68
“Diskusi Mobil Nasional Bersama Ricky Elson” Interaksi Buletin PPI Jepang Edisi 19 > Musim Gugur di Hokkaido > Ganbatte itu Biasa # Masalah perut buncit Kabar Korda Komsat Hokkaido, Nigata, Kansai, Ishikawa, Toyohashi, Saga * Tips jalan jalan di Jepang # Teknologi analisis Atom InteraksiPPIJepang #kelurahan tanpa kecamatan

Buletin Interaksi PPI Jepang Edisi ke-19 - Mei 2013

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Buletin Interaksi PPI Jepang Edisi ke-19 Bulan Mei 2013

Citation preview

Page 1: Buletin Interaksi PPI Jepang Edisi ke-19 - Mei 2013

“Diskusi Mobil Nasional Bersama Ricky Elson”

InteraksiBuletin PPI Jepang Edisi 19

> Musim Gugur di Hokkaido> Ganbatte itu Biasa# Masalah perut buncit

Kabar Korda KomsatHokkaido, Nigata,Kansai, Ishikawa,Toyohashi, Saga

* Tips jalan jalan di Jepang

# Teknologi analisis Atom

Intera

ksi P

PI Jep

ang

#kelurahan tanpa kecamatan

Page 2: Buletin Interaksi PPI Jepang Edisi ke-19 - Mei 2013

Pimpinan Redaksi

Editor

Desainer

Pengarah

Kritik dan saran

Farah Fitriani (PPI Kanto)

Muhammad Rifqi (PPI Tohoku)Muh. Akbar Bahar(PPI Hokuriku)

Dani Angga (PPI Kanto)

Ahmad Ridwan Tresna Nugraha (PPI Tohoku)Rodiyan Gibran Sentanu (PPI Kanto)

[email protected]

Bule

tin In

tera

ksi P

PI Je

pang

....

/ Ed

isi 19

/1

Page 3: Buletin Interaksi PPI Jepang Edisi ke-19 - Mei 2013

Daftarisi

Prakata

Berita PPIJ

Reportase

Kabar Korda Komsat

Serba-serbi

Opini

Penerbitan Inovasi Online Volume 20 No. 2 (Fatwa)

Repositori PPIJ: Langkah awal pemetaan keahlian tunas bangsa (Biro IT)

PPI Jepang Peduli Banjir Jakarta (Biro Pengabdian)

Diskusi Mobil Nasional Bersama Ricky Elson (Farah)

Hokkaido (Doddy)

Niigata (Prihananto)

Kansai (Hanggoro)

Ishikawa (Rizal)

Toyohashi (Andi Subhan)

Saga (Pingkan)

Tips Jalan-Jalan di Jepang (Rizal)

Musim Gugur di Hokkaido (Tachta)Ganbatte itu Biasa (Larintika)Masalah Perut Buncit bagi Kesehatan (Aminuddin)LIBS: Teknologi Analisis Atom Masa Depan (Ali Khumaeni)

Pendidikan Moral ala Jepang (Rizal)Menuju Indonesia Cerah (Badrus)Emas Higashi Chaiya dan Somba Opu (Rudy)Membersihkan Malpraktik Kekuasaan (Novri Susan)

Ketua PPI Jepang (Gibran) 3

5

7

6

Sekolit PPI Jepang (Biro Pengabdian) 8

9

1113

1726

28

29

31

3539

41

4549Potensi Gempa Tokai (Fatwa)

5760

6265

Page 4: Buletin Interaksi PPI Jepang Edisi ke-19 - Mei 2013

Assalamu’alaikum Wr. Wb.,Salam sejahtera kepada seluruh anggota PPI Jepang

4 bulan lebih berlalu sejak buletin Interaksi edisi ke-18 hadir ke depan para pembaca. Tahun baru, wisuda, mahasiswa baru, tahun ajaran baru, hingga liburan golden week telah kita lewati bersama dengan penuh suka dan duka.

Dalam selang waktu yang sama pula, di dalam PPI Jepang telah terjadi cukup banyak kegiatan. Dimulai dari kegiatan diskusi, pe-luncuran program repositori, maupun kegiatan sosial membantu kor-ban banjir di jakarta dan sekitarnya.

Tidak kalah menarik, beberapa laporan kegiatan rekan-rekan PPI Jepang dari ujung Hokkaido hingga Okinawa. Cerita-cerita santai tentang jalan-jalan di Jepang pun tak lupa kami siapkan ke tengah-tengah para pembaca. Lalu dilanjutkan dengan sharing ilmiah dari para senior tentang riset mereka. Dari kolom opini, kita kehadiran 4 tulisan tentang malpraktik, pendidikan jepang, dan masih banyak lagi.

Ucapan terima kasih selalu kami sampaikan kepada para kontribu-tor baik dalam bentuk saran, kritik, tulisan, atau yang lainnya. Kami pun akan terus berjuang agar buletin ini bisa terus berfungsi seba-gai pengerat kekeluargaan di antara seluruh anggota PPI Jepang di mana pun ia berada.

Pengurus PPI Jepang juga ingin mengucapkan selamat datang kepada para mahasiswa Indonesia yang baru datang ke Jepang. Semoga Anda bisa segera beradaptasi di lingkungan yang baru, dan segera mulai beraktivitas sebagai mahasiswa Indonesia, putra-putri Indonesia Tercinta!

Salam Bangun Indonesia!

Rodiyan Gibran SentanuKetua Umum PPI Jepang 2012/2013

Prakata

Bule

tin In

tera

ksi P

PI Je

pang

....

/ Ed

isi 19

/3

Page 5: Buletin Interaksi PPI Jepang Edisi ke-19 - Mei 2013

Penerbitan Ma-jalah Ino-vasi Online berafiliasi

pada Persatuan Pelajar Indonesia di Jepang serta dilindungi oleh Atase Pendidi-kan dan Kebu-dayaan Kedutaan

Besar Repub-lik Indonesia di Tokyo.

Pondok Beasiswa PPI Jepang ada-lah sebuah upaya PPI Jepang untuk berkon-

tribusi dalam bidang pendid-

ikan di Indo- nesia.

Mendapatkan beasiswa sekolah ke Jepang dari institusi asing itu gampang-

gampang susah. Selain kemam-puan diri kita sendiri, kadang keberuntungan serta akses infor- masi yang justru men- jadi poin

penting penentu

Entah kenapa, pada hari HAM se-dunia yang jatuh pada 10 Desember

penulis ingin sekali men-gajak teman-teman untuk

mengelilingi Indonesia. Kelilingnya bukan un-tuk melihat keindahan

bukan pula untuk melihat keramahan, namun untuk melihat keprihatinan yang terjadi akibat pembiaran/pelanggaran HAM di negeri yang katanya bermoral ini. Kadang kita harus lihat yang seperti itu, bukan?

Jarak bukan lagi masalah u n -tuk berkontribusi sesua- t u bagi Indonesia kita, j a d i marilah kita dukung keg- i a t a n sekolit ini bersama sama! J a r a k bukan lagi masalah un- t u k berkontribusi sesuatu bagi Indonesia kita,

Semangat Sumpah Pemuda di Negeri Samurai

Hid

up p

ara

pem

uda!

! G

ener

asi p

ener

us

bang

sa!

Mari kita jadikan lang-kah kecil ini sebagai awal yang besar untuk mendukung perkembangan pen-didikan dan peneli-tian di Indonesia.

Penyelenggaraan Se-kolit PPI Jepang men-jadi salah satu upaya bakti dan kontribusi PPI Jepang dalam mengin-spirasi para pelajar di Indonesia

Samurai Merah Putih atau disingkat SMP adalah media berbagi pengetahuan dari PPI Jepang untuk men-sosialisasikan para WNI di Jepang.

sem

oga

sem

ua p

elaj

ar y

ang

ingi

n m

elan

-ju

tkan

seko

lahn

ya k

e Je

pang

bisa

dila

n-ca

rkan

jala

nnya

kes

ini y

a.. d

itung

gu!

Bungkukan berkisar Dari ang-gukan kecil yang artinya infor-mal sampai bungku-kan membentuk sudut 90 derajat yang sangat so pan.

Konnichiwa, rekan2 sekalian!Cuaca boleh dingin tapi semangat mesti jalan terus!Kita punya berita menarik minggu lalu loh!mau tau?

sela

in k

eret

a, tr

ansp

orta

si um

um la

in y

ang

serin

g di

guna

kan

mas

yara

kat a

dala

h bu

s.

bus d

i Jep

ang

bero

p-er

asi b

aik

di d

alam

ko

ta m

aupu

n an

tar

kota

. tar

ifnya

unt

uk

dala

m k

ota

bias

anya

le

bih

mah

al se

diki

t da

ri ke

reta

.

Biro Informasi dan Teknologi PPI Jepang 2012/2013 berinisiatif untuk memfasilita-si kebutuhan adanya repositori publikasi pelajar maupun peneliti Indonesia di Jepang maupun alumninya untuk sama-sama bergerak menunjukkan hasil karya kita bersama.

Persatuan Pelajar Indonesia di Jepang atau disingkat PPI Jepang merupakan organisasi yang beranggotakan pela-jar Indonesia yang tengah menuntut ilmu di Jepang. Organisasi ini didirikan di Tokyo pada tanggal 24 Juni 1953.

Mas

alah

um

um m

ahas

iswa

pera

ntau

di J

epan

g

Bahasa Jepang tidak Sulit

Tiba di JepangSebe

lum

ber

angk

at k

e Je

pang

, ap

a sa

ja y

ang

haru

s dip

er-

siapk

an u

ntuk

dib

awa?

Satu

tahu

n pa

sca

trib

en-

cana

Toh

oku

Page 6: Buletin Interaksi PPI Jepang Edisi ke-19 - Mei 2013

/ Berita PPIJ

Alhamdulillah,  PPI  Jepang  kembali  me-nerbitkan  buletin  Inovasi setelah  vakum  ham-pir  setahun  lamanya.  Di  volume  20  No.  2  edi-si  kali  ini  dimuat  berbagai  inovasi anak   negeri   yang   mampu   berkata   jauh   melebihi   asa ,   yang   diharapkan   mampu   untuk menginsipirasi  selu-ruh  anak  negeri  yang  bertebaran  di  seluruh  bela-han bumi.

Edisi kali ini diawali dengan inovasi peneliti Indo-nesia di Chiba dan Tohoku yang menjadi Topik Uta-ma. Kemudian diikuti oleh Special Report yang  ter-diri dari TICA (Tokyo Tech Indonesian Commitment   Award)   2012   dan   IJIC   (Indonesia Japan   Innova-tion   Convention)   2012   yang keduanya telah berja-lan dengan lancar di Tokyo dan Bandung.

Selain   itu   terdapat   dua   artikel   menarik   lain-nya   yang   membahas   mengenai   status   terki-ni kerjasama  antara  Jepang    Indonesia  dalam  Bi-lateral  Offset  Crediting  Mechanism  (BOCM)  dan Green Business  Initiative di Negara  serumpun, Bru-nei Darussalam.

Pada  IO  edisi  kali  ini  juga  memuat  berba-gai  poster  dengan  gaya  komunikasi  berbasis  spasial, yang  dapat  memudahkan  pembaca  dalam  mema-hami  persoalan persoalan  global  dan  lokal seper-ti bagaimana status terkini mengenai sumber air ber-sih terbarukan di dunia? Bagaimana negara- negara   di  

dunia   berkompetisi   dalam   “investasi   hijau”   serta   monitoring   proses pendangkalan  salah  satu dan-au air tawar terbesar di Indonesia timur melalui wa-hana  yang berada di  sekitar ±705km di atas bumi.

Inovasi anak negeri  lainnya di bidang Teknolo-gi  adalah  produksi  hydrogen  menggunakan  en-ergy yang  berasal  dari  panas  bumi.  Tidak  keting-galan  tentunya  inovasi  anak  negeri  di  Indonesia mengenai proses pembuatan nano material skala  ru-mah  tangga dari karat besi sebagai bahan penjernih  air  yang  sangat  bermanfaat bagi wilayah pedesaan  yang mengalami permasalahan dengan  air  bersih.

Redaksi Majalah INOVASI PPI Jepang mengun-dang Anda semua, terutama para pelajar dan pe-neliti Indonesia di manapun Anda berada, untuk berkontribusi pada Majalah INOVASI edisi menda-tang yang dijadwalkan terbit pada bulan Juni 2013. Silakan ikuti panduan penulisan artikel yang telah kami siapkan di http://io.ppijepang.org. Kontribusi artikel dapat kami terima hingga 30 Mei 2013.

Penerbitan Inovasi OnlineVolume 20 No.2

Fatwa Ramdani (Editor IO 2012/2013)Tohoku University

Bule

tin In

tera

ksi P

PI Je

pang

....

/ Ed

isi 19

/5

Page 7: Buletin Interaksi PPI Jepang Edisi ke-19 - Mei 2013

Repositori PPI Jepang: Langkah awal pemetaan keahlian tunas bangsaBiro IT PPIJ 2012/2013

Kepada rekan-rekan PPI Jepang, kembali kami dari pengurus pusat ingin mengajak rekan-rekan untuk bergabung dalam program reposi-tori PPI Jepang.http://publication.ppijepang.org/page/home.phpMelalui situs ini, kita akan melakukan pemetaan keahlian-keahlian yang dimiliki oleh para pelajar di Jepang.Sebagai contohnya, data per 16 Februari 2013, sudah terdaftar 6 orang ahli “material”.http://publication.ppijepang.org/page/researcher.list1.php?s=Material kemudian di bidang “management” sudah ada 3 orang.http://publication.ppijepang.org/page/researcher.list1.php?s=Management Dari 2100an anggota PPI Jepang, baru 41 yang mendaftarkan hasil karya studinya.http://publication.ppijepang.org/page/stats.php Namun dari 41 orang ini, sudah terkumpul 125 karya studi.http://publication.ppijepang.org/page/home.php Ini menunjukkan bahwa bangsa kita MAMPU! Dari pemetaan ini, ada banyak manfaat yang bisa kita dapatkan. Kita bisa berbagi kepada rekan-rekan pelajar di Indonesia sebagai pemberi semangat bahwa Indonesia BISA. Selain itu, ini bisa dijadikan langkah awal untuk saling mengenal satu sama lain. Lebih jauh lagi, dari perkenalan itu diharapkan dapat menjadi pemicu munculnya kelompok-kelompok riset Indonesia yang bisa dikembangkan lebih jauh di Indonesia, demi kemajuan Ibu Pertiwi. Saat ini PPI Jepang juga sedang menawarkan sistem repositori ini untuk digunakan di berbagai PPI Ne-gara yang lain secara gratis. Nantinya, data yang masuk akan diintegrasikan sehingga pemetaan keahlian para tunas bangsa Indonesia bisa meluas hingga di lingkup seluruh dunia. Jadi, mari bergabung bersama di repositori PPI Jepang. http://publication.ppijepang.org/page/reg1.php Demi mendukung penuh kemajuan Tanah Air Tercinta, Tanah Air Indonesia! Salam BANGUN INDONESIA!Tim IT Pengurus Pusat PPI Jepang 2012/2013

Berita PPIJBerita PPIJ

Page 8: Buletin Interaksi PPI Jepang Edisi ke-19 - Mei 2013

/ BeritaPPIJ

PPI Jepang bekerja sama dengan PPI DUNIA telah melakukan penggalan-gan dana untuk korban banjir di

wilayah DKI Jakarta. Dana yang terkumpul dari PPI Jepang disatukan dengan PPI negara lain-nya dan dikoordinasikan oleh Koordinator PPI Zona Asia - Oseania

Alhamdulillah selanjutnya pada 13 Februari 2013 PPI Jepang telah menunaikan program transfer dana kepedulian banjir Jakarta 2013. Sebanyak 136468 JPY (1441.82 USD) berhasil digalang dari rekan-rekan PPI Jepang. Seluruh dana telah disalurkan melalui Palang Merah In-donesia (http://www.pmi.or.id/ina.).

Kami ucapkan terima kasih atas donasi re-kan-rekan semua dan mudah-mudahan Tuhan Yang Maha Kuasa membalasnya dengan yang jauh lebih baik. Mari kita doakan juga warga yang terkena dampak banjir Jakarta bisa segera bangkit kembali menghadapi hari-hari selan-jutnya.

Selain itu, sebagai pelajar kita tentu berharap pemerintah bekerja sama dengan para pakar, dan tentunya bekerja sama dengan seluruh la-pisan masyarakat, mampu membuat sistem penanganan banjir yang lebih baik lagi di masa depan.

Salam Bangun Indonesia!

Biro Pengabdian PPIJ 2012/2013Kebendaharaan PPIJ 2012/2013

Bule

tin In

tera

ksi P

PI Je

pang

....

/ Ed

isi 19

/7

Biro Pengabdian PPIJ 2012/2013

PPI Jepang Peduli Banjir Jakarta

Page 9: Buletin Interaksi PPI Jepang Edisi ke-19 - Mei 2013

Tokyo

Sorong

Prof. Iqbal DjawadAtase PendidikanKBRI Tokyo

Pemateri:

Akademi Perikanan SorongKK Budidaya Perikanan

Sekolit (Sekolah via Internet) merupakan sebuah program PPI Jepang dalam bentuk kuliah singkat jarak jauh antara para praktisi/profesional berbagai bidang dalam jaringan PPI Jepang dengan sekolah-sekolah serta universitas yang ada di Indonesia.

Penyelenggaraan Sekolit PPI Jepang menjadi salah satu upaya bakti dan kontribusi PPI Jepang dalam menginspirasi dan menyemangati para pelajar di Indonesia untuk berjuang bersama demi Indonesia yang lebih baik. Sekolit diselenggarakan dengan media audio dan presentasi. Rekaman setiap edisi sekolit diren-canakan akan diunggah di situs PPI Jepang.

Serial perdana Sekolit PPI Jepang menghadirkan Prof. Iqbal Djawad, Atase Pendidikan KBRI Tokyo yang membawakan presentasi bertema “Pengelolaan Perikanan Berbasis Masyarakat”.

Mari kita dukung kegiatan ini dengan meluangkan waktu menjadi presenter pada sesi sekolit berikutnya bersama sekolah-sekolah yang lain. Jarak bukan lagi masalah untuk berkontribusi sesuatu bagi Indonesia kita! Mari jadikan langkah kecil ini sebagai awal yang besar untuk mendukung perkembangan pendidikan dan penelitian di Indonesia.

Untuk informasi dan pertanyaan lebih lanjut, silakan hubungi [email protected]

Salam Bangun Indonesia!

PPI Jepang 2012/2013

Page 10: Buletin Interaksi PPI Jepang Edisi ke-19 - Mei 2013

/ Reportase

Pada 14 Januari 2013, PPI Jepang men-dapatkan kesempatan besar untuk berdis-kusi bersama dengan Ricky Elson, salah satu alumni PPI Jepang, lulusan Polytechnic Uni-versity of Japan yang namanya mencuat di media massa Indonesia sebagai teknisi yang duduk di samping Dahlan Iskan saat beliau mengalami kecelakaan ketika menguji coba mobil listrik nasional, Tuxuci.

Ricky, memang menjadi salah satu dari lima orang ‘Putra Petir’, tim khusus bergerak di bawah Dahlan Iskan dalam proyek mo-bil listrik. Ketika ditanya mengapa ia bisa menggeluti bidang mobil listrik, Dia menu-turkan, awalnya dia hanyalah seorang ma-hasiswa Teknik Mesin biasa. Akan tetapi, ketika dia bertemu dengan Prof. Kenjo, salah satu Profesor hebat di bidang motor listrik, ia mulai dikenalkan dengan teknologi mobil listrik.

‘Jadi saya kuliah teknik mesin, tapi saya bermain di lab motor listrik,’ ujarnya. ‘Di sana saya baru tahu banyak soal mobil listrik.’ Setelah lulus dari kuliahnya, Pria asal Padang ini kemudian diterima bekerja di salah satu

perusahaan terkenal di Jepang. Di saat inilah, kemampuannya di bidang teknologi motor menjadi semakin terasah.

Ricky yang sudah mematenkan pen-emuannya di Jepang tentang 14 teori pem-buatan motor penggerak lalu membagi ce-ritanya mengenai pertemuannya dengan Dahlan Iskan. ‘Sebenarnya waktu itu, sudah ada ketetapan di hati bahwa ini adalah wak-tunya teknologi motor, dan ini sama dengan pikiran pak Dahlan. Waktu itu saya sempat membaca tulisan Pak Dahlan tentang kema-juan teknologi Cina, dan betapa kita harus berkiblat kepada teknologi motor listrik Cina.’

‘Waktu itu saya mulai tersadar, saya setuju bahwa kita harus maju, tapi jangan berkiblat pada Cina. Untuk itu, saya harus ketemu dengan beliau.’ Itu tahun 2009 bulan Juni. Tak dinyana, beberapa bulan kemudian, berkat salah seorang rekan Ricky yang khusus mengenalkan Ricky pada Dahlan Is-kan, sang menteri kemudian memanggilnya untuk pertemuan khusus dan ia diberi kesempatan untuk membagi ide serta wawasannya mengenai mobil listrik. Dahlan Iskan terkesan, kemudian langsung memintanya bekerja bersamanya membangun proyek mobil listrik nasional.

Ketika ditanya soal simpang siur gaji sang men-teri yang diberikan kepadanya agar ia mau berhen-ti dari perusahaan Jepang dan pulang ke Indonesia, Ricky tersenyum. ‘Benar, saya memang terima ga-jinya pak Dahlan. Tapi uang itu sepeserpun tidak saya pakai untuk saya ataupun keluarga saya. Tapi untuk proyek saya yang lain, biaya operasional,’ tuturnya, yang kemudian menceritakan tentang proyek Pembangkit Listrik Tenaga Angin yang sedang ia bangun di pulau Sumba. ‘Turbin tenaga angin yang akan dipasang masih kecil sekitar 1,6 meter dengan kemampuan 2,6 kwh per hari setiap kali pengisian, berarti dapat memenuhi batere 100 amp untuk dua unit per hari.

“Semua sistem itu akan dipasang bersama sis-tem hibrid dan panel surya solar. Satu unit bisa

Diskusi Masalah Mobil Nasional bersama Ricky ElsonFarah Fitriani (Biro IT PPI Jepang 2012/2013)

Rikkyo University

Bule

tin In

tera

ksi P

PI Je

pang

....

/ Ed

isi 19

/9

Page 11: Buletin Interaksi PPI Jepang Edisi ke-19 - Mei 2013

menghasilkan 500 watt peak. Dari 100 unit itu akan dipecah di tiap daerah tergan-tung jumlah kepala keluarganya. Lalu kita siapkan pula perawatannya. Misalnya tak ada angin beberapa hari maka listrik tetap bisa dipasok melalui hibrid tenaga angin dengan sel surya. Harga turbin tenaga an-gin kita jauh lebih murah daripada negara lain terutama dibandingkan dengan Jepang. Sedangkan turbin yang saya buat telah diuji coba selama setahun di Cipatujah dan su-dah mengalami sekitar 60-80 kali badan ternyata baik dan tak ada kerusakan apa pun,” lanjutnya panjang lebar.

‘Ini juga yang menjadi salah satu alasan saya mau pulang; karena pak Dahlan mau mendukung penuh proyek saya ini,’ Ricky menambahkan sambil tersenyum.

Saat disinggung mengenai kecelakaan di Desa Ngerong, Kecamatan Plaosan, Ma-getan, Januari lalu, Ia kembali tersenyum. ‘Kami sangatlah beruntung, tidak mengala-mi luka berat,’ tuturnya. ‘Saya tidak peduli dengan segala macam teori konspirasi yang berkembang, ataupun kisah penunggu dae-rah yang membuat perjalanan tidak lancar. Yang jelas, pada awalnya saya uji coba ber-sama orang bengkel Kupu Kupu Malam, mobil berjalan baik-baik saja.’

‘Anehnya, detik saat saya dan Pak Dahl-an mau berangkat, tiba-tiba perasaan saya nggak enak. Eh ternyata bener. Pas udah siap mau jalan, kaca mobil tiba-tiba tidak bisa dibuka. Kerugiannya apa? Ngga bisa dadah keluar sama orang-orang,’ lanjutnya jenaka yang disambut dengan gelak tawa se-mua peserta diskusi.

‘Saat sampai di tengah perjalanan, ke-jadian kedua terjadi. AC tiba-tiba mati. Ter-bayang kan, jendela mobil yang tidak bisa dibuka digabung dengan AC mati? Sirkulasi udara menjadi tidak lancar. Kami sempat memberhentikan mobil saat jauh dari pers, dan saya sudah meminta pak Dahlan untuk menghentikan perjalanan demi keselama-

tan, tapi beliau bersikeras untuk melanjutkan yang sudah dimulai. Akhirnya, kami kembali melanjutkan perjalanan.’

Firasat Ricky terbukti benar. Satu setengah kilometer dari tempat berhenti, raut muka Dahlan Iskan tiba-tiba berubah. “Pak Dahlan tiba-tiba istigfar, terus berkata pada saya ‘Ricky, remnya blong!’” Ricky langsung menenangkan beliau sambil memintanya menarik hand rem, yang ternyata tidak banyak membantu. Saat itu mobil sudah berjalan kencang.

“Akhirnya Pak Dahlan bilang ‘Rick, supaya nggak mencelakakan orang lain, mobilnya saya tabrakin tebing ya.’” Saya terpana dan hanya bisa menjawab, ‘Silakan, Pak.’

‘Di saat itulah saya sudah pasrah, kalaupun memang ini akhirnya. Beberapa detik kemu-dian pak Dahlan menabrakkan mobil ke tiang. Begitu saya sadar, kaca mobil sudah pecah se-mua tapi pecahannya tidak ada yang mengenai saya maupun pak Dahlan. Meskipun mobil be-lum dilengkapi airbag, Sepertinya benar-benar ada ‘air bag’ yang melindungi kami.’ Tuturnya dengan mata berkaca-kaca.

Tak terasa, lebih dari 3 jam diskusi berjalan dengan seru bersama Ricky Elson. Banyak hal yang dibagi oleh beliau, mulai dari teknologi motor listrik sampai rencana perkembangan berikutnya. Sebelum diskusi ditutup, Ricky berpesan, ‘Kita harus menyikapi kesempa-tan kita datang kesini. Yang punya ide, jangan menghujat, tapi sampaikan, mari sama-sama bergabung. Ayo pulang ke Indonesia, menge-nai di sananya bagaimana, jangan khawatir, bumi Alloh itu luas, rejeki itu di mana-mana! Jualan cendol aja bisa kaya kok.’

Ia juga membagi filosofi orang Jepang yang patut kita ingat, ‘Ada lima: jujur, sungguh-sungguh, bersyukur, tahu berterima kasih, dan sadar akan kesalahan sendiri sehingga mampu meminta maaf,’ tutupnya.

Page 12: Buletin Interaksi PPI Jepang Edisi ke-19 - Mei 2013

/ Reportase

Indonesia, sebagai salah satu negara yang memiliki beragam potensi alam baik dari bidang pertanian, kehutanan, kelautan, maupun energi, memberikan peluang yang

besar bagi kita untuk mengeksplorasi kekayaan alam tersebut. Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, tantangan terhadap pengelolaan sumber daya alam yang berkelanju-tan (sustainability issue) semakin meningkat. Ber-dasarkan ilustrasi tersebut Persatuan Pelajar Indo-nesia Hokkaido (PPIH) menyelenggarakan annual scientific meeting, The 10th Indonesian Student Association Scientific Meeting (HISAS 10) yang bertempat di Hokkaido University, Sapporo. Keg-iatan tersebut berlangsung selama satu hari pada tanggal 9 Februari 2013 dengan mengambil tema “Advanced science and technology for sustainabil-ity and prosperity”. Peserta yang hadir dalam keg-iatan HISAS tidak hanya berasal dari Universitas Hokkaido saja, namun juga berasal dari berbagai universitas di Indonesia seperti Universitas Gajah Mada, Institut Pertanian Bogor, Universitas Mula-warman, dan Universitas Sumatera Utara.

Kegiatan diawali dengan sambutan dari Atase Pendidikan Kedutaan Besar Republik Indonesia di Tokyo, Bapak Iqbal Djawad, Ph.D yang dilanjut-kan dengan keynote presentation oleh dua pakar lingkungan dan teknologi dari Universitas Hok-

kaido. Prof. Sinichi Arai dari Graduate School of Environmental Science, Hokkaido Univer-sity mempresentasikan mengenai keterkaitan antara sustainability, policy, dan environ-mental policy. Sedangkan Prof. Kosuke Heki dari Graduate School of Science, Hokkaido University menjelaskan tentang penggunaan teknologi dalam kerentanan dan kerawanan lingkungan akibat terjadinya gempa bumi.

Pada sesi selanjutnya seluruh peserta mem-presentasikan paper secara lisan yang dibagi menjadi beberapa sesi seperti natural science, engineering, agriculture, environmental man-agement, dan social studies. Hal yang paling menarik dari kegiatan HISAS 10 adalah be-sarnya tingkat partisipasi serta antusiasme dari mahasiswa yang berasal dari berbagai universitas di Indonesia. Eko Siswoyo, selaku ketua PPIH berharap kegiatan scientific meet-ing kali ini dapat memberikan kontribusi yang besar bagi mahasiswa Indonesia baik yang se-dang menempuh pendidikan di Jepang mau-pun yang berada di Indonesia.

Doddy July Irawan (PPI Hokkaido)Hokkaido University

Bule

tin In

tera

ksi P

PI Je

pang

....

/ Ed

isi 19

/1

1

Page 13: Buletin Interaksi PPI Jepang Edisi ke-19 - Mei 2013

PPI Hokkaido

HISAS10, When Science Meets

Technology

Page 14: Buletin Interaksi PPI Jepang Edisi ke-19 - Mei 2013

Dari balik jendela kamar kupandangi salju yang menghampar putih di depan asrama kampus. Mentari pagi ini cukup bermurah hati memberi-kan sinarnya yang begitu cerah, suatu hal yang jarang kami dapatkan di tengah musim dingin seperti sekarang. Sudah hampir tiga bulan ini salju menumpuk di seluruh penjuru kota Urasa, sebuah kota kecil di Prefektur Niigata, Jepang. Kota ini memang selalu dipenuhi timbunan salju setiap musim dingin tiba. Dalam keheningan pagi ini anganku melayang ke masa lalu, kala se-buah keberuntungan telah merubah rute perjala-nan hidupku.

KELURAHANTANPA

KECAMATAN

/ Reportase

Prihananto SulistyowarnoWarga Kelurahan IUJ RI, mahasiswa S2 tahun pertama jurusan International Development

Program, International University of Japan, Niigata, Jepang.

Bule

tin In

tera

ksi P

PI Je

pang

....

/ Ed

isi 19

/1

3

Page 15: Buletin Interaksi PPI Jepang Edisi ke-19 - Mei 2013

Tidak pernah terbesit sedikit pun dalam benakku bahwa suatu saat aku harus membuat paspor dan visa untuk menunaikan pendidi-kan ke sebuah negeri di seberang lautan. Saat mendaftarkan diri untuk mendapatkan bea-siswa, yang ada dalam pikiranku adalah sek-edar mencoba peruntungan, karena aku men-yadari sepenuhnya kemampuan otakku yang pas-pasan. Ternyata benar juga yang dikatakan orang bahwa terkadang orang beruntung men-galahkan orang pintar. Setelah melalui beberapa tahap seleksi penerimaan beasiswa, keberun-tunganpun berpihak kepadaku. Aku terpilih menjadi penerima beasiswa S2 ke luar negeri, menyisihkan beberapa kawan yang lebih pintar tapi kurang beruntung.

Singkat cerita, terbanglah kami dengan pe-sawat Garuda menuju negerinya Doraemon yang ternyata penduduknya mengenal Indone-sia dengan cukup baik. Mungkin karena dulu sebelum duet proklamator kita mengumandan-

gkan kemerdekaan, kakek atau ayah mereka per-nah berkunjung ke Indonesia untuk waktu yang cukup lama. Penerbangan selama 7 jam tersebut kami lanjutkan dengan perjalanan darat meng-gunakan dua buah bis selama kurang lebih 6 jam. Akhirnya, tibalah kami di sebuah kota kecil namun sangat indah, dan dikelilingi oleh ham-paran pegunungan yang tidak membosankan dipandang mata. Menurut salah seorang profe-sor, kota kecil ini merupakan salah satu peng-hasil beras terbaik di Jepang, sehingga tidak mengherankan bila kami dapat dengan mudah menjumpai hamparan sawah dengan padi yang sudah menguning siap panen di hampir seluruh pelosok kota Urasa.

Begitu rombongan bis kami memasuki ger-bang kampus, sebuah kesadaran menyeruak di antara angan-angan kami. Ternyata kami akan menjalani hidup di sebuah tempat yang jauh dari keramaian. Ya, kampus International Uni-versity of Japan (IUJ) dan seluruh dormitory-

Page 16: Buletin Interaksi PPI Jepang Edisi ke-19 - Mei 2013

nya berada di tengah-tengah area persawahan yang dikelilingi bukit. Beberapa waktu kemudi-an, kami mendapatkan kepanjangan “baru” dari singkatan IUJ, yaitu, I and U are in the Jungle. Tentu menjadi hal yang menarik, karena bukit di sekitar kampus kami memang bagaikan hu-tan, dan kami bisa menjumpai beberapa hewan liar, seperti burung, ular dan…. beruang!

Sejak hari itu dimulailah kehidupan baru kami di tanah rantau, tempat kami akan ber-juang meraih ilmu demi kehidupan yang lebih baik. Sejak hari itu pula kami mengetahui bah-wa di tengah belantara negeri matahari terbit ini ada sebuah “kelurahan” yang diberi nama Kelu-rahan IUJ Republik Indonesia.

Kelurahan ini dipimpin oleh seorang lurah yang notabene adalah ketua Perhimpunan Pela-jar Indonesia di IUJ. Pemilihan lurah IUJ biasa berlangsung dalam suasana penuh senyum, pe-nuh kebahagiaan, dan penuh makanan, karena dilaksanakan sebagai bagian dari acara welcome party warga Indonesia yang baru datang di IUJ. Pemilihan dilakukan tanpa melalui proses kam-panye yang bertele-tele, tetapi cukup dengan menunjuk kandidat ketua yang biasanya berasal dari mahasiswa tahun pertama. Ketua kemu-dian dipilih melalui sebuah proses pemungu-tan suara yang juga berlangsung dengan sangat singkat, tanpa adanya protes apapun dari para kandidat ke “KPU”, dan juga tanpa isu politik uang. Tidak ada demo yang berlanjut anark-isme, karena yang ada hanya demo masak, itu-pun kalau sempat.

Biasanya kalau sudah begini, lurah terpilih akan merasa menyesal karena telah datang ke acara pesta tersebut. Penobatannya pun ber-langsung tanpa banyak kata-kata, karena ser-ingkali kandidat lurah terpilih akan maju ke podium dengan wajah pucat pasi, sedih, dan penuh kekhawatiran atas beratnya tugas yang harus diemban. Berbeda dengan wajah mantan lurah yang baru saja tergantikan, yang sangat sumringah penuh kebahagiaan. Alhasil, pidato resmi pertama kelurahan akan berlangsung san-gat singkat, atau bahkan, tidak ada pidato lurah terpilih sama sekali!

Kelurahan IUJ mengemban banyak misi dalam keberadaannya selama ini. Salah satu misi yang paling sering dilaksanakan adalah misi kebudayaan. Pada tahun 2011-2012, Lurah IUJ yang memang dikenal sebagai orang yang sangat kreatif dalam bidang seni, olahraga, dan supel bergaul, berhasil memimpin Kelurahan

IUJ dalam mengemban misi memperkenalkan seni budaya Indonesia di kota Urasa. Beberapa festival seni telah diikuti dan dipimpin langsung oleh Pak Lurah Joko, dengan menampilkan bu-daya nasional seperti permainan angklung, tar-ian tradisional, dan menyediakan masakan khas Indonesia dalam beberapa acara yang diikuti. Kepiawaian lurah pada periode 2011-2012 telah membuat nama Indonesia bersinar di lingkun-gan ini.

Pada periode 2012-2013, Kelurahan IUJ Re-publik Indonesia pun telah berpartisipasi aktif dalam beberapa kegiatan, baik di dalam mau-pun di luar lingkungan kampus IUJ. Walau-pun sudah tidak lagi menjabat sebagai lurah, tapi pergaulan luas serta ide-ide kreatif beliau, plus kemampuan Wakil Lurah periode ini (Ba-pak Made Nesa) sebagai seorang koordinator yang mumpuni telah membuat seluruh acara yang diikuti oleh Kelurahan IUJ RI berlangsung dengan sangat sukses. Dalam Festival Kitasato misalnya, tim angklung kelurahan dengan baju batiknya, berhasil menghipnotis para penonton dengan alunan permainan yang mendayu-dayu.

Pada acara Around the World 2012, sebuah acara tahunan yang digelar kampus IUJ dimana seluruh pelajar berusaha menampilkan suguhan terbaik dari negara masing-masing, Kelurahan IUJ dengan hentakan tari poco-poconya men-dapatkan sambutan luar biasa dari para pen-gunjung. Dalam event tersebut, stand kelurahan juga dikunjungi oleh banyak sekali tamu yang berjejal ingin mengetahui Indonesia secara leb-ih detail. Semua tamu yang datang ke stand di-layani dengan sangat baik oleh warga kelurahan yang bertugas di sana.

Kelurahan IUJ RI sangat beruntung kare-na memiliki anggota yang selalu bersemangat dalam menyukseskan setiap acara. Perpaduan yang mantap antara kreatifitas Pak Joko, kepem-impinan dan koordinasi Bli Made, komunikasi Bung Rian dan Koben, kemahiran memasak para chef kelurahan, dan kekompakan serta kerja keras seluruh warga kelurahan, berhasil menampilkan wajah Indonesia yang terang ben-derang di salah satu sudut Negeri Sakura ini.

Selain acara yang menampilkan beragam kegiatan seni, para anggota kelurahan IUJ pun terlibat aktif dalam berbagai kegiatan olahraga di kampus. Beberapa cabang olahraga diketuai oleh warga kelurahan, seperti bulutangkis, tenis lapangan, dan bola voli. Bahkan untuk olahraga ski, beberapa warga kelurahan yang diyakini

Bule

tin In

tera

ksi P

PI Je

pang

....

/ Ed

isi 19

/1

5

Page 17: Buletin Interaksi PPI Jepang Edisi ke-19 - Mei 2013

belum pernah melihat salju sejak ke-cil, berhasil mengukirkan nama mereka sebagai pemain-pemain ski kelas atas di kampus IUJ, mengimbangi kemam-puan beberapa pemain ski kampus yang memang berasal dari negara em-pat musim.

Oh iya, terkait dengan ski, beberapa waktu lalu diadakan sebuah acara ber-tema Indonesia Ski Day. Acara tersebut berlangsung di sebuah resort ski di Kota Muikamachi, sekitar 30 menit perjala-nan dari kota Urasa menggunakan bis. Beberapa warga kelurahan yang sudah sangat ahli bermain ski seperti Mas Gede dan Bung Rian dengan segala kerendahan hati mereka memberikan kursus gratis setengah hari kepada war-ga kelurahan yang ingin belajar berski ria. Acara tersebut berlangsung dengan sangat semarak dan sukses.

Dalam menjalankan tugas utama sebagai pelajar di IUJ, warga kelurahan termasuk ke dalam kelompok pelajar yang berprestasi. Beberapa pelajar dari Indonesia bahkan menjadi asisten pro-fesor untuk beberapa mata kuliah yang lumayan berat, seperti microeconomics dan macroeconomics. Prestasi demi pr-estasi akademis selalu ditorehkan warga kelurahan dari tahun ke tahun.

Kelurahan IUJ RI menjadi tempat kami berbagi kisah untuk bisa men-galahkan rasa sepi dan rindu pada kampung halaman. Kebersamaan yang terjalin di antara kami membuat hidup yang berat di negeri orang ini menjadi terasa sangat ringan. Keakraban kami menjadi sebuah kehangatan tersendiri di tengah udara dingin yang menyengat di Kota Urasa. Nuansa persaudaraan yang kental membantu kami mengatasi rasa rindu pada keluarga di tanah air

tercinta. Tidak tertutup kemungkinan, benih cinta pun dapat tumbuh bersemi di kelurahan ini bagi mereka yang dipil-ih Tuhan untuk saling berjodoh. Aroma kopi dari tanah air dan bau rokok kretek khas Indonesia di smoking area sering-kali menjadi pengobat rindu kami pada warung angkringan dan warung tenda yang menjadi ciri khas negeri tercinta kita.

“Kriiing….!” Ups, dering telepon kamar membuyarkan lamunanku. Aku mengumpat dalam hati, karena dering telepon itu akan membawaku kembali pada kehidupan nyata, yang berarti harus mulai lagi mengerjakan tumpu-kan tugas dari para profesor di tengah suasana winter yang dingin membeku. Namun, aku harus segera mengangkat telepon itu, karena siapa tahu itu adalah ajakan untuk menikmati makanan gra-tis yang disajikan oleh warga kelurahan tanpa kecamatan ini.

== Tanah airku tidak kulupakan.. Kan terkenang selama hidupku.. Biar-pun saya pergi jauh.. Tidak kan hilang dari kalbu.. Tanahku yang kucintai.. Engkau kuhargai.. == Walaupun ban-yak negeri kujalani.. Yang masyhur permai dikata orang.. Tetapi kampung dan rumahku.. Di sanalah kurasa sen-ang.. Tanahku tak kulupakan.. Engkau kubanggakan.. == (Tanah Airku – Ibu Sud)

Salam dari Urasa, 20 Februari 2013Ganbatte Kudasai!

Page 18: Buletin Interaksi PPI Jepang Edisi ke-19 - Mei 2013

/ Reportase

PPI Kansai Dalam Setahun: Romantis Inspiratif

Hanggoro Tri Rinonce (Kobe University), Ketua PPI Kansai 2012/2013

Sebagai salah satu Koordinator Daerah (Korda) yang berada di bawah Persatuan Pelajar Indo-nesia di Jepang (PPI Jepang), PPI Kansai me-

miliki karakteristik dan kearifan lokal yang unik. PPI Kansai dipimpin oleh seorang ketua yang dipilih se-cara bergiliran dari satu komsat ke komsat yang lain. Contohnya, tahun 2010-2011 PPI Kansai dipimpin oleh salah seorang anggota dari Komsat Osaka-Nara (Sdr. Berry Juliandy), tahun 2011-2012 dipimpin oleh Sdr. Suharman Hamzah dari Komsat Kyoto-Shiga, tahun 2012-2013 dipimpin oleh Sdr. Hanggoro Tri Rinonce dari Komsat Kobe, dan tahun 2013-2014 dip-impin oleh Sdr. Heri Setiawan dari Komsat Okayama. Komsat Tokushima sebagai komsat yang baru berga-bung tinggal tunggu giliran saja. Hal ini dilakukan agar semua komsat di korda Kansai merasakan memimpin Kansai dan untuk menghindari gesekan-gesekan atau konflik internal yang tidak diinginkan.

Bukan hanya ketuanya saja yang digilir, kegiatan-nya pun juga ikut digilir. Tuan rumah kegiatan di wilayah Kansai, seperti Pekan Olahraga Masyarakat (PORMAS), kegiatan budaya, dan Indonesian Scien-tific Meeting (ISC) Kansai digilir lokasinya dari satu komsat ke komsat lain. Semuanya ditentukan ber-dasarkan musyawarah mufakat dalam Musyawarah

Daerah (MUSDA), Rapat Kerja (RAKER), dan rapat-rapat lainnya, sesuai dengan kea-rifan lokal bangsa Indonesia. Tujuannya agar setiap komsat pernah merasakan menjadi tuan rumah sekaligus pelaksana kegiatan dan supaya terjadi saling tukar pengetahuan dan pengalaman antar komsat, yang beru-jung pada rasa persaudaraan dan silaturahmi yang semakin erat antar komsat maupun antara korda dengan komsat.

Kearifan lokal seperti inilah yang mem-buat Kansai menjadi korda yang romantis sekaligus inspiratif. Kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan di wilayah Kansai selama setahun ini telah memberikan banyak in-spirasi guna mewujudkan tujuan organisasi, yaitu terwujudnya masyarakat ilmiah yang bertanggung jawab, berkonstribusi nyata bagi masyarakat dan peradaban dunia, den-gan semangat persatuan dan kesatuan.

Ingin tahu apa saja kegiatan PPI Kansai se-lama satu tahun ini? Simak cerita romantis berikut. Tidak semua kegiatan kami tuliskan di sini karena keterbatasan tempat.

Bule

tin In

tera

ksi P

PI Je

pang

....

/ Ed

isi 19

/1

7

Page 19: Buletin Interaksi PPI Jepang Edisi ke-19 - Mei 2013

Pekan Olahraga Masyarakat Indone-sia di Kansai (PORMAS Kansai) 2012

Pada kepengurusan 2012-2013, PORMAS Kansai diselenggarakan oleh Komsat Kobe. Sebagai pelaksana kegiatan, PPI Kobe men-gusung tema “Healthy life, healthy soul”, den-gan maksud agar selain badan sehat karena olahraga, kehidupan dan jiwa juga menjadi sehat dengan mengambil manfaat silatu-rahmi yang terjalin selama pelaksanaan keg-iatan. PORMAS Kansai 2012 dilaksanakan pada tanggal 16 September 2012 di Himeji Municipal Central Gymnasium mulai 10:00 sampai 19:00 JST.

PORMAS Kansai merupakan salah satu POR-MAS terbesar di Jepang. Bukan hanya pesertanya yang banyak, tetapi cabang olahraga yang dipertand-ingkan juga banyak, diantaranya bulu tangkis ganda putra dan putri, bola voli putra dan putri, tenis meja ganda putra dan putri, tenis lapangan ganda putra dan putri, serta futsal. Tak lupa, ketika orang tuanya bertanding, anak-anak berpartisipasi aktif mengi-kuti berbagai macam perlombaan anak-anak yang telah dipersiapkan oleh panitia. PORMAS Kansai 2012 diikuti oleh seluruh komponen masyarakat Indonesia dari seluruh Kansai, baik pelajar, trainee, perawat magang, maupun masyarakat umum. Pe-serta terbagi dalam 11 kontingen, dengan jumlah total peserta mencapai 688 orang. Berikut adalah daftar peserta PORMAS Kansai 2012:

Kegiatan yang dibuka oleh Bapak Ibnu Hadi (Kon-sul Jenderal Republik Indonesia Osaka) ini berjalan lancar, tertib, dan selesai tepat waktu. Kontingen PPI Osaka-Nara tampil sebagai juara umum PORMAS Kansai 2012 kali ini. di tautan http://www.youtube.com/watch?v=nwKwTVH0NuY. Hal-hal lain terkait PORMAS Kansai 2012 dapat dilihat juga di laman-nya (http://pormas.ppi-kansai.org/2012/). Seru kan? Melihat fotonya saja keringatan, apalagi kalau iku-tan, bakalan mandi keringat!

Technical meeting PORMAS Kansai 2012

Upacara pembukaan

Suasana pertandingan: Bulu tangkis

Penyerahan me-dali: Kontingen PPI Osaka-Nara tampil sebagai juara umum

Page 20: Buletin Interaksi PPI Jepang Edisi ke-19 - Mei 2013

/ Reportase

Indonesian Culture Day (ICD) 2012

Selaku tuan rumah kegiatan budaya di wilayah Kansai, PPI Tokushima men-gadakan kegiatan yang dinamai Indonesian Culture Day (ICD) 2012. Dalam pelaksanaannya, PPI Tokushima mengajak beberapa instansi untuk bekerjasama, antara lain Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Osaka, PPI Jepang Pusat, Garuda Indonesia Osaka, PT Bank BNI cabang Tokyo, Tokushima-Indonesia Yu-uko Kyokai, KIFA (Kitajima International Friendship Association), TIA (Tokush-ima International Association), TOPIA (Tokushima Prefectural International Exchange Association), IAA (International Anan Association), dan masyarakat Indonesia yang berdomisili di Tokushima, Jepang.

ICD 2012 berlangsung pada Sabtu, 1 September 2012, pukul 13:00 – 16:00 JST, bertempat di lingkungan kampus Universitas Tokushima, tepatnya di Nagai Me-morial Hall, Kampus Kuramoto. Acara dibuka oleh Bapak Ibnu Hadi (Konsul Jen-deral Republik Indonesia Osaka) dan berlangsung meriah dengan dihadiri oleh lebih dari 200 orang yang berasal dari Tokushima maupun dari luar Tokushima (Kansai dan sekitarnya).

ICD 2012 dikemas dalam bentuk pertunjukan budaya Indonesia dengan me-nampilkan berbagai macam tarian Indonesia, yaitu Tari Persembahan, Panyem-brama, Cendrawasih, Jaipong, dan Golek, permainan musik angklung, dan pros-esi Tedhak Siten. Pertukaran budaya dengan antara Indonesia dan Jepang pun terjadi ketika peserta acara diminta untuk ikut bermain angklung dan menari Awa Odori (tarian khas Tokushima) bersama-sama di penghujung acara.

ICD 2012 merupakan pertunjukan budaya Indonesia yang baru pertama kali digelar di Tokushima dan bisa dikatakan sukses pelaksanaannya. Kegiatan ini juga diliput oleh media lokal Tokushima yaitu Tokushima Shinbun.

Bule

tin In

tera

ksi P

PI Je

pang

....

/ Ed

isi 19

/1

9

Page 21: Buletin Interaksi PPI Jepang Edisi ke-19 - Mei 2013

The 3rd International Con-ference on Sustainable Fu-ture for Human Security (SustaiN’2012)

The 3rd International Conference on Sustainable Future for Human Security (SustaiN’2012) merupa-kan konferensi internasional yang diselenggarakan oleh PPI Komsat Kyoto-Shiga bekerjasama dengan Kyoto University. Sam-pai 2012, SustaiN telah dilaksanakan seban-yak 3 kali dan dari ta-hun ke tahun semakin berkembang dan besar. Pada SustaiN pertama (2010) konferensi dii-kuti oleh peserta dari 13 negara. Tahun berikutnya asal peserta meningkat menjadi 15 negara, dan di tahun ketiga pelaksanaan (2012) peserta datang dari 19 negara, antara lain In-donesia, Malaysia, Taiwan, Hongkong, Thailand, Be-landa, Jerman, Korea Selatan dan Iran, dengan jumlah total peserta mencapai 165 orang.

SustaiN’2012 diselenggarakan di Clock Tower Cen-tennial Hall, Kyoto University, pada 3-5 November 2012 dengan tiga aktivitas utama: konferensi interna-sional, workshop penulisan ilmiah, dan program tour wisata di seputar Kyoto untuk mempromosikan bu-daya Jepang. Presentasi peserta dikategorikan dalam 6 topik, yaitu Sustainable Energy and Environment, Sustainable Forestry and Agriculture, Sustainable Built Environment in Tropical Hemisphere Coun-

tries, Environmental Friendly and Efficient Technol-ogy, Hydrology and Disaster Prevention, dan Social and Economics Development.

Panitia menerima kiriman abstrak sebanyak 285 buah dari 19 negara. Setelah proses review dilaku-kan, hanya 169 judul yang diterima untuk pengiri-man full paper, sementara 116 abstrak sisanya dito-lak. Dari proses review full paper, dipilih 124 paper untuk dipresentasikan pada SustaiN’2012, dan 121 di antaranya dapat dipresentasikan pada saat hari pelaksanaan konferensi. Sebanyak 116 paper terpilih untuk dipublikasikan pada Procedia Environmental Science (jurnal di bawah Elsevier, ISSN: 1878-0296). Pada SustaiN’2012, dibentuk SustainN Society dan

dirintis penerbitan International Jour-nal for Sustainable Future of Human Security (ISSN: e-paper 2187 – 4506, printed paper 1884 – 8850; http://j-sus-tain.com).

Saat ini PPI Kyoto-Shiga sedang mempersiapkan The 4th International Conference on Sustainable Fu-ture for Human Security (SustaiN’2013) yang akan dilaksanakan di Clock Tower Centennial Hall, Kyoto University pada tanggal 18 – 21 Oktober 2013. Paper yang terpilih dalam kegiatan tersebut akan dipub-likasikan dalam Procedia of Environmental Science atau International Journal for Sustainable Future of Human Security. Jadi tunggu apa lagi, segera kirim-kan paper-mu dan bergabunglah dalam SustaiN’2013!

Informasi lengkap mengenai SustaiN dapat dilihat di laman http://sustain-kyoto.org.

Page 22: Buletin Interaksi PPI Jepang Edisi ke-19 - Mei 2013

Ngobrol Bareng Prof. Yohanes Surya Untuk Indonesia

Bapak Anies Baswedan diundang ke Tokyo guna menjadi pembicara dalam Global Education Dia-logues: the Asia Series, Leadership in higher edu-cation and the challenge of globalisation: the East

Asia experience pada 15 – 16 Januari 2013. PPI Kobe dan PPI Kansai berhasil mengundang be-liau untuk mampir ke Kobe sekedar untuk bertu-kar pikiran dengan warga PPI di wilayah Kansai, di sela-sela kesibukan beliau. Acara pun digelar di Hyogo International House, Kobe, pada Rabu, 16 Januari 2012, pukul 19.30-22.00, dan dihadiri oleh warga PPI dari seluruh pelosok Kansai. Acara yang dikemas dalam bentuk diskusi santai den-

gan tema “Menjawab Tantangan Masa Depan Pendidikan Indonesia” ini ber-langsung hangat, romantis, inspiratif, dan tak lupa juga disiarkan secara langsung oleh Radio PPI Dunia agar

gaungnya benar-benar mendunia.

Dalam acara ini juga terjadi proses transformasi nama program beasiswa PPI Kobe, yaitu “Tunas Indonesia PPI Kobe” menjadi “Tunas Indonesia

Dalam rangkaian acara SustaiN’2012, PPI Kyoto-Shiga berhasil mengundang Profesor Yohanes Surya sebagai keynote speaker. Di luar acara inti SustaiN, Prof. Yohanes Surya juga ingin berdiskusi dan bertu-kar pikiran dengan warga PPI. Oleh karena itu, PPI Kyoto-Shiga dan PPI Kansai mencoba memfasilitasi keinginan beliau dengan mengadakan kegiatan den-gan judul “Ngobrol Bareng Prof. Yohanes Surya Un-tuk Indonesia”.

Kegiatan ini berbentuk diskusi santai membahas bagaimana cara untuk mewujudkan Indonesia jaya. Acara berlangsung pada Sabtu, 3 November 2012, pukul 10.00-12.00 JST, di Kyoto University, Faculty of Engineering, Building No. 6, Room No. 164. Dari 37 orang yang mendaftar, hanya 27 orang yang had-ir saat hari pelaksanaan. Namun demikian, diskusi berlangsung hangat dan sangat inspiratif.

Indonesia jelas punya potensi untuk jaya karena mempunyai kekayaan alam dan sumber daya ma-nusia yang begitu banyak. Namun untuk mewu-judkan kejayaannya, diperlukan usaha untuk men-ciptakan sumber daya yang berkualitas. Paling tidak diperlukan 30.000 PhD di bidang sains dan teknologi dari seluruh pelosok tanah air untuk membangun Indonesia jaya. Presentasi Prof. Yo-hanes Surya dan foto-foto kegiatan selengkapnya dapat dilihat di tautan http://www.youtube.com/watch?v=QAq8gmNOqfc.

Ngobrol Bersama Anies Baswedan: Menjawab Tantangan Masa Depan Pendidikan Indonesia

Bule

tin In

tera

ksi P

PI Je

pang

....

/ Ed

isi 19

/2

1

Page 23: Buletin Interaksi PPI Jepang Edisi ke-19 - Mei 2013

Jepang”. Dengan perubahan ini, PPI Kobe berharap agar jumlah donatur semakin banyak dan tidak hanya berasal dari daerah Kobe saja, namun juga berasal dari seluruh Jepang dan Indonesia. Dengan demiki-an, kegiatan tersebut dapat semakin berkembang dan maju.

Diskusi selengkapnya dapat dilihat di tautan berikut:

http://www.youtube.com/watch?v=8zg_H8FJSCU

http://www.youtube.com/watch?v=kin3SufxRuU

Selayang pandang mengenai kegiatan Tunas Indonesia PPI Kobe (Tunas Indonesia Jepang) dapat dilihat di tau-tan http://www.youtube.com/watch?v=gIWy_BcqDQU.

Profil lengkapnya dapat disimak dalam laman http://tunas-indonesia.org/.

Page 24: Buletin Interaksi PPI Jepang Edisi ke-19 - Mei 2013

Kongres PPI Jepang XXXII: Bangun Indonesia!

Persatuan Pelajar Indonesia di Jepang (PPIJ) didirikan di Tokyo pada tanggal 24 Juni 1953. Sebagai sebuah organisasi, PPIJ didirikan dengan tujuan untuk mewu-judkan masyarakat ilmiah yang bertang-gung jawab, berkonstribusi nyata bagi masyarakat dan peradaban dunia, dengan semangat persatuan dan kesatuan. Oleh karena itu, dalam rangka mencapai tujuan organisasi, dalam kurun waktu 59 tahun PPIJ terus berupaya melaksanakan ber-bagai kegiatan berupa pertemuan ilmiah, pertandingan olahraga, pentas budaya, pemberian beasiswa dan lain sebagainya, baik bersifat nasional maupun interna-sional.

Sebagai sebuah organisasi yang dinamis, PPIJ memerlukan pembaharuan dan ka-derisasi terus menerus guna menjaga ke-berlangsungan dan menjamin perubahan ke arah yang lebih baik. Oleh karena itu, setiap akhir periode kepengurusan PPIJ menggelar kongres untuk kembali ber-benah diri, serta memilih dan menetap-kan pimpinan organisasi yang baru untuk menggantikan pimpinan periode sebel-umnya. Selanjutnya terbentuklah pengu-rus baru yang menjadi tulang punggung kegiatan PPIJ dan siap membawa PPIJ se-makin maju.

Dalam rapat koordinasi PPIJ di Tokyo pada tanggal 26-27 Mei 2012 diputuskan

Bule

tin In

tera

ksi P

PI Je

pang

....

/ Ed

isi 19

/2

3

Page 25: Buletin Interaksi PPI Jepang Edisi ke-19 - Mei 2013

bahwa Kongres PPIJ XXXII dilaksanakan di Kansai pada tanggal 4-5 Agustus 2012. PPIJ Korda Kansai sebagai tuan rumah memilih Kobe sebagai tempat penyeleng-garaan kongres tersebut. Kongres berlang-sung di Hyogo International House, Kobe dan dihadiri oleh 72 orang peserta yang terdiri dari 44 orang utusan (Pusat/Korda/Komsat/BP), 28 orang peninjau, ditambah 51 peserta pengajian, dan 7 orang tamu undangan. Jumlah total peserta mencapai 130 orang. Ketua PPI Kansai bertindak sebagai Koordinator Steering Committee dan rekan-rekan dari PPI Kobe bertindak sebagai Organizing Committee.

PPI Kansai dinilai sukses selaku tuan rumah Kongres PPIJ XXXII karena kon-gres tersebut termasuk salah satu kongres dengan peserta terbanyak dalam sejarah PPI Jepang. Dalam kongres ini pula PPI Jepang dari pusat hingga komsat, KMII, dan IPTIJ dapat bekerja sama menyeleng-garakan suatu kegiatan besar.

Turut hadir dalam kongres tersebut ada-

lah Bapak Muhammad Lutfi (Duta Besar Republik Indonesia di Tokyo) sebagai key-note speaker. Tamu undangan lain yang juga menjadi pembicara adalah Mr. Tan-aka (GM Bank of Tokyo MUFJ Cabang Jakarta) yang berbicara mengenai “Indo-nesia di Mata Jepang” dan Ustadz Saiful Bahri, PhD yang menjadi pengisi acara pengajian.

Seluruh rangkaian acara Kongres PPIJ XXXII dapat disimak dalam tautan-tautan berikut:

http://kongres.ppijepang.org

http://kongresppijxxxii.ppikansai.org/

http://www.youtube.com/watch?v=jL6-E 3 U f v A g & l i s t = U U J O Y i I B f Y t _NDcrXjUjg4DA&index=7

Page 26: Buletin Interaksi PPI Jepang Edisi ke-19 - Mei 2013

International Osaka Badminton Tournament (IOBT) 2012

Dalam rangka mempererat hubungan antar komunitas dari berbagai negara mela-lui pertandingan bulu tangkis, PPI Komisariat Osaka-Nara bekerja sama dengan PPI Korda Kansai menyelenggarakan International Osaka Badminton Tournament (IOBT) 2012. Kegiatan tersebut dilaksanakan pada Sabtu, 7 Juli 2012, pukul 9:00 – 21:00 JST di Ibaraki City Gymna-sium (Osaka-Fu Ibaraki-Shi, Ogawacho 2-1). IOBT 2012 dibuka untuk umum dan melibat-kan peserta dari berbagai negara antara lain In-donesia, Jepang, Malaysia, Vietnam, Cina, dan Korea tanpa memandang status, profesi, mau-pun usia, sehingga diharapkan terjalin komuni-kasi dan pertukaran informasi lintas komunitas dari berbagai negara. IOBT 2012 juga menda-patkan dukungan penuh dari Ibaraki City, per-satuan pelajar Malaysia, dan persatuan pelajar Vietnam.

Musyawarah Daerah (MUSDA) PPI Korda Kan-sai 2013

MUSDA PPI Korda Kansai adalah forum pengambi-lan keputusan tertinggi di PPI Kansai, dimana agenda utamanya adalah penyampaian laporan pertanggung-jawaban pengurus PPI Kansai dan penetapan Ketua PPI Kansai selanjutnya. Untuk periode kepengurusan 2012-2013, tuan rumah dan panitia penyelenggara MUSDA PPI Korda Kansai adalah PPI Okayama.

MUSDA PPI Korda Kansai 2013 dilaksanakan pada 24 Februari 2013 di Okayama University International House, Conference Hall 1F, pukul 10:00 sampai 16:00 JST. MUSDA berlangsung dengan lancar dan penuh ke-hangatan dengan dihadiri oleh 26 orang yang terdiri atas pengurus dan perwakilan dari tiap komsat.

Dalam MUSDA tersebut dihasilkan 3 buah ketetapan yang salah satunya menetapkan Sdr. Heri Setiawan dari Komsat Okayama sebagai Ketua PPI Kansai 2013-2014. Selamat kepada Sdr. Heri Setiawan. Semoga di bawah kepemimpinan Sdr. Heri PPI Kansai semakin maju, ro-mantis, dan inspiratif.

Bule

tin In

tera

ksi P

PI Je

pang

....

/ Ed

isi 19

/2

5

Page 27: Buletin Interaksi PPI Jepang Edisi ke-19 - Mei 2013

Penulis bersyukur mendapat kesempatan untuk mer-asakan dunia pendidikan dasar di Jepang dengan menjadi guru sehari. Penulis berkesempatan untuk mengajar di SD Oshino, Kanazawa, Jepang. Program ini menjadi bagian dari English Exchange Project, yaitu projek yang mempertemukan murid-murid SD Jepang dengan orang asing secara langsung untuk be-lajar bahasa Inggris. Projek ini juga bertujuan untuk memperkenalkan murid-murid SD kepada dunia dan membawanya ke dalam kelas-kelas mereka, karena se-lama ini para murid hanya mengetahui dunia sebatas pada apa yang disiarkan di televisi saja. Mereka belum pernah bertemu langsung dengan orang asing dan merasakan pengalaman berinteraksi dengan orang as-ing.

Dalam kegiatan ini penulis juga berkesempatan untuk memperkenalkan Indonesia kepada mereka. Dari ke-las ke kelas penulis menjadi duta Indonesia. Di setiap kelas yang penulis ajar selalu terlontar ekspresi spon-tan dari para murid yang menunjukkan bahwa mere-ka sangat kagum dengan Indonesia, terutama dengan keindahan alam Indonesia dan masyarakat sosialnya.

Agaknya kita sudah memaklumi bahwa anak-anak itu tidak bisa berbohong. Ekspresi spontan merekapun selalu menyiratkan kejujuran. Oleh karena itu penu-lis bisa menangkap bahwa yang terpancar dari wajah-wajah mereka adalah kekaguman murni terhadap In-donesia.

Kita mesti bersyukur karena berkesempatan untuk tinggal di Jepang dan belajar banyak hal. Banyak adik-adik kita di Indonesia yang sebenarnya juga ingin ke Jepang namun belum mendapatkan kesempatan. Mereka semua menanti inspirasi-inspirasi kita yang sedang tinggal di Jepang ini untuk turut membantu membangun Indonesia.

Kita sebagai gaijin mendapatkan banyak inspirasi dan

pembelajaran selama tinggal di Jepang. Pembelajaran yang kita terima tidak terbatas hanya dalam hal studi kita masing-masing saja, namun juga dari semangat kehidupan orang-orang Jepang di sekitar kita. Penulis berharap supaya inspirasi itu tidak untuk dipendam sendiri saja dan kemudian lenyap, tetapi juga untuk dibagikan kepada adik-adik kita di Indonesia sebagai bentuk sumbangsih kita kepada tunas-tunas bangsa.

PPI Ishikawa bersama anak-anak SD Oshino, Kanaz-awa, Jepang menitipkan pesan dan salam semangat untuk anak-anak Indonesia. Mari kita tularkan se-mangat rajin belajar, meraih cita-cita, dan kegigihan dalam berusaha. Mudah-mudahan salam semangat dari kita dan anak-anak SD Oshino ini memberikan stimulus kepada anak-anak Indonesia agar selalu ber-semangat dalam meraih cita-cita.

Salam semangat dari negeri sakura untuk anak-anak Indonesia.

*Penulis adalah mahasiswa master Computational Mathematics di Kanazawa University, JepangPPI Ishikawa yang ingin mengirimkan salam seman-gat untuk generasi muda Indonesia

Salam Semangat dari Jepang untuk Anak-anak Indonesia

Oleh Rizal Dwi Prayogo*

Page 28: Buletin Interaksi PPI Jepang Edisi ke-19 - Mei 2013

Bule

tin In

tera

ksi P

PI Je

pang

....

