133
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) DAN TIPE RECIPROCAL PEER TUTORING (RPT) DITINJAU DARI MOTIVASI BERPRESTASI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI DI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2010/2011 TESIS OLEH: NURTESTI HANDAYANI MAWASID NIM. S851002013 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF · PDF fileMotivasi Berprestasi Matematika ... 3.5 Interpretasi Indeks Kesukaran Soal (P) ... lebih baik antara siswa yang mempunyai motivasi

  • Upload
    voduong

  • View
    232

  • Download
    5

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF · PDF fileMotivasi Berprestasi Matematika ... 3.5 Interpretasi Indeks Kesukaran Soal (P) ... lebih baik antara siswa yang mempunyai motivasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS

GAMES TOURNAMENT (TGT) DAN TIPE RECIPROCAL PEER TUTORING

(RPT) DITINJAU DARI MOTIVASI BERPRESTASI SISWA KELAS VIII

SMP NEGERI DI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2010/2011

TESIS

OLEH:

NURTESTI HANDAYANI MAWASID

NIM. S851002013

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2012

Page 2: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF · PDF fileMotivasi Berprestasi Matematika ... 3.5 Interpretasi Indeks Kesukaran Soal (P) ... lebih baik antara siswa yang mempunyai motivasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS

GAMES TOURNAMENT (TGT) DAN TIPE RECIPROCAL PEER TUTORING

(RPT) DITINJAU DARI MOTIVASI BERPRESTASI SISWA KELAS VIII

SMP NEGERI DI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2010/2011

Disusun oleh :

NURTESTI HANDAYANI MAWASID

S851002013

Telah Disetujui oleh Tim Pembimbing

Pada Tanggal ........................

Pembimbing II

Dra. Mania Roswitha, M.Si NIP. 19520628 198303 2001

Pembimbing I

Prof. Dr. Budiyono, M.Sc NIP. 19530915 197903 1003

Mengetahui

Ketua Program Studi Pendidikan Matematika

Dr. Mardiyana, M.Si NIP. 19660225 199302 1002

Page 3: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF · PDF fileMotivasi Berprestasi Matematika ... 3.5 Interpretasi Indeks Kesukaran Soal (P) ... lebih baik antara siswa yang mempunyai motivasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

Page 4: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF · PDF fileMotivasi Berprestasi Matematika ... 3.5 Interpretasi Indeks Kesukaran Soal (P) ... lebih baik antara siswa yang mempunyai motivasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

PERNYATAAN

Saya, yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Nurtesti Handayani Mawasid

NIM : S851002013

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis yang berjudul:

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES

TOURNAMENT (TGT) DAN TIPE RECIPROCAL PEER TUTORING (RPT)

DITINJAU DARI MOTIVASI BERPRESTASI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI

DI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2010/2011, adalah betul-betul

karya saya sendiri. Hal-hal yang bukan karya saya ditunjukkan dalam daftar pustaka.

Apabila dikemudian terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia

menerima sanksi akademik, berupa pencabutan gelar yang saya peroleh dari tesis

tersebut.

Surakarta, 2012

Yang membuat pernyataan

Nurtesti Handayani Mawasid

Page 5: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF · PDF fileMotivasi Berprestasi Matematika ... 3.5 Interpretasi Indeks Kesukaran Soal (P) ... lebih baik antara siswa yang mempunyai motivasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

MOTTO

Hai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan

sholat; sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.

(Q.S Al-Baqarah:153)

Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan (pula).

(Q.S Ar-Rahman: 60)

Kecerdasan ditambah karakter itu tujuan pendidikan sebenarnya

”Intelligence plus character that is the goal of true education”

(Dr. Martin Luther King, Jr)

Page 6: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF · PDF fileMotivasi Berprestasi Matematika ... 3.5 Interpretasi Indeks Kesukaran Soal (P) ... lebih baik antara siswa yang mempunyai motivasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

PERSEMBAHAN

Seiring ketulusan hati mengucap syukur kepada Allah SWT yang

telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya, Tesis ini saya

persembahkan untuk-Nya juga:

ü Umy dan Aby, dua sejoli penguat jiwa, beserta adik-adikku.

ü Semua hamba-Nya yang saya sayangi atau menyayangi saya.

ü Para pencetak kader militan; professional teachers.

Page 7: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF · PDF fileMotivasi Berprestasi Matematika ... 3.5 Interpretasi Indeks Kesukaran Soal (P) ... lebih baik antara siswa yang mempunyai motivasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan kasihNya yang

melimpah sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudul: Efektivitas

Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) dan Tipe

Reciprocal Peer Tutoring (RPT) ditinjau dari Motivasi Berprestasi Siswa Kelas VIII

SMP Negeri Di Kabupaten Sukoharjo Tahun Ajaran 2010/2011.

Penulis banyak mendapatkan bantuan, bimbingan dan motivasi dari berbagai

pihak dalam penyusunan tesis ini. Oleh karena itu pada kesempatan kali ini penulis

menyampaikan rasa hormat, penghargaan dan terima kasih kepada:

1. Prof.Dr.Ir. Ahmad Yunus, M.S. sebagai Direktur Pascasarjana yang telah memberi

kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian sekaligus memberikan

izin melakukan penelitian di lapangan.

2. Prof. Dr. Budiyono, M.Sc., sebagai Ketua Program Studi Pendidikan Matematika

Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta sekaligus dosen

pembimbing I yang tidak henti-hentinya memberi motivasi untuk segera

menyelesaikan tesis ini dan memberikan waktunya untuk bimbingan dan

pengarahan kepada penulis dalam menyusun tesis ini.

3. Dra. Mania Roswitha, M.Si, sebagai Dosen Pembimbing II yang telah dengan

sabar dan tulus hati membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan

tesis ini.

4. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Matematika Program

Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah banyak memberikan

Page 8: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF · PDF fileMotivasi Berprestasi Matematika ... 3.5 Interpretasi Indeks Kesukaran Soal (P) ... lebih baik antara siswa yang mempunyai motivasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

bekal ilmu pengetahuan sehingga mempermudah penulis dalam menyelesaikan

tesis ini.

5. Kepala SMP Negeri 1 Kartasura, Kepala SMP Negeri 2 Kartasura, Kepala SMP

Negeri 2 Gatak dan Kepala MTs Negeri Filial Kartasura beserta guru dan staf

yang telah mengijinkan penulis melakukan penelitian dan membantu kelancaran

proses penelitian tersebut.

6. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika Program

Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan

motivasi dan dukungan sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini.

7. Semua pihak yang telah membantu peneliti dalam menyelesaikan tesis ini, yang

tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Surakarta, 2012

Penulis

Page 9: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF · PDF fileMotivasi Berprestasi Matematika ... 3.5 Interpretasi Indeks Kesukaran Soal (P) ... lebih baik antara siswa yang mempunyai motivasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL .............................................................................................................. i

HALAMAN PERSETUJUAN TIM PEMBIMBING ...................................... ii

HALAMAN PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN TIM PENGUJI .......... iii

PERNYATAAN ............................................................................................... iv

MOTTO ............................................................................................................ v

PERSEMBAHAN ............................................................................................. vi

KATA PENGANTAR ...................................................................................... vii

DAFTAR ISI .................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xv

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xvi

ABSTRAK ........................................................................................................ xviii

ABSTRACT ....................................................................................................... xx

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ................................................................................. 1

B. Identifikasi Masalah ......................................................................... 7

C. Pemilihan Masalah ........................................................................... 8

D. Pembatasan Masalah ........................................................................ 9

E. Perumusan Masalah .......................................................................... 10

F. Tujuan Penelitian ............................................................................... 11

G. Manfaat Penelitian ........................................................................... 11

Page 10: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF · PDF fileMotivasi Berprestasi Matematika ... 3.5 Interpretasi Indeks Kesukaran Soal (P) ... lebih baik antara siswa yang mempunyai motivasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

BAB II. LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka .............................................................................. 12

1. Prestasi Belajar Matematika ................................................. 12

a. Belajar ................................................................................ 12

b. Teori Belajar Konstruktivisme .......................................... 13

c. Prestasi Belajar Matematika ............................................. 15

2. Pembelajaran Matematika ..................................................... 15

3. Model Pembelajaran Kooperatif ........................................... 18

a. Model Pembelajaran ........................................................ 18

b. Model Pembelajaran Kooperatif ....................................... 19

c. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games

Tournament (TGT) ........................................................... 23

d. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Reciprocal

Peer Tutoring (RPT) ......................................................... 30

4. Motivasi Berprestasi Matematika .......................................... 34

B. Penelitian yang Relevan ............................................................... 37

C. Kerangka Berpikir ........................................................................ 42

D. Hipotesis Penelitian ..................................................................... 46

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................... 48

1. Tempat Penelitian ................................................................. 48

2. Waktu Penelitian ................................................................... 48

B. Jenis Penelitian ........................................................................... 49

Page 11: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF · PDF fileMotivasi Berprestasi Matematika ... 3.5 Interpretasi Indeks Kesukaran Soal (P) ... lebih baik antara siswa yang mempunyai motivasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

C. Populasi dan Sampel .................................................................. 50

1. Populasi ................................................................................. 50

2. Sampel .................................................................................. 51

3. Teknik Pengambilan Sampel ................................................ 51

D. Teknik Pengumpulan Data ......................................................... 53

1. Variabel Penelitian ................................................................. 53

a. Variabel Bebas ............................................................... 53

b. Variabel Terikat .............................................................. 55

2. Rancangan Penelitian ............................................................ 55

3. Metode Pengumpulan Data ................................................... 56

4. Instrumen Penelitian ............................................................. 58

a. Tes Prestasi Belajar ........................................................ 58

b. Angket ............................................................................ 61

E. Teknik Analisis Data .................................................................. 63

1. Uji Keseimbangan ................................................................ 63

2. Uji Prasyarat Analisis Variansi ............................................. 68

a. Uji Normalitas ................................................................ 68

b. Uji Homogenitas Variansi .............................................. 68

3. Pengujian Hipotesis .............................................................. 68

4. Uji Lanjut Pasca Anava ........................................................ 74

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Uji Coba Instrumen ........................................................... 77

1. Tes Prestasi Belajar .............................................................. 77

Page 12: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF · PDF fileMotivasi Berprestasi Matematika ... 3.5 Interpretasi Indeks Kesukaran Soal (P) ... lebih baik antara siswa yang mempunyai motivasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

2. Angket Motivasi Berprestasi ................................................ 79

B. Deskripsi Data ............................................................................ 81

C. Analisis Data .............................................................................. 82

1. Uji Keseimbangan ................................................................ 82

2. Uji Prasyarat Analisis Variansi ............................................ 84

a. Uji Normalitas ................................................................ 84

b. Uji Homogenitas Variansi .............................................. 85

3. Uji Hipotesis ......................................................................... 86

4. Uji Lanjut Pasca Anava ........................................................ 87

D. Pembahasan ................................................................................ 92

BAB V. PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................. 103

B. Implikasi ..................................................................................... 104

C. Saran ........................................................................................... 105

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 107

LAMPIRAN

Page 13: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF · PDF fileMotivasi Berprestasi Matematika ... 3.5 Interpretasi Indeks Kesukaran Soal (P) ... lebih baik antara siswa yang mempunyai motivasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.1 Rata-rata Nilai Ujian Nasional Matematika SMP Negeri

Kabupaten Sukoharjo ............................................................................ 3

1.2 Persentase Daya Serap Matematika UN SMP Tahun 2009/2010

Materi Bangun Ruang Sisi Datar .......................................................... 4

2.1 Kriteria Penghargaan Kelompok .......................................................... 26

3.1 Kegiatan Penelitian ............................................................................... 49

3.2 Kategori Sekolah .................................................................................. 51

3.3. Nilai UN Matematika SMP Negeri Se-Kabupaten Sukoharjo

Tahun 2010 ........................................................................................... 52

3.4 Rancangan Penelitian ............................................................................ 55

3.5 Interpretasi Indeks Kesukaran Soal (P) ................................................ 61

3.6 Tata Letak Data pada Analisis Variansi Dua Jalan .............................. 72

3.7 Rangkuman Analisis Variansi Dua Jalan ............................................. 74

4.1 Statistik Deskriptif Data Kemampuan Menyelesaikan

Tes Prestasi Belajar ............................................................................... 81

4.2 Rangkuman Hasil Uji Normalitas Setiap Kelompok Eksperimen ........ 82

4.3 Rangkuman Hasil Uji Homogenitas Variansi pada

Pasangan Kelompok Eksperimen ......................................................... 83

4.4 Rangkuman Hasil Uji Normalitas Setiap Kelompok ............................ 84

Page 14: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF · PDF fileMotivasi Berprestasi Matematika ... 3.5 Interpretasi Indeks Kesukaran Soal (P) ... lebih baik antara siswa yang mempunyai motivasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

4.5 Rangkuman Hasil Uji Homogenitas Variansi Setiap

Pasangan Kelompok ............................................................................. 85

4.6 Rangkuman Analisis Variansi Dua Jalan ............................................. 86

4.7 Rangkuman Rerata Marginal dan Rerata Masing-masing Sel .............. 87

4.8 Rangkuman Komparasi Ganda antar kolom ......................................... 88

4.9 Rangkuman Komparasi Ganda antar sel pada Kolom yang Sama ....... 88

4.10 Rangkuman Komparasi Ganda antar sel pada Baris yang Sama ........ 88

Page 15: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF · PDF fileMotivasi Berprestasi Matematika ... 3.5 Interpretasi Indeks Kesukaran Soal (P) ... lebih baik antara siswa yang mempunyai motivasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Skema Pertandingan Aturan Turnamen TGT ....................................... 26

Page 16: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF · PDF fileMotivasi Berprestasi Matematika ... 3.5 Interpretasi Indeks Kesukaran Soal (P) ... lebih baik antara siswa yang mempunyai motivasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ......................... ..................111

Lampiran 2: Kisi-kisi Soal Tes Prestasi Belajar ..............................................183

Lampiran 3: Soal Tes Prestasi Belajar .............................................................184

Lampiran 4: Lembar Validitas Instrumen Tes ................ .................................189

Lampiran 5: Tabel Perhitungan Tingkat Kesukaran Tes Prestasi ...................191

Lampiran 6: Tabel Perhitungan Daya Beda Tes Prestasi ................................194

Lampiran 7: Tabel Reliabilitas Tes Prestasi ....................................................197

Lampiran 8: Kisi-kisi Angket Motivasi Berprestasi ........................................200

Lampiran 9: Angket Motivasi Berprestasi .......................................................201

Lampiran 10: Lembar Validitas Instrumen Angket .........................................207

Lampiran 11: Tabel Perhitungan Konsistensi Internal Angket

Motivasi Berprestasi ..................................................................209

Lampiran 12: Tabel Reliabilitas Angket ..........................................................213

Lampiran 13: Soal Tes Prestasi Belajar ...........................................................216

Lampiran 14: Tabel Reliabilitas Tes Prestasi ..................................................220

Lampiran 15: Angket Motivasi Berprestasi .....................................................235

Lampiran 16: Tabel Reliabilitas Angket Motivasi Berprestasi .......................240

Lampiran 17: Daftar Nilai Raport Matematika Semester Gasal ......................255

Lampiran 18: Data Induk Penelitian I .............................................................258

Lampiran 19: Data Induk Penelitian II ............................................................264

Lampiran 20: Data Induk Penelitian III ...........................................................266

Page 17: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF · PDF fileMotivasi Berprestasi Matematika ... 3.5 Interpretasi Indeks Kesukaran Soal (P) ... lebih baik antara siswa yang mempunyai motivasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvii

Lampiran 21: Uji Normalitas Prestasi Belajar Kelas Eksperimen I (TGT) ......268

Lampiran 22: Uji Normalitas Prestasi Belajar Kelas Eksperimen II (RGT) ....270

Lampiran 23: Uji Homogenitas Kelompok Eksperimen .................................272

Lampiran 24: Uji Keseimbangan .....................................................................273

Lampiran 25: Uji Normalitas Hasil Belajar 1 ..................................................274

Lampiran 26: Uji Normalitas Hasil Belajar 2 ..................................................275

Lampiran 27: Uji Normalitas Hasil Belajar 3 ..................................................276

Lampiran 28: Uji Normalitas Hasil Belajar 4 ..................................................277

Lampiran 29: Uji Normalitas Hasil Belajar 5 ..................................................278

Lampiran 30: Uji Homogenitas Variansi Hasil Belajar ...................................279

Lampiran 31: Uji Homogenitas Variansi Motivasi Berprestasi ......................280

Lampiran 32: Analisis Variansi Dua Jalan dengan Sel Tak Sama ..................281

Lampiran 33: Uji Lanjut Pasca Analisis Variansi ...........................................283

Lampiran 34: Surat Ijin Penelitian ...................................................................286

Lampiran 35: Surat Keterangan telah melakukan Penelitian ...........................288

Page 18: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF · PDF fileMotivasi Berprestasi Matematika ... 3.5 Interpretasi Indeks Kesukaran Soal (P) ... lebih baik antara siswa yang mempunyai motivasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xviii

ABSTRAK

Nurtesti Handayani Mawasid, S851002013, Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) dan Tipe Reciprocal Peer Tutoring (RPT) ditinjau dari Motivasi Berprestasi Siswa Kelas VIII SMP Negeri Di Kabupaten Sukoharjo Tahun Ajaran 2010/2011. Komisi I Prof. Dr. Budiyono, M.Sc. dan Komisi II Dra. Mania Roswitha, M.Si. Tesis. Surakarta: Program Studi Pendidikan Matematika Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret. Surakarta. 2012.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) manakah yang memberikan prestasi belajar yang lebih baik antara pembelajaran kooperatif tipe TGT dan pembelajaran kooperatif tipe RPT, (2) manakah yang memiliki prestasi belajar yang lebih baik antara siswa yang mempunyai motivasi berprestasi tinggi, sedang dan rendah, (3) manakah yang memberikan prestasi belajar matematika yang lebih baik antara pembelajaran dengan tipe TGT atau tipe RPT pada masing-masing motivasi berprestasi tinggi, sedang atau rendah, (4) manakah yang memberikan prestasi belajar matematika yang lebih baik antara motivasi berprestasi tinggi, sedang atau rendah pada pembelajaran dengan tipe TGT, dan (5) manakah yang memberikan prestasi belajar matematika yang lebih baik antara motivasi berprestasi tinggi, sedang atau rendah pada pembelajaran dengan tipe RPT.

Populasi penelitian adalah siswa SMP Negeri di Kabupaten Sukoharjo kelas VIII semester II tahun pelajaran 2010/2011. Banyaknya data sampel adalah 220 siswa yang diambil dari SMP Negeri 1 Kartasura kelas VIII F dan VIII G, SMP Negeri 2 Kartasura kelas VIII B dan VIII C, dan SMP Negeri 2 Gatak kelas VIII G dan VIII F. Teknik pengambilan sampel penelitian adalah stratified cluster random sampling. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah tes prestasi belajar matematika dan angket motivasi berprestasi siswa. Sebelum tes prestasi belajar matematika dan angket motivasi prestasi digunakan terlebih dahulu dilakukan uji coba instrumen. Pada uji coba tes prestasi belajar matematika dilakuakan pengujian terhadap tingkat kesukaran butir soal, daya pembeda dan reliabilitas. Sedangkan uji coba angket motivasi berprestasi diuji tentang konsistensi internal dan reliabilitas. Hasil dari uji pendahuluan diketahui bahwa sampel dari kedua kelompok penelitian berasal dari populasi yang berdistribusi normal, variansinya homogen, dan dalam keadaan seimbang sebelum diberi perlakuan. Kemudian dilakukan pengujian hipotesis menggunakan Anava dua jalan dengan sel tak sama untuk taraf signifikan 5%. Sebelumnya dilakukan uji prasyarat yaitu: uji normalitas menggunakan metode Lilliefors dan uji homogenitas menggunakan uji Bartlett. Hasil uji prasyarat adalah sampel berasal dari populasi berdistribusi normal dan mempunyai variansi yang homogen.

Dari hasil analisis disimpulkan: (1) pembelajaran kooperatif tipe TGT memberikan prestasi belajar matematika yang sama dengan pembelajaran tipe RPT,

Page 19: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF · PDF fileMotivasi Berprestasi Matematika ... 3.5 Interpretasi Indeks Kesukaran Soal (P) ... lebih baik antara siswa yang mempunyai motivasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xix

(2) siswa dengan motivasi berprestasi tinggi mempunyai prestasi belajar matematika yang lebih baik daripada siswa dengan motivasi berprestasi sedang maupun rendah, dan siswa dengan motivasi berprestasi sedang dan rendah mempunyai prestasi belajar matematika yang sama, (3) model pembelajaran dengan tipe TGT dan tipe RPT tidak berbeda hasilnya apabila diberikan pada siswa dengan motivasi berprestasi tinggi dan siswa dengan motivasi berprestasi rendah, namun pembelajaran dengan tipe TGT memberikan prestasi belajar matematika yang lebih baik daripada pembelajaran dengan tipe RPT pada siswa dengan motivasi berprestasi sedang, (4) dengan pembelajaran tipe TGT, prestasi belajar matematika siswa dengan motivasi berprestasi tinggi, sedang dan rendah sama, (5) dengan pembelajaran tipe RPT, prestasi belajar matematika siswa dengan motivasi berprestasi tinggi lebih baik daripada siswa dengan motivasi berprestasi sedang, sedangkan prestasi belajar matematika siswa dengan motivasi berprestasi sedang dan rendah sama. Kata Kunci: Teams Games Tournament, Reciprocal peer Tutoring, Motivasi

Berprestasi, Prestasi Belajar Matematika

Page 20: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF · PDF fileMotivasi Berprestasi Matematika ... 3.5 Interpretasi Indeks Kesukaran Soal (P) ... lebih baik antara siswa yang mempunyai motivasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xx

ABSTRACT

Nurtesti Handayani Mawasid, S851002013. The Effectiveness Type Teams Games Tournament (TGT) Cooperative Learning Model and Type Reciprocal Peer Tutoring (RPT) In Term of Eighth Class Student Achievement Motivation In Sukoharjo Junior High School in the Academic Year 2010/2011. 1st advisor: Prof. Dr. Budiyono, M.Sc. and 2nd advisor: Dra. Mania Roswitha, M.Si. Thesis. Mathematics Education, Postgraduate Program of Sebelas Maret University. Surakarta. 2012

This research aims to determine: (1) which provides a better achievement

between cooperative learning of TGT type and cooperative learning of RPT type, (2) which has a better achievement between students who have high achievement motivation, medium and low, (3) which provides a better learning mathematics achievement between learning with TGT type or RPT type on achievement motivation respectively high, medium or low, (4) which provides a better learning mathematics achievement among high, medium or low motivation achievement on learning with TGT type, and (5) which provides a better learning mathematics achievement among high, medium or low motivation achievement on learning with RPT type.

The population of this research was the eighth grade students of sukoharjo junior high school, second semester in the Academic Year 2010/2011. The sample size are 220 students taken from the SMP Negeri 1 Kartasura class VIII F and VIII F, SMP Negeri 2 Kartasura class VIII B and VIII C, and SMP Negeri 2 Gatak class VIII F and VIII G. Research sampling technique is stratified cluster random sampling. The instruments used to collect data is studying mathematics achievement tests and questionnaires student achievement motivation. Before the matehamtics achievement test and filling questionnaire of achievement motivation, we first conducted the instrument’s trial. In trials of research mathematics achievement test, it was conducted a test on the level of difficulty items, the distinguishing and reliability. The achievement motivation questionnaire was conducted on internal consistency and reliability. The research of the preliminary test proved that those samples are normally distributed with the homogeneous variance and balanced. Than we conducted test of hypothesis using two-way analysis of variance (ANOVA) model with unequal cell frequencies to 5% significance level. Prior to that, pre-requisite test: normality using the Lilliefors test and homogeneity of variances using the Bartlett test. The results of pre-requisite test are samples come from population with normal distribution and have homogeneity of variances

From the analysis, it was concluded that: (1) cooperative learning of TGT type give the same learning mathematics achievement with cooperative learning of RPT type, (2) students with high achievement motivation have to learn mathematics achievement better than students with medium and low achievement motivation, and students with medium and low achievement motivation has the same learning

Page 21: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF · PDF fileMotivasi Berprestasi Matematika ... 3.5 Interpretasi Indeks Kesukaran Soal (P) ... lebih baik antara siswa yang mempunyai motivasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xxi

mathematics achievement, (3) learning model with the type of TGT and type of RPT result do not differ when given to students with high achievement motivation and students with low achievement motivation, but learning to type of TGT provide learning mathematics achievement is better than learning by students with the type of RPT on students with medium achievement motivation, (4) with the type of TGT, students with high, medium and low achievement motivation has the same learning mathematics achievement, (5) with the type of RPT, learning mathematics achievement students with high achievement motivation better than students with medium achievement motivation, while students with medium and low achievement motivation has the same learning mathematics achievement. Keywords: Teams Games Tournament, Reciprocal Peer Tutoring, Achievement

Motivation, Learning Mathematics Achievement

Page 22: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF · PDF fileMotivasi Berprestasi Matematika ... 3.5 Interpretasi Indeks Kesukaran Soal (P) ... lebih baik antara siswa yang mempunyai motivasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

0

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS

GAMES TOURNAMENT (TGT) DAN TIPE RECIPROCAL PEER

TUTORING (RPT) DITINJAU DARI MOTIVASI BERPRESTASI SISWA

KELAS VIII SMP NEGERI DI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN

AJARAN 2010/2011

TESIS

OLEH:

NURTESTI HANDAYANI MAWASID

NIM. S851002013

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2012

Page 23: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF · PDF fileMotivasi Berprestasi Matematika ... 3.5 Interpretasi Indeks Kesukaran Soal (P) ... lebih baik antara siswa yang mempunyai motivasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu tujuan Negara Republik Indonesia yang tertuang dalam

Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 adalah mencerdaskan kehidupan bangsa.

Oleh karena itu pendidikan di Indonesia mendapat perhatian khusus dari

pemerintah dan masyarakat Indonesia, baik pendidikan formal, informal maupun

non formal, bahkan untuk anggaran pendidikanpun dianggarkan 20% dari APBN.

Semua bidang studi yang diajarkan dalam pelaksanaan pendidikan itu diharapkan

dapat memberi sumbangan pada tujuan Pendidikan Nasional (Undang-undang

Republik Indonesia No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal

3), dalam rangka mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia

yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,

sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi manusia yang demokratis

serta bertanggung jawab. Demikian juga dengan bidang studi Matematika yang

diajarkan pada hampir semua jenjang pendidikan, mulai dari Pendidikan Dasar

sampai dengan Pendidikan Tinggi.

Tujuan pembelajaran mata pelajaran matematika di SMP menurut

Permendiknas no. 22 tahun 2006 (Depdiknas, 2006 : 346) adalah agar peserta

didik mempunyai kemampuan:

1

Page 24: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF · PDF fileMotivasi Berprestasi Matematika ... 3.5 Interpretasi Indeks Kesukaran Soal (P) ... lebih baik antara siswa yang mempunyai motivasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

1. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan

mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan

tepat, dalam pemecahan masalah,

2. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi

matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan

gagasan dan pernyataan matematika,

3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah,

merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi

yang diperoleh,

4. Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain

untuk memperjelas keadaan atau masalah,

5. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu

memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika,

serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.

Untuk mengetahui tujuan pencapaian pembelajaran tersebut maka setiap

akhir program pengajaran dilakukan penilaian. Berdasarkan Peraturan Menteri

Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2007 Tanggal 11 Juni 2007 tentang

Standar Penilaian Pendidikan, dinyatakan bahwa penilaian pendidikan adalah

proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk menentukan pencapaian

hasil belajar siswa. Terdapat beberapa proses penilaian yang dapat dilakukan,

yaitu: ulangan, ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester,

ulangan kenaikan kelas, ujian sekolah atau madrasah, dan ujian nasional, dengan

Page 25: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF · PDF fileMotivasi Berprestasi Matematika ... 3.5 Interpretasi Indeks Kesukaran Soal (P) ... lebih baik antara siswa yang mempunyai motivasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

kriteria ketuntasan minimal (kriteria ketuntasan belajar) ditentukan oleh satuan

pendidikan.

Hasil dari beberapa proses penilaian dapat dijadikan indikator prestasi

siswa dalam penguasaan pelajaran. Misalnya hasil nilai ujian nasional pelajaran

matematika di Kabupaten Sukoharjo dalam dua tahun terakhir adalah sebagai

berikut:

Tabel 1.1 Perolehan Nilai Ujian Nasional SMP Negeri Kabupaten Sukoharjo

Mata Pelajaran Nilai UN

Rata-rata Terendah Tertimggi

Matematika 3,00 10,00 6,87 Bahasa Indonesia 4,00 10,00 7,89

Bahasa Inggris 3,60 10,00 6,90 IPA 3,00 10,00 7,52

(Sistem Informasi Hasil Ujian Nasional Tahun 2010)

Dari data di atas, terlihat bahwa nilai matematika mempunyai rata-rata

nilai terendah dibanding mata pelajaran lainnya. Rendahnya nilai yang diperoleh

siswa menjadi petunjuk adanya kesulitan belajar yang dialami siswa. Hal tersebut

menunjukkan bahwa siswa memiliki penguasaan yang kurang terhadap

matematika.

Berdasarkan daftar persentase daya serap matematika UN SMP tahun

2009/2010, menunjukkan bahwa siswa masih kesulitan dalam menyelesaikan

soal-soal tentang bangun ruang sisi datar. Hal tersebut terlihat dari tabel berikut:

Page 26: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF · PDF fileMotivasi Berprestasi Matematika ... 3.5 Interpretasi Indeks Kesukaran Soal (P) ... lebih baik antara siswa yang mempunyai motivasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

Tabel 1.2 Persentase Daya Serap Matematika UN SMP Tahun 2009/2010 Materi Bangun

Ruang Sisi Datar

Kemampuan yang diuji Daya serap (%)

Kab. Sukoharjo

Jawa Tengah

Nasional

Menghitung volume balok atau limas yang ukurannya diketahui

43,70 39,73 38,22

Menentukan salah satu unsur dari balok atau kubus atau limas atau prisma

50,66 56,72 69,23

(Sistem Informasi Hasil Ujian Nasional Tahun 2009 dan 2010)

Rendahnya prestasi belajar di atas dimungkinkan karena guru kurang dapat

menggunakan model pembelajaran yang sesuai dan menyenangkan bagi peserta

didik. Model pembelajaran yang sering dilakukan guru di sekolah adalah dengan

model konvensional. Guru menjelaskan konsep dengan metode ceramah.

Kegiatan guru di dalam kelas lebih dominan atau pembelajaran lebih terpusat pada

guru, dan siswa cenderung tampak pasif. Guru berusaha dengan melakukan tanya

jawab agar siswa berpartisipasi. Namun siswa belum mempunyai inisiatif untuk

bertanya pada guru jika belum mengerti atau belum paham dengan materi yang

diajarkan. Secara garis besar, situasi pembelajaran menggambarkan suatu

kegiatan guru aktif memberikan informasi, sedangkan siswa menyimak, mencatat,

dan mengerjakan tugas yang diberikan.

Salah satu upaya mengatasi kesulitan belajar matematika dan meningkatkan

mutu pendidikan sekolah diantaranya adalah dengan menerapkan model

pembelajaran yang inovatif. Model pembelajaran yang digunakan oleh guru

dalam proses pembelajaran diusahakan bervariasi sehingga siswa terhindar dari

rasa bosan dan tercipta suasana yang nyaman dan menyenangkan. Dalam proses

Page 27: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF · PDF fileMotivasi Berprestasi Matematika ... 3.5 Interpretasi Indeks Kesukaran Soal (P) ... lebih baik antara siswa yang mempunyai motivasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

pembelajaran terdapat berbagai macam model pembelajaran yang bertujuan agar

proses pembelajaran dapat berjalan baik. Hal ini juga bertujuan untuk

menciptakan proses pembelajaran yang aktif serta memungkinkan timbulnya

sikap keterkaitan siswa untuk mengikuti kegiatan pembelajaran secara

menyeluruh. Pembelajaran yang efektif tersebut harus diimbangi dengan

kemampuan guru dalam menguasai model pembelajaran dan materi yang akan

diajarkan. Seiring diberlakukannya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP) diharapkan guru dapat meningkatkan prestasi siswa khususnya pada

pelajaran matematika dengan berkreasi dan berinovasi menggunakan berbagai

macam model pembelajaran yang berkembang saat ini.

Proses pembelajaran yang baik adalah yang dapat menciptakan proses

pembelajaran yang efektif dengan adanya komunikasi dua arah antara guru

dengan siswa yang tidak hanya menekankan pada apa yang dipelajari tetapi

menekankan bagaimana siswa harus belajar. Salah satu pandangan tentang

pembelajaran adalah pandangan konstruktivisme. Pandangan ini menuntut peran

aktif siswa dalam membangun pemahaman dan menguasai konsep. Salah satu

model pembelajaran yang berlandaskan pada pandangan konstruktivisme adalah

model pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif menyediakan

kesempatan pada siswa untuk menggembangkan kemampuan interaksi dalam

kelompok dan bekerja dengan orang lain, dimana kemampuan ini sanngat

dibutuhkan di dunia sekarang (Wyk, 2011: 183). Dua tipe pembelajaran koopertif

yang menarik adalah tipe Times Games Tournament (TGT) dan Reciprocal Peer

Tutoring (RPT).

Page 28: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF · PDF fileMotivasi Berprestasi Matematika ... 3.5 Interpretasi Indeks Kesukaran Soal (P) ... lebih baik antara siswa yang mempunyai motivasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

Model pembelajaran kooperatif tipe TGT merupakan tipe pembelajaran

dengan mengelompokkan siswa ke dalam tim dengan kemampuan heterogen

untuk berkompetisi dalam suatu permainan, dengan tujuan menciptakan suasana

kelas yang efektif sehingga siswa secara aktif terlibat dalam proses pengajaran

dan termotivasi untuk mengupayakan keberhasilan tim. Tipe pembelajaran ini

mudah diakses dan diaplikasikan pada seluruh tingkatan dan mata pelajaran di

sekolah (Wyk, 2011: 186).

Model pembelajaran kooperatif tipe RPT adalah bukti dari pembelajaran

kooperatif, yang telah ditemukan sebagai teknik yang efektif dalam meningkatkan

prestasi akademik siswa (Sherman dan Slavin, dalam Obiunu, 2008: 236). Dalam

setiap eksperimen Fantuzzo, RPT telah diimplementasikan dalam cara berikut ini:

1) siswa dipasangkan dengan seorang rekan, 2) setiap siswa mengembangkan seri

pertanyaan sesuai topik, dan 3) siswa membuat soal-soal mereka pada rekan,

sebelum ujian di kelas keseluruhan, kemudian memberikan pengajaran pada rekan

mereka yang bermasalah pada topik ini (Rittschof and Griffin, 2001: 316).

Dari implementasi RPT di atas, posisi siswa menjadi tutor (pengajar

pribadi teman sebaya) ketika siswa membuat pertanyaan-pertanyaan untuk

rekannya dan memberikan penjelasan pada rekannya yang tidak dapat menjawab

item pertanyaan darinya dan posisi tutee (siswa pribadi) ketika siswa diberi

pertanyaan dan penjelasan oleh rekannya. Menurut Griffin and Griffin (dalam

Choudhury, 2002: 137) pada RPT, fungsi siswa sama yaitu sebagai tutor dan

tutee. Ini memungkinkan siswa untuk memperoleh kedua keuntungan dari

Page 29: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF · PDF fileMotivasi Berprestasi Matematika ... 3.5 Interpretasi Indeks Kesukaran Soal (P) ... lebih baik antara siswa yang mempunyai motivasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

persiapan dan instruksi yang digunakan tutor, dan dari instruksi yang diterima

oleh tutee. Ditambahkan oleh Slavin (2011: 242) bahwa tutor dan tutee keduanya

dapat diuntungkan: tutee dapat memelajari konsep akademis dan tutor memeroleh

penerimaan dan pemahaman yang lebih baik terhadap siswa yang mempunyai

ketidakmapuan.

Motivasi berprestasi siswa merupakan salah satu faktor penting dalam

kegiatan pembelajaran matematika. Rao (2003:13) menjelaskan motivasi

berprestasi adalah harapan untuk menemukan kepuasan dalam menguasai

tantangan dan perbuatan yang sulit, motivasi untuk menampilkan tugas-tugas

khusus untuk memiliki standar pesaing unggul dengan hasil yang dapat dinilai.

Dengan motivasi berprestasi siswa dapat melakukan sesuatu sebaik-baiknya dan

tekun dalam menyelesaikan permasalahan matematika hingga mencapai standar

tertinggi.

B. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang masalah yang telah diuraikan, terdapat beberapa

masalah yang dapat diidentifikasi, antara lain:

1. Ada kemungkinan rendahnya prestasi matematika siswa di Kabupaten

Sukoharjo disebabkan oleh motivasi berprestasi mereka yang memang rendah.

Oleh karena itu, perlu diteliti apakah benar bahwa motivasi berprestasi siswa

mempengaruhi prestasi belajar siswa dalam pelajaran matematika. Jika

memang benar bahwa motivasi berprestasi berpengaruh terhadap prestasi

belajar, maka para guru dapat berusaha untuk selalu meningkatkan motivasi

Page 30: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF · PDF fileMotivasi Berprestasi Matematika ... 3.5 Interpretasi Indeks Kesukaran Soal (P) ... lebih baik antara siswa yang mempunyai motivasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

berprestasi para siswa agar mereka dapat memperoleh hasil yang maksimal.

Dalam konteks ini, motivasi berprestasi siswa dianggap relatif tetap dalam diri

siswa, sebelum ada perlakuan pihak luar untuk meningkatkan motivasi

mereka, misalnya melalui pelatian AMT (achievement motivation training).

2. Ada kemungkinan rendahnya prestasi belajar matematika siswa disebabkan

kurangnya inovasi pembelajaran yang dilakukan guru. Dari dugaan ini muncul

permasalahan yang dapat diteliti, apakah pembelajaran yang inovatif dapat

meningkatkan prestasi belajar matematika siswa.

3. Masih rendahnya prestasi belajar siswa mungkin dikarenakan kurang tepat

dalam pemilihan model pembelajaran. Terkait dengan ini, dapat diteliti

apakah jika para guru menggunakan model pembelajaran yang menarik,

prestasi belajar matematika siswa menjadi lebih baik. Jika ya, maka para guru

dapat berusaha untuk selalu menggunakan model pembelajaran yang menarik

dan variatif. Dalam konteks ini dapat juga diteliti apakah efektivitas

penggunaan model pembelajaran tergantung kepada motivasi berprestasi

siswa.

C. Pemilihan Masalah

Adalah tidak mungkin melakukan penelitian dengan berbagai macam

masalah penelitian pada waktu yang sama. Oleh karena itu, pada penelitian ini,

penulis memilih masalah penelitian yang ketiga, yaitu yang terkait dengan

penggunaan model pembelajaran dan apakah efektivitas model pembelajaran

tertentu berlaku konsisten untuk berbagai motivasi berprestasi siswa.

Page 31: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF · PDF fileMotivasi Berprestasi Matematika ... 3.5 Interpretasi Indeks Kesukaran Soal (P) ... lebih baik antara siswa yang mempunyai motivasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

D. Pembatasan Masalah

Untuk dapat dilakukan penelitian dengan baik, dilakukan pembatasan

sebagai berikut:

1. Penggunaan model pembelajaran yang baru selalu memberikan prestasi

belajar matematika lebih baik daripada konvensional yang monoton tanpa

variasi. Oleh karena itu, cukup menarik dilakukan penelitian untuk melihat

manakah yang memberikan prestasi belajar matematika lebih baik antara

model pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament (TGT) dan

model pembelajaran kooperatif tipe Reciprocal Peer Tutorinf (RPT) pada

materi bangun ruang sisi datar. Model pembelajaran konvensional tidak perlu

digunakan dalam penelitian ini, karena menurut penelitian yang relevan model

pembelajaran kooperatif tipe TGT dan RPT lebih baik dari pada model

pembelajaran konvensional (Wyk, 2011; Mickelson et al., 2003).

2. Karakteristik siswa yang dipilih dalam penelitian ini adalah motivasi

berprestasi. Pada penelitian ini, motivasi berprestasi siswa dikelompokkan

menjadi tiga yaitu tinggi, sedang dan rendah.

3. Prestasi belajar matematika peserta didik yang dimaksud adalah hasil belajar

matematika peserta didik pada standar kompetensi memahami sifat-sifat

prisma dan limas, mengatahui bagian-bagiannya serta menentukan ukurannya

yang telah dicapai pada akhir penelitian ini.

Page 32: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF · PDF fileMotivasi Berprestasi Matematika ... 3.5 Interpretasi Indeks Kesukaran Soal (P) ... lebih baik antara siswa yang mempunyai motivasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

E. Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi, pemilihan, dan pembatasan masalah di atas,

maka rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Manakah yang memberikan prestasi belajar matematika lebih baik antara

model pembelajaran kooperatif tipe TGT dan model pembelajaran kooperatif

tipe RPT?

2. Manakah yang memiliki prestasi belajar yang lebih baik antara siswa yang

mempunyai motivasi berprestasi tinggi, sedang dan rendah?

3. Manakah yang memberikan prestasi belajar matematika yang lebih baik antara

pembelajaran dengan tipe TGT atau tipe RPT pada masing-masing motivasi

berprestasi tinggi, sedang atau rendah?

4. Manakah yang memberikan prestasi belajar matematika yang lebih baik antara

motivasi berprestasi tinggi, sedang atau rendah pada pembelajaran dengan tipe

TGT?

5. Manakah yang memberikan prestasi belajar matematika yang lebih baik antara

motivasi berprestasi tinggi, sedang atau rendah pada pembelajaran dengan tipe

RPT?

F. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui manakah yang memberikan prestasi belajar yang lebih baik

antar model pembelajaran kooperatif tipe TGT dan model pembelajaran

kooperatif tipe RPT.

Page 33: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF · PDF fileMotivasi Berprestasi Matematika ... 3.5 Interpretasi Indeks Kesukaran Soal (P) ... lebih baik antara siswa yang mempunyai motivasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

2. Untuk mengetahui manakah yang memiliki prestasi belajar yang lebih baik

antara siswa yang mempunyai motivasi berprestasi tinggi, sedang dan rendah.

3. Untuk mengetahui manakah yang memberikan prestasi belajar matematika

yang lebih baik antara pembelajaran dengan tipe TGT atau tipe RPT pada

masing-masing motivasi berprestasi tinggi, sedang atau rendah.

4. Untuk mangetahui manakah yang memberikan prestasi belajar matematika

yang lebih baik antara motivasi berprestasi tinggi, sedang atau rendah pada

pembelajaran dengan tipe TGT.

5. Untuk mengetahui manakah yang memberikan prestasi belajar matematika

yang lebih baik antara motivasi berprestasi tinggi, sedang atau rendah pada

pembelajaran dengan tipe RPT.

G. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi siswa, diharapkan dapat membantu dalam upaya mengatasi kesulitan

belajar sehingga dapat mencapai hasil belajar yang baik.

2. Bagi guru, diharapkan dapat meningkatkan mutu pembelajarannya,

mengembangkan model pembelajaran yang lebih tepat dan bervariasi, dan

dapat mengembangkan profesionalitasnya.

3. Bagi sekolah, diharapkan dapat meningkatkan mutu pendidikannya.

4. Bagi pemerintah, diharapkan dapat memberi masukan dalam pengambilan

kebijakan untuk meningkatkan mutu pendidikan

Page 34: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF · PDF fileMotivasi Berprestasi Matematika ... 3.5 Interpretasi Indeks Kesukaran Soal (P) ... lebih baik antara siswa yang mempunyai motivasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Prestasi Belajar Matematika

a. Belajar

Belajar merupakan sebuah proses yang terjadi pada setiap individu.

Menurut Eveline S dan Hartini N (2010: 4) belajar adalah sebuah proses yang

kompleks yang di dalamnya memuat beberapa aspek, yaitu: 1) bertambahnya

jumlah pengetahuan, 2) adanya kemampuan mengingat, 3) adanya penerapan

pengetahuan, 4) menyimpulkan makna, 5) menafsirkan dan mengaitkannya

dengan realita, dan 6) adanya perubahan sebagai pribadi.

Teori konstruktivistik (dalam Eveline S dan Hartini N, 2010: 39)

memahami belajar sebagai proses pembentukan (konstruksi) pengetahuan oleh

siswa itu sendiri. Pengetahuan dipahami sebagai suatu pembentukan yang terus-

menerus oleh seseorang yang setiap saat mengalami reorganisasi karena adanya

pemahaman-pemahaman baru.

Dari beberapa pendapat di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam

belajar sebenarnya siswa mengkonstruksi sendiri pengetahuannya berdasarkan

informasi dan pengalaman baru yang diperolehnya. Guru harus membantu siswa

dalam mengkonstruksi pengetahuannya dan memahami jalan pikiran siswa.

12

Page 35: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF · PDF fileMotivasi Berprestasi Matematika ... 3.5 Interpretasi Indeks Kesukaran Soal (P) ... lebih baik antara siswa yang mempunyai motivasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

b. Teori Belajar Konstruktivisme

Cooney dalam jurnal Malara (2003:34) menjelaskan implikasi penting

untuk guru matematika pada pendekatan konstuktivistik, yaitu:

The sosio-constructivist approach to the learning of mathematics has two important implications for teaching. The first is that the teacher figure becomes exalted as a person with an individual interpretation of reality, and in particular of his/her teaching discipline, and of the aims and tools of its teaching. The second implication is that mathematics teachers have the responsibility of creating an environment that allows pupils to build up a mathematical understanding, but they also have the responsibility to make hypotheses on the pupils' conceptual constructs and on possible didactical strategies, in order to possibly modify such constructs.

Yang artinya:

Pendekatan konstruktivis sosial memiliki dua implikasi penting untuk

guru. Pertama, sosok guru menjadi mulia dengan interpretasi real, dan khususnya

ada pada cara, tujuan dan alat-alat mengajarnya. Kedua, guru matematika memilki

tanggung jawab untuk menciptakan lingkungan yang memungkinkan siswa untuk

membangun pemahaman matematika, tetapi guru juga bertanggung jawab

memberikan hipotesis kepada siswa mengenai konsep dan kemungkinan strategi

pembelajaran, seperti konstruksi (membangun).

Menurut Eveline S dan Hartini N (2010:41) peranan guru pada teori

belajar konstruktivisme lebih sebagai mediator dan fasilitator bagi siswa, yang

meliputi kegiatan-kegiatan berikut ini:

1) Menyediakan pengalaman belajar yang memungkinkan siswa bertanggung

jawab, mengajar atau berceramah bukanlah tugas seorang guru.

2) Menyediakan atau memberikan kegiatan-kegiatan yang merangsang

keingintahuan siswa dan membantu mereka untuk mengekspresikan

Page 36: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF · PDF fileMotivasi Berprestasi Matematika ... 3.5 Interpretasi Indeks Kesukaran Soal (P) ... lebih baik antara siswa yang mempunyai motivasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

gagasannya. Guru perlu menyemangati siswa dan menyediakan pengalaman

konflik.

3) Memonitor, mengevaluasi dan menunjukkan apakah pemikiran siswa berjalan

atau tidak. Guru menunjukkan dan mempertanyakan apakah pengetahuan

siswa dapat diberlakukan untuk menghadapi persoalan baru yang berkaitan.

Von Glaserfeld (dalam Eveline S dan Hartini N, 2010:40)

mengemukakan bahwa ada beberapa kemampuan yang diperlukan dalam proses

mengkonstruksi pengetahuan, yaitu:

1) kemampuan mengingat dan mengungkapkan kembali pengalaman,

2) kemampuan membandingkan dan mengambil keputusan mengenai persamaan

dan perbedaa tentang sesuatu hal, dan

3) kemampuan untuk lebih menyukai suatu pengalaman yang satu daripada yang

lain (selective conscience).

Pendekatan konstruktivis menekankan agar individu secara aktif

menyusun dan membangun (to construct) pengetahuan dan pemahaman, guru

bukan sekedar memberi informasi ke pikiran siswa, akan tetapi guru harus

mendorong siswa untuk mengeksplorasi (menjelajah atau menyelidiki) dunia

mereka, menemukan pengetahuan, merenung, dan berpikir secara kritis (Brooks

and Brooks dalam Santrock, 2007: 8).

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa teori belajar

konstruktivistik memahami belajar sebagai proses pembentukan (konstruksi)

pengetahuan oleh si pelajar itu sendiri. Pengetahuan ada di dalam diri seseorang

Page 37: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF · PDF fileMotivasi Berprestasi Matematika ... 3.5 Interpretasi Indeks Kesukaran Soal (P) ... lebih baik antara siswa yang mempunyai motivasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

yang sedang mengetahui dan tidak dapat dipindahkan begitu saja dari otak

seseorang (guru) kepada orang lain (siswa).

c. Prestasi Belajar Matematika

Kemampuan intelektual siswa sangat menentukan keberhasilan siswa

dalam memperoleh prestasi. Untuk mengetahui berhasil tidaknya seseorang dalam

belajar maka perlu dilakukan suatu evaluasi. Prestasi adalah penyelesaian suatu

tugas, pekerjaan atau tanggung jawab hingga tuntas, serta keberhasilan meraih

sebuah tujuan (Reber and Reber, 2010: 8).

Winkel (2009: 391) mengemukakan bahwa prestasi adalah bukti usaha

yang telah dicapai. Di dalam pengertian tersebut, prestasi merupakan suatu usaha

yang telah dilaksanakan menurut batas kemampuan dari pelaksanaan proses

pendidikan dan latihan tertentu.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi

belajar merupakan hasil proses belajar matematika yang telah dicapai siswa dan

diperoleh melalui nilai tes hasil belajar pokok bahasan bangun ruang sisi datar:

kubus, balok, prisma, dan limas.

2. Pembelajaran Matematika

Menurut Gagne (dalam Eveline S dan Hartini N, 2010:12) pembelajaran

dimaksudkan untuk menghasilkan belajar, situasi eksternal harus dirancang

sedemikian rupa untuk mengaktifkan, mendukung dan mempertahankan proses

Page 38: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF · PDF fileMotivasi Berprestasi Matematika ... 3.5 Interpretasi Indeks Kesukaran Soal (P) ... lebih baik antara siswa yang mempunyai motivasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

internal yang terdapat dalam setiap peristiwa belajar. Eveline S dan Hartini N

(2010:13) mengemukakan ciri-ciri pembelajaran, yaitu:

a. Merupakan upaya sadar dan sengaja.

b. Pembelajaran harus membuat siswa belajar.

c. Tujuan harus ditetapkan terlebih dahulu sebelum proses dilaksanakan.

d. Pelaksanaannya terkendali, baik isinya, waktu, proses maupun hasilnya.

Menurut Anthony (dalam Yevdokimov,2004: 2) ada tiga hal penting

suatu pembelajaran yaitu:

1) Learning is a process of knowledge construction, not of knowledge recording or absorption;

2) Learning is knowledge-dependent; people use current knowledge to construct new knowledge;

3) The learner is aware of processes of cognition and can control and regulate them.

Yang berarti :

1) Pembelajaran adalah proses membentuk pengetahuan bukan merekam atau

menyerap pengetahuan.

2) Pembelajaran adalah pengetahuan yang saling bergantung, orang dapat

menggunakan pengetahuan sebelumnya yang berlaku untuk membentuk

pengetahuan yang baru.

3) Peserta didik menjadi sadar akan proses pembentukan suatu pengetahuan dan

dapat mengontrol dan mengaturnya.

Dari beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran adalah proses belajar mengajar secara sadar, sengaja dan terprogram

untuk membantu siswa belajar secara optimal. Dalam pembelajaran akan terjadi

Page 39: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF · PDF fileMotivasi Berprestasi Matematika ... 3.5 Interpretasi Indeks Kesukaran Soal (P) ... lebih baik antara siswa yang mempunyai motivasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

suatu reaksi antara guru dengan siswa dalam rangka mencapai tujuannya, dimana

guru memberikan informasi berupa pengetahuan kepada siswa dan menjadi

fasilitator siswa sedangkan siswa mempunyai tujuan untuk memahami dan

menguasai materi yang diajarkan oleh guru. Interaksi antara guru dengan siswa

tersebut merupakan proses belajar mengajar.

Matematika didefinisikan menjadi tiga aspek oleh Törner and Grigutsch

(dalam Rolka et al., 2006: 441-442). Dalam aspek alat, Matematika dipandang

sebagai seperangkat aturan, formula, keterampilan dan prosedur, sementara

aktivitas matematika berarti menghitung serta menggunakan aturan, prosedur dan

formula. Dalam aspek sistem, matematika ditandai oleh logika, bukti ketat,

definisi yang tepat dan bahasa matematika yang tepat, dan aktivitas matematika

terdiri dari bukti-bukti akurat serta penggunaan bahasa yang tepat dan ketat.

Dalam aspek proses, matematika dianggap sebagai proses yang merancang

hubungan antara konsep yang berbeda dan penggunaan kalimat memiliki peran

penting. Pada aspek ini, aktivitas matematika melibatkan langkah-langkah kreatif,

seperti menghasilkan aturan dan formula.

Adapun tujuan pembelajaran mata pelajaran Matematika di SMP

menurut Permendiknas no. 22 tahun 2006 (Depdiknas, 2006 : 346) adalah agar

peserta didik mempunyai kemampuan:

1. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan

mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan

tepat, dalam pemecahan masalah,

Page 40: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF · PDF fileMotivasi Berprestasi Matematika ... 3.5 Interpretasi Indeks Kesukaran Soal (P) ... lebih baik antara siswa yang mempunyai motivasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

2. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi

matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan

gagasan dan pernyataan matematika,

3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah,

merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi

yang diperoleh,

4. Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain

untuk memperjelas keadaan atau masalah,

5. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu

memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari

matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.

Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran

matematika adalah proses belajar mengajar secara sadar, sengaja dan terprogram

untuk membantu siswa belajar matematika dengan baik.

3. Model Pembelajaran Kooperatif

a. Model Pembelajaran

Menurut Arends (dalam Trianto, 2010:22) model pengajaran mengarah

pada suatu pendekatan pembelajaran tertentu termasuk tujuannya, sintaksnya,

lingkungannya dan sistem pengelolaannya. Sedangkan menurut Joice dan Weil

(dalam Isjoni, 2010: 50) model pembelajaran adalah suatu pola atau rencana yang

sudah direncanakan sedemikian rupa dan digunakan untuk menyusun kurikulum,

mengatur materi pelajaran, dan memberi petunjuk kepada pelajar di kelasnya.

Page 41: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF · PDF fileMotivasi Berprestasi Matematika ... 3.5 Interpretasi Indeks Kesukaran Soal (P) ... lebih baik antara siswa yang mempunyai motivasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

Dalam penerapannya model pembelajaran ini harus sesuai dengan kebutuhan

siswa.

Dalam prakteknya semua model pembelajaran bisa dikatakan baik jika

memenuhi prinsip-prinsip sebagai berikut:

1) Semakin kecil upaya yang dilakukan guru, dan semakin besar aktivitas belajar

siswa, maka hal itu semakin baik.

2) Semakin sedikit waktu yang diperlukan guru untuk mengaktifkan siswa

belajar juga semakin baik.

3) Sesuai dengan cara belajar siswa yang dilakukan.

4) Dapat dilaksanakan dengan baik oleh guru.

5) Tidak ada satupun model yang paling sesuai untuk segala tujuan, jenis materi,

dan proses yang ada (Hasan, dalam Isjoni, 2010:50)

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran

adalah suatu prosedur pembelajaran yang dirancang oleh guru yang memiliki

tujuan serta sintak yang disesuaikan dengan lingkungan dan sistem

pengelolaannya, untuk mencapai hasil pembelajaran yang lebih optimal.

b. Model Pembelajaran Kooperatif

Salah satu model pembelajaran yang berlandaskan pada pandangan

konstruktivisme adalah model pembelajaran kooperatif. Pembelajaran ini muncul

dari konsep bahwa siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep

yang sulit jika mereka saling berdiskusi dengan temannya. Pembelajaran

kooperatif menurut Slavin (dalam Trianto, 2010:57) menekankan pada tujuan dan

kesuksesan kelompok, yang hanya dapat dicapai jika semua anggota kelompok

Page 42: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF · PDF fileMotivasi Berprestasi Matematika ... 3.5 Interpretasi Indeks Kesukaran Soal (P) ... lebih baik antara siswa yang mempunyai motivasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

mencapai tujuan atau penguasaan materi. Slavin (dalam George, 1994:21)

menyatakan:

Cooperative learning has been shown to enhance learning. Working in small groups, usually with some incentive or reward for the group's accomplishments, students are motivated in cooperative learning to help one another master skills or learn the material,

yang artinya, pembelajaran kooperatif telah ditunjukkan untuk meningkatkan

pembelajaran. Bekerja dalam kelompok kecil, biasanya dengan beberapa insentif

atau penghargaan atas prestasi kelompok, siswa termotivasi dalam pembelajaran

kooperatif untuk membantu satu sama lain menguasai keterampilan atau materi

belajar.

Wyk (2011:186) menyatakan bahwa:

Cooperative learning, as an instructional methodology provides opportunities for students to develop skills in group interactions and in working with others that are needed in today’s world.

Yang artinya pembelajaran koopertif sebagai metode pengajaran yang

memberikan kesempatan bagi siswa untuk mengembangkan keterampilan dalam

interaksi kelompok dan dalam bekerja dengan orang lain yang dibutuhkan di

dunia sekarang ini.

Liu and Cheng (2007:162) membagi pembelajaran kooperatif menjadi

empat jenis, yaitu:

Cooperative learning can be divided into three types: formal cooperative learning, informal cooperative learning, and cooperative base groups.

Pembelajaran kooperatif dapat dibagi menjadi empat jenis: pembelajaran

kooperatif formal, pembelajaran kooperatif informal, kelompok operasi, dan

kontroversi akademik.

Page 43: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF · PDF fileMotivasi Berprestasi Matematika ... 3.5 Interpretasi Indeks Kesukaran Soal (P) ... lebih baik antara siswa yang mempunyai motivasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

1) Pembelajaran kooperatif formal, siswa bekerja bersama-sama, satu kelas,

dalam beberapa minggu, guna mendiskusikan suatu materi, sehingga

memahaminya, hasil diskusi dikumpulkan pada guru sebagai tugas.

2) Pembelajaran kooperatif informal, siswa dibentuk menjadi beberapa tim, dan

setiap tim bekerja sama untuk menyelesaikan tujuan pembelajaran sesuai

materi yang ditentukan pada tiap-tiap tim.

3) Pembelajaran kooperatif kelompok operasi, siswa bekerja sama dalam

kelompok-kelompok heterogen dengan keanggotaan yang stabil dan dalam

jangka panjang. Setiap anggota dalam kelompok induk harus memberikan

dukungan, bantuan, dorongan dan membuat kemajuan akademik.

Menurut Isjoni (2010: 20), ciri-ciri model pembelajaran kooperatif

sebagai berikut:

1) Setiap anggota memiliki peran.

2) Terjadi interaksi langsung diantara siswa.

3) Setiap anggota kelompok bertanggungjawab atas belajarnya dan juga teman-

teman sekelompoknya.

4) Guru membantu mengembangkan keterampilan-keterampilan interpersonal

kelompok.

5) Guru hanya berinteraksi dengan kelompok saat diperlukan.

Dalam pembelajaran kooperatif peran guru adalah melakukan

pemantauan terhadap kegiatan belajar siswa, mengarahkan keterampilan

kerjasama dan memberi bantuan pada saat diperlukan. Aktivitas belajar berpusat

pada siswa, sedangkan guru berfungsi sebagai fasilitator.

Page 44: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF · PDF fileMotivasi Berprestasi Matematika ... 3.5 Interpretasi Indeks Kesukaran Soal (P) ... lebih baik antara siswa yang mempunyai motivasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

Tiga tahap sentral yang menjadi karakteristik pembelajaran kooperatif

sebagaimana dikemukakan oleh Slavin (2005: 10) yaitu penghargaan kelompok,

pertanggungjawaban individu, dan kesempatan yang sama untuk berhasil.

1) Penghargaan Kelompok

Didalam pembelajaran kooperatif setiap kelompok berkompetisi untuk

memperoleh panghargaan kelompok. Penghargaan kelompok diperoleh jika

kelompok mencapai skor kriteria yang ditentukan. Keberhasilan kelompok

didasarkan pada penampilan individu sebagai anggota kelompok dalam

menciptakan hubungan antarpersonal yang saling mendukung, saling membantu,

dan saling peduli.

2) Pertanggungjawaban Individu

Keberhasilan kelompok tergantung dari pembelajaran individu dari semua

anggota kelompok. Pertanggungjawaban tersebut menitikberatkan pada aktivitas

anggota kelompok yang saling membantu dalam belajar. Adanya

pertanggungjawaban secara individu juga menjadikan setiap anggota kelompok

siap untuk menghadapi tes dan tugas-tugas lainnya secara mandiri tanpa bantuan

teman sekelompoknya.

3) Kesempatan yang sama untuk mencapai keberhasilan

Pembelajaran kooperatif menggunakan metode scoring yang mencakup nilai

perkembangan berdasarkan peningkatan prestasi yang diperoleh siswa dari yang

terdahulu. Setiap siswa baik yang berprestasi rendah, sedang, atau tinggi sama-

sama memperoleh kesempatan untuk berhasil dan melakukan yang terbaik bagi

kelompoknya dengan menggunakan metode scoring.

Page 45: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF · PDF fileMotivasi Berprestasi Matematika ... 3.5 Interpretasi Indeks Kesukaran Soal (P) ... lebih baik antara siswa yang mempunyai motivasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

Dari hal tersebut di atas, dalam pembelajaran kooperatif tidak sekedar

pembelajaran dengan pembagian kelompok yang hanya menerapkan sistem

kompetisi antarkelompok. Tetapi tujuan pembelajaran kooperatif adalah

menciptakan situasi dimana keberhasilan kelompok ditentukan atau dipengaruhi

oleh keberhasilan individu. Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan

bahwa pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang memberikan

kesempatan pada siswa untuk mengembangkan keterampilan dalam interaksi dan

kerja sama dalam kelompok-kelompok kecil sehingga dapat membantu menguasai

materi belajar, dengan pemberian penghargaan atas prestasi kelompok dan guru

berperan sebagai fasilitator.

c. Model pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament (TGT)

TGT awalnya dikembangkan oleh David De Vries dan Keith Edward di

universitas John Hopkins sebagai metode cooperative learning. Dengan

presentasi guru dan kelompok kerja yang sama sebagaimana di STAD, namun

kuis digantikan dengan turnamen mingguan, dimana siswa memainkan games

akademik dengan anggota dari tim lain untuk mengkontribusikan skor pada

masing-masing tim. Tipe pembelajaran ini mudah diakses dan diaplikasikan pada

seluruh tingkatan dan mata pelajaran di sekolah (Wyk, 2011:185-186).

Slavin (2005: 166) menyatakan komponen-komponen TGT yaitu:

1) Presentasi di kelas

Pertama materi dipresentasikan guru di dalam kelas. Ini merupakan

pembelajaran langsung seperti yang sering kali dilakukan atau diskusi

pelajaran yang dipimpin oleh guru. Bedanya presentasi kelas dengan

Page 46: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF · PDF fileMotivasi Berprestasi Matematika ... 3.5 Interpretasi Indeks Kesukaran Soal (P) ... lebih baik antara siswa yang mempunyai motivasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

pembelajaran biasa hanyalah bahwa presentasi tersebut haruslah benar-benar

berfokus pada unit TGT. Dengan cara ini, siswa akan menyadari bahwa

mereka harus benar-benar memberi perhatian penuh selama presentasi kelas,

karena dengan demikian akan sangat membantu mereka mengerjakan kuis-

kuis, dan skor kuis mereka menentukan skor tim mereka.

2) Tim

Tim terdiri dari empat atau lima siswa yang mewakili seluruh bagian dari

kelas dalam hal kinerja kademik, jenis kelamin, ras dan etnisitas. Fungsi

utama dari tim ini adalah memastikan bahwa semua tim benar-benar belajar,

dan lebih khusus untuk mempersiapkan anggotanya untuk bisa mengerjakan

kuis dengan baik.

3) Game

Game terdiri atas pertanyaan-pertanyaan yang kontennya relevan yang

dirancang untuk menguji pengetahuan siswa yang diperolehnya dari presentasi

di kelas dan pelaksanaan kerja tim. Game tersebut dimainkan di atas meja

dengan tiga orang siswa, yang masing-masing mewakili tim yang berbeda.

Kebanyakan game hanya berupa nomor-nomor pertanyaan yang ditulis pada

lembar yang sama. Seorang siswa mengambil sebuah kartu bernomor dan

harus menjawab pertanyaan sesuai nomor yang tertera pada kartu tersebut.

Kelompok lain diperbolehkan merebut pertanyaan yang tidak dapat dijawab

atau jawabannya salah. Siswa yang menjawab benar pertanyaan itu akan

mendapat skor. Skor ini yang nantinya dikumpulkan siswa untuk turnamen

mingguan.

Page 47: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF · PDF fileMotivasi Berprestasi Matematika ... 3.5 Interpretasi Indeks Kesukaran Soal (P) ... lebih baik antara siswa yang mempunyai motivasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

4) Turnamen

Turnamen merupakan struktur game yang dimainkan. Turnamen biasanya

dilakukan pada akhir minggu atau pada setiap unit setelah guru melakukan

presentasi kelas dan kelompok sudah mengerjakan lembar kerja. Turnamen

pertama guru membagi siswa dalam beberapa meja turnamen – tiga siswa

berprestasi tinggi sebelumnya pada meja 1, tiga berikutnya pada meja 2, dan

seterusnya. Kompetisi yang seimbang ini, memungkinkan para siswa dari

semua tingkat kinerja sebelumnya berkontribusi secara maksimal terhadap

skor tim mereka jika mereka melakukan yang terbaik. Skema Pertandingan

aturan turnamen TGT mengilustrasikan hubungan antara tim heterogen dan

meja turnamen homogen. Setelah turnamen pertama, para siswa akan bertukar

meja tergantung pada kinerja mereka pada turnamen terakhir. Pemenang pada

tiap meja “naik tingkat” ke meja berikutnya yang lebih tinggi (misalnya, dari

meja 6 ke meja 5); skor tertinggi kedua tetap tinggal pada meja yang sama;

dan yang skornya paling rendah “diturunkan”, jika terjadi skor seri pilih

dengan koin. Dengan cara ini, jika pada awalnya siswa sudah salah

ditempatkan, untuk seterusnya mereka akan terus dinaikkan atau diturunkan

sampai mereka mencapai tingkat kinerja mereka yang sesungguhnya. Poin

dari perolehan setiap anggota kelompok diakumulasikan dalam poin

kelompok. Secara skematis model pembelajaran TGT untuk turnamen tampak

seperti gambar berikut:

Page 48: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF · PDF fileMotivasi Berprestasi Matematika ... 3.5 Interpretasi Indeks Kesukaran Soal (P) ... lebih baik antara siswa yang mempunyai motivasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

Gambar 2.1 Skema Pertandingan aturan turnamen TGT (Slavin, 2005:168)

Keterangan:

A1, B1, C1 = siswa berkemampuan tinggi

A(2,3,4), B(2,3,4), C(2,3,4) = siswa berkemampuan sedang

A5, B5,C5 = siswa berkemampuan rendah

TT1,TT2,TT3,TT4,TT5 = meja turnamen (1,2,3,4,5)

5) Rekognisi Tim (Penghargaan Kelompok)

Dalam pembelajaran kooperatif, penghargaan diberikan untuk kelompok

bukan individu, sehingga keberhasilan kelompok ditentukan oleh keberhasilan

setiap anggotanya. Penghargaan kelompok diberikan atas dasar rata-rata poin

kelompok yang diperoleh dari game dan turnamen dengan kriteria yang telah

ditentukan sebagai berikut:

Tabel 2.1 Kriteria Penghargaan Kelompok TGT

Rata-rata poin kelompok Penghargaan kelompok

40-44 Kelompok baik (good team)

45-49 Kelompok hebat (great team)

≥ 50 Kelompok super (super team)

A1 A2 A3 A4 A5

TT1 TT2 TT3 TT4 TT5

B1 B2 B3 B4 B5 C1 C2 C3 C4 C5

Page 49: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF · PDF fileMotivasi Berprestasi Matematika ... 3.5 Interpretasi Indeks Kesukaran Soal (P) ... lebih baik antara siswa yang mempunyai motivasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

Guru kemudian mengumumkan kelompok yang menang, masing-masing tim

akan mendapat sertifikat atau hadiah apabila rata-rata skor memenuhi kriteria

yang ditentukan. Tim mendapat julukan sesuai poin yang diperoleh.

Menurut Wyk (2011: 186) TGT adalah yang paling tepat untuk mengajar

tujuan pembelajaran yang dirumuskan secara tajam dengan satu jawaban benar,

seperti perhitungan dan penerapan matematika, pemakaian dan struktur bahasa,

kemampuan geografi dan pemetaan, dan konsep ilmu pengetahuan.

Dari beberapa pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa model

pembelajaran kooperatif tipe TGT adalah salah satu tipe dari pembelajaran

kooperatif yang dilaksanakan melalui tahapan yaitu penyampaian materi, kerja

kelompok, pada akhir pembelajaran diadakan tes individual melaui game dan

turnamen, dari hasil tes tersebut dapat digunakan untuk menentukan skor

peningkatan individu dan penghargaan kelompok.

Sintaksis TGT dalam penelitian ini meliputi tujuh tahapan, yaitu:

1) Mengklarifikasikan tujuan

Pada awal pembelajaran, guru menyampaikan sub bab materi yang akan

dipelajari serta tujuan dari pembelajaran sesuai dengan kompetensi dasar yang

akan dicapai.

2) Mempresentasikan informasi

Tahap kedua, guru menyampaikan materi dengan metode ceramah. Siswa

dikondisikan agar memperhatikan penjelasan guru. Guru dalam

pembelajarannya dapat menggunakan media pembelajaran agar siswa lebih

memahami materi yang dipelajari.

Page 50: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF · PDF fileMotivasi Berprestasi Matematika ... 3.5 Interpretasi Indeks Kesukaran Soal (P) ... lebih baik antara siswa yang mempunyai motivasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

3) Mengorganisasikan siswa ke kelompok-kelompok belajar

Guru membagi kelas menjadi tiga sampai lima kelompok, sehingga jumlah

setiap kelompok sama atau mendekati sama. Pembentukan kelompok bersifat

heterogen baik dalam jenis kelamin, tingkat kemampuan akademis, maupun

etnik budaya.

4) Membantu kelompok bekerja dan belajar

Guru membagikan Lembar Aktivitas Siswa (LAS) tentang materi yang akan

dipelajari kepada masing-masing kelompok. Kemudian siswa dalam kelompok

mendiskusikan LAS. Dengan adanya diskusi kelompok diharapkan setiap

anggota kelompok memahami materi yang diberikan, mereka dapat saling

membantu dalam menyelesaikan masalah matematika yang diberikan guru.

5) Mengadakan game

Game tersebut dimainkan di atas meja dengan tiga sampai lima orang siswa,

yang masing-masing mewakili tim yang berbeda. Guru membagikan 2 kotak

yang berisi amplop-amplop bernomor (amplop pada kotak pertama berisi

pertanyaan dan pada kotak kedua berisi jawaban) dan lembar skor game pada

tiap meja game. Teknik game, masing-masing siswa mengambil amplop

bernomor pada kotak pertama, siswa yang mendapat angka paling besar yang

pertama memulai permainan dan yang lainnya mengembalikan amplop ke

dalam kotak. Soal dibacakan pada siswa di sebelah kanannya, setelah siswa

yang mendapat soal menjawab pertanyaan siswa yang membaca soal melihat

jawaban di kotak kedua pada amplop dengan nomor yang sama dengan amplop

pertanyaan yang diambil. Jika siswa yang mendapat soal menjawab benar dia

Page 51: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF · PDF fileMotivasi Berprestasi Matematika ... 3.5 Interpretasi Indeks Kesukaran Soal (P) ... lebih baik antara siswa yang mempunyai motivasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

mendapat skor 10 namun jika salah menjawab bisa dijawab oleh siswa lainnya

selain siswa yang membaca soal dan skor diberikan pada siswa yang dapat

menjawab benar. Untuk perputaran giliran ke arah kanan pemain pertama.

6) Mengadakan turnamen

Turnamen diadakan pada akhir unit pembelajaran, sesuai pembagian sub

materi. Turnamen adalah sebuah struktur dimana game berlangsung. Guru

menunjuk siswa untuk berada pada kursi turnamen, tiga sampai lima siswa

(sesuai banyaknya kelompok) berprestasi paling tinggi pada meja 1, tiga

sampai lima siswa (sesuai banyaknya kelompok) berprestasi berikutnya pada

meja 2, dan seterusnya. Guru membagikan 2 kotak yang berisi amplop-amplop

bernomor (amplop pada kotak pertama berisi pertanyaan dan pada kotak kedua

berisi jawaban) dan lembar skor turnamen pada setiap meja turnamen.Teknik

turnamen dalam bentuk kuis seperti teknik game, jika selesai satu putaran

diberi nama game 1, jika masih ada sisa waktu dilanjut game 2, dan seterusnya

sampai waktu habis. Skor dari game 1 sampai game terakhir dikumulatifkan

menjadi skor turnamen pertama. Guru melakukan tahap pertama sampai

kelima lagi untuk sub materi unit berikutnya, kemudian diadakan turnamen

kedua. Pada turnamen kedua para siswa akan bertukar meja tergantung pada

kinerja mereka pada turnamen pertama. Pemenang pada tiap meja “naik

tingkat” ke meja berikutnya yang lebih tinggi (misalnya, dari meja 6 ke meja

5); skor tertinggi kedua tetap tinggal pada meja yang sama; dan yang skornya

paling rendah “diturunkan”, jika terjadi skor seri pilih dengan koin, kecuali

pada meja pertama yang berpindah hanya yang memperoleh skor terendah.

Page 52: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF · PDF fileMotivasi Berprestasi Matematika ... 3.5 Interpretasi Indeks Kesukaran Soal (P) ... lebih baik antara siswa yang mempunyai motivasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

Jika unit sub materi masih ada lakukan sepeerti sebelum kegiatan turnamen

kedua dan pertukaran meja siswa sesuai kinerja siswa pada turnamen kedua,

dan seterusnya hingga unit sub materi selesai. Setelah turnamen berakhir, skor

masing-masing siswa dikomulatifkan dan digabung dengan skor siswa-siswa

pada masing-masing kelompok.

7) Memberikan penghargaan

Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang memenuhi kriteria

tertentu: kelompok baik, hebat, super (untuk kelas dengan tiga kelompok),

kelompok baik, sangat baik, hebat dan super (untuk kelas dengan empat

kelompok) dan kelompok good, better, best, super dan excellent (untuk kelas

dengan lima kelompok). Penentuan kriteria diperoleh dari skor komulatif

turnamen. Penghargaan kelompok berupa pemberian sertifikat dengan

mencantumkan tingkat keberhasilan siswa. Penghargaan kelompok bertujuan

untuk memotivasi siswa dalam belajar dan bekerjasama dengan kelompoknya

agar memberikan hasil yang terbaik.

d. Model pembelajaran kooperatif tipe Reciprocal Peer Tutoring (RPT)

Model pembelajaran kooperatif tipe RPT adalah bukti dari pembelajaran

kooperatif, yang telah ditemukan sebagai teknik yang efektif dalam meningkatkan

prestasi akademik siswa (Sherman dan Slavin, dalam Obiunu, 2008: 236). RPT

telah digunakan secara luas pada siswa tingkat sekolah untuk mengembangkan

kemampuan akademik (Choudhury, I, 2002: 137).

Dalam setiap eksperimen Fantuzzo, RPT telah diimplementasikan dalam

cara berikut ini:

Page 53: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF · PDF fileMotivasi Berprestasi Matematika ... 3.5 Interpretasi Indeks Kesukaran Soal (P) ... lebih baik antara siswa yang mempunyai motivasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

1) siswa dipasangkan dengan rekannya,

2) setiap siswa mengembangkan seri pertanyaan sesuai topik,

3) siswa membuat soal-soal mereka pada rekan, sebelum ujian di kelas

keseluruhan, kemudian memberikan pengajaran pada rekan mereka yang

bermasalah pada topik ini (Rittschof and Griffin, 2001: 316).

Sedangkan dalam eksperimen Mickelson et al. (2003: 2), RPT

diimplementasikan dalam cara sebagai berikut:

1) siswa dipasangkan dengan rekannya,

2) masing-masing siswa dalam setiap pasangan memahami materi dan membuat

pertanyaan sesuai materi,

3) masing-masing siswa saling mengerjakan soal yang dibuat oleh rekannya,

4) masing-masing siswa mengoreksi hasil rekannya dan memberikan penjelasan

pada item tidak terjawab atau terjawab salah.

5) Mendiskusikan pertanyaan-pertanyaan yang mereka buat mengenai materi

yang dibahas.

Dari kedua proses implementasi RPT di atas, posisi siswa menjadi tutor

(pengajar pribadi teman sebaya) ketika siswa membuat pertanyaan-pertanyaan

untuk rekannya dan memberikan penjelasan pada rekannya yang tidak dapat

menjawab item pertanyaan darinya dan posisi tutee (siswa pribadi) ketika siswa

diberi pertanyaan dan penjelasan oleh rekannya. Menurut Griffin and Griffin

(dalam Choudhury, 2002: 137) pada RPT, fungsi siswa sama yaitu sebagai tutor

dan tutee. Ini memungkinkan siswa untuk memperoleh kedua keuntungan dari

persiapan dan instruksi yang digunakan tutor, dan dari instruksi yang diterima

Page 54: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF · PDF fileMotivasi Berprestasi Matematika ... 3.5 Interpretasi Indeks Kesukaran Soal (P) ... lebih baik antara siswa yang mempunyai motivasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

oleh tutee. Ditambahkan oleh Slavin (2011: 242) bahwa tutor dan tutee keduanya

dapat diuntungkan: tutee dapat memelajari konsep akademis dan tutor memeroleh

penerimaan dan pemahaman yang lebih baik terhadap siswa yang mempunyai

ketidakmapuan.

Tuntor teman sebaya (peer tutoring) dapat meningkatkan interaksi sosial

yang positif, sikap baik terhadap matematika dan penurunan interaksi sosial

negatif antara tutor dan tutee (Fanca et al., dalam Dufrene et al., 2005: 75).

Menurut Sherman (dalam Choudhury, 2002: 137) baik tutor maupun tutee akan

mencapai pemahaman yang lebih baik apabila berpartisipasi aktif dalam proses

RPT.

Dari beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa model

pembelajaran kooperatif tipe RPT adalah tipe pembelajaran kooperatif yang

dilaksanakan melalui tahapan yaitu: memberikan materi yang akan dibahas, siswa

dipasangkan oleh rekan, memberi kesempatan siswa untuk memahami materi dan

membuat pertanyaan untuk rekannya, mengoreksi kinerja rekan, siswa memberi

umpan balik dengan memberi penjelasan pada item tidak terjawab atau dijawab

salah, mendiskusikan pertanyaan yang mereka buat, pada akhir pembelajaran

diadakan tes individual.

Sintaksis RPT dalam penelitian ini meliputi tujuh tahapan, yaitu:

1) Mengklarifikasikan tujuan

Pada awal pembelajaran, guru menyampaikan kisi-kisi materi yang akan

dipelajari serta tujuan dari pembelajaran sesuai dengan kompetensi dasar yang

akan dicapai.

Page 55: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF · PDF fileMotivasi Berprestasi Matematika ... 3.5 Interpretasi Indeks Kesukaran Soal (P) ... lebih baik antara siswa yang mempunyai motivasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

2) Memasangkan siswa oleh rekannya

Guru membentuk kelompok yang terdiri dari dua siswa (berpasangan), untuk

kelas dengan jumlah siswa ganjil, terdapat satu kelompok terdiri dari tiga

siswa. Kriteria pengelompokkan terdiri dari siswa yang memiliki kemampuan

matematika berbeda.

3) Pemahaman materi

Guru memberikan kisi-kisi materi yang harus dipahami siswa dengan cara

membaca materi secara mandiri dengan panduan buku pedoman (modul) yang

mereka miliki. Apabila siswa menemukan materi yang sulit dipahami, siswa

disarankan untuk bertanya pada guru, dan guru memberi penjelasan pada siswa

tersebut.

4) Pembuatan pertanyaan-pertanyaan untuk rekan dan saling jawab

Setelah membaca dan memahami materi, siswa membuat sepuluh pertanyaan

beserta jawaban yang berkaitan dengan materi tersebut. Pertanyaan tersebut

diberikan kepada rekannya. Kemudian siswa saling menjawab pertanyaan dari

masing-masing rekan.

5) Mengoreksi dan memberikan umpan balik

Masing-masing siswa mengoreksi hasil rekannya dan memberikan umpan balik

berupa penjelasan pada item tidak terjawab atau terjawab salah.

6) Mendiskusikan pertanyaan-pertanyaan yang mereka buat

Masing-masing siswa bersama rekannya mendiskusikan pertanyaan-pertanyaan

yang mereka buat, mengenai materi yang dibahas, sehingga mereka dapat

membuat kesimpulan dari materi yang dipelajari.

Page 56: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF · PDF fileMotivasi Berprestasi Matematika ... 3.5 Interpretasi Indeks Kesukaran Soal (P) ... lebih baik antara siswa yang mempunyai motivasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

7) Guru memberikan tes individu

Pada akhir pembelajaran guru memberikan tes individu. Tes individu

dilakukan secara mandiri untuk menunjukkan apa yang telah siswa pelajari

selama bekerja dalam kelompok. Hasil evaluasi digunakan sebagai nilai

perkembangan individu dan disumbangkan sebagai nilai perkembangan

kelompok.

4. Motivasi Berprestasi Matematika

Motivasi berasal dari bahasa Latin movere, yang berarti menggerakkan.

Wlodkowski (dalam Eveline S dan Hartini N, 2010: 49) menjelaskan motivasi

sebagai suatu kondisi yang menyebabkan atau menimbulkan perilaku tertentu, dan

yang memberi arah serta ketahanan (persistence) pada tingkah laku tersebut.

Motivasi juga berasal dari bahasa Inggris motivation, yang berarti

dorongan pengalasan dan motivasi, kata kerjanya adalah to motivate yang berarti

mendorong, menyebabkan dan merangsang (Imron, dalam Eveline S dan Hartini

N, 2010: 49). Motive sendiri berarti alasan, sebab dan daya penggerak. Menurut

Guralnik (dalam Alex Sobur, 2003:267) motif adalah suatu perangsang dari

dalam, suatu gerak hati, dan sebagainya, yang menyebabkan seseorang melakukan

sesuatu. Sedangkan R.S Woodworth (dalam Alex Sobur, 2003:267) mengartikan

motif sebagai suatu set yang dapat atau mudah menyebabkan individu untuk

melakukan kegiatan-kegiatan tertentu (berbuat sesuatu) dan untuk mencapai

tujuan-tujuan tertentu.

Page 57: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF · PDF fileMotivasi Berprestasi Matematika ... 3.5 Interpretasi Indeks Kesukaran Soal (P) ... lebih baik antara siswa yang mempunyai motivasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

Terkait dengan penjelasan motif, Alex Sobur (2003:268) mengartikan

motivasi yaitu membangkitkan motif, membangkitkan daya gerak, atau

menggerakkan seseorang atau diri sendiri untuk berbuat sesuatu dalam rangka

mencapai suatu kepuasan atau tujuan. Dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah

merangsang atau mendorong seseorang atau diri sendiri untuk berbuat sesuatu,

melakukan tindakan atau bersikap tertentu, dalam rangka mencapai suatu

kepuasan atau tujuan.

McClelland, Atkinson, Clark, and Lowell (dalam Moore et al., 2010: 25)

mendefinisikan kebutuhan berprestasi sebagai kesuksesan dalam kompetisi

dengan beberapa standar yang baik. Artinya, tujuan dari beberapa individu dalam

hal ini adalah untuk menjadi sukses dalam hal persaingan dengan beberapa

standar keunggulan. Ada kemungkinan individu gagal untuk mencapai tujuan ini,

tetapi keprihatinan atas persaingan dengan standar keunggulan masih

memungkinkan seseorang untuk mengidentifikasi tujuan yang dicari sebagai

tujuan prestasi.

Rao (2003:13) menjelaskan motivasi berprestasi adalah harapan untuk

menemukan kepuasan dalam menguasai tantangan dan perbuatan yang sulit,

motivasi untuk menampilkan tugas-tugas khusus untuk memiliki standar pesaing

unggul dengan hasil yang dapat dinilai.

Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa motivasi berprestasi

adalah dorongan seseorang untuk menemukan kepuasan dengan melakukan

sesuatu sebaik-baiknya dan tekun dalam menyelesaikan permasalahan matematika

hingga mencapai standar tertinggi.

Page 58: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF · PDF fileMotivasi Berprestasi Matematika ... 3.5 Interpretasi Indeks Kesukaran Soal (P) ... lebih baik antara siswa yang mempunyai motivasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

McClelland (dalam Atrie B dan Hendro P, 2008: 5) mengemukakan

beberapa ciri yang membedakan individu dengan motivasi berprestasi tinggi,

yaitu:

a. resiko pemilihan tugas,

b. membutuhkan umpan balik,

c. tanggung jawab,

d. ketekunan,

e. inovatif, dan

f. kesempatan untuk unggul.

Menurut Atkinson dan Raynor (dalam Atrie B dan Hendro P, 2008: 5),

individu yang memiliki motivasi berprestasi rendah biasanya:

a. memilih tugas yang terlalu mudah atau sukar,

b. kurang memiliki tanggung jawab terhadap tugas yang dikerjakannya,

c. tidak menyukai pemberian umpan balik, dan

d. menyenangi pekerjaan yang berstruktur.

Dari beberapa pendapat di atas, dapat diperoleh indikator motivasi

berprestasi yaitu:

a. Percaya diri dalam mengerjakan tugas,

b. Ketangguhan dalam menyelesaikan tugas atau masalah,

c. Memanfaatkan waktu dengan baik,

d. Sikap berorientasi ke depan dan mengharapkan umpan balik.

e. Memilih tugas yang rasional sehingga dia dapat mengerjakan tugas sebaik-

baiknya.

Page 59: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF · PDF fileMotivasi Berprestasi Matematika ... 3.5 Interpretasi Indeks Kesukaran Soal (P) ... lebih baik antara siswa yang mempunyai motivasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

B. Penelitian yang Relevan

1. Penelitian yang dilakukan George (1994) menyatakan bahwa temuan

penelitian ini mendukung hipotesis bahwa menggunakan strategi pembelajaran

kooperatif dalam kelas perguruan tinggi meningkatkan prestasi siswa dan

sikap terhadap instruksi. Menggunakan metode peer tutoring (pengajar pribadi

teman sebaya) terstruktur, strategi kooperatif respon, dan group grading

incentives dengan kelompok eksperimental ditunjukkan untuk mendukung

keunggulan kinerjanya. Temuan ini mungkin dapat diringkas dengan pepatah

lama bahwa cara terbaik untuk mempelajari sesuatu dengan baik adalah

dengan mengajarkannya kepada orang lain.

2. Penelitian yang dilakukan Ke and Grabowski (2007) menunjukkan bahwa

gameplaying pada TGT lebih efektif daripada latihan (drill) dalam mendukung

perbaikan kemampuan matematika, dan kooperatif gameplaying paling efektif

untuk mendukung siswa pada sikap positif terhadap matematika terlepas dari

perbedaan individual siswa.

3. Penelitian yang dilakukan Wyk (2011) menjelaskan bahwa pembelajaran

kooperatif menyediakan kesempatan pada siswa untuk menggembangkan

kemampuan interaksi dalam kelompok dan bekerja dengan orang lain, dimana

kemampuan ini sanngat dibutuhkan di dunia sekarang. Tujuan dari penelitian

ini adalah untuk menentukan efek dari salah satu tipe pembelajaran kooperatif

yaitu Teams Games Tournaments (TGT) dalam prestasi, ingatan, dan sikap

dengan TGT sebagi metode belajar. Hasil penelitian mengimplikasikan bahwa

kinerja kelompok TGT lebih baik dalam pencapaian tes prestasi dibanding

Page 60: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF · PDF fileMotivasi Berprestasi Matematika ... 3.5 Interpretasi Indeks Kesukaran Soal (P) ... lebih baik antara siswa yang mempunyai motivasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

kelompok control (kelas dengan pembelajaran konvensional). Tes ingatan

untuk kedua kelompok memiliki hasil yang serupa. Pada kelompok yang

diberi perlakuan menunjukkan sikap yang positif terhadap TGT sebagai

strategi belajar untuk pendidikan ekonomi.

4. Nuzulia Mufida dalam penelitiannya yang berjudul: ”Eksperimentasi Model

pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) Pada Pokok

Bahasan Bangun Ruang Sisi Lengkung ditinjau dari Gaya Belajar Siswa Kelas

IX MTS Negeri Se-Kabupaten Klaten Tahun Pelajaran 2009/2010”,

menyimpulkan bahwa: (1). Penggunaan model pembelajaran Kooperatif TGT

menghasilkan prestasi yang lebih baik dibandingkan dengan pembelajaran

konvensional, (2). Gaya belajar siswa yang berbeda-beda tidak memberikan

prestasi belajar yang berbeda pula, (3). Tidak terdapat interaksi antara gaya

belajar dengan penggunaan model pembelajaran terhadap prestasi belajar

siswa. Persamaan dengan penelitian ini adalah sama-sama menggunakan

model pembelajaran tipe Teams Games Tournament (TGT) pada salah satu

kelas eksperimen. Perbedaan dengan penelitian ini terletak pada model

pembelajaran yang digunakan pada kelas eksperimen pembanding, penelitian

di atas menggunakan model pembelajaran konvensional sedangkan pada

penelitian ini menggunakan model pembelajaran Reciprocal Peer tutoring

(RPT) dan pada penelitian di atas prestasi belajar siswa ditinjau dari gaya

belajar, sedangkan pada penelitian ini prestasi belajar siswa ditinjau dari

motivasi berprestasi.

Page 61: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF · PDF fileMotivasi Berprestasi Matematika ... 3.5 Interpretasi Indeks Kesukaran Soal (P) ... lebih baik antara siswa yang mempunyai motivasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

5. Penelitian yang dilakukan Obiunu (2008) meneliti efek dari Reciprocal Peer

Tutoring (tutor teman sebaya timbal balik) dalam peningkatan proses

pengambilan keputusan karir antara siswa sekolah menengah remaja.

Penelitian ini memberikan bukti bahwa Reciprocal Peer tutoring adalah

penemuan strategi yang efektif untuk meningkatkan proses pembuatan

keputusan karir siswa sekolah menengah remaja (adolecents). Persamaan

dengan penelitian ini adalah sama-sama menggunakan Reciprocal Peer

Tutoring dan subjek adalah siswa sekolah menengah remaja atau siswa

Sekolah Menengah Pertama (SMP). Perbedaan penelitian in terletak pada

fokus pembelajaran, dalam penelitian di atas mengenai peningkatan proses

pengambilan keputusan karir siswa, sedangkan dalam penelitian ini tentang

proses peningkatan hasil belajar matematika siswa.

6. Penelitian yang dilakukan Mickelson et al. (2003), menerapkan pembelajaran

menggunakan Reciprocal Peer Tutoring pada mata kuliah statistika. Pada

penelitiannya, Mickelson et al. menyatakan RPT adalah pendekatan

kolaboratif yang menanamkan penilaian dalam proses belajar formal untuk

memfasilitasi keterlibatan siswa pada proses pembelajaran dan meningkatkan

prestasi. Prestasi belajar siswa dengan model pembelajaran RPT lebih

meningkat dari pembelajaran sebelumnya, yaitu konvensional.

7. Dita Yuzianah (2011) dalam penelitiannya yang berjudul “Efektivitas

Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) dan Student

Team Achievement Division (STAD) pada Prestasi Belajar Matematika

Ditinjau dari Motivasi Berprestasi”. Dari hasil penelitian, menunjukkan

Page 62: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF · PDF fileMotivasi Berprestasi Matematika ... 3.5 Interpretasi Indeks Kesukaran Soal (P) ... lebih baik antara siswa yang mempunyai motivasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

bahwa: (1) Prestasi belajar siswa dengan model pembelajaran kooperatif tipe

Numbered Heads Together (NHT) sama dengan prestasi belajar siswa dengan

mengunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement

Division (STAD), (2) Prestasi belajar matematika siswa yang mempunyai

motivasi berprestasi matematika tinggi lebih baik dibanding siswa yang

mempunyai motivasi berprestasi sedang dan siswa yang mempunyai motivasi

berprestasi sedang lebih baik dibanding siswa yang mempunyai prestasi

belajar rendah, dan juga siswa yang mempunyai motivasi berprestasi tinggi

lebih baik dibanding siswa yang mempunyai motivasi berprestasi rendah, (3)

Pada model pembelajaran kooperatif tipe NHT prestasi belajar matematika

siswa dengan motivasi berprestasi tinggi lebih baik daripada siswa dengan

motivasi berprestasi sedang. Siswa dengan motivasi berprestasi sedang

mempunyai prestasi belajar matematika yang lebih baik daripada siswa

dengan motivasi berprestasi rendah. Siswa yang tinggi motivasi berprestasinya

mempunyai prestasi belajar matematika yang lebih baik daripada siswa yang

rendah motivasi berprestasinya, (4) Pada model pembelajaran kooperatif tipe

STAD prestasi belajar matematika siswa yang tinggi motivasi berprestasinya

lebih baik daripada siswa yang sedang motivasi berprestasinya. Siswa yang

sedang motivasi berprestasinya mempunyai prestasi belajar matematika yang

lebih baik daripada siswa yang rendah motivasi berprestasinya. Siswa yang

tinggi motivasi berprestasinya mempunyai prestasi belajar matematika yang

lebih baik daripada siswa yang rendah motivasi berprestasinya, (5) Pada siswa

dengan motivasi belajar tinggi dan sedang, penggunaan model pembelajaran

Page 63: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF · PDF fileMotivasi Berprestasi Matematika ... 3.5 Interpretasi Indeks Kesukaran Soal (P) ... lebih baik antara siswa yang mempunyai motivasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

kooperatif tipe NHT memberikan prestasi yang sama baik dengan model

pembelajaran kooperatif tipe STAD, sedangkan pada siswa dengan motivasi

belajar rendah, penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe NHT

memberikan prestasi yang sama baik dengan model pembelajaran kooperatif

tipe STAD. Persamaan dengan penelitian ini adalah sama-sama menggunakan

motivasi berprestasi pada peninjauan prestasi belajar. Perbedaan dengan

penelitian ini terletak pada model pembelajaran yang digunakan, penelitian di

atas menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dan STAD

sedangkan pada penelitian ini menggunakan model pembelajaran kooperatif

tipe TGT dan model RPT.

8. Apriyanto Hadi Nugroho (2011) dalam penelitiannya yang berjudul

“Eksperimentasi Tipe Teams Games Tournament (TGT) dan Tipe Think Pair

Share (TPS) ditinjau dari Motivasi Berprestasi Siswa” menjelaskan bahwa

model pembelajaran tipe TGT dapat menghasilkan prestasi belajar matematika

lebih baik dibanding menggunakan tipe TPS, dan siswa dengan motivasi

berprestasi tinggi memiliki prestasi belajar matematika yang lebih baik

daripada siswa dengan motivasi berprestasi sedang dan rendah, sedangkan

siswa dengan motivasi berprestasi sedang dan rendah memiliki prestasi belajar

matematika yang sama. Persamaan dengan penelitian ini adalah sama-sama

menggunakan motivasi berprestasi pada peninjauan prestasi belajar dan tipe

pembelajaran yang digunakan dalam salah satu kelompok eksperimen

(eksperimen I) yaitu tipe TGT. Perbedaan dengan penelitian ini terletak pada

tipe pembelajaran yang digunakan pada kelompok eksperimen yang lain

Page 64: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF · PDF fileMotivasi Berprestasi Matematika ... 3.5 Interpretasi Indeks Kesukaran Soal (P) ... lebih baik antara siswa yang mempunyai motivasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

(ekperimen II), pada penelitian di atas menggunakan tipe TPS dan pada

penelitian ini tipe RPT.

C. Kerangka Berpikir

Dalam proses belajar mengajar ada banyak faktor yang menentukan

keberhasilan belajar seorang siswa, baik faktor luar ataupun faktor dalam diri

siswa. Faktor luar yang ikut berperan dalam keberhasilan pembelajaran

diantaranya model pembelajaran. Faktor dari dalam diri siswa misalnya motivasi

berprestasi yang dimiliki siswa. Hal tersebut dijabarkan sebagai berikut:

1. Model pembelajaran kooperatif bernaung dalam teori konstruktivistik. Model

pembelajaran koopertif sebagai metodologi instruksional memberikan

kesempatan bagi siswa untuk mengembangkan keterampilan dalam interaksi

kelompok dan dalam bekerja dengan orang lain yang dibutuhkan di dunia

sekarang ini. Model pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament

(TGT) merupakan model pembelajaran dengan mengelompokkan siswa ke

dalam tim dengan kemampuan heterogen untuk berkompetisi dalam suatu

permainan, dengan tujuan menciptakan suasana kelas yang efektif sehingga

siswa secara aktif terlibat dalam proses pembelajaran dan termotivasi untuk

mengupayakan keberhasilan tim. Model pembelajaran kooperatif tipe

Reciprocal Peer Tutoring (RPT) merupakan model pembelajaran yang

dirancang untuk meningkatkan kontrol belajar dan kerjasama rekan. Dengan

memberikan sepasang siswa dengan kesempatan untuk bergantian antara

peran siswa dan guru. Tujuan proses pembelajaran ini yaitu siswa dapat

Page 65: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF · PDF fileMotivasi Berprestasi Matematika ... 3.5 Interpretasi Indeks Kesukaran Soal (P) ... lebih baik antara siswa yang mempunyai motivasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

merancang, mengevaluasi, dan mengatur prosedur mereka sendiri. Pada model

pembelajaran kooperatif tipe TGT terdapat kompetisi dalam bentuk

permainan, sehingga siswa berusaha unutuk mengupayakan keberhasilan tim

dengan salah satu cara memahami materi pembelajaran yang sedang

berlangsung, sedangkan model pembelajaran kooperatif tipe RPT tidak ada

kompetisi antar kelompok. Berdasarkan uraian di atas, dapat diperkirakan

bahwa model pembelajaran kooperatif tipe TGT memberikan prestasi lebih

baik daripada pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe RPT.

2. Untuk menyampaikan materi bangun ruang sisi datar diperlukan partisipasi

dan keaktivan siswa agar lebih memahami materi yang disampaikan guru.

Motivasi berprestasi siswa tentang materi yang disampaikan guru akan

menyebabkan siswa ingin berbuat sesuatu dan ingin mengetahui lebih dalam

tentang materi tersebut. Siswa yang memiliki motivasi berprestasi yang tinggi

akan lebih mudah dalam memahami materi yang disampaikan daripada siswa

yang memiliki motivasi berprestasi sedang maupun rendah. Sehingga diduga

siswa dengan motivasi berprestasi tinggi akan memiliki prestasi belajar yang

lebih baik daripada siswa dengan motivasi belajar sedang maupun rendah.

3. Adanya perbedaan motivasi berprestasi siswa maka ada kemungkinan bahwa

suatu model pembelajaran tidak selalu cocok untuk semua siswa. Siswa yang

mempunyai motivasi belajar tinggi mudah menyesuaikan diri dalam kondisi

apapun. Sehingga mudah untuk memahami materi yang disampaikan oleh

guru, karena perilaku yang biasa dilakukan dalam mengikuti pelajaran

matematika, mengerjakan tugas individu sendiri, kalau ada waktu luang selalu

Page 66: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF · PDF fileMotivasi Berprestasi Matematika ... 3.5 Interpretasi Indeks Kesukaran Soal (P) ... lebih baik antara siswa yang mempunyai motivasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

menyempatkan diri untuk membaca buku lain bahkan mencari materi yang

relevan di internet, sehingga prestasi belajar yang diperoleh pun baik.

Akibatnya pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe TGT

maupun pada tipe RPT memberikan prestasi belajar yang sama baik pada

siswa dengan motivasi belajar tinggi. Siswa yang mempunyai motivasi

berprestasi sedang terkadang mudah menyesuaikan diri dalam suatu kondisi

dan terkadang sulit. Sehingga dalam belajar masih butuh motivasi dari guru,

dan ada kalanya mudah untuk memahami materi yang disampaikan oleh guru

karena perilaku yang biasa dilakukan dalam mengikuti pelajaran matematika,

mengerjakan tugas individu sendiri, kalau terlalu sulit dia akan mencari

jawaban dari teman. Tetapi pada pembelajaran tipe TGT siswa dengan

motivasi berprestasi tinggi dapat membantu memberi semangat kepada siswa

dengan motivasi berprestasi sedang. Akibatnya model pembelajaran

kooperatif tipe TGT memberikan prestasi belajar yang lebih baik dari pada

tipe RPT pada siswa dengan motivasi berprestasi sedang. Pada siswa yang

memiliki motivasi berprestasi rendah baik pada pembelajaran dengan model

pembelajaran kooperatif tipe TGT maupun tipe RPT masih memerlukan

bantuan guru dan mengerjakan tugas atau PR masih bergantung pada teman

dan guru, kurang kreatif dalam mencari sumber belajar dan guru perlu energi

ekstra untuk memberi motivasi berprestasi pada siswa tersebut. Sehingga

model pembelajaran kooperatif tipe TGT maupun tipe RPT memberikan

prestasi belajar yang sama pada siswa dengan motivasi berprestasi rendah.

Page 67: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF · PDF fileMotivasi Berprestasi Matematika ... 3.5 Interpretasi Indeks Kesukaran Soal (P) ... lebih baik antara siswa yang mempunyai motivasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

4. Model pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament (TGT)

merupakan model pembelajaran dengan mengelompokkan siswa ke dalam tim

dengan kemampuan heterogen untuk berkompetisi dalam suatu permainan,

dengan tujuan menciptakan suasana kelas yang efektif sehingga siswa secara

aktif terlibat dalam proses pengajaran dan termotivasi untuk mengupayakan

keberhasilan tim. Sedangkan siswa yang memiliki motivasi berprestasi tinggi

selalu dapat menyesuaikan diri dalam kondisi apapun, dan dapat

menyemangati temannya dalam satu tim, dengan adanya penyemangat dalam

tim, maka siswa dengan motivasi berprestasi sedang pun dapat ikut serta

mengupayakan keberhasilan timnya, dengan salah satu cara mau memahami

apa yang sedang dipelajari. Kemudian siswa dengan motivasi berprestasi

sedang dapat membantu menyemangatkan siswa bermotivasi berprestasi

rendah untuk ikut andil dalam tim. Dalam konteks ini terlihat bahwa

tingkatan semangat belajar tertinggi dimulai dari siswa dengan motivasi

berprestasi tinggi, meyusul siswa dengan motivasi berprestasi sedang

kemudian rendah. Akibatnya pada pembelajaran tipe TGT, siswa dengan

motivasi berprestasi tinggi mempunyai prestasi belajar yang lebih baik

daripada siswa dengan motivasi berprestasi sedang maupun rendah, dan siswa

dengan motivasi berprestasi sedang lebih baik daripada siswa dengan motivasi

berprestasi rendah.

5. Pembelajaran kooperatif Reciprocal Peer Tutoring (RPT) merupakan model

pembelajaran yang dirancang untuk meningkatkan kontrol belajar dan

kerjasama rekan. Dengan memberikan sepasang siswa dengan kesempatan

Page 68: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF · PDF fileMotivasi Berprestasi Matematika ... 3.5 Interpretasi Indeks Kesukaran Soal (P) ... lebih baik antara siswa yang mempunyai motivasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

untuk bergantian antara peran siswa dan guru. Tujuan proses pembelajaran ini

yaitu siswa dapat merancang, mengevaluasi, dan mengatur prosedur mereka

sendiri. Siswa dengan motivasi berprestasi tinggi akan dengan mudah

memahami panduan materi pelajaran yang diberikan guru, karena jika kurang

faham mereka tanggap untuk dapat mencari tahu melalui media lain, seperti

buku pengayaan atau lainnya. Sedangkan pada siswa dengan motivasi

berprestasi sedang maupun rendah, guru masih harus sering memberikan

motivasi berprestasi dan memberikan penjelasan detail. Akibatnya pada

model pembelajaran kooperatif tipe RPT, siswa dengan motivasi berprestasi

tinggi mempunyai prestasi belajar yang lebih baik daripada siswa dengan

motivasi berprestasi sedang maupun rendah. Sedangkan siswa dengan

motivasi berprestasi sedang memiliki prestasi belajar yang sama dengan siswa

dengan motivasi berprestasi rendah,

D. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kajian teori, kerangka berfikir dan permasalahan yang diajukan,

dapat dirumuskan hipotesis peneletian sebagai berikut:

1. Pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT

memberikan prestasi belajar matematika yang lebih baik daripada

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe RPT.

2. Siswa dengan motivasi berprestasi tinggi mempunyai prestasi belajar lebih

baik dibanding dengan siswa dengan motivasi berprestasi sedang dan rendah,

Page 69: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF · PDF fileMotivasi Berprestasi Matematika ... 3.5 Interpretasi Indeks Kesukaran Soal (P) ... lebih baik antara siswa yang mempunyai motivasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

dan siswa dengan motivasi berprestasi sedang mempunyai prestasi belajar

lebih baik daripada siswa dengan motivasi berprestasi rendah.

3. Pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe TGT maupun pada

tipe RPT memberikan prestasi belajar yang sama baik pada siswa dengan

motivasi belajar tinggi, pembelajaran kooperatif tipe TGT memberikan

prestasi belajar yang lebih baik dari pada tipe RPT pada siswa dengan

motivasi berprestasi sedang, pembelajaran kooperatif tipe TGT maupun tipe

RPT memberikan prestasi belajar yang sama pada siswa dengan motivasi

berprestasi rendah.

4. Pada pembelajaran kooperatif dengan tipe TGT, siswa dengan motivasi

berprestasi tinggi mempunyai prestasi belajar yang lebih baik daripada siswa

dengan motivasi berprestasi sedang dan rendah, sedangkan siswa dengan

motivasi berprestasi sedang mempunyai prestasi belajar lebih baik daripada

siswa dengan motivasi berprestasi rendah.

5. Pada pembelajaran kooperatif dengan tipe RPT, siswa dengan motivasi

berprestasi tinggi mempunyai prestasi belajar yang lebih baik daripada siswa

dengan motivasi berprestasi sedang maupun rendah, dan siswa dengan

motivasi berprestasi sedang mempunyai prestasi belajar yang sama dengan

siswa dengan motivasi berprestasi rendah.

Page 70: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF · PDF fileMotivasi Berprestasi Matematika ... 3.5 Interpretasi Indeks Kesukaran Soal (P) ... lebih baik antara siswa yang mempunyai motivasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat penelitian

Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri se-Kabupaten Sukoharjo, dengan

subyek penelitian adalah siswa kelas VIII semester genap tahun pelajaran

2010/2011.

2. Waktu penelitian

Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Februari 2011 sampai dengan bulan

Januari 2012 dan melalui beberapa tahapan yaitu :

a. Tahap persiapan, meliputi: pengajuan judul, pembuatan proposal, survei di

sekolah yang bersangkutan, permohonan ijin penelitian serta penyusunan

instrumen penelitian.

b. Tahap pelaksanaan, meliputi: uji coba instrumen, uji keseimbangan,

pengambilan data dengan instrumen yang sudah diuji validitas dan

reliabilitasnya.

c. Tahap penyusunan laporan, yaitu tahap pengolahan data dan konsultasi

yang diikuti penyusunan laporan serta persiapan ujian.

48

Page 71: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF · PDF fileMotivasi Berprestasi Matematika ... 3.5 Interpretasi Indeks Kesukaran Soal (P) ... lebih baik antara siswa yang mempunyai motivasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

Tabel 3.1 Kegiatan penelitian

Jadwal kegiatan

Bulan pelaksanaan penelitian tahun 2011-2012

Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt s.d

Januari 2012 Tahap

persiapan √ √ √

Tahap pelaksanaan

√ √ √

Tahap penyusunan

laporan √ √ √ √

B. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental semu. Alasan

penggunaan penelitian eksperimental semu adalah peneliti tidak mungkin

mengontrol semua variabel yang relevan. Budiyono (2003: 82) mengatakan

“Tujuan eksperimental semu adalah untuk memperoleh informasi yang

merupakan perkiraan bagi informasi yang dapat diperoleh dengan eksperimen

yang sebenarnya dalam keadaan yang tidak memungkinkan untuk mengontrol dan

atau memanipulasi semua variabel yang relevan”. Dalam penelitian ini variabel-

variabel: latar belakang pengetahuan, tingkat kematangan, lingkungan sosial

ekonomi, dan kecerdasan dianggap sama.

Kelompok eksperimen I menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe

Team games Tournament (TGT) sedangkan kelompok eksperimen II

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Reciprocal Peer Tutoring

(RPT). Sebelum memulai perlakuan, terlebih dahulu dilakukan uji keseimbangan

dengan menggunakan uji-t. Hal ini bertujuan untuk mengetahui apakah kelas

Page 72: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF · PDF fileMotivasi Berprestasi Matematika ... 3.5 Interpretasi Indeks Kesukaran Soal (P) ... lebih baik antara siswa yang mempunyai motivasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

eksperimen I dan kelas eksperimen II dalam keadaan yang seimbang atau tidak.

Data yang digunakan untuk menguji keseimbangan adalah nilai raport matematika

semester ganjil kelas VIII tahun ajaran 2010/2011.

Setelah perlakuan, kedua kelas tersebut diukur dengan menggunakan alat

ukur yang sama yaitu soal-soal tes prestasi belajar matematika. Hasil pengukuran

tersebut dianalisis dan dibandingkan dengan tabel uji statistik yang digunakan.

Sebelum dilakukan analisis, dilakukan uji normalitas untuk mengetahui apakah

kedua kelompok berasal dari populasi yang normal atau tidak, dan uji

homogenitas untuk mengetahui apakah kedua kelompok mempunyai variansi

yang sama atau tidak.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Menurut Sugiyono (2010: 61) populasi adalah wilayah generalisasi yang

terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.

Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas VIII SMP Negeri tahun

ajaran 2010 – 2011 di Kabupaten Sukoharjo.

Page 73: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF · PDF fileMotivasi Berprestasi Matematika ... 3.5 Interpretasi Indeks Kesukaran Soal (P) ... lebih baik antara siswa yang mempunyai motivasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

2. Sampel

Penelitian pendidikan biasanya bertujuan untuk mempelajari sesuatu yang

berkenaan dengan sekelompok besar individu dengan mempelajari melalui

kelompok yang lebih kecil jumlahnya. Kelompok kecil yang diamati disebut

sampel. Menurut Sugiyono (2010: 62) sampel adalah bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.

3. Teknik pengambilan sampel

Pengambilan sampel dilakukan dengan cara stratified cluster random

sampling. Berdasarkan data nilai rata-rata matematika UN 2009/2010, SMP

Negeri se kabupaten Sukoharjo di kategorikan menjadi tiga kategori yaitu:

sekolah dengan kemampuan tinggi, sedang, dan rendah. Adapun kriteria

pengelompokannya sebagai berikut:

Tabel 3.2

Kategori Sekolah

Interval Kategori

N > mean + s Tinggi

mean – s £ N £ mean + s Sedang

N < mean – s Rendah

N: Nilai UN Matematika

Page 74: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF · PDF fileMotivasi Berprestasi Matematika ... 3.5 Interpretasi Indeks Kesukaran Soal (P) ... lebih baik antara siswa yang mempunyai motivasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

Tabel 3.3 Nilai UN Matematika SMP Negeri se-Kabupaten Sukoharjo Tahun 2010

No Nama Sekolah Nilai UN Matematika

Kategori Sekolah

1 SMP Negeri 1 Mojolaban 8,55 Tinggi 2 SMP Negeri 2 Sukoharjo 8,48 Tinggi 3 SMP Negeri 1 Tawangsari 8,28 Tinggi 4 SMP Negeri 1 Bendosari 7,92 Tinggi 5 SMP Negeri 1 Kartasura 7,76 Tinggi 6 SMP Negeri 1 Polokarto 7,61 Tinggi 7 SMP Negeri 3 Nguter 7,46 Tinggi 8 SMP Negeri 2 Bendosari 7,31 Tinggi 9 SMP Negeri 2 Tawangsari 7,25 Tinggi 10 SMP Negeri 1 Weru 7,18 Tinggi 11 SMP Negeri 1 Gatak 7,16 Tinggi 12 SMP Negeri 4 Tawangsari 7,10 Sedang 13 SMP Negeri 1 Nguter 7,05 Sedang 14 SMP Negeri 6 Sukoharjo 7,05 Sedang 15 SMP Negeri 3 Grogol 6,99 Sedang 16 SMP Negeri 2 Polokarto 6,89 Sedang 17 SMP Negeri 2 Weru 6,89 Sedang 18 SMP Negeri 1 Bulu 6,88 Sedang 19 SMP Negeri 2 Mojolaban 6,88 Sedang 20 SMP Negeri 4 Sukoharjo 6,87 Sedang 21 SMP Negeri 5 Sukoharjo 6,83 Sedang 22 SMP Negeri 3 Kartasura 6,79 Sedang 23 SMP Negeri 4 Polokarto 6,74 Sedang 24 SMP Negeri 3 Bendosari 6,55 Sedang 25 SMP Negeri 2 Kartasura 6,47 Sedang 26 SMP Negeri 3 Mojolaban 6,32 Sedang 27 SMP Negeri 1 Grogol 6,29 Sedang 28 SMP Negeri 1 Baki 6,02 Rendah 29 SMP Negeri 2 Gatak 6,01 Rendah 30 SMP Negeri 3 Polokarto 6,01 Rendah 31 SMP Negeri 2 Nguter 5,97 Rendah 32 SMP Negeri 4 Nguter 5,77 Rendah 33 SMP Negeri 7 Sukoharjo 5,69 Rendah 34 SMP Negeri 3 Weru 5,59 Rendah 35 SMP Negeri 3 Tawangsari 5,43 Rendah 36 SMP Negeri 2 Bulu 5,08 Rendah 37 SMP Negeri 2 Grogol 4,91 Rendah 38 SMP Negeri 3 Bulu 4,28 Rendah 39 SMP Negeri 2 Baki 4,18 Rendah

Page 75: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF · PDF fileMotivasi Berprestasi Matematika ... 3.5 Interpretasi Indeks Kesukaran Soal (P) ... lebih baik antara siswa yang mempunyai motivasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

Dari masing – masing kategori sekolah dipilih secara random satu sekolah.

Dari kategori sekolah dengan nilai tinggi terpilih SMP Negeri 1 Kartasura, dari

sekolah dengan kategori nilai sedang terpilih SMP Negeri 2 Kartasura, dan dari

sekolah dengan kategori nilai rendah terpilih SMP Negeri 2 Gatak. Selanjutnya

dari masing – masing sekolah yang terpilih diambil masing – masing dua kelas

sebagai kelompok eksperimen I dan kelompok eksperimen II. Di SMP Negeri 1

Karatsura terpilih kelas VIII F dan VIII G, di SMP Negeri 2 Kartasura terpilih

kelas VIII B dan VIII C, dan di SMP Negeri 2 Gatak terpilih kelas VIII G dan

VIII F.

D. Teknik Pengumpulan Data

1. Variabel Penelitian

Pada penelitian ini terdapat dua variabel bebas dan satu variabel terikat.

Variabel-variabel tersebut adalah sebagai berikut:

a. Variabel Bebas

1) Model Pembelajaran

a) Definisi Operasional: model pembelajaran adalah suatu prosedur

pembelajaran yang dirancang oleh guru yang memiliki tujuan serta sintak

yang disesuaikan dengan lingkungan dan sistem pengelolaannya, untuk

meningkatkan motivasi berprestasi siswa dan mencapai hasil pembelajaran

yang lebih optimal.

b) Skala pengukuran: skala nominal dengan 2 kategori yaitu melalui model

pembelajaran kooperatif tipe Team games Tournament (TGT) dan tipe

Reciprocal Peer Tutoring (RPT).

Page 76: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF · PDF fileMotivasi Berprestasi Matematika ... 3.5 Interpretasi Indeks Kesukaran Soal (P) ... lebih baik antara siswa yang mempunyai motivasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

c) Indikator: penggunaan pembelajaran dengan tipe TGT untuk kelas

eksperimen I dan tipe RPT untuk kelas ekperimen II.

d) Simbol: A

(1) Tipe Team games Tournament (TGT)

(2) Tipe Reciprocal Peer Tutoring (RPT)

2) Motivasi Berprestasi Matematika Siswa

a) Definisi Operasional

Motivasi berprestasi matematika adalah dorongan seseorang untuk

menemukan kepuasan dengan melakukan sesuatu sebaik-baiknya dan tekun

dalam menyelesaikan permasalahan matematika hingga mencapai standar

tertinggi.

b) Skala Pengukuran: skala interval yang diubah menjadi skala ordinal dibagi

menjadi tiga tingkat motivasi berprestasi yaitu tingkat tinggi, sedang dan

rendah. Penggolongan motivasi berprestasi matematika siswa didasarkan

pada:

1) Motivasi berprestasi tinggi jika skor

2) Motivasi berprestasi sedang jika skor

3) Motivasi berprestasi rendah jika skor

Dengan:

B = skor motivasi berprestasi

= rata-rata skor motivasi berprestasi

s = standar deviasi motivasi berprestasi

c) Indikator: skor angket motivasi berprestasi matematika

Page 77: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF · PDF fileMotivasi Berprestasi Matematika ... 3.5 Interpretasi Indeks Kesukaran Soal (P) ... lebih baik antara siswa yang mempunyai motivasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

d) Simbol: B

(1) Motivasi berprestasi tinggi (

(2) Motivasi berprestasi sedang (

(3) Motivasi berprestasi rendah (

b. Variabel Terikat

Variabel terikat pada penelitian ini adalah prestasi belajar matematika.

a) Definisi operasional

Prestasi belajar matematika adalah hasil proses belajar matematika yang telah

dicapai siswa dan diperoleh melalui nilai tes hasil belajar pokok bahasan

bangun ruang sisi datar: kubus, balok, prisma, dan limas.

b) Skala pengukuran: skala interval

c) Indikator: nilai tes dengan bentuk soal pilihan ganda.

2. Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan rancangan faktorial 2 x 3, dengan maksud untuk

mengetahui pengaruh dua variabel bebas terhadap variabel terikat.

Tabel 3.4

Rancangan Penelitian

Motivasi Berprestasi (B)

Tipe (A)

Tinggi ( Sedang ( Rendah (

Tipe TGT (

Tipe RPT

dengan:

: Tipe Teams games Tournament (TGT)

: Tipe Reciprocal Peer Tutoring (RPT)

Page 78: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF · PDF fileMotivasi Berprestasi Matematika ... 3.5 Interpretasi Indeks Kesukaran Soal (P) ... lebih baik antara siswa yang mempunyai motivasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

: Tinggi

: Sedang

: Rendah

3. Metode Pengumpulan Data

Salah satu kegiatan dalam penelitian adalah menentukan cara mengukur

variabel dan alat pengumpul data. Untuk mengukur variabel diperlukan instrumen

dalam metode yang dapat digunakan untuk mengumpulkan data. Adapun metode

yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini ada tiga cara,

yaitu metode dokumentasi, metode angket, dan metode tes.

a. Metode Dokumentasi

Menurut Budiyono (2003: 54), metode dokumentasi adalah cara

pengumpulan data dengan melihatnya dalam dokumen-dokumen yang telah ada,

dokumen-dokumen tersebut biasanya merupakan dokumen-dokumen resmi yang

telah terjamin keakuratannya. Pada penelitian ini metode dokumentasi digunakan

untuk memperoleh data nama siswa dan nilai rapot siswa kelas VIII semester 1

mata pelajaran matematika dari kelas sampel pada tahun akademik 2010/2011.

Dokumen tersebut digunakan untuk uji keseimbangan antara kelas eksperimen I

dan kelas eksperimen II.

b. Metode angket

Page 79: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF · PDF fileMotivasi Berprestasi Matematika ... 3.5 Interpretasi Indeks Kesukaran Soal (P) ... lebih baik antara siswa yang mempunyai motivasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

Menurut Budiyono ( 2003: 47), metode angket adalah cara pengumpulan

data melalui pengajuan pertanyaan-pertanyaan tertulis kepada subyek penelitian,

responden, atau sumber data dan jawabannya diberikan pula secara tertulis.

Dalam penelitian ini metode angket yang dimaksud adalah angket tentang

motivasi berprestasi siswa terhadap matematika berupa pertanyaan pilihan ganda

dengan empat alternatif jawaban. Setiap butir angket dengan nomor ganjil

merupakan pernyataan positif, dan butir angket dengan nomor genap merupakan

pernyataan negatif. Adapun prosedur pemberian skor berdasarkan tingkat motivasi

berprestasi matematika siswa yaitu:

1) Jawaban a dengan skor 4 untuk butir positif (menunjukkan

motivasi berprestasi sangat tinggi) dan skor 1 untuk butir negatif

(menunjukkan motivasi berprestasi rendah).

2) Jawaban b dengan skor 3 untuk butir positif (menunjukkan

motivasi berprestasi tinggi) dan skor 2 untuk butir negatif (menunjukkan

motivasi berprestasi sedang).

3) Jawaban c dengan skor 2 untuk butir positif (menunjukkan

motivasi berprestasi sedang) dan skor 3 untuk butir negatif (menunjukkan

motivasi berprestasi tinggi).

4) Jawaban d dengan skor 1 untuk butir positif (menunjukkan

motivasi berprestasi rendah) dan skor 4 untuk butir negatif (menunjukkan

motivasi berprestasi sangat tinggi).

c. Metode Tes

Page 80: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF · PDF fileMotivasi Berprestasi Matematika ... 3.5 Interpretasi Indeks Kesukaran Soal (P) ... lebih baik antara siswa yang mempunyai motivasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

Menurut Budiyono (2003: 54), metode tes adalah cara pengumpulan data

yang menghadapkan sejumlah pertanyaan-pertanyaan atau suruhan-suruhan

kepada subyek penelitian. Metode tes dalam penelitian ini berupa tes obyektif

sebanyak 35 butir soal untuk prestasi belajar pada pokok materi bangun ruang sisi

datar (prisma, dan limas), setiap soal obyektif tersedia 4 alternatif jawaban.

4. Instrumen Penelitian

Instrumen yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Tes Prestasi Belajar

Instrumen tes dalam penelitian ini digunakan untuk mengumpulkan data

mengenai prestasi belajar siswa. Sebelum digunakan untuk mengambil data

penelitian, instrumen tersebut diuji terlebih dahulu dengan uji validitas dan

reliabilitas untuk mengetahui kualitas tes prestasi belajar, dalam uji coba tes

diujikan sebanyak 35 butir soal pokok bahasan teorema bangun ruang sisi datar

untuk mengantisipasi banyaknya soal yang gugur dalam uji coba. Sedangkan

untuk menguji butir soal digunakan daya pembeda, tingkat kesukaran.

1) Uji validitas isi

Budiyono (2003: 59) menyatakan bahwa untuk menilai apakah instrumen

mempunyai validitas isi yang tinggi, yang biasa dilakukan adalah melalui experts

judgment (penilaian yang dilakukan para pakar). Dalam hal ini para pakar (yang

sering disebut subject matter experts), menilai apakah kisi-kisi yang dibuat oleh

Page 81: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF · PDF fileMotivasi Berprestasi Matematika ... 3.5 Interpretasi Indeks Kesukaran Soal (P) ... lebih baik antara siswa yang mempunyai motivasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

pengembang tes telah menunjukkan bahwa klasifikasi kisi-kisi telah mewakili isi

(substansi) yang akan diukur. Langkah berikutnya, para penilai menilai apakah

masing-masing butir tes yang telah disusun cocok atau relevan dengan kisi-kisi

yang telah ditentukan.

Untuk mempertinggi validitas isi, dapat melalui langkah-langkah sebagai

berikut (Budiyono, 2003: 58):

a) Mengidentifikasi bahan-bahan yang telah diberikan beserta standar

kompetensinya.

b) Membuat kisi-kisi dari soal tes yang akan ditulis.

c) Menyusun soal tes beserta kuncinya

d) Menelaah soal tes sebelum dicetak.

2) Uji reliabilitas

Reliabilitas menunjuk kepada keajegan hasil pengukuran. Koefisien

reliabilitas dihitung menggunakan rumus Kuder-Richardson dengan KR-20 yaitu:

Keterangan:

: koefisien reliabilitas instrumen

n : banyaknya butir instrumen

: variansi total

: proposi banyaknya subyek yang menjawab benar pada butir ke-i

: 1 -

Tes dianggap reliabel jika ≥ 0,70

Page 82: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF · PDF fileMotivasi Berprestasi Matematika ... 3.5 Interpretasi Indeks Kesukaran Soal (P) ... lebih baik antara siswa yang mempunyai motivasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

(Budiyono, 2003: 69)

3) Daya pembeda

Daya pembeda adalah kemampuan butir soal dalam membedakan antara

siswa yang mempunyai kemampuan tinggi dan siswa yang mempunyai

kemampuan rendah. Adapun rumusnya sebagai berikut:

Keterangan:

: daya beda untuk butir ke-i

n : banyaknya subyek yang dikenai tes

X : skor untuk butir ke-i (dari subyek uji coba)

Y : total skor (dari subyek uji coba)

Butir soal mempunyai daya pembeda baik jika ≥ 0,3. Jika indeks daya beda

untuk butir ke-i kurang dari 0,3 maka butir tersebut dinyatakan gugur dan harus

dibuang.

(Budiyono, 2003: 65)

4) Tingkat kesukaran

Butir soal yang baik adalah butir soal yang mempunyai tingkat

kesukaran yang memadai artinya tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar.

Tingkat kesukaran butir soal pada penelitian ini dilakukan dengan melihat

indeks kesukaran item atau butir soal yang diperoleh dengan menggunakan

rumus yang dikemukakan oleh Du Bois (Anas Sudijono, 2009:370) yaitu:

Page 83: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF · PDF fileMotivasi Berprestasi Matematika ... 3.5 Interpretasi Indeks Kesukaran Soal (P) ... lebih baik antara siswa yang mempunyai motivasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

Keterangan:

P : Indeks kesukaran butir soal

Np : Banyaknya peserta tes yang dapat menjawab benar pada butir soal yang

bersangkutan

N : Banyaknya peserta tes

(Anas Sudijono, 2009:370)

Sedangkan cara memberikan penafsiran (interpretasi) terhadap angka

indeks kesukaran butir soal, Robert L.Thorndike dan Elizabeth Hagen dalam

bukunya yang berjudul Measurement and Evaluation in Psychology and

Education (dalam Anas Sudijono,2009:372) mengemukakan sebagai berikut:

Tabel 3.5 Interpretasi Indeks Kesukaran Soal (P) Besarnya P Interpretasi

Kurang dari 0,30

0,30-0,70

Lebih dari 0,70

Sukar

Cukup

Mudah

Nilai P yang dipakai dalam penelitian ini adalah 0,30 ≤ P ≤ 0,70.

b. Angket

Angket dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui tingkat motivasi

berprestasi siswa. Angket motivasi berprestasi ini terdiri dari 40 butir pertanyaan

yang berisi tentang motivasi berprestasi matematika siswa dengan empat alternatif

jawaban yang akan dijawab oleh siswa sesuai dengan kondisi yang sebenarnya.

Sebelum digunakan untuk mengumpulkan data, angket terlebih dahulu

diujicobakan. Uji coba angket dilakukan dengan menguji validitas, konsistensi

Page 84: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF · PDF fileMotivasi Berprestasi Matematika ... 3.5 Interpretasi Indeks Kesukaran Soal (P) ... lebih baik antara siswa yang mempunyai motivasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

internal, dan reliabilitas angket. Dalam uji coba angket diujikan sebanyak 40 butir

pertanyaan. Hal ini untuk mengantisipasi banyaknya pertanyaan yang gugur

dalam uji coba.

1) Validitas isi

Budiyono (2003: 59) menyatakan bahwa untuk menilai apakah instrumen

mempunyai validitas isi yang tinggi, yang biasa dilakukan adalah melalui experts

judgment (penilaian yang dilakukan para pakar). Dalam hal ini para pakar (yang

sering disebut subject matter experts), menilai apakah kisi-kisi yang dibuat oleh

pengembang angket telah menunjukkan bahwa klasifikasi kisi-kisi telah mewakili

isi (substansi) yang akan diukur. Langkah berikutnya para penilai menilai apakah

masing-masing butir angket yang telah disusun cocok atau relevan dengan

klasifikasi kisi-kisi yang ditentukan. Uji validitas angket pada penelitian ini

dilakukan untuk mengetahui validitas isi tingkat motivasi berprestasi siswa.

2) Uji Konsistensi Internal

Konsistensi internal menunjukkan adanya korelasi positif antara skor

masing-masing butir angket. Artinya butir-butir tersebut harus mengukur hal yang

sama dan menunjukkan kecenderungan yang sama. Untuk menghitungnya dapat

digunakan rumus korelasi produk momen dari Karl Pearson sebagai berikut:

Keterangan:

: indeks konsistensi internal untuk butir ke-i

n : banyaknya subyek yang dikenai tes

Page 85: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF · PDF fileMotivasi Berprestasi Matematika ... 3.5 Interpretasi Indeks Kesukaran Soal (P) ... lebih baik antara siswa yang mempunyai motivasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

X : skor untuk butir ke-i

Y : total skor

Jika indeks konsistensi internal untuk butir ke-i kurang dari 0,3 maka butir

tersebut dinyatakan gugur dan harus dibuang.

(Budiyono, 2003: 65)

3) Reliabilitas

Reliabilitas menunjuk kepada keajegan hasil pengukuran. Koefisien

realiabilitas angket pada penelitian ini digunakan rumus Alpha, yaitu:

Keterangan:

: koefisien reliabilitas instrumen

n : banyaknya butir instrumen

: variansi butir ke-i, i = 1, 2, 3, …,n

: variansi skor-skor yang diperoleh subjek uji coba.

Angket dianggap reliabel jika ≥ 0,70.

(Budiyono, 2003: 70)

E. Teknik Analisis Data

Analisis data yang digunakan adalah anava dua jalan sel tak sama.

Dua faktor yang digunakan untuk menguji signifikansi perbedaan efek baris, efek

kolom, serta sel terhadap prestasi belajar adalah faktor A (tipe pembelajaran) dan

faktor B (motivasi berprestasi). Teknik analisis data ini digunakan untuk menguji

kelima hipotesis yang telah dikemukakan di depan.

Page 86: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF · PDF fileMotivasi Berprestasi Matematika ... 3.5 Interpretasi Indeks Kesukaran Soal (P) ... lebih baik antara siswa yang mempunyai motivasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

Sebagai prasyarat penelitian eksperimental, perlu dilakukan uji

keseimbangan pada kelompok eksperimen I dan eksperimen II, yaitu dengan uji-t.

Sebelum dilakukan uji hipotesis, terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat analisis

variansi yang terdiri dari uji normalitas dan uji homogenitas variansi.

1. Uji Keseimbangan

Uji keseimbangan bertujuan untuk mengetahui apakah kedua kelompok

sampel (eksperimen I dan eksperimen II) tersebut seimbang. Secara statistik

apakah terdapat perbedaan rataan yang berarti dari kedua kelompok sampel.

Statistik uji yang digunakan adalah uji-t, sedangkan data yang digunakan untuk uji

keseimbangan berasal dari data dokumen nilai raport matematika semester gasal

dari dua kelas pada masing-masing SMP Negeri di Kabupaten Sukoharjo pada

masing-masing kategori peringkat Ujian Nasional. Sebelum dilakukan uji

keseimbangan, terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat analisis untuk uji-t.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah sampel berasal dari

populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Untuk menguji normalitas

digunakan metode Liliefors, adapun prosedurnya sebagai berikut:

1) Hipotesis

: Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal

: Sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal

2) Taraf signifikansi α = 0,05

3) Statistik uji yang digunakan

L= Maks

Page 87: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF · PDF fileMotivasi Berprestasi Matematika ... 3.5 Interpretasi Indeks Kesukaran Soal (P) ... lebih baik antara siswa yang mempunyai motivasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

Keterangan:

= P(Z ; Z N (0,1) = skor standar; s = standar deviasi = proposi cacah Z terhadap seluruh cacah z = skor butir soal

4) Daerah kritis

5) Keputusan uji

ditolak jika L DK

6) Kesimpulan

a) Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal jika diterima

b) Sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal jika ditolak.

(Budiyono 2009: 170 - 171)

b. Uji Homogenitas Variansi

Uji homogenitas variansi bertujuan untuk mengetahui apakah populasi

mempunyai variansi yang sama. Metode yang digunakan adalah dengan uji

Barlett. Prosedur pemakaiannya sebagai berikut:

1) Hipotesis

H0 : (variansi populasi homogen)

H1 : tidak semua variansi sama (populasi tidak homogen)

2) Taraf signifikansi α = 0,05

Page 88: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF · PDF fileMotivasi Berprestasi Matematika ... 3.5 Interpretasi Indeks Kesukaran Soal (P) ... lebih baik antara siswa yang mempunyai motivasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

3) Statistik uji yang digunakan

Keterangan:

k = banyaknya sub sampel

N = banyaknya seluruh nilai (ukuran)

nj = banyaknya nilai (ukuran) sampel ke-j = ukuran sampel ke-j

fj = nj – 1 = derajat kebebasan untuk ; j = 1, 2, …, k;

4) Daerah kritis

5) Keputusan uji

H0 ditolak jika atau H0 diterima jika

6) Kesimpulan

- Populasi homogen jika diterima, atau

Page 89: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF · PDF fileMotivasi Berprestasi Matematika ... 3.5 Interpretasi Indeks Kesukaran Soal (P) ... lebih baik antara siswa yang mempunyai motivasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

- Populasi tidak homogen jika ditolak.

(Budiyono 2009: 176 - 177)

c. Uji Keseimbangan

1) Hipotesis

(kedua kelompok memiliki kemampuan awal sama)

(kedua kelompok memiliki kemampuan awal berbeda)

2) Taraf signifikansi α = 0,05

3) Statistik uji yang digunakan

Jika

Jika

Keterangan:

t = t hitung

= rataan dari sampel kelompok eksperimen I

= rataan dari sampel kelompok eksperimen II

Page 90: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF · PDF fileMotivasi Berprestasi Matematika ... 3.5 Interpretasi Indeks Kesukaran Soal (P) ... lebih baik antara siswa yang mempunyai motivasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

= ukuran sampel kelompok eksperimen I

= ukuran sampel kelompok eksperimen II

= variansi sampel kelompok eksperimen I

= variansi sampel kelompok eksperimen I

4) Daerah kritis

Untuk

Untuk

5) Keputusan uji

ditolak jika t DK atau diterima jika t ∉ DK

6) Kesimpulan

- Kedua kelompok memiliki kemampuan awal sama jika diterima, atau

- Kedua kelompok memiliki kemampuan awal berbeda jika ditolak.

(Budiyono, 2009: 151)

2. Uji Prasyarat Analisis Variansi

a. Uji Normalitas

Uji Normalitas digunakan untuk mengetahui apakah sampel penelitian dari

populasi berdistribusi normal atau tidak. Prosedur uji normalitas pada uji

prasyarat sama seperti uji normalitas pada uji prasyarat untuk uji-t.

b. Uji Homogenitas Variansi

Page 91: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF · PDF fileMotivasi Berprestasi Matematika ... 3.5 Interpretasi Indeks Kesukaran Soal (P) ... lebih baik antara siswa yang mempunyai motivasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah populasi mempunyai variansi

yang sama atau tidak. Prosedur uji homogenitas variansi pada uji prasyarat sama

seperti uji homogenitas variansi pada uji prasyarat untuk uji-t.

3. Pengujian Hipotesis

Prosedur dalam pengujian dengan menggunakan analisis variansi dua jalan

dengan sel tak sama, yaitu:

a. Model

Keterangan:

= data (nilai) ke-k pada baris ke-i kolom ke-j

= rerata dari seluruh data amatan (rerata besar)

= efek baris ke-i pada variabel terikatnya

= efek kolom ke-j pada variabel terikat

= interaksi efek baris ke-i dan kolom ke-j pada variabel terikat

= deviasi data Xijk terhadap rerata popuasinya yang

berdistribusi normal dengan rataan 0 = galat yang

berdistribusi normal dengan rataan 0

i = 1, 2 ; i = 1, untuk model pembelajaran kooperatif tipe TGT

i = 2, untuk model pembelajaran kooperatif tipe RPT

j = 1, 2, 3 ; j = 1, untuk motivasi berprestasi tinggi

j = 2, untuk motivasi berprestasi sedang

j = 3, untuk motivasi berprestasi rendah

Page 92: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF · PDF fileMotivasi Berprestasi Matematika ... 3.5 Interpretasi Indeks Kesukaran Soal (P) ... lebih baik antara siswa yang mempunyai motivasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

k = 1, 2, 3, ...., nij; nij = banyaknya data amatan pada sel ij

b. Prosedur

1). Hipotesis

H0A : = 0, untuk setiap i = 1, 2

H1A : paling sedikit ada satu yang tidak nol

H0B : = 0, untuk setiap j = 1, 2, 3

H1B : paling sedikit ada satu yang tidak nol

H0AB : = 0 untuk setiap i = 1, 2 dan j = 1, 2,3

H1AB : paling sedikit ada satu yang tidak nol.

Ketiga pasang hipotesis di atas ekuivalen dengan tiga pasang

hipotesis berikut ini:

H0A : tidak ada perbedaan efek antarbaris terhadap variabel terikat

H1A : ada perbedaan efek antarbaris terhadap variabel terikat

H0B : tidak ada perbedaan efek antarkolom terhadap variabel

terikat

H1B : ada perbedaan efek antarkolom terhadap variabel terikat

H0AB : tidak ada interaksi antara variabel bebas faktor A dan faktor

B terhadap variabel terikat

H1AB : ada interaksi antara variabel bebas faktor A dan faktor B

terhadap variabel terikat

2). Komputasi

Page 93: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF · PDF fileMotivasi Berprestasi Matematika ... 3.5 Interpretasi Indeks Kesukaran Soal (P) ... lebih baik antara siswa yang mempunyai motivasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

Ada lima komponen yang berturut-turut dikembangkan dengan (1),

(2), (3), (4), (5) yang dirumuskan sebagai berikut :

Pada analisis dua jalan dengan sel tak sama, didefinisikan

notasi-notasi sebagai berikut :

= ukuran sel ij (sel pada baris ke-i dan kolom ke-j)

= banyaknya data amatan pada sel ij

= frekuensi sel ij

= jumlah kuadrat deviasi data amatan pada sel ij

= rerata pada sel ij

Page 94: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF · PDF fileMotivasi Berprestasi Matematika ... 3.5 Interpretasi Indeks Kesukaran Soal (P) ... lebih baik antara siswa yang mempunyai motivasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

p = banyaknya baris

q = banyaknya kolom

3). Jumlah kuadrat

JKA =

JKB =

JKAB =

JKG = (2)

JKT = JKA+ JKB + JKAB + JKG

4). Derajat kebebasan

dkA = p – 1

dkB = q – 1

dkAB = (p – 1) (q – 1) = pq – p – q + 1

dkG = N – pq

dkT = N – 1

5). Rerata kuadrat

6). Statistika uji

7). Daerah kritis

Daerah kritis untuk adalah

Daerah kritis untuk adalah

Page 95: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF · PDF fileMotivasi Berprestasi Matematika ... 3.5 Interpretasi Indeks Kesukaran Soal (P) ... lebih baik antara siswa yang mempunyai motivasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

Daerah kritis untuk adalah

8). Keputusan uji

H0 ditolak jika Fobs terletak di daerah kritis.

(Budiyono, 2009: 229 – 231)

c. Tata Letak Data

Bentuk tabel anava berupa hubungan baris dan kolom. Adapun

tabelnya sebagai berikut :

Tabel 3.6 Tata letak data pada Analisis Variansi Dua Jalan

B1 B2 B3

A1 A1B1 A2B2 A1B3 A2 A2B1 A2B2 A2B3

Keterangan :

A = Model Pembelajaran

A1 = Model Pembelajaran kooperatif tipe TGT.

A2 = Model Pembelajaran kooperatif tipe RPT.

B = Motivasi berprestasi

B1 = Motivasi berprestasi tinggi

B2 = Motivasi berprestasi sedang

B3 = Motivasi berprestasi rendah

A1B1= Kelompok siswa dengan motivasi berprestasi tinggi yang diberi

perlakuan pembelajaran dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe TGT.

A B

Page 96: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF · PDF fileMotivasi Berprestasi Matematika ... 3.5 Interpretasi Indeks Kesukaran Soal (P) ... lebih baik antara siswa yang mempunyai motivasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

A1B2 = Kelompok siswa dengan motivasi berprestasi sedang yang

diberi perlakuan pembelajaran dengan menggunakan model

pembelajaran tipe TGT.

A1B3 = Kelompok siswa dengan motivasi berprestasi rendah yang

diberi perlakuan pembelajaran dengan menggunakan model

pembelajaran tipe TGT.

A2B1 = Kelompok siswa dengan motivasi berprestasi tinggi yang diberi

perlakuan pembelajaran dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe RPT.

A2B2 = Kelompok siswa dengan motivasi berprestasi sedang yang

diberi perlakuan pembelajaran dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe RPT.

A2B3 = Kelompok siswa dengan motivasi berprestasi rendah yang

diberi perlakuan pembelajaran dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe RPT.

d. Rangkuman Analisis

Tabel 3.7 Rangkuman Analisis Variansi Dua Jalan

Sumber JK Dk RK Fhit Ftab Keputusan uji

Baris (A) JKA p-1 RKA Fa F* HOA ditolak/diterima

Kolom (B) JKB q-1 RKB Fb F* HOB

ditolak/diterima

Interaksi (AB) JKAB (p-1) (q-1) RKAB Fab F* HOAB

ditolak/diterima Galat (G) JKG N-pq RKG - - - Total JKT N-1 - - - -

Keterangan: F* = nilai F yang diperoleh dari tabel

Page 97: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF · PDF fileMotivasi Berprestasi Matematika ... 3.5 Interpretasi Indeks Kesukaran Soal (P) ... lebih baik antara siswa yang mempunyai motivasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

(Budiyono, 2009: 239)

4. Uji Lanjut Pasca Anava

Untuk uji lebih lanjut setelah Anava, digunakan metode Scheffe.

Langkah-langkah dalam menggunakan metode Scheffe sebagai berikut:

a. Komparasi Rerata Antar Kolom

Hipotesis nol yang diuji pada komparasi rerata antar kolom adalah:

Uji Scheffe untuk komparasi rerata antar kolom adalah:

Keterangan:

F.i-.j = nilai Fobs pada perbandingan kolom ke-i dan kolom ke-j

= rataan pada kolom ke-i

= rataan pada kolom ke-j

RKG = rataan kuadrat galat, yang diperoleh dari perhitungan analisis

variansi

n.i = ukuran sampel kolom ke-i

n.j = ukuran sampel kolom ke-j

dengan daerah kritis:

b. Komparasi Rerata Antar Sel pada Baris yang Sama

Page 98: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF · PDF fileMotivasi Berprestasi Matematika ... 3.5 Interpretasi Indeks Kesukaran Soal (P) ... lebih baik antara siswa yang mempunyai motivasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

Hipotesis nol yang diuji pada komparasi rerata antar sel pada baris yang sama

adalah:

Uji Scheffe untuk komparasi rerata antar sel pada baris yang sama adalah:

Keterangan:

Fij-ik = nilai Fobs pada perbandingan rerata pada sel ij dan rerata pada

sel ik

= rataan pada sel ij

= rataan pada sel ik

RKG = rataan kuadrat galat, yang diperoleh dari perhitungan analisis

variansi

nij = ukuran sel ij

nik = ukuran sel ik

dengan daerah kritis:

c. Komparasi Rerata Antar Sel pada kolom yang Sama

Hipotesis nol yang diuji pada komparasi rerata antar sel pada kolom yang

sama adalah:

Uji Scheffe untuk komparasi rerata antar sel pada kolom yang sama adalah:

Page 99: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF · PDF fileMotivasi Berprestasi Matematika ... 3.5 Interpretasi Indeks Kesukaran Soal (P) ... lebih baik antara siswa yang mempunyai motivasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

Keterangan:

Fij-kj = nilai Fobs pada perbandingan rerata pada sel ij dan rerata pada

sel kj

= rataan pada sel ij

= rataan pada sel kj

RKG = rataan kuadrat galat, yang diperoleh dari perhitungan analisis

variansi

nij = ukuran sel ij

nkj = ukuran sel kj

dengan daerah kritis:

Page 100: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF · PDF fileMotivasi Berprestasi Matematika ... 3.5 Interpretasi Indeks Kesukaran Soal (P) ... lebih baik antara siswa yang mempunyai motivasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Uji Coba Instrumen

Instrumen yang diujicobakan meliputi:

1. Tes Prestasi Belajar

Tes terdiri dari 35 soal berbentuk pilihan ganda dengan 4 pilihan jawaban

yaitu a, b, c dan d. Uji coba tes dilaksanakan di kelas VIII MTs Negeri Filial

Kartasura sebanyak 26 responden pada tanggal 15 Mei 2011. Soal tes dapat

dilihat pada Lampiran 3.

Soal tes diujicobakan untuk mengetahui validitas isi, reliabilitas, daya

pembeda dan tingkat kesukaran. Berikut hasil uji coba soal tes prestasi:

a. Uji Validitas Isi

Validitas isi meliputi aspek materi, aspek konstruksi dan aspek bahasa.

Penilaian dilakukan dengan menggunakan daftar cek (checklist) oleh dua guru

matematika, yaitu Heni Kustati EM., SPd. dan Nanik Wahyuni, SPd. Berdasarkan

penilaian yang dilakukan oleh dua validator tersebut, diperoleh hasil bahwa semua

butir tes memenuhi semua aspek dan dapat digunakan untuk mengambil data

penelitian. Data hasil penilaian validasi isi soal tes dapat dilihat pada Lampiran 4.

Page 101: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF · PDF fileMotivasi Berprestasi Matematika ... 3.5 Interpretasi Indeks Kesukaran Soal (P) ... lebih baik antara siswa yang mempunyai motivasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

b. Tingkat Kesukaran

Hasil perhitungan tingkat kesukaran dari 35 butir soal menunjukkan

bahwa tingkat kesukaran sebagian besar butir soal tes tergolong memadai, yaitu

sebanyak 32 butir soal bekisar antara 0,346 sampai 0,692. Satu butir soal

mempunyai tingkat kesukaran kurang dari 3,0 dan pada kategori sulit, yaitu butir

3 sebesar 0,269. Sedangkan 2 butir soal yang lain mempunyai tingkat kesukaran

lebih dari 0,7 dan pada kategori mudah, yaitu butir 6 sebesar 0,808 dan butir 31

sebesar 0,846. Data hasil perhitungan tingkat kesukaran dapat dilihat pada

Lampiran 5.

c. Daya Pembeda

Hasil perhitungan daya pembeda dari 35 butir soal menunjukkan bahwa

daya pembeda sebagian besar butir soal tergolong baik, yaitu sebanyak 32 butir

soal memiliki daya pembeda lebih dari 0,3. Sedangkan 3 butir soal yang lain

memiliki daya pembeda kurang dari 0,3 dan dianggap kurang baik, yaitu butir soal

3 sebesar 0,064, butir 6 sebesar 0,053 dan butir 31 sebesar 0,215. Data hasil

perhitungan daya pembeda dapat dilihat pada Lampiran 6.

Hasil analisis dari perhitungan tingkat kesukaran dan daya pembeda dari

35 butir soal, sebanyak 3 butir soal tes yaitu butir 3, 6, dan 31 yang dinyatakan

gugur dan harus dibuang, sehingga tersisa 32 butir soal tes yang layak digunakan

untuk mengambil data penelitian. Berdasarkan standar waktu pengerjaan soal

matematika ujian nasional yaitu rata-rata pengerjaan satu soal dengan waktu tiga

menit (Badan Standar Nasional Pendidikan, 2011:16), maka dari ke-32 butir soal

Page 102: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF · PDF fileMotivasi Berprestasi Matematika ... 3.5 Interpretasi Indeks Kesukaran Soal (P) ... lebih baik antara siswa yang mempunyai motivasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

dipilih 30 butir soal yang akan digunakan untuk mengambil data yaitu butir soal

nomor 1, 2, 5, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 25, 26,

27, 28, 29, 30, 32, 33, 34, dan 35. Butir soal nomor 24 tidak digunakan karena

indikator yang mencakup butir tersebut telah cukup terwakili oleh butir soal

nomor 16, 19, dan 33, sedangkan butir soal nomor 4 tidak digunakan karena

indikator yang mencakup butir tersebut telah cukup terwakili oleh butir soal

nomor 2, 9 dan 18.

d. Uji Reliabilitas Soal Tes

Hasil uji reliabilitas dari 30 butir soal terhadap 26 responden menunjukkan

bahwa koefisien reliabilitasnya sebesar 0,849. Dengan batas minimal reliabilitas

0,7, maka soal tes layak dan dapat digunakan untuk mengambil data penelitian.

Data hasil perhitungan reliabilitas soal tes dapat dilihat pada Lampiran 7,

sedangkan soal tes yang digunakan untuk mengambil data penelitian dapat dilihat

pada lampiran 13.

2. Angket Motivasi Berprestasi

Angket terdiri dari 40 butir soal. Angket untuk mengetahui tingkat

motivasi berprestasi siswa diujicobakan pada kelas yang sama dengan kelas uji

coba tes. Angket uji coba dapat dilihat pada Lampiran 9.

Page 103: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF · PDF fileMotivasi Berprestasi Matematika ... 3.5 Interpretasi Indeks Kesukaran Soal (P) ... lebih baik antara siswa yang mempunyai motivasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

Angket motivasi berprestasi diujicobakan untuk mengetahui validitas isi,

konsistensi internal dan reliabilitas. Berikut hasil uji coba angket motivasi

berpestasi:

a. Uji Validitas Isi

Uji validitas isi dilakukan oleh dua orang guru bimbingan konseling yaitu:

Fina Khotimah, SPsi. dan Dara Seta, SPsi. dengan menggunakan daftar cek

(checklist) pada daftar validitas isi angket. Berdasarkan penilaian yang dilakukan

oleh dua validator tersebut, diperoleh hasil bahwa semua butir angket dapat

mengetahui tingkat motivasi berprestasi siswa dan digunakan untuk mengambil

data penelitian. Data hasil penilaian validasi isi angket motivasi berprestasi dapat

dilihat pada Lampiran 10.

b. Uji Konsistensi Internal

Hasil perhitungan konsistensi internal pada angket motivasi berprestasi

menunjukkan bahwa terdapat 6 butir angket yang gugur karena indeks konsistensi

internalnya kurang dari 0,3 yaitu butir 1 sebesar 0,052, butir 7 sebesar 0,115, butir

11 sebesar 0,141, butir 14 sebesar 0,259, butir 18 sebesar 0,222 dan butir 39

sebesar 0,287, sehingga tersisa 34 butir soal yang layak digunakan untuk

mengambil data penelitian. Butir pernyataan angket yang akan digunakan untuk

mengambil data yaitu butir pernyataan nomor 2, 3, 4, 5, 6, 8, 9, 10, 12, 13, 14, 15,

16, 17, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30 31, 32, 33, 34, 35, 36, 37 dan

40. Data hasil perhitungan konsistensi internal angket motivasi berprestasi siswa

dapat dilihat pada Lampiran 11.

Page 104: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF · PDF fileMotivasi Berprestasi Matematika ... 3.5 Interpretasi Indeks Kesukaran Soal (P) ... lebih baik antara siswa yang mempunyai motivasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

c. Uji Reliabilitas Angket

Hasil uji reliabilitas angket motivasi berprestasi dari 34 butir pernyataan

terhadap 26 responden menunjukkan bahwa koefisien reliabilitas sebesar 0,915.

Dengan batas minimal reliabilitas 0,7, maka angket motivasi berprestasi layak dan

dapat digunakan untuk mengambil data penelitian. Data hasil perhitungan

reliabilitas angket motivasi berprestasi dapat dilihat pada Lampiran 12, sedangkan

pernyataan angket motivasi berprestasi yang digunakan untuk mengambil data

penelitian dapat dilihat pada Lampiran 15.

B. Deskripsi Data

Data perolehan skor kemampuan menyelesaikan tes prestasi belajar pada

kelompok eksperimen I (TGT) dan kelompok eksperimen II (RPT) dapat dilihat

pada Lampiran 18 dan 19. Berikut statistik deskriptif data kemampuan

menyelesaikan tes prestasi belajar siswa:

Tabel 4.1 Statistik deskriptif data kemampuan menyelesaikan tes prestasi belajar

Model Pembelajaran

Motivasi Berprestasi N

Skor Terendah

Skor Tertinggi Rerata

Standar deviasi

TGT

Tinggi 39 47 93 72,4786 13,2612 Sedang 38 40 93 74,5614 13,3428 Rendah 34 37 93 65 16,5399 Total 111 37 93 70,9009 14,798

RPT

Tinggi 50 37 93 75,7333 13,6367 Sedang 27 37 80 60 12,7098 Rendah 32 40 93 69,7917 16,1963 Total 109 37 93 70,1835 15,825

Total Tinggi 89 37 93 74,3071 13,4952 Sedang 65 37 93 68,5128 14,8608 Rendah 66 37 93 67,3232 16,4261

Page 105: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF · PDF fileMotivasi Berprestasi Matematika ... 3.5 Interpretasi Indeks Kesukaran Soal (P) ... lebih baik antara siswa yang mempunyai motivasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

C. Analisis Data

1. Uji Keseimbangan

Uji keseimbangan digunakan untuk melihat apakah kelas eksperimen I dan

kelas eksperimen II merupakan kelas yang seimbang atau mempunyai

kemampuan awal sama. Data yang akan diuji adalah nilai raport metematika

semester gasal tahun ajaran 2010/2011. Data nilai raport dapat dilihat pada

Lampiran 17. Sebelum dilakukan uji keseimbangan, terlebih dahulu dilakukan uji

prasyarat untuk uji-t sebagai berikut:

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah sampel berasal dari

populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Untuk menguji normalitas

digunakan metode Lilliefors. Uji normalitas dilakukan pada masing-masing

kelompok data yaitu kelompok ekperimen I (TGT) dan kelompok eksperimen II

(RPT). Berikut rangkuman hasil uji normalitas pada setiap kelompok eksperimen:

Tabel 4.2

Rangkuman hasil uji normalitas setiap kelompok eksperimen

Kelompok Lobs L(0,05;n) Keputusan Uji Kesimpulan

Eksperimen I (TGT) 0,0776 0,0841 H0 diterima Berdistribusi

Normal

Eksperimen II (RPT) 0,0810 0,0849 H0 diterima Berdistribusi

Normal

Page 106: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF · PDF fileMotivasi Berprestasi Matematika ... 3.5 Interpretasi Indeks Kesukaran Soal (P) ... lebih baik antara siswa yang mempunyai motivasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

Berdasarkan uji normalitas yang terangkum pada Tabel 4.2 di atas terlihat

bahwa Lobs untuk setiap kelompok lebih kecil dari L(0,05;n). Dengan daerah kritis

LobsI , maka LobsI ∉ DK dan keputusan ujinya adalah H0I

diterima, dan dengan daerah kritis LobsII , maka LobsII ∉ DK

dan keputusan ujinya adalah H0I diterima. Berdasarkan keputusan uji tersebut,

maka dapat disimpulkan bahwa data pada setiap sampel berasal dari populasi yang

berdistribusi normal. Perhitungan uji normalitas dapat dilihat pada Lampiran 21-

22.

b. Uji Homogenitas Variansi

Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah populasi mempunyai

variansi yang sama. Metode yang digunakan adalah dengan uji Barlett. Uji

homogenitas variansi dilakukan pada pasangan kelompok eksperimen. Berikut

rangkuman hasil uji homogenitas variansi pada pasangan kelompok eksperimen:

Tabel 4.3

Rangkuman hasil uji homogenitas variansi pada pasangan kelompok eksperimen

Pasangan Kelompok Keputusan uji Kesimpulan

Eksperimen I (TGT)

vs Eksperimen II

(RPT)

1,804 3,841 H0 diterima Variansi sama

Page 107: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF · PDF fileMotivasi Berprestasi Matematika ... 3.5 Interpretasi Indeks Kesukaran Soal (P) ... lebih baik antara siswa yang mempunyai motivasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

Berdasarkan uji homogenitas variansi yang terangkum pada Tabel 4.3 di

atas terlihat bahwa kurang dari . Dengan daerah kritis

, maka dan keputusan ujinya adalah H0

diterima. Berdasarkan keputusan uji tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa

data pada pasangan kelompok berasal dari populasi yang mempunyai variansi

yang sama. Perhitungan uji homogenitas variansi dapat dilihat pada Lampiran 23.

c. Uji Keseimbangan

Berdasarkan hasil perhitungan uji keseimbangan diperoleh

dan dengan daerah kritis . Dengan

demikian dan keputusan ujinya adalah H0 diterima. Berdasarkan

keputusan uji tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa kedua kelompok dalam

keadaan seimbang atau memiliki kemampuan awal sama. Perhitungan uji

keseimbangan dapat dilihat pada Lampiran 24.

2. Uji Prasyarat Analisis Variansi

a. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah sampel penelitian

berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas data tes

prestasi belajar menggunakan metode Lilliefors. Uji normalitas data dilakukan

terhadap masing-masing kelompok data yaitu kelompok eksperimen I, kelompok

eksperimen II, kelompok motivasi berprestasi tinggi, sedang maupun rendah.

Page 108: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF · PDF fileMotivasi Berprestasi Matematika ... 3.5 Interpretasi Indeks Kesukaran Soal (P) ... lebih baik antara siswa yang mempunyai motivasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

Tabel 4.4

Rangkuman hasil uji normalitas setiap kelompok

Kelompok Lobs L(0.05;n) Keputusan uji Kesimpulan

Eksperimen I (TGT) 0,0829 0,0841 H0 diterima Berdistribusi

normal

Eksperimen II (RPT) 0,0793 0,0849 H0 diterima Berdistribusi

normal

Motivasi berprestasi tinggi 0,0892 0,0939 H0 diterima Berdistribusi

normal

Motivasi berprestasi sedang

0,0882 0,1099 H0 diterima Berdistribusi

normal

Motivasi berprestasi rendah

0,0923 0,1091 H0 diterima Berdistribusi

normal

Berdasarkan uji normalitas yang dirangkum pada Tabel 4.4 di atas terlihat

bahwa Lobs untuk setiap kelompok lebih kecil dari L(0.05;n). Dengan daerah kritik

, maka Lobs ∉ DK dan keputusan ujinya adalah H0 diterima.

Berdasarkan keputusan uji tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa data pada

setiap sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Perhitungan uji

normalitas dapat dilihat pada Lampiran 25-29.

b. Uji Homogenitas Variansi

Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah populasi mempunyai

variansi sama. Metode yang digunakan adalah dengan uji Bartlett. Uji

homogenitas variansi dilakukan pada pasangan kelompok model pembelajaran

dan motivasi berprestasi. Berikut rangkuman hasil uji homogenitas variansi setiap

pasangan kelompok.

Page 109: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF · PDF fileMotivasi Berprestasi Matematika ... 3.5 Interpretasi Indeks Kesukaran Soal (P) ... lebih baik antara siswa yang mempunyai motivasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

Tabel 4.5

Rangkuman hasil uji homogenitas variansi setiap pasangan kelompok

Pasangan Kelompok Keputusan uji Kesimpulan

Eksperimen I (TGT) vs

Eksperimen II (RPT) 0,142 3,841 H0 diterima

Variansi

sama

Motivasi berprestasi

tinggi vs sedang vs rendah 2,892 5,991 H0 diterima

Variansi

sama

Berdasarkan uji homogenitas variansi yang terangkum pada Tabel 4.5 di atas

terlihat bahwa untuk setiap kelompok kurang dari . Dengan daerah

kritik , maka dan keputusan ujinya adalah

H0 diterima. Berdasarkan keputusan uji tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa

data pada setiap pasangan kelompok berasal dari populasi yang mempunyai

variansi yang sama. Perhitungan uji homogenitas variansi dapat dilihat pada

Lampiran 30-31.

3. Uji Hipotesis

Penelitian ini menggunakan uji hipotesis dengan analisis variansi dua jalan

dengan sel tak sama. Pengolahan data dilakukan dengan cara manual dengan

bantuan program Microsoft Excel. Hasil pengolahan data dapat dilihat pada

Lampiran 32. Berikut rangkuman hasil uji analisis variansi dua jalan:

Page 110: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF · PDF fileMotivasi Berprestasi Matematika ... 3.5 Interpretasi Indeks Kesukaran Soal (P) ... lebih baik antara siswa yang mempunyai motivasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

88

Tabel 4.6

Rangkuman analisis variansi dua jalan

Sumber JK dk RK Fobs Fα Keputusan

Uji

Model Pembelajaran (A)

250,187 1 250,187 1,224 3,84 H0A

diterima

Motivasi Berprestasi (B)

2160, 231 2 1080,115 5,284 3,00 H0B ditolak

Interaksi (AB) 4092,509 2 2046,255 10,011 3,00 H0AB

ditolak

Galat 43741,481 214 204,399 - - -

Total 50244,409 219 - - - -

Dari hasil rangkuman analisis variansi dua jalan menunjukkan bahwa:

a. Model pembelajaran tidak berpengaruh terhadap prestasi belajar. Dengan kata

lain, prestasi belajar siswa yang dihasilkan oleh model pembelajaran kooperatif

tipe TGT tidak berbeda dengan prestasi belajar siswa yang dihasilkan model

pembelajaran tipe RPT.

b. Motivasi berprestasi berpengaruh terhadap prestasi belajar. Dengan kata lain,

tidak benar bahwa siswa-siswa dengan motivasi berprestasi tinggi, sedang atau

rendah memiliki prestasi yang sama.

c. Terdapat interaksi antara model pembelajaran dan motivasi berprestasi

terhadap prestasi belajar. Dengan kata lain, karakteristik perbedaan motivasi

berprestasi siswa pada setiap model pembelajaran tidak sama.

Page 111: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF · PDF fileMotivasi Berprestasi Matematika ... 3.5 Interpretasi Indeks Kesukaran Soal (P) ... lebih baik antara siswa yang mempunyai motivasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

89

4. Uji Lanjut Pasca Anava

Uji komparasi ganda merupakan uji lanjut dari analisis variansi, uji

tersebut dilakukan apabila hipotesis nol pada analisis variansi ditolak, artinya

terdapat sedikitnya sepasang rerata dari baris atau kolom yang tidak sama secara

signifikan.

Tabel 4.7

Rerata marginal dan rerata masing-masing sel

Model Pembelajaran

Motivasi Berprestasi Rerata Marginal Tinggi Sedang Rendah

TGT 72,4786 74,5614 65 70,9009

RPT 75,7333 60 69,7917 70,1835

Rerata Marginal

74,3071 68,5128 67,3232

Hasil uji komparasi ganda antar kolom dengan metode Scheffe, disajikan

pada Tabel 4.8 (perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 33)

Tabel 4.8

Rangkuman komparasi ganda antar kolom

H0 Fobs 2 . F(0,05;2;214) DK Keputusan

Uji

6,1703 6,00 H0 ditolak

9,0431 6,00 H0 ditolak

0,2267 6,00 H0 diterima

Page 112: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF · PDF fileMotivasi Berprestasi Matematika ... 3.5 Interpretasi Indeks Kesukaran Soal (P) ... lebih baik antara siswa yang mempunyai motivasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

90

Bedasarkan hasil uji anava, keputusan uji H0AB ditolak. Hal ini berarti

juga perlu dilakukan komparasi ganda rerata antar sel. Berikut rangkuman

komparasi ganda rerata antar sel pada kolom yang sama:

Tabel 4.9

Rangkuman komparasi ganda antar sel pada kolom yang sama

H0 Fobs 5 . F(0,05;5;214) DK Keputusan

Uji

1,1355 11,05 H0 diterima

16,3742 11,05 H0 ditolak

1,8517 11,05 H0 diterima

Berikut rangkuman komparasi ganda rerata antar sel pada baris yang sama:

Tabel 4.10

Rangkuman komparasi ganda antar sel pada baris yang sama

H0 Fobs 5 . F(0,05;5;214) DK Keputusan

Uji

0,4085 11,05 H0 diterima

8,0259 11,05 H0 diterima

4,9703 11,05 H0 diterima

21,2327 11,05 H0 ditolak

6,8690 11,05 H0 diterima

3,3701 11,05 H0 diterima

Page 113: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF · PDF fileMotivasi Berprestasi Matematika ... 3.5 Interpretasi Indeks Kesukaran Soal (P) ... lebih baik antara siswa yang mempunyai motivasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

91

Hasil rangkuman komparasi ganda antar kolom, antar sel pada kolom yang

sama dan antar sel pada baris yang sama menunjukkan bahwa:

a. Berdasarkan hasil uji komparasi antar kolom, untuk H01 diperoleh Fobs =

6,1703>2. F(0,05;2;214) = 6,00 sehingga H01 ditolak. Ini berarti motivasi

berprestasi tinggi dan motivasi berprestasi sedang memberikan prestasi belajar

matematika yang berbeda. Dengan melihat rerata marginal, motivasi

berprestasi tinggi memiliki rerata 74,3071 sedangkan motivasi berprestasi

sedang memiliki rerata 68,5128 sehingga dapat disimpulkan motivasi

berprestasi tinggi memberikan prestasi yang lebih baik daripada motivasi

berprestasi sedang. Untuk H02 diperoleh Fobs = 9,0431 > 2 . F(0,05;2;214) = 6,00

sehingga H02 ditolak. Ini berarti motivasi berprestasi tinggi dan motivasi

berprestasi rendah memberikan prestasi belajar yang berbeda. Dengan melihat

rerata marginal, motivasi berprestasi tinggi memiliki rerata 74,3071 sedangkan

motivasi berprestasi rendah memiliki rerata 67,3232 sehingga dapat

disimpulkan bahwa motivasi berprestasi tinggi memberikan prestasi belajar

yang lebih baik daripada motivasi berprestasi rendah. Sedangkan untuk H03

diperoleh Fobs = 0,2267 < 2 . F(0,05;2;214) = 6,00 sehingga H03 diterima. Ini

berarti motivasi berprestasi sedang dan motivasi berprestasi rendah

memberikan prestasi belajar matematika yang sama.

b. Berdasarkan hasil uji komparasi rerata antar sel pada kolom yang sama, untuk

motivasi berprestasi tinggi diperoleh Fobs = 1,1355 < 5.F(0,05;2;214) = 11,05

Page 114: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF · PDF fileMotivasi Berprestasi Matematika ... 3.5 Interpretasi Indeks Kesukaran Soal (P) ... lebih baik antara siswa yang mempunyai motivasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

92

sehingga H0 diterima. Ini berarti tipe TGT dan tipe RPT mempunyai prestasi

belajar matematika yang sama apabila diberikan pada siswa dengan motivasi

berprestasi tinggi. Untuk motivasi berprestasi sedang diperoleh Fobs=16,3742 >

5.F(0,05;2;214) = 11,05 sehingga H0 ditolak. Ini berarti tipe TGT dan tipe RPT

berbeda hasilnya apabila diberikan pada siswa dengan motivasi berprestasi

sedang. Dengan melihat rerata, tipe TGT memiliki rerata 74,5614 sedangkan

tipe RPT memiliki rerata 60 sehingga dapat disimpulkan tipe TGT memberikan

prestasi lebih baik daripada tipe RPT pada motivasi berprestasi sedang.

Sedangkan untuk motivasi berprestasi rendah diperoleh Fobs = 1,8517 <

5.F(0,05;2;214) = 11,05 sehingga H0 diterima. Ini berarti tipe TGT dan tipe RPT

mempunyai prestasi belajar matematika yang sama apabila diberikan pada

siswa dengan motivasi berprestasi rendah.

c. Berdasarkan hasil uji coba komparasi rerata anta sel pada baris yang sama

untuk tipe TGT, untuk H01 diperoleh Fobs = 0,4085 < 5 . F(0,05;5;214) = 11,05

sehingga H01 diterima. Ini berarti motivasi berprestasi tinggi dan motivasi

berprestasi sedang memberikan prestasi belajar matematika yang sama. Untuk

H02 diperoleh Fobs = 8,0259 < 5 . F(0,05;5;214) = 11,05 sehingga H02 diterima. Ini

berarti motivasi berprestasi sedang dan motivasi berprestasi rendah

memberikan prestasi belajar matematika yang sama. Untuk H03 diperoleh Fobs =

5,4576 < 5 . F(0,05;5;214) = 11,05 sehingga H03 diterima. Ini berarti motivasi

Page 115: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF · PDF fileMotivasi Berprestasi Matematika ... 3.5 Interpretasi Indeks Kesukaran Soal (P) ... lebih baik antara siswa yang mempunyai motivasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

93

berprestasi tinggi dan motivasi berprestasi rendah memberikan prestasi belajar

matematika yang sama.

d. Berdasarkan hasil uji coba komparasi rerata anta sel pada baris yang sama

untuk tipe RPT, untuk H04 diperoleh Fobs = 21,2327 > 5 . F(0,05;5;214) = 11,05

sehingga H04 ditolak. Ini berarti motivasi berprestasi tinggi dan motivasi

berprestasi sedang memberikan prestasi belajar matematika yang berbeda.

Dengan melihat rerata, motivasi berprestasi tinggi memiliki rerata 75,7333

sedangkan motivasi berprestasi sedang memiliki rerata 60 sehingga dapat

disimpulkan motivasi berprestasi tinggi memberikan prestasi belajar

matematika yang lebih baik daripada motivasi berprestasi sedang. Untuk H05

diperoleh Fobs = 6,8690 < 5 . F(0,05;5;214) = 11,05 sehingga H05 diterima. Ini

berarti motivasi berprestasi sedang dan motivasi berprestasi rendah

memberikan prestasi belajar matematika yang sama. Sedangkan untuk H06

diperoleh Fobs = 3,3701 < 5 . F(0,05;5;214) = 11,05 sehingga H06 diterima. Ini

berarti motivasi berprestasi tinggi dan motivasi berprestasi rendah memberikan

prestasi belajar matematika yang sama.

Dengan melihat hasil analisis variansi dan hasil uji lanjut pasca anava,

maka kesimpulan dari penelitian adalah sebagai berikut:

a. Secara umum, pembelajaran menggunakan tipe TGT memberikan prestasi

belajar matematika yang sama dengan pembelajaran menggunakan tipe RPT.

Namun, jika dilihat dari motivasi berprestasi, pembelajaran dengan tipe TGT

Page 116: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF · PDF fileMotivasi Berprestasi Matematika ... 3.5 Interpretasi Indeks Kesukaran Soal (P) ... lebih baik antara siswa yang mempunyai motivasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

94

memberikan prestasi belajar matematika yang tidak berbeda dengan tipe RPT

apabila diberikan pada siswa dengan motivasi berprestasi tinggi, pembelajaran

dengan tipe TGT memberikan prestasi belajar matematika yang lebih baik

daripada pembelajaran menggunakan tipe RPT apabila diberikan pada siswa

dengan motivasi berprestasi sedang, sedangkan pembelajaran dengan tipe TGT

memberikan prestasi belajar matematika yang tidak berbeda dengan tipe RPT

apabila diberikan pada siswa dengan motivasi berprestasi rendah.

b. Secara umum, siswa dengan motivasi berprestasi tinggi mempunyai prestasi

belajar matematika yang lebih baik daripada siswa dengan motivasi berprestasi

sedang maupun rendah. Di sisi lain, siswa dengan motivasi berprestasi sedang

dan siswa dengan motivasi berprestasi rendah mempunyai prestasi belajar

matematika yang sama.

D. Pembahasan

Berdasarkan hasil uji hipotesis statistik dapat dijelaskan kelima hipotesis

penelitian pada Bab II sebagai berikut:

1. Hipotesis pertama

Berdasarkan analisis data, pembelajaran kooperatif tipe TGT memberikan

prestasi belajar matematika yang sama dengan menggunakan tipe RPT. Dengan

demikian hipotesis pertama yaitu, pembelajaran kooperatif tipe TGT memberikan

Page 117: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF · PDF fileMotivasi Berprestasi Matematika ... 3.5 Interpretasi Indeks Kesukaran Soal (P) ... lebih baik antara siswa yang mempunyai motivasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

95

prestasi belajar matematika yang lebih baik daripada menggunakan model RPT

tidak terbukti kebenarannya.

Adapun kemungkinan faktor yang menyebabkan prestasi belajar

matematika siswa yang diberi pembelajaran kooperatif tipe TGT sama dengan

siswa yang diberi pembelajaran dengan tipe RPT adalah:

a. Model pembelajaran kooperatif tipe TGT dirancang untuk membantu siswa

aktif dalam pembelajaran, mengembangkan keterampilan dalam menyelesaikan

masalah, kerjasama dalam tim serta melatih tanggung jawab sebagai individu

untuk memperjuangkan kemenangan timnya. Pembelajaran kooperatif tipe

TGT menekankan pada tujuan dan kesuksesan kelompok, yang hanya dapat

dicapai jika semua anggota kelompok mencapai tujuan atau penguasaan materi.

Apabila siswa belajar dan berkompetisi dalam bentuk permainan, maka siswa

akan merasa senang dalam belajar dan membantu meningkatkan pemahaman

siswa. Hal ini didukung oleh penelitian Ke & Grabowski (2007: 257) yang

menunjukkan bahwa gameplaying pada TGT lebih efektif daripada latihan

(drill) dalam mendukung perbaikan kemampuan matematika, dan kooperatif

gameplaying paling efektif untuk mendukung siswa pada sikap positif terhadap

matematika terlepas dari perbedaan individual siswa.

Model pembelajaran kooperatif tipe RPT dirancang untuk membantu

siswa aktif dalam pembelajaran, meningkatkan kemampuan berfikir siswa dan

komunikasi siswa, membantu mereka mengkonstruksikan pemahamannya sendiri

Page 118: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF · PDF fileMotivasi Berprestasi Matematika ... 3.5 Interpretasi Indeks Kesukaran Soal (P) ... lebih baik antara siswa yang mempunyai motivasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

96

tentang isi akademik. Dengan memberikan kesempatan pada siswa untuk menjadi

tutor terhadap rekannya membantu siswa berusaha mengkonstuk pemahaman agar

mudah dalam menjelaskan pada rekannya dan tutee terhadap rekannya membantu

siswa menghargai yang sedang memberikan informasi dan menambah

pemahaman dari teman sebayanya. Hal ini didukung oleh Slavin (2011: 242)

bahwa tutor dan tutee keduanya dapat diuntungkan: tutee dapat memelajari

konsep akademis dan tutor memeroleh penerimaan dan pemahaman yang lebih

baik terhadap siswa yang mempunyai ketidakmapuan. Posisi siswa menjadi tutor

(pengajar pribadi teman sebaya) ketika siswa membuat pertanyaan-pertanyaan

untuk rekannya dan memberikan penjelasan pada rekannya yang tidak dapat

menjawab item pertanyaan darinya dan posisi tutee (siswa pribadi) ketika siswa

diberi pertanyaan dan penjelasan oleh rekannya.

Kedua tipe pembelajaran tersebut sama-sama untuk meningkatkan

kreativitas proses berpikir siswa melalui diskusi kelompok dan proses

pembelajaran dengan teman sebaya. Dukungan teoritis dari kedua tipe

pembelajaran terletak pada teori konstruktivistik, yang menekankan agar individu

secara aktif menyusun dan membangun (to construct) pengetahuan dan

pemahaman. Menurut pandangan konstruktivistik, guru bukan sekedar memberi

informasi ke pikiran siswa, akan tetapi guru harus mendorong siswa untuk

mengeksplorasi (menjelajah atau menyelidiki) dunia mereka, menemukan

pengetahuan, merenung, dan berpikir secara kritis (Brooks & Brooks dalam

Page 119: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF · PDF fileMotivasi Berprestasi Matematika ... 3.5 Interpretasi Indeks Kesukaran Soal (P) ... lebih baik antara siswa yang mempunyai motivasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

97

Santrock J.W., 2007: 8). Siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami

konsep yang sulit jika mereka saling berdiskusi dengan temannya. Bekerja dalam

kelompok kecil, biasanya dengan beberapa insentif atau penghargaan atas prestasi

kelompok, siswa termotivasi dalam pembelajaran kooperatif untuk membantu satu

sama lain menguasai keterampilan atau materi belajar (Salvin dalam George,

1994:21). Penjelasan tersebut merupakan alasan hipotesis pertama pada penelitian

ini tidak terbukti kebenarannya.

2. Hipotesis Kedua

Berdasarkan analisis data, siswa dengan motivasi berprestasi tinggi,

sedang atau rendah mempunyai prestasi belajar matematika yang berbeda. Siswa

dengan motivasi berprestasi tinggi mempunyai prestasi belajar matematika yang

lebih baik daripada siswa dengan motivasi berprestasi sedang maupun rendah. Di

sisi lain, siswa dengan motivasi sedang dan rendah mempunyai prestasi belajar

matematika yang sama. Dengan demikian hipotesis kedua yaitu, siswa dengan

motivasi berprestasi tinggi mempunyai prestasi belajar matematika lebih baik

dibanding dengan siswa dengan motivasi berprestasi sedang atau rendah, dan

siswa dengan motivasi berprestasi sedang mempunyai prestasi belajar matematika

lebih baik daripada siswa dengan motivasi berprestasi rendah tidak terbukti

kebenarannya.

Adapun kemungkinan faktor yang menyebabkan prestasi belajar

matematika siswa dengan motivasi berprestasi tinggi lebih baik daripada siswa

Page 120: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF · PDF fileMotivasi Berprestasi Matematika ... 3.5 Interpretasi Indeks Kesukaran Soal (P) ... lebih baik antara siswa yang mempunyai motivasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

98

dengan motivasi berprestasi sedang maupun rendah yaitu siswa dengan motivasi

tinggi lebih mudah menyesuaikan diri dengan berbagai kegiatan dalam kedua tipe

tersebut. Hal ini didukung oleh penelitian Apriyanto Hadi Nugroho (2011: 81-82)

yang menayatakan bahwa siswa dengan motivasi berprestasi tinggi memiliki

prestasi belajar matematika yang lebih baik daripada siswa dengan motivasi

berprestasi sedang dan rendah, sedangkan siswa dengan motivasi berprestasi

sedang dan rendah memiliki prestasi belajar matematika yang sama.

Sedangkan faktor yang menyebabkan siswa dengan motivasi berprestasi

sedang dan siswa dengan motivasi berprestasi rendah mempunyai prestasi belajar

matematika yang sama yaitu dalam belajar sama-sama masih membutuhkan

motivasi dari guru maupun teman, dan kurang kreatif menambah informasi dalam

belajar sehingga masih sering membutuhkan penjelasan dari guru mengenai

materi yang sulit dipahami.

3. Hipotesis Ketiga

Berdasarkan analisis data, model pembelajaran dengan tipe TGT dan tipe

RPT tidak berbeda hasilnya apabila diberikan pada siswa dengan motivasi

berprestasi tinggi dan siswa dengan motivasi berprestasi rendah, tetapi tidak

demikian halnya apabila diberikan pada siswa dengan motivasi berprestasi

sedang. Dengan melihat rerata masing-masing, dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran dengan tipe TGT memberikan prestasi belajar matematika yang

lebih baik daripada pembelajaran dengan tipe RPT pada siswa dengan motivasi

Page 121: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF · PDF fileMotivasi Berprestasi Matematika ... 3.5 Interpretasi Indeks Kesukaran Soal (P) ... lebih baik antara siswa yang mempunyai motivasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

99

berprestasi sedang. Dengan demikian hipotesis ketiga yaitu, Pembelajaran dengan

model pembelajaran kooperatif tipe TGT maupun pada tipe RPT memberikan

prestasi belajar yang sama baik pada siswa dengan motivasi belajar tinggi,

pembelajaran kooperatif tipe TGT memberikan prestasi belajar yang lebih baik

dari pada tipe RPT pada siswa dengan motivasi berprestasi sedang, pembelajaran

kooperatif tipe TGT maupun tipe RPT memberikan prestasi belajar yang sama

pada siswa dengan motivasi berprestasi rendah terbukti kebenarannya.

Siswa dengan motivasi berprestasi tinggi lebih mudah menyesuaikan diri

dengan berbagai kegiatan dalam kedua tipe tersebut. Dalam tipe TGT siswa

dengan motivasi berprestasi tinggi semakin berusaha memahami materi dengan

adanya perlombaan, karena mereka berusaha untuk memenangkan kelompoknya.

Hal ini sesuai dengan pernyataan Rao (2003:13) yang menjelaskan motivasi

berprestasi adalah harapan untuk menemukan kepuasan dalam menguasai

tantangan dan perbuatan yang sulit, motivasi untuk menampilkan tugas-tugas

khusus untuk memiliki standar pesaing unggul dengan hasil yang dapat dinilai.

Ketika siswa memiliki motivasi berprestasi tinggi maka siswa akan berusaha

seoptimal mungkin untuk memenangkan kelompoknya, karena kemenangan itu

juga merupakan kemenangan dirinya secara individual. Sedangkan dalam tipe

RPT, kegiatan berperan menjadi tutor untuk teman sebayanya, merangsang

mereka mengkonstruksi pemahaman akan materi yang akan dijelaskan pada

temannya agar teman yang diberi penjelasan mudah memahami materi yang

Page 122: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF · PDF fileMotivasi Berprestasi Matematika ... 3.5 Interpretasi Indeks Kesukaran Soal (P) ... lebih baik antara siswa yang mempunyai motivasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

100

dijelaskan dan instruksi yang diberikan. Hal ini sesuai dengan penjelasan Fanca et

al., (dalam Dufrene et al., 2005: 75) tuntor teman sebaya (peer tutoring) dapat

meningkatkan interaksi sosial yang positif, sikap baik terhadap matematika dan

penurunan interaksi sosial negatif antara tutor dan tutee.

Siswa dengan motivasi berprestasi sedang membutuhkan tambahan

motivasi berprestasi dari luar dirinya, dan masih membutuhkan bantuan dalam

pembangunan pemahaman mereka dan menyelesaikan masalah. Namun, pada

tipe TGT, dimana setiap tim terdiri dari siswa dengan motivasi tinggi, sedang dan

rendah maka siswa dengan motivasi tinggi dapat memberi semangat serta

membantu kesulitan siswa dengan motivasi berprestasi sedang dalam membangun

pamahaman dan menyelesaikan masalah.

Faktor yang menyebabkan tipe TGT memberikan prestasi belajar

matematika yang tidak berbeda dengan RPT pada siswa dengan motivasi

berprestasi rendah yaitu, pada pembelejaran tipe TGT jiwa kompetitif siswa

meningkat dan merasa tanggung jawab dengan timnya, sehingga mereka berusaha

seoptimal mungkin untuk memahami dan menyelesaikan permasalahan.

Sedangkan pada pembelajaran RPT, siswa dirangsang untuk bertanggungjawab

dengan materi yang akan dijelaskan pada temannya serta bekerjasama dalam

menyelesaikan permasalah.

Page 123: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF · PDF fileMotivasi Berprestasi Matematika ... 3.5 Interpretasi Indeks Kesukaran Soal (P) ... lebih baik antara siswa yang mempunyai motivasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

101

4. Hipotesis Keempat

Berdasarkan analisis data, untuk siswa yang diberi penjelasan dengan tipe

TGT, siswa dengan motivasi berprestasi tinggi mempunyai prestasi belajar

matematika yang sama dengan siswa dengan motivasi berprestasi sedang serta

mempunyai prestasi belajar matematika yang sama dengan siswa dengan motivasi

berprestasi rendah. Dengan demikian hipotesis keempat yaitu, Pada pembelajaran

kooperatif dengan tipe TGT, siswa dengan motivasi berprestasi tinggi mempunyai

prestasi belajar yang lebih baik daripada siswa dengan motivasi berprestasi sedang

maupun rendah, dan siswa dengan motivasi berprestasi sedang mempunyai

prestasi belajar lebih baik daripada siswa dengan motivasi berprestasi rendah tidak

terbukti kebenarannya.

Faktor yang menyebabkan siswa dengan motivasi berpretasi tinggi, sedang

dan rendah mempunyai prestasi belajar matematika yang sama pada pembelajaran

tipe TGT yaitu, dengan mengetahui adanya tahapan turnamen membuat setiap

siswa sungguh-sungguh dalam mendengar penjelasan guru pada tahapan ceramah,

bekerja sama dalam menyelesaikan permasalahan dan saling membantu siswa

yang belum faham pada masing-masing tim, begitu pula siswa yang belum faham

tidak malu bertanya, karena ketika dalam turnamen siswa tidak dapat menjawab

pertanyaan maka siswa secara otomatis tidak menambah skor kelompok dan

kelompoknya bisa jadi dikalahkahn oleh kelompok lain. Siswa dengan motivasi

Page 124: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF · PDF fileMotivasi Berprestasi Matematika ... 3.5 Interpretasi Indeks Kesukaran Soal (P) ... lebih baik antara siswa yang mempunyai motivasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

102

berprestasi tinggi dapat membantu memberikan motivasi berprestasi pada siswa

dengan motivasi berprestasi sedang maupun rendah. Hal ini sesuai dengan

pernyataan McClelland (dalam Atrie B & Hendro P, 2008: 5) salah satu ciri

seseorang memiliki motivasi berprestasi tinggi adalah inovatif. Siswa akan

memiliki inovasi untuk membangkitkan semangat belajar anggota tim.

5. Hipotesis Kelima

Berdasarkan analisis data, untuk siswa yang diberi pembelajaran dengan

tipe RPT, siswa dengan motivasi berprestasi tinggi, sedang atau rendah

mempunyai prestasi belajar matematika yang berbeda. Prestasi belajar

matematika siswa dengan motivasi berprestasi tinggi lebih baik daripada siswa

dengan motivasi berprestasi sedang. Siswa dengan motivasi berprestasi sedang

mempunyai prestasi belajar matematika yang tidak berbeda dengan siswa dengan

motivasi rendah. Sedangkan siswa dengan motivasi tinggi mempunyai prestasi

belajar matematika yang sama dengan siswa dengan motivasi rendah. Dengan

demikian hipotesis kelima yaitu, pada pembelajaran kooperatif dengan tipe RPT,

siswa dengan motivasi berprestasi tinggi mempunyai prestasi belajar yang lebih

baik daripada siswa dengan motivasi berprestasi sedang maupun rendah, dan

siswa dengan motivasi berprestasi sedang mempunyai prestasi belajar yang sama

dengan siswa dengan motivasi berprestasi rendah tidak terbukti kebenarannya.

Adapun faktor yang menyebabkan siswa dengan motivasi berprestasi

tinggi mempunyai prestasi belajar matematika yang lebih baik daripada siswa

Page 125: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF · PDF fileMotivasi Berprestasi Matematika ... 3.5 Interpretasi Indeks Kesukaran Soal (P) ... lebih baik antara siswa yang mempunyai motivasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

103

dengan motivasi berprestasi sedang yaitu, siswa dengan motivasi tinggi lebih

mudah menyesuaikan diri dengan berbagai kegiatan dalam proses belajar serta

lebih kreatif dan mandiri dalam mengkonstruksi pemahaman.

Siswa dengan motivasi berprestasi sedang dan siswa dengan motivasi

berprestasi rendah sama-sama membutuhkan bantuan untuk membangun

pemahaman, serta dalam memyelesaikan masalah. Pada pembelajaran tipe RPT,

selain dari penjelasan guru mereka tertolong oleh bantuan pemahaman dari teman

sebaya mereka.

Kegiatan bertukar peran tutor dan tutee memberikan keuntungan masing-

masing bagi siswa dengan motivasi berprestasi tinggi dan siswa dengan motivasi

berprestasi rendah. Kecenderungan ingin memberikan penjelasan dan ingin

diketahui orang lain bahwa dia faham akan sesuatu, maka ketika siswa dengan

motivasi berprestasi tinggi mendapat giliran peran sebagai tutor, mereka

mendapat kesempatan untuk menuangkan pemahaman pada rekannya tanpa rasa

malu, dan berusaha menjelaskan sebaik mungkin agar yang diberi penjelasan

paham. Di sisi lain, kecenderungan siswa dengan motivasi berprestasi rendah

yang enggan dan malu bertanya di kelas, ketika siswa dengan motivasi berprestasi

rendah mendapat giliran peran sebagai tutee dari rekannya, mereka mendapat

kesempatan untuk memperoleh pemahaman dari teman sebayanya, dan tidak malu

untuk menanyakan sesuatu yang belum atau sulit mereka pahami.

Page 126: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF · PDF fileMotivasi Berprestasi Matematika ... 3.5 Interpretasi Indeks Kesukaran Soal (P) ... lebih baik antara siswa yang mempunyai motivasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

104

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan serta mengacu pada

perumusan masalah yang telah diuraikan pada Bab I, dapat disimpulkan bahwa

pada siswa kelas VIII Sekolah Menengah Pertama (SMP) negeri semester genap

tahun pelajaran 2010/2011 di Kabupaten Sukoharjo, khususnya pada materi

bangun ruang sisi datar:

1. Pembelajaran dengan tipe TGT memberikan prestasi belajar matematika yang

sama dengan menggunakan tipe RPT.

2. Siswa dengan motivasi berprestasi tinggi mempunyai prestasi belajar

matematika yang lebih baik daripada siswa dengan motivasi berprestasi

sedang maupun rendah. Di sisi lain, siswa dengan motivasi berprestasi sedang

mempunyai prestasi belajar matematika yang sama dengan siswa dengan

motivasi berprestasi rendah.

3. Pembelajaran dengan tipe TGT memberikan prestasi belajar matematika yang

sama dengan menggunakan tipe RPT pada siswa dengan motivasi berprestasi

tinggi dan siswa dengan motivasi berprestasi rendah, pembelajaran dengan

tipe TGT memberikan prestasi belajar matematika yang lebih baik daripada

dengan menggunakan tipe RPT pada siswa dengan motivasi berprestasi

sedang.

103

Page 127: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF · PDF fileMotivasi Berprestasi Matematika ... 3.5 Interpretasi Indeks Kesukaran Soal (P) ... lebih baik antara siswa yang mempunyai motivasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

105

4. Pada pembelajaran dengan menggunakan tipe TGT, siswa dengan motivasi

berprestasi tinggi mempunyai prestasi belajar matematika yang sama dengan

siswa dengan motivasi berprestasi sedang serta mempunyai prestasi belajar

yang sama dengan siswa dengan motivasi berprestasi rendah.

5. Pada pembelajaran dengan menggunakan tipe RPT, siswa dengan motivasi

berprestasi tinggi mempunyai prestasi belajar yang lebih baik daripada siswa

dengan motivasi berprestasi sedang, siswa dengan motivasi berprestasi sedang

mempunyai prestasi belajar matematika yang sama dengan siswa dengan

motivasi berprestasi rendah, siswa dengan motivasi berprestasi tinggi

mempunyai prestasi belajar matematika sama dengan siswa dengan motivasi

berprestasi rendah.

B. Implikasi

Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan yang diperoleh, maka dapat

dikemukan beberapa implikasi yaitu:

1. Implikasi Teoritik

a. Hasil penelitian ini secara teoritis memiliki dampak untuk memperbaiki

prestasi belajar matematika dan meningkatkan motivasi berprestasi siswa,

serta guru dapat mudah menguasai model pembelajaran, yaitu model

pembelajaran kooperatif tipe TGT dan tipe RPT.

b. Secara teoritis hasil penelitian ini valid sebagai bahan referensi bagi para

pengembang pengetahuan atau ilmuan pada umumnya, khususnya para

guru Sekolah Menengah Pertama dalam kegiatan penelitian yang relevan

di masa yang akan datang.

Page 128: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF · PDF fileMotivasi Berprestasi Matematika ... 3.5 Interpretasi Indeks Kesukaran Soal (P) ... lebih baik antara siswa yang mempunyai motivasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

106

2. Implikasi Praktis

Implikasi praktis dari hasil penelitian ini antara lain:

a. Model pembelajaran kooperatif tipe TGT dan tipe RPT menjadi variasi

model pembelajaran matematika di kelas. Khususnya pada materi bangun

ruang sisi datar: prisma tegak dan limas.

b. Siswa dengan motivasi berprestasi tinggi memiliki prestasi belajar lebih

baik daripada siswa dengan motivasi berprestasi sedang dan rendah,

sedangkan siswa dengan motivasi berprestasi sedang dan rendah memiliki

prestasi belajar yang sama.

c. Model pembelajaran kooperatif tipe TGT dapat direspon baik bagi semua

karakteristik motivasi berprestasi siswa.

d. Model pembelajaran kooperatif tipe TGT dapat direspon baik oleh siswa

dengan motivasi berprestasi tinggi dan rendah.

e. Guru membutuhkan energi dan pengamatan ekstra pada proses model

pembelajaran kooperatif tipe TGT.

C. Saran

Berdasarkan kesimpulan dan implikasi penelitian di atas, maka dapat

dikemukakan saran sebagai berikut:

1. Bagi Guru

a. Guru dapat menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dan

tipe RPT sebagai variasi pembelajaran untuk meningkatkan hasil prestasi

matematika siswa, khususnya pada materi bangun ruang sisi datar: prisma

tegak dan limas.

Page 129: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF · PDF fileMotivasi Berprestasi Matematika ... 3.5 Interpretasi Indeks Kesukaran Soal (P) ... lebih baik antara siswa yang mempunyai motivasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

107

b. Guru dapat menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT pada

semua siswa yang memiliki motivasi berprestasi tinggi, sedang dan

rendah.

c. Sebaiknya guru menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe RPT

pada siswa dengan motivasi berprestasi tinggi dan rendah.

d. Untuk mempermudah proses model pembelajaran kooperatif tipe TGT

guru dapat didampingi oleh rekan guru lain, agar terbantu dalam proses

pengamatan ketika tahapan turnamen.

2. Bagi Para Peneliti

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan referensi dalam

kegiatan penelitian yang relevan di masa yang akan datang, dengan materi belajar

dan tingkat pendidikan yang berbeda.

Page 130: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF · PDF fileMotivasi Berprestasi Matematika ... 3.5 Interpretasi Indeks Kesukaran Soal (P) ... lebih baik antara siswa yang mempunyai motivasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

108

DAFTAR PUSTAKA

Alex Sobur. 2003. Psikologi Umum. Bandung: Pustaka Setia.

Anas Sudijono. 2009. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.

Apriyanto Hadi Nugroho. 2011. Eksperimentasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) dan Tipe Think Pair Share (TPS) ditinjau dari Motivasi Berprestasi Siswa. Tesis. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.

Atrie Bintan Lestari dan Hendro Prabowo. 2008. Perbedaan Motivasi Berprestasi Ditinjau dari Orientasi Pusat Kendali pada Mahasiswa. Universitas Gunadarma.

Badan Standar Nasional Pendidikan. 2011. Prosedur Operasi Standar Ujian Nasional. Jakarta: BSNP

Budiyono . 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan. Surakarta : UNS Press.

_______. 2009. Statistika Untuk Penelitian Edisi Ke-2. Surakarta : UNS Press.

Choudhury, I. 2002. ”Use of Reciprocal Peer Tutoring Technique in an Environmental Control Systems Course at an Undergraduate Level”. Journal of Construction Education. 7 (3), pp. 137-142. http: //proquest.umi.com/pqdweb?index24. Diakses tanggal 27 Januari 2011.

Crain, William. 2007. Teori Perkembangan: Konsep dan Aplikasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Depdiknas. 2003. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta : Depdiknas.

Depdiknas. 2006. Peraturan Mendiknas No. 22 tentang Standar Isi. Jakarta : Depdiknas.

Depdiknas. 2007. Peraturan Mendiknas No. 20 tentang Standar Penilaian Pendidikan. Jakarta: Depdiknas.

Dita Yuzianah. 2011. Efektivitas Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) dan Student Team Achievement Division (STAD) pada Prestasi Belajar Matematika Ditinjau dari Motivasi Berprestasi. Tesis. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.

Dufrene, B.A., Noell, G.H., Gilbertson, D.N., and Duhon, G.J. 2005. ”Monitoring Implementation of Reciprocal Peer Tutoring: Identifying and Intervening

Page 131: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF · PDF fileMotivasi Berprestasi Matematika ... 3.5 Interpretasi Indeks Kesukaran Soal (P) ... lebih baik antara siswa yang mempunyai motivasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

109

With Students Who Do Not Maintain Accurate Implementation”. School Psychology Review. 2005. 34 (1). pp. 74-86. http://proquest.umi.com/ pqdweb. Diakses tanggal 27 Januari 2011.

Eveline Siregar dan Hartini Nara. 2010. Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor: Ghalia Indonesia.

George, P.G. 1994. ”The Efectiveness of Cooperative Learning Strategies in Multicultural University Classrooms”. Journal on Excellence in College Teaching. 5 (1). pp. 21-30. http://proquest.umi.com/pqdweb?index=15. Diakses tanggal 27 Januari 2011.

Isjoni. 2010. Cooperative Learning: Mengembangkan Kemampuan Belajar Kelompok. Bandung: Alfabeta

Ke, F. and Grabowski, B. 2007. ”Gameplaying for maths learning: cooperative or not?”. British Journal of Educational Technology. 38 (2). pp. 249-259. http://proquest.umi.com/pqdweb. Diakses tanggal 27 Januari 2011.

Liu, E.Z.F and Cheng, S.S. 2007. ”The Student Satisfaction and Effect of Group Discussion on Networked Cooperatif Learning with The Portopolio Assesment System”. International Journal Education and Information Technologies. 1(3). pp. 161-166. http://proquest.umi.com/pqdweb? index=2. Diakses tanggal 27 Januari 2011.

Malara, N.A. 2003. ”Dialectics Between Theory and Practice: Theoretical Issues and Aspects of Practice From an Early Algebra Project”. Journal International Group For The Psychology of Mathematics Education. 1(2). pp. 33-49. http://proquest.umi.com/pqdweb?index=9. Diakses tanggal 27 Januari 2011.

Mickelson, W.T., Yetter, G., Lemberger, M., Hovater, S., and Ayers, R. 2003. Reciprocal Peer Tutoring: An Embedded Assessment Technique to Improve Student Learning and Achievement. Lincoln: Educational Psychology Department. http://proquest.umi.com/pqdweb. Diakses tanggal 27 Januari 2011.

Moore. L.L., Grabsch, G.K., and Rotter, C. 2010. “Using Achievement Motivation Theory to Explain Student Participation in a Residential Leadership Learning Community”. Journal of Leadership Education. 9 (2). pp. 22-34. http://proquest.umi.com/pqdweb?index=34. Diakses tanggal 27 Januari 2011.

Nuzulia Mufida. 2010. Eksperimentasi Model pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) Pada Pokok Bahasan Bangun Ruang Sisi Lengkung ditinjau dari Gaya Belajar Siswa Kelas IX MTS Negeri

Page 132: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF · PDF fileMotivasi Berprestasi Matematika ... 3.5 Interpretasi Indeks Kesukaran Soal (P) ... lebih baik antara siswa yang mempunyai motivasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

110

Se-Kabupaten Klaten Tahun Pelajaran 2009/2010. Tesis. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.

Obiunu, J.J. 2008. “The Effects of Reciprocal Peer Tutoring on The Enhancement of Career Decision Making Process Among Secondary School Adolescents”. Academic Journals. 3 (7), pp. 236-241. http: //proquest.umi.com/pqdweb?. Diakses tanggal 27 Januari 2011

Rao, M.S. 2003. Achievement Motivation and Achievement in Mathematics. New Delhi: Discoveri Publishing House.

Reber, A.S. and Reber, E.S. 2010. Kamus Psikologi.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Rittschof, K.A. and Griffin B.W. 2001. “Reciprocal Peer Tutoring: Re-Examining The Value of a Co-Operative Learning Technique to College Students and Instructors”. Educational Psychology, 21 (3), pp. 313-331. http: //proquest.umi.com. Diakses tanggal 27 Januari 2011

Rolka, K., Rösken, B., and Liljedahl, P. 2006. ”Challenging The Mathematical Beliefs of Preservice Elementary School Teachers”. Prague: PME30. Vol 4. pp. 441-448. http://www.lettredelapreuve.it/OldPreuve/ Newsletter. Diakses tanggal 27 Januari 2011

Santrock, J.W. 2007. Psikologi Pendidikan edisi kedua. Jakarta: Kencana

Sistem Informasi Hasil Ujian Nasional Tahun 2009, software

Sistem Informasi Hasil Ujian Nasional Tahun 2010, software

Slavin, R.E. 2005. Cooperative Learning; Teori, Riset dan Praktek. Bandung: Nusa Media.

Slavin, R.E. 2011. Psikologi Pendidikan Teori dan Praktek Jilid 2. Jakarta: PT. Indeks

Sugiyono. 2009. Statistika untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta

Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajran Inovatif-Progresif; Landasan dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan pendidikan (KTSP). Jakarta: Prenada Medi Group.

Winkel, W.S. 2009. Psikologi Pengajaran. Yogyakarta: Media Abadi.

Wyk, M.M. 2011. ”Effect of Teams-Games-Tournaments on Achivement, Retention, and Attitudes of Economics Education Students”. Journal Social Sciense. 26(3). pp. 183-193. http://proquest.umi.com/pqdweb?. Diakses tanggal 27 Januari 2011.

Page 133: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF · PDF fileMotivasi Berprestasi Matematika ... 3.5 Interpretasi Indeks Kesukaran Soal (P) ... lebih baik antara siswa yang mempunyai motivasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

111

Yevdokimov, O. 2004. ”About a Cinstructivist Approach for Stimulating Students Thinking to Prodece Conjectures and Their Proving in Active Learning of Geometry”. CERME 4 Proceeding, pp. 469-478. http://www. lettredelapreuve.it/OldPreuve/Newsletter/05Automne/CERME4Yevdokimov.Diakses tanggal 27 Januari 2011.