Upload
khangminh22
View
1
Download
0
Embed Size (px)
PENGARUH MODAL KERJA, TENAGA KERJA, DAN JAM KERJA
TERHADAP PENDAPATAN INDUSTRI BREM
DI KABUPATEN MADIUN
SKRIPSI
Oleh:
MEILINDA KHUSNIATUS SA’DAH
NIM : 210716055
Pembimbing:
Maulida Nurhidayati, M. Si.
NIP. 198910222018012001
JURUSAN EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONOROGO
2020
ABSTRAK
Sa’dah, Meilinda Khusniatus. Pengaruh Modal Kerja, Tenaga Kerja dan Jam Kerja
terhadap Pendapatan Industri Brem di Kabupaten Madiun.
Kata kunci : Modal Kerja, Tenaga Kerja, Jam Kerja dan Pendapatan
Pendapatan merupakan jumlah uang yang diterima oleh perusahaan dari aktivitas
penjualan produk atau jasa kepada pelanggan. Dalam mencapai tujuan dari perusahan untuk
mendapatkan pendapatan yang tinggi perlu adanya perencanaan yang matang dan strategi
yang baik. Madiun merupakan daerah penyangga pangan di Jawa Timur yang berinisiatif
dalam mengelola potensi industri yang sudah mulai berkembang yang terdiri dari industri
rumahan diantaranya industri brem UD. Tongkat Mas, UD Suling Gading dan UD. Atika
Murni pendapatan yang diperoleh mengalami penurunan pada bulan September ke bulan
Oktober dari rata-rata Rp. 40.000.000,00 ke Rp. 19.000.000,00 Pada bulan Juni 2019
penjualan brem dari ketiga perusahaan mengalami peningkatan pendapatan dibandingkan
bulan yang lain. Hal tersebut disebabkan oleh berbagai faktor baik internal ataupun eksternal
perusahaan. Salah satu faktornya karena modal kerja yang dikeluarkan setiap perusahaan
dalam memproduksi brem berbeda-beda dan mempunyai kapasitas tenaga kerja yang berbeda
juga bahkan jam kerja yang dibutuhkan berbeda.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara modal kerja, tenaga kerja
dan jam kerja terhadap pendapatan industri brem di Kabupaten Madiun, dan apakah terdapat
pengaruh secara simultan antara modal kerja, tenaga kerja dan jam kerja terhadap pendapatan
industri brem di Kabupaten Madiun. Metode dalam penelitian ini menggunakan metode
kuantitatif. Sedangkan metode pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive
sampling, yaitu didasarkan pada karakteristik tertentu yang dianggap mempunyai
karakteristik populasi yang sudah diketahui sebelumnya. Kriteria sampel dalam penelitian ini
adalah hasil pendapatan perusahaan brem di Kabupaten Madiun pada UD. Tongkat Mas, UD.
Suling Gading dan UD. Atika Murni Tahun 2019.
Hasil penelitian ini yaitu terdapat pengaruh secara individu pengaruh modal kerja
terhadap pendapatan, pengaruh tenaga kerja terhadap pendapatan dan pengaruh jam kerja
terhadap pendapatan industri brem di Kabupaten Madiun. Kemudian terdapat juga pengaruh
secara simultan variabel modal kerja, tenaga kerja, dan jam kerja terhadap pendapatan
industri brem di Kabupaten Madiun sebesar 99,6%. Meski secara simultan variabel modal
kerja, tenaga kerja dan jam kerja berpengaruh terhadap pendapatan namun ternyata tidak
semua variabel menunjukkan pengaruh yang besar. Ketika diuji secara bersama-sama
variabel tenaga kerja dan jam kerja menjadi tidak berpengaruh dan variabel modal kerja
berpengaruh paling dominan.
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sektor Industri memegang peranan penting dalam perekonomian
Indonesia karena sektor industri dapat menambah devisa bagi negara. Dalam
sektor industri perlu adanya pembangunan dan pengembangan industri agar
memberikan dampak pada percepatan terciptanya struktur ekonomi yang
lebih seimbang, memperluas kesempatan kerja, meningkatkan rangkaian
proses poduksi industri untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri sehingga
dapat mengurangi ketergantungan barang impor serta akan meningkatkan
ekspor hasil industri.1
Pembangunan ini dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan taraf
hidup dan kesejahteraan rakyat menuju masyarakat adil dan makmur. Konsep
pembangunan sering dikaitkan dengan proses industrial. Sebagai arah dan
kebijakan pembangunan sektor industri diharapkan tidak hanya diupayakan
untuk mengembangkan industri besar dan sedang saja tetapi juga untuk
industri kecil dan industri rumah tangga diarahkan untuk memperluas
lapangan kerja dan keterampilan berusaha serta meningkatkan pendapatan
bagi masyarakat usaha kecil, yang umumnya di daerah pedesaan. Industri
kecil memberikan akses untuk bergerak pada dimensi pengembangan usaha
yang ditopang sumber-sumber pertanian dan bahan lokal lainnya, dengan
target pemesanan yang umumnya dalam lingkup domestik terbatas. Kegiatan
1 Mochammad Fattah, Pudji Purwanti, Manajemen Industri Perikanan (Malang: UB
PRESS, 2017),.1
2
industri kecil dan rumah tangga dalam keadaan tertentu mampu untuk
menyerap tenaga kerja sehingga pengangguran dapat dikurangi. Usaha kecil
telah banyak berperan dalam rangka penyerapan tenaga kerja bagi warga
sekitarnya dan memberi kesempatan berusaha, serta mampu untuk
meningkatkan pendapatan bagi pengusaha industri dalam memenuhi berbagai
kebutuhan hidupnya.2
Industri merupakan seluruh bentuk kegiatan ekonomi yang mengolah
bahan baku dan memanfaatkan sumber daya industri sehingga menghasilkan
barang yang mempunyai nilai tambah atau manfaat lebih tinggi, termasuk jasa
industri. Maka dari itu sektor industri diyakini sebagai sektor yang dapat
memimpin sektor lain dalam sebuah perekonomian menuju kemajuan.
Produk-produk industrial selalu memiliki pertukaran yang tinggi atau lebih
menguntungkan dan menciptakan nilai tambah yang lebih besar dibandingkan
produk-produk sektor lain. Hal ini disebabkan oleh karena sektor industri
memiliki variasi tinggi kepada pemakaiannya dan menambah jumlah
pendapatan bagi perusahaan.
Pendapatan merupakan jumlah uang yang diterima oleh perusahaan dari
aktivitasnya, kebanyakan dari penjualan produk atau jasa kepada pelanggan.3
Dalam mencapai tujuan dari perusahan untuk mendapatkan pendapatan yang
tinggi maka perlu adanya pengelolaan sebuah perusahaan yaitu dengan
adanya perencanaan yang matang dan strategi yang baik. Berdasarkan teori
yang dikemukakan oleh Basu Swastha ada beberapa faktor-faktor yang
2 Lincolin Arsyad, Ekonomi Pembangunan (Yogyakarta: STIE YKPN, 1999)., 1
3 Dr. H. Bachrudin Sjaroni, dkk. Ekonomi mikro (Yogyakarta: CV. BUDI UTAMA),.111
3
mempengaruhi pendapatan diantarannya kondisi dan kemampuan pedagang,
kondisi pasar, modal, kondisi organisasi usaha, dan faktor lainnya seperti
periklanan, jenis dagangan, umur, dan jam kerja.4
Menurut Harimurti, industri kecil atau industri rumah tangga mampu tetap
bertahan dan mengantisipasi kelesuan perekonomian yang diakibatkan inflasi
maupun berbagai faktor penyebab lainnya, maka keunggulan dari industri
kecil ini selain membuka lapangan kerja baru dan memberdayakan
masyarakat sekitar, pengusaha dapat mengelola secara mandiri dan bebas
waktu serta ada keunggulan yang menarik dari industri kecil atau industri
rumah tangga ini seperti pemilik merangkap menjadi seorang manajer
perusahan, fleksibel terhadap bentuk fluktuasi jangka pendek, namun tidak
memiliki rencana jangka panjang.5
Selain terdapat keunggulan, industri kecil juga memiliki kendala yang
menyebabkan kelemahan bagi pengelola pengusaha industri kecil yang
menyangkut faktor internal dan eksternal industri itu sendiri. Menurut Tohar
kelemahan dalam pengelolaan industri kecil atau rumah tangga tidak
memerlukan penelitian pasar, tidak memiliki perencaan jangka panjang,
banyak mengeluarkan biaya, pembagian kerja yang tidak proporsional, dan
kesulitan dalam modal kerja.6
Besar kecilnya barang dan jasa dari hasil produksi merupakan suatu fungsi
produksi dari faktor produksi. Menggunakan faktor produksi dengan baik dan
benar dapat meningkatkan pendapatan perusahaan dan menjalin hubungan
4 Basu Swastha, Manajemen Penjualan (Yogyakarta: BPFE, 2001), 129-130.
5 Subanar Harimurti, Manajemen Usaha Kecil (Yogyakarta: BPFE, 2012), 133
6 M. Tohar, Membuka Usaha Kecil (Yogyakarta: Kanisius, 2000), 210
4
yang humoris yang bukan hanya sebatas transaksi saja dengan para
konsumen.7
Dalam menjalankan usaha, baik perusahaan besar maupun kecil
membutuhkan manajemen modal kerja yang efektif dan efisien. Modal kerja
merupakan modal yang dibutuhkan untuk pembelian atau pembuatan produk
atau jasa yang biasanya dipakai untuk membeli bahan baku dalam memenuhi
permintaan konsumen.8 Dengan adanya proses produksi yang lancar dapat
menghasilkan produksi yang sesuai dengan harapan para pengusaha, sehingga
dapat meningkatkan hasil penjualan dan pada akhirnya dapat meningkatkan
pendapatan bagi perusahaan tersebut.
Besar kecilnya modal yang dipergunakan dalam usaha tentunya akan
berpengaruh terhadap pendapatan yang diperoleh pengusaha. Agar usaha
produksinya berjalan dengan baik, diperlukan modal kerja yang cukup
memadai. Modal yang besar akan memungkinkan jumlah persediaan barang
yang akan diproduksi semakin banyak. Hal ini memungkinkan akan turut
mempengaruhi tingkat pendapatan. Pembentukan modal bertujuan untuk
meningkatkan produksi dan pendapatan usaha, serta menunjang pembentukan
modal lebih lanjut.9
Peningkatan kemampuan dan ketrampilan para pengusaha industri kecil
merupakan kebutuhan yang sangat mendesak, mengingat pesatnya
7 Erwin Fahmi, “Pengaruh Modal, Tenaga Kerja dan Produksi Terhadap Tingkat
Pendapatan di Home Industri UD Bagus Bakery Desa Serapuh Kecamatan Gunung Malela
Kabupaten Simalungun,” Skripsi (Sumatera Utara Medan, 2019), 4 8 Dr. Sudaryono, Pengantar Bisnis Teori dan contoh kasus (Yogyakarta: CV ANDI
OFFSET, 2015),. 153 9 Mamduh M. Hanafi, Analisis Laporan Keuangan, Kedua (Jakarta: Bina Aksara 2010).
95
5
pertumbuhan dan perkembangan usaha industri dewasa ini yang akhirnya
menimbulkan persaingan yang tajam, baik dari segi pemasaran maupun
kualitas dengan pemilikan modal yang sangat relatif kecil dan sistem
pengolahan usahanya masih tradisional.
Meningkatkan peran terhadap industri kecil jika dilihat dari aspek industri
itu sendiri menjadi hal yang tidak penting, akan tetapi jika dilihat dari aspek
sosial ekonomi peran industri kecil menjadi sangat penting karena dalam
industri kecil umumnya bersifat padat karya atau banyak tenaga kerja.
Kualitas dari karyawan sendiri juga dipengaruhi oleh latihan kerja, motivasi
kerja, mental dan kemampuan fisik karyawan yang bersangkutan. Kualitas
dari karyawan akan berpengaruh untuk mengembangkan diri dari tingkat
kelancaran pelaksanaan tugas. Maka semakin tinggi tingkat kualitas karyawan
semakin tinggi produktifitas kerja dan semakin tinggi kualitas produk yang
dihasilkan karena tenaga kerja merupakan faktor produksi yang sangat
penting dalam mempengaruhi tingkat pendapatan. Hal ini sesuai dengan
pendapat Mankiw bahwa tenaga kerja adalah waktu yang dihabiskan orang
untuk bekerja, faktor-faktor produksi yang digunakan sepenuhnya.10
Menurut UU pokok ketenagakerjaan No. 13 Tahun 2003, tenaga kerja
adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan
jasa atau barang baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun
masyarakat.11
Dalam hal ini Sumber Daya Manusia (SDM) mencerminkan
kualitas usaha yang diberikan seseorang dalam waktu tertentu dan
10
G. N. Mankkiw, Pengantar Ekonomi, Kedua (Jakarta: Erlangga 2003). 46 11
UU RI No. 13 Tahun 2003, Tentang Ketenagakerjaan Bab I Pasal 1.
6
menghasilkan barang dan jasa. Dan Sumber Daya Manusia (SDM) yang
menyangkut manusia yang mampu bekerja atau memberikan jasa usaha,
dimana kegiatan tersebut menghasilkan barang dan jasa untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat.12
Dalam surat At-Taubah ayat 105, sebagaimana Allah menyuruh kita untuk
bekerja.
م ت ن بك م ب م ك ئ ب ن ي ف ة بد ه الش و ب ي غ ال م ل ع ل ا ن و د ر ت س و ن ى ن م ؤ م ال و ه ل ى س ر و م ك ل م ع يللا ر ي س اف ى ل م اع ل ق و
501ن ى ل م ع ت
Artinya : Dan katakan : “Bekerjalah kamu, Maka Allah dan rasul-Nya
serta orang-prang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan
dikembalikan kepada (Allah) yang mengetahui akan yang ghaib dan yang
nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan”.
(At-Taubah(9):105) 13
Jam kerja merupakan waktu untuk melakukan pekerjaan dapat
dilaksanakan siang/malam hari. Merencanakan pekerjaan-pekerjaan yang
akan datang merupakan langkah-langkah memperbaiki pengurusan waktu.
Maka untuk memenuhi permintaan pasar, setiap industri atau perusahaan
perlu memperhatikan jam kerja demi mendapatkan hasil produksi yang sesuai
dengan rencana, sehingga dapat meningkatkan pendapatan.14
Secara umum pemerintahan Kabupaten Madiun berkedudukan dijalan
alon-alon Utara No.4 Madiun, Kelurahan Pangongangan, Kecamatan
Mangunharjo, Madiun. Luas untuk wilayah Kabupaten Madiun ini mencapai
12
Payaman J Simanjuntak,Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia (Jakarta: BPFE
UI, 1998),. 45. 13
Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya Q.S At- Taubah Ayat 105,
(Jakarta: PT. Kumudasmoro Grafindo Semarang, 1994). Hal. 115 14
Ahmad Su’ud, Pengembangan ekonomi Mikro, Nasional conference (Jakarta: Antonio,
2007), 132.
7
101.086 Ha terbagi dalam 15 kecamatan dan 8 Kelurahan dan 198 Desa.
Kabupaten Madiun mempunyai banyak potensi, diantaranya potensi
pertanian, potensi perkebunan, potensi peternakan dan perikanan, potensi
perhutanan, potensi industri dan potensi pariwisata.
Kabupaten Madiun sebagian besar wilayahnya hutan dan lahan pertanian
sehingga dinamika sebagai daerah agraris, yang merupakan penyangga
pangan (Beras) di Jawa Timur bagian Barat. Selain pertanian masyarakat
Kabupaten Madiun berinisiatif dalam mengelola potensi dan memanfaatkan
kesempatan yang ada dengan lahan dan tenaga kerja sendiri.15
Bidang
ekonomi merupakan penggerak utama pembangunan seiring dengan
pengembangan kualitas SDM. Oleh karena itu, pembangunan dibidang
pendidikan yang merupakan bagian dari peningkatan SDM memegang
peranan yang sangat penting.
Kabupaten Madiun mempunyai beberapa produk unggulan yang perlu
dikelola dan dikembangkan seperti produk jamu tradisional, kripik dan kue
kering, kripik buah, krupuk lempeng puli, sambel pecel Madiun, dan brem.
Dengan adanya produk unggulan, masyarakat Kabupaten Madiun dapat
mengentaskan pengangguran yaitu dengan bekerja untuk mengelola dan
mengembangkan usaha produk unggulan tersebut. Karena usaha tersebut
dapat menambah pendapatan daerah dan menjadi mata pencaharian
masyarakat sekitar dalam memenuhi kebutuhannya. Untuk meningkatkan
suatu usaha dalam menambah tingkat pendapatan individu dan masyarakat
15
Http//: Www. Profil Kabupaten Madiun Tahun 2019, Pukul 10:00 WIB
8
sekitar, penduduk di Kabupaten Madiun telah menciptakan suatu lapangan
pekerjaan untuk masyarakat sekitar, yaitu dengan mendirikan suatu usaha
industri brem yang juga termasuk produk unggulan dalam potensi yang
sangat besar dan juga memiliki strategi dalam memajukan roda perekonomian
daerah sekitar dan pemerintah. Maka dari itu Kabupaten Madiun terkenal
sebagai sentra industri brem, dimana hampir semua warga berprofesi sebagai
pengusaha brem. Dari masalah ini muncul suatu peluang untuk meningkatkan
pendapatan individu dan daerah yaitu melalui usaha brem.
Hasil wawancara dengan bu Narti selaku pemilik UD. Tongkat Mas,
bahwa brem merupakan produk unggulan yang pasarannya sangat besar dan
tinggi untuk membantu menambah pendapatan daerah karena dengan
pemasaran sampai ke luar jawa seperti Bali, Palembang dan Jambi membuat
pengusaha produk brem meningkatkan proses produksinya untuk mencapai
tujuan usaha tersebut. Pengusaha brem di Kabupaten Madiun berjumlah 57
unit usaha, masing-masing unit usaha mampu menghasilkan brem sekitar 50-
150 kg dengan dibantu oleh 5-10 karyawan.16
Menurut Atika pemilik UD. Atika Murni, usaha brem memiliki peluang
usaha yang besar dan dapat dikembangkan lebih pesat lagi. Namun terdapat
beberapa permasalahan seperti bahan produksi yang mulai terbatas dan sangat
mahal, sementara pendapatan yang diperoleh sangat kecil, dari beberapa
permasalahan yang ada mengakibatkan modal bertambah dari internal
perusahaan (Tabungan perusahaan) dan eksternal perusahaan (Pinjaman
16
Narti, Wawancara 20 April 2020
9
perusahaan lain dan lembaga non bank). Masyarakat di Kabupaten Madiun
tetap menggeluti usaha ini, bahkan beberapa orang menjadikan usaha tersebut
sebagai pendapatan utama, karena usaha ini merupakan usaha turun-temurun
masyarakat Kabupaten Madiun yang memiliki kualitas kerja tinggi. Akan
tetapi, pendapatan yang diperoleh perusahaan tidak sesuai dengan kinerja
karyawan. Penambahan jam kerja yang dilakukan oleh perusahaan menambah
beban resiko pada karyawan dan hasil produksi yang berdampak pada
kualitas produk. Hal ini mengakibatkan penjualan menurun sehingga
pendapatan tidak sesuai dengan penambahan jam kerja yang diberikan oleh
perusahaan.17
Dilihat dari Gambar 1.1 menunjukkan grafik hasil pendapatan usaha brem
di Kabupaten Madiun per bulan pada tahun 2019. Adapun gambar grafik
pendapatan dari usaha brem adalah sebagai berikut.
Sumber : Wawancara perusahaan (2019)
Gambar 1.1
Pendapatan Perusahan Industri Brem di Kabupaten Madiun pada
Tahun 2019
17
Atika, Wawancara 20 April 2020
0
20,000,000
40,000,000
60,000,000
80,000,000
100,000,000
PERBANDINGAN PENDAPATAN
UD TONGKAT MAS UD SULING GADING UD ATIKA MURNI
10
Gambar 1.1 merupakan hasil pendapatan dari tiga perusahaan industri
brem di Kabupaten Madiun pada Tahun 2019. Data ini dicatat oleh pengusaha
dalam bulanan dan dibuat untuk mengetahui perkembangan atas pendapatan
yang diperoleh dalam perusahaan industri brem tersebut. Berdasarkan gambar
tersebut dapat diketahui bahwa pendapatan perusahaan industri brem
mengalami penurunan pada bulan September ke bulan Oktober dari rata-rata
Rp. 40.000.000,00 ke Rp. 19.000.000,00 Pada bulan Juni 2019 penjualan
brem dari ketiga perusahaan mengalami peningkatan pendapatan
dibandingkan bulan yang lain. Karena pada bulan tersebut bertepatan dengan
bulan puasa ramadhan dan hari raya sehingga penambahan modal yang
dikeluarkan bertambah besar untuk memenuhi permintaan pasar. Setelah
mengalami kenaikan pada bulan Juni, proses produksi bulan Oktober yang
bertepatan pada musim hujan membuat hasil produksi menurun, sehingga
permintaan pasar yang tidak dapat terpenuhi dengan maksimal. Jadi gambar
tersebut dapat diketahui bahwa perusahaan industri brem mengalami
peningkatan walaupun tidak stabil.
Jumlah modal kerja yang dikeluarkan pada proses produksi rata-rata Rp.
10.000.000,00 keatas. Akan tetapi, tingkat pendapatan yang diperoleh tidak
sesuai dengan modal yang dikeluarkan untuk mencukupi kebutuhan sebagai
modal kerja yaitu untuk membeli bahan baku, menggaji karyawan, dan biaya
lain-lain.18
18
Iswahtus, Wawancara 20 April 2020
11
Jumlah tenaga kerja pada masing-masing perusahaan brem ini berbeda-
beda. Ada perusahaan yang memiliki tenaga kerja kurang dari 10 orang dan
ada juga yang lebih dari 10 orang. Pada setiap perusahaan dalam
pengrekrutan tenaga kerja berbeda-beda. Ada yang dari luar desa, luar
kecamatan dan masyarakat sekitar. Rata-rata pendapatan yang diperoleh
perusahaan tidak dibebankan pada sedikit banyaknya tenaga kerja yang
bekerja akan tetapi pada kualitas tenaga kerja dalam mengerjakan sebuah
pekerjaan.19
Ada salah satu perusahaan yaitu UD. Atika Murni dengan tenaga
kerja 5 orang tenaga kerja dapat memenuhi target dengan produksi 150 kg
bahan baku brem dalam sekali produksi tanpa lembur dan tampa menambah
tenaga kerja lain.
Jam kerja yang dibutuhkan ketiga perusahaan rata-rata semua
menggunakan waktu bekerja hanya 8 jam kerja yang dimulai dari jam 07:00
sampai jam 15:00 WIB. Akan tetapi, apabila perusahaan mendapati pesanan
yang banyak akan diadakan jam lembur untuk produksi dan pada saat musim
hujan datang harus menggunakan waktu liburnya karena dalam proses
pembuatan brem ada proses fermentasi yang membutuhkan waktu lama untuk
mendapatkan hasil yang baik20
. Jadi, tenaga kerja menggunakan waktu
liburnya untuk produksi brem dengan pesanan yang ada tanpa memikirkan
resiko yang dihadapi tenaga kerja. Masalah yang sering terjadi akan adanya
19
Narti, Wawancara 20 April 2020 20
Atika, Wawancara 20 April 2020
12
hal tersebut adalah terlambatnya proses pendistribusian yang akan
berpengaruh pada tingkat pendapatan perusahaan.21
Hal ini menjadikan peneliti tertarik untuk mengetahui dan memecahkan
masalah, apakah modal kerja, tenaga kerja, dan jam kerja berpengaruh
terhadap pendapatan industri brem. sehingga berdasarkan uraian tersebut
penulis mengangkat judul Pengaruh Modal Kerja, Tenaga Kerja, dan Jam
Kerja Terhadap Pendapatan Industri Brem Di Kabupaten Madiun.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah modal kerja berpegaruh secara parsial terhadap pendapatan
industri brem di Kabupaten Madiun?
2. Apakah tenaga kerja berpengaruh secara parsial terhadap pendapatan
industri brem di Kabupaten Madiun?
3. Apakah jam kerja berpengaruh secara parsial terhadap pendapatan
industri brem di Kabupaten Madiun?
4. Apakah modal kerja, tenaga kerja, dan jam kerja berpengaruh secara
simultan terhadap pendapatan industri brem di Kabupaten Madiun?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas tujuan penelitian yang ingin dicapai
sebagai berikut:
21
Atika, Wawancara 20 April 2020
13
1. Untuk mengetahui pengaruh modal kerja terhadap pendapatan industri
brem di Kabupaten Madiun
2. Untuk mengetahui pengaruh tenaga kerja terhadap pendapatan industri
brem di Kabupaten Madiun
3. Untuk mengetahui pengaruh jam kerja terhadap pendapatan industri brem
di Kabupaten Madiun
4. Untuk mengetahui pengaruh modal kerja, tenaga kerja, dan jam kerja
secara simulta terhadap pendapatan industri brem di Kabupaten Madiun.
D. Manfaat Penelitian
1. Secara Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan berguna bagi pustakawan.
Kedepannya peneliti juga berharap penelitian ini memberikan manfaat
bagi para akademis dan dapat dijadikan sebagai bahan studi lanjut. Teori
yang digunakan dalam penelitian ini berbeda dengan penelitian yang
terdahulu. Dalam penelitian ini menggunakan teori Basu Swastha untuk
meningkatkan pendapatan yang sesuai dengan modal yang dikeluarkan.
Harapannya, hasil penelitian ini dapat dijadikan rujukan untuk penelitian
serupa dengan teori yang hampir mirip. Dan teori yang digunakan diteori
ini berbeda dengan teori penelitian yang sebenarnya.
2. Secara Praktis
a. Bagi Institut Agama Islam Negeri Ponorogo
Penelitian ini dapat menambah pengetahuan mahasiswa IAIN
Ponorogo sehingga dapat digunakan sebagai sasaran acuan dalam
14
meningkatkan dan menambah wawasan serta untuk bahan referensi
dalam melakukan penelitian yang akan datang tentang modal kerja,
tenaga kerja, dan jam kerja terhadap pendapatan perusahaan industri
kecil.
b. Bagi perusahaaan industri
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan solusi atas
permasalahan yang ada dan dapat dijadikan sebagai kebijakan dalam
mengatur modal kerja, tenaga kerja dan jam kerja untuk meningkatkan
pendapatan perusahaan.
c. Bagi peneliti
Penelitian ini bermanfaat dalam menambah pengetahuan dan
pengalaman dalam menerapkan ilmu yang ada dalam teori dan ilmu
yang didapat sewaktu perkuliahan sehingga dapat menjadi pedoman
dalam diri peneliti untuk dapat menerapkan kedalam dunia kerja nyata
kedepannya.
E. Sistematika Penulisan
Untuk lebih mempermudah dan dapat memberikan gambaran yang jelas
tentang penelitian ini, maka pembahasan dilakukan secara sistematik dan
komprehensif, yakni sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
Pada bab ini mencakup latar belakang masalah untuk memaparkan
permasalahan akademik yang dibahas, kemudian dirumuskan dalam bentuk
15
rumusan masalah, penjelasan mengenai tujuan penelitian, manfaat penelitian,
dan sistematika penulisan.
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini menjelaskan mengenai landasan teori, kemudian memaparkan
beberapa penelitian terdahulu, selanjutnya mengemukakan kerangka
pemikiran dari peneliti untuk memetakan penelitian, serta menjelaskan
hipotesis penelitian.
BAB III : METODE PENELITIAN
Meliputi jenis dan pendekatan penelitian yang digunakan dalam
penelitian; lokasi dan periode penelitian memuat tempat dan waktu
penelitian; rancangan penelitian yang menjelaskan secara umum metode
penelitian yang digunakan; variabel penelitian dan definisi operasional dari
setiap variabel; populasi dan sampel yang digunakan; validitas dan reliabilitas
instrumen dalam pengecekan keabsahan penelitian; metode pengumpulan
data berupa instrumen-instrumen yang digunakan untuk menganalisis dan
membaca hasil pengolahan data.
BAB IV : PEMBAHASAN DAN ANALISIS DATA
Mencakup pemaparan data-data yang diperoleh dari lapangan berupa
gambaran umum obyek penelitian, analisis data, pengujian hipotesis, dan
kemudian dilakukan pembahasan terkait hasil pengujian yang telah dilakukan
dengan mendeskripsikan data yang ada.
16
BAB V: PENUTUP
Dalam bab ini terdiri dari penarikan kesimpulan dari hasil penelitian
yang dilakukan serta saran-saran.
17
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Deskripsi Teori
1. Pendapatan
a. Pengertian pendapatan
Pendapatan merupakan jumlah yang dibebankan kepada
langganan atas barang dan jasa yang dijual, dan merupakan unsur
yang paling penting dalam sebuah perusahaan, karena pendapatan
akan menentukan maju mundurnya suatu perusahaan. Oleh karena
itu perusahaan harus berusaha semaksimal mungkin untuk
memperoleh pendapatan yang diharapkannya. Pendapatan pada
dasarnya diperoleh dari hasil penjualan produk atau jasa yang
diberikan.1 Dalam bisnis, pendapatan adalah jumlah uang yang
diterima oleh perusahaan dari aktivitasnya, kebanyakan dari
penjualan produk atau jasa kepada pelanggan.2
Pendapatan merupakan penerimaan bersih seseorang, baik
berupa uang kontan maupun natura. Pendapatan atau juga disebut
income dari warga masyarakat dalam transaksi jual-beli.
Pendapatan diperoleh apabila terjadi transaksi antar pedagang dan
pembeli dalam satu kesepakatan bersama.3
1 Gestry Romaito Butarbutar, “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan
Usaha industri Makanan Khas di Kota Tebing Tinggi,” JOM Fekon, Vol.4 No. 1 (Februari 2017),
623. 2 Dr. Bachrudin Sjaroni, Ekonomi Mikro (Yogyakarta: CV BUDI UTAMA, 2012),. 111.
3 Ifany Damayanti, “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Pedagang
Di Pasar Gede Kota Surakarta,” Skripsi (Surakarta: UNS Surakarta, 2011), 14.
18
Definisi pendapatan menurut ilmu ekonomi menutup
kemungkinan perubahan penilaian yang bukan diakibatkan
perubahan modal dan hutang.4 Maka pendapatan dihasilkan dari
usaha seseorang sebagai ganti jerih payah atas usaha yang
dikerjakan, sedangkan pendapatan industri diperoleh karena telah
mengorganisasikan seluruh faktor produksi yang dikelolanya.5
Pendapatan menurut PSAK No. 23 paragraf 06 Ikatan
Akuntan Indonesia (2010; 23. 2), pendapatan adalah arus kas
masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktifitas
normal perusahaan selama suatu periode bila arus masuk tersebut
mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi
penanaman modal. Dari uraian diatasa dapat disimpulkan bahwa
pendapatan adalah hasil yang diperoleh perusahaan dalam
mengahasilkan produk yang baik dengan pengeluaran yang
digunakan. Oleh karena itu, pendapatan yang diteliti yaitu
pendapatan pada periode tahun 2019 dengan rincian pendapatan
perbulan.
b. Jenis-Jenis Pendapatan
Menurut Raharja pendapatan dibagi dalam dua bentuk yaitu:
1) Pendapatan ekonomi
Pendapatan ekonomi adalah sejumlah uang yang dapat
digunakan oleh keluarga dalam satu periode tertentu untuk
4 Sadono Sukirno, Mikro Ekonomi Pengantar, (Jakarta: Rajawali Press, 2013), 351.
5 Ibid,. 624
19
membelanjakan diri tanpa mengurangi atau menambah asset
netto (net asset), termasuk dalam pendapatan ekonomi,
termasuk upah gaji, pedapatan bunga deposito, penghasilan
transfer dari pemerintah, dan lain-lain.
2) Pendapatan uang
Pendapatan uang adalah sejumlah uag yang diterima keluarga
pada periode tertentu sebagai balas jasa atau faktor produksi
yang diberikan karena tidak memperhitungkan pendapatan
bahkan kan (non kas), terutama penghasilan transfer
cakupannya lebih sempit dari pendapatan ekonomi.6
Jenis pendapatan menurut cara perolehannya, yaitu:
Pendapatan kotor, pendapatan yang diperoleh sebelum dikurangi
pengeluaran lain dan pendapatan bersih, pendapatan yang
diperoleh setelah dikurangi pengeluaran dan biaya lain.7
c. Indikator Pendapatan
Terdapat tiga indikator pendapatan yaitu:
1) Rata-rata pendapatan perhari
2) Dengan keuntungan maksimal kesejahteraan akan ikut
meningkat
3) Pendapatan akan memenuhi kebutuhan keluarga8
6Raharja, Teori Ekonomi Mikro, (Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia,2002),
267. 7 Ibid., 268. 8 Wiji Hastuti, “Pengaruh Modal, dan Jam Kerja Terhadap Pendapatan Petani Nira di
Desa Purbosari Kecamatan Seluma Barat Kabupaten Seluma,” Skripsi (Bengkulu: IAIN Bengkulu,
2019), 20.
20
d. Faktor yang mempengaruhi pendapatan
Menurut Swastha, terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi
pendapatan dari kegiatan penjualan antara lain:
1) Kondisi dan kemampuan pedagang
Transaksi jual beli atau pemindahan hak milik secara
komersial atas barang dan jasa itu pada prinsipnya melibatkan
dua pihak, yaitu penjual sebagai pihak pertama dan pembeli
sebagi pihak kedua. Disini penjual harus dapat menyakinkan
kepada pembelinya agar dapat berhasil mencapai sasaran
penjualan yang diharapkan.
Untuk maksud tersebut penjual harus memahami beberapa
masalah penting yang sangat berkaitan, yakni:
(a) Jenis dan karakteristik barang yang ditawarkan
(b) Harga produk
(c) Syarat penjualan : pembayaran, pengahantaran, pelayanan
purna jual, garansi dan sebagainya
Masalah-masalah tersebut biasanya menjadi pusat perhatian
pembeli sebelum melakukan pembelian. Selain itu, manajer
perlu memperhatikan jumlah serta sifat-sifat tenaga penjualan
yang akan dipakai. Dengan tenaga kerja penjualan yang baik
dapatlah dihindari timbulya kemungkinan rasa kecewa pada
para pembel dalam pembeliannya.9
9 Basu Swastha, Manajemen Penjualan (Yogyakarta: BPFE, 2001), 129.
21
2) Kondisi pasar
Pasar sebagai kelompok pembeli atau pihak yang menjadi
sasaran dalam penjualan, dapat pula mempengaruhi kegiatan
penjualannya. Adapun faktor-faktor kondisi pasar yang perlu
diperhatikan adalah
(a) Jenis pasarnya, apakah pasar konsumen, pasar industri,
pasar penjual, pasar pemerintah atau pasar internasional
(b) Kelompok pembeli atau segmen pasar
(c) Daya belinya
(d) Frekuensi pembeliannya
(e) Keinginan dan kebutuhannya
3) Modal
Akan lebih sulit penjual untuk menjual barangnya apabila
barang yang dijual tersebut belum dikenal oleh calon pembeli
atau lokasi pembeli jauh dari tempat penjual. Dalam keadaan
seperti ini, penjual harus memperkenalkan dulu atau membawa
barangnya ke tempat pembeli. Untuk melaksanakan maksud
tersebut diperlukan adanya sarana serta usaha, seperti: alat
transportasi, tempat peragaan baik didalam perusahaan
maupun di luar perusahaan, usaha promosi dan sebagainnya.
Semua ini dapat dilakukan apabila penjual memiliki seumlah
modal yang diperlukan untuk semua itu.
4) Kondisi organisasi usaha
22
Semakin besar suatu usaha akan memiliki frekuensi
penjualan yang semakin tinggi hingga keuntungan akan
semakin besar dibandingkan dengan usaha yang lebih kecil.
5) Faktor lain
Fator lain yang mempengaruhi usaha berkaitan dengan
periklanan dan kemasan produk, jenis dagangan, umur, dan
jam kerja juga dapat mempengaruhi pendapatan.10
Adapun faktor yang mempengaruhi pendapatan menurut
Sumarsono (2013) dalam jurnal Komang Widya Nakaya, apabila
banyak produk yang terjual dengan demikian pengusaha akan
meningkatkan jumlah produksinya. Meningkatkan jumlah produksi
akan mengakibatkan meningkatnya tenaga kerja yang dibutuhkan
sehingga dengan demikian pendapatan juga akan meningkat.11
2. Modal Kerja
a. Pengertian Modal Kerja
Menurut Bambang Riyanto, modal kerja adalah sejumlah
dana yang tertanam dalam aktiva lancar berupa kas, piutang dan
persediaan. Dan yang tertanam dalam aktiva lancar akan
mengalami perputaran dalam waktu yang pendek. Dengan
demikian, modal kerja menurut konsep ini adalah keseluruhan dari
10
Basu Swastha, Manajemen Penjualan (Yogyakarta: BPFE, 2001), 130. 11
Komang Widya Nakaya, “Pengaruh Modal, Tenaga Kerja dan Bahan Baku terhadap
Pendapatan Pengusaha Industri Sanggah di Kecamatan Mengwi,” E-Jurnal Ekonomi dan Bisnis
Universitas Udayana 7.8 (2018), 1934.
23
jumlah aktiva lancar. Modal kerja dalam pengertian ini adalah
modal kerja bruto (gross working capital).12
Modal kerja (working capital) adalah modal yang
dibutuhkan untuk pembelian atau pembuatan produk atau jasa.
Modal kerja biasanya dipakai untuk membeli bahan baku untuk
memenuhi permintaan konsumen. Tanpa modal kerja kita tidak
akan dapat menggerakkan usaha. Modal kerja dapat diminimalkan
melalui kerja sama dengan distrubutor bahan baku, misalnya
dimana pembayara dilakukan setiap hari, minggu atau akhir
bulan.13
Modal kerja merupakan modal yang digunakan untuk
membiayai operasional perusahaan sehari-hari, terutama yang
memiliki jangka waktu pendek. Modal kerja juga diartikan
seluruh aktiva lancar yang dimiliki suat perusahaan atau setelah
aktiva lancar dikurangi dengan utang lancar.14
Dan modal kerja
juga merupakan investasi sebuah perusahaan pada aset-aset jangka
pendek cash, surat berharga, inventory dan piutang. Manurut
Siegel dan Shim working capital merupakan suaatu format dari
likuiditas perusahaan.15
12 Prof. Dr. H. Mohammad Najib, Manajemen Keuangan (Bandung: CV PUSTAKA
SETIA, 2015),. 194 13
Dr. Sudaryono, Pengantar Bisnis Teori dan contoh kasus (Yogyakarta: CV ANDI
OFFSET, 2015),. 153 14
Kasmir, Pengantar Manajemen Keuangan: Edisi Kedua (Jakarta: Kencana, 2009),. 212 15
Kariyoto, Manajemen Keuangan konsep dan implementasi (Malang: UB Press, 2018),.
135
24
Sedangkan manajemen modal kerja merupakan suatu
pengolahan investasi perusahaan dalam aset jangka pendek
(current assets). Artinya bagaimana mengelola investasi dalam
aktiva lancar perusahaan. Manajemen modal kerja melibatkan
sebagian besar jumlah aset perusahaan. Bahkan terkadang bagi
perusahaan tertentu jumlah lebih aktiva lancar lebih dari setengah
jumlah investasinya tertanam didalam perusahaan.16
Dalam manajemen modal kerja terdapat beberapa konsep
modal kerja yang sering digunakan. Konsep modal kerja
menggambarkan dana yang ditanamkan pada pos-pos tertentu
(dalam aktiva lancar) yang diputarkan terus-menerus agar operasi
pokok perusahaan dapat terus berjalan sesuai dengan kebijakan
yang telah ditetapkan manajemen perusahaan. Secara umum
konsep modal kerja dibagi menjadi tiga macam yaitu:17
1) Konsep Kuantitatif
2) Konsep Kualitatif
3) Konsep Fungsional
Konsep kuantitatif, menyebutkan bahwa modal kerja adalah
seluruh aktiva lancar. Dalam konsep ini yang perlu mendapat
perhatian adalah bagaimana mencukupi kebutuhan dana untuk
membiayai operasi perusahaan dalam jangka pendek. Konsep ini
sering disebut dengan modal kerja kotor (gross working capital).
16 Kasmir, Pengantar Manajemen Keuangan: Edisi Kedua (Jakarta: Kencana, 2009),. 213 17 Kasmir, Pengantar Manajemen Keuangan… Hal 213
25
Konsep kualitatif, merupakan konsep yang menitikberatkan
kepada kualitas modal kerja. Dalm konsep ini adalah melihat
selisih antara jumlah aktiva lancar dengan kewajiban lancar.
Konsep ini disebut modal kerja bersih atau (net working capital).
Keuntungan konsep ini adalah terlihatnya tingkat likuiditas
perusahaan. Aktiva lancar yang lebih besar dari kewajiban lancar
menunjukkan kepercayaan para kreditor kepada pihak perusahaan,
sehingga kelangsungan operasi perusahaan akan lebih terjamin
dengan dana dari kreditor.18
Konsep fungsional, menekankan kepada fungsi dana yang
dimiliki perusahaan dalam memperoleh laba. Artinya, sejumlah
dana yang dimiliki dan digunakan perusahaan untuk
meningkatkan laba perusahaan. Makin banyak dana yang
digunakan sebagai modal kerja seharusnya dapat meningkatkan
perolehan laba, demikian pula sebaliknya, jika dana yang
digunakan sedikit, amak laba pun akan menurun. Akan tetapi
dalam kenyataannya terkadang kejadiannya tidak selalu
demikian.19
Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa modal kerja
adalah harta yang dimiliki perusahaan yang yang digunakan untuk
menjalankan kegiatan usaha atau membiayai operasional
18 Kasmir, Pengantar Manajemen Keuangan: Edisi Kedua (Jakarta: Kencana, 2009),. 213 19 Kasmir, Pengantar Manajemen Keuangan….. hal 214
26
perusahaan tanpa mengorbankan aktiva yang lain dengan tujuan
memperoleh laba yang optimal.
b. Unsur-unsur modal kerja
Faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah modal kerja sebagai
berikut20
1) Sifat/jenis perusahaan
Didarkan pada kebutuhan modal kerja pada perusahaan
kepentingan umum (seperti perusahaan gas, telepon, air
minum dan sebagainya) adalah relatif rendah, oleh karena
persediaan dan piutang dalam persediaan tersebut cepat beralih
menjadi uang. Sedangkan pada perusahaan industri
memerlukan modal kerja yang cukup besar yakni untuk
melakukan investasi dalam bahan baku, barang dalam proses
dan barang jadi. Fluktuasi dalam pendapatan bersih pada
perusahaan jasa juga relatif kecil bila dibandingkan dengan
perusahaan industri dan keuangan.
2) Waktu yang diperlukan
Untuk memproduksi dan memperoleh barang yang akan dijual
dan harga satuan barang yang besangkutan. Adanya hubungan
langsung antara jumlah modal kerja dan jangka waktu yang
diperlukan untuk memproduksi barang itu dujual kepada para
pembeli.
20 Dr. Ir. Agus Zainal Arifin, Manajemen Keuangan, (Yogyakarta: Zahir Publishing,
2018),. 3
27
3) Cara/syarat pembelian dan penjualan
Kebutuhan modal kerja dari suatu perusahaan dipengaruhi
oleh syarat-syarat pembelian dan penjualan. Makin banyak
diperoleh syarat kredit yang lunak untuk membeli barang dari
pemasok, maka lebih kurang/sedikit uang yang perlu
ditanamkan dalam persediaan.
4) Tingkat perputaran persediaan
Tingkat perputaran persediaan, seperti makin banyak kali
suatu persediaan dijual dan diganti kembali (perputaran
persediaan) maka makin kecil modal kerja yang diperlukan.
Pengendalian persediaan yang efektif diperlukan untuk
memelihara jumlah, jenis dan kualitas barang yang sesuai dan
untuk mengatur investasi dalam persediaan.
5) Tingkat perputaran piutang
Kebutuhan modal kerja tergantung dari jangka waktu yang
diperlukan untuk menagih piutang. Makin sedikit waktu yang
diperlukan untuk menagih piutang, makin sedikit modal kerja
diperlukan. Pengendalian piutang secara efektif dapat
dilaksanakan dengan mengatur kebijkaan mengenai pemberian
kredit, syarat penjualan, ditetapkannya kredit maksimum bagi
para pembeli dan cara penagihan.
6) Siklus usaha
28
Siklus usaha (konjungtur, dalam usaha “prosperity”
konjungtur tinggi) aktivitas perusahaan diperluas dan ad
kecenderungan bagi perusahaan untuk membeli barang
mendahului kebutuhan agar dapat memanfaatkan harga rendah
dan untuk memastikan diri akan adanya persediaan yang
cukup.
7) Resiko kemungkinan penurunan harga aktiva lancar
Suatu penurunan harga dibandingkan dengan nilai buku dari
aktiva lanar seperti surat berharga, persediaan, piutang maka
mengakibatkan penurunan modal kerja. Sehubungan dengan
mikn besar resiko kerugian semacam itu makin besar moal
kerja yang diperlukan.
8) Musim
Apabila perusahan tidak terpengaruh oleh musim maka
penjualan tiap bulan rata-rata sama. Tetapi dalam hal ada
musim, maka terdapat perbedaan didalam musim maka terjadi
aktivitas yang besar, sedangkan diluar musim aktivitas adalah
rendah. Perusahaan yang mengalami musim memerlukan
sejumlah modal kerja yang maksimum untuk jangka relatif
pendek.21
c. Sumber modal kerja
21
Dr. Ir. Agus Zainal Arifin, Manajemen Keuangan, (Yogyakarta: Zahir Publishing,
2018),. 7
29
Pada umumnya sumber modal kerja suatu perusahaan dapat
berasal dari berikut ini:
1) Hasil operasi perusahaan
Merupakan jumlah net income yang tampak dalam laporan
perhitungan rugi laba ditambah debgan depresiasi dan
amortisasi.
2) Keuntungan dari penjualan surat-surat berharga (investaris
jangka pendek)
Terjadinya perubahan dalam unsur modal kerja, yaitu dari
bentuk surat berharga berubah menjadi uang kas. Keutungan
yang diperoleh akan menambah modal kerja, dan sebaliknya
apabila terjadi kerugian maka modal kerja akan berkurang.
3) Penjualan aktiva tidak lancar
Perubahan dari aktiva ini akan menjadi kas atau piutang yang
menyebabkan bertambahnya modal kerja sebesar dari hasil
penjualan tersebut
4) Penjualan saham atau obligasi
Modal kerja akan bertambah jika aktiva lancar bertambah yang
diimbangi dengan perubahan dalam sektor atau pos tidak
lancar (non current account).22
d. Jenis-jenis modal kerja
22 Prof. Dr. H. Mohammad Najib, Manajemen Keuangan (Bandung: CV PUSTAKA
SETIA, 2015),. 201
30
W.B Taylor menggolongkan jenis-jenis modal kerja sebagi
berikut:
1) Modal Kerja Permanen
Modal kerja permanen yaitu modal kerja yang harus selalu
ada diperusahaan. Dengan kata lain, jumlah modal kerja harus
tetap ada agar berfungsi sebagaimana mestinya. Selain itu,
modal kerja secara terus menerus selalu diperlukan untuk
kelancaran usaha dalam suatu periode akuntansi. Modal Kerja
permanen dibagi menjadi dua, yaitu.
a) Modal kerja primer yaitu sejumlah modal minimum yang
harus ada diperusahaan untuk menjamin kelangsungan
kegiatan usahanya.
b) Modal kerja normal yaitu sejumlah modal kerja yang
digunakan untuk menyelenggarakan luas produksi yang
normal.
2) Modal Kerja Variabel
Modal kerja variabel Adalah modal kerja yang berubah-ubah
sesuai dengan perolehan keadaan dalam suatu periode. Modal
kerja ini dibagi menjadi tiga, yaitu sebagai berikut:
a) Modal kerja musiman (modal yang besarnya berubah-ubah
disebabkan musim)
31
b) Modal kerja siklus (modal yang besarnya berubah-ubah
disebabkan karena fluktuasi kontinuitas produk)
c) Modal kerja darurat (modal yang besarnya berubah-ubah
dan penyebabnya tidak diketahui sebelumnya. Misalnya,
kebakaran, kebanjiran, gempa bumi, mogok dan
sebagainya).23
e. Komponen-komponen modal kerja
1) Kas
Kas adalah nilai uang kontan yang ada diperusahaan untuk
membelanjai seluruh kegiatan operasi perusahaan sehari-hari.
2) Surat berharga
Kriteria yang harus ddiperhatikan oleh perusahaan dalam
memilih surat berharga adalah:
a) Default risk, yaitu risiko dikarenakan peminjaman tidak
dapat membayar bunga dan pokok pinjaman
b) Liquidity riks, yaitu risiki dikarenakan surat berharga atau
aset tidak dapat dijual dengan harga yang wajar
c) Interest rate risk, yaitu risiko yang disebabkan oleh
fluktuasi tingkat bunga sehingga return yang diperoleh
berubah
d) Return risk, yaitu tingkat keuntungan yang diharapkan dari
adanya surat berharga
23
Prof. Dr. H. Mohammad Najib, Manajemen Keuangan (Bandung: CV PUSTAKA
SETIA, 2015),. 196.
32
3) Piutang
Adalah kekayaan atau aktiva perusahaan yang timbul sebagai
adanya politik penjualan kredit.
4) Persediaan (Inventory)
Merupakan bagian utama dari modal kerja yang setiap saat
mengalami perubahan
5) Utang lancar dan lain-lain
Pengembangan modal kerja yang baik dan menguntungkan
akan memperlancar pembayaran utang24
f. Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan modal kerja
1) Volume penjualan. Perusahaan memerlukan modal kerja untuk
menjalankan aktivitas dan puncak aktivitas tersebut adalah
aktivitas penjualan. Dengan demikian, pada tingkat penjualan
tinggi diperlukan modal kerja relatif tinggi, begitu juga
sebaliknya.
2) Faktor-faktor musiman. Pergantian musim dapat
mempengaruhi besar kecilnya tingkat penjualan. Demikian
pula dengan perekonomian.
3) Perubahan dalam teknologi, dapat memengaruhi proses
produksi menjadi lebih cepat dan lebih ekonomis sehingga
mengurangi besar kebutuhan akan modal kerja. Akan tetapi,
dengan perkembangan teknologi, perusahaan perlu
24
Ibid,. 198
33
mengimbangi dengan membeli alat-alat investasi baru
sehingga memerlukan modal kerja yang relatif besar.
4) Kebijakan perusahaan, meliputi:
a) Politik penjualan kredit, panjang pendeknya piutang akan
memengaruhi besar kecilnya modal kerja dalam suatu
periode.
b) Politik penentuan persediaan, jika persediaan ditentukan
tinggi, modal kerja akan tinggi. Demikian pula sebaliknya.
5) Besarnya perusahaan, baik dalam ukuran aktiva maupun dalam
ukuran penjualannya akan mempengaruhi tingkat kebutuhan
akan modal kerja.
6) Kegiatan perusahaan, jenis kegiatan perusahaan akan
memengaruhi besar modal kerja. Untuk perusahaan dagang,
jumlah aktiva lancar akan lebih besar dibandingkan dengan
aktiva lancar yang dimiliki oleh perusahaan manufakturing.
7) Tersedianya kredit. Perusahaan yang mempengaruhi kredit
yang tersedia setiap saat dari bank dapat bekerja dengan
tingkat modal kerja yang lebih rendah dibandingkan dengan
yang tidak memiliki fasilitas kredit.
8) Perilaku menghadapi keuntungan, setiap dana memerlukan
biaya modal kerja yang besar dapat mengurangi laba
perusahaan.
34
9) Perilaku menghadapi risiko, semakin besar modal kerja,
terutama uang kas dan alat-alat lancar, semakin kecil risiko
tidak likuiditasnya perusahaan.25
3. Tenaga Kerja
a. Pengertian tenaga kerja
Tenaga kerja adalah manusia yang bekerja di lingkungan
suatu organisasi yang mempunyai potensi, baik dalam wujud
potensi nyata fisik, sebagai penggerak utama dalam mewujudkan
eksistensi dan tujuan organisasi. Tenaga kerja disebut juga sebagai
sumber daya manusia, personil, pekerja, pegawai atau karyawan.26
Tenaga kerja adalah daya manusia untuk melakukan
pekerjaan. Pengertian umum tersebut sesuai dengan pengertian
tenaga kerja yang dimuat dalam Undang-Undang Pokok
Ketenagakerjaan No. 13 Tahun 2003, yaitu “Setiap orang yang
mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan jasa atau barang
baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun masyarakat”27
Tenaga kerja terdiri dari waktu yang dipergunakan oleh
manusia dalam produksi seperti, bekerja dipabrik kendaraan,
mengolah tanah, mangajar disekolah, atau memasak telur dadar,
dan sebagainya. Beribu macam pekerjaan dan tugas dalam
berbagai tingkatan keahlian, dilakukan oleh tenaga kerja. Karena
25
Ibid,. 204 26
Meldona, Siswanto, Perencanaan Tenaga Kerja Tinjauan Integratif, (Malang : UIN –
MALIKI PRESS, 2012),. 3 27
UU RI No.13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan Bab I Pasal 1.
35
itu, tenaga kerja merupakan input/faktor produksi paling umum
sekaligus paling penting bagi suatu perekonomian industri maju.28
b. Sumber tenaga kerja
1) Sumber internal (dari dalam organisasi)
Rekrutmen tenaga kerja dari sumber internal artinya
mengisi kekosongan jabatan dari dalam organisasi atau
perusahaan itu sendiri. Suatu pertimbangan yang sering
dikemukakan adalah perhatian terlebih dahulu ditujukan
kepada orang dalam. Inilah yang sering disebut dengan “ the
promotion from within”, yang berarti kesempatan untuk
meningkatkan kemampuan dan prestasi mereka masing-
masing dijabatan yang baru atas dasar prestasi sebelumnya
yang sudah ditunjukkan. Keadaan inilah yang memungkinkan
terciptanya “the right man on the right place”. Selain itu,
biaya yang dikeluarkan relatif murah. Hanya saja terdapat
kelemahan, yakni kesulitan yang dapat timbul dalam
menentukan dan memilih karyawan yang akan dipilih. Dasar
kriteria apa yang akan digunakan? Jasa, senioritas, prestasi
atau yang lainya.?29
2) Sumber eksternal (dari luar organsasi)
28 Paul A. Samuelson, Makro Ekonomi (jakarta: ERLANGGA, 1992). 23 29
Dr. H. Burhanuddin yusuf, Manajemen Sumber Daya Manusia di Lembaga Keuangan
Syariah (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2015),. 99
36
Jika sumber dari dalam belum cukup atausudah tidak mungkin
lagi, langkah lain untuk menarik tenaga kerja adalah dari
sumber di luar organisasi atau perusahaan. Tentu saja tenaga
kerja tersebut harus memenuhi persyaratan yang telah
ditentukan. Sumber-sumber tenaga kerja dari luar organisasi
yang dapat dimanfaatkan antara lain:
a) Teman atau anggota keluarga karyawan
Suatu rekomendasi tertentu dari karyawan dalam
organisasi atau perusahaan yang bersangkutan pada
dasarnya merupakan screening pendahuluan.
b) Lamaran yang masuk secara kebetulan
Dapat pula terjadi, perusahaan atau belum mengumumkan
suatu lowongan pekerjaan, tetapi ada lamaran yang datang.
c) Lembaga pendidikan
Lulusan suatu lembaga pendidikan merupakan tenaga-
tenaga yang dapat dimanfaatkan untuk mengisi lowongan
jabatan. Lowongan tersebut diisi oleh mereka yang
memenuhi persyaratan pedidikannya.30
d) Badan-badan penempatan kerja
(1) Badan pencari tenaga kerja yang dibentuk bersama
oleh dua atau lebih perusahaan yang membutuhkan
tenaga kerja untuk perusahaan itu sendiri
30
Dr. H. Burhanuddin yusuf, Manajemen Sumber Daya Manusia di Lembaga Keuangan
Syariah (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2015),. 100
37
(2) Badan swasta yang khusus didirikan untuk mencari
tenaga kerja
(3) Jawatan kantor tenaga atau suatu badan pemerintah
yang khusus didirikan untuk bertugas mencari tenaga
kerja.
e) Iklan/advertensi
Penggunaan iklan/advertensi dalam mencari tenaga kerja
yang dibutuhkan oleh suatu organisasi banyak dilakukan
dalam praktiknya. Penarikan tenaga kerja melalui iklan
meruapakan hal yang umum dilaksanakan diberbagai
negara atau dimanapun terjadi kebutuhan tenaga kerja.
f) Sumber-sumber lain
(1) Lingkungan pertanian (pada musim paceklik)
(2) Imigran/urbanisasi (dari luar negeri atau dari desa ke
kota)
(3) Organisasi-organisasi tertentu (organisasi buruh,
veteran)31
c. Pengukuran tenaga kerja
Ukuran tenaga kerja memberikan data dasar yang
memungkinkan bisnis mengukur karakteristik utama karyawan.
Ukuraan tenaga kerja dapat difokuskan pada aspek yang
mempengaruhi kinerja bisnis dan menunjukkan arah strategi SDM
31
Dr. H. Burhanuddin yusuf, Manajemen Sumber Daya Manusia di Lembaga Keuangan
Syariah (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2015),. 102
38
dan kebijakan perlu dikembangkan untuk meningkatkan nilai
yambah yang didapat dari human capital organisasi. Tugas dan
fungsi SDM adalah mengidentifikasi ukuran yang paling baik
digunakan. Selain itu, fungsi SDM juga harus dapat
mengumpulkan dan menyajikan data akurat yang menunjukkan
situasi saat ini dan tren mendatang.
Yang perlu diperhatikan adalah departemen SDM tidak
sekedar mengumpulkan informasi karena informasi tersebut
tersedia. Fungsi SDM harus menentukan tujuan terlebih dahulu.
Maka dari itu perusahaan dapat mengambil kebijakan untuk
mempertahankan dan membuat program pengembangan staf.32
d. Permintaan tenaga kerja
Permintaan adalah suatu hubungan antara harga dan
kuantitas. Sehubungan dengan tenaga kerja, permintaan adalah
hubungan antara tingkat upah dan kuantitas yang dikehendaki oleh
perusahaan. Permintaan tenaga kerja merupakan permintaan
turunan, dalam arti perusahan menyewa tenaga kerja bukan untuk
dikonsumsi secara langsung akan tetapi menggunakan tenaga
kerja tadi untuk memproduksi barang untuk dijual. Jadi
permintaan tenaga kerja diturunkan dari permintaan akan barang.
Aris Ananta menyatakan bahwa permintaan tenaga kerja
merupakan daftar berbagai alternatif kombinasi tenaga kerja
32
Angela Baron dan Michael Armstrong, Human Capital Manajemen (Jakarta: PPM,
2013),. 180.
39
dengan input lainnya yang tersedia yang berhubungan dengan
tingkat upah.33
e. Kesempatan kerja
Kesempatan kerja adalah banyaknya orang yang dapat
tertampung untuk bekerja pada suatu perusahaan atau instansi.
Kesempatan kerja ini akan menampung semua tenaga kerja yang
tersedia apabila lapangan pekerjaan mencukupi dengan banyak
tenaga kerja yang tersedia.
Menurut Sagir, kesempatan kerja merupakan kesempatan
bagi angakatan kerja untuk mendapatkan atau menciptakan
lapangan pekerjaan degan harapan untuk memperoleh imbalan
yang berupa penghasilan atau keuntungan atas pekerjaan yang
dilakukan. Sedangkan menurut Sudarsono, istilah kesempatan
kerja mengandung pengertian lapangan kerja atau kegiatan yang
tersedia untuk bekerja yang ada dari kegiatan ekonomi (produksi).
Pembagian lapangan usaha ekonomi yang sudah baku.34
Kesempatan kerja menyangkut tiga aspek penting, yaitu
aspek produksi, pendapatan dan harga diri seseorang. Kesempatan
kerja dapat meningkatkan produksi dan mendatangkan pendapatan
bagi yang bersangkutan. Oleh karena itu, ada pendapat bahwa
kesempatan kerja dapat menghapus kemiskinan walau
menganggur tidak identik dengan kemiskinan. Aspek ketiga yaitu
33 Yusnanto, “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Sektor Industri Pengolahan di
Kabupaten Sukoharjo,” Skripsi (Universitas Sebelas Maret Surakarta, 2010), 46. 34
Ibid,. 47
40
kesempatan kerja dapat meningkatkan harga diri seseorang.
Seseorang yang telah bekerja yang sebelumnya menganggur harga
dirinya akan meningkat karena merasa dirinya berguna bagi
masyarakat.35
f. Manajemen tenaga kerja
Istilah manajemen tenaga kerja mulai populer sejak perang Dunia
II, karena waktu perang Dunia II berlangsung banyak diperlukan
tenaga kerja. Manajemen tenaga kerja merupakan sesuatu istilah
yang dipergunakan untuk menggambarkan
1) Perencanaan tentang sumber daya manusia dalam kesempatan
kerja
2) Pengarahan sumber daya manusia dalam kesempatan kerja
3) Pengendalian atau pengawasan sumber daya manusia dalam
kesempatan kerja.36
g. Indikator tenaga kerja
Menurut Masyhuri, indikator tenaga kerja sebagai berikut:
1) Ketersediaan tenaga kerja. Banyaknya tenaga kerja yang
diperlukan hendaknya disesuaikan dengan kebutuhan dalam
jumlah yang optimal. Ketersediaan ini berkaitan erat dengan
kualitas tenaga kerja, jenis kelamin, tingkat upah dan
sebagainya.
35
Yusnanto, “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Sektor Industri Pengolahan di
Kabupaten Sukoharjo,” Skripsi (Universitas Sebelas Maret Surakarta, 2010), 47. 36
Dr. Hj Sri Langgeng Ratnasari, Human Capital Manajemen sumber Daya Manusia
(Jakarta: CV. Qiara Media, 2 019),. 40.
41
2) Kualitas tenaga kerja. Skill menjadi pertimbangan yang tidak
boleh diremehkan, dimana spesialisasi sangat dibutuhkan pada
pekerjaan tertentu dan jumlah yang terbatas. Apabila dalam
kualitas tenaga kerja tidak diperhatikan tidak menutup
kemungkinan adanya kemacetan produksi.
3) Jenis kelamin. Jenis kelamin akan menentukan jenis pekerjaan.
Pekerjaan laki-laki akan mempunyai fungsi yang cukup
berbeda pekerjaan perempuan seperti halnya pengangkutan,
pengepakan dan sebagainya kecenderungan lebih tepat pada
pekerjaan laki-laki.
4) Upah tenaga kerja perempuan dan laki-laki berbeda.
Perbedaan ini juga dibedakan oleh tingkat golongan,
pendidikan, jenis pekerjaan dan lain sebagainya.37
4. Jam Kerja
a. Pengertian jam kerja
Jam kerja adalah waktu untuk melakukan pekerjaan dapat
dilaksanakan siang/malam hari. Merencanakan pekerjaan-
pekerjaan yang akan datang merupakan langkah-langkah
memperbaiki pengurusan waktu. Apabila perencanaan pekerjaan
belum dibuat dengan teliti, tidak ada yang dapat dijadikan
panduan untuk menentukan bahwa usaha yang dijalankan adalah
selaras dengan sasaran yang ingin dicapai. Dengan adanya
37
Masyhuri, Ekonomi Mikro, (Malang: UIN Malang Press, 2007),. Hal 126
42
pengurusan kegiatan-kegiatan yang hendak dibuat, seorang itu
dapat menghemat waktu dan kerjanya. 38
Jam kerja lamanya waktu yang digunakan untuk
menjalankan usaha dimulai sejak persiapan sampai tutup.39
Adapun jam kerja yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
waktu yang digunakan para karyawan dalam memproduksi brem
dengan target yang dihasilkan setiap harinya. Hal ini banyak
tergantung dari berbagai hal seperti bahan baku naik, kualitas
barang yang dihasilkan, cuaca pada proses produksi dan
sebagainya yang mempengaruhi jam kerja.
Tanda-tanda pengurusan waktu yang tidak efektif ialah
karena terlambat menyiapkan sesuatu pekerjaan yang dibuat
tergesa-gesa, perasaan tidak mencapai keberhasilan dalam
pekerjaan, krisis, surat-surat yang belum dijawab, panggilan
telepon yang dijawab, proyek yang penting atau mendesak yang
belum disentuh dan masih banyak lagi pekerjaan yang terpaksa
dibuat pada waktu malam untuk menambah waktu menyiapkan.40
Bagi pengusaha perlu adanya dokumen waktu dan kemana arah
yang dituju sebelum menguruskan waktunya. Mencatat,
merancang dan mengawasi waktu adalah dasar pengukuran waktu
yang efektif.
38
Ahmad Su’ud, Pengembangan Ekonomi Mikro, Nasional Conference, 132. 39
Ifany Damayanti, “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Pedagang
Di Pasar Gede Kota Surakarta,” Skripsi (Surakarta: UNS Surakarta, 2011), 16. 40
Ibid., 133
43
Kriteria-kriteria pengurusan waktu kerja yang diefektif sebagai
berikut:
1) Memahami sepenuhnya pekerjaan yang akan dilaksanakan
2) Memberi keutamaan kerja menurut kepentingan
3) Mendelegasikan pekerjaan-pekerjaan yang banyak
4) Mengawasi masalah berulang supaya tidak terjadi lagi
5) Menetapkan masa selesainya pekerjaan
6) Kegiatan yang tidak perlu supaya segera disingkirkan
7) Senantiasa menyadari nilai waktu dalam setiap pekerjaan yang
dikerjakan
8) Mencatat hal-hal yang perlu dikerjakan di masa depan
9) Membentuk daftar penggunaan waktu kerja
10) Menilai kebersihan kerja berdasarkan objektif pekerjaan
11) Mempunyai sistem arsip penyimpanan informasi yang
lengkap.41
Kriteria penggunaan waktu kerja yang efektif sebagai berikut:
1) Membiasakan diri dengan metode penggunaan waktu yang
efektif
2) Semasa rapat-rapat yang diadakan supaya mencoba membuat
kesimpulan tentang:
a) Masalah-masalah yang dibicarakan
b) Keputusan-kepuusan yang dibuat
41
Ahmad Su’ud, Pengembangan Ekonomi Mikro, Nasional Conference, 133
44
c) Tanggung jawab yang diberikan
d) Yakin dalam membuat keputusan
3) Menggunakan waktu senggang untuk menyiapkan pekrjaan-
pekerjaan yang belum selesai
4) Mengatur hal-hal yang hendak dikerjakan sebelumnya
memulai suatu kunjungan atau perjalanan
5) Melibatkan pemimpin setempat dalam kegiatan-kegiatan yang
dijalankan
6) Menggunakan sumber yang tersedia untuk menjalankan kerja
7) Mengkoordinir masa waktu kegiatan dijalankan.42
Pekerja mampu mengendalikan jumlah jam kerja mereka
perminggu. Pilihan antara kerja separuh waktu dan kerja penuh
waktu memungkinkan para pekerja menggabungkan jumlah kerja
yang mereka inginkan.43
b. Ketentuan jam kerja
Menurut Jones G dan Bondan Supraptilah membagi lama jam
kerja seseorang dalam satu minggu menjadi tiga kategori yaitu :
1) Seseorang yang bekerja kurang dari 35 jam per minggu. Jika
seseorang bekerja dibawah 35 jam per minggu, maka ia
dikategorikan bekerja di bawah jam normal
2) Seseorang yang bekerja antara 35 sampai 44 jam per minggu.
Disini seseorang dikategorikan bekerja pada jam kerja normal
42 Ahmad Su’ud, Pengembangan Ekonomi Mikro, Nasional Conference, 137. 43
Ervin Suprapti, “Pengaruh Modal, Umur, Jam Kerja, dan Pendidikan Terhadap
Pendapatan Pedagang Perempuan Pasar Barong”, Skripsi (Yogyakarta: UNY, 2017), 26.
45
3) Seseorang yang bekerja diatas 45 jam, maka ia dikategorikan
bekerja dengan jam kerja panjang.44
B. Kajian Pustaka
Tabel 2.1
Studi Penelitian Terdahulu
No Nama
Peneliti
Judul Hasil Penelitian Persamaan dan
perbedaan
1. Riningsih
(2005)
Pengaruh
Modal Kerja
dan Satuan
Jam Kerja
terhadap
Pendapatan
Pada Industri
Kecil
Pengrajin
Genting di
Desa
karangasem
Kecamatan
Wirosari
Kabupaten
Grobokan
Modal kerja dan
satuan jam kerja
berpengaruh positif
terhadap
pendapatan pada
industri kecil
pengrajin genting di
desa karangasem
grobogan sebesar
70,2% sedangkan
sisanya 29,8%
dipengaruhi
variabel lain. Dan
modal kerja
mempunyai
pengaruh lebih
besar daripada
satuan jam kerja
terhadap
pendapatan
pengrajin genting
grobogan.45
Persamaan adalah
sama-sama
membahas
variabel modal
kerja, jam kerja
dan pendapatan.
Persamaan
lainnya adalah
sama-sama
menggunakan
metode
kuantitatif.
Sedangkan
perbedaannya
adalah jenis usaha
dalam penelitian
sebelumnya pada
pengrajin genting
dan jenis usaha
yang penelitian
ini adalah industri
brem, variabel
yang dibahas
dalam skripsi ini
hanya 3 variabel
sedangkan
penelitian ini
membahas 4
variabel
44
Ifany Damayanti, “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Pedagang
Di Pasar Gede Kota Surakarta,” Skripsi (Surakarta: UNS Surakarta, 2011), 17. 45
Riningsih, “Pengaruh Modal Kerja dan Satuan Jam Kerja terhadap Pendapatan Pada
Industri Kecil Pengrajin Genting di Desa karangasem Kecamatan Wirosari Kabupaten Grobokan”
Skripsi (Semarang: UNS, 2005), hal 41.
46
No Nama
Peneliti
Judul Hasil Penelitian Persamaan dan
perbedaan
2. Ervin
Suprapti
(2017)
Pengaruh
Modal, Umur,
Jam Kerja, dan
Pendidikan
terhadap
pendapatan
pedagang
Perempuan
pasar barongan
bantul
1. Pedagang
perempuan
pasar Barongan
Bantul
pendapatan
terendah
sebesar Rp.
1.000.000.00
dan pendapatan
tertinggi sebesar
Rp.
23.250.000.00
serta rata-rata
sebesar Rp.
9.171.419.00
2. Modal
pedagang
perempuan
pasar Barongan
Bantul dengan
modal terendah
Rp.
2.500.000.00
dan modal
tertinggi Rp.
48.750.000.00
3. Pedagang
perempuan
pasar Barongan
Bantul dengan
umur terendah
25 Tahun dan
umur tertinggi
80 Tahun
4. Pedagang
Perempuan
pasar Barongan
Bantul memiliki
jam kerja
terendah 35 jam
/minggu dan
tertinggi 84
jam/minggu.
Persamaan adalah
sama-sama
membahas
variabel modal,
jam kerja dan
pendapatan.
Persamaan
lainnya yaitu
sama-sama
menggunakan
metode
kuantitatif.
Sedangkan
perbedaannya
yaitu variabel
yang digunakan
dalam penelitian
ini menggunakan
variabel tenaga
kerja dan dalam
skripsi ini
menggunakan
variabel umur dan
pendidikan, jenis
usaha dalam
skripsi ini
pedagang
perempuan pasar
dan dalam
penelitian ini
adalah industri
brem
47
No Nama
Peneliti
Judul Hasil Penelitian Persamaan dan
perbedaan
5. Variabel
dummy
pendidikan
berpengaruh
positif
signifikan
terhadap
pendapatan
pedagang
perempuan
pasar Barongan
Bantul yang
ditunjukkan
dengan nilai
koefisien
regresi variabel
pendidikan SD
sebesar 0.657,
SMP sebesar
0,896, SMA
sebesar 1,171
6. Terdapat
pengaruh positif
modal, umur,
jam kerja dan
pendidikan
terhadap
pendapatan
pedagang
perempuan
pasar Barongan
Bantul.46
3. Sofyan
(2017)
Analisis
Pengaruh
Modal, Jam
Kerja, dan
Pengalaman
Kerja
Terhadap
Pendapatan
1. Modal
berpengaruh
positif dan
signifikan
terhadap
pendapatan
pengrajin batu
bata desa
Persamaan adalah
sama-sama
membahas
variabel modal,
jam kerja dan
pendapatan.
Persamaan
lainnya yaitu
46 Ervin Suprapti, “Pengaruh Modal, Umur, Jam Kerja, dan Pendidikan terhadap
pendapatan pedagang Perempuan pasar barongan bantul” Skripsi (Yogyakarta: UNY, 2017), Hal
69.
48
No Nama
Peneliti
Judul Hasil Penelitian Persamaan dan
perbedaan
Pengrajin Batu
Bata di Desa
Bontobiraeng
Selatan
Kecamatan
Bontonompo
Kabupaten
Gowa
bontobiraeng
2. Jam kerja
berpengaruh
positif dan
signifikan
terhadap
pendapatan batu
bata desa
bontobiraeng
3. Pengalaman
kerja
berpengaruh
positif dan
signifikan
terhadap
pendapatan batu
bata desa
bontobiraeng47
sama-sama
menggunakan
metode
kuantitatif.
Sedangkan
perbedaannya
yaitu variabel
yang digunakan
dalam penelitian
ini menggunakan
variabel tenaga
kerja dan dalam
skripsi ini
menggunakan
pengalaman kerja
dan jenis usaha
dalam skripsi ini
pengrajin batu
bata sedangkan
penelitian ini
adalah industri
brem
4. Erwin
Fahmi
(2019)
Pengearuh
Modal, Tenaga
Kerja, dan
Produksi
Terhadap
Tingkat
Pendapatan di
Home Industri
UD Bagus
Bakery Desa
Serapuh
Kecamatan
Gunung
Malela
Kabupaten
simalungun
1. Modal
berpengaruh
positif dan
signifikan
terhadap
pendapatan UD
Bagus Bakery
2. Tenaga kerja
berpengaruh
positif dan
Signifikan
terhadap
pendapatan UD
Bagus Bakery
3. Produksi
berpengaruh
positif dan
signifikan
Persamaan adalah
sama-sama
membahas modal,
tenaga kerja dan
pendapatan.
Persamaan
lainnya adalah
sama-sama
menggunakan
metode
kuantitatif.
Sedangkan
perbedaannya
adalah jenis usaha
skripsi ini industri
Bakery dan
penelitian ini
pada industri
47
Sofyan, “Analisis Pengaruh Modal, Jam Kerja, dan Pengalaman Kerja Terhadap
Pendapatan Pengrajin Batu Bata di Desa Bontobiraeng Selatan Kecamatan Bontonompo
Kabupaten Gowa”, Skripsi (Makassar: UIN Alauddin Makassar, 2017),. Hal 67.
49
No Nama
Peneliti
Judul Hasil Penelitian Persamaan dan
perbedaan
terhadap
pendapatan UD
Bagus Bakery
4. Modal, Tenaga
Kerja dan
Produksi secara
simultan
berpengaruh
positif dan
signifikan
terhadap hasil
pendapatan UD
Bagus Bakery.48
brem. Variabel
yang diguanakan
dalam skripsi ini
adalah produksi
sedangkan pada
penelitian ini
membahas
variabel jam
kerja.
5. Suri
Rahmawati
(2019)
Pengaruh
Modal Kerja,
Tenaga Kerja
dan Jam Kerja
Terdapat
Tingkat
Pendapatan
pada PT.
Pelabuhan
Indonesia I
Cabang
Belawan
Medan
1. Modal kerja
secara parsial
berpengaruh
signifikan
terhadap
pendapat pada
PT. pelabuhan
Indonesia I
Cabang
Belawan Medan
2. Tenaga kerja
secara parsial
menunjukkan
tidak
berpengaruh
terhadap
pendapatan PT.
pelabuhan
Indonesia I
Cabang
Belawan Medan
3. Jam kerja secara
parsial
menunjukkan
tidak ada
pengaruh
terhadap
Persamaan adalah
sama-sama
membahas modal
kerja, tenaga
kerja, jam kerja
dan pendapatan.
Persamaan
lainnya adalah
sama-sama
menggunakan
metode
kuantitatif.
Sedangkan
perbedaannya
adalah jenis usaha
skripsi ini pada
PT. pelabuhan
Indonesia I
Cabang Belawan
Medan dan
penelitian ini
pada industri
brem.
48
Erwin Fahmi, “Pengearuh Modal, Tenaga Kerja, dan Produksi Terhadap Tingkat
Pendapatan di Home Industri UD Bagus Bakery Desa Serapuh Kecamatan Gunung Malela
Kabupaten simalungun”, Skripsi (Medan: UIN Sumatera Utara, 2019), Hal 65.
50
No Nama
Peneliti
Judul Hasil Penelitian Persamaan dan
perbedaan
pendapatan PT.
pelabuhan
Indonesia I
Cabang
Belawan
Medan49
C. Kerangka Berfikir
Menurut Uma Sekaran dalam bukunya Business Research,
mengemukakan bahwa kerangka berfikir merupakan model konseptual
tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah
diidentifikasi sebagai masalah yang penting50
Berdasarkan teori yang telah
diuraikan sebelumnya dan hasil penelitian terdahulu, maka variabel yang
dipakai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Pendapatan, Modal
kerja, tenaga kerja, dan jam kerja. Sehingga kerangka penelitian ini dapat
digambarkan seperti pada gambar berikut :
49
Suri Rahmawati, “Pengaruh Modal Kerja, Tenaga Kerja dan Jam Kerja Terdapat
Tingkat Pendapatan pada PT. Pelabuhan Indonesia I Cabang Belawan Medan,” Skripsi (Medan:
UIN Sumatera Utara Medan, 2019)., 83 50
Sugiono, Metode Penelitian Kombinasi (Bandung: Alfabeta, 2013), 93.
51
Gambar 2.1
Keterkaitan antara X1, X2 dan X3 terhadap Y
D. Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap tujuan penelitian
yang diturunkan dari kerangka pemikiran yang telah dibuat.51
Hipotesis
merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian,
dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk
kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan
baru berdasarkan pada teori yang relevan belum didasarkan pada fakta-
fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis
juga dapat dinyatakan sebagai jawaban terhadap rumusan masalah
penelitian, belum jawaban yang empirik.52
51
V. Wiratna Sujarweni, Metodologi Penelitian Bisnis dan Ekonomi, (Yogyakarta:
Pustaka Baru Press, 2015), 68. 52
Sugiyono, Metodologi Penelitian Kombinasi, (Bandung: Alfabeta, 2013), 99.
52
Dalam bukunya Basu Swastha yang berjudul “Manajemen
Penjualan”, ada beberapa faktor yang mempengaruhi pendapatan dalam
penjualan diantaranya : kondisi dan kemampuan pedagang, kondisi pasar,
modal, kondisi organisasi usaha, jam kerja, jenis dagangan dan promosi.
Adapun rumusan hipotesis dalam penelitian ini adalah:
1. Pengaruh modal kerja terhadap pendapatan industri brem
H01 : Tidak terdapat pengaruh modal kerja terhadap pendapatan
industri brem di Kabupaten Madiun
Ha1 : Terdapat pengaruh modal kerja terhadap pendapatan industri
brem di Kabupaten Madiun
2. Pengaruh tenaga kerja terhadap pendapatan
H02 : Tidak terdapat pengaruh tenaga kerja terhadap pendapatan
industri brem di Kabupaten Madiun
Ha2 : Terdapat pengaruh tenaga kerja terhadap pendapatan industri
brem di Kabupaten Madiun
3. Pengaruh jam kerja terhadap pendapatan
H03 : Tidak terdapat pengaruh jam kerja terhadap pendapatan industri
brem di Kabupaten Madiun
Ha3 : Terdapat pengaruh jam kerja terhadap pendapatan industri brem
di Kabupaten Madiun
4. Pengaruh secara simultan modal kerja, tenaga kerja dan jam kerja
terhapat pendapatan industri brem di Kabupaten Madiun
53
H04 : Tidak terdapat pengaruh secara simultan modal kerja, tenaga
kerja, dan jam kerja terhadap pendapatan industri brem di Kabupaten
Madiun.
Ha4 : Terdapat pengaruh secara simultan modal kerja, tenaga kerja dan
jam kerja terhadap pendapatan industri brem di Kabupaten Madiun
54
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian
Jenis penelitian merupakan upaya dalam bidang ilmu pengetahuan
yang dijalankan untuk memperoleh fakta-fakta dan prinsip-prinsip dengan
sabar, hati-hati dan sistematis untuk mewujudkan kebenaran.1Dalam
penelitian terdapat dua pendekatan untuk membedakan suatu penelitian.
Kita mengenalnya dengan istilah kualitatif dan kuantitatif. Secara
tradisional terdapat jurang antara kualitatif dan kuantitatif, dimana masing-
masing memiliki paradigma yang berbeda.
Sedangkan pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif
bertujuan untuk menguji teori, membangun fakta, menunjukkan hubungan
antar variabel, memberikan deskripsi statistik, menaksir dan meramalkan
hasilnya. Penelitian ini untuk menguji pengaruh variabel X (modal kerja,
tenaga kerja, dan jam kerja) terhadap Y (pendapatan industri brem di
Kabupaten Madiun). Sedangkan untuk menganalisis pengaruh masing-
masing variabel menggunakan teknik analisis regresi linear sederhana.2
Alasan dipilihnya jenis penelitian ini karena peneliti ingin mengetahui
seberapa besar pengaruh modal kerja, tenaga kerja, dan jam kerja terhadap
pendapatan industri brem di Kabupaten Madiun. Penelitian ini terdiri dari
1Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, cetakan ke-16, (Bandung:
Alfabet, 2012), 2 2 Wiratna sujarweni, Metodologi Penelitian dan Ekonomi (Yogyakarta: Pustaka Baru
Press, 2015),. 39.
55
dua variabel yaitu variabel bebas (X) yaitu modal kerja, tenaga kerja, dan
jam kerja dan variabel terikat (Y) yaitu pendapatan industri brem di
Kabupaten Madiun.3
B. Lokasi dan Periode Penelitian
Penelitian ini dilakukan kurang lebih 3 bulan, yakni sejak bulan
April-juni 2020. Waktu kurang lebih 3 bulan tersebut dianggap cukup
untuk mengumpulkan data-data yang diperoleh tersebut valid dan dapat
dipertanggung jawabkan.
Adapun tempat pelaksanaan penelitian ini, dilakukan di perusahaan
industri brem Kabupaten Madiun yaitu perusahaan industri UD. Tongkat
Mas, UD. Suling Gading, dan UD. Atika Murni. Peneliti memilih untuk
melakukan penelitian di tempat tersebut karena peneliti ingin mengetahui
apa faktor-faktor yang mempengaruhi suatu pendapatan pada perusahaan
industri brem di Kabupaten Madiun. Dimana masalah yang didapat
diangkat berdasarkan isu-isu masyarakat dan peneliti gambarkan
berdasarkan situasi dan kejadian yang sedang terjadi di masyarakat
Kabupaten Madiun.
C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
1. Variabel Penelitian
Variabel merupakan segala sesuatu yang menjadi obyek
pengamatan penelitian yang meliputi faktor-faktor yang berperan
3 Ahmad Tanzeh, Pengantar Metode Penelitian, (Yogyakarta: TERAS, 2009). Hal 99
56
dalam peristiwa atau gejala yang akan diteliti. Dalam penelitian ini
terdapat variabel-variabel4 antara lain :
a) Variabel bebas (independent variabel)
Variabel bebas adalah suatu variabel yang variasi nilainya
akan mempengaruhi nilai variabel lain.5 Variabel bebas dalam
penelitian ini adalah modal kerja (X1), tenaga kerja (X2), dan jam
kerja (X3).
b) Variabel terikat (variabel dependen)
Variabel dependen adalah suatu variabel yang variasi
nilainya dipengaruhi atau dijelaskan oleh variasi nilai variabel yang
lain. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah pengaruh
pendapatan industri brem di Kabupaten Madiun (Y).
2. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah variabel penelitian dimaksudkan untuk
memahami arti setiap variabel penelitian sebelum dilakukan analisis,
instrumen, serta sumber pengukuran berasal dari mana. Variabelnya
akan dijelaskan pada tabel dibawah ini
4 Cholid Narbuko dan Abu Achmadi, Metodologi Penelitian, Cetakan ke-10, (Jakarta:
Bumi Aksara, 2009),118. 5 Zainal Mustafa, Mengurai Variabel Hingga Instrumentasi, (Yogyakarta: Graha Ilmu,
2009),23
57
Tabel 3. 1
Definisi Operasional
Variabel Definisi
Operasional
Indikator Skala
Penelitian
Modal Kerja
(X1)
Sejumlah dana
yang dipakai
sebagai pokok
usaha/berdagang
yang dapat
digunakan untuk
menghasilkan
sesuatu yang dapat
menambah
kekayaan.
Modal kerja pada
perusahaan diukur
pada jumlah rupiah
dalam setiap
penjualan, persediaan,
dan utang perusahaan
Skala
Rasio
Tenaga Kerja
(X2)
Manusia yang
bekerja dalam
suatu organisasi
yang mempunyai
potensi dalam
mengahasilkan
suatu barang atau
jasa
Kualitas tenaga kerja
atau keahlian dan
keuletan tenaga kerja
yang dapat
menghasilkan jumlah
produk brem yang
baik dengan jumlah
rata-rata 5-10 tenaga
kerja
Skala
Rasio
Jam kerja (X3) Waktu untuk
melakukan
pekerjaan dapat
yang dapat
dilaksanakan
siang/malam hari
Ketentuan dalam
pengurusan waktu
kerja dan kriteria-
kriteria pengurusan
waktu kerja oleh
perusahaan yaitu
dengan rincian 0 : 8
jam kerja dan 1 : 8
jam kerja + 4 lembur
Skala
nominal
Pendapatan
(Y)
Jumlah uang yang
diterima oleh
perusahaan dari
aktifitasnya dalam
menjual hasil
produk atau jasa
kepada pelanggan
Rata-rata pendapatan
perbulan perusahaan
brem
Skala
Rasio
58
1. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari
obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya. Populasi bukan hanya orang, tetapi juga objek dan
benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah
yang ada pada objek/subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh
karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subyek atau objek itu.6 Populasi
dalam penelitian ini adalah perusahaan industri brem di Kabupaten
Madiun yang berjumlah 57 perusahaan.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi tersebut. Populasi yang besar, dan peneliti tidak
mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena
keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat
menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Kesimpulan dari
sampel yang telah dipelajari akan dapat diberlakukan untuk populasi.
Sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representative
(mewakili).7 Pengambilan sampel dilakukan dengan metode purposive
sampling, yaitu didasarkan pada karakteristik tertentu yang dianggap
6 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R & D (Bandung: Alfabeta,
2016), 80. 7 Sugiyono., 81.
59
mempunyai karakteristik populasi yang sudah diketahui sebelumnya.
Kriteria sampel dalam penelitian ini:
a. Adalah perusahaan yang tergolong besar di Kabupaten Madiun.
b. Perusahaan yang mempunyai keunggulan berproduksi
c. Merupakan laporan keuangan hasil pendapatan bulanan yang
terdapat informasi tentang jumlah modal perusahaan.
d. Merupakan hasil pendapatan bulanan time series yang
dipublikasikan
e. Perusahaan yang bersedia memberikan informasi terkait data
penelitian
Berdasarkan kriteria diatas, sampel dalam penelitian ini adalah
perusahaan industri brem UD. Tongkat Mas, UD. Suling Gading dan
UD. Atika Murni. Data yang terkait dengan peneliti butuhkan yaitu
jumlah modal kerja yang dikeluarkan, tenaga kerja yang dimiliki dan
jam kerja pada proses produksi brem pada Tahun 2019 yang
dipublikasikan secara langsung wawancara dengan perusahaan.8
2. Jenis dan Sumber data
Data sekunder, yaitu data yang didapat dari catatan, buku, majalah
berupa laporan keuangan publikasi perusahaan, laporan pemerintah,
artikel, buku-buku sebagai teori, dan lainnya. Data yang diperoleh dari
8 Sugiyono., 83
60
data sekunder ini tidak perlu diolah lagi. Sumber yang tidak langsung
memberikan data pada pengumpul data.9
3. Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dengan menggunakan
dokumentasi. Metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal
atau variabel berupa catatan, transkip, dan buku-buku, surat kabar, majalah
dan sebagainya.10
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini yaitu dokumentasi yaitu
analisis dokumen yang lebih mengarah pada bukti kongkret. Dengan
instrumen ini, kita diajak untuk menganalisis isi dari dokumen-dokumen
yang dapat mendukung penelitian kita.11
4. Teknik Pengolahan dan Analisis Data
1. Uji Asumsi Klasik
a. Normalitas
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam residual
regresi mempunyai distribusi normal atau tidak. Salah satu cara
termudah untuk melihat normalitas adalah dengan menggunakan
uji statistik Non-Parametrik Kolmogrov-Smirnov (K-S). Uji K-S
dilakukan dengan menggunakan taraf signifikansi 0,05. Data
9 V. Wiratna sujarweni, Metode Penelitian Bisnis dan Ekonomi, 89.
10 Arikunto , Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: Rineka
Cipta, 2006), hal. 231 11
V. Wiratna sujarweni, Metode Penelitian Bisnis dan Ekonomi,. 95.
61
dinyatakan berdistribusi normal jika signifikansi lebih besar dari
5% atau 0,0512
b. Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas digunkan untuk menguji mengenai
sama atau tidak varian dari residual observasi yang satu dengan
observasi yang lain. Jika residualnya mempunyai varian yang sama
maka terjadi heteroskedastisitas dan jika variannya tidak sama atau
berbeda maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Hipotesis yang
digunakan :
H0 : Varian residual homogen (tidak terjadi kasus
heteroskedastisitas)
H1 : Varian residual tidak homogen (terjadi kasus
hetoroskedastisitas)
Pengujian ini dapat dilakukan dengan Korelasi Spearman
jika nilai signifikan semua variabel independen > 0,05 maka H0
diterima yang artinya varian residual homogen (tidak terjadi
heteroskedastisitas). 13
c. Autokorelasi
Menguji autokorelasi dalam suatu model bertujuan untuk
mengetahui ada tidaknya korelasi antara variabel pengganggu pada
periode tertentu dengan variabel sebelumnya. Untuk data time
series autokorelasi sering terjadi. Tapi untuk data yang sampelnya
crossection jarang terjadi karena variabel pengganggu satu berbeda
12
Ibid,. 188. 13
Danang Sunyoto, Produk SPSS untuk Kasus (Yogyakarta: Nuha Medika, 2011),. 125.
62
dengan yang lain.14
Run test sebagai bagian dari statistik non-
parametrik dapat pula digunakan untuk menguji apakah antar
residual terdapat korelasi yang tinggi. Jika antar residual tidak
terdapat hubungan korelasi maka dikatakan bahwa residual adalah
acak atau random. Run test digunakan untuk melihat apakah data
residual terjadi secara random atau tidak (sistematis).
H0 : residual (res_1) random (acak)
Ha : residual (res_1) tidak random
Jika nilai sig > α maka terima H0 yang artinya tidak terdapat
autokorelasi.
d. Multikolinieritas
Uji multiolinieritas diperlukan untuk mengetahui ada
tidaknya variabel independen yang memiliki kemiripan antar
variabel independen dalam suatu model. Kemiripan antar variabel
independen akan mengakibatkan korelasi yang kuat. Selain itu,
untuk menguji ini juga harus menghindari kebiasaan dalam proses
pengambilan keputusan mengenai pengaruh pada uji parsial
masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen.
Jika VIF yang dihasilkan antara 1-10 maka tidak terjadi
multikolinieritas.15
14
V. Wiratna Sujarweni, Metode Penelitian Bisnis dan Ekonomi, 159. 15
Ibid,. 160.
63
2. Analisis Regresi Linier Sederhana
Tujuan analisis regresi linier sederhana ini yaitu dapat mengetahui
salah satu variabel independen mempengaruhi variabel dependen. 16
Hubungan linier keduanya dapat ditulis dalam persamaan regresi
sebagai berikut:
Y = a + b . X + error
Keterangan:
Y = Variabel terikat
X = Variabel bebas
a dan b = konstanta
3. Analisis Regresi Linier Berganda
Regresi linier berganda adalah alat yang digunakan untuk memprediksi
permintaan di masa akan datang berdasarkan data masa lalu untuk
mempengaruhi pengaruh satu atau lebih variabel bebas (independen).17
Analisis regresi berganda pada penelitian ini menggunakan SPSS 25.
Adapun manfaat pada analisis ini adalah dapat mengetahui besarnya
pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. 18
Ketentuan analisis
regresi linier berganda ini, yaitu:
Y = α + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + error
Keterangan :
Y = Variabel dependen (Pendapatan Industri)
16
Agus Widarjono, Ekonometrika Pengantar dan Aplikasinya Disertai Panduan
EViews(Yogyakarta: UPP STIM YKPN,2017), Hal 15. 17
Ibid,. 301. 18
Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19, 105.
64
X1 = Variabel independen (Modal kerja)
X2 = Variabel independen (Tenaga Kerja)
X3 = Variabel independen (Jam Kerja)
α = konstanta (nilai Y apabila X1, X2, X3… Xn= 0)
b1 = Koefisien regresi (Modal kerja)
b2 = Koefisien regresi (Tenaga kerja)
b3 = Koefisien regresi (Jam kerja)
4. Uji Hipotesis
a. Uji signifikansi parameter individual (uji t)
Uji t adalah pengujian koefisien regresi parsial individual yang
digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen secara
individual mempengaruhi variabel dependen.19
Pada uji t ini dapat
mengetahui masing-masing variabel bebas secara parsial
memberikan pengaruh palimg besar terhadap pendapatan industri
brem di Kabupaten Madiun. Ketentuan pengambilan keputusan
sebagai berikut:
1) Nilai signifikan yang akan digunakan adalah 0.05 dengan
criteria jika t hitung > t tabel maka Ha diterima H0 ditolak.
2) Jika t hitung < t tabel pada tingkat kepercayaan 95% (α = 0,05),
maka H0 diterima Ha ditolak.
Dalam uji statistic tersebut dapat dilihat sebagai berikut:
1) Pengujian koefisien regresi variabel modal kerja
19
V. Wiratna Sujarweni, Metode Penelitian Bisnis dan Ekonomi, 161.
65
Ha1 : Modal kerja berpengaruh secara parsial terhadap variabel
pendapatan industri
H01 : Modal kerja tidak berpengaruh secara parsial terhadap
pendapatan industri
2) Pengujian koefisien regresi variabel tenaga kerja
Ha2 : Tenaga kerja berpengaruh secara parsial terhadap variabel
pendapatan industri
H02 : Tenaga kerja tidak berpengaruh secara parsial terhadap
pendapatan industri
3) Pengujian koefisien regresi variabel jam kerja
Ha3 : Jam kerja berpengaruh secara parsial terhadap variabel
pendapatan industri
H03 : Jam kerja tidak berpengaruh secara parsial terhadap
pendapatan industri
b. Uji signifikansi simultan (uji F)
Uji f adalah pengujian signifikan persamaan yang digunakan untuk
mengetahui seberapa besar pengaruh variabel bebas secara
bersama-sama terhadap variabel terikat.20
Ketentuan dalam uji F
ini disebutkan yaitu :
1) Menentukan H0 (Hipotesis nihil) dan Ha (Hipotesis alternatif)
H04 : Variabel bebas (independen) secara bersama-sama tidak
berpengaruh terhadap variabel terikat (dependen)
20
Ibid, 162.
66
Ha4 : Variabel bebas (independen) secara bersama-sama
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat
(dependen)
2) Menentukan nilai α atau alpha ditentukan sebesar 0,05 atau 5%.
Dan pada uji ini apabila Fhitung > Ftabel atau nilai signifikan <
0,05% maka H0 akan ditolak.
c. Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa
jauh kemampuan model dalam menerangkan variabel terikat. Nilai
koefisien determinasi adalah diantara nol dan satu. Nilai R2 yang
kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam
menjelaskan variasi variabel dpenden amat terbatas. Kelemahan
mendasar penggunaan koefisien determinasi adalah bias terhadap
jumlah variabel dependen yang dimasukkan ke dalam model.
Setiap tambahan satu variabel independen maka R2 pasti
meningkatkan tidak peduli apakah variabel tersebut berpengaruh
secara signifikan terhadap variabel dependen.21
Dalam penelitian ini, teknik statistika yang dilakukan
bertujuan untuk menganalisis seberapa besar pengaruh modal kerja
(X1), tenaga kerja (X2), dan jam kerja (X3) terhadap pendapatan
industri brem di Kabupaten Madiun (Y)
21
Moh Sidik Priadana, Metodologi Penelitian Ekonomi dan Bisnis (Yogyakarta:
Ekuilibria, 2016)., 151.
67
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
Madiun merupakan salah satu wilayah kota Kabupaten yang
terletak dibagian barat provinsi Jawa Timur. Kabupaten Madiun
berbatasan dengan Kabupaten Bojonegoro di utara, Kabupaten Nganjuk di
sebelah timur, Kabupaten Ponorogo di sebelah selatan dan Kota Madiun,
Kabupaten Magetan dan Kabupaten Ngawi di barat. Ibukota dari
Kabupaten Madiun sendiri ialah Kecamatan Mejayan.1
Dimata dunia pariwisata mungkin Madiun sendiri belum dikenal
karena jumlah tempat wisata yang ada lebih sedikit dibandingkan kota-
kota lain yang berada di Jawa Timur, seperti Surabaya dan Malang yang
memiliki banyak tempat wisata. Sektor pariwisata tentu saja memberikan
konstribusi yang berarti bagi suatu wilayah, termasuk Kabupaten Madiun
memiliki beberapa tempat wisata yang layak untuk dikunjungi salah
satunya adalah Gunung Liman yang merupakan puncak tertinggi di
pegunungan Wilis, dan tempat wisata lain seperti waduk atau air terjun,
monumen kresek dan wisata edukatif di industri Kereta Api Indonesia
(INKA).
Tidak hanya dari sektor pariwisata, tapi sektor industri juga bisa
menjadi salah satu sektor yang memberikan kontribusi bagi wilayahnya.
1 Http//: www. Profil Kabupaten Madiun Tahun 2019, (Diakses pada tanggal 25 Agustus
2020 Pukul 18:300 WIB)
68
Berbagai macam sentra industri oleh-oleh produk kuliner yang ada di
wilayah Kabupaten Madiun ialah bumbu pecel, brem, madu mongso dan
krupuk puli.
Berbicara mengenai pecel maka yang muncul dibenak kita adalah
pecel khas Madiun dimana hampir di setiap warung makan yang dijumpai
atau restaurant sekitar Madiun menjualnya, hanya bumbu pecel yang
digunakan oleh masing-masing penjual yang membedakan antara satu
dengan lain. Tidak hanya bumbu pecel, madu mongso juga merupakan
produk oleh-oleh khas lain yang juga banyak diminati oleh wisatawan.
Madu mongso merupakan camilan yang rasanya legit, cocok sebagai
teman minum teh di sore hari. Bentuknya seperti dodol tapi teksturnya
lebih kasar dan berbahan dasar ketan hitam. Proses pembuatan madu
mongso sendiri cukup sederhana, ketan yang sudah direbus lalu diberi gula
dan santen untuk didinginkan selama tiga hari agar saling meresap. Ketan
yang sudah dingin kemudian dimasukkan ke dalam penggorengan untuk
diolah hingga matang dan kering. Setelah didinginkan, madu mongso
dibentuk lonjong seukuran jempol atau ukuran lain sesuai selera dan
dibungkus dengan warna berbeda-beda. Produk kuliner lain yang juga
menjadi oleh-oleh khas Madiun adalah Brem padat berbentuk batang.
Brem padat adalah salah satu masakan hasil fermentasi yang
banyak ditemui di Madiun. Brem padat merupakan makanan yang dibuat
dari beras ketan, yaitu cairan tape yang dipanaskan hingga kental dan
didinginkan hingga memadat. Brem ini memiliki rasa manis yang sedikit
69
asam dan mudah hancur dimulut, bentuk brem padat yang paling sering
dijual ialah brem padat berbentuk persegi empat dengan warna kuning
agak kecoklatan.
Selama ini brem batang identik sebagai produk yang dibuat oleh para
pemilik Usaha Kecil Menengah (UKM) yang berada di kota Madiun
namun kenyataannya produk brem merupakan produk oleh-oleh yang
dibuat oleh masyarakat yang berada di wilayah Kabupaten Madiun secara
turun temurun. Industri brem yang terletak di desa Kaliabu ini awalnya
merupakan warisan turun menurun dari nenek moyang di desa Kaliabu.
Saat ini di Desa Kaliabu dan Desa Bancong terdapat kurang lebihnya
57 pengusaha brem, dari pengusaha-pengusaha tersebut ada 25 yang telah
memiliki ijin usaha dan menggunakan teknologi modern, sedangkan
sisanya masih menggunakan alat tradisional. Pengusaha yang berjumlah
sekitar kurang 32 orang merupakan pengusaha musiman, dalam arti
pengusaha ini membuat brem pada bulan-bulan tertentu, seperti pada bulan
Juni-September. Pemilihan waktu pembuatan hanya pada bulan-bulan
tertentu dikarenakan bulan tersebut merupakan bulan idhul fitri yang
bertepatan pada masa liburan bagi anak sekolah. Selain itu, juga
merupakan musim panas sehingga membantu proses pengeringan brem
lebih cepat. Mengingat cuaca saat ini yang tidak lagi menentu membuat
para pengusaha brem menjadi tidak bisa lagi memastikan bulan-bulan
yang dianggap paling tepat untuk membuat brem. Hal tersebut
70
mengakibatkan adanya penurunan produksi brem khususnya bagi para
pengusaha musiman itu sendiri.
Keberanian para pengusaha brem tersebut untuk mencoba
mengembangkan produk mereka bukan karena tanpa alasan, melainkan
karena adanya faktor seperti dorongan dari dinas perindustrian dan
koperasi terhadap mereka selama ini. Sebagai bentuk pengembangan
produk oleh-oleh daerah khususnya Kabupaten Madiun, maka dinas
perindustrian pun mencoba melakukan berbagai upaya agar produk oleh-
oleh yang dibuat para pengusaha brem semakin maju dan berkembang.
Kegiatan ini dilakukan untuk memicu para pengusaha memiliki
kepercayaan diri hingga keterampilan dalam hal pemasaran, mengingat
para pengusaha kecil tersebut memiliki SDM yang tidak terlalu tinggi.
Berdasarkan kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan oleh dinas
perindustrian kepada para pengusaha brem yang ada di desa Bancong
maupun desa Kaliabu, diharapkan mampu meningkatkan mutu atau
kualitas produk brem dan peningkatan dalam hal pemasaran. Semua
peningkatan tersebut pada akhirnya juga akan mendukung kemajuan pada
bidang industri, khususnya industri makanan oleh-oleh brem di Kabupaten
Madiun diantaranya UD. Tongkat Mas, UD. Suling Gading dan UD. Atika
Murni.
B. Hasil Pengujian Deskripsi
Dalam mencari gambaran deskripsi objek penelitian atau sampel
penelitian maka penulis akan menyampaikan beberapa hal penting yang
71
harus dilakukan untuk menafsirkan objek penelitian. Berikut data
mengenai hasil pendapatan dari perusahaan brem Kabupaten Madiun.
Tabel 4.1
Pengujian Deskripsi Tahun 2019
Perusahaan X1 X2 X3 Y
UD. Tongkat
Mas Rp.46.750.000,00
15
orang 8 jam Rp.48.891.666,70
UD. Suling
Gading Rp.31.603.333,30
7
orang 8 jam Rp.34.195.000,00
UD. Atika
Murni Rp.24.108.333,30
5
orang 8 jam Rp.27.141.666,70
Berdasarkan Tabel 4.1 dapat diketahui bahwa modal kerja pada
UD. Tongkat Mas pada tahun 2019 rata-rata sebesar Rp. 46.750.000,00
dengan 15 tenaga kerja yang bekerja dan mendapatkan hasil rata-rata
sebesar Rp. 48.891.666,70. Pada UD. Suling Gading diketahui rata-rata
modal yang dikeluarkan pada tahun 2019 sebesar Rp. 31.603.333,30
dengan jumlah tenaga kerja 7 orang bekerja dapat menghasilkan
pendapatan sebesar Rp. 34.195.000,00 dan untuk UD Atika Murni dengan
modal rata-rata yang dikeluarkan pada tahun 2019 sebesar Rp.
24.108.333,30 dengan jumlah tenaga kerja 5 orang bekerja menghasilkan
pendapatan sebesar Rp. 27.141.666,70.
72
C. Hasil Pengujian Hipotesis
1. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam
model regresi, residual distribusi normal atau tidak. Uji normalitas
data dapat dilakukan dengan menggunakan uji Kolmogorov
Smirnov. Dapat dikatakan normal atau tidak adalah dengan melihat
nilai signifikannya. Jika signifikan > 0,05 maka residual
berdistribusi normal dan sebaliknya jika signifikan < 0,05 maka
residual tidak berdistribusi normal. Hasil uji normalitas
ditunjukkan sebagai berikut.
Tabel 4.2
Hasil Uji Normalitas
Unstandardized Residual
N 36
Normal Parametersa,b
Mean .0000000
Std. Deviation .89913206
Most Extreme
Differences
Absolute .119
Positive .056
Negative -.119
Test Statistic .119
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
Sumber : Data sekunder diolah dengan SPSS 25, 2020.
Berdasarkan pengujian pada Tabel 4.2 dapat diketahui
bahwa nilai signifikan dengan uji Kolmogorov Smirnov sebesar
73
0,200 > 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa residual model
regresi berdistribusi normal.
b. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas adalah suatu keadaan dimana varian
dan kesalahan pengguna tidak konstan untuk semua variabel bebas.
Salah satu cara untuk mendeteksi masalah heteroskedastisitas
adalah dengan metode yang dikembangkan oleh Spearman. Jika
nilai signifikan (α > 0,05) berarti tidak terjadi heteroskedastisitas
dan sebaliknya apabila level dibawah signifikan (α < 0,05) berarti
terjadi heteroskedastisitas.
Hasil dari penelitian pengujian heteroskedastisitas dapat
dilihat pada Tabel 4.3 sebagai berikut:
Tabel 4.3
Hasil Uji Heteroskedastisitas
X1 X2 X3 ABS_RES
X1 Pearson Correlation 1 .641**
.331* -.315
Sig. (2-tailed) .000 .048 .061
N 36 36 36 36
X2 Pearson Correlation .641**
1 .080 -.108
Sig. (2-tailed) .000 .641 .529
N 36 36 36 36
X3 Pearson Correlation .331* .080 1 -.268
S ig. (2-tailed) .048 .641 .113
N 36 36 36 36
ABS
_RE
S
Pearson Correlation -.315 -.108 -.268 1
Sig. (2-tailed) .061 .529 .113
N 36 36 36 36
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Sumber : Data sekunder diolah dengan SPSS 25, 2020.
74
Berdasarkan Tabel 4.3 dapat diketahui bahwa, nilai
signifikansi pada variabel independen modal kerja (X1) sebesar
0,061, variabel tenaga kerja (X2) sebesar 0,529 dan variabel jam
kerja (X3) sebesar 0,113. Ketiga variabel memiliki nilai sig lebih
besar dari 0,05 yang artinya tidak terjadi hetoroskedastisitas pada
model regresi.
c. Uji Autokorelasi
Uji Autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam
suatu model regresi linier terdapat korelasi antar kesalahan
pengganggu (residual) pada periode t dengan kesalahan pada
periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan
terdapat permasalahan autokorelasi. Untuk mengetahui adanya
autokorelasi dalam suatu model regresi dilakukan melalui
pengujian menggunakan uji Runs.
Tabel 4.4
Hasil Uji Autokorelasi
Unstandardized Residual
Test Valuea .04135
Cases < Test Value 18
Cases >= Test Value 18
Total Cases 36
Number of Runs 16
Z -.845
Asymp. Sig. (2-tailed) .398
a. Median
Sumber : Data Sekunder Diolah SPSS 25, 2020.
75
Berdasarkan pengujian pada Tabel 4.4 diketahui bahwa
nilai signifikan pada uji runs sebesar 0,398 > 0,05. Maka dapat
disimpulkan tidak ada autokorelasi pada model regresi.
d. Uji Multikolinieritas
Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah
dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel
independen. Metode untuk menguji adanya multikolinieritas dapat
dilihat dari Tolerance Value > 0, atau nilai VIF < 10, maka
persamaan regresi linier berganda tidak terjadi kasus
multikolinieritas. Hasil pengujian multikolinieritas ditunjukkan
pada Tabel 4.5 sebagai berikut:
Tabel 4.5
Hasil Uji Multikolinieritas
Model
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 (Constant)
X1 .510 1.961
X2 .569 1.757
X3 .860 1.162
a. Dependent Variable: Y
Sumber : Data sekunder diolah dengan SPSS 25, 2020.
Berdasarkan Tabel 4.5 diketahui bahwa pada ketiga
variabel independen mempunyai nilai VIF diatas 1 dan dibawah
10, sehingga tidak terjadi kasus multikolinieritas pada model
regresi.
76
2. Analisis Regresi Linier Sederhana
Analisis regresi linier sederhana dilakukan untuk mengetahui
bagaimana pengaruh modal kerja (X1), tenaga kerja (X2), dan jam kerja
(X3) terhadap pendapatan industri brem (Y). Adapun hasilnya
disampaikan penulis sebagai berikut:
a. Pengaruh modal kerja (X1) terhadap pendapatan (Y)
1) Model
Tabel 4.6
Hasil Regresi Linier Sederhana X1 terhadap Y
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 2.542 .440 5.774 .000
X1 1.001 .012 .998 84.428 .000
a. Dependent Variable: Y
Sumber : Data sekunder diolah SPSS 25, 2020.
Berdasarkan pada Tabel 4.6 dapat dirumuskan
persamaan regresi sebagai berikut:
Y = 2,542 + 1,001X1 + e
Konstanta (b0)
Nilai konstanta (b0) sebesar 2,542 menunjukkan
bahwa, apabila variabel independen X1 nol atau tidak ada
maka pendapatan adalah sebesar 2,542 juta rupiah/bulan
Koefisien (b1) untuk variabel Modal Kerja (X1)
Besarnya nilai koefisien regresi (b1) sebesar 1,001
dapat diartikan bahwa variabel independen (X1) yaitu modal
kerja mempunyai pengaruh signifikan dan bersifat positif
77
terhadap variabel dependen (Y) yaitu pendapatan. Jika modal
kerja dinaikkan sebesar 1 juta rupiah maka pendapatan
mengalami kenaikan sebesar 1,001 juta rupiah/bulan dengan
asumsi variabel lain tetap.
2) Uji t
Uji ini digunakan untuk mengetahui pengaruh dari variabel
independen X1 terhadap Y. Tingkat signifikan yang akan
digunakan adalah 0,05 dengan kriteria jika thitung > ttabel atau
sig < α maka Ha1 diterima H01 ditolak. Hasil Uji t dapat dilihat
pada Tabel 4.7
Tabel 4.7
Hasil Uji t X1 terhadap Y
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 2.542 .440 5.774 .000
X1 1.001 .012 .998 84.428 .000
a. Dependent Variable: Y
Sumber : Data sekunder diolah dengan SPSS 25, 2020.
Berdasarkan pada Tabel 4.7 diatas diketahui bahwa uji t
menghasilkan nilai signifikan sebesar 0,000 lebih kecil dari
0,05 (α = 5%) sehingga H01 ditolak. Jadi dapat disimpulkan
bahwa terdapat pengaruh variabel modal kerja terhadap
pendapatan industri brem. Dilihat dari nilai koefisien
regresinya sebesar 1,001 memiliki arti modal kerja
mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap
pendapatan industri brem di Kabupaten Madiun.
78
3) Koefisien Determinasi
Tujuan analisis ini dilakukan untuk melihat seberapa besar
pengaruh dari X1 terhadap Y yang mana dapat dilihat pada
nilai R square (koefisien determinasi). Nilai R square hasil
pengujian regresi linier sederhana dapat dilihat pada Tabel
4.8.
Tabel 4.8
Hasil Koefisien Determinasi X1 terhadap Y
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
1 .998a .995 .995 1.035
a. Predictors: (Constant), X1
b. Dependent Variable: Y
Sumber : Data sekunder diolah dengan SPSS 25, 2020.
Berdasarkan hasil pengujian pada Tabel 4.8 diketahui
bahwa nilai R yang diperoleh sebesar 0,998 menunjukkan
bahwa modal kerja memiliki hubungan positif terhadap
pendapatan. Nilai R square yang diperoleh sebesar 0,998
memiliki arti bahwa modal kerja memiliki kontribusi atau
dapat menjelaskan varasi/variabilitas pendapatan industri
brem di Kabupaten Madiun sebesar 99,8% dan 0,2% lainnya
dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak masuk model.
79
b. Pengaruh Tenaga Kerja (X2) terhadap pendapatan (Y)
1) Model
Tabel 4.9
Hasil Regresi Linier Sederhana X2 terhadap Y
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 18.037 4.559 3.956 .000
X2 2.078 .457 .615 4.551 .000
a. Dependent Variable: Y
Sumber : Data sekunder diolah SPSS 25, 2020
Berdasarkan pada Tabel 4.9 diatas maka dapat
dirumuskan persamaan regresi sebagai berikut:
Y = 18,037 + 2,078 X2 + e
Konstanta (b0)
Nilai konstanta (b0) sebesar 18,037 menunjukkan
bahwa, apabila variabel independen X2 nol atau tidak ada
maka pendapatan adalah sebesar 18,037 juta rupiah/bulan.
Koefisien (b1) untuk variabel Tenaga Kerja (X2)
Besarnya nilai koefisien regresi (b1) sebesar 2,078
dapat diartikan bahwa variabel independen (X2) yaitu
tenaga kerja mempunyai pengaruh signifikan dan bersifat
positif terhadap variabel dependen (Y) yaitu pendapatan
industri brem. Jika tenaga kerja ditambah 1 orang maka
pendapatan mengalami kenaikan sebesar 2,078 juta rupiah
dengan asumsi variabel lain tetap.
80
2) Uji t
Uji ini digunakan untuk mengetahui pengaruh dari
variabel independen X2 terhadap Y. Tingkat signifikan
yang akan digunakan adalah 0,05 dengan kriteria jika thitung
> ttabel atau sig < α maka Ha2 diterima H02 ditolak. Dapat
diartikan variabel X2 berpengaruh secara signifikan
terhadap Y. Hasil Uji t dapat dilihat pada Tabel 4.10
Tabel 4.10
Hasil Uji t X2 terhadap Y
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 18.037 4.559 3.956 .000
X2 2.078 .457 .615 4.551 .000
a. Dependent Variable: Y
Sumber : Data sekunder diolah SPSS 25, 2020.
Berdasarkan pada Tabel 4.10 diketahui bahwa
persamaan regresi sebagai berikut: uji t menghasilkan nilai
signifikan sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05 (α = 5 %)
sehingga H02 ditolak. Jadi dapat disimpulkan bahwa
terdapat pengaruh variabel tenaga kerja terhadap
pendapatan industri brem. Dilihat dari nilai koefisien
regresinya sebesar 2,078 memiliki arti tenaga kerja
mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap
industri brem di Kabupaten Madiun.
81
3) Koefisien Determinasi
Tujuan analisis ini dilakukan untuk melihat
seberapa besar pengaruh dari X2 terhadap Y yang mana
dapat dilihat pada nilai R square (koefisien determinasi).
Nilai R square hasil pengujian regresi linier sederhana
dapat dilihat pada Tabel 4.11.
Tabel 4.11
Hasil Koefisien Determinasi X2 terhadap Y
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .615a .379 .360 11.838
a. Predictors: (Constant), X2
b. Dependent Variable: Y
Sumber : Data sekunder diolah SPSS 25, 2020
Berdasarkan hasil pengujian pada Tabel 4.11
diketahui bahwa nilai R yang diperoleh sebesar 0,615
menunjukkan bahwa tenaga kerja memiliki hubungan
positif terhadap pendapatan. Nilai R square yang diperoleh
sebesar 0,379 memiliki arti bahwa tenaga kerja memiliki
kontribusi atau dapat menjelaskan varasi/variabilitas
pendapatan industri brem di Kabupaten Madiun sebesar
37,9% dan 62,1% lainnya dipengaruhi oleh faktor lain yang
tidak masuk model.
82
c. Pengaruh Jam Kerja (X3) terhadap pendapatan (Y)
1) Model
Tabel 4.12
Hasil Regresi Linier Sederhana X3 terhadap Y
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 33.117 2.956 11.205 .000
X3 10.040 4.918 .330 2.041 .049
a. Dependent Variable: Y
Sumber: Data sekunder diolah SPSS 25, 2020
Berdasarkan pada Tabel 4.12 diatas maka dapat
dirumuskan persamaan regresi sebagai berikut:
Y = 33,117 + 10,040 X3 + e
Konstanta (b0)
Nilai konstanta (b0) sebesar 33,117 menunjukkan
bahwa, apabila tidak ada penambahan jam kerja/lembur
maka pendapatan adalah sebesar 33,117 juta rupiah/bulan.
Koefisien (b1) untuk variabel jam Kerja (X3)
Besarnya nilai koefisien regresi (b1) sebesar 10,040
dapat diartikan bahwa variabel independen (X3) yaitu jam
kerja mempunyai pengaruh signifikan dan bersifat positif
terhadap variabel dependen (Y) yaitu pendapatan. Artinya
ketika perusahaan industri brem menerapkan penambahan
jam kerja/lembur maka pendapatan akan naik sebesar
10,040 juta rupiah/bulan.
83
2) Uji t
Uji ini digunakan untuk mengetahui pengaruh dari
variabel independen X3 terhadap Y. Tingkat signifikan
yang akan digunakan adalah 0,05 dengan kriteria jika thitung
> ttabel atau sig < α maka Ha3 diterima H03 ditolak. Dapat
diartikan variabel X3 berpengaruh secara signifikan
terhadap Y. Hasil Uji t dapat dilihat pada Tabel 4.13
Tabel 4.13
Hasil Uji t X3 terhadap Y
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardize
d
Coefficients
T Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 33.117 2.956 11.205 .000
X3 10.040 4.918 .330 2.041 .049
a. Dependent Variable: Y
Sumber : Data sekunder diolah SPSS 25, 2020
Berdasarkan pada Tabel 4.13 diatas diketahui bahwa
persamaan regresi sebagai berikut: uji t menghasilkan nilai
signifikan sebesar 0,049 lebih kecil dari 0,05 (α = 5%)
sehingga H03 ditolak. Jadi dapat disimpulkan bahwa
terdapat pengaruh variabel jam kerja terhadap pendapatan
industri brem. Dilihat dari nilai koefisien regresinya sebesar
10,040 memiliki arti X3 mempunyai pengaruh positif dan
signifikan terhadap pendapatan indutri brem di Kabupaten
Madiun.
84
3) Koefisien Determinasi
Tujuan analisis ini dilakukan untuk melihat
seberapa besar pengaruh dari X3 terhadap Y yang mana
dapat dilihat pada nilai R square (koefisien determinasi).
Nilai R square hasil pengujian regresi linier sederhana
dapat dilihat pada Tabel 4.14.
Tabel 4.14
Hasil Koefisien Determinasi X3 terhadap Y
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .330a .109 .083 14.174
a. Predictors: (Constant), X3
b. Dependent Variable: Y
Sumber : Data Sekunder diolah SPSS 25, 2020
Berdasarkan hasil pengujian pada Tabel 4.14
diketahui bahwa nilai R yang diperoleh sebesar 0,330a
menunjukkan bahwa jam kerja memiliki hubungan positif
terhadap pendapatan. Nilai R square yang diperoleh sebesar
0,109 memiliki arti bahwa jam kerja memiliki kontribusi
atau dapat menjelaskan varasi/variabilitas pendapatan
industri brem di Kabupaten Madiun sebesar 10,9% dan
89,1% lainnya dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak
masuk model.
85
3. Model Regresi Linier Berganda
a. Model
Tabel 4.15
Hasil Regresi Linier Berganda X1, X2 dan X3 terhadap Y
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig. B
Std.
Error Beta
1 (Constant) 2.902 .417 6.953 .000
X1 1.031 .015 1.027 68.320 .000
X2 -.146 .048 -.043 -3.028 .005
X3 -.204 .352 -.007 -.580 .566
a. Dependent Variable: Y
Sumber : Data sekunder diolah SPSS 25, 2020.
Berdasarkan pada Tabel 4.15 diatas maka dapat dirumuskan
persamaan regresi sebagai berikut:
Y = 2,902 + 1,031X1 – 0,146X2 – 0,204X3 + error
Konstanta (b0)
Nilai konstanta (b0) sebesar 2,902 menunjukkan bahwa,
apabila variabel independen X1, X2 dan X3 nol atau tidak ada maka
pendapatan adalah sebesar 2,902 juta rupiah/bulan.
Koefisien (b1) untuk variabel Modal Kerja (X1)
Besarnya nilai koefisien regresi (b1) sebesar 1,031 dapat
diartikan bahwa variabel independen (X1) yaitu modal kerja
mempunyai pengaruh signifikan dan bersifat positif terhadap
variabel dependen (Y) yaitu pendapatan. Jika modal kerja naik
sebesar 1 juta rupiah/bulan maka pendapatan industri brem
86
mengalami kenaikan sebesar 1,031 juta rupiah/bulan dengan
asumsi variabel lain tetap.
Koefisien (b2) untuk variabel Tenaga Kerja (X2)
Besarnya nilai koefisien regresi (b2) sebesar -0.146 dapat
diartikan bahwa variabel independen (X2) yaitu tenaga kerja
mempunyai pengaruh signifikan dan bersifat negatif terhadap
variabel dependen (Y) yaitu pendapatan. Jika tenaga kerja
ditambah 1 orang maka pendapatan mengalami penurunan sebesar
146 ribu rupiah dengan asumsi variabel lain tetap.
Koefisien (b3) untuk variabel Jam Kerja (X3)
Besarnya nilai koefisien regresi (b3) sebesar -0.204 dapat
diartikan bahwa variabel independen (X3) yaitu jam kerja
mempunyai pengaruh signifikan dan bersifat negatif terhadap
variabel dependen (Y) yaitu pendapatan. Jika jam kerja ada
penambahan jam kerja/lembur maka pendapatan mengalami
penurunan sebesar 204 ribu rupiah dengan asumsi variabel lain
tetap.
b. Uji F
Tujuan analisis ini (nilai statistik F) untuk melihat apakah
semua variabel independen pada persamaan ini memiliki pengaruh
pada variabel dependen. Jika Fhitung > Ftabel atau nilai signifikan <
0,05 maka H0 ditolak. Hasil uji F dengan menggunakan alat bantu
87
computer dengan program IBM SPSS 25.0 ditunjukkan pada Tabel
4.16
Tabel 4.16
Hasil Uji F X1, X2 dan X3 terhadap Y
Model
Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
1 Regression 7639.633 3 2546.544 2879.959 .000b
Residual 28.295 32 .884
Total 7667.929 35
a. Dependent Variable: Y
b. Predictors: (Constant), X3, X2, X1
Sumber : Data Sekunder diolah SPSS 25, 2020
Berdasarkan pengujian Tabel 4.16 diperoleh nilai Fhitung =
2879,959 dengan signifikansi uji F sebesar 0,000. Karena nilai
Fhitung = 2879,959 > 2, 90 selanjutnya dibandingkan dengan nilai
Ftabel x Fhitung = F(3,32,5%) = 2.90 dan sig = 0,000 < 0,05 maka
disimpulkan bahwa terdapat pengaruh secara simultan variabel
modal kerja, tenaga kerja dan jam kerja terhadap pendapatan
perusahaan industri brem di Kabupaten Madiun.
c. Uji t
Tujuan analisis ini (uji t) untuk menguji pengaruh dari masing-
masing variabel bebas secara parsial atau untuk mengetahui
variabel mana yang lebih mempengaruhi pendapatan. Dengan
kaidah sebagai berikut:
1) Dalam hal ini tingkat signifikan yang dipilih adalah 0,05
dengan kriteria jika thitung > ttabel maka Ha diterima H0 ditolak.
88
2) Jika thitung < ttabel pada tingkat kepercayaan 95% (α = 0,05),
maka Ha ditolak dan H0 diterima.
Kemudian untuk uji statistik tersebut yaitu sebagai berikut:
1) Pengujian koefisien regresi variabel modal kerja
Ha5 : Modal kerja berpengaruh secara parsial terhadap variabel
pendapatan industri brem di Kabupaten Madiun
H05 : Modal kerja tidak berpengaruh secara parsial terhadap
variabel pendapatan industri brem di Kabupaten Madiun
2) Pengujian koefisien regresi variabel tenaga kerja
Ha6 : Tenaga kerja berpengaruh secara parsial tehadap variabel
pendapatan industri brem di Kabupaten Madiun
H06 : Tenaga kerja tidak berpengaruh secara parsial terhadap
variabel pendapatan industri brem di Kabupaten Madiun.
3) Pengujian koefisien regresi variabel jam kerja
Ha7 : Jam kerja berpengaruh secara parsial tehadap variabel
pendapatan industri brem di Kabupaten Madiun
H07 : Jam kerja tidak berpengaruh secara parsial terhadap
variabel pendapatan industri brem di Kabupaten Madiun
Hasil pengujian parsial atau biasa dikenal dengan uji t dilihat
pada Tabel 4.17
89
Tabel 4.17
Hasil Uji t X1, X2 dan X3 terhadap Y
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig. B
Std.
Error Beta
1 (Constant) 2.902 .417 6.953 .000
X1 1.031 .015 1.027 68.320 .000
X2 -.146 .048 -.043 -3.028 .005
X3 -.204 .352 -.007 -.580 .566
a. Dependent Variable: Y
Sumber : Data sekunder diolah SPSS 25, 2020.
Berdasarkan pada tabel 4.17 diatas maka dapat dirumuskan
persamaan regresi sebagai berikut:
(a) Pengujian pengaruh X1 terhadap Y menghasilkan nilai
signifikan uji t sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05 (α =
5%) sehingga H05 ditolak. Jadi kesimpulannya bahwa
modal kerja berpengaruh secara parsial terhadap
pendapatan. Hal ini terlihat dari nilai koefisien regresinya
sebesar 1,031 sehingga pengaruh tersebut signifikan.
(b) Pengujian pengaruh X2 terhadap Y menghasilkan nilai
signifikan uji t sebesar 0,005 lebih kecil dari 0,05 (α =
5%) sehingga H06 diterima. Jadi kesimpulannya bahwa
tenaga kerja berpengaruh terhadap pendapatan. Hal ini
terlihat dari nilai koefisien regresinya sebesar –0,146
sehingga tenaga kerja berpengaruh negatif dan signifikan.
(c) Pengujian pengaruh X3 terhadap Y menghasilkan nilai
signifikan uji t sebesar 0,566 lebih besar dari 0,05 (α =
90
5%) sehingga H07 ditolak. Jadi kesimpulannya jam kerja
berpengaruh terhadap pendapatan. Hal ini terlihat dari
nilai koefisien regresinya sebesar -0.204 sehingga jam
kerja berpengaruh negatif dan signifikan.
d. Koefisien Determinasi
Tujuan analisis ini dilakukan untuk melihat seberapa besar
pengaruh antara X1, X2 dan X3 terhadap Y dengan cara melihat
pada nilai R square (koefisien determinasi). Nilai R square hasil
pengujian regresi linier sederhana dapat dilihat pada tabel 4.18.
Tabel 4.18
Hasil Koefisien Determinasi X1, X2 dan X3 terhadap Y
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .998a .996 .996 .940
a. Predictors: (Constant), X3, X2, X1
b. Dependent Variable: Y
Sumber : Data Sekunder diolah SPSS 25, 2020.
Berdasarkan hasil pengujian pada Tabel 4.18 diketahui
bahwa nilai R yang diperoleh sebesar 0,998 menunjukkan bahwa
modal kerja, tenaga kerja dan jam kerja memiliki hubungan positif
terhadap pendapatan industri brem. Nilai R square yang diperoleh
sebesar 0,996 memiliki arti bahwa tenaga kerja memiliki kontribusi
atau dapat menjelaskan varasi/variabilitas pendapatan industri
brem di Kabupaten Madiun sebesar 99,6% dan 0,4% lainnya
dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak masuk model.
91
D. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Pengaruh Modal Kerja terhadap Pendapatan Industri Brem
Kabupaten Madiun
Hasil pengujian menunjukkan bahwa modal kerja berpengaruh
secara signifikan terhadap pendapatan industri brem Kabupaten
Madiun. Hal tersebut dibuktikan berdasarkan hasil uji t pada Tabel 4.7
dengan perolehan nilai signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05
sehingga H01 ditolak. Jadi kesimpulannya modal kerja (X1)
berpengaruh secara signifikan terhadap pendapatan industri brem di
Kabupaten Madiun (Y).
Berdasarkan hasil uji regresi linier sederhana menunjukkan besaran
koefisien regresi variabel modal kerja bertanda positif, artinya modal
kerja berbanding lurus atau searah terhadap pendapatan industri brem
di Kabupaten Madiun. Dengan kontribusi variabel modal kerja (X1)
mempengaruhi variabel pendapatan industri brem di Kabupaten
Madiun (Y) sebesar 99,5 %
Terjadi hubungan positif antara modal kerja dan pendapatan
industri brem di Kabupaten Madiun dikarenakan rata-rata perusahaan
mengetahui variabel modal kerja yang meliputi pengadaan bahan baku,
bahan tambahan terhadap produk yang akan diproduksi dan juga
penggajian karyawan sehingga berpengaruh terhadap pendapatan. Hal
ini sesuai dengan teori Sudaryono bahwa modal kerja dibutuhkan
untuk membeli bahan baku untuk memenuhi permintaan konsumen.
92
Jika penyediaan modal kerja cukup sesuai dengan jumlah yang
dibutuhkan maka proses produksi akan lancar dan hal ini sangat
mempengaruhi dalam meningkatkan pendapatan untuk perkembangan
usaha. Selain itu, juga dikarenakan sudah mulai banyak perusahaan
brem yang berdiri dari rumah kerumah sehingga menambah potensi
atas hasil yang diperoleh pada tiap-tiap perusahaan. Dalam melakukan
sebuah usaha tentunya.
Adanya hubungan yang signifikan antara modal kerja dan
pendapatan didukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
Sofyan bahwa hasil penelitian yang dilakukannya menunjukkan modal
kerja secara parsial dan simultan berpengaruh secara positif dan
signifikan terhadap pendapatan pengrajin batu bata di Desa
Bontobiraeng Selatan Kecamatan Bontonompo Kabupaten Gowa.2
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa modal kerja
berpengaruh secara signifikan terhadap pendapatan industri brem di
Kabupaten Madiun. Dapat juga diartikan bahwa pendapatan
dipengaruhi oleh modal kerja. Semakin tinggi atau banyak modal kerja
yang dikeluarkan untuk memenuhi persediaan bahan baku produksi
maka akan semakin tinggi pendapatan yang diperoleh perusahaan.
Adapun peran pemerintahan dalam penyelamatan perokonomian
daerah berupa pinjaman modal kerja yang diberikan dengan tujuan
meningkatkan pendapatan suatu perusahaan industri yang dijalankan.
2 Sofyan, “Pengaruh Modal, Jam kerja dan Pengalaman Kerja terhadap pendapatan
pengrajin batu bata di desa Bontobiraeng Selatan Kecamatan Bontonompo Kabupaten Gowa”,
Skripsi (Yogyakarta: UIN Alauddin Makasar, 2017),. 62
93
Akan tetapi, ada sebagian perusahaan yang merasa keberatan atas
pinjaman yang diberikan mengingat akan kepentingan yang lain seperti
kewajiban dalam produksi ataupun diluar produksi.
2. Pengaruh Tenaga Kerja terhadap Pendapatan Industri Brem
Kabupaten Madiun
Hasil pengujian menunjukkan bahwa tenaga kerja berpengaruh
secara signifikan terhadap pendapatan industri brem Kabupaten
Madiun. Hal tersebut dibuktikan berdasarkan hasil uji t pada Tabel
4.10 dengan perolehan nilai signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil dari
0,05 sehingga H02 ditolak. Jadi kesimpulannya tenaga kerja (X2)
berpengaruh secara signifikan terhadap pendapatan industri brem di
Kabupaten Madiun (Y).
Berdasarkan hasil uji regresi linier sederhana menunjukkan besaran
koefisien regresi variabel tenaga kerja bertanda positif, artinya tenaga
kerja berbanding lurus atau searah terhadap pendapatan industri brem
di Kabupaten Madiun. Dengan kontribusi variabel tenaga kerja (X2)
mempengaruhi variabel pendapatan industri brem di Kabupaten
Madiun (Y) sebesar 37,9 %
Terjadi hubungan positif antara tenaga kerja dan pendapatan
industri di Kabupaten Madiun diperoleh tenaga kerja yang cukup
banyak dengan rata-rata lebih dari 10 tenaga kerja penggerak input
dalam melakukan proses produksi untuk menghasilkan produk brem.
Semakin banyak hasil produksi memungkinkan pendapatan yang
94
diterima akan meningkat. Tenaga kerja merupakan bagian yang
menentukan produktivitas dari suatu pekerjaan. Sesuai dengan teorinya
A. Samuelson menyatakan bahwa beribu macam pekerjaan dan tugas
dalam tingkat keahlian dilakukan oleh tenaga kerja, karena itu tenaga
kerja merupakan input/faktor produksi paling penting.
Adanya hubungan yang signifikan antara tenaga kerja dan
pendapatan didukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
Erwin Fahmi yang menyatakan bahwa tenaga kerja mempengaruhi
pendapatan UD. Bagus Bakery.3
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tenaga kerja
berpengaruh secara signifikan terhadap pendapatan industri brem di
Kabupaten Madiun. Dapat juga diartikan bahwa pendapatan
dipengaruhi oleh tenaga kerja. Semakin banyak tenaga kerja atau
menambah tenaga kerja maka jumlah produksi yang dihasilkan akan
bertambah dan pendapatan akan meningkat.
3. Pengaruh Jam Kerja terhadap Pendapatan Industri Brem
Kabupaten Madiun
Hasil pengujian menunjukkan bahwa jam kerja berpengaruh secara
signifikan terhadap pendapatan industri brem Kabupaten Madiun. Hal
tersebut dibuktikan berdasarkan hasil uji t pada Tabel 4.13 dengan
perolehan nilai signifikansi sebesar 0,049 lebih kecil dari 0,05
3 Erwin Fahmi, “Pengearuh Modal, Tenaga Kerja, dan Produksi Terhadap Tingkat
Pendapatan di Home Industri UD Bagus Bakery Desa Serapuh Kecamatan Gunung Malela
Kabupaten simalungun”, Skripsi (UIN Sumatera Utara Medan, 2019),. 66
95
sehingga H03 ditolak. Jadi kesimpulannya jam kerja (X3) berpengaruh
secara signifikan terhadap pendapatan industri brem di Kabupaten
Madiun (Y).
Berdasarkan hasil uji regresi linier sederhana menunjukkan besaran
koefisien regresi variabel jam kerja bertanda positif, artinya jam kerja
berbanding lurus atau searah terhadap pendapatan industri brem di
Kabupaten Madiun. Dengan kontribusi variabel jam kerja (X3)
mempengaruhi variabel pendapatan industri brem di Kabupaten
Madiun (Y) sebesar 10,9 %
Terjadi hubungan positif antara jam kerja dan pendapatan industri
brem di Kabupaten Madiun karena jam kerja yang digunakan pada
perusahaan industri brem di Kabupaten Madiun dengan rata-rata 8 jam
kerja dan 4 jam lembur untuk produksi dengan pesanan yang banyak.
Dengan jam lembur yang digunakan untuk menghasilkan produk yang
banyak akan menambah jumlah pendapatan yang diperoleh
perusahaan. Dalam keterampilan mengelola waktu kerja menjadikan
tenaga kerja bersemangat dalam memproduksi dalam jumlah banyak
dan dapat mengalokasikan waktu istirahat, libur dan lembur berjalan
beriringan. Hal ini sesuai dengan teorinya Ahmad Su’ud yang
menyatakan bahwa apabila perencanaan pekerjaan sudah hendak
dibuat maka seorang pekerja dapat menghemat waktu dan kerjanya.
Adanya hubungan yang signifikan antara jam kerja dan pendapatan
didukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Erfin Suprapti
96
hasil penelitian yang dilakukannya menunjukkan jam kerja secara
parsial dan simultan berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap
pendapatan pedagang perempuan pasar Barongan Bantul.4
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa jam kerja berpengaruh
secara signifikan terhadap pendapatan industri brem di Kabupaten
Madiun. Dapat juga diartikan bahwa pendapatan dipengaruhi oleh jam
kerja. Semakin lama waktu kerja dan lembur kerja maka jumlah
produksi yang dihasilkan akan bertambah dan semakin tinggi
pendapatan yang diperoleh.
4. Pengaruh Modal Kerja, Tenaga Kerja dan Jam Kerja terhadap
Pendapatan Industri Brem Kabupaten Madiun
Hasil pengujian menunjukkan bahwa modal kerja, tenaga kerja dan
jam kerja berpengaruh secara signifikan terhadap pendapatan industri
brem di Kabupaten Madiun. Hal ini dibuktikan berdasarkan hasil uji F
(uji simultan) pada Tabel 4.16 dengan perolehan nilai Fhitung=
2,879,959 > 2,90 maka H04 ditolak. Jadi kesimpulannya modal kerja
(X1), tenaga kerja (X2) dan jam kerja (X3) berpengaruh secara
signifikan terhadap pendapatan industri brem di Kabupaten Madiun
(Y).
Berdasarkan hasil uji regresi linier berganda menunjukkan besaran
koefisien regresi variabel modal kerja bertanda positif sedangkan
tenaga kerja dan jam kerja bertanda negatif artinya modal kerja,
4 Efvin Suprapti, “ Pengaruh Modal, Umur, Jam Kerja, Dan Pendidikan Terhadap
Pendapatan Pedagang Perempuan Pasar Barongan Bantul”, Skripsi (Yogyakarta: UNY, 2017),. 67
97
berbanding lurus atau searah terhadap pendapatan industri brem di
Kabupaten Madiun sedangkan tenaga kerja dan jam kerja berbanding
terbalik terhadap pendapatan industri brem di Kabupaten Madiun.
Dengan kontribusi variabel modal kerja, tenaga kerja dan jam kerja
mempengaruhi variabel pendapatan sebesar 99,6 %
Hal tersebut mengartikan bahwa perusahaan industri brem di
Kabupaten Madiun dalam meningkatkan pendapatan dipengaruhi oleh
modal kerja, tenaga kerja dan jam kerja, namun jika dilakukan
bersama-sama tenaga kerja dan jam kerja hanya terlihat dari satu sisi
yaitu modal kerja yang tinggi. Hal tersebut dibuktikan dari hasil
pengamatan yang peneliti lakukan dari perusahaan brem di Kabupaten
Madiun bahwa modal kerja yang besar akan mempengaruhi
pendapatan yang besar pula tanpa melihat proses produksi dan tenaga
kerja dengan waktu yang dikerahkan dalam mencapai pendapatan yang
tinggi. Modal kerja biasanya digunakan untuk membeli bahan baku
dalam memenuhi permintaan konsumen, tanpa modal kerja tidak akan
dapat menggerakkan usaha. Tetapi jika tenaga kerja dilakukan
penambahan satu orang dan modal kerja tidak ditambah sama halnya
tidak meningkatkan pendapatan karena jika dengan tenaga kerja tetap
bisa memenuhi target penambahan tenaga kerja baru akan kehilanagan
pekerjaan atau menganggur. Hal ini menjadikan pengaruh tenaga kerja
terhadap pendapatan sedikit. Seperti halnya jam kerja apabila
dilakukan penambahan jam kerja/lembur maka pendapatan akan tidak
98
stabil karena akan adanya penambahan pengeluaran dalam menggaji
jam lembur yang digunakan, sementara dalam pemasaran produk
terkendala dari jatuh tempo pada setiap konsumen/sales. Hal ini sesuai
dengan teori Basu Swastha yang menyatakan faktor-faktor dari
pendapatan salah satunya adalah modal kerja, tenaga kerja dan jam
kerja yang digunakan oleh perusahaan dalam memproduksi produknya.
Didukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Suri
Rahmawati, yang menyatakan bahwa variabel independen (tenaga
kerja dan jam kerja) secara parsial tidak berpengaruh terhadap
pendapatan PT. pelabuhan Indonesia I Cabang Belawan Medan, akan
tetapi modal kerja secara parsial berpengaruh signifikan terhadap
pendapatan PT. pelabuhan Indonesia I Cabang Belawan Medan.
99
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Modal kerja berpengaruh secara signifikan terhadap pendapatan
industri brem di Kabupaten Madiun. Hal ini dibuktikan dengan tingkat
signifikan uji t sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05 (α = 5%) sehingga
H01 ditolak. Jadi dapat disimpulkan bahwa variabel modal kerja (X1)
berpengaruh secara signifikan terhadap pendapatan (Y). Dari hasil uji
regresi linier sederhana menjelaskan besaran koefisien regresi variabel
modal kerja bertanda positif, artinya modal kerja berbanding lurus atau
searah terhadap pendapatan industri brem di Kabupaten Madiun.
Untuk nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0,998 artinya kontribusi
variabel modal kerja mempengaruhi variabel pendapatan sebesar
99,8% atau kategori rendah sedangkan sisanya dipengaruhi oleh
variabel lain diluar model. Ketika perusahaan meningkatkan modal
kerja sebesar 1 juta rupiah maka pendapatan meningkat sebesar 1,031
juta rupiah/bulan. Sehingga untuk memperoleh pendapatan yang besar
maka modal kerja yang dikeluarkan juga harus besar. Hal ini sesuai
dengan teori Basu Swastha terkait dengan faktor yang mempengaruhi
pendapatan yaitu modal kerja yang tinggi akan meningkatkan
pendapatan yang tinggi.
2. Hasil pengujian menunjukkan bahwa tenaga kerja berpengaruh secara
signifikan terhadap pendapatan industri brem di Kabupaten Madiun.
100
Hal ini dibuktikan dengan tingkat signifikan uji t sebesar 0,000 lebih
kecil dari 0,05 (α = 5%) sehingga H02 ditolak. Jadi dapat disimpulkan
bahwa variabel tenaga kerja (X2) berpengaruh secara signifikan
terhadap pendapatan (Y). Dari hasil uji regresi linier sederhana
menjelaskan besaran koefisien regresi variabel tenaga kerja bertanda
positif, artinya tenaga kerja berbanding lurus atau searah terhadap
pendapatan industri brem di Kabupaten Madiun. Untuk nilai koefisien
determinasi (R2) sebesar 0,379 artinya kontribusi variabel tenaga kerja
mempengaruhi variabel pendapatan sebesar 37,9 % atau kategori
rendah sedangkan sisanya dipengaruhi oleh variabel lain diluar model.
Ketika perusahaan melakukan penambahan 1 orang tenaga kerja maka
pendapatan mengalami kenaikan sebesar 2,078 juta rupiah/bulan.
Sehingga jika ditambah tenaga kerja harus menambah pengeluaran.
Hal ini sesuai dengan teori Basu Swastha terkait dengan faktor yang
mempengaruhi pendapatan yaitu tenaga kerja yang berkualitas akan
meningkatkan pendapatan suatu perusahaan.
3. Hasil pengujian menunjukkan bahwa jam kerja berpengaruh secara
signifikan terhadap pendapatan industri brem di Kabupaten Madiun.
Hal ini dibuktikan dengan tingkat signifikan uji t sebesar 0,049 lebih
kecil dari 0,05 (α = 5%) sehingga H03 ditolak. Jadi dapat disimpulkan
bahwa variabel jam kerja (X3) berpengaruh secara signifikan terhadap
pendapatan (Y). dari output uji regresi linier sederhana menjelaskan
besaran koefisien regresi variabel jam kerja bertanda positif, artinya
101
jam kerja berbanding lurus atau searah terhadap pendapatan industri
brem di Kabupaten Madiun. Untuk nilai koefisien determinasi (R2)
sebesar 0,109 artinya kontribusi variabel jam kerja mempengaruhi
variabel pendapatan sebesar 10,9% atau kategori rendah sedangkan
sisanya dipengaruhi oleh variabel lain diluar model. Ketika perusahaan
industri brem menerapkan penambahan jam kerja/lembur maka
pendapatan akan naik sebesar 10,040 juta rupiah/bulan. Sehingga jam
lembur yang digunakan besar penambahan pendapatan juga besar. Hal
ini sesuai dengan teori Basu Swastha terkait dengan faktor yang
mempengaruhi pendapatan yaitu jam kerja yang banyak/lembur akan
meningkatkan pendapatan yang tinggi.
4. Dari hasil pengujian menjelaskan bahwa modal kerja, tenaga kerja dan
jam kerja berpengaruh secara signifikan terhadap pendapatan industri
brem di Kabupaten Madiun. Hal tersebut dibuktikan berdasarkan hasil
uji F (uji simultan) diperoleh hasil nilai Fhitung = 2879,959 > 2,90 maka
terima H04 sehingga model regresi yang dihasilkan sesuai atau karena
nilai sig = 0,000 < 0,05 maka model regresi yang dihasilkan sesuai.
Maka dapat disimpulkan bahwa modal kerja (X1), tenaga kerja (X2)
dan jam kerja (X3) berpengaruh secara signifikan terhadap pendapatan
(Y). Dari pengujian regresi linier berganda menjelaskan besaran
koefisien regresi variabel modal kerja bertanda positif sedangkan
tenaga kerja dan jam kerja bertanda negatif. Untuk nilai koefisien
determinasi (R2) sebesar 0,996 artinya kontribusi variabel modal kerja,
102
tenaga kerja dan jam kerja mempengaruhi variabel pendapatan (Y)
sebesar 99,6% sedangkan lebihnya dipengaruhi oleh variabel lain yang
tidak diteliti dalam penelitian ini. Meskipun secara bersama-sama
modal kerja, tenaga kerja dan jam kerja berpengaruh terhadap
pendapatan ternyata tidak semua variabel menunjukkan pengaruh yang
besar atau berpengaruh variabel tenaga kerja dan jam kerja ketika diuji
secara parsial menunjukkan tanda negatif dan modal kerja mempunyai
pengaruh yang paling dominan. Artinya dengan modal kerja yang tetap
penambahan tenaga kerja dan jam kerja justru akan menurunkan
pendapatan industri brem di Kabupaten Madiun. Hal ini sesuai dengan
teori Basu Swastha terkait dengan faktor yang mempengaruhi
pendapatan yaitu modal kerja, tenaga kerja dan jam kerja dalam
memproduksi sebuah produk untuk meningkatkan pendapatan.
B. Saran
1. Bagi Perusahaan Industri Brem di Kabupaten Madiun yaitu UD.
Tongkat Mas, UD. Suling Gading dan UD. Atika Murni
a. Perusahaan industri brem harus mulai menerapkan manajemen
pendapatan dan persediaan bahan baku untuk produksi agar
sebagian pendapatan dan pengeluaran dapat terdeteksi secara baik.
b. Perusahaan industri brem harus melakukan penyeleksian tenaga
kerja yang berpengalaman, kecekatan dan berkualitas dengan yang
baru mengenal dunia usaha supaya setiap pekerjaan dapat
diselesaikan dengan baik dan benar. Dengan adanya tenaga kerja
103
yang berkualitas dan berpengalaman maka pendapatan perusahaan
industri brem akan mampu bertambah dari tahun ke tahun.
c. Perusahaan industri brem harus mampu memanfaatkan jam kerja
dengan sebaik mungkin, jam kerja yang diberikan kepada tenaga
kerja harus sesuai dengan jumlah produksi yang ingin dihasilkan
dan batas kerja maksimum. Ini bertujuan agar pekerjaan dapat
diselesaikan tepat waktu dan tenaga kerja tidak jenuh dalam
mengerjakan tugas yang dibebankan kepadanya.
d. Perusahaan industri brem harus dapat mengatur pengeluaran
pembelian bahan baku produksi, memilah kualitas tenaga kerja
yang berpengalaman dan memanfaatkan waktu sebaik mungkin
tanpa menambah jam kerja yang akan memboroskan waktu kerja
dikemudian hari.
2. Bagi Peneliti Yang Akan Datang
a. Mendapatkan suatu gambaran model penelitian yang baik dan
benar dengan didukung oleh teori yang relevan dan kuat, lebih
memperbanyak referensi penelitian yang mendukung topik dalam
penelitian tersebut
b. Mampu menambah masalah yang akurat untuk diangkat sebagai
judul penelitian
c. Menambah jumlah responden yang akan diteliti untuk
mendapatkan hasil yang lebih baik