26
DAMPAK PADA KUALITAS UDARA oleh : Ambo Upe PENDAHULUAN Udara merupakan kebutuhan primer bagi ummat manusia dan semua benda hidup di bumi ini. Apabila tercemar, maka yang lainnya akan terikut pula menerima dampaknya. Untuk itu pencemaran udara akan dibahas dalam makalah ini, termasuk baku mutu yang diterapkan untuk mengetahui apa kondisi lingkungan yang diharapkan sudah memenuhi persyaratan. Berbagai dampak telah timbul akibat perkembangan bidang sains dan teknologi baik di negara maju maupun di negara yang sedang berkembang. Seperti halnya Bangsa Indonesia, untuk mengejar ketinggalannya dari pembangunan di masa lampau, maka berbagai jenis industri telah didirikan. Selain dampak positif yang dapat diharapkan dari pembangunan tersebut, tentu akan muncul pula dampak-dampak yang tidak diharapkan. Pembangunan sarana dan prasarana transportasi dan pemakaian mesin-mesin berat untuk industri, pembangunan kompleks pemukiman, pembangunan kompleks perkantoran, dsb yang walaupun akan meningkatkan keaktifan dan pendapatan bagi penduduk, namun dampak lain yang tak dapat dihindarkan dari kegiatan pembangunan tersebut adalah dampak pada kualitas udara. Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI Nomor 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara dikatakan bahwa : Udara sebagai sumber daya alam yang mempengaruhi kehidupan manusia serta mahluk hidup lainnya harus dijaga dan dipelihara kelestarian fungsinya untuk pemeliharaan kesehatan dan kesejahteraan manusia serta perlindungan bagi mahluk hidup lainnya. Agar udara dapat bermanfaat sebesar-besarnya bagi pelestarian lingkungan hidup, maka perlu dipelihara, dijaga dan dijamin mutunya melalui pengendalian pencemaran udara. Ini berarti bahwa walaupun ada aktifitas pembangunan, dampaknya pada kualitas udara tetap harus ditekan seminimal mungkin, sehingga apa yang diharapkan dari PP No. 41 Tahun 1999 tetap terwujud.

PENCEMARAN udara GTO FEB

  • Upload
    unand

  • View
    5

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

DAMPAK PADA KUALITAS UDARAoleh : Ambo Upe

PENDAHULUANUdara merupakan kebutuhan primer bagi ummat manusia dan

semua benda hidup di bumi ini. Apabila tercemar, maka yang lainnya akan terikut pula menerima dampaknya.

Untuk itu pencemaran udara akan dibahas dalam makalahini, termasuk baku mutu yang diterapkan untuk mengetahuiapa kondisi lingkungan yang diharapkan sudah memenuhipersyaratan.

Berbagai dampak telah timbul akibat perkembangan bidangsains dan teknologi baik di negara maju maupun di negarayang sedang berkembang. Seperti halnya Bangsa Indonesia,untuk mengejar ketinggalannya dari pembangunan di masalampau, maka berbagai jenis industri telah didirikan.Selain dampak positif yang dapat diharapkan daripembangunan tersebut, tentu akan muncul pula dampak-dampakyang tidak diharapkan. Pembangunan sarana dan prasaranatransportasi dan pemakaian mesin-mesin berat untukindustri, pembangunan kompleks pemukiman, pembangunankompleks perkantoran, dsb yang walaupun akan meningkatkankeaktifan dan pendapatan bagi penduduk, namun dampak lainyang tak dapat dihindarkan dari kegiatan pembangunantersebut adalah dampak pada kualitas udara.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI Nomor 41 Tahun 1999tentang Pengendalian Pencemaran Udara dikatakan bahwa :

Udara sebagai sumber daya alam yang mempengaruhikehidupan manusia serta mahluk hidup lainnya harusdijaga dan dipelihara kelestarian fungsinya untukpemeliharaan kesehatan dan kesejahteraan manusia sertaperlindungan bagi mahluk hidup lainnya.

Agar udara dapat bermanfaat sebesar-besarnya bagipelestarian lingkungan hidup, maka perlu dipelihara,dijaga dan dijamin mutunya melalui pengendalianpencemaran udara.

Ini berarti bahwa walaupun ada aktifitas pembangunan,dampaknya pada kualitas udara tetap harus ditekan seminimalmungkin, sehingga apa yang diharapkan dari PP No. 41 Tahun1999 tetap terwujud.

