15
Teknik sipil Politeknik Negeri Padang Praktek Kerja Lapangan BAB V TINJAUAN PENGENDALIAN PROYEK Tinjaun ini memiliki tiga jenis pengendalian antara lain pengendalian biaya, pengendalian mutu, dan pengendalian waktu. Dari tiga inilah kita dapat mengontrol mutu, dan waktu agar sesuai dengan perencanaan proyek. 5.1. Pengendalian Mutu Pada umumnya setiap proyek dilengkapi dengan suatu rencana kerja dan mutu yang menjadi acuan dalam pelaksanaan dan pengendalian mutu proyek yang dilakukan. Pengendalian mutu (quality control) pada suatu proyek dilakukan terhadap semua item pekerjaan yang ada pada proyek tersebut. Pengendalian mutu dilakukan agar proyek yang dilaksanakan dapat mencapai persyaratan mutu yang telah disepakati sebelumnya di dalam kontrak. Untuk mengetahui apakah pekerjaan yang telah dilaksanakan telah mencapai mutu yang telah disyaratkan perlu dilakukan berbagai bentuk pengujian baik yang diakukan di laboratorium maupun dilapangan.. Adapun contoh pengendalian mutu yang dilakukan yaitu : 1. Pengujian Kerucut Pasir (Sand Cone) FAIZIL SULTHANI ABRAR D.IV T. Perancangan Jalan dan Jembatan 1311051002

BAB v Tinjauan Pengendalian Proyek

Embed Size (px)

DESCRIPTION

semoga bermanfaat yaa

Citation preview

Page 1: BAB v Tinjauan Pengendalian Proyek

Teknik sipil Politeknik Negeri Padang Praktek Kerja Lapangan

BAB V

TINJAUAN PENGENDALIAN PROYEK

Tinjaun ini memiliki tiga jenis pengendalian antara lain pengendalian biaya,

pengendalian mutu, dan pengendalian waktu. Dari tiga inilah kita dapat mengontrol

mutu, dan waktu agar sesuai dengan perencanaan proyek.

5.1. Pengendalian Mutu

Pada umumnya setiap proyek dilengkapi dengan suatu rencana kerja dan mutu

yang menjadi acuan dalam pelaksanaan dan pengendalian mutu proyek yang

dilakukan. Pengendalian mutu (quality control) pada suatu proyek dilakukan

terhadap semua item pekerjaan yang ada pada proyek tersebut. Pengendalian mutu

dilakukan agar proyek yang dilaksanakan dapat mencapai persyaratan mutu yang

telah disepakati sebelumnya di dalam kontrak. Untuk mengetahui apakah

pekerjaan yang telah dilaksanakan telah mencapai mutu yang telah disyaratkan

perlu dilakukan berbagai bentuk pengujian baik yang diakukan di laboratorium

maupun dilapangan.. Adapun contoh pengendalian mutu yang dilakukan yaitu :

1. Pengujian Kerucut Pasir (Sand Cone)

Pengujian kerucut pasir (sand cone) merupakan salah satu jenis

pengujian yang dilakukan di lapangan untuk menentukan berat isi

kering(kepadatan) tanah asli ataupun hasil suatu pekerjaan pemadatan yang

dilakukan baik pada tanah kohesif maupun tanah non kohesif.

Nilai berat isi tanah kering yang diperoleh dari percobaan ini biasanya digunakan

untuk mengevaluasi hasil perkerjaan pemadatan di lapangan (degree of

compaction) yaitu perbandingan antara γd (kerucut pasir) dengan γdmax hasil

percobaan pemadatan di laboratorium.

Tujuan dari pemadatan adalah untuk memperoleh stabilitas tanah dan

memperbaiki sifat-sifat teknisnya. Oleh karena itu, sifat teknis timbunan sangat

FAIZIL SULTHANI ABRAR D.IV T. Perancangan Jalan dan Jembatan1311051002

Page 2: BAB v Tinjauan Pengendalian Proyek

Teknik sipil Politeknik Negeri Padang Praktek Kerja Lapangan

penting untuk diperhatikan, tidak hanya kadar air dan berat keringnya. Pengujian

untuk kontrol pemadatan di lapangan dispesifikasikan dan hasilnya menjadi

standar untuk mengontrol suatu proyek.

Ada 2 spesifikasi untuk pekerjaan tanah yaitu :

1. Spesifikasi dari hasil akhir.

2. Spesifikasi untuk cara pemadatan.

Tanah sebagai dasar untuk suatu konstruksi harus mempunyai kepadatan yang

mencukupi agar mampu untuk menerima beban-beban yang bekerja di atasnya.

Untuk itu perlu diketahui kepadatan dari tanah tersebut sehingga akan didapat

suatu kesimpulan apakah tanah tersebut memenuhi kepadatan yang diinginkan.

Adapun Peralatan yang digunakan adalah :

a. Peralatan

1) Alat perata (Scraper).

2) Sekop kecil.

3) Kerucut yang dilengkapi dengan kran pengunci.

4) Botol transparan kapasitas 9 kg.

5) Paku.

6) Timbangan Digital.

7) Wadah.

8) Palu.

9) Oven.

10) Speedy Test

11) Kuas

b. Bahan :

1) Tanah dilapangan

2) Pasir otawa.

3) Air

FAIZIL SULTHANI ABRAR D.IV T. Perancangan Jalan dan Jembatan1311051002

Page 3: BAB v Tinjauan Pengendalian Proyek

Teknik sipil Politeknik Negeri Padang Praktek Kerja Lapangan

c. Langkah Kerja

a. Menentukan volume (Isi botol) :

1. Siapkan semua peralatan serta bahan-bahan yang diperlukan dalam

pengujian.

2. Timbang berat botol + corong dalam keadaan kosong (W1).

3. Buka kran pada corong kemudian isi air kedalam corong sampai penuh.

4. Tutup kembali kran tersebut lalu balikkan botol agar air yang tersisa pada

corong keluar.

5. Timbang berat botol beserta corong yang berisi air (W2).

6. Hitung volume botol tersebut dengan rumus :

Vbotol =

W 2 - W1

γair

b. Menentukan berat isi pasir :

1. Keluarkan air dari dalam botol, keringkan botol tersebut.

2. Masukkan pasir ke dalam botol sampai penuh kemudian timbang (W3).

3. Berat isi pasir diperoleh dengan rumus :

γpasir=

W 3 - W1

Vol. botol

c. Menentukan berat pasir dalam corong :

1. Masukkan pasir secukupnya minimal ½ botol timbang (W4).

2. Balikkan botol pada tempat yang rata, buka kran pada corong sehingga

pasir mengalir melalui corong.

3. Corong atau kerucut yang telah terisi penuh dengan pasir, bila pasir

dalam botol tidak bergerak lagi kunci kembali kran pada corong/kerucut

lalu botol ditegakkan kembali.

4. Tentukan berat botol beserta kerucut yang berisi sisa pasir (W5).

5. Tentukan berat pasir dalam corong dengan menggunakan rumus

FAIZIL SULTHANI ABRAR D.IV T. Perancangan Jalan dan Jembatan1311051002

Page 4: BAB v Tinjauan Pengendalian Proyek

Teknik sipil Politeknik Negeri Padang Praktek Kerja Lapangan

W6= W4 – W5

d. Menentukan berat isi tanah di lapangan :

1. Tentukan lokasi tempat pengujian tanah, bersihkan permukaan dari

material-material lain yang dapat menghambat selama pengujian.

2. Ratakan permukaan tanah tersebut, kemudian letakkan plat dasar di

atasnya.

3. Buat lubang sesuai dengan diameter pada plat dasar dengan kedalaman

yang hampir sama dengan diameter lubang. Seperti yang terlihat pada

gambar 3.2 berikut ini.

Gambar 5.1 Pembuatan Lubang Uji

4. Tanah hasil galian dimasukkan ke dalam plastik, timbang dan tentukan

kadar airnya.

5. Siapkan botol yang telah berisi pasir ± 2/3 dari tinggi botol lalu timbang

(W7).

6. Letakkan botol di atas lubang dengan posisi kerucut menghadap ke

dalam lubang, buka kran kerucut sehingga pasir mengalir mengisi lubang

hingga penuh. Seperti yang terlihat pada gambar 6.3 berikut ini.

FAIZIL SULTHANI ABRAR D.IV T. Perancangan Jalan dan Jembatan1311051002

Page 5: BAB v Tinjauan Pengendalian Proyek

Teknik sipil Politeknik Negeri Padang Praktek Kerja Lapangan

Gambar 5.2 Proses Penuangan Pasir dalam Lubang Uji

7. Timbang sisa pasir dalam botol (W8)

8. Hitung berat pasir dalam lubang dan kerucut (W9) :

W9 = W7 – W8

9. Hitung berat pasir dalam lubang (W10) :

W10 = W9 – W6

10. Hitung volume galian :

Vol =

Berat pasirγ pasir

11. Timbang berat tanah dalam lubang (W11)

12. Hitung berat isi tanah basah (wet) dengan menggunakan rumus :

Berat isi tanah basah (wet) =

W 11

Vollub ang

13. Tanah hasil galian tadi diambil dan di oven, lalu ditimbang (W12) untuk

menentukan kadar airnya.

w =

W 11−W 12

W 12x100 %

14. Hitung berat isi tanah kering dengan menggunakan rumus :

Berat isi tanah kering (d)=

γ wet

1 + w

FAIZIL SULTHANI ABRAR D.IV T. Perancangan Jalan dan Jembatan1311051002

Page 6: BAB v Tinjauan Pengendalian Proyek

Teknik sipil Politeknik Negeri Padang Praktek Kerja Lapangan

15. Setelah selasai, tentukan nilai derajat kepadatan dilapangan

menggunakan rumus :

DR =

γ d Lap

γ d Labx 100 %

2. Slump Test ( Pengujian Kelecekan Beton)

Tujuan pelaksanaan slump test adalah untuk menentukan tingkat

kelecekan atau keplastisan adukan beton, sehingga dapat diketahui nilai

kekentalan beton tersebut.Campuran beton ini memerlukan air dan

kebutuhannya sesuai dengan perencanaan dan perhitungan.Campuran

dikatakan encer apabila penggunaan air terlalu banyak atau melebihi dari

perencanaan sebaliknya beton dikatakan kental / kaku apabila penggunaan air

kurang dari air yang di rencanakan.

Pengujian slump dilakukan dengan sebuah kerucut terpancung standar

dengan ukuran diameter puncak 10 cm. Diameter dasar 20 cm dan tinggi 30

cm, dan juga menggunakan tongkat pemadat dengan diameter 1,6 cm dan

panjang 60 cm. Tiga kemungkinan yang terjadi pada adukan yang telah di

angkat kerucutnya pada gambar 5.2

Gambar 5.3: Bentuk Bentuk Hasil Slump Test

Metoda pengujian adalah sebagai berikut :

1. Sampel untuk pengujian slump diambil satu buah dari setiap ready mix

concrete yang ada.

FAIZIL SULTHANI ABRAR D.IV T. Perancangan Jalan dan Jembatan1311051002

Page 7: BAB v Tinjauan Pengendalian Proyek

Teknik sipil Politeknik Negeri Padang Praktek Kerja Lapangan

2. Ketika mobil ready mix telah datang, Kemudian letakkan cetakan kerucut

Abraham pada lokasi yang relative datar dengan posisi lobang Ø 20 cm

atau lobang yang besar menghadap ke bawah.

3. Kemudian bawa sampel yang telah diambil dan letakkan didekat kerucut.

Tuangkan sampel menggunakan sendok semen dan masukkan ke dalam

kerucut abraham sebanyak 3 lapis. Setiap lapisan di tumbuk dengan

tongkat pemadat sebanyak 10 kali.

4. Setelah itu ratakan permukaan atas kerucut dengn tongkat pemadat dan

biarkan selama 30 detik.

5. Setelah 30 detik angkat cetakan secara vertikal ke atas.

6. Kemudian lakukan pengukuran terhadap keruntuhan yang terjadi dari 3

sisi yang curam

7. Apabila slump yang diinginkan sudah tercapai maka beton bisa langsung

dipakai. Sedangkan jika slump yang didapat melebihi batas maksimum

yang diberikan mobil ready mix concrete harus dikembalikan ke pabrik.

Gambar 5.4: Slump Test

3 Pengujian Kuat Tarik Baja

Semua bahan padat akan berubah bentuk apabila diberi beban. Perubahan

bentuk tergantung pada besar beban, unsur kimia maupun kondisi beban,

bentuk benda uji, suhu, kecepatan pembebanan, dan sebagainya. Suatu kurva

FAIZIL SULTHANI ABRAR D.IV T. Perancangan Jalan dan Jembatan1311051002

Page 8: BAB v Tinjauan Pengendalian Proyek

Teknik sipil Politeknik Negeri Padang Praktek Kerja Lapangan

yang menghubungkan antara beban dan perubahan bentuk pada benda uji

(deformasi) merupakan bagian utama dari studi tentang sifat mekanika dari

bahan benda uji itu. Akan tetapi, biasanya pengujian itu agak berbeda bila

bentuk geometrinya berbeda, walaupun bahannya sama. Oleh karena itu

bentuk benda uji dibuatkan suatu standard yang sedemikian rupa sehingga

kurva tegangan-tegangan diperoleh juga merupakan standard pula.

B.   Tujuan

1. Untuk mengetahui langkah kerja pengujian uji tarik baja.

2. Untuk mengetahui besarnya tegangan leleh dan kuat tarik baja.

C.   Alat

1. Mesin uji tarik.

2. Cetok.

3. Mesin gambar X-Y (X-Y Plotter).

4. Kaliper.

5. Dimensi benda uji diukur, beserta jarak dua titik ukur awal.

6. Penolok ukur regangan dipasang pada benda uji.

7. Setelah selesai pengujian (benda uji telah putus) jarak titik

ukur dicatat diameter pada tempat putus dari keadaan putusnya

benda uji.

D.   Pelaksanaan

1. Dimensi benda uji diukur, beserta jarak dua titik ukur awal.

FAIZIL SULTHANI ABRAR D.IV T. Perancangan Jalan dan Jembatan1311051002

Page 9: BAB v Tinjauan Pengendalian Proyek

Teknik sipil Politeknik Negeri Padang Praktek Kerja Lapangan

Gambar 5.5 Diameter 16 dan 13

2. Penolok ukur regangan dipasang pada benda uji.

Gambar 5.6 Pemasangan benda uji

3. Setelah selesai pengujian (benda uji telah putus) jarak titik

ukur dicatat diameter pada tempat putus dari keadaan putusnya

benda uji.

5.3 Pengendalian Waktu

Pengendalian waktu pada proyek mengacu pada Time Schedule. Time

Schedule adalah rencana kerja untuk mengatur pekerjaan, mengalokasikan

tenaga kerja dan biaya suatu konstruksi atau proyek, sehinga tercapai efisiensi

FAIZIL SULTHANI ABRAR D.IV T. Perancangan Jalan dan Jembatan1311051002

Page 10: BAB v Tinjauan Pengendalian Proyek

Teknik sipil Politeknik Negeri Padang Praktek Kerja Lapangan

kerja yang optimal. Dari Time Schedule dapat kita lihat, berapa lama waktu

yang dibutuhkan untuk melaksanakan / menyelesaikan proyek tersebut.

Tujuan pembuatan Time Schedule adalah:

a. Untuk memperkirakan banyaknya sumber daya yang akan disediakan

atau dipakai.

b. Untuk mengontrol kemajuan sehingga bila terjadi keterlambatan akan

dapat dicarikan jalan keluarnya.

c. Untuk memberikan pedoman mengenai batas – batas waktu dari masing

– masing pekerjaan.

Beberapa hal pengendalian waktu dilapangan:

1. Karena pengaruh cuaca yang sering berubah – ubah dan menghambat

pelaksanaan proyek, untuk menjaga agar tidak terjadi keterlambatan

waktu yang banyak, maka dilakukan peningkatan bobot pekerjaan pada

saat cuaca cerah dengan cara melaksanakan pekerjaan selanjutnya

dengan menambah tenaga kerja.

2. Melaksanakan pekerjaan setiap hari tanpa ada libur kecuali izin dalam

pelaksanaan proyek.

3. Mendatangkan alat sesuai dengan kenbutuhan dan waktu dibutuhkan

dilapangan.

4. Memeriksa kondisi alat sebelum digunakan seperti bahan bakar dan

yang lainnya.

5. Tersedia teknisi, jika peralatan yang digunakan mengalami kerusakan

baik kondisi ringan atau parah.

6. Disebagian alat harus ada pembantu dari operatornya sebagai pemandu.

7. Mengadakan pekerjaan lembur untuk item – item pekerjaan tertentu.

Untuk mengetahui keterlambatan yang terjadi ada beberapa langkah yang

harus dilakukan:

1. Meneliti sebab terjadinyan keterlambatan dan dilaporkan pada

pertemuan rutin.

FAIZIL SULTHANI ABRAR D.IV T. Perancangan Jalan dan Jembatan1311051002

Page 11: BAB v Tinjauan Pengendalian Proyek

Teknik sipil Politeknik Negeri Padang Praktek Kerja Lapangan

2. Mengevaluasi sebab keterlambatan dalam rangka menemukan solusi

terbaik dalam menangani keterlambatan.

3. Mengkoordinasikan solusi yang telah disepakati untuk diterapkan

dilapangan sehingga dapa langsung ditindak lanjuti dalam pelaksanaan

proyek.

.

FAIZIL SULTHANI ABRAR D.IV T. Perancangan Jalan dan Jembatan1311051002