114
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PEMBELAJARAN SEJARAH LOKAL DI SEKOLAH MENEGAH ATAS ( SMA) MUHAMMADIYAH PAKEM TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Menempuh Ujian Tesis Program Studi Pendidikan Sejarah Oleh : Muhammad Syaifulloh S 861008020 PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id U commit to user PEMBELAJARAN SEJARAH LOKAL DI SEKOLAH MENEGAH ATAS ( SMA) MUHAMMADIYAH

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id U commit to user PEMBELAJARAN SEJARAH LOKAL DI SEKOLAH MENEGAH ATAS ( SMA) MUHAMMADIYAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PEMBELAJARAN SEJARAH LOKAL DI SEKOLAH MENEGAH ATAS

( SMA) MUHAMMADIYAH PAKEM

TESIS

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Menempuh Ujian Tesis

Program Studi Pendidikan Sejarah

Oleh :

Muhammad Syaifulloh

S 861008020

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2012

Page 2: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id U commit to user PEMBELAJARAN SEJARAH LOKAL DI SEKOLAH MENEGAH ATAS ( SMA) MUHAMMADIYAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

Page 3: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id U commit to user PEMBELAJARAN SEJARAH LOKAL DI SEKOLAH MENEGAH ATAS ( SMA) MUHAMMADIYAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

Page 4: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id U commit to user PEMBELAJARAN SEJARAH LOKAL DI SEKOLAH MENEGAH ATAS ( SMA) MUHAMMADIYAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

PERNYATAAN KEASLIAN TESIS

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Muhammad Syaifulloh

Nim : S 861008020

Program Studi : Pendidikan Sejarah

Judul Tesis : Pembelajaran Sejarah Lokal di Sekolah Menengah Atas

( SMA ) Muhammadiyah Pakem

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa tesis yang saya susun ini benar-benar

merupakan hasil karya sendiri, kecuali kutipan-kutipan dan ringkasan-ringkasan

yang semuanya telah saya jelaskan sumbernya. Apabila di kemudian hari terbukti

atau dapat dibuktikan tesis ini hasil jiplakan atau karya orang lain, maka gelar dan

ijasah yang diberikan oleh universitas batal saya terima.

Surakarta,

Yang membuat pernyataan,

Muhammad Syaifulloh

Page 5: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id U commit to user PEMBELAJARAN SEJARAH LOKAL DI SEKOLAH MENEGAH ATAS ( SMA) MUHAMMADIYAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

MOTTO

Sebaik-baik orang adalah yang bermanfaat bagi yang lainnya.

Kekuatan itu ada di aqidah dan jama’ah maka jangan disepelekan.

Saling nasehat menasehatilah dalam kebenaran dan kesabaran.

Page 6: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id U commit to user PEMBELAJARAN SEJARAH LOKAL DI SEKOLAH MENEGAH ATAS ( SMA) MUHAMMADIYAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

PERSEMBAHAN

Ayah ibu dan keluarga saya yang ada di Yogyakarta yang telah menanamkan

jiwa seorang anak agar selalu ingat kepada Yang Maha segalanya.

Untuk my lovely wife yang telah dengan ikhlas terus-menerus memberikan

support.

Untuk teman-teman saya yang sangat baik dan tidak pernah bisa saya lupakan

yang telah memberikan kejernihan hati dikala kotor dan menampakkan

kebersihan kata dan sikap kepada saya. Khusus buat Renold Hasan, pak Bas,

Wayan, pak Yuver, bu Ani, bu Titi, Pak Agus ,Pak Heri, dan teman-teman 1

kelas pascasarjana UNS yang sangat saya cintai yang benarbenar membuat saya

sangat cinta kepada mereka.

Untuk semuanya yang tidak bisa saya sebut satu per satu dalam memberikan

nasehat dalam kebenaran dan kesabaran.

Page 7: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id U commit to user PEMBELAJARAN SEJARAH LOKAL DI SEKOLAH MENEGAH ATAS ( SMA) MUHAMMADIYAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan

bimbingan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini dengan baik.

Disadari bahwa penulisan tesis sebagai satu persyaratan untuk memperoleh gelar

Magister Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Sejarah Program Pascasarjana

Universitas Sebelas Maret Surakarta ini dapat diselesaikan berkat bantuan dari

berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis menyampaikan rasa

terima kasih dan penghargaan yang setulusya atas bantuan dan bimbingan serta

perngorbanan kepada :

1. Prof. Dr. Ravik Karsidi, MS., selaku Rektor Universitas Sebelas Maret

Surakarta yang telah berkenan memberikan kesempatan kepada penulis untuk

mengikuti pendidikan pada Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret.

2. Prof. Dr. Ir. Ahmad Yunus, M.S., Ph.D. selaku Direktur Program Pascasarjana

Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah berkenan memberikan

kesempatan kepada penulis untuk mengikuti pendidikan pada Program

Pascasarjana Universitas Sebelas Maret.

3. Dr. Hermanu Joebagio, M.Pd selaku Ketua Program Studi Pendidikan Sejarah

dan Dra. Sutiyah, M.Pd, M.Hum selaku Sekertaris Program Studi Pendidikan

Sejarah yang telah memberikan kesempatan, dukungan, dan motivasi untuk

menyelesaikan studi di Pascasarjana ini.

4. Prof. Djoko Suryo selaku Pembimbing I yang telah memberikan arahan,

dorongan, motivasi dan bimbingan yang sangat besar nilainya kepada penulis

sampai terselesaikannya tesis ini.

Page 8: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id U commit to user PEMBELAJARAN SEJARAH LOKAL DI SEKOLAH MENEGAH ATAS ( SMA) MUHAMMADIYAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

5. Dr. Budhi Setiawan, M.Pd selaku Pembimbing II yang dengan penuh

kesabarannya telah memberikan arahan, dorongan, motivasi dan bimbingan

yang sangat besar nilainya kepada penulis sampai terselesaikannya tesis ini.

6. Kedua orang tua pahlawanku Bapak Suwarno dan Ibu Sukatinem. adik-adiku

tercinta Rahma dan Arif yang penuh perhatian serta doa-doanya selalu

menjadi semangat dalam penyelesaian tesis menjadi lancar.

7. Teman-teman studi yang saling mendukung dalam suka maupun duka selama

bersama-sama menempuh studi, serta berbagai pihak yang tidak dapat

disebutkan satu persatu yang telah banyak membantu peneliti dalam

menyelesaikan tesis ini.

Akhirnya, penulis berharap semoga bantuan dan dorongan semangat serta

amal baik dari semua pihak yang telah diberikan kepada peneliti dapat menjadi

amal ibadah dan amal kebaikan, serta mendapat imbalan pahala dari Tuhan Yang

Maha Kasih. Penulis menyadari bahwa tesis ini masih sangat banyak kekurangan

dan kelemahannya, oleh karena itu saran dan kritik yang membangun akan penulis

terima dengan senang hati.

Surakarta,

Muhammad Syaifulloh

Page 9: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id U commit to user PEMBELAJARAN SEJARAH LOKAL DI SEKOLAH MENEGAH ATAS ( SMA) MUHAMMADIYAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

DAFTAR ISI

JUDUL ............................................................................................................ i

PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................... ii

PENGESAHAN TESIS .................................................................................. iii

PERNYATAAN .............................................................................................. iv

MOTO ............................................................................................................. v

PERSEMBAHAN ........................................................................................... vi

KATA PENGANTAR .................................................................................... vii

DAFTAR ISI ................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL ........................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xiv

ABSTRAK ...................................................................................................... xv

ABSTRACT .................................................................................................... xvi

BAB I : PENDAHULUAN ............................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah ...................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................... 3

C. Tujuan Penelitian ................................................................................ 4

D. Manfaat Penelitian .............................................................................. 4

BAB II : KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR .......................... 5

A. Kajian Teori ........................................................................................ 5

1. Pembelajaran .................................................................................. 5

2. Pembelajaran Sejarah ..................................................................... 12

Page 10: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id U commit to user PEMBELAJARAN SEJARAH LOKAL DI SEKOLAH MENEGAH ATAS ( SMA) MUHAMMADIYAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

3. Sejarah Lokal .................................................................................. 16

4. Pembelajaran Sejarah Lokal ........................................................... 19

B. Penelitian yang Relevan ...................................................................... 23

C. Kerangka Berpikir ............................................................................... 24

BAB III : METODE PENELITIAN ............................................................... 27

A. Tempat dan Waktu Penelitan .............................................................. 27

B. Bentuk dan Strategi Penelitian ............................................................ 28

C. Sumber Data ........................................................................................ 29

D. Teknik Pengumpulan Data .................................................................. 30

E. Teknik Cuplikan (sampling) ............................................................... 30

F. Validitas Data ...................................................................................... 31

G. Teknik Analisis Data ........................................................................... 32

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .............................. 34

A. Hasil Penelitian ................................................................................... 34

1. Deskripsi Latar .............................................................................. 34

2. Profil Sekolah Menengah Atas (SMA) Muhammadiyah Pakem .. 37

B. Sajian Data .......................................................................................... 48

1. Materi Sejarah Lokal ..................................................................... 48

2. Pembelajaran Sejarah Lokal di SMA Muhammadiyah Pakem ..... 53

C. Pokok Temuan .................................................................................... 57

1. Materi Sejarah Lokal ..................................................................... 57

2. Pembelajaran Sejarah Lokal di SMA Muhammadiyah Pakem ...... 59

Page 11: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id U commit to user PEMBELAJARAN SEJARAH LOKAL DI SEKOLAH MENEGAH ATAS ( SMA) MUHAMMADIYAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

D. Pembahasan ......................................................................................... 63

1. Materi Sejarah Lokal ...................................................................... 63

2. Pembelajaran Sejarah Lokal di SMA Muhammadiyah Pakem ...... 67

BAB V : PENUTUP ....................................................................................... 91

A. Simpulan ............................................................................................. 91

B. Implikasi .............................................................................................. 93

C. Saran .................................................................................................... 94

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 96

LAMPIRAN .................................................................................................... 99

Page 12: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id U commit to user PEMBELAJARAN SEJARAH LOKAL DI SEKOLAH MENEGAH ATAS ( SMA) MUHAMMADIYAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

DAFTAR TABEL

1. Table 1. Jadwal Penelitian ............................................................ 28

2. Profil 2. Siswa SMA Muhammadiyah Pakem ................................. 46

3. Table 3. Profil Guru SMA Muhammadiyah Pakem ……………….. 46

4. Tabel 4. Tingkat Pendidikan Akhir Guru dan Staf Di SMA

Muhammadiyah Pakem …………………………………………….. 47

Page 13: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id U commit to user PEMBELAJARAN SEJARAH LOKAL DI SEKOLAH MENEGAH ATAS ( SMA) MUHAMMADIYAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

DAFTAR GAMBAR

1. Gambar Kerangka Berfikir …………………………………………… 26

2. Gambar Model Analisis Interaktif ………………………………….. 32

Page 14: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id U commit to user PEMBELAJARAN SEJARAH LOKAL DI SEKOLAH MENEGAH ATAS ( SMA) MUHAMMADIYAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Keterangan Penelitian ……………………… ................ 99

Lampiran 2 Jadwal Penelitian ...... .......…………………………………… 100

Lampiran 3 Pedoman Wawancara …………………………………… ...... 101

Lampiran 4 Daftar Informan ………………………………………… ....... 103

Lampiran 5 Catatan Lapangan ……………………………………… ........ 104

Lampiran 6 Foto Dokumentasi Pembelajaran Sejarah Lokal

Di SMA Muhammadiyah Pakem …………………… ............ 115

Lampran 7 Silabus ………………………………………………….......... 124

Lampiran 8 RPP ………………………………………………………… .. 141

Page 15: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id U commit to user PEMBELAJARAN SEJARAH LOKAL DI SEKOLAH MENEGAH ATAS ( SMA) MUHAMMADIYAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

ABSTRAK

Muhammad Syaifulloh (2012). Pembelajaran Sejarah Lokal di Sekolah

Menengah Atas (SMA) Muhammadiyah Pakem. Tesis: Program Pascasarjana

Program Studi Pendidikan Sejarah Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Tujuan penelitian ini adalah: (1) Mendeskripsikan materi sejarah lokal di

Sekolah Menengah Atas (SMA) Muhammadiyah Pakem. (2) Mendeskripsikan

pembelajaran sejarah lokal di Sekolah Menengah Atas (SMA) Muhammadiyah

Pakem.

Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian deskriptif kualitatif studi

kasus tunggal bersifat terpancang, karena fokus penelitian ini telah dirumuskan

sebelum penelitian dilaksanakan dan variabel-variabelnya sudah ditentukan, sudah

terarah pada batasan dan fokusnya pada pembelajaran sejarah lokal.

Lokasi penelitian di Sekolah Menengah atas (SMA) Muhammadiyah

Pakem, sedangkan subyek penelitian adalah kepala sekolah, wakil kepala sekolah,

guru sejarah, dan peserta didik. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara,

observasi, dan studi dokumen. Teknik cuplikan menggunakan purposive sampling.

Untuk menguji validitas data menggunakan trianggulasi sumber dan triangulasi

metode serta analisis data menggunakan analisis model interaktif.

Hasil penelitian menunjukkan (1) Materi sejarah lokal di SMA

Muhammadiyah Pakem mengacu kepada kajian materi sejarah lokal dalam kerangka

pendidikan living history. (2) Pembelajaran sejarah lokal di SMA Muhammadiyah

Pakem berpedoman pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang

menitikberatkan pada otonomi dan kreatifitas guru dalam mengembangkan potensi

siswa melalui pendidikan berbasis masalah dan berbasis nilai dalam rangka

mewujudkan kesadaran sejarah.

Peneliti menyarankan perlunya perangkat pembelajaran sejarah lokal sendiri

sehingga sesuai dengan karakteristik peserta didik dan kondisi sekolah. Guru sejarah

hendaknya dapat memilih dan memanfaatkan metode pembelajaran sejarah lokal

yang tepat sesuai dengan jenis materi atau bahan ajar sejarah. Selanjutnya diperlukan

kerjasama yang harmonis dan konsisten baik dari lembaga sekolah, para guru, para

siswa dan orang tua guna menanamkan adanya kesadaran sejarah lokal di sekitarnya.

Page 16: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id U commit to user PEMBELAJARAN SEJARAH LOKAL DI SEKOLAH MENEGAH ATAS ( SMA) MUHAMMADIYAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

ABSTRACT

Muhammad Syaifulloh (2012). Learning Local History in Muhammadiyah

Pakem High School (SMA). Thesis: Graduate School of Education Studies Program

History March Eleven University of Surakarta.

The purpose of this study were: (1) Describe the materials of local history in

Muhammadiyah Pakem high school (SMA). (2) Describes the teaching of local

history in Muhammadiyah Pakem high school (SMA).

This study uses a descriptive qualitative research approach is rooted single

case study, because the focus of this study have been formulated before the research

is conducted and the variables have been determined, it is focused on the scope and

focus on learning the local history.

Research sites in Muhammadiyah Pakem High School (SMA), while the

study subjects were school principals, vice principals, teachers of history, and

learners. Data was collected through interviews, observation, and study the

document. Samples using a purposive sampling technique. To test the validity of

using triangulation of data sources and triangulation of methods and data analysis

using an interactive model analysis.

The results showed (1) local history material in SMA Muhammadiyah

Pakem refers to the study of local history materials in terms of living history

education. (2) Learning local history in SMA Muhammadiyah Pakem guided by the

Education Unit Level Curriculum that focuses on teacher autonomy and creativity in

developing students' potential through education-based and value-based issues in

order to realize a sense of history.

Researchers suggest the necessity of learning the local history of his own to

match the characteristics of learners and school conditions. History teachers should

be able to choose and use teaching methods appropriate to the local history with the

type of material or materials of history. Subsequently required a harmonious and

consistent cooperation from both schools, teachers, students and parents to instill an

awareness of local history in the vicinity.

Page 17: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id U commit to user PEMBELAJARAN SEJARAH LOKAL DI SEKOLAH MENEGAH ATAS ( SMA) MUHAMMADIYAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Belajar sejarah pada dasarnya adalah belajar tentang kehidupan

masyarakat. Berbagai aspek kehidupan dapat dipelajari dalam sejarah.

Pembelajaran sejarah di sekolah sebaiknya lebih mudah dipahami siswa. Dalam

pembelajaran sejarah hendaknya siswa dapat melihat langsung kehidupan yang

nyata. Sejarah lokal dalam konteks pembelajaran di sekolah tidak hanya sebatas

sejarah yang dibatasi oleh lingkup ruang yang bersifat administratif belaka,

seperti sejarah provinsi, sejarah kabupaten, sejarah kecamatan, dan sejarah desa.

Bertolak dari sejarah lokal inilah siswa dapat menyadari akan kekayaan tema

kehidupan yang terjadi dalam lingkungan masyarakat sekitarnya, sehingga siswa

akan lebih bisa memahami dan memaknai peristiwa sejarah.

Kehidupan manusia berdasarkan dimensi sejarah selalu berkaitan dengan

waktu masa lampau, masa sekarang dan masa yang akan datang. Keadaan masa

sekarang adalah kenyataan hasil masa lampau untuk menentukan masa yang akan

datang. Kemampuan manusia untuk memainkan perannya pada masa kini dalam

rangka mewujudkan masa depan yang dicita-citakan sangat ditentukan

pemahaman jiwa dan semangat masa lampau dengan baik. Sukaryanto (2007: 5)

mengatakan sejarah merupakan peristiwa yang dilakukan manusia pada masa

lampau (the past human event), terjadi hanya sekali (einmalig) dan tidak terulang

kembali menjadi sejarah yang harus diketahui manusia pada masa berikutnya.

Oleh karena itu mempelajari sejarah menjadi penting agar dapat menentukan

Page 18: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id U commit to user PEMBELAJARAN SEJARAH LOKAL DI SEKOLAH MENEGAH ATAS ( SMA) MUHAMMADIYAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

tindakan yang tepat guna melanjutkan masa depan yang sesuai dengan harapan

masa lampau.

Eksistensi bangsa termasuk bangsa Indonesia mutlak harus dipertahankan

dalam kehidupan masyarakat bangsa dunia. Pembangunan karakter bangsa

(national character building) menjadi alternatif dalam mewujudkan generasi

bangsa yang memahami jati diri bangsanya secara komprehensif. Salah satu upaya

pembangunan karakter bangsa dapat dilakukan melalui pendidikan sejarah yang

mulai diberikan sejak pendidikan dasar. Pendidikan sejarah lokal diharapkan

dapat memberikan wawasan berkenaan dengan peristiwa-peristiwa dari berbagai

periode dalam upaya pembentukan sikap dan perilaku siswa.

Pemahaman sejarah perlu dimiliki setiap orang sejak dini agar mengetahui

dan memahami makna dari peristiwa masa lampau sehingga dapat digunakan

sebagai landasan sikap dalam menghadapi kenyataan pada masa sekarang serta

menentukan masa yang akan datang. Artinya sejarah lokal perlu dipelajari sejak

dini oleh setiap individu, Keterkaitan individu dengan masyarakat atau bangsanya

memerlukan terbentuknya kesadaran pentingnya sejarah terhadap persoalan

kehidupan bersama seperti nasionalisme, persatuan, solidaritas dan integritas

nasional.

Terwujudnya cita-cita suatu masyarakat atau bangsa sangat ditentukan

oleh generasi penerus yang mampu memahami sejarah masyarakat atau

bangsanya. Pemahaman sejarah yang sangat penting ini sekarang ini banyak

diimplentasikan melalui jalur pendidikan yakni pendidikan sejarah, akan tetapi

dalam pelaksanaan pemebelajaran sejarah lokal memiliki beberapa kendala antara

Page 19: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id U commit to user PEMBELAJARAN SEJARAH LOKAL DI SEKOLAH MENEGAH ATAS ( SMA) MUHAMMADIYAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

lain; kurangnya buku pegangan atau sumber belajar bagi sebahagian besar

lingkungan sejarah lokal, bagi sejarah lokal lingkungan provinsi sebenarnya

cukup banyak namun mereka kurang terampil untuk mendesain dari beberapa

buku sumber, dan guru kurang percaya diri untuk merumuskan materi esensial

sejarah lokal.

Dari gambaran di atas, tidak mengherankan apabila sejarah perlu diberikan

kepada seluruh siswa di sekolah dalam bentuk mata pelajaran sejarah lokal.

Kedudukannya yang penting dan strategis dalam pembangunan watak bangsa

merupakan fungsi yang tidak bisa digantikan oleh mata pelajaran lainnya. Oleh

karena itu, sepanjang seluruh eksponen dan komponen bangsa masih

menginginkan eksistensi sebuah bangsa dan negaranya, upaya-upaya peningkatan

kualitas pembelajaran sejarah dalam hal ini guru menduduki posisi yang penting

dan strategis dalam peningkatan kualitas pembelajaran sejarah lokal.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dirumuskan masalah

sebagai berikut :

1. Bagaimanakah materi sejarah lokal pada kurikulum di Sekolah Menengah

Atas (SMA) Muhammadiyah Pakem?

2. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran sejarah lokal di Sekolah

Menengah Atas (SMA) Muhammadiyah Pakem?

Page 20: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id U commit to user PEMBELAJARAN SEJARAH LOKAL DI SEKOLAH MENEGAH ATAS ( SMA) MUHAMMADIYAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mendeskripsikan materi sejarah lokal pada kurikulum di Sekolah

Menengah Atas (SMA) Muhammadiyah Pakem.

2. Untuk mendeskripsikan pembelajaran sejarah lokal di Sekolah Menengah

Atas (SMA) Muhammadiyah Pakem.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi dua aspek yaitu

aspek praktis dan aspek teoritis.

1. Manfaat praktis,

Diharapkan penelitian ini dapat menghasilkan implikasi yang lebih bernilai

untuk pemerintah Sleman sebagai pembuat kebijakan dalam memecahkan

permasalahan tentang pembelajaran sejarah lokal itu sendiri.

2. Manfaat Teoritis

a. Sebagai bahan pertimbangan bagi pengajar, khususnya dalam hal ini

guru sejarah agar dapat menjadikan sejarah lokal sebagai salah satu cara

menumbuhkan kesadaran siswa terhadap sejarah lokal yang ada di

Kabupaten Sleman.

b. Diharapkan hal ini dapat dijadikan bahan referensi bagi penelitian yang

lebih lanjut kepada peneliti lainnya untuk melakukan penelitian sejenis

dengan menggunakan metode yang lain.

Page 21: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id U commit to user PEMBELAJARAN SEJARAH LOKAL DI SEKOLAH MENEGAH ATAS ( SMA) MUHAMMADIYAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

BAB II

KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR

A. Kajian Teori

1. Pembelajaran

Belajar merupakan suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada

yang berlangsung pada diri seseorang. Dalam hal ini, Woolfolk & Nicolich (1984:

159) menjelaskan bahwa “Learning is a change in a person that comes about as a

result of experience”. Belajar merupakan perubahan yang terjadi pada diri seseorang

sebagai hasil pengalaman. Perubahan sebagai hasil kegiatan pembelajaran dapat

mencakup perubahan pengetahuannya, kecakapan dan kemampuannya, daya

reaksinya, daya penerimaannya dan dan lain sebagainya.

Nana Sudjana (2007 : 29) menjelaskan bahwa mengajar merupakan suatu

proses mengatur dan mengorganisasi lingkungan yang ada disekitar siswa sehingga

dapat menumbuhkan dan mendorong siswa melakukan kegiatan belajar. Dengan

demikian mengajar yang pada dasarnya merupakan suatu proses, yang meliputi

proses mengatur dan mengorganisir lingkungan belajar siswa untuk menumbuhkan

dan memotivasi siswa untuk belajar.

Menurut Winata Putera (1992 : 86), mengajar merupakan suatu aktivitas

profesional yang memerlukan keterampilan tingkat tinggi dan mencakup hal-hal yang

berkaitan dengan pengambilan keputusan-keputusan. Keputusan-keputusan itu,

misalnya metode apakah yang perlu dipakai untuk mengajar mata pelajaran tertentu,

Page 22: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id U commit to user PEMBELAJARAN SEJARAH LOKAL DI SEKOLAH MENEGAH ATAS ( SMA) MUHAMMADIYAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

alat dan media apakah yang diperlukan untuk membantu peserta didik membuat suatu

catatan, melakukan praktikum, menyusun makalah diskusi, atau cukup hanya dengan

mendengar ceramah pengajar saja.