BEBEPARA PENGERTIAN BERKAITAN DENGAN KUALITAS UDARA Pencemaran udara dapat diartikan sebagai adanya bahan-

bahan pencemar yang masuk ke dalam udara atmosfir olehsuatu sumber, baik melalui aktifitas manusia maupunalamiah yang dapat menimbulkan ketimpangan susunan udaraatmosfir secara ekologis. Bahan pencemar ini dapatmenimbulkan gangguan-gangguan pada kesehatan manusia,tanaman dan binatang atau pada benda-benda, dapat pulamengganggu pandangan mata, kenyamanan hidup darimanusia dan penggunaan benda-benda. Bahan-bahanpencemar udara tersebut dapat berupa debu, asap, uap,gas, kabut, atau bau.

Pengertian pencemaran udara berdasarkan aturan di PP 41Tahun 1999 adalah dimasukkannya zat, energi, dan/ataukomponen lain ke dalam udara ambien oleh kegiatanmanusia, sehingga mutu udara ambien turun sampai ketingkat tertentu yang menyebabkan udara ambient tidakdapat memenuhi fungsinya.

Pengendalian pencemaran udara adalah upaya upayapencegahan dan/atau penanggulangan pencemaran udara sertapemulihan mutu udara.

Sumber pencemar udara adalah setiap usaha dan/ataukegiatan yang mengeluarkan bahan pencemar ke udara yangmenyebabkan udara tidak dapat berfungsi sebagaimanamestinya.

Udara ambien adalah udara bebas dipermukaan bumi padalapisan troposfir yang berada di dalam wilayah yuridisRepublik Indonesia yang dibutuhkan dan mempengaruhikesehatan manusia, mahluk hidup dan unsur lingkunganhidup lainnya.

Mutu udara ambien adalah kadar zat, energi, dan/ataukomponen lain yang ada di udara bebas.

Status mutu udara ambien adalah keadaan mutu udara disuatu tempat pada saat dilakukan inventarisasi.

Baku mutu udara ambien adalah ukuran batas atau kadarzat, energi, dan/atau komponen yang ada atau seharusnyaada dan/atau unsur pencemar yang ditenggang keberadaannyadalam udara ambien.

Perlindungan mutu udara ambien adalah upaya yangdilakukan agar udara dapat memenuhi fungsi sebagaimanamestinya.

Bau adalah suatu rangsangan dari zat yang diterima indrapenciuman.

Kebauan adalah bau yang tidak diinginkan dalam kadar danwaktu tertentu yang dapat mengganggu kesehatan dankenyamanan lingkungan.

Baku tingkat kebauan adalah batas maksimal bau dalamudara yang diperbolehkan yang tidak mengganggu kesehatanmanusia dan kenyamanan lingkungan.

Indeks standar pencemar udara adalah angka yang tidakmempunyai satuan yang menggambarkan kondisi kualitasudara ambien di lokasi dan waktu tertentu yang didasarkankepada dampak terhadap kesehatan manusia, nilai estetikadan makhluk hidup lainnya.

Emisi adalah zat, energi, dan/atau komponen lain yangdihasilkan dari suatu kegiatan yang masuk dan/ataudimasukkannya ke dalam udara ambien yang mempunyaidan/atau tidak mempunyai potensi sebagai unsur pencemar.

Baku mutu emisi adalah batas maksimum emisi yangdiperbolehkan dimasukkan ke dalam lingkungan hidup.

Mutu emisi adalah emisi yang dibuang oleh suatu kegiatanke udara ambien.

Ambang Batas Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor adalahbatas maksimum zat atau bahan pencemar yang bolehdikeluarkan langsung dari pipa gas buang kendaraanbermotor.

PENCEMAR DAN SUMBERNYA Untuk sendi-sendi kehidupan, udara sangatmenentukan bagi hidup matinya mahluk hidup di bumi. Kalauseandainya tidak ada udara, maka dapat dibayangkanbahwa mungkin tidak akan ada kehidupan di bumi. Manusiadapat hidup sampai 5 minggu tanpa makan, 5 hari tanpaminum, akan tetapi tanpa udara, manusia hanya mampubertahan sampai beberapa menit. Jadi dari sini kita sudahdapat mengetahui betapa pentingnya udara itu. Untuk itudiperlukan pengetahuan untuk menentukan secara cepatsumber-sumber pencemar udara dan cara-cara mengatasinya. Untuk memudahkan menentukan sumber pencemaran udara,maka bahan pencemar udara tersebut kita bagi atas duakelompok berdasarkan sumbernya (asal mulanya) dankelanjutan perkembangannya di udara sebagai berikut :a. Pencemar Primer

Pencemar primer yaitu semua pencemar yang beradadi udara dalam bentuk yang hampir tidak berubah.Pencemar ini sifat dan komposisi kimianya sama sepertisaat ia dibebaskan dari sumbernya sebagai hasil darisuatu proses tertentu. Pencemar primer umumnya berasaldari sumber-sumber yang diakibatkan oleh aktifitasmanusia (karena perbuatan tangan manusia), antara lainyang diakibatkan pada proses pembakaran batubara diIndustri.

Contoh untuk pencemar-pencemar primer antara lain :-Oksida belerang (SO2) : yang dikeluarkan dari cerobongindustri peleburan atau pemurnian logam dan pada pusat-pusat penyulingan minyak.

-CO2, CO, NOx, CH4, SO2 : Bahan/gas buangan dari industri yang menggunakan bahan bakar batu bara.

b. Pencemar sekunder Pencemar sekunder yaitu pencemar yang di udara sudah

berubah sifat-sifat dan komposisinya karena hasil reaksiantara dua kontaminan/pollutan. Umumnya pencemarsekunder tersebut merupakan hasil antara pencemarprimer dengan kontaminan/polutan lain yang ada didalam udara. Reaksi-reaksi yang dimaksud adalahreaksi fotokimia dan reaksi oksida katalitis.

Pencemar sekunder yang terjadi melalui reaksifotokimia umumnya diwakili contohnya oleh pembentukanozon yang terjadi antara zat-zat hidrokarbon yang adadi udara dengan NOx melalui sinar ultra violet yangdipancarkan matahari. Sebaliknya pencemar sekunder yangterjadi melalui reaksi-reaksi oksida katalitisdiwakili oleh pencemar-pencemar berbentuk oksida-oksida gas, yang terjadi karena adanya partikel-partikel logam di udara sebagai katalisator.

Contoh-contoh pencemar sekunder antara lain debu,ozon dan senyawa-senyawa peroksida.

Dengan lajunya industri yang begitu cepat maupunkegiatan-kegiatan pembangunan lainnya, khususnya di daerah-daerah yang dikembangkan, maka akan muncul berbagai jenispencemar yang dibebaskan ke udara sebagai hasilbuangan industri atau aktifitas manusia.

Adanya berbagai jenis bahan pencemar yang di bebaskanke udara menyebabkan udara yang kita hirup sudah tidak amanlagi.

PENGGOLONGAN SUMBER PENCEMAR UDARA Dalam memperkirakan dan menilai dampak yang timbul terhadap lingkungan udara, sumber pencemar umumnya dikelompokkan sebagai berikut :

1) Sumber titik, yang termasuk di dalam kelompok ini adalah titik cerobong asap industri, misalnya emisi SOx dari cerobong PLTU.

2) Sumber garis, yang merupakan integrasi dari sumber-sumber titik yang tak terhingga banyaknya sehingga dapat dianggap menjadi sumber garis yang seluruhnya memancarkan pencemar udara : contohnya adalah jalan raya di mana kendaraan-kendaraan yang melewatinya mengemisikan CO, HC, NOx, partikulat, SOx.

3) Sumber area, yang sebenarnya merupakan integrasi dari banyak sumber titik dan sumber garis, contohnya adalahaglomerasi industri yang sejenis, daerah penimbunan sampah, dsb nya.

Di samping itu, sumber pencemar udara dapat pula digolongkan ke dalam sumber diam (stationer) dan sumber bergerak (mobil). Pabrik-pabrik adalah sumber pencemar stationer, sedang kendaraan bermotor adalah sumber pencemaryang bergerak. MEKANISME PENCEMARAN UDARA Perlu kita ketahui bahwa kehadiran zat pencemar diudara kebanyakan berasal dari aktifitas manusia danjarang terjadi secara alamiah. Aktifitas-aktifitas manusiayang paling berpengaruh dalam mengubah kondisi lingkungankarena adanya penggunaan teknologi serta pola konsumtifyang berlebihan. Hal ini akan menimbulkan banyak eksesterhadap "domestic and human waste". Pencemaran yang terjadi di atmosfir sangatditentukan pula oleh jenis bahan pencemar yang dibebaskanke udara, misalnya :

a. Oksida karbon (CO dan CO2 ) b. Oksida nitrogen (NO, NO2 dan NOx ) c. Oksida belerang (SO2 dan SO3 )

d. Hidrokarbon (CH4 , C4H10, C6H6) e. Gas air mata f. Fotokimia oksidan (O3 , peroksida, aldehida) g. partikel (debu, asap, jelaga, asbestos, logam, dan minyak) h. Senyawa anorganik (SOCl2 , AsCl3 , PCl3 , Cl2 , NH3 ,H2S, HNO3) i. Senyawa organik/anorganik lain (raksa, pestisida,

herbisida, alkohol, asam-asam dan zat kimia lainnya). j. Zat radioaktif k. Panas l. Bising/Kenyamanan m. faktor-faktor difusi n bau

