Upload
nguyenkhue
View
242
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Buletin Meteorologi Edisi Maret 2019
DAFTAR ISI
PENGANTAR
I. PENGERTIAN…………………………………………………………………………. 2
II. RINGKASAN………………………………………………………………………….. 3
III. ANALISIS KONDISI CUACA BULAN MARET 2019......……………………… 4
A. Gambaran Kondisi Cuaca Global Dan Regional……………………………………….. 4
1. Anomali SST dan SOI ……………………………………………………………... 4
2. Dipole Mode Index ….……………………………………………………………... 5
3. Madden Julian Oscillation (MJO)…………………………………………………... 5
4. Suhu Muka Laut…………………………………………………………………….. 7
5. Monsun……………………………………………………………………………… 9
6. Gradien Angin Lapisan Atas………………………………………………………... 11
7. Estimasi curah hujan pantauan Satelit TRMM …………………………………….. 14
B. Gambaran Kondisi Cuaca Lokal………………………………………………………... 15
1. Angin………………………………………………………………………………... 15
2. Kelembaban Udara………………………………………………………………….. 15
3. Suhu Udara………………………………………………………………………….. 17
4. Jarak Pandang Mendatar……………………………………………………………. 18
5. Curah Hujan………………………………………………………………………… 19
6. Keadaan Cuaca…………………………………………………………………........ 21
7. Kalender Cuaca…………………………………………………………………....... 21
IV. KEJADIAN CUACA EKSTREM …………………………………………………….. 22
V. PRAKIRAAN …………………………………………………………………………. 24
A. PRAKIRAAN HUJAN ………………………………………………………………… 24
1. Prakiraan Curah Hujan April 2019..…………………………………….…………. 24
2. Prakiraan Sifat Hujan April 2019…..……………..………………………………. 25
B. INFORMASI KELAUTAN...…………………………………………………………... 26
1. Tinggi Gelombang Signifikan ...…………………………………………………… 26
2. Pasang Surut ……………………………………………………………………….. 27
Lampiran ……..……...……………………………………………………………………... 29
| 2
Buletin Meteorologi Edisi Maret 2019
I. PENGERTIAN
A. SIFAT HUJAN
Sifat Hujan adalah perbandingan antara jumlah curah hujan yang terjadi selama satu
bulan dengan nilai rata-rata atau normal dari bulan tersebut di suatu tempat.
B. NORMAL CURAH HUJAN
Normal curah hujan bulanan adalah nilai rata-rata curah hujan masing-masing bulan
selama periode 30 tahun berturut-turut yang periodenya dapat ditentukan secara berkala.
C. STANDAR NORMAL CURAH HUJAN BULANAN
Standar normal curah hujan bulanan adalah nilai rata-rata curah hujan pada masing-
masing bulan selama periode 30 tahun dimulai dari Februari 1981 s.d Februari 2010,
Februari 1981 s.d Februari 2010, Juni 1981 s.d Juni 2010, dan seterusnya.
D. INTENSITAS CURAH HUJAN
KRITERIA CH CH/hari CH/Jam
Sangat Lebat > 100 mm > 20 mm
Lebat 50 - 100 mm 10 - 20 mm
Sedang 20 - 50 mm 5 - 10 mm
Ringan 5 - 20 mm 1 - 5 mm
E. CUACA EKSTRIM
Cuaca ekstrim adalah kejadian cuaca yang tidak normal, tidak lazim yang dapat
mengakibatkan kerugian terutama keselamatan jiwa dan harta. Dalam peraturan
KBMKG tentang Prosedur Standar Operasional Peringatan Dini, Pelaporan dan
Diseminasi Informasi Cuaca Ekstrim yang termasuk kategori ekstrim antara lain adalah:
a. Angin kencang diatas 25 knots
b. Angin puting beliung yang keluar dari awan Cumulunimbus dengan kecepatan lebih
dari 34,8 knots
c. Hujan lebat dengan intensitas paling rendah 50 mm/ hari atau 20 mm/jam
d. Hujan es yang mempunyai garis tengah minimum 5 mm dan berasal dari awan
Cumulunimbus
e. Jarak Pandang Mendatar Ekstrim yang kurang dari 1000 meter
f. Suhu Udara Ekstrim yang mencapai 30C atau lebih di atas nilai normalnya.
| 3
Buletin Meteorologi Edisi Maret 2019
II. RINGKASAN
Secara umum, kondisi fenomena cuaca secara global pada Maret 2019 menunjukkan
bahwa suhu muka laut di wilayah Indonesia nilainya ≥ 28 0C. Suhu muka laut di Samudera
Pasifik Ekuator bagian tengah (Nino 3.4) berkisar antara +0.78 0C s.d +0.85 0C yang
menunjukkan suhu lebih tinggi dibandingkan keadaan normalnya. Indeks SOI selama 3
bulan terakhir menunjukkan bahwa ENSO (El-Nino Southern Oscillation) pada bulan Maret
berada pada kondisi El Nino dengan intensitas lemah. Nilai OLR rata-rata bulan Maret 2019
di wilayah Indonesia berkisar antara 200 – 260 W/m2. Sedangkan di wilayah Kalimantan
Selatan, nilai OLR berkisar antara 200 - 220 W/m2. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat
tutupan awan yang cukup banyak selama bulan Maret 2019. Posisi gerak semu matahari
pada bulan Maret berada di Equator. Pusat tekanan tinggi terdapat di belahan bumi uara
(Benua Asia) dan selatan (Samudera Hindia) dan pusat tekanan rendah berada di belahan
bumi selatan. Kondisi ini mengakibatkan masa udara bergerak dari belahan bumi utara dan
selatan menuju ke wilayah ekuator yang menandakan berlangsungnya musim transisi.
