Upload
nitya-nurul-fadilah
View
60
Download
1
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Biokimia
Citation preview
Riko AgusnRahman
Asra Riandy Masda
Tissa Rizki Amanda
Felinda Dwi Utami
Intan Larasati Setia Utami
Riska Febriyen i
Oktavia S D Sihombing
Lovi Deliani
Fadlan
Zaki
Syahidah Razak
260110090016
260110090097
260110100049
260110100052
260110100065
260110100078
260110100152
260110100155
140510060140
140510060014
140510063004
KELOMPOK 5
Pada permukaan sel eukariot terdapat molekul karbohidrat.
Molekul karbohidrat
Jumlah karbohidrat dalam plasma membran berkisar antara 2 – 10 % dari seluruh berat membran.
Rantai polisakarida yang berikatan secara
kovalen dengan membran protein
Rantai oligosakarida yang berikatan secara kovalen dengan lipid
(glikolipid)
GLIKOSAMINOGLIKAN ?
(Mukopolisakarida) terdiri
atas sejumlah rantai
karbohidrat kompleks yang
dicirikan oleh kandungan
gula amino dan asam-asam
uronatnya.
• Jika rantai-rantai melekat pada molekul protein, senyawa disebut sebagai suatu proteoglikan.
• Glikosaminoglikan bergabung dengan unsur-unsur pembentuk struktur jaringan seperti tulang, elastin, dan kolagen.
• Sifatnya yang menahan air dalam jumlah besar dan mengisi ruang-sehingga menjadi bantalan atau pelumas struktur lain-dibantu oleh sejumlah besar gugus -OH dan muatan negatif pada molekul, yang mempertahankan agar rantai karbohidrat tetap saling terpisah.
Glicosamoglycans merupakan bagian dari matrik ekstraseluler.
Glikosaminoglikan terhubung dengan protein dengan ikatan ester (O-Linked) melalui gugus
OH dari serin dan threonine
Glikosaminoglikan (GAGs) merupakan rantai-rantai polisakarida yang tidak bercabang, yang tersusun atas unit-unit disakarida berulang dan bermuatan negatif, yang terhubung secara kovalen dengan protein untuk membentuk molekul proteoglikan.
Disebut GAGs karena 1 dari 2 gula pada disakarida yang berulang selalu merupakan gula amino (N-Acetylglucosamine / N-Acetylgalactosamine). Sedangkan gula keduanya biasanya asam uronat yaitu glukuronat atau iduronat.
GAGs bermuatan negatif karena ada gugus sulfat atau karboksil pada sebagian besar gulanya.
GLIKOSAMINOGLIKAN
N-ACETYLGLUCOSAMINE & N-
ACETYLGALACTOSAMINE
CONTOH GLIKOSAMINOGLIKAN
• Asam hialuronat• Kondroitin sulfat,
dan • Heparin
ASAM HIALURONAT
KONDROITIN SULFAT
HEPARIN
PROTEOGLIKAN ?
Molekul yang mengandung
karbohidrat yang disebut
glikosaminoglicans yang
terikat secara kovalen pada
protein. Biasanya juga
mengandung oligosakarida.
Core protein relative linier dimana karbohidrat terikat pada protein sehingga membentuk struktur seperti “sisir”.
STRUKTUR PROTEOGLIKAN
Sebanyak 200 proteoglikan berhubungan dengan molekul panjang asam hialuronat secara
nonkovalen dan membentuk agregat proteoglikan, yang berinteraksi dengan kolagen.
Tingginya kandungan air yang terikat pada glikosaminoglikan bermuatan negatif bertindak
sebagai peredam goncangan atau pegas biomekanik, hal ini penting secara fisiologis,
terutama untuk tulang sendi.
MATRIKS EKSTRA SELULER
Merupakan substansi dasar yang
berfungsi membantu sel-sel
berdekatan dan menyediakan jalan
untuk difusi nutrient dan oksigen
sel. Matriks ekstraseluler juga
merupakan jaringan yang saling
terikat dan terdiri
heteropolisakarida dan protein
fibrous.
Proteoglikan sebagai bagian dari matriks ekstraseluler dapat terbentuk saat hialuronat
yang sangat panjang dihubungkan secara kovalen dengan 100 molekul protein. Protein ini terikat secara kovalen dengan kondroitin sulfat
dan keratin sulfat.
Matriks proteoglikan penting untuk respon sel terhadap extracellular growth factors.
Contoh: Contohnya :
Fibroblast growth factor (FGF) protein ekstraseluler yang
berfungsi sebagai sinyal untuk mensimulus pembelahan sel.
KARBOHIDRAT MEMBANTU PENGELUARAN FESES
MEKANISME
Mengatur Peristaltik usus.
Adanya selulosa dalam serat
makanan mengatur
peristaltik usus
Memberi bentuk pada feses. Hemiselulosa dan
pectin mampu menyerap banyak air
dalam usus besar sehingga memberi bentuk pada sisa
makanan yang akan dikeluarkan
Serat makanan mencegah kegemukan, konstipasi, hemoloid, penyakit-penyakit divertikulosis, kanker usus besar, penyakit diabetes mellitus, dan jantung
koroner yang bekaitan dengan kadar kolesterol darah tinggi.
Makanan yang rendah serat menghasilkan feses yang keras dan kering yang susah dikeluarkan dan membutuhkan peningkatan tekanan saluran cerna yang luar biasa untuk mengeluarkannya. Makanan tinggi serat cenderung meningkatkan berat feses.
PENGARUH KARBOHIDRAT MAKANAN YANG TIDAK DICERNAKAN DI USUS
1. BERAT FESES
Konsumsi serat makanan mempunyai hubungan negatif dengan insiden penyakit jantung koroner dan batu ginjal, terutama dengan kolesterol darah. Polisakarida nonpati larut air (pektin, gum, dan sebagainya) paling berpengaruh sedangkan polisakarida nonpati yang tidak larut air hanya mempunyai pengaruh kecil terhadap kadar kolesterol. Penurunan ini terutama terlihat pada fraksi LDL (low Density Lipoprotein) yang disertai dengan penurunan kandungan kolesterol dalam hati dan lain jaringan
Pengaruh ini dikaitkan dengan metabolisme asam empedu. Asam empedu dan steorid netral disintesis dalam hati dari kolesterol, disekresi ke dalam empedu dan biasanya kembali ke hati melalui reabsorpsi dalam usus halus (siklus entero hepatik).
2. METABOLISME KOLESTEROL
Waktu transit makanan setelah ditelan adalah waktu yang dipelrukan makanan untyuk melalui mulut sampai ke anus. Waktu transit dalam kolon biasanya kurang lebih sepuluh kali lebih lama daripada waktu transit dari mulut ke awal kolon dan merupakan tahap utama yang mempengaruhi seluruh waktu transit makanan. Waktu transit dari mulut ke bagian awal usus besar dipengaruhi oleh pengosongan lambung dan transit dalam usus halus.
3. WAKTU TRANSIT
Hubungan antara kolon dengan kekurangan serat makanan diduga karena terjadinya perubahan pada susunan mikroorganisme dalam saluran cerna. Mikroorganisme yang terbentuk menguntungkan pembentukan karsinogen yang berpengaruh terhadap terjadinya kanker. Mikroorganisme ini juga diduga mencegah atau membatasi pemecahan karsinogen yang terjadi secara normal bila serat makanan lebih tinggi.
4. PERUBAHAN SUSUNAN MIKROORGANISME
•Melindacare. 2012. Manfaat Karbohidrat Bagi Tubuh. Available online at http://www.melindahospital.com/modul/user/detail_artikel.php?id 1768_Manfaat-Karbohidrat-Bagi-Tubuh- [diakses pada 14 November 2012]•Safiu,R. 2011. Fungsi Karbohidrat (Dasar-Dasar Ilmu Gizi). Available online at http://id.shvoong.com/medicine-and-health/epidemiology-public-health/2162792-fungsi-karbohidrat-dasar-dasar-ilmu/ [diakses pada 14 November 2012]
DAFTAR PUSTAKA
TERIMA KASIH
^.^
1. Gula yang dapat membentuk proteoglikan?Jawab: Gula yang membentuk proteoglikan adalah gula-
gula disakarida yang berulang yaitu glikosaminoglikans (GAGs). Penyusun GAGs yaitu: 2 gula.
Gula pertama (gula amino): N-Acetylglucosamine dan N-Acetylgalactosamine
Gula kedua: biasanya asam uronat yaitu glukuronat dan iduronat.
PERTANYAAN DAN JAWABAN
2. Fungsi karbohidrat sebagai antidiare dengan pembantu pengeluaran feses apakah berlawanan?
Jawab:
Fungsi karbohidrat sebagai antidiare dengan pembantu pengeluaran feses sama sekali tidak berlawanan. Fungsi karbohidrat bekerja sendiri-sendiri. Kedua fungsi ini akan bekerja berdasarkan kebutuhan tubuh. Saat tubuh membutuhkan antidiare, maka karbohidrat akan bekerja sebagai antidiare.begitu juga halnya dengan fungsi yang satunya lagi. Lagipula, jenis karbohidrat untuk masing-masing fungsi tersebut juga berbeda. Untuk antidiare, jenis karbohidratnya adalah pektin Sedangkan untuk pembantu pengeluaran feses, jenisnya adalah selulosa yang terdapat pada serat makanan.
3. Apa perbedaan fungsi karbohidrat sebagai pemberi bentuk feses dan sebagai pengatur peristaltik usus?
Jawab: kedua fungsi tersebut berjalan bersamaan, yaitu sebagai pembantu dalam pengeluaran feses. Jadi tidak ada bedanya. Selulosa dalam serat makanan akan memberi bentuk feses dengan cara menambah massa feses sehingga menjadi lebih besar. Feses tersebut tidak saja menjadi lebih besar dan berisi tetapi menjadi lebih basah. Feses yang tidak kering akan mempermudah gerakan peristaltik usus. Sehingga feses dapat lebih mudah untuk dikeluarkan. Dengan kata lain, karbohidrat dapat mengatur gerakan peristaltik usus.