13
1. Anatomi & Fisiologi Kolon merupakan tab berongga dgn p=1,5m dari caecum – canalis ani, diameter rata – 2,5 inchi, semakin keujung semakin kecil. Bagian-bagian kolon : 1. Apendiks vermiformis 2. Sekum 3. Colon ascendens 4. Colon transversum 5. Colon descendens 6. Colon sigmoid 7. Rectum Anus Fisiologi Diperlukan waktu 16 – 20 jam untuk mencapai sekum. Fungsi kolon : o Absorbsi air, garam & glukosa o Sekresi musin oleh kelenjar lapisan dalam o Penyimpanan selulosa o Defekasi Pergerakan kolon :mencampur dan mendorong

Colon in Loop 2

Embed Size (px)

DESCRIPTION

referat

Citation preview

Page 1: Colon in Loop 2

1. Anatomi & Fisiologi

Kolon merupakan tab berongga dgn p=1,5m dari caecum – canalis ani, diameter rata – 2,5 inchi, semakin keujung semakin kecil.

Bagian-bagian kolon :

1. Apendiks vermiformis2. Sekum 3. Colon ascendens 4. Colon transversum5. Colon descendens6. Colon sigmoid 7. Rectum Anus

 Fisiologi

Diperlukan waktu 16 – 20 jam untuk mencapai sekum. Fungsi kolon :

o Absorbsi air, garam & glukosao Sekresi musin oleh kelenjar lapisan dalamo Penyimpanan selulosao Defekasi

Pergerakan kolon :mencampur dan mendorong

Page 2: Colon in Loop 2

2. DefinisiTeknik pemeriksaan secara radiologi usus besar dengan menggunakan media kontras secara retrograde.

3. TujuanMendapatkan gambaran anatomis kolon untuk membantu menegakkan diagnosa suatu penyakit/kelainan-kelainan pada kolon.

4. Indikasi & Kontraindikasi Indikasi

Colitis Diverticulum  Neoplasma  Polip  Volvulus Invaginasi Atresia Stenosis  

Kontraindikasi

Perforasi Obstruksi  Refleks fagal

5. Persiapan Pemeriksaan

Persiapan Pasieno 48 jam sebelum pemeriksaan pasien makan makanan lunak rendah serato 18 jam sebelum pemeriksaan ( jam 3 sore ) minum tablet dulcolaxo 4 jam sebelum pemeriksaan ( jam 5 pagi ) pasien diberi dulkolak kapsul per

anus selanjutnya dilavemento Seterusnya puasa sampai pemeriksaano 30 menit sebelum pemeriksaan pasien diberi sulfas atrofin 0,25 – 1 mg / oral

untuk mengurangi pembentukan lendir o 15 menit sebelum pemeriksaan pasien diberi suntikan buscopan untuk

mengurangi peristaltic usus.

 Persiapan Alato Pesawat sinar – x yang dilengkapi fluoroscopyo Kaset dan film sesuai kebutuhano Markero Standart irigator dan irigator set lengkap dengan kanula dan rectal tubeo Sarung tangan o Penjepit atau klem

Page 3: Colon in Loop 2

o Spuito Kain pembersiho Apron o Tempat mengaduk media kontras o Kantong barium disposible

 Persiapan Bahano Media kontras BaSO4 = 70 – 80 % W/V ( Weight / Volume ), banyaknya

sesuai panjang pendeknya kolon kurang lebih 600 – 800 ml dengan perbandingan 1: 8

o Air hangat o Vaselin atau jelly

6. Teknik Pemasukan Media Kontras

1. Metode Kontras Tunggal1. Pemeriksaan hanya menggunakan BaSO4 sebagai media kontras. 2. Kontras dimasukkan ke kolon sigmoid, desenden, transversum, ascenden

sampai daerah seikum.3. Dilakukan pemotretan full fillng 4. Evakuasi, dibuat foto post evakuasi

2. Metode Kontras Ganda1. Kontras Ganda Satu Tingkat

Kolon diisi BaSO4 sebagian selanjutnya ditiupkan udara untuk mendorong barium melapisi kolon 

Selanjutnya dibuat foto full filling2. Kontras Ganda Dua Tingkat

1. Tahap pengisian

Page 4: Colon in Loop 2

Kolon diisi BaSO4 sampai kira 2 fleksura lienalis atau pertengahan kolon transversum

Pasien disuruh merubah posisi agar barium masuk ke seluruh kolon

2. Tahap pelapisan Menunggu 1 – 2 menit supaya barium melapisi mukosa kolon

3. Tahap pengosongan Pasien disuruh BAB

4. Tahap pengembangan Dipompakan udara ke dalam kolon = 1800 – 2000 ml, tidak

boleh berlebihan karena akan timbul komplikasi : reflex fagal ( wajah pucat, bradikardi, keringat dingin dan pusing )

5. Tahap pemotretan Pemotretan dilakukan apabila yakin seluruh kolon

mengembang semua Posisi pemotretan tergantung dari bentuk dan kelainan serta

lokasinya. Proyeksi PA, PA oblig & lateral ( rectum ) Proyeksi AP, AP oblig ( kolon transversum termasuk fleksura) Proyeksi PA, PA oblig pasien berdiri ( fleksura lienalis dan

hepatica)

7. Radiographic Positioning 

PA / AP RAO  LAO LPO / RPO LATERAL RECTUM  RLD  LLD  PA POST EVACUATION  AP AXIAL / AP AXIAL OBLIQUE ( LPO ) ( BUTTERFLY )  PA AXIAL / PA AXIAL OBLIQUE ( RAO ) ( BUTTERFLY )

10 Posisi Menurut "Miller" 

1. Posisi AP untuk melihat fleksura lienalis dan hepatica2. Posisi lateral untuk melihat rectum3. Posisi AP dg penyudutan 15 – 25 derajat chepalad untuk melihat rectum4. RPO dg penyudutan 15 – 25 untuk melihat fleksura lienalis5. Right Lateral untuk melihat rectum 6. Prone untuk melihat fleksura lienalis dan fleksura hepatica 7. PA dengan penyudutan 15 – 25 derajat untuk melihat rectum8. LPO dengan sudut 15 – 25 derajat untuk melihat fleksura hepatica9. AP dengan oblique 2 – 3 derajat untuk melihat daerah ileosaekal 10. AP dg sinar horizontal untuk melihat fleksura lienalis dan hepatica.