DAMPAK PADA KUALITAS UDARA Pengaruh yang sangat penting dari adanya pencemaranudara pada manusia adalah dalam aspek kesehatan,kenyamanan, keselamatan, estetika dan perekonomian. Bahaya terhadap kesehatan dapat ditimbulkan olehudara yang telah tercemar, misalnya pengaruh dari debu dangas-gas beracun (CO, SO2, H2S). Telah banyak pula tercatatadanya penyakit yang acute sampai kepada kematian yangdisebabkan oleh udara yang tercemar. Kenyamanan yang berkurang atau hilang dari manusiadapat ditimbulkan oleh adanya oksidan atau bahan pencemarlainnya seperti asap, gas formalin, klor, ammoniak, HCl,dsb yang menyebabkan terjadinya iritasi pada mata.Adanya pencemaran udara yang mengganggu mata ataupandangan mata dapat membahayakan keselamatan manusia,misalnya menyebabkan terjadinya kecelakaan lalulintasudara, air maupun darat. Gangguan perekonomian dapat pula terjadi akibattercemarnya udara, misalnya sulfur dioksida dan nitrogenoksida merupakan penyebab berkurangnya hasil produksi.Benda-benda dapat menjadi rusak atau hancur karenaadanya polutan yang bersifat asam (Lihat tabel pengaruhpencemar udara pada benda-benda). Estetikapun dapat terganggu akibat adanya pencemarudara yang mengganggu kecerahan atmosfir. Misalnya asap danbau yang tidak enak.

Adanya dampak kualitas udara pada lingkungan, makadiperlukan suatu batas yang aman mengenai suatu kontaminanuntuk melindungi kualitas udara. Batas yang aman itudisebut Nilai Ambang Batas (NAB) yaitu kadar tertinggisuatu zat/kontaminan di mana seseorang dalam suatulingkungan masih sanggup berada tanpa menunjukkan suaturespons berupa penyakit atau gangguan terhadap kesehatannyasehari-hari untuk jangka waktu 8 jam/hari atau 40 jamperminggunya. Sehingga NAB dalam pencemaran udara bergunauntuk mengetahui sedini mungkin adanya pencemaran disuatu lingkungan. Nilai ambang batas tersebut umumnyadinyatakan dalam satuan bds atau ppm. Satuan ini dapatpula dikonversikan ke satuan mg/l sebagai berikut :

mg/dm3 (273+ t) K 760 ppm = x 22400 x x M 273 K p

M = bobot molekul senyawa t = suhu pengamatan p = tekanan udara dalam mmHg

Tabel berikut menunjukkan faktor konversi beberapa zatpencemar udara.

Tabel Faktor konversi beberapa pencemar udara

Jenis Pencemar Suhu / Tekanan Faktor konversiuntuk

1 ppm dalam mg/m3

CO 25 C/760 mmHg 1 ppm = 1,450 mg/m3

NO 25 C/760 mmHg 1 ppm = 1,230 mg/m3

NO2 25 C/760 mmHg 1 ppm = 1,880 mg/m3

Ozon (O3) 25 C/760 mmHg 1 ppm = 1,962 mg/m3

SO2 25 C/760 mmHg 1 ppm = 2,620 mg/m3

Tabel Pengaruh Pencemar Udara

Benda (material)

Akibat-akibat yang ditimbulkan

Pencemar

Logam Pengkaratan pada permukaan, serta penyusutan berat

SO2 dan asam dalam bentuk gas

Bahan-bahan bangunan

Perubahan warna, menjadi rapuh

SO2, dan gas yang bersifat asam

Lukisan-lukisan/ Gambar-gambar

Perubahan warna, menjadi rapuh

SO2, H2S

Kulit Permukaan bertepung, mudah lunak/nyonyot

SO2, dan gas yang yang bersifat asam

Kertas Termakan/getas SO2, dan gas yang yang bersifat asam

Tekstil Berkurang kekuatan lenturdari benang-benangnya, getas

SO2, dan gas yang yang bersifat asam

Zat warna pucat/hilang warnanya NO2, SO2, dan pencemar yang bersifat oksidator

Karet Pecah/retak, lunak O3, dan lain-lain oksidan

Keramik Perubahan permukaan Gas-gas yang bersifat asam

Sumber : Emil T. Chanlett "Environmental Protection", Mc GrawHill, Kogagusha, hal. 249.

