26
BIOREMIDIASI SEBAGAI ALTERNATIF DEGREDASI KONTAMINAN PADA TANAH YANG TERCEMAR OLEH LIMBAH MINYAK BUMI KELOMPOK : MUZWAR RUSADI (H1E107050) MONA YULIATI NINDYA PRASTIWI (H1E107203) (H1E108034) DOSEN PENGAMPU : M. S. Alim, MT JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK

Bioremediasi Sebagai Alter Nat If Degradasi Kontamina Pada Tanah Yang Tercemar Oleh Limbah Minyak Bumi

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Bioremediasi Sebagai Alter Nat If Degradasi Kontamina Pada Tanah Yang Tercemar Oleh Limbah Minyak Bumi

BIOREMIDIASI SEBAGAI ALTERNATIF DEGREDASI

KONTAMINAN PADA TANAH

YANG TERCEMAR OLEH LIMBAH MINYAK BUMI

KELOMPOK :

MUZWAR RUSADI (H1E107050)

MONA YULIATI

NINDYA PRASTIWI

(H1E107203)

(H1E108034)

DOSEN PENGAMPU :

M. S. Alim, MT

JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

BANJARBARU

2010

Page 2: Bioremediasi Sebagai Alter Nat If Degradasi Kontamina Pada Tanah Yang Tercemar Oleh Limbah Minyak Bumi

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Kita semua tahu Indonesia adalah negara yang sangat kaya akan sumber daya

alamnya. Salah satu kekayaan tersebut, Indonesia memiliki tanah yang sangat subur

karena berada di kawasan yang umurnya masih muda, sehingga permukaan tanahnya

kaya akan unsur hara.

Namun seiring berjalannya waktu, kesuburan yang dimiliki oleh tanah Indonesia

banyak yang digunakan tanpa memperhatikan dampak jangka panjang yang dihasilkan

dari pemanfaatan tanah tersebut. Salah satu diantaranya, penyelenggaraan pembangunan

di tanah air yang tidak bisa disangkal lagi telah menimbulkan berbagai dampak positif

bagi masyarakat luas, seperti pembangunan industri dan pertambangan telah menciptakan

lapangan kerja baru bagi penduduk di sekitarnya. Namun keberhasilan itu seringkali

diikuti oleh dampak negatif yang merugikan masyarakat dan lingkungan.

Minyak bumi merupakan sumber energi utama yang digunakan baik pada rumah

tangga, industri maupun transportasi. Hal ini menyebabkan meningkatnya kegiatan

eksplorasi, eksploitasi, pengolahan dan transportasi produksi minyak bumi untuk

memenuhi kebutuhan manusia sehingga semakin besar pula kecenderungannya untuk

mencemari lingkungan, terutama di wilayah pesisir.  Pencemaran tersebut berasal dari

buangan limbah kilang minyak, hasil sampingan dari proses produksi, distribusi maupun

transportasi.

Limbah yang dihasilkan dari kilang minyak berupa limbah cair dan limbah padat. 

Produksi kilang minyak bumi sebanyak 1000 barrel per hari akan menghasilkan limbah

padat (lumpur minyak) lebih dari 2.6 barrel sedangkan di Indonesia, produksi kilang

menghasilkan minyak bumi sekitar 1,2 juta barrel per hari yang berarti menghasilkan

limbah padat sebanyak 3120 barrel per hari dan dalam waktu satu tahun menghasilkan

limbah sebanyak 1.3 juta barrel, yang 285.000 barrel diantaranya adalah limbah B3

(Bahan Berbahaya dan Beracun).

Kegiatan pertambangan menyebabkan kerusakan tanah, erosi dan sedimentasi,

serta kekeringan. Kerusakan akibat kegiatan pertambangan adalah berubah atau hilangnya

bentuk permukaan bumi (landscape), terutama pertambangan yang dilakukan secara

terbuka (opened mining) meninggalkan lubang-lubang besar di permukaan bumi.

Berbagai kasus pencemaran limbah berbahaya dan beracun (B3) dari kegiatan

penambangan minyak bumi yang terjadi di Indonesia memerlukan perhatian yang lebih

Page 3: Bioremediasi Sebagai Alter Nat If Degradasi Kontamina Pada Tanah Yang Tercemar Oleh Limbah Minyak Bumi

serius. Kasus pencemaran seperti yang terjadi di Tarakan (Kalimantan Timur), Riau,

Sorong (Papua), Indramayu serta terakhir kasus pencemaran di Bojonegoro (Jawa Timur)

seharusnya menjadi catatan penting bagi para pengelola penambangan minyak akan

pentingnya pengelolaan pencemaran minyak di Indonesia.

Dampak negatif yang menimpa lahan pertanian dan lingkungannya perlu

mendapatkan perhatian yang serius, karena limbah industri yang mencemari lahan

pertanian tersebut mengandung sejumlah unsur-unsur kimia berbahaya yang bisa

mencemari badan air dan merusak tanah dan tanaman serta berakibat lebih jauh terhadap

kesehatan makhluk hidup.

Metode yang sering digunakan untuk menangani masalah pencemaran tanah

termasuk diantaranya dengan metode bioremidiasi. Metode ini sering digunakan karena

mempunyai bebagai kelebihan dibandingkan metode lainnya, dan masih bisa

dikembangkan. Meskipun begitu, metode ini mempunyai beberapa aspek yang menjadi

kunci berhasilnya proses bioremidiasi itu sendiri. Oleh karenanya, perlu diadakan kajian

khusus mengenai penerapan bioremidiasi dan penggunaannya dalam mendegradasi

pencemar pada tanah.

1.2 MAKSUD DAN TUJUAN PENULISAN

Maksud dan tujuan pembuatan makalah ini antara lain, yaitu:

1. Sebagai bahan kajian para mahasiswa mengenai dampak pencemaran tanah terhadap

lingkungan.

2. Sebagai cara untuk mencari cara yang efisien dalam menanggulangi dampak

pencemaran yang sedang dikaji.

3. Sebagai metode pengumpulan data tentang pencemaran lingkungan yang

berhubungan dengan ilmu kimia.

4. Sebagai bahan kajian untuk mengenal proses aplikasi metode bioremidiasi dalam

mengurangi pollutan minyak pada tanah.

1.3 RUANG LINGKUP

Makalah ini membahas mengenai pencemaran tanah, mulai dari gambaran, dampak,

dan cara menanggulangi pencemaran tanah tersebut dangan metode bioremidiasi. Selain

itu juga membahas kelebihan serta kekurangan metode itu sendiri dalam

pengaplikasiannya.

Page 4: Bioremediasi Sebagai Alter Nat If Degradasi Kontamina Pada Tanah Yang Tercemar Oleh Limbah Minyak Bumi

BAB II

METODE PENULISAN

2.1 OBJEK PENULISAN

Objek penulisan mencakup gambaran/ penjelasan, dampak yang ditimbulkan, dan

cara penanggulangan pencemaran tanah.

2.2 DASAR PEMILIHAN OBJEK

Objek yang penulis pilih adalah mengenai pencemaran tanah, karena tanah

merupakan salah satu komponen kehidupan yang sangat penting. Semua manusia pasti

sangat tergantung akan keberadaan tanah tersebut. Namun, banyak orang yang belum

mengetahui bagaimana cara pengolahan tanah yang tepat tanpa banyak menimbulkan

dampak negatif bagi kehidupan

2.3 METODE PENGUMPULAN DATA

Dalam penulisan makalah ini, penulis secara umum mendapatkan bahan tulisan

dari berbagai referensi, baik dari tinjauan dari media internet yang terkait dengan

pencemaran lingkungan.

2.4 METODE ANALISIS

Penyusunan makalah ini berdasarkan metode deskriptif analisis, yaitu dengan

mengidentifikasi permasalahan berdasarkan fakta dan data yang ada, menganalisis

permasalahan berdasarkan pustaka dan data pendukung lainnya, serta mencari alternatif

pemecahan masalah.

Page 5: Bioremediasi Sebagai Alter Nat If Degradasi Kontamina Pada Tanah Yang Tercemar Oleh Limbah Minyak Bumi

BAB III

ANALISIS PERMASALAHAN

3. 1 PEMBAHASAN

3.1.1 Gambaran dari Pencemaran Tanah

Menurut Peraturan Pemerintah RI No. 150 tahun 2000 tentang

Pengendalian kerusakan tanah untuk produksi bio massa, “Tanah adalah salah atu

komponen lahan berupa lapisan teratas kerak bumi yang terdiri dari bahan

mineral dan bahan organik serta mempunyai sifat fisik, kimia, biologi, dan

mempunyai kemampuan menunjang kehidupan manusia dan makhluk hidup

lainnya.”

Pencemaran tanah adalah keadaan di mana bahan kimia buatan manusia

masuk dan merubah lingkungan tanah alami. Pencemaran ini biasanya terjadi

karena kebocoran limbah cair atau bahan kimia industri atau fasilitas komersial,

penggunaan pestisida, masuknya air permukaan tanah tercemar ke dalam lapisan

sub-permukaan, kecelakaan kendaraan pengangkut minyak, zat kimia, atau limbah,

maupun air limbah dari tempat penimbunan sampah serta limbah industri yang

langsung dibuang ke tanah secara tidak memenuhi syarat (illegal dumping).

Ketika suatu zat berbahaya/beracun telah mencemari permukaan tanah,

maka ia dapat menguap, tersapu air hujan dan atau masuk ke dalam tanah.

Pencemaran yang masuk ke dalam tanah kemudian terendap sebagai zat kimia

beracun di tanah. Zat beracun di tanah tersebut dapat berdampak langsung kepada

manusia ketika bersentuhan atau dapat mencemari air tanah dan udara di atasnya.

3.1.2 Pencemaran Tanah Oleh Limbah Minyak

Limbah minyak adalah buangan yang berasal dari

hasil eksplorasi produksi minyak, pemeliharaan fasilitas produksi, fasilitas

penyimpanan,pemrosesan,dan tangki penyimpanan minyak pada kapal

laut. Limbah minyak bersifat mudah meledak, mudah terbakar, bersifat reaktif,

beracun, menyebabkan infeksi, dan bersifat korosif. Limbah minyak merupakan

bahan berbahaya dan beracun (B3), karena sifatnya, konsentrasi maupun

jumlahnya dapat mencemarkan dan membahayakan lingkungan hidup, serta

kelangsungan hidup manusia dan mahluk hidup lainnya.Tanah adalah bagian

penting dalam menunjang kehidupan makhluk hidup di muka bumi. Kita ketahui

rantai makanan bermula dari tumbuhan. Manusia, hewan hidup dari tumbuhan.

Page 6: Bioremediasi Sebagai Alter Nat If Degradasi Kontamina Pada Tanah Yang Tercemar Oleh Limbah Minyak Bumi

sebagian besar makanan kita berasal dari permukaan tanah, walaupun memang ada

tumbuhan dan hewan yang hidup di laut. Sudah sepatutnya kita menjaga

kelestarian tanah sehingga bisa mendukung kehidupan di muka bumi ini.

Sebagaimana pencemaran air dan udara, pencemaran tanah pun merupakan akibat

kegiatan manusia. Pencemaran tanah bisa disebabkan limbah domestik, limbah

industri, limbah pertanian dan pertambangan.

Eksplorasi dan eksploitasi produksi minyak bumi melibatkan juga aspek

kegiatan yang beresiko menumpahkan minyak antara lain : distribusi/pengangkutan

minyak bumi dengan menggunakan moda transportasi air, transportasi darat,

marine terminal/pelabuhan khusus minyak bumi, perpipaan dan eksplorasi dan

eksploitasi migas lepas pantai (floating production storage offloading, floading

storage offloading) (Pertamina, 2005). Setiap tahun kebutuhan minyak bumi terus

mengalami peningkatan seiring dengan tingginya kebutuhan energi sebagai akibat

kemajuan teknologi dan kebutuhan hidup manusia, sehingga potensi pencemaran

oleh minyak bumi juga meningkat. Tumpahan minyak dan kebocoran pipa dalam

jumlah tertentu dengan luas dan kondisi tertentu, apabila tidak dikendalikan atau

ditanggulangi dengan cepat dan tepat dapat mengakibatkan terjadinya suatu

malapetaka “pencemaran lingkungan oleh minyak” yaitu kualitas lingkungan

tersebut turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan menjadi kurang atau

tidak dapat berfungsi sesuai dengan peruntukannya.

Pencemaran lingkungan oleh minyak telah menimbulkan masalah serius.

Penelitian di Jerman menunjukkan bahwa 0,5 – 0,75 ton minyak hilang untuk

setiap 1000 ton minyak yang dihasilkan. Kehilangan tersebut terjadi selama proses

produksi dan pengilangan sebesar 0,1 ton, selama pengangkutan sebanyak 0,1 ton

dan kehilangan terbesar 0,4 ton terjadi selama penyimpanan. Kehilangan minyak

ini menyebabkan terjadi pencemaran di lingkungan sekitarnya.

Tanah yang terkontaminasi minyak tersebut dapat merusak lingkungan

serta menurunkan estetika. Lebih dari itu tanah yang terkontaminasi limbah minyak

dikategorikan sebagai limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) sesuai dengan

Kep. Meneteri Lingkungan Hidup No.128 Tahun 2003. Oleh karena itu perlu

dilakukan pengelolaan dan pengolahan terhadap tanah yang terkontaminasi

minyak. Hal ini dilakukan untuk mencegah penyebaran dan penyerapan minyak

kedalam tanah

Page 7: Bioremediasi Sebagai Alter Nat If Degradasi Kontamina Pada Tanah Yang Tercemar Oleh Limbah Minyak Bumi

3.1.3 Dampak yang Ditimbulkan Akibat Pencemaran Tanah

a. Pada Kesehatan

Karena adanya senyawa hidrokarbon yang terkandung di dalam minyak

bumi, yang memiliki komponen senyawa kompleks, termasuk didalamnya

Benzena, Toluena, Ethilbenzena dan isomer Xylena (BTEX), merupakan

senyawa aromatik dalam jumlah kecil dalam hidrokarbon, namun

pengaruhnya sangat besar terhadap pencemaran. Paparan kronis (terus-

menerus) terhadap benzena pada konsentrasi tertentu dapat meningkatkan

kemungkinan terkena leukemia.. PCB dan siklodiena terkait pada keracunan

hati. Terdapat beberapa macam dampak kesehatan yang tampak seperti sakit

kepala, pusing, letih, iritasi mata dan ruam kulit untuk paparan bahan kimia

yang disebut di atas. Yang jelas, pada dosis yang besar, pencemaran tanah

dapat menyebabkan kematian.

b. Pada Ekosistem

Pencemaran tanah juga dapat memberikan dampak terhadap ekosistem.

Perubahan kimiawi tanah yang radikal dapat timbul dari adanya bahan kimia

beracun/berbahaya bahkan pada dosis yang rendah sekalipun. Perubahan ini

dapat menyebabkan perubahan metabolisme dari mikroorganisme endemik

dan antropoda yang hidup di lingkungan tanah tersebut. Akibatnya bahkan

dapat memusnahkan beberapa spesies primer dari rantai makanan, yang dapat

memberi akibat yang besar terhadap predator atau tingkatan lain dari rantai

makanan tersebut. Bahkan jika efek kimia pada bentuk kehidupan terbawah

tersebut rendah, bagian bawah piramida makanan dapat menelan bahan kimia

asing yang lama-kelamaan akan terkonsentrasi pada makhluk-makhluk

penghuni piramida atas.

Dampak pada pertanian terutama perubahan metabolisme tanaman yang

pada akhirnya dapat menyebabkan penurunan hasil pertanian. Hal ini dapat

menyebabkan dampak lanjutan pada konservasi tanaman di mana tanaman

tidak mampu menahan lapisan tanah dari erosi. Beberapa bahan pencemar ini

memiliki waktu paruh yang panjang dan pada kasus lain bahan-bahan kimia

derivatif akan terbentuk dari bahan pencemar tanah utama.