Selama bulan Maret 2019 musim hujan masih berlangsung di sebagian besar wilayah
Indonesia termasuk Kalimantan Selatan.
Hasil pengamatan stasiun Meteorologi Banjarmasin pada bulan Maret 2019 arah
angin dominan bertiup dari arah Timur Laut (22,5° – 67,5°) dengan kecepatan angin
maksimum mencapai 15 knot. Kelembaban maksimum harian berkisar antara 92–98%, dan
kelembaban udara minimum harian berkisar antara 50-83%. Suhu udara maksimum harian
berkisar antara 27.6 - 33.8 0C, dan suhu udara minimum harian berkisar antara 23.0 - 26.6
0C. Jarak pandang mendatar rata-rata perjam pada umumnya >8 km. Hasil pengukuran
curah hujan kumulatif bulan Maret 2019 adalah sebesar 303.9 mm bersifat Normal dengan
hari hujan sebanyak 16 hari. Kondisi cuaca signifikan kejadian hujan sebanyak 16 kali, petir
13 kali dan jarak pandang mendatar kurang dari 1000 meter ada 5 kali kejadian.
| 4
Buletin Meteorologi Edisi Maret 2019
III. ANALISIS KONDISI CUACA BULAN MARET 2019
A. GAMBARAN KONDISI CUACA GLOBAL DAN REGIONAL
1. Southern Oscillation Index (SOI) dan Anomali Sea Surface Temperature (SST) Nino
3.4
Berdasarkan perkembangan dinamika atmosfer pada bulan Maret 2019 anomali suhu
muka laut di Samudera Pasifik Equator bagian tengah (Nino3.4) berkisar antara +0.78 0C
s.d +0.85 0C yang menunjukkan suhu lebih tinggi dibandingkan keadaan normalnya. Indeks
SOI pada bulan Januari 2019 (-0.6), Februari (-13.5), serta kondisi terakhir Maret 2019 (-
6.8) mengindikasikan bahwa osilasi selatan sekarang berada pada kondisi El Nino lemah,
sehingga tidak berkontribusi terhadap peningkatan hujan di wilayah Indonesia.
Gambar 1. Grafik Indeks NINO 3.4 (Sumber: http://www.bom.gov.au)
Gambar 2. Grafik Indeks SOI (South Oscillation Index) (Sumber: http://www.bom.gov.au)
| 5
Buletin Meteorologi Edisi Maret 2019
2. Dipole Mode Index (DMI)
Nilai DMI bulan Maret 2019 yang ditunjukkan oleh rincian tabel 1 di bawah. Pada
dasarian I (-0.19 s.d -0.48), dasarian II (-0.13) dan dasarian III (-0.13 s.d -0.32). Pada awal
hingga akhir bulan Maret 2019 DMI dominan bernilai negatif yang mengindikasikan
adanya aliran massa udara dari Samudera Hindia ke wilayah Indonesia bagian Barat tetapi
tidak signifikan terhadap pembentukan awan di wilayah Indonesia bagian Barat.
Tabel 1. Nilai DMI Bulan Maret 2019
No. Tanggal DMI
1 1-3 Maret -0.48
2 4-10 Maret -0.19
3 11-17 Maret -0.13
4 18-24 Maret -0.13
5 25-31 Maret -0.32
Gambar 3. Grafik Nilai Dipole Mode Indeks
(Sumber: http://www.bom.gov.au/climate/enso/indices.shtml)
3. Madden Julian Oscillation (MJO)
a. Outgoing Longwave Radiation (OLR)
Bumi memancarkan radiasi gelombang panjang ke luar angkasa yang disebut
Outgoing Longwave Radiation (OLR). Tidak semua radiasi gelombang panjang yang
terpancar dari bumi sampai ke luar angkasa. Adanya awan-awan konvektif merupakan salah
satu faktor yang menghalangi radiasi gelombang panjang dari bumi sehingga nilai OLR
| 6
Buletin Meteorologi Edisi Maret 2019
yang cenderung rendah menunjukkan banyaknya tutupan awan pada daerah tersebut,
sebaliknya nilai OLR yang tinggi menunjukkan kurangnya tutupan awan.
Gambar 4. Rata-rata nilai OLR Maret 2019
(Sumber: http://www.bom.gov.au/climate/mjo/#tabs=Cloudiness)
Nilai OLR rata-rata bulan Maret 2019 di wilayah Indonesia berkisar antara 200 – 260
W/m2. Nilai rata-rata OLR terendah 200 - 220 W/m2 terdapat di wilayah Sumatera Barat,
Jambi, Sumatera Selatan, Lampung, Bengkulu, Bangka Belitung, Kalimantan, Sulawesi
Barat, Sulawesi, dan Papua Barat. Nilai rata-rata OLR tertinggi 220 - 260 W/m2 berada di
wilayah Aceh, Sumatera Utara, Riau, Kepulauan Riau, dan Maluku Utara. Dapat dikatakan
bahwa secara umum tutupan awan di wilayah Indonesia relatif banyak berada di wilayah
Selatan ekuator. Di wilayah Kalimantan Selatan, nilai OLR berkisar antara 200 - 220 W/m2.
