32
BAB II A.AKHLAK Sifat Mazmumah Gemar Makan dan Minum. Hadis Nabi saw yang bermaksud : “Yang terlebih Afdal(utama) pada Allah swt ialah orang yg banyak berlapar dan banyak tafakur (berfikir sambil meneliti) Dan yang terlebih benci kepada Allah ialah orang yang banyak makan, banyak tidur dan banyak minum”. Banyak berkata-kata perkara sia-sia ialah manusia yang suka berkata-kata, berbual-bual dan bersembang-sembang perkara yang laqa (lalai) seperti mencaci orang, menfitnah, hanya kepentingan dunia, perkara tanpa faedah dan sebagainya. Firman Allah swt yang bermaksud : “Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan2 mereka, melainkan bisikan2 daripada yang menyuruh (manusia) bersedekah, atau berbuat makruf, atau mendamaikan manusia”. (An-Nisa : 114)

akhlak tercela

Embed Size (px)

DESCRIPTION

tentang akhlak dan akhlak tercela

Citation preview

Page 1: akhlak tercela

BAB II

A. AKHLAK

Sifat Mazmumah

Gemar Makan dan Minum. Hadis Nabi saw yang bermaksud : “Yang terlebih

Afdal(utama) pada Allah swt ialah orang yg banyak berlapar dan banyak tafakur

(berfikir

sambil meneliti) Dan yang terlebih benci kepada Allah ialah orang yang banyak

makan,

banyak tidur dan banyak minum”.

Banyak berkata-kata perkara sia-sia ialah manusia yang suka berkata-kata, berbual-

bual

dan bersembang-sembang perkara yang laqa (lalai) seperti mencaci orang, menfitnah,

hanya kepentingan dunia, perkara tanpa faedah dan sebagainya. Firman Allah swt

yang

bermaksud : “Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan2 mereka, melainkan

bisikan2

daripada yang menyuruh (manusia) bersedekah, atau berbuat makruf, atau

mendamaikan

manusia”. (An-Nisa : 114)

Marah ialah berpunca dari kurang kesabaran dalam menghadapi sebarang keadaan.

Orang

yang demikian, selalunya didorong oleh pengaruh Syaitan yang ingin merosakkan

iman

dan dirinya.

Hasad dengki, dan iri hati ialah seseorang itu rasa kurang senang dengan nikmat yang

dikecapi orang lain lalu mengharapkan nikmat itu terhapus daripadanya. Hadis Nabi

saw

Page 2: akhlak tercela

yang bermaksud : “Hasad itu memakan (memusnahkan) kebaikan , sebagaimana api

memakan (membakar) kayu.”

Kasih kepada harta ialah seseorang yang memiliki harta dan kemewahan hidup.

Tetapi

kemewahan yang membawa kepada sifat bakhil , tamak haloba dan juga membazir

dibenci oleh Islam.

Takbur, punca berlakunya sifat takbur adalah dari banyak sebab yang boleh

menyebabkan seseorang itu takbur atau sombong diri seperti nasab keturunan, kuasa

pemerintahan, kekayaan, kelebihan ilmu, banyak pengikut dan banyak ibadat.

Riyak, orang yang riyak pula ditakrifkan sebagai sifat untuk menarik pandangan

orang

dengan menampakkan pelbagai amalan yang baik dilakukan semata-mata

menginginkan

pujian, pangkat atau kedudukan.

Ujub ialah berkait rapat dengan takbur dan riyak. Ujud bererti berasa hairan dengan

keistimewaan dan kelebihan diri sendiri. Ini juga berkait rapat dengan kelebihan dari

segi

kecantikan , kepandaian, kekayaan dan lain-lain.

Kasih akan Dunia ialah orang yang mempunyai hati yang sentiasa berpaut kepada

kehidupandan kesenangan dunia akan menyebabkan seseorang itu takutkan mati.

Firman

Allah yang bermaksud : “Ketahuilah sesungguhnya kehidupan dunia adalah

permainan,

senda gurau, perhiasan, bermegah-megah antara kamu dan berlumba-lumba dalam

mengumpul harta kekayaan dan anak pinak.”(Al-Hadid : 20)

Nasihat dan Peringatan

Sebagai seorang Islam yang mengaku dan percaya akan adanya Allah, Maha Esa

Allah,

Page 3: akhlak tercela

Allah Penguasa Alam dan sebagainya lagi, maka perlulah dan wajiblah kita tunduk

dan patuh

kepada perintah Allah yang dibawa oleh Nabi Muhammad saw. Kita wajib

membenarkan hati,

perbuatan dan perkataan akan setiap perkara yang dibawa oleh Nabi Muhammad saw

adalah

dari Allah. Panduan bagi umat Islam untuk menuju kepada Allah atau menuju redho

Allah

adalah perlu menjadikan Nabi sebagai contoh ikutan dalam setiap amalan kehidupan

kita. Jangan

jadikan artis atau nama-nama tokoh bukan agama sebagai ikutan atau idola, kerana

mereka ini

akan menyesatkan kita semua. Kecuali kita jadikan ulama atau orang alim sebagai

idola dalam

kehidupan kita, kerana orang alim atau ulama adalah pewaris Nabi dan mereka adalah

penerus

dari usaha dakwah Nabi. Kita tidak akan sesat selamanya jika dijadikan ulama

sebagai panduan

dan idola sebab mereka hidup dalam ketaqwaan kepada Allah dan mereka juga dekat

diri dengan

Allah.

Ulama yang di maksud ialah ulama atau ahli agama yang benar-benar berjalan di

jalan

Allah yang mempedomani Alqur’an, hadits atau mujtihad sebagai dasar dalam

bertindak dan

mengambil keputusan soal hukum agama dan bukan mereka yang mengaku ahli

agama dengan

tujuan mempengaruhi umat manusia untuk mengikuti ajaran mereka sendiri ajaran

yang mereka

Page 4: akhlak tercela

ciptakan untuk menyesatkan umat manusia seperti yang banyak terjadi saat ini.

Akhlak Mazmumah

Selain menjaga akhlak mahmudah, seorang muslim juga harus menghindari akhlak

mazmumah (akhlak tercela) yang meliputi: tergesa-gesa, riya (melakukan sesuatu

dengan tujuan

ingin menunjukkan kepada orang lain), dengki (hasad), takabbur (membesarkan diri),

ujub

(kagum dengan diri sendiri), bakhil, buruk sangka, tamak, pemarah dan akhlak tercela

lainnya.

Ajaran islam adalah ajaran yang bersumber pada wahyu Allah, Al Qur’an dalam

penjabarannya terdapat pada hadis Nabi Muhammad SAW. Masalah akhlak dalam

Islam

mendapat perhatian yang sangat besar. Berdasarkan bahasa, akhlak berarti sifat atau

tabiat.

Berdasarkan istilah, akhlak berarti kumpulan sifat yg dimiliki oleh seseorang yang

melahirkan

perbuatan baik dan buruk.

Konsep Akhlak menurut Al-Ghazali adalah sifat yang tertanam dalam jiwa seseorang,

darinya lahir perbuatan yang mudah tanpa pertimbangan pikiran terlebih dahulu.

Akhlak meliputi

jangkauan yang sangat luas dalam segala aspek kehidupan. Akhlak meliputi

hubungan hamba

Page 5: akhlak tercela

dengan Tuhannya (vertikal) dalam bentuk ritual keagamaan dan berbentuk pergaulan

sesama

manusia (horizontal) dan juga sifat serta sikap yang terpantul terhadap semua

makhluk (alam

semesta).

Bagi seorang muslim, akhlak yang terbaik ialah seperti yang terdapat pada diri Nabi

Muhammad SAW karena sifat-sifat dan perangai yang terdapat pada dirinya adalah

sifat-sifat

yang terpuji dan merupakan uswatun hasanah (contoh teladan) terbaik bagi seluruh

kaum

Muslimin.

Allah Subhana Wa Taalah sendiri memuji akhlak Nabi Muhammad SAW di dalam

Al-

Quran sebagaimana firman-Nya: “Dan sesungguhnya engkau (Muhammad) benar-

benar

berakhlak agung.” (Al-Qalam:4)

Rasulullah SAW memerintahkan umatnya untuk berakhlak baik seperti yang

terkandung dalam

hadis: “Orang mukmin yang paling sempurna keimanannya adalah yang paling baik

akhlaknya.”

B. DEFINISI AKHLAK

Dalam kamus besar bahasa indonesia , kata akhlak diartikan sebagai budi

pekerti atau kelakuan. Kata akhlak walaupun terambil dari bahasa arab ( yang biasa

berartikan tabiat, perangai,kebiasaan, bahkan agama ) namun kata seperti itu tidak

ditemukan dalam Al Quran. Yang ditemukan hanyalah bentuk tunggal kata tersebut

Page 6: akhlak tercela

yaitu khuluq yang tercantum dalam Al Quran dalam surat Al Qalam ayat 4, yang

dijadikan sebagai konsiderans pengangkatan Nabi Muhammad SAW sebagai rasul.