Page 8: Bioremediasi Sebagai Alter Nat If Degradasi Kontamina Pada Tanah Yang Tercemar Oleh Limbah Minyak Bumi

3.1.4 Penanganan yang Dilakukan

Salah satu langkah penangan yang digunakan untuk mengurangi

dampak yang ditimbulkan oleh pencemaran limbah minyak bumi

terhadap tanah termasuk bioremidiasi.

A. Konsep Bioremediasi

Bioremediasi adalah proses pembersihan pencemaran tanah

dengan menggunakan mikroorganisme (jamur, bakteri).

Bioremediasi bertujuan untuk memecah atau mendegradasi zat

pencemar menjadi bahan yang kurang beracun atau tidak beracun

(karbon dioksida dan air). Bioremediasi merupakan suatu teknologi

inovatif pengolahan limbah, yang dapat menjadi teknologi alternatif

dalam menangani pencemaran yang diakibatkan oleh kegiatan

manusia.

Ada dua jenis bioremediasi, yaitu in-situ (atau on-site) dan ex-

situ (atau off-site). Pembersihan on-site adalah pembersihan di lokasi.

Pembersihan ini lebih murah dan lebih mudah, terdiri dari

pembersihan, venting (injeksi), dan bioremediasi. Sementara

bioremediasi ex-situ atau pembersihan off-side dilakukan dengan

cara tanah yang tercemar digali dan dipindahkan ke dalam

penampungan yang lebih terkontrol, kemudian diberi perlakuan

khusus dengan menggunakan mikroba.

Ada 4 teknik dasar yang biasa digunakan dlm bioremediasi:

1. Stimulasi aktivitasi mikroorganisme asli (di lokasi tercemar)

dengan penambahan nutrien, pengaturan kondisi redoks,

optimasi pH, dsb.

2. Inokulasi (penanaman) mikroorganisme di lokasi tercemar, yaitu

mikroorganisme yang memiliki kemampuan biotransformasi

khusus.

3. Penerapan immobilized enzymes.

4. Penggunaan tanaman (phytoremediation) untuk menghilangkan

atau mengubah pencemar.

Bioremediasi ex-situ meliputi penggalian tanah yang tercemar

dan kemudian dibawa ke daerah yang aman. Setelah itu di daerah

aman, tanah tersebut dibersihkan dari zat pencemar. Caranya yaitu,

tanah tersebut disimpan di bak/tanki yang kedap, kemudian zat

Page 9: Bioremediasi Sebagai Alter Nat If Degradasi Kontamina Pada Tanah Yang Tercemar Oleh Limbah Minyak Bumi

pembersih dipompakan ke bak/tangki tersebut. Selanjutnya zat

pencemar dipompakan keluar dari bak yang kemudian diolah dengan

instalasi pengolah air limbah. Kelemahan bioremediasi ex-situ ini

jauh lebih mahal dan rumit. Sedangkan keunggulannya antara lain

proses bisa lebih cepat dan mudah untuk dikontrol, mampu

meremediasi jenis kontaminan dan jenis tanah yang lebih beragam.

B. Proses Bioremediasi

Proses bioremediasi harus memperhatikan antara lain

temperatur tanah, derajat keasaman tanah, kelembaban tanah, sifat

dan struktur geologis lapisan tanah, lokasi sumber pencemar,

ketersediaan air, nutrien (N, P, K), perbandingan C : N kurang dari

30:1, dan ketersediaan oksigen.

Ruang lingkup pelaksanaan proses bioremediasi lahan/tanah

terkontaminasi ada beberapa tahap yaitu:

1. Treatibility study yaitu studi pendahuluan terhadap kemampuan jenis

mikroorganisme pendegradasi  dalam menguraikan limbah yang

terdapat di lokasi tanah terkontaminasi.Aspek yang dipelajari yakni :

a. Sifat dan struktur geologis lapisan tanah,

b. Lokasi sumber pencemar

c. Perkiraan banyaknya hidrokarbon yang terlepas dalam tanah.

d. Sifat-sifat lingkungan tanah : derajat keasaman (pH), temperatur

tanah,  kelembaban hingga kandungan kimia yang sudah ada,

kandungan nutrisi, ketersediaan oksigen.

e. Mengetahui keberadaan dan jenis mikroba yang ada dalam tanah.

2. Site karakteristik yaitu studi untuk mengetahui kondisi

lingkungan awal di lokasi tanah terkontaminasi minyak bumi yang

meliputi kondisi kualitas fisik, kimia dan biologi.

3. Persiapan proses bioremediasi yang meliputi persiapan alat,

bahan, administrasi serta tenaga manusia; proses bioremediasi

yang meliputi serangkaian proses penggalian tanah tercemar,

pencampuran dengan tanah segar, penambahan bulking agent,

penambahan inert material, penambahan bakteri dan nutrisi serta

proses pencampuran semua bahan;

4. Sampling dan monitoring meliputi pengambilan cuplikan tanah

dan air selama proses bioremediasi.

Page 10: Bioremediasi Sebagai Alter Nat If Degradasi Kontamina Pada Tanah Yang Tercemar Oleh Limbah Minyak Bumi

5. Revegetasi yaitu pemerataan, penutupan kembali drainase dan

perapihan lahan sehingga lahan kembali seperti semula. 

Contoh, bioremediasi (stimulasi) penanganan lahan yang

tercemar oleh minyak bumi. Yang pertama dilakukan adalah

mengaktifkan bakteri alami pengurai minyak bumi yang ada di

dalam tanah yang mengalami pencemaran tersebut. Bakteri ini

kemudian akan menguraikan limbah minyak bumi yang telah

dikondisikan sedemikian rupa sehingga sesuai dengan kebutuhan

hidup bakteri tersebut. Dalam waktu yang cukup singkat kandungan

minyak akan berkurang dan akhirnya hilang, inilah yang disebut

sistem bioremediasi.

C. Mikroorganisme yang Digunakan Pada Proses Bioremidiasi Dalam

Penanganan Limbah Minyak Bumi

Mikroba dapat mengubah beberapa bahan kimia menjadi bahan

yang tidak berbahaya melalui cara metabolisme aerob atau melalui

metabolisme anaerob. Mikroorganisme, terutama bakteri yang mampu

mendegradasi senyawa yang terdapat di dalam hidrokarbon minyak bumi

disebut bakteri hidrokarbonoklastik.  Bakteri ini mampu men-degradasi

senyawa hidrokarbon dengan memanfaatkan senyawa tersebut sebagai

sumber karbon dan energi yang diperlukan bagi pertumbuhannya.

Mikroorga-nisme ini mampu menguraikan komponen minyak bumi

karena kemampuannya mengoksidasi hidrokarbon dan menjadikan

hidrokarbon sebagai donor elektronnya. Mikroorganisme ini berpartisipasi

dalam pembersih-an tumpahan minyak dengan mengoksidasi minyak

bumi menjadi gas karbon dioksida (CO2), bakteri pendegradasi minyak

bumi akan menghasilkan bioproduk seperti asam lemak, gas, surfaktan,

dan biopolimer yang dapat meningkatkan porositas dan permeabilitas

batuan reservoir formasi klastik dan karbonat apabila bakteri ini

menguraikan minyak bumi.

Reaksi degradasi senyawa hidrokarbon fraksi aromatik oleh

bakteri  diawali dengan pembentukan Pro-to-ca-techua-te atau catechol

atau senyawa yang secara struktur berhubung-an dengan senyawa ini.

Kedua senyawa ini selanjutnya didegradasi menjadi senyawa yang dapat

Page 11: Bioremediasi Sebagai Alter Nat If Degradasi Kontamina Pada Tanah Yang Tercemar Oleh Limbah Minyak Bumi

masuk ke dalam siklus Krebs (siklus asam sitrat), yaitu suksinat, asetil

KoA, dan piruvat.

Bakteri hidrokarbonoklastik diantaranya adalah Pseudomonas,

Arthrobacter, Alcaligenes, Brevibacterium, Brevibacillus, dan Bacillus. 

Bakteri-bakteri tersebut banyak tersebar di alam, termasuk dalam perairan

atau sedimen yang tercemar oleh minyak bumi atau hidrokarbon. Kita

hanya perlu mengisolasi bakteri hidrokarbonoklastik tersebut dari alam

dan mengkulturnya, selanjutnya kita bisa menggunakannya sebagai peng-

olah limbah minyak bumi yang efektif dan efisien, serta ramah

lingkungan.

D. Keuntungan Penggunaan Metode Bioremidiasi Pada Penanganan

Tanah yang Tercemar

Kelebihan teknologi ini adalah:

1. Relatif lebih ramah lingkungan.

2. Biaya penanganan yang relatif lebih murah

3. Bersifat fleksibel.

4. Meminimalisasi terinfeksinya pekerja lapangan.

5. Perlindungan kesehatan masyarakat yang berjangka panjang.

6. Proses pelaksanaan dapat dilakukan langsung di daerah tersebut

dengan lahan yang sempit sekalipun.

7. Menghilangkan zat-zat berbahaya.

8. Menggunakan proses yang bersifat alami.

9. Mengubah polutan bukan hanya memindahkannya.

10. Proses degradasi dapat dilaksanakan dalam jangka waktu yang

cepat.

Bagi industri, penanganan lahan tercemar dengan teknologi

bioremediasi memberikan nilai strategis:

1. Effisiensi, kesadaran bahwa banyak sumber daya alam kita adalah

non-renewable resources (ex. minyak dan gas), dengan teknologi

ramah lingkungan yang cost-effective (seperti bioremediasi) akan

secara langsung berimplikasi kepada pengurangan biaya

pengolahan.

2. Lingkungan, ketika suatu perusahaan begitu konsern dengan

lingkungan, diharapkan akan  terbentuk sikap positif dari pasar

Page 12: Bioremediasi Sebagai Alter Nat If Degradasi Kontamina Pada Tanah Yang Tercemar Oleh Limbah Minyak Bumi

yang pada akhirnya seiring dengan kesadaran lingkungan

masyarakat akan mengkondisikan masyarakat untuk lebih memilih

“green Industry” dibanding industri yang berlabel “red industri”

atau mungkin “black industry”, evaluasi kinerja industri dalam

pengelolaan lingkungan hidup (Proper) sudah mulai dilakukan

oleh pemerintah (KLH), diharapkan kedepan, akan terus

dikembangkan menjadi pemberian sertifikasi ISO 14001, hasilnya

adalah perluasan pasar dengan “greening image”.

3. Environmental Compliance, ketaatan terhadap peraturan

lingkungan menunjukan bentuk integrasi total dan aktif dari

industri terhadap regulasi yang dibangun oleh pemerintah untuk

kepentingan masyarakat luas. Sikap ini juga akan memberi penilai

positif dari masyarakat selaku konsumen terhadap perusahaan

tertentu.

E. Kelemahan Metode Bioremidiasi Dalam Mendegredasi Pencemar

Pada Tanah

Selain mempunyai beberapa kelebihan, metode ini juga mempunyai

kelemahan dalam pengaplikasiannya di lapangan. Kelemahan-kelemahan

tersebut diantaranya :

1. Pertumbuhan bakteri/jamur yang sering digunakan dalam proses

bioremidiasi di lapangan relatif sulit dilakukan karena terpengaruh

faktor eksternal seperti cuaca, temperatur, dll. Hal ini dapat diatasi

dengan metode bioremidiasi off-site dengan biaya yang relatif mahal.

2. Tidak semua jenis pencemar yang ada pada tanah bisa didegredasi oleh

mikroba/jamur yang digunakan.

3. Pengawasan yang dilakukan pada proses bioremidiasi lebih kompleks

dan memerlukan keterampilan khusus dibandingkan metode lainnya.

Hal ini dikarenakan media yang digunakan adalah bakteri/jamur yang

merupakan makhluk hidup. Tentu saja ia bisa mati dan berkembang

diluar kendali.

Page 13: Bioremediasi Sebagai Alter Nat If Degradasi Kontamina Pada Tanah Yang Tercemar Oleh Limbah Minyak Bumi

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

1. Pencemaran tanah adalah keadaan di mana bahan kimia buatan manusia masuk dan

merubah lingkungan tanah alami. Pencemaran ini biasanya terjadi karena:

kebocoran limbah cair atau bahan kimia industri atau fasilitas komersial;

penggunaan pestisida; masuknya air permukaan tanah tercemar ke dalam lapisan

sub-permukaan; kecelakaan kendaraan pengangkut minyak, zat kimia, atau limbah;

air limbah dari tempat penimbunan sampah serta limbah industri yang langsung

dibuang ke tanah secara tidak memenuhi syarat (illegal dumping).

2. Ada beberapa cara untuk mengurangi dampak dari pencemaran tanah oleh limbah

minyak bumi, diantaranya dengan bioremidiasi. Bioremediasi dengan cara proses

pembersihan pencemaran tanah dengan menggunakan mikroorganisme (jamur,

bakteri).

3. Bakteri yang mampu mendegradasi senyawa yang terdapat di dalam hidrokarbon

minyak bumi seperti Pseudomonas, Arthrobacter, Alcaligenes, Brevibacterium,

Brevibacillus, dan Bacillus. disebut bakteri hidrokarbonoklastik.

4. Dalam proses bioremidiasi yang diterapkan untuk mendegradasi kontaminan pada

tanah terjadi reaksi kimia berupa reaksi kimia alami.

5. Penerapan bioremidiasi mempunyai keuntungan dan kelemahan dari berbagai

aspek terkait.

4.2 Saran

Untuk lebih memahami semua tentang pencemaran tanah, disarankan para

pembaca mencari referensi lain yang berkaitan dengan materi pada makalah ini.

Selain itu, diharapkan para pembaca setelah membaca makalah ini mampu

mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari – hari dalam menjaga kelestarian tanah

beserta penyusun yang ada di dalamnya.

Page 14: Bioremediasi Sebagai Alter Nat If Degradasi Kontamina Pada Tanah Yang Tercemar Oleh Limbah Minyak Bumi

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2004, Aplikasi Bioteknologi Dalam Upaya Peningkatan Efisiensi Agribisnis yang

Berkelanjutan, (http://www.ipard.com/art_perkebun/dhg1.asp diakses tanggal

11 Oktober 2010)

Anonim, 2008, Bioremidiation , (http://www.iec.co.id/layanan/bioremediation diakses

tanggal 11 Oktober 2010)

Anonim, 2009, Bioremidiasi, (http://zonairfanto.wordpress.com/2009/02/14/bioremediasi/

diakses tanggal 11 Oktober 2010)

Anonim, 2009, Pencemaran tanah dan Dampaknya,(

http://tyanis-sulies.blogspot.com/2009/02/pencemaran-tanah-dan-dampaknya.html

diakses tanggal 10 Oktober 2010)

Anonim, 2009, Perubahan Fungsi Lahan dan Pencemaran Tanah,

(http://environmentalsanitation.wordpress.com/category/pencemaran-tanah/ diakses

tanggal 10 oktober 2010)

Anonim, 2010, Penanganan Limbah Dengan Bioremidiasi,

(http://forum.upi.edu/v3/index.php?topic=14107.0 diakses tanggal 10 Oktober

2010)

Anonim, 2010, Pencemaran Tanah, (http://id.wikipedia.org/wiki/Pencemaran_tanah.

diakses tanggal 10 Oktober 2010)

Budianto, Hery, 2010, Perbaikan Lahan Terkontaminasi Minyak Bumi Secara Bioremidiasi ,

(http://www.iec.co.id/bioremediasi1.html diakses tanggal 11 Oktober 2010)

Chrisnasari, Ruth, 2010, Apa itu Bioremidiasi??,

(http://biotechnologyadvance.blogspot.com/ diakses tanggal 11 oktober 2010)