Hal ini menunjukkan bahwa terdapat tutupan awan yang cukup banyak selama bulan Maret
2019.
| 7
Buletin Meteorologi Edisi Maret 2019
b. Fase Madden Julian Oscillation (MJO)
Pada bulan Maret 2019 MJO bergerak dari fase 8 (West. Hem, and Africa) hingga 5
(Maritime Continent). Pada dasarian I, MJO bergerak dari fase 8 (West. Hem, and Africa)
hingga fase 2 (Indian Ocean). Pada dasarian II, MJO bergerak dari fase 2 (Indian Ocean)
hingga fase 4 (Maritime Continent). Pada dasarian III, MJO bergerak dari fase 4 (Maritime
Continent) hingga 5 (Maritime Continent). Sehingga pada dasarian II dan III yang berada
pada fase tersebut menunjukkan bahwa MJO berpotensi mempengaruhi kondisi cuaca di
wilayah Indonesia.
Gambar 5.Fase MJO Maret 2019
(Sumber: http://www.bom.gov.au/climate/mjo/graphics/rmm.phase.Last40days.gif)
4. Suhu Muka Laut
Secara umum rata-rata suhu muka laut pada bulan Maret 2019 di perairan Indonesia
dengan nilai ≥ 28 0C dengan suhu muka laut tertinggi di wilayah Indonesia berada di
Perairan Barat Sumatera dan Perairan Selatan Nusa Tenggara. Suhu muka laut yang hangat
menunjukkan banyaknya kandungan uap air atau berpotensi menghasilkan penguapan yang
tinggi. Uap air yang dihasilkan dari penguapan tersebut merupakan sumber utama bagi
pembentukan awan-awan hujan, khususnya di sekitar wilayah dengan suhu muka laut yang
sangat tinggi.
| 8
Buletin Meteorologi Edisi Maret 2019
Gambar 6. Rata-rata Suhu Muka Laut Maret 2019
(Sumber: http://www.emc.ncep.noaa.gov/research/cmb/sst_analysis/images/monsstv2.png)
Gambar 7. Rata-rata Anomali Suhu Muka Laut Maret 2019
(Sumber: http://www.emc.ncep.noaa.gov/research/cmb/sst_analysis/images/monanomv2.png)
Anomali suhu muka laut bulan Maret 2019 di sebagian besar wilayah perairan
Indonesia berkisar antara 0.5 s.d 1.5 0C. Secara umum anomali suhu muka laut di wilayah
Indonesia sama dengan normalnya. Tidak terdapat anomali suhu muka laut yang bernilai
negatif di wilayah Indonesia. Sedangkan anomali yang bernilai positif meliputi seluruh
wilayah Indonesia. Anomali suhu muka laut bernilai positif atau di atas normal memberikan
| 9
Buletin Meteorologi Edisi Maret 2019
dampak terhadap bertambahnya uap air di wilayah Indonesia. Kondisi ini berpotensi
meningkatkan intensitas curah hujan di wilayah tersebut.
5. Monsun
Gambar 8. Rata-rata Tekanan Permukaan Laut Maret 2019
(Sumber: ftp://ftp.bom.gov.au/anon/home/ncc/www/cmb/mslp/mean/month/colour/latest.rsmc.gif)
Posisi gerak semu matahari pada bulan Maret berada di Perairan Indonesia. Pusat
tekanan tinggi terdapat di belahan bumi uara (Benua Asia) dan selatan (Samudera Hindia)
dan pusat tekanan rendah berada di belahan bumi selatan. Kondisi ini mengakibatkan masa
udara bergerak dari belahan bumi utara dan selatan menuju ke wilayah ekuator yang
menandakan berlangsungnya musim transisi. Selama bulan Maret 2019 musim hujan masih
berlangsung di sebagian besar wilayah Indonesia termasuk Kalimantan Selatan.
Nilai rata-rata tekanan permukaan laut bulan Maret 2019 dapat dilihat pada Gambar 8.
Daerah tekanan tinggi berada di Benua Asia dan Samudera Pasifik (1020.6 hPa dan 1025.1
hPa). Daerah tekanan rendah berada di Australia Barat (1008.2 hPa). Di wilayah Indonesia
rata-rata tekanan permukaan laut berkisar antara 1010.0 – 1012.0 hPa.
Berdasarkan Gambar 9 rata-rata angin lapisan 3000ft pada bulan Maret di wilayah
Indonesia bagian selatan angin bertiup dari arah Barat Daya hingga Barat Laut. Sedangkan
di Indonesia bagian utara angin dominan bertiup dari arah Barat hingga Timur Laut.
Terdapat wilayah pertemuan angin atau konvergensi di Riau, Sumatera Barat, Lampung
| 10
Buletin Meteorologi Edisi Maret 2019
Jawa Barat, Kalimantan Timur, Laut Jawa hingga Laut Arafuru, dan Maluku. Belokan angin
atau shearline terjadi di Aceh, Sumatera Utara, Kepulauan Riau, Bangka Belitung,
Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, dan Maluku.