Sekolah sebagai sistem tersusun dari komponen konteks, input, proses, output,

dan outcome. Konteks berpengaruh pada input, input berpengaruh pada proses, proses

berpengaruh pada output, serta output berpengaruh pada outcome (Slamet, 2005: 13).

Dalam sebuah sistem, terbentuk sub-sub sistem yang secara sinergis saling

mendukung dalam pencapaian tujuan penyelenggaraan program dalam hal ini adalah

program pendidikan sejarah.

Proses pembelajaran merupakan proses yang terpenting karena dari sinilah

terjadi interaksi langsung antara pendidik dan peserta didik sehingga dapat dipastikan

bahwa hasil pendidikan sangat tergantung dari perilaku pendidik dan perilaku peserta

didik. Dengan demikian dapat diyakini bahwa perubahan hanya akan terjadi jika

terjadi perubahan perilaku pendidik dan peserta didik. Posisi pengajar dan peserta

didik memiliki posisi strategis dalam meningkatkan kualitas pembelajaran

(Surakhmad, 2000: 31).

Dalam pembelajaran akan terdapat komponen-komponen pembelajaran yang

meliputi; komponen kurikulum, materi/bahan ajar, metode, media (alat

pembelajaran), evaluasi, anak didik/ siswa, dan adanya pendidik/guru. Pelaksanaan

pembelajaran adalah operasionalisasi dari perencanaan pembelajaran, sehingga tidak

lepas dari perencanaan pengajaran / pembelajaran yang sudah dibuat. Oleh karenanya

Page 23: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id U commit to user PEMBELAJARAN SEJARAH LOKAL DI SEKOLAH MENEGAH ATAS ( SMA) MUHAMMADIYAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

dalam pelaksanaannya akan sangat tergantung pada bagaimana perencanaan

pengajaran sebagai operasionalisasi dari sebuah kurikulum.

Menurut Rasyad (2003: 124-125), kegiatan belajar melibatkan beberapa

komponen atau unsur berikut; (1) Peserta didik yaitu seseorang atau sekelompok

orang yang bertindak sebagai pencari, penerima, dan penyimpan isi pelajaran yang

dibutuhkannya untuk mencapai tujuan, (2) Guru yaitu seseorang atau sekelompok

orang yang berprofesi pengolah kegiatan belajar-mengajar dan seperangkat peranan

lainnya yang memungkinkan berlangsungnya kegiatan belajar-mengajar yang efektif

melalui transformasi, (3) Tujuan adalah pernyataan tentang perubahan perilaku dan

tingkah laku yang diinginkan terjadi pada peserta didik setelah mengikuti kegiatan

belajar-mengajar, (4) Isi pelajaran adalah segala informasi berupa fakta, prinsip,

konsep, dan pesan-pesan pendidikan yang diperlukan untuk mencapai tujuan, (5)

Metode/pendekatan belajar adalah berbagai cara yang teratur dan sistematis yang

dilakukan dan ditempuh guru dalam memberi kesempatan kepada peserta didik untuk

mendapat isi pelajaran yang mereka butuhkan, (6) Media adalah seperangkat

peralatan pendidikan dan pengajaran yang digunakan untuk membantu penyajian isi

dan materi pelajaran kepada peserta didik agar mereka dapat mencapai tujuan, (7)

Evaluasi adalah seperangkat alat penilaian yang digunakan untuk menilai proses

pembelajaran dan hasilnya.

Kurikulum sebagai salah satu komponen pembelajaran dan rancangan

pendidikan mempunyai kedudukan yang sangat strategis dalam seluruh aspek

kegiatan pendidikan. Mengingat pentingnya peranan kurikulum di dalam pendidikan

Page 24: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id U commit to user PEMBELAJARAN SEJARAH LOKAL DI SEKOLAH MENEGAH ATAS ( SMA) MUHAMMADIYAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

dan dalam perkembangan kehidupan manusia, maka dalam penyusunan kurikulum

tidak bisa dilakukan tanpa menggunakan landasan yang kokoh dan kuat

Implementasi Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional dijabarkan ke dalam sejumlah peraturan antara lain Peraturan

Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Peraturan

Pemerintah ini memberikan arahan tentang perlunya disusun dan dilaksanakan

delapan standar nasional pendidikan, yaitu: (1)standar isi, (2)standar proses,

(3)standar kompetensi lulusan, (4)standar pendidik dan tenaga kependidikan,

(5)standar sarana dan prasarana, (6)standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan

(7)standar penilaian pendidikan.

Secara substansial, pemberlakuan (baca: penamaan) Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan (KTSP) lebih kepada mengimplementasikan regulasi yang ada,

yaitu PP No. 19/2005. Akan tetapi, esensi isi dan arah pengembangan pembelajaran

tetap masih bercirikan tercapainya paket-paket kompetensi (dan bukan pada tuntas

tidaknya sebuah subject matter), yaitu: (1) Menekankan pada ketercapaian

kompetensi siswa baik secara individual maupun klasikal, (2) Berorientasi pada hasil

belajar (learning outcomes) dan keberagaman, (3) Penyampaian dalam pembelajaran

menggunakan pendekatan dan metode yang bervariasi, (4) Sumber belajar bukan

hanya guru, tetapi juga sumber belajar lainnya yang memenuhi unsur edukatif, (5)

Penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya penguasaan atau

pencapaian suatu kompetensi.

Page 25: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id U commit to user PEMBELAJARAN SEJARAH LOKAL DI SEKOLAH MENEGAH ATAS ( SMA) MUHAMMADIYAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

Sebagaimana kita ketahui Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

dikembangkan dengan mengacu kepada sejumlah aturan perundangan mulai dari UU

No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, PP No. 19 Tahun 2005

tentang Standar Nasional Pendidikan, Permendiknas No. 22/2006 tentang Standar Isi,

Permendiknas No. 23/2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan, Permendiknas No.

24/2006 dan No. 6/2007 tentang pelaksanaan Permendiknas No. 22 dan 23/2006.

Sementara dilihat dari aspek politis, lahirnya KTSP didorong oleh adanya keinginan

untuk memberi kebebasan kepada masing-masing wilayah bahkan sekolah untuk

mengembangkan kurikulumnya sendiri yang sesuai (relevan) dengan potensi,

perkembangan, dan kebutuhan siswa dan lingkungannya.

KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di

masing-masing satuan pendidikan (PP No. 19/2005). Artinya KTSP yang disusun

oleh suatu sekolah bisa berbeda dengan KTSP sekolah lain, karena masing-masing

sekolah memiliki karakteristik yang berbeda. Oleh karena itu, KTSP bisa juga disebut

sebagai kurikulum lokal. Hal ini juga ditunjukkan oleh prinsip-prinsip yang

ditetapkan dalam pengembangan KTSP, yang diantaranya berpusat pada potensi,

perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan siswa dan lingkungannya; Beragam dan

terpadu; Relevan dengan kebutuhan kehidupan; dan Seimbang antara kepentingan

nasional dan kepentingan daerah. KTSP terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan

pendidikan, struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender

pendidikan, dan silabus.

Page 26: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id U commit to user PEMBELAJARAN SEJARAH LOKAL DI SEKOLAH MENEGAH ATAS ( SMA) MUHAMMADIYAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

Kurikulum dipahami sebagai seperangkat rencana dan pengaturan mengenai

tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman

penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu,

maka dengan terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005, pemerintah

telah menggiring pelaku pendidikan untuk mengimplementasikan kurikulum dalam

bentuk kurikulum tingkat satuan pendidikan, yaitu kurikulum operasional yang

disusun oleh dan dilaksanakan di setiap satuan pendidikan.

Kata kurikulum ini memiliki banyak definisi, mulai dari yang paling

sederhana sampai yang paling kompleks; ada definisi yang merujuk pada sebuah

dokumen ada juga yang mengarah pada aktivitas. Pengertian senada disampaikan

oleh Robert Zais dalam Syaodih Sukmadinata Pengembangan Kurikulum ( 1997)

mengatakan kurikulum adalah sejumlah mata pelajaran atau ilmu pengetahuan yang

harus ditempuh oleh siswa untuk mencapai suatu tingkat tertentu atau untuk

memperoleh ijazah. Kedua definisi ini menekankan pada daftar mata pelajaran. Jadi

apa yang disebut dengan kurikulum itu adalah deretan nama mata pelajaran bagi

siswa kelas tertentu dan sekolah tertentu.

William B. Ragan, Beauchamp, dan Harold B. Alberti Cs dalam Syaodih

Sukmadinata Pengembangan Kurikulum ( 1997) mendefinisikan kurikulum

menekankan pada aspek pengalaman dan kegiatan belajar siswa. Jadi yang mereka

sebut kurikulum adalah semua pengalaman dan kegiatan belajar yang direncanakan

oleh (guru) sekolah dan dialami siswa, baik itu yang dilaksanakan di kelas, di

halaman sekolah, bahkan di luar sekolah sekalipun. Bisa jadi pengalaman dan

Page 27: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id U commit to user PEMBELAJARAN SEJARAH LOKAL DI SEKOLAH MENEGAH ATAS ( SMA) MUHAMMADIYAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

kegiatan belajar yang dialami siswa ini tidak secara langsung berhubungan dengan

suatu mata pelajaran tertentu, seperti kegiatan berkemah, pramuka, kelompok ilmiah

remaja, dll.

Dengan demikian kurikulum dapat dilihat dari dua dimensi, yaitu kurikulum

sebagai sebuah dokumen yang berisi rencana pengalaman-pengalaman belajar yang

akan dipelajari dan dikuasai oleh para siswa dalam rentang waktu tertentu atau

disebut dengan kurikulum tertulis (written curriculum), dan kurikulum sebagai

pengalaman dan kegiatan belajar yang dialami siswa secara nyata atau yang disebut

dengan kurikulum nyata (real curriculum). Untuk mengembangkan kurikulum nyata

diperlukan sejumlah faktor pendukung mulai dari bahan ajar, sarana prasarana,

media/sumber belajar, metode, dan sistem evaluasi.

Hal lain yang menjadi pokok dalam pembelajaran adalah materi pelajaran.

Materi merupakan salah satu komponen pembelajaran yang perlu diperhatikan secara

serius. Keseriusan dalam pemilihan dan penyusunan materi sangat menentukan dalam

keberhasilan proses pembelajaran yang terjadi.

Mengenai seleksi materi, agar penjabaran dan penyesuian kemampuan dasar

tidak meluas dan melebar, maka perlu memperhatikan kriteria untuk menyeleksi

materi yang perlu diajarkan. Kriteria tersebut menurut Rasyad (2003: 17), antara lain

; (1) Sahih (valid), materi yang akan dituangkan dalam pembelajaran benar-benar

telah teruji kebenarannya, (2) Tingkat kepentingan dalam memilih, yaitu sejauh mana

materi itu penting untuk dipelajari dan penting untuk siapa, dimana dan mengapa

penting, (3) Kebermanfatan dilihat dari semua sisi, baik sisi secara akademis maupun

Page 28: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id U commit to user PEMBELAJARAN SEJARAH LOKAL DI SEKOLAH MENEGAH ATAS ( SMA) MUHAMMADIYAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

non akademis. Bermanfaat secara akademis artinya guru harus yakin bahwa materi

yang di ajarkan dapat memberikan dasar-dasar pengetahuan dan keterampilan yang

akan di kembangkan lebih lanjut pada jenjang pendidikan berikutnya. Sedangkan

bermanfaat secara non akademis maksudnya adalah bahwa materi yang diajarakan

dapat mengembangkan kecakapan hidup (life skills) dan sikap yang dibutuhkan

dalam kehidupan sehari-hari, (4) Layak dipelajari baik dari aspek tingkat kesulitannya

(tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sulit), maupun aspek kelayakan terhadap

pemanfatan bahan ajar dan kondisi setempat, (5) Menarik minat dan dapat

memotivasi siswa untuk memepelajarinya lebih lanjut,(6) Alokasi waktu, penentuan

besarnya alokasi waktu ini tergantung kepada keluasan dan kedalaman materi serta

tingkat kepentingannya dengan kedalaman dan kebutuhan setempat,(7) Sarana dan

sumber belajar.

Cara yang paling mudah untuk menentukan jenis materi pembelajaran yang

akan diajarkan adalah dengan cara mengajukan pertanyaan tentangkompetensi dasar

yang harus dikuasai peserta didik. Dengan mangacu pada kompetensi dasar, sehingga

akan mengetahui apakah materi yang harus diajarkan berupa fakta, konsep, prinsip,

prosedur, aspek sikap, atau keterampilan motorik.

2. Pembelajaran Sejarah

Arti penting mempelajari sejarah adalah peristiwa sejarah menyimpan

pengalaman berharga yang dapat memberikan kearifan dengan mengambil hikmah

dari peristiwa yang telah terjadi di masa lampau. Mempelajari sejarah berarti melihat

Page 29: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id U commit to user PEMBELAJARAN SEJARAH LOKAL DI SEKOLAH MENEGAH ATAS ( SMA) MUHAMMADIYAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

gambaran nyata tentang perjalanan kehidupan manusia baik sebagai individu maupun

kelompok dalam menunjukkan adanya suatu perubahan sebagai hasil aktivitas sosial,

politik, ekonomi dan kebudayaan (Isjoni, 2007: 32).

Menurut Bettelheim (Nash, 1996:2) mempelajari sejarah adalah “rich food for

their imagination, a sense of history, how the present situation come about”. Sejarah

akan memperluas pengalaman siswa, seperti dikatakan oleh Phenix (Nash, 1996:2) “a

sense of personal involvement in exemplary lives and significant events, an

appreciation of values and vision of greatness”. Sejarah menghubungkan siswa

dengan “akarnya”, dan mengembangkan rasa memiliki (a sense of personal

belonging). Agar dapat mencapai apa yang dikemukakan baik oleh Bettelheim

maupun Phenix, maka pembelajaran sejarah harus kaya dengan sumber/resource, agar

siswa dapat mengembangkan imajinasinya. Persoalan-persoalan yang muncul sebagai

akibat dari perbedaan persepsi antar penulis akan memaksa siswa untuk berpikir lebih

tajam, sensitif, dan berupaya mengembangkan kemampuan nalarnya.

Sebagaimana Tamburaka (1999: 25) menjelaskan manfaat mempelajari

sejarah ada 3 hal yaitu (1) Untuk memperoleh pengalaman peristiwa sejarah di masa

lampau baik dari sisi positif maupun negatif untuk dijadikan hikmah agar kesalahan

yang pernah terjadi tidak terulang kembali; (2) Untuk mengetahui hukum sejarah

yang berlaku agar menjadi pembelajaran bagi generasi selanjutnya dalam mengatasi

persoalan masa kini dan masa yang datang; dan (3) Menumbuhkan sikap kedewasaan

berpikir, memiliki cara pandang lebih luas untuk bertindak lebih arif bijaksana dalam

mengambil keputusan. Generasi muda menjadi tumpuan bangsa dalam

Page 30: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id U commit to user PEMBELAJARAN SEJARAH LOKAL DI SEKOLAH MENEGAH ATAS ( SMA) MUHAMMADIYAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

mengembangkan sejarah perjuangan bangsa Indonesia untuk mengembangkan

pengertian dan penghargaan tentang warisan dan tradisi sejarah yang telah ada

sebagai proses pembelajaran dan pemahaman sejarah bangsanya (Isjoni, 2009: 35).

Pembelajaran sejarah yang memuat pengetahuan tentang peristiwa perjuangan

bangsa di masa lampau merupakan cerminan penerapan nilai tauladan. Fungsi dan

guna pembelajaran sejarah bagi peserta didik adalah (1) Sejarah sebagai pegelaran

dari kehendak Tuhan yang mempunyai nilai vital bahwa orang akan yakin dan sadar

bahwa segala sesuatu pada hakekatnya ada pada-Nya; (2) Dari peristiwa sejarah

diperoleh suatu norma tentang baik dan buruk sehingga mempunyai teachability dan

impact bagi perkembangan jiwa anak untuk membentuk karakter/kepribadian; (3)

Sejarah memperkenalkan hidup nyata tentang nilai sosial, perilaku, sikap dan cita-cita

pelakunya; (4) Sejarah jiwa besar dan pahlawan menanamkan rasa nasionalisme dan

watak yang kuat; (5) Sejarah dalam lingkungan tata tertib intelektual dapat membuka

pintu kebijaksanaan; (6) Sejarah mengembangkan pengertian yang luas tentang

warisan budaya umat manusia; (7) Sejarah memberikan gambaran sosial, ekonomi,

politik dan kebudayaan dari berbagai bangsa di dunia; dan (8) Sejarah mempunyai

fungsi pedagogis sebagai alat atau pedoman yang dalam digunakan untuk

mewujudkan cita-cita pendidikan nasional.

Nilai praktis dan pragmatis dalam pembelajaran sejarah telah mengajarkan

bahwa pelajaran sejarah bukan hanya rentetan peristiwa yang kering tetapi

merupakan sebuah wacana intelektual yang kritis dan rasional. Hal ini mendorong

pembelajaran sejarah perlu ditekankan pada tiga tahapan yaitu: (1) Memupuk

Page 31: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id U commit to user PEMBELAJARAN SEJARAH LOKAL DI SEKOLAH MENEGAH ATAS ( SMA) MUHAMMADIYAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

kesadaran atas lingkungan sosial, rasa keakraban (sense of intimacy); (2)

Memperkenalkan peserta didik pada makna dari dimensi waktu kehidupan (sense of

actuality) dan (3) Rasa hayat sejarah (sense of history). Hal ini mendorong

pemahaman bahwa pembelajaran sejarah tidak hanya didominasi perkembangan

sejarah politik tetapi juga mempelajari aspek sejarah sosial budaya yang dapat

menumbuhkan kreatifitas sejarah lokal (Isjoni, 2007: 43). Pembelajaran sejarah dapat

menumbuhkan peserta didik untuk belajar dan problem oriented yang merangsang

peserta didik untuk mengenali, mengkaji peristiwa sejarah secara utuh dengan jalan

mengumpulkan, mengorganisir dan mengklasifikasikan data yang luas tersebut dalam

suatu rekonstruksi dan rekstrukturisasi pengetahuan sejarah (Hariyono, 1995:25).

Tahap awal pembelajaran sejarah adalah mengetahui dan menguasai situasi

kondisi awal sebelum melakukan pembelajaran sejarah. Kondisi-kondisi awal dapat

disebutkan sebagai berikut: (1) Dalam teori conditioning mempelajari keadaan kelas;

(2) Menurut Rogers Guru memberi kepercayaan kepada kelas agar kelas memilih

belajar secara terstruktur dan membuat kontrak belajar; (3) Menurut pendekatan

kontekstual Real world learning dan mengutamakan pengalaman nyata; (4) Menurut

Taksonomi Bloom menguasai pengetahuan tentang aktivitas-aktivitas manusia di

waktu lampau, baik dalam aspek eksternal maupun internal. Tahap akhir dalam

proses pembelajaran sejarah adalah sebuah perubahan yang lebih baik daripada

kondisi awal. Perubahan sebagai akibat dari proses pembelajaran sejarah dapat

disebutkan sebagai berikut: (1) Menurut Ernes ER. Hilgard menjadi berubah dengan

cara latihan-latihan, (2) Menurut Skinner agar peserta didik mempunyai respon yang

Page 32: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id U commit to user PEMBELAJARAN SEJARAH LOKAL DI SEKOLAH MENEGAH ATAS ( SMA) MUHAMMADIYAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

baik, (3) Menurut Gagne agar hasil belajar semakin meningkat, maka peserta didik

dikondisikan atau dibiasakan, (4) Menurut pendekatan kontekstual peserta didik

mampu memecahkan masalah sesuai dengan kondisi yang nyata, (5) Menurut

Taksonomi Bloom menumbuhkan pengertian tentang arti serta hubungan peristiwa

masa lampau bagi situasi masa kini dan dalam perspektifnya dengan situasi yang

akan datang.

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran khususnya pembelajaran sejarah merupakan sebuah proses. Proses

tersebut harus dilakukan secara bertahap atau langkah demi langkah yang berurutan.

Jadi esensi dan substansi mendasar dalam pembelajaran sejarah adalah guru sebagai

fasilitator harus mampu mengembangkan ketrampilan sosial peserta didik secara

maksimal untuk mempelajari sejarah sesuai dengan nilai guna sejarah itu sendiri.

Kontribusi pengetahuan sejarah dalam membina sikap dan kepribadian peserta didik

diawali dengan proses keterlibatan total peserta didik dalam menggali peristiwa

sejarah yang diarahkan secara tepat.

3. Sejarah Lokal

Para ahli sejarah membagi pengertian sejarah atas sejarah sebagai peristiwa,

sebagai cerita, dan sebagai ilmu (Ismaun,1991:18). Sejarah sebagai peristiwa karena

mengungkapkan kehidupan masyarakat di masa lampau. Sesuai dengan konsep

“lokal” bahasanya membicarakan kehidupan masyarakat lokal/setempat masa

lampau. Dengan demikian uraian sejarah lokal mengandng konsep dasar waktu dan

Page 33: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id U commit to user PEMBELAJARAN SEJARAH LOKAL DI SEKOLAH MENEGAH ATAS ( SMA) MUHAMMADIYAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

ruang yaitu seperti lokal dan nasional, regional dan dunia. Disamping itu juga

memuat konsep-konsep lain seperti konsep kausalitas dan pengulangan. Sejarah lokal

adalah peristiwa kehidupan masyarakat manusia yang terjadi pada lokal geografi

tertentu (Ismaun,1991:20).

Menurut FA Sucipto (1973: 3 ) Sejarah lokal Adalah proses perkembangan

keaktifan kemanusiaan di daerah tertentu. Pengertian daerah disini adalah lingkungan

geografis tertentu, yang dari sudut arealnya dapat diperluas dan dipersempit. Dalam

pengertian Sejarah Indonesia, Sejarah lokal berarti sejarah daerah di Indonesia.

Batasan keluasan areal dari apa yang disebut Sejarah lokal adalah sulit ditentukan.

Sejarah Jawa, sejarah Kalimantan dapat disebut sejarah lokal (Ada juga yang

menyebut dengan Sejarah Regional). Jangkauan tersebut dapat dipersempit, misalnya

menjadi Sejarah Jawa Timur, Sejarah Kalimantan Barat, Sejarah Sumatera Barat dan

sebagainya sehingga materi dalam sejarah lokal lebih bersifat mikro historis

( Madjied, 2007:127).

Telah banyak batasan tentang rumusan sejarah lokal dilontarkan oleh para

ahli, tetapi belum diketemukan kesepakatan secara bulat/ memuaskan. Beberapa

definisi tersebut antara lain : Sejarah Lokal sebagai suatu bentuk penulisan sejarah

dalam lingkup yang terbatas, yang meliputi suatu lokalitas tertentu( pedoman

penulisan sejarah lokal). Wasino ( 2009:2 ) Sejarah lokal adalah kisah masa lampau

dari kelompok masyarakat tertentu yang berada pada geografis terbatas sehingga

sejarah lokal dikatakan sebagai suatu peristiwa yang hanya terjadi dalam lokasi yang

kecil, baik pada desa atau kota-kota tertentu. Senada juga diungkapkan oleh Jordan

Page 34: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id U commit to user PEMBELAJARAN SEJARAH LOKAL DI SEKOLAH MENEGAH ATAS ( SMA) MUHAMMADIYAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

dalam Widja ( 1985:12-13) Sejarah lokal adalah sejarah yang menyangkut sebuah

desa/beberapa desa, sebuah kota kecil/sedang (pelabuhan besar/ibu kota tidak

termasuk). Sebagaimana juga I Gede Widja (1989: 28 ) mengungkapkan Sejarah

lokal adalah studi tentang kehidupan masyarakat atau khususnya komunitas dari suatu

lingkungan sekitar (neighnorhood) tertentu dalam dinamika perkembangannya dalam

berbagai aspek kehidupan manusia.

Dari sejumlah rumusan tersebut dapat ditarik suatu ”benang merah” bahwa

yang menjadi pokok perhatian adalah ruang lingkup geografis/tempat/unit spatial

yang terbatas, meliputi suatu lokalitas tertentu beserta kehidupan masyarakat. Bahwa

lingkungan tersebut adalah suatu unit kesadaran historis, dalam artian bahwa daerah/

wilayah tertentu ini masing-masing pada dirinya dan pada bagiannya merupakan

pusat terjadinya sejarah. Setiap daerah etnis kultural memiliki kesatuan historis serta

konsep tentang kelampauan yang khas.

Lingkup terbatas yang dimaksudkan ini terutama dihubungkan dengan unsur

wilayah, dan komunitas yang ada di dalamnya, bukan kepada masalah waktu (lingkup

temporal) maupun peristiwa (tema) tertentu dari masa lampaunya. Selanjutnya yang

sangat menarik adalah apa yang diungkapkan dalam buku Sejarah lokal di Indonesia

karya Taufik Abdullah bahwa batasan tentang kelokalan adalah menurut kesepakatan

penulis dengan apa yang akan ditulisnya. Hal ini hendaknya dipandang sebagai satu

bentuk pertanggungjawaban secara akademik dari si penulis/peneliti itu sendiri.

Penulislah yang menentukan bahwa yang ditulis termasuk dalam studi sejarah lokal,

tanpa mengesampingkan berbagai definisi di atas.

Page 35: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id U commit to user PEMBELAJARAN SEJARAH LOKAL DI SEKOLAH MENEGAH ATAS ( SMA) MUHAMMADIYAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

Dengan demikian ruang lingkup sejarah lokal adalah keseluruhan lingkungan

sekitar baik yang menyangkut kesatuan wilayah seperti desa, kecamatan,kota kecil,

kabupaten atau kesatuan lokalitas lainnya beserta institusi sosial budaya yang berada

di dalamnya seperti keluarga, pola pemukiman, lembaga pemerintah setempat,

perkumpulan kesenian, dll. Oleh karenanya dalam kajian sejarah lokal berbagai aspek

dari kehidupan masa lampau masyarakat setempat dapat diselidiki apa itu aspek

politik, sosial, ekonomi, kebudayaan dan sebagainya. Namun perlu digarisbawahi

kalau problem-problem pokok haruslah bertitik tolak dari realitas lokal itu sendiri. Ini

berarti seleksi peristiwa ditentukan oleh tingkat pentingnya dalam perkembangan

masyarakat setempat atau lingkungan yang dibicarakan, bukan dari kenyataan yang

berada di luarnya.( http:www.//file.upi.edu/Direktori/FPIPS/diunduh tanggal 12 mei

2011.)

4. Pembelajaran Sejarah Lokal

Pembelajaran sejarah di sekolah bertujuan membangun kepribadian dan

sikap mental peserta didik, membangkitkan keinsafan akan suatu dimensi

fundamental dalam eksistensi umat manusia (kontinuitas gerakan dan peralihan terus

menerus dari yang lalu kearah masa depan), mengantarkan manusia ke kejujuran dan

kebijaksanaan pada peserta didik, dan menanamkan cinta bangsa dan sikap

kemanusiaan (Meulen, 1987: 82-84). Arti terpenting pelajaran sejarah adalah dapat

memecahkan masalah masa kini dengan menggunakan masa lampau.

Page 36: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id U commit to user PEMBELAJARAN SEJARAH LOKAL DI SEKOLAH MENEGAH ATAS ( SMA) MUHAMMADIYAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

Yang dimaksud dengan pembelajaran sejarah lokal ialah bagian dari proses

belajar di lingkungan pendidikan formal, sasaran utamanya tentunya adalah

keberhasilan proses itu sendiri dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam

kurikulum. Berbeda dari studi sejarah lokal yang lebih ditekankan pada pencapaian

pengetahuan tentang peristiwa sejarah yang dijadikan sasaran studi yakni sejarah dari

suatu lokalitas tertentu. Untuk itu pembelajaran sejarah lokal di sekolah-sekolah

hendaknya dipandang sebagai salah satu alternatif yang mungkin dapat dipilih dan

diterapkan dengan membawa siswa pada apa yang sering disebut Living History,

yaitu sejarah dari lingkungan sekitar dirinya.

Dasar utama dari pilihan mengapa harus sejarah lokal sebagai alternatif ialah

kemungkinan pengembangan wawasan dalam pembelajaran sejarah. Diharapkan

murid bisa lebih bergairah dalam mengikuti pelajaran dan mendapatkan manfaat lebih

besar dari proses pembelajarannya. Pendekatan ataupun metode pembelajaran sangat

beragam dan masing-masing punya kelebihan sekaligus kelemahan, oleh karenanya

pilihan suatu pendekatan pembelajaran akan sangat tergantung pada tujuan atau

sasaran yang hendak dicapai.

Melalui pembelajaran sejarah lokal siswa diajak mendekatkan diri pada situasi

nyata dari lingkungan terdekatnya. Berikutnya membawa siswa secara langsung

mengenal serta mengayati lingkungan masyarakat, di mana mereka adalah merupakan

bagian dari padanya. Tidak salah bila dikatakan bahwa pembelajaran sejarah lokal

mampu menerobos batas antara ”dunia sekolah” dengan ”dunia nyata” di luar

sekolah. Dari pembelajaran sejarah lokal siswa akan mendapatkan banyak contoh-

Page 37: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id U commit to user PEMBELAJARAN SEJARAH LOKAL DI SEKOLAH MENEGAH ATAS ( SMA) MUHAMMADIYAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

contoh dan pengalaman-pengalaman dari berbagai tingkat perkembangan lingkungan

masyarakatnya, termasuk situasi masa kininya. Mereka juga akan lebih terdorong

mengembangkan keterampilan-keterampilan khusus seperti perihal observasi, teknik

bertanya atau melakukan wawancara, menyeleksi sumber, mencari fakta, dll. Selama

ini yang nyaring terdengar adalah pelajaran sejarah membosankan, penuh hafalan

fakta-fakta, sehingga tidak menarik. Di samping adanya anggapan yang menyebutkan

bahwa melalui pembelajaran sejarah siswa dipaksa untuk mengungkapkan masa lalu.

Padahal dengan belajar sejarah dapat diambil nilai-nilai kehidupan yang menuntun

orang untuk menjalani kehidupan masa kini dan masa datang menjadi lebih baik.

Kochar ( 2008:13 )

Meskipun pembelajaran sejarah lokal sangat mendukung usaha

pengembangan kurikulum muatan lokal yang mengakrabkan siswa dengan

lingkungan sekitarnya, sehingga juga tentunya akan mengakomodir kebutuhan

daerah, namun keunggulan/ kelebihan tersebut di atas bukannya tanpa kendala yang

sekaligus merupakan kelemahan-kelemahan dari pendekatan pengajaran ini.

Beberapa hal yang perlu digaris bawahi antara lain pertama, adalah masalah sumber

sejarah lokal itu sendiri berikut kemampuan siswa dalam memberikan penilainnya

(analisis sumber). Kedua, adanya dilema antara memenuhi tuntutan kurikulum yang

alokasi waktunya sangat ketat/terbatas dengan proses penelitian hingga penulisan

dalam bentuk laporan yang tentunya membutuhkan waktu yang relatif lama. Seperti

diketahui kegiatan mengembangkan pengajaran sejarah lokal lebih banyak dilakukan

di lapangan (di luar sekolah). Berikutnya ketiga, apa yang sudah dicapai melalui

Page 38: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id U commit to user PEMBELAJARAN SEJARAH LOKAL DI SEKOLAH MENEGAH ATAS ( SMA) MUHAMMADIYAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

pengajaran sejarah lokal sering tidak sinkron ketika siswa menghadapi ujian yang

bersifat nasional, dan sederet kendala lainnya.

Menurut Kochar (2008:17) apa yang semestinya dilakukan oleh guru sebagai

seorang yang memegang kendali selama proses belajar-mengajar di sekolah?

Kemauan serta disiplin kerja yang tinggi dari guru termasuk juga siswanya itulah

kuncinya, jadi memang akhirnya bersumber pada guru itu sendiri. Ada bentuk

pengajaran yang dapat diterapkan dari yang paling mudah sampai paling sulit.

Termudah, guru cukup mengambil contoh-contoh dari kejadian lokal untuk memberi

penjelasan dari materi sejarah nasional yang sedang diajarkan. Cara yang lain dengan

mengajak siswa keluar sekolah melakukan penelitian dengan mengamati secara

langsung sumber-sumber sejarah serta mengumpulakn data sejarah (pergi ke

museum, situs-situs sejarah, atau bahkan wawancara). Terakhir, berupa studi kasus

yang perlu persiapan lebih lama dan bertahap (murid dilibatkan dalam memilih topik,

membuat perencaan kegiatan, melaksanakan rencana tersebut sejak heuristik hingga

tahap historiografi).

Dari ketiga bentuk pembelajaran sejarah lokal di sekolah, yang kedualah yang

relatif mendekati sasaran yakni tidak banyak memakan waktu, tetapi mengajak/

melibatkan siswa melakukan penelitian di luar sekolah meski dengan hal yang

sederhana. Adapun yang menjadi pilihannya proses disini lebih diutamakan daripada

hasil, dan tentunya adalah dalam memotivasi siswa mengembangkan keterampilan-

keterampilan tertentu yang diperlukan ketika melakukan studi lapangan, sehingga

belajar sejarah tidak membosankan lagi.

Page 39: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id U commit to user PEMBELAJARAN SEJARAH LOKAL DI SEKOLAH MENEGAH ATAS ( SMA) MUHAMMADIYAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

B. Penelitian yang Relevan

Pembelajaran khususnya pembelajaran sejarah lokal merupakan sebuah

proses. Proses tersebut harus dilakukan secara bertahap atau langkah demi langkah

yang berurutan. Jadi esensi dan substansi mendasar dalam pembelajaran sejarah lokal

adalah guru sebagai fasilitator harus mampu mengembangkan ketrampilan sosial

peserta didik secara maksimal untuk mempelajari sejarah sesuai dengan nilai guna

sejarah lokal itu sendiri.

Adapun penelitian yang telah dilakukan terkait dengan pembelajaran sejarah

lokal ini adalah tesis penelitian Syaiful Amin tahun 2010 tentang Pewarisan Nilai

Sejarah Lokal Melalui Pembelajaran Sejarah Jalur Formal dan Informal Pada Siswa

SMA di Kudus Kulon. Tesis: Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret,

penelitianya menyimpulkan (1) Guru telah melakukan Pewarisan nilai dalam

pembelajaran sejarah formal melalui pemanfaatan bangunan bersejarah dan folklore

yang ada disekitar sekolah, namun hasil yang didapat belum maksimal karena

keterbatasan waktu belajar ; (2) Pewarisan nilai pada pembelajaran sejarah jalur

informal terjadi melalui cerita rakyat (folklore) yang diceritakan dalam keluarga dan

masyarakat saat acara ritual keagamaan (buka luhur); (3) Kesinambungan

pembelajaran sejarah jalur formal dan informal dalam upaya pewarisan nilai terjadi

karena adanya hubungan saling mengisi kelemahan dan saling menguatkan

(interdependency) yang membuat upaya pewarisan nilai sejarah lokal jadi maksimal.

Penelitian tersebut menyadari akan arti penting sejarah lokal dalam

pembelajaran sejarah, tetapi belum banyak kepedulian yang besar dari pihak terkait.

Page 40: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id U commit to user PEMBELAJARAN SEJARAH LOKAL DI SEKOLAH MENEGAH ATAS ( SMA) MUHAMMADIYAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

Dalam hal ini pemerintah, departemen/institusi dan dunia pendidikan perlu untuk

merancang sistem pembelajaran untuk mempertahankan nilai sejarah lokal itu sendiri.

Selanjutnya penelitian dari Suwarno dan Kartono ( FKIP Universitas

Muhammadiyah Purwokerto ) tahun 2008 yang berjudul Pengembangan

Kemampuan Siswa Meneliti Sejarah Lokal Melalui Model Inquiri dengan Studi

Kasus di SMA Negeri 5 Purwokerto, yang menyimpulkan bahwa dengan model

inquiri cukup efektif dalam mengembangkan kemampuan siswa meneliti sejarah lokal

dengan mengacu pada kosep belajar tuntas ( mastery learning).

Penelitian oleh Supardi (FIS Universitas Negeri Yogyakarta) tahun 2007

tentang Pendidikan Sejarah Lokal dalam Konteks Multikulturalisme yang

menyimpulkan bahwa multikulturalisme lebih bermakna jika diterapkan pada

pembelajaran sejarah lokal, dan implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi

(KBK) semakin memberikan ruang pada guru untuk memasukkan kajian sejarah lokal

dalam mewujudkan perasaan dan kesadaran multikulturalisme.

C. Kerangka Berpikir

Sejarah Lokal sebagai suatu bentuk penulisan sejarah dalam lingkup yang

terbatas, yang meliputi suatu lokalitas tertentu. Sejarah lokal adalah kisahmasa

lampau dari kelompok masyarakat tertentu yang berada pada geografis terbatas.

Sejarah lokal dikatakan sebagai suatu peristiwa yang hanya terjadi dalam lokasi yang

kecil, baik pada desa atau kota-kotatertentu. Sejarah lokal adalah sejarah yang

menyangkut sebuah desa/ beberapa desa, sebuah kota kecil/ sedang (pelabuhan besar/

ibu kota tidak termasuk).

Page 41: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id U commit to user PEMBELAJARAN SEJARAH LOKAL DI SEKOLAH MENEGAH ATAS ( SMA) MUHAMMADIYAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

Sejarah sebagai disiplin ilmu yang didalamnya terdapat sejarah lokal

hendaknya dipahami oleh guru dalam mengkaji suatu tema, topik, atau permasalahan

agar tidak meninggalkan ciri khas dan tujuan dari belajar sejarah. Pembelajaran

sejarah lokal tentunya selaras dengan konsep perencanaan, pelaksanaan serta

penilaian yang mengacu kepada sistem pembelajaran dan tujuannya.

Pembelajaran sejarah lokal di setiap sekolah memiliki proporsi yang berbeda,

tetapi esensinya sama. Mengenalkan anak didik dengan sejarah yang ada di

sekitarnya. Proporsi pembelajaran sejarah lokal di sekolah bisa dikatakan dalam tiga

pertemuan dimmana hanya menggunakan satu pertemuan untuk menyisipkan sejarah

lokal dalam pelajarannya. Dari pembelajaran sejarah lokal siswa akan mendapatkan

banyak contoh-contoh dan pengalaman-pengalaman dari berbagai tingkat

perkembangan lingkungan masyarakatnya, termasuk situasi masa kininya. Mereka

siswa juga akan lebih terdorong mengembangkan keterampilan-keterampilan khusus

seperti perihal observasi, teknik bertanya atau melakukan wawancara, menyeleksi

sumber, mencari fakta, dll.

Kerangka pikir yang telah diuraikan di atas dapat digambar dalam bentuk

diagram alir sebagai berikut :

Page 42: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id U commit to user PEMBELAJARAN SEJARAH LOKAL DI SEKOLAH MENEGAH ATAS ( SMA) MUHAMMADIYAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

Gambar 1. Kerangka Berpikir

Pembelajaran

Sejarah Lokal

Guru Siswa

Penilaian

KTSP

Page 43: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id U commit to user PEMBELAJARAN SEJARAH LOKAL DI SEKOLAH MENEGAH ATAS ( SMA) MUHAMMADIYAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 27

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat penelitian

Penentuan lokasi dalam penelitian ini adalah di Sekolah Menengah Atas

(SMA) Muhammadiyah Pakem didasarkan atas pertimbangan sebagia berikut:

1. Banyak sejarah lokal di Yogyakarta yang menjadi saksi perjuangan bangsa

yang mengandung nilai historis.

2. Masih banyak sejarah lokal yang ada di Yogyakarta yang belum

dimaksimalakan sebagai materi belajar oleh guru pada umumnya dan bagi

guru di Sekolah Menengah Atas (SMA) Muhammadiyah Pakem pada

khususnya.

Berdasarkan pertimbangan di atas, maka peneliti memfokuskan penelitian

Sekolah Menengah Atas (SMA) Muhammadiyah Pakem.

2. Waktu Penelitian

Penelitian direncanakan selama 6 bulan yang diawali dengan persiapan awal

sampai penyusunan laporan akhir, dan waktu penelitian yakni pada semester ganjil

tahun ajaran 2011/2012.

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2010 sampai dengan November

2011, dengan jadwal penelitian ditunjukkan pada table 1.

Page 44: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id U commit to user PEMBELAJARAN SEJARAH LOKAL DI SEKOLAH MENEGAH ATAS ( SMA) MUHAMMADIYAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

Tabel 1. Jadwal Penelitian

No Jenis Kegiatan Bulan

1 Tahap Persiapan Penelitian

a. Pengajuan Judul

b. Penyusunan Proposal Penelitian

c. Perijinan

Juni 2011

Juli 2011

Agustus 2011

2 Tahap Pelaksanaan Penelitian

a. Observasi

b. Pengumpulan Data

c. Wawancara

d. Pengambilan Data

Agustus 2011

Oktober 2011

Oktober 2011

November 2011

3 Tahap Penyelesaian

a. Analisis Data

b. Penyusunan Laporan

Desember 2011

Desember 2011

B. Bentuk dan Strategi Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif yang

membahas tentang kajian fenomenologis dan diungkapkan secara deskriptif analisis

kritis, dan penelitian ini bersifat naturalistic yang memfokuskan pada pengumpulan

Page 45: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id U commit to user PEMBELAJARAN SEJARAH LOKAL DI SEKOLAH MENEGAH ATAS ( SMA) MUHAMMADIYAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

infomasi tentang keadaan atau realita yang sedang berlangsung dengan

menggambarkan sifat dari keadaan saat penelitian dilakukan, serta memeriksa dari

suatu gejala tertentu secara alamiah (William dan lexy Moleong, 2004: 16-17).

Peneliti menggunakan cara pendekatan pola pikir dan analisis keterkaitan

antar variabel pokok yang saling terkait dalam proses pembelajaran sejarah lokal

sebagai satu cara menumbuhkan pemahaman pada siswa diSekolah Menengah Atas

(SMA) Muhammadiyah Pakem. Tujuanya untuk mengetahui efektivitas pencapaian

tujuan, hasil, atau dampak suatu kegiatan mengenai proses pelaksanaan yang telah

direncanakan (Sutopo, 2006: 142).

Sedangkan strategi penelitiannya berupa studi kasus karena lokasi

penelitiannya hanya pada satu sekolah yaitu Sekolah Menengah Atas ( SMA )

Muhammadiyah Pakem. Selain itu, karena permasalahan dan fokus penelitian sudah

ditentukan dalam proposal sebelum peneliti terjun dan menggali permasalahan di

lapangan, maka jenis strategi penelitian kasus ini secara lebih khusus bisa disebut

sebagai studi kasus terpancang ( embedded case study research ) (Yin, 2008: 33).

C. Sumber Data

Adapun sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Informan yaitu siswa, guru mata pelajaran sejarah dan seluruh elemen yang

ada di Sekolah Menengah Atas (SMA) Muhammadiyah Pakem.

2. Tempat dan peristiwa pembelajaran sejarah lokal yaitu di dalam kelas dan di

luar lingkungan kelas yaitu tempat studi lapangan sejarah lokal.

Page 46: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id U commit to user PEMBELAJARAN SEJARAH LOKAL DI SEKOLAH MENEGAH ATAS ( SMA) MUHAMMADIYAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

3. Dokumen berupa kurikulum, silabus, dan RPP yang berada di Sekolah

Menengah Atas (SMA) Muhammadiyah Pakem.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut :

1. Wawancara mendalam (indepth interview) yang dilakukan lebih menyerupai

suatu bentuk dialog antara peneliti dan narasumber dilakukan dalam suasana

santai. Agar wawancara mendalam lebih terarah maka dipersiapkan pedoman

wawancara (interview guide) yang berisi pertanyaan-pertanyaan tentang garis-

besar pemahaman sejarah lokal itu sendiri.

2. Mengkaji dokumen dan arsip (content analysis) tentang sejarah lokal yang

akan dijadikan materi pembelajaran sejarah lokal dalam penelitian.

3. Observasi langsung yang bersifat partisipasi pasif dimana peneliti dapat

mengamati narasumber khususnya guru dan siswa Sekolah Menengah Atas

(SMA) Muhammadiyah Pakem. Observasi ini dilakukan untuk mengamati

berbagai situasi guru dan siswa saat proses pembelajaran sejarah. (Sutopo,

2006: 66-83).

E. Teknik Cuplikan ( sampling )

Dalam penelitian kuailitatif, teknik cuplikan yang digunakan adalah teknik cuplikan

yang bersifat selektif dengan menggunakan pertimbangan berdasarkan konsep teoritis

yang digunakan, keingintahuan pribadi peneliti, karakteristik empirisnya, dan lain-

Page 47: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id U commit to user PEMBELAJARAN SEJARAH LOKAL DI SEKOLAH MENEGAH ATAS ( SMA) MUHAMMADIYAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

lain. Oleh karena itu cuplikan yang akan digunakan lebih bersifat purposive sampling,

atau lebih tepat disebut sebagai cuplikan dengan criterion-based selection ( Goetz &

LeCompte, 1984). Dalam hal ini peneliti memilih informan yang dipandang paling

tahu, sehingga kemungkinan pilihan informan dapat berkembang sesuai dengan

kebutuhan dan kemantapan peneliti dalam memperoleh data ( Patton, 1980). Cuplikan

semacam ini lebih cenderung sebagai internal sampling ( Bogdan & Biklen,1982)

yang memberi kesempatan bahwa keputusan bisa diambil begitu peneliti mempunyai

suatu pikiran umum yang muncul mengenai apa yang sedang dipelajari, dengan siapa

akan bicara, kapan perlu melakukan observasi yang tepat (time sampling), dan juga

berapa jumlah serta macam dokumen yang perlu ditelaah.

F. Validitas Data

Validitas data yang dikembangkan dalam penelitian adalah teknik trianggulasi

sumber dan trianggulasi metode. Trianggulasi data (sumber) menjadi pilihan karena

dapat memanfaatkan jenis sumber data yang berbeda, sedangkan trianggulasi metode

dilakukan untuk lebih memantapkan hasil pengumpulan data yang kemudian hasilnya

ditarik simpulan data yang lebih kuat validitasnya. Jadi antara trianggulasi data

(sumber) dengan trianggulasi metode nanti diharapkan ada kesesuaian dalam

perumusan analisis hasil interpretasi dan wawancara (Sutopo, 2006: 91-96).

Page 48: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id U commit to user PEMBELAJARAN SEJARAH LOKAL DI SEKOLAH MENEGAH ATAS ( SMA) MUHAMMADIYAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

G. Teknik Analisis Data

Penelitian yang dilakukan bersifat deskriptif-kualitatif dengan tehnik analisis

interaktif (Miles dan Huberman, 1984: 22-23). Adapun alasan penelitian kualitatif di

atas dimaksudkan untuk lebih mementingkan proses pengumpulan data beragam dan

disusun sebagai kekhususan untuk dikelompokkan bersama melalui proses

pengumpulan data secara teliti serta saling berkaitan (bottom up grounded theory)

(Sutopo, 2006: 41). Analisis ini dilakukan bersamaan dengan proses pelaksanaan di

lapangan yang disusun secara lentur dan terbuka (Sutopo, 2006: 42)

Teknik analisis interaktif ini memiliki tiga komponen analisis yaitu reduksi

data, sajian data dan penarikan kesimpulan atau verifikasi yang digambarkan pada

gambar di bawah ini :

Gambar 2. Model Analisis Interaktif (Sutopo, 2006: 120)

Selanjutnya analisis penelitian hanya bergerak di antara tiga komponen

analisis tersebut. Penyajian data sebagai alur penting dari kegiatan analisis interaktif

digunakan untuk melihat hasil data kuesioner sebagai langkah awal penelitian.

Pengumpulan Data

(1)

Reduksi data

(3)

Penarikan

Simpulan/Verifikasi

(2)

Sajian Data

Page 49: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id U commit to user PEMBELAJARAN SEJARAH LOKAL DI SEKOLAH MENEGAH ATAS ( SMA) MUHAMMADIYAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

Sedangkan hasil observasi dan wawancara digunakan untuk menentukan proses

analisis pemahaman pembelajaran secara sistematis dan objektif didukung proses

analisis yang didapat dari sumber arsip dan dokumen yang didapat melalui metode

kritik sumber intern dan ekstern. Analisis ketiga yang penting adalah menarik

simpulan atau verifikasi. Peneliti memberi simpulan secara longgar, tetap terbuka dan

skeptis. Model analisis ini memiliki kekuatan pada proses analisisnya yang dilakukan

berulang- ulang, sehingga pada tahap ini diperoleh simpulan yang sesuai dengan

tujuan penelitian.

