6
KARAKTERISTIK ULKUS DEKUBITUS PASIEN RAWAT INAP RSUP DR. HASAN SADIKIN, BANDUNG PERIODE JANUARI 2005 – DESEMBER 2008 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Keberhasilan pengobatan dekubitus melalui pembedahan dimulai pada saat Perang Dunia II pada dokter di hadapkan pada meningkatnya jumlah pasien muda yang menderita saraf spinal. Pada saat yang sama, diketahui pula bahwa diet tinggi protein dibutuhkan untuk mengatasi keseimbangan nitrogen negative pada pasien dengan luka terbuka yang kronis (Mulholland et al, 1943). Sejak saat itu, meskipun pencegahan dan pengobatan dekubitus telah diteliti secara luas lebih dari 30 tahun terakhir ini, hamya terdapat sedikit bukti yang menunjukkan adanya penurunan insidens dekubitus 5

BAB I.doc

Embed Size (px)

Citation preview

6

KARAKTERISTIK ULKUS DEKUBITUS PASIEN RAWAT INAP RSUP DR. HASAN SADIKIN, BANDUNG

PERIODE JANUARI 2005 DESEMBER 2008

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang PenelitianKeberhasilan pengobatan dekubitus melalui pembedahan dimulai pada saat Perang Dunia II pada dokter di hadapkan pada meningkatnya jumlah pasien muda yang menderita saraf spinal. Pada saat yang sama, diketahui pula bahwa diet tinggi protein dibutuhkan untuk mengatasi keseimbangan nitrogen negative pada pasien dengan luka terbuka yang kronis (Mulholland et al, 1943).

Sejak saat itu, meskipun pencegahan dan pengobatan dekubitus telah diteliti secara luas lebih dari 30 tahun terakhir ini, hamya terdapat sedikit bukti yang menunjukkan adanya penurunan insidens dekubitus atau adanya suatu perbaikan dalam pengobatannya. Dalam penelitian besar yang dipublikasikan pad tahun 1983, diketahui telah digunakan 98 substansi yang berbeda untuk mengobati dekubitus (David et al, 1983). Kebanyakan hanya membuang waktu dan tenaga, sedangkan yang lainnya secara nyata menghambat penyembuhan. Penelitian lain, menunjukkan adanya ketidakmengertian tentang penyembuhan luka di antara para klinisidan perawat maupun mereka yang mengajari paraperawat tersebut (Gould, 1985, 1986). Pengetahuan yang kita miliki tentang etiologi dekubitus, pencegahan, serta pengobatannya sepertinya kurang dipergunakan.Hampir semua dekubitus terutama disebabkan oleh tekanan yang terus menerus, biasanya terjadi pada pasien yang mengalami imobilisasi baik relatif maupun total (Berbenel, 1990), dimana kulit dan jaringan di bawahnya secara langsung tertekan diantara tulang dan permukaan keras lainnya seperti tempat tidur, kursi, mejaoperasi, atau brankar (Versluysen, 1986)

Tempat yang paling sering mengalami dekubitus adalah daerah sacrum, kemudian daerah trokanter pada femur, tuberositas ischii dan lutut (Gambar 2) (Petersen,1976; Jordan dan Nicol, 1977).

Tidak terdapat persetujuan ilmiah tentang lamanya waktu penekanan yang di berikan sebelum cedera terjadi. Tekanan ringan yang berkepanjangan dapat sama berbahayanya dengan tekanan yang berat dalam waktu singkat (Kosiak, 1959). Pada masa lalu, secara umum dianggap bahwa setiap periode tekana yang lebih dari 2 jam, sangat mungkin dapat menyebabkan trauma. Untuk pasien yang menderita gizi buruk, kelemahan atau penyakit terminal, kerusakan jaringan dapat terjadi dalam waktu yang jauh lebih singkat dari pada yang tersebut di atas.

Secara normal, pasien mengalami gesekan maupun tekanan (Bennet dan Lee, 1985) yang secara khusus menjadi sangat penting pada pasien paraplegi, pasien yang sangat lemah, ataupun pasien lanjut usia ketika berada dalam posisi setengah telanjang (Gambar 3). Pasien paraplegi secara khusus sangat beresiko karena mereka tidak dapet merasakan adanya kerusakan yang sedang terjadi (Thiyagarajan dan Silver, 1984; Capen, 1985). Pada umumnya, pasien yang harus duduk di kursi roda dalam waktu lama, jauh lebih mudah mengalami dekubitus dari pada pasien yang harus menjalani tirah baring (Barbenel et al, 1077).Di Indonesia pelaporan insidensi ulkus dekubitus di rumah sakit masih sedikit, sehingga pengkajian integral, perumusan masalah dan penatalaksanaannya belum memadai. Maka dirasa penting untuk menyusun kasus ulkus dekubitus yangterjadi dan mengetahui sebagian karakteristiknya, dengan harapan memberikan informasi untuk langkah kedepan.

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang penelitian di atas dapat di simpulkan rumusan masalah sebagai berikut:

Bagaimana karakteristik ulkus dekubitus pasien rawat inap di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung selama Januari 2005 Desember 2008?1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

Mengetahui karakteristik ulkus dekubitus pada pasien rawat inap di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung selama Januari 2005 Desember 2008.1.4 Kegunaan Penelitian

Memberikan informasi mengenai karakteristik ulkus dekubitus pasien rawat inap di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung 1.5 Metode PenelitianMetode ini merupakan penelitian deskriptif yang datanya di ambil secara retrospektif dari rekam medis penderita yang di rawat di RSUP Dr.Hasan Sadikin Bandung selama periode januari 2005 sampai desember 2008.

1.6. Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di Sub Bagian Bedah Plastik, Bagian Ilmu Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran / RSUP DR. Hasan Sadikin Bandung.58