Upload
kartini-syamsuddin
View
299
Download
13
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Gizi makro
Citation preview
TUGAS MAKALAHGIZI KERJA
ZAT ZAT GIZI YANG DIBUTUHKAN PEKERJA (KARBOHIDRAT)
DISUSUN OLEH:KELOMPOK 1
1. FATIMAH KAUTSAR K211102982. IKA APRILIANTI K211102813. ALIFAH KURNIATI K21109101
PROGRAM STUDI ILMU GIZIFAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS HASANUDDINMAKASSAR
2012
BAB IPENDAHULUAN
I.1 LATAR BELAKANG
Gizi merupakan salah satu penentu kualitas sumber daya manusia. Kekurangan gizi
dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan fisik dan perkembangan kecerdasan terganggu,
menurunnya produktifitas kerja dan daya tahan tubuh yang berakibat meningkatnya angka
kesakitan dan kematian. Kecukupan gizi sangat diperlukan oleh setiap individu sejak janin
masih didalam kandungan, bayi, anak–anak, masa remaja, dewasa sampai usia lanjut (Depkes
RI, 2001).
Tema sentral pembangunan nasional dalam GBHN adalah peningkatan kualitas
sumber daya manusia ke arah peningkatan kecerdasan dan produktivitas kerja. Salah satu
upaya yang mempunyai dampak cukup penting terhadap peningkatan kualitas sumber daya
manusia adalah upaya peningkatan status gizi masyarakat. Status gizi masyarakat merupakan
salah satu faktor yang menentukan kualitas hidup dan produktivitas kerja. Status gizi adalah
keadaan tubuh seseorang atau sekelompok orang sebagai akibat dari konsumsi, penyerapan
dan penggunaan zat-zat gizi dari makanan dalam jangka waktu yang lama (Supariasa et al.
2001).
Status gizi baik merupakan perwujudan dan terpenuhinya konsumsi pangan sesuai
dengan anjuran kecukupan zat gizi makro (karbohidrat, protein dan lemak) maupun zat gizi
mikro (vitamin dan mineral). Akhir-akhir ini masalah gizi makro mulai bergeser pada
masalah gizi mikro, yaitu karena kekurangan konsumsi pangan sumber vitamin dan mineral.
Menurut Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi VI 1998 disebutkan bahwa masalah gizi
mikro terjadi disebabkan karena distribusi sayuran terhadap konsumsi zat gizi, khususnya
vitamin dan mineral ternyata sangat rendah (WKNPG, 1998).
Adanya perbaikan terhadap status gizi akan membawa dampak terhadap peningkatan
produktivitas kerja. Salah satu upaya untuk memperbaiki status gizi adalah dengan
memperbaiki konsumsi pangan. Konsumsi pangan adalah jumlah pangan (tunggal atau
beragam) yang dimakan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan tujuan tertentu dalam
aspek gizi, seperti tujuan untuk memperoleh sejumlah zat gizi yang diperlukan oleh tubuh
(Hardinsyah dan Martianto 1989).
Konsumsi pangan yang bernilai gizi baik akan dapat menunjang dalam melakukan
aktivitas sehari-hari, mendukung produktivitas kerja yang baik dan mempertahankan
ketahanan tubuh. Seorang pekerja membutuhkan asupan zat gizi yang baik agar dapat
menghasilkan produktivitas kerja yang tinggi, begitu pula pekerja yang mengeluarkan banyak
tenaga dalam melakukan pekerjaan sehari-hari, konsumsi pangan sangat perlu diperhatikan
terutama pangan sumber energi yaitu pangan-pangan sumber protein, lemak dan karbohidrat.
Energi digunakan oleh tubuh untuk menghasilkan tenaga. Energi dibutuhkan oleh manusia
untuk mempertahankan hidup, menunjang pertumbuhan dan melakukan aktivitas fisik
(Almatsier 2003). Oleh karena itu, energi atau biasa disebut kalori menjadi sumber tenaga
utama bagi pekerja dalam melakukan pekerjaan.
I.2 RUMUSAN MASALAH
1. Zat apa saja yang dibutuhkan bagi seorang pekerja?
2. Makanan-makanan apa saja yang dapat menjadi karbohidrat?
BAB II
PEMBAHASAN
Gizi merupakan salah satu faktor penting yang menentukan tingkat kesehatan dan
kesejahteraan manusia. Gizi seseorang dikatakan baik apabila terdapat keseimbangan dan
keserasian antara perkembangan fisik dan perkembangan mental orang tersebut. Terdapat
hubungan antara status gizi dengan konsumsi makanan. Tingkat status gizi optimal akan
tercapai apabila kebutuhan gizi optimal terpenuhi (Wiryo, 2002).
Gizi sangat dibutuhkan oleh setiap orang, salah satunya untuk pekerja. Pekerja
memerlukan zat-zat gizi sesuai dengan jenis pekerjaannya. Zat-zat gizi yang berasal dari
makanan sehari-hari berfungsi sebagai zat tenaga, zat pembangun, dan zat pengatur.
Kebutuhan akan zat-zat gizi tergantung dari usia, jenis kelamin, ukuran tubuh, dan jenis
aktivitas. Gizi pada pekerja ditujukan untuk kesehatan pekerja agar mampu bekerja secara
optimal. Zat gizi utama yang paling dibutuhkan oleh pekerja adalah karbohidrat sebagai
sumber energi untuk kerja otot. Selain karbohidrat, pekerja tetap memerlukan protein untuk
memelihara fungsi tubuh dan sebagai sumber energi (Djunaedi, 2001).
Salah satu faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja seseorang adalah keadaan
gizi. Status gizi yang baik merupakan pemicu peningkatan produktivitas kerja. Masalah
kecukupan pangan dan gizi mutlak diperlukan untuk memperbaiki status gizi guna
peningkatan produktivitas kerja. Energi dan zat besi merupakan zat gizi yang berkontribusi
penting dalam menunjang produktivitas tenaga kerja, yakni sebagai sumber tenaga utama.
Seorang tenaga kerja sangat membutuhkan sumber tenaga untuk melakukan pekerjannya dan
sumber tenaga atau energi ini dapat diperoleh dari pangan-pangan sumber protein, lemak dan
karbohidrat. Tenaga kerja yang konsumsi energi dan cadangan energinya rendah akan
menurunkan semangat kerja yang selanjutnya berpengaruh terhadap hasil kerja atau
produktivitas kerja.
Sementara itu, zat besi dalam metabolisme tubuh terutama berperan pada proses
penalaran serta daya konsentrasinya sangat vital terhadap kesehatan dan keselamatan kerja.
Defisiensi zat besi dapat berakibat menurunkan produktivitas dan kapasitas fisik saat bekerja,
selain itu juga menurunkan daya tahan tubuh terhadap penyakit. Konsumsi pangan
selanjutnya akan berpengaruh terhadap status gizi. Status gizi juga menjadi faktor yang
penting terkait pengaruhnya terhadap produktivitas kerja. Perbaikan status gizi akan
membawa kepada peningkatan produktivitas kerja.
Jumlah angkatan kerja di Indonesia terus meningkat. Saat ini mencapai 113,74 juta
jiwa dan yang bekerja mencapai 104,49 juta jiwa (BPS, 2009). Pemenuhan kecukupan gizi
pekerja selama bekerja merupakan salah satu bentuk penerapan syarat keselamatan, dan
kesehatan kerja sebagai bagian dari upaya meningkatkan derajat kesehatan pekerja. Gizi
merupakan salah satu aspek kesehatan kerja yang memiliki peran penting dalam peningkatan
produktivitas kerja. Hal ini perlu menjadi perhatian semua pihak, terutama pengelola tempat
kerja mengingat para pekerja umumnya menghabiskan waktu sekitar 8 jam setiap harinya di
tempat kerja.
Rendahnya produktivitas kerja dianggap akibat kurangnya motivasi kerja, tanpa
menyadari faktor lainnya seperti gizi pekerja. Perbaikan dan peningkatan gizi mempunyai
makna yang sangat penting dalam upaya mencegah morbiditas, menurunkan angka absensi
serta meningkatkan produktivitas kerja.
Berat ringannya beban kerja seseorang ditentukan oleh lamanya waktu melakukan
pekerjaan dan jenis pekerjaan itu sendiri. Semakin berat beban kerja, sebaiknya semakin
pendek waktu kerjanya agar terhindar dari kelelahan dan gangguan fisiologis yang berarti
atau sebaliknya.
Pengelompokan aktivitas atau beban kerja (ringan, sedang dan berat) berdasarkan
proporsi waktu kerja dapat dilihat pada tabel berikut:
(Sumber : Prosiding WNPG VIII, 2004)
Penilaian status gizi pekerja perlu dilakukan, karena dengan mengetahui status gizi
pekerja dapat ditentukan kebutuhan gizi yang sesuai serta pemberian intervensi gizi bila
diperlukan. Penilaian status gizi dilakukan melalui beberapa cara antara lain : pemeriksaan
biokimia, pemeriksaan klinis, pemeriksaan biofisik dan antropometri.
Kebutuhan Gizi
Kebutuhan gizi terutama energi dipengaruhi oleh : Usia, Ukuran tubuh, dan Jenis
kelamin. Faktor lain penentu kebutuhan gizi yaitu: Jenis pekerjaan atau aktivitas yang
dilakukan sehari-hari, Keadaan fisiologis, Keadaan khusus; seperti pada pemulihan kesehatan
dan anemia, Keadaan lingkungan kerja. Faktor-faktor tersebut di atas harus menjadi dasar
dalam perhitungan besarnya energi, komposisi zat gizi dan menu untuk konsumsi pekerja.
Tabel 2. Kebutuhan Gizi Per Hari bagi Pekerja Menurut Umur, Jenis Kelamin dan Aktivitas
Fisik*
(Sumber : berdasarkan AKG 2004)
Kecukupan Gizi menurut Kondisi Khusus Pekerja
Skema Kondisi Khusus Pekerja
Kondisi fisiologis
Selama Kehamilan : untuk perkembangan janin, pekerja perempuan yang hamil
membutuhkan tambahan energi dan zat gizi lainnya seperti zat besi dan asam folat.
Perempuan yang berstatus gizi baik dengan tingkat aktivitas ringan-sedang membutuhkan
kalori ekstra 180 kkal/hari pada trimester 1, sedangkan pada trimester 2 dan 3 dibutuhkan
tambahan 300 kkal/ hari.
Selama Menyusui: untuk produksi ASI, pekerja perempuan yg hamil membutuhkan
tambahan energi dan zat gizi lainnya. Selama enam bulan pertama, seorang ibu menyusui
membutuhkan energi tambahan 500 kkal/ hari dan 550 kkal/hari pada 6 bulan berikutnya.
Kondisi tertentu
Anemia Besi: untuk pekerja anemia gizi besi diberikan suplemen tablet besi dengan dosis 60
mg 2 kali seminggu sampai anemia teratasi. Selain itu, pekerja dianjurkan mengkonsumsi
makanan bergizi seimbang yang kaya zat besi seperti hati, daging, ikan, ayam, telur dan
sayuran hijau. Khusus bagi pekerja perempuan, untuk mencegah anemia dianjurkan
pemberian tablet besi dengan dosis 60 mg per minggu selama 16 minggu setiap tahun.
Selama masa haid diberikan 60 mg zat besi tiap hari.
Kelebihan Berat Badan: perlu melakukan perencanaan makan atau diet rendah kalori
seimbang. Pengaturan pola makan sehat dilakukan dengan mengurangi asupan lemak dan
mencukupi komposisi bahan makanan dengan metode gizi seimbang, yaitu cukup sumber
karbohidrat, protein dan lemak serta cukup vitamin dan mineral. Porsi kalori terbesar
diusahakan dikonsumsi pagi dan siang hari. Konsumsi sayuran dan buah perlu diperbanyak
karena buah banyak mengandung serat dan vitamin, namun sedikit kandungan kalorinya.
Makanan selingan sebaiknya diberikan berupa buah-buahan. Susu yang dikonsumsi
sebaiknya adalah susu rendah lemak. Olahraga secara teratur dan rutin perlu dilakukan. Olah
raga apapun baik namun jenis yang disarankan adalah olahraga aerobik karena dapat
membakar kalori lebih banyak. Sebaiknya olahraga dilakukan 4-5 kali seminggu selama 20-
30 menit karena dengan durasi tersebut pembakaran kalori baru dapat terjadi.
Kondisi di tempat kerja
Lembur dan Shift Kerja : Bagi pekerja yang lembur selama 3 (tiga) jam atau lebih
diberikan makanan dan minuman tambahan, berupa makanan selingan yang padat gizi. Hal
ini juga berlaku bagi mereka yang menjalani shift kerja malam, termasuk pekerja perempuan
yang bekerja antara pukul 23.00-07.00.
Risiko Lingkungan Kerja
Beberapa faktor risiko lingkungan kerja yang menunjukkan pengaruh terhadap gizi kerja
adalah:
1. Suhu: tempat kerja dengan suhu tinggi akan terjadi penguapan yang tinggi sehingga
pekerja mengeluarkan banyak keringat. Karenanya perlu diperhatikan kebutuhan air
dan mineral sebagai pengganti cairan yang keluar dari tubuh. Untuk mencegah
dehidrasi disarankan untuk minum air, konsumsi sayur dan buah.
2. Pengaruh bahan kimia: Bahan-bahan kimia tertentu dapat menyebabkan keracunan
kronis, akibatnya: menurunnya nafsu makan, terganggunya metabolisme tubuh dan
gangguan fungsi alat pencernaan sehingga menurunkan berat badan. Oleh karena itu
dibutuhkan tambahan zat gizi. Hal ini juga terjadi pada para pekerja yang mengalami
gangguan psikologis.
3. Bahan radiasi mengganggu metabolisme sel sehingga diperlukan tambahan protein
dan antioksidan untuk regenerasi sel.
4. Parasit dan mikroorganisme: Pekerja di daerah pertanian dan pertambangan sering
terserang kecacingan yang dapat mengganggu fungsi alat pencernaan dan kehilangan
zat-zat gizi sehingga dibutuhkan tambahan zat gizi.
Standar Penyediaan Makanan Bagi Pekerja
Setelah mengetahui kebutuhan energi (kalori), perlu dipikirkan cara memenuhi kebutuhan
tersebut dalam menu pekerja sehari-hari. Karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral,
serta zat-zat lain dalam tubuh perlu diperhatikan proporsinya agar seimbang (WNPG VIII,
2004), yaitu : Karbohidrat (50-65% dari total energi), Protein (10-20% dari total energi),
Lemak (20-30% dari total energi).
Kebutuhan energi diterjemahkan ke dalam porsi bahan makanan menggunakan daftar
bahan makanan penukar. Pemberian makanan utama di tempat kerja dilakukan saat istirahat
(4-5 jam setelah kerja) diselingi pemberian kudapan (makanan selingan).Berikut adalah
standar porsi makanan bagi pekerja menurut usia dan kategori aktivitas fisik:
Standar porsi makanan pekerja laki-laki dan perempuan selama bekerja (8 jam)
*Jumlah minimum kebutuhan air minum
MAKANAN SUMBER KARBOHIDRAT
Defenisi
Secara umum definisi karbohidrat adalah senyawa organik yang mengandung atom
Karbon, Hidrogen dan Oksigen, dan pada umumnya unsur Hidrogen clan oksigen dalam
komposisi menghasilkan H2O. Di dalam tubuh karbohidrat dapat dibentuk dari beberapa
asam amino dan sebagian dari gliserol lemak. Akan tetapi sebagian besar karbohidrat
diperoleh dari bahan makanan yang dikonsumsi sehari-hari, terutama sumber bahan makan
yang berasal dari tumbuh-tumbuhan.
Karbohidrat atau Hidrat Arang adalah suatu zat gizi yang fungsi utamanya sebagai
penghasil enersi, dimana setiap gramnya menghasilkan 4 kalori. Walaupun lemak
menghasilkan enersi lebih besar, namun karbohidrat lebih banyak di konsumsi sehari-hari
sebagai bahan makanan pokok, terutama pada negara sedang berkembang. Di negara sedang
berkembang karbohidrat dikonsumsi sekitar 70-80% dari total kalori, bahkan pada daerah-
daerah miskin bisa mencapai 90%. Sedangkan pada negara maju karbohidrat dikonsumsi
hanya sekitar 40-60%. Hal ini disebabkan sumber bahan makanan yang mengandung
karbohidrat lebih murah harganya dibandingkan sumber bahan makanan kaya lemak maupun
protein.
Sumber karbohidrat nabati dalam glikogen bentuk glikogen, hanya dijumpai pada otot
dan hati dan karbohidrat dalam bentuk laktosa hanya dijumpai di dalam susu. Pada tumbuh-
tumbuhan, karbohidrat di bentuk dari basil reaksi CO2 dan H2O melalui proses foto sintese di
dalam sel-sel tumbuh-tumbuhan yang mengandung hijau daun (klorofil). Matahari
merupakan sumber dari seluruh kehidupan, tanpa matahari tanda-tanda dari kehidupan tidak
akan dijumpai.
Karbohidrat menyediakan kebutuhan dasar yang diperlukan tubuh makhluk hidup.
Monosakarida, khususnya glukosa, merupakan nutrien utama sel. Selain sebagai sumber
energi, karbohidrat juga berfungsi untuk menjaga keseimbangan asam basa di dalam tubuh,
berperan penting dalam proses metabolisme dalam tubuh, dan pembentuk struktur sel dengan
mengikat protein dan lemak.
Sumber karbohidrat adalah padi-padian (gandum dan beras) atau serealia, umbi-
umbian (kentang, singkong, ubi jalar), jagung, kacang-kacang kering, dan gula. Hasil olahan
dari sumber karbohidrat adalah mie. bihun, roti, tepung-tepungan, selai, sirup, dan
sebagainya. Sebagian besar sayur dan buah tidak banyak mengandung karbohidrat. Sayur
umbi-umbian, seperti wortel dan kacang-kacangan relatif lebih banyak mengandung
karbohidrat daripada sayuran. Bahan makanan hewani seperti daging, ayam, ikan, telur, dan
susu sedikit sekali mengandung karbohidrat. Sumber karbohidrat yang banyak dimakan
sebagai makanan pokok di Indonesia adalah beras, jagung, ubi, singkong, talas, dan sagu.
Karbohidrat sendiri dapat dibedakan menjadi karbohidrat sederhana dan karbohidrat
kompleks. Dengan mengkonsumsi karbohidrat kompleks, hasilnya Anda akan merasa
kenyang lebih lambat karena proses pemecahan glukosa lebih lambat. Karbohidrat kompleks
ditandai dengan rendahnya angka GI (glycaemic index). Semakin rendah indeks glikemia
berarti semakin kompleks karbohidrat tersebut.Yang termasuk dalam kategori GI rendah
adalah karbohidrat dari pasta, jagung, singkong rebus, dan oat. Pada tingkat sedang ada ubi,
kentang panggang dengan kulit, beras merah. GI tinggi ada pada nasi putih dan kentang
panggang tanpa kulit.
Pencemaan karbohidrat
Pencemaan karbohidrat sudah dimulai sejak makanan masuk ke dalam mulut;
makanan dikunyah agar dipecah menjadi bagian-bagian kecil, sehingga jumlah permukaan
makanan lebih luas kontak dengan enzim-enzim pencemaan.
Di dalam mulut makanan bercampur dengan air ludah yang mengandung enzim
amilase (ptyalin). Enzim amilase bekerja memecah karbohidrat rantai panjang seperti amilum
dan dekstrin, akan diurai menjadi molekul yang lebih sederhana
maltosa. Sedangkan air ludah berguna untuk melicinkan makanan agar lebih mudah ditelan.
Hanya sebagian kecil amilum yang dapat dicema di dalam mulut, oleh karena makanan
sebentar saja berada di dalam rongga mulut. Oleh karena itu sebaiknya makanan dikunyah
lebih lama, agar memberi kesempatan lebih banyak pemecahan amilum di rongga mulut.
Dengan proses mekanik, makanan ditelan melalui kerongkongan dan selanjutnya akan
memasuki lambung.
Pencernaan dalam lambung
Proses pemecahan amilum diteruskan di dalam lambung, selama makanan belum
bereaksi dengan asam lambung.
Pencernaan dalam usus
Di usus halus, maltosa, sukrosa dan laktosa yang berasal dari makanan maupun dari
hasil penguraian karbohidrat karbohidrat kompleks akan diubah menjadi mono sakarida
dengan bantuan enzim-enzim yang terdapat di usus halus.
maltase --- maltosa 2 (dua) molekul glukosa
laktase ---- laktosa galaktosa dan glukosa
sukrase --- sukrosa fruktosa dan glukosa
Absorbsi
Semua jenis karbohidrat diserap dalam bentuk monosakarida, proses penyerapan ini
terjadi di usus halus. Glukosa dan galaktosa memasuki aliran darah dengan jalan transfer
aktif, sedangkan fruktosa dengan jalan difusi. Para ahli sepakat bahwa karbohidrat hanya
dapat diserap dalam bentuk disakarida. Hal ini dibuktikan dengan dijumpainya maltosa,
sukrosa dan laktosa dalam urine apabila mengkonsumsi gula dalam jumlah banyak. Akhimya
berbagai jenis karbohidrat diubah menjadi glukosa sebelum diikut sertakan dalam proses
metabolisme.
Berdasarkan urutan, yang paling cepat di absorpsi adalah galaktosa, glukosa dan
terakhir fruktosa.
Metabolisme
Setelah melalui dinding usus halus, glukosa akan menuju ke hepar melalui vena
portae. Sebahagian karbohidrat ini diikat di dalam hati dan disimpan sebagai glikogen,
sehingga kadar gula darah dapat dipertahankan dalam batas-batas normal (80-120 mg%).
Karbohidrat yang terdapat dalam darah, praktis dalam bentuk glukosa, oleh karena
fruktosa dan galaktosa akan diubah terlebih dahulu sebelum memasuki pembuluh darah.
Apabila jumlah karbohidrat yang dimakan melebihi kebutuhan tubuh, sebagian besar
(2/3) akan disimpan di dalam otot dan selebihnya di dalam hati sebagai glikogen. Kapasitas
pembentukan glikogen ini sangat terbatas (maksimum 350 gram), dan jika penimbunan dalam
bentuk glikogen ini telah mencapai batasnya, kelebihan karbohidrat akan diubah menjadi
lemak dan disimpan di jaringan lemak. Bila tubuh memerlukan kembali enersi tersebut,
simpanan glikogen akan dipergunakan terlebih dahulu, disusul oleh mobilisasi lemak. Jika
dihitung dalam jumlah kalori, simpanan enersi dalam bentuk lemak jauh melebihi jumlah
simpanan dalam bentuk glikogen.
Sel-sel tubuh yang sangat aktif dan memerlukan banyak enersi, mendapatkan enersi
dari basil pembakaran glukosa yang di ambil dari aliran darah. Kadar gula darah akan diisi
kembali dari cadangan glikogen yang ada di dalam hati. Kalau enersi yang diperlukan lebih
banyak lagi, timbunan lemak dari jaringan lemak mulai dipergunakan. Dalam jaringan lemak
diubah ke dalam zat antara yang dialirkan ke hati.
Fungsi karbohidrat
Karbohidrat mempunyai peranan penting dalam menentukan karakteristik bahan
makanan, seperti rasa, warna dan tekstur.
Fungsi karbohidrat di dalam tubuh adalah:
1. Fungsi utamanya sebagai sumber enersi (1 gram karbohidrat menghasilkan 4 kalori) bagi
kebutuhan sel-sel jaringan tubuh. Sebagian dari karbohidrat diubah langsung menjadi
enersi untuk aktifitas tubuh, clan sebagian lagi disimpan dalam bentuk glikogen di hati
dan di otot. Ada beberapa jaringan tubuh seperti sistem syaraf dan eritrosit, hanya dapat
menggunakan enersi yang berasal dari karbohidrat saja.
2. Melindungi protein agar tidak dibakar sebagai penghasil enersi.
Kebutuhan tubuh akan enersi merupakan prioritas pertama; bila karbohidrat yang di
konsumsi tidak mencukupi untuk kebutuhan enersi tubuh dan jika tidak cukup terdapat
lemak di dalam makanan atau cadangan lemak yang disimpan di dalam tubuh, maka
protein akan menggantikan fungsi karbohidrat sebagai penghasil enersi. Dengan demikian
protein akan meninggalkan fungsi utamanya sebagai zat pembangun. Apabila keadaan ini
berlangsung terus menerus, maka keadaan kekurangan enersi dan protein (KEP) tidak
dapat dihindari lagi.
3. Membantu metabolisme lemak dan protein dengan demikian dapat mencegah terjadinya
ketosis dan pemecahan protein yang berlebihan.
4. Di dalam hepar berfungsi untuk detoksifikasi zat-zat toksik tertentu.
5. Beberapa jenis karbohidrat mempunyai fungsi khusus di dalam tubuh. Laktosa rnisalnya
berfungsi membantu penyerapan kalsium. Ribosa merupakan merupakan komponen yang
penting dalam asam nukleat.
6. Selain itu beberapa golongan karbohidrat yang tidak dapat dicerna, mengandung serat
(dietary fiber) berguna untuk pencernaan, memperlancar defekasi.
BAB III
PENUTUP
III.1 KESIMPULAN
1. Gizi sangat dibutuhkan oleh setiap orang, salah satunya untuk pekerja. Pekerja
memerlukan zat-zat gizi sesuai dengan jenis pekerjaannya. Zat-zat gizi yang
berasal dari makanan sehari-hari berfungsi sebagai zat tenaga, zat pembangun, dan
zat pengatur. Kebutuhan akan zat-zat gizi tergantung dari usia, jenis kelamin,
ukuran tubuh, dan jenis aktivitas.
2. Sumber karbohidrat adalah padi-padian (gandum dan beras) atau serealia, umbi-
umbian (kentang, singkong, ubi jalar), jagung, kacang-kacang kering, dan gula.
Hasil olahan dari sumber karbohidrat adalah mie. bihun, roti, tepung-tepungan,
selai, sirup, dan sebagainya. Bahan makanan hewani seperti daging, ayam, ikan,
telur, dan susu sedikit sekali mengandung karbohidrat. Sumber karbohidrat yang
banyak dimakan sebagai makanan pokok di Indonesia adalah beras, jagung, ubi,
singkong, talas, dan sagu.
DAFTAR PUSTAKA
Suyatno. Gizi Daur Hidup. Bandung: FKM Universitas Padjajaran.
Almatsier, Sunita.2010. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama.
Khairina, Desy. 2008. Faktor-faktor yang berhubungan dengan status gizi berdasarkan Indeks Massa Tubuh pada Pembantu Rumah Tangga (PRT) Wanita di Perumahan Duta Indah Bekasi. Jakarta: FKM Universitas Indonesia.
Ari Agung, I Gusti Ayu. Pengaruh Perbaikan Gizi Kesehatan Terhadap Produktifitas Kerja. Fakultas MIPA Universitas Hindu Indonesia.
Hutagalung, Halomoan. 2004. Karbohidrat. Universitas Sumatera Utara: Medan.
http://www.gizikia.depkes.go.id/archives/747 (diakses pada tanggal 17 September
2012)
http://www.kesehatan123.com/2864/makanan-yang-mengandung-karbohidrat/
(diakses pada tanggal 17 September 2012)
http://kumpulan.info/sehat/artikel-kesehatan/48-artikel-kesehatan/386-makanan-
karbohidrat.html (diakses pada tanggal 17 September 2012)