Page 50: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id U commit to user PEMBELAJARAN SEJARAH LOKAL DI SEKOLAH MENEGAH ATAS ( SMA) MUHAMMADIYAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Deskripsi Latar

Pakem adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah

Istimewa Yogyakarta, Indonesia. Kecamatan Pakem berada di sebelah Utara dari

Ibukota Kabupaten Sleman. Jarak Ibu Kota Kecamatan ke Pusat Pemerintahan

(Ibukota) Kabupaten Sleman adalah 14 Km. Lokasi ibu kota kecamatan Pakem

berada di 77.66708„ LS dan 110.42011„ BT. Kecamatan Pakem mempunyai luas

wilayah 4.384,04 Ha. Alamat Kantor Kecamatan Pakem di Jl. Cangkringan No.3

Pakem, Sleman. Kecamatan Pakem dihuni oleh 8.926 KK. Jumlah keseluruhan

penduduk Kecamatan Pakem adalah 32.561 0rang dengan jumlah penduduk laki-

laki 15.847 orang dan penduduk perempuan 16.714 orang dengan kepadatan

penduduk mencapai 1.551 jiwa/Km2. Sebagian besar penduduk Kecamatan

Pakem adalah Petani (data monografi kecamatan pakem 2010).

Kecamatan Pakem berada di dataran tinggi. Ibu kota Kecamatan berada

pada ketinggian 600 meter diatas permukaan laut. Kecamatan Pakem beriklim

seperti layaknya daerah dataran tinggi di daerah tropis dengan cuaca sejuk sebagai

ciri khasnya. Suhu tertinggi yang tercatat di Kecamatan Pakem adalah 32 °C

dengan suhu terendah 18 °C. Bentangan wilayah di Kecamatan Pakem berupa

tanah yang berombak, perbukitan serta pegunungan.

Page 51: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id U commit to user PEMBELAJARAN SEJARAH LOKAL DI SEKOLAH MENEGAH ATAS ( SMA) MUHAMMADIYAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

Letak Kecamatan Pakem yang berada di lereng Gunung Merapi dan

memiliki obyek wisata Kaliurang membuat sektor perdagangan, jasa, hotel &

restoran menyumbang 40 persen dari Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Kecamatan Pakem. Sektor ini masih memungkinkan untuk dikembangkan dengan

mulai diperkenalkannya wisata alam jelajah merapi. Sektor lain yang menopang

pertumbuhan ekonomi Kecamatan Pakem adalah sektor Pertanian yang

menyumbang seperempat dari PDRB Kecamatan Pakem. Di samping itu juga

terdapat Rumah Sakit Jiwa Pakem yang sekarang berganti nama menjadi Rumah

Sakit Grhasia Yogyakarta. Oleh masyarakat Yogyakarta, terdapat anekdot

"Sekolah di Pakem" untuk menyebut seseorang yang gila.

Selanjutnya di kawasan ini juga dibuat terkejut dengan adanya penemuan

Candi Kimpulan (padahal lebih tepat Candi Kopatan) di Universitas Islam

Indonesia (UII) menambah bukti bahwa kota Jogja pernah menjadi bagian dari

kerajaan Mataram Kuno. Belum lagi diketahui bentuk utuh dan ukurannya, sejak

ditemukan pada tanggal 11 Desember 2009 lalu, candi ini terus menjadi daya tarik

wisatawan yang tengah berlibur di Jogja. Terutama bertepatan dengan momen

liburan natal 2009 dan tahun baru 2010.

Berikut ini keunikan Candi Kimpulan yang dikutip dari KOMPAS Online:

"Temuan ini mengejutkan para arkeolog karena Lingga-Yoni tak lazim

berada di candi perwara, biasanya hanya di candi induk. ”Terus terang

kami tercengang,” kata Budi Sancoyo, salah satu arkeolog Balai

Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Yogyakarta dalam eskavasi

tersebut.

Lingga-Yoni berdimensi 56 cm x 56 cm x 56 cm yang ada di candi

perwara berukuran 4 meter x 6 meter itu berdiri sejajar dengan dua buah

lapik (batu sesembahan), arca nandi (sapi tunggangan Wisnu), dan sebuah

Page 52: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id U commit to user PEMBELAJARAN SEJARAH LOKAL DI SEKOLAH MENEGAH ATAS ( SMA) MUHAMMADIYAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

sumur batu. Sumur itu juga unik karena tidak lazim ditemukan dalam

bangunan candi.

Sebelumnya, ditemukan pula Lingga-Yoni bersama arca Ganesha dalam

candi induk. ”Tampaknya banyak aspek pembangunan candi ini yang

berbeda dari pakem candi-candi pada umumnya,” kata Budi.

Sebelumnya, candi yang diduga berasal dari masa Mataram Kuno abad ke-

9 atau ke-10 ini juga dinyatakan unik karena struktur bangunannya

merupakan kombinasi batu dan kayu. Desain arca Ganesha juga memiliki

desain berbeda dengan desain Ganesha di candi lain."

Selanjutnya di kawasan lereng gunung merapi ini juga terdapat desa-desa

wisata yang bertajuk budaya dan memiliki ciri khas sejarah yang masih

terpelihara dengan baik. Seperti hal nya desa Srowolan Purwobinangun Pakem ini

yang dahulunya memiliki sejarah tentang tempat pertemuan pejuang-pejuang

lokal yang menentang Belanda pada tahun 1948. Disekitar desa tersebut juga

adanya pasar tradisional yang notabenenya adalah sektor sentral perekonomian

pada waktu itu.

Dari gambaran di atas, kawasan yang terkenal dengan sebutan kawasan

asri di bawah gunung merapi ini memiliki kelokalan yang perlu untuk digali dan

dikembangkan serta diperkenalkan pada generasi selanjutnya guna pewarisan

lokal dan menumbuhkan kesadaran sejarah lokal yang akhir-akhir ini mulai

dipertanyakan. Salah satu wahana kesinambungan kelokalan tersebut adalah

melalui pembelajaran di Sekolah. Dengan demikian Sekolah mempunyai andil

besar dalam proses transfer of knowladge and value of local history pada generasi

selanjutnya.

Page 53: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id U commit to user PEMBELAJARAN SEJARAH LOKAL DI SEKOLAH MENEGAH ATAS ( SMA) MUHAMMADIYAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

2. Profil Sekolah Menengah Atas (SMA) Muhammadiyah Pakem

Berdasarkan hasil observasi, dokumentasi dan wawancara diperoleh

gambaran SMA Muhammadiyah Pakem. Piagam Pendirian Sekolah, sekolah ini

berdiri tahun 1978-1979 dan mendapatkan piagamnya tahun 1988. Nomer Piagam

Pendirian Perguruan Muhammadiyah yakni 4379/II.193/DIY-78/1988 dari PP

Muhammadiyah Majlis Pendidikan dan Kebudayaan pada tanggal 23 Rabiul

Akhir 1409 H atau tanggal 3 Desember 1988 M.

Awalnya tahun 1978-1979 masuk sore berlokasi di SPG Muhammadiyah

Pakem yang sekarang sudah tutup dan gedung sekolahnya dipakai SD

Muhammadiyah Pakem, di Tegalsari Pakembinangun. Mulai memiliki gedung

sendiri tahun 1985 berlokasi di Pakemtegal, lokasi yang digunakan sampai

sekarang. Bangunan yang dibuat mula-mula adalah Masjid Sekolah yang dananya

diusahakan oleh kepala sekolah yang pertama, diperjuangkan dan diurus sampai

ke Jakarta. Adapun visi dam misi SMA Muhammadiyah Pakem adalah sebagai

berikut :

Visi :

Visi SMA Muhammadiyah Pakem adalah terwujudnya lulusan yang

menguasai IPTEK dan IMTAK, berakhlak mulia, peduli terhadap keunggulan

local, dan mampu berperan sosial di masyarakat.

Misi :

Misi SMA Muhammadiyah Pakem adalah :

a. Menumbuhkan budaya hidup islami di SMA Muhammadiyah Pakem

Page 54: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id U commit to user PEMBELAJARAN SEJARAH LOKAL DI SEKOLAH MENEGAH ATAS ( SMA) MUHAMMADIYAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

b. Meningkatkan profesionalitas pendidik dan tenanga kependidikan di

sekolah guna menyiapkan lulusan yang berkualitas

c. Meningkatkan penguasaan IPTEK pada siswa, guru, dan karyawan dengan

memberdayakan fasilitas yang dimiliki.

d. Membekali pendidik berbasis keunggulan lokal ( PBKL ) bernuansa

keparawisataan kepada siswa melalui pengintegrasian pada mata pelajaran

terkait, muatan lokal, dan kegiatan pengembangan diri berupa kegiatan

corp dakwah pelajar, olah raga dan rekreasi, seni musik Islami, tata

busana, tata boga dan teknologi informasi dan komunikasi.

Struktur kurikulum SMA Muhammadiyah Pakem meliputi substansi

pembelajaran yang ditempuh dalam satu jenjang pendidikan selama tiga tahun

dimulai dari kelas X sampai dengan kelas XII yang disusun berdasarkan standar

kompetensi lulusan dan standar kompetensi mata pelajaran. SMA Muhammadiyah

Pakem terdapat pengorganisasian kelas-kelas yang dibagi dalam dua kelompok

yakni pertama, kelas X merupakn program yang umum yang wajib diikuti oleh

seluruh peserta didik, kedua kelas XI dan XII merupakan program penjurusan

yang terdiri atas dua program yakni program Ilmu Pengetahuan Alam, dan

program Ilmu Pengetahuan Sosial.

Suatu lembaga dalam hal ini lembaga pendidikan seperti sekolah harus

mempunyai sistem organisasi dan penataan administrasi yang baik, agar lembaga

tersebut dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan dan digariskan. begitu pula

dengan SMA Muhammadiyah Pakem sebagai lembaga kependidikan, maka SMA

Page 55: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id U commit to user PEMBELAJARAN SEJARAH LOKAL DI SEKOLAH MENEGAH ATAS ( SMA) MUHAMMADIYAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

ini mempunyai tatanan dan organisasi yang baik. Adapun susunan organisasi

SMA Muhammadiyah Pakem dapat digambarkan sebagai berikut:

1) Kepala Sekolah

Kepala Sekolah saat ini dijabat oleh Dra Siwi Indrawati . Kepala Sekolah

di SMA Muhammadiyah Pakem ini merupakan puncak pimpinan yang

bertanggung jawab atas kelancaran administrasi sekolah serta kebijakan kerja

berdasarkan musyawarah dan mufakat bersama. Adapun tugas kepala sekolah

adalah sebagai berikut:

a) Menyusun program kerja sekolah.

b) Menyusun rencana anggaran pendapatan dan belanja sekolah.

c) Mengevaluasi program tahunan, program semester, dan satuan pengajaran

secara berkesinambungan.

d) Melaksanakan rapat atau diskusi mengenai permasalahan sekolah.

e) Mengevaluasi administrasi ketatausahaan.

f) Mengatur pembagian tugas guru.

g) Mengatur pembagian tugas tata usaha atau karyawan (pegawai).

h) Mengevaluasi pelaksanaan UAS/UAN.

i) Menetapkan kelulusan dalam UAS/UAN dan kenaikan kelas.

j) Menetapkan kebijakan untuk meningkatkan pendidikan terutama dalam

proses belajar mengajar.

2) Wakil Kepala Sekolah

Wakil kepala sekolah di SMA Muhammadiyah Pakem terdapat 4 bidang,

yaitu:

Page 56: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id U commit to user PEMBELAJARAN SEJARAH LOKAL DI SEKOLAH MENEGAH ATAS ( SMA) MUHAMMADIYAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

a) Wakil Kepala Sekolah bidang Kurikulum yang mempunyai tugas diantaranya;

menyusun kegiatan pelaksanaan Program Tahunan, menyusun jadwal pelajaran

dan kalender pendidikan, menyusun pembagian tugas guru dan wali kelas, dan

menyusun laporan pembagian tugas dan laporan pelaksanaan pelajaran secara

berkala kepada Kepala Sekolah.

b) Wakil Kepala Sekolah bidang Sarana dan Prasarana yang mempunyai tugas

diantaranya; menyusun program tahunan tentang kebutuhan sarana dan

prasarana, menginventarisir perlengkapan setiap ruangan yang ada di sekolah,

merencanakan rehabilitas dan penyempurnaan gedung, sarana dan prasarana,

perlengkapan penunjang kegiatan proses belajar mengajar, dan mempersiapkan

perlengkapan administrasi sekolah.

c) Wakil Kepala Sekolah bidang Kesiswaan yang mempunyai tugas diantaranya;

menyusun program OSIS dan mengkoordinasikan kegiatanOSIS, memberikan

pengarahan dan petunjuk serta pengendalian siswa dalam rangka berorganisasi,

memberikan pengarahan dan petunjuk serta pengendalian siswa dalam rangka

menegakkan tata tertib dan menyeleksi calon penerima bea siswa yang

berprestasi, serta mengurus administrasi penerimaan siswa baru, data siswa dan

mutasi siswa, serta mengidentifikasi kebutuhan dan pengelompokkan siswa.

d) Wakil Kepala Sekolah Hubungan Kemasyarakatan (Humas) yang mempunyai

tugas diantaranya; mengadakan kerja sama dengan masyarakat, lingkungan

sekolah, instansi lain, orang tua siswa dan BP3, dan mengkoordinasi

silaturahmi, rapat orang tua siswa, guru dan karyawan.

Page 57: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id U commit to user PEMBELAJARAN SEJARAH LOKAL DI SEKOLAH MENEGAH ATAS ( SMA) MUHAMMADIYAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

3) Staf Tata Usaha

Staf Tata Usaha di SMA Muhammadiyah Pakem ini terdiri dari 5 orang,

yang terdiri dari 1 orang kepala TU dan 4 anggota. Staf Tata Usaha bertugas

untuk:

a) Membantu kepala sekolah dalam menyelesaikan administrasi yang

diperlukan untuk aktivitas pembelajaran di sekolah.

b) Menyelesaikan adminitrasi-administrasi yang telah menjadi bagian

tugasnya.

4) Bimbingan dan Konseling

Bimbingan dan Konseling menangani hal-hal sebagai berikut:

a) Kenakalan remaja.

b) Kasus di luar sekolah (konflik keluarga).

c) Pergaulan remaja (konflik sosial).

d) Karier (penjurusan / SPMB / PMDK).

e) Hubungan pribadi.

f) Norma dan moral, dsb.

Dari sekian banyak permasalahan diatas, kasus yang sering muncul adalah

mengenai pelanggaran tata tertib sekolah dan konflik sosial atau keluarga. Adapun

sistem dan cara penyelesaian kasus di atas adalah dengan cara sebagai berikut;

konseling, bimbingan kelompok, dan bimbingan pribadi.

Prosedur dari sistem dan cara penyelesaian kasus tersebut biasanya

diselesaikan terlebih dahulu oleh wali kelas, panggilan dari BK dan konferensi

Page 58: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id U commit to user PEMBELAJARAN SEJARAH LOKAL DI SEKOLAH MENEGAH ATAS ( SMA) MUHAMMADIYAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

kasus antar guru BK, WALI kelas, unsur kesiswaan, unsur kurikulum dan unsure

humas.

5) Tenaga pengajar

Tenaga pengajar yang bertugas di SMA Muhammadiyah Pakem

berdasarkan statusnya dikelompokkan menjadi dua, yaitu:

a) Tenaga pengajar yang berstatus guru tetap dan pegawai swasta berjumlah

38 orang yang terdiri dari 37 orang lulusan S 1, 2 orang lulusan S 2

b) Karyawan tetap yang berjumlah 5 orang lulusan S1.

6) Wali Kelas dan Guru-guru bidang studi

Guru yang diberi tugas sebagai Wali Kelas, harus membimbing siswa

dalam mewujudkan disiplin serta membangkitkan gairah belajar guna

meningkatkan prestasi siswa. Adapun tugas dan kewajiban guru wali kelas di

SMA Muhammadiyah Pakem sebagai berikut:

Umum

a) Mengenal keadaan kelasnya, mengetahui jumlah serta nama semua siswa

di kelas yang menjadi tanggung jawabnya.

b) Memberikan stimulus kepada siswa untuk belajar sungguh-sungguh baik

di dalam maupun di luar kelas.

c) Memantapkan siswa kelasnya dalam hal melaksanakan tata tertib, tata

krama dan kebijakan-kebijakan sekolah. Menangani usulan-usulan dalam

mengatasi hambatan yang menggangu kelancaran persekolahan baik

individu maupun klasikal.

Page 59: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id U commit to user PEMBELAJARAN SEJARAH LOKAL DI SEKOLAH MENEGAH ATAS ( SMA) MUHAMMADIYAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

d) Mengarahkan siswa kelasnya ketempat ketempat upacara yang

dilaksanakan sekolah atau yang mengikutsertakan sekolah.

e) Membimbing siswa kelasnya dalam hal penyelenggaraan segala kegiatan,

misalnya peran serta dalam pengajuan pengurus OSIS, memilih KM dan

sebagainya.

f) Melakukan kunjungan rumah pada waktu yang diperlukan.

g) Mengisi dan membagikan buku raport, surat undangan, angket dan lin-lain

yang harus disampaikan kepada siswa atau orang tua siswa.

h) Mengajukan saran secara lisan atau tertulis kepada kepala sekolah

mengenai siswa kelasnya.

i) Merekap poin pelanggaran Tata Tertib Siswa.

Khusus

a) Hadir pada pembinaan siswa di kelas binaannya masing-masing, setiap

minggu ke 2 dan ke 4.

b) Membantu kelancaran pembayaran keuangan bulanan dan DSP pada kelas

binaan.

c) Memantau kegiatan kebersihan kelas pada setiap hari Sabtu.

d) Bertanggung jawab terhadap kondisi keamanan dan ketertiban kelas

binaannya.

Adapun tugas dari guru bidang studi adalah memberikan pengarahan dan

pengajaran bagi para siswanya selain itu juga mereka bertugas untuk membuat

soal ujian. Pengadaan kesejahteraan personal merupakan satu usaha untuk

meningkatkan kesejahteraan di SMA Muhammadiyah Pakem. Pelayanan

Page 60: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id U commit to user PEMBELAJARAN SEJARAH LOKAL DI SEKOLAH MENEGAH ATAS ( SMA) MUHAMMADIYAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

kesejahteraan telah berjalan dengan baik, hal ini dapat dibuktikan dengan adanya

pembayaran berupa uang yang diberikan pada guru dan karyawan.

Secara umum setiap guru yang bertugas di SMA Muhammadiyah Pakem

ini memperoleh fasilitas yang memadai, misalnya masing-masing guru disediakan

meja dan kursi serta loker untuk penyimpanan arsip penting. Begitupun fasilitas

yang diberikan kepada siswa cukup baik seperti bangku yang lengkap, alat tulis,

kantin sekolah, mesjid, sarana olah raga dan kamar mandi. Selain itu siswa

mendapatkan fasilitas laboratorium komputer. Dengan lingkungan dan sarana

prasarana sekolah yang menunjang kependidikan, diharapkan siswa dapat dengan

nyaman belajar di sekolah. Bagi karyawan yang bertugas sebagai Tata Usaha,

disediakan sebuah ruangan khusus TU. Setiap petugas TU memperoleh meja

kerja, satu buah komputer lengkap dengan printernya, selain itu juga disediakan

beberapa buah mesin ketik.

Kelengkapan lingkungan dalam proses pembelajaran di SMA

Muhammadiyah Pakem ini terdiri dari :

1. Lapangan Olahraga

Selain lapangan upacara bendera, di SMA Muhammadiyah Pakem ini

terdapat beberapa lapangan olah raga diantaranya:

a. Lapangan Basket

b. Lapangan Volli

2. Pelayanan Perpustakaan

Fasilitas yang disediakan oleh perpustakaan yaitu terdapat beberapa judul

buku, diantaranya :

Page 61: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id U commit to user PEMBELAJARAN SEJARAH LOKAL DI SEKOLAH MENEGAH ATAS ( SMA) MUHAMMADIYAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

a. Ilmu Pengetahuan, berupa buku paket yang didisbrusikan oleh pemerintah.

b. Fiksi, berupa ceritera sastra dan majalah.

c. Referensi, berupa kamus Bahasa Inggris dan Indonesia, Al-Qur‟an dan

ensiklopedia.

Guru-guru SMA Muhammadiyah Pakem pada umumnya berasal dari

wilayah Jogyakarta dan sekitarnya, namun pada tahun-tahun terakhir banyak

guru-guru yang berasal dari luar daerah yang mengabdikan dirinya di sekolah

tersebut. Hal ini dimaksudkan untuk menambah wawasan dan mengembangkan

SMA Muhammadiyah Pakem menjadi sekolah yang dipercaya untuk mendidik

dan membimbing siswa-siswanya menjadi insan muslim yang beriman, berilmu,

dan beramal. SMA Muhammadiyah Pakem telah berhasil meluluskan siswanya

secara signifikan dan tidak sedikit pula mereka yang berhasil dalam pekerjaannya

yakni suksesmenjadi sarjana, ABRI, PNS, guru, karyawan instansi pemerintah

dan swasta. Mereka setidaknya telah berhasil mengemban amanah sekolah untuk

mengamalkan disiplin ilmunya.

Untuk meningkatkan mutu, maka SMA Muhammadiyah Pakem terus

berusaha menambah sarana dan prasarana pendidikan, antara lain menambah alat-

alat laboratorium IPA, buku-buku perpustakaan, alat keterampilan, komputer, dan

lainlain. Dengan harapan agar setelah lulus siswa dapat mandiri dengan bekal

yang telah diterimanya dimasa sekolah, apabila mereka tidak melanjutkan ke

perguruan tinggi. Di samping itu, juga terus diupayakan peningkatan pelayanan

administrasi. Langkah yang ditempuh seperti mengirimkan karyawan untuk

Page 62: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id U commit to user PEMBELAJARAN SEJARAH LOKAL DI SEKOLAH MENEGAH ATAS ( SMA) MUHAMMADIYAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

mengikuti penataran antara lain penataran perpustakaan dan laboran yang

diselanggarakan oleh Kanwil Depdikbud Propinsi DIY maupun instansi lainnya.

Table 2. Profil Siswa SMA Muhammadiyah Pakem

No Jenis Kelamin Jumlah Keterangan

1 Laki-laki 57 orang -

2 Perempuan 109 orang -

Total 166 orang -

( Sumber hasil olahan dan observasi )

Dari gambaran tabel 1 di atas tentang profil siswa di SMA

Muhammadiyah Pakem dapat kita lihat bahwa prosentase siswa perempuan yang

lebih dominan dibandingan dengan jumlah siswa yang laki-laki, dimana siswa

perempuan berjumlah 109 orang dan siswa laki-laki berjumlah 57 orang dengan

jumlah total siswa keseluruhan berjumlah 166 orang.

Adapun profil Guru di SMA Muhammadiyah Pakem dapat kita lihat pada

tabel 2 berikut :

Table 3. Profil Guru SMA Muhammadiyah Pakem

No Jenis Kelamin Jumlah Keterangan

1 Laki-laki 23

2 Perempuan 15

Total 38

( Sumber : Data Pokok Pendidikan Wilayah Dinas Pendidikan Pemuda dan

Olahraga Kab. Sleman Periode 2011 / 2012 )

Keterangan * Total = jumlah siswa/guru aktif ditambah jumlah siswa/guru yang

sedang dalam proses mutasi.

Page 63: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id U commit to user PEMBELAJARAN SEJARAH LOKAL DI SEKOLAH MENEGAH ATAS ( SMA) MUHAMMADIYAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

Dari penjelasan tabel 2 di atas tentang profil Guru di SMA

Muhammadiyah Pakem dapat kita lihat bahwa prosentase Guru perempuan yang

lebih dominan dibandingan dengan jumlah Guru yang laki-laki, dimana Guru

perempuan berjumlah 23 orang dan Guru laki-laki berjumlah 15 orang dengan

jumlah total Guru keseluruhan berjumlah 38 orang.