/ Ed

isi 19

/2

7

Page 29: Buletin Interaksi PPI Jepang Edisi ke-19 - Mei 2013

Mahalnya biaya transportasi dan jaringan transportasi

yang kurang bagus di kota kecil Toy-ohashi serta susahnya mendapatkan surat ijin mengemudi kendaraan bermotor maupun mobil, membuat sepeda menjadi alat transportasi yang cukup diandalkan di kota ini. Pada mulanya mahasiswa Indonesia membeli sepeda bekas asal bisa pa-kai. Tapi atas inisiatif para pemilik sepeda dibentuklah Indonesian Bi-cycle Club (IBC), yang mewadahi

mahasiswa pemilik sepeda di Toyo-hashi. Pada mulanya IBC hanyalah aca-ra bersepeda sehat seusai sholat Subuh di Masjid Toyohashi, pada hari hari li-bur. Menuju pantai terdekat, maupun tempat tempat yang menarik. Sekarang IBC sudah merupakan trend dan Gaya Hidup Tersendiri di Toyohashi. Seped-anya pun bukan lagi sepeda asal asalan. Dan siap mengikuti TOUR 2013 : Mie, Ghifu, Nagoya, Toyohashi, Shizuoka.

Kabar dari Toyohashi: Indonesian Bicycle Club

Andi Subhan Mustari (PPI Toyohashi / Chubu)Coastal Engineering • Toyohashi University of Techonology

Page 30: Buletin Interaksi PPI Jepang Edisi ke-19 - Mei 2013

PPIJ-Saga …..By : Pingkan Peggy Egam (Ketua PPISaga)

Pulang Membawa Mendali

Cahaya lampu masih menerangi halaman parkir. Ternyata dingin-

nya udara subuh menjelang pagi hari tak menyurutkan semangat. Berjejer 4 buah kendaraan yang siap melaju dari Saga-shi menuju Kumamoto. Tim Bu-lutangkis PPIJ – Saga siap bertanding di kejuaraan Fumiku Cup 2013 di Ku-mamoto pada 9 Februari 2013 sebagai ajang pertandingan tahunan warga In-donesia se-Kyushu.

Tekad kebersamaan dan seman-gat bertanding yang dijunjung tinggi ternyata berbuah manis. Salah satu pa-sangan wakil PPIJ-Saga yaitu Jeffry Su-marauw dan Thilina ternyata tak bisa dibendung lawan-lawannya. Mereka berhasil memenangkan seluruh setiap pertandingan sampai merebut Juara 1. Alhasil, piala dan medalipun berhasil dibawa pulang ke Saga.

Sementara itu pasangan wakil Saga yang lain harus mengakui ketangguhan lawannya dan terhenti perjuangannya di babak 16 besar.

Bule

tin In

tera

ksi P

PI Je

pang

....

/ Ed

isi 19

/2

9

Page 31: Buletin Interaksi PPI Jepang Edisi ke-19 - Mei 2013

SerbiSerba

Page 32: Buletin Interaksi PPI Jepang Edisi ke-19 - Mei 2013

Tips Jalan-jalan di Jepang

Dari judul tulisan ini mungkin terkesan penulis sudah menjangkau setiap sudut Jepang dan mengetahui seluk-beluknya. Sebenarnya baru beberapa kota saja yang sudah penulis singgahi. Dan pengalaman yang didapat tentunya

tidak bisa digeneralisasi untuk seluruh kawasan Jepang. Namun, setidaknya kalimat ‘di Jepang’ di sini bisa sebagai representasi. Mari kita telusuri bersama tips jalan-jalan di Jepang.

Menyangkut ibadahDalam beberapa agama ada kewajiban

tertentu yang tetap perlu dijalankan meski sedang dalam perjalanan. Bagi yang muslim

misalnya, ada kewajiban sholat 5 waktu yang tidak boleh ditinggalkan. Kendalanya, kita berada di negeri yang mi-noritas muslim. Mau sholat di mana? Masjid susah ditemui, mushola pun jangan anggap seperti di Indo- n e s i a yang bisa ditemui di tempat-tempat umum.

Di Jepang, melaksanakan sholat di taman-taman, pinggir sungai, pelata-ran, dan tempat-tempat terbuka sudah men-jadi biasa. Dengan ber-modalkan aplikasi arah penunjuk kiblat dari smartphone, kemudian dirikanlah sholat di tem-pat-tempat yang memung-kinkan.

Lalu bagaimana dengan wud-hu-nya? Karakteristik toilet di Jepang bersifat kering, jadi jangan anggap ada tempat berwudhu. Bahkan untuk bersuci dengan air setelah buang air kecil pun kita harus mengakalinya sendiri. Budaya ini tentu ber-beda dengan di Indonesia. Umat muslim di Jepang nam-paknya sudah mahfum bahwa wudhu biasa dilakukan di wastafel toilet umum atau di keran-keran taman.

Pernah penulis punya pengalaman ketika berwudhu di wastafel toilet umum; ketika akan membasuh kaki, penulis menaikkan kaki ke wastafel, kemudian ada petugas keber-sihan yang memergoki penulis dan ia memarahi penulis. Katanya, itu hanya untuk mencuci tangan. Jadi, perhatikan juga kondisi di toilet tersebut, bagaimana pun juga kita be-rada di negeri orang yang berbeda budayanya dengan di Indonesia.

Kadang, kita merasa risih untuk mendirikan sholat di tempat terbuka, seperti di taman dan pelataran. Memang pada kenyataannya banyak lirikan mata heran dari orang-orang Jepang. Tapi lama-kelamaan akan terbiasa juga. Kita

juga harus membiasakan diri untuk mendirikan sholat di tempat terbuka seperti itu. Toh, orang Jepang yang melihat juga tidak mengenal kita.

Selalu persiapkan alas untuk sholat setiap kali kita bepergian jauh ke tempat yang tidak kita ketahui medannya. Bagi wanita, setidaknya bisa ikut dalam rombongan laki-laki. Karena kalau beramai-ramai, perasaan risih kita akan sedikit berkurang. Tapi, kalau dalam kondisi

tidak ada laki-laki, wanita bisa mendirikan sholat di tempat tertutup, seperti di fitting

room toko pakaian.

Jika sholat di fitting room toko pa-kaian, jangan lupa juga membawa paling tidak 1 stel baju atau celana sebagai alibi saja, bahwa kita se-dang menggunakan fitting room. Ambil wudhu di toilet terdekat,

dengan tetap menjaga kebersihan toilet umum.

Mengenai kerisihan tadi, sebenarnya akan ada waktu kita harus menunjukkan

bahwa kita muslim dan harus sholat, sekali-pun kepada orang Jepang.

Menyangkut makanan halalTentunya hal ini tidak dapat diabaikan. Sela-

ma perut kita menuntut haknya, kita harus me-menuhinya meskipun dalam perjalanan. Hanya masalahnya, kita tidak dapat dengan mudah menemukan pedagang makanan halal di per-jalanan. Tidak seperti di Indonesia, ketika lapar di perjalanan, kita bisa dengan leluasa memilih mau makan apa, karena banyak PKL yang selalu standby.

Jika perjalanan tidak lebih dari 2 hari, kita bisa membawa bekal (bento) sendiri dari ru-mah. Setidaknya, itu bisa mengganjal perut kita

1

2

Bule

tin In

tera

ksi P

PI Je

pang

....

/ Ed

isi 19

/3

1

Page 33: Buletin Interaksi PPI Jepang Edisi ke-19 - Mei 2013

selama perjalanan dan mengantisipasi jika su-lit menemukan makanan halal di tempat tujuan. Sekiranya harus membeli, pastikan juga untuk memeriksa komposisi makanan yang akan kita beli, kenali kanji-kanji yang dicurigai. Bagi yang menggunakan iPhone, ada aplikasi ハラール(Haraaru –Halal) yang bisa menjadi referensi, atau tautan Fans Page FB Serijaya. Tanya juga para sen-pai (senior) terkait referensi makanan-makanan halal dan tempatnya.

Kalau terdesak karena lapar di perjalanan, se-benarnya kita bisa membeli makanan dan cemilan di konbini. Konbini adalah minimarket dan bisa jadi semacam “warung”-nya Jepang. Konbini se-lalu standby 24 jam dan kita bisa mencari apa yang kita perlukan.

Ada pengalaman yang mungkin membuat penulis lebih berhati-hati. Sewaktu penulis ikut study tour dari kampus, panitia memang sudah memfasilitasi muslim yang ikut dengan menyedi-akan makanan halal. Saat registrasi, kami disuruh mengisi form khusus tentang makanan yang boleh dan tidak. Perhatian panitia terhadap mahasiswa muslim sangat baik dan sangat penulis hargai.

Pada jam makan di hotel, kami disuguhi pras-manan dan ditulisi makanan mana saja yang dipe-runtukkan untuk muslim. Pada kenyataan di lapa-ngan, mungkin karena ketidaktahuan pihak hotel, penulis menemukan ada makanan yang ditulisi untuk muslim tapi malah mengandung babi, itu-pun setelah penulis tanya kokinya. Jadi, tanyakan lebih lanjut kepada kokinya untuk memastikan bahan-bahannya aman.

Belajar bahasaBagi orang Jepang yang tidak fasih berbahasa

Inggris, mereka kerap menggunakan bahasa lokal (nihongo) meskipun kepada orang asing. Bah-kan, untuk acara ‘Study Tour for International Students’ yang pernah penulis ikuti pun, sang pe-mandu dengan “tanpa rasa bersalahnya” membuat kami sukses terbengong-bengong tidak paham. Katanya untuk international students, doushite eigo de sukawanai? tapi kok tidak menggunakan international language?

Setidaknya, kondisi-kondisi seperti itu yang memaksa kita untuk belajar bahasa Jepang. Dan itu akan memudahkan kita sendiri jika suatu saat

harus bepergian sendi-rian. Belajar bahasa juga akan mengurangi rasa ketergantungan kita terhadap teman, kita bisa lebih mandiri. Banyak nama tempat dan keterangan yang ditulis dengan kanji, hi-ragana, dan katakana.

Jika di kota-kota be-sar, biasanya terdapat keterangan dalam ba-hasa Inggris. Di bus dan kereta, biasanya ada translasi bahasa Inggris, dan juga di stasiun. Meskipun sudah ditulisi dengan keterangan bahasa Inggris, kita tetap perlu bertanya kepada petugas saat kondisi terdesak. Tidak semua petugas pelayanan publik menguasai ba-hasa Inggris, jadi belajar bahasa Jepang harus menjadi kebutuhan kita sendiri.

Pun jika suatu saat kita harus nori kae (transfer) di stasiun kecil, antisipasilah jika tidak terdapat keteran-gan dalam bahasa Inggris, apalagi petugas yang bisa berbahasa Inggris. Positifnya, kita bisa berlatih ba-hasa—Inggris dan Jepang—saat bepergian. Dan tidak jarang, banyak “wakatta moment” saat kita bepergian, karena kita mendapat pemahaman-pemahaman baru.

Persiapkan rencana dan jadwalBagusnya Jepang adalah adanya sistem yang terinte-

grasi dan rapi untuk fasilitas transportasin-ya. Jadi, pastikan kita telah membuat jadwal (itinerary) untuk perjalanan kita. Cek web hyperdia.comuntuk memastikan jadwal densha (kereta) dan juga cek web japan-guide.comuntuk melihat objek wisata yang akan dituju. Pastikan setiap kegiatan memiliki catatan waktu yang tepat, jangan mengira-ngira karena acuan kita adalah jadwal transportasi publik yang selalu tepat waktu.

Jangan abaikan juga ramalan cuaca karena itu akan sangat membantu persiapan. Jika cuaca akan hujan, bawa saja payung lipat agar praktis dan jaket. Sesuai-kan perlengkapan dengan kondisi musim dan pasti-kan hanya membawa yang diperlukan saja. Jika berniat untuk membeli baju di objek wisata, jangan membawa baju terlalu banyak dari rumah. Isi tas kita bisa diisi dengan makanan. Agar praktis, pakai saja plastic wrap (bisa langsung dibuang) untuk makanan seperti roti, agar kotak bento-nya tidak mempersempit isi tas kita.

3 4

Page 34: Buletin Interaksi PPI Jepang Edisi ke-19 - Mei 2013

Pastikan juga penginapan di objek tujuan sudah ada. Jangan mengandalkan sesuatu yang belum jelas. Jika kita akan bepergian ke tempat yang tidak ada te-man atau saudara, kita harus segera memesan hotel. Kalau ada teman, kita bisa menumpang di tempat te-man, hehe. Itulah fungsinya teman J. Jika bepergian di musim semi, gugur, dan dingin, cuaca malam—tentu saja—sangat dingin, maka jangan biarkan kita menggigil kedinginan karena berputar-putar men-cari hotel malam-malam.

Oh ya, terkait tempat penginapan, jangan men-gandalkan masjid untuk dijadikan tempat menginap. Masjid-masjid di Jepang tidak seperti di Indonesia yang buka sepanjang waktu. Kadang setelah sholat Isya masjid akan ditutup dan tidak boleh ada yang menginap (kecuali bulan Ramadan untuk itikaf) dan akan dibuka lagi saat waktu sholat subuh. Maka, bagi yang beranggapan bisa menginap di masjid ketika bepergian di Jepang, segera antisipasi kalau rencana tersebut tidak dapat terealisasikan.

Jika berencana bepergian jauh dan berhari-hari bersama teman, pastikan rencana dan jadwal disu-sun dan disepakati bersama. Ini penting! Pastikan juga untuk berkomitmen terhadap rencana yang tel-ah dibuat. Jangan sampai di tengah perjalanan, ada keinginan masing-masing yang tidak sesuai den-gan rencana semula. Ini berpotensi menimbulkan ‘gesekan’. Pastikan juga saling bantu agar rencana dan jadwal yang telah dibuat bisa terlaksana. Saran penulis, jangan terlalu banyak. Dua sampai empat orang sudah cukup, kalau berlebih khawatirnya akan semakin banyak versi. Semakin banyak kepala, se-makin banyak keinginan yang berbeda.

Pantau informasi

dan jadwal

traveling murahBiasanya akan ada 青春18きっぷ(baca: seishun

juhachi kippu) di natsu, fuyu, dan haru yasumi. In-formasi lengkap ada di tautan di atas. Pastikan kita sudah menyusun rencana dan jadwal pada wak-tu-waktu tersebut. Dan yang pasti, kita harus me-nabung saat akan mendekati liburan. Selain untuk jalan-jalan, juga untuk membeli omiyage (oleh-oleh) di tempat tujuan.

Biasanya, setiap PPI di wilayah masing-masing akan mengadakan acara jalan-jalan. Karena yang

ikut banyak, maka biayanya pun akan lebih murah. Keuntungannya juga banyak; bisa jadi ajang silatura-him antar sesama orang Indonesia di Jepang. Dalam momen tersebut, kita bisa meluangkan waktu se-jenak dari rutinitas harian di kampus.

Tidak perlu khawatir, sesama anggota organisasi PPI biasanya dengan senang hati akan saling ber-tukar informasi. Jadi, jangan abaikan milis ataupun Grup FB sesama anggota PPI biar nanti bisa terus ter-update informasinya. Dan yang lebih seru lagi, kita bisa jalan-jalan bareng, tambah rame kan!

Sebenarnya, ada lagi alternatif jalan-jalan murah. Biasanya, pihak kampus akan mengadakan study tour dengan biaya murah. Maka, pantau terus infor-masi dari pihak kampus. Selain jalan-jalan, kita juga bisa sambil belajar. Kalau study tour, biasanya akan banyak mahasiswa asing yang ikut, jadi sebenarnya keuntungannya banyak. Sambil menyelam minum air; ikut study tour juga bisa menambah relasi te-man-teman asing.

Penulis bersyukur pernah ikut study tour, selain jalan-jalan dan makan-makan, enaknya kita bisa sambil belajar dan mengenal teman-teman baru dari negara lain. Sewaktu penulis ke Gunung Fuji saat musim panas juga sebenarnya ajakan dari pihak kampus, jadi pantau terus informasi kampus yang biasanya dikirim lewat email dan informasi dari te-man. Untuk urusan biaya memang relatif, tapi se-lama kita mengkonversinya ke dalam rupiah pasti akan terasa mahal. Coba ukur dari dari pengalaman yang akan didapat. Worth it!

Di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung

Sejauh pengalaman penulis, Jepang sangat baik manajemen pariwisatanya. Semuanya terintegrasi dengan baik

sesuai dengan jadwal transportasi ke objek wisata. Informasi tersedia lengkap di web japan-guide.com. Tapi, lain Jepang lain Indonesia, kalau untuk objek wisata alam, Indonesia tetaplah yang juara. Tinggal dibenahi saja manajemennya.

Untuk jalan-jalan ke luar kota sebaiknya dibuat itinerary secara detail. Termasuk transportasi, ren-cana pengeluaran, tempat menginap, jadwal kereta, dan cadangan uang. Maklum, bagi yang belum pen-galaman, agak sulit bagi kita untuk menerka-nerka harga atau pengeluaran tak terduga. Lagipula, ini di negeri orang yang tidak sembarang orang boleh numpang menginap. Dan lagi, orang Jepang agak

5 6

Bule

tin In

tera

ksi P

PI Je

pang

....

/ Ed

isi 19

/3

3

Page 35: Buletin Interaksi PPI Jepang Edisi ke-19 - Mei 2013

canggung jika ketemu orang asing.

Idealnya, kita bisa menikmati semua objek wisa-ta dengan budget terendah bukan? Ya, penulis juga sependapat. Maka, variabel yang harus diperhatikan adalah waktu dan tempat. Pada saat natsu yasumi (liburan musim panas), biasanya tersedia seishun 18 kippu (baca: seishun juuhachi kippu) seharga 11.500 Yen dan bisa digunakan untuk berkeliling Jepang se-lama 5 kali pakai (1 hari = 1 kali pakai) untuk satu orang. Atau bisa juga udunan 5 orang untuk menggu-nakan selama 1 hari. Moda transportasi yang diguna-kan adalah densha (kereta) kelas ekonomi.

Ini biasanya yang menjadi andalan para siswa dan mahasiswa di Jepang, termasuk penulis. Maklum, ongkos transportasi di Jepang tergolong mahal. Maka, pakai kesempatan ini untuk menjelajah. Cuma, kon-sekuensinya adalah kita akan sering berganti-ganti kereta (nori-kae — transfer), jadi harus sigap dan jangan sampai tertidur sewaktu akan berganti kereta. Dan jangan lupa, selalu cek web hyperdia.com untuk memantau jadwal kereta. Jangan sampai telat barang sedetik pun karena kereta tidak akan pernah men-unggu.

Bagi yang masih awam dengan huruf-huruf kanji, hiragana, dan katakana, sebaiknya tidak pergi sendiri karena akan menyusahkan diri sendiri dan kemudi-an bisa jadi menyusahkan orang lain karena nyasar. Setidaknya, coba dulu bepergian hingga punya pen-galaman, baru kemudian bisa jalan-jalan sendiri. Atau bisa juga jalan-jalan dengan bis yang akan mengantar langsung ke tempat tujuan tanpa berganti-ganti bis dan tentunya lebih nyaman—konsekuensinya lebih mahal.

Penulis punya tips bagi teman-teman yang mung-kin masih bingung tentang sistem transportasi di Jepang, terutama densha. Satu hal yang perlu diper-hatikan, sistem transportasi di Jepang sangatlah ter-integrasi. Jadwal densha yang satu dan lainnya saling terhubung. Maka, keterlambatan adalah hal yang ‘haram’ karena akan mengganggu sistem secara kes-eluruhan. Usahakan kita juga selalu berpacu dengan waktu dan jangan remehkan toleransi keterlambatan.

Jika kita masih bingung akan naik densha apa, jenisnya bagaimana, bahkan mungkin tujuannya masih samar karena ditulis dengan huruf kanji, pas-tikan kita selalu melihat jadwal keberangkatannya. Insya Allah tidak akan meleset. Penulis pun begitu, ketika penulis bingung naik densha line berapa dan jenisnya bagaimana, penulis cocokkan saja jadwalnya dengan yang penulis catat dari hyperdia.com, kemu-dian penulis bergegas ke densha yang dimaksud. Dan tidak meleset! Begitulah ‘ajaib’-nya penghargaan ter-

hadap waktu di Jepang.

Itulah sebabnya, mengapa orang Jepang selalu berjalan dengan bergegas. Karena mereka berpacu dengan waktu dan sistem. Orang Jepang itu lebih sibuk membangun sistem dan kemudian membiar-kan sistem (mesin) yang bekerja hingga tidak me-nyisakan toleransi terhadap kesalahan dan keter-lambatan. Beda halnya jika sistem dijalankan oleh manusia yang masih amat toleransi dengan kesala-han dan keterlambatan.

Untuk variabel tempat, sebaiknya kita menyesuai-kan dengan kemampuan diri kita (fisik dan keuan-gan). Jangan terlalu memaksakan ingin mengun-jungi semua tempat jika fisik kurang mendukung. Pun jika keuangan tidak memungkinkan, jangan terlalu memaksakan diri. Selalu cek keberadaan te-man-teman kita di kota yang ingin dikunjungi, ini bisa jadi penghematan pengeluaran untuk tempat menginap, hehe. Dan jangan lupa, bawakan omi-yage (oleh-oleh) untuk teman yang akan kita data-ngi dan numpang menginap di sana. Ini juga bentuk keberkahan dari silaturahim bukan?

***

Jalan-jalan itu untuk menghadirkan rasa keber-syukuran dan keagungan Allah melalui ciptaan dan nikmat-Nya. Setidaknya dalam perjalanan mem-buat kita bisa bersyukur dan ada momen tertentu dimana kita mendapat hikmah dan saat itu juga kita berdoa kepada Allah. Dan rasa itu hadir dengan getaran yang beda, karena hadir setelah merasakan sensasi perjalanan.

Kita dapat nilai lebih karena sudah mengunjungi tempat-tempat baru, bertemu hal-hal baru, mene-mui kebiasaan-kebiasaan yang berbeda, belajar ten-tang pengalaman unik, dan masih banyak lagi. Jadi, jangan lewatkan kesempatan untuk menjelajah, mumpung punya kesempatan sedang berada di neg-eri orang. Raih sebanyak mungkin hikmah di per-jalanan, rengkup semua pembelajaran, dekap setiap pengalaman, hingga kemudian itu bisa kita jadikan manfaat dalam perjalanan hidup kita selanjutnya.

Biasanya, jarak jelajah kaki memiliki korelasi yang signifikan dengan jarak pengetahuan dan ja-rak pandang mata hati. Kalau kata Mbak St. Au-gustine, “The world is a book and those who do not travel read only one page”. Karena perjalanan adalah pembelajaran.

Selamat berkelana… itterasshai!

