Upload
vanlien
View
222
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
MANAJEMEN PEMBELAJARAN BERBASIS SMK
(Studi Kasus Pembelajaran di Program Studi Pendidikan Teknik
Sipil/Bangunan Universitas Sebelas Maret Surakarta)
SKRIPSI
Oleh :
Fakhry Ajie Hidayat
NIM : K 1504024
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user ii
MANAJEMEN PEMBELAJARAN BERBASIS SMK
(Studi Kasus Pembelajaran di Program Studi Pendidikan Teknik Sipil/Bangunan
Universitas Sebelas Maret Surakarta)
Oleh :
Fakhry Ajie Hidayat
NIM : K 1504024
Skripsi
Ditulis dan Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Mendapatkan Gelar
Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Teknik Sipil/Bangunan
Jurusan Pendidikan Teknik dan Kejuruan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user iii
PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji
Skripsi Program Pendidikan Teknik Sipil/Bangunan Jurusan Pendidikan Teknik
dan Kejuruan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta pada :
Hari : Selasa
Tanggal : 5 Januari 2010
Persetujuan Pembimbing
Pembimbing I Pembimbing II
ßòÙò Ì¿³®·²ôÜ®ôÓòмòÓòÍ·ò ß²· ο¸³¿©¿¬·ôÍÌòÓÌNIP. ïçêéðïðîïççïðíïððî NIP. ïçéçðéðíîððîïîîððï
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user iv
PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima
untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan
Pada hari : Selasa
Tanggal : 5 Januari 2010
Tim Penguji Skripsi :
Nama Terang Tanda Tangan
Ketua : Drs. Sutrisno, ST, MPd ………………
Sekretaris : Drs. H. Suhardjono, MSi ..…….………
Anggota I : Drs. AG Thamrin, MPd, MSi ………………
Anggota II : Anis Rahmawati, ST, MT ……………...
Disahkan Oleh
Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret
Dekan
Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.PdNIP. 196007271987021001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user v
ABSTRAK
Fakhry Ajie Hidayat. K1504024. MANAJEMEN PEMBELAJARAN BERBASIS SMK (Studi Kasus Pembelajaran di Program Studi Pendidikan Teknik Sipil/Bangunan Universitas Sebelas Maret Surakarta). Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta, Desember 2010.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui jawaban dari masalah : (1) Kesesuaian prinsip pembelajaran di PTS/B UNS dengan kaidah prinsip pembelajaran berdasarkan Managemen Berbasis Sekolah di SMK. (2) Kesesuaian pelaksanaan pembelajaran di PTS/B UNS dengan kaidah pelaksanaan pembelajaran berdasarkan Managemen Berbasis Sekolah di SMK. (3) Kesesuaian penilaiaan pembelajaran di PTS/B UNS dengan kaidah penilaiaan berdasarkan Managemen Berbasis Sekolah di SMK.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif, dengan strategi penelitian tunggal terpancang. Tempat penelitian di Program study PTS/B FKIP UNS. Sumber data diperoleh dari wawancara informan/ narasumber, dokumen dan arsip dari hasil observasi lapangan. Teknik sampling yang digunakan yaitu “Purposive Sampling”, atau lebih tepat disebut sebagai cuplikan “criteria-based selection”. Analisis data yang digunakan dalam penelitian adalah triangulasi sumber dan triangulasi peneliti. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Prinsip pembelajaran di Pendidikan Teknik Sipil/Bangunan hampir semua sudah sesuai dengan prinsip pembelajaran manajemen berbasis sekolah di SMK. (2) Pelaksanaan pembelajaran di Pendidikan Teknik Sipil/Bangunan kurang sesuai dengan kaidah pelaksanaan pembelajaran manajemen berbasis sekolah di SMK. (3) Penilaian pembelajaran di Pendidikan Teknik Sipil/Bangunan sesuai dengan kaidah penilaian pembelajaran manajemen berbasis sekolah di SMK
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user vi
MOTTO
“Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Maka apabila engkau telah
selesai (dari sesuatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain)’
~ (QS. Al-Insyirah : 6-7) ~
“Allah mencintai seseorang yang apabila mengerjakan sesuatu pekerjaan, maka ia
mengerjakan dengan sempurna”
~ (HR. Baihaqi) ~
“Hidup adalah sebuah permainan. Bagaimana cara kita bermain cantik dalam
permainan ini”.
“Dasari setiap yang akan kita perbuat dan akan kita hasilkan adalah dari niat
baik”.
“Sukses tidak diukur dari posisi yang dicapai seseorang dalam hidup, tapi dari
kesulitan-kesulitan yang berhasil diatasi ketika berusaha meraih sukses”.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user vii
PERSEMBAHAN
Segala yang pernah dilalui jadikanlah suatu pengalaman, segala yang sedang
dilalui adalah kenyataan, dan segala yang akan dilalui adalah harapan dan cita-cita
Karya ini dipersembahkan kepada:
1. Ayah (Alm) dan Ibu, mutiara kehidupan
Ku
2. Keluarga dan Budhe.
3. Rekan-rekan PTB 2004
4. Calon pendamping hidup
5. Rekan-rekan profesi
6. Almamater
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan
nikmat dan hidayah-Nya, sehingga dapat menyelesaikan penulisan Skripsi ini,
untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Banyak hambatan yang menimbulkan kesulitan dalam menyelesaikan
penulisan skripsi ini, namun berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya kesulitan
yang timbul dapat teratasi. Untuk itu dikesempatan yang berbahagia ini, penulis
menyampaikan ucapan terima kasih atas segala bantuannya kepada yang
terhormat:
1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
2. Ketua Jurusan Pendidikan Teknik dan Kejuruan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan UNS Surakarta.
3. Ketua Program Pendidikan Teknik Sipil/Bangunan Jurusan Pendidikan
Teknik dan Kejuruan FKIP UNS Surakarta.
4. Drs. AG. Tamrin, MPd, MSi, Sebagai Dosen Pembimbing I
5. Anis Rahmawati, ST, MT. Sebagai Dosen Pembimbing II
6. Ayah (Alm), ibu, dan saudaraku yang selalu memberikan dorongan dan
dukungannya.
7. Teman-teman PTB 2004 dan semua pihak yang telah mendukung terlaksana
dan selesainya penulisan skripsi.
8. Calon pendamping yang selalu setia menunngu.
9. Rekan-rekan seprofesi
Semoga amal kebaikan semua pihak tersebut mendapatkan imbalan dari
Allah SWT. Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan-kekurangan di
dalam penyusunan Skripsi ini yang sebenarnya tidak dikehendaki. Akhir kata
penulis berharap semoga Skripsi ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu
pendidikan dan dapat meningkatkan kualitas pendidikan seperti yang diharapkan
oleh semua pihak. Semoga Allah SWT selalu membimbing kita semua. Amin.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user ix
Surakarta, Januari 2010
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user x
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL ........................................................................................................ i
PENGAJUAN ............................................................................................. ii
PERSETUJUAN ......................................................................................... iii
PENGESAHAN .......................................................................................... iv
ABSTRAK .................................................................................................. v
MOTTO ...................................................................................................... vi
PERSEMBAHAN ....................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ................................................................................ viii
DAFTAR ISI ............................................................................................... x
DAFTAR TABEL ....................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xiii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN ................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ..................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ............................................................ 3
C. Pembatasan Masalah ........................................................... 3
D. Perumusan Masalah ............................................................ 3
E. Tujuan Penelitian ................................................................ 4
F. Manfaat Penelitian .............................................................. 4
BAB II LANDASAN TEORI .............................................................. 5
A. Tinjauan Pustaka ............................................................... 5
1. Menejemen sekolah ..................................................... 5
2. Pembelajaran .............................................................. 8
a. Pengertian Pembelajaran ...……………………. .... 8
b. Prinsip Pelaksanaan KTSP ...................................... 9
c. Pelaksanaan Pembelajaran ....................................... 11
d. Penilaian Hasil Belajar ............................................. 28
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xi
B. Kerangka Bepikir .............................................................. 31
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ............................................... 32
A. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................ 32
B. Bentuk dan Strategi Penelitian ........................................... 33
C. Sumber Data ....................................................................... 33
D. Teknik Sampling ................................................................ 35
E. Teknik Pengumpulan Data ................................................. 35
F. Validitas Data ..................................................................... 36
G. Analisis Data ...................................................................... 37
H. Prosedur penlitian ............................................................... 39
BAB IV HASIL PENELITIAN ............................................................. 41
A. Deskripsi Lokasi Penelitian ................................................ 41
1. Program Study Pendidikan Teknik Sipil/Bangunan .... 41
a. Tinjauan Umum .................................................... 41
b. Visi ....................................................................... 41
c. Misi ...................................................................... 41
d. Sasaran ................................................................. 42
e. Tujuan .................................................................. 42
f. Kurikulum ............................................................ 42
g. Mata Kuliah Keahlian .......................................... 43
h. Data Administrasi ................................................ 44
B. Deskripsi Temuan Studi Penelitian .................................... 48
C. Interpretasi Hasil Penelitian ................................................ 63
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ......................... 66
A. Kesimpulan ......................................................................... 66
B. Implikasi ............................................................................. 66
C. Saran ................................................................................... 67
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 68
LAMPIRAN ............................................................................................. 69
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Daftar Nama Dosen Pendidikan Teknik Sipil/Bangunan
FKIP UNS ................................................................................... 44
Tabel 2. Daftar Nama Studi Lanjut dan Rencana Studi Lanjut Dosen
Pendidikan Teknik Sipil/Bangunan FKIP UNS ............................ 46
Tabel 3. Daftar Peralatan Inventaris Lab.Kayu Pendidikan Teknik Sipil/
Bangunan FKIP UNS Tahun 2007 ............................................... 97
Tabel 4. Daftar Peralatan Inventaris Lab.Beton Pendidikan Teknik Sipil/
Bangunan FKIP UNS Tahun 2007 ............................................... 100
Tabel 5. Daftar Peralatan Inventaris Lab.Mektan Pendidikan Teknik
Sipil/Bangunan FKIP UNS Tahun 2007 ....................................... 102
Tabel 6. Daftar Peralatan Inventaris Lab.Ilmu Ukur Tanah Pendidikan
Teknik Sipil/Bangunan FKIP UNS Tahun 2007 .......................... 104
Tabel 7. Daftar Peralatan Inventaris Lab. Plambing Pendidikan Teknik
Sipil/Bangunan FKIP UNS Tahun 2007 ....................................... 106
Tabel 8 . Daftar Peralatan Inventaris Lab.Baja Pendidikan Teknik Sipil/
Bangunan FKIP UNS Tahun 2007 ............................................... 107
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xiii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Keangka Pemikiran ................................................................. 31
Gambar 2. Komponen Analisis Data Model Interaktif ............................. 38
Gambar 3. Skema Prosedur Penelitian ..................................................... 40
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Tabel wawancara dosen konsentrasi bangunan gedung
PTS/B, dosen konsentrasi Gambar Bangunan PTS/B dan
dosen Laboratorium PTS/B tentang kesesuaian prinsip
pembelajaran di Pendidikan Teknik Sipil/Bangunan dengan
kaidah prinsip pembelajaran menejemen berbasis sekolah di
SMK ............................................................................. 69
Lampiran 2. Tabel observasi tentang kesesuaian pelaksanaan
pembelajaran di Pendidikan Teknik Sipil/Bangunan dengan
kaidah pelaksanaan pembelajaran manejemen berbasis
sekolah di SMK ............................................................ 77
Lampiran 3. Tabel wawancara mahasiswa Pendidikan Teknik
Sipil/Bangunan tentang kesesuaian pelaksanaan
pembelajaran di Pendidikan Teknik Sipil/Bangunan dengan
kaidah pelaksanaan pembelajaran manejemen berbasis
sekolah di SMK ............................................................ 89
Lampiran 4. Tabel wawancara dosen konsentrasi bangunan gedung
PTS/B, dosen konsentrasi Gambar Bangunan PTS/B dan
dosen Laboratorium PTS/B tentang kesesuaian penilaian
pembelajaran di Pendidikan Teknik Sipil/Bangunan dengan
kaidah penilaian pembelajaran menejemen berbasis sekolah
di SMK ......................................................................... 94
Lampiran 5. Inventaris Laboratoriun Pendidikan Teknik Sipil/Bangunan
FKIP UNS...................................................................... 97
Lampiran 6. Surat Perijinan ..................................................................... 108
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Menyongsong era globalisasi, berbagai upaya dilakukan untuk
menyiapkan/menyediakan sumber daya manusia yang berkualitas. Upaya yang
dilakukan adalah mengkaji kurikulum, tenaga pengajar, metode pembelajaran
yang dipergunakan, sarana dan prasarana yang dipergunakan oleh lembaga atau
penyelenggara pendidikan, sehingga menghasilkan lulusan berkualitas dan
kompetitif. Perubahan kurikulum yang terjadi dewasa ini merupakan, salah satu
upaya yang perlu dilakukan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik,
disamping pengembangan model/sistem penilaian performansi yang berhubungan
dengan hasil belajar siswa.
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan,
isi, dan bahan pelajaran serta cara yang dipergunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.
Tujuan yang hendak dicapai meliputi tujuan pendidikan nasional serta kesesuaian
dengan kekhasan, kondisi dan potensi daerah, satuan pendidikan dan peserta
didik. Oleh karena itu kurikulum disusun oleh satuan pendidikan untuk
memungkinkan penyesuaian program dengan kebutuhan dan potensi di masing-
masing daerah.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum
operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan
pendidikan dengan mengacu pada standar nasional pendidikan yang disusun oleh
BSNP terutama yang berkaitan dengan Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi
Lulusan (SKL). Pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP)
yang beragam mengacu pada standar nasional pendidikan untuk menjamin
pencapaian tujuan pendidikan nasional. Standar nasional terdiri atas standar isi,
proses, kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana,
pengelolaan, pembiayaan dan penilaian pendidikan. Dari delapan standar nasional
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
pendidikan tersebut, yaitu Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan
(SKL) merupakan acuan utama bagi satuan pendidikan dalam mengembangkan
kurikulum.
Undang-undang nomor 20 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas)
tahun 2003 dan peraturan pemerintah RI nomor 19 Tahun 2005 tentang standar
nasional pendidikan mengamanatkan kurikulum pada KTSP jenjang pendidikan
dasar dan menengah disusun oleh satuan pendidikan dengan mengacu pada SI dan
SKL. Kegiatan penyelenggaraan pendidikan yang mengikuti SI dan SKL dalam
KTSP adalah penilaian. Undang-Undang nomor 20 tahun 2003 pasal pasal 57
(ayat 2) menyatakan bahwa “Evaluasi (penilaian) dilakukan terhadap peserta
didik, lembaga dan program pendidikan jalur formal dan nonformal untuk semua
jenjang, satuan dan jenis pendidikan”.
Pembelajaran di sekolah merupakan aplikasi pelaksanaan kurikulum
dalam mencapai tujuan pendidikan, yaitu terjadinya perubahan prilaku peserta
didik ke arah positip. Sehingga diharapkan mulai dari prinsip pembelajaran,
pelaksanaan pembelajaran sampai penilaian pembelajaran harus perfect. Guna
mengetahui tercapai tidaknya suatu tujuan yang telah ditetapkan dalam kurikulum,
maka dalam kegiatan pembelajaran diperlukan suatu alat ukur. Dalam
pembelajaran alat ukur berfungsi sebagai alat untuk membantu mengungkap
kemampuan-kemampuan laten yang berada dalam diri peserta didik. Hasil
pengukuran merupakan input yang memberikan gambaran mengenai kemampuan
peserta didik dan berfungsi sebagai indikator keberhasilan dalam mencapai tujuan
yang telah ditetapkan dalam kurikulum.
Sesuai misi Pendidikan Teknik dan Kejuruan Program Pendidikan Teknik
Sipil/Bangunan untuk mempersiapkan mahasiswa sebagai tenaga kependidikan
(guru) dan teknisi di bidang struktur dan gambar bangunan yang siap berkembang
ke arah profesional, mempunyai daya saing, dan mempunyai sikap mandiri.
Maka, pembelajaran sekarang ini harus ada peningkatan kualitas. Karena dirasa
pembelajaran di PTS/B kurang menyesuaikan standar pembelajaran KTSP yang
dilakukan SMK mulai prinsip pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran sampai
penilaian pembelajarannya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
Dari latar belakang tersebut penulis memberi judul skripsi : Manajemen
Pembelajaran Berbasis SMK (Studi Kasus Pembelajaran di Program Studi
Pendidikan Teknik Sipil/Bangunan Universitas Sebelas Maret Surakarta).
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan dalam latar belakang masalah,
maka dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut:
1. Apakah prinsip pembelajaran di PTS/B sesuai dengan kaidah prinsip
pembelajaran Manajemen Berbasis Sekolah di SMK?
2. Apakah pelaksanaan pembelajaran di PTS/B sesuai dengan kaidah
pelaksanaan pembelajaran Manajemen Berbasis Sekolah di SMK?
3. Apakah penilaian pembelajaran di PTS/B sesuai dengan kaidah penilaiaan
pembelajaran Manajemen Berbasis Sekolah di SMK?
