harus menyiapkan diri3.Setiap peserta berpikir dengan berpijak pada masalah

4.Setiap peserta harus mengembangkan rasa kebersamaan kelompok.

78

METODE KHUSUS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (MKPAI)

5.Setiap peserta harus dapat saling membantu.

K. Langkah-Langkah Dalam DiskusiBasyiruddin Usman dalam Metodologi

Pembelajaran Agama Islam (2002:39)menjelaskan langkah-langkah yang diambildalam pelaksanaan diskusi antara lain;1.Pemilihan topik yang akan didiskusikan

dapat dilakukan oleh guru dengan pesertadidik atau oleh peserta didik itusendiri. Kriteria pemilihan topikdisesuaikan dengan tujuan yang ingindicapai , kesesuaian dengan kemampuanpeserta didik, kekohesifan para pesertadidik, dan latar belakang pengetahuannya.

2.Dibentuk kelompok-kelompok diskusi , yangterdiri dari 4-6 anggota setiap kelompokdan dipimpin oleh seorang ketua, danseorang notulis. Pembentukan kelompokdapat dilakukan secara acak, ataumemperhatikan minat dan latar belakangpeserta didik

3.Dalam pelaksanaan diskusi para pesertadidik melakukan diskusi dalam kelompokmasing-masing, sedangkan gurumemperhatikan dan memberikan petunjukbilamana diperlukan.

4.Laporan hasil diskusi dilaporkan secaratertulis oleh masing-masing kelompok.Kemudian diadakan suatu forumpaneldiskusi untuk menanggapi setiap laporankelompok tersebut.

79

METODE KHUSUS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (MKPAI)

L. Bentuk DiskusiRamayulis dalam Metodologi Pendidikan

Agama Islam (2005:255) menjelaskan bentukdiskusi antara lain;6.The Social Problem MeetingPara peserta didik berbincang-bincangmemecahkan masalah social kelasnyaatau di sekolahnya dengan harapan ,bahwa peserta didik akan merasaterpanggil untuk mempelajari danbertingkahlaku sesuai kaidah-kaidahyang berlaku.

7.The Open-Ended MeetingPara peserta didik berbincang-bincangmengenai masalah-masalah yangberhubungan dengan kehidupan sehari-hari dengan segala sesuatu yangterjadi di kelasnya atau di lingkungansekitar rumahnya dan sebagainya.

8.The Educational-Diagnosis MeetingPara peserta didik berbincang-bincangmengenai masalah pelajaran di kelasnyadengan maksud untuk saling mengoreksi

M. Jenis DiskusiBasyiruddin Usman dalam Metodologi

Pembelajaran Agama Islam (2002:53) danRamayulis dalam Metodologi Pendidikan AgamaIslam (2005:261) menjelaskan jenisdiskusi antara lain;1. Whole Group

80

METODE KHUSUS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (MKPAI)

Bentuk diskusi kelas di mana parapesertanya duduk setengah lingkaran.Dalam hal ini guru bertindak sebagaipimpinan dan topic yang akan dibahastelah direncanakan sebelumnya.

2. Diskusi KelompokDibentuk kelompok-kelompok diskusikelompok kecil yang terdiri dari 4-6anggota dan kelompok diskusi besar yangterdiri dari 7-15 anggota . Dalam diskusitersebut dibahas suatu topik tertentudipimpin oleh seorang ketua, dan seorangnotulis. Para anggota diskusi diberikesempatan berbicara atau mengemukakanpendapat dalam pemecahan masalah.

3. Buzz GroupBentuk diskusi terdiri dari kelas yangdibagi-bagi menjadi kelompok-kelompokkecil yang terdiri dari 3-4 anggota.Tempat duduk diatur sedemikian rupa agarpara siswa dapat bertukar pikiran danbertatap muka dengan mudah. Diskusi inibiasanya diadakan di tengah-tengahpelajaran atau di akhir pelajaran denganmaksud agar mempertajam dan memperjelaskerangka bahan pelajaran atau sebagaijawaban terhadap pertanyaan-pertanyaanyang muncul

4. PanelSuatu bentuk diskusi yang terdiri dari 3-6 anggota untuk mendiskusikan suatu topiktertentu dan duduk dalam semi melingkaryang dipimpin oleh seorang moderator.

81

METODE KHUSUS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (MKPAI)

Panel ini secara fisik dapat berhadapanlangsung dengan audien atau dapat jugatidak secara langsung. Sebagai contohdiskusi panel yang terdiri dari para ahliyang membahas suatu topik di mukatelevise. Biasanya dalam diskusi panelini audien tidak turut bicara, namundalam forum tertentu audien diperkenankanmemberikan tanggapannya.

5. Syndicate GroupBentuk diskusi terdiri dari kelas yangdibagi-bagi menjadi kelompok-kelompokkecil yang terdiri dari 3-6 anggota,masing-masing kelompok mengerjakan tugas-tugas tertentu atau tugas yang bersifatkomplementer. Guru menjelaskan garisbesar permasalahan, menggambarkan aspek-aspeknya, dan kemudian tiap kelompokdiberi tugas mempelajari aspek-aspektertentu.Guru diharapkan dapatmenyediakan sumber-sumber informasi ataureferensi yang dijadikan rujukan olehpara peserta.

6. SymposiumDalam simposium biasanya terdiri daripembawa makalah, penyanggah,moderator, dan notulis serta beberapapeserta simposium. Pembawa makalahdiberi kesempatan untuk menyampaikanmakalahnya di muka peserta secarasingkat (antara 10-15 menit).Selanjutnya diikuti oleh penyanggahdan tanggapan para audien. Bahasan

82

METODE KHUSUS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (MKPAI)

diskusi kemudian disimpulkan dalambentuk rumusan hasil simposium.

7. Informal DebateBiasanya bentuk diskusi ini kelas dibagimenjadi 2 tim yang seimbang besarnya danmendiskusikan subyek yang cocok untukdiperdebatkan tanpa memperhatikanperaturan perdebatan formal.

8. Fish BowlBentuk diskusi ini terdari beberapaorang peserta dan dipimpin olehseorang ketua untuk mencari suatukeputusan . Tempat duduk diatursetengah melingkar dengan dua tau tigakursi yang kosong menghadap pesertadiskusi. Kelompok pendengarmengelilingi kelompok diskusi yangseolah-olah melihat ikan yang beradadalam sebuah mangkok. Selama diskusikelompok pendengar yang inginmenyumbangkan pendapatnya duduk dikursi yang kosong yang telahdisediakan. Apabila ketua diskusimempersilahkannya bicara, maka diaboleh bicara dan kemudian meninggalkankursi tersebut setelah selesai bicara.

9. The Open Discussion GroupKegiatan dalam bentuk diskusi ini akandapat mendorong pesera didik agarlebih tertarik untuk berdiskusi danbelajar keterampilan dasar dalammengemukakan pendapat, mendengarkan

83

METODE KHUSUS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (MKPAI)

dengan baik, dan memperhatikan suatupokok pembicaraan dengan tekun.Jumlah anggota kelompok yang baikantara 3-9 orang . Dengan diskusi inidapat membantu para peseta didikbelajar mengemukakan pendapat secarajelas, memecahkan masalah, memahamiapa yang dikemukakan oleh orang lain,dan dapat menilai kembali pendapatnya.

10.BrainstormingBentuk diskusi ini akan menjadi baikbila jumlah anggotanya terdiri dari 8-12 orang. Setiap anggota kelompokdiharapkan dapat menyumbangkan idedalam pemecahan masalah. Hasil belajaryang diinginkan adalah menghargaipendapat orang lain, menumbuhkan rasapercaya diri dalam upaya mengembangkanide-ide yang ditemukan atau dianggapbenar.

11.MusyawarahSuatu cara menyajikan bahan pelajaranmelalui perundingan untuk mencapaitujuan pelajaran. Peserta musyawarah disekolah adalah guru dan peserta didik.Perbedaan metode musyawarah dan diskusiadalah sebagai berikut:Musyawarah Diskusia.Dipakai mempertemukan pendapat a.

Dipakai untuk mencari kebenaranb.Dasarnya adalah suara terbanyak b.

Dasarnya kebenaran itu sendiri

84

METODE KHUSUS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (MKPAI)

c.Selalu mementingkan keserasian c.Kadang-kadang timbul keretakan

karenamempertahankan kebenaran

12.ForumForum adalah arena terbuka di manadikemukakan pendapat-pendapat,dicetuskannya perasaan-perasaan, ide-ide,kritik-kritik dari hadirin tentangsesuatu atau beberapa masalah. Sebagaimetode mengajar, forum adalah suatu caramenyajikan bahan pelajaran melalui forum.Bahan pelajaran adakalanya disajikandating dari guru atau peserta didik.Forum tidak diatur secara formil, tetapihanya bersipat informal saja tidakmemerlukan persiapan secara serius.

N. Keunggulan Metode Forum/Gelanggang Terbuka/Diskusi

Basyiruddin Usman dalam Metodologi Pembelajaran Agama Islam (2002:37) mengungkapkan keunggulan metode diskusi adalah;1. Suasana kelasa menjadi bergairah, di

mana para peserta didik mencurahkanperhatian dan pemikiran merekaterhadap masalah yang dibicarakan.

2. Dapat menjalin hubungan social antarindividu peserta didik sehinggamenimbulkan rasa harga diri,

85

METODE KHUSUS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (MKPAI)

toleransi, demokrasi, berfikir kritisdan sistimatis.

3. Hasil diskusi dapat dipahami olehpara peserta didik karena merekasecara aktif mengikuti perdebatanyang berlangsung dalam diskusi.

4. Adanya kesadaran para peserta didikdalam mengikuti dan mematuhi aturan –aturan yang berlaku dalam diskusimerupakan refleksi kejiwaan dan sikapmereka untuk berdisiplin danmenghargai pendapat orang lain.

O. Kelemahan Metode DiskusiBasyiruddin Usman dalam Metodologi

Pembelajaran Agama Islam (2002:37) menjelaskan kelemahan-kelemahan metode forum/gelanggang terbuka/diskusi adalah;1. Adanya sebagian peserta didik yang

kurang berpartisipasi secara aktif dalam diskusi dapat menimbulkan sikapacuh tak acuh dan tidak ikut bertanggung jawab terhadap hasil diskusi.

2. Sulit meramalkan hasil yang ingin dicapai karena penggunaan waktu yang terlalu panjang.

3. Para peserta didik mengalami kesulitan mengeluarkan ide-ide atau pendapat mereka secara ilmiah atau sistimatis.

86

METODE KHUSUS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (MKPAI)

DAFTAR PUSTAKA

A.Tafsir, Metodologi Pengajaran agama Islam (Bandung:PT. ROSDAKARYA, 1995)

Armai Arif, Pengantar Ilmu dan Metodologi PendidikanIslam (Jakarta: Ciputat Pers, 2002)

Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar (Jakarta: PT.Bumi Aksara, 2007)

Basyiruddin Usman, Metodologi Pembelajaran AgamaIslam (Jakarta: Ciputat Pers, 2002)

Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam (Jakarta:Kalam Mulia, 2005)

87

METODE KHUSUS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (MKPAI)

CURRICULUM VITAE PENULIS

88