Page 5: Colon in Loop 2

8. Proyeksi Pemotretan

Proyeksi AP o Posisi Pasien : supine diatas meja pemeriksaan, MSP tubuh tegak lurus meja,

kedua tangan disamping tubuh dan kaki luruso Posisi Objek : obyek diatur diatas meja, Batas atas : Proc. Xypoideus, Batas

Bawah: Simp.pubiso CP : MSP setinggi Krista iliakao CR : vertical tegak lurus kaset o Kriteria Radiograf : seluruh kolon termasuk fleksura hepatica

Proyeksi PAo PP : tidur tengkurap diatas meja pemeriksaan dgn MSP tubuh tegak lurus

meja, kedua tangan disamping tubuh & kaki luruso PO : obyek diatur diatas meja, Batas Atas : Proc. Xypoideus, Batas Bawah:

Simp.pubiso CP : pada MSP setinggi kedua Krista iliaka o CR : vertical tegak lurus kaset o Kriteria Radiograf : seluruh kolon, termasuk fleksura dan rectum

Page 6: Colon in Loop 2

Proyeksi RPO o Posisi Pasien : supine diatas meja pemeriksaan, tubuh dirotasikan ke kanan 35-

45 derajat terhadap meja, tangan kanan untuk bantal, tangan kiri menyilang didepan tubuh dan kaki kanan lurus, kaki kiri ditekuk untuk fiksasi

o Posisi Objek : obyek diatur diatas meja, Batas atas : Proc. Xypoideus, Batas Bawah: Simp.pubis

o CP : 1 – 2 inchi ke kiri dari titik tengah kedua Krista iliaka o CR : vertical tegak lurus kaseto Kriteria Radiograf : seluruh kolon, fleksura lienalis sedikit superposisi

disbanding PA, colon descenden

Proyeksi RAOo Posisi Pasien : tidur tengkurap diatas meja pemeriksaan, tubuh dirotasikan 35

– 45 derajat terhadap meja, tangan kanan lurus disamping tubuh, tangan kiri didepan kepala dan kaki kanan lurus, kaki kiri ditekuk

o Posisi Objek : obyek diatur diatas meja, Batas Atas : Proc. Xypoideus, Batas Bawah: Simp.pubis

o CP : 1 – 2 inchi ke kiri dari titik tengah kedua Krista iliaka o CR : vertical tegak lurus kaset o Kriteria Radiograf : seluruh kolon, fleksura hepatica sedikit superposisi

disbanding PA, colon ascenden, sigmoid dan sekum

Page 7: Colon in Loop 2

Proyeksi LAOo Posisi Pasien : tidur tengkurap diatas meja pemeriksaan, tubuh dirotasikan ke

kiri 35 – 45 derajat terhadap meja, tangan kiri lurus disamping tubuh, tangan kanan didepan kepala dan kaki kiri lurus, kaki kanan ditekuk

o Posisi Objek : obyek diatur diatas meja, Batas atas : Proc. Xypoideus, Batas bawah: Simp.pubis

o CP : 1 – 2 inchi ke kanan dari titik tengah kedua Krista iliakao CR : vertical tegak lurus kaseto Kriteria Radiograf : seluruh kolon, fleksura lienalis sedikit superposisi

dibanding PA, colon ascenden

Page 8: Colon in Loop 2

Proyeksi Lateralo Posisi Pasien : tidur miring dgn MSP sejajar kaset, genu sedikit fleksi untuk

fiksasio Posisi Objek : obyek diatur diatas meja, Batas atas : Proc. Xypoideus, Batas

Bawah: Simp.pubiso CP : MSP setinggi SIASo CR : vertical tegak lurus kaseto Kriteria Radiograf : daerah rectum dan sigmoid tampak jelas, rekto sigmoid

pada pertengahan radiograf

Page 9: Colon in Loop 2

Proyeksi LPOo Posisi Pasien : supine diatas meja pemeriksaan, tubuh dirotasikan ke kiri 35-45

derajat terhadap  meja, tangan kiri untuk bantalan, tangan kanan menyilang didepan tubuh dan kaki kiri lurus, kaki kanan ditekuk untuk fiksasi

o Posisi Objek : obyek diatur diatas meja, Batas atas : Proc. Xypoideus, Bats bawah: Simp.pubis

o CP : 1 – 2 inchi ke kanan dari titik tengah kedua Krista iliakao CR : vertical tegak lurus kaset o Kriteria Radiograf : daerah sigmoid, rektosigmoid fleksura hepatica sedikit

superposisi disbanding PA, colon ascenden, seikum.

Page 12: Colon in Loop 2

DAFTAR PUSTAKA

1. Anonim. Radiography-Lower GI Tract (Barium Enema ”BE”).

http://www.radiologyinfo.org/content/lower_gi.htm

2. Sutarto, Ade S, et al. Radiologi Diagnostik. Jakarta: Balai Penerbit FKUI, 2000: 244-

255

3. Chapman,S., Richard Nakielny. A Guide to Radiological Procedures, fourth edition.

London: W.B. Saunders, 2001: 67-73