C. Pembatasan Masalah
Agar permasalahan dan pembahasannya tidak meluas dan lebih mengarah
pada tujuan penelitian, maka diberi batasan sebagai berikut:
1. Kaidah prinsip pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran dan penilaian
pembelajaran berdasarkan KTSP.
2. Pelaksanaan pembelajaran dan penilaian pembelajaran konsentrasi
Gambar Bangunan dan Struktur Bangunan di PTS/B UNS.
3. Pelaksanaan pembelajaran dan penilaian pembelajaran di kelas dan di
laboratorium PTS/B UNS.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah yang diangkat dalam skripsi
ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana kesesuaian prinsip pembelajaran di PTS/B dengan kaidah
prinsip pembelajaran Manajemen Berbasis Sekolah di SMK?
2. Bagaimana kesesuaian pelaksanaan pembelajaran di PTS/B dengan kaidah
pelaksanaan pembelajaran Manajemen Berbasis Sekolah di SMK?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
3. Bagaimana kesesuaian penilaian pembelajaran di PTS/B dengan kaidah
penilaian pembelajaran Manajemen Berbasis Sekolah di SMK?
E. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui kesesuaian prinsip pembelajaran di PTS/B dengan kaidah
prinsip pembelajaran Manajemen Berbasis Sekolah di SMK.
2. Mengetahui kesesuaian pelaksanaan pembelajaran di PTS/B dengan
kaidah pelaksanaan pembelajaran Manajemen Berbasis Sekolah di SMK.
3. Mengetahui kesesuaian penilaian pembelajaran di PTS/B dengan kaidah
penilaian pembelajaran Manajemen Berbasis Sekolah di SMK.
F. Manfaat Penulisan
Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat baik
secara teoritis maupun praktis.
1. Manfaat Teoritis
a. Memberikan informasi kepada Kepala Program dan dosen PTS/B
mengenai kesesuaian prinsip pembelajaran di PTS/B, dengan kaidah
prinsip pembelajaran berdasarkan Manajemen Berbasis Sekolah di SMK.
b. Memberikan informasi kepada Kepala Program dan dosen PTS/B
mengenai kesesuaian pelaksanaan pembelajaran di PTS/B, dengan kaidah
pelaksanaan pembelajaran berdasarkan Manajemen Berbasis Sekolah di
SMK.
c. Memberikan informasi kepada Kepala Program dan dosen PTS/B
mengenai kesesuaian penilaian pembelajaran di PTS/B, dengan kaidah
penilaian pembelajaran berdasarkan Manajemen Berbasis Sekolah di
SMK.
2. Manfaat Praktis
a. Sebagai laporan kondisi pembelajaran kepada Kepala Program PTS/B
UNS.
b. Sebagai pedoman dasar perbaikan kualitas pembelajaran di PTS/B UNS.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Manajement Sekolah
a. Pengertian Manajemen Sekolah
T. Hani Handoko (1995) mengemukakan bahwa: “Manajemen adalah
proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan usaha-usaha
para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya-sumber daya organisasi
lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan”.
Secara khusus dalam konteks pendidikan, Djam’an Satori (1980)
memberikan pengertian manajemen pendidikan dengan menggunakan istilah
administrasi pendidikan yang diartikan sebagai “Keseluruhan proses kerjasama
dengan memanfaatkan semua sumber personil dan materil yang tersedia dan
sesuai untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan secara efektif dan
efisien”.
Hadari Nawawi (1992) mengemukakan bahwa “Administrasi pendidikan
sebagai rangkaian kegiatan atau keseluruhan proses pengendalian usaha kerjasama
sejumlah orang untuk mencapai tujuan pendidikan secara sistematis yang
diselenggarakan di lingkungan tertentu terutama berupa lembaga pendidikan
formal”.
Dari pengertian di atas, dapat ditarik benang merah tentang pengertian
manajemen pendidikan, bahwa :
1) Manajemen pendidikan merupakan suatu kegiatan.
2) Manajemen pendidikan memanfaatkan berbagai sumber daya.
3) Manajemen pendidikan berupaya untuk mencapai tujuan tertentu.
b. Fungsi Manajemen
Fungsi-fungsi manajemen pendidikan dalam perspektif persekolahan,
dengan merujuk kepada pemikiran G.R. Terry, meliputi :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
1) Perencanaan (planning)
Perencanaan tidak lain merupakan kegiatan untuk menetapkan
tujuan yang akan dicapai beserta cara-cara untuk mencapai tujuan tersebut.
Sebagaimana disampaikan oleh Louise E. Boone dan David L. Kurtz
(1984) bahwa: planning may be defined as the proses by which manager
set objective, asses the future, and develop course of action designed to
accomplish these objective.
(Perencanaan dapat didefinisikan sebagai proses di mana manajer
menetapkan tujuan, ases masa depan, dan mengembangkan tindakan yang
dirancang untuk mencapai tujuan tersebut)
Sedangkan T. Hani Handoko (1995) mengemukakan bahwa:
“Perencanaan (planning) adalah pemilihan atau penetapan tujuan
organisasi dan penentuan strategi, kebijaksanaan, proyek, program,
prosedur, metode, sistem, anggaran dan standar yang dibutuhkan untuk
mencapai tujuan. Pembuatan keputusan banyak terlibat dalam fungsi ini”.
Arti penting perencanaan terutama adalah memberikan kejelasan
arah bagi setiap kegiatan, sehingga setiap kegiatan dapat diusahakan dan
dilaksanakan seefisien dan seefektif mungkin.
T. Hani Handoko (1995) mengemukakan sembilan manfaat perencanaan yaitu: a) Membantu manajemen untuk menyesuaikan diri dengan perubahan-
perubahan lingkungan. b) Membantu dalam kristalisasi persesuaian pada masalah-masalah
utama. c) Memungkinkan manajer memahami keseluruhan gambaran. d) Membantu penempatan tanggung jawab lebih tepat. e) Memberikan cara pemberian perintah untuk beroperasi. f) Memudahkan dalam melakukan koordinasi di antara berbagai bagian
organisasi. g) Membuat tujuan lebih khusus, terperinci dan lebih mudah dipahami. h) Meminimumkan pekerjaan yang tidak pasti. i) Menghemat waktu, usaha dan dana.
Indriyo Gito Sudarmo dan Agus Mulyono (1996) mengemukakan langkah-langkah pokok dalam perencanaan, yaitu : a) Penentuan tujuan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
b) Pendefinisian gabungan situasi secara baik, yang meliputi unsur sumber daya manusia, sumber daya alam, dan sumber daya modal.
c) Merumuskan kegiatan yang akan dilaksanakan secara jelas dan tegas.
Hal senada dikemukakan pula oleh T. Hani Handoko (1995) bahwa terdapat empat tahap dalam perencanaan, yaitu : a) Menetapkan tujuan atau serangkaian tujuan b) Merumuskan keadaan saat ini c) Mengidentifikasi segala kemudahan dan hambatan d) Mengembangkan rencana atau serangkaian kegiatan untuk pencapaian
tujuan.
Perencanaan strategik akhir-akhir ini menjadi sangat penting
sejalan dengan perkembangan lingkungan yang sangat pesat dan sangat
sulit diprediksikan, seperti perkembangan teknologi yang sangat pesat,
pekerjaan manajerial yang semakin kompleks, dan percepatan perubahan
lingkungan eksternal lainnya.
2) Pengorganisasian (organizing)
George R. Terry (1986) mengemukakan bahwa: “Pengorganisasian
adalah tindakan mengusahakan hubungan-hubungan kelakuan yang efektif
antara orang-orang, sehingga mereka dapat bekerja sama secara efisien,
dan memperoleh kepuasan pribadi dalam melaksanakan tugas-tugas
tertentu, dalam kondisi lingkungan tertentu guna mencapai tujuan atau
sasaran tertentu”.
3) Pelaksanaan (actuating)
George R. Terry (1986) mengemukakan bahwa: “Actuating
merupakan usaha menggerakkan anggota-anggota kelompok sedemikian
rupa hingga mereka berkeinginan dan berusaha untuk mencapai sasaran
perusahaan dan sasaran anggota-anggota perusahaan tersebut oleh karena
para anggota itu juga ingin mencapai sasaran-sasaran tersebut”.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
4) Pengawasan (controlling)
T. Hani Handoko (1995) mengemukakan definisi pengawasan yang di dalamnya memuat unsur esensial proses pengawasan, bahwa : “Pengawasan manajemen adalah suatu usaha sistematik untuk menetapkan standar pelaksanaan dengan tujuan–tujuan perencanaan, merancang sistem informasi umpan balik, membandingkan kegiatan nyata dengan standar yang telah ditetapkan sebelumnya, menentukan dan mengukur penyimpangan-penyimpangan, serta mengambil tindakan koreksi yang diperlukan untuk menjamin bahwa semua sumber daya perusahaan dipergunakan dengan cara paling efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan-tujuan perusahaan”.
2. Pembelajaran
a. Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan
sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan
yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan
pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan
kepercayaan pada peserta didik.
Proses pembelajaran dialami sepanjang hayat seorang manusia serta dapat
berlaku di manapun dan kapanpun. Pembelajaran mempunyai pengertian yang
mirip dengan pengajaran, walaupun mempunyai konotasi yang berbeda. Dalam
konteks pendidikan, guru mengajar supaya peserta didik dapat belajar dan
menguasai isi pelajaran hingga mencapai sesuatu objektif yang ditentukan (aspek
kognitif), juga dapat mempengaruhi perubahan sikap (aspek afektif), serta
keterampilan (aspek psikomotor) seseorang peserta didik. Pengajaran memberi
kesan hanya sebagai pekerjaan satu pihak, yaitu pekerjaan guru saja. Sedangkan
pembelajaran juga menyiratkan adanya interaksi antara guru dengan peserta didik.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah proses untuk
membantu peserta didik agar dapat belajar, baik aspek kognitif, afektif dan
psikomotor peserta didik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
b. Prinsip Pelaksanaan KTSP
Menurut Dr. E. Mulyasa, M.Pd (2006 : 247) Prinsip Pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), sebagai berikut : 1) Pelaksanaan kurikulum didasarkan pada potensi, perkembangan dan kondisi
peserta didik untuk menguasai kompetensi yang berguna bagi dirinya. Dalam hal ini peserta didik harus mendapatkan pelayanan pendidikan yang bermutu, serta memperoleh kesempatan untuk mengekspresikan dirinya secara bebas, dinamis dan menyenangkan.
2) Kurikulum dilaksanakan dengan menegakkan kelima pilar belajar, yaitu : a) Belajar untuk beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME. b) Belajar untuk memahami dan menghayati. c) Belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif. d) Belajar untuk hidup bersama dan berguna bagi orang lain. e) Belajar untuk membangun dan menemukan jati diri, melalui proses
pembelajaran efektif, aktif, kratif dan menyenangkan. 3) Pelaksanaan kurikulum memungkinkan peserta didik mendapatkan pelayanan
yang bersifat perbaikan, pengayaan dan/atau percepatan sesuai dengan potensi, tahap pengembangan, dan kondisi peserta didik dengan tetap memperhatikan keterpaduan pengembangan pribadi peserta didik yang berdimensi ke-Tuhanan keindividuan, kesosialan, dan moral.
4) Kurikulum dilaksanakan dalam suasana hubungan peserta didik dan pendidik yang saling menerima dan menghargai, akrab, terbuka dan hangat, dengan prinsip tutwuri handayani, ing madya mangun karsa, ing ngarsa sung tulada (di belakang memberikan daya dan kekuatan, di tengah membangun semangat dan prakarsa, di depan memberikan contoh dan teladan).
5) Kurikulum dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan multistrategi dan multimedia, sumber belajar dan teknologi yang memadai dan memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar.
6) Kurikulum dilaksanakan dengan mendayagunakan kondisi alam, sosial, muatan lokal dan pengembangan diri diselenggarakan dalam kesimbangan, keterkaitan dan kesinambungan yang cocok dan memadai antar kelas dan jenis serta jenjang pendidikan
7) Kurikulum yang mencakup seluruh komponen kompetensi mata pelajaran, muatan lokal dan pengembangan diri, diselenggarakan dalam keseimbangan, keterkaitan dan kesinambungan yang cocok dan memadai antarkelas dan jenis serta jenjang pendidikan
Ketujuh prinsip diatas harus diperhatikan oleh pelaksana kurikulum (guru) dalam
melaksanakan kegiatan pembelajaran, baik menyangkut perencanaan,
pelaksanaan, maupun evaluasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
Permendiknas, No.22 Tahun 2006 dikutip oleh Dr. E. Mulyasa M.Pd (2006:151)
Prinsip pengembangan KTSP sebagai berikut :
1) Berpusat pada potensi, perkembangan, serta kebutuhan peserta didik dan lingkungannya Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut pengembangan kompetensi peserta didik disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik serta tuntutan lingkungan.
2) Beragam dan terpadu Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman karakteristik peserta didik, kondisi daerah, dan jenjang serta jenis pendidikan, tanpa membedakan agama, suku, budaya dan adat istiadat, serta status sosial ekonomi dan gender. Kurikulum meliputi substansi komponen muatan wajib kurikulum, muatan lokal, dan pengembangan diri secara terpadu, serta disusun dalam keterkaitan dan kesinambungan yang bermakna dan tepat antarsubstansi.
3) Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan, teknologi dan seni berkembang secara dinamis, dan oleh karena itu semangat dan isi kurikulum mendorong peserta didik untuk mengikuti dan memanfaatkan secara tepat perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
4) Relevan dengan kebutuhan Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku kepentingan (stakeholders) untuk menjamin relevansi pendidikan dengan kebutuhan hidup dan dunia kerja. Oleh karena itu, pengembangan kurikulum harus mempertimbangkan dan memperhatikan pengembangan integritas pribadi, kecerdasan spiritual, keterampilan berpikir (thinking skill), kreatifitas sosial, kemampuan akademik, dan keterampilan vokasional.
5) Menyeluruh dan berkesinambungan Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, bidang kajian keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara berkesinambungan antar semua jenjang pendidikan.
6) Belajar sepanjang hayat Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan
dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. Kurikulum mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan formal, informal dan nonformal, dengan memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu berkembang serta arah pengembangan manusia seutuhnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
7) Seimbang antara kepentingan global, nasional dan lokal Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan global,
nasional dan lokal untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Kepentingan global, nasional, dan lokal harus saling mengisi dan memberdayakan sejalan dengan perkembangan era globalisasi dengan tetap berpegang pada motto Bhineka Tunggal Ika dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.
c. Pelaksanaan Pembelajaran
Menurut Dr. E. Mulyasa M.Pd (2006 : 255) Pelaksanaan Pembelajaran
berbasis KTSP mencakup tiga hal, antara lain :
1) Pre Tes (Tes Awal)
Pada umumnya pelaksanaan proses pembelajaran dimulai dengan pre
tes. Pre tes ini memiliki banyak kegunaan dalam menjajagi proses
pembelajaran yang akan dilaksanakan. Oleh itu pre tes memegang peranan
yang cukup penting dalam proses pembelajaran. Fungsi pre tes ini antara
lain:
a) Untuk menyiapkan peserta didik dalam proses belajar, karena dengan pre
tes maka pikiran mereka akan terfokus pada soal-soal yang harus mereka
kerjakan.
b) Untuk mengetahui tingkat kemajuan peserta didik sehubungan dengan
proses pembelajaran yang dilakukan. Hal ini dapat dilakukan dengan
membandingkan hasil pre tes dengan post tes.
c) Untuk mengetahui kemampuan awal yang telah dimiliki peserta didik
mengenai kompetensi dasar yang akan dijadikan topik dalam proses
pembelajaran.
d) Untuk mengetahui darimana seharusnya proses pembelajaran dimulai,
kompetensi dasar mana yang telah dikuasai peserta didik, serta
kompetensi dasar mana yang perlu mendapatkan penekanan dan
perhatian khusus.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
Untuk mencapai fungsi yang ketiga dan keempat maka hasil pre tes
harus segera diperiksa, sebelum pelaksanaan proses pembelajaran inti
dilaksanakan. Pemeriksaan ini harus dilakukan secara cepat dan cermat,
jangan sampai mengganggu suasana belajar, dan jangan sampai mengalihkan
perhatian peserta didik. Untuk itu, pada waktu guru memeriksa pre test,
peserta didik perlu diberikan kegiatan lain, misalnya membaca hand out, atau
text books. Dalam hal ini pre test sebaiknya dilaksanakan secara lisan atau
perbuatan.
2) Pembentukan Kompetensi
Pembentukan kompetensi merupakan kegiatan inti dari pelaksanaan
proses pembelajaran, yakni bagaimana kompetensi dibentuk pada peserta
didik, dan bagaimana tujuan-tujuan belajar direalisasikan. Proses
pembelajaran dan pembentukan kompetensi perlu dilakukan dengan tenang
dan menyenangkan, hal tersebut tentu saja menuntut aktivitas dan kreativitas
guru dalam menciptakan lingkungan yang kondusif. Proses pembentukan
kompetensi dikatakan efektif apabila seluruh peserta didik terlibat secara
aktif, baik mental, fisik maupun sosialnya.