Daerah Netral terdapat di Aceh. Berdasarkan kondisi normal angin bulan Maret, daerah
pertemuan angin (konvergensi) umumnya berada di wilayah Sumatera Selatan, Bangka
Belitung, dan Laut Jawa hingga Laut Flores. Pola angin berupa pertemuan angin atau
konvergensi serta belokan angin atau shearline dapat memicu pengangkatan masa udara
yang berpotensi membentuk awan hujan di wilayah tersebut.
Gambar 9. Normal Angin Lapisan 3000 ft bulan Maret dan Rata-rata Maret 2019
(Sumber: BMKG dan NOAA)
| 11
Buletin Meteorologi Edisi Maret 2019
6. Gradien Angin Lapisan Atas
a. Dasarian Pertama
Pada sepuluh hari pertama (dasarian I) bulan Maret 2019, dari peta gradien terlihat
wilayah Indonesia di sekitar equator didominasi oleh sel tekanan rendah kurang lebih 4 s.d
6 sel tekanan rendah yaitu di Dataran Benua Asia, Samudera Hindia, Australia dan
Samudera Pasifik. Di wilayah ekuator Indonesia tercatat kurang lebih 1 s.d 3 sel sirkulasi
tertutup (eddy). Terdapat 1 sistem tekanan rendah yang aktif di Samudera Hindia yakni
siklon tropis “Haleh”. Siklon Tropis Haleh aktif mulai dari 02 s.d 06 Maret 2019 dengan
tekanan minimum 945 mb dan kecepatan maksimum 95 knot, siklon ini aktif di Samudera
Hindia Bagian Selatan dan bergerak ke Barat Daya dan punah di lokasi yang sama.
Gambar 10. Analisa Gradien Angin Lapisan Atas Dasarian I Maret 2019
Pola angin di wilayah Indonesia sebelah Utara ekuator pada umumnya bertiup dari
arah Timur Laut – Barat Laut dengan kecepatan berkisar antara 0 – 30 knot, sedangkan di
sebelah Selatan ekuator dari arah Barat – Barat Daya dengan kecepatan berkisar antara 0 –
30 knots. Daerah konvergensi (pertemuan angin) umumnya terjadi di Bangka Belitung,
Sumatera Barat, Bengkulu, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur,
Selat Sunda, Pulau Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulwesi
Tengah, Sulawesi Selatan, dan Maluku. Daerah konvergensi tersebut dapat memicu naiknya
massa udara yang mengakibatkan tumbuhnya awan-awan hujan di sebagian wilayah
tersebut. Shearline (belokan angin tajam) terdapat di wilayah Aceh, Sumatera Utara,
Sumatera Barat, Riau, Kalimantan Barat, Kalimantan Utara, Bali, Sulawesi Tengah,
Sulawesi Utara, Maluku, dan Papua. Hasil Pantauan Stasiun Meteorologi Banjarmasin,
kondisi cuaca di Banjarmasin dan sekitarnya terdapat 8 hari hujan dengan 4 hari hujan
dengan intensitas ringan, 2 hari hujan dengan intensitas sedang, dan 2 hari hujan dengan
intensitas Lebat.
| 12
Buletin Meteorologi Edisi Maret 2019
b. Dasarian Kedua
Pada sepuluh hari kedua (dasarian II) di bulan Maret 2019, dari peta gradien terlihat
wilayah Indonesia di sekitar equator didominasi oleh sel tekanan rendah kurang lebih 6 s.d
12 sel tekanan rendah yaitu di Daratan Asia, Samudera Hindia, Nusa Tenggara Timur,
Australia, dan Samudera Pasifik (Tenggara Papua, dan Utara Papua). Di wilayah ekuator
Indonesia tercatat kurang lebih 1 s.d 4 sel sirkulasi tertutup (eddy). Terdapat 2 sistem
tekanan rendah yang aktif, di Samudera Hindia yakni siklon tropis “Savannah” dan di
Samudera Pasifik yakni siklon tropis “Trevor”. Siklon Tropis Savannah aktif mulai dari 14
s.d 19 Maret 2019 dengan tekanan minimum 958 mb dan kecepatan maksimum 90 knot,
siklon ini aktif di Samudera Hindia bagian Timur dan bergerak ke Barat Daya dan punah di
lokasi yang sama. Siklon Tropis Trevor aktif mulai dari 18 s.d 24 Maret 2019 dengan
tekanan minimum 955 mb dan kecepatan maksimum 105 knot, siklon ini aktif di Samudera
Pasifik Timur Laut Australia dan bergerak ke Barat Daya dan punah di Daratan Australia
Gambar 11. Analisa Gradien Angin Lapisan Atas Dasarian II Maret 2019
Pola angin di wilayah Indonesia bagian Utara pada umumnya bertiup dari arah
Selatan - Timur Laut dengan kecepatan angin 0 – 30 knots, sedangkan di bagian Selatan
angin bertiup dari arah Selatan – Utara dengan kecepatan 0 – 30 knots. Daerah pertemuan
angin atau konvergensi umumnya terjadi di wilayah Bengkulu, Lampung, Laut Jawa,
Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara, Laut Banda,
Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, dan Papua. Daerah konvergensi tersebut dapat
memicu naiknya massa udara yang mengakibatkan tumbuhnya awan-awan hujan di
sebagian wilayah tersebut. Shearline (belokan angin tajam) terdapat di wilayah Aceh,
Sumatera Utara, Kepulauan Riau, Bangka Belitung, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat,
Kalimantan Utara, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Jawa Barat, Jawa Tengah, Bali,
| 13
Buletin Meteorologi Edisi Maret 2019
Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Utara, Gorontalo, Maluku, Maluku
Utara dan Papua. Hasil Pantauan Stasiun Meteorologi Banjarmasin, kondisi cuaca di
Banjarmasin dan sekitarnya terdapat 7 hari hujan dengan 6 hari hujan dengan intensitas
ringan dan 1 hari hujan dengan intensitas sedang.
c. Dasarian Ketiga
Pada sepuluh hari ketiga (dasarian III) bulan Maret 2019, dari peta gradien terlihat di
sekitar equator wilayah Indonesia didominasi oleh sel tekanan rendah kurang lebih 4 s.d 11
sel tekanan rendah yaitu Samudera Hindia, Australia, Samudera Pasifik, dan Daratan Asia.
Di wilayah equator Indonesia tercatat kurang lebih 1 s.d 5 sel sirkulasi tertutup (eddy).
Terdapat 2 sistem tekanan rendah yang aktif di wilayah Samudera Hindia yakni siklon
tropis “Veronica”, dan “Joaninha”. Siklon Tropis Veronica aktif mulai dari 20 s.d 25 Maret
2019 dengan tekanan minimum 938mb dan kecepatan maksimum 105 knot, siklon ini aktif
di Samudera Hindia Timur Australia dan bergerak ke Barat Daya dan punah di Daratan
Australia. Siklon Tropis Joaninha aktif pada 30 Maret 2019 dengan tekanan minimum
982mb dan kecepatan maksimum 50 knot, siklon ini aktif di Samudera Hindia dan tidak
bergerak serta punah di lokasi yang sama.
Gambar 12. Analisa Gradien Angin Lapisan Atas Dasarian III Maret 2019
Pola angin di wilayah Indonesia bagian Utara pada umumnya bertiup dari arah Barat
Laut – Timur dengan kecepatan angin 0 – 30 knots, sedangkan di bagian Selatan angin
bertiup dari arah Tenggara – Utara dengan kecepatan 0 – 30 knots. Daerah pertemuan angin
atau konvergensi umumnya terjadi di wilayah Aceh, Sumatera Barat, Lampung, Banten,
Pulau Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat, Laut Flores, Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat,
Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Sulawesi Tenggara, Maluku, dan Papua. Daerah
konvergensi tersebut dapat memicu naiknya massa udara yang mengakibatkan tumbuhnya
| 14
Buletin Meteorologi Edisi Maret 2019
awan-awan hujan di sebagian wilayah tersebut. Shearline (belokan angin tajam) terdapat di
wilayah Aceh, Jambi, Riau, Sumatera Selatan, Bengkulu, Lampung, Jawa Barat, Jawa
Tengah, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Barat,
Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Gorontalo, Sulawesi Utara, Sulawesi Tenggara,
Maluku, Maluku Utara, dan Papua. Hasil Pantauan Stasiun Meteorologi Banjarmasin,
kondisi cuaca di Banjarmasin dan sekitarnya terdapat 7 hari hujan dengan 6 hari hujan
dengan intensitas ringan, dan 1 hari hujan dengan intensitas Lebat.
7. Estimasi curah hujan pantauan Satelit TRMM (Tropical Rainfall Measuring
Mission)
Satelit TRMM merupakan salah satu satelit yang mengamati curah hujan di wilayah
tropis secara realtime. Hasil pantauan satelit TRMM menunjukkan bahwa akumulasi curah
hujan pada bulan Maret 2019 untuk wilayah Kalimantan Selatan berkisar antara 200 – 400
mm. Akumulasi curah hujan ≥ 250 mm terjadi di wilayah Kalimantan Selatan bagian barat
dan sebagian timur, sedangkan akumulasi curah hujan ≤ 250 mm terjadi di sebagian wilayah
Kalimantan Selatan bagian selatan, utara, dan sebagian timur lainnya. Akumulasi curah
hujan bulan Maret 2019 berdasarkan citra satelit TRMM dapat dilihat pada Gambar 13.
Gambar 13. Akumulasi Curah hujan Bulan Maret 2019
(Sumber: https://giovanni.gsfc.nasa.gov/giovanni/)
| 15
Buletin Meteorologi Edisi Maret 2019
B. GAMBARAN KONDISI CUACA LOKAL
1. Angin
Hasil pengamatan stasiun Meteorologi Banjarmasin pada bulan Maret 2019 arah
angin dominan bertiup dari arah Timur Laut (22,5° – 67,5°) dengan persentase sebesar
19,0%. Kecepatan angin terbanyak adalah 4 - 7 knot dengan persentase 46,6% sedangkan
kecepatan angin maksimum mencapai 15 knot. Distribusi angin pada bulan Maret 2019
berdasarkan arah dan kecepatannya (Windrose) dapat dilihat pada Gambar 14.
Gambar 14. Grafik Arah dan Kecepatan angin dominan Maret 2019
2. Kelembaban Udara
Profil kelembaban udara rata-rata harian bulan Maret 2019 berkisar antara 76 - 94%,
kelembaban maksimum harian berkisar antara 92 – 98%, dan kelembaban udara minimum
harian berkisar antara 50 - 83%. Kelembaban minimum terjadi pada tanggal 9 sebesar 50%
dan kelembaban maksimum terjadi pada tanggal 1,2,3,4,9,13,17,23 dan 27 sebesar 98%.
Profil kelembaban harian bulan Maret 2019 dapat dilihat pada Gambar 15.
| 16
Buletin Meteorologi Edisi Maret 2019
Gambar 15.Grafik Profil Kelembaban Udara Harian Maret 2019
Gambar 16.Grafik Profil Kelembaban Udara Rata-rata Perjam Maret 2019
Profil kelembaban udara rata-rata per-jam mencapai nilai maksimum terjadi antara
jam 04.00 – 07.00 WITA dengan nilai berkisar antara 94.6 – 95.1 %, sedangkan
kelembaban udara minimum terjadi antara jam 13.00 - 15.00 WITA dengan nilai berkisar
antara 70.0 – 72.1%. Detail profil kelembaban rata-rata per jam bulan Maret 2019 dapat
dilihat pada Gambar 16.
| 17
Buletin Meteorologi Edisi Maret 2019
3. Suhu Udara
Gambar 17. Grafik Profil Suhu Udara Harian Maret 2019
Profil suhu udara rata-rata harian bulan Maret 2019 berkisar antara 25.0 – 29.3 0C,
suhu udara maksimum harian berkisar antara 27.6 – 33.8 0C, dan suhu udara minimum
harian berkisar antara 23.0 – 26.6 0C. Suhu udara maksimum adalah sebesar 33.8 0C terjadi
pada tanggal 23 dan tanggal 26. Sedangkan suhu minimum 23.0 0C terjadi pada tanggal 23.
Profil suhu udara harian bulan Maret 2019 dapat dilihat pada Gambar 17.
Profil suhu udara rata - rata perjam bulan Maret 2019 dapat dilihat pada Gambar 18.
Dari grafik dapat terlihat kecenderungan suhu udara meningkat mulai pukul 07.00 WITA.
Nilai maksimum suhu udara rata-rata per-jam berkisar antara 30.0 – 30.6 0C terjadi antara
pukul 13.00 – 14.00 WITA. Nilai minimum suhu udara rata-rata per-jam berkisar antara jam
05.00 – 07.00 WITA dengan suhu berkisar 24.9 – 25.1 0C. Profil suhu udara rata-rata
perjam bulan Maret 2019 dapat dilihat pada Gambar 18.
| 18
Buletin Meteorologi Edisi Maret 2019
Gambar 18. Grafik Profil Suhu Udara Rata-rat Perjam Bulan Maret 2019
4. Jarak Pandang Mendatar (Visibility)
Hasil pengamatan jarak pandang mendatar rata-rata perjam di Bandara Syamsudin
Noor Banjarmasin bulan Maret 2019 umumnya > 9 km. Jarak pandang maksimum ( > 9 km)
terjadi pada pagi hingga malam hari antara pukul 09.00 – 24.00 WITA. Visibility mulai
menurun (< 8 km) antara pukul 01.00 - 07.00 WITA. Kondisi ini dikarenakan halimun
(mist) dan hujan (Rain) pada dini hari. Profil Jarak Pandang Mendatar (visibility) rata - rata
harian bulan Maret 2019 dapat dilihat pada Gambar 19.
Gambar 19. Grafik Jarak Pandang Mendatar (visibility) Maret 2019
| 19
Buletin Meteorologi Edisi Maret 2019
Selama bulan Maret 2019, jarak pandang mendatar (visibility) yang tergolong ekstrim
(< 1000 m) terjadi sebanyak 5 kali dimana jarak pandang mendatar terendah mencapai 500
meter pada tanggal 1 dan tanggal 23, 600 m pada tanggal 12, 800 m pada tanggal 11 dan
100 m pada tanggal 15. Kondisi ini terjadi akibat hujan dengan intensitas sedang hingga
lebat di wilayah Bandara Syamsudin Noor Banjarmasin. Grafik Jarak Pandang Mendatar
(visibility) Ekstrem bulan Maret 2019 dapat dilihat pada Gambar 20.
Gambar 20. Grafik Jarak Pandang Mendatar (visibility) Ekstrem Maret 2019
5. Curah Hujan
Berdasarkan hasil pengukuran, curah hujan kumulatif bulan Maret 2019 adalah
sebesar 303.9 mm dengan hari hujan sebanyak 16 hari. Pada dasarian I jumlah curah hujan
adalah 107.8 mm dengan 8 hari hujan. Pada dasarian II jumlah curah hujan adalah 61.7 mm
dengan 7 hari hujan dan dasarian III jumlah curah hujan adalah 71.5 mm dengan 7 hari
hujan. Curah hujan harian tertinggi sebesar 66.1 mm yang terjadi pada tanggal 23 Maret
2019. Curah hujan normal (rata-rata 30 tahun) bulan Maret sebesar 309 mm. Dibandingkan
dengan normalnya, curah hujan bulan Maret 2019 bersifat Bawah Normal. Grafik curah
hujan harian bulan Maret 2019 dapat dilihat pada Gambar 21.