Tabel 4. Tingkat Pendidikan Akhir Guru dan Staf di SMA Muhammadiyah Pakem

No Pendidikan Akhir Jumlah

1 SLTP /Sederajat -

2 SLTA /Sederajat -

4 Akademi /Diploma III /Sarjana Muda -

5 Strata I 36

6 Strata II 2

7 Strata III -

Jumlah 38 orang

Sumber : Data olahan dari Observasi

Kondisi guru di SMA Muhammadiyah Pakem dapat digolongkan menjadi

dua golongan, yakni golongan strata I dengan jumlah 36 orang dan golongan

strata II dengan jumlah 2, akan tetapi walaupun terdapat perbedaan yang cukup

jauh kerja sama diantara para guru tetap terjaga dengan baik.

Page 64: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id U commit to user PEMBELAJARAN SEJARAH LOKAL DI SEKOLAH MENEGAH ATAS ( SMA) MUHAMMADIYAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

B. Sajian Data

1. Materi Sejarah Lokal

Materi bagi seorang guru ibarat suatu bahan makanan yang harus dimasak

dan disajikan sebagai makanan yang enak disantap. Enak atau tidaknya materi

tersebut sangat tergantung pada kemampuan guru untuk mengemasnya. Begitu

pula halnya dalam pelajaran sejarah, materi sangat penting untuk disajikan oleh

guru menjadi materi yang menarik bagi siswa. Banyak cara yang dapat dilakukan

oleh guru untuk mengemas materi, salah satu cara yang dapat dilakukan oleh guru

sejarah dalam mengemas materi yaitu dengan menetapkan tema. Dalam mengolah

materi menjadi tema yang menarik sangat ditentukan kemampuan guru dalam

memahami esensi dari materi tersebut. Guru harus dapat menentukan dan memilih

urgensi dari tema yang ditetapkan.

Materi yang tercantum dalam Standar Isi (Standar Kompetensi/SK dan

Kompetensi Dasar/KD) bahkan materi yang diuraikan dalam buku teks pada

dasarnya masih merupakan bahan yang mentah. Apabila guru menyampaikan

bahan materi pelajaran apa adanya seperti yang tercantum dalam SK dan KD dan

buku teks, akan menjadi sebuah sajian yang masih mentah. Implikasinya tidak

akan menarik bagi siswa, karena menyampaikan bahan-bahan yang kering.

Adapun deskripsi singkat dari hasil observasi tentang sejarah lokal di

pakem yang dijadikan materi pembelajaran sejarah lokal di SMA Muhammadiyah

Pakem adalah sebagai berikut :

Page 65: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id U commit to user PEMBELAJARAN SEJARAH LOKAL DI SEKOLAH MENEGAH ATAS ( SMA) MUHAMMADIYAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

1) Sejarah Desa Purwobinangun Pakem

Sejarah diberikan nama Purwobinangun adalah karena daerah ini

merupakan pertama kali pemerintahan kecamatan Pakem dibentuk yang

merupakan penggabungan 4 (empat) kelurahan lama yaitu: Giriharjo,

Tawangharjo, Cepet, dan Sembung. Purwobinangun berarti pertama kalinya

membentuk pmerintahan untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur

( Pemkab Sleman Data monografi keamatan Pakem semester 1 tahun 2011).

2) Sejarah Desa Candibinangun Pakem

Sejarah diberikan nama Candibinangun adalah karena daerah ini pada

jaman dahulu banyak ditemukan bangunan menyerupai candi sehingga dinamakan

Candi, bahkan akhir-akhir ini di lingkungan Universitas Islam Indonesia ( UII )

juga telah menemukan bangunan candi dan patung ganesha yang diperkirakan

dibangun pada abad 8 M. Sedangkan binangun yang artinya membangun

masyarakat menuju masyarakat adil, makmur dan sejahtera ( Pemkab Sleman

Data monografi keamatan Pakem semester 1 tahun 2011).

3) Sejarah Desa Pakembinangun Pakem

Sejarah diberikan nama Pakembinangun adalah karena daerah ini

merupakan terbentuknya kelurahan lama gabungan pada waktu setelah indonesia

merdeka. Kelurahan lama tersebut meliputi kelurahan Padasan dan kelurahan

lama Pakem sehingga bergabung menjadi satu dengan nama Pakembinangun

( Pemkab Sleman Data monografi keamatan Pakem semester 1 tahun 2011).

Page 66: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id U commit to user PEMBELAJARAN SEJARAH LOKAL DI SEKOLAH MENEGAH ATAS ( SMA) MUHAMMADIYAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

4) Sejarah Desa Harjobinangun Pakem

Sejarah diberikan nama Harjobinangun adalah karena daerah ini

merupakan penggabungan 3 (tiga) kelurahan Mangunan, Dero, dan Turgo yang

terjadi pada tahun 1946. Harjo berarti ramai, giat, gumregut, dan binangun artinya

membangun, sehingga dapat diartikan bahwa semua warga masyarakat bersama-

sama bahu-membahu membangun desa untuk mencapai masyarakat adil dan

makmur ( Pemkab Sleman Data monografi keamatan Pakem semester 1 tahun

2011).

5) Sejarah Desa Hargobinangun Pakem

Sejarah diberikan nama Harjobinangun adalah karena daerah ini

merupakan daerah lereng kaki gunung Merapi yang siap membangun menuju

masyarakat adil dan makmur. Hal ini ditandai dengan penggabungan kelurahan

lama yaitu: Kelurahan Kaliurang, Klurahan Purworejo, dan kelurahan Pandanpuro

( Pemkab Sleman Data monografi keamatan Pakem semester 1 tahun 2011).

6) Sejarah Desa Wisata Srowolan Purwobinangun Pakem Sleman Yogyakarta

Desa Wisata Pasar Perjuangan Srowolan merupakan gabungan dari

Pedukuhan Srowolan Gatep, Pedukuhan Karanggeneng dan Pedukuhan Gandok

Kadilobo, Desa Purwobinangun Kecamatan Pakem Kabupaten Sleman. Dengan

batas dusun sebelah utara Dusun Beneran Desa Purwobinangun, sebelah selatan

Dusun Ngepas Desa Donoharjo Kecamatan Ngaglik, sebelah barat Dusun

Gabugan Donokerto, Kecamatan Turi dan sebelah timur Dusun Bunder

Purwobinangun Pakem, Sleman, Yogyakarta.

Page 67: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id U commit to user PEMBELAJARAN SEJARAH LOKAL DI SEKOLAH MENEGAH ATAS ( SMA) MUHAMMADIYAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

Dalam bidang kepariwisataan masyarakat Srowolan mempunyai gagasan

ingin mengangkat nilai-nilai sejarah perjuangan pasar Srowolan sebagai icon

kepariwisataan karena pasar ini selain merupakan pasar kuno juga jadi saksi bisu

perjuangan masyarakat melawan tentara Belanda pada saat clas ke II tahun 1948.

Pasar kuno yang pernah dipugar oleh Sri Sultan Hamengku Buwono VIII

pada tahun 1921 dahulu merupakan pasar yang ramai. Selain sebagai pasar

tradisional juga sebagai tempat pertemuan para gerilyawan untuk berkomunikasi

dengan sesama pejuang untuk mengatur siasat melawan Belanda sekaligus belanja

untuk keperluan logistik. Para pejuang ada yang menyamar sebagai pedagang dan

tukang cukur. Keadaan pasar Srowolan seluas 50 x 70 m saat ini kurang terawat.

Hanya 1 kali dalam sepekan (wage) terjadi transaksi jual beli, itupun sepi

pengunjung karena kalah persaingan dengan pasar tradisional lain yang letaknya

lebih strategis dan dilalui angkutan umum seperti Pasar Pakem, Pasar Turi dan

Pasar Sleman. Bangunan tua ( Gudang Garam ) yang dahulu sebagai tempat

penyimpanan garam pada waktu jaman Belanda masih berdiri kokoh sebagai saksi

bisu, berada di sebelah utara Pasar Srowolan.

7) Sejarah Desa Wisata Sambi Pakembinangun Pakem Sleman Yogyakarta

Desa wisata Sambi terletak di pedukuhan Dusun Sambi, Desa Pakem

Binangun, Kecamatan Pakem, kabupaten Sleman Jln. Kaliurang Km 19,5 arah

utara Yogyakarta menuju obyek wisata Kaliurang luas wilayah 25,4 ha. Dapat

ditempuh dengan kendaraan bermotor lebih kurang 30 menit dari pusat kota.

Desa ini merupakan kawasan yang masih berdekatan dengan Gunung Merapi,

kondisi alamnya merupakan dataran lereng Merapi dan dengan terdapatnya aliran

Page 68: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id U commit to user PEMBELAJARAN SEJARAH LOKAL DI SEKOLAH MENEGAH ATAS ( SMA) MUHAMMADIYAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

Sungai Kuning dengan sumber mata air pegunungan, sehingga Dusun Sambi

masih terasa berhawa sejuk.

Dusun Sambi terletak pada jalur strategis menuju obyek wisata unggulan

yaitu Kaliurang, jalur menuju desa wisata Sambi dari arah kota melewati kampus

UII terpadu yang cukup dikenal dikalangan masyarakat serta beberapa rumah

makan dengan berbagai menu masakan. Ada Potensi wisata alam antara lain: (1)

Panorama alam Kali Kuning dan Gunung Merapi, Panorama Kali Kuning yang

masih alami serta keindahan dan kemegahan Merapi yang dapat dilihat secara

jelas pada saat cuaca cerah terutama dipagi hari. Pada malam hari ketika aktifitas

merapi meningkat, bunga-bunga kembang api dan lelehan lava pijar akan

menambah suasana kekaguman alam, (2) Wisata trakking di lembah Kali Kuning

serta tempat kegiatan outbound yang memadai yang terletak di sebelah timur

Dusun Sambi.

Keadaan alam lembah Kali Kuning yang bersebelahan dengan dusun

merupakan aset wisata yang dapat digunakan untuk kegiatan berupa paket wisata

antara lain : (a) Wisata jalan-jalan menelusuri pinggiran sungai dan menikmati

pemandangan Kali Kuning (b) Mandi dikali dan main keceh atau ciblon, (c)

Panjat tebing dan turun tebing sebagai sarana kegiatan outbound, camping

keluarga dan camping masa, (d) Belajar mengolah sawah atau bercocok tanam, (e)

Tersedianya rumah joglo dan sinom sebagai tempat pertemuan, rapat, diklat, (f)

Sanggar seni lukis, tempat latihan tari dan latihan karawitan/kesenian jawa,dll.

Page 69: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id U commit to user PEMBELAJARAN SEJARAH LOKAL DI SEKOLAH MENEGAH ATAS ( SMA) MUHAMMADIYAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

2. Pembelajaran Sejarah Lokal

Kebijakan kepala sekolah terkait dengan pengembangan nilai-nilai lokal

yang ada di kawasan sekitar menjadi acuan guru dalam melaksanakan

pembelajaran sejarah lokal. Pelaksanaan pembelajaran sejarah lokal yang ada di

Sekolah Menengah Atas (SMA) Muhammadiyah Pakem diadakan pada setiap

kelas, mulai dari kelas X sampai kelas XII di semua jurusan, baik jurusan IPA

maupun jurusan IPS. Pada kelas X pelajaran sejarah diajarkan selama satu jam

pelajaran dalam satu minggu, untuk kelas XI dan XII jurusan IPS pelajaran

sejarah mendapat alokasi tiga jam per minggu, jurusan IPA pelajaran sejarah

mendapat alokasi satu jam pelajaran. Pembagian jam pelajaran sejarah ini sesuai

dengan kerangka dasar dan struktur kurikulum dalam Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP).

Pelaksanaan kurikulum di SMA Muhammadiyah Pakem mengatur

kegiatan operasional dan hubungan kerja personil sekolah dalam upaya melayani

siswa mencapai kompetensi yang sudah ditetapkan. Dengan adanya perubahan

kurikulum tersebut, sangat mempengaruhi proses pembelajaran di kelas. Di mana

seorang guru harus bisa merencanakan, melaksanakan dan membuat penilaian

hasil belajar siswa. Perubahan kurikulum juga menuntut guru untuk kreatif dalam

menjabarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam proses

pembelajaran.

Proses pembelajaran sejarah lokal yang dilakukan oleh guru mata

pelajaran sejarah SMA Muhammadiyah Pakem di dalam kelas adalah dengan

mengunakan metode ceramah bervariasi, diselingi tanya jawab. Tujuan utama

Page 70: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id U commit to user PEMBELAJARAN SEJARAH LOKAL DI SEKOLAH MENEGAH ATAS ( SMA) MUHAMMADIYAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

yang hendak dicapai adalah tersampaikanya semua materi yang sudah di susun

dalam silabus dan RPP, namun ketika membahas sejarah lokal guru lebih senang

untuk mengeksplorasi karena pengetahuan yang dimiliki. Pada waktu tertentu

sering memberikan penugasan yang berkaitan dengan sejarah lokal dengan

mengaplikasikan yang ada di silabus maupun RPP yaitu yang disebut Pendidikan

Berbasis Keunggulam Lokal (PBKL).

Hal ini mengacu pada Standar Kompetensi (SK) ”Memahami prinsip dasar

ilmu sejarah dengan Kompetensi Dasar” (KD) “Menerapkan prinsip-prinsip

penelitian sejarah”. Materi pelajaran “Langkah-langkah penelitian sejarah lokal”,

kegiatan pembelajaran (1) mengidentifikasi macam-macam penelitian sejarah, (2)

mendiskripsikan dan membandingkan antara penelitian sejarah dengan penelitian

sejarah lokal, (3) melaksanakan Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal (PBKL).

Selanjutnya sesuai dengan Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar

(KD), dan materi tersebut siswa diberikan tugas untuk membuat makalah dan atau

laporan observasi sederhana tentang Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal

(PBKL) yang berkaitan dengan sejarah lokal di lingkungan sekitar Kecamatan

Pakem sebagai lokal atau tempat penelitian. Tugas dari siswa tersebut biasanya

hanya langsung diberi penilaian, namun beberapa hasil tugas siswa yang dianggap

menarik akan di bahas sebentar di dalam kelas. Pemberian tugas ini efektif untuk

menyiasati keterbatasan waktu pelajaran yang hanya dibatasi satu jam pelajaran

selama satu minggu.

Sejarah lokal memiliki arti khusus yaitu sejarah dengan lingkup spasial “

di bawah ” sejarah nasional, misalnya sejarah Nasional Indonesia. Berdasarkan

Page 71: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id U commit to user PEMBELAJARAN SEJARAH LOKAL DI SEKOLAH MENEGAH ATAS ( SMA) MUHAMMADIYAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

hierarki ini, maka sejarah lokal barulah ada setelah adanya kesadaran adanya

sejarah nasional. Meskipun adanya hierarki demikian bukan berarti semua sejarah

lokal harus memiliki keterkaitan dengan sejarah nasional. Sejarah lokal bisa

mencakup peristiwa-peristiwa yang memiliki kaitan dengan sejarah nasional dan

peristiwa-peristiwa khas lokal yang tidak ada kaitannya dengan peristiwa yang

lebih luas seperti nasional, regional, atau internasional. Pendek kata sejarah lokal

berkaitan dengan aspek geografis di bawah lingkup nasional seperti propinsi,

kabupaten, kota dan seterusnya ( pedoman penulisan sejarah lokal ed taufik

abdullah dan susanto zuhdi hal 16).

Di kecamatan Pakem memiliki sejarah lokal yang luas dan banyak yang

belum banyak dikaji oleh orang kebanyakan, lebih-lebih pada person yang

„‟mencintai” sejarahnya sendiri. Hal ini menandakan kurang perhatiannya kepada

sejarah lokal dan juga belum dikembangkan juga oleh sekolah-sekolah yang

notabene „‟cinta daerah sendiri”, yang demikian itu terbukti dengan sedikit

gambaran dan deskripsi pemanfaatan sejarah lokal sebagai materi pembelajaran.

Pembelajaran sejarah lokal yang diterapkan di Sekolah Menengah Atas

(SMA) Muhammadiyah Pakem adalah tindak lanjut dari program Pendidikan

Berbasis Kelas (PBKL) yang telah dianjurkan dan dipelopori oleh dinas

kabupaten Sleman sebagai alat bantu proses pendidikan dan mengaktualisasi

betapa pentingnya pendidikan sejarah lokal. Dalam hal ini pembelajaran sejarah

lokal, pihak sekolah telah melakukan hal yang optimal. Bentuk optimalisasi

tersebut terlihat dari upaya guru sejarah dalam memanfaatkan sejarah lokal yang

ada di lingkungan sekitar pada umumnya dan kecamatan Pakem pada khususnya.

Page 72: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id U commit to user PEMBELAJARAN SEJARAH LOKAL DI SEKOLAH MENEGAH ATAS ( SMA) MUHAMMADIYAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

Hal tersebut bisa dilakukan karena dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP) pelajaran sejarah yang dalam beberapa Standar Kompetensi (SK) dan

Kompetensi Dasar (KD) terdapat materi yang bisa di hubungkan dengan sejarah

lokal di Kecamatan Pakem. Meskipun demikian, posisi pelajaran sejarah yang

sering di nomerduakan karena sering tergeser oleh pelajaran UAN membuat guru-

guru kesulitan untuk memasukan lebih banyak sejarah lokal dan nilai-nilai yang

ada karena mereka sudah terbebani dengan banyaknya materi serta harus

melakukan evalusi secara berkala. Untuk menyiasati keterbatasan waktu dan

banyaknya materi guru sering memberikan penugasan untuk mengidentifikasi

sejarah lokal yang ada di lingkungan siswa. Hal-hal yang dilakukan guru tersebut

bisa dipandang sebagai usaha yang optimal meskipun hasil yang didapat belum

maksimal.

Pembelajaran sejarah lokal di setiap sekolah memiliki proporsi yang

berbeda, tetapi esensinya sama. Mengenalkan anak didik dengan sejarah yang ada

di sekitarnya. Menurut salah satu guru sejarah di SMA Muhammadiyah Pakem

yang kami wawancarai tentang proporsi pembelajaran sejarah lokal di SMA

Muhammadiyah Pakem, bisa dikatakan dalam tiga pertemuan, beliau

menggunakan satu pertemuan untuk menyisipkan sejarah lokal dalam

pelajarannya. Walaupun memang, pembelajaran sejarah lokal lebih mengasyikan

bila metode pembelajarannya tepat. Tidak seperti sejarah nasional yang hanya

dengan diskusi dan ceramah saja sudah cukup sebagai metode yang digunakan

guru. Berdasarkan narasumbertesebut jika, proporsi sejarah lokal dengan sejarah

nasional dapat dikatakan 70 : 30. Maksudnya, 70% adalah materi sejarah nasional,

Page 73: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id U commit to user PEMBELAJARAN SEJARAH LOKAL DI SEKOLAH MENEGAH ATAS ( SMA) MUHAMMADIYAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

sedangkan 30% adalah materi sejarah lokal. Hal ini dilakukan agar siswa dapat

memahami dan mengerti akan kekayaan sejarah lokal yang ada di daerahnya tanpa

melupakan sejarah nasional sebagai pijakan akan materi pembahasan dalam

kurikulum.

C. Pokok-pokok Temuan

1. Materi Sejarah Lokal

Materi sejarah yang menjadi pilihan utama guru dalam pembelajaran

sejarah di Sekolah Menengah Atas (SMA) Muhammadiyah Pakem adalah

mengacu pada Permen Diknas no 22 tahun 2006 yaitu:

a. Mengandung nilai-nilai kepahlawanan, keteladanan, kepeloporan,

patriotisme, dan semangat pantang menyerah yang mendasari proses

pembentukan watak dan kepribadian peserta didik.

b. Memuat khasanah mengenai peradapan bangsa-bangsa, termasuk

peradaban bangsa Indonesia. Materi tersebut merupakan bahan

pendidikan yang mendasar bagi proses pembentukan dan penciptaan

peradaban bangsa Indonesia di masa depan.

c. Menanamkan kesadaran persatuan dan persaudaraan serta solidaritas

untuk menjadi perekat bangsa dalam menghadapi ancaman disintegrasi

bangsa.

d. Sarat dengan ajaran moral dan kearifan yang berguna dalam mengatasi

krisis multi dimensional yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.

e. Berguna untuk menanamkan dan mengembangkan sikap bertanggung

jawab dalam memelihara keseimbangan dan kelestarian lingkunan hidup.

Page 74: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id U commit to user PEMBELAJARAN SEJARAH LOKAL DI SEKOLAH MENEGAH ATAS ( SMA) MUHAMMADIYAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

Ilmu sejarah pada dasarnya berbicara mengenai kehidupan manusia.

Sebagaimana telah dikemukakan bahwa kehidupan manusia memiliki berbagai

aspek, baik ekonomi, politik, sosial, budaya dan lain-lain. Oleh sebab itu dalam

menetapkan tema, guru sejarah di Sekolah Menengah Atas (SMA)

Muhammadiyah PAkem merujuk pada aspek-aspek tersebut. Materi yang ada

dalam SK dan KD dapat dikatagorikan temanya berdasarkan aspek-aspek

kehidupan tersebut, misalnya aspek ekonomi, sosial, politik, budaya, pendidikan,

dan sebagainya.

Kemudian dalam penyusunan materi ajar dikembangkan dan

menggunakan cara texs transformation, yaitu dengan memanfaatkan informasi-

informasi yang telah ada baik dari buku teks, internet, jurnal dan lainya.

Kemudian di kumpulkan dan dipilih berdasarkan kebutuhan yang digunakan

sesuai dengan tujuan instruksional dan rencana kegiatan belajar mengajar.

Kemudian memberikan berupa perubahan pada materi untuk melengkapi materi

yang sudah ada.

Dalam pelajaran sejarah tersebut, implikasi dari pendekatan multikultural

adalah lahirnya sejarah lokal, yang harus mengembangkan materi yang berbasis

pada kedaerahan. Materi sejarah lokal dapat bersumber dari peristiwa-peristiwa

lokal yang terjadi di suatu daerah. Eksplorasi materi sejarah lokal dapat bersumber

dari peninggalan-peninggalan sejarah yang ada di daerah tersebut, penulisannya

berdasarkan tema-tema tertentu. Selain itu, materi sejarah lokal yang ditampilkan

dapat dilihat dari dinamika lokal yang terjadi dalam konteks sejarah nasional dan

Page 75: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id U commit to user PEMBELAJARAN SEJARAH LOKAL DI SEKOLAH MENEGAH ATAS ( SMA) MUHAMMADIYAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

dunia atau dinamika sejarah nasional dan dunia yang berdampak pada sejarah

lokal.

Selanjutnya pendekatan penyajian materi sejarah dilakukan secara

kontekstual. Artinya sajian materi sejarah dikaitkan dengan peristiwa atau

fenomena yang terjadi pada saat ini. Dengan pendekatan materi seperti ini

diharapkan siswa mampu membangun daya nalar dan tidak bersifat indoktrinasi.

Kemudian yang terakhir adalah materi pembelajaran sejarah harus memiliki misi

pembentukan karakter bangsa (nation building). Hal ini dilakukan dengan tujuan

materi sejarah mampu membangun jati diri bangsa. Nilai-nilai yang

dikembangkan dari peristiwa sejarah harus dapat tertanam dalam diri siswa.

2. Pembelajaran Sejarah Lokal

Studi mengenai sejarah lokal sangat penting digalakkan sejak dini guna

memperkaya kajian sejarah lokal yang mengarah pada adanya kesadaran sejarah

lokal. Penulisan sejarah lokal (Taufik Abdullah, 1978:15) sebagai bahan

pelengkap dari apa yang untuk mudahnya sebagai sejarah nasional. Untuk itu

pembelajaran sejarah lokal di sekolah-sekolah hendaknya dipandang sebagai

salah satu alternatif yang mungkin dapat dipilih dan diterapkan dengan membawa

peserta didik pada apa yang sering disebut living history, yaitu sejarah dari

lingkungan sekitar dirinya. Sejarah lokal menjadi alternatif dalam pembelajaran

sejarah karena kemungkinan pengembangan wawasan sejarah.

Dalam proses pembelajaran sejarah lokal di Sekolah Menengah Atas

(SMA) Muhammadiyah Pakem dapat dikategorikan menjadi 3 langkah pokok

yaitu:

Page 76: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id U commit to user PEMBELAJARAN SEJARAH LOKAL DI SEKOLAH MENEGAH ATAS ( SMA) MUHAMMADIYAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

a. Perencanaan

1) Penyusunan silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

didasarkan atas kurikulum tingkat satuan pendidikaan yang disusun oleh

Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) sejarah, dan dikembangkan

oleh guru masing-masing mata pelajaran sesuai dengan karakteristiknya.

