21
DESKRIPSI PROSES BERPIKIR SISWA KELAS X SMA DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA TERKAIT MATERI SPLTV DITINJAU DARI GAYA KOGNITIF SISWA JURNAL Disusun untuk Memenuhi Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Oleh Desi Nalurita Sari 202013016 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2017

DESKRIPSI PROSES BERPIKIR SISWA KELAS X SM A DALAM ...€¦ · DESKRIPSI PROSES BERPIKIR SISWA KELAS X SM A DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA TERKAIT MATERI SPLTV DITINJAU DARI

  • Upload
    others

  • View
    112

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: DESKRIPSI PROSES BERPIKIR SISWA KELAS X SM A DALAM ...€¦ · DESKRIPSI PROSES BERPIKIR SISWA KELAS X SM A DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA TERKAIT MATERI SPLTV DITINJAU DARI

DESKRIPSI PROSES BERPIKIR SISWA KELAS X SMA DALAM MENYELESAIKANSOAL MATEMATIKA TERKAIT MATERI SPLTV DITINJAU

DARI GAYA KOGNITIF SISWA

JURNAL

Disusun untuk Memenuhi Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

Desi Nalurita Sari

202013016

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKAFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANASALATIGA

2017

Page 2: DESKRIPSI PROSES BERPIKIR SISWA KELAS X SM A DALAM ...€¦ · DESKRIPSI PROSES BERPIKIR SISWA KELAS X SM A DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA TERKAIT MATERI SPLTV DITINJAU DARI
Page 3: DESKRIPSI PROSES BERPIKIR SISWA KELAS X SM A DALAM ...€¦ · DESKRIPSI PROSES BERPIKIR SISWA KELAS X SM A DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA TERKAIT MATERI SPLTV DITINJAU DARI
Page 4: DESKRIPSI PROSES BERPIKIR SISWA KELAS X SM A DALAM ...€¦ · DESKRIPSI PROSES BERPIKIR SISWA KELAS X SM A DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA TERKAIT MATERI SPLTV DITINJAU DARI
Page 5: DESKRIPSI PROSES BERPIKIR SISWA KELAS X SM A DALAM ...€¦ · DESKRIPSI PROSES BERPIKIR SISWA KELAS X SM A DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA TERKAIT MATERI SPLTV DITINJAU DARI
Page 6: DESKRIPSI PROSES BERPIKIR SISWA KELAS X SM A DALAM ...€¦ · DESKRIPSI PROSES BERPIKIR SISWA KELAS X SM A DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA TERKAIT MATERI SPLTV DITINJAU DARI

DESKRIPSI PROSES BERPIKIR SISWA KELAS X SMA DALAM MENYELESAIKANSOAL MATEMATIKA TERKAIT MATERI SPLTV DITINJAU

DARI GAYA KOGNITIF SISWA

Desi Nalurita Sari1, Tri Nova Hasti Yunianta2

[email protected], [email protected] Studi Pendidikan Matematika

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses berpikir siswa kelas X SMA dalam menyelesaikansoal matematika terkait materi SPLTV ditinjau dari gaya kognitif siswa. Dalam penelitian ini yangdimaksud proses berpikir adalah langkah-langkah yang digunakan seseorang saat menerima informasi,mengolah, dan memanggil kembali informasi dari dalam ingatan untuk kemudian disesuaikan denganskema yang ada dalam pikirannya. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Penelitian ini akandilaksanakan di SMA N 3 Salatiga. Subjek dalam penelitian ini sebanyak 4 siswa yang diambil dari kelasX MIPA 3, yaitu 2 siswa yang mempunyai gaya kognitif FI dan 2 siswa yang mempunyai gaya kognitifFD. Penelitian ini diawali dengan pemilihan subjek bergaya kognitif FI dan FD kemudian pemberian tes(soal) dan wawancara terhadap siswa FI dan FD. Analisis data dilakukan dengan reduksi data, penyajiandata, dan kesimpulan serta digunakan triangulasi waktu. Materi sistem SPLTV diberikan untuk melihatproses berpikir keempat subjek dalam menyelesaikan masalah. Hasil dari penelitian ini, proses berpikirsubjek FI dan FD pada indikator mampu menyatakan apa yang diketahui dalam soal menggunakan bahasasendiri dan mampu menyatakan apa yang ditanyakan dalam soal menggunakan bahasa sendiri tidak adaperbedaan antara keduanya. Proses berpikir FI dan FD pada indikator mampu membuat rencanapenyelesaian, menyatakan langkah-langkah mengerjakan sesuai konsep yang dimiliki, dan mampumemperbaiki jawaban yang salah, keduannya terdapat perbedaan bahkan antar subjek. Jenis prosesberpikir siswa FI.1 adalah konseptual, dan jenis proses berpikir siswa FI.2, FD.1, dan FD.2 tidak dapatdisimpulkan.

Kata kunci: proses berpikir, menyelesaikan soal, gaya kognitif siswa

PENDAHULUAN

Mata pelajaran matematika merupakan mata pelajaran wajib yang diajarkan diberbagai

jenjang pendidikan yaitu sekolah dasar, sekolah menengah pertama, sekolah menengah atas, dan

perguruan tinggi. Matematika menjadi sarana untuk menumbuhkembangkan proses berpikir

siswa dalam menyelesaikan masalah yang terdapat pada setiap butir soal matematika dan

membuat siswa untuk berpikir lebih luas lagi melalui konsep yang telah dimiliki. Menyelesaikan

masalah dalam matematika tentunya tidak terlepas dari proses berpikir yang membuat siswa

mencari cara untuk menyelesaikan masalah yang dihadapinya.

Menurut Kafiar dkk (2015: 41), mengetahui proses berpikir siswa dalam menyelesaikan

masalah matematika sebenarnya adalah hal yang penting bagi guru. Guru harus memahami cara

Page 7: DESKRIPSI PROSES BERPIKIR SISWA KELAS X SM A DALAM ...€¦ · DESKRIPSI PROSES BERPIKIR SISWA KELAS X SM A DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA TERKAIT MATERI SPLTV DITINJAU DARI

berpikir siswa dan cara mengolah informasi yang masuk sambil mengarahkan siswa untuk

mengubah cara berpikirnya apabila diperlukan. Dengan mengetahui proses berpikir siswa, guru

dapat mengetahui penyebab kesalahan yang dilakukan siswa, kesulitan siswa, dan bagian-bagian

yang belum dipahami oleh siswa. Pada saat menyelesaikan soal cerita matematika, setiap siswa

kemungkinan mempunyai proses berpikir yang berbeda-beda.

Suparni (2000: 11) mendefinisikan proses berpikir adalah langkah-langkah yang digunakan

seseorang saat menerima informasi, mengolah, dan memanggil kembali informasi dari dalam

ingatan untuk kemudian disesuaikan dengan skema yang ada dalam otaknya. Eka (2008: 22)

menyatakan proses berpikir adalah penerimaan informasi yang kemudian dari informasi tersebut

diolah untuk dicari kesimpulannya dan kesimpulan tersebut bisa dipanggil kembali dari

informasi yang telah didapat tadi bila diperlukan.

Setiap siswa memiliki karakteristik yang berbeda antara siswa satu dengan yang lainnya

dalam belajar, sebagai karakteristik perilaku, karakteristik individu yang memiliki gaya kognitif

yang sama belum tentu memiliki kemampuan yang sama juga, apalagi individu yang memiliki

gaya kognitif yang berbeda, kecenderungan perbedaan kemampuan yang dimilikinya lebih besar

(Uno, 2010: 185-186). Sudirman dkk (2016: 238) berpendapat bahwa setiap siswa memiliki cara,

gaya berpikir, dan kemampuan yang berbeda-beda dalam menyelesaikan masalah matematika,

dan perbedaan cara atau gaya berpikir individu tersebut dikenal dengan istilah gaya kognitif.

Slameto (2001: 160) menyatakan bahwa gaya kognitif merupakan variabel penting yang

mempengaruhi pilihan siswa dalam bidang akademik, kelanjutan perkembangan akademik, cara

siswa belajar serta cara siswa dan guru berinteraksi dalam kelas. Sejalan dengan pendapat

Slameto mengenai gaya kognitif merupakan variabel yang penting, Uno (2010: 189) menyatakan

bahwa kedudukan gaya kognitif dalam proses pembelajaran penting diperhatikan oleh guru

sebab rancangan pembelajaran yang disusun dengan mempertimbangkan gaya kognitif berarti

menyajikan materi pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik dan potensi yang dimiliki

siswa.

Ngilawajan (2013: 73) menyatakan bahwa gaya kognitif merupakan cara seseorang

memproses, menyimpan maupun menggunakan informasi untuk menanggapi suatu tugas atau

berbagai jenis lingkungannya. Sejalan dengan pendapat Ngilawajan (Woolfolk, 2009: 225)

mengungkapkan bahwa gaya kognitif merupakan cara khas yang digunakan oleh siswa dalam

memikirkan suatu tugas yang diperoleh dan memproses informasi baru, sehingga setiap individu

Page 8: DESKRIPSI PROSES BERPIKIR SISWA KELAS X SM A DALAM ...€¦ · DESKRIPSI PROSES BERPIKIR SISWA KELAS X SM A DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA TERKAIT MATERI SPLTV DITINJAU DARI

mempunyai kecerdasan yang berbeda-beda dan hal ini dapat mempengaruhi proses pembelajaran

di sekolah.

Witkin (1971) menyatakan bahwa, dimensi gaya kognitif terdiri dari Field Independent (FI)

dan Field Dependent (FD). Witkin dan Goodenough (Reid, 2006) mendefinisikan karakteristik

utama dari gaya kognitif field dependent adalah individu yang kurang atau tidak bisa

memisahkan sesuatu bagian dari suatu kesatuan dan cenderung segera menerima bagian atau

konteks yang dominan, sedangkan field independent adalah individu yang dengan mudah dapat

‘bebas’ dari persepsi yang terorganisir dan dapat segera memisahkan suatu bagian dari

kesatuannya.

Perbedaan proses berpikir siswa dengan gaya kognitif FI dan FD akan terlihat melalui

proses penyelesaian soal matematika yang bersifat analitis dan terstruktur (Eka, 2012). Sesuai

dengan latar belakang yang telah dipaparkan, maka tujuan dalam penelitian ini adalah untuk

mendeskripsikan proses berpikir siswa kelas X SMA dalam menyelesaikan soal matematika

terkait materi SPLTV ditinjau dari gaya kognitif siswa.

KAJIAN PUSTAKA

Proses Berpikir

Proses berpikir menghasilkan suatu pengetahuan baru yang merupakan transformasi

informasi-informasi sebelumnya. Hudojo (1988: 4) menyatakan bahwa, dalam proses belajar

matematika terjadi proses berpikir, sebab seorang dikatakan berpikir bila orang itu melakukan

kegiatan mental dan orang yang belajar matematika pasti melakukan kegiatan mental.

Gaya Kognitif

Nasution (2008: 94) menyatakan bahwa, gaya kognitif adalah cara yang dilakukan oleh

siswa secara konsisten dalam menangkap stimulus atau informasi, cara berpikir, dan

memecahkan soal. Dalam hal ini bukan berarti siswa memiliki cara yang sama dalam

menyelesian soal, namun setiap siswa memiliki cara tersendiri. Gaya kognitif sangat berkaitan

dengan kepribadian seseorang, hal ini sesuai dengan pendapat Uno (2008:185) bahwa gaya

kognitif adalah cara siswa yang khas dalam belajar, baik berkaitan dengan cara penerimaan dan

pengolahan informasi maupun kebiasaan yang berhubungan dengan lingkungan belajar.

