46
kurlah kemampuan diri, karena makan berlebih akan muntah, dan memikul melebihi kekuatan akan patah Analisa SWOT adalah sebuah analisa yang dicetuskan oleh Albert Humprey pada dasawarsa 1960-1970an. Analisa ini merupakan sebuah akronim dari huruf awalnya yaitu Strenghts (kekuatan), Weaknesses (kelemahan), Opportunity (kesempatan) dan Threat (Ancaman). Metoda analisa SWOT bisa dianggap sbg metoda analisa yg paling dasar, yg berguna utk melihat suatu topik atau permasalahan dari 4 sisi yg berbeda. Hasil analisa biasanya adalah arahan/rekomendasi utk mempertahankan kekuatan dan menambah keuntungan dari peluang yg ada, sambil mengurangi kekurangan dan menghindari ancaman. Jika digunakan dgn benar, analisa SWOT akan membantu kita utk melihat sisi-sisi yg terlupakan atau tidak terlihat selama ini. Analisa ini bersifat deskriptif dan terkadang akan sangat subjektif, karena bisa jadi dua orang yang menganalisis sebuah organisasi akan memandang berbeda ke empat bagian tersebut. Hal ini diwajarkan, karena analisis SWOT adalah sebuah analisis yang akan memberikan output berupa arahan dan tidak memberikan solusi “ajaib dalam sebuah permasalahan. “Luck is a matter of preparation meeting opportunity ??? Keberuntungan adalah sesuatu dimana persiapan bertemu dengan kesempatan (Oprah Winfrey) Strengh (kekuatan) adalah situasi atau kondisi yang merupakan kekuatan dari organisasi atau program pada saat ini. Strenght ini bersifat internal dari organisasi atau sebuah program. Contoh : 1. Jumlah anggota yang lebih dari cukup (kuantitatif) 2. Berpengalaman dalam beberapa kegiatan (kualitatif)

Analisis swot

Embed Size (px)

DESCRIPTION

SWOT

Citation preview

Page 1: Analisis swot

kurlah kemampuan diri, karena makan berlebih akan muntah,

dan memikul melebihi kekuatan akan patah

Analisa SWOT adalah sebuah analisa yang dicetuskan oleh Albert Humprey pada dasawarsa 1960-1970an. Analisa ini merupakan sebuah akronim dari huruf awalnya yaitu Strenghts (kekuatan), Weaknesses (kelemahan), Opportunity (kesempatan) dan Threat (Ancaman).

Metoda analisa SWOT bisa dianggap sbg metoda analisa yg paling dasar, yg berguna utk melihat suatu topik atau permasalahan dari 4 sisi yg berbeda. Hasil analisa biasanya adalah arahan/rekomendasi utk mempertahankan kekuatan dan menambah keuntungan  dari peluang yg ada, sambil mengurangi kekurangan dan menghindari ancaman.

Jika digunakan dgn benar, analisa SWOT akan membantu kita utk melihat sisi-sisi yg terlupakan atau tidak terlihat selama ini.

Analisa ini bersifat deskriptif dan terkadang akan sangat subjektif, karena bisa jadi dua orang yang menganalisis sebuah organisasi akan memandang berbeda ke empat bagian tersebut.

Hal ini diwajarkan, karena analisis SWOT adalah sebuah analisis yang akan memberikan output berupa arahan dan tidak memberikan solusi “ajaib dalam sebuah permasalahan.

“Luck is a matter of preparation meeting opportunity ??? Keberuntungan adalah sesuatu dimana persiapan bertemu dengan kesempatan (Oprah Winfrey)

Strengh (kekuatan)

adalah situasi atau kondisi yang merupakan kekuatan dari organisasi atau program pada saat ini.

Strenght ini bersifat internal dari organisasi atau sebuah program.

Contoh :

1. Jumlah anggota yang lebih dari cukup (kuantitatif)2. Berpengalaman dalam beberapa kegiatan (kualitatif)

Kenali kekurangan diri sendiri agar tidak sombongdan ketahui kelebihan diri sendiri agar tidak rendah diri.

Weaknesses (Kelemahan)

Adalah kegiatan-kegiatan organisasi yang tidak berjalan dengan baik atau sumber daya yang dibutuhkan oleh organisasi tetapi tidak dimiliki oleh organisasi.

Page 2: Analisis swot

Kelemahan itu terkadang lebih mudah dilihat daripada sebuah kekuatan, namun ada beberapa hal yang menjadikan kelemahan itu tidak diberikan solusi yang tepat dikarenakan tidak dimaksimalkan kekuatan yang sudah ada.

Contoh :

1. Kurang terbinanya komunikasi antar anggota2. Jaringan yang telah terbangun tidak dimaksimalkan oleh seluruh anggota.

Opportunity (kesempatan)

Adalah faktor positif yang muncul dari lingkungan dan memberikan kesempatan bagi organisasi atau program kita untuk memanfaatkannya.

Opportunity tidak hanya berupa kebijakan atau peluang dalam hal mendapatkan modal berupa uang, akan tetapi bisa juga berupa respon masyarakat atau isu yang sedang diangkat.

Contoh :

1. Masyarakat sedang menyukai tentang hal-hal yang bersifat reboisasi lingkungan2. Isu yang sedang diangkat merupakan isu yang sedang menjadi topic utama.

Threat (ancaman)

Adalah factor negative dari lingkungan yang memberikan hambatan bagi berkembangnya atau berjalannya sebuah organisasi dan program.

Ancaman ini adalah hal yang terkadang selalu terlewat dikarenakan banyak yang ingin mencoba untuk kontroversi atau out of stream (melawan arus) namun pada kenyataannya organisasi tersebut lebih banyak layu sebelum berkembang.

Baca Juga:   Cultural Studies

Contoh :

1. Masyarakat sudah jenuh dengan pilkada2. Isu agama yang berupa ritual telah membuat masyarakat bosan.

Dalam contoh-contoh tersebut maka kita dapat melihat apa yang dapat kita lakukan dan kita gunakan, serta apa yang tidak dapat kita lakukan serta harus kita lengkapi.

Yang perlu diperhatikan dalam pembuatan analisis SWOT adalah :

[wp-like-locker]

Page 3: Analisis swot

1. SWOT analysis bisa sangat-sangat subjective. Bisa saja terjadi 2 orang menganalisa 1 perusahaan yg sama menghasilkan SWOT yg berbeda. Dgn demikian, hasil analisa SWOT hanya boleh digunakan sbg arahan dan bukan pemecahan masalah.

2. Pembuat analisa harus sangat-sangat realistis dalam menjabarkan kekuatan dan kelemahan internal. Kelemahan yg disembunyikan atau kekuatan yg tidak terjabarkan akan membuat arahan strategi menjadi tidak bisa digunakan

3. Analisa harus didasarkan atas kondisi yg sedang terjadi dan bukan situasi yg seharusnya terjadi

4. Hindari grey areas . 1. Hindari kerumitan yg tidak perlu dan analisa yg berlebihan. Buatlah analisa

SWOT sesingkat dan sesederhana mungkin

SWOT untuk organisasi

Dalam sebuah organisasi biasanya setiap awal periode kepengurusan akan dilaksanakan pembuatan rencana program kerja, untuk itu biasanya akan dilakukan sebuah analisis kondisi mengenai suatu organisasi tersebut. Analisis SWOT biasanya dicantumkan dalam GBHK (Garis-garis Besar Haluan Kerja) yang menjelaskan tentang kondisi lingkungan organisasi baik kondisi internal maupun external.

Setelah dilakukan analisis SWOT maka jadi mengetahui kondisi nyata apa yang terjadi di lingkungan internal dan external organisas, maka dapat mulai membuat rencana program kerja yang sesuai dengan kondisi yang dibutuhkan dan mampu untuk dilaksanakan oleh pengurus tersebut.

Sebagai alat analisa, analisa SWOT berfungsi sebagai panduan pembuatan peta. Ketika telah berhasil membuat peta, langkah tidak boleh berhenti karena peta tidak menunjukkan kemana harus pergi, tetapi peta dapat menggambarkan banyak jalan yang dapat ditempuh jika ingin mencapai tujuan tertentu. Peta baru akan berguna jika tujuan telah ditetapkan. Dan yang menjadi tujuan dari sebuah organisasi adalah Visi dan Misi dari organisasi tersebut. Sehingga analisa SWOT dapat berjalan dengan baik apabila visi dan misi organisasi telah terbangun.

Wallahuâ„¢alam bish showab

Analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, dan Threats)

Rabu, Juni 04, 2014 Manajemen Berbasis Sekolah No comments

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

.Analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, and Threats) telah menjadi salah

satu alat yang berguna dalam dunia industri. Namun demikian tidak menutup kemungkinan

Page 4: Analisis swot

untuk digunakan sebagai aplikasi alat bantu pembuatan keputusan dalam pengenalan program-

program baru di lembaga pendidikan. Proses penggunaan manajemen analisis SWOT

menghendaki adanya suatu survei internal tentang strengths (kekuatan) dan weaknesses

(kelemahan) program, serta survei eksternal atas opportunities (ancaman) dan threats

(peluang/kesempatan). Pengujian eksternal dan internal yang terstruktur adalah sesuatu yang

unik dalam dunia perencanaan dan pengembangan kurikulum lembaga pendidikan.

Lingkungan eksternal mempunyai dampak yang sangat berarti pada sebuah lembaga

pendidikan. Selama dekade terakhir abad ke dua puluh, lembaga-lembaga ekonomi,

masyarakat, struktur politik, dan bahkan gaya hidup perorangan dihadapkan pada perubahan-

perubahan baru. Strategi-strategi baru yang inovatif harus dikembangkan untuk memastikan

bahwa lembaga pendidikan akan melaksanakan tanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan

masyarakat mendatang khususnya pada abad 21 dan setelahnya.

Di dalam makalah ini akan dikupas beberapa hal mengenai SWOT antara lain:

pengertian SWOT, faktor-faktor SWOT, kegunaan SWOT, hubungan SWOT, dan contoh aplikasi

SWOT.

B. Rumusan Masalah

1. Apa itu analisis SWOT?

2. Apa faktor-faktor Analisis SWOT?

3. Apa kegunaan Analisis SWOT?

4. Bagaimana hubungan antara Strengths, Weaknesses, Opportunities, dan Threats dalam analisis

SWOT?

5. Bagaimana contoh aplikasi SWOT itu?

C. Tujuan Penulisan

1. Mengetahui pengertian SWOT secara umum dan mampu menjelaskannya.

2. Mengetahui faktor-faktor dalam Analisis SWOT.

3. Mengetahui kegunaan Analisis SWOT.

4. Mampu menjelaskan hubungan antara Strengths, Weaknesses, Opportunities, dan Threats

dalam analisis SWOT.

Page 5: Analisis swot

5. Mampu menyebutkan contoh aplikasi SWOT.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Analisis SWOT

Page 6: Analisis swot

Analisis SWOT adalah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi

kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman (threats)

dalam suatu proyek atau suatu spekulasi bisnis. Keempat faktor itulah yang membentuk

akronim SWOT (strengths, weaknesses, opportunities, dan threats). Proses ini melibatkan

penentuan tujuan yang spesifik dari spekulasi bisnis atau proyek dan mengidentifikasi faktor

internal dan eksternal yang mendukung dan yang tidak dalam mencapai tujuan tersebut.

Menurut Daniel Start dan Ingie Hovland dalam http://subliyanto.wordpress.

com/2012/12/13/analisis-swot/, analisis SWOT adalah instrumen perencanaaan strategis yang

klasik dengan menggunakan kerangka kerja kekuatan dan kelemahan serta kesempatan

ekternal dan ancaman. Instrumen ini memberikan cara sederhana untuk memperkirakan cara

terbaik untuk melaksanakan sebuah strategi. Instrumen ini menolong para perencana apa yang

bisa dicapai, dan hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan oleh mereka.

Metode SWOT pertama kali digunakan oleh Albert Humphrey yang melakukan penelitian

di Stamford University pada tahun 1960-1970 dengan analisa perusahaan yang bersumber

dalam Fortune500. Meskipun demikian, jika ditarik lebih ke belakang analisa ini telah ada sejak

tahun 1920-an sebagai bagian dari Harvard Policy Model yang dikembangkan di

Harvard Business School. Namun, pada saat pertama kali digunakan terdapat

beberapa kelemahan utama di antaranya analisa yang dibuat masih bersifat deskriptif serta

belum bahkan tidak menghubungkan dengan strategi-strategi yang mungkin

bisa dikembangkan dari analisis kekuatan-kelemahan yang telah dilakukan.

Hasil analisis biasanya adalah arahan/rekomendasi untuk mempertahankan kekuatan dan

menambah keuntungan dari peluang yang ada, sambil mengurangi kekurangan dan

menghindari ancaman. Jika digunakan dengan benar, analisis SWOT akan membantu kita untuk

melihat sisi-sisi yang terlupakan atau tidak terlihat selama ini.

Analisis ini bersifat deskriptif dan terkadang akan sangat subjektif, karena bisa jadi dua

orang yang menganalisis sebuah organisasi akan memandang berbeda keempat bagian

tersebut. Hal ini wajar terjadi, karena analisis SWOT adalah sebuah analisis yang akan

memberikan output berupa arahan dan tidak memberikan solusi “ajaib” dalam sebuah

permasalahan.

Page 7: Analisis swot

Analisa SWOT dapat diterapkan dengan cara menganalisis dan memilah berbagai hal yang

mempengaruhi keempat faktornya, kemudian menerapkannya dalam gambar matrik SWOT, di

mana aplikasinya adalah bagaimana kekuatan (strengths) mampu mengambil keuntungan

(advantage) dari peluang (opportunities) yang ada, bagaimana cara mengatasi kelemahan

(weaknesses) yang mencegah keuntungan (advantage) dari peluang (opportunities) yang ada,

selanjutnya bagaimana kekuatan (strengths) mampu menghadapi ancaman (threats) yang ada,

dan terakhir adalah bagimana cara mengatasi kelemahan (weaknesses) yang mampu membuat

ancaman (threats) menjadi nyata atau menciptakan sebuah ancaman baru.

Analisis SWOT dilakukan dengan maksud untuk mengenali tingkat kesiapan setiap fungsi

dari keseluruhan fungsi yang diperlukan untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Oleh

karena tingkat kesiapan fungsi ditentukan oleh tingkat kesiapan masing-masing faktor yang

terlibat pada setiap fungsi, maka analisis SWOT dilakukan terhadap keseluruhan faktor dalam

setiap fungsi tersebut, baik faktor internal maupun eksternal.

Dalam melakukan analisis terhadap fungsi-fungsi dan faktor-faktornya, maka berlaku

ketentuan berikut: untuk tingkat kesiapan yang memadai, artinya, minimal memenuhi kriteria

kesiapan yang diperlukan untuk mencapai sasaran, dinyatakan sebagai kekuatan bagi faktor

internal atau peluang bagi faktor eksternal. Sedangkan tingkat kesiapan yang kurang memadai,

artinya, tidak memenuhi kriteria kesiapan minimal, dinyatakan sebagai kelemahan bagi faktor

internal atau ancaman bagi faktor eksternal.

Untuk menentukan kriteria kesiapan, diperlukan kecermatan, kehati-hatian,

pengetahuan, dan pengalaman yang cukup agar dapat diperoleh ukuran kesiapan yang tepat.

Kelemahan atau ancaman yang dinyatakan pada faktor internal dan faktor eksternal yang

memiliki tingkat kesiapan kurang memadai, disebut persoalan. Selama masih adanya fungsi

yang tidak siap atau masih ada persoalan, maka sasaran yang telah ditetapkan diduga tidak

akan tercapai. Oleh karena itu, agar sasaran dapat tercapai, perlu dilakukan tindakan-tindakan

untuk mengubah fungsi tidak siap menjadi siap. Tindakan yang dimaksud disebut langkah-

langkah pemecahan persoalan, yang pada hakekatnya merupakan tindakan mengatasi

kelemahan atau ancaman agar menjadi kekuatan atau peluang.

Page 8: Analisis swot

Setelah diketahui tingkat kesiapan faktor melalui analisis SWOT, langkah selanjutnya

adalah memilih alternatif langkah-langkah pemecahan persoalan, yakni tindakan yang

diperlukan untuk mengubah fungsi yang tidak siap menjadi fungsi yang siap dan

mengoptimalkan fungsi yang telah dinyatakan siap.

Oleh karena kondisi dan potensi sekolah berbeda-beda antara satu dengan lainnya, maka

alternatif langkah-langkah pemecahan persoalannya pun dapat berbeda, disesuaikan dengan

kesiapan sumberdaya manusia dan sumberdaya lainnya di sekolah tersebut. Dengan kata lain,

sangat dimungkinkan suatu sekolah mempunyai langkah pemecahan yang berbeda dengan

sekolah lain untuk mengatasi persoalan yang sama.

B. Faktor-faktor Analisis SWOT

Analisis SWOT terdiri dari empat faktor, yaitu:

1. Strengths (kekuatan)

Faktor-faktor kekuatan dalam lembaga pendidikan adalah kompetensi khusus atau

keunggulan-keunggulan lain yang berakibat pada nilai plus atau keunggulan komparatif

lembaga pendidikan tersebut. Hal ini bisa dilihat jika sebuah lembaga pendidikan harus

memiliki skill atau keterampilan yang bisa disalurkan bagi perserta didik, lulusan terbaik atau

hasil andalan, maupun kelebihan-kelebihan lain yang dapat membuat sekolah tersebut unggul

dari pesaing-pesaingnya serta dapat memuaskan steakholders maupun pelanggan (peserta

didik, orang tua, masyarakat dan bangsa).

Sebagai contoh dari bidang keunggulan, antara lain kekuatan pada sumber keuangan, citra

yang positif, keunggulan kedudukan di masyrakat, loyalitas pengguna dan kepercayaan

berbagai pihak yang berkepentingan. Sedangkan keunggulan lembaga pendidikan di era

otonomi pendidikan atara lain yaitu sumber daya manusia yang secara kuantitatif besar, hanya

saja perlu pembenahan dari kualitas. Selain itu antusiasme pelaksanaan pendidikan yang sangat

tinggi, didukung dengan sarana prasarana pendidikan yang cukup memadai. Hal lain dari faktor

keunggulan lembaga pendidikan adalah kebutuhan masyarakat terhadap yang

bersifat transendental sangat tinggi, dan itu sangat mungkin diharapkan dari proses pendidikan

lembaga pendidikan yang agamis.

Page 9: Analisis swot

Bagi sebuah lembaga pendidikan untuk mengenali kekuatan dasar lembaga tersebut sebagai

langkah awal atau tonggak menuju pendidikan yang berbasis kualitas tinggi merupakan hal yang

sangat penting. Mengenali kekuatan dan terus melakukan refleksi adalah sebuah langkah besar

untuk menuju kemajuan bagi lembaga pendidikan.

2. Weakness (kelemahan)

Kelemahan adalah hal yang wajar dalam segala sesuatu tetapi yang terpenting adalah

bagaimana sebagai penentu kebijakan dalam lembaga pendidikan bisa meminimalisasi

kelemahan-kelemahan tersebut atau bahkan kelemahan tersebut menjadi satu sisi kelebihan

yang tidak dimiliki oleh lembaga pendidikan lain. Kelemahan ini dapat berupa kelemahan dalam

sarana dan prasarana, kualitas atau kemampuan tenaga pendidik, lemahnya kepercayaan

masyarakat, tidak sesuainya antara hasil lulusan dengan kebutuhan masyarakat atau dunia

usaha dan industri dan lain-lain

Oleh karena itu, ada beberapa faktor kelemahan yang harus segera dibenahi oleh para

pengelola pendidikan, antara lain yaitu:

a. Lemahnya SDM dalam lembaga pendidikan

b. Sarana dan prasarana yang masih sebatas pada sarana wajib saja

c. Lembaga pendidikan swasta yang pada umumya kurang bisa menangkap peluang, sehingga

mereka hanya puas dengan keadaan yang dihadapi sekarang ini.

d. Output pada lembaga pendidikan yang belum sepenuhnya bersaing dengan output lembaga

pendidikan yang lain dan sebagainya.

3. Opportunities (peluang)

Peluang adalah suatu kondisi lingkungan eksternal yang menguntungkan bahkan menjadi

formulasi dalam lembaga pendidikan. Situasi lingkungan tersebut misalnya:

a. Kecenderungan penting yang terjadi dikalangan peserta didik.

b. Identifikasi suatu layanan pendidikan yang belum mendapat perhatian.

c. Perubahan dalam keadaan persaingan.

d. Hubungan dengan pengguna atau pelanggan dan sebagainya.

Peluang pengembangan dalam lembaga pendidikan dapat dilakukan antara lain yaitu:

Page 10: Analisis swot

a. Di era yang sedang krisis moral dan krisis kejujuran seperti ini diperlukan peran serta

pendidikan agama yang lebih dominan.

b. Pada kehidupan masyarakat kota dan modern yang cenderung konsumtif dan hedonis,

membutuhkan petunjuk jiwa, sehingga kajian-kajian agama berdimensi sufistik kian menjamur.

Ini menjadi salah satu peluang bagi pengembangan lembaga pendidikan ke depan.

c. Secara historis dan realitas, mayoritas penduduk Indonesia adalah muslim, bahkan merupakan

komunitas muslim terbesar di seluruh dunia. Ini adalah peluang yang sangat strategi bagi

pentingnya manajemen pengembangan lembaga pendidikan.

4. Threats (ancaman)

Ancaman merupakan kebalikan dari sebuah peluang, ancaman meliputi faktor-faktor

lingkungan yang tidak menguntungkan bagi sebuah lembaga pendidikan. Jika sebuah ancaman

tidak ditanggulangi maka akan menjadi sebuah penghalang atau penghambat bagi maju dan

peranannya sebuah lembaga pendidikan itu sendiri. Contoh ancaman tersebut adalah minat

peserta didik baru yang menurun, motivasi belajar peserta didik yang rendah, kurangnya

kepercayaan masyarakat terhadap lembaga pendidikan tersebut dan lain-lain.

C. Kegunaan Analisis SWOT

Secara umum, analisis SWOT dipakai untuk:

1. Menganalisis kondisi diri dan lingkungan pribadi

2. Menganalisis kondisi internal lembaga dan lingkungan eksternal lembaga

3. Menganalisis kondisi internal perusahaan dan lingkungan eksternal Perusahaan

4. Mengetahui sejauh mana diri kita di dalam lingkungan kita

5. Mengetahui posisi sebuah lembaga diantara lembaga-lembaga lain

6. Mengetahui kemampuan sebuah perusahaan dalam menjalankan bisnisnya dihadapkan dengan

para pesaingnya.

D. Hubungan antara Strength, Weaknesses, Opportunities, dan Treaths dalam Analisis SWOT

Sebuah lembaga pendidikan akan mampu mencapai tujuan yang telah ditetapkan ketika

kekuatan lembaga pendidikan melebihi kelemahan yang dimiliki. Oleh karena itu lembaga

pendidikan harus mampu memperdayakan potensi yag dimiliki secara maksimal, mengurangi

Page 11: Analisis swot

resiko yang terjadi. Jadi, tercapai atau tidaknya tujuan lembaga pendidikan yang telah

ditetapkan merupakan tanggung jawab lingkungan manajemen lembaga pendidikan. Jika

analisis SWOT dilakukan dengan tepat, maka upaya untuk memilih dan menentukan strategi

yang efektif akan membuahkan hasil yang diinginkan.

Analisis SWOT dalam program sekolah dapat dilakukan dengan melakukan matrik SWOT,

matrik ini terdiri dari sel-sel daftar kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dalam

penyelenggaraan program sekolah, untuk memperoleh mutu sekolah dapat dilakukan strategi

SO (menggunakan kekuatan dan memanfaatkan peluang), strategi WO (memperbaiki

kelemahan dan mengambil manfaat dari peluang), strategi ST (menggunakan kekuatan dan

menghindari ancaman), strategi WT (mengatasi kelemahan dan menghindari ancaman).

Menurut Afhie, 2012 dalam http://afhie-cirebon.blogspot.com/2012/ 12/penerapan-

analisis-swot-pada-lembaga.html hubungan antara Strength, Weaknesses, Opportunities, dan

Treaths dalam analisis SWOT dapat digambarkan melalui bagan berikut ini

HUBUNGAN S (KEKUATAN) W (KELEMAHAN)

O (PELUANG) Sebuah lembaga pendidikan harus

dapat menggunakan kekuatan untuk

memanfaatkan peluang dan

sebaliknya memanfaatkan peluang

dan menjadikannya sebagai sebuah

kekuatan (Strength).

Peluang digunakan untuk menekan

berbagai macam kelemahan-

kelamahan yang ada atau dengan

kata lain menghilangkan kelemahan

dengan memanfaatkan peluang

T (ANCAMAN) Menggunakan kekuatan untuk

menghindari ancaman.

Suatu lembaga pendidikan, sebelum

datangnya sebuah ancaman lembaga

pendidikan tersebut harus bisa

menutupi kelemahan-kelemahan

yang ada pada dirinya dengan

kekuatan dan peluang.

Sedangkan menurut Said, 2013 dalam http://saidsite.blogspot.com/2011/05/ analisa-

swot.html menggambarkan hubungan antara Strength, Weaknesses, Opportunities, dan Treaths

dalam analisis SWOT adalah sebagai berikut

Page 12: Analisis swot

1. Kekuatan dan Kelemahan.

Kekuatan adalah faktor internal yang ada di dalam institusi yang bisa digunakan untuk

menggerakkan institusi ke depan. Suatu kekuatan (strenghth) atau distinctive competence

hanya akan menjadi competitive advantage bagi suatu institusi apabila kekuatan tersebut

terkait dengan lingkungan sekitarnya, misalnya apakah kekuatan itu dibutuhkan atau bisa

mempengaruhi lingkungan di sekitarnya. Jika pada institusi lain juga terdapat kekuatan yang

memiliki core competence yang sama, maka kekuatan harus diukur dari bagaimana kekuatan

relatif suatu institusi tersebut dibandingkan dengan institusi yang lain. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa tidak semua kekuatan yang dimiliki institusi harus dipaksa

untuk dikembangkan karena ada kalanya kekuatan itu tidak terlalu penting jika dilihat dari

lingkungan yang lebih luas.