Kualitas pembentukan kompetensi dapat dilihat dari segi proses dan
dari segi hasil. Dari segi proses, pembentukan kompetensi dikatakan berhasil
dan berkualitas aapabila seluruhnya atau setidak-tidaknya sebagian besar
(75%) peserta didik terlibat secara aktif, baik fisik, mental, maupun sosial
dalam proses pembentukan kompetensi dasar, disamping menunjukkan
kegairahan belajar yang tinggi, semangat belajar yang besar, dan rasa percaya
pada diri sendiri. Sedangkan dari segi hasil, proses pembentukan kompetensi
dapat dikatakan berhasil apabila terjadi perubahan perilaku yang positif pada
diri peserta didik seluruhnya atau setidak-tidaknya sebagian besar (75%)
sesuai dengan kompetensi dasar. Lebih lanjut proses pembentukan
kompetensi dapat dikatakan berhasil dan berkualitas apabila masukan
merata, menghasilkan output yang banyak dan bermutu tinggi, serta sesuai
dengan kebutuhan, perkembangan masyarakat dan pembangunan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
Untuk memenuhi tuntutan tersebut diatas perlu dikembangkan
pengalaman belajar yang kondusif untuk membentuk manusia yang
berkualitas tinggi, baik mental, moral maupun fisik. Hal ini berarti kalau
kompetensinya bersifat afektif psikomotorik, tidak cukup diajarkan dengan
ceramah, atau sumber yang mengandung nilai kognitif. Namun perlu
penghayatan yang disertai pengalaman nilai-nilai konatif, afektif, yang
dimanifestasikan dalam perilaku (beharvioral skill) sehari-hari. Metode dan
strategi belajar mengajar yang kondusif untuk hal tersebut perlu
dikembangkan, misalnya metode inquiry, discovery, problem solving, dan
sebagainya. Dengan metode dan strategi tersebut diharapkan setiap peserta
didik dapat mengembangkan kompetensi dasar dan potensinya secara
optimal, sehngga akan lebih cepat menyesuaikan diri dengan kebutuhan
masyarakat apabila mereka telah melakukan suatu program pendidikan pada
satuan pendidikan tertentu.
Hal-hal yang berkaitan dalam proses pembelajaran antara lain:
a)Persiapan Pengajaran
Persiapan mengajar pada hakekatnya merupakan perencanaan jangka
pendek untuk memperkirakan atau memproyeksikan tentang apa yang
dilakukan. Dengan demikian, persiapan mengajar merupakan upaya untuk
memperkirakan tindakan yang akan dilakukan dalam kegiatan pembelajaran,
terutama berkaitan dengan pembentukan kompetensi. Dalam
mengembangkan persiapan mengajar, terlebih dahulu harus menguasai secara
teoritis dan praktis unsur-unsur yang terdapat dalam persiapan mengajar.
Kemampuan membuat persiapan mengajar merupakan langkah awal yang
harus dimiliki guru dan sebagai muara dari segala pengetahuan teori,
keterampilan dasar, dan pemahaman yang mendalam tentang objek belajar
dan situasi pembelajaran.
Dalam persiapan mengajar harus jelas kompetensi dasar yang akan
dikuasai peserta didik, apa yang harus dilakukan, apa yang harus dipelajari,
bagaimana mempelajarinya, serta bagaimana guru mengetahui bahwa peserta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
didik telah menguasai kompetensi tertentu. Aspek-aspek tersebut merupakan
unsur utama yang secara minimal harus ada dalam setiap persiapan mengajar
sebagai pedoman guru dalam melaksanakan pembelajaran dan membentuk
kompetensi peserta didik.
Terdapat beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam
pengembangan persiapan mengajar, diantaranya :
(1) Kompetensi yang dirumuskan dalam persiapan mengajar harus jelas,
makin konkrit kompetensi makin mudah diamati, dan makin tepat
kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan untuk membentuk kompetensi
tersebut.
(2) Persiapan mengajar harus sederhana dan fleksibel serta dapat
dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran dan pembentukan kompetensi
peserta didik.
(3) Kegiatan-kegiatan yang disusun dan dikembangkan dalam persiapan
mengajar harus menunjang dan sesuai dengan kompetensi dasar yang
telah ditetapkan.
(4) Persiapan mengajar yang dikembangkan harus utuh dan menyeluruh serta
jelas pencapaiannya.
(5) Harus ada koordinasi antarkomponen pelaksana program di sekolah,
terutama apabila pembelajaran dilaksakan secara tim (team teaching) atau
moving class.
Dr. E. Mulyasa M.Pd (2003) menyebutkan bahwa guru profesional
harus mampu mengembangkan persiapan mengajar yang baik, logis dan
sistematis, karena disamping untuk kepentingan pelaksanaan pembelajaran,
persiapan mengajar merupakan bentuk dari “profesional accoutability”.
Dengan mengutip pemikiran Cythia, Dr. E. Mulyasa M.Pd (2003)
mengemukakan bahwa persiapan mengajar akan membantu guru dalam
mengorganisasikan materi standar, serta mengantisipasi peserta didik dan
masalah-masalah yang mungkin timbul dalam pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
b) Pengembangan Silabus
Istilah silabus didefinisikan sebagai "Garis besar, ringkasan, ikhtisar,
atau pokok-pokok isi atau materi pelajaran" (Salim, 1987: 98).
Istilah silabus digunakan untuk menyebut suatu produk
pengembangan kurikulum berupa penjabaran lebih lanjut dari standard
kopetensi dan kopetensi dasar yang ingin dicapai, dan materi pokok serta
uraian materi yang perlu dipelajari peserta didik dalam rangka mencapai
standard kopetensi dan kopetensi dasar.
Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok
mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standard kopetensi, kopetensi
dasar, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian
kompetensi, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar.
Prinsip pengembangan silabus :
(1) Ilmiah
Keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam
silabus harus benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara keilmuan.
Di samping itu, strategi pembelajaran yang dirancang dalam silabus
perlu memperhatikan prinsip-prinsip pembelajaran dan teori belajar.
(2) Relevan
Cakupan, kedalaman, tingkat kesukaran dan urutan penyajian
materi dalam silabus harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan
fisik, intelektual, sosial, emosional, dan spritual peserta didik. Prinsip
ini mendasari pengembangan silabus, baik dalam pemilihan materi
pembelajaran, strategi dan pendekatan dalam kegiatan pembelajaran,
penetapan waktu, strategi penilaian maupun dalam mempertimbangkan
kebutuhan media dan alat pembelajaran. Kesesuaian antara isi dan
pendekatan pembelajaran yang tercermin dalam materi pembelajaran
dan kegiatan pembelajaran pada silabus dengan tingkat perkembangan
peserta didik akan mempengaruhi kebermaknaan pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
(3) Sistematis
Komponen-komponen silabus saling berhubungan secara
fungsional dalam mencapai kompetensi. SK dan KD merupakan acuan
utama dalam pengembangan silabus. Dari kedua komponen ini,
ditentukan indikator pencapaian, dipilih materi pembelajaran yang
diperlukan, strategi pembelajaran yang sesuai, kebutuhan waktu dan
media, serta teknik dan instrumen penilaian yang tepat untuk
mengetahui pencapaian kompetensi tersebut.
(4) Konsisten
Adanya hubungan yang konsisten (ajeg, taat asas) antara KD,
indikator, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, sumber belajar,
serta teknik dan instrumen penilaian. Dengan prinsip konsistensi ini,
pemilihan materi pembelajaran, penetapan strategi dan pendekatan
dalam kegiatan pembelajaran, penggunaan sumber dan media
pembelajaran, serta penetapan teknik dan penyusunan instrumen
penilaian semata-mata diarahkan pada pencapaian KD dalam rangka
pencapaian SK.
(5) Memadai
Cakupan indikator, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran,
sumber belajar, dan sistem penilaian cukup untuk menunjang
pencapaian KD. Dengan prinsip ini, maka tuntutan kompetensi harus
dapat terpenuhi dengan pengembangan materi pembelajaran dan
kegiatan pembelajaran yang dikembangkan. Sebagai contoh, jika SK
dan KD menuntut kemampuan menganalisis suatu obyek belajar, maka
indikator pencapaian kompetensi, materi pembelajaran, kegiatan
pembelajaran, dan teknik serta instrumen penilaian harus secara
memadai mendukung kemampuan untuk menganalisis.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
(6) Aktual dan Kontekstual
Cakupan indikator, materi pembelajaran, pengalaman belajar,
sumber belajar, dan sistem penilaian memperhatikan perkembangan
ilmu, teknologi, dan seni mutakhir dalam kehidupan nyata, dan
peristiwa yang terjadi. Banyak fenomena dalam kehidupan sehari-hari
yang berkaitan dengan materi dan dapat mendukung kemudahan dalam
menguasai kompetensi perlu dimanfaatkan dalam pengembangan
pembelajaran. Di samping itu, penggunaan media dan sumber belajar
berbasis teknologi informasi, seperti komputer dan internet perlu
dioptimalkan, tidak hanya untuk pencapaian kompetensi, melainkan
juga untuk menanamkan kebiasaan mencari informasi yang lebih luas
kepada peserta didik.
(7) Fleksibel
Keseluruhan komponen silabus dapat mengakomodasi
keragaman peserta didik, pendidik, serta dinamika perubahan yang
terjadi di sekolah dan kebutuhan masyarakat. Fleksibilitas silabus ini
memungkinkan pengembangan dan penyesuaian silabus dengan kondisi
dan kebutuhan masyarakat.
(8) Menyeluruh
Komponen silabus mencakup keseluruhan ranah kompetensi,
baik kognitif, afektif, maupun psikomotor. Prinsip ini hendaknya
dipertimbangkan, baik dalam mengembangkan materi pembelajaran,
kegiatan pembelajaran, maupun penilaiannya. Kegiatan pembelajaran
dalam silabus perlu dirancang sedemikian rupa sehingga peserta didik
memiliki keleluasaan untuk mengembangkan kemampuannya, bukan
hanya kemampuan kognitif saja, melainkan juga dapat mempertajam
kemampuan afektif dan psikomotoriknya serta dapat secara optimal
melatih kecakapan hidup (life skill).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
c) Strategi Pembelajaran
Strategi adalah ilmu dan kiat guru untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan. (Conny R.Setiawan dan T. Jaka Roni, 1993 : 55).
Seorang guru yang akan mengajar, harus menentukan strategi yang
dipilihnya sebelum strategi tersebut dikembangkan dalam satuan
pengajaran. Dengan memilih strategi tertentu, berarti guru menguasai
model belajar yang dipilihnya, mengetahui kekuatan dan
kelemahannya, supaya dapat digunakan sesuai tujuan yang dicapai.
Ada beberapa dasar yang dapat digunakan untuk
mengklasifikasikan stategi belajar-mengajar, dengan maksud agar dapat
dipilih strategi yang tepat dan dapat digunakan secara efektif.
T. Jaka Roni (1980) menyebutkan beberapa dasar mengklasifikasikan strategi belajar-mengajar :
i. Pengaturan guru dan murid ii. Struktur peristiwa belajar-mengajar, yang bersifat tertutup dan
terbuka iii. Peranan guru-murid di dalam mengolah pesan iv. Proses berpikir deduktif dan induktif v. Pengelompokan berdasarkan kondisi belajar yang sesuai dengan
tujuan belajar yang akan dicapai
d) Prosedur Pembelajarani. Pendahuluan
Udin S. Winataputra, dkk. (2003) mengemukakan hal-hal yang dilakukan dalam kegiatan pendahuluan, yaitu :
Menciptakan kondisi awal pembelajaran, meliputi: membina keakraban, menciptakan kesiapan belajar peserta didik dan menciptakan suasana belajar yang demokratis. Apersepsi/pre test, meliputi : kegiatan mengajukan pertanyaan yang berhubungan dengan materi sebelumnya, memberikan komentar atas jawaban yang diberikan peserta didik dan membangkitkan motivasi dan perhatian peserta didik untuk mengikuti kegiatan pembelajaran.
Sementara itu, Depdiknas (2003) mengemukakan bahwa dalam
kegiatan pendahuluan, perlu dilakukan pemanasan dan apersepsi,
didalamnya mencakup: (a) Bahwa pelajaran dimulai dengan hal-hal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
yang diketahui dan dipahami peserta didik; (b) Motivasi peserta
didik ditumbuhkan dengan bahan ajar yang menarik dan berguna
bagi peserta didik; dan (c) Peserta didik didorong agar tertarik untuk
mengetahui hal-hal yang baru.
ii. Kegiatan Inti Udin S. Winataputra, dkk. (2003) mengemukakan hal-hal yang dilakukan dalam kegiatan inti, yaitu:
Menyampaikan tujuan yang ingin dicapai, baik secara lisan maupun tulisan. Menyampaikan alternatif kegiatan belajar yang akan ditempuh Membahas Materi
Depdiknas (2003) membagi kegiatan inti ke dalam tiga tahap kegiatan yaitu:
Kegiatan eksplorasi merupakan usaha memperoleh atau mencari informasi baru. Yang perlu diperhatikan dalam kegiatan eksplorasi, yaitu: (a) Memperkenalkan materi/keterampilan baru; (b) Mengaitkan materi dengan pengetahuan yang sudah ada pada peserta didik; (c) Mencari metodologi yang paling tepat dalam meningkatkan penerimaaan peserta didik akan materi baru tersebut. Konsolidasi merupakan negosiasi dalam rangka mencapai pengetahuan baru. Dalam kegiatan konsolidasi pembelajaran yang perlu diperhatikan adalah : (a) Melibatkan peserta didik secara aktif dalam menafsirkan dan memahami materi ajar baru; (b) Melibatkan peserta didik secara aktif dalam pemecahan masalah; (c) Meletakkan penekanan pada kaitan struktural, yaitu kaitan antara materi pelajaran yang baru dengan berbagai aspek kegiatan dan kehidupan di dalam lingkungan; dan (d) Mencari metodologi yang paling tepat sehingga materi ajar dapat terproses menjadi bagian dari pengetahuan peserta didik. Pembentukan sikap dan perilaku merupakan pemprosesan pengetahuan menjadi nilai, sikap dan perilaku. Yang perlu diperhatikan dalam pembentukan sikap dan perilaku, adalah : (a) Peserta didik didorong untuk menerapkan konsep atau pengertian yang dipelajarinya dalam kehidupan sehari-hari; (b) Peserta didik membangun sikap dan perilaku baru dalam kehidupan sehari-hari berdasarkan pengertian yang dipelajari; dan (c) Cari metodologi yang paling tepat agar terjadi perubahan sikap dan perilaku peserta didik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
iii. Kegiatan Akhir Dan Tindak Lanjut PembelajaranUdin S. Winataputra, dkk. (2003) mengemukakan hal-hal yang dilakukan dalam kegiatan akhir dan tindak lanjut pembelajaran , yaitu :
Penilaian akhir Analisis hasil penilaian akhir Tindak lanjut Mengemukakan topik yang akan dibahas pada waktu yang akan datang; Menutup kegiatan pembelajaran.
Sementara itu, Depdiknas (2003) mengemukakan dalam kegiatan akhir perlu dilakukan penilaian formatif, dengan memperhatikan hal-hal berikut:
Mengembangkan cara-cara untuk menilai hasil pembelajaran peserta didik Menggunakan hasil penilaian tersebut untuk melihat kelemahan atau kekurangan peserta didik dan masalah-masalah yang dihadapi guru Mencari metodologi yang paling tepat yang sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai
e) Pengembangan Bahan Ajar
Bahan ajar adalah seperangkat materi yang disusun secara sistematis
baik tertulis maupun tidak sehingga tercipta lingkungan/suasana yang
memungkinkan siswa untuk belajar.
f) Model Pembelajaran Afektif
Pembelajaran afektif berbeda dengan pembelajaran intelektual dan
keterampilan, karena segi afektif sangat bersifat subjektif, lebih mudah
berubah, dan tidak ada materi khusus yang harus dipelajari. Ada beberapa
model pembelajaran afektif. Merujuk pada pemikiran Nana Syaodih
Sukmadinata (2005) sebagai berikut:
i. Model Konsiderasi
Manusia seringkali bersifat egoistis, lebih memperhatikan,
mementingkan, dan sibuk mengurusi dirinya sendiri. Melalui penggunaan
model konsiderasi (consideration model) siswa didorong untuk lebih peduli,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
lebih memperhatikan orang lain, sehingga mereka dapat bergaul, bekerja
sama, dan hidup secara harmonis dengan orang lain.
Langkah-langkah pembelajaran konsiderasi menurut Nana Syaodih Sukmadinata (2005) :
Menghadapkan siswa pada situasi yang mengandung konsiderasi, Meminta siswa menganalisis situasi untuk menemukan isyarat-isyarat yang tersembunyi berkenaan dengan perasaan, kebutuhan dan kepentingan orang lain, Siswa menuliskan responsnya masing-masing, Siswa menganalisis respons siswa lain, Mengajak siswa melihat konsekuesi dari tiap tindakannya, Meminta siswa untuk menentukan pilihannya sendiri.
ii. Model Pembentukan Rasional
Dalam kehidupannya, orang berpegang pada nilai-nilai sebagai
standar bagi segala aktivitasnya. Nilai-nilai ini ada yang tersembunyi, dan
ada pula yang dapat dinyatakan secara eksplisit. Nilai juga bersifat
multidimensional, ada yang relatif dan ada yang absolut. Model
pembentukan rasional (rational building model) bertujuan mengembangkan
kematangan pemikiran tentang nilai-nilai.