Penulis: Rizal Dwi PrayogoMahasiswa Master Computational Mathematics di Kanazawa University, Jepang

Page 36: Buletin Interaksi PPI Jepang Edisi ke-19 - Mei 2013

Hokkaido tidak hanya menawarkan Sapporo Winter Festival atau padang bunga Furano-nya saja. Tidak terlalu banyak yang tau bahwa pulau di utara jepang ini juga memiliki kein-dahan tersendiri pada musim gugur. Sebe-lum bercerita tentang perjalanan saya kesana, saya ingin menekankan kalau saya melakukan trip ini sendirian pada awal oktober tahun lalu selama 6 hari, dengan budget menengah kebawah (untuk akomodasi dan transportasi mungkin bisa dibilang biaya backpacker, tapi soal makanan, saya tidak ada bedanya dengan seorang turis biasa, hehe)

Hari Pertama (Akita- Hakodate)

Saya berangkat dari tempat tinggal saya, Akita, dengan menggunakan metode ala 18-kippu, dimana saya meng-gunakan kereta non-express. Saya transit beberapa kali dari satu jalur ke jalur lain, sebelum akhirnya sampai ke Hakodate. Karena diluar jangka waktu penggunaan 18-kippu dan tidak mendapat tiket free-pass khusus lainnya, maka harga tiket saya dihitung sesuai tarif normal. Agak lebih mahal memang, namun saya tidak punya pilihan lain. Berangkat dengan pe-sawat jelas di luar budget saya, dan saya tidak menemukan bangku kosong saat saya hendak memesan tiket ferry juru-san Akita- Tomakomai. Gagal di jalur laut dan udara, inilah jalur darat termurah yang bisa saya tempuh.

Hal yang paling menarik ketika saya naik kereta api menu-ju Hokkaido adalah saat- saat melewati Seikan Tunnel, te-rowongan rel kereta api bawah tanah terpanjang dan ter-dalam di dunia yang menghubungkan pulau Honshu dan Hokkaido. Terowongan yang mulai dibangun pada tahun 1971 ini menerobos lautan sepanjang 52 km, dengan titik terdalam mencapai 240 meter dibawah permukaan laut. Kita bisa mengamati pergerakan kereta selama berada di dalam terowongan melalui monitor yang dipasang pada setiap bangku penumpang. Belakangan saya ketahui bahwa warga setempat bahkan membuka tour menelusuri terowongan tersebut bagi para turis yang tertarik. Lain kali kalau saya pu-nya kesempatan berkunjung ke Hokkaido lagi, saya berniat untuk ikut tour tersebut.

Ketika kereta mulai keluar dari terowongan, kami sampai di

Menengok Autumn

di

Bule

tin In

tera

ksi P

PI Je

pang

....

/ Ed

isi 19

/3

5

Page 37: Buletin Interaksi PPI Jepang Edisi ke-19 - Mei 2013

pulau Hokkaido. Saat itu matahari sudah mulai bertengger di ufuk barat bumi, menghiasi hamparan langit dengan warna jingga kem-erahannya. Butuh sekitar 2 jam lagi untuk sampai ke Hakodate. Se-lama saya menunggu, saya menikmati pemandangan di luar. Dari jendela kereta terlihat sawah-sawah yang menguning dengan lum-bung padi yang berdiri gagah ditengah-tengahnya. Hontouni kirei deshita.

Sekitar pukul 7 malam, setelah saya menjejakkan kaki di stasiun Ha-kodate, saya menuju hotel yang sudah saya booking sebelumnya, namanya Smile Hotel. Jaraknya 5 menit berjalan kaki dari stasiun, dan harga sewa kamarnya hanya 3.000 yen permalam. Walaupun kamarnya agak kecil dan berbau rokok (karena saya kehabisan yang non-smoking room), fasilitasnya cukup memadai dan amenity-nya memuaskan jika dibandingkan dengan hotel bintang dua lainnya.

Setelah meletakkan barang- barang saya di hotel, untuk memenuhi tuntutan perut yang berbunyi sejak tadi, saya langsung mencari restoran untuk makan malam. Sekilas saya teringat cerita salah satu teman saya bahwa Hakodate terkenal akan sushinya. Tanpa pikir panjang lagi saya langsung mencari restoran kaiten sushi di seki-tar stasiun. Sayangnya tidak ada satu pun restoran kaiten sushi di dekat sana. Namun rasa ingin mencicipi sushi Hakodate membuat saya tidak menyerah begitu saja.

Setelah bertanya kesana-kemari dengan modal segenggam iPhone ditangan dan harus naik trem lalu jalan kaki sekitar 20 menit, akh-irnya saya menemukan restoran kaiten sushi di salah satu sudut ja-lan kota, restorannya bernama Sushimaru. Dari luar cuma terlihat kaiten sushi 105 yen biasa, tapi cobalah satu menu sushi favorit anda sebagai pembuka, dijamin rasanya akan membuat anda ket-agihan. Restoran sushi di Tokyo yang harganya berkali-kali lipat leb-ih mahal pun mungkin masih kalah jauh lezatnya. Untuk hal yang satu ini saya setuju dengan ucapan teman saya: “Jangan pernah mengaku ke hakodate kalau belum pernah singgah ke salah satu restoran sushinya.”

Hari Kedua- Hakodate

Saya mengawali perjalanan saya dengan mengunjungi pasar ikan pagi di samping stasiun Hakodate. Dari situ saya baru sadar kalau dari belakang stasiun kita bisa langsung melihat lautan. Pasar ikan tersebut memanjang lebih dari 200 meter di dekat pesisir. Banyak warung makan berjejer menawarkan paket breakfast den-gan menu utama seafood. Harganya pun bervariasi mulai dari 500 sampai 1.500 yen. Saya masuk ke salah satu kedai kecil dan disam-but oleh seorang bapak berusia 50 tahunan. Beliau yang ternyata pemilik kedai makan tersebut sangat ramah dan jenaka, membuat saya merasa nyaman berada di kedainya. Sampai pada suatu kesem-

Hokkaido

gok mn

Tachta Erlangga

Page 38: Buletin Interaksi PPI Jepang Edisi ke-19 - Mei 2013

patan saya mencoba bercanda, “Enaknya kalo harganya dimurahin sedikit”Dan ternyata beliau memberi diskon khusus untuk saya. Saya memilih salmon-don. Harga aslinya yang 800 yen dimu-rahkan menjadi 600 yen! Wahh, Arigatou pak! :DBelakangan saya mendengar cerita dari teman saya yang juga punya pengala-man wisata kuliner di pasar ini bahwa ternyata disini kita memang boleh mena-war harga makanan di restoran.

Sebelum saya melanjutkan perjalanan, saya membeli tiket free-pass trem untuk satu hari di pusat informasi turis yang berada tepat di depan stasiun. Harganya cukup ekonomis, hanya 700 yen/lembar untuk 1 hari.

Spot yang saya kunjungi pertama kali adalah Goryokaku Park, taman berbentuk bintang seluas 25 hektar yang dulunya merupakan sebuah fort atau benteng pertahanan. Sekitar tahun 1910, saat diubah fungsinya menjadi taman kota, area ini ditanami sakura dan akhirnya menjadi spot favorit masyarakat untuk acara hanami. Pemandangan taman secara keseluruhan bisa dilihat dari Fort Tower, sebuah menara setinggi 107 meter yang berada tepat di sebelah barat daya taman. Selain terkenal dengan sakuranya, taman ini juga tak kalah indah saat musim gugur. Sayangnya waktu itu musim gugur datang terlambat dibandingkan tahun- tahun sebelumnya, sehingga pohon- pohon disana masih berwarna hijau. Namun begitu saya tetap kagum dengan keindahan dan keunikan bentuknya.

Jika anda masuk ke taman dan sedikit menelusuri ba-gian dalamnya, tepat ditengah-tengah taman terda-pat bangunan mungil yang dulunya adalah govern-mental hall.

Merasa puas berada di Goryokaku Park, dari utara saya menuju selatan kota. Setelah turun dari trem dan berjalan sekitar 5 menit, sampailah saya di Kanemori Akarenga. Sesuai dengan namanya, disana terdapat deretan bangunan tua dari batu bata yang dulunya berfungsi sebagai gudang untuk bisnis warehous-ing. Dulu port kecil yang berada tepat di depan gu-dang- gudang tersebut adalah salah satu pelabuhan dagang internasional di jepang. Atmosfir pelabuhan tua yang anggun membuat saya betah berlama- lama disana.

Selanjutnya, saya bertolak sedikit ke arah timur. Kalau Kobe punya Kitano, maka Hakodate punya Moto-machi Park. Disana masih sangat banyak gedung- gedung dan gereja tua yang masih terjaga kelestari-annya. Anda bisa mengelilingi area tersebut dengan

Bule

tin In

tera

ksi P

PI Je

pang

....

/ Ed

isi 19

/3

7

Page 39: Buletin Interaksi PPI Jepang Edisi ke-19 - Mei 2013

berjalan kaki sembari menikmati es krim khas Hokkaido yang dijual di sekitar kompleks.

Sebelum senja tiba saya cepat-cepat menuju Ropeway Station, dimana saya akan naik gon-dola yang akan mengantarkan saya ke puncak gunung Hakodate. Walaupun tiket ropeway-nya agak mahal, saya sama sekali tidak me-nyesal pernah berada disana. Seluruh sudut kota Hakodate dapat terlihat dari puncak gu-nung tersebut. Ketika langit mulai membiru dan matahari turun di arah berlawanan dari sisi kota, kita akan disuguhkan pemandangan malam Hakodate yang menakjubkan, yang di-hiasi oleh kerlap- kerlip lampu kota. Puluhan orang memadati teras observatorium untuk menikmati lukisan alam ini dan mengambil gambar. Tak heran bersama dengan Maya-san di Kobe dan Inasa-san di Nagasaki, Hakodate-san dinobatkan sebagai salah satu dari tiga “yakei” (night view) terbaik se-Jepang.

Page 40: Buletin Interaksi PPI Jepang Edisi ke-19 - Mei 2013

Pertama kali masuk ke Jepang, status saya adalah ibu rumah tangga pemegang visa dependent. Suami yang sedang menempuh pendidi-kan doktornya di Saga men-jemput kami dari Indonesia setelah satu setengah tahun berpisah. Kami memutuskan untuk berkumpul di Jepang dengan segala keterbatasan karena satu alasan: keluarga. Bagaimanapun keadaannya, akan tetap lebih baik jika kita bersama.

Jepang, tidak sedikitpun terlintas dalam benak saya bahwa saya akan berjibaku disini. Terlebih lagi tempat suami saya melakukan penelitiannya bukanlah di kampus utama yang notabene banyak mahasiswa Indonesia lain. Kami benar-benar sendirian, tidak punya tempat bertanya. Saya juga shock melihat cara hidup orang sini, tidak ada yang menya-pa kami selain nenek-nenek (obaasan) atau kakek-kakek (ojiisan). Tetangga sebelah apato yang berusia muda hanya keluar apato saat kerja saja, berangkat pagi dan pulang larut malam. Benar-benar ganbatte.

Culture shock bikin saya terpacu untuk lebih memahami situasi. Kondisi memaksa saya untuk menjadikan belajar sebagai kebu-tuhan, apalagi saya datang tanpa keterampilan berbahasa jepang sedikitpun. Saat itu saya hanya hafal huruf hiragana saja, hanya itu! Saya berpikir bahwa ketidakmampuan berbahasa Jepang be-rarti tidak bisa berkomunikasi dengan orang lain, yang artinya setiap akses informasi juga akan tertutup. Lebih jauh lagi, ke-mungkinan kita mengetahui banyak hal termasuk sistem sosial yang berlaku di Jepang pun akan tertutup. Sementara itu sebagai orang asing, memahami sistem yang berlaku adalah kunci keber-hasilan hidup di sini.

Jadilah saya mulai meraba-raba sumber informasi. Akses yang paling terjangkau saat itu adalah shiyakusho lokal di tempat saya tinggal. Dan benar saja, saya mendapat banyak informasi untuk lebih mengenal sistem di Jepang dari tempat ini. Saat itu saya bergabung ke dalam grup wanpakusharon (semacam organisasi non-profit untuk ibu-ibu yang punya balita), dimana dari grup tersebut saya banyak mendapat informasi tempat kursus bahasa Jepang dan info soal danchi (apato murah milik shiyakusho). Berhubung masih belum bisa berbahasa Jepang, kuncinya saat itu adalah yakin bahwa bahasa bukanlah satu-satunya alat ko-munikasi. Kita masih bisa tersenyum, masih bisa menggunakan

Ganbatte itu biasaBy: Larin Tika (Saga University)

Bule

tin In

tera

ksi P

PI Je

pang

....

/ Ed

isi 19

/3

9

Page 41: Buletin Interaksi PPI Jepang Edisi ke-19 - Mei 2013

bahasa tubuh, dan pada saat darurat, bisa mengguna-kan kamus.

Lewat enam bulan menjalani kehidupan di Jepang sebagai ibu rumah tangga, saya dan anak dihinggapi rasa bosan. Teman-temannya di wanpakusharon ke-banyakan masih bayi, dan seminggu hanya ada 2 kali pertemuan masing-masing 1 jam. Oleh karena itu saya nekad mencarikannya sekolah (playgroup). Sis-tem yang berlaku disini adalah jika ibu dan bapaknya bekerja, maka anak masuk hoikuen. Namun jika tidak maka anak harus masuk ke youchien. Masalahnya bagi kami adalah karena saya tidak bekerja maka anak kami harus masuk ke youchien, tapi karena biaya masuk dan biaya bulanan di youchien cukup tinggi dibanding di hoikuen, kami tidak mampu bayar.

Karena itu, dengan segala keterbatasan bahasa saya nekad mencari kerja sampingan (baito). Saat itu ke-banyakan saya ditolak dengan dua alasan: pertama ka-rena staff hallo work memberi tahu HRD bahwa saya orang asing, dan kedua karena saya dianggap tidak memenuhi kualifikasi kemampuan bahasa Jepang setelah melalui proses wawancara.

Entahlah, yang pasti selama 4 bulan saya hanya bolak-balik ke hallo work, ikut mensetsu (wawancara), dan ngebut belajar bahasa Jepang secara otodidak. Be-berapa tempat seperti hotel dan supermarket pun me-nolak lamaran saya. Namun setelah berusaha sekian lama, akhirnya saya diterima juga di sebuah asrama siswa sebagai staf cleaning service, dan masalah hoik-uen anak kami pun selesai.

Sejak saat itu saya mengisi waktu luang dengan belajar bahasa Jepang dan baito. Karena visa saya statusnya dependent visa, maka baito saya dibatasi hanya 28 jam seminggu. Hal ini bukan masalah karena masih banyak hal-hal lain yang menyenangkan. Tempat saya bekerja memberikan bonus setahun 2 kali yang be-sarnya lumayan, tergantung dari banyaknya jam kerja kita. Selain itu mereka juga memberikan yuukyuu (ja-tah libur yang bisa diuangkan) sebanyak sepuluh kali dalam setahun. Saya juga dapat tunjangan transpor-tasi karena jarak tempat kerja ke apato saya lebih dari 3 km.

Tapi dibanding hal-hal materil yang saya dapat, lebih banyak hal-hal non-materil yang sangat berkesan bagi saya. Saya mendapatkan ban-yak teman, bisa belajar ‘berkomunikasi praktis’ dalam bahasa Jepang setiap hari, bisa mengatasi culture shock sedikit demi sedikit, dan yang pal-ing penting, saya jadi paham makna ganbatte dalam persepsi orang Jepang. Ganbatte itu biasa. Ganbatte itu artinya mengupayakan yang ter-baik dari setiap kemungkinan yang ada dengan terus-menerus berusaha. Dan dari hasil belajar ganbatte itu, sekarang saya masih tetap ibu ru-mah tangga, namun saya sudah mempunyai visa student dan mendapat beasiswa dari salah satu lembaga swasta di Jepang.

Jadi jangan pernah takut sendirian, jangan per-nah menyerah untuk belajar, jangan pernah me-nutup diri karena kekurangan. Lakukan yang ter-baik yang kita bisa selama ada di Jepang karena mereka seringkali bilang “Minnasan isshouni ganbarimasho”. Semoga semangat ganbatte ini akan terus terbawa selamanya, untuk Indone-sia yang lebih baik dan untuk hidup kita mas-ing-masing yang memang harus terus menerus diperjuangkan.

Page 42: Buletin Interaksi PPI Jepang Edisi ke-19 - Mei 2013

Mengulas bahaya

Memiliki perut buncit atau lingkar perut yang berlebihan bukan hanya kurang baik dari segi penampilan fisik namun juga dari segi kesehatan. Perut buncit biasanya lebih gampang kelihatan pada pria dibanding wanita karena secara biologis pria punya kecenderungan menumpuk kelebi-han lemak di bagian perut dibanding wanita, meskipun perut buncit juga tidak jarang ditemukan pada wanita.

Lemak yang menyebabkan kebuncitan pada perut sebenarnya terdiri dari dua macam. Yang per-tama adalah lemak yang disimpan oleh tubuh di bawah kulit atau yang biasa disebut lemak subku-tan (subcutaneous fat). Yang kedua lemak yang disimpan oleh tubuh di rongga perut mengelilingi organ-organ dalam perut yang biasa disebut lemak visceral (visceral fat).

Dari kedua jenis lemak yang membuncitkan perut ini, lemak visceral atau lemak yang disimpan dalam rongga perut dianggap lebih berbahaya karena berhubungan erat dengan berbagai resiko penyakit/keadaan terkait metabolisme seperti resistensi insulin, diabetes, dan penyakit cardio-vaskular sesuai dengan banyak hasil penelitian epidemiologis.

Mengapa lemak visceral ini lebih berbahaya?Banyak penelitian-penelitian in vivo (penelitian secara langsung pada mahluk hidup baik pada hewan maupun manusia) selama lebih dari satu dekade belakangan ini menunjukkan bahwa pen-ingkatan asam lemak bebas baik secara akut maupun secara kronis dalam darah terkait erat den-gan memburuknya kerja insulin dalam tubuh. Asam lemak bebas telah diketahui menyebabkan resistensi insulin di otot dan hati (1) yang merupakan faktor penyokong terjadinya diabetes mel-

perut buncit bagi kesehatan

Bule

tin In

tera

ksi P

PI Je

pang

....

/ Ed

isi 19

/4

1

Page 43: Buletin Interaksi PPI Jepang Edisi ke-19 - Mei 2013

litus. Ada ahli yang berpandangan tingginya jumlah asam lemak bebas dalam darah ini ditengarai akan memicu penumpukan lemak ektopik (diluar tempat penumpukan yang seharusnya yaitu sel lemak) seperti dalam otot dan hati yang mendasari terjadinya resistensi insulin dalam tubuh. Asam lemak secara langsung juga menyebabkan gangguan pada sistem penghantaran sinyal insulin yang menyebabkan sel-sel tubuh tertentu seperti pada otot, hati, dan sel lemak menurun kepekaannya atau responnya terhadap kerja insulin. Salah satu akibatnya adalah terhambatnya uptake (pengam-bilan) glukosa oleh sel-sel tubuh contohnya pada sel otot (2) padahal otot merupakan organ peng-guna terbesar glukosa darah pada fase setelah makan. Proses metabolisme glukosa di otot dimulai dengan proses uptake glukosa darah. Proses uptake ini memerlukan suatu proses penghantaran glukosa melalui pintu masuk (transporter) di membran sel otot. Asam lemak bebas telah diketahui menganggu fungsi pintu masuk ini sehingga uptake glukosa terganggu. Jadi semakin banyak asam lemak bebas dalam tubuh akan mengurangi pengambilan glukosa dalam darah, atau secara gam-pang bisa dikatakan semakin gemuk seseorang sel-sel tubuhnya semakin payah memakai glukosa dalam darah.

Lemak visceral adalah merupakan sumber asam lemak bebas yang langsung menuju hati melalui vena porta. Terlebih lagi bahwa jaringan lemak visceral ini relatif resisten terhadap kerja insulin yang ditunjukkan dengan relatif tidak terhambatnya lipolysis jaringan ini pada fase setelah makan padahal konsentrasi insulin pada waktu itu meningkat. Jadi semakin banyak jumlah lemak visceral ini (semakin buncit seseorang) maka semakin tinggi kemungkinan seseorang mengalami resistensi insulin karena jaringan ini menjadi sumber utama asam lemak bebas terutama pada orang gemuk baik sebelum dan sesudah makan. Jadi tubuh boleh dikatakan dibombardir oleh lemak visceral ini dengan asam lemak bebas setiap saat terutama jaringan hati yang berhubungan langsung dengan-nya melalui vena porta.

Melalui penelitian klinis dengan memakai isotop, Soren Nielsen dan kawan-kawan dari Mayo Clin-ic menunjukkan dengan jelas bahwa asam lemak di plasma orang gemuk baik pria dan wanita 20% lebih tinggi dibanding mereka yang berberat badan normal. Lebih jauh mereka juga menunjukkan bahwa asam lemak bebas yang dikontribusikan oleh lemak visceral ke hati bisa sampai 50% pada orang gemuk dan meningkat sesuai dengan banyaknya lemak visceral (yang dalam penelitian ini diukur dengan CT-Scan). Dan lebih mengejutkan korelasi lemak visceral ini dengan banyaknya pelepasan asam lemak bebas ke hati lebih tinggi pada wanita dibanding pria (3). Ini berarti wan-ita yang memiliki perut yang buncit justeru jauh lebih beresiko dibanding pria untuk mengalami dampak buruk dari lemak visceral ini.

Seberapa buncitkah yang berbahaya itu?Secara kualitatif banyaknya lemak visceral itu berkorelasi dengan tingkat kebuncitan perut. Nah bagaimana mengetahui tingkat kebuncitan perut itu secara mudah? Dibawah ini ada beberapa cara anthropometris untuk mengetahuinya:

1. Waist to height ratio (rasio lingkar perut-tinggi badan). Ukurlah lingkar perut anda seting-gi pusat melingkar ke belakang dalam bidang horizontal yang sama (lebih baik jika ada yang mem-bantu anda mengukurnya) dengan memakai meteran yang cukup elastis namun tidak gampang meregang (ada meteran khusus antropometris yang dijual di apotek). Baca pengukuran dalam cen-timeter. Kemudian tentukan tinggi badan anda dalam centimeter (lebih baik anda lakukan ini di puskesmas atau rumah sakit untuk mendapatkan hasil yang akurat). Kemudian bagilah hasil ling-kar perut anda dengan tinggi badan anda. Sebagai contoh jika lingkar perut seseorang 110 cm dan tinggi badannya 165 cm maka Waist/Height rationya adalah 110/165= 0,66

Page 44: Buletin Interaksi PPI Jepang Edisi ke-19 - Mei 2013

Kalau rationya lebih atau sama dengan 0,5 berarti berat badan anda sudah beresiko meskipun pe-rut anda belum kelihatan buncit. Anda jauh lebih beresiko terkena penyakit kardiovaskular dan penyakit metabolik dibanding mereka yang memiliki ratio dibawah 0,5. Kalau hasil anda dibawah 0,5 pertahankan dan jangan lengah. Angka standar penilaian itu berlaku baik bagi pria maupun wanita.

Keuntungan cara ini adalah bahwa patokan yang dipakai bisa berlaku untuk pria dan wanita dan cara ini berdasarkan hasil penelitian pada populasi jepang yang secara fisik boleh dikatakan sama dengan orang indonesia (4).

2. Waist to hip ratio (rasio lingkar perut-lingkar pinggul). Cara mengukur lingkar perut sep-erti pada cara nomor 1 diatas yaitu menarik meteran melalui pusar dan dalam keadaan bernafas yang normal. Namun adapula yang mengukur lingkar perut ini dengan menarik meteran pada level antara tulang iga paling bawah dan tulang pinggul samping yang paling menonjol (cara ini saya tidak sarankan karena terlalu sulit bagi mereka yang awam). Lingkar pinggul diukur dengan menarik meteran pada level pinggul/pantat yang terbesar. Ratio 0.94 bagi pria dan 0.88 bagi wanita dianggap berkorelasi dengan jumlah lemak visceral sebanyak 130 cm2 yang merupakan nilai kritis (5). Sebaiknya pria memiliki ratio yang kurang dari 0.9 dan wanita kurang dari 0.84.

3. Waist circumference/girth (lingkar perut). Ini adalah cara yang tergampang dan sensitif untuk mengetahui resiko perut buncit. Cara mengukurnya seperti mengukur lingkar perut pada metode di atas dan saya menyarankan untuk memakai patokan 85 cm untuk pria dan 80 cm pada wanita sesuai dengan hasil penelitian Bei-Fan pada 239.972 orang di China (6). Sampel penelitian yang banyak dan ukuran dimensi tubuh yang cukup sama membuat patokan ini sangat rasional dipakai oleh orang indonesia. Perlu diketahui bahwa patokan yang dipakai oleh setiap institusi berbeda-beda, namun menurut penulis sampai saat ini di Indonesia belum ada penelitian yang komprehensif yang berskala besar untuk menetapkan patokan yang baku lingkar perut ini.

4. Sagital abdominal diameter (diameter sagital perut/tinggi perut) yang diukur dalam posisi baring dengan lutut dibengkokkan seperti pada gambar dibawah yang diambil dari referensi (7). Diukur dengan kaliper pada garis tulang pinggul (iliac crest). Patokan yang dipakai adalah 25 cm. Orang yang memiliki tinggi perut lebih atau sama dengan 25 c terbukti memiliki korelasi yang tinggi dengan resistensi insulin yang telah dibuktikan menjadi faktor prediksi utama terjadinya diabetes di masa yang akan datang. Hanya saja sampel pada penelitian ini semuanya orang kulit putih berjenis kelamin pria sehingga aplikasinya hanya pada pria saja. Aplikasi pada orang indo-nesia juga masih butuh konfirmasi untuk menentukan patokan yang sesuai.

Bule

tin In

tera

ksi P

PI Je

pang

....

/ Ed

isi 19

/4

3

Page 45: Buletin Interaksi PPI Jepang Edisi ke-19 - Mei 2013

Nah mulai sekarang anda bisa mengetahui apakah perut anda buncit atau tidak, dan apakah ke-buncitan tersebut sudah terimplikasi berbahaya dengan memakai berbagi patokan di atas. Saya menyarankan memakai lingkar perut saja karena gampang dan patokannya mudah diingat.

Sudah saatnya menjaga agar perut kita ramping demi kesehatan metabolisme tubuh dan untuk menjauhi berbagai penyakit degeneratif yang tak bisa disembuhkan.

Referensi:

1. Boden Guenther: Interaction between free fatty acids and glucose metabolism (2002). Current Opinion in Clinical Nutrition and Metabolic Care: 5

2. Yu C, Chen Y, Cline GW et.al: Mechanism by which fatty acid inhibits insulin activation of insu-lin receptor substrate 1 (IRS-1) associated phosphatidylinositol 3-kinase acitivity in muscle (2002). The Jour. Bio.Chem. 227:52

3. Nielsen S, Guo S, Johnson CM et.al: Splanchnic lypolysis in human obesity( 2004). The Jour.Clinic. of Invest. Vol.113, 11

4. Hsieh SD, Yoshinaga H, Muto T: Waist-to-height ratio, a simple and practical index for assessing central fat distribution and metabolic risk in japanese man and women (2003).International jurnal of obesity 27,610-616

5. Dobbelsteyn CJ, Joffres MR, Maclean DR et.al: A comparative evaluation of waist circumference, waist-to-hip ratio and body mass index as indicators of cardiovascular risk factors. The Canadian Heart Health Surveys (2001). International journal of obesity 25, 652-661

6.Bei-Fan Z: Predictive values of body mass index and waist circumference for risk factors of cer-tain related disease in chinese adults: study on optimal cut-off points of body mass index and waist circumference in chinese adults. Asia pacific J Clin Nutr 2002; 11(suppl 8):S685-93

7. Riserus U, Arnlov J, Brismar K et.al: Sagital abdominal diameter is a strong anthropometric marker of insulin resistance and hyperproinsulinemia in obese man. 2004, Diabetes Care 27

Penulis: AminuddinGraduate School of Medicine and Pharmaceutical SciencesUniversity of Toyama

Page 46: Buletin Interaksi PPI Jepang Edisi ke-19 - Mei 2013

Pada tanggal 6 Agustus 2012, dunia dikejutkan dengan berita mendaratnya sebuat Robot Curiosity milik badan antariksa NASA Amerika Serikat di Planet Mars. Robot ini merupa-kan pencapaian paling mutakhir kemajuan sains dan teknologi. Teknologi ini akan membawa misi utama untuk mencari informasi tanda-tanda kehidupan di Planet Mars. Selain itu, Cu-riosity juga akan mengumpulkan informasi penting apakah memungkinkan manusia untuk melakukan perjalanan ke Planet Mars di masa depan. Untuk mencapai misi tersebut, Curios-ity telah dilengkapi dengan teknologi spektroskopi atom dan molekul yang paling mutkahir untuk menentukan berbagai jenis kandungan unsur dan molekul kehidupan di Planet Mars.

Sebagaimana diketahui unsur-unsur kehidupan di antaranya adalah karbon, hidrogen, nitrogen, oksigen, fosfor, dan sulfur.

Salah satu teknologi spektroskopi yang diinstal di Curiosity adalah laser-induced breakdown spectros-copy (LIBS) atau disebut ChemCam (chemistry and camera), bagian paling atas Curiosity (lihat gambar 1). Teknologi ini digunakan untuk menentukan kand-ungan unsur di dalam material (seperti batu-bat-uan dan tanah di Planet Mars) dengan cepat (hanya dalam waktu beberapa detik). Dibandingkan dengan teknologi spektroskopi atomik lainnya seperti induc-tively coupled plasma optical spectroscopy (ICP-OS)

dan X-ray fluorescence spectroscopy (XRF), LIBS memiliki beberapa kelebihan diantaranya bisa melakukan identifikasi unsur dalam material dengan waktu yang sangat cepat tanpa ada perlakukan material (insitu analysis). Selain itu, teknologi ini bisa diaplikasikan untuk analisis material tanpa menyentuh sampelnya (remote analysis). Oleh karenanya, teknologi ini men-jadi pilihan yang tepat bagi NASA untuk eksplorasi informasi di Planet Mars.

Pernahkah anda membayangkan ada sebuah teknologi yang bisa mengetahui isi kandungan material apapaun baik material padat, cair, dan gas hanya dalam waktu beberapa detik saja? Pernahkah anda berpikir ada sebuah teknologi yang bisa digunakan untuk mengetahui kand-ungan material tanpa perlu kontak langsung dengan material yang akan dianalisis, misalnya material di planet, bulan, atau material dalam reaktor nuklir yang sedang bekerja? Jika anda berpikir demikian, maka jawaban yang tepat adalah “ya”. Teknologi tersebut ada dan ia adalah teknologi spektroskopi masa depan, yaitu laser-induced breakdown spectroscopy (LIBS).

LIBS: Teknologi Analisis Atom Masa DepanOleh: Ali Khumaeni (Fukui University)

*Penulis adalah kandidat postdoctoral fellow di Japan Atomic Energy Agency (JAEA) Prefektur Ibaraki.

1. Curiosity: robot jenius yang mengguncang dunia ilmu pengetahuan

2. Mengenal laser-induced breakdown spectroscopy (LIBS)

Bule

tin In

tera

ksi P

PI Je

pang

....

/ Ed

isi 19

/4

5

Page 47: Buletin Interaksi PPI Jepang Edisi ke-19 - Mei 2013

LIBS adalah teknologi yang bisa digunakan untuk menentukan kandungan atom dalam material. Secara mendasar, ada tiga komponen yang urgen di dalam LIBS, yaitu laser pulsa berdaya tinggi, optical multichannel analyzer (OMA) system, dan komputer dilengkapi dengan perangkat lunak OMA. Sebagai tambahan, untuk mendapatkan intensitas unsur terbaik dalam material, maka cahaya plasma terkadang diambil dengan mengatur waktu menggunakan time controller. Secara mendasar teknologi LIBS ditunjukkan di gambar 2.

(a) Laser pulsa berbeda dengan laser komersial pada umumnya seperti laser pointer atau laser helium neon. Laser pulsa tidak bersifat kontinyu, namun bersifat diskrit. Misalnya, laser pulsa yang mempunyai frekuensi 5 Hz, maka dalam satu detik keluar sinar laser lima kali. (b) Optical multichan-nel analyzer (OMA) adalah teknologi yang di dalamnya dilengkapi dengan monokromator, yaitu alat yang digunakan untuk mengurai cahaya putih menjadi cahaya warna. Prinsip kerja monokromator ini seperti gelas prisma dengan mengurai cahaya putih menjadi cahaya warna.

Prinsip kerja LIBS adalah sebagai berikut: sebuah laser pulsa dengan energi tertentu yang difokus-kan ke sebuah material baik padat, cair, maupun gas akan menghasilkan sebuah cahaya plasma, yang merupakan wujud materi setelah padat, cair, dan gas. Plasma ini dibentuk dari hasil eksitasi atom, atau molekul yang lepas dari material. Cahaya plasma tersebut kemudian diteruskan ke monokroma-tor dengan menggunakan serat optik atau imaging dengan menggunakan lensa.

Proses di monokromator dapat dibaca dengan menggunakan perangkat lunak OMA yang telah diinstal di komputer. Data yang ditunjukkan oleh perangkat lunak berupa data spektrum emisi atom yang diperoleh dari emisi plasma. Spektrum emisi atom ini merepresentasikan kandungan atom yang ada di dalam material yang sedang dianalisis. Contoh spektrum emisi atom yang diambil dari bubuk obat herbal yang dianalisis dengan menggunakan teknologi LIBS ditunjukkan di gambar 3. Gambar tersebut memperlihatkan bahwa atom chromium (Cr) bisa dengan mudah dideteksi dengan intensi-tas emisi yang cukup tinggi. Cr merupakan salah satu unsur logam yang berbahaya bagi tubuh. Jika herbal mengandung polutan Cr dengan konsentrasi yang cukup tinggi, maka akan membayahakan tubuh konsumen. Oleh karenanya, analisis logam berat seperti Cr ini sangat penting untuk menja-min kualitas produk kesehatan.

Dibandingkan dengan teknologi spektroskopi lainnya, LIBS memiliki banyak kelebihan diantara-nya teknologi ini bisa digunakan untuk analisis material dengan cepat, in-situ, dan tanpa merusak material. Secara ringkas perbandingan beberapa teknologi analisis atomik pada material disajikan di tabel 1.

3. Perbandingan LIBS dengan teknologi spektroskopi atomik lainnya

Page 48: Buletin Interaksi PPI Jepang Edisi ke-19 - Mei 2013

Tabel di atas memperlihatkan bahwa teknologi LIBS memiliki prospek yang lebih besar dibandingkan teknologi lainnya untuk berkembang sebagai teknologi spektrokopi masa depan.

4. LIBS untuk analisis material secara insitu dan remote

Keunikan LIBS dibandingkan dengan teknologi spektroskopi atomik lainnya adalah kemampuan-nya untuk analisis material secara insitu dan remote. Insitu artinya analisis material bisa dilakukan secara langsung tanpa perlu perlakuan material sebelum di analisis. Sedangkan remote maksudnya analisis material bisa dilakukan secara langsung dengan jarak tertentu misalnya 2-3 meter atau puluhan meter. Untuk analisis material secara remote, teleskop, cermin cekung atau fiber optik diperlukan.

Contoh aplikasi teknologi LIBS secara insitu dan remote adalah untuk analisis material di Planet Mars. Teknologi LIBS telah diinstal di Curiosity. Cara mengumpulkan informasi unsur-unsur penting material di Mars adalah sebagai berikut: pertama, sinar laser ditembakkan ke material (bebatuan atau tanah di Mars) dengan menghasilkan plasma. Emisi plasma kemudian dikirim ke OMA menggunakan teleskop yang tel-ah diinstal di dalam robot. Hasil emisi spektrum ditunjukkan melalui komputer. Gambar 5 adalah emisi spektrum yang di-hasilkan dari “coronation” di planet mars. Gambar 5 mem-berikan informasi bahwa batuan “coronation” di Planet Mars mengandung unsur-unsur penting (magnesium, silicon, alu-minum, calcium, dan lain-lain) seperti bebatuan yang ada di bumi.

Bule

tin In

tera

ksi P

PI Je

pang

....

/ Ed

isi 19

/4

7

Page 49: Buletin Interaksi PPI Jepang Edisi ke-19 - Mei 2013

5. Aplikasi LIBS di IndonesiaIndonesia adalah Negara yang sangat besar dan memiliki kekayaan yang luar biasa baik sumber daya alam

maupun sumber sejarah. Indonesia sangat memerlukan sebuah produk teknologi analisis unsur dalam rangka pemanfaatan berbagai sumber tersebut.

Di bidang geologi, indentifikasi unsur-unsur penting dalam mineral baik di dalam tanah, bebatuan, air, mau-pun sumber daya alam lainnya sangat berguna untuk pemenuhan kebutuhan hajat manusia. Di bidang agri-kultur dan perairan, indentifikasi unsur-unsur logam berat (impurity) baik dalam tanah, tanaman, maupun air sangat penting untuk menjamin kesehatan manusia. Di bidang industri logam, identifikasi unsur sangat diperlukan untuk menentukan kualitas produk. Di industri makanan, farmasi, maupun kedokteran, analisis unsur sangat dibutuhkan untuk menentukan kualitas produk. Di bidang lingkungan hidup, identifikasi unsur sangat diperlukan untuk mengatasi pencemaran di perairan, udara, maupun tanah. Di bidang sejarah, identi-fikasi unsur bisa digunakan untuk menentukan umur benda purbakala.

Dengan melihat banyaknya bidang yang memerlukan dan memanfaatkan teknologi identifikasi dan analisis unsur secara cepat, remote, dan tanpa merusak material, adalah sebuah keniscayaan jika riset dan teknologi LIBS memiliki potensi besar untuk dikembangkan di Indonesia. Semoga ke depan ada sebuah inisiasi untuk menjadikan LIBS sebagai salah satu topik riset di Indonesia. Hal ini dikarenakan semakin banyak bidang ap-likasi yang membutuhkan, maka akan semakin tinggi pengembangan metodologi baru dalam riset LIBS.

Referensi1. http://www.nasa.gov/mission_pages/msl/index.html2. Bob Kearton dan Yvette Mattley, LIBS, sparking new applications, Nature Photonics 2, 2008, 537-540

Page 50: Buletin Interaksi PPI Jepang Edisi ke-19 - Mei 2013

Dalam kajian gempa, kita dapat mengkajinya dalam dua aspek, yaitu aspek sejarah dan aspek potensi. Sejarah kejadian gempa di sekitar wilayah Tokai disajikan dalam gambar 1 di atas. Secara potensial, gempa besar

Tokai diprediksi akan terjadi dikarenakan gempa 11 Maret 2011 yang mentrans-fer tekanannya kepada lempeng tetangga, yaitu Filipina-Eurasia, selain itu juga, terdapat tekanan yg besar yang telah tersimpan sejak 1940an yang sewaktu-waktu dapat terlepas dan menyebabkan gempa besar. Lempeng Filipina bergerak 48 mm/tahun ke arah barat laut menekan lempeng Eurasia. Gempa kali ini akan sangat berbeda, karena jumlah populasi wilayah Tokyo megapolitan dan sekitarnya yang merupakan wilayah padat di dunia. Ancaman terbesar akan datang dari kerusakan bangunan yang runtuh serta kejadian tsunami yang akan menyebabkan jatuhnya banyak korban.

Sejarah mencatat terdapat beberapa kejadian gempa besar di wilayah ini, se-muanya terangkum dalam tabel di bawah ini.

Gambar 1. Sejarah Kejadian Gempa Wilayah Tokai. (sumber: Catatan Kuliah Frontier of Science II pada 18 Mei 2011)

Bule

tin In

tera

ksi P

PI Je

pang

....

/ Ed

isi 19

/4

9

Page 51: Buletin Interaksi PPI Jepang Edisi ke-19 - Mei 2013

Dalam upaya memprediksi gempa besar Tokai, ilmuwan jepang telah menanam Cilinder Stress Sensor. Sebuah sen-sor stress/tekanan yg berbentuk silinder yg ditanam sedalam 200 m dibawah permukaan tanah untuk menghitung anom-ali perubahan tekanan yg disebabkan gerakan pertemuan dua buah lempeng yang bertemu dikedalaman 20-30 km dibawah permukaan tanah. Jika terdapat anomali perubahan stress/tekanan, maka sensor akan mengirimkan informasi kepada sistem di permukaan. Sistem ini kemudian akan bek-erja menganalisa data yang diterima.

Potensi Gempa Tokai

Jika diketahui terdapat anomali yang berkaitan lang-sung dengan kemungkinan terjadinya gempa di wilayah Tokai, maka para ilmuwan beserta pemerintah Jepang tel-ah mempersiapkan hal-hal yang telah dirangkum dibawah ini.

Gambar 2. Skema lokasi penanaman Cilinder Stress Sen-sor untuk menghitung anomali perubahan tekanan yg disebabkan gerakan pertemuan dua buah lempeng (lem-peng Filipina dan Eurasia). (sumber: Catatan Kuliah Frontier of Science II pada 18 Mei 2011)

Oleh Fatwa Ramdani (Tohoku University)

Page 52: Buletin Interaksi PPI Jepang Edisi ke-19 - Mei 2013

Mitigasi adalah upaya untuk mengurangi hilangnya nyawa dan harta benda dengan mengurangi dampak bencana. Kegiatan mitigasi adalah mengambil tindakan sekarang, sebelum bencana berikutnya datang, untuk mengurangi konsekuensi jatuhnya korban manusia dan finansial, serta menganalisis dan mengurangi resiko. Mitigasi yang efektif mensyaratkan bahwa kita semua harus memahami resiko lokal, mengatasi pilihan-pili-han sulit, dan berinvestasi dalam jangka panjang demi kesejahteraan masyarakat. Tanpa tindakan mitigasi, kita membahayakan keselamatan kita, keamanan finansial, dan kemandirian bangsa.

Secara umum mitigasi bencana di Jepang telah memiliki standar operasi tersendiri yang sangat tertata rapih. Pemerintah lokal bekerjasama dengan para ilmuwan dalam menyusun rencana strategis mitigasi bencana, masyarakat pun diberikan pengetahuan sedemikian rupa sehingga selalu siaga dalam menghadapi bencana. Pendidikan tanggap bencana diberikan secara rutin kepada seluruh masyarakat (baik lokal maupun warga ne-gara asing) mulai dari usia anak-anak hingga yang telah berusia lanjut. Secara umum rencana strategis mitigasi bencana gempa Tokai terangkum dalam gambar 3 di bawah ini (terangkum dalam tabel 2 untuk bahasa Indo-nesia).

Tindakan yang dianjurkan untuk mitigasi bencana

Pemerintah Jepang yang didukung oleh para ahli gempa telah merevisi kemungkinan terjadinya bebera-pa gempa besar yang telah berulang kali melenda kepulauan Jepang di masa lalu. Komite Penelitian Gempa Jepang memperbaharui proyeksi gempa setiap tanggal 1 Januari setiap tahunnya.

Update terbaru mengatakan kemungkinan gempa berkekuatan 8,1 M terjadi di sepanjang-Palung Nan-kai, selatan Jepang, dalam kurun waktu 30 tahun ke depan adalah 70 sampai 80 persen. Angka ini naik dari sekitar 70 persen yang diperkirakan pada bulan Januari tahun lalu. (http://www3.nhk.or.jp/daily/eng-lish/20130113_06.html).

Diperkirakan akan ada lebih dari 320 ribu korban (skenario terburuk) jika gempa besar terjadi di daerah padat penduduk ini. Sebagian besar karena “secondary disaster”; seperti bangunan yg runtuh, gelombang tsunami, kebakaran, dan longsor. (http://www.yomiuri.co.jp/dy/national/T120830004931.htm)

Untuk versi online berbahasa Inggris dapat diakses pada alamat ini: http://www.fdma.go.jp/bousai_manual/e/index.html

Informasi Terkini

Bule

tin In

tera

ksi P

PI Je

pang

....

/ Ed

isi 19

/5

1

Page 53: Buletin Interaksi PPI Jepang Edisi ke-19 - Mei 2013

Lalu bagaimana dengan Jakarta megapolitan, benarkah akan terjadi gempa di Jakarta dengan skala diatas 8.7? Baiklah, mari kita kaji secara potensi dan historis.

Kejadian gempa selalu berhubungan dengan patahan pada dekat batas zona subduksi, Jakarta terletak di Pulau Jawa yang berada diatas lempeng Eurasia. Di selatan pulau jawa terdapat lempeng Australia yang bergerak ke utara dengan kecepatan 59-70 mm/tahun, mendorong lempeng Eurasia (lihat gambar 4).

Gambar 4. Arah pergerakan lempeng dan kecepatannya. (sumber: Peta USGS; data; Prof. Peter Bird)

Gempa Jakarta 8.7?

Oleh karena itu, secara potensi, memang kejadian gem-pa selalu ada untuk seluruh wilayah pulau Jawa, namun wilayah timur Indonesia memiliki potensi yang jauh lebih besar. Secara historis, Jakarta tidak pernah menjadi epin-centrum kejadian gempa. Dalam catatan sejarah, hanya gempa yang disebabkan letusan Gunung Krakatau pada tahun 1883 yang memberikan goyangan dahsyat di Kota Batavia (gambar 5).

Gambar 5. (sumber: http://trove.nla.gov.au/ndp/del/ar-ticle/19793165)

Catatan sejarah kejadian gempa besar di wilayah pulau Jawa disajikan pada tabel di samping.

Page 54: Buletin Interaksi PPI Jepang Edisi ke-19 - Mei 2013

Jika kita bandingkan secara menyeluruh pada periode 2000 hingga 2010, distribusi kejadian gempa yang lebih besar dari 6M di Indonesia secara geografis dapat dilihat pada grafik dibawah ini. Grafik dibawah men-unjukkan bahwa sebagian besar kejadian gempa terjadi di wilayah Sumatera dan sekitar Maluku-Papua, Indo-nesia.

Sementara itu, untuk wilayah Pulau Jawa sendiri, secara historis kejadian gempa sejak tahun 1985 hingga 2010 disajikan pada gambar 6. Format tanggal yang digunakan (tahun.bulan.tanggal)

Dari peta dan grafik kita dapat mengetahui bahwa Jakarta tidak pernah menjadi episentrum gempa, tidak juga pernah mengalami gem-pa diatas 6M, paling yang pernah hanyalah merasakan sedikit getaran dari gempa yang terjadi jauh dari pusat kota Jakarta. Gempa kuat ter-besar-terdekat ialah pada 17 Mei 1974 berkekuatan 6M berjarak se-jauh 30km arah selatan kota Jakarta, Gempa dengan magnitude terbesar yaitu 7.5 dan memiliki jarak sejauh 78km di utara pusat kota yaitu gem-pa 8 Agustus 2007 (ditandai dengan garis berwarna biru pada peta dan grafik).

Bule

tin In

tera

ksi P

PI Je

pang

....

/ Ed

isi 19

/5

3

Page 55: Buletin Interaksi PPI Jepang Edisi ke-19 - Mei 2013

Sementara itu gunung api aktif Anak Krakatau yang menyimpan potensi gempa serta tsunami saat ini berjarak sekitar 158km dari pusat kota Jakarta. Kota-kota yang wajib waspada terhadap gunung api Anak Krakatau selain Jakarta tentunya ialah Anyer, Cilegon dan Bandar Lampung, Lampung. Dengan populasi yang terus bertambah di kedua Kota tersebut, sudah selayaknya pemerintah lokal bekerjasama dengan pe-neliti Indonesia bekerja untuk merancang rencana strategis tanggap bencana guna meminimalisir jatuhnya korban. Jarak Gunung Api Anak Krakatau ke Kota Anyer, Cilegon hanyalah 50km, sementara jarak Gunung Api Anak Krakatau ke Kota Lampung 74km. Sejarah mencatat pada tahun 1883, letusan gunung Krakatau telah menyebabkan tsunami yang menyapu habis pantai anyer, tsunami saat itu bahkan mampu menyapu menara suar Belanda yang kokoh karena terbuat dari baja, yang berada di bibir pantai (gambar 11). Jumlah populasi saat ini sudah sangat jauh di atas tahun 1883, populasi kota Cilegon tercatat 386,985 (BPS Banten, 2008) sementara kota Bandar Lampung tercatat sebanyak 879,651 (BPS Lampung, 2010). Ditambah lagi terdapatnya lokasi kompleks industri kimia besar yang menggunakan bahan-bahan kimia berbahaya dalam aktivitasnya, menambah besar potensi jatuhnya korban akibat bencana sekunder seandainya kawasan in-dustri kimia raksasa dibibir pantai Anyer tersebut tersapu oleh tsunami.

Potensi bencana lainnya

Kawasan industri ini di kelilingi daerah pantai dan perbuki-tan. Kontur tanah yang datar mencakup lebih kurang 571 hek-tar sudah terpakai 245 hektar oleh 70 perusahaan baik nasional maupun multinasional (Bappeda Cilegon, 2011). Jika kita ump-akan terjadi tsunami dengan karakter yang sama dengan yang terjadi di Sendai dan Anak Krakatau sebagai episentrumnya, maka tsunami akan menyentuh bibir pantai Anyer dan Bandar Lampung hanya dalam waktu 10-30 menit setelah gempa. Ke-jadian gempa Sendai ialah pukul 14.46 waktu Jepang, dan tsu-nami menyentuh bibir pantai Ofunato, bibir pantai terdekat dari epicentrum pada pukul 15.06, 15 menit kemudian atau pada pukul 15.21 tsunami sampai di Sendai, dan hanya dalam waktu kurang dari 1 jam Bandara Sendai telah tergenang oleh air.

Page 56: Buletin Interaksi PPI Jepang Edisi ke-19 - Mei 2013

Awal April tahun 2012 saya sempatkan berkunjung ke kawasan ini, namun papan informasi mengenai daerah evakuasi tujuan tsunami teramat minim, apalagi di daerah pasar Anyer, sama sekali tidak terdapat arahan maupun informasi mengenai daerah tujuan evakuasi tsunami. Seba-gian besar masyarakat Anyer dan Cilegon tidak mengetahui bahwa daerah mereka adalah daerah rawan tsunami, sehingga mereka pun tidak mengetahui apa yang harus dilakukan jika terjadi tsunami.

Tokyo dan Jakarta adalah sama dalam hal megapolitan dan kepadatan penduduknya, berada dalam per-ingkat 20 besar kota-kota terpadat di dunia. Perbedaannya ada pada kesiapan masing-masing megapolitan ini dalam menghadapi bencana alam, dalam hal in adalah gempa bumi. Dari kajian singkat dan sederhana diatas memang Jakarta megapolitan memiliki potensi yang jauh lebih rendah daripada Tokyo megapoli-tan, namun bukan berarti tindakan mitigasi juga tidak dihiraukan. Sampai saat ini kita tidak pernah tahu bagaimana kekuatan gedung-gedung tinggi di Jakarta terhadap gempa, dan adakah regulasi yang jelas dan tegas dari pemerintah dalam hal ini layaknya Jepang dengan Building Standard Law-nya?

Mari kita bandingkan kesiapan Tokyo, serta Jakarta, Anyer, Cilegon, dan Bandar Lampung (JACBL) dalam menghadapi bencana, dari tabel di bawah kita bisa menarik kesimpulan bahwa JACBL akan tidak siap dalam menghadapi bencana alam, dalam hal ini adalah gempa.

Gambar 111. Kiri: Menara Suar Pengganti yang didirikan tahun 1885; Tengah: Pondasi sisa menara suar awal yang tersapu tsunami 1883; Kanan: Posisi awal menara suar dengan latar pantai dan anak krakatau

Pelajaran bagi kita

Gambar 10. Citra satelit daerah indus-tri besar kimia dan komplek industri baja terbesar Indonesia, Krakatau Steel yang terletak di sepanjang Jalan Raya Anyer.

Bule

tin In

tera

ksi P

PI Je

pang

....

/ Ed

isi 19

/5

5

Page 57: Buletin Interaksi PPI Jepang Edisi ke-19 - Mei 2013

Kita tidak pernah bisa mencegah fenomena terjadinya gempa dan tsu-nami, yang bisa kita lakukan ialah terus mempelajari perilaku dan karak-teristiknya, meminimalisasi konsekuensi kejadian gempa yaitu tsunami, kerusakan bangunan, kebakaran, dan jatuhnya banyak korban dengan beradaptasi dengan alam tempat dimana kita tinggal. Jika kita tinggal di daerah yang memiliki potensi dan sejarah gempa dan tsunami, maka yang bisa dilakukan ialah membangun bangunan yang ramah terhadap gempa, kota yang memiliki infrastruktur yang ramah terhadap tsunami, kita bisa mencegah dan bersiap-siap menghadapinya dengan mendidik diri dan lingkungan kita agar selalu tanggap terhadap bencana gempa dan tsunami yang sewaktu-waktu dapat datang dengan mengadakan kegiatan rutin simulasi gempa dan tsunami.

PernyataanTulisan ini adalah pendapat pribadi, dan tidak ada kaitannya dengan

institusi penulis saat ini, segala hal yg berkaitan dengan kesalahan dalam tulisan ini adalah sepenuhnya tanggungjawab penulis.

Page 58: Buletin Interaksi PPI Jepang Edisi ke-19 - Mei 2013

Sewaktu pertama kali penulis menginjakkan kaki di Jepang, berbagai euphoria sempat penu-lis rasakan. Begitu kagumnya pe-nulis melihat Jepang yang sangat teratur, disiplin, dan “bermoral” ini. Dari mana semua nilai-nilai moral ini dibangun? Bukankah orang-orang Jepang itu rata-rata tidak beragama? Negara Jepang sekalipun juga tidak pernah cam-pur tangan dalam urusan agama para warganya. Jepang tidak me-miliki peraturan agama dalam konstitusinya, juga tidak punya Departemen Agama, Menteri Agama, atau hari libur agama.

Dalam dunia pendidikan Jepang pun agama tidak diajarkan secara khusus di dalam kelas. Pada dasarnya, agama bagi orang Jepang han-ya sekedar budaya, tradisi, atau kebiasaan saja. Hal ini menghadir-kan pertanyaan besar bagi penulis: Bagaimana mengajarkan moral kepada manusia tanpa harus lewat agama? Selama ini yang penulis pahami adalah siapapun yang ingin membuat moralnya baik, maka dia harus memperdalam agamanya.

Pertanyaan besar inilah yang menjadi salah satu motivasi penulis untuk mengamati lingkungan pendidikan dasar di Jepang. Kenapa pendidikan dasar? Karena penulis pikir dari sinilah pendidikan mor-al dan karakter itu bermula. Di suatu kesempatan penulis diundang untuk berpartisipasi dalam English Exchange Project yang diadakan di SD Oshino, Kanazawa.

Di kesempatan tersebut penulis sempat berdiskusi dengan salah se-orang guru di SD tersebut, yaitu Ishimaru sensei. Beliau bertanya ke-pada penulis, “Apa yang membuat Jepang ini menarik bagi kamu?” Penulis menjawab bahwa Jepang itu “unik” dan memiliki dua hal is-timewa, yaitu kondisi masyarakat Jepang dan kulturnya yang tidak ditemui di tempat lain. Penulis juga berkata ke beliau bahwa Jepang itu memiliki dua sisi yang saling bertolak belakang namun mampu

OPINI Pendidikan Moral Ala JepangOleh Rizal Dwi Prayogo*

Bule

tin In

tera

ksi P

PI Je

pang

....

/ Ed

isi 19

/5

7

Page 59: Buletin Interaksi PPI Jepang Edisi ke-19 - Mei 2013

bersinergi untuk menyokong kemajuan Jepang.

Di satu sisi Jepang adalah negara modern den-gan berbagai kemajuan teknologinya, namun di sisi lain Jepang juga merupakan negara yang san-gat tradisional, baik dari cara berpikir maupun kultur masyarakatnya. Di satu sisi Jepang seba-gai negara dengan kekuatan ekonomi ketiga ter-besar di dunia, namun di sisi lain orang Jepang masih memegang norma leluhur mereka dan mempertahankannya hingga kini. Norma dalam masyarakat Jepang sangat erat kaitannya dengan ajaran Shinto, Budha, dan Konfusianisme, tetapi menariknya ajaran agama ini tidak pernah dia-jarkan di sekolah.

Kurikulum sekolah di Jepang memiliki tiga as-pek: subjek (kamoku), pendidikan moral ( dou-toku-kyouiku), dan ekstrakurikuler. Pendidikan moral dalam bahasa Jepang disebut doutoku-kyouiku yang merupakan gabungan dari kata doutoku 道徳 yang artinya moral dan kyouiku 教育 yang artinya pendidikan. Kata moral dou-toku disusun dari kanji michi 道 yang artinya jalan dan toku 徳 yang artinya kebajikan. Jadi, moral adalah jalan kebajikan.

Karakter michi banyak dipakai dalam termi-nologi Jepang, seperti chadou 茶道 (upacara minum teh), bushido 武士道, kendo 剣道, aikido 合気道, judo 柔道 (beladiri tradisional Jepang), dan shodou 書道 (kaligrafi). Filosofi michi merepresentasikan proses metamorfo-sis dengan semangat pengulangan/repetisi un-tuk mencapai kesempurnaan hingga mencapai taraf “repetition without thinking” yang artinya telah menjadi kebiasaan (habit). Demikian juga dalam hal moral (doutoku) dan karakter yang juga harus terus dilatih dan diulang tanpa henti hingga mencapai taraf kebiasaan (habit).

Jika dalam proses metamorfosis tersebut moral seorang individu mengarah pada kondisi im-moral, maka akan disebut fudoutoku 不道徳, yang berarti “bukan pada jalan yang benar”. Se-baliknya, jika moral seorang individu tetap be-rada pada kondisi “moral”, maka akan disebut michi wo kiwameru 道を極める, yang artinya “mengambil jalan ke tujuan utama”. Karakter michi juga sering digunakan untuk menggam-

barkan kondisi yang sedang berada dalam proses belajar atau mengasah keterampilan. Filosofi michi ini meru-pakan nilai dasar sosial yang mengakar dalam kultur Jepang.

Konsep michi diungkapkan dalam bentuk aslinya seba-gai bushi selama periode feodal Jepang, yang lebih dike-nal dengan semangat bushido. Bushido dipandang se-bagai sumber hukum moral di Jepang. Seorang samurai (bushi) bersumpah setia kepada tuannya dan siap men-gorbankan dirinya untuk tuannya. Untuk memenuhi perannya tersebut setiap samurai dilatih dengan keras baik fisik maupun mentalnya. Lagi-lagi hal ini meng-isyaratkan adanya latihan dan repetisi yang selalu terkait dengan filosofi michi.

Dalam penerapannya di lingkungan SD Jepang di masa kini, anak-anak dilatih berbagai kebiasaan dengan me-tode learning by doing seperti: makan siang bersama, bekerjasama dengan teman, berhubungan dengan ben-da-benda di sekitarnya, mengucap salam, melakukan aktivitas motorik (olahraga), dan berani tampil di depan kelas. Sang guru pun tidak pernah lupa memuji mereka, untuk memberikan semangat dan menanamkan rasa kebanggaan di setiap murid. Pujian ini menumbuhkan rasa percaya diri pada anak didik agar terus termotivasi untuk melakukan hal-hal baru.Anak-anak murid di SD Jepang juga diajarkan pendidi-kan kebiasaan hidup (seikatsuka - 生活科) yang menjadi dasar mereka untuk berperilaku di tengah masyarakat. Pembekalan sejak masa pendidikan dasar inilah yang membuat kedisiplinan dan keteraturan terus terjaga di dalam masyarakat Jepang.

Saat mempelajari sesuatu, anak-anak langsung dihadap-kan dengan pengalaman. Contohnya adalah program English Exchange Project yang pernah penulis ikuti, dimana mereka belajar bahasa Inggris dan langsung dipertemukan dengan orang asing yang notabene sering berkomunikasi dalam bahasa Inggris.

Penulis juga menemukan hal yang unik dari segi mata pelajaran olahraga di SD Jepang. Sebagaimana yang kita ketahui bahwa di Indonesia jumlah jam pelajaran olahraga untuk semua kelas di SD, SMP, dan SMA ra-ta-rata hanya sebanyak 2 jam per minggu. Bisa dikata-kan bahwa olahraga di sekolah di Indonesia hanyalah sebagai pelajaran pelengkap saja. Sementara itu di SD Jepang alokasi jam pelajaran olahraga melebihi jam mata pelajaran yang lain. Walaupun durasinya berbeda-

Opini

Page 60: Buletin Interaksi PPI Jepang Edisi ke-19 - Mei 2013

beda untuk setiap jenjang kelas dan sekolah, namun porsi jam pelajaran olahraga di kurikulum SD Jepang bisa dikatakan cukup besar. Hal ini terkait dengan filosofi sederhana yaitu dunia anak-anak sebagai du-nia bermain, dan juga kepercayaan bahwa anak-anak selalu lebih aktif karena memiliki ketidaktahuan dan keingintahuan yang besar. Dua hal tersebutlah yang menjadikan anak-anak sebagai pelajar yang baik. Maka dari itu, pelajaran yang lebih banyak diberikan adalah yang merangsang gerak motorik anak-anak seperti pelajaran olahraga. Pelajaran olahraga ini juga merupakan sarana yang sangat efektif untuk menga-jarkan kebiasaan-kebiasaan latihan dan repetisi ke-pada anak-anak.

Pelajaran olahraga di SD Jepang sangat menarik dan hampir semua anak terlihat menikmati. Setelah jam makan siang ruangan kelas akan diatur sebagai arena bermain bagi anak-anak, sehingga mereka bebas ber-main apa saja di dalam kelas. Hal ini menjadi metode yang efektif dalam proses pembelajaran anak, yang bertujuan supaya anak bisa menikmati proses bela-jar di kelas. Ada kajian pedagogik (ilmu pendidikan) yang cukup menarik yang menyatakan bahwa bagian limbik otak akan lebih terbuka ketika anak didik mer-asa menikmati apa yang dipelajari, sehingga materi yang diajarkan akan lebih mudah terserap.

Ada perbedaan besar antara “belajar tentang” dan “belajar (dengan melakukan)”. Sebagai contoh, belajar tentang moral “sabar” berarti mempelajari teori-teori yang terkait dengan sabar. Hal itu dapat dilakukan via ceramah saja tanpa perlu merasakan situasi dimana kita harus bersabar. Lain halnya dengan belajar (den-gan melakukan) bersabar, dimana orang-orang akan lebih mengerti bagaimana caranya bersabar dan men-gapa harus bersabar. “Belajar (dengan melakukan)” pada dasarnya adalah mempraktekkan sesuatu, se-dangkan “belajar tentang” hanyalah sebatas pada ta-hap mengetahui saja.

Di Jepang, urusan pendidikan ditangani oleh depar-temen yang bernama Monbukagakusho atau MEXT (Ministry of Education, Culture, Sports, Science, and Technology). MEXT sangat menyadari bahwa pen-didikan tidak dapat dipisahkan dari budaya. Di satu sisi ada tanggung jawab mendidik dan di sisi yang lain kemudian mem-budaya-kan apa yang telah dididik.

Poin penting yang penulis dapatkan terkait sistem pendidikan dasar di Jepang adalah pendidikan yang sangat menitikberatkan pada ranah praktik. Pen-didikan disampaikan dengan melakukan aktivitas secara langsung dan tidak berkutat pada teori saja. Dengan melakukan praktek secara langsung anak-anak akan cenderung berpikir imajinatif. Dalam bahasa kita hal ini disebut dengan keteladanan, yaitu mengajarkan dengan contoh.

Mengambil pelajaran dari SD Jepang, kita bisa me-mahami bahwa pendidikan moral dan karakter su-lit untuk diajarkan melalui teori saja. Pendidikan di Indonesia kini sedang diarahkan menuju pendidi-kan karakter, namun implementasinya belum jelas seperti apa. Terkait hal ini, ada satu pertanyaan yang patut ditanyakan kepada diri masing-masing dan kepada insan pendidikan di Indonesia: Apa-kah pendidikan moral dan karakter di Indonesia sudah membuat anak-anak didik benar-benar be-lajar melalui praktik? Ataukah jangan-jangan anak didik terlalu sering didikte saja tanpa tahu harus bersikap seperti apa dalam dunia nyata?

*Penulis adalah mahasiswa pascasarjana di Kanaz-awa University, Jepangpenerima Beasiswa Unggulan BPKLN Kemdikbud

OpiniBu

letin

Inte

raks

i PPI

Jepa

ng ..

.. /

Edisi

19 /

59

Page 61: Buletin Interaksi PPI Jepang Edisi ke-19 - Mei 2013

OPINI

Ketika saya berangkat ke desa-de-sa, ke pelosok-pelosok negeri, saya menjumpai senyum “cerah” anak-anak bangsa. Mereka punya opti-misme, punya harapan dan punya mimpi untuk membangun bangsa Indonesia ke depan.

Demikian diungkapkan oleh Anies Baswedan saat acara ngobrol santai dengan PPI Kansai di Kobe (Rabu, 16 Januari 2013). Ungkapan itu merupakan realitas yang meng-gambarkan fakta bahwa Indonesia punya harapan cerah ke depan. Ten-tu harapan itu ada di generasi muda baik yang ada di tanah air mau-pun yang ada di luar negeri seperti Jepang.

Kalau kita renungkan, kita seba-gai pelajar di Jepang patut bersyukur telah mendapatkan kesempatan un-

tuk belajar di Jepang. Selain Jepang meru-pakan negara maju, Jepang merupakan ne-gara “surgawi” yang aman dan nyaman serta sarat dengan keindahan pemandangan dan nilai sejarah. Bah-kan Jepang merupakan negara yang penuh dengan “inspirasi” bagi siapapun. Letak inspirasi Jepang adalah pada karakter individu-individunya.

Nah, disinilah kesempatan bagi kita untuk menelurkan se-mangat “Bangun Indonesia”, baik dalam tataran ide, gagasan maupun wujud nyata. Bangun Indonesia memang hanya ter-diri dari dua kata, yaitu bangun dan Indonesia, namun bila digabung memiliki rentetan makna yang panjang dan mampu menjadi ujung tombak menuju Indonesia cerah.

Konteks Bangun Indonesia menjadi tema besar Kongres Persatuan Pelajar Indonesia (PPI)-Jepang 2012 yang diseleng-garakan di kota Kobe, yang terkenal sebagai salah satu kota ro-mantis di Jepang. Nah, lalu bagaimana korelasi antara seman-gat “Bangun Indonesia” dengan “menuju Indonesia cerah”? Tentu korelasinya sangat erat dan sangat sesuatu banget. Ibarat sebuah tulisan, “Bangun Indonesia” adalah judulnya, “menuju Indonesia cerah” adalah inti utama isinya. Sedangkan dalam teori fotografi, “Bangun Indonesia” adalah kameranya, dan “menuju Indonesia cerah” adalah hasil fotonya.

Maka dari itu, untuk menuju Indonesia cerah, ada beberapa langkah yang harus ditempuh oleh para generasi muda, teru-tama yang sedang belajar di Jepang. Yang pertama adalah cerah berkarya. Pada konteks ini, cerah senyum kita sebagai generasi harapan bangsa harus disertai dengan hasil karya yang nyata. Sebuah karya berkualitas akan lahir berkat sebuah perjuangan dan senyum cerah. Ingatlah bahwa karya pelajar di luar negeri seperti di Jepang ini akan menjadi kekayaan bangsa Indonesia. Hasil sebuah karya tidak hanya berupa karya tulis ilmiah, mel-ainkan bisa juga karya budaya, karya fotografi, maupun karya-karya lainnya. Karya kita semua ini akan menjadi salah satu jawaban dalam konteks “Bangun Indonesia”.

Yang kedua adalah cerah jejaring. Pada tahap ini, mem-

Menjadi GenerasiCerah

Oleh :Muh.Badrus Zaman(Penasehat PPI Jepang 2012-2013, PhD Student Kobe University)

Page 62: Buletin Interaksi PPI Jepang Edisi ke-19 - Mei 2013

bangun jejaring (network) sangat penting selagi kita menjadi pelajar di Jepang. Hal ini akan berguna baik bagi diri kita sendiri maupun untuk bangsa Indonesia ke depannya. Di sinilah diperlukan keaktifan dan kre-atifitas para pelajar untuk melakukan “santai bergaul” semaksimal mung-kin untuk membentuk network. Senyum cerah kita menjadi kunci yang penting dalam proses membuka network di luar negeri. Ingatlah, apapun yang kita lakukan selama menjadi pelajar di jepang adalah sebuah “inves-tasi” yang akan sangat berguna untuk membangun bangsa kita ke depan.

Yang ketiga adalah cerah organisasi. Di tahap inilah sebuah organisasi yang kita ikuti pada saat menjadi pelajar di luar negeri menjadi sangat penting. Sebab organisasi akan menjadi “alat” untuk memperlebar se-mangat “Bangun Indonesia”. Organisasi juga akan menjadi wadah yang memberikan ruang untuk anggotanya dalam membentuk kematangan dirinya masing-masing. Organisasi seperti PPI sangatlah potensial untuk dimanfaatkan sebagai second university bagi pelajar di luar negeri seperti di Jepang. Di organisasi inilah akan lahir senyum-senyum cerah generasi bangsa yang saling melengkapi, saling mengisi dan saling membangun.

Efeknya yang bisa dirasakan adalah terciptanya kematangan kolektif yang sangat berguna bagi pembangunan bangsa di masa depan.

Tiga langkah diatas merupakan langkah untuk menjadi “generasi cerah” di luar negeri. Walupun banyak langkah-langkah lain yang bisa ditempuh, namun tiga langkah diatas merupakan langkah yang paling utama. Maka yang harus kita laku-kan adalah mulai instropeksi diri serta evaluasi diri untuk kembali bangkit dan semangat menjadi generasi cerah, generasi yang selalu tersenyum cerah penuh op-

Bule

tin In

tera

ksi P

PI Je

pang

....

/ Ed

isi 19

/6

1

Page 63: Buletin Interaksi PPI Jepang Edisi ke-19 - Mei 2013

OPINI

Emas Higashi Chaiya

dan

Somba Opu

Emas Higashi Chaiya

Apa jadinya kalau sebuah mobil Lexus berta-brakan dengan keras dengan sebuah mobil kelas menengah? Diluar pembicaraan mengenai kor-ban, tentunya kedua mobil akan ringsek dan bisa disatukan kemudian dikirim ke tempat peleburan besi. Hal yang membedakan kedua mobil terse-but sebelum rusak adalah “nilai tambah” pada Lexus. Demikian contoh yang diberikan oleh Habibie saat menyampaikan pentingnya nilai tambah pada pidato pada konferensi antar rektor Jepang-Indonesia di Nagoya, 15 Nopember 2012.

Nilai tambah bisa jadi merupakan salah satu solusi untuk menaikkan martabat dan taraf kese-jahteraan seseorang, kelompok, sampai pada lev-el negara. Nilai tambah disini mencakup karakter baik manusia dan produk yang dihasilkan. Telah banyak contoh pembicaraan mengenai pent-ingnya karakter bagi kemajuan seseorang atau satu bangsa, misalnya, Jepang dengan semangat dan kerja kerasnya. Mengenai produk, kita juga bisa melihat orang Jepang yang bukan merupa-

kan penemu mobil, televisi, dan barang elektronik lainnya, namun produk Jepang merajai pasaran un-tuk barang tersebut. Untuk hal ini, kata kuncinya ada-lah modifikasi, atau dikenal istilah ATM (Ambil Tiru Modifikasi) di kalangan pemerhati manajemen.

Jika dikaitkan dengan nilai tambah, menarik un-tuk melihat kota Kanazawa yang terkenal dengan helai-helai emasnya. Kanazawa merupakan ibukota dari Ishikawa ken (propinsi). Wilayah ini menghadap ke laut Jepang, sekitar 500 km ke arah barat Tokyo. Banyak tempat tujuan wisata di daerah Kanazawa antara lain Kenrokuen, satu dari tiga taman terindah di Jepang, terdapat pula air mancur tertua di Jepang, tanpa mesin, di dalam taman tersebut. Selain itu ben-teng Kanazawa, Kuil Ninja, Higashi chaya, dan masih banyak lagi titik-titik yang bisa dikunjungi.

Khusus mengenai Higashi chaya, di kawasan ini berdiri rumah-rumah tradisional Jepang (chaya), tem-pat mengadakan jamuan minum teh dan pertunjukan musik dan tari oleh geisha yang telah dimulai pada tahun 1820. Untuk saat ini kawasan higashi chaya menjadi titik kunjungan wisata untuk mendapatkan sensasi meminum teh dengan campuran helai-helai emas serta cenderamata khas Kanazawa yaitu barang kerajinan berlapis emas.

Selain minum teh dan membeli cenderamata, pen-gunjung mendapat penjelasan dan bisa melihat se-bagian proses dari pembuatan helai emas Kanazawa. Teknik pembuatan ini telah dimuulai dibawah ara-han Maeda Toshiie, pendiri klan Maeda, pada tahun kedua jaman Bunroku (1593). Ada delapan tahap yang mesti dilalui untuk mendapatkan ketebalan helai emas 1/10.000mm. Mula-mula emas murni seberat 1 kilogram

Rudy Yusuf, sastra Jepang Unhas, S2 Division of Humanities, Graduate school of Human and SocioEnvironmental Studies, Kanazawa Univ.

Page 64: Buletin Interaksi PPI Jepang Edisi ke-19 - Mei 2013

dilebur pada suhu 1300 derajat, ditambah den-gan sedikit perak dan campuran logam lainnya. Tahap kedua, Setelah jadi keping emas, dimas-ukkan ke mesin press untuk mendapatkan lem-baran setebal 1/100mm. selanjutnya tahap ketiga, lembar tersebut dipotong kotak berukuran 6cm yang disebut “koppe”. “koppe” diletakkan dian-tara kertas khusus, dibungkus dengan kulit, lalu dipukul menggunakan mesin. Tahap ke empat, “koppe” yang telah menjadi agak lebar dipindah-kan ke kertas yang lebih besar lalu dipukul lagi hingga mencapai ketebalan 1/1000mm, lebarnya menjadi sekitar 20cm. Tahap kelima, lembaran emas dipindahkan lagi ke kertas khusus yang disusun mirip buku dengan sampul kulit. Lem-baran mirip buku ini bisa memuat 1800 lembar emas. masuk ke tahap 6, lembaran dipukul den-gan mesin, setiap 3 menit akan diselingi dengan jeda sekitar 15 menit untuk mendinginkan panas pada sampul kulitnya, demikian terus sampai mencapai ketebalan 1/10.000mm. setelah men-capai ketebalan yang dimaksud, tahap ketujuh adalah memotong helai-helai emas ultra tipis tersebut ke ukuran standar menggunakan alat dari bambu yang dibuat berbentuk kotak. Ta-hap terakhir adalah menyusun helai emas diatas kertas dengan alas kayu. Untuk setiap 100 helai, lembaran-lembaran kertas berisi helai emas dii-kat dengan senar. Satu proses yang membutuh-kan kesabaran, keuletan, dan konsentrasi tinggi.

Helai-helai emas tersebut digunakan untuk hiasan altar Budha, melapisi tempat makan dan minum khas Jepang, barang-barang kerajinan, lukisan, tas, dan bahkan sekarang juga melapisi selubung telepon genggam dan banyak lainnya. Berbicara mengenai nilai jual, secara hitungan sederhana, nilai 1 gram emas, sekira 500 ribu rupiah, dengan melalui proses tersebut, dapat menjadi 1.500.000 rupiah. Kesimpulan ini sete-lah melihat satu tas yang dijual di salah satu toko yang membanggakan temboknya yang dilapisi emas. Tas tersebut berwarna hitam dengan bu-latan ditengahnya seperti bendera Jepang, hanya saja bulatan tersebut dari emas jadi tidak ber-warna merah. Menurut perhitungan kasar saya,

emas pada bulatan tersebut tidak lebih dari 1 gram emas. Lebih jauh, sedikit kembali ke proses pembua-tan, serpihan helai emas yang menjadi ukuran kecil pada saat pemotongan dimanfaatkan dengan dijadi-kan campuran saat minum teh. Ada toko di Higashi chaya yang memberikan teh emas secara gratis seba-gai bagian dari pelayanan karena kita berkunjung ke tokonya meski tidak membeli apa-apa. Ada juga yang menjual dalam botol kecil seharga 600 yen, dalam hi-tungan saya, helai-helai emas tersebut bisa untuk seki-tar 10 gelas, bagaimana kalau dijual dengan 150 yen kepada wisatawan?.

Saya teringat kota asal saya, Makassar, di mana ada jalan bernama Somba Opu yang juga menjadi tujuan untuk membeli cenderamata khas Sulawesi Selatan seperti sutera, makanan khas, dan emas yang desain-nya bagus dalam bentuk cincin, gelang, kalung, ant-ing sebagai perhiasan. Seringkali kawan dan keluarga dari luar Makassar akan berkunjung ke Somba Opu dengan alasan desain emas Somba Opu yang khas dibanding tempat lain di Indonesia. Jika dibanding-kan dengan Higashi chaya, hal yang berbeda adalah harga emas di Somba Opu dengan desain bagaimana-pun tetaplah mengikuti harga pasaran emas, tentunya ada penambahan untuk ongkos kerja dan lain-lain, tetapi tidak sebanyak penambahan nilai seperti emas Higashi chaya yang melalui proses panjang yang mel-ibatkan pengetahuan turun temurun, kesabaran dan kreatifitas. Proses panjang yang menghasilkan nilai tambah pada satu jenis logam dan memberi citra baik pada satu daerah

Secara khusus, harapan saya pada saudara-saudara didunia usaha terutama dibidang logam mulia di Somba Opu, contoh nyata mengenai Higashi chaya membuat kita bisa belajar untuk membuat nilai tam-bah pada produk yang dihasilkan. Untuk meniru langsung bisa dilakukan dan saya siap membantu apabila ada yang berminat untuk berkunjung ke Hi-gashi chaya dan mempelajari hal tersebut. Akan jauh lebih bagus bila setelah mempelajari ada tahap ber-pikir kemudian menghasilkan sesuatu yang baru sep-erti modifikasi Jepang pada produk automotif dan elektronik. Cita-cita selanjutnya semoga kedua kota, Kanazawa dan Makassar, bisa menjadi sister city den-

Bule

tin In

tera

ksi P

PI Je

pang

....

/ Ed

isi 19

/6

3

Page 65: Buletin Interaksi PPI Jepang Edisi ke-19 - Mei 2013

gan kerajinan emas sebagai produk khas yang bisa dikembangkan bersama. Logika sederhana saya, setiap minggu di wilayah Makassar dan sekitarnya ada beberapa pesta pernikahan yang dilangsung-kan, dan emas menjadi satu tolok ukur sosial dalam hajatan tersebut.

Secara lebih luas, harapan saya adalah meny-udahi sinisme tentang Indonesia dalam bentuk kata-kata merendahkan apalagi menghina yang keluar dari mulut kita sendiri sebagai anak negeri. Tentu saja kita masih punya banyak kekurangan dan tantangan. Mari belajar, berpikir dan mencari solusi dalam bentuk ide dan tindakan nyata baik perseorangan maupun secara berjamaah. Indone-sia punya potensi luar biasa yang terkadang kita sendiri pun tidak menyadarinya sampai hal terse-but hilang dari genggaman.

Sedikit menyinggung nama Ishikawa, yang sejat-inya merupakan nama eje-kan bagi daerah Kaga han di jaman Edo. Daerah ini katanya hanya berisi batu (ishi) dan kawa (sungai), disebut demikian karena pemimpinnya dari klan Maeda tidak sepakat den-

gan restorasi Meiji di tahun 1868. Nama yang

OPINIbaik memang penting namun berbuat demi sebuah nama baik mungkin jauh lebih penting. Satu titik di Ishikawa menjadikan daerah ini terkenal dan dikunjungi banyak wisatawan di akhir minggu, ti-tik lain juga berkontribusi sama di bidang wisata, tambah lagi kesan baik tentang penduduknya yang ramah dan sangat memperhatikan pendidikan anak. Keseluruhan hal tersebut bersinergi mencip-takan nilai tambah yang tidak hanya berhenti pada penamaan batu dan sungai.

i

19

NilaiSosialtambah

indonesia

Lo

gik

aM

akassar

budaya

emas

produk

ha

rga

jualstandar

Page 66: Buletin Interaksi PPI Jepang Edisi ke-19 - Mei 2013

Para elite politik di tanah air, muda dan tua, begitu mudah melakukan malpraktik kekuasaan yang mempengaruhi kualitas kepemerintahan. Mereka sering mengeluarkan kebijakan pem-bangunan yang kurang berpihak pada masyarakat kecil, mengorupsi dana pembangunan, dan

membajak sistem hukum demi kepentingan seksional. Sehingga tidak mengherankan jika bangunan sosial ekonomi nasional tidak makin menguat secara riil tetapi tetap rapuh. Jika menggunakan indi-kator kemiskinan World Bank, maka sekitar 50 persen penduduk Indonesia masih dalam kemiskinan dengan penghasilan kurang dari 2 dollar Amerika per hari. Selain itu, merebaknya protes kekerasan dengan isu-isu sumberdaya alam seperti kehutanan, pertanahan, dan mineral yang tidak terpecah-kan secara baik juga merupakan imbas dari malpraktik kekuasaan.

Sosiologi politik melihat malpraktik kekuasaan para elite politik di republik bukan merupakan praktik tanpa niat atau kekhilafan tanpa pengorganisasian sistematis. Sebab malpraktik tersebut di-lakukan secara frekuentif, berulang dari satu periode ke periode selanjutnya sebagai habit (kebiasaan). Para elite politik memperoleh kekuasaan dari mandat demokrasi, sehingga idealnya kekuasaan me-

miliki prinsip jelas, yaitu bekerja untuk kebaikan umum rakyat. Namun berbagai malpraktik kekuasaan telah mengimbas pada kepemerintahan yang buruk (poor governance). Ciri malpraktik kekuasaan ini adalah perilaku elite politik dan pejabat negara yang plin-plan, tidak konsisten antara pidato dengan realisasi, memanipu-lasi hukum dan tidak segan mengorbankan hak publik atas nama legalitas hukum.

Mahatma Gandhi (Young India, 1925) menyebut bahwa salah satu dosa yang me-nyebabkan penderitaan rakyat adalah poli-tics without principles. Kekuasaan tanpa prinsip selalu berorientasi pada kepentin-gan sempit subyektif dan kelompok, bukan kepentingan umum masyarakat. Kekua-saan tanpa prinspi ini merupakan akar kesadaran yang mereproduksi malpraktik kekuasaan di Indonesia.

Melembagakan Malpraktik

Malpraktik kekuasaan secara intensional melanggar konstitusi negara, baik secara etis, moral, cita-cita beserta aturan operasionalnya. Malpraktik kekuasan para elite tidak selalu muncul dengan wajah jelek, tetapi bisa hadir begitu rupawan, anggun, dan santun. Mal-praktik kekuasaan yang tidak disengaja cend-erung tanpa pengulangan. Sebaliknya, mal-praktik yang disengaja akan terus dilakukan secara frekuentif. Sebab malpraktik tersebut dipandang sebagai instrumen untuk meraih kepentingan seksional tertentu. Misal korupsi, praktik ini merupakan kesalahan fundamen-tal dalam kekuasaan yang disengaja sehingga berlangsung frekuentif. Malpraktik kekuasaan dalam bentuk korupsi digunakan untuk mem-perkaya diri sendiri, dan mengumpulkan dana

Novri Susan, PhD (cand) Conflict Management and Democracy, Doshisha UniversitySosiolog UNAIR

Membersihkan Malpraktik Kekuasaan

Bule

tin In

tera

ksi P

PI Je

pang

....

/ Ed

isi 19

/6

5

Page 67: Buletin Interaksi PPI Jepang Edisi ke-19 - Mei 2013

untuk kelompok atau parpol masing-masing elite politik.

Hampir dua dekade lalu, JM. Buchanan men-gungkapkan bahwa hasrat kepentingan merupa-kan kendala terbesar dalam praktik kekuasaan karena mendorong para elite mengkalkulasi produk kebijakan negara dalam ukuran untung rugi subyektif kelompoknya (Politics by Princi-ples, Not Interest, 1998). Presiden yang terpilih oleh pemilu paling demokratis sekali pun jika telah mengutamakan hasrat kepentingan sek-sional maka cenderung melakukan kalkulasi untung rugi subyektif kelompoknya pada setiap produk kebijakannya. Perilaku malpraktik bisa juga muncul dalam ekspresi mengutamkan par-tai daripada menjalankan kepemer-intahan untuk rakyat.

Para menteri dan pejabat-pejabat pemerintahan pun menjadi ser-ing mengoptimalkan sumberdaya kekuasaannya untuk memenuhi hasrat kepentingan. Sehingga ber-bagai malpraktik kekuasaan seperti korupsi, manipulasi hukum, dan transaksi kebijakan merupakan ke-salahan-kesalahan yang dipelihara secara kolektif oleh para elite politik. Malprak-tik kekuasaan tumbuh sebagai habit dan alat untuk memperkaya diri, kelompok, atau partai. Metode malpraktik kekuasaan pun diwariskan dari generasi ke generasi elite politik sehingga terlembagakan secara sosial.

Menurut data kementerian dalam negeri pe-riode 2004-2012 terbukti 280 kepala daerah bermasalah dengan hukum. ICW melaporkan bahwa kerugian negara mencapai 4,4 trilyun rupiah selama periode 2004-2010. Pada tingkat nasional, bangsa dihentak oleh berbagai skan-dal korupsi yang melibatkan elite-elite politik di pemerintahan eksekutif dan DPR. Korupsi-ko-rupsi para elite politik tersebut hanya sebagian saja dari malpraktik kekuasaan yang terlemba-gakan dan terlihat oleh mata publik. Malpraktik kekuasaan lainnya seperti transaksi kebijakan, jual beli perundangan, dan manipulasi hukum adalah bentuk lain yang berlindung di balik we-wenang legal. Dimensi malpraktik kekuasaan yang memerlukan kejelian dan kritisme tajam publik untuk membongkarnya.

Gerakan Pembersihan

Malpraktik kekuasaan merupakan habit politik yang terus mereproduksi berbagai kasus korupsi dan keja-hatan politik lainnya. Namun kepemimpinan politik di era demokrasi ini terlihat lemah, tidak berdaya dan abai pada aspirasi masyarakat sipil untuk menangani malpraktik kekuasaan yang terlembaga di lingkungan kekuasaan negara. Presiden dipersepsi lebih sibuk den-gan politik pencitraan daripada membangun gerakan kekuasaan yang bersih dan amanah. Selain itu, terlalu sibuk secara teknis dengan urusan partai sendiri. Ketua DPR sering ‘membela’ koruptor daripada membantu penegakan hukum.

Malpraktik kekuasaan yang terlembagakan, dipelihara dan diwariskan metodenya, di lingkungan para elite politik memang telah mencadas. Sehingga tidak mungkin ditangani oleh model kepemimpinan yang tidak lemah, peragu, sibuk urusan partai sendiri, dan tidak berani menjalankan prinsip-prinsip kekuasaan demokrasi. Upaya menangani berbagai malpraktik kekuasaan sempat hangat di awal Presiden SBY terpilih. Akan tetapi sampai pada akhir periode pemerintahannya, malpraktik kekuasaan

masih kokoh tak tergoyahkan.

Lantas siapa yang harus memulai melakukan pem-berantasan malpraktik kekuasaan? Filosof klasik Hegel menjawabnya melalui istilah great historical men, yaitu manusia yang mampu mengatasi kontradiksi dan ber-juang mengatasi permasalahan. Secara sosiologis kekin-ian di Indonesia, eksistensi manusia ideal ini tersebar secara kolektif kerakyatan yang berada dalam kolektif partikular petani, buruh, keagamaan, LSM, sampai ma-hasiswa.

Kesadaran kolektif kerakyatan melakukan pemberan-tasan malpraktik kekuasaan tidak serta merta terbangun kuat. Sebagian masih berada dalam hipnotis wacana heroik yang palsu para elite kekuasaan. Pada kondisi inilah sangat dibutuhkan peranan kalangan terdidik dan visioner dalam membangun negara bangsa. Kalangan terdidik perlu mengisi ruang publik demokrasi dengan wacana anti malpraktik kekuasaan. Melalui cara ini, para elite dan malpraktik kekuasaan bisa didomestifikasi (dilemahkan). Ketika malpraktik kekuasaan melemah, ideal kepemerintahan yang bersih, jujur, dan melayani publik bisa terwujud. Misi konstitusi menciptakan kead-ilan dan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia pun menjadi lebih mudah direalisasikan.

OPINI

Page 68: Buletin Interaksi PPI Jepang Edisi ke-19 - Mei 2013

Presented By: