Upload
nabilah-armalia-iffah
View
5
Download
2
Embed Size (px)
DESCRIPTION
test
Citation preview
IMPETIGO
Impetigo adalah pioderma superfisialis (terbatas pada epidermis). Terdapat dua bentuk
yaitu impetigo krustosa dan impetigo bulosa.
IMPETIGO BULOSA
1. Definisi
Impetigo bulosa adalah suatu bentuk impetigo dengan gejala utama lepuh-lepuh berisi
cairan kekuningan dengan dinding tegang, terkadang tampak hipopion. Disebut juga
cacar monyet, impetigo vesiko-bulosa.
2. Epidemiologi
Frekuensi jenis kelamin sama pada pria dan wanita
Terjadi pada anak dan dewasa
3. Etiologi
Impetigo disebabkan oleh Staphylococcus aureus atau Streptococcus beta hemolitikus
grup A (Streptococcus pyogenes). Staphylococcus merupakan patogen primer pada
impetigo bulosa dan ecthyma.
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya penyakit
Lebih banyak pada daerah tropis dengan udara panas
Musim panas dengan banyak debu
Kebersihan kurang
Keadaan lebih berat/lebih sering pada kurang gizi dan anemia
Lingkungan kotor dan berdebu
5. Manifestasi Klinis
Keadaan umum tidak dipengaruhi
Predileksi: ketiak, dada, punggung dan ekstremitas atas dan bawah
Efloresensi: tampak bula dengan dinding tebal dan tipis, miliar hingga
lentikular, kulit sekitar tidak menunjukkan peradangan, kadang-kadang
tampak hipopion. Jika bula pecah, tampak krusta kecoklatan yg tepinya
meluas dan tengahnya menyembuh.
6. Histopatologi
Pada epidermis: tampak vesikel subkornea berisi sel-sel radang yaitu leukosit
Pada dermis: tampak sebukan sel-sel radang ringan dan pelebaran ujung-
ujung pembuluh darah
7. Pemeriksaan
Pemeriksaan yang dapat dilakukan antara lain:
Kultur bakteri dan sensitivitas antibiotik, dapat digunakan dalam menentukan
terapi antibiotik yang sensitif untuk mengeradikasi bakteri penyebab infeksi
Pengecatan Gram, digunakan untuk melihat bakteri penyebab infeksi, apabila
ditemukan bakteri gram positif dengan bentuk coccus (bulat) dan berkelompok
dapat menunjukkan adanya Staphylococcus aureus.
Pengecatan kalium hidroksida (KOH), digunakan untuk menyingkirkan
kemungkinan infeksi jamur
Pengecatan tzank atau biakan virus, digunakan untuk menyingkirkan
kemungkinan infeksi herpes simpleks.
8. Diagnosis Banding
a. Pemfigus: biasanya bula berdinding tebal, dikelilingi oleh daerah eritematosa,
keadaan umum buruk
b. Impetigenisasi: ada gejala-gejala penyakit primer dengan gejala konstitusi
berupa demam dan malaise
c. Tinea sirsinata: jika lepuh pecah, bagian tepi masih menunjukkan adanya
lepuh, tetapi bagian tengah sembuh.
9. Tata Laksana
Menjaga kebersihan dan menghilangkan faktor-faktor predisposisi
Jika bula besar dan banya, sebaiknya dipecahkan, selanjutnya dibersihkan
dengan antiseptik (betadine) dan diberi salep antibiotik (kloramfenikol 2%
atau eritromisin 3%)
Jika ada gejala konstitusi seperti demam, sebaiknya diberi antibiotik sistemik,
misal penisilin 30-50 mg/kgBB atau antibiotik lain yang sensitif.
10. Prognosis
Dubia ad bonam
11. Pencegahan
Menjaga kebersihan: mandi teratur dengan sabun mandi, mengganti dan
menjaga kebersihan pakaian, handuk dan sprei
Konsumsi makanan gizi seimbang
PATOFISIOLOGI IMPETIGO
Infeksi kulit primer
Infeksi sekunder karena penyakit kulit primer
Lesi di kulit yg menyebar dari infeksi
di organ lain
Kondisi kulit reaktif karena infeksi bakteri
Staphylococcus aureus
Pertahanan di kulit: Lipid permukaan kulit (FFA, linopeic acid) Produk flora normal (Sphinosine, hexadeconic acid) Bacterial interference
Pertahanan gagal
Bakteri berikatan dengan sel epitel kulit
Mengeluarkan Eksfoliatin toxin
Target: Desmoglein I
Adhesi antar sel
Celah di epidermis
Bula
APC
TLR
Infiltrasi neutrofil
Aktivasi komplemen
C5a C3b
Aktivasi neutrofil Opsonisasi + fagositosis
Histamin PG LT
Permeabilitas Vasodilatasi
Cairan masuk di celah epidermis
Bula
Eritema
Bula hipopion
pecah
krusta
IMPETIGO KRUSTOSA
1. Definisi
Bentuk pioderma paling sederhana. Menyerang epidermis, gambaran yang dominan
ialah krusta yang khas, berwarna kuning kecoklatan seperti madu yang berlapis-lapis
2. Epidemiologi
Frekuensi jenis kelamin sama pada pria dan wanita
Terjadi terutama pada anak-anak
3. Etiologi
Streptococcus beta hemolitikus
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya penyakit
Lebih banyak pada daerah tropis
Musim panas atau cuaca panas dan lembap
Kebersihan kurang, higiene buruk
Keadaan lebih berat/lebih sering pada kurang gizi dan anemia
5. Manifestasi Klinis
Predileksi: terutama wajah (sekitar hidung dan mulut), tangan, leher dan
ekstremitas
Efloresensi:
o makula eritematosa miliar sampai lentikular, difus, anular, sirsinar.
o Vesikel dan bula lentikular difus.
o Pustula miliar sampai lentikular.
o Krusta kuning kecoklatan, berlapis-lapis, mudah diangkat.
6. Histopatologi
Peradangan superfisial folikel polisebasea bagian atas
Terbentuk bula atau vesikopustula subkornea yang berisi kokus serta debris
berupa leukosit dan sel epidermis
Pada lapisan dermis didapatkan reaksi peradangan ringan berupa berupa
dilatasi pembuluh darah, edema, dan infiltrasi PMN
7. Diagnosis Banding
a. Ektima: lesi lebih besar, lebih dalam dan peradangan lebih berat. Ditutupi
krusta yang keras, jika diangkat akan berdarah secara difus
b. Varisela: lesi lebih kecil, berbatas tegas, umbilikasi vesikel
8. Tata Laksana
Menjaga kebersihan kulit, mandi pakai sabun 2 kali sehari
Lepas krusta dengan mencuci dengan H2O2 dalam air, lalu beri salep antibiotik
(kloramfenikol 2% atau teramisin 3%)
Jika lesi banyak dan ada gejala konstitusi seperti demam, beri antibiotik
sistemik (penisilin, kloksasilin, atau sefalosporin)
9. Prognosis
Dubia ad bonam.
10. Komplikasi
Glomerulonefritis yg disebabkan oleh serotipe tertentu.