| 20
Buletin Meteorologi Edisi Maret 2019
Gambar 21. Grafik Curah Hujan Harian Maret 2019
Berdasarkan hasil pantauan penakar hujan otomatis tipe Hellman di Stasiun
Meteorologi Syamsudin Noor selama bulan Maret 2019 menyatakan bahwa total curah
hujan maksimum perjam sebesar 36.6 mm terjadi pukul 10.00-11.00 WITA dan jumlah
curah hujan maksimum mutlak yakni sebesar 36.6 mm yang terjadi pada tanggal 1 Maret
2019. Grafik kejadian hujan harian bulan Maret 2019 dapat dilihat pada Gambar 22.
Gambar 22. Grafik Profil Curah Hujan Setiap Jam Bulan Maret 2019
| 21
Buletin Meteorologi Edisi Maret 2019
6. Keadaan Cuaca
Berdasarkan hasil pantauan cuaca yang terjadi bulan Maret 2019 di Stasiun
Syamsudin Noor Banjarmasin, kondisi cuaca signifikan kejadian Hujan sebanyak 16 kali,
Petir 13 kali dan jarak pandang mendatar kurang dari 1000 m ada 5 kali kejadian. Kondisi
cuaca signifikan didominasi oleh kejadian hujan disertai petir sebanyak 16 kali kejadian.
Gambar 23. Grafik Cuaca Signifikan Bulan Maret 2019
7. Kalender Cuaca
Gambar 24. Kalender Cuaca Bulan Maret 2019
| 22
Buletin Meteorologi Edisi Maret 2019
IV. KEJADIAN CUACA EKSTREM
DASARIAN I
a. Hujan Lebat – Sangat Lebat
Pada tanggal 1 dan 3 Maret terjadi hujan dengan intensitas lebat sebesar 61.8 mm, dan
54.7 mm. Kondisi ini terjadi akibat adanya pertemuan angin atau konvergensi di
wilayah Kalimantan Selatan sehingga memungkinkan terjadinya pertumbuhan awan-
awan konvektif di wilayah Kalimantan Selatan.
b. Angin Kencang
NIHIL.
c. Suhu Ekstrim
NIHIL
d. Jarak Pandang Mendatar
Pada tanggal 1 Maret 2019 tercatat jarak pandang mendatar minimum mencapai 500 m
yang dikarenakan hujan intensitas lebat.
DASARIAN II
a. Hujan Lebat – Sangat Lebat
NIHIL
b. Angin Kencang
NIHIL
c. Suhu Ekstrim
NIHIL
d. Jarak Pandang Mendatar
Pada tanggal 11, 12 dan 15 Maret 2019 tercatat jarak pandang mendatar minimum
mencapai 800 m, 600 dan 1000 m yang dikarenakan hujan dengan intensitas sedang.
DASARIAN III
a. Hujan Lebat – Sangat Lebat
Pada tanggal 23 Maret terjadi hujan dengan intensitas lebat sebesar 66.1 mm. Kondisi
ini terjadi akibat adanya pertemuan angin atau konvergensi di wilayah Kalimantan
Selatan sehingga memungkinkan terjadinya pertumbuhan awan-awan konvektif di
wilayah Kalimantan Selatan.
| 23
Buletin Meteorologi Edisi Maret 2019
b. Angin Kencang
NIHIL
c. Suhu Ekstrim
NIHIL
d. Jarak Pandang Mendatar
Pada tanggal 23 Maret 2019 tercatat jarak pandang mendatar minimum mencapai 500
m yang dikarenakan hujan intensitas lebat.
| 24
Buletin Meteorologi Edisi Maret 2019
V. PRAKIRAAN
A. PRAKIRAAN HUJAN
1. Prakiraan Curah Hujan April 2019
Prakiraan akumulasi curah hujan April 2019 di wilayah Kalimantan Selatan secara
umum dalam kategori menengah antara 201-300 mm. Untuk curah hujan 101 - 150 mm
diprakirakan di Kab. Hulu Sungai Tengah (Pandawan) dan untuk curah hujan 151 - 200
mm diprakirakan di Kab. Tanah Laut (Kintap/Kebun Raya), Kab. Kotabaru (Pl Utara/
Gunung Ulin, Kelumpang Selatan/ Sangking Baru, Stamet Gusti Syamsir Alam), Kab.
Banjar (Danau Salak/ Gn. Sari, Kertak Hanyar/ Manarap Baru, Danau Salak/ Lawa), Kab.
Hulu Sungai Tengah (Batu Benawa/ Pagat), Kab. Tanah Bumbu (Angsana/ Kr. Indah,
Kusan Hilir/ Mudalang, Sei Loban/ Marga Mulya) dan Kab. Balangan (Parigin Selatan/
Lingsir, Batu Mandi/ Hamparaya). Wilayah di sekitar Stasiun Meteorologi Syamsudin Noor
Landasan Ulin curah hujan diprakirakan antara 201 - 300 mm. Prakiraan curah hujan bulan
April 2018 di wilayah Kalimantan Selatan dapat dilihat pada Gambar 25.
Gambar 25. Prakiraan Curah Hujan Kalimantan Selatan Bulan April 2019
(Sumber: Stasiun Klimatologi Banjarbaru)
| 25
Buletin Meteorologi Edisi Maret 2019
2. Prakiraan Sifat Hujan April 2019
Prakiraan sifat hujan April 2019 di wilayah Kalimantan Selatan berdasarkan data
Stasiun Klimatologi Banjarbaru secara umum pada kondisi Normal. Sifat hujan bawah
normal diperkirakan di wilayah Kab. Banjar (Kertak Hanyar/ Manarap Baru) dan Kab.