Untuk menentukan sedini mungkin dampak yang mungkinterjadi maka sebagai acuan perlu kita membaca buku yangditerjemahkan oleh Surna T. Djajadiningrat dan HarryHarsono Amir yang berkaitan dengan "Penilaian SecaraCepat Sumber-sumber Pencemaran Air, Tanah dan Udara",Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 1999tentang Pengendalian Pencemaran Udara, dan KeputusanMenteri Negara Lingkungan Hidup Nomor :Kep-35/MENLH/10/1993 tentang Nilai Ambang Batas Emisi GasBuang Kendaraan Bermotor, Nomor : Kep-13/MENLH/3/1995tentang Baku Mutu Emisi Sumber Tidak Bergerak dan Nomor :Kep-50/MENLH/11/1996 tentang Baku Tingkat Kebauan sertaNomor : Kep-45/MENLH/10/1997 tentang Indeks StandarPencemar Udara.

PENANGGULANGAN PENCEMARAN UDARA Komponen-komponen yang terkait dalam sistem pencemaranudara adalah : a. Sumber-sumber emisi, yang akan merupakan suatu sub

sistem tersendiri pada peroses penanggulangannya. b. Dunia udara kita (atmosfir) sebagai suatu sub sistem dari sistem ekologi. c. Reseptor sebagai pihak-pihak yang nantinya akan

mengalami akibat peristiwa pencemaran. Reseptortersebut adalah unsur biotis dan abiotis dalam sistemekologi.

Beberapa tindakan yang dapat ditempuh antara lain : a. Tindakan tehnologis

- Menggunaan kendaraan umum yang menggunakan bahanbakar yang relatif sedikit emisi pencemarannya.

- mengharuskan industri-industri besar melakukan inplanttreatment.

- melengkapi industri-industri dengan "DustExhauser" dan “Air Exhauser” seperti cyclon, settlingchamber, absorber gas dan bau, condenser, scrubber,fabric filter, presipitator termal atau presipitatorelektrostatik, serta incinerator.

b. Tindakan Planologis Tindakan planologis harus sejalan dengan

kebijaksanaan yang telah ditentukan oleh pemerintah,jangan sampai volume pembangunan di suatu daerah"overloaded".

c. Tindakan administratif Perlu adanya bimbingan kepada masyarakat, dan

bukan sebaliknya menyalah gunakan ketentuan-ketentuanhukum yang ada (seperti dalam masalah perijinan).

d. Tindakan "Community Educatif"Perlu adanya pendekatan edukatif untuk memberikanpemahaman kepada masyarakat, karena banyak daripencemaran-pencemaran yang muncul diakibatkan olehsikap dan perbuatan masyarakat yang tidak menyadari danatau belum pernah diberitahu oleh yang berwajib akanpentingnya menjaga lingkungan hidup.

PUSTAKA1. F.Gunawan Suratmo, 1991. Analisis Mengenai Dampak

Lingkungan, Gajah Mada University Press,.2. Dr.AL.Slamet Ryadi Skm, 1982, Pencemaran Udara, Usaha

Nasional, Surabaya.3. Surna T.Djajadiningrat dan Harry Harsono Amir, Penilaian

cepat sumber-sumber pencemaran air, tanah dan udara,Gajah Mada University Press, 1989.

4. Chafid Fandeli, 1992. Analisis Mengenai DampakLingkungan, Prinsip Dasar dan Pemapanannya dalamPembangunan, Liberty, Yogyakarta,.

5. Ir. Perdana Ginting, 1992. Mencegah dan MengendalikanPencemaran Industri. Pustaka Sinar Harapan, Jakarta.

6. Albert Palker, 1977. Industrial Air Pollution Handbook.McGraw-Hill Book Company (UK) Limited, London.

7. Robert A. Corbitt, 1989. Standard Handbook ofEnvironmental Engineering. McGraw-Hill PublishingCompany, New York.

LAMPIRAN :

BAKU MUTU UDARA AMBIEN

No. Parameter WaktuPemapar

an

Baku mutu Metode Analisis

Peralatan

1. SO2 (Sulfur Dioksida)

1 Jam 24 Jam 1 Thn

900g/Nm3

365 g/Nm3

60 g/Nm3

Perarosanilin

Spektrofotometer

2. CO (Karbon Monoksida)

1 Jam 24 Jam1 Thn

30.000g/Nm3

10.000 g/Nm3NDIR NDIR Analyzer

3. NO2 1 Jam 24 Jam 1 Thn

400 g/Nm3

150 g/Nm3

100 g/Nm3

Saltzman Spektrofotometri

4. O3 (Oksidan) 1 Jam 235 g/Nm3 Chemiluminesc Spektrofotometri

1 Thn 50 (g/Nm3 ent5. HC

(Hidro Karbon)3 Jam 160 (g/Nm3 Flame

Ionization GasChromatografi

6. PM 10 (Partikel ( 10 (m)PM 2,5 (Partikel ( 2,5(m)

24 Jam

24 Jam1 Thn

150 (g/Nm3

65 (g/Nm315 (g/Nm3

Gravimetric

GravimetricGravimetric

Hi – Vol

Hi – Vol Hi – Vol

7. TSP(Debu)

24 Jam1 Thn

230 g/Nm3

90 g/Nm3Gravimetric Hi – Vol

8. Pb(Timah Hitam)

24 Jam1 Thn

2 g/Nm3

1 g/Nm3GravimetricEkstraktifPengabuan

Hi – Vol

AAS9. Dustfall

(Debu Jatuh)30 Hari 10

Ton/Km2/Bulan (Pemukiman)

20Ton/Km2/Bulan (Industri)

Gravimetric Conister

10. Total Fluorides (as F)

24 Jam90 Hari

3 g/Nm3

0,5 g/Nm3Spesific ionEkectrode

Impinger atauContinousAnalyzer

11. Fluor Indeks 30 Hari 40 g/100cm2

dari kertaslimed

filter

Colourimetric

Limed Filter Paper

12. Khlorin &Khlorin Dioksida

24 Jam 150 g/Nm3 Spesific ionElectrode

Impinger atauContinousAnalyzer

13. Sulphat Indeks 30 Hari 1mg SO3/100 cm3

Dari LeadPeroksida

Colourimetric

LeadPeroxida Candle

Catatan : - (*) PM 2,5 mulai diberlakukan tahun 2003 - Nomor 10 s/d 13 hanya diberikan untuk daerah/KawasanIndustri Kimia Dasar Contoh : Industri Petro Kimia

Industri Pembuatan Asam Sulfat

BAKU MUTU EMISI UNTUK INDUSTRI BESI DAN BAJA

No.

Sumber Parameter Batas Maksimum

mg/m3

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

Penanganan Bahan baku(Raw Material Handling)

Tanur Oksigen Basa(Basic Oxygen Furnace)

Tanur Busur Listrik(Electric Arc Furnace)

Dapur Pemanas(Reheating Furnace)

Dapur proses Pelunakan Baja(Annealing Furnace)

Proses Celup Lapis Metal(Acid Pickling & Regeneration)

Tenaga Ketel Uap(Power Boiler)

Semua Sumber

Total Partikel

Total Partikel

Total Partikel

Total Partikel

Total Partikel

Total Partikel Hydrochloric Acid Fumes (HCl)

Total Partikel Sulfur Dioxide (SO2)Nitrogen Oxide (NO2)

Opasitas

150

150

150

150

150

1505

200750900

20 %

Catatan :- Nitrogen Oksida ditentukan sebagai NO2

- Volume Gas dalam keadaan standar (25°C dan Tekanan 1 atm)- Untuk sumber pembakaran, partikulat di koreksi sebesar 10%

Oksigen- Opasitas digunakan sebagai indikator praktis pemantauan dan

dikembangkan untuk memperoleh hubungan korelatif denganpengamatan total partikel.

- Pemberlakukan BME untuk 95 % waktu operasi normal selamatiga bulan

BAKU MUTU EMISI UNTUK INDUSTRI PULP DAN KERTAS

No.

Sumber Parameter Batas Maksimum

mg/m3

1.

2.

3.

4.

5.

Tungku Recovery

Tanur Putar PembakaranKapur(Lime Kiln)

Tangki Pelarutan Lelehan(Smelt Dissolving Tank)

Digester

Total Partikel Total Sulfur Tereduksi(Total Reduced Sulphur – TRS)

Total Partikel Total Sulfur Tereduksi(Total Reduced Sulphur – TRS)

Total Partikel Total Sulfur Tereduksi(Total Reduced Sulphur – TRS)

Total Sulfur Tereduksi

20010

30028

25028

10

10125

6.

7.

Unit Pemutihan(Bleach Plant)

Tenaga Ketel Uap(Power Boiler)

Semua Sumber

(Total Reduced Sulphur – TRS)

Klorin (Cl2) Klorin Dioksida (ClO2)

Total Partikel Sulfur Dioxide (SO2)Nitrogen Oxide (NO2)

Opasitas

200750900

30 %

Catatan :- TRS ditentukan sebagai H2S, TRS meliputi senyawa

Hidrogen Sulfida, Metil Merkaptan, Dimetil Sulfida, Dimetil Disulfida.

- Nitrogen Oksida ditentukan sebagai NO2.

- Koreksi 8 % Oksigen untuk Tungku Recovery.- Koreksi 7 % Oksigen untuk Boiler.- Koreksi 10 % untuk Sumber Lain (selain Tungku Recovery dan

Boiler).- Volume Gas dalam keadaan standar (25°C dan Tekanan 1 atm)- Untuk sumber pembakaran, partikulat di koreksi sebesar 10%

Oksigen- Opasitas digunakan sebagai indikator praktis pemantauan dan

dikembangkan untuk memperoleh hubungan korelatif dengan pengamatantotal partikel.

- Pemberlakukan BME untuk 95 % waktu operasi normal selama tigabulan

BAKU MUTU EMISI UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAPBERBAHAN BAKAR BATU BARA

No. Parameter Batas Maksimummg/m3

1.

2.

3.

4.

Total Partikel

Sulfur Dioksida (SO2)

Nitrogen Oksida (NO2)

Opasitas

150

700

850

20 %

Catatan :- Nitrogen Oksida ditentukan sebagai NO2

- Konsentrasi Partikulat dikoreksi sebesar 3 % O2.- Volume Gas dalam keadaan standar (25°C dan Tekanan 1 atm)- Untuk sumber pembakaran, partikulat di koreksi sebesar 10%

Oksigen- Opasitas digunakan sebagai indikator praktis pemantauan dan

dikembangkan untuk memperoleh hubungan korelatif denganpengamatan total partikel.

- Pemberlakukan BME untuk 95 % waktu operasi normal selamatiga bulan

BAKU MUTU EMISI UNTUK INDUSTRI SEMEN

No.

Sumber Parameter BatasMaksimummg/m3

1.

2.

3.

4.

Tanur Putar(Kiln)

Pendingin Terak(Clinker Cooler)

MillingGrindingAlat Pengangkut (Conveying)Pengepakan (Bagging)

Tenaga Ketel Uap(Power Boiler)

Total Partikel Sulfur Dioxide (SO2)Nitrogen Oxide (NO2)Opasitas

Total Partikel

Total Partikel

Total Partikel Sulfur Dioxide (SO2)Nitrogen Oxide (NO2)

8075090020 %

80

80

200750900

Catatan :- Nitrogen Oksida ditentukan sebagai NO2

- Volume Gas dalam keadaan standar (25°C dan Tekanan 1 atm)- Konsentrasi partikel untuk sumber pembakaran (misal Kiln) harus

dikoreksi sampai 10% Oksigen.- Batas maksimum total partikel untuk :

(1) Proses basah = 250 mg/m3.(2) Shalt Kiln = 500 mg/m3.

- Opasitas digunakan sebagai indikator praktis pemantauan dandikembangkan untuk memperoleh hubungan korelatif denganpengamatan total partikel.

- Pemberlakukan BME untuk 95 % waktu operasi normal selamatiga bulan

BAKU MUTU EMISI UNTUK JENIS KEGIATAN LAIN

No. Parameter Batas Maksimummg/m3

I

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

Bukan Logam

Ammonia (NH3)

Gas Klorin (Cl2)

Hidrogen Klorida (HCl)

Hidrogen Fluorida (HF)

Sulfur Dioksida (SO2)

Total Sulfur Tereduksi (H2S)(Total Reduced Sulphur)

0,5

10

5

10

750

35

900

300

9.

II.

1.

2.

3.

4.

5.

6.

Nitrogen Oksida (NO2)

Total Partikel

Opasitas

Logam

Air Raksa (Hg)

Arsen (As)

Antimon (Sb)

Kadmium (Cd)

Seng (Zn)

Timah Hitam (Pb)

30

5

8

8

8

50

12

Catatan : - Volume Gas dalam keadaan standar (25°C dan Tekanan 1 atm)

BAKU MUTU EMISI GAS BUANG KENDARAAN BERMOTOR

No.

Jenis Kendaraan Bermotor

Jenis Bahan Bakar

Baku Mutu Udara EmisiCO %

volume

NOx ppm

HCppm

Asap%

1 Mobil Penumpang

- Bensin/Premix

- Solar- BBM 2

Tak- Gas

4,504,004,503,00

1.2001.2001.200

-

1.2001.2001.200

-

-4020-

2 Mobil Barang - Bensin/Premix

- Solar- Gas

4,504,003,00

1.2001.200

-

1.2001.200

-

-40-

3 Mobil Bus - Bensin/Premix

- Solar- Gas

4,504,003,00

1.2001.200

-

1.2001.200

-

-40-

4 Sepeda Motor - Bensin/Premix

- BBM 2 Tak

4,504,50

2.5003.000

2.3002.800

--

Catatan :Bilangan oktana kendaraan bermotor dengan bahan bakarbensin ( 87 )Bilangan oktana kendaraan bermotor dengan bahan bakarsolar/diesel ( 45 )

INDEKS STANDAR PENCEMAR UDARA

KATEGORI RENTANG PENJELASAN

Baik 0 - 50 Tingkat kualitas udara yangtidak memberikan efek bagikesehatan manusia atauhewan dan tidakberpengaruh pada tumbuhan,bangunan ataupun nilaiestetika.

Sedang 51 – 100 Tingkat kualitas udara yangtidak berpengaruh padakesehatan manusia ataupunhewan tetapi berpengaruh padatumbuhan yang sensitif, dannilai stetika

Tidak sehat 101 – 199 Tingkat kualitas udara yangbersifat merugikan padamanusia ataupun kelompok hewanyang sensitif atau bisamenimbulkan kerusakan padatumbuhan ataupun nilaiestetika.

Sangat tidaksehat

200 – 299 Tingkat kualitas udara yangdapat merugikan kesehatan padasejumlah segmen populasi yangterpapar.

Berbahaya 300 – lebih Tingkat kualitas udaraberbahaya yang secara umumdapat merugikan kesehatan yangserius pada populasi.

I = ISPU terhitung Xa = Ambien batas atas Ia = ISPU batas atas Xb = Ambien batas bawah

Ia - Ib I = -------------- (Xx- Xb) + Ib

Ib = ISPU batas bawah Xx = Kadar ambien nyata hasil pengukuran

BATAS INDEKS STANDAR PENCEMAR UDARA DALAM SATUAN SI

Dalam bentuk Tabel :

ISPU 24 jamPM10µg/m3

24 jam SO2

µg/m38 jam COµg/m3

1 jam O3

µg/m31 jam NO2

µg/m3

50100200300400500

50150350420500600

80365800160021002620

510173446

57,5

12023540080010001200

(2)(2)1130226030003750

1. Pada 25 ºC dan 760 mmHg2. Tidak ada indeks yang dapat dilaporkan pada

konsentrasi rendah dengan jangka pemaparan pendek

CONTOH PERHITUNGAN ISPU untuk SO2

Diketahui konsentrasi udara ambien untuk jenis parameter SO2

= 322 µg/m3

I = ISPU terhitung Ia = ISPU batas atas = 100 Ib = ISPU batas bawah = 50 Xa = Ambien batas atas = 365 Xb = Ambien batas bawah = 80 Xx = Kadar ambien nyata hasil pengukuran = 322 322 µg/m3

100 - 50 I = ----------------- (322 - 80) + 50 = 92,45 365 - 80

= 92 (pembulatan)

INDEKS STANDAR PENCEMAR UDARA (ISPU)

Hari/Tanggal : / (n)Berlaku : Pk 15.00 (tanggal n) s/d Pk 15.00 (tanggal n + 1)Lokasi : .....................................

Parameter PM 10 SO2 CO O3 NO2

ISPU

INDEKS STANDAR PENCEMAR UDARA MAKSIMUM : ............PARAMETER PENCEMAR KRITIS

: .............

KATEGORI ISPU :

BAIK SEDANG TIDAK

SEHATSANGAT TIDAK

SEHATBERBAHAYA

0 50 51 100 102 199 200 299 300 500

BAKU TINGKAT KEBISINGAN UNTUK KENYAMANAN DANKESEHATAN

Peruntukan Kawasan / Lingkungan Kegiatan

Tingkat Kebisingan dBA

a. Peruntukan Kawasan1. Perumahan dan Pemukiman2. Perdagangan dan Jasa3. Perkantoran dan Perdagangan

557065

4. Ruangan Terbuka Hijau5. Industri6. Pemerintahan dan Fasilitas

Umum7. Rekreasi8. Khusus :

Bandar Udara *) Pelabuhan Laut *) Cagar Budaya

b. Lingkungan Kegiatan 1. Rumah Sakit dan Sejenisnya2. Sekolah dan Sejenisnya3. Tempat Ibadah dan Sejenisnya

50706065

757060

555555

Keterangan : *) atau disesuaikan dengan ketentuan Menteri

Perhubungan

BAKU TINGKAT KEBAUANKEP-50/MENLH/11/1996

A. Bau dari odoran tunggal

No. PARAMETER SATUAN NILAIBATAS

METODE PENGUKURAN

PERALATAN

1

2

3

4

5

Amoniak(NH3)

MetilMerkaptan(CH3SH)

HidrogenSulfida(H2S)

MetilSulfida(CH3)2S)

Stirena(C6H5CHCH2)

ppm

ppm

ppm

ppm

ppm

2,0

0,002

0,2

0,01

0,1

Metode Indofenol

Absorpsi gas

a. Merkuri tiosianat

b. absorpsi gas

Absorpsi gas

Absorpsi gas

Spektrofotometer

Gas Khromatograf

SpektrofotometerGas Khromatograf

Gas Khromatograf

Gas Khromatograf

B. Bau dari odoran campuran

Tingkat kebauan yang dihasilkan oleh odoran dinyatakan sebagai ambang bau yang dapat dideteksi secara sensorik oleh lebih dari 50 % anggota penguji yang berjumlah minimal8 (delapan) orang.