52
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBEDAAN EFEKTIVITAS STERILISASI DIALYZER ANTARA STERILISASI MANUAL DENGAN STERILISASI OTOMATIS DI RUMAH SAKIT DR. MOEWARDI SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran DEZCA NINDITA G.0009057 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET Surakarta 2013

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv ABSTRAK Dezca Nindita, G0009057, 2013.Perbedaan Efektivitas Sterilisasi

  • Upload
    others

  • View
    13

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv ABSTRAK Dezca Nindita, G0009057, 2013.Perbedaan Efektivitas Sterilisasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PERBEDAAN EFEKTIVITAS STERILISASI DIALYZER ANTARA

STERILISASI MANUAL DENGAN STERILISASI OTOMATIS DI RUMAH

SAKIT DR. MOEWARDI

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

DEZCA NINDITA

G.0009057

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

Surakarta

2013

Page 2: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv ABSTRAK Dezca Nindita, G0009057, 2013.Perbedaan Efektivitas Sterilisasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

PENGESAHAN SKRIPSI

Skripsi dengan judul: Perbedaan Efektivitas Sterilisasi Dialyzer antara

Sterilisasi Manual dengan Sterilisasi Otomatis di Rumah Sakit Dr. Moewardi

Dezca Nindita, NIM: G.0009057, Tahun: 2013

Telah diuji dan disahkan di hadapan Dewan Penguji Skripsi

Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta

Pada hari Jum’at, 11 Januari 2013

Pembimbing Utama Nama : Hudiyono, Drs., M.S NIP : 19580206 198601 1 001 (…………………………….) Pembimbing Pendamping Nama : Dr. H. Endang S Sulaeman, dr, M.Kes NIP : 19560320 198312 1 002 (…………………………….)

Penguji Utama Nama : Marwoto, dr., M.Sc., Sp.MK NIP : 19590203 198601 1 004 (…………………………….)

Penguji Pendamping Nama : Wachid Poetranto, dr, Sp.PD, FINASIM NIP : 1919720226 200501 1 001 (…………………………….)

Surakarta,

Ketua Tim Skripsi Dekan FK UNS

Muthmainah, dr., M.Kes.

NIP 19660702 199802 2 001 NIP 19510601 197903 1 001

Prof. Dr. Zainal Arifin Adnan, dr., Sp.PD-KR-FINASIM

Page 3: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv ABSTRAK Dezca Nindita, G0009057, 2013.Perbedaan Efektivitas Sterilisasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

PERNYATAAN

Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah

diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan

sepanjang pengetahuan penulis tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah

ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam

naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Surakarta, 11 Januari 2013

Dezca Nindita NIM G.0009057

Page 4: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv ABSTRAK Dezca Nindita, G0009057, 2013.Perbedaan Efektivitas Sterilisasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

ABSTRAK Dezca Nindita, G0009057, 2013. Perbedaan Efektivitas Sterilisasi Dialyzer antara Sterilisasi Manual dengan Sterilisasi Otomatis di Rumah Sakit Dr. Moewardi. Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret, Surakarta. Latar Belakang: Dialyzer termasuk critical medical equipment sehingga berisiko tinggi menyebabkan infeksi apabila terkontaminasi dengan mikroorganisme. Karena alasan ekonomi, pemakaian dialyzer secara berulang merupakan pilihan pertama unit hemodialisis di Indonesia. Proses penyiapan dialyzer pemakaian berulang dimulai dari pencucian, priming test dan sterilisasi. Sterilisasi yang digunakan di Rumah Sakit Dr. Moewardi adalah sterilisasi secara manual dan otomatis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan efektivitas steriliasi dialyzer antara sterilisasi manual dengan sterilisasi otomatis di Rumah Sakit Dr Moewardi. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan metode cross sectional. Sampel diambil dari air bilasan NaCl terakhir tepat sebelum dialyzer digunakan. Sampel NaCl ini diambil baik dari dialyzer yang telah melalui proses sterilisasi manual maupun otomatis masing-masing sebanyak 15 sampel. Sampel diambil dengan teknik consecutive sampling. Perbedaan secara kepositifan kuman dianalisis menggunakan uji Chi Square, sedangkan perbedaan secara jumlah koloni kuman dianalisis menggunakan uji t tidak berpasangan. Hasil: Berdasarkan hasil penelitian, dari 15 sampel air bilasan NaCl terakhir dari dialyzer yang disterilisasi secara manual, terdapat 10 sampel positif ditemukannya pertumbuhan koloni bakteri dan 5 sampel negatif. Sedangkan pada dialyzer yang disterilisasi secara otomatis ditemukan 7 sampel positif dan 8 sampel negatif. Bakteri yang ditemukan kesemuanya merupakan bakteri Gram positif. Analisis statistik menunjukkan tidak ada perbedaan bermakna antara sterilisasi dialyzer secara manual dengan otomatis baik dengan perbandingan angka kepositifan kuman (p = 0,456) maupun dengan jumlah koloni kuman (p = 0,156). Simpulan: Terdapat kontaminasi bakteri sebanyak 10 sampel (66,6%) pada dialyzer yang disterilisasi secara manual dan kontaminasi bakteri sebanyak 8 sampel (53,3%) pada dialyzer yang disterilisasi secara otomatis. Tidak terdapat perbedaan efektivitas yang signifikan secara statistik antara sterilisasi manual dengan otomatis. Kata kunci : sterilisasi, dialyzer pemakaian berulang, sterilisasi manual,

sterilisasi otomatis.

Page 5: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv ABSTRAK Dezca Nindita, G0009057, 2013.Perbedaan Efektivitas Sterilisasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

ABSTRACT

Dezca Nindita, G0009057, 2013. The Difference in Effectiveness Dialyzer Sterilization of Sterilization Manually and Sterilization Automatically in Rumah Sakit Dr. Moewardi. Medical Faculty of Sebelas Maret University, Surakarta. Background: Dialyzer is a critical medical equipment, therefore it has high risk of microorganisms contamination. Because of economical reason, dialyzer reuse is chosen as first choice in Indonesia. The making of dialyzer reuse starts from rinsing, priming test and sterilization itself. Sterilization method that has been used in Rumah Sakit Dr. Moewardi is sterilization dialyzer manually and sterilization dialyzer automatically in Rumah Sakit Dr. Moewardi. Method: This was an observational study using cross sectional design. Samples were taken from the last rinsing of NaCl right before the dialyzer is being used. This NaCl samples were taken from dialyzer which were sterilized manually and dialyzer which were sterilized automatically, 15 samples each procedures. Samples were taken by consecutive sampling technique. The difference based on positivity on bacteria cultures were analyzed and tested by Chi Square test, yet the difference based on number of colony forming unit were analyzed and tested by independent T test. Result: based on the result of 15 samples of the last rinsing NaCl from dialyzer which were sterilized manually, there are 10 positive samples with contamination and 5 negative samples. While from dialyzer which were sterilized automatically, there are 8 positive samples with contamination and 7 negative samples. All positive samples are positive Gram bacteries. The statistical analyses showed no significant difference both based on positivity on bacteria cultures (p = 0,456) and number of colony forming unit (p = 156). Conclusion: There were bacterial contaminations as many as 10 samples (66,6%) of dialyzer which is sterilized manually and 8 samples (53,3%) of dialyzer which is sterilized automatically. There was no significant difference statistically on effectiveness between manual sterilization and automatic sterilization. Keywords: sterilization, dialyzer reuse, manual sterilization, automatic

sterilization.

Page 6: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv ABSTRAK Dezca Nindita, G0009057, 2013.Perbedaan Efektivitas Sterilisasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

PRAKATA

Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Perbedaan Efektivitas Sterilisasi Dialyzer antara Sterilisasi Manual dengan Sterilisasi Otomatis di Rumah Sakit Dr. Moewardi”.

Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat kelulusan tingkat sarjana di Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta. Kendala dalam penyusunan skripsi ini dapat teratasi atas pertolongan Allah SWT dan melalui bimbingan dan dukungan banyak pihak. Untuk itu, perkenankan penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Zainal Arifin Adnan, dr., Sp.PD-KR-FINASIM, selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret.

2. Muthmainah, dr., M.Kes., selaku Ketua Tim Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret.

3. Hudiyono, Drs., M.S., selaku Pembimbing Utama yang telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan saran mulai dari penyusunan proposal sampai selesainya skripsi ini.

4. Dr. H. Endang Sutisna S, dr., M.Kes, selaku Pembimbing Pendamping yang telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, koreksi, dan motivasi mulai dari penyusunan proposal sampai selesainya skripsi ini.

5. Marwoto, dr., M.Sc., Sp.MK, selaku Penguji Utama yang telah memberi saran dan kritik demi kesempurnaan skripsi ini.

6. Wachid Poetranto, dr., Sp.PD., FINASIM, selaku Anggota Penguji yang telah memberi saran dan kritik demi kesempurnaan skripsi ini.

7. Dokter dan Staf Bagian hemodialisa Rumah Sakit Dr. Moewardi serta Staf Lab. Mikrobiologi FK UNS yang telah membantu penulis dalam pengambilan data.

8. Mamah yang rela menjadi tempat sampah segala keluh kesah dan sebagai penyemangat Kakak.

9. Papah yang telah marah marah karena skripsi Kakak engga jadi jadi 10. Dek Inda yang udah minjemin motor, Aik yang jadi selalu jadi penghibur,

dan Eyang yang telah memberikan doa, dukungan, dan bantuan dalam menyelesaikan skripsi ini

11. Keluarga besar Kastrat de Geneeskunde, CIMSA, Tutorial 8, 2, 6, Ad Dzikr atas dukungan dan pengertian yang luar biasa

12. Saudara, sahabat, rekan seperjuangan Pendidikan Dokter 2009 dan semua pihak atas segala bantuan dan kerjasamanya dalam penyelesaian skripsi ini

Meskipun tulisan ini masih belum sempurna, penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Surakarta, 11 Januari 2013

Dezca Nindita

Page 7: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv ABSTRAK Dezca Nindita, G0009057, 2013.Perbedaan Efektivitas Sterilisasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

DAFTAR ISI

PRAKATA ...................................................................................................................... vi

DAFTAR ISI................................................................................................................... vii

DAFTAR TABEL .......................................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................................. xii

BAB I. PENDAHULUAN .......................................................................................... 1

A. Latar Belakang ......................................................................................... 1

B. Perumusan Masalah ................................................................................. 2

C. Tujuan Penelitian ..................................................................................... 3

D. Manfaat Penelitian ................................................................................... 3

BAB II. LANDASAN TEORI ...................................................................................... 4

A. Tinjauan Pustaka........................................ ............................................ 4

1. Sterilisasi.............................................. .............................................. 4

2. Hemodialisis....................................................... ............................... 4

a. Pengertian ..................................................................................... 4

b. Tujuan ........................................................................................... 4

c. Prinsip Hemodialisis……………………………………………. 5

d. Jenis Hemodialisis……………………………………………… 5

e. Sistem Hemodialisis……………………………………………. 6

3. Dialyzer Pemakaian Berulang........................................................... 11

a. Pengertian ..................................................................................... 11

Page 8: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv ABSTRAK Dezca Nindita, G0009057, 2013.Perbedaan Efektivitas Sterilisasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

b. Tujuan Pemakaian Ulang Dialyzer ............................................. 11

c. Prosedur Penyiapan Dialyzer Pemakaian Berulang Secara

Manual dan Otomatis ............................................................... 12

4. Perbedaan Sterilisasi Manual dan Otomatis ...................................... 17

5. Standarisasi Kualitas Cairan Terapi Hemodialisis dalam bidang

Mikrobiologi ..................................................................................... 17

B. Kerangka Pemikiran ............................................................................... 19

C. Hipotesis ................................................................................................. 19

BAB III. METODE PENELITIAN .............................................................................. 20

A. Jenis Penelitian ....................................................................................... 20

B. Lokasi Penelitian .................................................................................... 20

C. Subjek Penelitian .................................................................................... 20

D. Teknik Sampling ..................................................................................... 21

E. Rancangan Penelitian ............................................................................. 22

F. Identifikasi Variabel Penelitian ............................................................. 22

G. Definisi Operasional Variabel ............................................................... 23

H. Alat dan Bahan Penelitian ...................................................................... 24

I. Cara Kerja ............................................................................................... 24

J. Teknik Analisis Data .............................................................................. 25

BAB IV. HASIL PENELITIAN ................................................................................... 26

BABV. PEMBAHASAN ........................................................................................... 33

BABVI. PENUTUP ...................................................................................................... 40

A. Simpulan ................................................................................................. 40

Page 9: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv ABSTRAK Dezca Nindita, G0009057, 2013.Perbedaan Efektivitas Sterilisasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

B. Saran ........................................................................................................ 40

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 41

LAMPIRAN………………………………………………………………………… 45

Page 10: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv ABSTRAK Dezca Nindita, G0009057, 2013.Perbedaan Efektivitas Sterilisasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1. Sebaran Sampel Menurut Sumber Pengambilan Sampel .......................... 26 Tabel 4.2. Sebaran Sampel Menurut Pertumbuhan Koloni Bakteri .......................... 27 Tabel 4.3. Hasil Uji Chi Square ................................................................................... 28 Tabel 4.4. Jumlah Koloni Bakteri yang Ditemukan (dalam CFU/ml)........................ 28 Tabel 4.5. Hasil Uji Normalitas Data Jumlah Bakteri ................................................. 29 Tabel 4.6. Hasil Uji Hipotesis Menggunakan Uji t Tidak Berpasangan .................... 30 Tabel 4.7. Sebaran Sampel Positif Menurut Jumlah Jenis Koloni Bakteri ................ 31 Tabel 4.8. Sebaran Sampel Positif Menurut Pengecatan Gram .................................. 31

Page 11: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv ABSTRAK Dezca Nindita, G0009057, 2013.Perbedaan Efektivitas Sterilisasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Sistem Sirkulasi Darah ............................................................................... 6

Gambar 2. Dialyzer ....................................................................................................... 8

Gambar 3. Sistem Sirkulasi Dialisat ............................................................................ 9

Gambar 4. Skema Kerangka Pikir .............................................................................. 19

Gambar 5. Skema Kerangka Penelitian .................... ................................................. 22

Page 12: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv ABSTRAK Dezca Nindita, G0009057, 2013.Perbedaan Efektivitas Sterilisasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Pengantar Penelitian Rumah Sakit Dr. Moewardi

Lampiran 2. Kebijakan Penggunaan Dialiser Ulang RSUD Dr. Moewardi

Lampiran 3. Prosedur Tetap Pemakaian Dialyzer Ulang (Re-Use)

Lampiran 4. Prosedur Tetap: Prosedur Reuse Dialyzer dengan Menggunakan Mesin

Lampiran 5. Hasil Pemeriksaan Mikrobiologi Air Bersih

Lampiran 6. Gambar Hasil Penelitian

Page 13: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv ABSTRAK Dezca Nindita, G0009057, 2013.Perbedaan Efektivitas Sterilisasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sejak awal penggunaannya pada tahun 1960an, dialyzer telah menjadi

kontroversi para ahli ginjal sampai saat ini (Depner, 2009). Pemakaian

berulang dialyzer mempunyai beberapa keuntungan antara lain ekonomis

(Sullivan, 2010), menghindarkan pasien dari first-use syndrome yaitu reaksi

alergi ketika pemakaian pertama dialyzer, serta kemampuan untuk digunakan

sebagai dialyzer high-flux (Bond et al., 2011). Dialyzer high-flux atau dialyzer

dengan efisiensi tinggi adalah dialyzer yang mempunyai pori-pori besar

sehingga dapat melewatkan molekul yang lebih besar, dan mempunyai

permeabilitas terhadap air yang tinggi (Davenport, 2008). Akan tetapi

penggunaan dialyzer berulang juga memiliki beberapa risiko, antara lain

keracunan zat pembersih (Upadhyay et al., 2007), bakterimia, hingga sepsis

(Thomson, 2007).

Dialyzer termasuk critical medical equipment yaitu alat medis yang

berhubungan langsung dengan sistem peredaran darah pasien sehingga

berisiko tinggi menyebabkan infeksi apabila terkontaminasi dengan

mikroorganisme (Centers for Disease Control and Prevention, 2008). Oleh

karena itu, diperlukan prosedur sterilisasi yang tepat untuk menghindari

adanya infeksi.

1

Page 14: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv ABSTRAK Dezca Nindita, G0009057, 2013.Perbedaan Efektivitas Sterilisasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

Sterilisasi dialyzer yang kurang sempurna dapat menyebabkan adanya

bakterimia yang memicu proses inflamasi pada tubuh pasien (Raharjo, 2010).

Pasien dengan penyakit ginjal kronis memiliki status imunitas yang rendah

sehingga proses inflamasi ini dapat menimbulkan komplikasi lebih lanjut

seperti kelainan kardiovaskuler dan sepsis (Hannula, 2009). Oleh karena itu,

sterilisasi alat yang sempurna menjadi hal yang perlu diperhatikan oleh para

tenaga medis yang menangani hemodialisis (Elamin et al., 2011).

Rumah Sakit Dr. Moewardi menggunakan dua jenis sterilisasi dialyzer

yaitu secara manual dan secara otomatis. Perbedaan jenis sterilisasi ini

terdapat pada paparan manusia dan bahan antimikrobanya. Namun, baik

prosedur sterilisasi manual maupun otomatis belum pernah dilakukan uji

efektivitas terkait sterilisasi. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian uji efektivitas dan pembandingan antara keduanya sehingga dapat

digunakan sebagai acuan penetapan kebijakan yang tepat untuk menjaga

sterilitas dialyzer dan mencegah terjadinya transmisi mikroorganisme yang

menyebabkan infeksi.

B. Perumusan Masalah

1. Apakah sterilisasi dialyzer baik sterilisasi manual maupun otomatis sudah

efektif?

2. Apakah terdapat perbedaan efektivitas sterilisasi dialyzer antara sterilisasi

manual dan sterilisasi otomatis di Rumah Sakit Dr. Moewardi Surakarta?

Page 15: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv ABSTRAK Dezca Nindita, G0009057, 2013.Perbedaan Efektivitas Sterilisasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui efektivitas sterilisasi dialyzer baik sterilisasi manual

maupun otomatis.

2. Untuk mengetahui perbedaan efektivitas sterilisasi antara sterilisasi

dialyzer manual dan sterilisasi dialyzer otomatis di Rumah Sakit Dr.

Moewardi.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi ilmiah dan

bukti empiris mengenai perbedaan efektivitas sterilisasi antara sterilisasi

manual dan otomatis.

2. Manfaat aplikatif

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan referensi mengenai

tindakan sterilisasi dialyzer di Rumah Sakit Dr. Moewardi.

Page 16: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv ABSTRAK Dezca Nindita, G0009057, 2013.Perbedaan Efektivitas Sterilisasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Sterilisasi

Sterilisasi adalah proses membunuh semua mikroorganisme termasuk

spora bakteri dalam suatu sediaan (Levinson, 2010). Sterilisasi dapat

dilakukan dengan menggunakan pemanasan, iradiasi, filtrasi, dan bahan-

bahan kimia baik dalam bentuk cairan maupun gas (Goering et al., 2008).

Sterilisasi sangat penting untuk menjamin tidak ada bakteri patogen yang

bertransmisi ke tubuh pasien (Center for Disease Control and Prevention,

2008).

2. Hemodialisis

a. Pengertian

Hemodialisis adalah sebuah terapi medis. Kata ini berasal dari

kata haemo yang berarti darah dan dialysis sendiri merupakan proses

difusi antar molekul dalam suatu larutan melewati sebuah membran

permeabel (Himmelfarb dan Ikizler, 2010).

b. Tujuan

Tujuan utama dari terapi hemodialisis adalah untuk memulihkan

keadaan cairan intraseluler dan ekstraseluler yang merupakan fungsi

kerja ginjal normal (Himmelfarb dan Ikizler, 2010).

4

Page 17: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv ABSTRAK Dezca Nindita, G0009057, 2013.Perbedaan Efektivitas Sterilisasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

c. Prinsip Hemodialisis

Prinsip kerja hemodialisis adalah menempatkan darah

berdampingan dengan cairan dialisat atau pencuci yang dipisahkan

oleh suatu membran atau selaput semipermeabel. Terdapat 3 peristiwa

penting yang mendasari kerja hemodialisis dengan memanfaatkan

sifat fisika air, yaitu difusi, osmosis dan ultrafiltrasi (Daugridas dan

Ing, 2000). Dalam hemodialisis terjadi difusi antara urea dalam darah

ke dalam dialisat dan transpor beberapa larutan seperti bikarbonat dari

dialisat ke dalam darah. Konsentrasi larutan dan berat molekul adalah

faktor penentu kecepatan difusi. Molekul kecil seperti urea dapat

berdifusi secara cepat, sementara itu molekul yang lebih besar seperti

fosfat, mikroglobulin β2, dan albumin akan lebih lambat kecepatan

difusinya (Himmelfarb dan Ikizler, 2010).

Air yang berlebihan dikeluarkan dalam tubuh melalui proses

osmosis. Osmosis dapat dikendalikan dengan menciptakan gradien

tekanan, gradien ini dapat ditingkatkan melalui penambahan tekanan

negatif yang dikenal sebagai ultrafiltrasi pada mesin dialisis. Dalam

ultrafiltrasi tidak terjadi perubahan konsentrasi cairan karena tujuan

utamanya adalah mengurangi kelebihan cairan tubuh (Daugridas dan

Ing, 2000; Himmelfarb dan Ikizler, 2010).

d. Jenis Hemodialisis

Hemodialisis memerlukan sebuah mesin dialisis dan sebuah

filter khusus yang dinamakan dialyzer (suatu membran

semipermeabel) yang digunakan untuk menyaring dan membersihkan

Page 18: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv ABSTRAK Dezca Nindita, G0009057, 2013.Perbedaan Efektivitas Sterilisasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

darah dari ureum, kreatinin dan zat-zat sisa metabolisme yang tidak

diperlukan tubuh (Daugridas dan Ing, 2000). Berdasarkan jenis

dialyzernya, hemodialisis dibagai menjadi 2 yaitu: hemodialisis

dengan dialyzer sekali pakai dan hemodialisis dengan dialyzer

pemakaian berulang (Upadhyay et al., 2007).

e. Sistem Hemodialisis

Dari segi praktis, sistem hemodialisis dibagi menjadi 3 bagian

utama yaitu:

1) Sistem sirkulasi darah

Sistem sirkulasi darah terdiri dari beberapa komponen,

antara lain: pemantau tekanan, tabung darah (blood tubing), pompa

darah, pompa heparin, detektor kebocoran, dan klem.

Gambar 1. Sistem Sirkulasi Darah

Pada kebanyakan pasien, sebelum diterapi hemodialisis,

dilakukan A-V Shunts terlebih dahulu. A-V shunts adalah

pemasangan cannula di pembuluh darah lengan atau kaki (Scribner

Shunt), darah akan masuk ke dalam sistem sirkulasi menuju ginjal

buatan dengan kecepatan rata-rata 200-300 ml/menit sesuai dengan

Page 19: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv ABSTRAK Dezca Nindita, G0009057, 2013.Perbedaan Efektivitas Sterilisasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

kebutuhan pasien (Perhimpunan Nefrologi Indonesia, 2003).

Sirkulasi dibantu oleh pompa darah yang berputar memijat pipa

saluran darah (Armiyati, 2009). Sebuah pompa darah biasanya

mempunyai dua penggulung, penggulung tersebut saling

berkesinambungan menekan darah dan mendorong darah melewati

pipa. Kecepatan putaran pompa dapat diatur sesuai kebutuhan

kecepatan aliran darah (Misra, 2005). Selama proses hemodialisis,

diinfuskan heparin untuk mencegah terjadinya pembekuan darah

(Besarab dan Pandey, 2011).

Setiap mesin hemodialisis juga dilengkapi oleh detektor

kebocoran. Detektor ini berfungsi untuk memantau dan mencegah

terjadinya emboli udara. Detektor ini diletakkan di sebelah distal

pemantau tekanan vena. Komponen terakhir dari sistem sirkulasi

darah adalah klem. Klem akan menutup secara otomatis ketika

listrik mati atau terjadi konsleting (Misra, 2005).

2) Ginjal buatan (Dialyzer)

Dialyzer adalah suatu alat berupa tabung atau lempeng,

terdiri dari kompartemen darah dan kompartemen dialisat yang

dibatasi oleh membran semipermeabel (Singh dan Brenner, 2005).

Darah dialirkan pada satu sisi dan dialisat pada sisi yang berbeda.

Tekanan transmembran dapat disesuaikan dengan mengatur

kecepatan aliran darah dan dialisat (Himmelfarb dan Ikizler, 2010).

Di dalam dialyzer terjadi proses “pencucian” darah melalui proses

Page 20: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv ABSTRAK Dezca Nindita, G0009057, 2013.Perbedaan Efektivitas Sterilisasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

difusi dan ultrafiltrasi, sehingga dihasilkan darah yang tidak lagi

mengandung zat-zat sampah. Material membran dialyzer dapat

terbuat dari sellulose, sellulose yang disubsitusi, cellulosynthetic,

synthetic (Locatelli et al., 2008). Spesifikasi dialyzer dinyatakan

dengan Koefisien ultrafiltrasi (Kuf) disebut juga dengan

permeabilitas air (Shirazian et al., 2012).

Dialyzer ada yang memiliki efisiensi tinggi atau high flux

dan efisiensi rendah atau low flux. Dialyzer high flux adalah

dialyzer yang mempunyai pori-pori besar yang dapat melewatkan

molekul yang lebih besar dan mempunyai permeabilitas terhadap

air yang lebih tinggi daripada low flux (Himmelfarb dan Ikizler

2010).

Gambar 2. Dialyzer

3) Sistem sirkulasi dialisat

Dialisat adalah cairan yang terdiri atas air dan elektrolit

utama dari serum normal yang dipompakan melewati dialyzer ke

Page 21: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv ABSTRAK Dezca Nindita, G0009057, 2013.Perbedaan Efektivitas Sterilisasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

darah pasien. Cairan dialisat terdiri dari asetat dan bikarbonat.

Komposisi cairan dialisat dibuat agar mirip dengan komposisi ion

darah normal dan mempunyai tekanan osmotik yang sama dengan

darah (Armiyati, 2009). Fungsi dialisat adalah mengeluarkan dan

menampung cairan serta sisa-sisa metabolisme dari tubuh, serta

mencegah kehilangan zat-zat vital dari tubuh selama proses

hemodialisis berlangsung (Perhimpunan Nefrologi Indonesia,

2003). Oleh karena itu, dialisat harus diperhatikan suhu,

konsentrasi, kecepatan aliran, tekanan, serta tingkat sterilitasnya

agar pasien mendapat elektrolit dan membuang zat-zat sisa dengan

kadar yang tepat (DeOreo, 2009).

Gambar 3. Sistem Sirkulasi Dialisat

Sistem dialisat mempunyai beberapa proses yang berguna

dalam menunjang fungsi dialisat, diantaranya adalah:

a) Pemanasan

Pemanasan bertujuan untuk meningkatkan suhu air

Page 22: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv ABSTRAK Dezca Nindita, G0009057, 2013.Perbedaan Efektivitas Sterilisasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

(bukan dialisat) agar mendekati suhu tubuh manusia dan

menguapkan air dingin. Pemanasan ini juga bertujuan untuk

meningkatkan percampuran air tersebut dengan dialisat.

b) Pencampuran

Tahap ini berfungsi untuk memastikan ketepatan

pencampuran antara air yang sudah dipanaskan dengan cairan

dialisat sehingga tercipta cairan dialisat dengan komposisi,

suhu, dan daya konduksi yang tepat. Cairan dialisat terdiri dari

asam klorida dari natrium, kalium, kalsium, magnesium dan

asetat serta natrium bikarbonat dan natrium klorida.

c) Pemantauan

(1) Pemantauan pH

Alat ini memantau rasio antara HCO3- dan H2CO3

pada dialisat. Keasaman yang direkomendasikan adalah 6,8

sampai 7,6. Akan tetapi, tidak semua alat hemodialisis

dilengkapi oleh pemantau keasaman.

(2) Pemantauan suhu

Pemantau suhu adalah sensor suhu yang berada di

dekat dialyzer. Suhu yang digunakan biasanya antara 35

sampai 420C. Dialisat bersuhu rendah biasanya digunakan

apabila terjadi hipotensi selama proses hemodialisis

berlangsung.

(3) Pemantauan kekentalan

Pemantau ini memastikan bahwa dialisat berada

Page 23: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv ABSTRAK Dezca Nindita, G0009057, 2013.Perbedaan Efektivitas Sterilisasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

dalam rasio yang tepat antara air dan konsentrat. Satuan

kekentalan adalah milisiemen per sentimeter. Kisaran

normalnya antara 12 hingga 16 mS/cm.

(4) Desinfeksi

Semua bagian dari sistem dialisat harus melalui

proses desinfeksi. Waktu yang cukup untuk desinfeksi dapat

membunuh bakteri secara efektif.

3. Dialyzer Pemakaian Berulang

a. Pengertian

Selama proses hemodialisis berlangsung, dialyzer atau ginjal

buatan dialiri oleh cairan dan zat-zat sisa metabolisme dari darah.

Penggunaan dialyzer berulang berarti menggunakan dialyzer yang sama

lebih dari satu kali pada pasien yang sama (AAMI, 2008).

b. Tujuan Pemakaian Ulang Dialyzer

1) Menghindari first use syndrome pada penggunaan dialyzer baru.

First use syndrome adalah reaksi anafilaksis yang terjadi

pada pasien yang menggunakan dialyzer untuk pertama kalinya.

Hal ini mungkin terjadi jika pasien mempunyai alergi terhadap

cuprophane (bahan pembuat dialyzer) atau polyacrylonitrile (bahan

pembuat membran dialisis) (Himmelfarb dan Ikizler, 2005).

2) Meringankan biaya hemodialisis

Faktor ini merupakan faktor utama penggunaan dialyzer

berulang masih ada. Menurut Manns et al. (2002), penggunaan

Page 24: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv ABSTRAK Dezca Nindita, G0009057, 2013.Perbedaan Efektivitas Sterilisasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

dialyzer berulang dapat menghemat hingga $729 dolar Kanada,

atau jika dirupiahkan menjadi Rp6.627.339,00 untuk satu pasien

setiap tahunnya menurut nilai tukar rupiah pada tanggal 9 Maret

2012.

3) Meningkatkan biokompatibilitas

Penggunaan berulang pada dialyzer telah diketahui secara

luas dapat meningkatkan biokompatibilitas membran

semipermiabel di dalamnya (Upadhyay et al., 2007). Dialyzer

dengan biokompatibilitas yang tinggi dapat menurunkan tingkat

kematian hingga 38% daripada penggunaan dialyzer dengan

biokompatibilitas yang lebih hemat (Locatelli et al., 2008).

c. Prosedur Penyiapan Dialyzer Pemakaian Berulang Secara Manual dan

Menggunakan Mesin

Penggunaan dialyzer pemakaian berulang secara hukum telah

legal. Hal ini ditandai dengan pengeluaran prosedur pembuatan dialyzer

pemakaian berulang yang dikeluarkan oleh Association for the

Advancement of Medical Instrumentation (AAMI) di Amerika Serikat.

Perusahaan pembuat dialyzer mengklaim bahwa dialyzer

produknya hanya untuk sekali pakai. Di lain pihak, perusahaan sama

juga memproduksi alat pembuat reuse, sehingga sekarang tidak ada

masalah lagi menggunakan dialyzer dengan label sekali pakai atau

berulang kali.

Program ini harus didukung dengan informed consent oleh

Page 25: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv ABSTRAK Dezca Nindita, G0009057, 2013.Perbedaan Efektivitas Sterilisasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

pasien. Pasien seharusnya diberitahu secara jelas prosedur pembuatan,

keuntungan, dan kerugian pemakaian dialyzer pemakaian berulang,

bahkan pasien dapat dilibatkan langsung dalam pembuatannya seperti

yang sudah dilakukan beberapa pusat hemodialisis di luar negeri.

1) Prosedur Pembuatan Reuse Dialyzer Secara Manual

Prosedur pembuatan dialyzer pemakaian berulang terdiri

dari rinsing (pembilasan), cleaning (pembersihan), pengukuran

kualitas dialyzer, sterilisisasi, dan pembersihan sterilan (Gnass dan

Stempliuk, 2009).

a) Rinsing (pembilasan)

Pembilasan dialyzer bertujuan untuk membersihkan

sisa darah setelah proses hemodialisis (Light, 2009).

Pembilasan dapat dilakukan dengan air yang telah diolah oleh

Water Treatment, biasa disebut air Reverse Osmosi (RO) baik

pada kompartemen darah maupun pada kompartemen dialisat

(Hoenich et al., 2010). Setelah dialyzer dilepas dari mesin,

proses pembuatan dialyzer pemakaian berulang harus dimulai

(Light, 2009).

b) Cleaning (pembersihan)

Setelah pembilasan, sisa-sisa darah dari proses

pembilasan yang masih menempel dalam dialyzer dibersihkan

menggunakan zat kimia. Sodium Hypoclorite 1% dan hidrogen

peroksida dengan konsentrasi 3-5% biasa digunakan untuk

Page 26: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv ABSTRAK Dezca Nindita, G0009057, 2013.Perbedaan Efektivitas Sterilisasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

melarutkan gumpalan darah dan endapan organik lainnya

(Light, 2009).

c) Tes kualitas dialyzer

Tes ini dapat dilakukan dengan pengukuran volume

priming. Volume priming diukur dengan menggunakan gelas

ukur. Pertama, cairan yang berada di dalam dialyzer didorong

menggunakan udara. Cairan yang didorong tadi ditempatkan di

dalam gelas ukur, lalu diukur. Penurunan 20% dari volume

priming akan menurunkan klirens sekitar 10%. Jika penurunan

volume priming lebih dari 80%, maka dialyzer sudah tidak

layak digunakan.

Penurunan volume priming dapat disebabkan oleh

beberapa hal, salah satu di antaranya adalah adanya bekuan

darah yang tersisa. Apabila ditemukan bekuan darah dalam

hemodialisis, maka pasien yang bersangkutan perlu

diheparinisasi selama dialisis selanjutnya (Daugirdas dan Ing,

2000; Light, 2009).

d) Sterilisasi dan penyimpanan

Sterilisasi dilakukan dengan mengisi dialyzer dengan

germisida baik di kompartemen darah dan kompartemen

dialisiat. Germisida harus berada dalam dialyzer dalam waktu

tertentu, tergantung jenis germisida yang dipakai. Di Rumah

Sakit Dr. Moewardi digunakan formaldehyde cair (formalin)

Page 27: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv ABSTRAK Dezca Nindita, G0009057, 2013.Perbedaan Efektivitas Sterilisasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

dengan konsentrasi minimal 4%. Penggunaan germisida jenis

formalin memerlukan waktu 24 jam sebelum dapat dipakai

kembali (Light, 2009).

2) Prosedur Pembuatan Reuse dialyzer Menggunakan Renatron II

a) Lepaskan port cap untuk darah dari port vena pada dialyzer.

b) Bersihkan port vena pada dialyzer dengan penghapus jenuh

dengan 1% Renalin 100 Cold Sterilant Solution atau dengan

Actril Cold Sterilant lalu pasang konektor untuk memproses

ulang disinfektan.

c) Hubungkan selang venous mesin reuse ke venous dialyzer.

d) Hubungkan selang dialisis inlet (saluran masuk) mesin reuse

ke dialisis inlet dialyzer.

e) Hubungkan selang dialisis oulet (saluran keluar) mesin reuse

ke dialisis outlet dialyzer.

f) Bersihkan port arteri pada dialyzer dengan penghapus jenuh

dalam 1% Renalin 100 Cold Sterilant Solution atau dengan

Actril Cold Sterilant lalu pasang konektor untuk memulai

pembersihan dialyzer.

g) Hubungkan selang arteri mesin reuse dengan selang arteri

dialyzer.

h) Tekan tombol “ON”

Page 28: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv ABSTRAK Dezca Nindita, G0009057, 2013.Perbedaan Efektivitas Sterilisasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

i) Tekan tombol “RESET” dan tombol “MUTE” pada saat yang

bersamaan untuk menampilan program-program yang

disediakan.

Ada 3 pilihan mode pada layar pada “PROGRAM STEP”,

yaitu :

(1) CH : untuk Dialyzer Low dan Intermediate Flux (Kuf ≤ 15)

(2) HF : untuk High Flux Dialyzer (Kuf < 15)

(3) OO : untuk mode kalibrasi dan sanitasi.

j) Tekan dan tahan tombol “HOLD TO SET”.

k) Sesuaikan tombol “SET” hingga pada tampilan “VOLUME”

menampilkan referensi volume kompartemen yang disarankan

oleh dokter.

l) Tekan tombol “START PROCESS” untuk memulai proses me-

reuse dialyzer.

m) Ketika pesan “PROCESS COMPLETE” tampil, dialyzer siap

untuk diangkat dari mesin reuse.

n) Apabila pesan yang tampil adalah “VOLUME FAIL” atau

“PRESSURE FAIL”, tekan “START PROCESS” untuk

memulai kembali proses sterilisasi dialyzer (Minntech Renal

System, 2007).

o) Dialyzer diisi dengan Renalin 100 selama minimal 11 jam.

3) Pendokumentasian

Pendokumentasian meliputi pencatuman etiket/label pada

Page 29: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv ABSTRAK Dezca Nindita, G0009057, 2013.Perbedaan Efektivitas Sterilisasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

dialyzer, mencatat dalam buku reuse : nama, berapa kali di-reuse,

nama petugas, jenis dialyzer, priming volume 80%, jam, tanggal,

dan penyimpanan dialyzer pada tempatnya.

4. Perbedaaan Sterilisasi Manual dan Otomatis

a. Paparan Manusia

Pada sterilisasi otomatis, paparan dialyzer terhadap tangan manusia

lebih sedikit, sehingga dapat menurunkan tingkat resiko kontaminasi

bakteri.

b. Bahan anti mikroba

Renalin merupakan zat pembersih khusus untuk dialyzer yang

terdiri dari hidrogen piroksida, asam perasetat, dan asam asetat dan

diproduksi oleh Minntech BV. Renalin digunakan untuk pembuatan

dialyzer pemakaian berulang secara otomatis. Renalin diklaim memiliki

efektivitas yang lebih tinggi dari formalin sebagai sterilan (zat pembersih)

(Minntech Renal System, 2000).

5. Standardisasi Kualitas Cairan Terapi Hemodialisis dalam Bidang

Mikrobiologi

a. Tingkat Pencapaian Minimum

1) Air Dialisis (Air Reverse Osmosis [RO])

Bakteri: < 100 CFU/ml

Endotoxin: < 0,050 EU/ml

2) Cairan dialisat standar

Bakteri: < 100 CFU/ml

Page 30: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv ABSTRAK Dezca Nindita, G0009057, 2013.Perbedaan Efektivitas Sterilisasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

Endotoxin: < 0,050 EU/ml

3) Cairan dialisis ultrapure

Bakteri: < 0,1 CFU/ml

Endotoxin: < 0,001 EU/ml (Kawanishi et al., 2009).

b. Metode Tes

1) Endotoxin:

Limulus amoeboctye lysate (LAL assay) (gel-clot assay,

spectrophotometric kinetic assay) (Kawanishi et al., 2009).

2) Bakteri:

Media pembiakan: R2A (Reasoner’s Agar No 2), TGEA

(Tryptone Glucose Extract Agar), atau media sejenis (Kawanishi et

al., 2009).

c. Tempat pengambilan sampel

1) Air dialisis (RO): tempat keluarnya air RO

2) Cairan dialisat: tempat keluarnya air dalam dialyzer (Kawanishi et

al., 2009).

d. Hari pengambilan sampel

Sebelum proses dialisis dimulai dan setelah penjadwalan dialisis

selanjutnya (Kawanishi et al., 2009).

Page 31: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv ABSTRAK Dezca Nindita, G0009057, 2013.Perbedaan Efektivitas Sterilisasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

B. Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir untuk penelitian ini dipaparkan pada gambar 4.

Gambar 4. Skema Kerangka Pikir

C. Hipotesis

Terdapat perbedaan efektivitas sterilisasi dialyzer antara sterilisasi

manual dan sterilisasi otomatis di Rumah Sakit Dr. Moewardi.

Efektif

Sterilisasi dialyzer pemakaian berulang

Sterilisasi secara otomatis

Sterilisasi secara manual

Kualitas Sterilisasi dialyzer Kualitas Sterilisasi dialyzer

Tidak Efektif

Transmisi Mikroosrganisme

Infeksi nosokomial

Efektif Tidak Efektif

Infeksi nosokomial

Transmisi Mikroosrganisme

Efektivitas Sterilisasi Efektivitas Sterilisasi

Page 32: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv ABSTRAK Dezca Nindita, G0009057, 2013.Perbedaan Efektivitas Sterilisasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

20

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan

metode cross sectional yaitu variabel bebas dan variabel terikat diobservasi

hanya sekali pada saat yang sama (Taufiqurrohman, 2008).

B. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di Rumah Sakit Dr. Moewardi dan

Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

C. Subjek Penelitian

1. Populasi Sumber

Populasi sumber pada penelitian ini adalah seluruh dialyzer yang

telah melalui proses sterilisasi baik sterilisasi manual maupun otomatis di

Rumah Sakit Dr. Moewardi Surakarta.

2. Besar Sampel

Penentuan besar sampel pada analisis bivariat yang melibatkan

sebuah variabel dependen dan variabel independen ditentukan berdasarkan

teori “rule of thumb” menggunakan ukuran sampel sebesar minimal 30

sampel (Murti, 2010).

Page 33: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv ABSTRAK Dezca Nindita, G0009057, 2013.Perbedaan Efektivitas Sterilisasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

3. Kriteria Inklusi dan Eksklusi

Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah dialyzer yang sudah

dipakai dan melalui proses sterilisasi ketiga. Kriteria eksklusi pada

penelitian ini adalah dialyzer baru yang belum pernah dipakai maupun

melalui proses sterilisasi dan dialyzer yang sudah melalui proses sterilisasi

pertama, kedua, keempat, kelima, keenam, ketujuh.

D. Teknik Sampling

Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah dengan

menggunakan consecutive sampling, yaitu pengambilan sampel dengan

menetapkan subjek yang memenuhi kriteria penelitian dimasukkan dalam

penelitian sampai kurun waktu tertentu, sehingga jumlah responden dapat

memenuhi (Daniel, 2011).

Page 34: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv ABSTRAK Dezca Nindita, G0009057, 2013.Perbedaan Efektivitas Sterilisasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

E. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian untuk penelitian ini dipaparkan pada gambar 5

sebagai berikut:

Gambar 5. Skema Rancangan Penelitian

F. Identifikasi Variabel Penelitian

1. Variabel bebas : Sterilisasi

2. Variabel terikat : Efektivitas sterilisasi

Sebagai kontrol

Sebagai sampel

Pemakaian dialyzer

Sterilisasi secara manual

Penyimpanan dengan formalin

Pencucian dengan NaCl sebelum dipakai kembali

Pengambilan sampel berupa NaCl bilasan

terakhir

Na plate

Sterilisasi secara otomatis

Analisa

Sterilisasi NaCl

Gram

Penyimpanan dengan Renalin 100

Hitung koloni

Page 35: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv ABSTRAK Dezca Nindita, G0009057, 2013.Perbedaan Efektivitas Sterilisasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

3. Variabel luar

a Terkendali : Suhu inkubasi

b. Tidak terkendali : Kualitas udara, suhu ruangan, kelembaban

udara.

G. Definisi Operasional Variabel Penelitian

1. Sterilisasi

Sterilisasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah sterilisasi

dialyzer yang sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP)

sterilisasi dialyzer di Rumah Sakit Dr. Moewardi. Sterilisasi tersebut

dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu sterilisasi menggunakan prosedur

manual dan sterilisasi menggunakan prosedur otomatis.

Skala : Nominal

Kategori : a. Dilakukan sterilisasi secara manual

b. Dilakukan sterilisasi secara otomatis.

2. Efektivitas Sterilisasi

Efektivitas sterilisasi ditentukan berdasarkan ada tidaknya jenis

kuman pada sampel NaCl bilasan terakhir dialyzer. Sterilisasi dikatakan

efektif apabila tidak terdapat pertumbuhan koloni kuman, sedangkan

dikatakan tidak efektif apabila terdapat pertumbuhan koloni kuman.

Skala : Nominal

Kategori : a. Efektif

b. Tidak efektif.

Page 36: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv ABSTRAK Dezca Nindita, G0009057, 2013.Perbedaan Efektivitas Sterilisasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

H. Alat dan Bahan Penelitian

Dalam penelitian ini, alat dan bahan yang diperlukan adalah sebagai

berikut: 1) Tabung reaksi; 2) sarung tangan steril; 3) inkubator; 4) oshe jarum;

5) Oshe kolong; 6) pipet; 7) cawan petri; 8) object glass, 9) cat Gram; 10) rak

tabung; 11) mikroskop; 12) lampu spiritus; 13) NaCl; 14) Na plate.

I. Cara Kerja

1. Pengambilan Sampel

Sampel diambil NaCl bilasan terakhir dari pencucian dialyzer

pasca sterilisasi dan penyimpanan. Kemudian sampel ditanam NaCl untuk

penghitungan koloni dan ditanam pada kaldu pepton dan diinkubasi

selama 24 jam pada suhu 37oC. Sampel dari NaCl segera dipindah pada

Na plate dan diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37oC. Sedangkan sampel

kontrol diambil dari NaCl yang belum digunakan untuk membilas.

2. Penghitungan Koloni

Kuman yang terdapat pada Na plate dihitung secara manual atau

menggunakan Quebec Coloni Counter.

3. Pengecatan Gram

Bila terdapat pertumbuhan kuman pada media pertumbuhan,

dilanjutkan dengan pewarnaan Gram.

Page 37: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv ABSTRAK Dezca Nindita, G0009057, 2013.Perbedaan Efektivitas Sterilisasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

J. Teknik Analisis Data

Analisis data dilakukan secara deskriptif dan analitik. Analisis

deskriptif dilakukan untuk mendeskripsikan efektivitas seluruh populasi

sebenarnya berdasarkan pengamatan pada sampel. Analitik dilakukan

menggunakan uji statistik meliputi uji Chi Square dan uji t tidak berpasangan

yang diolah menggunakan program Statistical Program for Social Science

(SPSS) versi 17.00 for Windows untuk mengetahui perbedaan efektivitas

sterilisasi antara sterilisasi manual dan otomatis.

Page 38: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv ABSTRAK Dezca Nindita, G0009057, 2013.Perbedaan Efektivitas Sterilisasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB IV

HASIL PENELITIAN

Pada penelitian ini sampel diambil dari NaCl yang digunakan untuk

membilas zat disinfektan pada dialyzer tepat sebelum digunakan kepada pasien

Rumah Sakit Dr. Moewardi. Jumlah sampel yang diambil sebanyak 30. Sampel

tersebut dibedakan menjadi dua kelompok yaitu 15 sampel yang diambil dari

dialyzer yang disterilisasi secara manual dan 15 sampel yang diambil dari dialyzer

yang disterilisasi secara otomatis.

Berikut dipaparkan sebaran sampel menurut sumber pengambilan sampel

seperti disajikan pada tabel 4.1:

Tabel 4.1. Sebaran Sampel Menurut Sumber Pengambilan Sampel

Prosedur sterilisasi dialyzer N %

Manual 15 50

Otomatis 15 50

Total 30 100

Tabel 4.1 menunjukkan sebaran sampel menurut sumber pengambilan.

Perbedaan sumber pengambilan memiliki hubungan dengan pertumbuhan koloni

bakteri. Sedangkan paparan mengenai sumber pengambilan sampel dan

pertumbuhan koloni bakteri disajikan pada tabel 4.2:

26

Page 39: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv ABSTRAK Dezca Nindita, G0009057, 2013.Perbedaan Efektivitas Sterilisasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

Tabel 4.2. Sebaran Sampel Menurut Pertumbuhan Koloni Bakteri

Efektivitas Sterilisasi Total

Steril Tidak steril

Prosedur Manual Count 5 10 15

Expected Count 6,0 9,0 15,0

%within Procedure 33,3% 66,7% 100,0%

Otomatis Count 7 8 15

Expected Count 6,0 9,0 15,0

%within Procedure 46,7% 53,3% 100%

Total Count 12 18 30

Expected Count 12,0 18,0 30,0

% within prosedur 40,0% 60% 100%

Tabel 4.2 memperlihatkan bahwa dari 15 sampel NaCl bilasan terakhir

dialyzer yang telah disterilisasi secara manual terdapat 10 sampel positif

ditemukan pertumbuhan koloni bakteri dan 5 sampel negatif. Pada sampel NaCl

bilasan terakhir dialyzer yang telah disterilisasi secara otomatis dari 15 sampel

yang diambil terdapat 8 sampel positif dan 7 sampel negatif.

Hasil penelitian dari tabel 4.2 dianalisis menggunakan metode Chi Square

dengan rancangan tabel 2 x 2 karena tidak ada nilai ekspektasi yang kurang dari 5.

Uji Chi Square dilakukan untuk melihat adakah perbedaan yang signifikan seperti

yang dipaparkan oleh tabel 4.3.

Page 40: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv ABSTRAK Dezca Nindita, G0009057, 2013.Perbedaan Efektivitas Sterilisasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

Tabel 4.3. Hasil Uji Chi Square

Chi-Square Tests

Value Df Asymp.

Sig. (2-

sided)

Exact Sig.

(2-sided)

Exact Sig.

(1-sided)

Pearson Chi-Square ,556a 1 ,456

Berdasarkan tabel 4.3, nilai hasil analisis Chi Square menunjukkan nilai

Chi Square hitung sebesar 0,556. Nilai ini lebih kecil daripada nilai Chi Square

tabel yang bernilai 5,9915. Oleh karena itu H0 diterima.

Analisis yang kedua adalah berdasarkan nilai probabilitas data. Hasil

analisis Chi square menunjukan nilai p > 0,05. Nilai probabilitas ini menunjukkan

bahwa H0 diterima.

Berdasarkan hasil analisis nilai Chi Square dan probabilitas, dapat

disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan bermakna antara prosedur sterilisasi

dengan efektivitas sterilisasi dialyzer di Rumah Sakit Dr. Moewardi.

Berikut dipaparkan jumlah koloni bakteri yang ditemukan pada setiap

sampel positif yang diambil pada tabel 4.4:

Tabel 4.4. Jumlah Koloni Bakteri yang Ditemukan (dalam CFU/ml)

Manual Otomatis

Sampel NaCl Jumlah Koloni Sampel NaCl Jumlah Koloni

WA

HTK

30

5

GS

PRM

20

5

Page 41: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv ABSTRAK Dezca Nindita, G0009057, 2013.Perbedaan Efektivitas Sterilisasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

SPM

RCB

PL

SYM

STS

WST

SLT

KSN

5

10

40

5

60

35

25

5

SGY

RTN

HST

WRS

SLM

BSR

25

5

5

10

15

10

Pada sterilisasi manual ditemukan 10 sampel positif mengandung bakteri

sedangkan pada sterilisasi manual ditemukan 8 sampel positif mengandung

bakteri. Hasil ini diujikan dengan tes normalitas data, uji sterilitas dialyzer juga

diikuti dengan hitung koloni bakteri dan uji cat Gram.

Sebelum menguji perbedaan antara sterilisasi dialyzer manual dan

otomatis, peneliti terlebih dulu menguji normalitas data dengan uji Shapiro-Wilk

dengan hasil yang dipaparkan pada tabel 4.5:

Tabel 4.5. Hasil Uji Normalitas Data Jumlah Bakteri

Sterilisasi Shapiro-Wilk

Statistic df Sig.

Koloni bakteri Manual ,854 10 ,065

Otomatis ,871 8 ,156

Page 42: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv ABSTRAK Dezca Nindita, G0009057, 2013.Perbedaan Efektivitas Sterilisasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

Karena sampel dianggap memiliki distribusi yang normal, maka uji

perbedaan menggunakan uji t tidak berpasangan dengan hasil uji dipaparkan

dalam tabel 4.6 sebagai berikut:

Tabel 4.6. Hasil Uji Hipotesis Menggunakan Uji t Tidak Berpasangan

T test for equality means

t df Sig. (2-

tailed)

Koloni

bakteri

Equal variances assumed 1,402 16 ,180

Equal variances not

assumed

1,529 12,219 ,152

Tabel 4.5 menunjukkan bahwa pada kedua jenis sterilisasi mempunyai

jumlah koloni bakteri dengan distribusi normal (p > 0,05) sehingga uji hipotesis

yang digunakan untuk membandingkan antara jumlah koloni bakteri dialyzer yang

disterilisasi menggunakan prosedur manual dengan prosedur otomatis adalah uji t

tidak berpasangan. Hasil uji t tidak berpasangan ditunjukkan oleh tabel 4.6. Nilai

p yang didapat pada uji t tidak berpasangan adalah 0,152 sehingga dapat

disimpulkan bahwa H0 diterima.

Pada sampel ditemukan pertumbuhan jumlah jenis koloni bakteri yang

berbeda. Sebaran sampel berdasarkan jumlah jenis koloni bakteri dapat dilihat

pada tabel 4.7.

Page 43: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv ABSTRAK Dezca Nindita, G0009057, 2013.Perbedaan Efektivitas Sterilisasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

Tabel 4.7. Sebaran Sampel Positif Menurut Jumlah Jenis Koloni Bakteri

Jumlah jenis

koloni bakteri

NaCl bilasan terakhir Total

Dialyzer manual Dialyzer Otomatis ∑ %

Tunggal 8 7 15 83,3%

Campuran 2 1 3 16,7%

18 100%

Tabel 4.7 memperlihatkan jenis koloni bakteri campuran ditemukan pada

sampel dialyzer yang disterilisasi menggunakan prosedur manual yaitu sebanyak

2 sampel dan jenis koloni bakteri tunggal sebanyak 8 sampel dari total 10 sampel

positif. Pada 8 sampel positif dialyzer yang sterilisasi menggunakan prosedur

otomatis ditemukan jenis koloni bakteri tunggal sebanyak 7 sampel dari 8 sampel,

dan jenis koloni bakteri campuran sebanyak 1 sampel dari 8 sampel. Dengan

demikian dari 18 sampel positif ditemukan 15 sampel dengan jenis koloni bakteri

tunggal yaitu sebanyak 83,3% dan 3 sampel dengan jenis koloni bakteri campuran

yaitu sebanyak 16,7%.

Selanjutnya dilakukan proses pengecatan Gram dari koloni bakteri yang

ditemukan untuk mengetahui sifat Gram positif atau negatif. Sebaran sifat koloni

bakteri berdasarkan pengecatan Gram dapat dilihat pada tabel 4.8.

Tabel 4.8. Sebaran Sampel Positif Menurut Pengecatan Gram

Pengecatan

Gram

NaCl bilasan terakhir Total

Dialyzer manual Dialyzer Otomatis ∑ %

Positif 10 8 18 100%

Negatif 0 0 0 0%

14 100%

Page 44: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv ABSTRAK Dezca Nindita, G0009057, 2013.Perbedaan Efektivitas Sterilisasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

Tabel 4.8 menunjukkan bahwa dari 10 sampel positif NaCl bilasan terakhir

pada dialyzer dengan sterilisasi manual didapatkan hasil pengecatan Gram berupa

koloni bakteri Gram positif. Pada NaCl bilasan terakhir dialyzer yang disterilisasi

otomatis didapatkan 8 sampel koloni bakteri Gram positif dari seluruh sampel.

Dengan demikian hasil pengecatan Gram untuk sampel positif didapatkan koloni

bakteri Gram positif sebanyak 100%.

Page 45: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv ABSTRAK Dezca Nindita, G0009057, 2013.Perbedaan Efektivitas Sterilisasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB V

PEMBAHASAN

Jumlah sampel tiga puluh merupakan ukuran sampel minimal untuk subjek

penelitian parametrik (Murti, 2010). Sampel terbagi menjadi dua kelompok yaitu

15 sampel diambil dari dialyzer yang disterilisasi dengan prosedur manual artinya

dilakukan oleh manusia dan 15 sampel diambil dari dialyzer dengan prosedur

otomatis artinya dilakukan oleh mesin.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 15 sampel NaCl bilasan terakhir

dari dialyzer yang disterilisasi secara manual didapatkan 66,7% (10/15) sampel

positif ditemukan koloni bakteri. Dari 15 sampel yang diambil dari dialyzer yang

disterilisasi secara otomatis didapatkan 53,3% (8/15) sampel positif. Hal tersebut

menunjukkan bahwa sterilisasi secara otomatis lebih baik daripada sterilisasi

secara manual.

Secara teori, dialyzer merupakan critical medical equipment sehingga

membutuhkan proses sterilisasi yang dapat menghilangkan bakteri, virus, jamur,

juga spora (PIDAC, 2010). Ditemukannya koloni bakteri pada NaCl bilasan

terakhir dialyzer menunjukkan bahwa proses sterilisasi belum mampu

menghilangkan bakteri secara sempurna. Proses sterilisasi dikatakan efektif

apabila mampu menghilangkan mikroorganisme sekaligus spora (WHO, 2012).

Dengan demikian proses sterilisasi dialyzer pemakaian berulang dapat dikatakan

belum efektif.

Adanya bakteri pada dialyzer pemakaian berulang dapat dipengaruhi oleh

33

Page 46: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv ABSTRAK Dezca Nindita, G0009057, 2013.Perbedaan Efektivitas Sterilisasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

beberapa faktor yaitu kerapatan hollow fiber, adanya kontaminasi pada air reverse

osmosis, dialisat yang terkontaminasi, mesin dialyzer yang terkontaminasi, dan

kontaminasi dari kateter vena yang digunakan (Roth dan Jarvis, 2000). Dialyzer

membutuhkan proses persiapan dalam pengawasan yang intensif sehingga

dialyzer bebas dari berbagai macam kontaminasi sehingga aman untuk digunakan

kembali. Menurut Taaffe (2001) persiapan dialyzer berulang antara lain sterilisasi

untuk aspek fisik (pembersihan) dan priming test untuk aspek kualitasnya.

Proses sterilisasi baik manual maupun otomatis dimulai dari pembersihan

kompartemen dengan air reverse osmosis. Air reverse osmosis yang

terkontaminasi bakteri dengan jumlah berlebih dapat menimbulkan resiko

kontaminasi pada dialyzer (Kawanishi et al., 2009). Oleh karena itu, air reverse

osmosis sebaiknya mempunyai sistem kontrol kualitas secara kontinyu dan

berkesinambungan (AAMI, 2006). Di Rumah Sakit Dr. Moewardi kontrol kualitas

air reverse osmosis secara mikrobiologi berada di bawah pengawasan Instalasi

Sanitasi. Menurut data primer laporan bulanan saat penelitian berlangsung

didapatkan hasil 0 CFU/100ml, jumlah ini memenuhi syarat arthesis. Pada saat

proses pembersihan air reverse osmosis tersebut disalurkan melalui selang ke

dalam tabung dialyzer. Selang ini tidak termasuk dalam pengawasan kontrol

sehingga tidak ada data yang menunjang mengenai pemeriksaan mikrobiologi dari

selang tersebut. Selain itu, selang ini tidak memiliki perawatan khusus seperti

sterilisasi sebelum pemakaian maupun penyimpanan secara spesifik. Oleh karena

itu, masih ada kemungkinan terdapat kontaminasi dari selang yang

menghubungkan dialyzer dengan keran air reverse osmosis.

Page 47: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv ABSTRAK Dezca Nindita, G0009057, 2013.Perbedaan Efektivitas Sterilisasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

Berdasarkan prosedur tetap Rumah Sakit Dr. Moewardi, setelah dibilas

dengan air reverse osmosis, dialyzer yang disterilisasi menggunakan prosedur

sterilisasi manual diisi dengan formaldehyde sebagai larutan sterilan. Unit

Hemodialisa Rumah Sakit Dr. Moewardi menggunakan formaldehyde 3%.

Association for the Advancement of Medical Instrument (AAMI)

merekomendasikan penggunaan formaldehyde 4% selama 24 jam sebelum

dialyzer siap untuk digunakan kembali (AAMI, 2008). Konsentrasi sterilan

merupakan faktor kritis penentu terjadinya kontaminasi (Twardowski, 2006).

Formaldehyde 3% ini telah digunakan sejak Unit Hemodialisa Rumah

Sakit Dr. Moewardi berdiri. Penggunaan disinfektan dengan jenis yang sama

dalam jangka waktu lama dapat menjadi penyebab resistensi bakteri terhadap

disinfektan (Sydnor dan Perl, 2011).

Unit Hemodialisa Rumah Sakit Dr. Moewardi juga menggunakan

Renalin® sebagai sterilan untuk prosedur sterilisasi otomatis. Renalin® adalah

merk dagang untuk asam perasetik dan hidrogen peroksida. Konsentrasi Renalin®

yang digunakan adalah sebesar 1% sesuai dengan petunjuk teknis dari Minntech

System, pabrik pembuat Renalin®.

Renalin® dikemas dalam bentuk konsentrat, sehingga perlu pengenceran

sebelum digunakan. Pengenceran dilakukan dengan mencampur Renalin® dengan

air reverse osmosis yang sesuai dengan standar AAMI. Renalin® yang sudah

diencerkan hanya bisa stabil selama 24 jam (Minntech Renal System, 2000).

Sedangkan sistem yang berjalan saat ini, Unit Hemodialisa Rumah Sakit Dr.