Uno (2010: 190-191) menyatakan bahwa, gaya kognitif dapat dibagi dalam beberapa

kelompok yakni gaya kognitif Field Independent (FI) dan Field Dependent (FD), adapun

Page 9: DESKRIPSI PROSES BERPIKIR SISWA KELAS X SM A DALAM ...€¦ · DESKRIPSI PROSES BERPIKIR SISWA KELAS X SM A DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA TERKAIT MATERI SPLTV DITINJAU DARI

perbedaan siswa dengan gaya kognitif FI dan FD sebagai berikut: seorang siswa yang memiliki

gaya kognitif field dependent (FD) global perseptual merasakan beban yang berat, sukar

memproses, mudah mempersepsi apabila informasi dimanipulasi sesuai dengan konteksnya, pada

situasi sosial tertentu cenderung bersikap baik (hangat, mudah bergaul, ramah, responsif), selalu

ingin tahu lebih banyak jika dibandingkan dengan orang yang memiliki gaya kognitif FI,

sedangkan siswa dengan gaya kognitif field independent (FI) artikulasi mempersepsi secara

analitis, dapat memisahkan stimuli dalam konteksnya tetapi persepsinya lemah ketika terjadi

perubahan konteks, biasanya individu dengan gaya kognitif FI menggunakan faktor-faktor

internal sebagai arahan dalam mengolah informasi, mengerjakan tugas secara tidak berurutan dan

merasa efisien bekerja sendiri, dalam situasi sosial FI merasa ada tekanan dari luar, dan

menanggapi situasi secara dingin, ada jarak, dan tidak sensitif.

Group Embedded Figures Test (GEFT)

Group Embedded Figures Test (GEFT) dikembangkan oleh Philip K. Oltman, Evelyn

Raskin, & Herman A. Witkin (1971), yang digunakan untuk mengetahui gaya kognitif siswa

berdasarkan perbedaan psikologinya yaitu gaya kognitif field dependent dan gaya kognitif field

independent. Menurut Witkin (1971), GEFT terdiri dari tiga bagian yaitu bagian I terdiri dari 7

soal, sedangkan bagian II dan bagian III masing-masing terdiri dari 9 soal. Skor yang dihitung

adalah hanya pada tes bagian II dan III dengan rentang skor antara 0-18. Sedangkan untuk soal

bagian satu hanya sebagai latihan dan agar familiar dengan tes tersebut. Bagian I diberikan 7 soal

yang mudah dalam waktu 3 menit, dan item dalam bagian ini tidak termasuk dalam total skor.

Bagian II dan III merupakan bagian inti dari tes ini, dimana siswa diminta untuk mengerjakan 9

soal dalam waktu 6 menit untuk setiap bagiannya.

Siswa yang menyelesaikan bagian dalam waktu lebih pendek tidak diizinkan untuk

melanjutkan ke bagian berikutnya. Seluruh siswa mulai bekerja secara bersamaan pada setiap

bagian. Skor untuk setiap siswa adalah jumlah angka dalam dua bagian terakhir tes. Setiap

jawaban benar diberikan nilai 1 dan jawaban salah 0 dan skor maksimal adalah 18 poin dan

minimum 0 poin. Dalam penelitian ini, subjek yang mendapat skor > 9 digolongkan FI dan

subjek yang mendapat skor < 9 digolongkan FD.

Page 10: DESKRIPSI PROSES BERPIKIR SISWA KELAS X SM A DALAM ...€¦ · DESKRIPSI PROSES BERPIKIR SISWA KELAS X SM A DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA TERKAIT MATERI SPLTV DITINJAU DARI

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Menurut

Sugiyono (2010: 1) penelitian deskriptif kualitatif adalah pengumpulan data pada suatu latar

alamiah, di mana peneliti adalah sebagai instrumen kunci.

Peneltian ini akan dilakukan di SMA Negeri 3 Salatiga dengan subjek dalam penelitian

adalah siswa kelas X MIPA 3 SMA Negeri 3 Salatiga. Penentuan subjek dalam penelitian ini

menggunakan Group Embedded Figures Test (GEFT) dengan tujuan untuk membedakan siswa

dengan gaya kognitif Field Dependent dan gaya kognitif Field Independent. Subjek penelitian

awalnya adalah 1 kelas siswa yang diberi tes GEFT, kemudian setelah mengetahui hasil dari tes

GEFT hanya diambil 4 siswa yang terdiri dari 2 siswa yang mempunyai gaya kognitif Field

Dependent dan memperoleh skor tertinggi dalam tes GEFT dan 2 siswa yang mempunyai gaya

kognitif Field Independent dan memperoleh skor tertinggi dalam tes GEFT.

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan teknik tes GEFT, tes tertulis

proses berpikir, dilanjutkan dengan wawancara mengenai proses penyelesaian soal tes proses

berpikir, kemudian pengamatan dilakukan selama subjek melaksanakan tes proses berpikir dan

pada saat wawancara, dan dokumentasi.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua, yaitu instrumen utama dan

instrumen bantu, dimana instrumen utama yaitu peneliti, karena peneliti yang berhubungan

langsung dengan subjek penelitian dan tidak diwakilkan kepada orang lain. Instrumen bantunya

adalah GEFT dan tes penyelesaian soal matematika yang memuat masalah sistem persamaan

linear tiga variabel, dan pedoman wawancara mendalam.

Penelitian ini menggunakan teknik analisis data hasil tes proses berpikir dan analisis data

wawancara yang dianalisis dengan 3 kategori proses berpikir menurut Zuhri (1998) sebagai

berikut: 1) proses berpikir konseptual: mampu menyatakan apa yang diketahui dalam soal

dengan bahasa sendiri atau mengubah dalam kalimat matematika (B1.1), mampu menyatakan

apa yang ditanya dalam soal dengan bahasa sendiri atau mengubah dalam kalimat matematika

(B1.2), mampu membuat rencana penyelesaian dengan lengkap (B1.3), mampu menyatakan

langkah-langkah yang ditempuh dalam menyelesaikan soal menggunakan konsep yang pernah

dipelajari (B1.4), dan mampu memperbaiki kekeliruan jawaban (B1.5). 2) proses berpikir semi

konseptual: kurang mampu menyatakan apa yang diketahui dalam soal dengan bahasa sendiri

atau mengubah dalam kalimat matematika (B2.1), kurang mampu menyatakan apa yang ditanya

Page 11: DESKRIPSI PROSES BERPIKIR SISWA KELAS X SM A DALAM ...€¦ · DESKRIPSI PROSES BERPIKIR SISWA KELAS X SM A DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA TERKAIT MATERI SPLTV DITINJAU DARI

dalam soal dengan bahasa sendiri atau mengubah dalam kalimat matematika (B2.2), mampu

membuat rencana penyelesaian tetapi tidak lengkap (B2.3), kurang mampu menyatakan langkah-

langkah yang ditempuh dalam menyelesaikan soal menggunakan konsep yang pernah dipelajari

(B2.4), dan kurang mampu memperbaiki kekeliruan jawaban (B2.5). 3) proses berpikir

komputasional: tidak mampu menyatakan apa yang diketahui dalam soal dengan bahasa sendiri

atau mengubah dalam kalimat matematika (B3.1), tidak mampu menyatakan apa yang ditanya

dalam soal dengan bahasa sendiri atau mengubah dalam kalimat matematika (B3.2), tidak

membuat rencana penyelesaian (B3.3), tidak mampu menyatakan langkah-langkah yang

ditempuh dalam menyelesaikan soal menggunakan konsep yang pernah dipelajari (B3.4), dan

tidak mampu memperbaiki kekeliruan jawaban (B3.5).

Teknik analisis data dalam penelitian ini menurut Moleong (2010: 91) mengemukakan

bahwa, terdapat 3 tahap analisis data yaitu data reduction, data display, dan conclusion

drawing/verification. Teknik pemeriksaan keabsahan data yang dilakukan dalam penelitian ini

menggunakan teknik triangulasi teknik yang berarti menguji kredibilitas data dilakukan dengan

cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda.

HASIL DAN ANALISIS

Subjek dalam penelitian ini diambil dari siswa kelas X MIPA 3 SMA Negeri 3 Salatiga.

Semua siswa kelas X MIPA 3 diberikan Group Embedded Firgue Test (GEFT) yang sudah

divalidasi, untuk mengetahui gaya kognitif setiap siswa. Peneliti memilih empat siswa untuk

dijadikan sebagi subjek penelitian. Empat siswa tersebut diantaranya, dua siswa yang memiliki

gaya kognitif Field Independent (FI) dan dua siswa yang memiliki gaya kognitif Field

Dependent (FD). Siswa yang terpilih sebagai subjek FI adalah Annisa Alifatul (FI.1) dan Lutfi

Anggito (FI.2), siswa yang terpilih sebagai subjek FD adalah Hanif Abdul (FD.1) dan Dewi

Rohmawati (FD.2). Subjek akan diberikan soal tes penyelesaian oleh peneliti. Tes yang akan

diberikan sudah divalidasi oleh validator yang terdiri dari dosen pendidikan matematika dan guru

mata pelajaran matematika di SMA Negeri 3. Soal tes berupa soal cerita berisikan materi yang

tentunya sudah dipelajari sebelumnya oleh subjek. Soal cerita dibuat dalam bentuk esai

berjumlah dua butir soal, yang bertujuan untuk mendeskripsikan proses berpikir siswa.

Peneliti memberikan soal tes kepada subjek untuk dikerjakan, kemudian dilanjutkan

dengan wawancara. Wawancara yang dilakukan adalah wawancara semiterstruktur. Wawancara

Page 12: DESKRIPSI PROSES BERPIKIR SISWA KELAS X SM A DALAM ...€¦ · DESKRIPSI PROSES BERPIKIR SISWA KELAS X SM A DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA TERKAIT MATERI SPLTV DITINJAU DARI

dilakukan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada subjek sesuai dengan pedoman dan

apabila ada subjek yang kesulitan dalam menjawab atau kesulitan dalam mengartikan pertanyaan

yang diajukan oleh peneliti, maka akan diberikan pertanyaan yang lebih sederhana dengan

ketentuan tidak menyimpang dari permasalahan atau yang memuat inti dari permasalahan.

Hasil tes dan wawancara akan dianalisis dengan menggunakan metode analisis yang sudah

ditentukan. Hasil tes akan diperiksa oleh peneliti kemudian dianalisis berdasarkan indikator yang

telah ditetapkan. Analisis hasil wawancara bertujuan mengetahui lebih dalam mengenai proses

berpikir siswa dalam menyelesaikan soal cerita.

Aturan yang digunakan untuk mengetahui jenis proses berpikir siswa dalam

menyelesaikan soal cerita yaitu: 1) siswa dapat dikatakan memiliki proses berpikir konseptual

jika dalam menyelesaikan soal cerita mampu memenuhi semua indikator proses berpikir

konseptual; 2) siswa dapat dikatakan memiliki proses berpikir semi konseptual jika dalam

menyelesaikan soal cerita mampu memenuhi semua indikator proses berpikir semi konseptual;

dan 3) siswa dapat dikatakan memiliki proses berpikir komputasional jika dalam menyelesaikan

soal cerita mampu memenuhi semua indikator proses berpikir komputasional.

Hasil analisis tes dan wawancara untuk siswa FI.1 seperti tampak pada Tabel 1.

Tabel 1. Analisis Siswa FI.1Tipe Proses Berpikir Indikator Soal No. 1 Soal No. 2

Konseptual

B1.1 √ √B1.2 √ √B1.3 √ √B1.4 √ √B1.5 √ √

Berdasarkan hasil analisis tes dan wawancara siswa FI.1 pada soal no 1 dan no 2,

menunjukkan bahwa siswa FI.1 memenuhi indikator: mampu menyatakan apa yang diketahui

dalam soal dengan bahasanya sendiri (B1.1), mampu menyatakan apa yang ditanyakan dalam

soal menggunakan bahasanya sendiri (B1.2), mampu membuat rencana penyelesaian dengan

lengkap (B1.3), menyatakan langkah-langkah yang ditempuh dalam menyelesaikan soal

menggunakan konsep yang pernah dipelajari (B1.4), dan mampu memperbaiki jawaban (B1.5).

Berdasarkan indikator yang dipenuhi dan berpedoman pada pengklasifikasian proses berpikir

siswa, maka jenis proses bepikir siswa FI.1 dapat disimpulkan yaitu konseptual.

Page 13: DESKRIPSI PROSES BERPIKIR SISWA KELAS X SM A DALAM ...€¦ · DESKRIPSI PROSES BERPIKIR SISWA KELAS X SM A DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA TERKAIT MATERI SPLTV DITINJAU DARI

Hasil pekerjaan siswa FI.1 seperti tampak pada Gambar 1 dan Gambar 2.

Pembahasan dari hasil analisis data penelitian yang diperoleh dapat diuraikan sebagai

berikut: subjek FI.1 dalam mengerjakan soal secara keseluruhan tidak menuliskan secara runtut

bagian yang diketahui dan ditanyakan. Subjek FI.1 dalam mengerjakan soal, tidak menuliskan

langkah-langkah secara lengkap dan sering menggunakan metode substitusi. Ketika dilakukan

wawancara, subjek mampu menyatakan apa yang diketahui, ditanya, dan dapat menjelaskan

langkah-langkah mengerjakan secara runtut. Hasil dari pekerjaannya pun tidak ada yang salah,

namun terdapat sedikit kejanggalan ketika subjek FI.1 membuat kesimpulan jawaban. Subjek

tidak jelas dalam menuliskan variabel yang akan dicari pada soal no 1, namun jawaban yang

ditulis subjek benar.

Hasil analisis tes dan wawancara siswa FI.2 tampak pada Tabel 2.

Tabel 2. Analisis Siswa FI.2

Tipe Proses Berpikir Indikator Soal No. 1 Soal No. 2

Konseptual

B1.1 √ √B1.2 √ √B1.3 √ √B1.4 - √B1.5 - √

Komputasional

B3.1 - -B3.2 - -B3.3 - -B3.4 √ -B3.5 √ -

Berdasarkan hasil analisis tes dan wawancara siswa FI.2 pada soal no 1, menunjukkan

bahwa siswa FI.2 memenuhi indikator: mampu menyatakan apa yang diketahui dalam soal

dengan bahasanya sendiri (B1.1), mampu menyatakan apa yang ditanyakan dalam soal

menggunakan bahasnya sendiri (B1.2), Mampu membuat rencana penyelesaian (B1.3), tidak

mampu menyatakan langkah-langkah yang ditempuh dalam menyelesaikan soal menggunakan

konsep yang pernah dipelajari (B3.4), dan tidak mampu memperbaiki jawaban (B3.5).

Gambar 1. Hasil Pekerjaan FI.1 Soal Pertama Gambar 2. Hasil Pekerjaan FI.1 Soal Kedua

Page 14: DESKRIPSI PROSES BERPIKIR SISWA KELAS X SM A DALAM ...€¦ · DESKRIPSI PROSES BERPIKIR SISWA KELAS X SM A DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA TERKAIT MATERI SPLTV DITINJAU DARI

Berdasarkan hasil analisis tes dan wawancara siswa FI.2 pada soal no 2, menunjukkan

bahwa siswa FI.2 memenuhi indikator: mampu menyatakan apa yang diketahui dalam soal

dengan bahasanya sendiri (B1.1), mampu menyatakan apa yang ditanyakan dalam soal

menggunakan bahasnya sendiri (B1.2), mampu membuat rencana penyelesaian dengan lengkap

(B1.3), menyatakan langkah-langkah yang ditempuh dalam menyelesaikan soal menggunakan

konsep yang pernah dipelajari (B1.4), dan memperbaiki jawaban (B1.5). Berdasarkan indikator

yang dipenuhi dan berpedoman pada pengklasifikasian proses berpikir siswa, maka jenis proses

bepikir siswa FI.2 tidak dapat disimpulkan karena kelima indikator yang terpenuhi tidak terletak

pada satu jenis proses berpikir yang sama.

Hasil pekerjaan siswa FI.2 seperti tampak pada Gambar 3 dan Gambar 4.

Gambar 3. Hasil Pekerjaan FI.2 Soal Pertama Gambar 4. Hasil Pekerjaan FI.2 Soal Kedua

Pembahasan dari hasil analisis data penelitian yang diperoleh dapat diuraikan sebagai

berikut: subjek FI.2 dalam mengerjakan soal secara keseluruhan tidak menuliskan apa yang

diketahui dan apa yang ditanyakan dalam soal. Pada soal no 1, jawaban yang ditulis dalam

lembar jawab pun tidak tertata rapi dan persamaan-persamaan yang sudah ia cari tidak digunakan

dalam mencari variabel yang ditanyakan. Ketika dilakukan wawancara, subjek FI.2 dapat

menyatakan apa yang diketahui dan apa yang menjadi pertanyaan dalam soal, tetapi ia kurang

mampu dalam menjelaskan langkah-langkah yang ia gunakan dalam menjawab soal. Jawaban

yang diperoleh sudah tepat, namun subjek tidak menggunakan konsep yang sudah ia pelajari

sebelumnya meskipun saat diwawancara subjek FI.2 mengatakan bahwa, dalam menyelesaikan

soal ia menggunakan metode eliminasi.

Subjek FI.2 dalam mengerjakan soal no 2 (Gambar 4), sudah menuliskan jawaban dengan

rapi dan mudah dipahami oleh peneliti. Secara keseluruhan, subjek menjawab dengan

menggunakan konsep yang sudah ia pelajari dan menggunakan metode substitusi dalam

Page 15: DESKRIPSI PROSES BERPIKIR SISWA KELAS X SM A DALAM ...€¦ · DESKRIPSI PROSES BERPIKIR SISWA KELAS X SM A DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA TERKAIT MATERI SPLTV DITINJAU DARI

menjawab soal. Langkah yang subjek tuliskan dalam lembar jawab terbilang singkat dan ketika

dilakukan wawancara, subjek dapat menjelaskan langkah-langkah secara jelas dan runtut.

Hasil analisis tes dan wawancara siswa FD.1 tampak pada Tabel 3.

Tabel 3. Analisis Siswa FD.1Tipe Proses Berpikir Indikator Soal No. 1 Soal No. 2

Konseptual

B1.1 √ √B1.2 √ √B1.3 - -B1.4 √ √B1.5 - √

Komputasional

B3.1 - -B3.2 - -B3.3 √ √B3.4 - -B3.5 √ -

Berdasarkan hasil analisis tes dan wawancara siswa FD.1 pada soal no 1, menunjukkan

bahwa siswa FD.1 memenuhi indikator: mampu menyatakan apa yang diketahui dalam soal

dengan bahasanya sendiri (B1.1), mampu menyatakan apa yang ditanyakan dalam soal

menggunakan bahasnya sendiri (B1.2), tidak mampu membuat rencana penyelesaian (B3.3),

mampu menyatakan langkah-langkah yang ditempuh dalam menyelesaikan soal menggunakan

konsep yang pernah dipelajari (B1.4), dan tidak mampu memperbaiki jawaban (B3.5).

Berdasarkan hasil analisis tes dan wawancara siswa FD.1 pada soal no 2, menunjukkan

bahwa siswa FD.1 memenuhi indikator: mampu menyatakan apa yang diketahui dalam soal

dengan bahasanya sendiri (B1.1), mampu menyatakan apa yang ditanyakan dalam soal

menggunakan bahasnya sendiri (B1.2), tidak mampu membuat rencana penyelesaian dengan

lengkap (B3.3), mampu menyatakan langkah-langkah yang ditempuh dalam menyelesaikan soal

menggunakan konsep yang pernah dipelajari (B1.4), dan mampu memperbaiki jawaban (B1.5).

Berdasarkan indikator yang dipenuhi dan berpedoman pada pengklasifikasian proses berpikir

siswa, maka jenis proses bepikir siswa FD.1 tidak dapat disimpulkan karena kelima indikator

yang terpenuhi tidak terletak pada satu jenis proses berpikir yang sama.

Page 16: DESKRIPSI PROSES BERPIKIR SISWA KELAS X SM A DALAM ...€¦ · DESKRIPSI PROSES BERPIKIR SISWA KELAS X SM A DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA TERKAIT MATERI SPLTV DITINJAU DARI

Hasil pekerjaan siswa FD.1 seperti tampak pada Gambar 5 dan Gambar 6.

Gambar 5. Hasil Pekerjaan FD.1 Soal Pertama Gambar 6. Hasil Pekerjaan FD.1 Soal Kedua

Pembahasan dari hasil analisis data penelitian yang diperoleh dapat diuraikan sebagai

berikut: subjek FD.1 dalam mengerjakan soal secara keseluruhan tidak menuliskan apa yang

diketahui dan apa yang ditanyakan dalam soal. Pada soal no 1, subjek menuliskan langkah-

langkah dengan rapi dan tersturktur. Subjek FD.1 menggunakan konsep yang sudah ia pelajari

dan menggunakan metode gabungan dalam mengerjakan soal. Ketika dilakukan wawancara,

subjek dapat mengungkapkan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan dalam soal, ia juga

bisa menjelaskan langkah-langkah yang ia gunakan dalam mengerjakan secara runtut dan jelas.

Variabel-variabel yang ditanyakan dalam soal, dapat ia jawab meskipun hasilnya kurang tepat.

Subjek tidak memperhatikan pernyataan yang ada di dalam soal, sehingga jawaban yang ia

peroleh kurang tepat meskipun dalam membuat kesimpulan jawaban jumlah yang diketahui

dalam soal dan hasil penjumlahan variabel yang ia cari sama. Subjek FD.1 ketika diminta untuk

membetulkan jawaban, dengan tegas ia menyatakan jika jawaban yang ia peroleh sudah benar.

Subjek FD.1 dalam mengerjakan soal no 2, jawaban tertulis rapi dan terstruktur. Subjek

menggunakan metode substitusi dalam menjawab soal dan hasil yang diperoleh benar. Ketika

dilakukan wawancara, subjek dapat menjelaskan langkah-langkah dalam mengerjakan soal dan

subjek juga bisa menggunakan cara lain atau cara di luar konsep matematika yang ia miliki.

Subjek menuliskan kemungkinan-kemungkinan angka yang membentuk pernyataan seperti di

dalam soal dan hasilnya pun sama ketika ia mengerjakan dengan menggunakan konsep yang ia

miliki seperti tampak pada Gambar 6.

Page 17: DESKRIPSI PROSES BERPIKIR SISWA KELAS X SM A DALAM ...€¦ · DESKRIPSI PROSES BERPIKIR SISWA KELAS X SM A DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA TERKAIT MATERI SPLTV DITINJAU DARI

Hasil analisis tes dan wawancara siswa FD.2 tampak pada Tabel 4.

Tabel 4. Analisis Siswa FD.2

Tipe Proses Berpikir Indikator Soal No. 1 Soal No. 2

Konseptual

B1.1 √ √B1.2 √ √B1.3 - √B1.4 - √B1.5 - √

Komputasional

B3.1 - -B3.2 - -B3.3 √ -B3.4 √ -B3.5 √ -

Berdasarkan hasil analisis tes dan wawancara siswa FD.2 pada soal no 1, menunjukkan

bahwa siswa FD.2 memenuhi indikator: mampu menyatakan apa yang diketahui dalam soal

dengan bahasanya sendiri (B1.1), mampu menyatakan apa yang ditanyakan dalam soal

menggunakan bahasnya sendiri (B1.2), tidak mampu membuat rencana penyelesaian (B3.3),

tidak mampu menyatakan langkah-langkah yang ditempuh dalam menyelesaikan soal

menggunakan konsep yang pernah dipelajari (B3.4), dan tidak mampu memperbaiki jawaban

(B3.5).

Berdasarkan hasil analisis tes dan wawancara siswa FD.2 pada soal no 2, menunjukkan

bahwa siswa FD.2 memenuhi indikator: mampu menyatakan apa yang diketahui dalam soal

dengan bahasanya sendiri (B1.1), mampu menyatakan apa yang ditanyakan dalam soal

menggunakan bahasnya sendiri (B1.2), mampu membuat rencana penyelesaian dengan lengkap

(B1.3), mampu menyatakan langkah-langkah yang ditempuh dalam menyelesaikan soal

menggunakan konsep yang pernah dipelajari (B1.4), dan mampu memperbaiki jawaban (B1.5).

Berdasarkan indikator yang dipenuhi dan berpedoman pada pengklasifikasian proses berpikir

siswa, maka jenis proses bepikir siswa FD.2 tidak dapat disimpulkan karena kelima indikator

yang terpenuhi tidak terletak pada satu jenis proses berpikir yang sama.

Page 18: DESKRIPSI PROSES BERPIKIR SISWA KELAS X SM A DALAM ...€¦ · DESKRIPSI PROSES BERPIKIR SISWA KELAS X SM A DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA TERKAIT MATERI SPLTV DITINJAU DARI

Hasil pekerjaan siswa FD.2 seperti tampak pada Gambar 7 dan Gambar 8.

Gambar 7. Hasil Pekerjaan FD.2 Soal Pertama Gambar 8. Hasil Pekerjaan FD.2 Soal KeduaHasil analisis data penelitian yang diperoleh dapat diuraikan sebagai berikut: subjek FD.2

dalam mengerjakan soal secara keseluruhan tidak menuliskan apa yang diketahui dan apa yang

ditanyakan dalam soal. Pada soal no 1, pekerjaan subjek FD.2 sudah terlihat ada kesalahan pada

saat ia bermaksud untuk menyamakan kedua ruas. Subjek FD.2 sudah mengerjakan sesuai

dengan konsep yang sudah ia pelajari sebelumnya, saat diminta untuk menjelaskan langkah-

langkah ia mengerjakan soal, ia tidak mampu menjelaskan dengan jelas dan runtut sesuai dengan

hasil pekerjaannya. Ketika subjek FD.2 menjelaskan soal no 1, ia menjumpai kesalahan dalam

menghitung, sehingga ia tidak memperoleh jawaban. Subjek FD.2 tidak bisa memperbaiki

jawaban yang salah ketika diminta oleh peneliti untuk memperbaiki.

Subjek FD.2 dalam mengerjakan soal no 2, ia mengerjakan dengan menggunakan metode

substitusi dan hasilnya tepat. Ketika dilakukan wawancara, subjek FD.2 dapat menjelaskan

langkah-langkah dalam mengerjakan soal. Subjek FD.2 juga dapat mengerjakan soal no 2 dengan

tidak menggunakan konsep yang sudah ia miliki. Namun, ketika dilakukan wawancara mengenai

bagaimana ia mengerjakan, ternyata hasilnya tidak sama dengan saat ia mengerjakan

menggunakan konsep. Subjek FD.2 mengatakan bahwa, mengerjakan soal dengan tidak

menggunakan konsep bisa ia pakai pada saat menjumpai soal pilihan ganda.

PEMBAHASAN

Berdasarkan proses berpikir siswa FI dan FD yang telah dikemukakan, dapat diketahui

bahwa pada langkah memahami masalah tidak ada perbedaan antara keduanya hal ini sejalan

dengan penelitian yang dilakukan oleh Kafiar dkk (2015: 49) di mana subjek FI dan FD

menerima informasi dengan cara yang sama yaitu membaca soal lebih dari sekali untuk

memahami informasi yang terdapat pada soal. Setelah membaca soal tes pemecahan masalah

Page 19: DESKRIPSI PROSES BERPIKIR SISWA KELAS X SM A DALAM ...€¦ · DESKRIPSI PROSES BERPIKIR SISWA KELAS X SM A DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA TERKAIT MATERI SPLTV DITINJAU DARI

tersebut, subjek FI dan FD mengolah informasi tersebut dengan mengemukakan yang diketahui

dan ditanyakan pada soal dengan menggunakan kalimatnya sendiri.

Pada langkah merencanakan penyelesaian masalah, subjek FI mengatakan bahwa setelah

membaca soal penyelesaian masalah maka yang pertama dipikirkan adalah menggunakan metode

gabungan karena metode tersebut dianggap cara yang mudah untuk menyelesaikan soal cerita,

sedangkan subjek FD mengatakan bahwa yang pertama dipikirkan setelah membaca soal

penyelesaian masalah adalah menuliskan informasi yang terdapat di dalam soal dan langsung

mengerjakan tanpa merencanakan terlebih dahulu metode apa yang akan digunakan dalam

mengerjakan soal. Dari jawaban kedua subjek, terlihat bahwa dalam merencanakan pemecahan

masalah subjek FI cenderung lebih dipengaruhi isyarat dari dalam dirinya sendiri karena

membayangkan penggunaan metode gabungan yang sudah tersimpan dalam memorinya,

sedangkan subjek FD cenderung dipengaruhi isyarat dari luar, yaitu informasi yang diketahui

dari soal penyelesaian masalah. Proses berpikir yang ditampakkan oleh subjek FI dan FD sejalan

dengan pendapat Witkin (Weiner, 1978:214) bahwa siswa yang memiliki gaya kognitif FI

didalam menanggapi suatu tugas cenderung berpatokan pada isyarat yang dimilikinya sendiri

sedangkan siswa yang memiliki gaya kognitif FD didalam menanggapi suatu tugas cenderung

berpatokan pada isyarat di luar dirinya.

Subjek FI dan FD tidak dijumpai perbedaan dalam langkah penyelesaian masalah seperti

yang diungkapkan oleh Kafiar dkk (2015: 49) dalam penelitiannya bahwa subjek mampu

memanggil informasi yang telah disimpan terdahulu dengan informasi yang baru mereka

dapatkan, meskipun subjek FI.2 pada soal no 1 pada akhirnya menggunakan cara prediksi untuk

mencari variabel yang diminta dalam soal. Pada langkah memeriksa kembali hasil yang

diperoleh sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Ngilawajan (2013: 81) bahwa, subjek

mengolah informasi ditunjukkan dengan menggunakan model matematika yang telah mereka

ketahui untuk menguji kebenaran jawabannya. Subjek menyimpan informasi ditunjukkan dengan

mensubstitusi nilai variabel yang diketahui dari soal dan nilai variabel yang diperoleh dari

langkah sebelumnya ke dalam model matematika yang telah mereka tulis meskipun subjek FD

tidak mampu dalam memperbaiki jawaban mereka yang salah.

Page 20: DESKRIPSI PROSES BERPIKIR SISWA KELAS X SM A DALAM ...€¦ · DESKRIPSI PROSES BERPIKIR SISWA KELAS X SM A DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA TERKAIT MATERI SPLTV DITINJAU DARI

PENUTUP

Berdasarkan hasil data dan pembahasan yang telah diuraikan, peneliti dapat

menyimpulkan bahwa, proses berpikir subjek FI dan FD pada indikator mampu menyatakan apa

yang diketahui dalam soal menggunakan bahasa sendiri dan mampu menyatakan apa yang

ditanyakan dalam soal menggunakan bahasa sendiri tidak ada perbedaan antara keduanya.

Subjek FI dan FD menerima informasi dengan cara membaca dan memahami soal, setelah dirasa

subjek FI dan FD memahami apa yang dimaksud dalam soal, kemudian subjek FI dan FD

mengolah informasi yang terdapat dalam soal. Proses berpikir FI dan FD pada indikator mampu

membuat rencana penyelesaian, menyatakan langkah-langkah mengerjakan sesuai konsep yang

dimiliki, dan mampu memperbaiki jawaban yang salah, keduannya terdapat perbedaan bahkan

antar subjek. Berdasarkan hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa jenis proses berpikir siswa FI.1

adalah konseptual, dan jenis proses berpikir siswa FI.2 tidak dapat disimpulkan, jenis proses

berpikir siswa FD.1 tidak dapat disimpulkan, dan jenis proses berpikir siswa FD.2 tidak dapat

disimpulkan.

Adapun saran yang akan peneliti sampaikan kepada guru pengampu mata pelajaran

matematika, bahwa menekankan pada penguasaan konsep siswa itu sangat penting. Konsep

merupakan hal yang paling mendasar dan harus benar-benar dikuasai oleh siswa, sehingga ketika

dilakukan pemanggilan ulang konsep yang sudah dimiliki, siswa dapat mengkomunikasikan

konsep yang sudah ia miliki dengan pengetahuan yang baru diterima. Saran kepada siswa,

mempelajari konsep matematika merupakan hal yang sangat penting. Tahap memeriksa jawaban

juga penting untuk dilakukan, karena dari memeriksa jawaban siswa mengetahui jawaban benar

atau salah, jika jawaban yang diperoleh salah, maka harus diperbaiki sampai memperoleh

jawaban yang benar. Saran kepada peneliti lain, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai

informasi untuk melakukan penelitian lain yang lebih luas tentang bagaimana proses berpikir

siswa dalam menyelesaikan masalah matematika dengan karakteristik siswa yang berbeda dan

materi yang berbeda.

Page 21: DESKRIPSI PROSES BERPIKIR SISWA KELAS X SM A DALAM ...€¦ · DESKRIPSI PROSES BERPIKIR SISWA KELAS X SM A DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA TERKAIT MATERI SPLTV DITINJAU DARI

DAFTAR PUSTAKA

Bastable. 2002. Perawat Sebagai Pendidik. Jakarta: EGCChasanah, Anis. 2010. Identifikasi Proses Berpikir Siswa SMP dalam Menyelesaikan Soal Cerita

Berdasarkan Gaya Kogitif pada Materi Kubus dan Balok. Skripsi: UNESA 2010Danili, E & Reid, N. 2006. Cognitive Factors That Can Potentially Affect Pupils’ Test

Performance. http://www.rsc.org/images/DaniliReid%20final_tcm18-52108.pdf.diakses 1 Juli 2016.

Desmita. 2010. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: PT. Remaja Rosda KaryaDina, Rahma. 2015. Proses Berpikir Siswa Dalam Memecahkan Masalah Matematika

Berdasarkan Gaya Kognitif Field Dependent- Field Independent. Jurnal PendidikanMatematika Unesa. http://ejournal.unesa.ac.id/index.php/mathedunesa/articel/view/8715/11680. diakses pada 25 Juni 2016

Maulana, K. E. Proses berpikir siswa dalam menyelesaikan soal cerita di SMU Kelas X.Skripsi: UNESA 2008

Moleong, Lexy J. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi.Bandung: PT. RemajaRosdakarya Offset

Ngilawajan, Darma Andreas. 2013. Proses Berpikir Siswa Sma Dalam Memecahkan MasalahMatematika Materi Turunan Ditinjau Dari Gaya Kognitif Field Independent Dan FieldDependent. Jurnal Pendidikan Matematika Umsida.http://ojs.umsida.ac.id/index.php/pedagogia/article/download/48/54

Retna, Milda. Proses Berpikir Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Cerita Ditinjau BerdasarkanKemampuan Matematika. Jurnal Pendidikan Matematika Uny.http//eprint.uny.ac.id/jurnalpendidikanmatematika. diakses pada 17 juli 2016

Rifqiyana, Lilyan. Analisis Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Dengan Pembelajaran Model 4KMateri Geometri Kelas VIII Ditinjau Dari Gaya Kognitif Siswa. Skripsi: UNNES 2015

Santrock, John W. 2010. Psikologi Pendidikan.Jakarta: KencanaSlametto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rieneka CiptaSuparni. 2000. Proses Berpikir Siswa SLTP dalam Menyelesaikan Soal-soal Operasi Hitung

Pecahan Bentuk Aljabar. Skripsi: UNESA 2000Susanto. 2011. Proses Berpikir Siswa Tunanetra dalam Menyelesaikan Masalah Matematika.

https://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http//download.portalgaruda.org. diakses pada 17 Juli 2016

Uno, B. Hamzah. 2010. Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran. Jakarta: PT BumiAksara.

Witkin, C. A. More, D. R. Goodenough,P. W. Cox. 1997. Field Dependentand FieldIndependent Cognitive Style and Their Educational Implication. Review of EducationResearch

Yunus. 2014. Mindset Revolution. Yogyakarta: Jogja Bangkit PublisherZuhri D. Proses Berpikir Siswa Kelas II SMPN Pekanbaru dalam Menyelesaikan Soal-Soal

Perbandingan Berbalik Nilai. Thesis Sarjana Pendidikan, (Surabaya: PerpustakaanPascasarjana UNESA, 1998). http://documents.tips/documents/validasi-geftdoc.html.diakses pada 1 Juli 2016