Upload
hardeep-parmar
View
224
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
8/13/2019 Hiperthyroid - PBL
1/41
BAB I
PENDAHULUAN
Hipertiroid adalah suatu kondisi dimana kelenjar tiroid memproduksi hormon tiroid
secara berlebihan, biasanya karena kelenjar terlalu aktif. Kondisi ini menyebabkan beberapa
perubahan baik secara mental maupun fisik seseorang, yang disebut dengan tirotoksikosis.
Hipertiroid sebagian besar ditemukan pada wanita. Dimana pada hipertiroid ditemukan
adanya konsentrasi subnormal serum tirotropin dengan jumlah FT3 yang meningkat ataupun
dari konsentrasi FT, mempunyai pre!alensi dengan rata"rata #,$% pada wanita. &ada hasil
tinjauan beberapa studi besar dikatakan bahwa insiden hipertiroid adalah berkisar sebanyak
#,% per '### wanita tiap tahunnya( sedangkan insiden pada laki"laki adalah )*% atau
kurang, dari jumlah insiden pada wanita. +ubklinis hipertiroid, didefinisikan sebagai jumlah
serum tirotropin yang normal disertai jumlah FT3 dan FT yang normal pula, mempunyai
pre!alensi #,% di -merika +erikat.'
&enyakit ra!e/s adalah penyebab tersering dari hipertiroid pada semua grup umur di
-merika +erikat, tapi pada daerah dimana populasinya mengalami kekurangan 0odine,
pre!alensi adenoma toksik dan gondok multinodular meningkat seiring umur, dan penyakit"
penyakit ini lebih sering ditemukan pada lansia.)
angguan pada kelenjar tiroid muncul secara signifikan pada populasi umum dan saat
ini semakin sering ditemukan dan ditangani oleh dokter umum. &enanganan yang tepat dari
penyakit ini tentu saja berdasarkan diagnosis akurat yang didapatkan dari presentasi klinis,
riwayat pasien, pemeriksaan fisik dari perubahan anatomi kelenjar tiroid, tanda"tanda
hipertiroid, dan interpretasi akurat dari hasil laboratorium.'
Diagnosis kelainan kelenjar tiroid dapat menjadi sulit untuk dilakukan karena terdapat
berbagai alasan yang ber!ariasi.31alaupun beberapa kelainan kelenjar tiroid mempunyai
gejala yang khas 2contoh ophthalmopati 4 berhubungan dengan ra!e/s disease5, banyak
gejala klinis hipotiroid atau hipertiroid tidak spesifik dan mungkin sulit untuk dikenali.
+ebagai tambahan, seiring dengan perjalanan penyakit alami dari gangguan fungsi kelenjar
tiroid ini, ada beberapa perubahan gejala yang berhubungan dengan alasan munculnya
kelainan fungsi kelenjar tiroid. &asien dengan subklinis hipertiroid mungkin saja tanpa
gejala.'
+elama satu dekade terakhir, ada kemajuan dalam hal tes laboratori sebagai salah satu
alat penunjang untuk menilai fungsi tiroid. 6anyaknya jumlah dan !ariasi tes yang memadai
dan hasil"hasil interpretasi klinisnya yang ber!ariasi, mungkin akan menimbulkan1
8/13/2019 Hiperthyroid - PBL
2/41
kebingungan. Ketika gangguan fungsi kelenjar tiroid telah didiagnosa, pengobatan dan
penanganannya harus secara indi!idu berdasarkan banyak faktor, termasuk etiologi yang
menyebabkan munculnya gangguan, pribadi pasien itu sendiri, perbandingan keuntungan dan
kerugian dari setiap pengobatan, dan pemberian medikasi harus sesuai dengan dosis.'
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA2
8/13/2019 Hiperthyroid - PBL
3/41
2.1 Definisi
Hipertiroidisme adalah tirotoksikosis yang diakibatkan oleh kelenjar tiroid yang
hiperaktif. Tirotoksikosis ialah manifestasi kelebihan hormon tiroid yang beredar dalam
sirkulasi.)
2.2 Epidemiologi
7umlah penderita penyakit ini di seluruh dunia pada tahun '8$# diperkirakan )##
juta, ') juta diantaranya terdapat di 0ndonesia. -ngka kejadian hipertiroidisme yang didapat
dari beberapa klinik di 0ndonesia berkisar antara ,%"9,83% dari seluruh penderita
dengan penyakit kelenjar gondok. 0nsiden keseluruhan hipertiroidisme di -merika +erikat
diperkirakan antara #,*% dan ',3% dengan sebagian besar berupa keadaan subklinis. +ebuah
studi berdasarkan populasi di 0nggris dan 0rlandia menemukan insiden sebesar #,8 kasus per
'##,### anak berusia lebih muda dari '* tahun, ini menunjukkan bahwa insiden penyakit
meningkat dengan usia. &re!alensi hipertiroidisme kira"kira *"'# kali lebih rendah daripada
hipotiroidisme.',3
Distribusi jenis kelamin dan umur pada penyakit hipertiroid sangat ber!ariasi.
&erbandingan wanita dan laki"laki pada :+;& &alembang adalah 3,'', di :+
8/13/2019 Hiperthyroid - PBL
4/41
2. Kelen!"# Ti#oid
2..1 An"tomi Kelen!"# Ti#oid
Kelenjar tiroid?gondok terletak di bagian bawah leher, kelenjar ini memiliki dua
bagian lobus yang dihubungkan oleh ismus yang masing"masing berbetuk lonjong berukuran
panjang ),*"* cm, lebar ',* cm, tebal '"',* cm dan berkisar '#")# gram. Kelenjar tiroid
sangat penting untuk mengatur metabolisme dan bertanggung jawab atas normalnya kerja
setiap sel tubuh. Kelenjar ini memproduksi hormon tiroksin 2T5 dan triiodotironin 2T35 dan
menyalurkan hormon tersebut ke dalam aliran darah. Terdapat atom yodium di setiap
molekul T dan 3 atom yodium pada setiap molekul T3. Hormon tersebut dikendalikan oleh
kadar hormon perangsang tiroid T+H 2thyroid stimulating hormone5 yang dihasilkan oleh
lobus anterior kelenjar hipofisis. @odium adalah bahan dasar pembentukan hormon T3 dan
T yang diperoleh dari makanan dan minuman yang mengandung yodium. ambar anatomi
tiroid dapat dilihat di bawah ini.
4
8/13/2019 Hiperthyroid - PBL
5/41
ambar ).'. Kelenjar Tiroid
2..2 $eg%l"si Ho#mon Ti#oid
:egulasi hormon tiroid adalah sebagai berikut.
ambar ).) :egulasi Hormon Tiroid
Hipotalamus sebagai master gland mensekresikan T:H 2Tyrotropine :eleasing Hormone5
untuk mengatur sekresi T+H oleh hipofisis anterior. Kemudian tirotropin atau T+H 2Thyroid
+timulating Hormone5 dari hipofisis anterior meningkatkan sekresi tiroid dengan perantara
c-=&. =ekanisme ini mempunyai efek umpan balik negatif, bila hormon tiroid yang
disekresikan berlebih, sehingga menghambat sekresi T:H maupun T+H. 6ila jumlah hormon
tiroid tidak mencukupi, maka terjadi efek yang sebaliknya.)
2..3 &%ngsi d"n Efe' Ho#mon Ti#oid
Afek yang umum dari hormon tiroid adalah mengaktifkan transkripsi inti sejumlah
besar gen. Bleh karena itu, di semua sel tubuh sejumlah besar enCim protein, protein
struktural, protein transpor, dan Cat lainnya akan disintesis. Hasil akhirnya adalah
peningkatan menyeluruh akti!itas fungsional di seluruh tubuh. Hormon tiroid meningkatkan
akti!itas metabolik selular dengan cara meningkatkan akti!itas dan jumlah sel mitokondria,
serta meningkatkan transpor aktif ion"ion melalui membran sel. Hormon tiroid juga
mempunyai efek yang umum juga spesifik terhadap pertumbuhan. Afek yang penting dari
fungsi ini adalah meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan otak selama kehidupan janindan beberapa tahun pertama kehidupan pascalahir.3
5
8/13/2019 Hiperthyroid - PBL
6/41
Afek hormon tiroid pada mekanisme tubuh yang spesifik meliputi peningkatan
metabolisme karbohidrat dan lemak, peningkatan kebutuhan !itamin, meningkatkan laju
metabolisme basal, dan menurunkan berat badan. +edangkan efek pada sistem
kardio!askular meliputi peningkatan aliran darah dan curah jantung, peningkatan frekuensi
denyut jantung, dan peningkatan kekuatan jantung. Afek lainnya antara lain peningkatan
pernafasan, peningkatan motilitas saluran cerna, efek merangsang pada sistem saraf pusat
2++&5, peningkatan fungsi otot, dan meningkatkan kecepatan sekresi sebagian besar kelenjar
endokrin lain.3
2.( Pen)"'it *#"+es
&enyakit ra!es 2goiter difusa toksika5 merupakan penyebab tersering
hipertiroidisme adalah suatu penyakit otonium yang biasanya ditandai oleh produksi
otoantibodi yang memiliki kerja mirip T+H pada kelenjar tiroid. &enderita penyakit ra!es
memiliki gejala"gejala khas dari hipertiroidisme dan gejala tambahan khusus yaitu
pembesaran kelenjar tiroid?struma difus, oftamopati 2eksoftalmus? mata menonjol5 dan
kadang"kadang dengan dermopati.3,,*
&enyakit ra!es merupakan salah satu penyakit otoimun, dimana penyebabnya
sampai sekarang belum diketahui dengan pasti. &enyakit ini mempunyai predisposisi genetik
yang kuat, dimana '*% penderita mempunyai hubungan keluarga yang erat dengan penderita
penyakit yang sama. +ekitar *#% dari keluarga penderita penyakit ra!es, ditemukan
autoantibodi tiroid didalam darahnya. &enyakit ini ditemukan * kali lebih banyak pada wanita
dibandingkan pria, dan dapat terjadi pada semua umur. -ngka kejadian tertinggi terjadi pada
usia antara )# tahun sampai # tahun.'
&ada penyakit ra!es, limfosit T mengalami perangsangan terhadap antigen yang
berada didalam kelenjar tiroid yang selanjutnya akan merangsang limfosit 6 untuk
mensintesis antibodi terhadap antigen tersebut. -ntibodi yang disintesis akan bereaksi dengan
reseptor T+H didalam membran sel tiroid sehingga akan merangsang pertumbuhan dan
fungsi sel tiroid, dikenal dengan T+H": antibody. -danya antibodi didalam sirkulasi darah
mempunyai korelasi yang erat dengan akti!itas dan kekambuhan penyakit. =ekanisme
otoimunitas merupakan faktor penting dalam patogenesis terjadinya hipertiroidisme,
oftalmopati, dan dermopati pada penyakit ra!es.
+ampai saat ini dikenal ada 3 otoantigen utama terhadap kelenjar tiroid yaitu tiroglobulin
2Tg5, thyroidal peroidase 2T&B5 dan reseptor T+H 2T+H":5. Disamping itu terdapat pula
suatu protein dengan 6= $ kiloDalton pada permukaan membran sel tiroid dan sel"sel6
8/13/2019 Hiperthyroid - PBL
7/41
orbita yang diduga berperan dalam proses terjadinya perubahan kandungan orbita dan
kelenjar tiroid penderita penyakit ra!es. +el"sel tiroid mempunyai kemampuan bereaksi
dengan antigen diatas dan bila terangsang oleh pengaruh sitokin 2seperti interferon gamma5
akan mengekspresikan molekul"molekul permukaan sel kelas 00 2=H< kelas 00, seperti D:5
untuk mempresentasikan antigen pada limfosit T.$
2., -"nifest"si Klinis
&ada hipertiroidisme, kelenjar tiroid Edipaksa mensekresikan hormon hingga diluar
batas, sehingga untuk memenuhi Epesanan tersebut, sel"sel sekretoris kelenjar tiroid
membesar. ejala klinis pasien yang sering berkeringat dan suka hawa dingin termasuk
akibat dari sifat hormon tiroid yang kalorigenik, akibat peningkatan laju metabolisme tubuh
yang diatas normal. 6ahkan, akibat proses metabolisme yang Ekeluar jalur ini, terkadang
penderita hipertiroidisme mengalami kesulitan tidur. Afek pada kepekaan sinaps saraf yang
mengandung tonus otot sebagai akibat dari hipertiroidisme ini menyebabkan terjadinya
tremor otot yang halus dengan frekuensi '#"'* kali perdetik, sehingga penderita mengalami
gemetar tangan yang abnormal. Gadi yang takikardi, atau diatas normal juga merupakan salah
satu efek hormon tiroid pada sistem kardio!askuler. Aopthalmus yang terjadi merupakan
reaksi inflamasi autoimun yang mengenai daerah jaringan periorbital dan otot"otot
ekstraokular, akibatnya bola mata terdesak keluar.$"9
&ada kebanyakan penderita tetapi biasanya ringan. =elemahnya kelopak mata atas
sehingga mata tampak menurun, menggangguk on!ergensi dan retraksi kelopak mata atas
serta mungkin akan jarang berkedip. Kulit halus dan memerah dengan keringat berlebihan.
