124
PERAN TOKOH AGAMA DAN MASYARAKAT DALAM MELAKUKAN PEMBINAAN KEGIATAN KEAGAMAAN REMAJA DI DESA BAJANG, KECAMATAN BALONG, KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2018/2019 SKRIPSI Oleh: DEWI MASQUROTUL A’YUN MUKARROMAH NIM: 210315107 FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM (IAIN) PONOROGO JULI 2019

SKRIPSI UPLOAD.pdf - - Electronic theses of IAIN Ponorogo

Embed Size (px)

Citation preview

PERAN TOKOH AGAMA DAN MASYARAKAT

DALAM MELAKUKAN PEMBINAAN KEGIATAN

KEAGAMAAN REMAJA DI DESA BAJANG,

KECAMATAN BALONG, KABUPATEN

PONOROGO TAHUN 2018/2019

SKRIPSI

Oleh:

DEWI MASQUROTUL A’YUN MUKARROMAH

NIM: 210315107

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM

(IAIN) PONOROGO

JULI 2019

ii

ABSTRAK

Mukarromah, Dewi Masqurotul A’yun. 2019. Peran

Tokoh Agama dan Masyarakat Dalam Melakukan

Pembinaan Kegiatan Keagamaan Remaja Di Desa

Bajang Kecamatan Balong Kabupaten Ponorogo

Tahun 2018/2019.Skripsi Jurusan Pendidikan

Agama Islam (PAI) Fakultas Tarbiyah dan Ilmu

Keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN)

Ponorogo. Pembimbing, Dr. Harjali , M.Pd.

Kata kunci: Peran Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat,

Pembinaan Kegiatan Keagamaan ,

Remaja .

Tokoh Agama dan Tokoh Masyarakat merupakan

orang-orang yang terkemuka,dan orang yang mempunyai

keunggulan dalam bidang keagamaan, sosial, budaya serta

menjadi tempat bertanya dan tempat meminta nasehat

anggota masyarakatnya.Karena di Desa Bajang Kecamatan

Balong Kabupaten Ponorogo Tahun 2018/2019 ini terjadi

berbagai kondisi sosial keagamaan yang memprihatinkan.

Banyaknya anak remaja yang kurang aktif dalam mengikuti

kegiatan keagamaan. Oleh karena itu, harus perlu adanya

pembinaan dari tokoh agama dan tokoh masyarakat.

Penelitian ini bertujuan untuk. (1) untuk mengetahui

kondisi sosial keagamaan remaja di Desa Bajang,

Kecamatan Balong, Kabupaten Ponorogo Tahun 2018/2019.

(2) mendeskripsikan faktor-faktor yang menyebabkan

rendahnya minat remaja untuk mengikuti kegiatan

keagamaan di Desa Bajang, Kecamatan Balong, Kabupaten

PonorogoTahun2018/2019.(3) mendeskripsikan peran yang

dilakukan tokoh agama dan masyarakat dalam melakukan

pembinaan kegiatan keagamaan remaja di Desa Bajang,

Kecamatan Balong, Kabupaten Ponorogo Tahun 2018/2019.

iii

Metode penelitian ini menggunakan pendekatan

kualitatif dan jenis penelitian studi kasus. Teknik

pengumpulan data meliputi wawancara, observasi dan

okumentasi. Teknik Analisis data menggunakan Miles dan

Huberman denganlangkah-langkah reduksi data, penyajian

data, dan penarikan kesimpulan.

Dari Hasil penelitian ditemukan bahwa: (1) Kondisi

sosial keagamaan remaja yang sangat minim sekali seperti

halnya banyak ditemukannya anak-anak remaja yang tidak

bisa membaca al-Qur’an, dan tidak mau aktif mengikuti

kegiatan keagamaan. Sehingga perlu adanya pembinaan

kegiatan keagamaan yang dilakukan oleh tokoh agama dan

masyarakat. (2) Faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya

minat remaja mengikuti kegiatan keagamaan karena faktor

keluarga, sekolah dan faktor masyarakat. Karena hal

tersebut sangat mempengaruhi sekali dalam suatu proses

belajar mupun pergaulan anak.(3) Peran yang harus

dilakukan tokoh agama dan masyarakat yaitu harus

memberikan contoh yang baik, dan harus selalu aktif

mengajak anggota masyaraktnya dalam hal kebaikan,

membimbing, membina, mengarahkan, menasihati.

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang MasalahMasyarakat Indonesia mayoritas adalah

penduduk agamis, sehingga masyarakat Indonesia telahmenetapkan agama sebagi bagian yang tidakterpisahkan dalam kehidupan masyarakat. Karena padadasarnya sudah tercantum dalam Pancasila yaitu silapertama yang berbunyi Ketuhanan Yang Maha Esa. Halini menunjukkan bahwa bagi masyarakat, agamamerupakan bagian penting bagi kehidupan mereka baiksecara individu maupun sosial. Sebagaimana telahbanyak diketahui, bahwa nilai-nilai agama itumengandung ajaran yang mewajibkan manusia untukselalu menjaga hubungan baik dengan Tuhan dansesama manusia bahkan terhadap lingkungansekitarnya. Pada umumnya pemahaman masyarakatterhadap nilai-nilai yang ada dalam agama itu lebihditekankan pada bagaimana hubungan manusia denganTuhannya saja, maka tidak heran jika selama inipengalaman keagamaan lebih banyak ditekankan padaaspek ritual ( ibadah ) saja. Sementara agama itu jugamengatur kewajiban peran serta masyarakat dalamkehidupan sosial jarang dilakukan, sehingga sangatlogis jika agama saat ini seolah-olah belum mampumengatasi berbagai masalah persoalan sosial dalamkehidupan masyarakat. Bahkan agama kerap ditudingsebagai penyebab munculnya disharmoni dalamkehidupan suatu masyarakat dengan munculnya banyak

1

2

konflik keagamaan. 1 Dalam menghadapi perubahantersebut diperlukan orang-orang yang cerdas,berpengetahuan luas dan orang-orang yang memilikietos kerja yang tinggi. Maka perluditumbuhkembangkan kesadaran epistimologis umatIslam dalam mewujudkan ajaran Islam dalamkehidupan sehari-hari. Karena selama ini, nilai-nilaiajaran Islam hanya berfungsi sebagai slogan danpembenaran serta penolakan terhadap fenomena sosialyang berkembang. Sehingga diperlukan sektorpendidikan agar manusia memiliki pengetahuan,keterampilan, berjiwa demokratis, memilikikemampuan sosial, kemampuan membangunmasyarakat yang beradab, memiliki kemampuan kinerjatinggi serta memiliki kemampuan spiritual ilahiyahyang tinggi.2

Agama (al-din) merupakan faktor yangmendorong manusia untuk bekerja sama (al-tanashur),mencegah terjadinya pertikaian ( al-taqatu’)dan konfliksosial (al-tadabur). Berdasarkan ikatan agama yangsama, masyarakat melakukan sistem pergaulankeagamaan yang diterapkan dalam hubungan-hubungan

1 Abdul Jamil Wahab, Indeks Kesalehan Sosial MasyarakatIndonesia (Jakarta: Puslitbang Kehidupan Keagamaan Badan Litbang danDiklat Kementrian Agama RI, 2015), 15-16.

2 Hujar AH. Sanaky, Paradigma Pendidikan Islam (Yogyakarta,Safiria Insania Press, 2003), 269-271.

3

berkelanjutan (mutawashiilin) dan tolong menolong(mutanasbirin).3

Agama juga memberikan kemantapan batin,rasa bahagia, rasa terlindungi, rasa sukses dan rasapuas. Selain itu agama juga memberikan motivasi untukmendorong remaja berperilaku sesuai dengan tuntunanagama karena latar belakang keyakinan agama dinilaimempunyai unsur kesucian dan dan ketaatan,keterkaitan ini akan memberikan pengaruh dalamberbuat dan bertindak. Kesadaran beragama inidilakukan dengan berbagai macam pendidikan Islam,salah satunya dengan mendirikan suatu organisasiremaja yang bersifat keagamaan. Sebab sikap seseorangterhadap agama biasanya sangat dipengaruhi olehkeyakinan agama seseorang yang diperoleh dirumahmelalui orang tua dan gurunya disekolah. Seseorangyang tidak begitu yaqin atau tidak tahu ajaran agamaakan bersikap berbeda dengan yang benar-benar yaqinatau tidak tahu sama sekali, padahal keyakinan sangatpenting dalam mengatur kehidupan manusia.4 Sikapyang dimaksud antara lain ialah sikap remaja terhadapagamananya, karena masa remaja ini merupakan masaperalihan dari masa belum dibebani kewajiban agamakepada masa memikul tugas menjalankan perintahagama. Dalam keadaan seperti ini sering terjadiberbagai macam problem dan perubahan kejiwaan yang

3 Aan Jaelani, Mayarakat Islam Dalam Pandangan Al-Mawardi(Bandung, CV Pustaka Setia: 2006), 255.

4 Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Kalam Mulia, 2008),78.

4

biasanya berpengaruh terhadap akhlak dan karakterremaja. 5

Maka dari itu perlu adanya program pembinaankegiatan keagamaan remaja dalam mengatasiproblematika remaja. Hal ini merupakan pemikirankonseptual sebagai upaya dan solusi terhadap berbagaiproblematika remaja. Remaja dengan masalah yangmelingkupinya perlu mendapat perhatian yang seriusdari tokoh agama dan masyarakat, sebab remajamerupakan bagian dari tahapan masa kehidupan yangkhas yang menjadikannya menepati posisi yangcenderung dilematis dan lebih dalam menyikapi setiappersoalan yang dihadapinya. Lebih-lebih jika disadaribahwasanya status remaja akan ikut menentukanperjalanan bangsa dan negara kedepan, serta tetapdiharapkan menjadi mujtahid akwah yang akanmengiringi kejayaan Islam.6

Menurut dari salah satu tokoh agama di DukuhTaro Desa Bajang Kecamatan Balong KabupatenPonorogo beliau mengatakan bahwa pada masasekarang ini fenomena-fenomen di Desa BajangKecamatan Balong Kabupaten Ponorogo khususnyadukuh Taro salah satu permasalahannya yaitubanyaknya anak-anak remaja yang tidak mau belajarilmu agama, lebih-lebih belajar Al-qur’an. Sehinggamasyarakat tersebut kebingungan untuk mencari imam

5 Doni Koesomo A, Pendidikan Karakter Strategi Mendidik Anakdi Zaman Global (Jakarta: PT Raja Grafindo, 2007), 134.

6 Zakiyah Dradjat, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam(Jakarta: Bumi Aksara, 1995), 56.

5

shalat dimushola maupun imam tahlil ketikamelaksanakan rutinan tahlilan satu minggu sekali sertaketika mengadakan ta’ziyah. Hal tersebut dikarenakanbanyaknya anak-anak remaja yang tidak mau belajarAl-qur’an kepada para Ustadz ataupun Kyai yang adadilingkungan sekitar. Padahal didukuh tersebut sudahada mushola untuk belajar Al-qur’an maupun ustadznyajuga sudah ada. Biasanya kegiatan belajar mengajar Al-qur’an tersebut diselenggarakan setelah sholat maghrib,tapi kebanyakan anak-anak remaja itu tidak mau belajarAl-qur’an, karena banyak faktor-faktor yang dapatmempengaruhi anak tersebut sehingga anak remajatersebut tidak mau belajar Al-qur’an. Dari informasitersebut, padahal tokoh agama itu ingin sekali anak-anak remaja di masa sekarang ini bisa membaca Al-qur’an. Karena belajar Al-qur’an itu hukumnya fardhu‘ain. Padahal dari tokoh masyarakat itu juga sudahmengadakan salah satu lomba tahlilan se-Desa Bajanguntuk kalangan ibu-ibu mungkin agar para kader-kaderremaja itu terinspirasi untuk belajar Al-qur’an. Selainitu dari tokoh masyarakat juga mengadakan rutinan-rutinan keagamaan lainnya seperti mengadakan ziarahwali setiap 1 tahun sekali yang anggotanya untukumum, mengadakan pengajian halal bihalal setiap bulanSyawal, kegiatan diba’iyah, memperingati Hari BesarIslam, dan sima’an Al-qur’an setiap satu bulan sekali.Sebenarnya banyak sekali kegiatan-kegiatankeagamaan di masyarakat.7

7 Lihat Transkip Wawancara 01/W/6/02/2019

6

Selain hasil wawancara dari tokoh agama,peneliti juga mewawancari salah satu tokohmasyarakat. Menurut beliau sebenarnya penduduk didesa Bajang, Kecamatan Balong, Kabupaten Ponorogoini lumayan padat karena satu Desa terdiri dari 23 RTdan 9 RW. Akan tetapi untuk jumlah seluruh remajakira-kira 280 remaja. Tetapi dari peneliti ini mengambilremaja yang berumur 12 tahun sampai umur 22 tahun.Karena dengan keterbatasan umur ini, diperkirakanjumlah remaja yang berusia 12 tahun sampai 22 tahunini sekitar 150 remaja. Untuk remaja yang belum tahumengenai keagamaan diperkirakan sekitaran 100remaja sedangkan untuk remaja yang mengetahuikeagamaan sekitaran 50 remaja. Karena berdasarkanpengamatan peneliti juga, banyak sekali anak remajayang tidak mau mengikuti kegiatan keagamaan danjuga tidak mau belajar ilmu agama karena minimnyailmu agama remaja tersebut.8

Berdasarkan fenomena di atas maka penulistertarik untuk mengadakan penelitian yang berjudul“Peran Tokoh Agama Dan Masyarakat DalamMelakukan Pembinaan Kegiatan Keagamaan RemajaDi Desa Bajang, Kecamatan Balong, KabupatenPonorogo Tahun 2018/2019”.

8 Lihat Transkip Wawancara 02/W/6/02/2019

7

B. Fokus PenelitianUntuk membatasi permasalahan yang akan

diteliti, maka peneliti memfokuskan penelitian ini padaperan tokoh agama dan masyarakat dalam melakukanpembinaan kegiatan keagamaan remaja di Desa BajangKecamatan Balong Kabupaten Ponorogo Tahun2018/2019.

C. Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang dan fokus penelitian di atas,maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:1. Bagaimana kondisi sosial keagamaan remaja di

Desa Bajang, Kecamatan Balong, KabupatenPonorogo Tahun 2018/2019?

2. Apa saja faktor-faktor yang menyebabkanrendahnya minat remaja untuk mengikuti kegiatankeagamaan di Desa Bajang Kecamatan Balong,Kabupaten Ponorogo Tahun 2018/2019?

3. Bagaimana peran yang dilakukan tokoh agama danmasyarakat dalam melakukan pembinaan kegiatankeagamaan remaja di Desa Bajang, KecamatanBalong, Kabupaten Ponorogo Tahun 2018/2019?

D. Tujuan PenelitianBerdasarkan rumusan masalah yang disebutkan makatujuan penelitian yang ingin dicapai adalah:1. Untuk mengetahui kondisi sosial keagamaan remaja

di Desa Bajang, Kecamatan Balong, KabupatenPonorogo Tahun 2018/2019.

8

2. Untuk mendeskripsikan faktor-faktor yangmenyebabkan rendahnya minat remaja untukmengikuti kegiatan keagamaan di Desa Bajang,Kecamatan Balong, Kabupaten Ponorogo Tahun2018/2019.

3. Untuk mendeskripsikan peran yang dilakukan tokohagama dan masyarakat dalam melakukanpembinaan kegiatan keagamaan remaja di DesaBajang, Kecamatan Balong, Kabupaten PonorogoTahun 2018/2019

E. Manfaat Penelitian1. Secara Teoretis

a) Hasil penelitian ini akan bermanfaat sebagaikontribusi bagi khasanah ilmiah dalam bidangpendidikan agama serta diharapkan dapatmemberi sumbangan pemikiran dalammenentukan arah kebijakan dalam peran tokohagama dan tokoh masyarakat dalam melakukanpembinaan keagamaan remaja.

b) Untuk kepentingan studi ilmiah dan sebagaibahan informasi serta acuan bagi peneliti lainyang hendak melakukan penelitian lebih lanjut.

2. Secara Praktisa) Bagi peneliti

Untuk menambah pengetahuan, wawasan, danpengalaman dalam melakukan penelitian ilmiahmengenai pentingnya peran tokoh agama dan

9

masyarakat dalam melakukan pembinaankegiatan keagamaan remaja.

b) Bagi masyarakatUntuk menambah pengetahuan dan semangatpara masyarakat untuk belajar keagamaan.

c) Bagi pembacaHasil penelitian ini diharapkan dapatmemberikan informasi secara tertulis maupunsebagai refrensi dan acuan bagi para tokohagama dan masyarakat dalam melakukanpembinaan kegiatan keagamaan remaja.

F. Sistematika PembahasanUntuk mempermudah penulisan hasil penelitian

secara sistematis dan mudah difahami oleh pembaca,maka dalam penyusunan penulisan skripsi ini penulismembagi menjadi enam bab, antara bab satu denganbab yang lain memiliki keterkaitan. Adapun sistematikapembahasannya adalah sebagai berikut:

Bab I adalah pendahuluan, hal ini merupakangambaran umum untuk memberikan pola pemikiranbagi laporan penelitian secara keseluruhan.Pendahuluan tersebut meliputi latar belakang masalah,fokus penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian,manfaat penelitian, dan sistematika pembahasan.

Bab II adalah telaah hasil penelitian terdahuludan kajian teori. Pada bab ini menguraikan deskripsitelaah hasil penelitian terdahulu dan kajian teori yang

10

berfungsi sebagai alat penyusunan instrumenpengumpulan data.

Bab III adalah metode penelitian. Dalam bab inimenjelaskan tentang pendekatan dan jenis penelitian,kehadiran penelitian, lokasi penelitian, data dan sumberdata, prosedur pengumpulan data, teknik analisis data,pengecekan keabsahan temuan, dan tahapan-tahapanpenelitian.

Bab IV adalah temuan penelitian. Dalam bab inimenjelaskan tentang deskripsi data umun dan deskripsidata khusus.

Bab V adalah pembahasan. Pada bab inimenguraikan tentang gagasan-gagasan yang terkaitdengan pola, kategori-kategori, posisi temuan terhadaptemuan-temuan sebelumnya, serta penafsiran danpenjelasan dari temuan yang diungkap dari lapangan.

Bab VI adalah penutup. Pada bab ini berisikesimpulan dari seluruh uraian bab terdahulu dan saranyang bisa menunjang peningkatan dari permasalahanyang dilakukan penelitian

11

BAB II

TELAAH HASIL PENELITIAN TERDAHULU DANKAJIAN TEORI

A. Telaah Hasil Penelitian TerdahuluRencana penelitian ini berangkat dari telaah

hasil penelitian terdahulu. Adapun penelitian yangdilakukan sebelumnya yaitu: Penelitian Alvi ChoiruMurfi’ah (2017) yang meneliti tentang Peran tokohMasyarakat dalam membangun Toleransi Antar UmatBeragama Didesa Klepu Kecamatan Soko ponorogo.Hasil penelitiannya adalah peran tokoh masyarakatformal maupun informal dalam membangun toleransiantara umat beragama di desa klepu terealisasikandengan maksimal melalui kegiatanistighosah,yasinan,karang tarunan dan lainya , masing-masing dari mereka berperan dalam memuliakanmanusia, mengakomodasi perbedaan, menegakkankeadilan dalam rangka membangun toleransi antar umatberagama guna menciptakan kedamaian.

Perbedaan penelitian terdahulu denganpenelitian yang peneliti lakukan ini terletak pada fokuspembahasan. Peneliti yang peneliti lakukan membahastentang peran tokoh agama dan masyarakat dalammelakukan pembinaan kegiatan keagamaan remaja diDesa Bajang, Kecamatan Balong, Kabupaten PonorogoTahun 2018/2019, sedangkan peneliti terdahulu lebih

12

memfokuskan pada peran tokoh masyarakat dalammembangun toleransi antar umat beragama.9

Penelitian Ida Rahayu Ningsih (2018) yangmeneliti tentang Peran Tokoh Masyarakat dalamMenyelesaikan Konflik Sosial Dan Aliran KeagamaanDi Desa Mojorayung Kecamatan Wungu KabupatenMadiun. Hasil penelitiannya adalah peran tokohmasyarakat dalam mengatasi konflik sosial danagama antar warga. Di Desa Mojorayung Kecamatanmadiun Kabupaten Madiun sudah berjalan dengansemestinya, para tokoh masyarakat sudah menjalankantugasnya dengan baik sesuai dengan ketentuan yangberlaku baik ketentuan dari pihak desa, pemerintahmaupun dari kesepakatan lingkungan masyarakat.Perbedaan penelitian terdahulu dengan peneliti yangpeneliti lakukan ini terletak pada fokus pembahasan.Peneliti yang peneliti lakukan membahas tentang perantokoh agama dan masyarakat dalam melakukanpembinaan kegiatan keagamaan remaja di Desa Bajang,Kecamatan Balong, Kabupaten Ponorogo Tahun2018/2019, sedangkan peneliti terdahulu lebihmemfokuskan pada peran tokoh masyarakat dalammenyelesaikan konflik sosial dan agama di DesaMojorayung Kecamatan Wungu Kabupaten Madiun.10

9Alvi Choiru Murfi’ah, Peran Tokoh Mayarakat DalamMembangun Toleransi Antar Umat Beragama di Desa Klepu KecamatanSooko Kabupaten Ponorogo, Skripsi, Fakultas Tarbiyah dan Imu Keguruan, IAIN Ponorogo, 2017.

10 Ida Rahayu, Peran Tokoh Masyarakat dalam MenyelesaikanKonflik Sosial Dan Aliran Keagamaan Di Desa Mojorayung Kecamatan

13

Penelitian Aan M. Aziz (2017) yang menelititentang Peranan KH. Ahmad Dahlan Dalam PembaruanPendidikan Islam Di Indonesia. Hasil penelitiannyaadalah peran KH. AHMAD Dahlan sebagai inspiratordalam pembaruan metode pengajaran pada pendidikanIslam di Indoesia. Pemikiran yang digagas oleh KH.Ahmad Dahlan dapat diletakkan untuk memberikaninspirasi bagi pembentukan dan pembinaanperadapan umat Islam di Indonesia yang lebihproposional. Dari hasil penelitian di atas bahwasanyaperan Tokoh Masyarakat dalam upaya membanguntoleransi di Desa Klepu, membangun kararterreliguius di Desa Karang Patihanan, serta membentukdan pembinaan umat Islam melalaui tauladan TokohKH.Ahmad Dahlan. Melalui kegiatan-kegiatan sepertihalnya yasinan, istighosah dan lainya. Karya ilmiah diatas digunakan peneliti untuk kajian lapangan kualitatifdan kepustakaan.

Dari karya ilmiah di atas, karya ilmiah inimenguatkan karya ilmiah terdahulu dan karya ilmiahyang secara spesifik membahas tentang Peran TokohAgama dan Masyarakat dalam Melakukan PembinaanKegiatan Keagamaan Remaja di Desa Bajang,Kecamatan Balong, Kabupaten Ponorogo Tahun2018/2019. Sehingga peneliti merasa yakin bahwa

Wungu Kabupaten Madiun, Skripsi, Fakultas Tarbiyah dan Imu Keguruan ,IAIN Ponorogo, 2018.

14

penelitian yang dilakukan masih originil, bukan hasilduplikasi penelitian yang sudah ada.11

Penelitian Ahmad Mubarok, S.Th.I (2011) yangmeneliti tentang Sinergitas Ulama Dan Umara DalamPersepektif Hadis (Studi Kritis atas Pemikiran al-Suyutidalam kitab Ma Rawahu al- Asatin fi Adami al-Maji’ila al-Salatin). Hasil penelitiannya adalah pertama,pemikiran al-Suyuti mengenai sinergitas ulama danumara, adalah keadaan sosial politis ketika al-suyutimasih hidup, yakni keserakahan dan kedholimanDinasti Mamluk kepada rakyatnya termasuk kepada al-Suyuti sendiri. Kedua,pemahaman hadis al-Suyitimengenai sinergitas ulama dan umara masihmenggunakan pendekatan tekstual dan bercorakfundamental konseptual sehingga sehingga tidaksepenuhnya dapat diterapkan pada realitas sosial.Pemahaman hadis ini tentunya tidak dapat dilepaskandari sosok al-Suyuti yang oleh sebagian ulamadianggap tasahul fi al-hadis, atau mudah dalammenetapkan kualitas hadis dan juga menggunakanbeberapa hadis do’if untuk fadailu al-a’mal. Ketiga,pemahaman hadis al-Suyuti ditolak oleh sebagianulama seperti al-Syaukani dengan terbitnya kitab Raf’ual-Asatin fi Hukmi al-Ittisal bi al-Salatin.

Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitiyang peneliti lakukan ini terletak pada fokus

11 Aan M. Aziz, Peranan KH. Ahmad Dahlan Dalam PembaruanPendidikan Islam Di Indonesia, Skripsi, Fakultas Tarbiyah dan IlmuKeguruan, IAIN Ponorogo, 2017.

15

pembahasan. Peneliti yang peneliti lakukan membahastentang peran tokoh agama dan masyarakat dalammelakukan pembinaan kegiatan keagamaan remaja diDesa Bajang, Kecamatan Balong, Kabupaten PonorogoTahun 2018/2019, sedangkan peneliti terdahulu lebihmemfokuskan Sinergitas Ulama Dan Umara DalamPersepektif Hadis (Studi Kritis atas Pemikiran al-Suyutidalam kitab Ma Rawahu al- Asatin fi Adami al-Maji’ila al-Salatin).12

B. Kajian Teori1. Peran Tokoh Agama

a. Pengertian Tokoh AgamaPengertian tokoh dalam bahasa

Indonesia berarrti” orang-orang yangterkemuka”.13 Mengacu pada definisi tersebutdapat diartikan bahwa tokoh agama adalahorang-orang terkemuka, terpandang sertamempunyai peran besar terhadap pengembanganajaran Agama baik agama Islam maupun agamayang lainnya.14

12 Ahmad Mubarok, Sinergitas Ulama Dan Umara DalamPersepektif Hadis (Studi Kritis atas Pemikiran al-Suyuti dalam kitab MaRawahu al- Asatin fi Adami al-Maji’ ila al-Salatin), Tesis, Ilmu AgamaIslam Program Studi Agama Filsafat Konsentrasi Al-Quran dan Hadis, UINSunan Kalijaga Yogyakarta, 2011.

13 Yowono, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia (Surabaya: Arkolis,1999), 83.

14 Malik bin Nabi, Membangun Dunia Baru Islam (Bandung:Mizan, 1994), 36.

16

Tokoh agama juga merupakan sosokyang dapat dipercaya dalam membantumenyalurkan pengetahuan agama. Dimanasecara sosial tokoh agama menjadi sentral figuryang dapat diteladani dan termasuk orang yangdapat didengar dalam membagikan pendidikanbaik bersifat nasehat, ceramah, maupun khutbah.Pendidikan agama pada dasarnya adalahkewajiban kita bersama baik setiap wargaNegara masyarakat orang tua maupunpemerintah.15

Tokoh agama secara teologis jugadipandang sebagai seseorang pewaris para Nabi(Warasatul al-Ambiya) sehingga tidakmengherankan jika tokoh agama kemudianmenjadi sumber legitimasi dari berbagaikeagamaan. Untuk melaksanakan tugas sebagaiwarasatul al-ambiya, pendidik hendaklahbertolak pada amar ma’ruf yang diimbamgindengan nahyian al-munkar, menjadikan prinsiptauhid sebagai pusat kegiatan penyebaran misiiman, Islam dan ihsan.16

Tokoh agama menempati fungsi danmemiliki peran sentral dalam masyarakat.Sebagai tokoh, tokoh agama dianggap

15 Moh. Haitami Sali, Pendidikan Agama Islam Dalam KeluargaRevitasi Peran Keluarga Dalam Membangun Generasi Bangsa YangBerkarakter (Yogyakrta: Ar-Ruzz Media, 2011), 10.

16 Heri Gunawan, Pendidikan Islam Kajian Teoritis dan PemikiranTokoh (Bandung: PT Rosdakarya Offset, 2014), 168.

17

menempati kedudukan yang tinggi dandihormati oleh masyarakat pendukungnya sertatokoh agama memegang peranan penting dalammasyarakat karena mereka dianggap sebagaiorang yang mempunyai tingkat yang lebih danpengetahuan tentang agama dibandingkandengan anggota masyarakat lain. Oleh karenaitu, perkataan yang berkaitan dengan masalahagama dinilai sebagai fatwa yang harus ditaati.Karena tokoh agama lazimnya menempatikedudukan sebagai pemimpin karismatis.17

Tokoh agama atau pemimpin adalahorang yang menjadi pemimpin dalam suatuagama, seperti: para kyai, ulama, pendeta, pastordan lain-lain. Keberadaan tokoh agamadimasyarakat sering kali lebih didengarperkataan-perkataannya dari pemimpin-pemimpin yang lain.18

Dari uraian diatas dapat dijelaskanbahwa Tokoh Agama adalah orang-orang yangterkemuka, terpandang dan orang yangmempunyai kelebihan serta keunggulan dalambidang keagamaan.

b. Peran Tokoh AgamaPeranan (role) merupakan aspek dinamis

kedudukan ( status). Maksudnya yaitu,apabila

17 Jalaluddin, Psikologi Agama (Jakrta: PT Raja Grafindo, 2004),284.

18 Malik bin Nabi, Membangun Dunia Baru Islam, 36.

18

seseorang melaksanakan hak dan kewajibannyasesuai dengan kedudukannya maka, orangtersebut sudah menjalankan suatu peranan.Keduanya tak dapat dipisahkan karena satudengan yang lainnya saling tergantung, artinyatidak ada peran tanpa status dan dan tidak adastatus tanpa peran. Sebagaimana kedudukan,maka setiap orang pun dapat mempunyaimacam-macam peranan yang berasal dari pola-pola pergaulan hidupnya, hal tersebut berartipula bahwa peran tersebut menentukan apa yangdiperbuatnya bagi masyarakat kepadanya. Peransangat penting karena dapat mengaturperilakuan seseorang, disamping itu peranmenyebabkan seseorang dapat menyesuai kanperilakunya sendiri dengan perilaku orang-orangsekelompoknya.19

Abu Ahmadi, mendefinisikan peransebagai suatu kompleks pengharapan manusiaterhadap cara individu harus bersikap danberbuat dalam situasi tertentu berdasarkan statusdan fungsi sosialnya.20 Sedangkan dalam sudutpandang sosiologi bahwa peran itu mencakup 3hal yaitu:1) Peranan meliputi norma-norma yang

dihubungkan dengan posisi atau tempat

19 Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: PTRaja Grafindo, 1999), 268-269.

20 Abu Ahmadi, Psikologi Sosial (Surabaya: PT Bima Ilmu, 1982),50.

19

seseorangh dalam masyarakat. Peranan dalamhal ini merupakn rangkaian peraturan-peraturan yang membimbing seseorangdalam kehidupan kemasyarakatan.

2) Peranan adalah suatu konsep tentang apayang dapat dilakukan oleh individu dalammasyarakat sebagai organisasi.

3) Peranan juga dapat dikatakan sebagi perilakuindividu yang penting bagi struktur sosialmasyarakat.21

Dari uraian diatas dapat dijelaskanbahwa peran adalah tindakan atau kegiatan yangdilakukan oleh individu ataupun kelompokdalam suatu usaha untuk mencapai suatu tujuantertentu.

Tokoh agama memiliki pengaruh yangsangat besar dalam masyarakat. Segalakeputusan baik hukum, sosial agama, maupunpolitik harus sesuai dengan anjuran para tokohagama. Peran tokoh agama sangat dibutuhkanuntuk menekan angka kenakalan remaja.Sebagai tokoh sentral dalam masyarakat,tentunya peran tokoh agama dalam membinaremaja untuk mengatasi kenakalan remajasangat penting.22

21 Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, 269.22 Weny Ekawati, Kepercayaan Masyarakat Terhadap Kyai

Naskah Publikasi (Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas IslamIndonesia, 2006), 7.

20

Tokoh agama memiliki peran strategissebagai agen perubahan sosial ataupembangunan. Ada tiga peran penting yangdapat dijalankan oleh tokoh agama yang pertamayaitu peran edukasi yang mencakup seluruhdimensi kemanusiaan dan membangun karakter.Kedua, peran memberi pencerahan kepadamasyarakat disaat situasi-situasi tidak menentu.Ketiga, peran membangun sistem, satu tradisi,budaya yang mencerminkan kemuliaan.

Tokoh agama sebagai agen terlibat dalammerenungkan dan mengulangi struktur sosial.Peran yang dimaksud ini adalah ikutberpartisipasi untuk melakukan hak dankewajiban, berarti telah menjalankan suatuperan. Peran tersebut dapat menentukan apayang harus dilakukan oleh tokoh agama. Jadiperan yang dimiliki tokoh agama yang dimaksudini adalah: peraturan yang membimbingseseorang dalam masyarakat, peran adalahsesuatu yang dilakukan tokoh agama dalammasyarakat, peran juga merupakan suatuperilaku seseorang yang penting bagi struktursosial masyarakat.23

Tokoh agama Islam memiliki perananyang sangat penting dalam pembinaan remaja.

23 Soerjano Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2010), 213.

21

Diantaranya peranan tokoh agama untukpembinaan remaja yaitu:1) Berperan sebagai informatif dan edukatif,

dimana tokoh agama memposisikan dirinyasebagai da’i yang menyampaikanpenerangan agama dan mendidikmasyarakat terutama remaja dengan sebaik-baiknya sesuai dengan tuntunan al-Qur’andan Hadis.

2) Berperan sebagai konsultatif, dimana tokohagama menyediakan dirinya untuk ikutmemikirkan dan menyelesaikan persoalanyang dihadapi masyarakat terutamapermasalahan remaja yang banyakmembutuhkan pembinaan.

3) Berperan sebagai advokatif, dimana tokohagama memiliki tanggung jawab moral dansosial untuk melakukan kegiatanpembelajaran terhadap mayarakatkhususnya remaja dari berbagai ancaman,serta hambatan yang merugikan aqidah sertamerusak akhlak. Seperti, pembinaan anaksejak usia dini, pembinaan akhlakmasyarakat, pembinaan remaja masjid danlain-lain.24

2. Tokoh Masyarakata. Urgensi Tokoh Masyarakat

24 Novi Hardian, Panduan Keislaman Untuk Remaja (Bandung: PTMizan Pustaka, 2007), 29.

22

Dalam Undang-undang SistemPendidikan nasiol No. 2 Tahun 1999 pasal 47disebut bahwa masyarakat sebagai mitrapemerintah memiliki kesempatan seluas-luasnyauntuk berperan serta dalam penyelenggaraanpendidikan secara nasional. Sedangkan menurutPeraturan Pemerintah No.39 Tahun 1992 pasal 2menyatakan bahwa peran serta masyarakatdalam pendidikan berfungsi ikut memelihara,menumbuhkan, meningkatkan danmengembangkan pendidikan nasional. Padapasal 3 juga disebutkan bahwa peran sertamasyarakat bertujuan mendayagunakankemampuan yang dimiliki masyarakat.25

Didalam suatu masyarakat biasanya ada orang-orang tertentu yang menjadi tempat bertanya dantempat meminta nasehat anggota masyarakatlainnya mengenai urusan-urusan tertentu. Haltersebut diperoleh bukan karena jabatanresminya, melainkan karena kemampuan danhubungan antar pribadi mereka dengan anggotamasyarakat.26

Didalam kehidupan masyarakat, tokohmasyarakat menduduki posisi yang penting, olehkarena itu tokoh masyarakat di anggap orang

25 Khoirul Fuad Yusuf, Inovasi Pendidikan Agama danKeagamaan ( Jakarta: Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan BadanLitbang dan Diklat Departemen Agama RI, 2006), 38-39.

26 Abdilah Hanafi, Memasyrakatkan Ide-ide Baru ( Surabaya:Usaha Nasional, 1987), 110-11.

23

serba tahu dan mempunyai pengaruh yang besarterhadap masyarakat. Sehingga segala tindaktanduknya merupakan pola aturan yang patutditeladani oleh masyarakat, serta memberikanpengaruh dan ditokohkan oleh lingkungannya.Penokohan tersebut karena pengaruh posisi,kedudukan, kemampuan dan kepiawaiannyaserta segala tindakan dan ucapannya akan diikutioleh masyarakat.

Kategori tokoh masyarakat terbagimenjadi dua yaitu:1) Tokoh masyarakat formal

Tokoh masyarakat formal adalah seseorangyang ditokohkan karena kedudukannya ataujabatannya dilembaga pemerintah seperti:camat, kepala desa/lurah, ketua RT/RW danlain sebagainya.

2) Tokoh masyarakat Informal Tokohmasyarakat informal adalah seseorang yangditokohkan oleh masyarakat dilingkungannyaakibat dari pengaruh, posisi dankemampuannya yang diakui oleh masyarakatdi lingkungannya yaitu: tokoh agama, tokohadat, tokoh perempuan, tokoh pemuda danlain-lain

Menurut Anne Ahira tokoh masyarakatmerupakan kekayaan pengetahuan maupunkesuksesannya dalam menjalani kehidupan.Tokoh masyarakat menjadi contoh atau teladan

24

bagi orang lain karena pola pikir yang dibangunmelalui pengetahun yang dimiliki sehinggadipandang sebagai seseorang yang pandai danbijaksana dalam pelaksanaannya.27

Tokoh masyarakat mempunyai ciri-ciri,diantara ciri-ciri tokoh masyarakat tersebutadalah:1) Tokoh masyarakat memiliki hubungan sosial

lebih luas daripada para pengikutnya.2) Lebih sering bertatap dengan media masa.3) Sering mengadakan perjalan keluar dan lebih

sering berhubungan dengan agen-agenpembaharu.

4) Tokoh masyarakat memiliki keahlian ataupengetahuan yang luas.28

Pentingnya keterlibatan para tokohformal seperti Camat, Dinas/Instansi terkait,kepala KUA Kecamatan, Para Lurah, PenyuluhAgama dengan tokoh informal seperti TokohAgama, Tokoh Adat, Tokoh Pemuda, danlainnya adalah sangat strategis dalam upayamengembangkan ketahanan masyarakat lokal,yang masing-masing mereka memiliki fungsiyang berbeda.29

27 Afif Muhammad, Agama Konflik (Bandung: Marja, 2013), 10928 Hanafi, Memasyarakatkan Ide-ide Baru, 113.29 Ahsanul Khalikin, “ Pengembangan Wadah Kerukunan dan

Ketahan Masyarakat Lokal di Kec. Banjarmasin Tengah, “ Harmon, 23, (Juli-September, 2007),111.

25

Kesadaran tokoh-tokoh masyarakattersebut sangat membantu dalam upayamenetralisir suasana bila sewaktu-waktu terjadikonflik. Adanya interaksi sosial dan dialog antartokoh lintas agama serta lintas budaya melaluiberbagai media dan forum komunikasi jugasangat penting supaya terjadi proses pendekatanuntuk lebih saling memahami dan menerimaperbedaan antar kelompok keagamaan. Selainitu sekaligus meningkatkan kesadaran akanperlunya kebersamaan dan kerjasama sosialuntuk kepentingan bersama.

b. Peran Tokoh MasyarakatTokoh masyarakat formal maupun

informal mempunyai peranan penting dalamperubahan sosial dan roda kehidupan sosialkeagamaan. Keberadaan mereka mempunyaipengaruh untuk memberi pencerahan kepadamasyarakat ketika berada pada kondisi tertentu,sikap dan tingkah laku mereka menjadi panutanyang secara langsung membangun karaktermasyarakat dan membangun sistem serta tradisiyang ada dalam masyarakat.