Hal-hal yang menjadi opposite dari kekuatan adalah kelemahan. Sehingga sama dengan

kekuatan, tidak semua kelemahan dari institusi harus dipaksa untuk diperbaiki terutama untuk

hal-hal yang tidak berpengaruh pada lingkungan sekitar.

2. Peluang dan Ancaman.

Peluang adalah faktor yang didapatkan dengan membandingkan analisis internal yang

dilakukan di suatu institusi (strenghth dan weakness) dengan analisis internal dari kompetitor

lain. Sebagaimana kekuatan, peluang juga harus diranking berdasarkan success probbility,

sehingga tidak semua peluang harus dicapai dalam target dan strategi institusi.

Peluang dapat dikategorikan dalam tiga tingkatan yaitu:

a. Low, jika memiliki daya tarik dan manfaat yang kecil dan peluang pencapaiannya juga kecil.

b. Moderate, jika memiliki daya tarik dan manfaat yang besar namun peluang pencapaian kecil

atau sebaliknya.

c. Best, jika memiliki daya tarik dan manfaat yang tinggi serta peluang tercapaianya besar.

Sedangkan, ancaman adalah segala sesuatu yang terjadi akibat trend

perkembangan (persaingan) dan tidak bisa dihindari. Ancaman juga bisa dilihat dari

tingkat keparahan pengaruhnya (seriousness) dan kemungkinan terjadinya (probability of

occurance). Sehingga ancaman tersebut dapat dikategorikan sebagai berikut:

Page 13: Analisis swot

a. Ancaman utama (Major Threats) adalah ancaman yang kemungkinan terjadinya tinggi dan

dampaknya besar. Untuk ancaman utama ini, diperlukan beberapa planning yang harus

dilakukan institusi untuk mengantisipasi.

b. Ancaman tidak utama (Minor Threats) adalah ancaman yang dampaknya kecil dan

kemungkinan terjadinya kecil

c. Ancaman moderate (Moderate Threats) berupa kombinasi tingkat keparahan yang tinggi

namun kemungkinan terjadinya rendah dan sebaliknya.

Dari hal tersebut dapat disimpulkan beberapa kategori situasi institusi dilihat dari

keterkaitan antara peluang dan ancamannya, yaitu sebagai berikut:

a. Suatu institusi dikatakan unggul jika memiliki major opportunity yang besar dan major threats

yang kecil.

b. Suatu institusi dikatakan spekulatif jika memiliki high opportunity dan threats pada saat yang

sama.

c. Suatu institusi dikatakan mature jika memiliki low opportunity dan low threat.

d. Suatu institusi dikatakan in trouble jika memiliki low opportinity dan high threats.

Tidak ada satu cara terbaik untuk melakukan analisis SWOT. Yang paling utama adalah

membawa berbagai macam pandangan/perspektif bersama-sama sehingga akan terlihat

keterkaitan baru dan implikasi dari hubungan tersebut.

E. Contoh Aplikasi Analisis SWOT

Sebagai contoh, untuk sasaran pertama, yaitu rata-rata GSA mencapai minimal +0,40

maka harus ditentukan fungsi-fungsi apa saja berikut faktor-faktornya yang berperan penting

dalam mencapai sasaran tersebut. Berdasarkan hasil evaluasi diri dan pengalaman sebelumnya,

diidentifikasi bahwa fungsi yang berperan untuk meningkatkan GSA adalah fungsi proses belajar

mengajar yang didukung oleh fungsi ketenagaan, dan fungsi sarana belajar.

Berdasarkan pada fungsi-fungsi yang telah diidentifikasi, maka perlu ditemukan faktor apa

saja yang berpengaruh, baik faktor internal maupun eksternal dalam fungsi tersebut dan

kemudian masukkan ke dalam tabel analisis SWOT. Oleh karena sekolah memiliki lebih dari satu

sasaran, maka setiap sasaran yang telah ditentukan harus dianalisis melalui analisis SWOT.

Page 14: Analisis swot

Berikut dijelaskan dalam buku Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah Buku 5

Pembelajaran dan Pengajaran Kontekstual, contoh melakukan analisis SWOT untuk dua sasaran

pertama yang ditentukan sekolah “X” pada tahun 2002/2003 serta fungsi dan faktor-faktornya

yang diperlukan untuk mencapai sasaran. Analisis SWOT untuk sasaran-1, yaitu peningkatan

GSA minimal +0,40 ditunjukkan pada Tabel-1, sedangkan untuk sasaran-2, yaitu menjadi finalis

pada turnamen bola voli tingkat Kota ditunjukkan pada Tabel-2.

Tabel-1. Analisis SWOT untuk Sasaran-1:

Peningkatan GSA minimal +0,40

Fungsi dan FaktornyaKondisi Kesiapan

(Kondisi Ideal)Kondisi Nyata

Tingkat Kesiapan

Faktor

Siap Tidak

A. Fungsi ProsesBelajar Mengajar (PBM)

1. Faktor Internala. Motivasi belajar siswa

b. Perilaku siswa

c. Motivasi gurud. Pemberdayaan siswa

e. Keragaman metode mengajar

f. Penggunaan waktu belajar

2. Faktor eksternala. Kesiapan siswa menerima

pelajaranb. Dukungan orangtuac. Lingkungan sosial sekolahd. Lingkungan fisik sekolah

Tinggi

Disiplin dan tertib di dalam kelas

Tinggi Guru mampu

memberdayakan siswa

Bervariasi

Efektif

100%

Tinggi

60% siswa memiliki motivasi tinggi

Kurang disiplin dan kurang tertib

Cukup tinggi Kurang mampu

Tidak banyak variasi

Kurang efektif

50%

Tinggi

Page 15: Analisis swot

Kondusif

Nyaman/tenang

Kurang kondusif

Gaduh/ramaiB. Fungsi Pendukung PBM-

Ketenagaan

1. Faktor Internala. Jumlah gurub. Kualifikasi pendidikan

guru minimal D-3

c. Kesesuaian ijazah dengan mata pelajaran yang diampu guru

d. Beban mengajar guru

2. Faktor eksternala. Pengalaman mengajar

gurub. Kesiapan mengajar guruc. Fasilitas pengembangan

diri

Cukup Semua guru pendidikan

guru minimal D-3

100% sesuai

Rata-rata 18 JP

Rata-rata 2-5 tahun

100%

Tersedia

Cukup 60% minimal D-3

70% sesuai\

Rata-rata 22 JP

Rata-rata 6 tahun

80%

Kurang lengkap

√√

C. Fungsi Pendukung PBM-Sarana Belajar

1. Faktor internala. Buku setiap mata

pelajaranb. Jumlah buku penunjang

Cukup dan lengkap Cukup dan lengkap Cukup

Kurang lengkap

Kurang lengkap

Page 16: Analisis swot

c. Jumlah lemari dan rak buku

d. Kebersihan dan kerapihan ruang perpustakaan

e. Pengelola perpustakaanf. Dana pengembangan

perpustakaan

2. Faktor eksternala. Dukungan orangtua dalam

melengkapi perpustakaanb. Kerjasama dengan

perpustakaan lain yang lengkap

c. Kesesuaian buku penunjang dengan potensi daerah dan perkembangan iptek

Bersih dan rapih

Ada dan mampu

Tersedia dan cukup

Mendukung

Ada kerjasama

Tinggi tingkat kesesuaiannya

Kurang

Cukup

Kurang mampu

Tidak tersedia

Mendukung

Tidak ada

Rendah tingkat kesesuaiannya

Tabel-2. Analisis SWOT untuk Sasaran-2:

Menjadi finalis turnamen bola voli tingkat Kota

Fungsi dan FaktornyaKondisi Kesiapan

(Kondisi Ideal)Kondisi Nyata

Tingkat Kesiapan

Faktor

Siap Tidak

Page 17: Analisis swot

A. Faktor Ketenagaan1. Faktor Internal

a. Jumlah guru olahragab. Kemampuan guru

olahraga dalam bola volic. Motivasi guru

2. Faktor eksternala. Pengalaman sebagai

pelatihb. Dukungan orangtuac. Fasilitas pengembangan

diri

Cukup

Tinggi

Tinggi

Cukup

Tinggi

Ada

Cukup

Tinggi

Cukup tinggi

Kurang

Tinggi

Tidak ada

√√

B. Fungsi Prasarana

1. Faktor Internala. Lapangan bola voli di

sekolahb. Alat pendukung olahraga

bola voli (net, bola)c. Perawatan prasarana dan

sarana2. Faktor eksternala. Dukungan orangtua siswa

dalam peningkatan mutu lapangan voli

b. Lapangan bola voli di tingkat Kota/Kecamatan

Tersedia dan layak pakai Tersedia dan layak

Terawat dengan baik

Tinggi

Tersedia dan layak pakai

Tersedia dan kurang layak pakai

Tersedia dan kurang layak

Terawat baik

Cukup

Tersedia dan kurang layak pakai

C. Fungsi Siswa1. Faktor internal

Page 18: Analisis swot

a. Pemberdayaan siswa

b. Alokasi waktu pelatihanc. Penggunaan waktu latihan

2. Faktor eksternala. Kesiapan siswa dalam

menerima pelatihanb. Pelatih yang

berpengalamanc. Uji tanding dengan

sekolah laind. Dukungan orangtua siswa

dalam pelatihan

Guru mampu memberdayakan siswa

3x seminggu

Efektif

100%

Tersedia

1x sebulan

Tinggi

Cukup mampu

Kurang 1x seminggu Kurang efektif

80%

Tidak ada

Tidak pernah

Tinggi

√√

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan untuk sasaran pertama, maka dapat

diidentifkasi kelemahan dan ancaman yang dihadapi oleh sekolah pada hampir semua fungsi

yang diberikan. Pada fungsi PBM yang menjadi kelemahan adalah siswa kurang disiplin, guru

kurang mampu memberdayakan siswa dan umumnya tidak banyak variasi dalam memberikan

bahan pelajaran di kelas serta waktu yang digunakan kurang efektif, sedangkan yang menjadi

ancaman adalah kurang siapnya siswa dalam menerima pelajaran, terutama pada pagi dan

siang hari menjelang pulang. Di samping itu, suasana lingkungan sekolah yang kurang kondusif

dan ramai karena berdekatan dengan pusat keramaian kota.

Selanjutnya untuk mengatasi kelemahan atau ancaman tersebut, sekolah mencari

alternatif-alternatif langkah-langkah memecahkan persoalan, sebagai berikut:

1. Pengaktifan kegiatan MGMP sekolah

Berdasarkan pada hasil analisis, disebutkan bahwa jumlah guru cukup tetapi suasana

belajar belum cukup kondusif akibat metode mengajar guru kurang bervariasi. Melalui MGMP

Page 19: Analisis swot

sekolah diharapkan dapat mengatasi persoalan, termasuk bagaimana menyiasati kurikulum

yang padat dan mencari alternatif pembelajaran yang tepat serta menemukan berbagai variasi

metode dalam mengajarkan setiap mata pelajaran yang diajarkan. Kegiatan ini di bawah

koordinasi Wakil Kepala Sekolah bidang Kurikulum dan untuk setiap matapelajaran dipimpin

oleh guru senior yang ditunjuk oleh Kepala Sekolah. MGMP minimal bertemu satu kali per

minggu guna menyusun strategi pengajaran dan mengatasi masalah yang muncul.

MGMP sekolah juga menyusun dan mengevaluasi perkembangan kemajuan belajar

sekolah. Evaluasi kemajuan dilakukan secara berkala dan hasilnya digunakan untuk

menyempurnakan rencana berikutnya. Kegiatan MGMP sekolah yang dilakukan dengan

intensif, dapat dijadikan sebagai wahana pengembangan diri guru untuk meningkatkan

kapasitas dan kemampuan guru serta menambah pengetahuan dan keterampilan dalam bidang

yang diajarkan, terutama ditujukan untuk guru-guru yang mengajar bukan bidangnya (teacher

mismatch).

2. Pengiriman guru mengikuti pelatihan

Sebagai alternatif, sekolah dapat mengirimkan guru-guru secara bergiliran untuk mengikuti

pelatihan pada lembaga yang dianggap potensial dan berpengalaman. Pengiriman guru ini,

dimaksudkan untuk memberikan tambahan pengetahuan dan keterampilan guru, baik dalam

bidang keahlian/substansi, metode pengajaran, maupun berbagai metode evaluasi, setelah

melalui proses identifikasi kebutuhan yang dilakukan secara cermat oleh sekolah. Program ini

dapat mendorong sekolah untuk mengalokasikan sebagian anggarannya untuk peningkatan

SDM, yang selama ini belum secara optimal dilakukan.

Selain itu, untuk mengatasi kelemahan tersebut, sekolah melalui kegiatan MGMP dapat

mengundang ahli dari luar, baik ahli substansi mata pelajaran untuk membantu guru dalam

memahami materi yang masih dianggap sulit atau membantu memecahkan masalah yang

muncul di kelas, maupun berbagai metode pengajaran untuk menemukan cara yang paling

sesuai dalam memberikan materi mata pelajaran tertentu.

3. Peningkatan disiplin siswa

Berdasarkan hasil analisis, dinyatakan bahwa disiplin siswa sangat rendah, baik dalam

mengikuti aturan dan tata tertib sekolah, maupun dalam mengikuti pelajaran dan

Page 20: Analisis swot

mengakibatkan lingkungan sosial sekolah menjadi kurang kondusif. Diperlukan adanya

peningkatan disiplin siswa untuk menciptakan iklim sekolah yang lebih kondusif dan dapat

memotivasi siswa dalam belajar.

Adanya dukungan guru yang cukup, sekolah dapat membuat aturan dan tata tertib yang

baik dan memadai. Tata tertib yang dibuat dan disepakati tersebut harus ditaati, khususnya

oleh siswa dan warga sekolah lainnya, termasuk guru, karyawan, dan juga kepala sekolah.

Aturan tersebut dapat meliputi tata tertib waktu masuk dan pulang sekolah, kehadiran di

sekolah dan di kelas serta mengikuti pelajaran yang sedang berlangsung, dan tata tertib sekolah

lainnya.

Dengan meningkatnya disiplin siswa, diharapkan dapat meningkatkan efektivitas jam

belajar sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan dan meningkatkan iklim belajar yang lebih

kondusif untuk mencapai hasil belajar yang lebih baik.

4. Pembentukan kelompok diskusi terbimbing

Kelompok diskusi terbimbing ini dibentuk untuk mengatasi siswa yang kurang persiapan

untuk belajar di sekolah. Kegiatan diskusi ini, minimal 1 kali per minggu untuk setiap mata

pelajaran di luar jam pelajaran sekolah. Pembentukan kelompok dilakukan oleh siswa dan

dibimbing oleh guru. Dalam setiap kegiatan diskusi dapat dihadirkan narasumber yang berasal

dari guru, alumni, atau orang lain yang dianggap ahli dalam mata pelajaran yang berkaitan dan

bertempat tinggal di sekitar kelompok tersebut berada.

Adanya dukungan orangtua dalam meningkatkan motivasi belajar, memberikan peluang

dan kesempatan melaksanakan kegiatan kelompok diskusi, yaitu setiap kali pertemuan dapat

menggunakan rumah anggota kelompok secara bergiliran. Setiap kelompok diskusi menunjuk

pemimpin kelompok dan guru pembimbingnya.

Untuk keperluan pengembangan materi pada MGMP sekolah, setiap guru pembimbing

dapat menyampaikan hasil diskusi kelompok, sehingga terjadi saling tukar pengalaman dan

saling membantu bila terjadi kesulitan. Kelompok diskusi terbimbing ini, sebaiknya melibatkan

guru pembimbing (BK), khususnya untuk meningkatkan motivasi siswa serta membimbing siswa

untuk menghindari pengaruh pergaulan sosial yang negatif.

5. Peningkatan pengadaan buku

Page 21: Analisis swot

Dari hasil analisis, ternyata sekolah masih memerlukan buku-buku bacaan wajib maupun

penunjang untuk mendukung kegiatan belajar siswa. Pengadaan buku pustaka diarahkan untuk

mendukung kegiatan guru mengajar, termasuk kegiatan MGMP sekolah dan mendukung belajar

siswa. Untuk mendukung kegiatan guru, diadakan buku-buku pedangan guru dari sumber yang

relevan. Sedangkan untuk mendukung belajar siswa, diadakan buku-buku yang diperlukan siswa

untuk pendalaman materi ebtanas.

Pengadaan buku-buku tersebut hendaknya dimulai dengan melakukan identifikasi buku-

buku yang dibutuhkan oleh guru dan siswa dan mencatat buku-buku yang tidak ada atau tidak

mencukupi kebutuhan sekolah. Berbagai cara dapat dilakukan untuk memenuhi kekurangan

buku-buku tersebut, antara lain dengan mengadakan kerjasama dengan perpustakaan pada

instansi lain yang mempunyai potensi untuk membantu pengadaan buku sekolah, atau sekolah

dapat membeli buku-buku tersebut secara langsung apabila tersedia dana untuk

pengembangan perpustakaan.

6. Peningkatan layanan perpustakaan

Di samping pengadaan buku-buku, perlu diupayakan peningkatan pengetahuan dan

keterampilan pengelola perpustakaan untuk meningkatkan layanan perpustakaan. Apabila

dimungkinkan, sekolah dapat memberikan kesempatan untuk mengikuti pelatihan singkat bagi

pengelola perpustakaan. Hal yang lebih penting sekolah memperhatikan peningkatan dan

pengembangan perpustakaan untuk dapat menyediakan buku-buku yang sesuai dengan

kebutuhan siswa dan keperluan guru dalam meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya.

Hal ini dapat berarti sekolah memiliki kewajiban untuk memperhatikan penyediaan anggaran

perpustakaan yang disesuaikan dengan kemampuan yang dimiliki sekolah.

Pada sasaran kedua, sekolah mengidentifikasi kelemahan dan ancaman yang dihadapi

untuk mencapai sasaran menjadi finalis pada tingkat Kota/Kabupaten dalan bidang olahraga

bola voli, yaitu waktu pelatihan yang kurang intensif dan tidak ada pengalaman guru dalam

melatih bola voli secara profesional serta sekolah tidak pernah melakukan uji-tanding ke

sekolah lain. Di samping itu, terbatasnya fasilitas pengembangan olahraga bola voli pada tingkat

Kecamatan maupun Kota dan kondisi lapangan bola voli di sekolah dalam keadaan rusak

sebagian. Berbagai peralatan olahraga voli yang dimiliki sekolah juga masih kurang, termasuk

Page 22: Analisis swot

bola voli. Selanjutnya, untuk mengatasi kelemahan atau ancaman tersebut, sekolah melakukan

beberapa langkah sebagai alternatif untuk memecahkan persoalan, sebagai berikut:

1. Pengaktifan tim bola voli sekolah

Hasil analisis menyebutkan bahwa minat siswa terhadap olahraga bola voli cukup tinggi,

ditandai dengan cukup banyak siswa (hampir 80%) yang siap mengikuti pelatihan olahraga ini.

Sementara latihan yang diadakan sekolah kurang dari 1x seminggu atau bahkan tidak ada

latihan sama sekali. Hal ini menunjukkan bahwa sekolah kurang memberi perhatian yang tinggi

terhadap olahraga bola voli, walaupun banyak siswa yang berminat untuk mengikutinya.

Untuk itu, diperlukan penggalakan kegiatan olahraga bola voli dengan mengaktifkan

kembali tim voli pada tingkat sekolah, melalui sosialisasi dan pembentukan tim kelas atau

gabungan beberapa kelas dengan harapan memperoleh bibit pemain yang baik.

2. Peningkatan prasarana dan sarana olahraga bola voli

Hasil analisis menyebutkan bahwa lapangan yang ada kondisinya sudah sangat jelek dan

memerlukan perbaikan atau renovasi, termasuk penambahan sejumlah alat pendukung lainnya,

seperti tiang, net, dan bola. Lapangan olahraga sebagai salah satu unsur penting dalam

peningkatan prestasi perlu mendapat perhatian sekolah secara sungguh-sungguh. Dengan

lapangan yang memadai dan bentuk yang standar akan lebih menarik minat siswa untuk

mengikuti latihan yang diadakan oleh sekolah dan juga dapat menjadikan siswa bangga

memiliki sekolah dengan lapangan olahraga yang baik. Untuk itu sekolah perlu memberikan

porsi anggaran yang cukup dalam rangka melakukan renovasi lapangan dan mengalokasikan

anggaran untuk membeli peralatan yang kurang atau tidak ada sebelumnya, tetapi sangat

diperlukan.

3. Peningkatan waktu latihan dan uji-tanding

Pada fungsi pelatihan, terdapat banyak kelemahan dan tantangan untuk menjadikan tim

bola voli sekolah masuk menjadi finalis pada tingkat Kota/Kabupaten, diantaranya adalah waktu

latihan yang kurang banyak dan tidak efektif, karena pelatihan selama ini hanya sekedar

memenuhi kegiatan rutin dan tidak memiliki target mutu. Untuk itu, program latihan perlu

ditingkatkan lebih intensif lagi, misalnya dengan meningkatkan latihan menjadi 3x dalam

seminggu dan menyusun program uji-tanding dengan sekolah lain sebanyak 1x sebulan. Uji-

Page 23: Analisis swot

tanding dengan sekolah lain yang telah memiliki tim yang kuat, dapat memberikan pengalaman

dan memupuk keberanian tim sekolah saat nanti mengikuti turnamen yang sebenarnya.

4. Pelatih dari luar sekolah

Hasil analisis menyebutkan bahwa sekolah tidak memiliki pelatih yang memabg

berpengalaman dalam cabang olahraga bola voli. Pelatih yang ada hanya guru olahraga yang

secara rutin memberikan latihan dengan teknik yang masih konvensional dan belum

mempunyai pengalaman bertanding di luar daerah. Hal itu dapat dipahami, karena tidak semua

guru olahraga dapat menjadi pelatih yang baik untuk satu cabang olahraga tertentu. Untuk itu,

dirasa perlu untuk mendatangkan pelatih dari luar yang memiliki pengalaman bertanding dan

mampu memberikan cara-cara terbaik dalam bermain bola voli.

F. Studi Kasus

SD XXX merupakan salah satu SD Negeri di kota XXX. Sejak didirikannya SD XXX sekitar 30

tahun yang lalu, sekolah tersebut merupakan sekolah yang sangat diperhitungkan dan menjadi

incaran oleh orang tua untuk menyekolahkan anak-anaknya. Tetapi, sejak lima tahun terakhir

ini prestasi sekolah tersebut mulai menurun. Semakin lama keberadaan sekolah tersebut

semakin menghilang dari berbagai ajang kegiatan kurikuler maupun ekstrakurikuler di kota XXX.

Hubungan antarguru kurang harmonis bahkan muncul kecurigaan baik di antara kepala sekolah

dengan guru maupun guru dengan guru. Sebagian orang tua menarik anaknya dari sekolah

tersebut dan memindahkan ke sekolah lain.

Sebagai seorang yang memahami ‘entrepreneurship’ di bidang pendidikan, misalkan

saya direkrut oleh Dinas Pendidikan Kota XXX sebagai konsultan untuk membenahi

sekolah tersebut maka saran-saran untuk memperbaiki SD XXX tersebut dapat diberikan

melalui analisis dan penjelasan singkat berikut ini.

Berdasarkan kasus yang dikemukakan di atas, sebagai seorang konsultan akan memberikan

berbagai saran/masukan demi pembenahan dan pemulihan kualitas sekolah tersebut. Kapasitas

sebagai konsultan yang dimaksud di sini adalah seorang profesional yang ahli dalam bidang

manajemen pendidikan, khususnya untuk terapi ‘penurunan kualitas’ sebuah institusi

Page 24: Analisis swot

pendidikan. SD XXX adalah sekolah yang secara sosiogeografis berada di sebuah perkotaan,

tentu saja kota besar. Jika jumlah sekolah mencapai 74, umumnya hanya ada di kota besar.

Berbagai saran yang diberikan oleh konsultan ke depan harus selalu mempertimbangkan

sekolah tersebut sebagai salah satu sekolah di kota modern. Selain itu, SD XXX juga merupakan

sekolah tua. Konsultan perlu mempertimbangkan para alumni yang tersebar di berbagai

pelosok untuk mengembalikan kualitas sekolah tersebut seperti sedia kala.

SD XXX di Kota XXX adalah sebuah sekolah yang memiliki permasalahan serius, terutama

dalam hal perilaku kepala sekolah, guru, dan siswa. Berbagai perilaku negatif ini dapat

diakibatkan oleh pengelolaan yang tidak baik dalam tataran manajemen sekolah. Beberapa hal

yang dapat disarankan adalah sebagai berikut.

1. Sebagai konsultan resmi yang ditunjuk harus mencari dokumen resmi dan memahami dengan

baik sejarah sekolah, riwayat prestasi sekolah, dan melakukan berbagai analisis SWOT dari

sekolah tersebut selama 30 tahun terakhir. Hasil dari observasi dan analisis ini akan menjadi

dasar bagi konsultan untuk memetakan perubahan sekolah tersebut menuju kualitas yang lebih

baik.

2. Melakukan konsultasi manajemen pendidikan dengan pihak dinas pendidikan dalam upaya

perubahan sistem manajemen dan struktur di sekolah tersebut. Jika kepala sekolah (sebagai

manajer) saja sudah tidak memiliki hubungan yang baik dengan orang yang dipimpinnya

(bawahannya), maka ini adalah pertanda manajemen yang tidak harmonis. Penggantian kepala

sekolah perlu segera dilakukan untuk memperoleh manajer yang lebih muda dan memiliki

semangat dan visi yang jelas.

3. Mengupayakan adanya keterlibatan para alumni untuk kembali memperhatikan almamaternya.

Sudah bukan rahasia lagi bahwa SD XXX telah terpuruk, publik sudah mengetahuinya bahwa

kualitas sekolah tersebut semakin menurun. Dari berbagai informasi media, banyaknya

orangtua yang menarik anaknya dari sekolah itu, tentu suatu hal yang tidak perlu dirahasiakan

lagi. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk menjaring saran dan keterlibatan

para alumni sekarang ini amat mudah dilakukan. Jejaring sosial yang banyak digandrungi orang

dapat menjadi salah satu alternatif untuk membangun komunikasi dengan para alumni. Tetapi

Page 25: Analisis swot

untuk menjaga privasi sekolah, tetap saja model grup tertutup yang dianjurkan untuk

digunakan.

4. Meningkatkan upaya untuk menjamin keamanan, keselamatan dan visi yang jelas untuk masa

depan para peserta didik. Dari upaya ini akan mengembalikan kepercayaan para orang tua

sehingga “turn over” dapat dihindari. ‘Turn over’ yang tinggi juga terjadi di perusahaan-

perusahaan besar dan salah satu penyebabnya adalah tidak adanya jaminan keamanan untuk

masa depan

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Analisis SWOT adalah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi

kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman (threats)

dalam suatu proyek atau suatu spekulasi bisnis.

Page 26: Analisis swot

2. Faktor-faktor analisis SWOT ada empat yaitu kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses),

peluang (opportunities), dan ancaman (threats).

3. Analisis SWOT dipakai untuk: menganalisis kondisi diri dan lingkungan pribadi, menganalisis

kondisi internal lembaga dan lingkungan eksternal lembaga, menganalisis kondisi internal

perusahaan dan lingkungan eksternal Perusahaan, mengetahui sejauh mana diri kita di dalam

lingkungan kita, mengetahui posisi sebuah lembaga diantara lembaga-lembaga lain, dan

mengetahui kemampuan sebuah perusahaan dalam menjalankan bisnisnya dihadapkan dengan

para pesaingnya.

4. Analisis SWOT dalam program sekolah dapat dilakukan dengan melakukan matrik SWOT, matrik

ini terdiri dari sel-sel daftar kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dalam

penyelenggaraan program sekolah, untuk memperoleh mutu sekolah dapat dilakukan strategi

SO (menggunakan kekuatan dan memanfaatkan peluang), strategi WO (memperbaiki

kelemahan dan mengambil manfaat dari peluang), strategi ST (menggunakan kekuatan dan

menghindari ancaman), strategi WT (mengatasi kelemahan dan menghindari ancaman).

5. Analisis SWOT sangat penting perannya dalam meningkatkan mutu pendidikan karena analisis

dan gambaran yang diberikan merupakan tolok ukur dalam mengembangkan lembaga/satuan

pendidikan lebih lanjut. Setelah analisis, perlu dirumuskan visi,misi, tujuan, dan program kerja

yang lebih konkret untuk memperbaiki program sebelumnya.

B. Saran

1. Guru perlu memahami analisis SWOT secara mendalam agar nantinya dapat melakukan analisis

SWOT sebagai bentuk dukungan/partisipasi terhadap program manajemen berbasis sekolah.

2. Guru harus memperhatikan faktor-faktor dalam analisis SWOT agar dapat memformulasikan

analisis SWOT dengan baik dan mencapai sasaran/tujuan yang diharapkan.

3. Guru harus dapat memfungsikan analisis SWOT sesuai kegunaannya dengan tepat.

Page 27: Analisis swot

4. Guru harus dapat memahami hubungan dari faktor-faktor SWOT (kekuatan, kelemahan,

peluang, ancaman) agar dapat memanfaatkan faktor-faktor kekuatan dan peluang untuk

mengatasi kelemahan dan menghindari ancaman.

5. Guru harus dapat memahami contoh aplikasi SWOT agar di kemudian hari dapat

mengaplikasikan SWOT dalam program manajemen berbasis sekolah.

Pengertian analisis SWOT dan manfaatnya – Analisis SWOT adalah suatu bentuk analisis di dalam manajemen perusahaan atau di dalam organisasi yang secara sistematis dapat membantu dalam usaha penyusunan suatu rencana yang matang untuk mencapai tujuan, baik itu tujuan jangka pendek maupun tujuan jangkan panjang.

Atau definisi analisis SWOT yang lainnya yaitu sebuah bentuk analisa situasi dan juga kondisi yang bersifat deskriptif (memberi suatu gambaran). Analisa ini menempatkan situasi dan juga kondisi sebagai sebagai faktor masukan, lalu kemudian dikelompokkan menurut kontribusinya masing-masing. Satu hal yang perlu diingat baik-baik oleh para pengguna analisa ini, bahwa analisa SWOT ini semata-mata sebagai suatu sebuah analisa yang ditujukan untuk menggambarkan situasi yang sedang dihadapi, dan bukan sebuah alat analisa ajaib yang mampu memberikan jalan keluar yang bagi permasalahan yang sedang dihadapi.

SWOT adalah singkatan dari:

S = Strength (kekuatan). W = Weaknesses (kelemahan). O = Opportunities (Peluang). T = Threats (hambatan).

Page 28: Analisis swot

Apa itu analisis SWOT?

Penjelasan mengenai 4 (empat) komponen analisis SWOT, yaitu :

1. Strenght (S) yaitu analisis kekuatan, situasi ataupun kondisi yang merupakan kekuatan dari suatu organisasi atau perusahaan pada saat ini.  Yang perlu di lakukan di dalam analisis ini adalah setiap perusahaan atau organisasi perlu menilai kekuatan-kekuatan dan kelemahan di bandingkan dengan para pesaingnya. Misalnya jika kekuatan perusahaan tersebut unggul di dalam teknologinya, maka keunggulan itu dapat di manfaatkan untuk mengisi segmen pasar yang membutuhkan tingkat teknologi dan juga kualitas yang lebih maju.

2. Weaknesses (W) yaitu analisi kelemahan, situasi ataupun kondisi yang merupakan kelemahan dari suatu organisasi atau perusahaan pada saat ini. Merupakan cara menganalisis kelemahan di dalam sebuah perusahaan ataupun organisasi yang menjadi kendala yang serius dalam kemajuan suatu perusahaan atau organisasi.

3. Opportunity (O) yaitu analisis peluang, situasi atau kondisi yang merupakan peluang diluar suatu organisasi atau perusahaan dan memberikan peluang berkembang bagi organisasi dimasa depan. Cara ini adalah untuk mencari peluang ataupun terobosan yang memungkinkan suatu perusahaan ataupun organisasi bisa berkembang di masa yang akan depan atau masa yang akan datang.

4. Threats (T) yaitu analisis ancaman, cara menganalisis tantangan atau ancaman yang harus dihadapi oleh suatu perusahaan ataupun organisasi untuk menghadapi berbagai macam faktor lingkungan yang tidak menguntungkan pada suatu perusahaan atau organisasi yang menyebabkan kemunduran. Jika tidak segera di atasi, ancaman tersebut akan menjadi penghalang bagi suatu usaha yang bersangkutan baik di masa sekarang maupun masa yang akan datang.

Manfaat analsis SWOT

Page 29: Analisis swot

Metode analisis SWOT bisa dianggap sebagai metode analisis yangg paling dasar, yang bermanfaat untuk melihat suatu topik ataupun suatu permasalahan dari 4 empat sisi yang berbeda. Hasil dari analisa biasanya berupa arahan ataupun rekomendasi untuk mempertahankan kekuatan dan untuk menambah keuntungan dari segi peluang yang ada, sambil mengurangi kekurangan dan juga menghindari ancaman. Jika digunakan dengan benar, analisis ini akan membantu untuk melihat sisi-sisi yang terlupakan atau tidak terlihat selama ini. Dari pembahasan diatas tadi, analisis SWOT merupakan instrumen yang bermanfaat dalam melakukan analisis strategi. Analisis ini berperan sebagai alat untuk meminimalisasi kelemahan yang terdapat dalam suatu perusahaan atau organisasi serta menekan dampak ancaman yang timbul dan harus dihadapi.

Itulah diatas mengenai pengertian analisis SWOT dan manfaatnya, terimakasih telah membaca dan semoga artikel ini dapat bermanfaat…

Analisis Permasalahan dan Solusi serta Analisis SWOT Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Jakarta

Sekilas tentang jurusan Akuntansi FEUNJ.

Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Jakarta adalah jurusan yang berdiri pada tahun 2005 seiring dengan berdirinya Fakultas Ekonomi. Jurusan Akuntansi adalah salah satu Jurusan di Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Jakarta yang merancang dan mengembangkan pendidikan dan pengajaran, penelitian serta pengabdian pada masyarakat dalam bidang pengetahuan Akuntansi. Visi dari Jurusan Akuntansi adalah Menghasilkan Sarjana Ekonomi (SE) Bidang Akuntansi Yang Kompeten Dan Profesional Yang Mampu Bersaing Pasar Dunia Kerja Serta Memiliki Wawasan Global Dengan Tetap Berpijak Pada Konsepsi Lokal.

Jurusan Akuntansi saat ini mempunyai 2 program studi yakni S1 Akuntansi dan D3Akuntansi. Lulusan S1 Akuntansi nantinya akan bergelar Sarjana Ekonomi (SE), dan lulusan D3 Akuntansi bergelar Ahli Madya (Amd). Saat ini, Jurusan Akuntansi diketuai oleh M. Yasser Arafat, SE, MM. Ketua Program Studi S1 Akuntansi adalah Dian Citra Aruna, SE, Msi. Dan ketua Program Studi D3 Akuntansi adalah Rida Prihatni, SE, Ak, Msi.

Page 30: Analisis swot

Pemasalahan dan Solusi

Bagaikan peribahasa yakni “tak ada gading yang tak retak”, hal itulah yang juga terjadi di jurusan Akuntansi FE UNJ, tiada yang sempurna memang, ada kelebihan dan kekurangan yang ada serta permasalahan yang terjadi di beberapa lini di Jurusan ini. Saya akan membahas tentang permasalahan dan solusi yang ada di jurusan Akuntansi.

1. Adanya kesenjangan antara Mahasiswa S1 dengan D3.Kesenjangan antara Mahasiswa s1 dengan D3 adalah masalah klasik yang ada di jurusan Akuntansi, hal ini disebabkan oleh beberapa persoalan yang terkait yakni :

- gengsi yang ditimbulkan dari tiap individu mahasiswa di program studi tersebut,- adanya perbedaan jadwal dan kelas yang jarang mempertemukan mahasiswa di kedua program studi tersebut,- adanya perbedaan sistem pengajaran,- kurangnya suatu kegiatan yang mempertemukan seluruh mahasiswa baik beda program studi maupun beda angkatan.

Solusi dari permasalahan ini adalah dengan menciptakan dan membuat suatu event/acara yang di dalamnya dapat mempertemukan seluruh mahasiswa Jurusan Akuntansi, contoh acara tersebut adalah Makrab (Malam Keakraban) atau sejenisnya seperti kompetisi yang mempertemukan seluruh mahasiswa Akuntansi. Dengan acara ini dapat meningkatkan solidaritas dan tali persaudaraan (Ukhuwah) antar mahasiswa yang ada di jurusan Akuntansi. Dengan ini kesenjangan antar mahasiswa S1 dan D3 lebih dapat diminimalisir. Dalam hal ini HMJ

Page 31: Analisis swot

Akuntansi sebagai lembaga eksekutif mahasiswa di jurusan Akuntansi dapat mengambil peranannya disini.

2. Kurangnya Sarana dan Prasarana pendukung.

Sarana dan Prasarana suatu jurusan adalah suatu poin penting yang dapat meningkatkan kualitas di dalam jurusan tersebut, ada beberapa kekurangan Sarana dan Prasarana pendukung yang dimiliki oleh jurusan Akuntansi saat ini yaitu :

-Kurangnya fasilitas untuk mendukung hardskill mahasiswa Akuntansi seperti pengembangan software Akuntansi. Saat ini kemajuan Teknologi, Informasi, dan Komunikasi yang pesat di Tanah Air menyebabkan keharusan bagi kampus untuk menyiapkan dan mencetak para mahasiswanya untuk menguasai hal tersebut, tidak terkecuali dalam hal software Akuntansi. Sayangnya dari penuturan beberapa mahasiswa dan alumni, pengajaran dan pemahaman akan software Akuntansi di kampus masih minim, hanya sebatas praktik-praktik sekilas dan tidak terlalu mendalam, padahal penguasaan teknologi lah yang menjadi suatu poin untuk dunia kerja saat ini.

-Kurangnya pengadaan buku-buku dan sumber belajar di Perpustakaan. Perpustakaan Fakultas Ekonomi atau yang lebih kita kenal dengan PBE (Pusat Belajar Ekonomi) merupakaan perpus-nya para Mahasiswa FE UNJ, namun kondisi pada saat ini, PBE masih kekurangan buku-buku dan sumber belajar atau referensi bagi para mahasiswa khususnya mahasiswa jurusan Akuntansi. Buku-buku yang ada masih sangat kurang baik dari segi kuantitas (jumlah) maupun kualitas. Buku-buku yang ada berbeda dengan buku-buku yang ada. Sehingga banyak dari mahasiswa yang terpaksa beli demi ketersediaan bahan untuk belajar. Seharusnya dengan adanya PBE, para mahasiswa semakin didukung baik dari segi keilmuan maupun finansial.

Solusi dari permasalahan diatas adalah dengan adanya peningkatan terhadap sarana dan sarana pendukung di jurusan Akuntansi terhadap kebutuhan para mahasiswa. Dengan adanya kelengkapan sarana dan prasarana, kualitas mahasiswa Akuntansi FE UNJ secara langsung dapat meningkat.

3. Kurangnya minat mahasiswa Akuntansi dalam berorganisasi.

Minat para mahasiswa Akuntansi FE UNJ masih rendah dalam mengikuti organisasi. Hal ini tercermin dari presentase jumlah mahasiswa Akuntansi yang mengikuti organisasi baik organisasi eksekutif seperti HMJ dan BEM maupun Unit Kegiatan Mahasiswa. Banyaknya mahasiswa akuntansi yang apatis serta study oriented inilah yang terus menerus mengakar. Mereka (mahasiswa Akuntansi yang tidak berorganisasi) lebih memilih untuk kupu-kupu (kuliah pulang-kuliah pulang) dan nongkrong dengan teman-teman sepergaulannya dibandingkan melakukan kegiatan organisasi yang bermanfaat.Solusi dari permasalahan diatas adalah dengan lebih mengenalkan organisasi tersebut kepada para mahasiswa. HMJ Akuntansi sebenarnya dapat memainkan peranannya disini, HMJ dapat memberikan kebermanfaatan dan pelayanan terhadap para mahasiswa Akuntansi seperti mengadakan kegiatan-kegiatan yang dapat meningkatkan potensi-potensi akademik maupun non akademik. Dengan hal ini, rasa apatis mahasiswa terhadap organisasi perlahan mulai terkikis.

Page 32: Analisis swot

Analisis SWOT

Strenghts (Kekuatan) :

1. Akuntansi UNJ memiliki Kualitas input (competitiveness) yang tinggi, hal ini terbukti dengan tingginya minat calon mahasiswa baru memilih jurusan Akuntansi di dalam Seleksi Ujian Masuk (SNMPTN undangan dan tertulis, UMB, Penmaba).2. Akreditasi oleh BAN PT dengan nilai “B”.3. Dosen mempunyai potensi untuk berkembang, di mana sebagian besar telah berpendidikan S2/S3 dan berusia relatif muda dan massing-masing dosen mempunyai pengalaman yang spesifik dalam bidang keahlian tertentu. (Audit, Pajak)4. Lulusan Akuntansi UNJ merupakan lulusan yang berkualitas, hal ini dibuktikan dengan 100% wisudawan Akuntansi UNJ diserap di dunia kerja.

Kelemahan (Weaknesses) :

1. Sarana dan Sarana Prasarana yang belum optimal, seperti Perpustakaan (PBE/Pusat Belajar Ekonomi) dan juga laboratorium.2. Belum ideal rasio antara tenaga pengajar (dosen) dengan mahasiswa. Serta belum adanya guru besar di Jurusan Akuntansi.3. Metode pengajaran umumnya masih konvensional, kurang dinamis dan belum ideal dibandingkan dengan PTS.4. Penguasaan bahasa asing bagi Dosen dan Mahasiswa masih kurang.5. Belum optimalnya peranan alumni dalam ikut mengembangan jurusan Akuntansi.

Opportunity (Peluang):

1. Kemajuan teknologi, informasi, dan komunikasi yang aplikatif untuk para mahasiswa di dunia kerja nantinya.2. Besarnya kebutuhan tenaga akuntansi di sektor publik dan swasta.3. Tingginya minat calon mahasiswa untuk melanjutkan studi di Jurusan Akuntansi FE UNJ.4. Globalisasi dengan segala aspeknya memberi peluang Jurusan Akuntansi untuk menjalin kerja sama dengan lembaga nasional maupun internasional dalam bidang pendidikan, contoh : Jurusan Akuntansi FE UNJ telah menjalin kerjasama dengan De La Salle Lipa University di Filipina.5. Menguatnya tuntutan agar Perguruan Tinggi di Indonesia mampu berkiprah secara Internasional.

Threatness (Tantangan) :

1. Perkembangan penyelenggara pendidikan (PTN dan PTS) serupa yang sudah terlebih dahulu lahir telah mempunyai tenaga dosen yang variatif dan spesifik, serta telah memiliki guru besar.2. Pesatnya pertumbuhan perguruan tinggi ekonomi dan lembaga pelatihan bisnis baik yang negeri maupun swasta mendorong ketatnya persaingan

Page 33: Analisis swot

Demikianlah tugas Essay ini saya susun dalam rangka pemilihan umum raya (Pemira) ketua HMJ Akuntansi FE UNJ. Harapan saya ke depan adalah semoga Jurusan Akuntansi FE UNJ semakin berkembang dan maju kearah yang lebih baik sesuai dengan visi misi dan renstra yang telah ditetapkan sebelumnya.