Kelemahan otot adalah tidak laCim tetapi dapat cukup berat sehingga mengakibatkan jatuh.
Takikardia, palpitasi, dispnea, dan insufisiensi serta pembesaran jantung menyebabkan
ketidaknyamanan tatapi jarang membahayakan kehidupan penderita. Fibrillasi atrium
merupakan komplikasi yang jarang. :egurgitasi mitral mungkin akibat dari disfungsi otot
papillaris, merupakan penyebab bising sistolik apeks yang ada pada beberapa penderita.
Tekanan darah sistolik dan tekanan nadi meningkat. 6anyak temuan pada penyakit ra!es
akibat dari hiperakti!itas sistem syaraf simpatis.$"9
7
8/13/2019 Hiperthyroid - PBL
8/41
Dikutip dari 6uku -jar 0lmi &enyakit Dalam, FK;0 hal $9
2. Peme#i's""n Pen%n!"ng
&emeriksaan laboratorium yang digunakan untuk menegakkan diagnosis adalah
Thyroid Stimulating Hormone2T+H5
&emeriksaan T+H menggunakan metode 0=- 2immunometric assay5 yang lebih sensitif'# sampai '## kali dari metode competitive binding assay":0- sehingga hasil yang
diperoleh disebut T+H sensitif 2T+Hs5.8Kadar T+H biasanya rendah pada penderita
penyakit ra!es dan semua bentuk tirotoksikosis.',),$ &erlu diperhatikan bahwa kadar
T+Hs subnormal dapat ditemukan pada beberapa keadaan berikut ini '' 2'5 penyakit
hipofisis atau hipotalamus, 2)5 semester pertama kehamilan, 235 penderita penyakit
nontiroid, dan atau sedang dalam pengobatan dengan dopamin, glukokortikoid, serta
beberapa obat lainnya, 25 penyakit psikiatrik akut. Kadar T+H serum normal berkisar
antara #,",9 ;?ml.
8
8/13/2019 Hiperthyroid - PBL
9/41
Tiroksin 2T5
Kadar tiroksin serum total 2TT5 dan T bebas 2FT5 meningkat pada semua penderita
dengan tirotoksikosis.',),$ Kadar T dan T3 2Triiodotironin5 dalam darah sangat
dipengaruhi oleh protein pengangkut seperti T6 2Thyroxine Binding Globulin5 danT6&- 2Thyroxine Binding Prealbumin5. ;ntuk mengoreksi pengaruh protein pengangkut,
dilakukan pengukuran terhadap kadar T bebas. Kadar normal dari TT adalah sebesar *"
') g?dl, sedangkan FT normal sebesar ) ng?dl.
Triiodotironin 2T35
T3 meningkat pada semua penderita dengan tirotoksikosis kecuali penderita tersebut sakit
akut atau kronis, malnutrisi atau menggunakan obat"obatan 2Propylthiouracil5 yang
bekerja dengan menghambat kon!ersi T menjadi T3 di perifer. T3 sedikit meningkatpada obesitas dan asupan berlebih. Kadar T3 lebih tinggi pada balita dibandingkan
dengan anak yang lebih tua. -nak dengan resistensi pituitari terhadap hormon tiroid juga
mengalami peningkatan kadar T3 dalam serum.Klirens T3 dalam darah lebih cepat
dibandingkan dengan T sehingga penentuan kadar T3 yang dihasilkan kelenjar tiroid
tidak begitu penting artinya dalam menilai fungsi.*Kadar T3 serum total normalnya
sekitar 9#")## ng?dl dan FT3 normal sebesar #, ng?dl.
-utoantibodi Tiroid
@ang termasuk autoantibodi adalah 2'5 thyroglobulin antibody 2Tg -b5, 2)5
thyroperoxidase antibody 2T&B -b5, dan 235 T+H receptor antibody, baik yang
stimulating 2T+H": -b IstimJ5 atau blocking 2T+H": -b IblockJ5. Tg -b dan T&B
dengan -b menggunakan teknik radoimmunoassay 2:0-5 ditemukan pada 8% penderita
penyakit ra!es dan tiroiditis Hashimoto. Tg -b tinggi pada awal terjadinya tiroiditis
Hashimoto dan kemudian menurun. T&B -g biasanya terdeteksi seumur hidup penderita.
Titer kedua antibodi tersebut akan menurun jika diberikan terapi T pada tiroiditis
Hashimoto atau terapi antitiroid pada penyakit ra!es. Hasil yang positif pada
pemeriksaan kedua antibodi tersebut merupakan indikasi kuat adanya penyakit autoimun
tiroid tapi tidak spesifik untuk tipe penyakitnya, seperti hipertiroid, hipotiroid, atau
goiter. T+H": -b IstimJ diukur dengan teknik bioassaymenggunakan sel tiroid manusia
atau menggunakan sel o!arium hamster yang sudah dikenalkan dengan gen reseptor T+H
manusia sebagai media kultur. &ada media kultur tersebut kemudian diinkubasikan serum
atau 0g penderita penyakit ra!es. Kemudian diukur peningkatan c-=& pada media
kultur tersebut. Tes ini positif pada 9#% sampai '##% penderita dengan penyakit ra!es
9
8/13/2019 Hiperthyroid - PBL
10/41
yang belum mendapat terapi dan tidak terdeteksi pada manusia sehat atau penderita
tiroiditis Hashimoto 2tanpa oftalmopati5, nontoksik goiter, atau goiter nodular toksik. Tes
ini sangat berguna untuk mendiagnosis penyakit ra!es pada penderita dengan eutiroid
oftalmopati atau untuk memprediksi penyakit ra!es pada neonatus dari ibu dengan
riwayat penyakit ra!es atau yang masih aktif menderita penyakit ra!es.',),8
&emeriksaan T+H": -b dengan bioassay termasuk mahal dan tidak tersedia secara luas.*
Radioactive Iodine Uptake2:-0;5
;ji ini berdasarkan kemampuan kelenjar tiroid menangkap iodium radioaktif 2 ')30 atai
'3'05. Dengan mengukur persentase penangkapan iodium radioaktif pada waktu"waktu
tertentu setelah pemberiannya maka dapat dinilai kinetik iodium intratiroid yang secara
tidak langsung menggambarkan pula fungsi kelenjar tiroid.'#:-0; tinggi pada penyakit
ra!es, meningkat ringan atau normal pada multinodular toksik goiter, dan rendah pada
tiroiditis.),9
-lur pemeriksaan laboratorium untuk menegakkan diagnosis pada hipertiroidisme dapat
dilihat pada gambar '. Kombinasi dari peningkatan FT dan penurunan T+H digunakan
untuk menegakkan hipertiroidisme. 7ika terdapat tanda"tanda oftalmopati pada penderita
maka diagnosis penyakit ra!es dapat ditegakkan. 7ika tanda"tanda oftalmopati tidak ada dan
penderita hipertiroid dengan atau tanpa goiter, perlu dilakukan tes radioiodine uptake. ;ptake
yang meningkat merupakan diagnosis dari penyakit ra!es atau goiter nodular toksik.'
&emeriksaan T&B -b berguna untuk diferensial diagnosis, tapi pemeriksaan T+H": -b tidak
selalu diperlukan.$
10
8/13/2019 Hiperthyroid - PBL
11/41
ambar '. Tes >aboratorium untuk Diagnosis 6anding Hipertiroidisme8
&emeriksaan :adiologisDi samping gejala klinis dan pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan lain yang dapat
dilakukan adalah dengan pemeriksaan radiologis 2Thyroid scanning, ;+,
8/13/2019 Hiperthyroid - PBL
12/41
bagian atas, 235 membedakan penyakit &lummer dari penyakit ra!es dengan komponen
nodosa, 25 mendeteksi jaringan fungsional yang tersisa pasca tiroidektomi, 2*5
mendeteksi sisa jaringan tiroid atau metastase karsinoma tiroid berdiferensiasi baik, 2$5
e!aluasi penyebab hipertiroidisme neonatal, 25 e!aluasi massa di daerah leher atau
jaringan tiroid ektopik.
Ultrasonogra!i2;+5
Dalam tirodologi kegunaan utama ;+ adalah untuk menentukan !olume, besar, ukuran
kelenjar, dan untuk membedakan apakah suatu nodul kistik atau padat. +uatu nodul yang
secara klinis soliter, mungkin ditemukan multipel pada ;+. ;+ dengan resolusi tinggi
dan real time imaging, dapat pula di!isualisasikan aliran !askuler ke dan dari kelenjar
tiroid. ;+ tidak dapat menentukan apakah suatu lesi tiroid jinak atau ganas.3
"omputed Tomogra!i2
8/13/2019 Hiperthyroid - PBL
13/41
8/13/2019 Hiperthyroid - PBL
14/41
sebelum pengobatan atau sesudah pengobatan pada penderita yang mendapat yodium
radioaktif, 235 sebagai persiapan untuk tiroidektomi, 25 untuk pengobatan penderita hamil
dan lanjut umur, dan 2*5 penderita dengan krisis tiroid.
Bbat antitiroid yang sering digunakan untuk menangani penyakit ra!es adalah
golongan thionamide yang bekerja dengan menghambat oksidasi dan pengikatan iodida
sehingga mengakibatkan defisiensi iodin intratiroid. &ropylthiouracil 2&T;5 dapat menekan
kon!ersi T menjadi T3 pada jaringan perifer.'$ 6erikut obat golongan thionamide yang
digunakan untuk terapi penyakit ra!es $,9
'. =ethimaCole
=erupakan obat pilihan kecuali pada krisis tiroid dan pengobatan pada wanita hamil.
Tidak menghambat kon!ersi perifer dari T menjadi T3
Tidak memiliki efek segera.
1aktu paruh lebih lama dibandingkan &T;, maka dari itu obat ini dapat diberikan
dua kali sehari.
Tidak berhubungan dengan hepatitis
=emiliki hubungan yang lemah dengan aplasia kutis pada neonatal setelah terjadi
paparan in utero.
Dosis dewasa dosis awal '#"'* mg per oral dua kali sehari kemudian dilakukan
titrasi cepat sampai setengah dosis awal setelah tercapai keadaan eutiroid.
Dosis anak"anak dosis awal '*")# mg?m)?hari per oral dibagi dalam dua kali
pemberian per hari kemudian dilakukan titrasi sampai tercapai dosis efektif terendah
untuk mempertahankan keadaan eutiroid.
Kontraindikasi pada hipersensiti!itas, neutropenia, penyakit hati, kehamilan, wanita
menyusui, dan badai tiroid.
0nteraksi mempunyai akti!itas anti!itamin K dan mungkin meningkatkan akti!itas
obat antikoagulan oral.
=onitor dengan melakukan pemeriksaan darah rutin, hitung jenis, dan tes fungsi hati.
7uga perlu dilakukan tes fungsi tiroid agar dapat dilakukan penyesuaian dosis.
Afek samping berupa terjadinya rashpada kulit, artritis, artralgia, kolestatik)aundice,
neutropenia, dan agranulositosis.
). &ropylthiouracil 2&T;5
14
8/13/2019 Hiperthyroid - PBL
15/41
=erupakan obat pilihan pada keadaan krisis tiroid karena dapat menghambat kon!ersi
perifer T menjadi T3, serta pada laktasi dan kehamilan karena tidak melewati
plasenta.
Tidak dihubungkan dengan aplasia kutis pada fetus.
Dosis dewasa dosis awal '##"'*# mg per oral tiga kali sehari kemudian dilakukan
titrasi sampai tercapai dosis efektif terendah untuk mempertahankan keadaan eutiroid.
Dosis anak"anak dosis awal *" mg?kg66?hari per oral dibagi menjadi tiga kali
pemberian kemudian dilakukan titrasi sampai tercapai dosis efektif terendah untuk
mempertahankan keadaan eutiroid.
Kontraindikasi pada hipersensiti!itas, neutropeni, dan penyakit hati
0nteraksi mempunyai akti!itas anti!itamin K sehingga dapat meningkatkan akti!itas
antikoagulan oral.
=onitor dengan melakukan pemeriksaan darah rutin, hitung jenis, dan tes fungsi hati.
7uga perlu dilakukan tes fungsi tiroid agar dapat dilakukan penyesuaian dosis.
Afek samping terjadinya rashpada kulit, artritis, artralgia, hepatitis, neutropenia, dan
agranulositosis.
;ntuk pemantauan pemberian obat pada penderita rawat jalan, perlu dilakukan
pemeriksaan tes fungsi tiroid, tes fungsi hati, dan pemeriksaan darah lengkap dalam inter!al
waktu tiap $ minggu sampai 3 bulan. 7uga perlu dicari apakah ada efek samping obat yang
potensial dapat timbul dengan mencari riwayat penyakit sebelumnya. &erbaikan klinis
tergantung pada jumlah hormon tiroid yang tersimpan dalam kelenjar dan kecepatan sekresi
kelenjar. &erbaikan ini biasanya terjadi dalam 3 minggu dan eutiroidisme dapat tercapai
dalam $"9 minggu.$,,9 -lgoritma terapi obat antitiroid pada penyakit ra!es dapat dilihat
pada gambar ).
15
8/13/2019 Hiperthyroid - PBL
16/41
ambar ). -lgoritma &enggunaan Bbat -ntitiroid pada &enderita &enyakit ra!es 8
$"dio"'tif Iodin
8/13/2019 Hiperthyroid - PBL
17/41
ekonomi tidak memungkinkan dipantau secara teratur oleh dokter( 25 gondok nodular toksik
terutama pada penderita muda.,
+ubtotal tiroidektomi apabila terdapat multinodular goiter atau ukuran kelenjar yang
besar. &ada subtotal tiroidektomi, jika terlalu banyak jaringan tiroid yang ditinggalkan maka
akan terjadi relaps. 6iasanya ahli bedah meninggalkan )"3 g jaringan tiroid pada leher kanan
dan kiri.'&enyebab lain terjadinya kekambuhan adalah iodine uptake dan akti!itas imunologi
penderita. Tiroidektomi total dilakukan apabila terdapat progresifitas yang cepat dari
oftalmopati.'
+ebelum operasi penderita disiapkan dengan pemberian obat antitiroid sampai tercapai
keadaan eutiroid 2kurang lebih selama $ minggu5.'6iasanya penderita diberi cairan kalium
iodida '##")## mg?hari atau cairan lugol '#"'* tetes per hari selama '# hari sebelum
dioperasi untuk mengurangi !askularisasi pada kelenjar tiroid.
Pengo"t"n T"m""n
Bbat"obat lain yang biasa digunakan sebagai obat tambahan adalah
&enyekat beta"adrenergik. Dengan pemberian obat ini diharapkan gejala seperti palpitasi,
tremor, berkeringat banyak, serta gelisah akan dapat berkurang. Bbat ini juga dapat
menurunkan kadar T3 dalam serum. Dosis yang dianjurkan sebesar #")## mg?hari yang
dibagi atas dosis.
@odium. Terutama digunakan untuk persiapan operasi, sesudah pengobatan dengan
yodium radioaktif dan pada krisis tiroid. Dosisnya adalah '##"3## mg?hari.
0podate. 6ekerja dengan menurunkan kon!ersi T menjadi T3 di perifer, mengurangi
sintesis hormon tiroid dan mengurangi pengeluaran hormon dari tiroid.
2.14 P#ognosis
Hipertiroid yang bersifat permanen dan biasanya terjadi pada orang dewasa. +etelah
kenormalan fungsi tiroid tercapai dengan obat"obat antitiroid, direkomendasikan untuk
menggunakan iodin radioaktif sebagai terapi definitifnya. &ertumbuhan hormon tiroid
kemungkinan akan terus bertambah perlahanlahan selama diterapi dengan obat"obat
antitiroid. Gamun prognosisnya akan jauh lebih baik setelah diterapi dengan iodin radioaktif.
BAB III
LAP$AN KASUS
17
8/13/2019 Hiperthyroid - PBL
18/41
I. IDENTITAS PASIEN
Gama +=7
7enis Kelamin >aki"laki
;mur * tahun $ bulan
&endidikan Tamat +D
&ekerjaan 1iraswasta
+tatus perkawinan +udah =enikah
-gama 0slam
Kebangsaan 0ndonesia
-lamat 7l. &ulau +aelus g 0N Go. 8- Denpasar Tanggal Kunjungan Desember )#'3
II. ANA-NESIS KHUSUS
Kel%"n Ut"m" 6adan lemas
". $i5")"t Pen)"'it Se'"#"ng
&asien datang ke 0:D &enyakit dalam :+;& +anglah dengan keluhan merasa
badannya lemas. Keluhan yang dialami pasien sudah dirasakan pasien sejak ) minggu
yang lalu. &asien mengatakan keluhan lemasnya tersebut dirasakan di seluruh bagian
tubuhnya dan terjadi secara terus menerus sepanjang hari, hingga mengganggu
akti!itasnya sehari"hari. &asien mengatakan keluhan lemasnya tersebut tidak membaik
setelah pasien beristirahat, namun dapat membaik setelah pasien makan. &asien juga
mengatakan sebelum terjadinya lemas pasien sempat mengeluhkan nafsu makan yang
menurun.
&asien juga mengeluhkan pasien tidak dapat tidur sejak ) bulan yang lalu. Keluhan
tersebut dirasakan pasien setiap hari, pasien biasanya sulit untuk memulai tidur, dan baru
bisa tidu sekitar pukul ) atau 3 pagi. Keluhannya tersebut terjadi secara tiba"tiba, namun
pasien tidak mengetahui alasan pasien tidak bisa tidur.
Keluhan lain yang dialami pasien adalah adanya benjolan di lehernya, pasien
mengatakan benjolannya tersebut muncul sejak '# tahun yang lalu, awalnya benjolan
tersebut kecil, namun kemudian semakin lama semakin membesar hingga menutuphampir semua bagian depan lehernya. &asien juga menceritakan sejak ) bulan yang lalu
18
8/13/2019 Hiperthyroid - PBL
19/41
benjolan tersebut semakin mengecil setelah pasien melakukan pengobatan herbal. Tidak
ada keluhan seperti sulit menelan yang dialami oleh pasien.
&asien juga mengeluh adanya penurunan berat badan yang cukup drastis dalam dua
bulan terakhir, yaitu menurun dari *9 kg menjadi 3 kg. Gafsu makan pasien dikatakan
mengalami penurunan sejak dua bulan yang lalu. &asien mengatakan hanya mampu
makan sedikit"sedikit. 6uang air besar pada pasien dikatakan normal, yaitu sekali dalam
sehari setiap harinya. Konsistesi tinja pasien dikatakan masih dalam batas normal yaitu
padat, berwarna kuning kecokelatan, tanpa lendir maupun darah. 6uang air kecil juga
dikatakan biasa saja. -ir kencing dikatakan berwarna kuning jernih. Gyeri saat berkemih
dan berkemih pada malam hari disangkal pasien.
. $i5")"t Pengo"t"n
&asien sebelumnya belum pernah mengobati keluhan lemas dan tidak bisa tidurnya,
namun sejak '# tahun yang lalu pasien mendapatkan pengobatan &T; untuk mengangani
masalah hipertiroid yang dialami pasien. &asien juga mengatakan sejak ) bulan yang lalu
pasien menghentikan pengobatan &T; nya dan menjalani pengobatan herbal.
6. $i5")"t Pen)"'it Seel%mn)"
&asien mengaku memiliki riwayat penyakit hipertiroid sejak sepuluh tahun yang
lalu. +etelah pasien didiagnosis dengan hipertiroid pasien dikatakan selalu meminum
obat yang diresepkan dokter. &ada saat itu dikatakan pasien mengalami keluhan seperti
penurunan berat badan, gemetar, dan merasa badannya panas. Tidak ada riyawat
insomnia, penyakit hipertensi, diabetes melitus, asma, mata berkunang"kunang, penyakit
pada organ hati, ginjal, maupun kardio!askular pada pasien.
d. $i5")"t Pen)"'it Kel%"#g"
&asien mengatakan tidak ada anggota keluarganya yang mengalami penyakit yang
sama dengan pasien.
e. $i5")"t Sosi"l E'onomi
19
8/13/2019 Hiperthyroid - PBL
20/41
8/13/2019 Hiperthyroid - PBL
21/41
Kotoran telinga tidak ada
Hidung darah tidak ada
ingus tidak ada
nyeri tidak ada
>idah normal
igi normal
angguan bicara tidak ada
angguan menelan tidak ada
6. KELUHAN ALAT DI LEHE$
Kaku kuduk tidak ada
+esak di leher tidak ada
&embesaran?nyeri kel. >imfe tidak ada
&embesaran?nyeri kel. Tiroid ada
>ain"lain tidak ada
d. KELUHAN ALAT DI DADA
+esak nafas tidak ada
Brtopneu tidak ada
Gyeri saat bernafas tidak ada
Gafas berbunyi tidak ada
Gyeri daerah jantung tidak ada
6erdebar"debar tidak ada
21
8/13/2019 Hiperthyroid - PBL
22/41
Gyeri :etrosternal tidak ada
6atuk tidak ada
e. KELUHAN DI PE$UT
=embesar tidak ada
=engecil ada
&embengkakan tidak ada
Gyeri spontan tidak ada
Gyeri tekan tidak ada
Gyeri bila
=akan tidak ada
6erak tidak ada
>apar tidak ada
=ual tidak ada
=untah tidak ada
Bbstipasi tidak ada
=elena tidak ada
Feses berair tidak ada
warna kuning kecoklatan
Diare darah tidak ada
lendir tidak ada
-ir kencing
1arna kuning
22
8/13/2019 Hiperthyroid - PBL
23/41
Frekuensi " * sehari
7umlah O )*# cc setiap berkemih
Gokturia tidak ada
0nkontinensia al!i tidak ada
0nkontinensia urin tidak ada
f. KELUHAN TAN*AN DAN KAKI
erakan kaki terganggu tidak dapat berjalan sendiri
Gyeri spontan tidak ada
Gyeri tekan tidak ada
Gyeri dalam tidak ada
Kesemutan tidak ada
erakan tangan terganggu tidak ada
angguan sendi tidak ada
>uka"luka tidak ada
angren tidak ada
=ati rasa tidak ada
>ebih kurus ada
Bedema tidak ada
Gekrosis tidak ada
Kelainan kuku tidak ada
Kelainan kulit tidak ada
23
8/13/2019 Hiperthyroid - PBL
24/41
g. KELUHAN LAIN
Tulang tidak ada
Btot tidak ada
Kel. >imfe tidak ada
Kel. Andokrin selain kel. tiroid tidak ada
>ain"lain tidak ada
I7. ANA-NESIS TA-BAHAN
=akanan Kualitas menurun
Kuantitas menurun
0ntoksikasi tidak ada
=erokok tidak ada
-lkohol tidak ada
8/13/2019 Hiperthyroid - PBL
25/41
+uhu badan 3$,*o< -nemia ada
6erat badan 3 kg 0kterus tidak ada
6=0 '3,) kg?m) Aopthalmus ada
Tidur dengan ' bantal +ianosis tidak ada
Tidur miring kiri bisa Bedema tidak ada
Tidur miring kanan bisa Keadaan kulit normal
Btot atropi -foni tidak ada
Tenang ada -fasia tidak ada
Tidak tenang tidak ada -natria tidak ada
Kejang tidak ada Tremor tidak ada
. KEADAAN PE$EDA$AN DA$AH
Tekanan ')#?* mmHg Kelainan nadi
Gadi '#$ ?menit &. Different tidak ada
0si cukup &. &aradok tidak ada
elombang teratur &. =agnus tidak ada
0rama nadi teratur &. &ar!us tidak ada
Kelainan pada arteri &. -lternan tidak ada
di lengan tidak ada
Kelainan arteri
femoralis tidak ada
Kelainan arteri
abdominalis tidak ada
>ain"lain tidak ada
25
8/13/2019 Hiperthyroid - PBL
26/41
6. KEADAAN KULIT
&enyakit kulit tidak ada &etekie tidak ada
>uka"luka tidak ada Hematom tidak ada
&igmentasi tidak ada Bedem tidak ada
-nemia tidak ada Dehidrasi tidak ada
0kterus tidak ada Alastisitas kulit normal
Dermografi tidak ada Turgor normal
d. PE$NA&ASAN
Tipe torako abdominal Kelainan pernafasan
Frekuensi )# ?menit Bligpnoe tidak ada
Teratur ada &olipnoe tidak ada
Tidak teratur tidak ada Brtopnoe tidak ada
Akspirasi normal Dispnoe tidak ada
0nspirasi normal Gafas cuping
hidup tidak ada
+tridor tidak ada &ernafasan
berbunyi tidak ada
7I. PE-E$IKSAAN KHUSUS
". KEPALA
Tenggorokan =ata
6entuk normal >etak normal
Gyeri tekan tidak ada &ergerakan G?G
>ain"lain tidak ada -nemia "?"
26
8/13/2019 Hiperthyroid - PBL
27/41
=uka 0kterus "?"
Kel. Kulit tidak ada Aopthalmus ?
Btot tidak ada :eflek cahaya ?
Tumor tidak ada &upil isokor
Bedem tidak ada Kornea G?G
Kakheksia tidak ada Kon!ergensi ?
Kel. &arotis normal Konjuncti!a G?G
Hidung Kel. >akrimalis G?G
0ngus tidak ada Tek. 0ntraokuler G?G
=eatus normal
>idah Telinga
6esar tidak ada
8/13/2019 Hiperthyroid - PBL
28/41
6esarnya normal 6endungan !ena tidak ada
erakan saat
=enelan normal Denyutan normal
P"lp"si
7N& &: ) cmH)B
Kaku kuduk tidak ada Tulang normal
Tumor tidak ada >aring normal
Kelenjar normal
Kel. Tiroid 0nspeksi terdapat pembesaran kelenjar tiroid
&alpasi teraba benjolan pada leher kanan dan kiri,
dengan ukuran '# $ cm, konsistensi kenya>, terfiksir, tidak
terdapat nyerti tekan.
-uskultasi bruit 25
6. KETIAK
Kulit ketiak normal
Tumor tidak ada
Kelenjar tidak membesar
&embuluh darah normal
d. TH$AKS
Inspe'si
Fossa supracla!icula kanan normal
8/13/2019 Hiperthyroid - PBL
29/41
+imetri thoraks simetris Kulit G?G
&ergerakan waktu bernafas G?G Spider navy tidak ada
&embuluh darah kulit G?G =amma G?G
Denyutan ictus cordis tidak tampak
P"lp"si
&ergerakan nafas simetris 0ktus cordis teraba di 0okalisasi "
Kulit normal Btot normal
>uasnya normal Tulang normal
0rama teratur =amma G?G
etaran?thriil tidak ada
Pe#'%si
&aru 7antung
6atas bawah kanan 0 D
6atas bawah kiri 0
8/13/2019 Hiperthyroid - PBL
30/41
e. ABD-EN
Inspe'si
6entuk normal Apigastrium
Btot normal Denyutan tidak ada
&usar normal Kulit normal
&embuluh darah normal
&ergerakan waktu nafas normal
A%s'%lt"si
+uara usus normal
+uara aliran dalam pembuluh darah 2"5
P"lp"si
Dinding perut normal Hati tidak teraba
Denyutan epigastrium tidak ada Kandung empedu tidak teraba
Gyeri tidak ada injal tidak teraba
Pe#'%si
+hifting dullness tidak ada
;ndulasi tidak ada
f. $E*I IN*UINAL DAN *ENITALIA
>ipatan paha tidak diperiksa
enetalia tidak diperiksa
+akrum tidak diperiksa
:ektum tidak diperiksa
30
8/13/2019 Hiperthyroid - PBL
31/41
g. KAKI DAN TAN*AN
Kulit normal +endi"sendi normal
Btot normal &embuluh darah arteri normal
Tulang normal 7ari dan telapak tangan normal
Gyeri tekan tidak ada >i!er &almaris tidak ada
Gyeri spontan tidak ada 7ari tabuh tidak ada
Bedem tidak ada Kuku sendok tidak ada
Tenaga menurun Kuku kaca arloji tidak ada
7II. PE-E$IKSAAN PENUNJAN*
". D"#" leng'"p
P"#"mete# H"sil S"t%"n$ent"ng
No#m"l$em"#'s
8B9 3:(( 143;L?- 3#,3 % '8,#"9,#
>- '#,## % 3,"8,#
>E ',9# % #,#",#
NEU 1:/ 143;
8/13/2019 Hiperthyroid - PBL
32/41
E #,#$ '#3?Q> #,#"#,9
$B9 3:0( 143; 2:4=(2:4 $end"
PLT '8 '#3?Q> '3#"##
-97 9',# Fl 9#,#"8,#
-9H ),## &g ),#"3',#
-9H9 3,*# g?dl 33,#"3,#
. Kimi" 'lini'
P"#"mete# H"sil $ent"ng no#m"l $em"#'s
S*T 2:44 11:4 @ 2:44
S*PT 3:44 11:44 @ 3(:44
BUN 1/:4 14:44 @ 23:44
9#e"tinin 1:4( 4:(4 @ 1:24
6. &%ngsi t)#oid
P"#"mete# H"sil $ent"ng no#m"l $em"#'s
&T : 4:03 @ 1:4 TinggiTSH 4:44( 4:2( @ (:44 $end"
d. EK*
32
8/13/2019 Hiperthyroid - PBL
33/41
0rama +inus 8* ?menit, -is normal, elombang & normal, &: inter!al normal,
Kompleks R:+ normal, +T"T changes 2"5.
Kesan AK Gormal
7III. DIA*NSIS KE$JA
" Hipertiroid ec +usp. ra!e/s disease dd =ultiple nodul tiroid
IC. PENATALAKSANAAN
&T; 3 )## mg
&ropanolol ) )# mg
C. $EN9ANA DIA*NSTIK
;+ Tiroid
&emeriksaan T+0
CI. $EN9ANA -NIT$IN*
Keluhan
Nital +ign
CII. P$*NSIS
Nitam dubius ad bonam
Fungsionam dubius ad malam
33
8/13/2019 Hiperthyroid - PBL
34/41
BAB I7
KUNJUN*AN LAPAN*AN
.1 Al%# K%n!%ng"n L"p"ng"n
Kunjungan dilakukan pada tanggal Desember )#'3 langsung ke tempat tinggal
pasien yang berada di lingkungan 7alan &ulau +aelus, ang 0N, Go.8-. Kami disambut
hangat oleh pasien dan keluarganya. &asien tinggal bersama dengan istri, tiga orang anak dan
saudara pasien.
34
8/13/2019 Hiperthyroid - PBL
35/41
8/13/2019 Hiperthyroid - PBL
36/41
penanganan selanjutnya sudah diketahui oleh pasien karena telah dijelaskan di rumah
sakit.
b5 Higiene perorangan pada pasien ini cukup baik, dilihat dari pengakuan istri pasien
yang mengatakan sering membersihkan rumah dan sudah diterapkan kebisaaan
mencuci tangan sebelum makan.
c5 &asien juga mengatakan bahwa ia adalah seorang !egetarian dan belum lagi
memahami cara pemasakan yang sehat.
d5 &asien mengaku menggunakan air di sumur dengan pompa dan kadang"kadang air
takungan untuk keperluan memasak dan mencuci.
e5 >ingkungan tempat tinggal pasien terletak di kawasan yang kering dan berdebu.
ambar .). +uasana Dapur &asien ambar .3. Toilet &asien
36
8/13/2019 Hiperthyroid - PBL
37/41
.3An"lisis Ke%t%"n P"sien
" Ke%t%"n fisi' iomedis
Ke6%'%p"n gii
-supan makanan sehari"hari pasien dikatakan terjamin kebersihannya karena pasien
jarang makan di luar. &asien adalah seorang !egetarian dan cenderung untuk memilih
tahu dan tempek sebagai menu makanannya. =akanan pasien biasanya terdiri dari
sepiring nasi, dua potong tahu, tempek dan seporsi sayur. +ehari"hari pasien
menyangkal mengonsumsi multi!itamin. &asien mengaku jarang minum kopi. +ejak
sakit pasien mengeluhkan nafsu makannya kurang dan kalau sempat makan hanya
sedikit. +aat dilakukan kunjungan, kondisi pasien sudah membaik dan nafsu makan
telah kembali normal, malah dikatakan kuat makan dan berat badannya bertambah.
&erhitungan kebutuhan kalori pada pasien
6erat badan ideal S 8#% 2T6cm"'##5 ' kg S 8#% $# S ( 'g
+tatus giCi S 266 aktual 66 ideal5 '##% S 2*$*5 '##% S 143>
7umlah kebutuhan kalori per hari S
o Kebutuhan kalori basal S 66 ideal 3# kalori 2laki"laki5 S * 3# S '$)#
kalori
o Kebutuhan akti!itas 2sedang5 S 3#% S 9$ kalori
7adi total kebutuhan kalori perhari untuk penderita '$)# 9$ S )'#$ kalori
Distribusi makanan
'. Karbohidrat $#% S $#% )'#$ kalori S ')$ kalori dari karbohidrat setara
dengan 31, g#"m '"#oid#"t2'#*3 kalori kalori?gram karbohidrat5.
). &rotein )#% S )#% )'#$ kalori S )' kalori dari protein setara dengan 143
g#"m p#otein2 )' kalori kalori?gram protein5.
3. >emak )#% S )#% )'#$ kalori S )' kalori dari lemak setara dengan (./
g#"m lem"'2)' kalori 8 kalori?gram lemak5.
8/13/2019 Hiperthyroid - PBL
38/41
=akan
&agi
O 3#% dari
total asupan
harian
2*)$,* kalori5
Karbohidrat 3'*,8
kal
>emak '#*,3 kal
&rotein '#*,3 kal
" Gasi putih 2' porsi5
" Tempek 2) potong5
" +usu sapi 2' gelas5
=akan
+iang
O #% dari
total asupan
harian
2 #) kalori5
Karbohidrat )',)
kal
>emak '#, kal
&rotein '#, kal
" Gasi putih 2' porsi5
" +up? sayur 2' mangkuk5
" Tahu 2) potong5
" Tempek 2) potong5
" 7eruk 2' potong5
=akan
malam
O 3#% dari
total asupan
harian
2*)$,* kalori5
Karbohidrat 3'*,8
kal
>emak '#*,3 kal
&rotein '#*,3 kal
" Gasi putih 2' gelas5
" Tahu 2' potong sedang5
"
8/13/2019 Hiperthyroid - PBL
39/41
A'ses pel")"n"n 'ese"t"n
-kses pasien terhadap pelayanan sangat dekar. 7arak dari rumah pasien ke :+
+anglah sekitar ' km dengan waktu tempuh sekitar * menit. Di sekitar lingkungan
tempat pasien tinggal juga terdapat praktek dokter umum. Tersedianya fasilitas
kesehatan di sekitar lingkungan tempat tinggal pasien sebenarnya sudah cukup baik
bagi kehidupan pasien.
Ling'%ng"n temp"t tingg"l
Tempat tinggalnya merupakan kos seluas * $meter dengan ' ruang keluarga, '
kamar mandi, ' tempat tidur, ' dapur eUn tempat parker motor. +umber air di dapat
dari sumur. Terdapat ) keran air masing"masing terletak di dapur dan kamar mandi.
7alanan ke rumah pasien merupakan jalan aspal. ang masuk ker umah pasien agak
sempit dan linkungan agak padat.
&intu
ambar .. Denah :umah &asien
39
Dapur Kamar Mandi
Kamar Tidur
U
8/13/2019 Hiperthyroid - PBL
40/41
An"lisis iopsi'ososi"l
Ling'%ng"n iologis
Di sekitar lingkungan rumah dan tempat kerja pasien dikatakan tidak ada yangmemilii keluhan yang sama. &asien mengaku pasien rajin untuk mencuci tangan
sebelum makan. Gamun pasien mengatakan selalu mencuci tangan tanpa sabun
setelah melakukan pekerjaan yang kotor atau 6-6?6-K dan sebelum memasak. Di
sekitar daerah pasien tidak ada pencemaran lingkungan. &asien menggunakan air
sumur yang ada di rumahnya untuk memasak, minum, dan =
8/13/2019 Hiperthyroid - PBL
41/41
BAB I7
KESI-PULAN
&asien datang ke 0:D &enyakit dalam :+;& +anglah dengan keluhan merasa
badannya lemas sejak ) minggu sebelum ke rumah sakit. &asien mengatakan keluhan
lemasnya tersebut tidak membaik setelah pasien beristirahat, namun dapat membaik
setelah pasien makan. &asien juga mengatakan sebelum terjadinya lemas pasien sempat
mengeluhkan nafsu makan yang menurun. &asien juga mengeluhkan pasien tidak dapat
tidur sejak ) bulan yang lalu. Keluhan lain yang dialami pasien adalah adanya benjolan
di lehernya. Tidak ada keluhan seperti sulit menelan yang dialami oleh pasien. &asien
juga mengeluh adanya penurunan berat badan yang cukup drastis dalam dua bulan
terakhir. Dilakukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan labarotorium dan didiagnosa
dengan Hipertiroid ec +usp ra!es Disease. &asien diberikan pengobatan &T; dan
&ropanolol.
Dilakukan kunjungan ke rumah pasien dan apabila ke rumah, pasien dalam
keadaan yang baik dan tidak mengeluhkan apa"apa. =enurut pasien dia merasa yang dia
sudah sembuh dan boleh berakti!itas harian seperti biasa dan juga bekerja. 6erat badan
pasien juga sudah beransur ansur naik. =asalah yang didapatkan dari kunjungan adalah
pasien masih kurang mengerti tentang penyakitnya dan kepentingan rutinitas control.
Dari segi lingkungan didapatkan rumah pasien dalam keadaan rapi dan bersih tetapi
higenitas personal masih kurang. &asien juga tidak memahami tentang pola makan dan
tentang asupan giCi yang baik.
+etelah dijelaskan, pasien lebih mengerti tentang penyakitnya dan kepentingan
lingkungan dan pola hidup yang baik maupun dari segi kebersihan dan pola makan.