Allah SWT sendiri memuji akhlak Nabi Muhammad SAW di dalam Al-Quran

sebagaimana firman-Nya:

“Dan sesungguhnya engkau (Muhammad) berada diatas budi pekerti yang

agung.” (Al-Qalam:4)

Kata akhlak banyak ditemukan di dalam hadis-hadis Nabi SAW, dan yang paling

populer ialah :

“aku hanya diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia”

Ataupun

“Orang mukmin yang paling sempurna keimanannya adalah yang paling baik

akhlaknya.”

Bertitik tolak dari pengertian bahasa di atas , yakni akhlak sebagai kelakuan , kita

selanjutnya dapat berkata bahwa akhlak atau kelakuan manusia sangat beragam, dan

Page 7: akhlak tercela

bahwa firman Allah berikut ini dapat menjadi salah satu argumen keanekaragaman

tersebut.

“Sesungguhnya usaha kamu (hai manusia) pasti amat beragam”

(QS Al-Lail[92] :4)

Keanekaragaman tersebut dapat ditinjau dari berbagai sudut antara lain nilai dan

kelakuan yang berkaitan dengan baik dan buruk , serta dari objeknya yakni kepada

siapa kelakuan itu ditujukan.

“Maka kami telah memberi petunjuk (kepada)-nya (manusia) dua jalan yang

mendaki (baik dan buruk)” (QS Al-Balad [90]:10)

C. AKHLAK TERCELA

Page 8: akhlak tercela

Menurut bahasa akhlak merupakan tingkah laku, tabiat atau perangai. Sedangkan

akhlak menurut istilah merupakan suatu pengetahuan yang menjelaskan mengenai

perbuatan yang baik serta buruk, mengatur prilaku manusia, serta mampu

menentukan perbuatan akhir. Pada dasarnya akhlak sudah melekat pada diri

seseorang yang berasal dari prilaku serta perbuatan. Nah, jika perilaku yang

ditunjukan buruk maka otomatis akhlak tersebut bisa dikatakan akhlak buruk.

Sedangkan jika yang ditampilkan baik, maka otomatis akhlak tersebut baik.

Akhlak buruk atau tercela merupakan suatu sikap serta perbuatan yang dilakukan jauh

dari apa yang dilarang agama. Karena pada dasarnya agama mengajarkan kita untuk

selalu bersikap baik terutama menjaga perilaku serta perbuatan yang akan kita

lakukan. Dengan berlandaskan agama maka sifat tercela ini sebenarnya bisa dicegah

karena ancaman serta sangsi yang akan didapatkan dalam waktu cepat maupun

dikehidupan selanjutnya. Akhlak tercela ini merupakan cerminan bahwa seseorang

tersebut mempunyai prilaku yang kurang baik, hal tersebut bisa saja disebabkan

karena kita mulai jauh pada aturan – aturan agama.

D. MACAM MACAM AKHLAK TERCELA

a. Syirik

Syirik adalah mempersekutukan allah SWT dengan makhluk-Nya, baik dalam

dimensi rububiyah, mulkiyah maupun ilahiyah, secara langsung atau tidak, secara

nyata atau terselubung.

Dalam dimensi rububiyah misalnya menyakini bahwa ada makhluk yang mampu

menolak segala kemudhratan dan meraih segala kemanfaatan, atau dapat memberikan

berkat, seperti menyakini “kesaktian para Wali Allah, sehingga dia minta bantuan

Page 9: akhlak tercela

kepada mereka untuk menolak petaka atau untuk meraih keuntungan – apalagi bila

wali tersebut sudah meninggal dunia.

Dalam dimensi mulkiyah misalnya mematuhi sepenuhnya para penguasa non

muslim– bukan terpaksa – di samping menyatakan patuh kepada Allah SWT, pada

hal pemimpin non- muslim itu menghalakan apa yang diharamkan Allah SWT dan

mengharamkan apa yang dihalalkan atau mengajaknya melakukan kemaksiatan.

Dalam dimensi ilahiyah misalnya berdoa kepada Allah melalui perantara orang

yang sudah meninggal.

Pada hakikatnya orang yang mempersekutukan Allah SWT dengan makhluk apa

pun itu atau siapapun, memberikan sifat ketuhanan kepada makhluk tersebut baik

secara keseluruhan maupun sebagian saja, baik dalam tingkat yang sebanding

maupun berbeda. Tentu saja perbuatan seperti itu merendahkan Allah SWT dan tidak

mengakui ke-Maha Esaan-Nya, baik dalam Zat, Asma’wa shiffat, Af’al-Nya.