Tanah Bumbu (Sei Loban/ Marga Mulya). Sifat hujan atas normal diprakirakan diwilayah
Kab. Tapin, Kab. Tanah Laut (SMPK Pelaihari), Kab. Kotabaru (PL Timur/ Langkang
Lama), Kab. Balangan (Juai/ Mungkur Uyam), Kab. Banjar (Sungai Pinang/Rantau
Nangka, Beruntung Baru/ Kmpg Baru, Simpang Empat/ Batu Balian), Kab. Barito Kuala
(Wanaraya/ Kolam Kiri, Mandastana/ Karang Indah, Tabunganen/ Sei Jingah Besar,
Barambai/ Kolam Kanan), Kab. Hulu Sungai Selatan (Simpur/ Wasah Hulu, Kandangan/
Tibung Raya, PadangBatung/ Durian Rabung, Telaga Langsat/ Mandala, SMPK Sungai
Raya), Kab. Hulu Sungai Tengah ( Barabai/ Mandingin, Batu Benawa/ Pagat, Batang Alai
Selatan/ Kapar), Kab. Hulu Sungai Utara (Amuntai Tengah/ Pasar Senin, Amuntai Utara/
T. Daun, Babirik/ Babirik Hilir, Banjang), dan Kab. Tabalong (Upau/ Masingai I, Muara
Uya, Muara Harus/ Tantaringin, Murung Pudak/ Maburai). Untuk wilayah di sekitar Stasiun
Meteorologi Syamsudin Noor Banjarmasin sifat hujan diprakirakan dalam kondisi normal.
Prakiraan sifat curah hujan bulan April 2019 di wilayah Kalimantan Selatan dapat dilihat
pada Gambar 26.
Gambar 26. Prakiraan Sifat Hujan Kalimantan Selatan Bulan April 2019
(Sumber: Stasiun Klimatologi Banjarbaru)
| 26
Buletin Meteorologi Edisi Maret 2019
B. INFORMASI KELAUTAN
1. Tinggi Gelombang Signifikan
Gambar 27. Rata-rata Tinggi Gelombang Signifikan Bulan April
Rata- rata tinggi gelombang signifikan pada bulan April di wilayah perairan Kalimantan
Selatan berkisar antara 0.2 hingga 0.8 meter. Rata-rata gelombang signifikan tertinggi berada
di wilayah Laut Jawa dan dominan dari arah Timur hingga Selatan. Sedangkan untuk rata-
rata maksimum tinggi gelombang signifikan pada bulan April antara 0.6 hingga 1.6 meter dari
arah Timur hingga Selatan dengan gelombang tertinggi di wilayah perairan Laut Jawa
mencapai 1.8 meter.
Gambar 28. Rata-rata Maksimum Tinggi Gelombang Signifikan Bulan April
| 27
Buletin Meteorologi Edisi Maret 2019
C. Pasang Surut
Informasi prakiraan pasang surut bulan April 2019 dibagi menjadi beberapa wilayah
yaitu di wilayah perairan Kota Banjarmasin meliputi Banjarmasin, Sungai Barito, Sungai
Tabanio dan wilayah perairan Kabupaten Kotabaru meliputi Teluk Kelumpang, Kampung
Baru, Tanjung Pamukan yang dapat dilihat pada lampiran.
| 28
Buletin Meteorologi Edisi Maret 2019
TIM REDAKSI
Pelindung : Karmana, S.Si, M.M.
Kepala Stasiun Meteorologi Klas II Syamsudin Noor Banjarmasin
Penanggungjawab : Riza Arian Noor, S.Si, M.Ling
Kepala Seksi Observasi Dan Informasi
Anggota Tim : 1. Purwo Aji Setiawan
2. Rianita Sekar Utami
3. Uli Mahanani
4. Rizqi Nur Fitriani
5. Utari Randiana
6. Bayu Kencana Putra
7. Muhammad Shaa Imul Qadri
8. Ruth Mandasari S.
| 29
Buletin Meteorologi Edisi Maret 2019
Lampiran 1
Pasang Surut Air Laut Bulan April 2019
| 30
Buletin Meteorologi Edisi Maret 2019
| 31
Buletin Meteorologi Edisi Maret 2019
| 32
Buletin Meteorologi Edisi Maret 2019
| 33
Buletin Meteorologi Edisi Maret 2019
| 34
Buletin Meteorologi Edisi Maret 2019
| 35
Buletin Meteorologi Edisi Maret 2019
Lampiran 2
Alamat Website Informasi Meteorologi
- BMKG
www.bmkg.go.id
- BMKG Stasiun Meteorologi Syamsudin Noor
http://stamet.syamsudinnoor.bmkg.go.id
- Prakiraan Cuaca Harian Provinsi Kalimantan Selatan
http://web.meteo.bmkg.go.id/id/prakiraan/cuaca-prakiraan
- Informasi Meteorologi Penerbangan
http://aviation.bmkg.go.id
- Informasi Meteorologi Kelautan
http://maritim.bmkg.go.id
- Informasi Titik Panas (hotspot)
http://satelit.bmkg.go.id/BMKG/index.php?pilih=31
- Informasi Potensi Kebakaran Lahan
http://web.meteo.bmkg.go.id/id/peringatan/kebakaran-hutan