Langkah-langkah pembelajaran rasional menurut Nana Syaodih Sukmadinata (2005):
Menigidentifikasi situasi dimana ada ketidakserasian atau penyimpangan tindakan, Menghimpun informasi tambahan, Menganalisis situasi dengan berpegang pada norma, prinsip atau ketentuan-ketentuan yang berlaku dalam masyarakat, Mencari alternatif tindakan dengan memikirkan akibat-akibatnya, Mengambil keputusan dengan berpegang pada prinsip atau ketentuan-ketentuan legal dalam masyarakat.
iii. Klarifikasi Nilai
Setiap orang memiliki sejumlah nilai, baik yang jelas atau
terselubung, disadari atau tidak. Klarifikasi nilai (value clarification model)
merupakan pendekatan mengajar dengan menggunakan pertanyaan atau
proses menilai (valuing process) dan membantu siswa menguasai
keterampilan menilai dalam bidang kehidupan yang kaya nilai. Penggunaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
model ini bertujuan, agar para siswa menyadari nilai-nilai yang mereka
miliki, memunculkan dan merefleksikannya, sehingga para siswa memiliki
keterampilan proses menilai.
Langkah-langkah pembelajaran klasifikasi nilai menurut Nana Syaodih Sukmadinata (2005) :
Pemilihan: para siswa mengadakan pemilihan tindakan secara bebas, dari sejumlah alternatif tindakan mempertimbangkan kebaikan dan akibat-akibatnya, Menghargai pemilihan: siswa menghargai pilihannya serta memperkuat-mempertegas pilihannya, Berbuat: siswa melakukan perbuatan yang berkaitan dengan pilihannya, mengulanginya pada hal lainnya.
iv. Pengembangan Moral Kognitif
Perkembangan moral manusia berlangsung melalui restrukturalisasi
atau reorganisasi kognitif, yang berlangsung secara berangsur melalui tahap
pra-konvensi, konvensi dan pasca konvensi. Model ini bertujuan membantu
siswa mengembangkan kemampuan mempertimbangkan nilai moral secara
kognitif.
Langkah-langkah pembelajaran moral kognitif menurut Nana Syaodih Sukmadinata (2005) :
Menghadapkan siswa pada suatu situasi yang mengandung dilema moral atau pertentangan nilai, Siswa diminta memilih salah satu tindakan yang mengandung nilai moral tertentu, Siswa diminta mendiskusikan/ menganalisis kebaikan dan kejelekannya, Siswa didorong untuk mencari tindakan-tindakan yang lebih baik, Siswa menerapkan tindakan dalam segi lain.
v. Model Nondirektif
Para siswa memiliki potensi dan kemampuan untuk berkembang
sendiri. Perkembangan pribadi yang utuh berlangsung dalam suasana permisif
dan kondusif. Guru hendaknya menghargai potensi dan kemampuan siswa
dan berperan sebagai fasilitator/konselor dalam pengembangan kepribadian
siswa. Penggunaan model ini bertujuan membantu siswa mengaktualisasikan
dirinya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
Langkah-langkah pembelajaran nondirekif menurut Nana Syaodih Sukmadinata (2005) :
Menciptakan sesuatu yang permisif melalui ekspresi bebas, Pengungkapan siswa mengemukakan perasaan, pemikiran dan masalah-masalah yang dihadapinya, guru menerima dan memberikan klarifikasi, Pengembangan pemahaman (insight), siswa mendiskusikan masalah, guru memberikan dorongan, Perencanaan dan penentuan keputusan, siswa merencanakan dan menentukan keputusan, guru memberikan klarifikasi, Integrasi, siswa memperoleh pemahaman lebih luas dan mengembangkan kegiatan-kegiatan positif.
g) Media Pembelajaran
Schramm (1977) mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah
teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan
pembelajaran.
Briggs (1977) berpendapat bahwa media pembelajaran adalah sarana
fisik untuk menyampaikan isi/materi pembelajaran seperti : buku, film, video
dan sebagainya.
National Education Associaton (1969) mengungkapkan bahwa media
pembelajaran adalah sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun
pandang-dengar, termasuk teknologi perangkat keras.
Dari ketiga pendapat di atas disimpulkan bahwa media pembelajaran
adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, dapat merangsang
fikiran, perasaan, dan kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong
terciptanya proses belajar pada diri peserta didik.
Media memiliki beberapa fungsi, diantaranya :
i. Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang
dimiliki oleh para peserta didik. Pengalaman tiap peserta didik
berbeda-beda, tergantung dari faktor-faktor yang menentukan kekayaan
pengalaman anak, seperti ketersediaan buku, kesempatan melancong,
dan sebagainya. Media pembelajaran dapat mengatasi perbedaan
tersebut. Jika peserta didik tidak mungkin dibawa ke obyek langsung
yang dipelajari, maka obyeknyalah yang dibawa ke peserta didik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
Obyek dimaksud bisa dalam bentuk nyata, miniatur, model, maupun
bentuk gambar – gambar yang dapat disajikan secara audio visual dan
audial.
ii. Media pembelajaran dapat melampaui batasan ruang kelas. Banyak hal
yang tidak mungkin dialami secara langsung di dalam kelas oleh para
peserta didik tentang suatu obyek, yang disebabkan, karena : (a) Obyek
terlalu besar; (b) Obyek terlalu kecil; (c) Obyek yang bergerak terlalu
lambat; (d) Obyek yang bergerak terlalu cepat; (e) Obyek yang terlalu
kompleks; (f) Obyek yang bunyinya terlalu halus; (f) Obyek
mengandung berbahaya dan resiko tinggi. Melalui penggunaan media
yang tepat, maka semua obyek itu dapat disajikan kepada peserta didik.
iii. Media pembelajaran memungkinkan adanya interaksi langsung antara
peserta didik dengan lingkungannya.
iv. Media menghasilkan keseragaman pengamatan.
v. Media dapat menanamkan konsep dasar yang benar, konkrit, dan
realistis.
vi. Media membangkitkan keinginan dan minat baru.
vii. Media membangkitkan motivasi dan merangsang anak untuk belajar.
viii. Media memberikan pengalaman yang integral/menyeluruh dari yang
konkrit sampai dengan abstrak
Terdapat berbagai jenis media belajar, diantaranya :
i. Media Visual : grafik, diagram, chart, bagan, poster, kartun, komik
ii. Media Audial : radio, tape recorder, laboratorium bahasa, dan
sejenisnya
iii. Projected still media : slide, over head projektor (OHP), in focus dan
sejenisnya
iv. Projected motion media : film, televisi, video (VCD, DVD, VTR),
komputer dan sejenisnya.
v.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
h) Sumber Belajar Untuk Mengefektifkan Pembelajaran Siswa
Sumber belajar (learning resources) adalah semua sumber baik berupa
data, orang dan wujud tertentu yang dapat digunakan oleh peserta didik dalam
belajar, baik secara terpisah maupun secara terkombinasi sehingga
mempermudah peserta didik dalam mencapai tujuan belajar atau mencapai
kompetensi tertentu.
Fungsi sumber belajar :
i. Meningkatkan produktivitas pembelajaran dengan jalan: (a)
Mempercepat laju belajar dan membantu guru untuk menggunakan
waktu secara lebih baik dan (b) Mengurangi beban guru dalam
menyajikan informasi, sehingga dapat lebih banyak membina dan
mengembangkan gairah.
ii. Memberikan kemungkinan pembelajaran yang sifatnya lebih individual,
dengan cara: (a) Mengurangi kontrol guru yang kaku dan tradisional;
dan (b) Memberikan kesempatan bagi siswa untuk berkembang sesuai
dengan kemampuannnya.
iii. Memberikan dasar yang lebih ilmiah terhadap pembelajaran dengan
cara: (a) Perancangan program pembelajaran yang lebih sistematis; dan
(b) Pengembangan bahan pengajaran yang dilandasi oleh penelitian.
iv. Lebih memantapkan pembelajaran, dengan jalan: (a) Meningkatkan
kemampuan sumber belajar; (b) Penyajian informasi dan bahan secara
lebih kongkrit.
v. Memungkinkan belajar secara seketika, yaitu: (a) Mengurangi
kesenjangan antara pembelajaran yang bersifat verbal dan abstrak
dengan realitas yang sifatnya kongkrit; (b) Memberikan pengetahuan
yang sifatnya langsung.
vi. Memungkinkan penyajian pembelajaran yang lebih luas, dengan
menyajikan informasi yang mampu menembus batas geografis.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
Secara garis besarnya, terdapat dua jenis sumber belajar yaitu:
i. Sumber belajar yang dirancang (learning resources by design), yakni
sumber belajar yang secara khusus dirancang atau dikembangkan
sebagai komponen sistem instruksional untuk memberikan fasilitas
belajar yang terarah dan bersifat formal.
ii. Sumber belajar yang dimanfaatkan(learning resources by utilization),
yaitu sumber belajar yang tidak didesain khusus untuk keperluan
pembelajaran dan keberadaannya dapat ditemukan, diterapkan dan
dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran
i) Pengelolaan Kelas
Pengelolaan kelas adalah upaya-upaya untuk menciptakan dan
mempertahankan kondisi yang optimal bagi terjadinya proses belajar
(pembinaan rapport, penghentian perilaku peserta didik yang
menyelewengkan perhatian kelas, pemberian ganjaran, penyelesaian tugas
oleh peserta didik secara tepat waktu, penetapan norma kelompok yang
produktif), di dalamnya mencakup pengaturan orang (peserta didik) dan
fasilitas.
Terdapat dua macam masalah pengelolaan kelas, yaitu
i. Masalah Individual :
Attention getting behaviors (pola perilaku mencari perhatian).
Power seeking behaviors (pola perilaku menunjukkan kekuatan)
Revenge seeking behaviors (pola perilaku menunjukkan balas dendam).
Helplessness (peragaan ketidakmampuan).
ii. Masalah Kelompok :
Kelas kurang kohesif, karena alasan jenis kelamin, suku, tingkatan
sosial ekonomi, dan sebagainya.
Penyimpangan dari norma-norma perilaku yang telah disepakati
sebelumnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
Kelas mereaksi secara negatif terhadap salah seorang anggotanya.
“Membombong” anggota kelas yang justru melanggar norma kelompok.
Kelompok cenderung mudah dialihkan perhatiannya dari tugas yang
tengah digarap.
Semangat kerja rendah atau semacam aksi protes kepada guru, karena
menganggap tugas yang diberikan kurang fair. Kelas kurang mampu
menyesuakan diri dengan keadaan baru.
j) Team Teaching
Ahmadi dan Prasetya (2005) menyatakan bahwa Team teaching
(pengajaran beregu) adalah suatu pengajaran yang dilaksanakan bersama oleh
beberapa orang. Tim pengajar atau guru yang menyajikan bahan pelajaran
dengan metode mengajar beregu ini menyajikan bahan pengajaran yang sama
dalam waktu dan tujuan yang sama pula. Para guru tersebut bersama-sama
mempersiapkan, melaksanakan, dan mengevaluasi hasil belajar siswa.
Pelaksanaan belajarnya dapat dilakukan secara bergilir dengan metode
ceramah atau bersama-sama dengan metode diskusi panel.
3) Post Test
Pada umumnya pelaksanaan pembelajaran dilakhiri dengan post tes.
Sama halnya dengan pre tes, post tes juga memiliki banyak kegunaan,
terutama dalam melihat keberhasilan pembelajaran dan pembentukan
kompetensi. Menurut Dr. E. Mulyasa, M.Pd (2006 : 258) Fungsi post test
adalah :
a) Untuk mengetahui tingkat penguasaan peserta didik terhadap kompetensi yang telah ditentukan, baik secara individu maupun kelompok. Hal ini dapat diketahui dengan membandingkan hasil pre testdan post test.
b) Untuk mengetahui kompetensi dan tujuan-tujuan yang dapat dikuasai oleh peserta didik, serta kompetensi dan tujuan-tujuan yang belum dikuasainya. Sehubungan dengan kompetensi dan tujuan yang belum dikuasai ini, apabila sebagian besar belum menguasainya maka perlu dilakukan pembelajaran kembali (remedial teaching).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
c) Untuk mengetahui peserta didik yang belum mengikuti kegiatan remedial, dan yang perlu mengikuti kegiatan pengayaan, serta untuk mengetahui tingkat kesulitan belajar yang dihadapi.
d) Sebagai bahan acuan untuk melakukan perbaikan terhadap kegiatan pembelajaran dan pembentukan kompetensi yang telah dilaksanakan, baik terhadap perencanaan, pelaksanaan maupun evaluasi
d. Penilaian Hasil Belajar
Penilaian hasil belajar dapat dilakukan dengan :
1) Penilaian Kelas
Penilaian kelas dilakukan dengan ulangan harian, ulangan umum
dan ujian akhir. Ulangan harian dilakukan setiap selesai proses
pembelajaran dalam kompetensi dasar tertentu. Ulangan harian ini terdiri
dari seperangkat soal yang harus dijawab para peserta didik, dan tugas-
tuga terstruktur yang berkaitan dengan konsep yang sedang dibahas.
Ulangan harian minimal dilakukan tiga kali dalam setiap semester.
Ulangan harian ini terutama ditujukan terutama untuk memperbaiki
program pembelajaran, tetapi tidak menutup kemungkinan digunakan
untuk tujuan-tujuan lain, misalkan sebagai bahan pertimbangan dalam
memberikan nilai bagi para peserta didik.
Ulangan umum dilaksanakan setiap akhir semester, dengan bahan
yang diujikan sebagai berikut:
a) Ulangan umum semester pertama soalnya diambil dari materi
semester pertama.
b) Ulangan umum semester kedua soalnya merupakan gabungan dari
materi semester pertama dan kedua, dengan penekanan pada materi
semester kedua.
Ulangan umum dilaksanakan secara bersama untuk kelas-kelas
pararel, dan pada umumnya dilakukan ulangan umum bersama, baik
tingkat rayon, kecamatan, kodya/kabupaten maupun provinsi. Hal ini
dilakukan terutama dimaksudkan untuk meningkatkan pemerataan mutu
pendidikan dan untuk menjaga keakuratan soal-soal yang disajikan.
Disamping untuk menghemat tenaga dan biaya, pengembangan soal bias
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
dilakukan oleh bang soal, dan bias digunakan secara berulang-ulang
selama soal tersebut masih layak digunakan.
Ujian akhir dilakukan pada akhir program pendidikan. Bahan-
bahan yang diujikan meliputi seluruh kompetensi dasar yang telah
diberikan, dengan penekanan pada kompetensi dasar yang dibahas pada
kelas-kelas tinggi. Hasil evaluasi ujian akhir ini terutama digunakan
untuk menentukan kelulusan bagi setiap peserta didik, dan layak tidaknya
untuk melanjutkan pendidikan pada tingkat atasnya.
Penilaian kelas dilakukan oleh guru untuk mengetahui kemajuan
dan hasil belajar peserta didik, mendiagnosa kesulitan belajar,
memberikan umpan balik untuk perbaikan proses pembelajaran, dan
penentuan kenaikan kelas.
2) Tes Kemampuan Dasar
Tes kemampuan dasar dilakukan untuk mengetahui kemampuan membaca,
menulis dan berhitung yang diperlukan dalam rangka memperbaiki
program pembelajaran (program remedial). Tes kemampuan dasar
dilakukan pada setiap tahun akhir kelas III.
3) Penilaian Akhir Satuan Pendidikan dan Sertifikasi
Pada setiap akhir semester dan ahun pembelajaran diselenggarakan
kegiatan penilaian guna mendapatkan gambaran secara utuh dan
menyeluruh mengenai ketuntasan belajar peserta didik dalam satuan waktu
tertentu. Untuk keperluan sertifikasi, kinerja dan hasil belajar yang
dicantumkan dalam Surat Tanda Tamat Belajar tidak semata-mata
didasarkan atas hasil penilaian pada akhir jenjang sekolah.
4) Benchmarking Benchmarking merupakan standard untuk mengukur kinerja yang sedang
berjalan, proses dan hasil untuk mencapi suatu keunggulan yang
memuasakan. Ukuran keunggulan dapat ditentukan ditingkat sekolah,
daerah atau nasional. Penilaian dilaksanakan secara bekesinambungan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
sehingga peserta didik dapat mencapai satuan tahap keunggulan
pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan usaha dan keuletannya.
Untuk dapat memperoleh data dan informasi tentang pencapaian
benchmarking tertentu dapat diadakan penilaian secara nasional yang
dilaksanakan pada akhir satuan pendidikan. Hasil penilaian tersebut dapat
dipakai untuk melihat keberhasilan kurikulum dan pendidikan secara
keseluruhan, dan dapat digunakan untuk memberikan peringkat kelas,
tetapi tidak untuk memberikan nilai akhir peserta didik. Hal ini
dimaksudkan sebahai salah satu dasar untuk pembinaan guru dan kinerja
sekolah.
5) Penilaian Program
Penilaian program dilakukan oleh Departement Pendidikan Nasional dan
Dinas Pendidikan secara kontinu dan berkesinambngan. Penilaian
program dilakukan untuk mengetahui kesesuaian KTSP dengan dasar,
fungsi dan tujuan pendidkan nasional, serta kesesuaiannya dengan tuntutan
perkembangan masyarakat dan kemajuan jaman.
6) Teknik Penilaian
Permendiknas No. 22 tahun 2006 menyatakan bahwa Standar Isi
(SI) untuk satuan Pendidikan Dasar dan Menengah mencakup lingkup
materi minimal dan tingkat kompetensi minimal untuk mencapai
kompetensi lulusan minimal pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Di
dalam SI dijelaskan bahwa kegiatan pembelajaran dalam KTSP meliputi
tatap muka, penugasan terstruktur, dan kegiatan mandiri tidak terstruktur.
Tatap muka adalah pertemuan formal antara pendidik dan peserta didik
dalam pembelajaran di kelas. Penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri
tidak terstruktur adalah kegiatan pembelajaran berupa pendalaman materi
pembelajaran oleh peserta didik yang dirancang oleh pendidik untuk
mencapai standard kompetensi. Waktu penyelesaian penugasan terstruktur
ditentukan oleh pendidik, sedangkan waktu penyelesaian kegiatan mandiri
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
tidak terstruktur diatur sendiri oleh peserta didik. Sejalan dengan
ketentuan tersebut, penilaian dalam KTSP harus dirancang untuk dapat
mengukur dan memberikan informasi mengenai pencapaian kompetensi
peserta didik yang diperoleh melalui kegiatan tatap muka, penugasan
terstruktur, dan kegiatan mandiri tidak terstruktur.
B. Kerangka Berfikir
Dari uraian diatas dapat dilihat lebih jelasnya dalam kerangka berfikir
dibawah ini :
Gambar 1 : Kerangka pemikiran
Analisis
Kaidah Pembelajaran KTSP di SMK
(Prinsip, Pelaksanaan, Penilaian KTSP)
Pembelajaran di PTS/B (Prinsip, Pelaksanaan,
Penilaian)
Kesimpulan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat penelitian
Dalam melakukan penelitian / research diperlukan suatu tempat penelitian
untuk memperoleh data-data yang mendukung tercapainya tujuan penelitian.
Adapun yang menjadi tempat penelitian ini, peneliti mengambil lokasi di PTS/B
UNS dengan alasan sebagai berikut:
a. Di PTS/B UNS terdapat data yang dibutuhkan dan relevan dengan
permasalahan yang diteliti.
b. Penulis ingin menyumbangkan informasi yang bermanfaat untuk kemajuan
PTS/B UNS.
c. Tempat dekat dengan domisili peneliti sehingga mudah dijangkau.
2. Waktu Penelitian
2008-2010 2008 2009 2010
5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 Pengajuan judul
Pra proposal
Proposal
Seminar Proposal
Revisi Proposal
Perijinan penelitian
Pelaksanaan
Analisi data
Penyusunan laporan
Ujian dan Revisi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
B. Bentuk dan Strategi Penelitian
1. Bentuk Penelitian
Berdasarkan pada penelaahan teori yang telah disusun dan melihat
permasalahan yang terdapat dalam penelitian ini, maka penelitian ini berbentuk
penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk
memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya :
perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain secara holistis, dan dengan
cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus
yang alamiah dan dengan memanfaatkan metode ilmiah.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode kualitatif karena
peneliti ingin menggambarkan secara menyeluruh dan tidak membuktikan suatu
hipotesis.
2. Strategi Penelitian
Berdasarkan permasalahan dalam penelitian ini, peneliti menggunakan
metode penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif terhadap kasus tunggal
terpancang. Yang dimaksud dengan kasus tunggal adalah penelitian yang
mengkaji satu pokok permasalahan yaitu Pembelajaran di Pendidikan Teknik
Sipil/Bangunan. Sedangkan yang dimaksud dengan terpancang adalah suatu
penelitian dimana dalam penentuan pokok permasalahan terlebih dahulu didasari
dengan pengkajian teori.
C. Sumber Data
Menurut Lofland & Lofland dalam bukunya Lexy J. Moleong (2005 : 157)
”Sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata, tindakan
selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain”. Sedangkan
menurut HB.Sutopo (2002 : 49) bahwa ” Sumber data kualitatif dapat berupa
manusia, tingkah laku, dokumen dan arsip serta berbagai benda lain”.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
Berdasarkan uraian diatas, maka untuk memperoleh data informasi yang
berkaitan dengan masalah dan tujuan penelitian tersebut, adapun sumber data
diambil dari:
1. Informan
Informan adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi
tentang dan kondisi latar penelitian. Jadi, informan (yang biasa disebut juga
narasumber) harus memiliki banyak pengetahuan dan pengalaman tentang latar
dan dapat memberikan informasi yang tepat kepada peneliti. Adapun informan
dalam penelitian ini adalah dosen gambar bangunan, dosen struktur bangunan,
dosen laboratorium dan mahasiswa PTS/B UNS.
2. Arsip dan dokumen
Arsip menurut The Liang Gie yang dikutip oleh Heri Sawiji (2002 : 128)
adalah “Kumpulan warta yang disimpan secara sistematis karena mempunyai
suatu kegunaan agar setiap kali diperlukan dapat segera ditemukan kembali
dengan cepat.”
Sedangkan menurut Guba & Lincoln sebagaimana telah dikutip oleh Lexy
J. Moleong (2005 : 216) menyatakan bahwa orang membedakan dokumen dan
record . ”Dokumen adalah setiap bahan tertulis atau film, dan record. Sedangkan
record adalah setiap pernyataan tertulis yang disusun oleh seseorang atau lembaga
untuk keperluan pengujian suatu peristiwa atau menyajikan akunting.”
Adapun alasan digunakan dokumen adalah :
a. Dokumen dan record digunakan karena merupakan sumber yang stabil,
kaya dan mendorong.
b. Berguna sebagai bukti untuk suatu pengujian.
c. Keduanya berguna dan sesuai dengan penelitian kualitatif karena sifatnya
yang alamiah, sesuai dengan konteks, lahir dan berada dalam konteks.
d. Record relatif murah dan tidak sukar diperoleh, sedangkan dokumen harus
dicari dan ditemukan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
3. Lokasi atau Tempat dan Peristiwa
Tempat dan peristiwa menjadi sumber data karena dalam pengamatan
harus sesuai dengan konteksnya dan setiap situasi sosial melibatkan tempat
perilaku dan aktivitasnya. Tempat yang akan dijadikan lokasi penelitian adalah
PTS/B UNS.
D. Teknik Sampling
Sesuai dengan masalah dan tujuan penelitian, tehnik pengambilan sample
menggunakan tehnik purposive sampling (sample yang diambil berdasarkan
tujuan tertentu). Dengan menggunakan tehnik peneliti berusaha memperoleh data
dari informan yang dianggap mengetahui terhadap permasalahan yang diteliti
serta pemilihan informan dapat berkembang sesuai dengan kebutuhan dalam
proses pengumpulan data, adapun yang menjadi sampel dalam penelitian disini
adalah dosen gambar bangunan, dosen struktur bangunan, dosen laboratorium dan
mahasiswa Program Pendidikan Teknik Sipil/Bangunan Universitas Sebelas
Maret Surakarta.
Di dalam menentukan informan, peneliti menggunakan tehnik purposive
snowball sampling, yaitu pertama kali peneliti menentukan beberapa orang yang
dianggap mengetahui mengenai informasi yang relevan dengan penelitian, dan
selanjutnya pemilihan informan ini dapat berkembang ke unit-unit yang berkaitan
yang dianggap mengetahui suatu data informasi.
E. Tehnik Pengumpulan Data
Tehnik pengumpulan data adalah cara yang digunakan untuk
mengumpulkan data. Adapun tehnik pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah:
1. Teknik Wawancara
Wawancara jenis ini bersifat lentur dan terbuka, tidak terstruktur ketat,
tidak dalam suasana formal, dan bisa dilakukan berulang berupa informan yang
sama (Patton, 1980). Pertanyaan yang diajukan bisa semakin terfokus sehingga
informasi yang dikumpulkan semakin rinci dan mendalam. Kelonggaran dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
kelenturan cara ini akan mampu mengorek kejujuran informan untuk memberikan
informasi yang sebenarnya, terutama yang berkaitan dengan perasaan, sikap dan
pandangan mereka terhadap pembelajaran di PTS/B. Teknik ini akan dilakukan
pada semua informan oleh peneliti langsung sehingga diharapkan data yang
diperoleh akan lebih valid.
2. Analisis Dokumen
Menurut Husaini Usman (2004 : 73) Tehnik pengumpulan data yang
diperoleh melalui dokumen. Analisis dokumen, dilakukan dengan cara
menganalisa dan mencatat arsip dan dokumen lain yang berkaitan degan
permasalahan yang diteliti. Adapun data-data yang diperoleh merupakan data
sekunder.
3. Tehnik Observasi
Menurut Husaini Usman (2004 : 54) menyatakan bahwa observasi adalah
pengamatan dan pencatatan yang sistematis terhadap gejala-gejala yang diteliti.
“Obeservasi/pengamatan merupakan alat pengumpulan data yang dilakukan
dengan mengamati dan mencatat secara sistematik gejala-gejala yang selidiki,
sehingga peneliti dalam hal ini terjun langsung kelokasi penelitian” (Cholid
Narbuko, 2002 :70)
F. Validitas Data
Menurut Patton sebagaimana telah dikutip oleh HB Sutopo (2002 : 78)
menyatakan bahwa ada 4 teknik trianggulasi, yaitu :
1. Trianggulasi data (data trianggulation)
Tringgulasi data disebut juga trianggulasi sumber. Data yang sama atau
sejenis akan lebih mantap kebenarannya bila digali dari beberapa sumber data
yang berbeda. Dengan demikian apa yang diperoleh dari sumber satu bisa lebih
teruji kebenarannya bila digali dari beberapa sumber.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
2. Trianggulasi peneliti (investigator triangulation)
Trianggulasi ini dilakukan dengan jalan memanfaatkan peneliti atau
pengamat lainnya untuk keperluan pengecekan kembali derajat kepercayaan data.
Pemanfaatan pengamat lainnya membantu mengurangi kemencengan dalam
pengumpulan data.
3. Trianggulasi Metode (methodoligal triangulation)
Trianggulasi ini dilakukan dengan mengumpulkan data sejenis tetapi
dengan menggunakan teknik atau metode pengumpulan yang berbeda.
4. Trianggulasi teoritis (theoritical triangulation)
Trianggulasi dilakukan dengan menggunakan perspektif lebih dari satu
teori dalam membahas permasalahan yang dikaji. Tehnik triangulasi data yang
digunakan dalam peneltian ini adalah triangulasi sumber dan triangulasi peneliti
sehingga diharapkan hasil penelitian ini valid dan bisa dipertanggung jawabkan.
G. Analisis Data
Menurut Matthew B Milles dan Michael Hubberman (1992 : 16-19)
analisis data terdiri dari 3 kegiatan yaitu:
1. Reduksi Data
Proses pemilihan pemusatan perhatian pada penyerdahanaan,
pengabstrakan dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan yang
terdapat dilapangan.
Menurut Lexy J. Moleong (2005 : 247) reduksi data dilakukan dengan
jalan melakukan abstraksi. Abstraksi merupakan usaha membuat rangkuman
yang inti, proses dan pernyataan-pernyataan yang perlu dijaga sehingga tetap
berada didalamnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
2. Penyajian Data
Penyajian data merupakan suatu kegiatan untuk menuyusun sekumpulan
informasi yang memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan
penentuan tindak lanjut. Untuk memudahkan peneliti dalam mengambil
kesimpulan, maka data yang sudah diperoleh perlu disajikan dalam bentuk-bentuk
tertentu guna menggabungkan infromasi yang tersusun dalam bentuk yang
terpadu.
3. Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi
Dalam melakukan penarikan kesimpulan dan verifikasi dilakukan sejak
pengumpulan data kemudian mencari makna data. Reduksi data, penyajian data,
dan penarikan kesimpulan merupakan alur kegiatan yang terjadi bersama-sama
serta sebagai proses siklus dan interaktif.
Penarikan kesimpulan merupakan analisis rangkaian pengolahan data yang
berupa gejala dan kasus yang didapat dilapangan. Penarikan kesimpulan bukanlah
langkah final dari suatu kegiatan analisis, karena kesimpulan-kesimpulan tersebut
terkadang masih belum jelas sehingga perlu diverifikasi.
Untuk memperjelas uraian mengenai analisa data di atas maka dapat
digambarkan sebagai berikut :
Gambar 2 : Komponen analisis data model interaktif
Sumber : Mattew B Milles dan A. Hubberman yang dikutip oleh H.B. Sutopo (2002 : 96)
Pengumpulan data
PenyajianReduksi data
Penarikan
(1)
(2)
(3)
(4)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
H. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian merupakan suatu proses tahapan/langkah-langkah
penelitian yang dimulai dari persiapan sampai dengan pembuatan laporan.
Menurut Lexy J. Moleong (2002 : 85 – 108), tahap-tahap penelitian terdiri dari:
1. Tahap Persiapan Penelitian
Tahap persiapan penelitian ini terdiri dari penyusunan rancangan
penelitian, pemilihan lapangan penelitian, mengurus perijinan penelitian, melihat
dan menilai keadaan lapangan, memilih dan memanfaatkan informan, dan
menyiapkan perlengkapan penelitian.
2. Tahap Pengumpulan Data
Tahap selanjutnya setelah persiapan peneliti langsung terjun ke lapangan
untuk mengumpulkan data. Dalam pengumpulan data ini peneliti menggunakan
tehnik wawancara, observasi dan dokumentasi. Ketiga tehnik ini digunakan untuk
melengkapi data yang lain sehingga data yang dikumpulkan benar-benar valid.
3. Tahap Analisis Data Awal
Analisis data awal dilakukan untuk mengetahui apakah data yang telah
dikumpulkan tersebut sesuai dengan yang diharapkan sehingga akan dapat
diketahui data-data yang diperlukan.
4. Tahap Analisis Data Akhir
Data yang dianalisis dalam tahap ini adalah seluruh yang diperoleh dalam
mengumpulkan data dan merupakan data yang mendukung tujuan penelitian.
Pada tahap ini data yang dianalisis setelah melalui analisis data awal.
5. Tahap Penarikan Kesimpulan
Tahap selanjutnya setelah analisis data akhir adalah menarik kesimpulan
yang harus didasarkan pada tujuan penelitian dengan didukung data yang valid
sehingga akan diperoleh hasil penelitian yang dapat dipertanggung jawabkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
6. Tahap Penulisan dan Penggandaan Laporan
Setelah penarikan kesimpulan tahap selanjutnya adalah penulisan laporan
hasil penelitian yang sesuai dengan aturan-aturan yang ada. Untuk memperjelas
uraian mengenai prosedur penelitian di atas maka dapat digambarkan sebagai
berikut:
Gambar 3 : Skema Prosedur Penelitian
Proposal
Persiapan
Pengumpulan
Data dan
Analisis Awal
Analisis
Akhir
Penulisan dan
Penggandaan
Laporan
Penarikan
Kesimpulan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian
1. Program Study Pendidikan Teknik Sipil/Bangunan UNS
a. Tinjauan Umum
Program Pendidikan Teknik Sipil/Bangunan (PTS/B) merupakan salah
satu program dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas
Maret yang bergerak dalam bidang kependidikan.
b. Visi
Terwujudnya Program Pendidikan Teknik Sipil/Bangunan (PTS/B) yang
berkualitas, kompetitif dan dapat menghasilkan tenaga kependidikan maupun
teknisi dalam teknik bangunan yang siap bersaing dan berkembang, khususnya
dalam bidang struktur dan gambar bangunan.
c. Misi
1) Mempersiapkan mahasiswa sebagai tenaga kependidikan (guru) dan
teknisi di bidang struktur dan gambar bangunan yang siap berkembang ke
arah profesional, mempunyai daya saing, dan mempunyai sikap mandiri.
2) Melaksanakan kegiatan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat
dalam bidang teknik bangunan, khususnya struktur dan gambar bangunan.
3) Melatih mahasiswa untuk mendapatkan nilai tambah dalam meningkatkan
daya saing di dunia kerja, baik sebagai tenaga kependidikan maupun
sebagai tenaga teknisi serta dapat berusaha secara mandiri dalam bidang
struktur, konstruksi dan gambar bangunan.
4) Memperpendek jangka waktu studi dan meningkatkan kualitas lulusan
serta mengusahakan lulusan supaya dapat memperoleh pekerjaan dalam
waktu secepatnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
d. Sasaran
Sasaran program studi pendidikan teknik bangunan selaras dengan misi
yang diemban, yaitu mendidik lulusan SMU/SMK dan sederajat sebagai tenaga
kependidikan dan teknisi dalam bidang struktur dan gambar bangunan yang
berkualitas, mempunyai daya saing, dan siap berkembang ke arah profesional
dalam jangka waktu studi yang sesingkat-singkatnya.
e. Tujuan
1) Mengembangkan kurikulum untuk meningkatkan kualitas dan relevansi
pendidikan teknik bangunan dengan pendidikan kejuruan maupun dunia
usaha dan industri.
2) Meningkatkan kualitas dan kuantitas penelitian dan pengabdian yang dapat
meningkatkan proses pembelajaran yang relevan dengan pendidikan
kejuruan dan kebutuhan masyarakat.
3) Menghasilkan sarjana kependidikan dalam bidang teknik bangunan yang
siap berkembang kearah profesional dan kompetitif, memiliki kecakapan
hidup di bidang teknik bangunan untuk mendukung penciptaan lapangan
pekerjaan bagi masyarakat.
4) Menghasilkan sarjana kependidikan dengan masa studi yang pendek dan
berkualitas.
f. Kurikulum
1) Mata Kuliah Pengembang Kepribadian 15 SKS
2) Mata Kuliah Keilmuan dan Keterampilan 13 SKS
3) Mata Kuliah Keahlian Berkarya 112 SKS
4) Mata Kuliah Perilaku Berkarya 8 SKS
5) Mata Kuliah Berkehidupan Bermasyarakat 8 SKS
TOTAL = 146 SKS
(Sumber : Buku Pedoman Akademik FKIP UNS Tahun 2007/2008)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
g. Mata Kuliah Keahlian
1) Praktik Kayu I & II
2) Praktik Perabot & Desain
3) Praktik Batu
4) Praktik Plumbing & ME
5) Praktik Beton
6) Praktik Baja & Aluminium
7) Praktik Ukur Tanah
8) Praktik Mekanika Tanah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
h. D
ata
Adm
inis
tras
i
1)N
ama
Dos
en P
endi
dika
n T
ekni
k Si
pil/B
angu
nan
FKIP
UN
S
Tab
el 1
. Daf
tar
Nam
a D
osen
Pen
didi
kan
Tek
nik
Sipi
l/Ban
guna
n FK
IP U
NS
No
Nam
a N
IP
Gol
P
angk
at
Jaba
tan
F
ungs
iona
l T
amat
1 A
bdul
Har
is S
etya
wan
, S.P
d.
1980
0324
2005
0110
02II
I-a
Pena
ta M
uda
Asi
sten
Ahl
i 01
/01/
2005
2 A
nis
Rah
maw
ati,
ST.,M
T.
1979
0426
2002
1220
01II
I-a
Pena
ta M
uda
Asi
sten
Ahl
i 31
/12/
2002
3 A
ryan
ti N
ur H
iday
ati,
ST.
1979
0703
2006
0420
02II
I-a
Pena
ta M
uda
Asi
sten
Ahl
i 01
/04/
2006
4 B
udi S
isw
anto
, S.P
d.
1972
0205
2005
0110
01II
I-a
Pena
ta M
uda
Asi
sten
Ahl
i 01
/01/
2005
5 D
rs. B
amba
ng S
ulis
tyo
Bud
hi
1950
1004
1975
0110
02II
I-c
Pena
ta
Lek
tor
01/0
4/20
056
Drs
. AG
. Tam
rin,
M.P
d.,M
.Si.
1967
0102
1991
0310
02II
I-c
Pena
ta
Lek
tor
01/0
5/20
007
Drs
. Agu
s E
fend
i, M
.Pd.
19
6708
1919
9303
1002
III-
c Pe
nata
L
ekto
r K
ep
01/1
0/20
078
Drs
. Gun
tur S
iam
sono
19
5903
2419
9301
1001
III-
b Pe
nata
Mud
a T
k.-1
A
sist
en A
hli
01/0
4/20
009
Drs
. H. R
oem
into
yo, S
T.,M
.Pd.
19
5908
2619
8601
1002
III-
d
Pena
ta T
k-1
Lek
tor
Kep
01
/04/
2004
10
Drs
. H. S
uhar
djon
o, M
.Si.
1951
0505
1981
0310
04IV
-a
Pem
bina
L
ekto
r K
ep
01/1
0/19
9611
D
rs. S
urad
ji, M
.Pd.
19
5110
1319
7803
1002
IV-b
Pe
mbi
na T
k.-1
L
ekto
r K
ep
01/0
4/19
9112
D
rs. S
utri
sno,
ST
.,M.P
d.
1953
0727
1980
0310
02IV
-a
Pem
bina
L
ekto
r K
ep
01/0
4/19
9213
D
rs. W
aluy
o 19
6302
1920
0701
1001
III-
a Pe
nata
Mud
a
01/0
1/20
0714
E
ko S
upri
Mur
tiono
, ST
.,MT
. 19
7605
1220
0501
2001
III-
b Pe
nata
Mud
a T
k-1
Asi
sten
Ahl
i 01
/04/
2006
15
Ern
awat
i Sri
Sun
arsi
h, S
T.
1976
0512
2005
0120
01II
I-a
Pena
ta M
uda
Asi
sten
Ahl
i 01
/01/
2005
16
Ida
Nug
roho
Sap
utro
, ST
. 19
7209
0220
0501
1001
III-
a Pe
nata
Mud
a A
sist
en A
hli
01/0
1/20
0517
Ir
. Chu
ndas
kus
Hab
sya,
M.S
A.
1977
0414
1986
0310
02IV
-a
Pem
bina
L
ekto
r K
ep
01/0
4/20
0118
R
ima
Sri A
gust
in, S
T.,M
T.
1979
0616
2006
0420
02II
I-b
Pena
ta M
uda
Tk-
1 A
sist
en A
hli
01/0
4/20
06
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
(Sum
ber
: A
rsip
Bag
ian
Pen
gaja
ran
Pen
didi
kan
Tekn
ik S
ipil/
Ban
guna
n F
KIP
UN
S)
Daf
tar
Peng
urus
labo
rato
rium
PT
S /B
1.
Ket
ua :
Drs
. G
untu
r Si
amso
no
2.A
dmin
istr
asi:
Ani
s R
ahm
awat
i, S.
T ,
M.T
3.K
ordi
nato
r/Pe
mbi
mbi
ng
a.
Prak
tik K
ayu
I
: Drs
.A.G
.Tam
rin,
M.P
d , M
..Si
b.Pr
aktik
Kay
u II
: H
.Suh
arjd
ono,
Drs
.,M.S
i
c.Pr
aktik
Fur
nitu
re &
Des
ain
: Drs
. Bam
bang
S .
Bud
hi
d.Pr
aktik
Bat
u
: A
nis
Rah
maw
ati,
S.T
, M
.T
e.Pr
aktik
Plu
mbi
ng &
ME
: Suk
atim
an ,
S.T
f.Pr
aktik
Bet
on
: Tau
fiq
Lilo
Adi
S, S
.T ,
M.T
No
Nam
a N
IP
Gol
P
angk
at
Jaba
tan
F
ungs
iona
l T
amat
19
Sri S
umar
ni, S
T.,M
T.
1979
0721
2002
1220
01II
I-b
Pena
ta M
uda
Tk-
1 L
ekto
r 01
/02/
2008
20
Suka
timan
, ST
. 19
6401
0319
9203
1001
III-
b Pe
nata
Mud
a T
k-1
Asi
sten
Ahl
i 01
/04/
2004
21
Tau
fiq
Lilo
Adi
suci
pto,
ST
.,MT
. 19
6302
1920
0701
1001
III-
b Pe
nata
Mud
a T
k-1
Lek
tor
01/0
7/20
06
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
g.Pr
aktik
Uku
r T
anah
I
: R
ima
Sri A
gust
in, S
.T ,
M.T
h.Pr
aktik
Uku
r T
anah
II
: E
ko S
upri
Mar
tono
, S.T
, M
.T
i.Pr
aktik
Mek
anik
a T
anah
: Sri
Sum
arni
, S.T
, M
.T
4.L
abor
an
: Fa
turo
hman
5.K
eber
siha
n
: S
uhar
no
(Sum
ber
: D
ata
Adm
initr
asi L
abor
ator
ium
PTS
/B)
2)St
udy
Lan
jut d
an R
enca
na S
tudy
Lan
jut D
osen
Pen
didi
kan
Tek
nik
Sipi
l/Ban
guna
n FK
IP U
NS
Tab
el 2
. Daf
tar
Nam
a St
udy
Lan
jut d
an R
enca
na S
tudy
Lan
jut D
osen
Pen
didi
kan
Tek
nik
Sipi
l/Ban
guna
n FK
IP U
NS
No
NA
MA
DO
SEN
N
I P
T
A
H
U
N
20
08
2009
20
10
2011
1 A
.G. T
amri
n,D
rs,M
.Pd.
M.S
i. 19
6701
0219
9103
1002
S
3 S3
2
Abd
ul H
aris
Set
iaw
an,S
.Pd.
19
8003
2420
0501
1002
S2
S2
3
Agu
s E
ffen
di. D
rs,M
.Pd.
19
6708
1919
9303
1002
S3
S3
S3
4 A
nis
Rah
maw
ati,S
T.M
T.
1979
0426
2002
1220
01
5 A
ryan
ti N
ur h
iday
ati,S
T.
1979
0703
2006
0420
02
S2
S2
6 B
amba
ng S
ulis
tyo
Bud
hi,D
rs.
1950
1004
1975
0110
02
S2
S2
7 B
udi S
isw
anto
,S.P
d.
1972
0205
2005
0110
01
S2
S2
8 C
hund
akus
Hab
sya.
Ir,
MSA
. 19
7704
1419
8603
1002
N
o N
AM
A D
OSE
N
N I
P
T
A
H
U
N
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
2008
2009
20
10
2011
9 E
ko S
upri
yant
o,ST
,MT
. 19
7605
1220
0501
2001
S3
S3
S3
10
Ern
awat
i Sri
Sun
arsi
h,ST
19
7605
1220
0501
2001
S2
11
Gun
tur
Siam
sono
,Drs
. 19
5903
2419
9301
1001
S2
S2
12
H
. Roe
min
toyo
,Drs
,ST
,M.P
d.
1959
0826
1986
0110
02
S3
S3
S3
S3
13
H. S
uhar
djon
o,D
rs.M
.Si.
1951
0505
1981
0310
04
14
Ida
Nug
roho
Sap
utro
,ST
. 19
7209
0220
0501
1001
S2
15
Rim
a Sr
i agu
stin
,ST
,MT
. 19
7906
1620
0604
2002
16
Sr
i Sum
arni
,ST
.MT
. 19
7907
2120
0212
2001
17
Su
katim
an,S
T.
1964
0103
1992
0310
01
S2
S2
18
Sura
dji,D
rs,M
.Pd.
1951
1013
1978
0310
02
19
Sutr
isno
,Drs
,ST
,M.P
d.
1953
0727
1980
0310
02
20
Tau
fiq
Lilo
Adi
suci
pto,
ST.M
T.
1976
0618
2000
0310
01
21
Wal
uyo,
Drs
19
6302
1920
0701
1001
S2
S2
(S
umbe
r :
Ars
ip B
agia
n P
enga
jara
n P
endi
dika
n Te
knik
Sip
il/B
angu
nan
FK
IP U
NS)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
B. Deskripsi Temuan Studi Penelitian
Manajemen Pembelajaran Berbasis Sekolah di SMK (Studi Kasus
Pembelajaran di PTS/B UNS), dari hasil penelitian di lapangan diperoleh data
sebagai berikut :
1. Kesesuaian prinsip pembelajaran di PTS/B UNS dengan prinsip
pembelajaran berdasarkan Manajemen Berbasis Sekolah di SMK
a. Hasil Pengumpulan Data di Pendidikan Teknik Sipil/Bangunan UNS
1). Hasil Wawancara
Dari hasil wawancara dosen konsentrasi bangunan gedung PTS/B,
dosen konsentrasi gambar bangunan PTS/B dan dosen laboratorium
PTS/B. Maka diperoleh hasil sebagai berikut :
a) Dalam pembelajaran, mahasiswa di Pendidikan Teknik Sipil/Bangunan
dituntut untuk tanggap dengan ilmu pengetahuan, perkembangan
tehnologi yang relevan dengan kebutuhan kehidupan, serta
menanamkan nilai moral, beriman, jujur, disiplin, tanggung jawab,
memiliki nalar yang tinggi, berjiwa entrepreneur mampu bersaing di
era globalisasi, kreatif, kritis, mampu dalam pemecahan masalah, serta
mengembangkan pendidikan yang mengedepankan multi intelegensi.
b) Pembelajaran di Pendidikan Teknik Sipil/Bangunan UNS
dilaksanakan tidak membeda-bedakan antar mahasiswa satu dengan
yang lainnya. Semua mahasiswa mendapatkan hak dan kewajiban
yang sama. Dalam penugasan, dosen tidak menuntut hasil pekerjaan
mahasiswa yang sama. Akan tetapi berdasarkan kemampuan individu
mahasiswa dan keseriusannya. Maksudnya dalam pemberian tugas,
dosen di Pendidikan Teknik Sipil/Bangunan tidak mewajibkan semua
mahasiswa menggunakan alat bantu komputer. Akan tetapi bisa
menggunakan cara manual. Sehingga dalam kelas, tidak terjadi
kecemburuan sosial antar mahasiswa., tidak ada perbedaan antara si
kaya atau si miskin. Sehingga terjadi pemerataan pembelajaran di
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
Pendidikan Teknik Sipil/Bangunan.
c) Dalam pembelajaran di Pendidikan Teknik Sipil/Bangunan adanya
tuntutan untuk dapat tampil dan terampil dalam perkembangan IPTEK.
Di PTS/B, menyediakan fasilitas-fasilitas pendukungnya. Contohnya,
mahasiswa untuk mencari informasi apapun, sudah disediakan
komputer dan fasilitas internet. Sehingga dalam pembelajarannya
lebih efektif, efisien, kreatif dan mengikuti perkembangan IT. Selain
itu, di laboratorium Pendidikan Teknik Sipil/Bangunan, sebagian
peralatannya sudah menggunakan alat-alat modern yang up to date.
Sehingga lulusan-lulusan dari Pendidikan Teknik Sipil/bangunan
apabila ditempatkan di bidang produksi, sudah tidak gaptek (gagap
teknologi) dan diharapkan sudah menjawab kebutuhan-kebutuhan kerja
di bidang industri.
d) Pembelajaran di Pendidikan Teknik Sipil/Bangunan sudah disesuaikan
dengan kebutuhan Steakholders. Pembelajaran di PTS/B di
konsentrasikan bahwa lulusannya diharapkan menjadi seorang
pendidik yang profesional. Yang mana, seorang pendidik yang
memiliki kemampuan intelektual yang memadai, kemampuan
memahami visi dan misi pendidikan, keahlian mentrasfer ilmu
pengetahuan atau metodelogi pembelajaran, memahami konsep
perkembangan anak/psikologi perkembangan, kemampuan
mengorganisir dan problem solving, kreatif dan memiliki seni dalam
mendidik. Akan tetapi pengembangan pembelajaran di PTS/B, selain
menjadi guru profesional diharapkan lulusannya menjadi Teknisi
bidang bangunan yang handal dan profesional. Cakap dalam bekerja,
kreatif dalam berkarya, cerdas mengatasi suatu permasalahan yang
ada.
e) Pembelajaran di Pendidikan Teknik Sipil/Bangunan tidak hanya
memperhatikan pembelajaran untuk satu kali pertemuan atau satu
pokok bahasan saja, melainkan bagaimana membelajarkan satu unit
materi pokok, dan juga memperhatikan perkembangan mahasiswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
dalam jangka panjang. Karena itu, ketika memilih bidang kajian
akademis dan topik, dosen sering menargetkan dalam mengatasi
kelemahan mahasiswa dalam belajar, memilih subjek terkini, misalnya
aspek kebaharuan segi isi, teknologi, dan pendekatan pembelajaran,
memusatkan perhatian pada hal terpenting yang mendasar yang
berpengaruh terhadap pembelajaran lainnya. Selain itu, dosen di
PTS/B juga membuat modul. Modul tersebut memuat tujuan jangka
panjang yang ingin dicapai, filosofi pembelajaran yang dianut,
rancangan pembelajaran dan rancangan seluruh unit, contoh hasil kerja
mahasiswa, hasil refleksi mengenai kekuatan dan kesulitan dalam
pembelajaran. Pembelajarannya pun mempertimbangkan kualitas
ideal yang ingin dikuasai oleh mahasiswa pada saat mereka lulus,
kualitas apa yang dimiliki mahasiswa saat sekarang, dan bagaimana
mengatasi kesenjangan yang ada di antaranya.
f) Pembelajaran sepanjang hayat di Pendidikan Teknik Sipil/Bangunan,
semua dosen belum bisa maksimal untuk melaksanakannya. Karena
sangat kompleknya pembelajaran sepanjang hayat ini. Bisa dilihat
bahwa pembelajaran sepanjang hayat tersebut dimulai dari bayi
sampai meninggal dunia. Padahal aspek-aspek dari lahir sampai
meninggal dunia ini sangatlah banyak. Mulai dari pembelajaran
agama (hubungan antar manusia dan penciptaNya) sampai aturan-
aturan hubungan antar manusia. Semua ini tidak dapat dikaji satu
persatu. Akan tetapi, minimal ada sebagian pembelajaran tersebut
disampaikan di Pendidikan Teknik Sipil/Bangunan. Dengan kondisi
tersebut untuk saling melengkapi, mahasiswa diharapkan dapat
menggali pembelajaran tersebut di lingkungan sekitar.
g) Pembelajaran di Pendidikan Teknik Sipil Bangunan kurang seimbang
antara kepentingan global, nasional dan lokal. Orientasi
pembelajarannya hanya mencakup lokal dan nasional saja. Pola pikir
pembelajaran mahasiswa, maksimal arahnya hanya ke nasional. Dan
lulusan dari Pendidikan Teknik Sipil/Bangunan kurang mampu dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
tidak mampu bersaing di tingkat internasional. Karena pembekalan
dan pendekatan pembelajarannya masih sangat kurang. Untuk
penguasaan IT mahasiswa di Pendidikan Teknik Sipil/Bangunan
mampu bersaing di internasional. Akan tetapi, apabila dihadapkan
dengan bahasa dan keterampilan kerja, masih di bawah standar.
Mengapa demikian? Padahal menurut pengamatan dari peneliti,
mayoritas mahasiswa di Pendidikan Teknik Sipil/Bangunan memiliki
potensi-potensi yang besar. Akan tetapi, sistem pembelajaran yang
ada, kurang digarap secara maksimal. Pembelajaran di Pendidikan
Teknik Sipil/Bangunan diharapkan lebih mampu memfasilitasi dan
menstimulasi potensi yang dimiliki mahasiswa agar menjadi
kompetensi yang dapat digunakan untuk membangun lingkungannya
di era global. Pembelajaran yang mampu menghasilkan mahasiswa
yang kreatif dan inovatif, mampu mengangkat potensi diri mahasiswa
dan daerahnya menjadi sesuatu yang bernilai tambah. Pembelajaran
yang mampu mendidik mahasiswa untuk menghadapi tantangan
globalisasi dan mengelolalnya sedemikian rupa sehingga menjadi
peluang untuk mendapatkan manfaat yang besar dari kondisi tersebut.
Ada tiga aspek yang harus diperhatikan dalam pembelajaran di
Pendidikan Teknik Sipil/Bangunan, yaitu potensi mahasiswa, kondisi
lingkungan lokal, dan kondisi lingkungan global. Potensi yang
dimiliki mahasiswa merupakan modal utama dalam pendidikan.
Pembelajaran yang dilaksanakan sesungguhnya untuk
mengembangkan potensi yang dimiliki mahasiswa menjadi
kompetensi. Falsafahnya adalah mahasiswa belajar bukan untuk
menjadi orang yang serba tahu; bukan untuk menjadi kamus berjalan;
bukan menjadi robot, tapi untuk menjadi dirinya sendiri dengan segala
kekuatan dan kelemahannya. Oleh karena itu, pembelajaran yang
dikembangkan harus memberi kesempatan kepada semua mahasiswa
untuk menjadi dirinya sendiri, dan mengasah potensi mahasiswa agar
berkembang, sehingga mereka menjadi manusia yang utuh, yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
berbeda dengan yang lain namun tetap memiliki kekuatan/kompetensi
yang dapat diandalkan. Peradaban manusia berkembang karena kerja
seseorang yang memiliki “kelainan” dalam hidupnya, yang mana
seseorang yang berani “tampil beda”.
2. Kesesuaian pelaksanaan pembelajaran di program studi Pendidikan
Teknik Sipil/Bangunan UNS dengan kaidah pelaksanaan pembelajaran
berdasarkan Manajemen Berbasis Sekolah di SMK.
a. Hasil Pengumpulan Data di Program Pendidikan Teknik Sipil/Bangunan FKIP
UNS
1). Hasil Observasi
(1). Persiapan pembelajaran
(a) Kompetensi yang dirumuskan mayoritas dosen Pendidikan Teknik
Sipil/Bangunan dalam persiapan mengajar cukup jelas, cukup
konkrit kompetensi sehingga mudah diamati, dan sudah tepat
kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk membentuk kompetensi
tersebut. Akan tetapi masih ada sebagian kecil dosen belum tepat
dalam pembentukan kompetensi.
(b) Persiapan mengajar dosen Pendidikan Teknik Sipil/Bangunan
sudah sederhana dan fleksibel serta dapat dilaksanakan dalam
kegiatan pembelajaran dan pembentukan kompetensi peserta didik.
(c) Kegiatan-kegiatan yang disusun dan dikembangkan dalam
persiapan mengajar dosen Pendidikan Teknik Sipil/Bangunan
sudah cukup menunjang dan sesuai dengan kompetensi dasar yang
telah ditetapkan.
(d) Persiapan mengajar yang dikembangkan dosen Pendidikan Teknik
Sipil/Bangunan sudah cukup utuh dan menyeluruh serta jelas
pencapaiannya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
(e) Di Pendidikan Teknik Sipil/Bangunan sudah cukup ada koordinasi
antarkomponen pelaksana, terutama apabila pembelajaran
dilaksanakan secara tim (team teaching).
(2). Pengembangan silabus pembelajaran
(a) Strategi pembelajaran dosen Pendidikan Teknik Sipil/Bangunan
yang dirancang dalam silabus sudah memperhatikan prinsip-prinsip
pembelajaran dan teori pembelajaran
(b) Cakupan, kedalaman, tingkat kesukaran dan urutan penyajian
materi dalam silabus oleh dosen Pendidikan Teknik
Sipil/Bangunan belum cukup disesuaikan dengan tingkat
perkembangan fisik, intelektual, sosial, emosional dan spiritual
peserta didik sehingga, dalam materi pembelajaran dan kegiatan
pembelajaran pada silabus dengan tingkat perkembangan peserta
didik, belum mempengaruhi kebermaknaan pembelajaran.
(c) Komponen-komponen silabus yang dilakukan oleh dosen
Pendidikan Teknik Sipil/Bangunan sudah saling berhubungan
secara fungsional dalam pencapaian kompetensi.
(d) Dosen Pendidikan Teknik Sipil/Bangunan sudah mengadakan
hubungan yang konsisten antara kopetensi dasar, indikator, materi
pembelajaran, kegiatan pembelajaran, sumber belajar, serta teknik
dan instrument penilaian.
(e) Cakupan indikator, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran,
sumber belajar, dan sistem penilaian yang dilaksanakan dosen
Pendidikan Teknik Sipil/Bangunan sudah cukup menunjang
pencapaian kopetensi dasar.
(f) Cakupan indikator, materi pembelajaran, pengalaman belajar,
sumber belajar dan sistem penilaian yang dilaksanakan dosen
Pendidikan Teknik Sipil/Bangunan masih kurang memperhatikan
perkembangan ilmu, teknologi dan seni mutakhir dalam kehidupan
nyata da peristiwa yang terjadi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
(g) Keseluruhan komponen silabus yang disusun oleh dosen
Pendidikan Teknik Sipil/Bangunan sudah cukup dapat
mengakomodasi keragaman peserta didik, pendidik, serta dinamika
perubahan yang terjadi di sekolah dan kebutuhan masyarakat.
(h) Komponen silabus yang dilaksanakan dosen Pendidikan Teknik
Sipil/Bangunan sudah mencakup keseluruhan ranah kompetensi,
baik kognitif, afektif, maupun psikomotor.
(3). Strategi pembelajaran
(a) Pembelajaran yang disampaikan oleh dosen Pendidikan Teknik
Sipil/Bangunan sudah memperhatikan pengetahuan yang sudah
dimiliki oleh peserta didik
(b) Pembelajaran yang disampaikan oleh dosen Pendidikan Teknik
Sipil/Bangunan kurang ditekankan pada pemahaman.
(c) Pembelajaran yang disampaikan oleh dosen Pendidikan Teknik
Sipil/Bangunan belum ditekankan pada upaya mempraktekan
secara langsung apa-apa yang dipelajari. Akan tetapi hanya
beberapa mata kuliah yang ada hubungannya dengan mata kuliah
praktek saja yang di lakukan.
(d) Dosen Pendidikan Teknik Sipil/Bangunan sudah mengadakan
refleksi terhadap strategi pembelajaran dan pengembangan
pengetahuan yang dipelajari.
(e) Dosen Pendidikan Teknik Sipil/Bangunan sudah menciptakan
suasana yang mendorong peserta didik siap belajar.
(f) Dosen Pendidikan Teknik Sipil/Bangunan mempunyai kelemahan
dalam membantu peserta didik untuk menyusun kelompok, agar
siap belajar dan membelajarkan
(g) Dosen Pendidikan Teknik Sipil/Bangunan mempunyai kemampuan
dalam mendiagnosis dan menemukan kebutuhan belajar peserta
didik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
(h) Sudah adanya bantuan dosen Pendidikan Teknik Sipil/Bangunan
kepada mahasiswa untuk menyusun tujuan belajar.
(i) Belum adanya bantuan dosen Pendidikan Teknik Sipil/Bangunan
kepada mahasiswa untuk merancang pola-pola pengalaman
belajar.
(j) Sudah adanya bantuan dosen Pendidikan Teknik Sipil/Bangunan
kepada mahasiswa untuk melakukan kegiatan belajar.
(k) Sudah adanya bantuan dosen Pendidikan Teknik Sipil/Bangunan
kepada mahasiswa untuk melakukan evaluasi diri terhadap proses
dan hasil belajar.
(l) Dosen Pendidikan Teknik Sipil/Bangunan sudah menggunakan
modul dalam pembelajaran
(m)Dosen Pendidikan Teknik Sipil/Bangunan sudah menggunakan
media-media pembelajaran sehingga peserta didik lebih cepat
memahami pembelajaran.
(4). Prosedur pembelajaran
(a) Dosen Pendidikan Teknik Sipil/Bangunan sudah menciptakan
kondisi awal pembelajaran yang meliputi: membina keakraban,
menciptakan kesiapan belajar peserta didik dan menciptakan
suasana belajar yang demokratis.
(b) Dosen Pendidikan Teknik Sipil/Bangunan sudah melakukan
apersepsi/pre test yang meliputi kegiatan mengajukan pertanyaan
yang berhubungan dengan materi sebelumnya, memberikan
komentar atas jawaban yang diberikan peserta didik dan
membangkitkan motivasi dan perhatian peserta didik untuk
mengikuti kegiatan pembelajaran.
(c) Dosen Pendidikan Teknik Sipil/Bangunan sudah menyampaikan
tujuan yang ingin dicapai, baik secara lisan maupun tulisan.
(d) Dosen Pendidikan Teknik Sipil/Bangunan sudah menyampaikan
alternatif kegiatan belajar yang akan ditempuh
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
(e) Dosen Pendidikan Teknik Sipil/Bangunan sudah mengadakan
pembahasan materi
(f) Dosen Pendidikan Teknik Sipil/Bangunan sudah melakukan
penilaian akhir pembelajaran, analisis hasil penilaian akhir; tindak
lanjut; mengemukakan topik yang akan dibahas pada waktu yang
akan datang; dan menutup kegiatan pembelajaran.
(5) Pengembangan bahan ajar
(a) Dosen Pendidikan Teknik Sipil/Bangunan sudah menggunakan
media pembelajaran
(b) Dosen Pendidikan Teknik Sipil/Bangunan sudah mengembangkan
cakupan bahan ajar seperti : Judul, Materi Pembelajaran, Standar
Kopetensi, Kopetensi Dasar, Indikator, Tempat, Petunjuk belajar,
Tujuan yang akan dicapai, Informasi pendukung, Latihan-latihan,
Petunjuk kerja, Penilaian
(c) Dosen Pendidikan Teknik Sipil/Bangunan belum melakukan
penyusunan peta bahan ajar. Mulai dari Standar Kopetensi,
Kopetensi Dasar, sampai Materi Pembelajaran/Judul bahan ajar.
(d) Ada sebagian kecil dosen Pendidikan Teknik Sipil/Bangunan
belum mengadakan alur analisis penyusunan bahan ajar. Mulai
dari Standar Kopetensi, Kopetensi Dasar, Indikator, Materi
Pembelajaran, Kegiatan pembelajaran, sampai penentuan bahan
ajar.
(6) Model pembelajaran
(a) Dosen Pendidikan Teknik Sipil/Bangunan menghimbau kepada
mahasiswanya untuk lebih peduli terhadap orang lain, sehingga
mahasiswa mudah bergaul, bekerja sama, dan hidup secara
harmonis dengan orang lain
(b) Dosen Pendidikan Teknik Sipil/Bangunan mengarahkan
mahasiswanya untuk menyadari nilai-nilai yang mereka miliki,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
memunculkan dan merefleksikannya, sehingga mahasiswa
memiliki keterampilan proses menilai.
(c) Dosen Pendidikan Teknik Sipil/Bangunan membantu mahasiswa
untuk mengembangkan kemampuan mempertimbangkan nilai
moral secara kognitif
(d) Dosen Pendidikan Teknik Sipil/Bangunan membantu
mahasiswanya dalam mengaktualisasikan diri.
(7). Media pembelajaran
Beberapa pendidik sudah menggunakan :
(a) Bahan cetak seperti: hand out, buku, modul, lembar kerja siswa,
brosur, leaflet, wallchart.
(b) Audio Visual seperti: video/film,VCD
(c) Audio seperti: radio, kaset, CD audio.
(d) Visual seperti: foto, gambar, model/maket.
(e) Multi Media seperti: CD interaktif, computer Based, Internet
(8). Sumber belajar untuk mengaktifkan pembelajaran peserta didik
(a) Mayoritas dosen Pendidikan Teknik Sipil/Bangunan sudah
meningkatkan produktivitas pembelajaran. Akan tetapi ada
sebagian dosen belum meningkatkan produktivitas pembelajaran.
(b) Dosen Pendidikan Teknik Sipil/Bangunan memberikan
pembelajaran yang memungkinkan pembelajaran yang sifatnya
lebih individual
(c) Dosen Pendidikan Teknik Sipil/Bangunan memberikan dasar yang
lebih ilmiah terhadap pembelajaran
(d) Dosen Pendidikan Teknik Sipil/Bangunan memberikan sesuatu hal
yang sifatnya lebih memantapkan pembelajaran
(e) Dosen Pendidikan Teknik Sipil/Bangunan belum melakukan
pembelajaran yang memungkinkan belajar secara seketika
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
(f) Dosen Pendidikan Teknik Sipil/Bangunan melakukan
pembelajaran yang memungkinkan penyajian pembelajaran yang
lebih luas
(9). Teknik pengelolaan kelas
(a) Dalam proses pengelolaan kelas dosen Pendidikan Teknik
Sipil/Bangunan sudah mengadakan hubungan interpersonal yang
baik antara mahasiswa - dosen dan atau mahasiswa – mahasiswa
dan dosen menduduki posisi penting bagi terbentuknya iklim,
sosio-emosional yang baik di dalam kelas.
(b) Dosen Pendidikan Teknik Sipil/Bangunan mengadakan
keberlangsungan pembelajaran dalam konteks kelompok sosial dan
tugas dosen adalah membina dan memelihara kelompok yang
produktif dan kohesif.
(10) Team teaching
(a) Dalam pembelajaran, sebagian dosen Pendidikan Teknik
Sipil/Bangunan sudah melakukan penyusunan perencanaan
pembelajaran dan metode pembelajaran secara bersama-sama
(b) Dalam melakukan Team Teaching, dosen Pendidikan Teknik
Sipil/Bangunan saling memahami materi dan isi pembelajaran
antar partnernya., dan adanya pembagian peran dan tanggung
jawab secara jelas
2) Hasil Wawancara
Hasil wawancara di lapangan dari mahasiswa Pendidikan Teknik
Sipil/Bangunan FKIP UNS diperoleh beberapa pelaksanaan pembelajaran di
Pendidikan Teknik Sipil/Bangunan FKIP UNS antara lain:
a) Sebelum pembelajaran di mulai, mayoritas dosen di Pendidikan Teknik
Sipil/Bangunan sudah menyiapkan materi-materi yang akan diajarkan kepada
mahasiswa. Akan tetapi sarana-sarana pendukung untuk persiapan dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
pembelajaran kurang maksimal. Karena adanya keterbatasan media
pembelajaran, fasilitas pendukung yang kurang tertata rapi, kebersihan ruang
kelas, serta kurang siapnya mahasiswa dalam menerima pembelajaran.
Faktor lain dari mahasiswa yang menyebabkan persiapan dalam pembelajaran
terganggu dikarenakan adanya mahasiswa yang sering kali terlambat dalam
mengikuti pembelajaran. Sehingga dosen yang sedang menjelaskan
perkuliahan, sering kali terganggu akan kehadiran mahasiswa yang terlambat
dan tidak sedikit mahasiswa lain terpecah konsentrasinya. Diharapkan
adanya perubahan kebijakan yang diterapkan oleh dosen-dosen di Pendidikan
Teknik Sipil/Bangunan untuk lebih mendisiplinkan waktu perkuliahan kepada
mahasiswa.
b) Dalam hal pengembangan silabus pembelajaran, mayoritas dosen di
Pendidikan Teknik Sipil/Bangunan kurang menyesuaikan kondisi dari
mahasiswanya. Pemilihan materi yang disampaikan, strategi yang akan
dilaksanakan, dan media-media pembelajaran yang akan diterapkan oleh
dosen Pendidikan Teknik Sipil/Bangunan kurang sesuai dengan intelektual
yang dimiliki oleh setiap mahasiswa, dapat dikatakan juga transfer ilmu dari
dosen kepada mahasiswa kurang berjalan dengan baik.
c) Dosen Pendidikan Teknik Sipil/Bangunan mempunyai karakteristik sendiri-
sendiri dalam melaksanakan strategi pembelajarannya. Mayoritas strategi
pembelajaran yang di diterapkan oleh dosen Pendidikan Teknik
Sipil/Bangunan sudah mengena kepada tujuan dari pembelajaran. Mahasiswa
banyak menyerap pembelajaran yang disampaikan. Akan tetapi ada sebagian
kecil dosen dalam penerapan strategi pembelajarannya kurang. Sehingga
dalam pembelajaran, mahasiswa kurang bisa menangkap informasi yang
disampaikan oleh dosen tersebut. Pembelajarannya pun menjadi kurang
maksimal.
d) Prosedur pembelajaran yang dilakukan oleh Dosen Pendidikan Teknik
Sipil/Bangunan sudah melakukan pendekatan-pendekatan personal
mahasiswa. Mulai kondisi awal pembelajaran, dosen Pendidikan Teknik
Sipil/Bangunan sudah membina keakraban kepada mahasiswa, menciptakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
suasana yang nyaman, mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang menyangkut
materi perkuliahan sebelumnya, mengukur pengetahuan mahasiswa tentang
materi yang akan diajarkan, memberikan komentar jawaban dari tiap-tiap
mahasiswa, memberikan tujuan dan motivasi dari pembelajaran yang akan
disampaikan. Sehingga pembelajarannya pun terasa hidup dan ada aksi dan
reaksi dalam suasana pembelajaran.
e) Dosen Pendidikan Teknik Sipil / Bangunan sudah melakukan
pengembangan bahan ajar dalam hal media pembelajarannya, cakupan-
cakupan bahan ajarnya, sampai penyusunan peta bahan ajarnya. Sehingga
bahan ajar yang diberikan sudah representatif dengan tema pembelajarannya.
Dengan adanya pengembangan bahan ajar dan keterkaitan bahan ajar
tersebut, mahasiswa lebih mudah memahami, menganalisi, dan
menyimpulkan sesuatu permasalahan yang dihadapi oleh mata perkuliahan
yang bersangkutan.
f) Dosen-dosen Pendidikan Teknik Sipil/Bangunan dalam melakukan
pembelajaran, mahasiswa diarahkan untuk menyadari nilai-nilai yang
dimilikinya, kemudian dari nilai-nilai itu diarahkan dan diasah supaya
menghasilkan sesuatu yang bermanfaat. Baik bermanfaat bagi dirinya
maupun orang disekitarnya. Sehingga aktualisasi yang dimiliki setiap
mahasiswa berkembang.
g) Media-media pembelajaran yang telah diterapkan oleh dosen Pendidikan
Teknik Sipil/Bangunan sudah bagus. Mulai dari penggunaan audio sampai
multi media, hampir semua dosen sudah menggunakan. Akan tetapi semua
itu kurang didukung oleh kuantitas media yang ada. Satu buah media
pembelaran bisa diperebutkan oleh banyak kelas yang akan menggunakan.
Sehingga dalam pembelajarannya pun sering kali terganggu karena media
pembelajaran yang akan digunakan, tidak tersedia di tempat.
h) Sumber pembelajaran yang diterapkan oleh dosen Pendidikan Teknik
Sipil/Bangunan sudah representatif dalam pencapaian tujuan pembelajaran.
Sumber pembelajarannya tidak hanya terpatok oleh teks book. Akan tetapi
lingkungan sekitar yang ada di kampus, juga digunakan dalam sumber
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
pembelajarannya.
i) Dalam pengelolaan kelas, dosen Pendidikan Teknik Sipil/Bangunan
mengaktifkan kondisi pembelajaran yang sedang berjalan. Adanya selalu
aksi dan reaksi dalam pembelajaran di kelas. Apabila ada penyimpangan-
penyimpangan dalam pembelajaran di kelas, dosen segera menegur dan
menyesuaikan ke kondisi yang telah ada. Sehingga dalam pengelolaan kelas
dapat mudah diatasi.
j) Team Theaching yang dilakukan dosen Pendidikan Teknik Sipil/Bangunan,
kebanyakan dalam hal mata kuliah praktek. Team Theaching yang dijalankan
pun berjalan dengan baik. Sudah adanya koordinasi antar dosen. Sehingga
pembagian kerjanya pun sudah jelas.
3. Kesesuaian penilaian pembelajaran di program study Pendidikan Teknik
Sipil/Bangunan UNS dengan kaidah penilaiaan berdasarkan Manajemen
Berbasis SMK.
a. Hasil Pengumpulan Data Di Program Pendidikan Teknik Sipil/Bangunan UNS
1). Hasil Wawancara
Dari hasil wawancara dosen konsentrasi bangunan gedung PTS/B,
dosen konsentrasi Gambar Bangunan PTS/B dan dosen Laboratorium PTS/B.
Maka diperoleh hasil sebagai berikut :
Penilaian dosen Pendidikan Teknik Sipil/Bangunan dilakukan secara
komplementer (saling melengkapi) sesuai dengan kompetensi yang dinilai.
Penilaian yang dilaksanakan melalui:
a) Tes atau kuis.
Tes dapat berupa tes tertulis, tes lisan, dan tes praktik atau tes kinerja. Tes
tertulis menuntut mahasiswa untuk memberikan jawaban secara tertulis.
Tes lisan dilaksanakan melalui komunikasi langsung (tatap muka) antara
peserta didik dengan pendidik. Pertanyaan dan jawaban diberikan secara
lisan.. Dalam rancangan penilaian, tes dilakukan secara
berkesinambungan melalui berbagai macam kuis dan ujian. Kuis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
dilaksanakan untuk mengukur pencapaian kompetensi mahasiswa secara
berkelanjutan dalam proses pembelajaran, untuk melakukan perbaikan
pembelajaran, memantau kemajuan dan menentukan keberhasilan belajar
peserta didik Kuis juga dilakukan untuk mengukur pencapaian
kompetensi peserta didik setelah menyelesaikan satu kompetensi dasar
(KD) atau lebih. Ujian tengah semester dilakukan oleh dosen Pendidikan
Teknik Sipil /Bangunan untuk mengukur pencapaian kompetensi
mahasiswa setelah melaksanakan 7–9 minggu kegiatan pembelajaran.
Cakupan ujian tengah semester meliputi seluruh indikator yang
merepresentasikan seluruh KD pada periode tersebut. Ujian akhir
semester dilakukan oleh dosen Pendidikan Teknik Sipil/Bangunan untuk
mengukur pencapaian kompetensi mahasiswa pada akhir semester.
Cakupan ujian akhir semester meliputi seluruh indikator yang
merepresentasikan semua KD pada semester tersebut.
b) Observasi
Observasi dilakukan oleh dosen Pendidikan Teknik Sipil/Bangunan untuk
mengamati mahasiswa selama pembelajaran berlangsung dan/atau di luar
kegiatan pembelajaran. Observasi dilakukan untuk mengumpulkan data
kualitatif dan kuantitatif sesuai dengan kompetensi yang dinilai, dan dapat
dilakukan baik secara formal maupun informal.
c) Penugasan
Dosen Pendidikan Teknik Sipil/Bangunan memberikan tugas kepada
mahasiswa baik secara perorangan maupun kelompok. Penilaian
penugasan diberikan untuk penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri
tidak terstruktur, dan dapat berupa praktik di laboratorium, tugas rumah,
portofolio, projek, dan/atau produk.
d) Projek
Dosen Pendidikan Teknik Sipil/Bangunan memberikan tugas kepada
mahasiswa dalam kurun waktu tertentu. Mahasiswa dapat melakukan
penelitian melalui pengumpulan, pengorganisasian, dan analisis data, serta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
pelaporan hasil kerjanya. Penilaian projek dilaksanakan terhadap persiapan
pelaksanaan, dan hasil.
C. Interpretasi Hasil Penelitian
a. Mayoritas prinsip pembelajaran di PTS/B sudah sesuai dengan kaidah
prinsip pembelajaran di SMK. Prinsip pembelajaran yang sudah sesuai
dengan kaidah prinsip pembelajaran di SMK sebagai berikut :
1) Berpusat pada potensi, perkembangan, serta kebutuhan peserta didik
dan lingkungannya
2) Beragam dan terpadu
3) Tanggap terhadap perkembangan IPTEK dan seni
4) Relevan dengan kebutuhan
5) Menyeluruh dan berkesinambungan
Adapun prinsip pembelajaran yang belum sesuai dengan kaidah perinsip
pembelajaran di SMK adalah :
1) Pembelajaran di Pendidikan Teknik Sipil Bangunan kurang seimbang
antara kepentingan global, nasional dan lokal. Orientasi
pembelajarannya hanya mencakup lokal dan nasional saja. Pola pikir
pembelajaran mahasiswa, maksimal arahnya hanya ke nasional. Dan
lulusan dari Pendidikan Teknik Sipil/Bangunan kurang mampu
bersaing di tingkat internasional. Karena pembekalan dan pendekatan
pembelajarannya masih sangat kurang. Untuk penguasaan IT
mahasiswa di Pendidikan Teknik Sipil/Bangunan mampu bersaing di
internasional. Akan tetapi, apabila dihadapkan dengan bahasa dan
keterampilan kerja, masih di bawah standar.
2) Belum maksimalnya pembelajaran sepanjang hayat. Karena sangat
kompleksnya hal-hal yang dibahas dalam pembelajaran sepanjang
hayat ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
b. Pelaksanaan pembelajaran di PTS/B sebagian kurang sesuai dengan kaidah
pelaksanaan pembelajaran di SMK. Adapun pelaksanaan pembelajaran di
PTS/B yang kurang sesuai dengan kaidah pembelajaran di SMK adalah :
1) Sebagian kecil dosen di PTS/B merumuskan kompetensi dalam
persiapan pembelajaran kurang jelas, kurang konkrit kompetensinya
sehingga sulit diamati oleh mahasiswa.
2) Cakupan, kedalaman, tingkat kesukaran dan urutan penyajian materi
dalam silabus oleh dosen Pendidikan Teknik Sipil/Bangunan belum
menyesuaikan dengan tingkat perkembangan fisik, intelektual, sosial,
emosional dan spiritual mahasiswa.
3) Cakupan indikator, materi pembelajaran, pengalaman belajar, sumber
belajar dan sistem penilaian yang dilaksanakan dosen Pendidikan
Teknik Sipil/Bangunan masih kurang memperhatikan perkembangan
ilmu, teknologi dan seni mutakhir dalam kehidupan nyata da peristiwa
yang terjadi.
4) Pembelajaran yang disampaikan oleh dosen Pendidikan Teknik
Sipil/Bangunan kurang ditekankan pada pemahaman.
5) Pembelajaran yang disampaikan oleh dosen Pendidikan Teknik
Sipil/Bangunan belum ditekankan pada upaya mempraktekan secara
langsung apa-apa yang dipelajari. Akan tetapi hanya beberapa mata
kuliah yang ada hubungannya dengan mata kuliah praktek saja yang di
lakukan.
6) Dosen Pendidikan Teknik Sipil/Bangunan mempunyai kelemahan
dalam membantu peserta didik untuk menyusun kelompok, agar siap
belajar dan membelajarkan
7) Belum adanya bantuan dosen Pendidikan Teknik Sipil/Bangunan
kepada mahasiswa untuk merancang pola-pola pengalaman belajar.
8) Dosen Pendidikan Teknik Sipil/Bangunan belum melakukan
penyusunan peta bahan ajar. Mulai dari Standar Kopetensi, Kopetensi
Dasar, sampai Materi Pembelajaran/Judul bahan ajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
9) Ada sebagian kecil dosen Pendidikan Teknik Sipil/Bangunan belum
mengadakan alur analisis penyusunan bahan ajar. Mulai dari Standar
Kompetensi, Kompetensi Dasar, Indikator, Materi Pembelajaran,
Kegiatan pembelajaran, sampai penentuan bahan ajar.
10) Sumber belajar untuk mengaktifkan pembelajaran peserta didik ada
sebagian dosen belum meningkatkan produktifitas pembelajaran.
11) Dosen Pendidikan Teknik Sipil/Bangunan belum melakukan
pembelajaran yang memungkinkan belajar secara seketika
12) Adanya keterbatasan media pembelajaran, fasilitas pendukung kurang
tertata rapi, kebersihan ruang kelas, serta kurang siapnya mahasiswa
dalam menerima pembelajaran.
13) Sebagian kecil dosen PTS/B kurang menguasai straegi pembelajaran
sehingga dalam kegiatan pembelajarannya pun kurang maksimal.
c. Penilaian pembelajaran di PTS/B sudah sesuai dengan kaidah penilaian
pembelajaran di SMK. Adapun penilaian pembelajaran yang sudah sesuai
dengan penilaian pembelajaran di SMK tersebut adalah:
1) Tes atau kuis.
2) Observasi
3) Penugasan
4) Projek
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah diuraikan pada
bab-bab sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Prinsip pembelajaran di Pendidikan Teknik Sipil/Bangunan kurang sesuai
dengan kaidah prinsip pembelajaran manajemen berbasis sekolah di SMK
2. Pelaksanaan pembelajaran di Pendidikan Teknik Sipil/Bangunan kurang
sesuai dengan kaidah pelaksanaan pembelajaran manajemen berbasis sekolah
di SMK
3. Penilaian pembelajaran di Pendidikan Teknik Sipil/Bangunan sesuai dengan
kaidah penilaian pembelajaran manajemen berbasis sekolah di SMK
B. Implikasi
1. Implikasi Teoritis
Sebagai implikasi teroritis, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai
dasar pengembangan penelitian selanjutnya, karena permasalahan pembelajaran
sangat komplek. Hasil penelitian tentang prinsip pembelajaran, pelaksanaan
pembelajaran dan penilaian pembelajaran di Pendidikan Teknik Sipil/Bangunan
ini, bisa dikatakan hanya sekedar kulitnya saja yang diteliti. Sehingga harus
diteliti lebih lanjut dan lebih detail tentang prinsip pembelajaran, pelaksanaan
pembelajaran dan penilaian pembelajaran di Pendidikan Teknik Sipil/Bangunan.
2. Implikasi Praktis
Mengetahui kondisi sebenarnya pembelajaran yang ada di Pendidikan
Teknik Sipil/Bangunan FKIP UNS. Mulai dari prinsip pembelajaran, pelaksanaan
pembelajaran dan penilaian pembelajarannya. Sehingga dapat dijadikan acuan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
kepada khalayak umum bahwa Pendidikan Teknik Sipil/Bangunan FKIP UNS
mempunyai daya saing dan daya jual. Dilihat dari pelaksanaan pembelajarannya
setiap lulusan selain dibekali sebagai seorang pendidik (guru), akan tetapi setiap
lulusannyapun dibekali keahlian bangunan baik teori maupun praktek. Yang
arahnya siap diterjunkan di pekerjaan apapun di bidangnya.
C. Saran
Berdasarkan dari hasil analisis data penelitian di lapangan, maka dapat
dikemukakan saran-saran sebagai berikut:
1. Sistem pembelajaran yang sudah ada supaya dikembangkan lagi. Terutama
dalam pelaksanaan pembelajarannya. Motivasi mahasiswa adalah kunci
utama keberhasilan. Dalam pelaksanaan pembelajaran setidaknya materi
perkuliahan dikaitkan dengan motivasi-motivasi. Motivasi tersebut bisa
berkaitan dengan pembelajaran sepanjang hayat, profesi suatu pekerjaan
ataupun hal-hal yang lain. Seperti halnya di dunia pekerjaan, dengan adanya
pelatihan motivasi sepeti AMT, ESQ, CV, Action Coach dan lain-lain. Yang
arahnya memberikan dampak positif bagi mahasiswa dan lulusannya.
2. Perkembangan IPTEK sangatlah pesat. Diharapkan dari dosen, mahasiswa
dan steakholder yang ada mampu mengikuti perkembangan IPTEK tersebut.
Untuk menjawab tantangan tersebut, diharapkan Pendidikan Teknik
Sipil/Bangunan FKIP UNS mengadakan program-program pelatihan yang
berkaitan dengan IPTEK dengan adanya kerjasama dari pihak swasta,
pemerintah maupun masyarakat. Sehingga diharapkan lulusan Pendidikan
Teknik Sipil/Bangunan FKIP UNS selain mempunyai kompetensi sebagai
pendidik dan teknisi, akan tetapi juga mempunyai nilai plus dalam bidang
IPTEK.