Sekaligus perbutan syirik juga merendahkan martabat manusia,apalagi jika yang

diberi sifat ketuhanan itu alam lain yang bukan manusia. Bukaknkah esensi ajaran

tauhid membebaskan manusia dari penyembahan sesame makhluk, menuju

penyembahan Allah SWT semata.

al-akbar) dan syirik kecil (as-syiriku al-asgbar)

I. Syirik Besar

Syirik besar adalah: “menjadikan bagi Allah sekutu (nin-dan) yang (dia)

berdo’a kepadanya seperti berdo’a kepada Allah, takut, harap dan cinta kepadanya

seperti kepada Allah, atau melakukan satu bentuk ibadah kepadanya seperti ibadah

kepada Allah.“ (Kitab al-Qaul as-sadid, As-Sa’adi, tt.,29). Syirik besar itu ada yang

zhahirun jaliyun (Nampak nayata) seperti menyembah berhala, matahari, bulan,

bintang, malaikat, benda-benda tertentu, mempertuhankan Isa Al Masih dan lain-lain;

da nada yang bathinun khafiyun(tersembunyi) seperti berdoa kepada orang yang

Page 10: akhlak tercela

sudah meninggal, memninta pertolonagan kepadanya untuk dikabulkan keinginannya

atau minta disembuhkan dari penyakit, dihindarkan dari bahaya dan lain-lain

sebagainya. Disebut khafiyun(tersembunyi) karena yang berdoa tidak pernah

mengakuiia meminta kepada orang mati, dia menggap orang mati tersebut hanyalah

sebagai perantara supaya doanya dikabulkan oleh Allah SWT (Az-Zumar 39:3). Dan

juga dia tidak menganggap berdo’a di kuburan itu sebagai ibadah – padahal do’a itu

adalah otaknya ibadah (HR Tirmizi). Syririk jenis inilah (besar) yang dosanya tidak

akan diampuni Allah SWT kecuali jika dia bertobat sebelum meniggal – dan

pelakunya diharamkan masuk sorga:

� �ي اء�و�م�ن �ش� �ي �م�ن �ل �ك �ذ�ل م�اد�ون �غ�ف�ر� �ه�و�ي �ب ك ر� �ش� �ي ن� أ �غ�ف�ر� �ه�الي �الل �ن إ

�م�اع�ظ�يم�ا �ث ىإ �ر� �ه�ف�ق�د�اف�ت �الل �ب ر�ك ش�

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia

mengampuni segala dosa yang selain itu, bagi siapa yang dikehendaki-

Nya.Barang siapa yang mempersekutukan Allah maka sungguh ia telah

berbuat dosa yang besar.”(An-Nisa’ 4:48).

Bukan berarti Allah menutup pintu tobat bagi orang syirik, sebab Allah akan

mengampuni dosa apa pun kalau yang bersangkutan bertobat kepadanya-Nya:

Page 11: akhlak tercela

ح�م�ة� �ر� �ط�وام�ن �ق�ن ه�م�الت �ف�س� ن� ف�واع�لىأ ر� س�

� �أ �ذين �ال �ياع�باد�ي ق�ل

حيم� �الر �غ�ف�ور� �ه�ه�و�ال �ن �إ �ج�ميعا �وب الذ8ن �غ�ف�ر� �ه�ي �الل �ن �ه�إ الل

“katakanlah: “Hai h.amba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri

mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah.

Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya.Sesungguhnya Dialah

yang maha pengampun lagi Maha Penyanyang.”(Az-Zumar 39:53)

Tapi bila seorang musyrik tidak bertobat sebelum meninggal dunia pintu

keampunan sudah tertutup baginya, dan di akhirat nanti dia akan dimasukkan oleh

Allah ke dalam neraka:

�ار� و�اه�الن� �ة�و�م�أ ن �ج� �ه�ال �ي �ه�ع�ل م�الل ��ه�ف�ق�د�ح�ر �الل �ب ر�ك �ش� �ي �ه�م�ن �ن إ

�ص�ار: ن� �أ �م�ن �م�ين �لظ�ال و�م�ال

“Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka

pasti Allah mengharamkan kepadanya sorga dan tempatnya iahlah nereka,

tidaklah ada bagi orang” zalim itu seorang penolong.” (Al-Maidah 5:72)

Page 12: akhlak tercela

Disebut orang-orang musryik itu orang zalim karena kemusyrikan itu memang

sebuah kezaliman yang besar:

�م>ع�ظ�يم> �ظ�ل �ل ك ر� �الش= �ن إ

“Sesungguhnya syirik itu adalah sebuah kezaliman yang besar.” (Luqman

31:)

II. Syririk Kecil

Syirik kecil adalah : “Semua perkataan dan perbuatan yang akan membawa

seseorang kepada kemusyrikan.” (as-Sa’adi, tt.,30)

Syirik kecil termasuk dosa besar yang dikhawatirkan akan mengantarkan

pelakunya kepada syirik besar. Jika orang yang melakukan syirik kecil meninggal

sebelum bertobat, dan di akhirat ternyata Allah tidak berkenan mengampuninya maka

ia akan masuk neraka.

Di antara Amal perbuatan yang termasuk syirik kecil ini adalah:

a. Bersumpah dengan selain Allah:

ك� ر� ش�� و�أ� أ �ف�ر� �ر�الله�ف�ق�د�ك �غ�ي �ف�ب ل �ح� .م�ن

Page 13: akhlak tercela

“Barangsiapa yang bersumpah dengan selain nama Allah dia telah kufur

atau syirik.” (HR. tirmizi).

b. Memakai azimat(untuk menolak bahaya atau memurahkan rezeki).

“Dari Uqbah bin ‘Amir, Rasulullah SAW bersabda: Barangsiapa

menggantungkan diri kepada tangkal maka Allah tidak akan

menyempurnakan (imannya), dan barabgsiapa menggantungkan diri kepada

azimat maka Allah tidak akan mempercayakan kepadanya.” (HR Ahmad).

“Barangsiapa menggantungkan diri kepada azimat maka dia telah berbuat

syirik.” (HR.Ahmad)

c. Menggunakan mantra-mantra untuk menolak kejahatan, pengobatan dan

sebagainya.

ك> ر� ش� �ة� =و�ل و�الت �م� �م�ائ و�الت ق�ى الر8 ��ن إ

“Sesungguhnya mantra, azimat dan guna-guna itu adalah perbuatan syirik.”

(HR.Ibn Hibban).

d. Sihir

Page 14: akhlak tercela

“Barangsiapa yang membuat satu simpul kemudian dia meniupinya, maka ia

telat menyihir.Barangsiapa menyihir, sugguh ia telah berbuat syirik.”(HR

Nasa’i)

e. Ramalan atau perbintangan (Astrologi)

“Barangsiapa mempelajari salah satu cabang dari perbintangan, maka dia

telah mempelajari sihir.”(HR Abu Dawud)

“Barangsiapa datang kepada tukang ramal, kemudian bertanya tentang

sesuatu dan membenarkan apa yang dikatakannya tidak akan diterima

shalatnya selama 40 hari.”(HR Muslim)

f. Bernazar kepada selain Allah

“Barangsiapa yang bernazar untuk berbuat taat kepada Allah maka

hendaklah dia laksanakan nazarnya itu, dan barangsiapa benazar untuk

mendurhakai Allah maka janganlah dia mendurhakai-Nya.”(HR. Bukhari)

Page 15: akhlak tercela

g. Menyembelih binatang atau mempersembahkan korban bukan kepada Allah

SWT.

“Dari Ali RA, Rasullah SAW bersabda kepadaku dengan empat kalimat

yaitu:”Allah melaknat orang yang menyembelih untuk selain Allah, Allah

melaknat orang yang melaknat kedua orangtuanya, Allah melaknat orang

yang melindungi penjahat, dan Allah melaknat orang yang mengubah batas

tanah miliknya.” (HR Muslim)

h. Riya

Secara khusus Rasulullah SAW mengingatkan akan bahaya salah satu syirik

kecil yaitu riya:

“Sesungguhnya sesuatu yang paling aku takuti terjadi kepada kalian adalah

syirik kecil.” Sahabat bertanya: “apa syirik kecil itu ya Rasulullah?”

Rasulullah menjawab “riya.”(HR Ahmad)

Riya pada hakikatnya adalah melakukan sesuatu karena ingin dilihat atau

dipuji orang lain. Apa bila seseorang melakukan sesuatu hanya karena ingin

dipuji orang lain, maka berarti ia telah melakukan syirik kecil. Inilah yang

paling ditakuti oleh Rasulullah SAW terjadi pada umatnya. Dalam sebuah

hadist yang panjang riwayatkan oleh Muslim, Rasulullah SAW

menggambarkan bahwa diakhirat nanti ada beberapa orang dicap Allah SWT

sebagai pendusta; ada yang mengaku berjuang pada jalan Alah hingga mati

syahid, padahal ia berperang hanya ingin dikenal sebagai orang yang

pemberani; ada yang mengaku mempelajari ilmu pengetahuan, mengajarkan

dan membaca Al-Qur’an karena Allah, padahal dia hanya ingin dikenal

sebagai orang ‘alim dan qori; ada yang mengaku mendermakan hartanya

Page 16: akhlak tercela

untuk mencari ridha Allah, padahal dia hanya ingin disebut dermawan.

Amalam semua orang itu ditolak Allah dan mereka di masukan kedalam

neraka(ringkasan makna hadist riwayat Muslim dari Abu Hurairah).

Dalam sebuah hadist Qudsi Allah berfirman:

“Akulah yang paling tidak memerlukan sekutu, barang siapa yang melakukan

amalan yang menyekutu Aku dengan yang lain, maka Aku berlepas dari

dirinya, maka amalannya itu untuk sekutu itu.”(Hadist Qudsi Riwayat

Muslim).

Artinya silahkan dia minta balasan amalannya kepada sekutu-sekutu itu.Yang

tentu saja mereka tidak bisa memberi apa-apa.

Demikianlah uraian tentang syirik besar dan syirik kecil (as-syirku al-

akbar dan as-syirku al-asghar)beserta contoh-contohnya, yang tentu saja disamping

contoh-contoh di atas msaih banyak contoh-contoh lain yang belum disebutkan,

terutama yang bersifat “modern” sekarang ini(mungkin berhala-berhala yang

disembah orang pada abad modern sekarang ini bukan lagi berhala dalam arti benda

yang konkret, tapi berupa sesuatu yang abstrak, bisa berupa prestise, jabatan, harta

kekayaan, isme-isme, dan lain-lain). Tetapi dalam kesempatan sekarang ini kita tidak

akan membicarakan bentuk-bentuk kemusyrikan modern tersebut, silahkan Anda

menganalogkannya dengan contoh-contoh kemusyirikan “tradisional” di atas, sebab

bagaimanapun bentuknya, esensi dari kemusyrikan itu tetap sama sepanjang masa.

Page 17: akhlak tercela

b. Al-Nani’ah, yaitu sifat egois, tidak memperhatikan kepentingan orang lain.

Manusia sebagai makhluk pribadi dan sekaligus makhluk sosial. Oleh karenanya,

dalam mengejar kepentingan pribadi, hendaknya memperhatikan kepentingan

orang lain janganlah boros dan juga kikir, namun hendaknya berada di antaranya

yaitu pemurah. Perhatikan firman Allah Swt dalam surat Al-Isra ayat 29 yang

artinya: “Dan janganlah engkau jadikan tanganmu terbelenggu ke kuduk, dan

janganlah pula engkau kembangkan seluas-luasnya, nanti engkau duduk tercela

dan sengsara.”

c. Al-Bukhlu,

yaitu kikir. Orang yang kikir, tidak mau membelanjakan hartanya, baik untuk

dirinya, misalnya biar makan tidak baik dan bergizi, padahal uang ada, baik

untuk kepentingan keluarganya, maupun untuk kepentingan orang banyak, yang

merupakan zakat, infak atau sadakah.Bagi orang yang kikir, mendengar istilah-

istilah tersebut bagaikan petir di siang hari.Sifat kikir ini dapat mempersempit

pergaulan, sering menuduh orang tama’ (ingin diberi). Kemudian orang yang

kikir itu apabila hartanya telah berkumpul, ia merasa kaya dan tidak lagi

memerlukan bantuan orang lain yang juga lupa kepada pemberinya. Allah

berfirman dalam surat al-Lail ayat 8-10 yang artinya, “Tetapi orang yang kikir

dan merasa dirinya serba cukup, dan mendustakan yang baik, akan kami

mudahkan baginya (jalan) kesukaran.”

d. Al-Butan,

yaitu suka berdusta. Berdusta adalah mengada-adakan sesuatu baik dengan

ucapan, tulisan, maupun dengan isyarat, padahal sebenarnya tidak ada, mungkin

untuk kepentingan dirinya atau membela orang lain, atau sengaja untuk

menjatuhkan nama orang lain, apalagi lempar batu sembunyi tangan. Firman

Allah dalam surat al-Nisa ayat 112 yang artinya, “Siapa yang mengerjakan

kesalahan atau dosa, kemudian dituduhkan kepada orang lain yang tidak

bersalah, sesungguhnya dia memikul kebohongan dan dosa yang jelas.”

Page 18: akhlak tercela

e. Khianat,

yaitu tidak menempati janji. Khianat ini lawan dari amanat, apabila amanat

dapat melapangkan rezeki, maka khianat akan dapat menimbulkan kefakiran.

Sifat khianat ini seringkali tidak nampak, sehingga kadang-kadang ada orang

yang membela orang yang khianat karena ia tidak mengetahuinya. Allah

berfirman dalam surat al-Nisa ayat 107 yang artinya, “Dan janganlah engkau

membela orang-orang yang khianat kepada dirinya sendiri, sesungguhnya Tuhan

tidak menyukai orang-orang yang khianat dan berdosa.”

f. Al-Jubn,

yaitu pengecut. Orang pengecut penuh dengan rasa takut, yang menyebabkan

dirinya menjadi hina, sebab sudah mundur sebelum dicoba, tidak berani berjalan

untuk mendapatkan kemenangan.Ia selalu iri terhadap keuntungan atau hasil

yang dicapai orang lain. Allah berfirman dalam surat al-Nisa ayat 72 dan 73

yang artinya, “Dan sesungguhnya di antara kamu ada orang yang

lembek/pengecut kalau kamu ditimpa bahaya (dalam perjuangan), dia berkata,

sesungguhnya Tuhan memberi karunia kepadaku karena aku tidak ikut beserta

mereka. Dan kamu memperoleh karunia dari Tuhan (atas perjuanganmu), mereka

tentu mengatakan, sebagai tidak ada hubungan kasih sayang antara kamu dengan

mereka, supaya aku turut mendapat kemenangan yang besar.”

g. Al-Gibah,

yaitu menggunjing atau mengumpat. Menggunjing adalah mengatakan

keadaan orang lain dibelakangnya dengan celaan kepada orang-orang yang ada

dimukanya, dengan tujuan untuk menjatuhkan nama orang tersebut atau tujuan

Page 19: akhlak tercela

lain, meskipun memang sebenarnya keburukan itu ada pada orang yang

digunjingnya. Bila tidak ada, hal itu merupakan fitnah. Firman Allah dalam surat

al-Hujurat ayat 12 yang artinya, “Hai orang-orang yang beriman, jauhilah

kebanyakan berprasangka, karena sebagian kecurigaan itu dosa. Dan janganlah

mencari-cari keburukan orang, dan janganlah mempergunjingkan orang satu

sama lain.”

h. Al-Hasad,

yaitu dengki. Dengki atau hasud suatu perbuatan kerusakan terhadap orang

lain, kemungkinan timbul disebabkan ni’mat Tuhan yang dianugerahkan kepada

orang lain dengan keinginan agar ni’mat orang lain itu terhapus. Dengki juga

karena benci dan dendam atas kegagalan usaha dirinya, kemudian membuat cara-

cara yang tidak diridlai Allah Swt. Allah berfirman dalam surat al-Falak ayat 1-5

yang artinya, “Katakanlah. Aku berlindung kepada Tuhan subuh, terhadap

bahaya makhluk yang diciptakan-Nya, dan dari kegelapan ketika ia telah datang,

dan dari bahaya hembusan dalam ikatan, dan dari bahaya dengki ketika ia

mendengki.”

i. Al-Ifsad,

yaitu berbuat kerusakan. Seringkali sifat perusak mendorong manusia dalam

usaha mencapai kepentingan pribadinya dengan tidak memperhatikan akibatnya,

misalnya merusak lingkungan baik sendiri-sendiri, maupun bersama-sama

dengan orang lain. Dalam surat Asyu’ara ayat 151-152 Allah berfirman yang

artinya, “Dan janganlah kamu turuti perintah orang-orang yang melanggar batas.

Yaitu orang-orang yang membuat kerusakan (bencana) di muka bumi, dan tidak

mengadakan perbaikan.”

Page 20: akhlak tercela

j. Al-Israf,

yaitu berlebih-lebihan. Allah berfirman dalam surat al-A’raf ayat 31 yang

artinya, “Hai anak-anak Adam, pakailah perhiasanmu setiap waktu shalat dan

makan minumlah kamu, dan janganlah melampaui batas, sesungguhnya Tuhan

tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.”

k. Al-Dzulmu,

yaitu berbuat aniaya. Dzalim atau aniaya adalah lawannya dari adil. Orang

yang aniaya baik terhadap dirinya maupun terhadap orang lain, akan

menimbulkan perbuatan fasik, karena ia tidak mampu menempatkan sesuatu

pada tempatnya, yang akhirnya dapat menimbulkan kehancuran. Allah Swt

berfirman dalam surat al-Baqarah ayat 59 yang artinya, “Tetapi orang-orang

yang aniaya mengubah perkataan dengan perkataan lain yang tidak dikatakan

kepadanya, lantas kami turunkan kepada orang-orang yang aniaya siksaan dari

langit, karena fasik.”

l. Al-Fawahisyi,

yaitu dosa-dosa besar. Dosa yang paling besar adalah menyekutukan Tuhan,

orangnya dinamakan musyrik. Allah tidak akan memaafkan orang-orang

musyrik. Kemudian terhadap ibu dan bapak.Ridla Allah terletak dalam keridlaan

ibu dan bapak. Kemudian dosa membunuh, minuman keras, mencuri, berzina,

berjudi, memutuskan silaturahim, takabur, sum’ah dan ria, menjadi saksi palsu,

sumpah palsu, memfitnah, dan mengadu-adu, meninggalkan shalat, tidak

berpuasa Ramadlan, tidak zakat dan hajji, padahal ia mampu

Page 21: akhlak tercela

melaksanakannya.     Allah berfirman dalam surat al-An’am ayat 151 yang

artinya, “Katakanlah. Marilah aku membacakan kepadamu apa-apa yang

diharamkan kepadamu; yaitu janganlah mempersekutukan Tuhan dengan sesuatu

apapun, buatlah kebaikkan kepada ibu bapakmu, janganlah kamu bunuh anakmu

karena takut miskin.Kami memberi rezeki kepadamu dan kepada mereka,

jangalah kamu dekati perbuatan keji, yang terang dan tersembunyi, dan

janganlah kamu bunuh jiwa yang dilarang Tuhan (untuk membunuhnya), kecuali

karena tuntutan kadilan (kebenaran).Inilah yang diperintahkan Tuhan kepadamu

supaya kamu mengerti.”

m. Al - Ghadlab (Pemarah)

Marah atau disebut juga sifat pemarah terjadi karena darah mendidih di

dalam hati untuk menuntut pembalasan. Pembalasan ini merupakan bentuk

kekuatan untuk memberikan kelezatan dan tidak akan reda kecuali dengan

pembalasan. Amarah merupakan bagian dari karakter yang selalu ada pada diri

manusia.Barang siapa marah dan selalu mengikuti kemarahannya hingga

mengikuti perbuatan yang jelek, maka hal tersebut merupakan kemarahan yang

tercela sesuai perbuatan yang dulakukannya.

Marah menunjukkan tingkat kelabilan jiwa seseorang karena ia tidak mampu

mengendalikan amarahnya. Ketika marah berkobar maka kesadaran nurani

terhalangi yang kemudian mendatangkan sakit hati yang berat.

Kecenderungannya ingin menjatuhkan orang lain melalui provokasi, permusuhan

dan perusakan.

n. Al - Istikbar (sombong)

Page 22: akhlak tercela

Sombong yaitu menganggap dirinya lebih dari yang lain sehingga ia berusaha

menutupi dan tidak mau mengakui kekurangan dirinya, selalu merasa lebih

besar, labih kaya, lebih pintar, lebih dihormati, lebih mulia, dan lebih beruntung

dari yang lain. Maka biasanya orang seperti itu  memandang orang lain lebih

buruk , lebih rendah dan tidak mau mengakui kelebihan orang tersebut, sebab

tindakan itu menurutnya sama dengan merendahkan dan menghinakan dirinya

sendiri.

Al-Ghazali menyebutkan kesombongan itu banyak macamnya. Berdasarkan

terhadap apa kesombongan itu ditujukan, maka terdapat tiga macam,

yakni sombong terhadap Allah, sombong terhadap para Nabi dan sombong

terhadap orang lain.

o. Al- Namimah (mengadu domba)

Menyampaikan perkataan seseorang atau menceritakan keadaan seseorang

atau mengabarkan pekerjaan seseorang kepada orang lain dengan maksud

mengadu domba antara keduanya atau merusakkan hubungan baik antara

mereka.

Keadaan ini mengakibatkan timbulnya kejahatan antara orang dengan orang

atau memutuskan silaturrahmi anttara keluarga dan sahabat, menceraikan

hubungan orang dan sebenarnya hal ini berarti memperbanyak jumlah lawan.

p. Al- Sikhriyyah (berolok-olok)

Al- Sikhriyyah adalah menghina ke’aiban atau kekurangan orang dengan

menertawakannya, dengan memperkatakannya, atau dengan meniru

perbuatannya dengan isyarat.

 Janganlah menghina atau memperolok-olokkan orang, boleh jadi orang

tersebut lebih baik dari engkau sendiri. Orang yang selalu berolok-olok adalah

orang yang berjiwa kera, senangnya hanya mengejek perbuatan orang lain.

Page 23: akhlak tercela