Moewardi tidak mengencerkan Renalin sendiri melainkan disediakan oleh bagian

Page 48: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv ABSTRAK Dezca Nindita, G0009057, 2013.Perbedaan Efektivitas Sterilisasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

penyimpanan sebanyak kurang lebih 15 liter Renalin® yang sudah diencerkan

setiap satu minggu sekali. Pengolahan sterilan yang kurang sesuai dengan

petunjuk teknis dapat mempengaruhi efektivitas sterilan (Minntech Renal System,

2007). Hasil riset yang dilakukan oleh Minntech Renal System (2000)

menunjukkan bahwa kadar asam perasetik dalam renalin yang telah diencerkan

akan berkurang menjadi 50% setelah 7 hari. Kadar asam perasetik sebesar 50%

merupakan kadar minimal yang diperbolehkan agar efek antimikroba dapat

dipertahankan.

Pada saat pengisian formalin dalam tabung dialyzer, dialyzer sedikit

dikebaskan untuk membebaskan udara yang terperangkap dalam hollow fiber di

dalam dialyzer. Udara yang tertinggal dalam dialyzer dan tidak ikut keluar saat

pengisian formaldehyde dapat menjadi sumber kontaminasi dalam dialyzer. Hal

yang sama berlaku pada sterilisasi menggunakan mesin. Pada sterilisasi dengan

prosedur otomatis, tidak ada indikator udara, sehingga terdapat kemungkinan

bahwa di dalam dialyzer yang terisi larutan sterilan tersembunyi bolus udara yang

mengandung bakteri. Adanya dead space dalam dialyzer dapat menyebabkan

terjadinya kontaminasi karena udara yang terjebak di dalam dialyzer tidak kontak

dengan sterilan. Kontaminasi dari udara sangat mungkin dikarenakan ruang

pencucian yang minim ventilasi sehingga dapat meningkatkan jumlah hembusan

napas yang ada di dalam ruangan tersebut yang dapat meningkatkan risiko

terjadinya kontaminasi silang (Eames et al., 2009).

Sterilisasi dilanjutkan dengan penyimpanan dialyzer, sehingga terdapat

waktu paparan yang cukup antara formaldehyde dengan kontaminan.

Page 49: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv ABSTRAK Dezca Nindita, G0009057, 2013.Perbedaan Efektivitas Sterilisasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

Penyimpanan yang tidak baik bisa menimbulkan risiko kontaminasi (AAMI,

2008). Dialyzer disimpan dalam keadaan tertutup dalam sebuah rak atau benda

keras karena dalam masa penyimpanan tekanan intra dialyzer dapat meningkat

dan mendorong penutup dialisat pada dialyzer. Jika terdapat penutup yang

terlepas dalam tempat penyimpanan, mengindikasikan dua hal yaitu: tempat

penyimpanan yang terbuka, bersuhu tinggi dan terkena sinar matahari secara

langsung atau dialyzer yang kurang bersih (Minntech Renal System, 2007).

Waktu penyimpanan bervariasi antara sterilan formaldehyde dengan

Renalin®. Pada sterilisasi dengan sistem manual, formaldehyde membutuhkan

waktu minimal 24 jam sedangkan Renalin® pada sterilisasi otomatis hanya perlu

11 jam. Waktu yang tidak adekuat dapat menyebabkan sterilisasi tidak efektif.

Pada unit Hemodialisa di Rumah Sakit Dr. Moewardi, dialyzer diberi label untuk

mengenali jumlah pemakaian dan dicatat tanggal pemakaiannya untuk

menghindari adanya pemakaian ulang dialyzer kurang dari 24 jam. Kebijakan

yang berlaku di Unit Hemodialisa Rumah Sakit Dr. Moewardi adalah jika

memang diperlukan hemodilialisis 2 hari berturut-turut, pasien yang bersangkutan

diharuskan menyimpan dialyzer tambahan sehingga batas waktu 24 jam tidak

terlewati. Setelah disimpan selama 24 jam, dialyzer telah selesai disterilisasi dan

siap untuk digunakan kembali.

Larutan desinfektan dibersihkan menggunakan NaCl steril sebanyak 2000

ml yang dihubungkan melalui kateter intravena. Dua ribu mililiter NaCl steril

terbagi menjadi 4 kantong. Setiap kantong menggunakan kateter intravena yang

sama sehingga ketika pergantian kantong dapat terjadi kontaminasi kateter vena

Page 50: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv ABSTRAK Dezca Nindita, G0009057, 2013.Perbedaan Efektivitas Sterilisasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

terhadap udara bebas. Ruangan Unit Hemodialisa Rumah Sakit Dr. Moewardi

menggunakan pendingin ruangan atau Air Conditioning (AC). Menurut Ismail

(2011), jumlah bakteri dalam udara pada ruangan yang memiliki pendingin udara

lebih tinggi daripada ruangan yang tidak memiliki pendingin udara.

Tingkat sterilitas dialyzer yang disterilisasi secara manual dan otomatis

dianalisis menggunakan uji Chi Square dan didapatkan hasil p > 0,05. Sedangkan

jumlah koloni bakteri yang ada pada sampel yang tidak steril dianalisis dengan

menggunakan uji t tidak berpasangan dan didapatkan hasil p > 0,05.

Dari hasil uji statistik, efektivitas sterilisasi pada dialyzer yang disterilisasi

secara manual dan otomatis tidak terdapat perbedaan yang bermakna baik dalam

aspek kualitas maupun kuantitas. Hasil uji berbeda dengan teori yang disebutkan

oleh Parks (2003) yang mengatakan bahwa sterilisasi secara otomatis lebih

efisien, lebih konsisten, dan lebih aman daripada sterilisasi secara manual. Hal ini

dikarenakan Parks (2003) meneliti dari jumlah human error yang terjadi pada

sterilisasi otomatis dan manual. Sedangkan pada penelitian ini, perbedaan dilihat

dari jumlah dialyzer yang steril dan tidak steril sehingga diharapkan dapat

menggambarkan perbedaan dari keseluruhan proses sterilisasi dari pencucian

hingga tepat akan dipakai kembali.

Keseluruhan bakteri yang ditemukan merupakan Gram positif. Hal ini

sesuai dengan penelitian yang sebelumnya yang dilakukan oleh Gomila (2005)

bahwa pada hemodialisis kemungkinan terjadi kontaminasi Gram positif berupa

Agracoccus jenesus, Brevibacterium casei, Mycobacterium fortuitum,

Mycobacterium abscessus, Bacillus cereus, Bacillus megaterium, Paenibacillus

Page 51: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv ABSTRAK Dezca Nindita, G0009057, 2013.Perbedaan Efektivitas Sterilisasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

lautus, Staphylococcus epidermidis, Staphylococcus saprophyticus, dan

Staphylococcus wameri sebagai hasil kontaminasi dari perawatan air yang tidak

adekuat. Selain itu, bakteri dalam udara yang ada pada ruangan yang memiliki

pendingin udara sebanyak 84% merupakan bakteri gram positif (Ismail, 2011).

Dalam penelitian ini didapatkan kontaminasi bakteri pada dialyzer baik

dialyzer yang disterilisasi secara otomatis maupun dialyzer yang disterilisasi

secara manual. AAMI (2003) menyebutkan bahwa kontaminasi bakteri pada

dialyzer tidak dapat ditetapkan sebagai penentu kelayakan penggunaan dialyzer.

Hal ini dikarenakan pemaparan kontaminasi bakteri dari dialyzer dianggap tidak

sebanding dengan keseluruhan proses persiapan perangkat hemodialisa.

Pada penelitian ini masih didapatkan beberapa kelemahan, yaitu

1) penghitungan angka kuman dilakukan secara manual sehingga memungkinkan

adanya kesalahan dalam menghitung dan 2) hasil penelitian belum bisa digunakan

sebagai penentu kelayakan penggunaan dialyzer.

Page 52: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv ABSTRAK Dezca Nindita, G0009057, 2013.Perbedaan Efektivitas Sterilisasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB VI

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh simpulan sebagai berikut:

1. Terdapat kontaminasi bakteri sebanyak 10 sampel 10 sampel (66,6%) pada

dialyzer yang disterilisasi secara manual dan kontaminasi bakteri sebanyak

8 sampel (53,3%) pada dialyzer yang disterilisasi secara otomatis.

2. Tidak terdapat perbedaan efektivitas yang signifikan secara statistik antara

sterilisasi manual dengan otomatis.

B. Saran

1. Saat ini, Rumah Sakit Dr. Moewardi telah menggunakan Renalin® sebesar

3,5% sehingga perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai efektivitas

sterilan yang baru.

2. Diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai tingkat kontaminasi

mikrobiologi pada alat-alat pendukung hemodiálisis untuk menentukan

kelayakan penggunaan dialyzer di Rumah Sakit Dr. Moewardi.

3. Perlu dilakukan peninjauan ulang ruang pembuatan dialyzer pemakaian

berulang dan tempat penyimpanan dialyzer dengan memenuhi syarat

dirancang dengan ventilasi khusus, bersih, kering, dan diletakkan dengan

tutup menjauhi pintu rak.

40