2) Silabus dan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) disusun oleh guru setiap

awal semester dengan format yang telah disediakan pihak sekolah.

3) Silabus dan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dikembangkan oleh

guru telah mengintegrasikan sejarah lokal di kecamatan Pakem ke dalam

pembelajaran sejarah di Sekolah Menengah Atas (SMA) Muhammadiyah

Pakem.

4) Dalam penyusunan silabus dan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) guru

sejarah telah memasukan pendidikan karakter yang akan dicapai dalam

pembelajaran. Unsur pendidikan karakter menjadi sangat penting karena

dalam rangka membentuk karakter bangsa (nation character). Terkait

dengan pembelajaran sejarah lokal, tujuan pembelajaran yang akan

dicapai dapat dilihat dari unsur pendidikan karakter.

b. Pelaksanaan

Pengajaran sejarah lokal mempunyai peran besar dalam upaya

menghadirkan peristiwa kesejarahan yang dekat pada siswa. Elastisitas sejarah

lokal mampu menghadirkan berbagai fenomena, baik berkaitan mulai dari latar

Page 77: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id U commit to user PEMBELAJARAN SEJARAH LOKAL DI SEKOLAH MENEGAH ATAS ( SMA) MUHAMMADIYAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

belakang keluarga (family history), sejarah sosial dalam lingkup lokal, peranan

pahlawan lokal dalam perjuangan lokal maupun nasional, kebudayaan lokal, asal-

usul suatu etnis, dan berbagai peristiwa yang terjadi pada tingkat lokal. Siswa

akan diajak memahami realitas sejarah mulai dari yang terkecil, hingga dalam

bingkai nasional, dan global.

Dalam melaksanakan proses pembelajaran tersebut guru mula-mula

menjelaskan tujuan pembelajaran yang telah direncanakan dalam silabus dan RPP

yang akan memberi pedoman dalam pelaksanaan pembelajaran sejarah lokal.

Tujuan adalah sesuatau yang ingin dicapai siswa dalam pembelajaran sejarah

lokal. Hal ini akan sangat berguna sekali dalam penentuan kecapaian kompetensi

siswa.

Guru memegang kendali penting dalam mengatur dan membimbing siswa.

Di dalam kelas guru menjelaskan teori tentang sejarah lokal sebagai tema pokok

sesuai dengan SK dan KD yang telah direncanakan. Teori-teori tersebut

bersumber pada buku teks dan sumber belajar lainya yang terkait dengan tema

pembelajaran. Karena sejarah lokal adalah materi pengembangan sehingga

menjadikan perhatian dan kekhususan tersendiri.

Sejarah lokal merupakan penjelmaan livings history yang dikembangkan

oleh guru yang berarti mengenal sejarah di lingkungan sekitarnya. Dalam

menjelaskan materi tersebut guru melakukan bermacam-macam metode yang

dianggap sesuai dan tepat antara lain metode inquiri, kontekstual, diskusi

kelompok dan studi lapangan. Hal ini berarti lokasi pembelajaran tidak

sepenuhnya berada di dalam kelas dan menuntut pembelajaran di luar kelas.

Page 78: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id U commit to user PEMBELAJARAN SEJARAH LOKAL DI SEKOLAH MENEGAH ATAS ( SMA) MUHAMMADIYAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

Puncak dari pembelajaran sejarah lokal adalah praktek studi lapangan

sebagai kerja lapangan setelah melakukan pengkajian teorotis di dalam kelas. Hal

ini dimaksudkan agar terjadi peyempurnaan pembelajaran yang berpedoman

kontekstual dan inquiri. Dengan demikian pembelajaran sejarah lokal akan lebih

bermakna.

c. Evaluasi

Evaluasi pembelajaran merupakan suatu proses untuk mendapatkan

informasi tentang hasil pembelajaran. Dengan demikian fokus evaluasi

pembelajaran adalah pada hasil, baik hasil yang berupa proses maupun produk.

Informasi hasil pembelajaran ini kemudian dibandingkan dengan hasil

pembelajaran yang telah ditetapkan. Jika hasil nyata pembelajaran sesuai dengan

hasil yang ditetapkan, maka pembelajaran dapat dikatakan efektif. Sebaliknya,

jika hasil nyata pembelajaran tidak sesuai dengan hasil pembelajaran yang

ditetapkan, maka pembelajaran dikatakan kurang efektif. Pendidik menggunakan

berbagai alat evaluasi sesuai karakteristik kompetensi yang harus dicapai oleh

siswa (Slamet, 2005: 15; Zainul, 2004: 77), baik yang menyangkut ranah

kognitif, apektif, maupun psikomotor.

Guru melakukan evaluasi dengan cara penilaian berbasis kelas dan

penilaian portofolio yang tercantum dalam silabus dan Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP ). Penilaian berbasis kelas adalah proses pengumpulan dan

penggunaan informasi oleh guru untuk pemberian nilai terhadap hasil belajar

siswa berdasarkan tahapan kemajuan belajarnya sehingga didapatkan potret/profil

kemampuan siswa sesuai dengan daftar kompetensi yang ditetapkan dalam

Page 79: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id U commit to user PEMBELAJARAN SEJARAH LOKAL DI SEKOLAH MENEGAH ATAS ( SMA) MUHAMMADIYAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

kurikulum. Sedangkan Penilaian portofolio merupakan satu metode penilaian

berkesinambungan, dengan mengumpulkan informasi atau data secara sistematik

atas hasil pekerjaan seseorang. Seluruh hasil belajar peserta didik (hasil tes, hasil

tugas perorangan, hasil praktikum atau hasil pekerjaan rumah) dicatat dan

diorganisir secara sistematik.

D. Pembahasan

1. Materi Sejarah Lokal di Sekolah Menengah Atas (SMA)

Muhammadiyah Pakem

Dari hasil wawancara baik dengan guru sejarah maupun dengan siswa dan

siswi, peneliti dapat menggambarkan bahwa peserta didik tersebut dapat merasa

senang dengan adanya materi muatan lokalnya yang selama ini mereka belajar.

Materi sejarah yang berkaitan dengan sejarah lokal mampu membangkitkan

semangat dan motivasi mereka untuk lebih mendalami materi sejarah tersebut .

Sejarah lokal membicarakan masa lalu suatu masyarakat, antara lain

struktur serta proses dan tindakan manusia agar memahami terhadap fenomena-

fenomena tertentu dengan melihatnya dari konteks sosio-kultural. Berbeda halnya

dengan sejarah nasional yang sangat cenderung pada sifatnya politis, yang

menekankan pada suatu konsensus guna memenuhi tuntutan-tuntutan ideologis

kesatuan nasional.

Materi sejarah lokal mendapat responsif dari para siswa serta dapat

memahami terhadap sejarah lokal. Hal ini diindikasikan dengan keaktifan siswa

mengikuti pembelajaran sejarah lokal. Pendalaman materi-materi yang diberikan

Page 80: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id U commit to user PEMBELAJARAN SEJARAH LOKAL DI SEKOLAH MENEGAH ATAS ( SMA) MUHAMMADIYAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

oleh guru perlu dilakukan, sehingga siswa memiliki pemahaman dan pengenalan

yang sangat serius terhadap sejarah lokal yang selama ini mereka pelajari.

Informasi lain bahwa beberapa tahun yang lalu memang kita tidak

mengenal yang disebut dengan sejarah lokal, hanya sejarah nasional saja dalam

kurikulum. Kemudian muncul istilah lokal dan guru harus terampil

mengidentifikasi materi sejarah lokal, namun setelah mereka mendapat pelatihan-

pelatihan yang dilakukan, mereka langsung mengerti untuk memasukkan materi

sejarah lokal ke dalam sejarah nasional. Dengan diberikan otonomi sekolah

sehinga sudah mendapat kesempatan dalam merancang kurikulum yang berkenaan

dengan local historis, tentunya dikaitkan secara perlahan-lahan dan berdasarkan

kebutuhan sekolah yang kemudian materi-materi itu dikaitkan dengan sejarah

nasional.

Hasil penelitian bahwa, kemampuan guru sejarah dalam mengaitkan kedua

materi sejarah tersebut yaitu sejarah lokal dan nasional sudah baik, hal tersebut

berpengaruh pada siswa dalam mengaitkan antara sejarah lokal dengan sejarah

nasional, akhirnya mereka bisa menghargai jasa pejuang lokal bahkan nasional.

Guru harus terlebih dahulu menjelaskan secara rinci yang menyangkut

dengan sejarah nasional, kemudian baru dimasukkan sejarah lokal sehingga

pemahaman terhadap sejarah lokal semakin meningkat, berbagai informasi yang

menyangkut dengan kelokalannya akhirnya menjadi kebanggaan tersendiri bagi

siswanya. Sebenarnya ini menjadi hal penting bagi guru sejarah untuk menjadi

acuan dan pedoman dalam perluasan wawasan, sehingga mampu

Page 81: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id U commit to user PEMBELAJARAN SEJARAH LOKAL DI SEKOLAH MENEGAH ATAS ( SMA) MUHAMMADIYAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

mengintegrasikan kedalam sejarah nasional. Sehingga mampu meningkatkan

semangat dan integrasi bangsa pada diri siswa.

Salah satu usaha untuk pengintegrasian pembelajaran sejarah lokal

kedalam sejarah nasional. Dalam hal ini Douch (Widja,1991:112) mengemukakan

tiga bentuk/metode, yaitu:

a. Dapat mengambil dari contoh-contoh lingkungan dari uraian sejarah nasional

maupun sejarah dunia yang sedang diajarkan. Tidak mempunyai alokasi

waktu secara khusus dan juga tidak ada kegiatan diluar kelas yang harus

dilakukan guru dan murid. Tekanan utamanya adalah dalam pengajaran ini

tetap mengacu pada sejarah makro (sejarah nasional serta sejarah dunia).

b. Dengan kegiatan penjelajahan berupa lingkungan, disini tentunya dapat

memberikan porsi yang lebih nyata dari kegiatan belajar siswa dengan

aktifitas kesejarahan yang dilakukan di luar kelas. Artinya disamping belajar

di dalam kelas juga siswa diajak kelingkungan sekitar guna mengamati

langsung yang berkenaan dengan sumber-sumber sejarah serta

mengumpulkan data sejarah.

c. Berupa studi khusus dan cukup mendalam terhadap berbagai faktor

kesejarahan di lingkungan siswa. Ini dapat diorganisir dan juga dilaksanakan

dengan cara-cara seperti sejarah profesional. Maka siswa diharapkan dapat

mengikuti prosedur seperti yang dilakukan para peneliti profesional, mulai

dari pemilihan topik, membuat perencanaan dalam kegiatan, cara

menganalisis sampai pada penyusunan laporan. Itu dengan sendirinya

Page 82: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id U commit to user PEMBELAJARAN SEJARAH LOKAL DI SEKOLAH MENEGAH ATAS ( SMA) MUHAMMADIYAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

memerlukan dalam pengolakasian waktu yang lebih khusus terhadap kegiatan

yang berbentuk persiapan dan kegiatan lapangan.

Selanjutnya yang menjadi pokok perhatian adalah materi sejarah lokal

yang diambil dari sejarah lingkungan sekitar. Semua yang berada di sekitar pasti

mempunyai sejarahnya sendiri-sendiri dan hanya penulis sejarah lokal sendirilah

yang akan memilihnya sebagai local historisnya. Begitupun yang berada di

kecamatan Pakem, bahwa guru menanamkan kepada siswa agar menjadi

sejarawan lokal yang mampu menulis sejarah daerahnya sendiri.

Banyaknya kajian sejarah lokal di kecamatan Pakem menjadikan

pendorong guru sejarah di SMA Muhammadiyah Pakem untuk memanfaatkan

pengajaran sejarah yang berbasis living historis dan berbasis keunggulan lokal.

Hal ini tertera dalam silabus dan RPP pada perencanaan guru sejarah di SMA

Muhammadiyah Pakem. Dengan demikian pembelajaran sejarah lokal dapat

mengantarkan pada pemahaman dan kesadaran akan sejarahnya sendiri.

Hal ini senada dengan hasil penelitian peneliti bahwa materi sejarah lokal

yang terjadi di SMA Muhammadiyah Pakem dapat dikategorikan menjadi:

1) Materi tentang sejarah tempat (desa, kecamatan, pasar tradisional dan lain-

lain).

2) Materi tentang fosil (fosil kayu, fosil candi dan lain-lain).

3) Materi tentang keunggulan lokal (sejarah salak pondoh, sejarah dampak kali

kuning, dan lain-lain).

Ketiga kelompok materi tersebut sangat sesuai dengan pembelajaran

sejarah lokal dan pengembangannya. Pembelajaran sejarah lokal yang mengacu

Page 83: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id U commit to user PEMBELAJARAN SEJARAH LOKAL DI SEKOLAH MENEGAH ATAS ( SMA) MUHAMMADIYAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

pada sejarah kelokalannya dapat memberi inspirasi positif bagi anak didik.

Demikian juga dalam hal pengembangannya, guru dituntut agar lebih kreatif dan

inovatif metode pengajarannya dan luas cakrawalanya. Hal ini senada dengan

ungkapan S K Kochar dalam bukunya Teaching Of Historis (2008:14) bahwa

guru adalah pengendali utama dalam pembelajaran.

Kalau dilihat secara seksama, materi-materi tersebut di atas sangat banyak

dan pasti membutuhkan waktu yang cukup lama. Hal ini dapat disiasati dengan

perencanaan yang lebih sistematis misalnya tahap awal dimulai dengan

pengenalan sejarah lokal beserta prinsip dasar penelitian sejarah lokal, lalu

dilanjutkan dengan pematangan teori tentang sejarah lokal yaitu mampu dalam

hal membedakannya dengan sejarah pada umumnya. Tahap terakhir adalah

penerjunan ke lapangan dalam hal praktek kerja lapangan guna membuktikan dan

mengembangkan kajian teori yang telah dipelajari siswa.

2. Pembelajaran Sejarah Lokal Sekolah Menengah Atas (SMA)

Muhammadiyah Pakem

Dalam pembelajaran sejarah hendaknya siswa dapat melihat langsung

kehidupan yang nyata. Sejarah lokal dalam konteks pembelajaran di sekolah tidak

hanya sebatas sejarah yang dibatasi oleh lingkup ruang yang bersifat administratif

belaka, seperti sejarah provinsi, sejarah kabupaten, sejarah kecamatan, dan sejarah

desa. Bertolak dari sejarah lokal inilah siswa dapat menyadari akan kekayaan

tema kehidupan yang terjadi dalam lingkungan masyarakat sekitarnya, sehingga

siswa akan lebih bisa memahami dan memaknai peristiwa sejarah.

Page 84: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id U commit to user PEMBELAJARAN SEJARAH LOKAL DI SEKOLAH MENEGAH ATAS ( SMA) MUHAMMADIYAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

Dalam pembelajaran tersebut faktor kurikulum menjadi kunci dalam

merencanakan, mengatur dan menggambarkan wujudnya tujuan pembelajaran

yang ingin dicapai. Perencanaan melalui silabus dan RPP yang merupakan bagian

dari kurikulum merupakan langkah taktis yang sangat penting. Walaupun

demikian pelaksanaannya juga harus diselaraskan dengan pedoman-pedoman

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang berada di SMA Muhammadiyah

Pakem.

Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan tentang

kompetensi yang dibakukan dan cara pencapaiannya disesuaikan dengan keadaan

dan kemampuan daerah. Kompetensi perlu dicapai secara tuntas (belajar tuntas).

Kurikulum dilaksanakan dalam rangka membantu anak didik mengembangkan

berbagai potensi baik psikis dan fisik yang meliputi moral dan nilai-nilai agama,

sosialemosional, kognitif, bahasa, fisik/motorik, kemandirian dan seni untuk siap

memasuki pendidikan dasar.

Kurikulum sejarah merupakan suatu konsep atau kontrak yang

merencanakan pendidikan sejarah bagi sekelompok penduduk usia muda tertentu

yang mengikuti jenjang pendidikan tertentu. Tujuan dari lembaga pendidikan pada

jenjang pendidikan tertentu menentukan konsep pendidikan sejarah yang harus

dikembangkan bagi peserta didik lembaga pendidikan tersebut. Oleh karena itu

kurikulum pendidikan sejarah digambarkan dalam bentuk tujuan, materi/pokok

bahasan, cara belajar peserta didik, dan asessmen hasil belajar baik dalam bentuk

perencanaan tertulis maupun imlementasinya. Untuk kemudian dilakukan evaluasi

Page 85: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id U commit to user PEMBELAJARAN SEJARAH LOKAL DI SEKOLAH MENEGAH ATAS ( SMA) MUHAMMADIYAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

kurikulum untuk mengetahui keberhasilan atau kagagalan kurikulum dalam

mencapai tujuan (Hasan dalam Nursam, dkk. (ed)., 2008:421).

Kebijakan kepala sekolah terkait dengan pengembangan nilai-nilai lokal

yang ada di kawasan sekitar menjadi acuan guru dalam melaksanakan

pembelajaran sejarah lokal. Pelaksanaan pembelajaran sejarah lokal yang ada di

Sekolah Menengah Atas (SMA) Muhammadiyah Pakem diadakan pada setiap

kelas, mulai dari kelas X sampai kelas XII di semua jurusan, baik jurusan IPA

maupun jurusan IPS. Pada kelas X pelajaran sejarah diajarkan selama satu jam

pelajaran dalam satu minggu, untuk kelas XI dan XII jurusan IPS pelajaran

sejarah mendapat alokasi tiga jam per minggu, jurusan IPA pelajaran sejarah

mendapat alokasi satu jam pelajaran. Pembagian jam pelajaran sejarah ini sesuai

dengan kerangka dasar dan struktur kurikulum dalam Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP).

Menurut Ibu Muryanti (wawancara 1-10-2011), waktu satu jam pelajaran

hanya cukup untuk menjelaskan konsep umum saja seperti menerangkan konsep

tentang prinsip-prinsip penelitian sejarah, agar siswa lebih paham maka perlu

observasi langsung dan melakukan praktek bagaimana tahap-tahap melakukan

penelitian sejarah. Dari penugasan tersebut banyak hasil karya siswa yang menulis

tentang sejarah lokal seperti penemuan fosil yang berada di dusun Balong

Pakembinangun Pakem Sleman Yogyakarta, sejarah sungai Kuning dan

sekitarnya , dan sejarah pembudidayaan salak pondoh di dusun Demen

Pakembinangun Pakem Sleman Yogyakarta.

Page 86: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id U commit to user PEMBELAJARAN SEJARAH LOKAL DI SEKOLAH MENEGAH ATAS ( SMA) MUHAMMADIYAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

Terkait dengan perangkat pembelajaran yang digunakan, menurut Ibu

Muryantinah (wawancara, pada 25-10-2011) menjelaskan bahwa perangkat

pembelajaran seperti silabus dan RPP jarang dijadikan sebagai acuan utama dalam

proses pembelajaran yang dilakukan. Pengalaman mengajar lama lebih dari 15

tahun dianggap sudah cukup untuk dijadikan pegangan dalam mengajar dalam

kelas. Ada kesan bahwa perangkat pembelajaran hanya merupakan syarat

administrasi, untuk aplikasi di kelas pengalaman yang lebih utama, namun

meskipun demikian perangkat pembelajaran berguna untuk mengontrol pemberian

materi dan evaluasi pada siswa.

Karena pembelajaran sejarah lokal telah masuk dalam Standar Kompetensi

(SK) dan Kompetensi Dasar (KD) maupun materinya, sehingga perlu juga adanya

tes atau ujian untuk menguji kemampuan siswa baik koqnitif, afektif maupun

psikomotor. Hal ini dilakukan sangat penting untuk dapat mengevaluasi kegiatan

pembelajaran maupun hasil yag ingin diharapkan adanya pembelajaran sejarah

lokal tersebut.

Pembelajaran berbasis KTSP dapat didefinisikan sebagai suatu proses

penerapan ide, konsep, dan kebijakan KTSP dalam suatu aktivitas pembelajaran,

sehingga peserta didik menguasai seperangkat kompetensi tertentu sebagai hasil

interaksi dengan lingkungan. Implementasi KTSP juga dapat diartikan sebagai

aktualisasi kurikulum operasional dalam bentuk pembelajaran. Akan tetapi, dalam

pelaksanaannya tidak semua guru mampu untuk menerima perubahan itu. Ini

dapat diketahui dari pelaksanaan pembelajaran yang cenderung kaku dan kurang

memperhatikan kondisi peserta didik. Ternyata, kondisi ini juga terjadi di SMA

Page 87: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id U commit to user PEMBELAJARAN SEJARAH LOKAL DI SEKOLAH MENEGAH ATAS ( SMA) MUHAMMADIYAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

Muhammadiyah Pakem, dimana tidak semua guru mampu memahami hakikat

pembelajaran berdasarkan KTSP. Sehingga dalam pembelajaran, guru cenderung

memberikan pelajaran berdasarkan pada buku yang telah ada dan tidak

memperhatikan kesempurnaan pembelajaran.

SMA Muhammadiyah Pakem merupakan salah satu amal usaha

Muhammadiyah di bidang pendidikan. Letaknya sangat strategis dan mudah

dijangkau oleh kendaraan umum. Proses pembelajaran yang berlangsung, guru

berpedoman pada silabus yang telah dibuat oleh guru, dan guru bidang studi

menjabarkannya dalam Rencana Pelaksanaan pembelajaran (RPP). Akan tetapi,

dalam pelaksanaannya, guru jarang membuat RPP secara lengkap karena belum

paham tentang pelaksanaan pembelajaran berbasis KTSP. Guru sulit menjabarkan

KTSP dalam proses pembelajaran. Pembelajaran yang disampaikan guru juga

belum menggunakan strategi yang sesuai dengan kondisi peserta didik. Mereka

cenderung menggunakan pembelajaran dengan menggunakan ceramah yang

membosankan. Akibatnya, anak kurang minat untuk belajar dan anak sering

melakukan aktivitas sendiri saat guru menerangkan. Evaluasi yang digunakan pun

belum variatif, hanya sekedar evaluasi dalam bentuk tes tertulis melalui ulangan.

Kondisi ini berlangsung cukup lama sehingga menjadi suatu kebiasaan dan sulit

untuk diubah.

Selama penelitian ditemukan fakta bahwa pengerjaan silabus dan RPP

selaras dengan berjalannya waktu dan kegiatan pembelajaran. Dalam pengerjaan

silabus dan RPP tersebut, guru telah berusaha semampu mungkin untuk

menghasilkan yang terbaik. Sejarah lokal dianggap hal yang penting bagi guru

Page 88: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id U commit to user PEMBELAJARAN SEJARAH LOKAL DI SEKOLAH MENEGAH ATAS ( SMA) MUHAMMADIYAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

tersebut untuk lebih menekankan pembelajaran sejarah lokal di sekitar lingkungan

SMA Muhammadiyah Pakem. Hal ini ditandai dengan praktek Pendidikan

Berbasis Keunggulan Lokal (PBKL) yang dimasukkan dalam Standar Kompetensi

(SK) maupun Kompetensi Dasar (KD) pada materi pelajaran sejarah.

Penerapan kurikulum baru pada masa awal sering mengalami

permasalahan yang dapat menyebabkan munculnya berbagai kendala. Demikian

juga pelaksanaan KTSP di SMA Muhammadiyah Pakem ternyata mengalami

kendala. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan Muriyantina (25-10-

2011), kendala yang dialami guru sejarah dalam menerapkan mata pelajaran

sejarah lokal dapat dirangkum sebagai berikut :

1. Materi mata pelajaran sejarah lokal merupakan materi baru khususnya

tentang sejarah lokal daerah pakem yang sumbernya sangat terbatas.

2. Keterbatasan fasilitas sarana dan prasarana terutama media pembelajaran

dan sumber belajar.

3. Belum siapnya seluruh komponen sekolah sebagai pendukung pelaksanaan

kurikulum, seperti sarana sumber belajar yang mutlak ada, karena adanya

materi baru. Media yang terbatas terutama media elektronik (laptop, LCD)

yang penggunaannya harus digilir untuk satu guru 2 kali dalam satu

semester.

4. Dalam penyusunan silabus dan RPP dibuat secara bersama melalui

pertemuan MGMP sejarah, karena membuat silabus dan RPP sendiri

memerlukan waktu yang lama apalagi kalau mengajar kelas yang

programnya berbeda.

Page 89: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id U commit to user PEMBELAJARAN SEJARAH LOKAL DI SEKOLAH MENEGAH ATAS ( SMA) MUHAMMADIYAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

5. Materi mata pelajaran sejarah lokal ada yang merupakan materi baru

khususnya tentang sejarah lokal Pakem Sleman Yogyakarta yang

sumbernya sangat terbatas.

6. Terbatasnya media pembelajaran seperti laptop dan LCD yang jumlahnya

terbatas.

7. Tugas dan beban kerja yang semakin banyak. Guru harus membuat

perangkat pembelajaran dan media pembelajaran yang berbeda-beda untuk

tiap kelas yang berbeda. Pekerjaan peserta didik yang harus dikoreksi dan

dinilai oleh guru juga lebih banyak dan lebih rumit penilaiannya. Banyaknya

tugas tersebut menjadi beban tersendiri bagi guru seperti diungkapkan oleh

Muriyantina ”Tugas guru sekarang banyak sekali. Perangkat pembelajaran

harus dibuat sendiri-sendiri untuk tiap kelas, jadi kalau mengajar sejarah di

kelas beberapa kelas harus membuat perangkat pembelajaran sesuai dengan

jumlah kelas yang diajar. Tugas mengoreksi pekerjaan peserta didik juga

semakin banyak dan berat.

8. Perpustakaan sebagai salah satu sumber belajar menyediakan buku sejarah

lokal yang jumlahnya sangat terbatas dan bahkan tidak ada sama sekali.

Upaya-upaya yang dilakukan oleh SMA Muhammadiyah Pakem

mengatasi kendala dalam pelaksanaan KTSP mata pelajaran sejarah dapat

dideskripsikan sebagai berikut :

1. Menurut Kepala Sekolah dari hasil wawancara 5 Oktober 2011:

a) Sekolah berusaha melengkapi sarana dan prasarana terutama sumber

pembelajaran dan media pembelajaran dengan alokasi dana dari

Page 90: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id U commit to user PEMBELAJARAN SEJARAH LOKAL DI SEKOLAH MENEGAH ATAS ( SMA) MUHAMMADIYAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

pemerintah melalui dana Bantuan Imbal Swadaya (BIS), bantuan dan

bantuan dari pemerintah daerah berupa buku-buku sumber pembelajaran

sesuai dengan KTSP.

b) Memberikan motivasi guru pada saat pembinaan untuk menggunakan

sarana internet yang telah diupayakan sekolah guna menambah wawasan,

dan guru dianjurkan menggunakan media elektronik sebagai media

pembelajaran agar hasil pembelajaran lebih optimal dengan cara

memberikan fasilitas komputer untuk ruang kepala sekolah 1 unit, ruang

wakasek 1 unit, ruang guru 2 unit, ruang tata usaha 2 unit komputer.

c) Mengaktifkan MGMP sekolah untuk membuat perangkat pembelajaran

secara bersama yang dimulai dengan pembuatan RPP mata pelajaran

sejarah.

2. Upaya yang dilakukan guru ( wawancara Muriyantinah : 25-10-2011)

a) Mencari sumber belajar dari materi baru tentang sejarah lokal pada buku

sejarah yang mendapat sertifikat ISBN.

b) Membuat perangkat pembelajaran secara bersama-sama dengan guru yang

lain.

c) Membahas dan mendiskusikan materi baru yaitu materi sejarah lokal

bersama dengan guru-guru sejarah. Guru yang memiliki pengetahuan atau

wawasan lebih luas tentang materi sejarah lokal mengajarkan kepada siswa

yang masih belum paham atau belum menguasai materi tersebut.

Page 91: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id U commit to user PEMBELAJARAN SEJARAH LOKAL DI SEKOLAH MENEGAH ATAS ( SMA) MUHAMMADIYAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

d) Membuat media pembelajaran dengan media elektronik meskipun dua kali

dalam satu semester ataupun dengan membuat bagan sederhana materi

pembelajaran sejarah lokal.

e) Memberikan motivasi pada peserta didik dengan keterbatasan sumber

belajar dan media pembelajaran untuk mencari sumber belajar di

perpustakaan dan internet. Peserta didik secara berkelompok mencari data

atau artikel di internet yang berhubungan dengan materi sejarah lokal dan

dikumpulkan pada guru sejarah.

f) Membentuk kelompok belajar.

g) Membuat media pembelajaran yang kreatif dengan memanfaatkan

berbagai media yang sudah ada seperti koran dan internet.

h) Memberikan motivasi pada peserta didik untuk aktif mencari sumber

belajar selain dari informasi guru.

Secara umum hasil penelitian dan pengamatan menunjukkan bahwa

peserta didik cukup aktif dalam proses pembelajaran sejarah lokal. Metode diskusi

dan penugasan yang digunakan oleh guru memberikan kesempatan lebih banyak

kepada peserta didik untuk terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran sejarah

lokal. Metode diskusi yang dilaksanakan dapat memberdayakan peserta didik

terlihat dalam pelaksanaan pembelajaran peserta didik antusias untuk bertanya,

berargumentasi dan menanggapi permasalahan yang ada dalam diskusi.

Namun demikian, seringkali pelaksanaan pembelajaran sejarah lokal

dengan diskusi tersebut hanya melibatkan sebagian peserta didik. Guru tidak

memberikan tindakan yang dapat mengaktifkan semua peserta didik. Dengan

Page 92: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id U commit to user PEMBELAJARAN SEJARAH LOKAL DI SEKOLAH MENEGAH ATAS ( SMA) MUHAMMADIYAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

demikian hanya sebagian peserta didik yang aktif, sedangkan sebagian peserta

didik yang lain kurang aktif, atau hanya aktif jika kelompok mereka bertugas

mempresentasikan hasil diskusinya.

Pada waktu berlangsungnya diskusi, guru hanya berperan sebagai

pengawas yang akan menjelaskan satu hal atau materi jika peserta didik bertanya.

Idealnya, pada waktu pelaksanaan diskusi guru dapat mengaktifkan semua peserta

didik, baik yang pintar maupun yang kurang pintar, maka guru dapat bertindak

pula sebagai motivator dan kadang-kadang juga dapat bertindak sebagai advisor

sehingga diskusi dapat berlangsung lebih hidup, tidak kaku, dan melibatkan

semua ketrampilan peserta didik.

Metode yang sering digunakan oleh guru untuk materi sejarah lokal adalah

ceramah, diskusi, dan tanya jawab. Pada satu sisi metode yang digunakan oleh

guru sejarah sudah cukup bervariasi. Pada bagian awal guru menjelaskan materi

dengan metode ceramah, selanjutnya peserta didik mendiskusikan materi secara

berkelompok. Guru juga memakai metode tanya jawab ataupun metode penugasan

kepada peserta didik. Peserta didik diminta menulis laporan tentang deskripsi dan

nilai yang terkandung pada setiap pokok bahasan yang membahas tentang sejarah

lokal yang ada di daerah Pakem Sleman Yogyakarta.

Idealnya pembelajaran sejarah selalu berangkat dari masalah dan

fenomena lokal. Agar anak didik mempunyai perasaan memiliki dan

membutuhkan terhadap pelajaran yang disampaikan. Materi tentang sejarah

Pakem misalnya akan mempunyai daya tarik tersendiri bagi anak didik di Pakem

itu sendiri . Tentunya sangat berbeda bila dibandingkan dengan mempelajari

Page 93: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id U commit to user PEMBELAJARAN SEJARAH LOKAL DI SEKOLAH MENEGAH ATAS ( SMA) MUHAMMADIYAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

sejarah di daerah lainnya. Bukan berarti sejarah di tempat lain itu tidak perlu

dipelajari. Akan tetapi sejarah lokal menjadi suatu dasar bagi siswa untuk

mempelajari sejarah tentang daerah lainnya. Jadi memasukan sejarah lokal

sebagai suatu kurikulum di sekolah memegang peranan yang sangat urgen untuk

membangkitkan kecintaan pelajar kepada daerahnya.

Namun demikian, pemakaian metode pembelajaran tersebut tergolong

masih sangat monoton. Hasil wawancara dan observasi mengungkapkan bahwa

pemakaian metode pembelajaran tersebut disebabkan karena metode pembelajaran

tersebut cukup mudah diterapkan dan tidak memakan waktu. Selain itu, menurut

mereka, peserta didik tidak begitu terpengaruh dengan pemakaian metode

pembelajaran. Nilai ulangan atau prestasi belajar peserta didik sudah bagus

meskipun guru hanya memakai metode ceramah dan diskusi atau tanya jawab.

Guru masih belum memanfaatkan berbagai metode pembelajaran lain yang

variatif dan bersifat mengaktifkan peserta didik dalam proses pembelajaran.

Senada dengan Haryati M (2007 : 10-11) menyatakan bahwa seorang guru perlu

terlebih dahulu mengidentifikasi materi yang diajarkan sehingga guru akan

mendapat kemudahan dalam tata cara mengajarkan materi ajar kepada peserta

didik. Setiap jenis materi ajar memerlukan strategi pembelajaran yang berbeda-

beda. Pemilihan metode dan strategi pembelajaran yang tepat akan mempermudah

guru dalam menyampaikan materi.

Peserta didik di SMA Muhammadiyah Pakem merupakan peserta didik

dengan tingkat intelegensia yang relatif baik, sehingga metode pembelajaran yang

digunakan oleh guru tidak terlalu berpengaruh terhadap hasil belajar atau nilai

Page 94: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id U commit to user PEMBELAJARAN SEJARAH LOKAL DI SEKOLAH MENEGAH ATAS ( SMA) MUHAMMADIYAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

sejarah peserta didik. Namun demikian, hal tersebut seyogyanya tidak dijadikan

satu pembenar bagi guru untuk menerapkan metode pembelajaran yang bersifat

monoton. Guru perlu memperhatikan berbagai aspek lain selain aspek kognitif,

misalnya kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan masalah, kemampuan

bekerjasama dengan teman, dan berbagai aspek afektif lain.

Proses pembelajaran dengan menerapkan berbagai metode pembelajaran

yang bervariasi selain dapat meningkatkan hasil belajar dalam aspek kognitif, juga

diharapkan dapat meningkatkan aspek afektif peserta didik. Penerapan metode

pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan kemampuan peserta didik dalam

bekerjasama dan menghargai orang lain. Penerapan metode pembelajaran berbasis

masalah dapat meningkatkan kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan

masalah. Demikian halnya dengan berbagai metode pembelajaran yang lain.

Masing-masing memiliki keunggulan-keunggulannya sesuai dengan materi yang

hendak diajarkan kepada peserta didik. Oleh karena itu, dianjurkan bagi guru

sejarah untuk menerapkan berbagai metode pembelajaran yang bervariasi. Selain

itu, proses pembelajaran yang monoton dapat mengurangi motivasi belajar peserta

didik sehingga apabila berlanjut secara terus menerus dapat mengurangi antusias

mereka dalam mempelajari sejarah.

Menurut Ibu Muryantinah dalam mempermudah proses pembelajaran

dilakukan pembagian kelompok guna melakukan kegiatan lapangan untuk

mempraktekkan penelitian sejarah lokal di daerah sekitar. Akhirnya guru tersebut

membagi 3 kelompok yang terdiri dari grup fosil ( yang nantinya akan meneliti

tentang fosil), grup kali kuning ( yang akan meneliti tentang sejarah kali kuning

dan dampaknya), dan grup salak (yang akan meneliti sejarah salak yang menjadi

icon kabupaten sleman). Lalu guru memberikan waktu pada para siswa untuk

Page 95: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id U commit to user PEMBELAJARAN SEJARAH LOKAL DI SEKOLAH MENEGAH ATAS ( SMA) MUHAMMADIYAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

membentuk panitia kecil dan persipan ke lapangan sampai waktu pelajaran selesai

(wawancara 4-11-2011).

Makna mengajar sekarang ini bukan lagi mentransfer ilmu pengetahuan

kepada peserta didik, tetapi mengajar berarti membantu peserta didik memperoleh

infomasi dan cara-cara belajar bagaimana belajar. Hal ini seperti diungkapkan

oleh Joyce dan Weil dalam Sugiyanto (2007 : 3) yang menyatakan bahwa belajar

adalah membantu peserta didik memperoleh informasi, ide, ketrampilan, nilai,

cara berfikir, sarana untuk mengekspresikan dirinya, dan cara-cara belajar

bagimana belajar.

Pengertian mengajar tersebut memberikan implikasi bahwa peserta didik

adalah subjek dan pusat dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu guru sejarah

lebih berperan sebagai fasilitator, mediator, dan motivator. Berkaitan dengan hal

tersebut, guru sejarah dituntut untuk menyelenggarakan proses pembelajaran yang

lebih berpusat pada peserta didik, lebih mengaktifkan peserta didik, dan

mendorong peserta didik untuk bagaimana dapat belajar dengan baik. Dengan

demikian, metode pembelajaran yang digunakan oleh guru harus disesuaikan

dengan paradigma mengajar tersebut.

Pembelajaran dengan metode ceramah, di mana guru lebih dominan dan

menjadi pusat pembelajaran harus dikurangi, digantikan dengan metode

pembelajaran yang lebih mengaktifkan peserta didik. Sebenarnya, terdapat banyak

metode pembelajaran yang bersifat mengaktifkan peserta didik sehingga

pemakaiannya secara bergantian dapat mengurangi kejenuhan peserta didik dan

lebih meningkatkan motivasi peserta didik dalam belajar. Selain itu, pemakaian

Page 96: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id U commit to user PEMBELAJARAN SEJARAH LOKAL DI SEKOLAH MENEGAH ATAS ( SMA) MUHAMMADIYAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

metode diskusi dan tanya jawab secara terus menerus dikhawatirkan kurang sesuai

dengan materi tertentu, sehingga hasil yang dicapai tidak maksimal. Hal ini

sebagaimana diungkapkan oleh Sugiyanto (2007 : 4) bahwa tidak semua strategi

dan metode pembelajaran cocok untuk semua materi atau topic yang dipelajari,

sehingga guru perlu mempertimbangkan berbagai aspek terlebih dahulu sebelum

memutuskan untuk menerapkan metode tertentu.

Beberapa aspek yang perlu dipertimbangkan dalam memilih metode

pembelajaran adalah: (a) tujuan pembelajaran, (b) bahan ajar atau materi ajar, (c)

kondisi peserta didik, dan (4) ketersediaan sarana dan prasarana belajar

(Sugiyanto, 2007 : 4). Metode diskusi dan tanya jawab dapat digunakan untuk

hampir semua materi sejarah jika dilihat dari tujuan pembelajaran, tetapi guru juga

harus mempertimbangkan sifat bahan atau materi ajar dan kondisi peserta didik.

Materi ajar tertentu yang bersifat konsep, pengertian-pengertian misalnya akan

lebih sesuai apabila dipelajari dengan mempergunakan metode peta konsep,

materi yang berupa fakta khusus, misalnya materi sejarah lokaldan kebudayaan

lokal Pakem misalnya akan lebih sesuai dan lebih menarik apabila diajarkan

dengan mempergunakan metode pembelajaran kontekstual atau discovery inquiry.

Kondisi peserta didik juga harus diperhatikan oleh guru dalam memilih

metode pembelajaran. Peserta didik SMA Muhammadiyah Pakem merupakan

peserta didik yang berkualitas. Metode apapun yang digunakan tidak akan

berpengaruh terhadap nilai prestasi belajar mereka. Hal ini dibuktikan dengan

nilai yang selalu baik (Wawancara Muryantinah, 25-10-2011). Namun demikian,

hendaknya guru memperhatikan aspek lain selain aspek kognitif. Guru berperan

Page 97: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id U commit to user PEMBELAJARAN SEJARAH LOKAL DI SEKOLAH MENEGAH ATAS ( SMA) MUHAMMADIYAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

penting dalam merubah sikap negatif peserta didik menjadi sikap positif, dan

mengembangkan sikap-sikap positif yang sudah dimiliki oleh peserta didik.

Idealnya, guru dapat melakukannya dengan menerapakan berbagai metode dan

strategi pembelajaran yang sesuai.

Penguasaan materi pembelajaran merupakan salah satu kompetensi

profesional yang harus dimiliki oleh setiap guru. Moh Uzer Usman (2005 : 50)

menyatakan bahwa penguasaan materi bagi guru merupakan hal yang sangat

menentukan, khususnya dalam proses belajar mengajar yang melibatkan guru

mata pelajaran. Materi yang dikuasai oleh guru hanya terbatas pada materi faktual

dan tidak atau kurang didukung oleh wawasan guru mengenai peristiwa atau

fakta-fakta yang menjadi latar belakang terciptanya karya sastra tersebut. Oleh

karena itu penjelasan mengenai materi karya sastra masih kurang dan cenderung

seadanya, kurang mendalam, dan terbatas pada fakta yang kurang menarik bagi

peserta didik. Pengetahuan dan wawasan guru yang luas bukan hanya dapat

menarik perhatian peserta didik, tetapi juga dapat mendorong mereka untuk

berfikir lebih kritis dalam menyikapi karya-karya sastra yang ada pada jamannya.

Oleh karena itu guru dituntut untuk secara terus menerus mengembangkan dan

memperluas pengetahuannya tentang materi yang diajarkan untuk mendukung

tercapainya tujuan pembelajaran.

Lebih lanjut Muryantinah (wawancara 7-11-2011) menyatakan bahwa

tidak tepat jika dalam proses pembelajaran, materi yang diajarkan hanya

tergantung kepada buku teks dan dianggap sebagai satu-satunya sumber bahan

ajar. Guru harus secara kreatif menentukan sumber atau referensi dalam

Page 98: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id U commit to user PEMBELAJARAN SEJARAH LOKAL DI SEKOLAH MENEGAH ATAS ( SMA) MUHAMMADIYAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

menyusun bahan ajar, dengan cara mencari informasi dari setiap standar

kompetensi dan kompetensi yang telah ditentukan misalnya dari laporan hasil

penelitian, jurnal, majalah ilmiah, media massa, internet dan berbagai sumber

lainnya. Lebih lanjut Muryantina menyatakan menyatakan bahwa penilaian hasil

belajar peserta didik yang dilakukan oleh guru selain untuk memantau proses,

kemajuan, dan perkembangan hasil belajar peserta didik sesuai dengan potensi

yang dimiliki, juga sekaligus sebagai umpan balik kepada guru agar dapat

menyempurnakan perencanaan dan proses program pembelajaran. Penilaian

tersebut dalam KTSP mencakup tiga aspek, yaitu aspek kognitif, aspek

psikomotorik, dan aspek afektif.

Selama ini Dinas Pendidikan dan sekolah lebih mengutamakan mata

pelajaran yang diuji secara nasional dan kurang memperhatikan mata pelajaran

lain, termasuk mata pelajaran sejarah. Kelengkapan sarana dan prasarana untuk

mata pelajaran sejarah juga kurang mendapatkan perhatian, sehingga media dan

sumber belajar untuk mata pelajaran sejarah masih menggunakan media dan

sumber belajar yang lama, tidak sesuai lagi dengan KTSP. Keterbatasan sarana

dan prasarana pembelajaran tersebut memang menghambat pelaksanaan

pembelajaran, karena keberadaan sarana dan prasarana merupakan faktor penting

yang berpengaruh terhadap keberhasilan proses pembelajaran.

Selain beban tugas yang bertambah banyak, perubahan kurikulum juga

menimbulkan masalah bagi guru, Dimyati dan Mudjiono (2002 : 254) menyatakan

bahwa guru perlu mengadakan perubahan pembelajaran. Dalam hal ini guru harus

menghindarkan diri dari kebiasaan pembelajaran yang lama dan mengubahnya

Page 99: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id U commit to user PEMBELAJARAN SEJARAH LOKAL DI SEKOLAH MENEGAH ATAS ( SMA) MUHAMMADIYAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

dengan yang baru sesuai dengan kurikulum yang berlaku. Bagi peserta didik,

pemberlakuan KTSP juga memberikan beban bagi peserta didik baik dari jumlah

tugas, waktu pengerjaan, dan juga dari segi biaya. Pada satu sisi, pemberlakuan

KTSP memberikan implikasi pada proses pembelajaran yang lebih menarik dan

menyenangkan bagi peserta didik, karena peserta didik diberikan andil yang

cukup besar dalam pelaksanaannya dan juga suasana kelas menjadi tidak

membosankan. Namun demikian, pada sisi yang lain, guru memberikan banyak

tugas kepada peserta didik. Tugas membuat laporan, mencari bahan dari internet,

mencari bahan diskusi, PR, pembuatan portofolio, dan lain sebagainya.

Pengerjaan tugas tersebut membutuhkan waktu dan biaya. Selain mengurangi

waktu untuk bermain, pengerjaan tugas juga membutuhkan biaya, misalnya biaya

foto copy bahan maupun biaya internet, karena jumlah komputer di sekolah

terbatas.

Guru di SMA Muhammadiyah Pakem bebas menentukan batasan

penulisannya. Apakah dengan wilayah kajian Sejarah lokal bersifat elastis. Bisa

bicara tentang suatu desa, kecamatan, kabupaten, tempat tinggal suatu etnis, dan

suku bangsa yang ada dalam suatu daerah atau beberapa daerah. Selama ini

sejarah yang diajarkan di sekolah kurang bermakna bagi siswa. Ironis sekali siswa

diajak untuk mempelajari asal-usul daerah lain. Namun, tidak memahami asal usul

daerahnya sendiri. Guru sebagai ujung tombak dalam pembelajaran sejarah juga

tidak memiliki kemauan dan kemampuan untuk mengembangkan materi dan

metode pembelajaran. Karena, guru kurang memiliki pemahaman teori dan

metodologi sejarah.

Page 100: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id U commit to user PEMBELAJARAN SEJARAH LOKAL DI SEKOLAH MENEGAH ATAS ( SMA) MUHAMMADIYAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

Disinilah persoalan pembelajaran sejarah menjadi semakin rumit. Siswa

sebagai salah satu komponen dalam sistem pembelajaran juga merasa bosan

karena belajar sejarah hanya menghafalkan nama-nama tokoh, angka-angka tahun,

dan benda-benda peninggalan yang kusam. Oleh karena itu perlu sekali mengubah

paradigma dalam pembelajaran sejarah yang cukup memberikan stimulus siswa

untuk mempelajari sejarah,diantaranya siswa diajak untuk mampu memparalelkan

sejarah dunia dengan sejarah nasional dan sejarah lokal dengan metode yang

inovatif.

Pembelajaran sejarah lokal di daerah tertentu pada gilirannya akan mampu

mengantarkan siswa untuk mencintai daerahnya. Kecintaan siswa pada daerahnya

akan mewujudkan ketahanan daerah. Ketahanan daerah adalah kemampuan suatu

daerah yang ditunjukkan oleh kemampuan warganya untuk menata diri sesuai

dengan konsep yang diyakini kebenarannya dengan jiwa yang tangguh, semangat

yang tinggi, serta dengan cara memanfaatkan alam secara bijaksana.

Pada saat ini semangat yang terkandung dalam diberlakukannya Otonomi

Daerah sudah semestinya mengacu kepada kemandirian. Masyarakat secara sadar

membangun dirinya menjadi manusia yang amanah dan mampu memanfaatkan

sumber daya. Baik manusia dan alam untuk kemaslahatan masyarakat. Dalam

konteks tersebut di atas pembelajaran sejarah khususnya sejarah lokal menjadi

relevan.

Anak bangsa di negeri ini sudah sewajarnya diperkenalkan dengan

lingkungan yang paling dekat yaitu desanya, kemudian kecamatan, dan

kabupaten, baru tingkat nasional, dan internasional. Apabila mereka mencintai

Page 101: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id U commit to user PEMBELAJARAN SEJARAH LOKAL DI SEKOLAH MENEGAH ATAS ( SMA) MUHAMMADIYAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

sejarah di daerahnya maka secara otomatis anak didik akan mengetahui tentang

kearifan lokal tentang kebudayaan di daerahnya. Sejarah lokal mempunyai arti

sangat penting bagi anak didik kita. Dengan mempelajari sejarah lokal anak didik

kita akan memahami perjuangan nenek moyangnya dalam berbagai kegiatan

kemasyarakatan.

Pemahaman siswa adalah proses, perbuatan, cara memahami sesuatu. Dan

belajar adalah upaya memperoleh pemahaman, hakekat belajar itu sendiri adalah

usaha mencari dan menemukan makna atau pengertian .Berkaitan dengan hal ini J.

Murshell mengatakan: “Isi pelajaran yang bermakna bagi anak dapat dicapai bila

pengajaran mengutamakan pemahaman, wawasan (insight) bukan hafalan dan

latihan. Definisi di atas, tidak bersifat operasional, sebab tidak memperlihatkan

perbuatan psikologis yang diambil seseorang jika ia memahami. Maka arti

pemahaman yang bersifat operasional adalah:

1. Pemahaman diartikan sebagai melihat suatu hubungan Pemahaman disini

mengandung arti dari definisi yang pertama, yakni pemahaman diartikan

mempunyai ide tentang persoalan. Sesuatu itu dipahami selagi fakta-fakta

mengenai persoalan itu dikumpulkan.

2. Pemahaman diartikan sebagai suatu alat menggunakan fakta Pemahaman ini

lebih dekat pada definisi yang kedua, yakni pemahaman tumbuh dari

pengalaman, disamping berbuat, seseorang juga menyimpan hal-hal yang

baik dari perbuatannya itu. Melalui pengalaman terjadilah pengembangan

lingkungan seseorang hingga ia dapat berbuat secara intelegen melalui

peramalan kejadian. Dalam pengertian disini kita dapat mengatakan

Page 102: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id U commit to user PEMBELAJARAN SEJARAH LOKAL DI SEKOLAH MENEGAH ATAS ( SMA) MUHAMMADIYAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

seseorang memahami suatu obyek, proses, ide, fakta jika ia dapat melihat

bagaimana menggunakan fakta tersebut dalam berbagai tujuan.

3. Pemahaman diartikan sebagai melihat penggunaan sesuatu secara produktif

Dalam hal ini pemahaman diartikan bilamana seseorang tersebut dapat

mengimplikasikan dengan suatu prinsip yang nanti akan diingat dan dapat

digunakannya pada situasi yang lain. Pencapaian pemahaman siswa dapat

dilihat pada waktu proses belajar mengajar.

Sebagaimana kegiatan-kegiatan yang lainnya, kegiatan belajar mengajar

berupaya untuk mengetahui tingkat keberhasilan (pemahaman) siswa dalam

mencapai tujuan yang diterapkan maka evaluasi hasil belajar memiliki saran

berupa ranah-ranah yang terkandung dalam tujuan yang diklasifikasikan menjadi

tiga macam yaitu ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotorik. Ranah

kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang berhubungan dengan

ingatan atau pengenalan terhadap pengetahuan dan informasi serta pengembangan

keterampilan intelektual, menurut taksonomi (penggolongan) ranah kognitif ada

enam tingkat, yaitu:

1. Pengetahuan, merupakan tingkat terendah dari ranah kognitif berupa

pengenalan dan pengingat kembali terhadap pengetahuan tentang fakta,

istilah dan prinsip-prinsip dalam bentuk seperti mempelajari.

2. Pemahaman, merupakan tingkat berikutnya berupa kemampuan memantau

mengerti tentang isi pelajaran yang dipelajari tanpa perlu

menghubungkannya dengan isi pelajaran lainnya. c. Penggunaan atau

Page 103: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id U commit to user PEMBELAJARAN SEJARAH LOKAL DI SEKOLAH MENEGAH ATAS ( SMA) MUHAMMADIYAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

penerapan, merupakan kemampuan menggunakan generalisasi atau

abstraksi yang sesuai dengan situasi yang kongkret dan situasi baru.

3. Analisis, merupakan kemampuan menjabarkan isi pelajaran ke dalam

struktur yang baru.

4. Sintesis, merupakan kemampuan menggabungkan unsur-unsur pokok ke

dalam struktur yang baru.

5. Evaluasi, merupakan kemampuan menilai isi pelajaran untuk suatu

maksud atau tujuan tertentu. Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang

terdiri dari lima aspek yaitu penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian,

organisasi, dan interaksi. Sedangkan ranah psikomotorik berkenaan

dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan perseprual,

keharmonisan (ketepatan), gerakan keterampilan kompleks, gerakan

ekspresif dan interpretatif.

Pemahaman adalah hasil belajar, misalnya anak didik dapat menjelaskan

dengan susunan kalimatnya sendiri atas apa yang dibacanya atau didengarnya,

memberi contoh lain dari yang telah dicontohkan guru atau menggunakan

petunjuk penerapan pada kasus lain. Pemahaman dapat dibedakan menjadi tiga

kategori:

1. Tingkat terendah adalah pemahaman terjemahan mulai dari terjemahan

dalam arti yang sebenarnya, misalnya: dari bahasa Inggris ke bahasa

Indonesia.

Page 104: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id U commit to user PEMBELAJARAN SEJARAH LOKAL DI SEKOLAH MENEGAH ATAS ( SMA) MUHAMMADIYAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

88

2. Tingkat kedua adalah pemahaman penafsiran, yakni menghubungkan

bagian-bagian terdahulu dengan yang diketahui berikutnya atau

menghubungkan beberapa bagian dari grafik dengan kejadian.

3. Tingkat ketiga (tingkat tertinggi) adalah pemahaman ekstrapolasi tertulis

dapat membuat ramalan konsekuensi atau dapat memperluas persepsi dalam

arti waktu, dimensi, kasus atau masalahnya.

Pengertian tentang sejarah lokal yang ternyata dapat membuka cakrawala

pengetahuan siswa di SMA Muhammadiyah Pakem. Selama ini siswa memahami

sejarah lokal masih bersifat umum. Pengetahuan ini didasarkan pada pemanfaatan

sejarah lokal sebagai materi pembelajaran sejarah masih terfokus pada peristiwa

peninggalan sejarah yang ada di luar Pakem, sedangkan sejarah lokal yang ada di

Pakem belum sepenuhnya dimanfaatkan dengan baik.

Berdasarkan penelitian diperoleh pemahaman siswa tentang sejarah lokal

sudah dikenal dengan baik. Pemahaman ini berkaitan dengan pemahaman bahwa

prosentase siswa yang ada di SMA Muhammadiyah Pakem secara keseluruhan

berasal dari wilayah Pakem . Sedangkan Melalui tes yang diperoleh dari Guru

dan informasi dari siswa bahwa secara keseluruhan masih ada siswa yang belum

mengetahui secara mendetail tentang sejarah lokal yang ada di Pakem. Perbedaan

tingkat pemahaman akan nilai-nilai sejarah lokal di wilayah Pakem ternyata

memerlukan perhatian untuk dikenalkan lebih lanjut, khususnya terkait dengan

deskripsi sejarah lokal menyangkut pengetahuan dan pemahaman nilai yang

terkandung pada setiap peristiwa sejarah lokal yang ada di wilayah Pakem.

Page 105: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id U commit to user PEMBELAJARAN SEJARAH LOKAL DI SEKOLAH MENEGAH ATAS ( SMA) MUHAMMADIYAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

89

Berdasarkan hasil penelitian tentang pembelajaran sejarah lokal di SMA

Muhammadiyah Pakem, sejarah lokal ditanggapi dengan berbagai sikap sedikit

respek ke pelajaran yang mengutamakan penghapalan. Satu contoh waktu kami

berbincang tentang materi pembelajaran sejarah lokal di kelas, berbeda dengan

siswa yang lain yang sibuk dengan dirinya sendiri dan tak fokus. Beberapa kali

guru juga mengingatkan siswa-siswinya untuk diam dan fokus. Saat pelajaran

sejarah lokal, hanya sedikit siswa yang masih mau mendengarkan cerita dari sang

guru, salah satunya siswa yang diwawancarai. “Sebenarnya banyak siswa yang

suka dengan sejarah, cuman gurunya saja yang kadang kurang bisa

menyampaikannya dengan menarik,” katanya.

Dalam pembelajaran sejarah lokal di kelasnya, awalnya mereka antusias,

apalagi objek cerita ada di sekitar mereka. Tapi berhubung guru tak memiliki

metode yang praktis dan menarik, siswa bukan hanya acuh, tapi juga ingin cepat-

cepat pelajaran itu selesai. Contoh saat menceritakan tentang sejarah Sungai

Kuning. Namun, tak sedikit juga yang memiliki tingkat keingintahuan yang

bagus, dengan bekal cerita dari gurunya, dan beberapa temannya menvari sumber-

sumber tulisan yang berkaitan dengan itu. Meskipun tidak ada tugas dari guru

untuk mencari referensi lain tentang sejarah lokal tersebut.

Minimnya informasi tentang sejarah lokal mendorong masyarakat umum

khususnya guru dan siswa juga kurang mengetahui bagaimana menggali informasi

nilai sejarah yang terkandung pada masing-masing peristiwa sejarah lokal yang

ada di wilayah Pakem tersebut. Tetapi secara umum, siswa sudah mengetahui

beberapa peristiwa sejarah yang ada di wilayah Pakem. Namun, peristiwa dan

Page 106: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id U commit to user PEMBELAJARAN SEJARAH LOKAL DI SEKOLAH MENEGAH ATAS ( SMA) MUHAMMADIYAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

90

nilai historis yang terkandung dari masing-masing deskripsi tersebut tidak semua

siswa mengetahui dan paham.

Siswa SMA Muhammadiyah Pakem sebagai bagian dari masyarakat

merupakan penerus tongkat estafet perjuangan di masa yang akan datang.

Pemanfaatan sejarah lokal sebagai materi pembelajaran sejarah menjadi salah satu

langkah awal untuk melestarikan pengetahuan akan nilai-nilai kearifan lokal

Pakem pada generasi berikutnya.

Page 107: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id U commit to user PEMBELAJARAN SEJARAH LOKAL DI SEKOLAH MENEGAH ATAS ( SMA) MUHAMMADIYAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

91

BAB V

PENUTUP

A. SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas dapat

disimpulkan bahwa :

1. Materi sejarah lokal di SMA Muhammadiyah Pakem mengacu kepada

kajian materi sejarah lokal dalam kerangka pendidikan living history. Materi

pembelajaran tersebut dapat menjadi petunjuk bagi peserta didik tentang

kehidupan masyarakat masa lampau di sekitarnya yang begitu kompleks,

sehingga sangat tepat sebagai bahan kajian kritis selama proses

pembelajaran berlangsung. Pembelajaran sejarah lokal di memberi peluang

kepada guru sejarah untuk mengembangkan pembelajaran sejarah yang

bersumber pada lingkungan lokal. Pengintegrasian sejarah lokal pada materi

sejarah umum juga menjadi alternatif guru dalam mengembangkan materi

sejarah lokal yang lebih nyata sehingga pembelajaran sejarah yang

berorientasi pada masalah lokal tersebut mampu merangsang proses berpikir

peserta didik. Materi sejarah yang diteliti penuh dengan nilai yang berkaitan

dengan identitas diri, keagamaan, integrasi sosial, solidaritas sosial, dan etos

kerja. Dalam proses pembelajaran sejarah, nilai-nilai tersebut sangat penting

untuk dipahami dan dikritisi dalam rangka memperoleh keteladanan untuk

membangkitkan keteladanan dan semangat hidup generasi terdahulu,

sehingga dapat memberi kesan kebanggaan kepada peserta didik sebagai

generasi penerus. Pembelajaran sejarah yang berorientasi pada nilai

Page 108: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id U commit to user PEMBELAJARAN SEJARAH LOKAL DI SEKOLAH MENEGAH ATAS ( SMA) MUHAMMADIYAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

92

merupakan cara yang sangat strategis untuk membangun karakter peserta

didik, sehingga mereka dapat menempatkan diri sebagai warga masyarakat

yang berbudi luhur, berkepribadian kuat, dan mampu menjalin hubungan

yang harmonis dengan lingkungan sekitarnya.

2. Pembelajaran sejarah lokal di SMA Muhammadiyah Pakem berpedoman

pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SMA Muhammadiyah Pakem.

Pelaksanaanya dikembangkan oleh guru sejarah melalui langkah-langkah

yang telah direncanakan dalam bentuk silabus dan Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP). Pembelajaran sejarah lokal berlangsung di dalam kelas

dan di luar kelas. Di dalam kelas, pembelajaran tersebut diawali dengan

penjelasan dan pengkajian teori tentang sejarah lokal dan prinsip dasar

penelitian sejarah lokal. Selanjutnya di luar kelas, teori yang telah dikaji

melalui metode ceramah dan diskusi tersebut kemudian dipraktekkan dalam

studi lapangan. Pembelajaran ini sangat menarik siswa karena dapat

mendapatkan pemahaman, kebermaknaan dan kesadaran sejarah di

lingkungan sekitarnya. Pembelajaran berbasis masalah dan berbasis nilai

menjadi pilihan utama dalam membentuk siswa yang cerdas, berkarakter

dan berjiwa besar. Namun demikian faktor kreativitas guru dan

ketersediaanya dana dan sarana merupakan faktor penentu dalam

keberhasilan pembelajaran sejarah lokal tersebut.

Page 109: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id U commit to user PEMBELAJARAN SEJARAH LOKAL DI SEKOLAH MENEGAH ATAS ( SMA) MUHAMMADIYAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

93

B. IMPLIKASI

Dari penelitian ini terlihat bahwa pelaksanaan pembelajaran sejarah di

dalam kelas belum mantap, karena metode pembelajaran yang digunakan masih

monoton, yaitu ceramah dan diskusi kelompok. Hal ini menunjukkan guru kurang

memiliki ketrampilan dalam mempergunakan metode pembelajaran. Guru juga

kurang mampu mengaktifkan peserta didik, karena meskipun metode yang

digunakan adalah metode diskusi, tetapi pada kenyataannya hanya sebagian

peserta didik yang aktif sementara yang lain tidak aktif. Semestinya guru tidak

monoton dalam mempergunakan metode ceramah dan diskusi. Penggunaan

metode pembelajaran yang lain perlu dipertimbangkan dengan melihat materi

sejarah lokal yang diajarkan, alokasi waktu, dan karakteristik peserta didik.

Metode diskusi yang dilakukan terus menerus selain akan membuat jenuh peserta

didik juga akan menghabiskan waktu.

Pemahaman siswa tentang sejarah lokal di wilayah Pakem sudah dikenal

dengan baik. Pemahaman ini berkaitan dengan pemahaman bahwa prosentase

siswa yang ada di SMA Muhammadiyah Pakem secara keseluruhan berasal dari

wilayah Pakem, akan tetapi pemahaman masih sebatas deskripsi sejarah lokal

secara umum sedangkan pemahaman nilai-nilai yang terkandung pada sejarah

lokal itun sendiri masih kurang.

Page 110: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id U commit to user PEMBELAJARAN SEJARAH LOKAL DI SEKOLAH MENEGAH ATAS ( SMA) MUHAMMADIYAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

94

C. SARAN

Berdasarkan kesimpulan di atas dapat diajukan beberapa saran sebagai

berikut.

1. Kepada Guru sejarah

a. Dapat menyusun perangkat pembelajaran sejarah lokal sendiri sehingga

sesuai dengan karakteristik peserta didik dan kondisi sekolah.

b. Dapat memilih dan memanfaatkan metode pembelajaran sejarah lokal

yang tepat sesuai dengan jenis materi atau bahan ajar sejarah.

c. Dapat memilih media pembelajaran sejarah lokal yang sesuai dengan

materi dan kondisi sekolah.

d. Lebih konsisten dalam melaksanakan pembelajaran sejarah lokal sesuai

dengan silabus dan RPP yang sudah dibuat.

e. Memanfaatkan MGMP untuk menambah pengetahuan dan wawasan

terutama untuk memperdalam materi perkembangan sejarah lokal

f. Mempertajam penilaian yang dilakukan sehingga mencakup aspek kognitif

dan aspek afektif.

2. Kepada Peserta didik

a. Lebih aktif dalam mengikuti proses pembelajaran sejarah lokal.

b. Membentuk dan melaksanakan belajar kelompok untuk meringankan

beban dalam mengerjakan tugas yang diberikan guru.

3. Kepada kepala sekolah

a. Mengaktifkan MGMP sejarah di sekolah untuk membantu guru sejarah

memperdalam pengetahuan mereka terutama dalam materi sejarah lokal.

Page 111: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id U commit to user PEMBELAJARAN SEJARAH LOKAL DI SEKOLAH MENEGAH ATAS ( SMA) MUHAMMADIYAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

95

b. Mengadakan monitoring pelaksanaan KTSP dalam proses pembelajaran

sejarah lokal melalui supervisi di kelas.

c. Memberikan bimbingan dan motivasi kepada guru untuk menambah

wawasan tentang KTSP melalui penataran dan sosialisasi tentang sejarah

lokal.

Page 112: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id U commit to user PEMBELAJARAN SEJARAH LOKAL DI SEKOLAH MENEGAH ATAS ( SMA) MUHAMMADIYAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

96

DAFTAR PUSTAKA

BSNP. 2002. Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning

(CTL)). Jakarta: Depdiknas.

_________. 2003. Kurikulum Berbasis Kompetensi dalam Menunjang Kecakapan

Hidup Siswa. Jakarta: Dirjen Dikdasmen.

_________. 2004. Kurikulum 2004. Standar Kompetensi Mata Pelajaran Sejarah

SMA. Jakarta: Dirjen Dikdasmen.

_________. 2006. a. Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

di Sekolah Menengah Atas. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

_________. 2006. b. Petunjuk Teknis Pengembangan Silabus dan Contoh/Model

Silabus. Jakarta: dirjen Dikdasmen

Bogdan, C.R & Biklen (1982). Qualitative research for education: An

introduction to theory and methods. Boston: Ally and Bacon Inc.

Doll. Ronald C. 1978. Curriculum Improvement Decision Making and Process.

Boston: Allyn and Bacon.

Dimyati dan Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Douch, R. (1970). “Local History”, dalam New Movement in the Study and

Teaching of History (M. Ballard ed.). London : Temple Smith.

FA Sucipto Jakarta : Panitia Buku Standard Sejarah Indonesia, 1973.

Goetz, J.P. & LeCompte, M.D. 1984. Ethnography and Qualitative Design in.

Educational Research. San Diego: Academic Press. Yogyakarta:Pustaka

Pelajar.

Haryati, M. 2007. Model dan teknikPeniliaian Pada Tingkat Satuan Pendidikan.

Jakarta: Gaung Perkasa Press.

Hariyono (1995). Mempelajari Sejarah Secara Efektif. Jakarta: Pustaka Jaya

Hasan, Hamid S. 2007. „Kurikulum Pendidikan Sejarah Berbasis Kompetensi’.

Makalah. Disampaikan dalam Seminar Nasional Ikatan Himpunan

Mahasiswa Sejarah Se-Indonesia (IKAHIMSI). Universitas Negeri

Semarang, Semarang, 16 April 2007

Http://www1.kompas.com/read/xml/2010/01/05/07555289/perpustakaan.uii.berda

mpingan.dengan.candi diunduh tanggal 5 september 2011

I Gede Widja . 1989. Sejarah Lokal Suatu Perspektif Dalam Pengajaran Sejarah.

Jakarta: Depdikbud,Dirjen Dikti,Proyek PengembanganLemba Pendidikan

Tenaga Kependidikan

Isjoni. 2007. Pembelajaran Sejarah Pada Satuan Pendidikan. Bandung: Penerbit

Alfabeta.

Page 113: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id U commit to user PEMBELAJARAN SEJARAH LOKAL DI SEKOLAH MENEGAH ATAS ( SMA) MUHAMMADIYAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

97

Ismaun.1991. Karakteristik Ilmu Sejarah Dan Implikasinya. Pendidikan. Jurusan

Sejarah, Fakultas Sastra, Universitas Padjadjaran. Bandung.

Joyce, B., Weil, M., Calhoun, E. (2000). Model of Teaching. London: Allyn and

Bacon.

Jurusan Sejarah.2009. sejarah lokal ( http:www.//file.upi.edu/Direktori/FPIPS/).

diunduh tanggal 12 mei 2011.

Kartodirdjo, A. Sartono. 1970. Beberapa Masalah Teori dan Metodologi Sedjarah

Indonesia. Lembaran Sejarah, 23-35.

Kasijanto.Wasino.Didik Pradjoko.Purnawan Basundoro.Restu Gunawan ed.

Taufiq Abdullah dan Susanto Zuhdi dalam Pedoman Penulisan Sejarah

Lokal. Jakarta.

Kochhar, S.K. 2008.Pembelajaran Sejarah: Teaching of History.Jakarta:

Grasindo.

Kuntowijoyo. 2003. Metodologi Sejarah. Yogyakarta: Tiara Wacana

Madjied. sejarah sosial intelektual Islam di Indonesia, Ar-Ruzz Media, 2007

Meike Imbar. 1997.Kontribusi Minat Belajar dan Pembelajaran Sejarah terhadap

Sikap Melestarikan Benda Cagar Budaya pada Mahamahasiswa Jurusan

Sejarah Universitas Sebelas Maret Surakarta. Tesis, tidak dipublikasikan.

Miles, M.B. & Huberman, A.M. (1984). Qualitative data analysis: An expanded

sourcebook. New York: SAGE Publications.

Mulyana, Agus & Gunawan, Restu (Eds). 2007. Sejarah Lokal: Penulisan dan

Pembelajaran di Sekolah. Bandung: Salamina Press.

Moh. Uzer Usman. 2005. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya.

Moleong, Lexy J & William. 2004. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung:

Remaja Rosdakarya.

Munir. 2008.Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung:

Penerbit Alfabeto.

N. Driyarkara. 1980. Tentang Pendidikan. Yogyakarta: Kanisius.

Nana Sudjana dan Ahmad Rivai.2007. Tehnologi Pengajaran.Bandung: Sinar

Baru Algensindo.

Nash, G. B., et al.. 1996. National Standards for History: Basic Edition. Los

Angeles: National Center for History in the Schools.

Nursam, M. dkk (ed). 2008. Sejarah yang Memihak : Mengenang Sartono

Kartodirdjo. Yogyakarta : Ombak

Patton, M.Q. (1980). Utilization-focused evaluation. Beverly Hills: Sage

Publications

Rasyad, A. (2003). Teori belajar dan pembelajaran. Jakarta: Uhamka Press.

Page 114: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id U commit to user PEMBELAJARAN SEJARAH LOKAL DI SEKOLAH MENEGAH ATAS ( SMA) MUHAMMADIYAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

98

Rustam E. Tamburaka .1999. Pengantar Ilmu Sejarah Teori Filsafat Sejarah

Sejarah Filsafat dan Ipte. Jakarta: Rineka Cipta.

Slamet Suyanto. (2005). Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta:

Direktorat Pembinaan Pendidiikan Tenaga Kependidikan dan Ketegagaan

Perguruan Tinggi.

Sugiyanto. 2007. Metode Penelitian Kuantitatif dan R & D. Bandung: alfabeta.

Supardi. 2007. Pendidikan Sejarah Lokal dalam Konteks Multikulturalisme. FIS

Universitas Negeri Yogyakarta

Surakhmad, Winarno. 1990. Pengantar Interaksi Belajar Mengajar, Dasar dan

Teknik Pengajaran. Bandung. Tarsito.

Sutopo,HB. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif: Dasar Teori dan

Penerapannya dalam Penelitian. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.

Suwarno dan Kartono. 2008. Pengembangan Kemampuan Siswa Meneliti Sejarah

Lokal Melalui Model Inquiri dengan Studi Kasus di SMA Negeri 5

Purwokerto. FKIP Universitas Muhammadiyah Purwokerto.

Syaiful Amin. 2010. Pewarisan Nilai Sejarah Lokal Melalui Pembelajaran

Sejarah Jalur Formal dan Informal Pada Siswa SMA di Kudus Kulon.

Tesis: Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret

Syaodih Sukmadinata, Nana. 1997. Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya

Taufik. Abdullah, 2005. Sejarah Lokal di Indonesia. Yogyakarta: UGM Press

Wasino.liku-liku hubungan sosial antara etnis Tionghoa dengan Jawa di Solo

tahun 1911-1998. Unnes Press, 2006 - 104 halaman

Winata Putera (1992), Model-model Pembelajaran, Jakarta: Depdikbud. Hlm. 86.

Woolfolk & Nicolich. 1984. Educational Psychology for Teachers. Englewood.

Cliffs, New Jersey:Prentice-Hall.

Yin, Robert K. 2008. Studi Kasus : Desain dan Metode. Jakarta : Rajawali Pers.

Zainul. A & Nasution. N .2004. Penilian Hasil Belajar. Jakarta: Dirjen Dikti

Depdikbud.