Terkhusus tokoh agama sering kalimemiliki peran ganda. Selain pemimpinkeagamaan, mereka juga sebagai agenpengembangan masyarakat dan tokoh kuncidalam melestarikan kekayaan tradisi untukmenciptakan tertib sosial, bahkan tidak sedikit

26

pemuka agama sebagai panutan masyarakat jugasebagai tokoh sosial budaya, polotik, pendidik,dan ekonomi.30

Dalam pelaksanaannya tokoh masyarakatberperan sebagai berikut:a. Mediator

Tokoh masyarakat sebagai perantarapenengah , sebagai wakil masyarakat, sebagaipengantar dalam menjalin kerjasam,keharmonisan diantara masyarakat sertaantara pemeluk agama dalam rangkamelindungi kepentingan-kepentingan dimasyarakat.

b. FasilitatorTokoh masyarakat sebagai wadahAspirasi masyarakat, membantu masyarakatdalam upaya penyelesaian konflik sosial danagama di tengah masyarakat melaluikegiatan kegiatan Non Formal.

c. PembimbingTokoh Masyarakat sebagai pembimbingyakni berperan sebagai menanamkan prinsip-prinsip etik dan moral masyarakat dalamupaya dan strategi penyelesaia konfliksosial dan agama dalam hal tersebut perantokoh masyarakt menuntut peran aktif paratokoh masyarakat dalam meletakkan landasanmoral, etis,dan spiritual serta meningkatkan

30 Ibid, 111.

27

pengalaman agama, baik dalam kehidupanpribadi dan sosial.

d. PanutanDalam hal ini, tokoh masyarakat denganbekal ilmu yang dimilikinya, memberikantuntunan serta memberkan contoh yang baikkepada warganya.31

Selain itu, tokoh masyarakat jugamempunyai kedudukan yang harus kita jaga.Karena kedudukan tokoh masyarakat ini bisadiperoleh berdasarkan pengetahuannya,kebijaksanaan budi pekerti, dan kesuksesandalam menjalani kehidupan dimasyarakat. Olehkarena itu kebijaksanaan dan pengetahuan yangdimiliki tokoh masyarakat biasanya menjadipanutan bagi orang-orang yang sesuai denganbidangnya masing-masing dari tokoh tersebut.Sehingga keberadaan tokoh masyarakatmempunyai peranan sangat penting yangpertama sebagai pengendali sosial dalammasyarakat. Selanjutnya yang kedua tokohmasyarakat juga mempunyai peran sebagaipenjaga dan penegak nilai-nilai serta norma-norma yang ada dimasyarakat. Ketiga tokohmasyarakat juga berperan sebagai sosok yangmampu memecahkan berbabagai permasalahanyang terjadi. Maka dari itu, peran tokohmasyarakat itu sangat penting sekali dimata

31 Afif , Agama Konflik , 110.

28

masyarakat dalam melakukan pembinaan agamapada remaja. Keempat tokoh masyarakat jugamempunyai peran penting dalam memberikanbimbingan dan pengarahan kepada remajadalam pembentukan kepribadian yang baik.Agar remaja juga memiliki nilai agama yangbaik, maka peran tokoh masyarakat yang kelimaitu tokoh masyarakat juga harus bisa menjadisosok motivator dan pembimbing. Dalamperanan motivator tokoh masyarakat harusmemberikan motivasi-motivasi yang dapatmembangun dan membentuk kepribadian remajamenjadi arah yang lebih baik serta selalumembimbing secara terus menerus sehinggamencapai keberhasilan.32

3. Pembinaan Kegiatan Keagamaana. Pengertian Pembinaan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesiabahwa pembinaan adalah usaha, tindakan dankegiatan yang dilakukan secara efisien danefektif untuk memperoleh hasil yang lebihbaik.33 Menurut Masdar Helmy pembinaanmencakup segala ikhtiar (usaha-usaha), tindakandan kegiatan yang ditunjukkan untukmeningkatkan kualitas beragama baik dalam

32 Nanda Rizkia, “ Peran Tokoh Masyarakat Dalam PembentukanKepribadian Remaja Di Desa Penyeladi Kecamatan Kapuas KabupatenSanggau,’’Edukasi, 3( April-Juni, 2010), 8-10.

33 Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 1990),94.

29

bidang tauhid, bidang peribadatan, bidangakhlak dan bidang kemasyarakatan.34

Secara praktis pembinaan adalah suatuusaha dan upaya yang dilakukan secara sadaroleh orang tua, seorang pendidik, atau tokohmasyarakat terhadap nilai-nilai kehidupan yangmenjamin keselamatan dan kesejahteraan hidupbaik di dunia maupun di akhirat dengan jalanmencari ridho Allah SWT yang dilakukan padasejumlah manusia yang terkait kebudayaanajaran agama Islam.35

Tujuan Islam melakukan pembinaankehidupan beragama pada masyarakat muslimadalah untuk mewujudkan masyarakat muslimyang tekun beribadah kepada Allah SWTdengan sebaik-baiknya sesuai dengan yangdisyari’atkan-Nya, menegakkan hukum-hukum-Nya, dan menerapkan manhaj-Nya. Dalampembinaan tersebut masyarakat membutuhkansebuah strategi. Strategi tersebut dilaksanakanmelalui kegiatan-kegiatan yang telah yang telahmembumi dalam kehidupan masyarakat muslim,seperti tahlilan, pengajian kitab kuning,diba’iyah , khotmul Qur’an dan lain sebagainya.Pengembangan masyarakat mesti dilihat sebagai

34 Masdar Helmi, Peranan Dakwah Dalam Pembinaan Umat,(Semarang: Dies Natalis IAIN Walisongo Semarang, 2011), 31.

35 Ulya Dalila, Pembinaan Keagaan bagi Ibu-ibu Melalui MajlisTaklim di Pondok Pesantren Darussalam Desa Jatiguna Kecamatan SumberPucung Kabupaten Malang (Skripsi: UIN Malang, 2012), 9.

30

sebuah proses pembelajaran kepada masyarakat,agar mereka secara mandiri dapat melakukanupaya-upaya perbaikan kwalitaskehidupannya.36

Dari definisi diatas bahwa pembinaanadalah suatu usaha atau kegiatan yang dilakukanseseorang untuk meningkatkan pengalaman ataupelaksanaan ajaran agama Islam agar mencapaikesempurnaan. Dengan tujuan untukmengarahkan seseorang agar memiliki imanserta akhlak yang mulia serta senantiasamemelihara dan mengamalkan apa yang telahdiajarkan oleh agama. Selain itu juga perluadanya praktik-praktik langsung, maksudnyayaitu mengamalka apa yang sudah diperintahkanoleh agama secara nyata, baik itu mengenalhukum-hukum dan kaidah-kaidah yangmemerlukan pengertian dan pemahaman.

b. Pengertian kegiatan keagamaanKata keagamaan merupakan sebuah

istilah yang mendapat imbuhan dari kata dasar“ag/ama” yang mendapat imbuhan awalan “ke-“dan”an” yang menunjukkan kata sifat, yaitusuatu hal yang bersifat dan berhubungan denganagama1) Agama adalah udang-undang ilahi yang

didatangkan Allah untuk menjadi pedoman

36 Ibid,.

31

hidup dalam kehidupan di alam dunia untukmencapai akhirat.

2) Agama merupakan sistem kepercayaan danperibadatan yang digunakan oleh berbagaibangsa dalam perjuangan mereka mengatasipersoalan-persoalan tertinggi dalamkehidupan manusia.

3) Agama adalah kebutuhan jiwa (psikis),pandangan hiup, kelakuan, dan caramenghadapi tiap-tiap masalah.

Berdasarkan definisi tersebut dapatdiambil kesimpulan bahwa keagamaan adalahsegala bentuk perbuatan, tindakan dan aktivitasyang sengaja dilakukan oleh manusia dengandidasarkan kepada nilai-nilai atau norma-normayang berpangkal kepada ajaran-ajaran agamayang telah menjadi kebiasaan hidup sehari-hari.Sedangkan pengertian kegiatan keagamaanmenurut Asyumi yaitu suatu usahamempertahankan, melestarikan, danmenyempurnakan umat manusia agar agarmereka tetap beriman kepada Allah SWT,dengan menjalankan syari’at Islam sehinggamereka menjadi manusia yang hidup bahagiadidunia dan diakhirat.

Berdasarkan pengertian diatas yangdimaksud pembinaan kegiatan keagamaanadalah suatu proses pemberian bantuan terhadapindividu sesuai dengan ajaran agama agar

32

mampu hidup sesuai dengan ketentuan danpetunjuuk Allah SWT sehingga dapat mencapaikebahagian hidup didunia dan diakhirat. Haltersebut dapat dipahami bahwa pembinaankegiatan keagamaan adalah sebagai upayamembangun, memperbaiki dan mempertahankankeadaan diri seseorang dalam menghayariagama secara lebih mendalam.

c. Bentuk-bentuk Aktivitas Kegiatan KeagamaanDalam kehidupan bermasyarakat banyak

sekali aktivitas-keagamaan yang seringdilakukan oleh masyarakat. Aktivitas-aktivitastersebut dapat berupa shalat lima waktuberjama’ah, pengajian, istigoshah, tahlilan, danlain sebagainya. Hal tersebut dapat dijelaskanseperti dibawah ini.1) Shalat lima waktu berjama’ah

Shalat dilaksanakan sebagai wujudpengabdian hamba Allah SWT yangmemang diciptakan hanya untukmenyembah Allah. Shalat akan membawamanfaat yang besar bagi umat muslim yangmelaksanakannya. Baik itu untukjasmaninya maupun rohani, apalagi jika haltersebut dilakukan secara berjama’ah.Shalat merupakan tiang agama, sehinggaapabila shalat tersebut tidak ditegakkanberarrti meruntuhkan agamanya. Shalatdapat memberikan manfaat yang jauh lebih

33

besar yaitu ketika shalat dapat dilaksanakandengan sempurna mungkin, shalat tepatpada waktu, khusuk dan iklas dalammenjalankannya sesuai engan syarat danrukunnya serta dilaksanakan secaraberjama’ah. Dalam buku fiqih ibadahdijelaskan ketika shalat dikerjakan dengansempurna maka akan terbina tujuhkedisiplinan, antara lain yaitu disiplinkebersihan, disiplin waktu, disiplin kerja,disiplin berfikir, disiplin mental, disiplinmoral, disiplin persatuan. Shalat farduberjama’ah itu lebih utama, karena pahalashalat berjama’ah itu 27 derajat. Selainshalat faru yang harus dikerjakan untukmendappatkan pahala yaitu ada juga shalatsunah berjama’ah diantaranya yaitu shalatidul fitri, shalat idul adha, shalat khusuf,shalat trawih, shalat witir, shalat istisqo’.37

2) PengajianPengajian sama halnya dengan

pengajaran yang merupakan sebuah prosesuntuk mempelajari. Begitu juga denganpengajian yakni suatu proses mengkaji.Pengajian ini sering juga dikenal denganta’lim wata’alum, ceramah agama,mau’idoh hasanah, dan lain sebagainnya.Pengajian agama Islam mempunyai tujuan

37 Baihaqi , Fiqih Ibadah (Bandung: M2S, 1996), 38-40

34

untuk membina dan menyeimbangkanhubungan manusia dengan khaliknya ,antara manusia dengan manusia, manusiadengan lingkungannya, dan iadakan dalamrangka menciptakan masyarakat yangbertaqwa kepada Allah SWT. Dengandiselenggarakannya pengajian dilingkunganmasyarakat dengan tema yang bermacam-macam tentang agama Islam, makamasyarakat akan selalu ingat ajaran-ajaranagama, larangan dan anjuran dalamkehidupan ini. Sehingga dapatmeningkatkan kwalitas keimananan sertaakhlak dalam kehidupan sehari-hari.

3) IstigoshahKata istigoshah berasal dari al-ghaoutsyang berarti pertolongan. Jadi istigoshahadalah suatu do’a yang dipanjatkan kepadaAllah SWT untuk memohon pertolongandalam menghadapi gejolah kehidupandidunia atau memohon keselamatan,kesejahteraan, ketentraman, dan kedamaian,di dunia dan mohon kebaikan diakhirat.38

4) Pendidikan baca Al-Qur’anAl-Qur’an adalah kitab suci umat

Islam. Maka sebaiknya umat Islam mampumembaca dan memahaminya. Karena Al-

38 Mahmud Yunus, Kamus Arab Indonesia (Jakarta: PT HidakaryaAgung, 1990), 303.

35

Qur’an menjadi sumber hukum umat Islam.Apabila membaca al-Qur’an dilakukanmaka orang yang membacanya akanmendapat pahala. Pendidikan baca al-Qur’an sangatlah baik dilakukan agargenerasi penerus tetap bisa melestarikanbudaya Al-Qur’an yang menjadi pedomanhidup bagi umat muslim. Pendidikan bacaal-Qur’an ini biasanya dilakukan denganmetode simak.

5) Diba’iyahDiba’iyah merupakan kegiatan yang

sering dilakukan masyarakat yang beragamaIslam. Kegiatan dalam diba’iyah ini adalahshalawat kepada Nabi, karena banyak syair-syair yang sahdu dalam diba’ . Kegiatan iniselain digunakan untuk bersolawat atasNabi agar mendapatkan syafa’at NabiMuhammad SAW juga dapat mempererattali silaturrohim, menambah cinta kepadaRasulullah sehingga mampu menambahkeimanan dan ketaqwaan. Selain itu dalamkegiatan diba’iyah juga bisa disisipiceramah agama dan menjadikan Rasulullahsebagai suri tauladan yang baik. Kegiatankeagamaan seperti ini sangat perluditingkatkan agar masyarakat memilikikegiatan positif yang dapat menumbuhkankecintaannya kepada agama. Apalagi

36

generasi muda , hal ini akan membawamanfaat. Karena ktidak bergaul terhadaphal-hal yang negatif sehingga akan terciptagenerasi yang agamis dan santun dalambersikap dan bertutur kata.39

d. Ruang Lingkup Pembinaan KegiatanKeagamaan

Sikap keagamaan merupakan suatukeadaan yang ada dalam diri seseorang untukmendorong seseorang tersebut agar bertingkahlaku yang berkaitan dengan agama. ZakiahDradjat mengatakan bahwa sikap keagamaanmerupakan perolehan dan bukan bawaan. Iaterbentuk melalui pengalaman langsung yangterjadi dalam hubungannya dengan unsur-unsurlingkungan materi dan sosial, misalnya rumahyang tentram, orang tertentu, teman orang tua,jama’ah dan lain-lain.40 Oleh karena itu makaperlu adanaya pembinaan keagamaan yaitu:1) Pembinaan Agama dalam Keluarga

Islam mengajarkan bahwa pendidikanitu berlangsung seumur hidup, dari buaiansampai ke liang lahat. Karena pembinaan danpendidikan anak dalam keluarga adalah awaldari suatu usaha untuk mendidik anak agarmenjadi manusia yang bertaqwa, cerdas dan

39 Sarib Supriyadi, Eksistensi dan Histositiritas Masjid Tua di KotaManado ( STAIN Manado Press, 2013), 27.

40 Zakiah Dradjat, Pengantar Ilmu Jiwa Agama (Jakarta: RadarJaya Offset, 1993), 131-132.

37

terampil. Maka hal ini menempati posisi yangsangat penting dan mendasar serta menjadifondasi penyangga anak.41

2) Pembinaan Agama di SekolahSekolah adalah sebagai pembantu

pendidikan anak, yang dalam hal untukmelebihi pendidikan dalam keluarga.Terutama dari segi cakupan ilmupengetahuan yang diajarkannya. Sekolahbetul-betul merupakan dasar pembinaanremaja. Apabila pembinaan pribadi remajaterlaksana dengan baik, maka anak akanmemasuki masa remaja dengan mudah danmembina masa remaja itu tidak akanmengalami kesusahan. Akan tetapi jika anakkurang bernasib baik dimana pembinaanpribadi dirumah tidak terlaksana dan disekolah kurang membantu, maka anaktersebut akan menghadapi masa remaja yangsulit dan pembinaan pribadinya akan sukar.42

Fungsi sekolah dalam kaitannyadengan pembentukan jiwa keagamaan padaanak antara lain sebagai pelanjut pendidikanagama dilingkungan keluarga ataumembentuk keagamaan pada diri anak agar

41 Bakir Yusuf Barnawi, Pembinaan Kehidupan Beragama IslamPada Anak (Semarang: Dina Utama,1993), 7.

42 Dradjat, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam , 68.

38

menerima pendidikan agama yangdiberikan.43

3) Pembinaan Agama dalam MasyarakatSelain keluarga, masyarakat dan

lingkungan sekitarpun turut andil dalammembina anak. Pembinaan agama yangdiberikan oleh keluarga sebagai dasar utama,sedangkan sekolah menjadi sangat pentinguntuk memenuhi kekurangan maupunkeluarga dalam mendidik anak.44 Masyarakatmerupakan lingkungan penidikan yangketiga,keserasian antara ketiga lingkunganpembinaan ini akan memberikan dampakyang positif bagi perkembangan anaktermasuk dalam pembentukan jiwakeagamaan mereka. Karena masyarakat jugamempunyai pengaruh yang sangat besarterhadap perkembangan anak.45

e. Pola Pembinaan Kegiatan Keagamaan1) Pembinaan Rohani

Dengan adanya pembinaan rohani,maka anak dapat mengetahui kewajibannyakepada Allah dan Rasul-Nya, orang tuanyadan masyarakat. Pembinaan rohani itu

43 Djalaluddin, Psikologi Agama (Jakarta: PT Raja GrafindoPersada, 2002), 217.

44 Ibid, 26.45 Yusuf Barnawi, Pembinaan Kehidupan Beragama Islam Pada

Anak, 34.

39

meliputi: pendikan iman, pendidikan Ibadah,pendidikan akhlak, dan pendidikankemandirian.

2) Pembinaan Pola PikirPendidikan pola pikir adalah

membentuk pemikiran anak dengan sesuatuyang bermanfaat seperti ilmu pasti, ilmualam, ilmu teknologi modern dan peradabansehingga anak bisa menyesuaikan diri dengankemajuan ilmu pengetahuan, pendidikan akalmerupakan satu kesatuan dari pendidikanyang telah disebutkan.

3) Pembinaan jasmaniPendidikan jasmani adalah salah satu

aspek pendidikan yang penting, yang tidakdapat lepas dari pendidikan yang lain bahkandapat dikatakan bahwa pendidikan jasmanimerupakan salah satu alat utama bagipendiikan rohani. Karena pendidikan jasmanipendidikan yang erat kaitannya denganpertumbuhan dan kesehatan.46

4. Remajaa. Pengertian Remaja

Remaja berasal dari bahasa latinadolescence yag artinya tumbuh untukmencapai kematangan (dewasa). Istilah

46 Muhammad Nur Abdul Hafidz, Mendidik Anak BersamaRasulullah (Bandung: Mizan, 1998), 231.

40

adolescence memiliki arti yang lebih luas yangmencakup kematangan mental, emosional, sosialdan fisik.47 Masa remaja merupakan masaperalihan diantara masa kanak-kanak dandewasa. Dalam masa ini anak mengalami masapertumbuhan dan perkembangan fisiknyamaupun perkembangan psikisnya. Merekabukanlah anak-anak baik bentuk badan ataupuncara berfikir atau bertinda, tetapi bukan pulaorang dewasa yang telah matang. Masa remajamerupakan salah satu periode dariperkembangan manusia. Masa ini merupakanmasa perubahan atau peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa yang meliputi perubahanbiologis, perubahan psikologis dan perubahansosial.48

Masa remaja juga bisa disebut sebagimasa sosial karena sepanjang masa remajahubungan sosial semakin tampak jelas dansangat dominan. Kesadaran akan kesunyian akanmenyebabkan remaja berusaha mencaripergaulan, dan hal ini merupakan doronganpergaulan remaja untuk menemukankemampuan kemandiriannya untuk dirinyasendiri.49

47 Mohammad Ali, Psikologi Remaja (Jakarta, PT Bumi Aksara:2004), 9.

48 Rinda Pradita, Pengertian Remaja (http://ilmupsikologi.wordpress.com. di akses 10 Desember 2018).

49 Mohammad Ali, Psikologi Remaja, 91.

41

Dari uraian diatas masa remaja yaitumasa peralihan dari masa kanak-kanak menujudewasa yang melalui perubahan biologis,perubahan psikologis dan perubahan sosial

b. Tahap-tahap Perkembangan RemajaMenurut Mappiare masa remaja

berlangsung antara umur 12 tahun sampaidengan 21 tahun bagi wanita, dan 13 tahunsampai dengan 22 tahun bagi pria. Rentang usiaremaja ini bisa dibagi menjadi dua bagian yaituusia 12 tahun sampai dengan 17 tahun adalahremaja awal dan usia 18 sampai 22 tahun adalahremaja akhir.50 Secara umum masa remajadibagi menjadi tiga bagian yaitu:1) Masa remaja awal (12-15 tahun)

Pada masa ini individu mulai meninggalkanperan sebai anak-anak dan berusahamengembangkan diri sebagi individu yangunik dan tidak tergantung pada orang tua.Selain itu individu juga menerima terhadapbentuk dan kondisi fisik serta adanyakonformitas yang kuat dengan teman sebaya.

2) Masa remaja pertengahan (15-18 tahun)Masa ini ditandai dengan berkembangnyakemampuan berfikir yang baru. Temansebaya masih memiliki peran yang penting,namun inividu sudah lebih mampumengarahkan diri sendiri (self-directed). Pada

50 Ibid,.

42

masa ini remaja mulai mengembangkannkematangan tingkah laku, belajarmengendalikan impulsivitas, dan membuatkeputudsan-keputusa awal yang berkaitandengan tujuan vokasional yang ingin dicapai.Selain itu juga mampu menerima lawan jenisyang menurut remaja tersebut itu juga suatuhal yang penting.

3) Masa remaja akhir (19-22 tahun)Pada masa ini remaja ditandai oleh persiapanakhir untuk memasuki peran-peran orangdewasa. Selama periode ini remaja berusahamemantapkan tujuan vokasional danmengembangkan isense of personal identity.51

c. Tugas-tugas Perkembangan Masa RemajaTugas perkembangan masa remaja

difokuskan pada upaya meninggalkan sikap danperilaku kekanak-kanakan serta berusaha untukmencapai kemampuan bersikap dan berperilakusecara dewasa. Tugas-tugas perkembangan masaremaja menurut Hurlock meliputi:1) Mampu menerima keadaan fisiknya2) Mampu menerima dan memahami peran seks

usia dewasa3) Mampu membina hubungan baik dengan

anggota kelompok yang berlainan jenis.

51 Hendriati Agustiani, Psikologi Perkembangan (Bandung: PTRefika Aditama, 2009), 29.

43

4) Mencapai kemandirian emosional52

5) Mencapai kemandirian ekonomi6) Mengembangkan konsep dan keterampilan

intelektual yang sangat diperlukan untukmelakukan peran sebagai anggota masyarakat

7) Memahami dan menginternalisasikan nilai-nilai orang dewasa dan orang tua.

8) Mengembangkan perilaku tanggung jawabsosial yang diperlukan untuk memasuki duniadewasa

9) Mempersiapkan diri untuk memasukiperkawinan

10) Memahami dan mempersiapkanberbagai tanggung jawab kehidupan keluarga

Tugas-tugas perkebangan remaja iniamat berkaitan dengan perkembangankognitif, yaitu fase operasional formal.Kematangan kognitif akan sangat membantukemampuan dalam melaksanakan tugas-tugasperkembangannya dengan baik.53

Sedangkan menurut Havighurst adabeberapa tugas perkembangan remaja yangharus diselesaikan dengan baik antara lainyaitu:1) Mencapai hubungan baru yang lebih

matang dengan teman sebaya baik priamaupun wanita

52 Mohammad Ali, Psikologi Remaja, 10.53 Ibid,.

44

2) Mencapai peran sosial pria dan wanita3) Menerima keadaan fisiknya dan

menggunaknnya secara efektif4) Mencari kemandirian emosional dari

orang tua dan anak-anak dewasa lainnya5) Mencapai jaminan kebebasan ekonomis6) Memilih dan menyiapkan lapangan

pekerjaan7) Persiapan untu memasuki kehidupan

berkeluarga54

8) Mengembangkan keterampilan intelektualdan konsep yang penting untukkompetensi kewarganegaraan

9) Mencapai dan mengharapkan tingkahlaku sosial yang bertanggung jawab

10) Memperoleh suatu himpunan nilai-nilaidan sistem etika pedoman tingkah laku.55

Adapun pada masa remaja ini jugaterjadi perkembangan agama, perkembangan iniditandai oleh beberapa faktor perkembanganantara lain perkembangan rohani danperkembangan jasmani. Menurut W. Starbackperkembangan tersebut ada 6 yaitu:1) Pertumbuhan pikiran dan mental

Pada petumbuhan pikiran dan menatal remajaini, ide dan dasar keyakinan beragama yangditerima remaja dari masa kanak-kanak sudah

54 Ibid, 165-167.55 Ibid, 168.

45

tidak begitu menarik bagi mereka. Sehinggasifat kritis terhadap ajaran agama mulaitimbul. Selain masalah agama merekapunsudah tertarik pada masalah kebudayaan,sosial, ekonomi, dan norma-norma kehidupanlainnya.

2) Perkembangan perasaanPada masa remaja berbagi perasaan juga telahberkembang. Baik itu perasaan sosial, ethis,dan estestis. Hal tersebut dapat mendorongremaja untuk lebih dekat kearah hidup yangagamis. Begitupun sebaliknya bagi remajayang kurang mendapat siraman ajaran agamadan kurang mendapat pendidikan makaindividu tersebut akan lebih mudah diominasidorongan seksual, karena masa remajamerupakan masa kematangan seksual.

3) Pertimbangan sosialDalam kehidupan keagamaan mereka timbulkonflik antara pertimbangan moral danmaterial. Karena remaja bingung menentukanhal itu. Karena kehidupan uniawi lebihdipengaruhi kepentingan akan materi, makabiasanya para remaja akan cenderungterhadap jiwa untuk bersikap materi.Sehingga, masalah akhirat dan keagamaanlebih sedikit daripada masalah sosial.

4) Perkembangan moral

46

Perkembangan moral para remaja bertitiktolak dari rasa berdosa dan usaha untukmencari proteksi.

5) Sikap dan minatSikap dan minat remaja terhadap masalahkeagamaan bisa dikatakan sangat kecil danhal ini tergantung dari kebiasaan masa kecilserta lingkungan agama yang mempengaruhimereka (besar kecilnya minat).

6) IbadahLebih sedikit remaja yang mengatakan bahwaibadah bermanfaat untuk berkomunikasidengan Tuhan sedangkan kebanyakandiantara mereka menganggap bahwasembahyang hanyalah merupakan mediauntuk bermeditasi.56 Dalam menjalankanaktivitas-aktivitas agama, beribadah dansebagainya biasanya remaja sangatdipengaruhi oleh teman-temannya.57

56 Jalaluddin, Pengantar Ilmu Jiwa Agama (Jakarta: Kalam Mulia,1993), 39-42.

57 Zakiyah Dradjat, Ilmu Jiwa Agama (Jakarta: PT bulan Bintang,2005), 103.

47

BAB III

METODE PENELITIAN

1. Pendekatan dan Jenis PenelitianPenelitian ini menggunakan pendekatan

kualitatif, tepatnya deskriptif kualitatif. Dalampenelitian ini, penulis melakukan dialog dengan subjekyang diteliti untuk memperoleh masukan berupa data-data lisan untuk kemudian melakukan pencatatan secaralengkap semua masukan yang diperoleh dari subjektersebut. Data-data tersebut selanjutnya dideskripsi.58

Jenis penelitian yang digunakan adalah studikasus, yaitu suatu penelitian yang diarahkan untukmenghimpun data, mengambil makna, dan memperolehpemahaman dari kasus tertentu, yang mana kasustersebut harus bersifat unik atau memiliki karakteristiksendiri dari kasus lainnya.59

Dalam hal ini, peneliti menggunakanpendekatan kualitatif tepatnya pendekatan kualitatifdeskriptif. Karena peneliti melakukan dialog dengansubjek yang diteliti untuk memperoleh data-data secaralisan kemudian dicatat oleh peneliti. Selanjutnya data-data tersebut dideskripsi. Peneliti menggunakan jenispenelitian studi kasus karena dari fenomena dan kasus-kasus yang ada di Desa Bajang, Kecamatan Balong,Kabupaten Ponorogo menurut peneliti memiliki

58 Lexy J. Meleong, Metodologi Penelitian Kualitatif ( Bandung:PT. Remaja Rosdakarya, 2009), 4

59 Djunaidi Ghony dan Fauzan Almansur, Metodologi PenelitianKualitatif (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2012), 62.

47

48

karakteristik yang unik dan layak untuk diteliti. Karenadari hal tersebut peneliti akan melakukan suatupenelitian yang diarahkan untuk menghimpun data,mengambil makna, dan memperoleh pemahaman darikasus tersebut.

2. Kehadiran PenelitiPenelitian kualitatif adalah proses pencarian

data untuk memahami masalah sosial yang didasaripada penelitian yang menyeluruh,dibentuk oleh kata-kata, dan diperoleh dari situasi yang alamiah. Padapenelitian ini,peneliti berusaha memahami subjek darikerangka berpikirnya sendiri.60

Oleh karena itu, dalam penelitian ini, penelitisebagai instrumen kunci,pengumpul data dan partisipasipenuh dengan melakukan pengamatan berperan serta,yaitu peneliti melakukan interaksi dengan subjek dalamwaktu yang lama dan selama itu, data dalam bentukcatatan lapangan dikumpulkan secara sistematis.61

Dalam penelitian kualitatif ini, kehadiranpeneliti sangat penting karena peneliti sebagaiinstrumen pengumpul data. Untuk memperoleh data-data tersebut maka peneliti harus terjun langsungkelokasi yang akan diteliti guna untuk memperolehdata-data dan melihat langsung fenomena-fenomenayang terjadi secara nyata di Desa Bajang, KecamatanBalong, Kabupaten Ponorogo.

60Afifudin dan Beni Ahmad Saebani, Metodologi PenelitianKualitatif (Bandung: Pustaka Setia, 2009), 84.

61Lexy Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung:Remaja Rosdakarya, 2013) 164.

28

49

3. Lokasi PenelitianPeneliti mengambil lokasi penelitian di Desa

Bajang, Kecamatan Balong, Kabupaten PonorogoTahun 2018/2019. Karena, Di Desa Bajang ini banyaksekali tokoh masyarakat dan tokoh agama, akan tetapibanyak para remaja yang tidak mau belajar ilmu agamamaupun mengikuti kegiatan keagamaan.

4. Data dan Sumber DataSumber data utama dalam penelitian ini adalah

kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah tambahanseperti dokumen dan lainnya.62 Secara umum,penentuan sumber didasarkan atas jenis data yang telahditentukan. Sumber data dapat digolongkan ke dalamsumber data primer dan sumber data sekunder.63

a. Sumber Data PrimerSumber data primer merupakan sumber data

pokok yang langsung dikumpulkan peneliti dariobjek penelitian. Sumber data primer adalah sumberdata yang diperoleh dari informan langsung melaluihasil wawancara peneliti dengan narasumber. Dalampenelitian ini, wawancara dilakukan terhadap tokohagama, tokoh masyarakat dan para remaja yang adadi Desa Bajang, Kecamatan Balong, KabupatenPonorogo.

62Ibid., 112.63 Mahmud, Metodologi Penelitian Pendidikan (Bandung: Pustaka

Setia, 2011), 151-153.

50

b. Sumber Data SekunderSumber data sekunder merupakan sumber

data tambahan yang menurut peneliti menunjangdata pokok. Sumber data sekunder diperoleh daridokumen-dokumen seperti dokumen sejarah singkatDesa Bajang Balong Ponorogo, letak geografis DesaBajang Balong Ponorogo , Pembagian Wilayah DesaBajang Balong Ponorogo, Sarana dan Prasaranaserta catatan tertulis dan bahan-bahan lain yangberkaitan dengan penelitian.

5. Prosedur Pengumpulan Dataa. Wawancara

Wawancara adalah metode pengambilan datadengan cara menanyakan sesuatu kepada seseorangyang menjadi informan atau responden. Caranyaadalah dengan bercakap-cakap secara tatapmuka.64Wawancara mendalam merupakan suatu caramengumpulkan data atau informasi dengan caralangsung bertatap muka dengan informan, denganmaksud mendapatkan gambaran lengkap tentangtopik yang diteliti. Wawancara mendalam dilakukansecara intensif dan berulang-ulang.65

Dalam hal ini teknik yang digunakan untukmemilih informan dalam wawancara menggunakanteknik purposive sampling (pengambilan sampel

64Afifudin dan Beni Ahmad Saebani, Metodologi PenelitianKualitatif, 131.

65Burhan Bugin, Metodologi Penelitian Kualitatif (Jakarta:Rajawali Pers, 2012), 157.

51

berdasarkan tujuan) dan snow ball sampling(pengambilan sampel seperti bola salju). Purposivesampling adalah teknik pengambilan sampel sumberdata dengan pertimbangan tertentu, misalnya orangtersebut dianggap paling tahu tentang apa yangditeliti. Snowball sampling adalah teknikpengambilan sumber data yang awalnya jumlahnyasedikit lama-lama menjadi besar. Hal ini dilakukankarena dari jumlah sumber data yang sedikit itubelum mampu memberikan data yang memuaskanmaka mencari orang lain yang dapat digunakansebagai sumber data.66

Dalam penelitian ini, wawancara dilakukankepada tokoh agama, tokoh masyarakat dan pararemaja yang ada di Desa Bajang, Kecamatan Balong,Kabupaten Ponorogo. Dalam hal ini, penelitimenggunakan teknik purposive sampling(pengambilan sampel berdasarkan tujuan), purposivesampling adalah teknik pengambilan sampel sumberdata dengan pertimbangan tertentu, misalnya orangtersebut dianggap paling tahu tentang apa yangditeliti, snowball sampling adalah teknikpengambilan sumber data yang awalnya jumlahnyasedikit lama-lama menjadi besar. Hal ini dilakukankarena dari jumlah sumber data yang sedikit itubelum mampu memberikan data yang memuaskan

66Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif dan R & D(Bandung: Alfabeta, 2013), 218-219.

52

maka mencari orang lain yang dapat digunakansebagai sumber data. Peneliti melakukan hal tersebutmelalui wawancara kepada pihak yang terkait.

b. ObservasiObservasi adalah pengamatan dan pencatatan

secara sistematik terhadap unsur-unsur yang tampakdalam suatu gejala atau gejala-gejala dalam objekpenelitian. Observasi dilakukan terhadap subjek,tujuan observasi mendeskripsikan setting yangdipelajari, aktivitas-aktivitas yang berlangsung,orang-orang yang terlibat dalam aktivitas, dan maknakejadian dilihat dari perspektif mereka yang terlihatdalam kejadian yang diamati tersebut. Observatifpartisipatif atau observasi partisipan merupakanteknik pengumpulan data yang paling lazim dipakaidalam penelitian kualitatif. Dengan observasipartisipan ini, maka data yang diperoleh akan lebihlengkap, tajam dan sampai mengetahui pada tingkatmakna dari setiap perilaku yang tampak.

Dalam penelitian ini, yang peneliti observasiitu mengenai hal-hal yang tampak dalam suatugejala. Pada observasi tersebut gejala yang tampakyaitu mengenai tidak mau belajar ilmu agama sertarendahnya minat remaja dalam melakukan kegiatankeagamaan, sehingga perlu adanya peran dari tokohagama dan tokoh masyarakat dalam membinakeagamaan remaja.

c. Dokumentasi

53

Dokumentasi adalah segala suatu materidalam bentuk tertulis yang dibuat oleh manusia.Dokumen yang dimaksud adalah segala catatan baikberbentuk catatan dalam kertas (hard copy) maupunelektronik (soft copy). Dokumen dapat berupa buku,artikel media masa, catatan harian, manifesto,undang-undang, notulen, blog, halaman web, foto,dan lainnya. Dokumen berguna jika peneliti yangingin mendapatkan informasi mengenai suatuperistiwa tetapi mengalami kesulitan untukmewawancarai langsung para pelaku.67

Dalam hal ini, dokumentasi yang digunakanpeneliti untuk memperoleh data denganmenggunakan foto ketika suatu kegiatan keagamaanremaja tersebut sedang berlangsung, artikel mediamasa, catatan harian, blog, halaman web dan lain-lain yang bisa digunakan untuk menunjangmemperoleh data.

6. Teknik Analisis DataAnalisis data kualitatif adalah proses mencari

dan menyusun secara sistematis data yang diperolehdari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain. Sehingga dapat mudah dipahami, dantemuannya dapat diinformasikan kepada orang lain.Analisis data dilakukan dengan mengorganisasikandata, menjabarkannya kedalam unit-unit, melakukansintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang

67Samiaji Sarosa,Penelitian Kualitatif Dasar-Dasar (Jakarta:Indeks Permata Puri Media, 2012), 61.

54

penting dan yang akan dipelajari, dan membuatkesimpulan yang dapat diceritakan kepada oranglain.68Teknik analisis data yang digunakan dalampenelitian ini adalah menggunakan konsep Miles danHuberman yang mengemukakan tiga tahapan yaitureduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan:a. Reduksi data

Mereduksi data berarti merangkum, memilihhal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yangpenting, mencari tema dan polanya.69Dalampenelitian ini, data yang akan direduksikan adalahdata-data hasil dari observasi, wawancara, serta hasilpenelitian yang dilakukan di Desa BajangKecamatan Balong Kabupaten Ponorogo Tahun2018/2019.

b. Penyajian dataSetelah data direduksi maka langkah

selanjutnya adalah mendisplaykan data (penyajiandata). Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisadilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan,hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya.Mendisplay data selain dengan teks naratif, jugadapat berupa grafik, matrik, jejaring kerja dan chart.

c. Penarikan kesimpulanLangkah ketiga dalam analisis data kualitatif

menurut Miles dan Huberman adalah penarikan

68Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif dan R & D,244.

69Afifudin dan Beni Ahmad Saebani, Metode Penelitian Kualitatif,183.

55

kesimpulan. Kesimpulan dalam penelitian kualitatifmerupakan temuan baru yang sebelumnya ‘belumpernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi ataugambar suatu obyek yang sebelumnya masihremang-remang atau gelap sehingga setelah selesaiditeliti menjadi jelas, dapat berupa hubungan kasualatau interaktif, hipotesis atau teori.70

Dalam penarikan kesimpulan, yang dapatdisimpulkan dari peneliti yaitu mengenai hasil dariobservasi, wawancara dan dokumentasi. Sehinggasetelah peneliti melakukan hal tersebut, penelitidapat menarik kesimpulan dan data yang diperolehmenjadi jelas.

7. Pengecekan Keabsahan TemuanKeabsahan data merupakan konsep penting yang

diperbaharui dari konsep kesahihan (validitas) dankeandalan (reliabilitas). Dalam bagian ini peneliti harusmempertegas teknik apa yang digunakan dalammengadakan pengecekan keabsahan data yangditemukan. Berikut beberapa teknik pengecekankeabsahan data dalam proses penelitian diantaranyaadalah perpanjangan keikut sertaan, pengamat yangtekun, dan triangulasi.71

a. Perpanjangan KeikutsertaanPeneliti dalam penelitian kualitatif adalah

instrumen itu sendiri. Keikutsertaan peneliti sangat

70Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif dan R & D,249-253.

71Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif , 175.

56

menentukan dalam pengumpulan data. Dalam hal inikeikutsertaan tersebut tidak hanya dilakukn dalamwaktu singkat, tetapi memerlukan perpanjangankeikut sertaan peneliti pada latar penelitian.Makaperpanjangan keikutsertaan peneliti dalam penelitianini akan memungkinkan peningkatan derajatkepercayaan data yang dikumpulkan.

Maksud dan tujuan memperpanjangkeikutsertaan dalam penelitian ini adalah dapatmenguji ketidak benaran informasi yangdiperkenalkan oleh distorsi, baik yang berasal daridiri sendiri, maupun dari responden dan selain itudapat membangun kepercayaan subjek, denganterjun kelokasi dalam waktu yang cukup panjang,peneliti dapat mendeteksi dan memperhitungkandistorsi yang mungkin mengotori data, pertama-tamadan yang terpenting adalah distorsi pribadi.

Perpanjangan keikutsertaan ini menurutpeneliti, peneliti itu harus terjun kelapangan gunauntuk memperoleh data yang valid. Untukmemperoleh data-data tersebut peneliti harus selaluterlibat dalam kegiatan itu. Selain itu, untukmemperoleh data peneliti tidak hanya terjunkelapangan satu ataupun dua kali, melainkanbeberapa kali. Karena, untuk memperoleh data yangbenar-benar valid itu memerlukan waktu yang sangatpanjang.

b. Pengamatan yang Tekun

57

Ketekunan pengamatan bermaksudmenemukan ciri-ciri dan unsur-unsur dalam situasiyang sangat dicari dan kemudian memusatkan diripada hal-hal tersebut secara rinci. Ketekunanpengamatan ini dilakukan peneliti dengan caramengadakan pengamatan dengan teliti dan rincisecara berkesinambungan terhadap peran tokohagama dan tokoh masyarakat dalam melakukanpembinaan kegiatan keagamaan remaja di DesaBajang, Kecamatan Balong, Kabupaten PonorogoTahun 21018/2019.

Peneliti harus selalu tekun mengetahuikegiatan-kegiatan keagamaan yang dilakukan diDesa Bajang, Kecamatan Balong, KabupatenPonorogo. Agar peneliti benar-benar mengetahuikegiatan yang dilakukan di desa tersebut. Dengantujuan agar peneliti memperoleh data-data.Penelitian tersebut dilakukan secaraberkesinambungan agar peneliti benar-benarmengetahui hal-hal yang terjadi di desa Bajangsecara jelas.

c. TriangulasiTriangulasi dalam pengujian kredibilitas ini

diartikan sebagai pengecekan data dari berbagaisumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu.Ada tiga macam triangulasi sebagai teknikpemeriksaan yang dapat digunakan antara lain

58

triangulasi sumber, triangulasi teknik, dan triangulasiwaktu.72

a) Triangulasi SumberUntuk menguji kredibilitas data dilakukan

dengan cara mengecek data yang telah diperolehmelalui beberapa sumber. Jadi, untuk mengecakdata yang sudah diperoleh, peneliti tidak hanyamengecek data dari hasil wawancara, observasidan dokumentasi saja. Akan tetapi, peneliti jugaharus mengecek data-data tersebut dari berbagaisumber yang sudah ada. Agar data yangdiperoleh tersebut benar-benar valid.

b) Triangulasi TeknikUntuk menguji kredibilitas data dilakukan

dengan cara mengecek data kepada sumber yangsama dengan teknik yang berbeda. Misalnya datadiperoleh dengan wawancara, lalu dicek denganobservasi, dokumentasi, atau kuesioner. Karenauntuk mengecek data-data tersebut banyak teknikyang bisa digunakan oleh peneliti. Ketikamelakukan observasi, yang biasanya digunakandalam penelitian kualitatif yaitu menggunakanobservasi partisipatif. Sedangkan dokumentasipeneliti bisa menggunakan foto ketika suatukegiatan keagamaan remaja tersebut sedangberlangsung, artikel media masa, catatan harian,blog, halaman web dan lain-lain yang bisadigunakan untuk menunjang memperoleh data.

72Ibid., 127.

59

Untuk mengecek data melalui kuesioner, penelitibisa menggunakan kuesioner terbuka. Karenakuesioner terbuka ini biasanya digunakan untukpenelitian kualitatif. Dalam kuesioner terbukapenelitian kualitatif ini biasanya berisipertanyaan-pertanyaan yang jawabannya bisa diisisesuai dengan keinginan atau keadaan dariresponden yang mengisinya.

c) Triangulasi WaktuWaktu juga sering mempengaruhi

kredibilitas data. Untuk itu dalam rangkapengujian kredibilitas data dapat dilakukandengan cara melakukan pengecekan denganwawancara, observasi, atau teknik lain dalamwaktu atau situasi yang berbeda . Bila hasiluji menghasilkan data yang berbeda, makadilakukan secara berulang-ulang sehingga sampaiditemukan kepastian datanya. Karena untukmemperoleh data yang benar-benar valid harusmemerlukan waktu yang lama.

Dalam hal ini, peneliti menggunakan tigatriangulasi untuk pengecekan data. Triangulasitersebut yaitu triangulasi sumber, triangulasiteknik dan triangulasi waktu. Karena menurutpeneliti, ketiga triangulasi tersebut sangat pentingdigunakan dalam penelitian kualitatif.

8. Tahapan-Tahapan PenelitianTahap-tahap penelitian kualitatif menyajikan

tiga tahapan yaitu tahap pra lapangan, tahap kegiatan

60

lapangan, tahap analisis intensif, dan di tambah dengantahap terakhir dari penelitain yaitu tahap penulisanlaporan hasil penelitian.a. Tahap pra lapangan, ada enam yang meliputi

menyusun rancangan penelitian, memilih lapanganlokasi penelitian, mengurus perizinan, menjajaki danmenilai keadaan lapangan, memilih danmemanfaatkan informan, menyiapkan penelitian, danpersoalan etika penelitian.

b. Tahap pekerjaan lapangan,yang meliputi uraiantentang tahap pekerjaan lapangan dibagi atas tigabagian yaitu: memahami latar penelitian danpersiapan diri, memasuki lokasi penelitian, danberperan serta sambil mengumpulkan data.

c. Tahap analisis data, yang meliputi analisis dataselama pengumpulan data dan setelah pengumpulandata.

d. Tahap penulisan hasil laporan penelitian.73

73Basrowi dan Suwandi, Memahami Penelitian Kualitatif (Jakarta:Rineka Cipta, 2008), 84-91.

61

BAB IV

TEMUAN PENELITIAN

A. Deskripsi Data Umum1. Letak Geografis Desa Bajang

Desa Bajang termasuk wilayah palingtimur dan termasuk salah satu desa yang luaswilayahnya dari kabupaten ponorogo, yang terdapatdi Kecamatan Balong. Secara geografis DesaBajang dibatasi oleh beberapa desa, diantaranyasebagai berikut:Sebelah Utara : Desa josari Kecamatan JetisSebelah Selatan : Desa Bedi Kulon / Bedi EtanKecamatan BungkalSebelah Barat : Desa Karangan KecamatanBalongSebelah Timur : Desa Ngasinan Kecamatan Jetis

Desa bajang terbagi menjadi beberapadusun, diantaranya sebagai berikut:a. Dusun Mantrenb. Dusun Buthungc. Dusun Tarod. Dusun DoplangLuas wilayah desa bajang kecamatan balongkabupaten ponorogo adalah 225,287 Ha, terdiri daripertanian sawah 127.139 Ha, pemukiman 26,151Ha an ladang atau tegalan 48,297. Sedangkanjumlah dusun Desa Bajang Kecamatan BalongKabupaten Ponorogo terdiri dari 4 Dusun dari 23RT dan 9 RW.

61

62

2. Keadaan sosial ekonomiPenduduk Desa Bajang sebagai

masyarakat yang sangat menjunjung tinggi nilai-nilai solidaritas antar sesama warga, hal tersebutdapat terlihat masih kentalnya sifat gotong royongyang diperlihatkan dalam kehidupan sehari-hari.Sebagai contoh ketika ada pernikahan, maka paratetangga akan gotong royong membantu sesuaikapasitas masing-masing.

Perekonomian masyarakat Desa Bajangpada umumnya bertumpu pada sektor pertanian,peternakan, perdagangan, industri dan sebagian adayang berprofesi sebagai Pegawai Negeri Sipil danlain sebagainya. Dari sektor pertanian terdapatbeberapa jenis tanaman yang mereka tanam.Diantaranya padi, jagung, kedelai, kacang ijo, dankacang tanah.

3. Sarana dan prasaranaSarana dan prasarana desa Bajang untuk kondisibalai desanya sedang, kantor Desa baik, alat tuliskantor baik dan mebeler kurang lengkap.74

4. Kependudukana. Jumlah Penduduk

Jumlah penduduk Desa Bajangberdasarkan data terahir sensus tahun 2017adalah 2.991 jiwa dengan rincian jumlahpenduduk laki-laki sebanyak 1454 orang danpenduduk perempuan sebanyak 1537 orang.

74 Lihat Transkip Dokumentasi 01/D/07-III/2019

63

b. Keadaan AgamaPenduduk Desa Bajang seratus persen beragamaIslam. Sehingga sering diadakan kegiatankeagamaan, dalam rangka menyambut hari rayabesar Islam, seperti peringatan maulid NabiMuhammad SAW, Peringatan Tahun BaruIslam yang jatuh setiap 1 Muharram, dan HalalBihalal satu tahun sekali yang dilaksanakansetiap bulan Syawal. Tidak hanya itu, disetiaplingkungan juga sering diadakan kegiatanseperti yasinan, tahlilan, berjanji, sima’an al-Qur’an satu bulan sekali dan sebagainya. Inimerupakan rutinitas masyarakat untukmeningkatakan Iman dan Taqwa serta sebagaiajang silaturahim antar warga. Serta adanyapembinaan keagamaan Baca tulis al-Qur’ankepada anak sedini mungkin dengan tujuanpeningkatan kegiatan proses belajar tamanpendidikan al-Qur’an di dukuh Bajang Kidul,Bajang Tengah dan Bajang Lor.

c. Keadaan KependidikanKesadaran penduduk Desa Bajang terhadappendidikan sudah meningkat dibandingkanbeberapa tahun lalu, terbukti dengan banyakdari masyarakat yang menyekolahkan anaknyasampai jenjang perguruan tinggi. 75

75 Lihat Transkip Dokumentasi 02/D/07-III/2019

64

B. Deskripsi Data Khusus1. Kondisi Sosial Keagamaan Remaja di Desa

Bajang Kecamatan Balong Kabupaten PonorogoKondisi sosial keagamaan remaja yang baik

ataupun tidak baik itu dapat dipengaruhi olehlingkungan masyarakat maupun dari lingkungankeluarga. Karena lingkungan masyarakat danlingkungan keluarga itu sangat berperan sekalidalam memotivasi anak. Hal itu akan termotivasipada anak mengenai suatu kegiatan apabila adasuatu dorongan dari orang lain, lebih-lebih untukanak remaja. Biasanya dorongan yang di butuhkanitu dorongan dari orang tua dan teman sebaya.Karena kebanyakan anak remaja dapat dipengaruhioleh dua faktor tersebut. Akan tetapi, berdasarkanyang peneliti amati pada saat ini kebanyakan darikalangan anak-anak remaja saat ini mereka tidakmau mencari ilmu agama serta juga tidak maumengikuti kegiatan keagamaan. Pada saat inimereka hanya ingin yang instan-instan sepertimencari ilmu agama dengan cara yang efektif danefisien. Sehingga madrasah, mushola, masjid,tempat-tempat majlisan ilmu menjadi sepi. Karenasekarang ini untuk mencari ilmu agama sepertiamaliyah sehari-hari mudah di akses dengan cepatdan mudah melalui internet. Maka banyak sekalisekarang ini tempat-tempat seperti masjid dankegiatan masyarakat terlebih mengenai hal

65

keagamaa jarang sekali di kunjungi. Apalagi untukkalangan anak remaja hal ini sangat minim sekali.Mungkin hanya sebagian saja seseorang yang maumenimba ilmu agama melalui ustad maupun kiyaisecara langsung.76 Sebagian Kyai maupun ustad danustadzah pasti ada yang mengeluhkan masalahtersebut. Seperti halnya yang disampaikan oleh IbuSringanti beliau selaku tokoh agama di Desa BajangKhususnya Dukuh Taro mengatakan:

“ Bahwa sebenarnya kondisi sosial agamadisini itu minim sekali, karena banyaknyaanak remaja yang kurang berperan aktifdalam kegiatan agama seperti tahlilan,sima’an dan lain-lain. Akan tetapi tidaksemua remaja itu malas untuk aktif dalamkegitan tersebut, akan tetapi juga sebagianikut aktif. Karena namanya manusia pastimempunyai prinsip sendiri-sendiri. Kalaumengenai suatu kegiatan gotongroyongnya bagus, misalnya diajak ro’anbegitu juga mau berangkat. Khususnyamasyarakat dukuh Taro Desa Bajang inisangat awam sekali mengenai hal agama,mereka semua perlu ada bimbingan daripara ahli-ahli agama maupun dari tokohmasyarakatnya.”77

76 Lihat Transkip Observasi 01/O/07-02/201977 Lihat Transkip Wawancara 20/W/01-04/2019

66

Berdasarkan pengamatan sekarang inibanyak sekali anak-anak remaja di Desa Bajangkhususnya dukuh Taro yang hanya berduduk santaitidak mau mencari ilmu agama. Waktunya hanyauntuk berkumpul dengan teman-temannya yangtanpa ada gunannya baik itu siang maupun malam.Sehingga waktu mudanya hanya terbuang dengansia-sia. Sebenarnya para orang tua itu ingin sekalianaknya bisa dan mahir dalam ilmu agama, akantetapi anak tersebut tidak mempunyai minat untukbisa belajar ilmu agama.78 Seperti halnya yangdiungkapkan ibu Supiyah, beliau masyarakat desaBajang Khususnya Dukuh Taro beliau mengatakan:

“ Bahwa kondisi sosial keagamaan remaja diDesa Bajang ini sangat minim sekali.Karena banyaknnya anak-anak remajayang tidak mau belajar ilmu agama. Baikitu mengenai belajar al-Qur’an maupunmengikuti kegiatan-kegiatan keagamaanyang diselenggarakan di masyarakanyatmasing- masing. Serta terlihat jelas bahwatidak semua dari kalangan remaja itumengikuti kegiatan keagamaan sepertihalnya sholat berjama’ah di masjidataupun langgar , pengajian dan lainsebagainnya. Beliau juga resahmemikirkan anaknya yang tidak mau

78 Lihat Transkip Observasi 02/O/09-02/2019

67

mengikuti kegiatan agama tersebut sertatidak mau belajar ilmu agama..”79

Anak-anak remaja merupakan calongenerasi bangsa. Oleh karena itu, mereka harusdididik dengan baik agar mereka tidak terjerumusdalam suatu kenakalan remaja yang ada saat ini.Serta tidak mudah tergoyah imannya dengan suatugodaan yang ada. Pada zaman seperti ini, imanseseorang mudah sekali untuk di bolak-balik,kadang-kadang hanya demi uang untuk mencukupikebutuhannya mereka rela menjual akidahnya.Masalah bisa muncul pada masyarakat dimanapunkita berada. Karena kita selalu berinteraksi denganorang lain, sehingga jika anak remaja tersebutmendapat pengaruh dari orang lain hal itu wajar-wajar saja. Karena hal tersebut dapatmempengaruhi motivasi seseorang. Hal tersebutjuga senada dengan pendapatnya Ibu Suratin, beliaumerupakan salah satu penduduk desa Bajangkhususnya dukuh Taro beliau mengatakan:

“Hal yang di ungkapkan beliau hampir samadengan yang di ungkapkan ibu Supiyah,Bahwa ibu Suratin mengatakan merekasangat mengeluhkan anaknya yangmendapat pengaruh dari perubahan zamandan teman. Sehingga mereka merasakecewa karena anak beliau juga sulit untuk

79 Lihat Transkip wawancara 03/W/11-03/2019

68

di ajak mengikuti suatu kegiatankeagamaan. Bahkan untuk membaca iqro’juga belum khatam dan juga belum bisa.Oleh karena itu beliau sangat resah danbeliau ingin ankanya mau belajar al-Qur’anlagi. Karena tempat untuk mencari ilmuagama dan belajar al-Qur’an sangatlahdekat dengan rumahnya. Hal tersebut sudahtidak menjadi penghambat untuk mencariilmu agama kata ibu Suratin. Menurutbeliau ketika ada kegiatan ro’an mereka ikutro’an selain itu ketika ada kegiatan gotongroyong mengenai suatu kegiatan keagamaanmereka ikut berpartisipasi misalnya gotongroyong untuk menyiapkan acara pengajianakan tetapi anak tersebut tidak mengikutiacaranya. Mungkin hal tersebut masalahpendidikan agama mereka agak kurangtermotivasi.”80

Mendidik seorang anak itu sangat perlusekali, apalagi mendiik mengenai ilmu agama, akantetapi semua itu juga tergantung dari masing-masinganak, ada anak yang mudah sekali dinasehati orangtuannya dan juga ada anak yang sulit dinasehati.Sebagai orang tua seharunya mempunyai kesabarandalam mendidik anak.Orang tua harus mengarahkananak dengan pelan-pelan, selain itu orang tua juga

80 Lihat transkip wawancara 04/W/11-03/2019

69

harus selalu mendoakan anak agar anak tersebutmau tunduk dan patuh kepada orang tua. Begitupula seperti yang di ungkapkan ibu Tomblok, beliaumempunyai cucu yang dititipi dari anaknya buSukowati. Beliau merupakan salah satu masyarakatDesa Bajang khususnya dukuh Taro beliaumengatakan:

“ Cucu saya tersebut sulit sekali untuk di suruhberangkat ke mushola. Padahal di musholatersebut tidak ada orang yang adzan ketikawaktu sholat tiba. Akan tetapi anak tersebutmembantah saya ketika saya suruhberangkat ke mushola. Selain itu dia jugatidak mau di suruh untuk belajar al-Qur’anpadahal rumah saya dengan mushola itudekat mbk, tapi cucu saya yang sulit sekalidinasehati.Ketika setelah maghrib merekamalah berangkat main dengan temannyakeluar dari rumah. Sehingga untuk adzan‘Isya’ pun juga tidak ada yang maumengadzani, sebenarnya saya itu juga turutprihatin. Hal ini sangat minim sekali untukdi teladani. Selain itu anak-anak remajatersebut kebanyakan juga kurangberpartisipasi dalam kegiatan agamatersebut”.81

81 Lihat Transkip wawancara 05/W/14-03/2019

70

Semua hal yang diungkapkan masyarakathampir sama, karena mengetahui kondisi sosialagama yang begitu memprihatinkan. Semuakeadaan masyarakat itu tergantung dari lingkungansekitarnya dan juga semangat dari orang tuanya.Apabila orang tua tersebut mampu memberikancontoh yang baik pasti anak tersebut juga akanmenirukannya. Begitu pula seperti halnya yangdiungkapkan ibu Anis beliau masyarakat DesaBajang khususnya dukuh Taro, beliau mengatakan:

“Kondisi sosial disini mengenai hal agamamemang kurang, baik itu dari kalangananak-anak, remaja maupun dewasa.Kadang-kadang ketika ada kegiatan tahlilananak remaja banyak yang tidak bisa hadir,ketika ditanya dia mempunyai alasansendiri-sendiri. Sehingga ketika remaja itudi perlukan pada waktu kegiatan tahlilanberlangsung hal tersebut binggung.Sehingga yang melaksanakan hal tersebutorang-orang dewasa. Baik itu untukdijadikan pramusaji,pembawa acara, bilaluntuk tahlil bahkan ketika bulan puasa ituanak-remaja tidak mau tadarus saya itumelihat hal itu sangat trenyuh sekali rasanyaprihatin mbak. Jika hal itu terus-terusanterjadi lalu bagaimana masa yang akandatang ketika orang-orang sepuh ini sudahtidak ada. Sebenarnya di sini itu untuk

71

kegiatan agamanya sudah banyak lho mbaktapi anak-anaknya saja yang kurangmemperhatikan kegiatan tersebut, saya jugatidak waleh-waleh menyuruh anak sayaaktif kegiatn agama akan tetapi anak sayatidak mau.” 82

Menurut Ibu Anis tersebut banyak kegiatandi Desa Bajang, terdapat kegiatan keagaamaan yangbiasanya dilakukan oleh semua masyarakat desaBajang. Akan tetapi tidak semuanya untuk aktifhadir dalam kegiatn tersebut. Acara tadarusan yanghanya satu tahun sekali aja mereka tidak mauberpartisipasi apalagi kegiatan tahlilan yang setiapminggunya dilaksanakan satu kali. Itu semua bisamenjadi pelajaran kita. Bahwa anak itu harusdididik mulai kecil.

Berdasrkan pengamtan peneliti biasanyakegiatan yang rutin dilakukan yaitu seperti tahlilanyang dilakukan setiap satu minggu sekali, sima’an,dan PHBI kegiatan tersebut untuk melatih semuakalangan masyarakat desa Bajang agar mempunyaijiwa yang agamis yang bisa digunakan untukmenjaga diri sendiri. Selain itu dalam kegiatantahlilan biasanya semua orang yang tidak adahalangan bisa berkumpul di tempat tersebut.Sehingga bisa silaturrahmi dengan tetangga yangmungkin kita jarang ketemu. Oleh karena itu,

82 Lihat Transkip wawancara 06/W/15-03/2019

72

kegiatan tersebut sangat bagus sekali dilaksanakanuntuk semua kalangan masyarakat. Selain kegiatantahlilan juga ada kegiatan yang memperingati hari-hari besar Islam seperti acara Maulid NabiMuhammad SAW, Isra’ Mi’raj Nabi MuhammadSAW, Hari Raya Idul Fitri, Hari Raya Idul Adhadan hari-hari besar Islam lainnya. Selain itu jugaada kegiatan Halal Bihalal yang dilaksanakan setiapsatu tahun sekali yang tempat pelaksanaanya selalubergilir dari satu dukuh ke dukuh yang lainnya.Akan tetapi meskipun banyak kegiatan tersebut pararemaja kurang berpartisipasi dalam kegiatantersebut karena kurangnya partisipasi remajamenjadikan lingkungan masyarakat yang minimilmu pengetahuan agamanya.83

2. Faktor-faktor yang Menyebabkan RendahnyaMinat Remaja Mengikuti Kegiatan Keagamaan

Masa remaja merupakan masaperkembangan manusia yang menduduki tahapprogresif. Sehingga minat remaja terhadap agamadipengaruhi dari dorongan diri sendiri danketertarikan terhadap kenikmatan dunia, sehinggamasalah agama dan akhirat dikesampingkan dulu.Masa remaja mencakup masa juvenilitas(adolescantinium), pubertas, dan nubilita. Sejalandengan perkembangan jasmani dan rohani, makaagama pada remaja biasanya dipengaruhi olehbanyak hal. Seperti halnya akhlak anak, baik itu

83 Lihat Transkip Observasi 03/O/27-2/2019

73

anak remaja maupun anak-anak kebanyakan sudahmulai rusak. Karena pengaruh teman danlingkungannya mereka sering bergadang yang tidakada manfaatnya, padahal masa-masa remaja ituseharusnya digunakan untuk yang manfaat, karenahal itu sangat dibutuhkan untuk masa depannya. Haltersebut yang paling penting itu belajar ilmu agama,akan tetapi kebanyakan anak-anak sekarang initidak mau belajar ilmu agama. Padahal pada masihkecil-kecil juga sudah dididik dengan baik. Akantetapi semuanya bisa berubah sewaktu-waktu.84

Seperti halnya yang diungkapkan oleh TokohMasyarakat Desa Bajang Khususnya dukuh Tarobeliau bernama ibu Suparti, beliau mengatakan:

“Rendahnya minat para remaja dalammengkuti kegiatan keagmaan itu karenapertumbuhan pikiran dan mental remajasehingga hal tersebut bisa menimbulkankeyakinan agama yang diterima pada masakanak- kanak sudah tidak terlalu menarikbagi mereka. Karena kebanyakan darimereka banyak yang tertarik denganmasalah kebudayaan, sosial, ekonomi dannorma-norma kehidupan lainnya. Sehinggailmu agama dianggap tidak penting.”85

84 Lihat Transkip Observasi 04/O/01-03/201985 Lihat Transkip wawancara 07/W/17-03/2019

74

Selain yang diungkapkan ibu Suparti darirendahnya minat remaja mengikuti kegiatankeagamaan yang masalahnya hanya adanyapertumbuhan pikiran dan mental remaja itu, sayadari peneliti mewawancari dari salah satu remajayang ada di Desa Bajang Khususnya Dukuh Taro,remaja tersebut bernama Rudi:

“Alasan dari anak remaja Rudi tersebutbahwa, rendahnya minat remaja mengikutikegiatan keagamaan tersebut karenamenurutnya ada beberapa faktor yang diaalami salah satunya itu karena dari orangtuanya kurang memberikan contoh yangbaik pada anaknya. Sehingga anaknyatersebut mengikuti apa yang dilakukan olehorang tuannya. Selain itu kebiasaan yangbaik yang di contohkan dari kecil itu belumtertanam sehingga anak tersebut sulit untukdiajak adaptasi ketika sudah menginjakremaja. Karena kebiasaan anak itutergantung dari bagaimana ketika orangtuanya menanamkannya masih kecil sertalingkungan sekitarnya. Untuk faktorpendukung yang membuat dia semangatkatanya Rudi karena ada salah satu temanmereka yang aktif dalam kegiatan agamasehingga dia diajak untuk ikut temannyadalam kegiatan agama tersebut dia mau. ”86

86 Lihat Transkip wawancara 08/W/21-03/2019

75

Suatu perbuatan yang baik pasti akan ditirudengan baik, lebih-lebih contoh perbuatan orang tuakepada anaknya. Sehingga anak tersebut maumenirukannya apa yang dilakukan dari orangtuannya. Sehingga sebagai orang tua seharusnyaselalu mendidik anak-anaknya dengan baik dan jugaharus memberikan contoh yang baik. Selain yangdiungkapkan Rudi dari salah satu remaja jugamengatakan hal yang hampir sama mengenairendahnya minat remaja mengikuti kegiatankeagamaan yaitu Hendrik, dia mengatakan bahwa:

“ Saya rendah dalam mengikuti kegiatankeagamaan itu karena kurangnya sayamemiliki pemahaman yang baik tentangpentingnya ilmu agama baik itu untuk dirisendiri maupun orang lain. Sehingga sayamelakukan hal yang positif dengan semena-mena. Saya menganggap bahwa ilmuagama tersebut tidak untuk bekal besok diakhirat. Untuk hal yang mendorong sayakadang-kadang mau mengikuti kegiatanagama dan juga mau belajar ilmu agama itukarena di sekolahan saya semua harus sudahbisa membaca al-Qur’an dan sudah bisabacaan sholat sehingga saya mau belajar.”87

87 Lihat Transkip wawancara 09/W/21/03/2019

76

Berdasarkan hal tersebut, karena kurangnyapemahan dari remaja. Sehingga mereka tidak maubelajar ilmu agama. Mereka mau belajar ilmuagama karena adanya tekanan dari sekolah sehinggamembuat hendrik ada minat belajar meskipunsedikit. Hal yang senada juga diungkapkan olehLuki, dia salah satu remaja di Desa Bajangkhususnya dukuh Taro. Luki mengatkan :

“Hal yang diungkapkan Luki mengenairendahnya minat remaja mengikuti kegiatankeagamaan remaja yaitu karena teman-teman mereka tidak ada yang mau belajarilmu agama sehingga dia gengsi untukbelajar ilmu agama ketika sudah menginjakremaja. Selain tidak mau belajar ilmuagama dia juga tidak mengikuti kegiatankeagamaan yang diselenggarakandimasyarakatnya. Faktor yang mendukungdia mengikuti kegiatan agama tersebutkarena dia dibutuhkan sebagai pembawaacara ketika tahlilan serta juga dibutuhkansebagai orang yang membantu tuan rumahuntuk menyajikan makanan ataupun jajanankepada jama’ah yasin. Sebenarnya dia malukarena tidak ada temannya, karena itu suatudorongan sehingga dia mau berangkat .”88

88 Lihat Transkip wawancara 10/W/21-03/2019

77

Ternyata teman juga sangat mempengaruhisuatu perbuatan/semangat seseorang. Seperti halnyaanak remaja tersebut yang tidak mau mengikutikegiatan keagamaan dengan alasan temannya tidakmau mengikuti kegiatan agama dan juga ada yangmengikuti kegiatn agama karena ada teman yangmengajaknya. Hal yang senada juga dikatakan olehYazid, salah satu remaja Desa Bajang khususnyadukuh Taro dia mengatakan:

“Tidak mengikuti kegiatan keagamaankarena kurangnya dorongan dari keduaorang tuanya. Karena dia tinggal orangtuanya sehingga dia hanya dengan neneknyasehingga dia memerlukan motivasi darikedua orang tuanya untuk mengikuti suatukegiatan keagamaan tersebut. Untuk faktoryang mendukung dia benar-benar mauberangkat mengikuti kegiatan agamatersebut karena disuruh neneknya yangselalu perhatian mengingatkannya untukmewakili keluarganya semisal acaratahlilan, genduri dan kegiatan agamalainnya.”89

Orang tua merupakan sosok pribadi yangsangat dibutuhkan untuk memberikan semangatmaupun menasihati anaknya. Sehingga ketika orangtua tersebut tidak ada maka anak tersebut kurang

89 Lihat Transkip wawancara 11/W/23-03/2019

78

adanya perhatian. Sehingga minat anak tersebutberkurang. Akan tetapi hal ini berbeda denganRirin, dia merupakan remaja Desa BajangKhususnya Dukuh Taro, dia mengatakan:

“ Bahwa dorongan dari orang tua itu jugasangat perlu karena yang membuat diasemangat itu dorongan dari orang tua, akantetapi tidak hanya dorongan orang tua sajaakan tetapi juga do’a dari orang tua. Hal itusudah ada pada dirinya, akan tetapi ketikadia rendahnya minat dia untuk mengikutikegiatan keagamaan tersebut karena diatidak bisa membagi waktunya untukmengikuti kegiatan keagamaan, misalnyamasih sekolah, mengerjakan PR/tugasbahkan bekerja. Hal ini menjadi alasansalah satu remaja tidak mengikuti suatukegiatan keagamaan. Untuk hal yangmembuat dia ada semangat untukmendukungnya karena senang mendapatilmu dan pengalaman serta dapatmenenangkan jiwa dan agar memperolehpahala.”90

Penjelasan dari Ririn menunjukkan bahwasemua remaja itu memerlukan motivasi dari orangtua, selain itu kadang-kadang tidak bisa membagiwaktu karena adanya beberapa hal yang juga tidak

90 Lihat Transkip wawancara 12/W/30-03/2019

79

bisa ditinggalkan. Sehingga harus memilih salahsatu kegiatan yang menurut dia penting sehingga diatidak mengikuti kegiatan agama tersebut. Akantetapi sebenarnya ia ingin untuk ikut kegiatantersebut, karena menurutnya mengikuti kegiatanagama itu akan membuat hatinya menjadi tentram,mendapat pahala serta mendapatkan ilmu anpengalaman.

3. Peran Tokoh Agama dan Masyarakat DalamMelakukan Pembinaan Kegiatan KeagamaanRemaja Di Desa Bajang Kecamatan BalongKabupaten ponorogo

Pentingnya keterlibatan para tokohmasyarakat baik formal seperti Kepala desa, Kepaladusun, Ketua Rt, penyuluhan Agama dengan tokohinformal seperti tokoh agama, karang taruna, remajaMasjid, dan lainnya adalah sangat tragis dalamupaya mengembangkan ketahanan masyarakatlokal, yang masing-masing mereka memiliki peranyang berbeda. Adapun beberapa hal yangmembutuhkan peran mereka dalam rangkameningkatkan sikap keberagamaan masyarakatyaitu peran tokoh agama masyarakat dalammembimbing, membina, mengarahkan danmengajak kebaikan dalam mewujudkan sikapkeberagamaan yang baik. Selain dari tokoh agama,tokoh masyarakat juga harus sangat berperan untukmemberi bimbingan kepada masyarakat masing-masing. Oleh karena itu, dari kedua tokoh baik itu

80

tokoh agama maupun tokoh masyarakat sangatberperan sekali. Sehingga keduanya harusbekerjsama dengan baik untuk membentukmasyarakat yang mempunyai nilai-nilai agama yangbagus. Baik itu untuk kalangan anak-anak, remajamaupun dewasa. Akan tetapi yang lebih ditekankanuntuk kalangan remaja, karena anak remaja sudahharus mengetahui apa saja kegiatan-kegiatan yangada di masyarakatnya masing-masing. Sebenarnyadari kedua tokoh tersebut sudah aktif atau sudahmengajak masyaraktnya untuk aktif dalam kegiatnatersebut akan tetapi masyarakatnya saja yangkurang antusias dalam kegiatan tersebut. Perantokoh agama sangatlah penting untuk membinakeagamaan masyarakat, di bandingkan dengan yanglainnya. Selain itu juga harus ada dorongan daritokoh masyarakat yang ikut berpartisipasi dalamsuatu kegiatan tersebut. Agar suatu kegiatantersebut berjalan dengan baik. Seperti yang diungkapkan oleh Ibu Kepala Desa Ibu NinikSetyowati S..E Beliau mengatakan bahwa:

“Sebenarnya untuk Desa Bajang ini sudahdiselenggarakan berbagai macam kegiatanagama, seperti halnya halal bihalal setiaptahun sekali, selain itu juga sudah pernahmengadakan lomba tahlil Se-Desa Bajanguntuk kalangan ibu-ibu dengan tujuan agarpara remaja termotivasi untuk belajar ilmuagama baik itu belajar al-Qur’an maupun

81

aktif dalam suatu kegiatan agama. Akantetapi namanya manusia apalagi itu anakmasa-masa remaja, maka kadangkaang jugasulit untuk diajak belajar dengan serius.Mungkin juga banyak alasan yang dialakukan demi tidak mengikuti kegiatanagama tersebut maupun tidak belajar ilmuagama.” 91

Berbagai cara maupun strategi yang sudahdilakukan dari tokoh agama dan tokoh masyarakat,akan tetapi dari anak-anak remajanya saja yang sulituntuk diberi saran yang baik. Dari tokoh masyarakatbeliau ibu Ninik Setyowati S.E, sudah melakukanpembinaan dengan mengadakan kegiatan Halalbihalal serta lomba tahlil untuk kalangan ibuk-ibuk.Begitu pula seperti yang diungkapkan bapakSyamsul beliau selaku Tokoh Agama di DesaBajang Khususnya Dukuh Taro sebagai berikut:

“Sebenarnaya dari para tokoh agamamaupun tokoh masyarakat sudah membericontoh yang baik bagi masyarakatnya,seperti mendatangi kegiatan agama tahlilan,halal bihalal, memperingati hari-hari besarIslam dan sholat berjama’ah. Akan tetapiuntuk saat ini para remaja di Desa BajangKhususnya Dukuh Taro sangat sulit sekaliuntuk di ajak dalam kegiatan tersebut.

91 Lihat Transkip wawancara 13/W/02-04/2019

82

Karena fikiran anak remja yang mungkinhanya memikirkan kesenangan dirinyaseniri didunia, dia tidak memikirkanakhiratnya. Padahal melihat daripernyataannya beliau para tokoh agama dantokoh masyarakat sudah bisa di jadikancontoh ataupun panutan bagi orang lain,agar orang lain tersebut termotivasi dan mauberubah, serta sudah mengajak bahkanmemaksa guna menggerakkan remaja untukaktif.”92

Beliau bapak Syamsul selaku tokoh agamabeliau dalam membina keagamaan dengan carabeliau memberikan contoh yang baik agar contohtersebut ditiru oleh masyarakatnya, terlebih agarditiru oleh anak-anak dan anak remaja karena sebagigenerasi bangsa. Selain bapak Syamsul juga adayang mengungkapkan lainnya dari tokoh agama,yaitu Bapak Yatim beliau selaku tokoh agama diDesa Bajang khususnya dukuh Taro, beliaumengungkapkan bahwa:

“Beliau sudah melakukan beberapa carauntuk membentuk masyarakat yang ada disekitarnya menjadi warga masyarakat yangbaik yang mengetahui semua hal agamalebih-lebih masalah ibadah. Karena melihatbanyaknya masyarakat disekitar beliau

92 Lihat Transkip wawancara 14/W/05-04/2019

83

sangat memprihatinkan sekali kegiatanrutinan keagamaan yang sudahdiselenggarkan,apalagi untuk kalanganremaja. Sehingga perlu pembinaan daritokoh-tokoh yang ada disekitarnya. Baik itutokoh agama maupaun tokoh masyarakatdan juga dari lingkungan sekitarnyamaupuan juga dari keluarganya.Selain itubeliau juga mengatakan, bahwa sebenarnyabeliau juga sudah selalu mengajakmasyarakatnya dengan cara menasihatimasyarakatnya ketika di laksankannnyakegiatan keagamaan misalnya seperti ketikamemperingati Hari Besar Islam yangdilaksanakn di Mushola. Beliau selalumengajak dalam hal kebaikan tersebut.Selain itu beliau juga menasihati secaralangsung kepada masyarakatnya yangbelum sadar akan hal agama tersebut ketikaberbincang-bincang dengan santai. Hal iniyang sering beliau lakukan untuk kalanganremaja. Karena melihat para remajanyayang begitu tidak minat mengenai suatukegiatan keagmaaan. Selain itu beliaumenasihati remaja karena, para remaja ituakan menjadi penerus bangsa, peneruslingkungan masyarakatnya.”93

93 Lihat Transkip wancara 15/W/05-04/2019

84

Strategi yang dilakukan tokoh agama selainmemberikan contoh, beliau juga menasihati, danjuga bisa mengajaknya mengikuti kegiatankeagamaan atau mendatangi masyarakatnya yangmempunyai kegiatan agama. Misalnya mengajaknyauntuk berangakat tahlilan bersama. Sebagaimanayang diungkapkan bapak Wahib selaku tokohagama:

“Seorang tokoh agama itu harus aktif untukmengontrol anggota masyarakatnya yangbegitu sulit untuk diajak belajar bersama-sama. Ketika seseorang tersebut di ajakberangkat bersama mungkin mereka diberimasukan-masukan untuk selalu maumengikuti kegiatan agama yangdiselenggarakan di masyarakatnya. Sebagaitokoh agama mungkin bisa mendatangikerumahnya menanyai mengapa tidakmengikuti kegiatan keagamaan. Hal ini bisadilakukan ketika mempunyai waktu luanguntuk bertamu kerumahnya dan juga bisadiniati silaturrohim”94

Tokoh agama itu sangat mempunyai perananpenting bagi masyarakatnya. Baik itu untukkalangan anak-anak, remaja maupun dewasa.Sehingga beliau merelakan waktunya untukbersilaturrohim kerumahnya untuk mengetahui

94 Lihat Transkip Wawancara 16/W /08-04/2019

85

kondisi mengenai pendidikan agamanya.Selain itu,Bpk Rohmad selaku tokoh agama jugamengungkapkan bahwa:

“Dari masing-masing masyarakat ataupundukuh sudah menyediakan tempat untukbelajar ilmu agama, dan juga sudahmenyediakan para ustadz maupun ustadzahyang selalu bersedia untuk mengajarinyabelajar mengaji maupun ilmu agama. Akantetapi para remaja tersebut kurangtermotivasi serta kurangnya minat merekadalam hal agama.” 95

Peran dari tokoh agama sangatlah pentingdalam masyarakat sekitar terutama dalampemahaman keagamaan mereka, seorang tokohagama disini harus mempunyai pengetahuan yanglebih dibandingkan dengan yang lain. Sehinggatokoh agama tersebut harus mempunyai banyak caraatau strategi yang harus dilakukan demi untukmemajukan keagamaan remaja yang adadisekitarnya sebagaimana seperti yang diungkapkanBapak Muhadi selaku tokoh agama:

“Peran tokoh-tokoh disini pertama tokoh ituharus mempunyai pengetahuan yang lebihdari yang lainnya, kemudian didalam perankita sebagai tokoh agama dalam masyarakatyang harus kita lakukan dalam

95 Lihat Transkip wawancara 17/W/15-04/2019

86

menyampaikan pengetahuan ataupunceramah harus sesuai dengan kebutuhanmasyarakat setempat karena merekasangatlah membutuhkan bimbingan arahandan motivasi dari para tokoh tersebut agarkedepannya lebih maju. Selain itu perantokoh agama juga harus bisa mengajak danmengarahkan masyarakat sekitar untukmelakukan hal-hal positif. Karenamasyarakat itu juga harus mengetahuiperan-peran dari tokoh agama. Sehinggamasyarakat tersebut mau tunduk ataupunpatuh terhadap perintah-perintah dari paratokoh. Baik itu tokoh agama maupun tokohmasyarakat” 96

Hal tersebut sebagaimana yang diungkapkanoleh bapak Mrakih, beliau selaku TokohMasyarakat Desa Bajang. Khususnya Dukuh Tarobeliau mengatakan:

“ Bahwa sebagai tokoh masyarakat harusselalu berperan aktif dalam suatu kegiatanapapun yang diselenggarakandimasayarakat. Hal itu sudah menjadikewajiban dari tokoh masyarakat ataupuntokoh agama mereka mempunyai kebijakanyang baik yang harus beliau lakukan untukmasyaraktnya. Sehingga ketika ada kegiatan

96 Lihat Transkip Wawancara 18/W/15-04/2019

87

rutinan tahlilan setiap satu minggu sekalidilaksanakan dan hal itu terjadikebingungan imam tahlil, beliau selakutokoh masyarakat juga aktif untuk mencariiman tahlil yang ada udzur hadir karena adatamu tersebut kerumahnya. Karena sebagaitokoh masyarakat maka beliau harusmampu memecahkan masalah yang ada dimasyarakatnya. Alhamdulillah tokoh agamayang berhalangan hadir tersebut tamunyasudah pulang, sehingga beliau tokoh agamabisa untuk menjadi iman ketika tahlilan.Selain itu bapak Mrakih juga membinaremaja tersebut untuk selalu aktif mengikutikegiatan agama tersebut. Karena kalian pararemaja tersebut sebagi penerus generasijama’ah tahlil yang sudah dilaksanakandimasyarakatnya masing-masing. Maka dariitu untuk para remaja diharapkan untukselalu selalu aktif mengikuti kegiatanrutinan tersebut dan mau belajar kepadaahlinya ilmu agama serta tokoh masyarakatmembuatkan perkumpulan kecil sepertihalnya sima’an al-Qur’an.”97

Penjelasan Bapak Mrakih menunjukkanbahwa dari semua Tokoh agama dan TokohMasyarakat sudah berperan aktif untuk selalu

97 Lihat Transkip wawancara 19/W/22-04/2019

88

membina keagamaan, memiliki kebijakan yang baikserta mampu memecahkan masalah yang ada diDesa Bajang Khususnya untuk kalangan remaja.Dengan tujuan agar masyarakat tersebut adapenerusnya untuk menjadi pondasi masyarakat yangmembuat masyarakat damai untuk bekal di duniamaupun di akhirat.

89

BAB V

PEMBAHASAN

A. Analisis tentang Kondisi Sosial Keagamaan Remajadi Desa Bajang Kecamatan Balong KabupatenPonorogo

Desa Bajang merupakan salah satu Desa yangterletak di Kecamatan Balong bagian timur sendiriyang mendekati perbatasan antara Desa NgasinanKecamatan Jetis . Desa Bajang ini, terbagi menjadiempat dukuh. Dukuh yang pertama yaitu dukuhMantren, Buthung, Taro dan dukuh Doplang. Kondisisosial yang dialaminya pun pasti akan berbeda-bedadan akan menyesuaikan lingkungannya masing-masing.Kondisi sosial keagamaan remaja yang baik ataupuntidak baik itu dapat dipengaruhi oleh lingkunganmasyarakat maupun dari lingkungan keluarga. Karenalingkungan masyarakat dan lingkungan keluarga itusangat berperan sekali dalam memotivasi anak. Hal ituakan termotivasi pada anak mengenai suatu kegiatanatau aktivitas, apabila ada suatu dorongan dari oranglain, lebih-lebih untuk anak remaja. Biasanya doronganyang dibutuhkan itu dorongan dari orang tua dan temansebaya.

Berdasarkan teori bab 2 mengenai hal tersebut,dijelaskan bahwa sikap keagamaan merupakanperolehan dan bukan bawaan. Hal itu terbentuk melaluipengalaman langsung yang terjadi dalam hubungannyadengan unsur-unsur lingkungan materi dan sosial,

89

90

misalnya rumah yang tentram, orang-orang tertentu,teman, orang tua, jama’ah dan lain-lain.98

Berdasarkan observasi yang saya lakukan diDesa Bajang mengenai hal tersebut, bahwa kebanyakandari anak-anak remaja mengenai keagamaan itu sangatminim karena dapat dipengaruhi dari berbagai halseperti halnya kurangnya dorongan dari orang tua,selain itu juga dapat dipengaruhi oleh lingkungansosialnya. Padahal pada zaman dahulu anak-anak itubaik remaja maupun anak kecil mereka mempunyaitekat yang kuat untuk memncari ilmu agama, akantetapi hal tersebut menjadi sebaliknya dengan zamansekarang. Hal itu mungkin terjadi karena denganadanaya perubahn zaman dan juga adanya hp atau alatelektronik yang mudah untuk mengakses apapun yangkita inginkan. Sehinggga anak-anak khususnya anakanak remaja menjadi malas, dan orang tua ketikamengingatkan menjadi kuwalahan. Padahal sejak kecilkebanyakan anak-anak remaja tersebut sudah dididikdisuruh untuk belajr ilmu agama akan tetapi ketikasudah besar mereka tidak mau belajar ilmu agama.99

Dari pemaparan diatas maka, peneliti dapatmenganalisis bahwa suatu sikap keagamaan itu dapatdipengaruhi oleh berbagai masalah, seperti halnyaketika orang tua tidak memberi dorongan ataupunsemangat kepada anaknya maka anak tersebut akan

98 Zakiah Dradjat, Pengantar Ilmu Jiwa Agama (Jakarta: RadarJaya Offset, 1993), 131-132.

99 Lihat Transkip wawancara 03/W/11/03/2019

91

teledor tidak patuh dengan orang tuannya. Selain haltersebut mungkin lingkungan sekitarnya tidakmendukung dengan hal itu seperti halnya banyaknnyaorang awam yang belum begitu banyak mengetahuiilmu agama. Oleh karena itu hal tersebut yangmenyebabkan minimnya agama di Desa BajangKhususnya Dukuh Taro. Serta anak-anak remajatersebut malas karena sudah ada Hp ataupun alat-alatlainnya yang bisa digunakan untuk mengakses dengancepat. Sehingga mereka merasa bahwa ilmu agamatersebut tidak penting. Sehingga mereka malas untukmendatangi majlis ilmu maupun mengikuti kegiatankeagamaan yang diselenggarakan dimasyarakatnya.Mereka berbeda dengan masa kecilnya, ketika merekamasih kecil mereka mempunyai semangat yang tinggisehingga orang tua tersebut meresa bangga, dan ketikasudah menginjak dewasa/remaja mereka tidak mauuntuk mencari ilmu agama sehingga kebanyakan anakremaja di Desa Bajang Khususnya dukuh Taro tidakbisa membaca al-Qur’an dan sulit untuk diajak aktifmengikuti kegiatan agama.

Jarak yang ditempuh untuk mencari ilmu itutidak mempengaruhi seseorang. Asalkan kitamempunyai niat maka dimanapun tempat tersebut makakita akan selalu berusaha untuk menempuhnya. Karenasemua itu tergantung dengan niat dari masing-asingindividu. Meskipun rumah yang dekat dengan majlisilmu belum tentu mereka rajian mencari ilmu agama,begitupun sebaliknya.

92

Berdasarkan teori bab 2 mengenai hal tersebutmenurut Muhammmad Ali, karena masa remajamerupakan masa peralihan diantara masa kanak-kanakdan dewasa100. Dalam masa ini anak mengalami masapertumbuhan dan perkembangan fisiknya maupunperkembangan pikirannya. Karena mereka bukanlahanak-anak baik bentuk badan ataupun cara berfikir ataubertindak, tetapi bukan pula orang dewasa yang telahmatang. Masa remaja merupakan salah satu periode dariperkembangan manusia. Masa ini merupakan masaperubahan atau peralihan dari masa kanak-kanak kemasa dewasa yang meliputi perubahan biologis,perubahan psikologis dan perubahan sosial.101

Berdasarkan observasi yang saya lakukan diDesa Bajang, ada sebagian anak yang dekat sekaliantara rumahnya dan tempat untuk menimba ilmu, akantetapi anak tersebut tidak mau beljar ilmu agamamaupun belajar al-Qur’an. Hal ini sangat diprihatinkansekali karena tidak ada alasan lagi untuk tidak berusahamencari ilmu agama. Padahal anak tersebut benar-benarbelum bisa membaca al-Qur’an. Akan tetapi juga adaanak yang sebenarnya belum bisa membaca al-Qur’anakan tetapi hal tersebut tekanan dari kelurgannya.Sehingga mereka mau belajar al-Qur;an.102

Berdasarkan paparan diatas penelitimenganalisis bahawa, suatu jarak tempat untuk

100 Mohammad Ali, Psikologi Remaja, 9.101 Rinda Pradita, Pengertian Remaja (http://ilmu

psikologi.wordpress.com. di akses 10 Desember 2018).102 Lihat Transkip wawancara 04/W/11/03/2019

93

menimba ilmu tersebut tidak mempengaruhi hanya sajakarena masa remaja tersebut masa peralihan dari masakanak-kanak menuju masa dewasa. Sehingga fikiranmereka belum stabil/ belum matang mengenai masadepan yang akan mereka alami. Baik itu perubahnbiologisnya, perubahan psikologis dan perubahansosial, sehingga mereka merasa bahwa ilmu agamatersebut tidak penting bagi masyaraknya. Padahal diDesa Bajang tersebut khususnya dukuh Taro sangatdibutuhkan sekali. Karena sebagai remaja harus bisadijadikan penerus masyarakat yang adan disekitarnya.Oleh karena itu sangat prihatin sekali dimasa sekarangini banyaknya anak remaja yang tidak mau belajar ilmuagama. Bahkan untuk menjadi imam tahlil tersebutsekarang ini sulit, yang bisa menjadi imam hanyalahbeberapa orang saja, dan kebanyakan yang bisa inibapak-bapak maupun ibu-ibu untuk anak remja jarangsekali yang bisa. Karena mereka disuruh untuk belajrbanyak alasan yang mereka lontarkan. Sehinggabingung sekali untuk mencari anak remja yang bisa dihandalakn untuk mengimami hal tersebut. Hal inikhsusnya untuk dukuh Taro Desa Bajang.

Berbagai kegitan sebenarnya sudah diadakan diDesa Bajang, seperti halnya juga diadakan rutinantahlilan satu minggu sekali, halal bihalal, sima’an dankegiatan agama lainnya. Berbagai dukuh sebagian jugamelakukan apa yang dilaksanakan di berbagai dukuhlainnya tersebut. Akan tetapi hal itu tidak semuanya

94

melakukan hal itu. Karena tidak semua orang itumengetahui pentingnya ilmu agama.

Berdasarkan teori bab 2 mengenai hal tersebutmenurut Peraturan Pemerintah No.39 Tahun 1992 pasal2 menyatakan bahwa peran serta masyarakat dalampendidikan berfungsi ikut memelihara, menumbuhkan,meningkatkan dan mengembangkan pendidikannasional. Pada pasal 3 juga disebutkan bahwa peranserta masyarakat bertujuan mendayagunakankemampuan yang dimiliki masyarakat .103 Masyarakatmerupakan lingkungan pendidikan yangketiga,keserasian antara ketiga lingkungan pembinaanyang berupa sekolah , keluarga dan masyarakat akanmemberikan dampak yang positif bagi perkembangananak termasuk dalam pembentukan jiwa keagamaanmereka. Karena masyarakat juga mempunyai pengaruhyang sangat besar terhadap perkembangan anak.104

Berdasarkan observasi yang saya lakukan diDesa Bajang Kondisi sosial mengenai hal agamamemang kurang, baik itu dari kalangan anak-anak,remaja maupun dewasa. Kadang-kadang ketika adakegiatan tahlilan anak remaja banyak yang tidak bisahadir. Sehingga ketika remaja itu di perlukan padawaktu kegiatan tahlilan berlangsung hal tersebutbinggung. Sehingga yang melaksanakan hal tersebutorang-orang dewasa. Baik itu untuk dijadikan pramusaji

103 Khoirul Fuad Yusuf, Inovasi Pendidikan Agama danKeagamaan, 38-39.

104 Yusuf Barnawi, Pembinaan Kehidupan Beragama Islam PadaAnak, 34.

95

maupun pembawa acara atau bilal untuk tahlil. Olehkarena itu maka perlu pembinaan, baik dari keluarga,sekolah, maupun masyarakat. Maka dari itu masyarakatsangat diperlukan untuk mengubah semangat paramasyarakat didukuh tersebut, lebih untuk mengubahsemangat para anak anak remaja agar mempunyai jiwayang agamis yang mahir dalam ilmu agama.

Berdasarkan paparan diatas penelitimenganalisis bahwa, kondisi sosial keagamaanmasyarakat yang ada itu juga bisa dipengaruhi olehmasyarakat itu sendiri. Hal ini seperti halnya di DesaBajang Khususnya dukuh Taro. Memang untukmasyaraktanya yang begitu awam dan kurangmemahami hal agama, maka dari itu masyarakt tersebutberdampak kepada semua orang. Sehingga mereka sulituntuk diajak aktif mengikuti kegiatan agama maupunbelajar al-Qur’an. Meskipun sebenarnya kegiatanagama tersebut sudah dilaksanakan hanya saja yangdatang untuk mengikuti kegiatn tersebut hanya sedikit.Mungkin karena minimnya minat para masyarakatuntuk mengikuti hal tersebut. Lebih-lebih untuk anakremaja, sebenarnya untuk anak remaja jumlahnyalumayan, akan tetapi minat dari mereka untukmengikuti kegiatan tersebut belum diberi kesadaranoleh Allah.

B. Analisis tentang Faktor-faktor Rendahnya MinatRemaja Mengikuti Kegiatan Keagamaan Remaja

Dilihat dari kondisi sosial keagamaan remajayang minim, dikarenakan dari masyarakatnya yang

96

kurang berpartisipasi dan kurang memahami seberapapentingnya ilmu agama sehingga keiginan merekabelum terlaksana. Oleh karena itu dari para remajamungkin memiliki banyak hal yang ingin merekasampaikan mengenai kurangnya minat mereka dalammengikuti kegiatan keagamaan. Karena masa remajamerupakan masa progresif sehingga anak remajahanya mementingkan ilmu dunia saja, mereka tidakmemikirkan akhiratnya yang untuk bekal masadepannya. Berdasarkan teori sebelumnya dalam bab 2,masa remaja merupakan masa peralihan diantara masakanak-kanak dan dewasa. Dalam masa ini anakmengalami masa pertumbuhan dan perkembanganfisiknya maupun psikisnya. Mereka bukanlah anak-anak baik bentuk badan ataupun cara berfikir ataubertindak tetapi bukan pula orang dewasa yang telahmatang. Karena masa remaja merupakan salah satuperiode dari perkembangan manusia.105

Berdasarkan observasi yang saya lakukan diDesa Bajang bahwa rendahnya minat para remajadalam mengkuti kegiatan keagmaan itu dikarenakanpertumbuhan pikiran dan mental remaja. Sehingga haltersebut bisa menimbulkan keyakinan agama yangditerima pada masa kanak- kanak sudah tidak terlalumenarik bagi mereka, sehingga dia menganggap bahwailmu agama tersebut sudah tidak penting lagi. Padahal

105 Rinda Pradita, Pengertian Remaja (http://ilmupsikologi.wordpress.com. di akses 10 Desember 2018).

97

ilmu agama itu ilmu akhirat yang harus kita cari danharus kita amalkan dalam kehidupan sehari-hari.

Berdasarkan pemaparan diatas, maka penelitidapat menganalisis bahwa pertumbuhan pikiran danmental remaja dapat mempenagruhi suatu minat remajadalam mengikuti suatu kegiatan yang diselenggarakandimasyarakatnya. Karena pertumbuhan fisik maupunpsikis remaja tersebut belum stabil atu belum matang.Sehingga dia tidak peduli lagi apa saja perbuatn yangbaik dan buruk yang nantinya akan dibutuhkan di masadepannya. Padahal mereka harus belajar tentang ilmuagama sebagai bekal masa depannya agar bisa hidupbahagia dunia hingga akhiratnya.

Selain dari masalah fisik maupun psikis tersebutdari hasil observasi peneliti bahwa kadang-kadang anakusia remaja itu melihat bagaimana orang tua merekadalam memberikan contoh. Sehingga dia meniru apayang yang menjadi kebiasaan orang tuanya. Apabilaorang tua tersebut memberikan contoh yang baik makaanak tersebut akan menirukannya, begitupunsebaliknya. Tidak hanya anak remaja saja yangmungkin meniru kebiasaan orang tuanya hal ini jugabisa terjadi di masa anak-anak, karena masa anak-anakitu cenderung denpenelitgan apa yang mereka lihat.Berdasarkan teori sebelumnya dalam bab 2, sikap danminat remaja terhadap masalah keagamaan bisadikatakan sangat kecil dan hal ini tergantung darikebiasaan masa kecil serta lingkungan agama yang

98

dapat mempengaruhi mereka (besar kecilnya minat).106

Selain itu pada masa remaja dia juga menganggapbahwa ibadah itu tidak penting. Ibadah merupakn halyang penting itu hanya sebagian dari mereka yangmengutarakan hal itu karena dia menganggap bahwaibadah itu menyembah Allah, akan tetapi juga adasebagian besar yang mengatakna bahwa ibadah ituhanya untuk mediasasi saja.107

Berdasarkan pemaparan diatas bahwa penelitidapat menganalisis bahwa suatu keinginan maupunsikap yang baik itu dapat di pengaruhi dari apa yangkita lihat dari orang lain. Lebih-lebih kita melihat dariorang terdekat yang ada disekitar kita, seperti halnyaorang tu/keluarga dan lingkungan sekitar. Karenasemua itu dapat mempengaruhi perbuatan anak-anaklebih-lebih untuk anak remaja. Karena mereka sudahmulai tahu apa yang harus dilakukan tapi dari orangtuanya tidak membericontoh yang baik maka anaktersebut juga akan mengikuti kedua orang tuanya. Makadari itu sebagai calon orang tua maka kita harusmemberikan contoh-contoh yang baik untuk anak-anakkita. Agar mereka menjadi anak yang baik yang taatpada agama dan berbakti pada kedua orang tua.

Tidak hanya kurangnya contoh yang baik darikedua orang tua saja yng membuat anak tersebut rendahdalam melakukan pembinaan keagamaa. Berdasarkan

106 Jalaluddin, Pengantar Ilmu Jiwa Agama , 39-42.107 Zakiyah Dradjat, Ilmu Jiwa Agama (Jakarta: PT bulan Bintang,

2005), 103.

99

observasi yang saya teliti ternyata mereka tidak maumengikuti kegiatn agama karena kurangnyapemahaman mereka mengenai hal agama. Sehinggamereka kurang berfikir yang positif untuk masadepannya. Oleh karena itu dia melakukan kegiatanagama tersebut dengan semena-menna. Merekamenganggap bahwa ilmu agama tersebut ilmu yangtidak penting, mereka belajar ilmu agama karenaadanya dorongan dari sekolah yang harus merekapenuhi agar mereka bisa belajar agama atau al-Qur’andisekolahnya. Selain itu dari mereka anak remaja yangtidak mengikuti kegiatan agama karena merekamengatakan bahwa dia tidak ada temannya untuk aktifdalam kegiatn tersebut. Sehingga dia tidak mau hadirdalam kegiatan tersebu hal ini yang menjadikan merekatidak mau aktif dalam suatu kegiatan. Banyak hal yangmenjadikan anak tersebut rendah dalam kegiatanagama. Selain hal tersebut yang menjadi mereka rendahdalam ilmu agam adalah karena kurangnya doronganmotivasi dari orang tuannya sehingga mereka kurangmemperhatikan kegiatn-kegiatn apa saja harus merekalalui selain itu karena mereka tidak bisa membagiwaktu karen abanyak tugas yang harus mereka kerjakansehingga mereka harus memilih salah satu dari berbagaikegiatan tersebut. Maka hal ini perlu adanya pembinaankeagamaan, baik itu dari keluarga,sekolah maupunmasyarakat. Karena dari ketiga hal ini semua dapatmempengaruhi suatu minat remaja dalam mengikutisuatu kegiatn keagamaan remaja.

100

Berdasrkan teori sebelumnya dalam bab 2mengenai hal tersebut bahwa, pembinaan keagamaanyaitu:1. Pembinaan Agama dalam Keluarga

Islam mengajarkan bahwa pendidikan ituberlangsung seumur hidup, dari buaian sampai keliang lahat. Karena pembinaan dan pendidikan anakdalam keluarga adalah awal dari suatu usaha untukmendidik anak agar menjadi manusia yangbertaqwa, cerdas dan terampil. Maka hal inimenempati posisi yang sangat penting danmendasar serta menjadi fondasi penyangga anak.108

2. Pembinaan Agama di SekolahSekolah adalah sebagai pembantu

pendidikan anak, yang dalam hal untuk melebihipendidikan dalam keluarga. Terutama dari segicakupan ilmu pengetahuan yang diajarkannya.Sekolah betul-betul merupakan dasar pembinaanremaja. Apabila pembinaan pribadi remajaterlaksana dengan baik, maka anak akan memasukimasa remaja dengan mudah dan membina masaremaja itu tidak akan mengalami kesusahan. Akantetapi jika anak kurang bernasib baik dimanapembinaan pribadi dirumah tidak terlaksana dan disekolah kurang membantu, maka anak tersebutakan menghadapi masa remaja yang sulit danpembinaan pribadinya akan sukar.

108 Zakiah Dradjat, Pengantar Ilmu Jiwa Agama (Jakarta: RadarJaya Offset, 1993), 131-132

101

Fungsi sekolah dalam kaitannya denganpembentukan jiwa keagamaan pada anak antaralain sebagai pelanjut pendidikan agamadilingkungan keluarga atau membentuk keagamaanpada diri anak agar menerima pendidikan agamayang diberikan.109

3. Pembinaan Agama dalam MasyarakatSelain keluarga, masyarakat dan lingkungan

sekitarpun turut andil dalam membina anak.Pembinaan agama yang diberikan oleh keluargasebagai dasar utama, sedangkan sekolah menjadisangat penting untuk memenuhi kekurangan maupunkeluarga dalam mendidik anak. Masyarakatmerupakan lingkungan penidikan yangketiga,keserasian antara ketiga lingkunganpembinaan ini akan memberikan dampak yangpositif bagi perkembangan anak termasuk dalampembentukan jiwa keagamaan mereka. Karenamasyarakat juga mempunyai pengaruh yang sangatbesar terhadap perkembangan anak110

Berdasarkan pemaparan diatas peneliti dapatmenganalisis bahwa semua hal yang nyata ini dapatdipengaruhi dari berbagi hal. Hal tersebutsebenarnya bisa dibentuk dengan adanya suatukebiasaan yang harus dilakukan oleh seseorang.Seperti halnya ketika anak remaja tersebut sudah

109 Dradjat, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam , 68.110 Yusuf Barnawi, Pembinaan Kehidupan Beragama Islam Pada

Anak, 34.

102

tidak mempunyai minat untuk melakukna suatukegiatn maka orang-orang terekat maupun orangyang ada disekitar kita harus membinanya denganbaik. Karena semua ini dapat mempengaruhi minatpara remaja dalam melakukan suatu kegiatan. Minatanak remaja rendah pun ini bisa disebabbkan dariberbagai hal yaitu karena pengaruh dari keluarga,sekolah maupun masyarakatnya. Maka dari itu semuini harus bisa dikendalikan dengan baik agar menjadisuatu kegiatn yang positif.

C. Analisis tentang Peran Tokoh Agama danMasyarakat dalam Melakukan Pembinaan KegiatanKeagamaan Remaja di Desa Bajang KecamatanBalong Kabupaten Ponorogo

Tokoh agama dan tokoh masyarakat merupakansosok orang yang memberikan contoh yang baik kepadamasyaraktnya. Kedua tokoh tersebut merupakan figurmasyarakatnya. Oleh karena itu sebagi masyrakat kitaharus meniru apa yang dicontohkan dari kedua tokohtersebut. Asalkan kita meniru perbuatan yang baik yangtidak melangggar syari’at Islam maupun norma-normayang ada. Karena tokoh agama dan tokoh masyarakatmempunyai peran yang hampir sama yaitu semuanyasama-sama untuk melayani masyarakat., apabila yangdilakukan kedua tokoh tersebut baik maka harus kitatiru. Oleh karena itu, dari kedua tokoh baik itu tokohagama maupun tokoh masyarakat sangat berperansekali. Sehingga keduanya harus bekerjsama denganbaik untuk membentuk masyarakat yang mempunyai

103

nilai-nilai agama yan bagus. Baik itu untuk kalangananak-anak, remaja maupun dewasa. Akan tetapi yanglebih ditekankan untuk kalangan remaja karena anakremaja sudah harus mengetahui apa saja kegiatan-kegiatan yang ada di masyarakatnya masing-masing.

Berdasarkan observasi yang saya lakukan diDesa Bajang bahwa, sebenarnya di Desa Bajang sudahdilaksanakan berbagai kegiatan yang dilakukan untukmasyaraktnya. Akan tetapi masyarakatnya yang kurangberpartisipasi dalam terlkasananya kegiatan tersebut.Seharusnya apabila sudah diselenggarakan hal tersebutkita sebagi warga harus aktif mengikuti kegiatantersebut.. agar kegiatn tersebut terlaksana denganbaik.Kegiatn keagamaan yang diadakan di Desa Bajangitu banyak sekali, baikk itu kegiatan mingguan,bulannan, maupun tahunan agar semua itu dapt ditiruoleh anak turun kita. .

Berdasrkan teori sebelumnya dalam bab 2bahwa Masyarakat merupakan lingkungan pendidikanyang ketiga,keserasian antara ketiga lingkunganpembinaan ini akan memberikan dampak yang positifbagi perkembangan anak termasuk dalam pembentukanjiwa keagamaan mereka. Karena masyarakat jugamempunyai pengaruh yang sangat besar terhadapperkembangan anak. Selain itu tokoh agama memilikipengaruh yang sangat besar dalam masyarakat. Segalakeputusan baik hukum, sosial agama, maupun politikharus sesuai dengan anjuran para tokoh agama. Perantokoh agama sangat dibutuhkan untuk menekan angka

104

kenakalan remaja. Sebagai tokoh sentral dalammasyarakat, tentunya peran tokoh agama dalammembina remaja untuk mengatasi kenakalan remajasangat penting111

Dari paparan diatas saya dapat menganalisisbahwa, masyarkat merupakan lingkungan yang pentingsetelah keluarga dan sekolah,maka dari itu masyarakatharus membentuk lingkungnnyabyang baik yangmengetahui tentang ilmu agama. Karena jikamasyarakat tersebut faham tentang agama masyarakatmenjadi damai. Maka dari itu dari tokoh agama dantokoh masyarakat selalu melaksanakan kegiatnkeagamaan, yang semua kegiatan tersebut untukmasyarakatnya. Maka sebagi masyarakat harus selalutaat dengan kedua tokoh tersebut. Karena apa yng diucapkn dan yang dilakukan oleh kedua tokoh tersebutharus ditiru. Apabila perbuatan tersebut bagus.Berdasarkn yang saya observasi bahwa di Desa Bajang, tokoh agama maupun tokoh masyarakat sudahmemberi contoh yang baik bagi masyarakatnya, sepertimendatangi kegiatan agama tahlilan, halal bihalal,memperingati hari-hari besar Islam dan sholatberjama’ah. Akan tetapi untuk saat ini para remaja diDesa Bajang Khususnya Dukuh Taro sangat sulit sekaliuntuk di ajak dalam kegiatan tersebut. Karena fikirananak remja yang mungkin hanya memikirkan

111 Yusuf Barnawi, Pembinaan Kehidupan Beragama Islam PadaAnak, 34.

105

kesenangan dirinya seniri didunia, dia tidakmemikirkan akhiratnya

Berdasrkan dalam teori sebelumnya dalam bab 2bahwa, dalam pelaksannanya tokoh masyrakat itu harussebagai panutan dalam hal ini, tokoh masyarakatdengan bekal ilmu yang dimilikinya, memberikantuntunan serta memberkan contoh yang baik kepadawarganya. Sehingga warga harus mencotohnya.Apabila perbuatn itu baik untuk dilaksanakan.112

Berdasrkan pemaparn diatas saya dapat menganalisisbahwa seorang tokoh itu harus bisa dijadikan panutan.Karena jika kita sudah memberikan contoh yang baikmaka masyarakat akan meniru perbuat yang kitalakukan maka sebagai tokoh masyarkat jangan pernahmerasakan puas untuk memberikan contoh yang baik.Maka kita harus sealu berusaha demi masyarakat kita.

Berdsrkan observasi yang saya lakukan di DesaBajang dari Tokoh Agma dan tokoh masyrakat selainmelakukan hal tersebut maka tokoh agama dan tokohmasyarakat juga sudah selalu mengajak masyarakatnyadalam hal kebaikan. Mereka memberikan nasihat-nasihat yang baik yang harus diteladani. Selain itu jugadilaksanankan pembinaan keagamaan yang harusdilakukan oleh masyarakatnya. Menasihatinya denganpelan-pelan serta mengontrol anak remaja tersebut aktifdalam kegiatn tersebut apa tidak. Apabila belum aktifmaka seorang tokoh masyarakat melakukan suatu

112 Afif , Agama Konflik , 110.

106

tindakan dengan cara mendatangi kerumahnya untukdiajak melakaukan hal yang positif.

Berdasarkan dalam teori sebelumnya dalam bab2 bahwa, sebagi tokoh agama mereka berperan sebagaiadvokatif, dimana tokoh agama memiliki tanggungjawab moral dan sosial untuk melakukan kegiatanpembelajaran terhadap mayarakat khususnya remajadari berbagai ancaman, serta hambatan yang merugikanaqidah serta merusak akhlak. Seperti, pembinaan anaksejak usia dini, pembinaan akhlak masyarakat,pembinaan remaja masjid dan lain-lain. Sealin itu tokohmasyarakat juga sebagai Masyarakat sebagaipembimbing yakni berperan sebagai menanamkanprinsip-prinsip etik dan moral masyarakat dalam upayadan strategi penyelesaia konflik sosial dan agamadalam hal tersebut peran tokoh masyarakt menuntutperan aktif para tokoh masyarakt dalam meletakkanlandasan moral, etis,dan spiritual serta meningkatkanpengalaman agama, baik dalam kehidupan pribadi dansosial.113

Berdasarkan paparan diatas maka, saya dapatmenganlisis bahwa sebgai tokoh agama dan tokohmasyarakat mempunyai tangggung jawab yang beesaruntuk membina masyaraktanya. Untuk yang palingpenting ketika membina remaja. Maka dari kedua tokohtersebut harus sabar dalam menghadapinya. Karenakebanyakan dari remaja untuk masalah sosialnya

113 Novi Hardian, Panduan Keislaman Untuk Remaja (Bandung:PT Mizan Pustaka, 2007), 29.

107

kurang. Sehingga dia kurang berbaur dengan orang lain,maka ketika nenasiahti maupun mendatangi danmengajknya untuk hal kebaikan seperti keagamaanmaka harus dengan cara pelan-pelan. Agar merekasemua tidak salah faham denagn niat baik yang kitalakukan untuk masa depan anak remaja tersebutmaupun masyarakatnya. Karena semua itu pentinguntuk mencetak demi masyarakat yang agamis.

Berdasarkan yang saya observasi di DesaBajang bahwa selain adanya pembinaan agama tersebutsebenarnya dari tokoh agama dan tokoh masyarakatjuga sudah menyediakan tempat untuk belajar ilmuagama. Hal tersebut sebenarnya hal yang baik yangharus diikuti. Ketika sudah disediakan fasilitas-fasilitasmengenai kegiatan agama maka masyarakat harusbersyukur untuk selau aktif dalam kegiatan tersebut.Mereka harus mau belajr di mushola atau masjidtersebut untuk mencari ilmu agama. Selain itu ustadmaupun ustadzahnya juga sudah sedia untukmengajarinya mereka tentang hal agama. Karena daritokoh agama dan tokoh masyarakat merupakanseseorang yang dianggap orang yang mahir dalamberbagai ilmu. sehingga mereka semua sebagipanutannya. Sehingga ketika dalam suatu kegiatantersebut kebingungan orang yang mahir dalam ilmuagama mereka mendatangi dari tokoh agama yang tahutentang agama tersebut.

Berdasarkan teori sebelumnya dalam bab 2bahwa, Didalam kehidupan masyarakat, tokoh

108

masyarakat menduduki posisi yang penting, oleh karenaitu tokoh masyarakat di anggap orang serba tahu danmempunyai pengaruh yang besar terhadap masyarakat.Sehingga segala tindak tanduknya merupakan polaaturan yang patut diteladani oleh masyarakat, sertamemberikan pengaruh dan ditokohkan olehlingkungannya. Penokohan tersebut karena pengaruhposisi, kedudukan, kemampuan dan kepiawaiannyaserta segala tindakan dan ucapannya akan diikuti olehmasyarakat. Sebagai tokoh, tokoh agama dianggapmenempati kedudukan yang tinggi dan dihormati olehmasyarakat pendukungnya serta tokoh agamamemegang peranan penting dalam masyarakat karenamereka dianggap sebagai orang yang mempunyaitingkat yang lebih dan pengetahuan tentang agamadibandingkan dengan anggota masyarakat lain. Olehkarena itu, perkataan yang berkaitan dengan masalahagama dinilai sebagai fatwa yang harus ditaati. Karenatokoh agama lazimnya menempati kedudukan sebagaipemimpin karismatis114.

Berasarkan paparan iatas saya dapatmenganalisis bahwa, seorang tokoh baik itu tokohagama maupun tokoh masyarakat itu merupan seorangyang yang mempunyai kelebihan ilmu yang harusdiamalkan untuk masyaraktnya yang kurang begitufaham tentang ilmu tersebut dimasyrakatnya. Sehinggaketika sudah ada orang yang mahir tentang ikmu sepertihalnya ilmu agama mak seseorang yang kurang begitu

114 Afif Muhammad, Agama Konflik (Bandung: Marja, 2013), 109

109

faham tentang ilmu tersebut maka harus beljar kepadaahlinya. Selain itu apabila suah disediakn fasilitasseperti halnya temapt untuk menimba imu mka kitasangat mudah sekali untuk belajar ilmu tersebut. Sepertiilmu agama, karena ilmu agama tersebut ilmu yangsangat penting. Agar ketika seseorang tersebutibutuhkan dimasyarakatnya agra tidak kebingunganuntuk mencari orang lain yang tidak ada. Maka kitaharus wajib mencari ilmu tersebut lebih untuk agama.Karena mencari ilmu agama itu wajib.

110

BAB VI

PENUTUP

A. KesimpulanDari hasil penelitian tentang peran tokoh agama danmasyarakat dalam melakukan pembinaan kegiatankeagamaan remaja di Desa Bajang Kecamatan BalongKabupaten Ponorogo Tahun 2018/2019, maka dapatdisimpulkan bahwa:1. Kondisi sosial keagamaan remaja yang ada di Desa

Bajang yang ada saat ini yang sangat minim sekali,sehingga perlu adanya pembinaan keagamaan yangdilakukan oleh tokoh agama dan masyarakat.Karena banyak ditemukannya anak-anak remajayang tidak bisa membaca al-Qur’an, dan tidak mauaktif mengikuti kegiatan keagamaan yangdilaksanakan dimasyarakatnya. Sehingga sangatmemprihatinkan sekali melihatkondisi yang sepertiitu. Maka harus ditingkatkan lagi mengenai halkeagamaan.

2. Faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya minatremaja mengikuti kegiatan keagamaan kareanafaktor kelurga, faktor sekolah dan faktormasyarakat. Karena hal tersebut sangatmempengaruhi sekali dalam suatu proses belajarmupun pergaulan anak. Sehingga perlu adanyapembinaan dari tokoh agama dan tokoh masyarakat.

3. Tokoh Agama dan Masyarakat harus mempunyaiperanan yang baik, peranan tersebut seorang tokohagama dan masyarakat harus memberikan contoh

110

111

yang baik, baik dalam kegiatan keagamaan maupunkegiatan sosial, selain itu juga selalu aktifmengajak anggota masyaraktnya dalam halkebaikan, membimbing, membina, mengarahkan,menasihati dalam kebaikan agar mewujudkan sikapkeberagamaan yang baik. Sehingga keduanyabekerjsama dengan baik untuk membentukmasyarakat yang mempunyai nilai-nilai agama yangbagus. Baik itu untuk kalanagan anak-anak, remajamaupun dewasa. Selain itu tokoh agama danmasyarakat juga mampu memecahkan masalahyang ada serta bijak dalam memberikan argumenataupun keputusan kepada masyarakat.

B. Saran1. Kepada pihak Desa, agar meningkatkan lagi

masalah agama atau harus ada tekanan yang lebih.Sehingga masyarakat desanya agar lebih aktif danmahir dalam ilmu keagamaan.

2. Untuk masyarakat seharusnya masyarakat itu harustaat atau mencontoh kepada orang-orang yang yangselalu aktif dalam melakukan kegiatn agama.Karena ilmu agama tersebut ilmu yang wajib dipelajari dan mengikuti kegiatn agama tersebut halyang positif maka kita semua harus ikut berprosesdalam kegiatan tersebut.

3. Untuk pembaca, agar pembaca termotivasi untukmencari ilmu agama dan mengetahui kondisi sosialyang baik di masyarakat itu seperti apa.

DAFTAR PUSTAKA

Abu, Ahmadi. Psikologi Sosial. Surabaya: PT Bima Ilmu,1982.

Agustiani, Hendriati. Psikologi Perkembangan. Bandung:PT Refika Aditama, 2009.

AH. Sanaky, Hujar. Paradigma PendidikanIslam.Yogyakarta, Safiria Insania Press, 2003.

Ali, Mohammad. Psikologi Remaja. Jakarta, PT BumiAksara: 2004.

Baihaqi , Fiqih Ibadah .Bandung: M2S, 1996

Beni Ahmad Saebani dan Afifudin. Metode PenelitianKualitatif .Bandung: Pustaka Setia, 2009.

Bugin, Burhan. Metodologi Penelitian Kualitatif . Jakarta:Rajawali Pers, 2012.

Choiru Murfi’ah, Alvi Peran Tokoh Mayarakat DalamMembangun Toleransi Antar Umat Beragama diDesa Klepu Kecamatan Sooko Kabupaten Ponorogo.Skripsi, Fakultas Tarbiyah dan Imu Keguruan , IAINPonorogo, 2017.

Dalila, Ulya, Pembinaan Keagaan bagi Ibu-ibu Melalui Majlis

Taklim di Pondok Pesantren Darussalam Desa Jatiguna

Kecamatan Sumber Pucung Kabupaten Malang (.Skripsi:

UIN Malang, 2012).

Djalaluddin. Psikologi Agama. Jakarta: PT Raja GrafindoPersada, 2002.

Dradjat, Zakiyah. Pengantar Ilmu Jiwa Agama. Jakarta:Radar Jaya Offset, 1993.

. Ilmu Jiwa Agama. Jakarta: PT bulanBintang, 2005.

. Metodik Khusus Pengajaran AgamaIslam. Jakarta: Bumi Aksara, 1995.

Ekawati, Weny. Kepercayaan Masyarakat Terhadap KyaiNaskah Publikasi. Yogyakarta: Fakultas PsikologiUniversitas Islam Indonesia, 2006.

Fauzan Almansur, dan Djunaidi Ghony. MetodologiPenelitian Kualitatif Yogyakarta: Ar-Ruzz Media,2012.

Fuad Yusuf, Khoirul Inovasi Pendidikan Agama danKeagamaan. Jakarta: Puslitbang Pendidikan Agamadan Keagamaan Badan Litbang dan DiklatDepartemen Agama RI, 2006.

Gunawan, Heri. Pendidikan Islam Kajian Teoritis danPemikiran Tokoh. Bandung: PT Rosdakarya Offset,2014.

Hanafi, Abdilah Memasyrakatkan Ide-ide Baru .Surabaya:Usaha Nasional, 1987.

Hardian, Novi. Panduan Keislaman Untuk Remaja .Bandung: PT Mizan Pustaka, 2007.

Hasil observasi dan wawancara di Dukuh Taro Desa BajangKecamatan Balong Kabupaten Ponorogo.

Helmi, Masdar. Peranan Dakwah Dalam PembinaanUmat.Semarang: Dies Natalis IAIN WalisongoSemarang, 2011.

Jaelani, Aan. Mayarakat Islam Dalam Pandangan Al-Mawardi .Bandung, CV Pustaka Setia: 2006.

Jalaluddin, Psikologi Agama. Jakarta: PT Raja Grafindo,2004.

. Pengantar Ilmu Jiwa Agama . Jakarta: KalamMulia, 1993.

Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka,1990.

. Balai Pustaka: Jakarta,1989.

Khalikin, Ahsanul. “ Pengembangan Wadah Kerukunan danKetahan Masyarakat Lokal di Kec. BanjarmasinTengah, “ Harmon, 23. Juli-September, 2007.

Koesomo, A Doni. Pendidikan Karakter Strategi MendidikAnak di Zaman Global. Jakarta: PT Raja Grafindo,2007.

M. Aziz, Aan. Peranan KH. Ahmad Dahlan DalamPembaruan Pendidikan Islam Di Indonesia. Skripsi,Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, IAINPonorogo, 2017.

Mahmud. Metodologi Penelitian Pendidikan .Bandung:Pustaka Setia, 2011.

Moehyamien. http://wordpress.com/2009/06/06/komunikasi-sinergistik, diakses 9 Desember 2018.

Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif.Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013.

Mubarok, Ahmad. “Sinergitas Ulama dan Umara DalamPersepektif Hadis,” . Tesis, UIN, Yogyakarta, 2011.

Muhammad, Afif. Agama Konflik. Bandung: Marja, 2013.Mubarok, Ahmad. Sinergitas Ulama Dan Umara Dalam

Persepektif Hadis (Studi Kritis atas Pemikiran al-Suyuti dalam kitab Ma Rawahu al- Asatin fi Adamial-Maji’ ila al-Salatin), Tesis, Ilmu Agama IslamProgram Studi Agama Filsafat Konsentrasi Al-Qurandan Hadis, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2011.

Nabi,bin Mali. Membangun Dunia Baru Islam.Bandung:Mizan, 1994.

Nur Abdul Hafidz, Muhammad. Mendidik Anak BersamaRasulullah. Bandung: Mizan, 1998.

Partanto,Pius Kamus Imiah Populer. Yogyakarta: PenerbitArkola Surabaya,2001.

Pradita, Rinda.Pengertian Remaja . http://ilmupsikologi.wordpress.com. di akses 10 Desember2018.

Rahayu, Ida Peran Tokoh Masyarakat dalam MenyelesaikanKonflik Sosial Dan Aliran Keagamaan Di DesaMojorayung Kecamatan Wungu Kabupaten Madiun.

Skripsi, Fakultas Tarbiyah dan Imu Keguruan , IAINPonorogo, 2018.

Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kalam Mulia,2008.

Rizkia ,Nanda. “ Peran Tokoh Masyarakat Dalam PembentukanKepribadian Remaja Di Desa Penyeladi Kecamatan

Kapuas Kabupaten Sanggau,’’Edukasi, April-Juni, 2010.

Sali, Moh. Haitami. Pendidikan Agama Islam DalamKeluarga Revitasi Peran Keluarga DalamMembangun Generasi Bangsa Yang Berkarakter.Yogyakrta: Ar-Ruzz Media, 2011.

Sarosa,Samiaji. Penelitian Kualitatif Dasar-Dasar .Jakarta:Indeks Permata Puri Media, 2012.

Soekanto, Soerjano. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta:Raja Grafindo Persada, 2010.

.Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PTRaja Grafindo, 1999.

Sugiyono. Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif dan R &D. Bandung: Alfabeta, 2013.

Supriyadi, Sarib. Eksistensi dan Histositiritas Masjid Tua di Kota

Manado. STAIN Manado Press, 2013.

Suwandi ,Basrowi. Memahami Penelitian Kualitatif .Jakarta: Rineka Cipta, 2008.

Wahab,Abdul Jamil. Indeks Kesalehan Sosial MasyarakatIndonesia. Jakarta: Puslitbang Kehidupan

Keagamaan Badan Litbang dan Diklat KementrianAgama RI, 2015.

Yunus, Mahmud. Kamus Arab Indonesia. Jakarta: PT Hidakarya

Agung, 1990.

Yowono, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya:Arkolis, 1999.

Yusuf Barnawi, Bakir. Pembinaan Kehidupan BeragamaIslam Pada Anak Semarang: Dina Utama,1993.

.