Upload
others
View
5
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
i | H a l a m a n
EYD DAN PUEBI
Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia
Dosen Pembimbing : Rahma Kazmi M.Pd
Disusun oleh :
Kelompok 5
Dwi Febrianto 201743501516
Herziyan Agus Nugroho 201743501538
Muhammad Rizal Pratama 201743501487
Putu Adi Prabowo 201743501486
PROGRAM STUDI INFORMATIKA
FAKULTAS TEKNIK MATEMATIKA DAN
ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI
2017
ii | H a l a m a n
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas pembuatan makalah ini. Makalah ini sengaja dibuat untuk
memenuhi salah satu tugas mata kuliah Bahasa Indonesia .
Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dan membantu dalam pembuatan dan penyelesaian makalah ini .
Penulis juga berharap semoga makalah ini dapat berguna dan bermanfaat bagi
para pembaca sekalian.
Terlepas dari semua itu , penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat , tata bahasa maupun isi dari
pembahasan materinya . Oleh karena itu dengan tangan terbuka penulis menerima
segala saran dan kritik dari pembaca agar dapat memperbaiki makalah ini
kedepannya.
Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini dapat berguna dan
bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya pada pembaca sekalian.
Jakarta , 17 Oktober 2017
iii | H a l a m a n
DAFTAR ISI
Halaman Judul ........................................................................................................... i
Kata Pengantar .......................................................................................................... ii
Daftar Isi .................................................................................................................... iii
BAB I - PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang ........................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 2
C. Tujuan dan Kegunaan .................................................................................. 2
BAB II - PEMBAHASAN ....................................................................................... 3
A. EYD ( Ejaan Yang Disempurnakan ) .......................................................... 3
1. Pemakaian Huruf ................................................................................. 3
2. Penulisan Huruf ................................................................................... 3
3. Penulisan Kata ..................................................................................... 7
4. Penulisan Unsur Serapan ...................................................................... 8
5. Pemakaian Tanda Baca ........................................................................ 9
B. PUEBI ( Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia ) ................................ 12
BAB III – PENUTUP .............................................................................................. 17
A. Simpulan ..................................................................................................... 17
B. Saran ........................................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 18
1 | H a l a m a n
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ejaan Adalah seperangkat aturan atau kaidah pelambang bunyi bahasa,
pemisahan, penggabungan, dan penulisanya dalam suatu bahasa. Batasan tersebut
menunjukan pengertian kata ejaan berbeda dengan kata mengeja. Mengeja adalah
kegiatan melafalakan huruf, suku kata, atau kata, sedangakan ejaan adalah suatu
sistem aturan yang jauh lebih luas dari sekedar masalah pelafalan. Ejaan mengatur
keseluruhan cara menuliskan bahasa dengan menggunakan huruf, kata, dan tanda
baca sebagai sarananya.
Ejaan merupakan kaidah yang harus dipatuhi oleh pemakai bahasa demi
keteraturan dan keseragaman hidup, terutama dalam bahasa tulis. Keteraturan
dalam bentuk akan berimplikasi pada ketepatan dan kejelasan makna. Ibarat
sedang menyetir kendaraan, ejaan adalah rambu lalu lintas yang harus dipatuhi
oleh setiap pengemudi. Jika para pengemudi mematuhi rambu itu, terciptalah lalu
lintas yang tertib, teratur, dan tidak semrawut. Seperti itulah kira – kira bentuk
hubungan antara pemakai dengan ejaan.
Dalam sejarah perkembangan bahasa Indonesia, terjadi beberapa kali
perubahan ejaan. Ejaan di Indonesia diawali dengan Ejaan Van Ophuijsen (1901).
Pada 19 Maret 1947, Ejaan Van Ophuijsen digantikan dengan Ejaan Soewandi /
Republik. Kemudian, pada 16 Agustus 1972, berlakulah Ejaan yang
Disempurnakan (EYD). Selanjutnya, pada 26 November 2015 lalu, Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan RI, Anies Baswedan, menetapkan Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan RI No. 50 Tahun 2015 tentang Pedoman Umum
Ejaan Bahasa Indonesia. Berdasarkan ketetapan tersebut, Badan Pengembangan
dan Pembinaan Bahasa Indonesia merilis Pedoman Umum Ejaan Bahasa
Indonesia (PUEBI) sebagai pengganti EYD.
2 | H a l a m a n
B. Rumusan Masalah
Dalam penulisan makalah ini rumusan masalah yang akan dikaji adalah :
1. Apakah itu EYD ?
2. Bagaimana aturan - aturan yang ada di EYD ?
3. Apakah itu PUEBI ?
4. Bagaimana aturan – aturan yang ada di PUEBI ?
C. Tujuan Dan Kegunaan
Tujuan dari pembuatan makalah ini diantaranya adalah :
1. Untuk mendeskripsikan apa itu EYD
2. Untuk lebih mengetahui tentang aturan – aturan yang ada di EYD
3. Untuk menjelaskan tentang EYD
4. Untuk mengetahui apa itu PUEBI dan perbedaanya dengan EYD
5. Sebagai bahan pembelajaran materi perkuliahan
Adapun Kegunaannya ialah :
1. Menambah wawasan dan sebagai bahan bacaan
2. Memenuhi tugas terstruktur mata kuliah Bahasa Indonesia
3 | H a l a m a n
BAB II
PEMBAHASAN
A. EYD ( Ejaan Yang Disempurnakan )
Ejaan yang Disempurnakan atau biasa disingkat EYD adalah ejaan bahasa
Indonesia yang berlaku dari tahun 1972 hingga 2015. Ejaan ini menggantikan
ejaan yang berlaku sebelumnya yaitu Ejaan Republik atau Ejaan Soewandi dan
kemudian Ejaan ini digantikan oleh Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia atau
PUEBI sejak tahun 2015.
1. Pemakaian Huruf
a. Huruf Abjad
Abjad di Indonesia menggunakan 26 huruf yakni sebagai berikut.
Huruf : Aa Bb Cc Dd Ee Ff Gg Hh Ii Jj Kk Ll Mm Nn Oo Pp Qq Rr Ss Tt Uu
Vv Ww Xx Yy Zz.
Lafal : a be ce de ef ge ha i je ka el em en o pe ki er es te u ve we ex ye z
b. Huruf Vokal
Dalam abjad tersebut diatas terdapat lima huruf vokal yaitu : A, I, U, E, O,
c. Huruf Konsonan
21 huruf selain huruf vokal yang diatas adalah huruf konsonan. Yaitu : Bb Cc
Dd Ff Gg Hh Jj Kk Ll Mm Nn Pp Qq Rr Ss Tt Vv Ww Xx Yy Zz
d. Gabungan Huruf Konsonan
Terdapat empat gabungan huruf konsonan yaitu kh, ng, ny, sy yang masing –
masing melambangkan satu bunyi konsonan.
e. Huruf Diftong
Ada juga gabungan dua huruf vokal yang disebut diftong. Huruf – huruf
diftong adalah ai , au , oi, Misalnya : Pantai dilafalkan (Pantay), kerbau
dilafalkan (kerbaw), toilet dilafalkan (toylet). Jika huruf vokal berurutan ai,
au, ao terdapat dalam kata yang pelafalannya persis sama dengan huruf
aslinya maka vokal berurutan itu bukan diftong. Misalnya : namai diucapkan
4 | H a l a m a n
(namai) bukan (namay). Dalam pelafalan huruf e dapat dilafalkan menjadi e
benar, seperti terdapat dalam kata lele, beres dan dapat pula dilafalkan
menjadi e lemah atau pepet seperti terdapat dalam kata : segan, dan benar.
2. Penulisan Huruf
a. Penulisan Huruf Kapital
Pemakaian Huruf kapital dapat dilihat dibawah ini.
1. Digunakan sebagai huruf pertama di awal kalimat, misalnya :
✓ Selamat membaca makalah ini
✓ Dia sedang mengerjakan tugas
2. Digunakan sebagai huruf pertama petikan langsung, Misalnya :
✓ Dosen berkata “ Kerjakan tugas halaman 50 ”
✓ “ Besok Pagi ? ” kata ibu, “ Dia akan berangkat ”
3. Digunakan sebagai huruf pertama dalam kata dan ungkapan yang
berhubungan dengan agama, kitab suci dan Tuhan, termasuk kata ganti
Tuhan, Misalnya :
✓ Temanku yang beragama Islam membaca Al-Quran dan yang beragama
Kristen membaca Al-Kitab.
4. Digunakan sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan, dan
keagamaan serta jabatan/pangkat yang diikuti nama orang. Misalnya :
✓ Penelitian ini dipimpin oleh Profesor Sumarno
✓ Umat Islam adalah umatnya Nabi Muhammad saw
5. Digunakan sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang
diikuti nama orang, pengganti nama orang tertentu, nama instansi, dan
nama tempat. Misalnya :
✓ Presiden Joko Widodo sedang blusukan di Kalimantan
✓ Jendral Gatot Nurmantyo adalah Jendral TNI saat ini
6. Digunakan sebagai huruf pertama unsur nama orang. Misalnya :
✓ Putu Adi Prabowo
✓ Herziyan Agus Nugroho
5 | H a l a m a n
7. Digunakan sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan nama
bahasa. Misalnya :
✓ Suku Bugis berasal dari Sulawesi Selatan
✓ Kita harus bangga dengan Bangsa Indonesia
8. Digunakan sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari raya, dan
peristiwa sejarah. Misalnya :
✓ Bulan Desember adalah bulan kelahiranku
✓ 17 Agustus 1945 adalah tanggal Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
9. Digunakan sebagai huruf pertama unsur – unsur nama geografi yang diikuti
nama diri geografi. Misalnya :
✓ Danau Toba
✓ Gunung Tangkuban Perahu
10. Digunakan sebagai huruf pertama semua unsur nama negara, lembaga
pemerintah, ketatanegaraan, dan nama dokumen resmi, kecuali terdapat kata
penghubung. Misalnya :
✓ Negara Kesatuan Republik Indonesia
✓ Dewan Perwakilan Rakyat
11. Digunakan sebagai huruf pertama penunjuk kekerabatan atau sapaan dan
pengacuan. Misalnya :
✓ Surat Saudara sudah saya terima
✓ Kita harus menghormati Bapak dan Ibu kita
12. Digunakan sebagai huruf pertama kata ganti Anda. Misalnya :
✓ Sudahkan Anda shalat lima waktu ?
✓ Sayangilah nyawa Anda, jangan kebut-kebutan.
13. Digunakan sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat dan
sapaan. Misalnya :
✓ Dr. Zakir Naik
✓ Rahma Kazmi M.pd
14. Digunakan sebagai huruf pertama setiap unsur bentuk ulang sempurna yang
terdapat pada nama badan lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, serta
dokumen resmi. Misalnya:
✓ Undang – Undang Dasar Republik Indonesia
6 | H a l a m a n
15. Digunakan sebagai huruf pertama semua kata di dalam judul, majalah, surat
kabar, dan karangan ilmiah lainnya, kecuali kata depan dan kata penghubung.
Misalnya :
✓ Dia adalah agen dari surat kabar Pos Kota
✓ Kami telah menyelesaikan makalah “ Asas – Asas Hukum Perdata ”
b. Penulisan huruf miring
Huruf miring digunakan untuk :
1. Menuliskan nama buku, majalah dan surat kabar yang dikutip dalam
tulisan. Misalnya :
✓ Buku Negarakertagama karangan Prapanca
✓ Majalah Bahasa dan Sastra diterbitkan oleh Pusat Bahasa
2. Menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, atau kelompok kata,
Misalnya :
✓ Huruf pertama kata prisma ialah p
✓ Dia bukan menipu tetapi ditipu
3. Menuliskan kata atau ungkapan yang bukan Bahasa Indonesia. Misalnya :
✓ Perangkat keras komputer atau hardware
✓ Dia sering online dari handphone
c. Penulisan huruf tebal
Huruf tebal digunakan untuk :
1. Menuliskan judul buku, bab, bagian bab, daftar isi, daftar tabel, daftar
lambang, daftar pustaka, indeks, dan lampiran. Misalnya :
✓ Daftar Isi
✓ Indeks
2. Menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, atau kelompok kata.
Misalnya :
✓ Akhiran -i tidak dipenggal pada ujung baris
✓ Saya tidak mengambil bukumu
7 | H a l a m a n
3. Penulisan Kata
a. Kata Dasar
Kata yang berupa kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan. Misalnya :
✓ Dia adalah teman baik saya
b. Kata Turunan
Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran) ditulis serangkai dengan bentuk dasarnya.
Misalnya :
✓ Mengunduh
✓ Diretaskan
Imbuhan dirangkaikan dengan tanda hubung jika ditambahkan pada bentuk
singkatan atau kata dasar yang bukan bahasa Indonesia. Misalnya :
✓ Me-reset
✓ Meng-upgrade
Awalan dan akhiran ditulis serangkai dengan kata yang langsung mengikuti
atau mendahuluinya jika bentuk dasarnya berupa gabungan kata. Misalnya :
✓ Bertepuk tangan
✓ Sebar luaskan
Jika bentuk dasarnya berupa gabungan kata dan sekaligus mendapat awalan
dan akhiran kata itu ditulis serangkai. Misalnya :
✓ Menandatangani
✓ Keanekaragaman
Jika salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai dalam kombinasi :
✓ Antarkota
✓ Mancanegara
c. Kata Bentuk Ulang
Kata ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan tanda (-). Jenis jenis
kata ulang yaitu :
✓ Dwipurwa, yaitu pengulangan suku kata awal. Misalnya = Laki Lelaki
8 | H a l a m a n
✓ Dwilingga, yaitu pengulangan utuh atau secara keseluruhan. Misalnya =
Laki Laki-Laki
✓ Dwilingga salin suara, yaitu pengulangan variasi fonem. Misalnya = Sayur
Sayur-mayur
✓ Pengulangan berimbuhan yaitu pengulangan yang mendapat imbuhan.
Misalnya = Main Bermain-main
d. Gabungan Kata
Unsur-unsur gabungan kata yang lazim disebut kata majemuk ditulis terpisah
misalnya : model linear, kambing hitam , orang tua , simpang empat
Gabungan kata yang dapat menimbulkan kesalahan pengertian dapat ditulis
dengan menambahkan tanda hubung di antara unsur-unsurnya untuk
menegaskan pertalian unsur yang bersangkutan. Misalnya: anak-istri Ali;
anak istri-ali , Ibu-bapak kami; ibu bapak-kami.
Gabungan kata yang dirasakan sudah padu benar ditulis serangkai. Misalnya:
acapkali, adakalanya, bagaimana, barangkali, belasungkawa, halalbihalal
e. Kata Sandang ( si dan sang )
Kata si dan sang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya. Misalnya :
✓ Surat itu dikembalikan kepada si pengirim
✓ Siti mematuhi nasihat sang kakak
f. Kata Depan / Preposisi ( di, ke, dari, dalam, kepada, pada )
Kata depan di, ke, dan dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya,
kecuali di dalam gabungan kata yang sudah lazim dianggap sebagai satu kata,
seperti kepada dan daripada. Misalnya : Bermalam sajalah di sini
g. Partikel
1. Partikel -lah, -kah, dan -tah ditulis serangkai dengan kata yang
mendahuluinya. Misalnya : Bacalah buku itu baik-baik!
2. Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya. Misalnya:
Apa pun permasalahannya, dia dapat mengatasinya dengan bijaksana
9 | H a l a m a n
3. Partikel per yang berarti ‘demi’, ‘tiap’, atau ‘mulai’ ditulis terpisah dari
kata yang mengikutinya. Misalnya : Mereka masuk ke dalam ruangan satu
per satu
h. Singkatan dan Akronim
Singkatan ialah bentuk singkat yang terdiri atas satu huruf atau lebih.1
1. Singkatan nama orang, nama gelar, sapaan, jabatan atau pangkat diikuti
dengan tanda titik dibelakang tiap-tiap singkatan itu. Misalnya :
✓ W.R. Supratman ( Wage Rudolf Supratman )
✓ M.B.A. ( Master of business administrasion )
2. Singkatan nama resmi lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, badan
atau organisasi, serta nama dokumen resmi yang terdiri atas gabungan
huruf awal kata tulis dengan huruf kapital dan tidak diikuti dengan tanda
titik. Misalnya :
✓ PBB Perserikatan Bangsa-Bangsa
✓ PGRI Persatuan Guru Republik Indonesia
3. Singkatan kata yang berupa gabungan huruf diikuti dengan tanda titik.
Misalnya :
✓ kpd. kepada
✓ tgl. Tanggal
4. Singkatan gabungan kata yang terdiri atas tiga huruf diakhiri dengan
tanda titik. Misalnya :
✓ dll. dan lain-lain
✓ dsb. dan sebagainya
5. Singkatan gabungan kata yang terdiri atas dua huruf (lazim digunakan
dalam surat-menyurat) masing-masing diikuti oleh tanda titik. Misalnya :
✓ a.n. atas nama
✓ d.a. dengan alamat
6. Lambang kimia, singkatan satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata
uang tidak diikuti tanda dengan titik. Misalnya :
✓ cm sentimeter
✓ kg kilogram
10 | H a l a m a n
Akronim ialah singkatan dari dua kata atau lebih yang diperlakukan sebagai
sebuah kata.
1. Akronim nama diri yang berupa gabungan huruf awal unsur-unsur nama
diri ditulis seluruhnya dengan huruf kapital tanpa tanda titik. Misalnya :
✓ LIPI ( Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia )
✓ SIM ( Surat Izin Mengemudi )
2. Akronim nama diri yang berupa singkatan dari beberapa unsur ditulis
dengan huruf awal kapital. Misalnya :
✓ Bappenas ( Badan Perencenaan Pembangunan Nasional )
✓ Iwapi ( Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia )
3. Akronim bukan nama diri yang berupa singkatan dari dua kata atau lebih
ditulis dengan huruf kecil. Misalnya :
✓ pemilu ( pemilihan umum )
✓ tilang ( bukti pelanggaran )
i. Angka dan Lambang Bilangan
Bilangan dapat dinyatakan dengan angka atau kata. Angka dipakai sebagai
lambang bilangan atau nomor. Di dalam tulisan lazim digunakan angka Arab
atau angka Romawi.
