22
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manajemen usahatani adalah ilmu terapan yang membahas atau mempelajari bagaimana membuat usaha dalam pertanian denagn menggunakan secara efisien sumber- sumber yang terdapat dalam keadaan terbatas meliputi ternak, tenaga kerja dan modal. Usahatani Asosiasi tanaman Hias Krisan atau Chrysanthenum sp Astha Bunda merupakan dari salah satu tanaman hias yang memiliki nilai ekonomi yang tinggi karena telah banyak dikenal, disukai dan banyak diminati oleh masyarakat. Bunga krisan selain memiliki keindahan dalam keragaman warna dan bentuknya, dalam pembungaan dan panenya dapat diatur sesuai kebutuhan pasar selain itu bunga krisan mudah dalam proses perangkaianya juga kesegaranya yang relatif lama. Dalam keseharian bunga krisan sebagai bunga potong dan dapat digunakan dalam bahan rangkain bunga, dekorasi ruangan, vas bunga mempercantik ruang kerja ataupun ruang tamu. Bunga krisan banyak diminati karena banyak warna dan jenisnya yang umumnya munyukai warna dasar krisan yaitu putih, kuning dan merah. Selain itu bunga yang mekar sempurna banyak diminati penampilan 1

laporan kuliyah agribisnis

  • Upload
    uns-id

  • View
    2

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manajemen usahatani adalah ilmu terapan yang

membahas atau mempelajari bagaimana membuat usaha dalam

pertanian denagn menggunakan secara efisien sumber-

sumber yang terdapat dalam keadaan terbatas meliputi

ternak, tenaga kerja dan modal. Usahatani Asosiasi

tanaman Hias Krisan atau Chrysanthenum sp Astha Bunda

merupakan dari salah satu tanaman hias yang memiliki

nilai ekonomi yang tinggi karena telah banyak dikenal,

disukai dan banyak diminati oleh masyarakat. Bunga

krisan selain memiliki keindahan dalam keragaman warna

dan bentuknya, dalam pembungaan dan panenya dapat

diatur sesuai kebutuhan pasar selain itu bunga krisan

mudah dalam proses perangkaianya juga kesegaranya yang

relatif lama.

Dalam keseharian bunga krisan sebagai bunga potong

dan dapat digunakan dalam bahan rangkain bunga,

dekorasi ruangan, vas bunga mempercantik ruang kerja

ataupun ruang tamu. Bunga krisan banyak diminati karena

banyak warna dan jenisnya yang umumnya munyukai warna

dasar krisan yaitu putih, kuning dan merah. Selain itu

bunga yang mekar sempurna banyak diminati penampilan

1

2

yang segar, tangkai yang yang tegar dan kekar yang

membuat bunga ini tahan lama untuk sejenis bunga

potong.

Krisan dikenal juga dengan seruni merupakan bukan

tanaman asli dari Indonesia namun telah banyak

dibudidayakan di Indonesia. Krisan menempati urutan

kedua setelah bunga mawar dan setiap waktu ke waktunya

permintaan konsumen terhadap bunga dalam bentuk apapun

ini semakin meningkat.

Prospek krisan dalam perekonomian sangat

menguntungkan karena bunga krisan dari waktu ke waktu

permintaan terhadap bunga krisan baik dalam bentuk

bunga potong maupun dalam tanaman krisan dalam pot

mengalami peningkatan. Apalagi saat tahun baru maupun

hari besar keagamaan, bunga ini menjadi kegemaran dan

banyak dicari untuk mendekorasi dan mempercantik

ruangan.

B. Permasalahan

Permasalahan yang perlu dibahas dalam Praktikum

Manajemen Usahatani mencakup pengelolaan usahatani dan

pemasaran produk usahatani. Permasalahan dalam

Praktikum Manajemen Usahatani antara lain :

1. Bagaimana tahap-tahap proses usahatani di Asosiasi

Petani Bunga dan Daun Potong Astha Bunda?

3

2. Bagaimana analisa biaya dan pendapatan usahatani di

Asosiasi Petani Bunga dan Daun Potong Astha Bunda?

3. Bagaimana strategi pemasaran produk usahatani di

Asosiasi Petani Bunga dan Daun Potong Astha Bunda?

4. Bagaimana pengelolaan usahatani di Asosiasi Petani

Bunga dan Daun Potong Astha Bunda?

C. Tujuan dan Kegunaan Praktikum

1. Tujuan

Tujuan dari Praktikum Manajemen Usahatani

mengenai pengelolaan dan analisa usahatani adalah:

a. Mengetahui analisa usahatani di Asosiasi Tanaman

Hias Krisan Astha Bunda.

b. Mengetahui pengelolaan dan strategi pemasaran di

Asosiasi Tanaman Hias Krisan Astha Bunda.

c. Mengetahui pengaruh kebijakan pemerintah terhadap

pengelolaan usahatani di Asosiasi Petani Bunga

dan Daun Potong Astha Bunda.

2. Kegunaan

Kegunaan Praktikum Manajemen Usahatani adalah

meliputi kegunaan bagi Asosiasi Tanaman Hias Krisan

Astha Bunda, Fakultas Pertanian UNS, Mahasiswa, dan

pihak lain yang terkait dalam pelaksanaan Praktikum

Manajemen Usahatani yaitu:

4

a. Bagi Mahasiswa Fakultas Pertanian UNS, sebagai

persyaratan dalam menempuh Mata Kuliah Manajemen

Usahatani pada semester II ini.

b. Bagi Asosiasi Tanaman Hias Krisan Astha Bunda,

hasil praktikum diharapkan dapat menjadi

sumbangan pemikiran dari mahasiswa mengenai

penyelesaian masalah manajemen usahatani dan cara

mengatasi hambatan usahatani pada perusahaan.

c. Bagi Fakultas Pertanian UNS, hasil praktikum ini

diharapkan dapat mendukung kelengkapan dalam

penerapan Mata Kuliah Manajemen Usahatani dalam

pendidikan bidang pertanian.

d. Bagi pihak terkait lainnya, hasil praktikum

diharapkan dapat memberikan solusi hambatan dalam

manajemen usahatani produk pertanian.

5

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Manajemen Usaha Tani

Biaya adalah semua pengeluaran untuk mendapatkan

barang atau jasa dari pihak ketiga. barang atau jasa

dapat dijual kembali baik berkaitan dengan usaha pokok

perusahaan maupun tidak. Besarnya biaya ini akan

mengurangi laba atau menambah rugi perusahaan. Biaya

adalah uang kas atau setara kas untuk mendapatkan

barang atau jasa yang akan dijual dan diharapkan akan

memberikan keuntungan atau laba. Meningkatkan laba

melalui pendekatan akuntansi keuangan dan akuntansi

biaya (Kuswandi, 2005).

6

Biaya produk adalah semua biaya yang berkaitan

dengan produk barang yang diperoleh. Biaya produksi

adalah biaya pabrik ditambah dengan harga pokok

sediaan produk dalam proses awal atau harga pokok

produk jadi periode ini ditambah dengan harga pokok

sediaan dalam proses akhir (Nafarin, 2007).

Pendapatan adalah penerimaan dikurangi dengan

biaya variabel untuk meningkatkan pendapatan bisa

dilakukan dengan cara meminimalisasi biaya. biaya

dibedakan menjadi dua macam yaitu biaya tetap dan

biaya variabel. Biaya tetap merupakan biaya yang tidak

berubah meskipun ada perubaha jumlah produk atau

jumlah pengeluaran atau jumlah output yang dihasilkan.

Sedangkan biaya variable adalah biaya yang berubah

bila ada perubahan jumlah produk atau pengeluaran atau

jumlah output yang dihasilkan. Pendapatan atau

keuntungan merupakan penerimaan dikurangi seluruh

biaya atau dengan kata lain bisa dengan hasil

penjualan dikurangi dengan biaya tetap (Muhammad,

1991).

B. Krisan

Krisan (Dendranthema grandiflora Tzvelev) merupakan

salah satu komoditas tanaman hias yang sangat populer

di Indonesia. Permintaan pasar dari tahun ke tahun

7

terus meningkat sejalan dengan peningkatan taraf hidup

masyarakat dan pembangunan pariwisata. Dalam usahatani

krisan di Indonesia dijumpai banyak kendala terutama

ketergantungan terhadap bibit impor dari varietas yang

dilindungi berdasar Konvensi UPOV. Untuk menggunakan

bibit impor dari varietas, maka produsen harus

memperoleh lisensi dan membayar royalti sebagai

konsekuensinya maka harga jual bunga menjadi sangat

tinggi sehingga, sehingga keuntungan yang diterma

produsen dari penjual menjadi tidak optimal (Marwoto,

1999).

Krisan (Dendranthema grandiflora) merupakan tanaman

penghasil bunga dengan beragam bentuk, ukuran, dan

warna menarik. Supaya kondisi bunga tetap prima sampai

ke tangan konsumen, ada beberapa faktor yang perlu

diperhatikan, yaitu stadia panen, suhu, dan teknik

penyimpanan, kelembaban relatif udara, inveksi

Botrytis, produksi etilen, dan penyumbatan pembuluh

(Harkema, 1988).

Agar bunga masih dalam kondisi prima saat sampai

ditangan konsumen maka disarankan agar segera

mencelupkan tangkai bunga ke dalam air yang mengandung

germisida. Penelitian juga menyarankan bahwa untuk

pengiriman bunga krisan jarak jauh, bunga krisan perlu

8

diberi perlindungan terhadap serangan grey mold dengan

pulsing (Kofranek, 1980).

Sistem usahatani di Indonesia menghadapi banyak

masalah kendala diantaranya yang paling penting ialah

ketergantungan bibit dari luar negeri. Upaya telah

dilakukan untuk menghasilkan varietas unggul krisan

melalui pelaksaan program pemuliaan secara sistematik

(Marwoto, 1999).

Tanaman hias krisan (Dendranthema grandiflora Tzvelev)

merupakan tanaman bunga potong dan bunga pot yang saat

ini telah banyak dikembangkan serta mempunyai peluang

besar untuk meningkatkan taraf hidup petani karena

berpotensi ekonomis yang cukup tinggi sebagai

komoditas andalan dalam industri tanaman hias (Gogue

dkk, 1975).

Menurut Kofranek 1980 salah satu upaya untuk

memperoleh hasil bunga potong yang tinggi adalah

pemberian hara yang tinggi, terutama N dan K.

Sedangkan menurut Putrasamedja Sutapradja, 1989 sejauh

ini, pemupukan yang dilakukan masih oleh pengusaha

tanaman krisan umumnya masih menggunakan dua jenis

pupuk, yaitu campuran pupuk butiran berupa pupuk

tunggal N, P, dan K dan pupuk majemuk NPK yang

9

diaplikasikan dengan cara ditebarkan pada bedengan

atau mencairkan pupuk tersebut melalui aliran irigasi.

Pengusaha krisan umumnya memelihara tanaman induk

di lahan yang dinaungi dan di bawah kondisi hari

panjang untuk mempertahankan dominansi vegetatif

( Chang dkk, 1968).

Penaungan dimaksudkan untuk mencegah curah hujan

yang menginduksi penyebaran penyakit di area

pertanaman. Modifikasi lingkungan mikro dibutuhkan

untuk meningkatkan produktivitas tanaman krisan,

dilakukan pada lingkungan edafik, misalnya dengan

pemberian mulsa dan pemberian pupuk organik (Gogue

dkk, 1975).

Upaya meningkatkan produktivitas stek dilakukan

dengan aplikasi zat pengatur tubuh sedangkan untuk

pencegahan penyakit dilakukan dengan aplikasi

fungisida atau penyemprotan (Warsito, 2004).

10

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Profil Perusahaan

1. Sejarah Perusahaan

Asosiasi Petani Krisan Yogyakarta berdiri sejak

tahun 2008 dengan anggota sejumlah 6 kelompok tani di

Hargobinangun, Pakem, Sleman. Pada awal bulan oktober

2010 asosiasi yang awal hanya berbudidaya bunga krisan

saja tapi sekarang sudah berkembang ke aneka daun

potong untuk dekorasi dan melebur dalam Asosiasi

Tanaman Hias Bunga dan Daun atau ASTHA BUNDA dengan

jumlah anggota sejumlah 8 kelompok.

Tanaman hias bunga krisan pertama kali dikenal di

dusun Wonokerso, Hargobinangun, Pakem, Sleman, oleh

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Daerah Istimewa

11

Yogyakarta bekerja sama dengan Badan Penelitian

Tanaman Hias Cipanas Bogor. Awal dicobakan untuk

berbudidaya tanaman hias Mawar, Krisan dan Anggrek.

Tapi dari tiga komoditas tersebut ternyata yang

dianggap cocok dengan kondisi alam setempat dan juga

dianggap paling mudah oleh petani adalah komoditas

bunga krisan potong sehingga produksi bunga ini

semakin hari semakin meningkat jumlah dan kualitasnya.

Pada perkembangan saat ini petani krisan di

Hargobinangun telah mensuplai pasar bunga di

Yogyakarta sejumlah 200-300 ikat perminggunya atau

sekitar 16.000 ikat per musim tanam (3 bulan). Dan di

Yogyakarta kebutuhan bunga dan tanaman hias cukup

tinggi, terutama pada waktu-waktu tertentu seperti

Tahun Baru, Natal, Lebaran dan lain-lain. Kebutuhan

bunga meningkat sangat tajam, sehingga sering di ikuti

dengan naiknya harga bunga yang kadang-kadang sampai

lebih dari dua kali lipat harga hari biasa.

Saat kelompok tani bergabung dalam Asosiasi

Tanaman Hias Bunga dan Daun dijadikan tempat untuk

konsultasi, memecahkan masalah anggota dan merupakan

lembaga pemasaran. Dalam rangka mengatur ketersediaan

produksi, asosiasi melakukan pengaturan jadwal tanam,

setiap minggunya dibutuhkan bibit sebar sejumlah

12

10.000-15.000 stek dan pendamping budidaya menyeluruh.

Dengan penanaman sejumlah itu masih jauh dari

kebutuhan pasar dan baru memenuhi 16% dari kebutuhan

kios tersebut dengan adanya kelemahan tersebut

asosiasi ini masih membutuhkan bantuan dari Cianjur,

Bogor, Malang dalam pengadaan benihnya.

2. Visi Misi Perusahaan

Visi dari ASTHA BUNDA adalah Menjadi lembaga

sosial yang sehat, berkembang, terpercaya untuk

melayani kepentingan anggota.

Misi dari APRISTA yaitu :

1. Mengembangkan APRISTA

2. Melayani kebutuhan petani dengan cepat

3. Memudahkan pemasaran

4. Mencerdaskan petani

5. Menambah wawasan dan pengetahuan petani

6. Meningkatkan keterampilan petani dalam bidang

pertanian

7. Membentuk petani yang berwawasan agribisnis

13

3. Struktur Organisasi

B. Sumber Daya Manusia

Gambar 1. Struktur Organisasi ASTHA BUNDA

B. Sumber Daya Manusia

Dalam Asosiasi tanaman hias bunga dan daun ASTHA

BUNDA memiliki jumlah anggota 8 kelompok tani dan

tiap-tiap kelompok memiliki pengelola dan kapasitas

tanam aktif yang berbeda-beda. Setiap kelompok

BENDAHARA

DWI

SEKRETARIS

ENDANG S.

KETUA

SISWIYANTO

PEMASARAN

AGUNG I.

PEMBENIHAN

LUBERANTO

CHIKA BUDI S.

PRODUKSI

TEGUH R.

SURADI HS.

HUMAS &

WISATA

SUTARMAN

14

memiliki kapasitas taman 15.000 batang/minggu.

Asosiasi ini menjadi tempat dimana hasil panen petani

dikumpulkan untuk dijadikan produksi tanaman hias yang

nantinya akan di pasarkan ke dekorator dan kios bunga

yang ada di Yogyakarta, Purworejo, Klaten, Solo.

Asosiasi ini juga memberikan reward kepada para

petani yang berhasil. Tenaga kerja biasanya diambil

dari masyarakat sekitar baik yang berpendidikan formal

maupun nonformal. Petani diberi upah jam kerja untuk

wanita Rp 25.000 - Rp 35.000, sedangkan untuk pria Rp

30.000 – Rp 40.000.

C. Analisa Usahatani

Analisa usahatani tanaman hias bunga dan daun per

musim tanam 3,5 bulan dengan luas lahan efektif 7.485

M2.

Luas lahan garapan : 200 m2

1. Sewa Lahan : Rp 54.000,00

2. Biaya Saprodi :

Benih Produksi : 10.000 x Rp.200 = Rp

2.000.000,00

Pupuk Kandang : 4 rit colt/2 ton = Rp

450.000,00

15

Pupuk npk Pertumbuhan: 6 kg

= Rp 45.000,00

Pupuk npk Generatif : 6 kg = Rp

48.000,00

Pupuk Daun : 4 kg =Rp 52.000,00

Insectisida : =Rp 150.000,00

Fungisida : =Rp 100.000,00

Zpt : =Rp 100.000,00

3. Tenaga Kerja

Olah Lahan : 2 HOK @ 40.000 = Rp 80.000,00

Tanam : 2 HOK @ 30.000 = Rp 60.000,00

Perawatan : 20 HOK @ 30.000 = Rp

600.000,00

4. Lain – lain

Tenaga panen & packing : 5 HOK @ 30.000 =

Rp 150.000,00

Karet dan kertas pembungkus : = Rp

100.000,00

Listrik : 1 musim =Rp 100.000,00

Penyusutan rumah : 1 musim =RP 700.000,00

Total Pengeluaran Rp

4.789.000,00

16

Hasil produksi

Keberhasilan 80% : 8.000

Harga rata – rata : Rp.850,-

Hasil kotor : 8.000 x Rp. 850,- = Rp

6.8000.000,00

Keuntungan : =Rp 2.011.000,00

D. Produk dan Pengembangan Produk

1. Proses Produksi

Diawali dengan proses penanaman bibit krisan,

bibit ini diambil dari luar kota Yogyakarta seperti

dari kota Bogor, Malang, dan Cianjur. Bibit-bibit

tersebut kemudian ditanam di dalam rubung, yang

didalamnya telah disediakan lahan sebagai media

tanam yang telah dicampur dengan pupuk organik dan

diberi jaring berbentuk persegi berguna untuk

meluruskan arah tumbuh tanaman. Sistem penyiraman

dilahat dari kondisi tanah apabila tanah dalam

kondisi kering maka penyiraman perlu dilakukan

secara rutin, sedangkan apabila tanah dalam kondisi

basah penyiraman tidak perlu dilakukan secara terus

17

menerus. Tanaman krisan tidak boleh terlalu banyak

terkena air hal ini akan megakibatkan batang tanaman

mudah membusuk.

Setelah tiga minggu tanaman krisan masih

membutuhkan cukup penyinaran, maka dari itu tanaman

krisan didalam rubung menggunakan cahaya lampu pada

malam hari untuk menggati penyinaran yang kurang di

siang hari. Tanaman krisan yang siap panen berumur

3–4 bulan dan memiliki tinggi batang sekitar 50–80

cm. Untuk batang yang tingginya kurang dari 50 cm

dan sudah berbunga pemanenannya dilakukan dengan

mencabut batang tanaman, sedangkan batang yang

berukuran lebih dari 50 cm pemanenannya dengan cara

memotong batang.

2. Pengembangan Produk

Asosiasi tanaman hias krisan ASTHA BUNDA

mengembangkan produk di daerah Sleman karena daerah

tersebut termasuk dataran tinggi di kaki gunung

merapi Yogyakarta, dan daerah ini dirasa cocok untuk

pengembangan karena krisan hidup didaerah dataran

tinggi dengan ketinggian diatas 800 m. Tanaman

krisan memiliki berbagai jenis seperti sprai,

18

standar dan lain-lain. Di Asosiasi ini tidak hanya

mengembangkan tanaman krisan saja namun

mengembangkan bunga hias dan daun untuk kebutuhan

dekorasi.

E. Strategi Penetapan Harga

Di asosiasi ini anggotanya tidak diperkenankan

mejual hasil taninya secara pribadi karena petani akan

dimanfaatkan oleh para tengkulak dalam penetapan

harga. Dengan demikian asosiasi ini menetapkan harga

pemasaran berdasarkan grade dan waktu pemanenan.

Apabila saat pancaroba seperti sekarang, asosiasi ini

hanya dapat menjual dengan harga standar seperti

biasnya tergantung pada grade bunga krisan yang

dipanen. Asosiasi tanaman krisan ASTHA BUNDA tidak

mencoba bermain harga sebagai pemasok bunga krisan,

yang melonjakkan harga bunga dipasaran adalah florist

atau toko bunga itu sendiri.

F. Persaingan dan Strategi Pemenangan Persaingan

Asosiasi ini berupaya memproduksi produk tanaman

yang berkualitas yaitu dengan bekerjasama dengan Badan

Penelitian Hias Cipanas Bogor. Di Daerah Istimewa

Yogyakarta merupakan kota pariwisata yang memiliki

peminat tanaman hias yang cukup tinggi sehingga butuh

banyak tanaman hias terutama bunga krisan, dengan

19

berbagai jenis dan warna mengundang minat konsumen

untuk selalu memilihnya. Namun sayangnya karena

produktifitasnya rendah sehingga belum bisa mencukupi

kebutuhan pasar. Meski demikian asosiasi ini tidak

berhenti untuk mencukupi kebutuhan pasar dengan cara

mendatangkan bunga dari luar Yogyakarta.

G. Pemasaran

Untuk wilayah pemasaran bunga krisan di daerah

Jogja, Solo dan sekitarnya. Pada pasar produksi bunga

untuk pemakaian langsung biasanya dipakai untuk acara

gereja maupun perseorangan. Selain itu di pasarkan di

Floris di jogja yaitu terdapat 4 floris seperti di

Purwo Kidul, Kusuma, Dewi, Amat. Dipasarkan pula pada

dekorator yang terdiri dari 7 dekorator kelas medium

dan 10 dekorator kelas kecil. Biasnya terjadi

pelonjakan permintaan pada saat tahun baru, natal,

lebaran dan lain-lain hal ini menyebabkan ikut naiknya

harga bunga.

H. Kebijakan Pemerintah

Pemerintah mendukung atas adanya asosiasi ini

karena bisa meningkatkan kualitas petani dan hasil

tani di Indonesia apalagi bunga krisan ini mampu

20

memberikan kontribusi yang cukup signifikan bagi

pelaku bisnis. Bukti dari kebijakan dan kepedulian

pemerintah terhadap asosiasi ini dapat dilihat ketika

terjadi erupsi gunung merapi yang mengakhibatkan

terhentinya usahatani pangan holtikultura termasuk

usaha tani bunga krisan dengan memberikan bantuan dana

untuk memperbaiki usaha tani tanaman krisan seperti

perbaikan bangunan rumah dan tanaman, membersihkan

dari abu vulkanik.

I. Kendala- kendala dan Solusi

Pada asosiasi ini yang menjadi kendala yang

paling utama adalah benih bunga krisan. Selain itu

faktor cuaca di daerah sleman yang rawan terhadap

erupsi merapi. Permintaan pasar yang cukup banyak

namun hasil produktifitas kurang memadai.

Benih bunga krisan di ambil dari daerah Bogor,

Malang, Cianjur dan lain-lain agar tidak kekurangan

produk tanaman hias krisan. Meski begitu ASTHA BUNDA

pernah membuat benih bibit sendiri namun karena

terjadi konflik antar petani dan kurangnya sosialisasi

menyebabkan benih tersebut tidak jadi di kembangkan

dan harus kembali mendatangkan bibit dari luar

Yogyakarta.

21

IV. PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil praktikum Manajemen Usahatani di

Asosiasi Tanaman Hias Bunga dan Daun ASTHA BUNDA dapat

disimpulkan sebagai berikut:

1. Tanaman bunga hias krisan memiliki nilai ekonomis

yang tinggi karena mempunyai banyak peminat dalam

menggunakanya dalam keperluan sehari-hari.

2. Bunga krisan memiliki berbagai jenis ukuran dan

warna yang bervariasi serta tahan lama yang membuat

banyak dicari konsumen.

B. Saran

Dari hasil praktikum Manajemen Usahatani di

Asosiasi Tanaman Hias Bunga dan Daun ASTHA BUNDA ,

kami memberikan sedikit saran sebagai berikut:

1. Sebaiknya ASTHA BUNDA mulai mengembangkan lagi

pembudidayaan benihnya dengan bersosialisasi

terlebih dahulu dengan petani setempat.

2. Melakukan banyak pelatihan dalam mengembangkan

berbagai variasi jenis dan warna khususnya untuk

bunga krisan.

22

3. Memperluas pemasaran dengan meningkatkan

produktifitas.