Angka Arab seperti : 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9
Angka Romawi : I, II, III, IV, V, VI, VII, VIII, IX, X
4. Penulisan Unsur Serapan
Dalam hal penulisan unsur serapan dalam bahasa Indonesia, sebagian ahli
bahasa Indonesia mengaggap belum stabil dan konsisten. Dikatakan demikian
karena pemakai bahasa Indonesia sering begitu saja menyerap unsur asing tanpa
memperhatikan aturan, situasi dan kondisi yang ada. Pemakai bahasa seenaknya
menggunakan kata asing tanpa memproses sesuai dengan aturan yang telah
diterapkan.
11 | H a l a m a n
Berdasarkan taraf integritasnya, unsur serapan dalam bahasa Indonesia
dikelompokkan dua bagian, yaitu :
a. Secara adopsi, yaitu apabila unsur asing itu diserap sepenuhnya secara utuh,
baik tulisan maupun ucapan, tidak mengalami perubahan. Contoh yang
tergolong secara adopsi, yaitu : editor, civitas academica, de facto, bridge.
b. Secara adaptasi, yaitu apabila unsur asing itu sudah disesuaikan ke dalam
kaidah bahasa Indonesia, baik pengucapannya maupun penulisannya. Salah
satu contoh yang tergolong secara adaptasi, yaitu : ekspor, material, sistem,
atlet, manajemen, koordinasi, fungsi.
5. Pemakaian Tanda Baca
a. Tanda titik (.)
Fungsi dan pemakaian tanda titik :
✓ Untuk mengakhiri sebuah kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan
✓ Pada akhir singkatan nama orang,
✓ Diletakan pada akhir singkatan gelar, jabatan, pangkat dan sapaan,
✓ Pada singkatan kata atau ungkapan yang sudah sangat umum,
✓ Dibelakang angka atau huruf dalam suatu bagan, ikhtisar atau daftar, dll.
b. Tanda Koma (,)
Memisahkan unsur-unsur dalam suatu pemerincian atau pembilang.
Fungsi dan pemakaian tanda koma antara lain :
✓ Memisahkan unsur-unsur dalam suatu pemerincian atau pembilang,
✓ Memisahkan anak kalimat dari induk kalimat apabila anak kalimat
tersebut mendahului induk kalimat,
✓ Memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat, dll.
c. Tanda Seru (!)
Tanda seru dipakai sesudah ungkapan atau pernyataan berupa seruan atau
perintah atau yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan ,atau
rasa emosi yang kuat.
d. Tanda Titik Koma (;)
Fungsi dan pemakaian titik koma adalah:
12 | H a l a m a n
✓ Memisahkan bagian-bagian kalimat yang sejenis atau setara,
✓ Memisahkan kalimat yang setara didalam satu kalimat majemuk sebagai
pengganti kata penghubung.
e. Tanda Titik Dua (:)
Tanda Titik Dua digunakan dalam hal-hal sebagai berikut:
✓ Pada akhir suatu pernyataan lengkap bila diikuti rangkaian atau
pemerian,
✓ Pada kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian,
✓ Dalam teks drama sesudah kata yang menunjukan pelaku dalam
percakapan,
f. Tanda Hubung (-)
Tanda hubung dipakai dalam hal-hal seperti berikut:
✓ Menyambung suku-suku kata yang terpisah oleh pergantian baris,
✓ Menyambung unsur-unsur kata ulang,
✓ Merangkai unsur bahasa Indonesia dengan unsur bahasa asing.
g. Tanda Elipsis (…)
Tanda elipsis dipergunakan untuk menyatakan hal-hal seperti berikut:
✓ Mengambarkan kalimat yang terputus-putus,
✓ Menunjukan bahwa satu petikan ada bagian yang dihilangkan.
h. Tanda Tanya (?)
Fungsi dan Kegunaan tanda tanya (?):
✓ Tanda tanya selalunya dipakai pada setiap akhir kalimat tanya.
✓ Tanda tanya yang dipakai dan diletakan didalam tanda kurung
menyatakan bahwa kalimat yang dimaksud disangsikan atau kurang
dapat dibuktikan kebenarannya.
i. Tanda Kurung ( (...) )
Tanda kurung dipakai dalam hal-hal berikut:
✓ Mengapit tambahan keterangan atau penjelasan,
✓ Mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan bagian pokok
pembicaraan,
✓ Mengapit angka atau huruf yang memerinci satu seri keterangan.
13 | H a l a m a n
j. Tanda Kurung Siku ( [...] )
Tanda kurung siku digunakan untuk :
✓ Mengapit huruf, kata atau kelompok kata sebagai koreksi atau tambahan
pada akhir kalimat atau bagian kalimat yang ditulis orang lain,
✓ Mengapit keterangan dalam kalimat penjelas yang sudah bertanda kurung
k. Tanda Petik ( “...” )
Fungsi tanda petik adalah :
✓ Mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan, naskah atau
bahan tertulis lain.
✓ Mengapit judul syair, karangan, bab buku apabila dipakai dalam kalimat.
l. Tanda Petik Tunggal ( ‘...’ )
Tanda petik tunggal mempunyai fungsi :
✓ Mengapit petikan yang tersusun dalam petikan lain
✓ Mengapit terjemahan atau penjelasan kata atau ungkapan asing
m. Tanda Garis Miring (/)
Fungsi dan kegunaan garis miring
✓ Tanda garis miring dipakai dalam penomoran kode surat
✓ Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata atau, per atau nomor
alamat
n. Tanda Penyingkat / Apostrof (‘)
Tanda Apostrof menunjukkan penghilangan bagian kata atau bagian angka
tahun.
14 | H a l a m a n
B. PUEBI ( Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia )
Pada 26 November 2015, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI, Anies
Baswedan, menetapkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No. 50
Tahun 2015 tentang Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia. Berdasarkan
ketetapan tersebut, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Indonesia
merilis Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) sebagai pengganti
EYD. Dengan disahkannya ketetapan itu, nama ejaan yang berlaku di Indonesia
bukan lagi EYD, melainkan PUEBI.
Ada beberapa hal yang melatarbelakangi perubahan ejaan bahasa Indonesia
ini. Pertama, dampak kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni yang telah
menyebabkan penggunaan bahasa Indonesia dalam berbagai ranah pemakaian,
baik secara tulis maupun tulisan, menjadi semakin luas. Hal ini membuat
diperlukannya perubahan pada ejaan bahasa Indonesia. Kedua, perlunya
menyempurnakan PUEBI untuk memantapkan fungsi bahasa Indonesia sebagai
bahasa negara juga menjadi alasan dilakukannya perubahan.
Disini tidak akan membahas isi dalam PUEBI secara mendetail karena
kaidah-kaidah nya hampir sama dengan EYD yang sudah dibahas diatas. Oleh
karena itu pembahasan yang akan dilakukan adalah tentang perubahan–
perubahannya atau perbedaan–perbedaannya saja.
1. Penambahan informasi pelafalan penggunaan diakritik é dan è, seperti :
Untuk pengucapan (pelafalan) kata yang benar, diakritik berikut ini dapat
digunakan jika ejaan kata itu dapat menimbulkan keraguan.
a. Diakritik (é) dilafalkan [e]. Misalnya :
✓ Anak-anak bermain di teras (téras).
✓ Kedelai merupakan bahan pokok kecap (kécap).
b. Diakritik (è) dilafalkan [ɛ]. Misalnya :
✓ Kami menonton film seri (sèri).
✓ Pertahanan militer (militèr) Indonesia cukup kuat.
15 | H a l a m a n
c. Diakritik (ê) dilafalkan [ə]. Misalnya :
✓ Pertandingan itu berakhir seri (sêri).
✓ Upacara itu dihadiri pejabat teras (têras) Bank Indonesia.
✓ Kecap (kêcap) dulu makanan itu.
2. Pada bagian keterangan mengenai “Huruf Konsonan” terdapat dua perbedaan,
yaitu :
a. Penghilangan keterangan: * Huruf k di sini melambangkan bunyi
hamzah.
b. Penambahan keterangan: Huruf x pada posisi awal kata diucapkan [s].
3. Pada EYD, hanya terdapat tiga diftong (ai, au, dan oi), sedangkan pada
PUEBI terdapat empat diftong (ai, au, ei, dan oi). Berarti, ada penambahan
diftong “ei”, misalnya pada kata “survei”.
4. Catatan pada bagian “Gabungan Huruf Konsonan” EYD yang menyatakan
bahwa “Nama orang, badan hukum, dan nama diri yang lain ditulis sesuai
dengan Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan, kecuali jika ada
pertimbangan khusus” dihilangkan.
5. Pada bagian penulisan “Huruf Kapital” terdapat enam perbedaan, yaitu:
a. Penambahan penjelasan unsur nama orang, yaitu yang termasuk julukan
ditulis dengan huruf kapital, misalnya: Jenderal Kancil dan Dewa
Pedang.
b. Penambahan penjelasan unsur nama orang yang bermakna „anak dari‟
(seperti bin, binti, boru, dan van) tidak ditulis dengan huruf kapital.
c. Penambahan cara pembedaan unsur nama geografi yang menjadi bagian
nama diri dan nama jenis.
d. Penambahan contoh gelar lokal, seperti terlihat pada kutipan di bawah
ini. K.H. kiai haji , Hj. Hajah, Pdt. Pendeta, Prof. profesor
e. Penambahan penjelasan penulisan kata atau ungkapan lain yang
digunakan sebagai penyapaan ditulis dengan huruf kapital, misalnya:
“Hai, Kutu Buku, sedang menulis apa?”
f. Penghilangan klausul “Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama pada
kata, seperti keterangan, catatan, dan misalnya yang didahului oleh
16 | H a l a m a n
pernyataan lengkap dan diikuti oleh paparan yang berkaitan dengan
pernyataan lengkap itu.
6. Pada bagian penulisan “Huruf Miring” terdapat tiga perbedaan, yaitu:
a. Perubahan “bukan bahasa Indonesia” menjadi “dalam bahasa daerah atau
bahasa asing” ditulis dengan huruf miring. Huruf miring dipakai untuk
menuliskan kata atau ungkapan dalam bahasa daerah atau bahasa asing.
Misalnya:
✓ Upacara peusijuek (tepung tawar) menarik perhatian wisatawan
asing.
✓ Nama ilmiah buah manggis ialah Garcinia mangostana.
b. Penambahan catatan bahwa nama diri dalam bahasa daerah atau bahasa
asing tidak perlu ditulis dengan huruf miring.
c. Penghilangan bagian “Ungkapan asing yang telah diserap ke dalam
bahasa Indonesia penulisannya diperlakukan sebagai kata Indonesia.
Misalnya:
✓ Negara itu telah mengalami empat kali kudeta.
✓ Korps diplomatik memperoleh perlakuan khusus
7. Pada bagian penulisan “Huruf Tebal” terdapat empat perbedaan, yaitu sebagai
berikut.
a. Penghilangan klausul bahwa bukan huruf tebal yang dipakai untuk
menegaskan, melainkan huruf miring.
b. Penghilangan klausul penggunaan huruf tebal dalam kamus.
c. Penambahan klausul “Huruf tebal dipakai untuk menegaskan bagian
tulisan yang sudah ditulis dengan huruf miring”.
d. Penambahan contoh bagian karangan yang ditulis dengan huruf tebal.
8. Pada bagian penulisan kata, terdapat enam perubahan, yaitu :
a. Penambahan catatan pada butir B1.Catatan : Imbuhan yang diserap dari
unsur asing, seperti -isme, -man, -wan, atau -wi, ditulis serangkai dengan
bentuk dasarnya. Misalnya: Sukuisme, seniman, kamerawan
b. Penghilangan bagian Imbuhan dirangkaikan dengan tanda hubung jika
ditambahkan pada bentuk singkatan atau kata dasar yang bukan bahasa
17 | H a l a m a n
Indonesia. Misalnya : mem-PHK-kan, di-PTUN-kan, di-upgrade, me-
recall
c. Pemindahan bagian yaitu Jika bentuk dasarnya berupa gabungan kata,
awalan atau akhiran ditulis serangkai dengan kata yang langsung
mengikuti atau mendahuluinya ke bagian Gabungan Kata.
d. Pemindahan bagian “ Jika bentuk dasar yang berupa gabungan kata
mendapat awalan dan akhiran sekaligus, unsur gabungan kata itu ditulis
serangkai ” ke bagian Gabungan Kata.
e. Penghilangan klausul “Bentuk-bentuk terikat dari bahasa asing yang
diserap ke dalam bahasa Indonesia, seperti pro, kontra, dan anti, dapat
digunakan sebagai bentuk dasar. Misalnya : Sikap masyarakat yang pro
lebih banyak daripada yang kontra.
f. Penghilangan klausul “Kata tak sebagai unsur gabungan dalam
peristilahan ditulis serangkai dengan bentuk dasar yang mengikutinya,
tetapi ditulis terpisah jika diikuti oleh bentuk berimbuhan. Misalnya:
taklaik terbang
9. Penambahan klausul “Singkatan nama diri dan gelar yang terdiri atas dua
huruf atau lebih tidak dipenggal”. Selain itu juga ditambahkan contoh dan
catatan. Misalnya:
✓ Ia bekerja di DLLAJR.
✓ Pujangga terakhir Keraton Surakarta bergelar R.Ng. Rangga Warsita.
10. Pada Bag II.F. terdapat perubahan judul. Jika pada EYD, judul pada bagian
ini ialah “Kata Depan di, ke, dan dari”, pada PUEBI judulnya diubah menjadi
“Kata Depan”.
11. Penambahan keterangan “Partikel pun yang merupakan unsur kata
penghubung ditulis serangkai” dan dilengkapi pula dengan contoh
pemakaiannya dalam kalimat, seperti berikut ini. Misalnya :
✓ Meskipun sibuk, dia dapat menyelesaikan tugas tepat pada waktunya.
✓ Dia tetap bersemangat walaupun lelah.
12. Pada bagian “Angka dan Bilangan” terdapat penambahan klausul “Bilangan
yang digunakan sebagai unsur nama geografi ditulis dengan huruf”.
18 | H a l a m a n
13. Penghilangan klausul “Kata ganti itu (-ku, -mu, dan –nya) dirangkaikan
dengan tanda hubung apabila digabung dengan bentuk yang berupa singkatan
atau kata yang diawali dengan huruf kapital”.
14. Pada bagian pemakaian tanda baca “Tanda Hubung” terdapat tiga perbedaan,
yaitu sebagai berikut.
a. Penambahan klausul penggunaan tanda hubung antara (1) kata dengan
kata ganti Tuhan, (2) huruf dan angka, dan (3) kata ganti dengan
singkatan. Tanda hubung dipakai untuk merangkai. Misalnya :
✓ se- dengan kata berikutnya yang dimulai dengan huruf kapital (se-
Indonesia, se- Jawa Barat);
✓ ke- dengan angka (peringkat ke-2);
b. Perubahan klausul “Tanda hubung- dipakai untuk merangkai unsur
bahasa Indonesia dengan unsur bahasa daerah atau bahasa asing” dari
hanya “bahasa asing” pada EYD.
c. Penambahan klausul “Tanda hubung digunakan untuk menandai bentuk
terikat yang menjadi objek bahasan.
15. Pada bagian pemakaian tanda petik terdapat penambahan klausul “Tanda
petik dipakai untuk mengapit judul sajak, lagu, film, sinetron, artikel, naskah,
atau bab buku yang dipakai dalam kalimat. Misalnya :
✓ Sajak "Pahlawanku" terdapat pada halaman 125 buku itu.
✓ Marilah kita menyanyikan lagu "Maju Tak Gentar"!
16. Perubahan klausul “Tanda kurung mengapit angka atau huruf yang memerinci
satu urutan keterangan” menjadi “Tanda kurung dipakai untuk mengapit
huruf atau angka yang digunakan sebagai penanda pemerincian”.
17. Pada EYD, penggunaan garis miring (/) hanya terdapat 2 butir, sedangkan
pada PUEBI ada tiga butir, Penambahan klausul pada pemakaian garis miring
miring pada PUEBI ialah “Tanda garis miring dipakai untuk mengapit huruf,
kata, atau kelompok kata sebagai koreksi atau pengurangan atas kesalahan
atau kelebihan di dalam naskah asli yang ditulis orang lain”.
18. Pada bagian tentang penulisan unsur serapan terdapat penambahan atau
pendetailan banyak unsur serapan dari bahasa Arab.
19 | H a l a m a n
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
EYD (Ejaan yang Disempurnakan) dan PUEBI (Pedoman Umum Ejaan
Bahasa Indonesia) adalah tata bahasa dalam Bahasa Indonesia yang mengatur
penggunaan bahasa Indonesia dalam tulisan, mulai dari pemakaian dan penulisan
huruf capital dan huruf miring, serta penulisan unsur serapan. Dalam penulisan
karya ilmiah perlu adanya aturan tata bahasa yang menyempurnakan sebuah karya
tulis. Karena dalam sebuah karya tulis memerlukan tingkat kesempurnaan yang
mendetail.
PUEBI adalah Ejaan yang berlaku di Indonesia saat ini sebagai pengganti
EYD yang berlaku sebelumnya. Banyak perubahan-perubahan atau
penyempurnaan yang dilakukan pada EYD sebagai dampak dari kemajuan ilmu
pengetahuan, teknologi dan seni dan juga dengan tujuan untuk memantapkan
fungsi bahasa Indonesia sebagai bahasa negara.
B. Saran
Sudah selayaknya kita sebagai bagian dari bangsa Indonesia dapat
menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar khususnya dalam bahasa
tulis. Dengan adanya penjabaran tentang pamakaian EYD dan PUEBI ini
diharapkan para pembaca dapat memahami dan menerapkan penggunaan EYD
dan PUEBI dalam pembuatan suatu karya tulis. Dan semoga penjabaran ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.
20 | H a l a m a n
DAFTAR PUSTAKA
Tim Pengembang Pedoman Bahasa Indonesia. 2016. Pedoman Umum Ejaan
Bahasa Indonesia. Jakarta: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa
Karyati, Zetti. 2016. Antara EYD dan PUEBI : Suatu Analisis Komparatif.
Jakarta: Jurnal SAP Vol. 1 No. 2 Desember 2016
Siagian, Irwan dkk. 2015. Bahasa Indonesia. Jakarta: Unindra Press
Anonim. 1992, Pedoman Umum Ejaan Yang Disempurnakan. Jakarta: Balai
Pustaka
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 50
Tahun 2015 tentang Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 46 Tahun
2009 tentang Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan