12
1 Berita Puslitbangtan 47 Mei 2011 Kesiapan Teknologi Padi Menghadapi Perubahan Iklim BB Padi terus berupaya menghasilkan inovasi teknologi yang diharapkan mampu menjawab tantangan yang dihadapi petani padi dalam berproduksi, termasuk dampak perubahan iklim yang kini menjadi ancaman bagi keberlanjutan swasembada pangan. Inovasi teknologi itu digelar dalam Open House BB Padi di Sukamandi Jawa Barat, yang dihadiri oleh ribuan pengunjung. Menteri Pertanian RI, Dr Suswono, MM (kedua dari kiri) yang didampingi oleh Kepala Badan Litbang Pertanian Dr Haryono (kanan) dan Dirjen Tanaman Pangan Ir. Udhoro Kasih Anggoro, MM (kiri) melakukan panen varietas Inpari 13 di Sukamandi, Jawa Barat, 23 Februari 2011. T antangan yang dihadapi dalam peningkatan produksi pangan nasional makin berat. Sementara konversi lahan untuk nonpertanian belum dapat dibendung sepenuhnya dan degradasi lahan masih mewarnai sebagian areal pertanian, dampak perubahan iklim kini juga menjadi ancaman bagi upaya peningkatan produksi padi. Karena itu, untuk mencapai target produksi padi menjadi 70,6 juta ton pada tahun 2011 diperlu- kan kerja keras dari semua pihak. Komitmen pemerintah untuk senantiasa berswasembada beras tentu perlu didukung oleh semua lapisan masyarakat karena sebagian besar penduduk mengandalkan beras sebagai makanan pokok. Selain itu, sumber perekonomian rumah tangga petani di pedesaan juga masih bertumpu pada usahatani padi. Nomor 47 Mei 2011

Kesiapan Teknologi Padi Menghadapi Perubahan Iklim

  • Upload
    vantruc

  • View
    233

  • Download
    3

Embed Size (px)

Citation preview

1Berita Puslitbangtan 47 • Mei 2011

Kesiapan Teknologi PadiMenghadapi Perubahan IklimBB Padi terus berupaya menghasilkan inovasi teknologi yang diharapkan mampu menjawabtantangan yang dihadapi petani padi dalam berproduksi, termasuk dampak perubahan iklim yangkini menjadi ancaman bagi keberlanjutan swasembada pangan. Inovasi teknologi itu digelar dalamOpen House BB Padi di Sukamandi Jawa Barat, yang dihadiri oleh ribuan pengunjung.

Menteri Pertanian RI, Dr Suswono, MM (kedua dari kiri) yang didampingi oleh Kepala BadanLitbang Pertanian Dr Haryono (kanan) dan Dirjen Tanaman Pangan Ir. Udhoro Kasih Anggoro, MM(kiri) melakukan panen varietas Inpari 13 di Sukamandi, Jawa Barat, 23 Februari 2011.

Tantangan yang dihadapi dalampeningkatan produksi pangannasional makin berat. Sementara

konversi lahan untuk nonpertanianbelum dapat dibendung sepenuhnyadan degradasi lahan masih mewarnaisebagian areal pertanian, dampakperubahan iklim kini juga menjadiancaman bagi upaya peningkatanproduksi padi. Karena itu, untukmencapai target produksi padi menjadi70,6 juta ton pada tahun 2011 diperlu-kan kerja keras dari semua pihak.

Komitmen pemerintah untuksenantiasa berswasembada beras tentuperlu didukung oleh semua lapisanmasyarakat karena sebagian besarpenduduk mengandalkan berassebagai makanan pokok. Selain itu,sumber perekonomian rumah tanggapetani di pedesaan juga masihbertumpu pada usahatani padi.

Nomor 47 Mei 2011

2 Berita Puslitbangtan 47 • Mei 2011

Penanggungjawab: Kepala Puslitbang Tanaman Pangan, Dr Hasil SembiringDewan Redaksi: Hermanto, Husni Kasim, Unang Gunara KartasasmitaTata Letak: Edi HikmatAlamat: Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan, Jalan Merdeka 147, Bogor, 16111Telp. (0251) 8334089, 8311432, Faks. (0251) 8312755; E-mail: [email protected]

ISSN 0852-6230

TEKNOLOGI PADI

Dalam suatu pertemuan internal diBogor, Kepala Pusat Penelitian danPengembangan Tanaman Pangan(Puslitbangtan), Dr Hasil Sembiring,mengisyaratkan kepada jajarannyauntuk bekerja lebih keras dan siap men-dukung upaya peningkatan produksipadi sebagaimana yang dipersyaratkanMenteri Pertanian, meskipun akanmenghadapi banyak tantangan.

Dalam beberapa tahun terakhir,dampak perubahan iklim memangtelah mengancam produksi panganpada musim kemarau dalam bentukkekeringan dan naiknya permukaan lautpada musim hujan yang tidak jarangmerendam areal pertanaman dikawasan pesisir. Badan LitbangPertanian tentu berkepentingan untukmengatasi masalah yang dihadapipetani dalam berproduksi, termasukmengantisipasi dampak perubahaniklim terhadap keberlanjutan produksipertanian. Melalui penelitian secaraterintegrasi, Badan Litbang Pertanianterus berupaya menghasilkan inovasiyang mampu mengatasi berbagaimasalah yang terjadi.

Untuk dapat diketahui oleh ma-syarakat luas, inovasi teknologi yangtelah dihasilkan tentu perlu disebar-luaskan. Open House merupakan salahsatu kegiatan diseminasi hasil penelitianuntuk memperkenalkan inovasiteknologi. Di bawah koordinasi Puslit-bangtan, BB Padi menyelenggarakanOpen House pada 23-24 Februari 2011dengan tema “Kesiapan Teknologi danVarietas Unggul Mendukung Target

Produksi Padi 70,6 Juta Ton danSwasembada Berkelanjutan”. Acara inidihadiri oleh berbagai pihak, mulai daripetani, Gapoktan, penyuluh, akademisi,pengusaha hingga penentu kebijakandi bidang pertanian. Selain memper-kenalkan inovasi teknologi padi, OpenHouse yang diselenggarakan oleh BBPadi ini juga bertujuan untuk mem-bangun komunikasi yang efektif denganmasyarakat pertanian dalam upayapemecahan masalah perpadian.

Oleh sebagian masyarakat, BB Padilebih dikenal sebagai lembaga pe-nelitian penghasil varietas unggul, selainteknologi budi daya yang diperlukandalam meningkatkan produksi padi.Hingga saat ini lebih dari 200 varietasunggul padi telah dilepas di Indonesia,yang sebagian besar dihasilkan olehpeneliti Badan Litbang Pertanian.

Dalam Open House kali ini, MenteriPertanian RI, Dr Suswono, MMAmendapat kehormatan untuk me-lakukan panen perdana padi unggulvarietas Inpari 13 yang tahan terhadaphama wereng coklat dan berumurgenjah (103 hari) dengan potensi hasil8 t/ha. Beberapa waktu lalu, hamawereng coklat mengancam produksipadi di beberapa daerah, termasuk disebagian lokasi di Jawa Barat, JawaTengah, dan Jawa Timur, yangmerupakan sentra produksi padinasional. Pengembangan varietas Inpari13 diharapkan dapat meningkatkanproduktivitas padi dan meredamserangan hama wereng coklat yanghingga kini menjadi musuh petani padi.

Daftar Isi

Kesiapan Teknologi Padi MenghadapiPerubahan Iklim ..................................... 1

SL-PTT Menjadi Tumpuan PeningkatanProduksi Padi .......................................... 3

Pengembangan Kedelai di KawasanHutan Jati di Jawa Timur ..................... 5

Membangun Kawasan Rumah PanganLestari di Pacitan .................................... 6

Promosi Varietas Unggul Baru di PusatInformasi Informasi Agribisnis ............ 8

Puslitbangtan Mendapat TambahanPegawai Baru .......................................... 10

Pedoman Umum UPBS: AcuanPenyusunan Petunjuk Teknis UPBS diBalai Besar dan Balit Komoditas ........ 11

Publikasi Terbaru .................................... 12

Dari Redaksi

Perubahan iklim menjadi ancaman bagiketahanan pangan. Meski demikian,pemerintah selalu berupaya meningkat-kan produksi pangan, terutama padikarena merupakan makanan pokoksebagian besar penduduk.

Salah satu strategi yang dikembang-kan dalam meningkatkan produksi padidewasa ini adalah memperluas danmengintensifkan program PengelolaanTanaman Terpadu (PTT) padi yangdiupayakan melalui melalui SekolahLapangan (SL) PTT. Badan LitbangPertanian telah menugaskan sejumlahpeneliti untuk mendampingi penerapaninovasi teknologi di areal pengembanganSL-PTT. Hal ini menjadi topik utamadalam Berita Puslitbangtan nomor ini,yang merupakan rangkaian dari OpenHouse BB Padi di Sukamandi, Jawa Barat.

Topik lain yang mengisi BeritaPuslitbangtan No. 47 adalah pengem-bangan kedelai di lorong tanaman jati,rumah pangan lestari, promosi varietasunggul baru, pedoman umum UPBS, danpegawai baru di lingkup Puslitbangtan,dan publikasi baru.

Redaksi

3Berita Puslitbangtan 47 • Mei 2011

Open House dilengkapi denganberbagai agenda, antara lain pameraninovasi teknologi dan berbagai varietasunggul padi, lokakarya nasionalpengendalian hama wereng coklat,pendampingan dan penyediaan benihSL-PTT 2011, dan temu bisnis. Samadengan tahun-tahun lalu, Open Housekali ini mendapat apresiasi yang tinggioleh masyarakat pertanian sebagai-mana tercermin dari kehadiran ribuan

pengunjung untuk mengetahui lebihlanjut tentang informasi dan teknologiperpadian yang diperlukan dalammeningkatkan produktivitas padi.

Menteri Pertanian RI, Dr SuswonoMM, dalam pembukaan Open Housemengajak semua pihak untukmeningkatkan produksi padi dengantarget 70,6 juta ton melalui beberapastrategi. Pertama, penanggulangandampak perubahan iklim. Kedua,

pendampingan SL-PTT padi olehpeneliti dan penyuluh. Ketiga,penyediaan sarana produksi yangmemenuhi kriteria “enam tepat”.Keempat, penyediaan benih varietasunggul baru bagi petani melaluikemitraan dengan produsen benih,Kelima, keterlibatan Pemda dalampeningkatan produksi pangan. Keenam,peningkatan koordinasi dan sinkronisasiantar-stakeholder. (Roza/HMT)

Kepala Puslitbangtan Dr Hasil Sembiring memberikan arahan kepada peneliti pendamping SL-PTTpadi di BB Padi, Sukamandi.

SL-PTT Menjadi Tumpuan PeningkatanProduksi PadiPengembangan Program Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) menjadi salah satu tumpuandalam peningkatan produksi padi nasional, yang diupayakan melalui Sekolah Lapangan(SL) PTT di 18 provinsi. Badan Litbang Pertanian telah menugaskan 36 peneliti dariberbagai disiplin ilmu untuk mendampingi penerapan inovasi teknologi di lokasi SL-PTT.

Banyak pengamat mengkhawatir-kan kondisi pangan duniabeberapa tahun mendatang

mengingat makin kompleknya masalahyang dihadapi dalam berproduksi,terutama perubahan iklim global yangdampaknya telah terjadi di berbagaibelahan dunia. Oleh karena itu, PresidenRI menekankan pentingnya kerja kerasuntuk meningkatkan produksi pangannasional. Pada tahun 2011 pemerintahmenargetkan kenaikan produksi padisebesar 5%, sehingga pada tahun 2011produksi nasional mampu mencapaiangka 70,6 juta ton, sebagaimana yangdiungkapkan Menteri Pertanian, DrSuswono MMA, dalam pembukaanOpen House BB Padi di Sukamandi, JawaBarat, pada 23 Februari 2011.

Salah satu strategi yang dikembang-kan dalam meningkatkan produksi

TEKNOLOGI PADI

4 Berita Puslitbangtan 47 • Mei 2011

padi ke depan adalah memperluas danmengintensifkan program PengelolaanTanaman Terpadu (PTT) padi. Hal inididasarkan atas pengalaman pengem-bangan program serupa pada tahun2007 di beberapa provinsi dan ternyatamampu meningkatkan produksi padi,sehingga mengantarkan Indonesiauntuk kembali berswasembada beras.Mulai tahun 2011, pengembangan PTTdiupayakan melalui melalui SekolahLapangan (SL) PTT, terutama di 18provinsi penghasil padi.

Pelaksanaan program ini perludidukung oleh berbagai pihak, ter-masuk Badan Litbang Pertanian sebagaipenghasil inovasi teknologi. Untukmendampingi penerapan inovasiteknologi di lokasi SL-PTT, BadanLitbang Pertanian menugaskan se-jumlah peneliti dari berbagai disiplinilmu. Mereka dilantik oleh MenteriPertanian sebagai Pendamping nasionalSL-PTT padi pada pembukaan OpenHouse BB Padi di Sukamandi.

Tugas pendamping SL-PTT padiantara lain adalah menyediakan benihvarietas unggul baru untuk diuji dilaboratorium lapang, menjadi narasumber inovasi teknologi dalampelatihan SL-PTT, melakukan supervisidalam penerapan teknologi melaluikunjungan lapang, memberikan saranpemecahan masalah produksi padi,dan menyampaikan laporan hasilpendampingan inovasi teknologi dalamproram SL-PTT kepada Badan LitbangPertanian melalui Puslitbangtan. Dalampengarahannya kepada penelitipendamping SL-PTT, Kepala Puslit-bangtan Dr Hasil Sembiring mengatakanbahwa tugas pendampingan inovasiteknologi ini adalah amanat yang harusdijalankan dengan sebaik-baiknya.(Roza/HMT)

TEKNOLOGI PADI

Peneliti pendamping nasional SL-PTT padi 2011.

No. Provinsi Nama

1 Nangroe Aceh Darussalam Prof. A.K. Makarim (Agronomi)Ahmad Rifki, SP (Hama Penyakit)

2 Sumatera Selatan Dr. Priatna Sasmita (Pemuliaan)Widyantoro, MS (Sosial-Ekonomi)

3 Lampung Dr. Suwarno (Pemuliaan)Dra. Anggiani Nasution (Hama Penyakit)

4 Banten Dr. N. Usyati (Hama Penyakit)Dewi Indrasari, MPS (Pascapanen)

5 Jawa Barat Dr. M. Muhsin (Hama Penyakit)Rina Hapsari, MP (Pemuliaan)

6 Jawa Tengah Prof.Dr. Baehaki (Hama Penyakit)Ir. Agus Guswara (Agronomi)

7 DI Yogyakarta Dr. Sarlan A. (Agronomi)Nia Kurniawati, SP (Hama Penyakit)

8 Jawa Timur Dr. Satoto (Pemuliaan)Dra. Triny S. Kadir (Hama Penyakit)

9 Nusa Tenggara Barat Dr. Buang Abdullah (Pemuliaan)Trisnaningsih, SSi (Hama Penyakit

10 Kalimantan Selatan Prof. Arifin Kartohardono (Hama Penyakit)Ir. Endang Suhartatik, MS (Agronomi)

11 Sulawesi Selatan Prof. Bambang Suprihatno (Pemuliaan)Ir. Sudir (Hama Penyakit)Ir. Syahrir Pakki, MS (Hama Penyakit)

12 Sumatera Utara Ir. Yamin Samaullah, MS (Pemuliaan)Cucu Gunarsih, SP (Pemuliaan)

13 Sumatera Barat Dr. Anischan Gani (Agronomi)Heni Safitri, Msi (Pemuliaan)

14 Riau Dr. Aan A. Darajat (Pemuliaan)Nurwulan Agustiani, SP (Agronomi)

15 Jambi Sri Wahyuni, MSc. (Teknologi Benih)Ir. Tita Rustiati (Agronomi)

16 Kalimantan Barat Ade Ruskandar, MS (Sosial-Ekonomi)Lalu M. Zarwazi, SP (Agronomi)

17 Kalimantan Tengah Dr. Untung Susanto (Pemuliaan)Eko Heri Putranto, SP. (Hama Penyakit)

18 Sulawesi Tengah Sudibyo TWU, MS (Pemuliaan)Indra Gunawan, SP (Agronomi)

5Berita Puslitbangtan 47 • Mei 2011

Pengembangan Kedelai di Kawasan Hutan Jatidi Jawa Timur

Lorong di antara pohon hutan jatipotensial dikembangkan untuktanaman pangan, termasuk

kedelai. Jawa Timur memiliki arealhutan seluas 1.361 ha, atau 28% daritotal daratan di provinsi ini, 217 ribu hadi antaranya hutan konversi dan 1.144juta ha hutan yang dikelola Perhutani.Hutan lindung yang dikelola olehPerhutani di Jawa Timur seluas 315,5ribu ha dan hutan produksi 829 ribu ha.

Pada tahun 2011 pemerintah telahmencanangkan pengembangan kedelaidi kawasan hutan jati milik perhutaniseluas 2.000 ha di Ngawi, Jawa Timur,melalui program bantuan benihnasional. Di Jawa Timur sendiri, luaslahan perhutani yang dapat dimanfaat-kan untuk pengembangan tanamanpangan termasuk kedelai teridentifikasi31.696 ha. Jika ditanami kedelai dua kalidalam setahun dengan rata-rata hasil1,5 t/ha maka lahan hutan jati di JawaTimur dapat menyumbang 95 tonkedelai per tahun.

Pola Tanam dan Budi Daya

Ada dua pola tanam tanaman panganyang dikembangkan di hutan jati, yaitupadi gogo-kedelai-kedelai dan padigogo+ubikayu-/-jagung + kedelai.Petani umumnya mengusahakankedelai yang ditumpangsarikan denganjagung dan ubikayu. Tanah umumnyatidak diolah dan setelah gulmadibersihkan kedelai ditanam denganjarak tidak beraturan, umumnya 20 cm

Balitkabi mengembangkan kedelai di areal hutan jati muda di Ngawi, Jawa Timur. Hal ini merupakansalah satu peluang dalam meningkatkan produksi kedelai melalui perluasan areal tanam. MenteriPertanian memberikan apresiasi terhadap kegiatan ini untuk ditindaklanjuti dalam skala yang lebihluas guna meningkatkan produksi nasional.

Pertanaman kedelai yang tumbuh subur di antara lorong pohon jati umur tiga tahun di Ngawi,Jawa Timur.

x 30 cm, benih yang digunakan berasaldari pedagang benih setempat ataubenih yang dihasilkan sendiri. Varietasyang digunakan adalah Wilis, Anjasmoro,dan lokal.

Saluran drainase tidak sempurna,pemupukan sering tidak dilakukan, dankalau dilakukan menggunakan Phonskadengan takaran 50-100 kg/ha, pe-meliharaan (penyiangan, pengendalianhama penyakit) tanaman tidak intensif.Masalah yang dihadapi petani pada saatpanen musim hujan adalah tidak adanya

alat pengering biji. Hasil kedelai berkisarantara 0,8-1,2 t/ha, bergantung padaumur tanaman jati dan sistem tanamkedelai.

Penguasaan teknologi oleh petaniyang tergabung dalam LembagaMasyarakat Daerah Hutan (LMDH) didaerah ini masih rendah. Mereka belumsepenuhnya menerapkan teknik budidaya sehingga menjadi salah satupenyebab rendahnya produktivitas. Olehkarena itu, kemampuan petani dalammenerapkan teknologi budi daya kedelai

PENGEMBANGAN KEDELAI

6 Berita Puslitbangtan 47 • Mei 2011

di kawasan hutan perlu ditingkatkan,antara lain melalui gelar teknologi,pelatihan, atau pendampingan teknologioleh penyuluh pertanian.

Gelar Teknologi

Naungan adalah salah satu kendaladalam pengembangan kedelai dikawasan hutan jati. Dalam kondisiternaungi, kedelai tidak mampu ber-produksi tinggi karena tidak sempurna-nya proses fotosintesis. Di lahan hutanjati yang masih muda atau berumur 1-2tahun tidak bermasalah, namun setelahpohon jati berumur 3-5 tahun tanamankedelai akan ternaungi oleh dauntanaman jati.

Untuk mengetahui kedelai tolerannaungan, Balitkabi menguji beberapavarietas unggul dan galur harapan

kedelai di Desa Jengrik, Ngawi, JawaTimur, pada lahan seluas 5-6 ha milikPerhutani, tanaman jati berumur sekitar3 tahun, yang di kelola olej petani LMDH.Penelitian dimulai pada 11-12 Februari2011. Varietas yang ditanam adalahWilis, Kaba, Argomulyo, Grobogan, dan15 galur harapan kedelai. Pengamatandi lapangan menunjukkan varietasGrobogan tumbuh dengan baik danvarietas Argomulyo berumur lebihgenjah. Beberapa galur harapan kedelaitoleran terhadap naungan 50%.

Panen Kedelai dan Temu Lapang

Acara panen raya kedelai dan temulapang di kawasan hutan jati Ngawipada 9 Mei 2011 diprakarsai olehBalitkabi bekerja sama dengan DinasPertanian Tanaman Pangan, Dinas

Kehutanan dan Perkebunan, KetahananPangan, dan Perum Pehutan II. Acaraini dihadiri oleh 250 orang dari berbagailapisan, termasuk Wakil BupatiKabupaten Ngawi, Kepala DinasTerkait, peneliti, penyuluh, dan petaniLMDH Kabupaten Ngawi. Berdasarkanpanen ubinan, hasil kedelai Argomulyomencapai 2,2 t/ha. Hasil panen akandiserahkan kepada pengurus LMDHuntuk dikembangkan lebih lanjut.

Menurut Kepala Puslitbangtan, DrHasil Sembiring, Menteri Pertanianmemberikan apresiasi terhadap kegiatanini dan mengisyaratkan pentingnyapengembangan kedelai di kawasanhutan dalam skala luas untuk meningkat-kan produksi nasional. “Kita sudah punyateknologinya” ujar Dr Hasil di Bogorbelum lama ini. (Marwoto/HMT)

Membangun Kawasan Rumah Pangan Lestaridi PacitanBalitkabi mendapat kepercayaan sebagai arsitektur pembangunan Kawasan RumahPangan Lestari (KRPL) di Pacitan, Jawa Timur. Kegiatan ini diharapkan dapat mewujudkankemandirian pangan keluarga petani di daerah setempat dan menjadi model dalampengembangan KRPL di wilayah lain.

Dalam mewujudkan kemandirianpangan nasional, pemerintahmenggerakkan kembali “budaya

menanam” di lahan pekarangan, baikdi perkotaan maupun perdesaan. BadanLitbang Pertanian telah menyusunmodel “Kawasan Rumah PanganLestari” (KRPL) yang mengacu kepadakonsep Rumah Pangan Lestari (RPL)dengan memanfaatkan lahan pe-karangan untuk berproduksi guna

memenuhi kebutuhan pangan dan gizikeluarga. Pembangunan KRPL jugabertujuan untuk meningkatkan pen-dapatan dan kesejahteraan masyarakatsetempat.

Pada tahun 2011, program pengem-bangan KRPL dilaksanakan di DesaKayen, Pacitan, Jawa Timur, mencakup31 kepala keluarga yang dikelompokkanmenjadi tiga strata, yakni rumah tangga

dengan lahan pekarangan (1) sempit(<100 m2), (2) sedang (200-300 m2), dan(3) luas (>300 m2). Dalam program inidiperkenalkan teknologi pemanfaatanlahan pekarangan secara intensif bagibudi daya tanaman pangan, sayuran,buah-buahan, tanaman obat, ternak,dan ikan.

Dalam program KRPL, Balitkabimerancang teknis pengembangan

INOVASI

7Berita Puslitbangtan 47 • Mei 2011

INOVASI

tanaman umbi-umbian (ubijalar, suweg,tales, garut, dan ganyong) sebagaibahan pangan. Balitkabi juga berupayamenjadikan komoditas umbi-umbiansebagai pangan yang mempunyai nilaiekonomi dengan menerapkan tek-nologi pengolahan hasil panen. Untukmemudahkan adopsi teknologi, Balit-kabi menggelar demonstrasi teknik budidaya tanaman umbi-umbian di lokasipengembangan.

Pelatihan bagi MasyarakatSetempat

Untuk mempercepat upaya pengem-bangan KRPL, Balitkabi menyelenggara-kan pelatihan budi daya dan peng-olahan umbi-umbian dan kacang-kacangan menjadi produk pangan yangbernilai jual tinggi. Pelatihan diseleng-garakan pada 21-23 Pebruari 2011, diDesa Kayen, Pacitan. Kegiatan inimerupakan program kerja sama BadanLitbang Pertanian dengan PemkabPacitan.

Pelatihan melibatkan 28 pesertayang terdiri atas pengrajin makanan,pengurus dan anggota PKK, ibu rumahtangga, PPL, dan aparat dari KantorKetahanan Pangan (KKP) setempat.Materi pelatihan dari Kantor KetahananPangan Kabupaten Pacitan adalahpenganekaragaman pangan lokal,keamanan pangan, dan pengurusanPIRT. Sementara materi dari Balitkabimeliputi varietas unggul/galur harapankacang-kacangan dan umbi-umbian,teknologi budi daya, dan pengolahanhasil panen menjadi berbagai produkpangan.

Kepedulian Pusat dan Daerah

Kepala Badan Litbang Pertanian, Dr.Haryono MSc, memberikan perhatianserius dan terus mendorong penelitiuntuk berpartisipasi dalam pengem-bangan KRPL di Pacitan. Kunjungannyake kawasan ini adalah bukti kepedulianBadan Litbang Pertanian dalam me-wujudkan ketahanan dan kemandirian

pangan keluarga masyarakat diperdesaan. Dirjen Hortikultura jugaberkesempatan meninjau KRLKbersama dengan Gubernur Jawa Timur,Soekarwo. “Kawasan Rumah PanganLestari ini diharapkan menjadi salahsatu cara meningkatkan ketahananpangan dan kesejahteraan keluargapetani” ujar Soekarwo.

Dalam kunjungan ke KRPL Pacitan,Kepala Badan Litbang Pertanian danDirjen Hortikultura menyerahkansertifikat kepada para peserta pelatihanyang diselenggarakan Balitkabi danPemkab Pacitan.

Dampak Inovasi

Semua peserta pelatihan berpartisipasiaktif dan mereka menilai kegiatan inisangat bermanfaat dalam menambahpengetahuan, apalagi mereka diberikesempatan untuk praktek sendirimembuat berbagai produk olahan darikacang-kacangan dan umbi-umbian.Hal ini merupakan modal bagi merekadalam mengembangkan usaha produkpangan dan menjadi sumber pen-dapatan ekonomi keluarga.

Untuk membantu masyarakatsetempat dalam mengembangkanproduk pangan berbasis kacang danubi, Balitkabi bersama dengan KKPPacitan menyerahkan bantuan berupaalat pengupas kulit biji kedelai dan alatpencetak mie dan stick. Pendampinganbagi peserta yang akan melanjutkanusaha ekonomi rumah tangga ini adalahPPL dan PKK setempat di bawahkoordinasi KKP Pacitan. Kini ibu-ibuPKK setempat telah menerima pesanankue berbahan baku ubi jalar dari dalamdan luar Desa Kayen. “Ini merupakandampak positif awal dari pengem-bangan inovasi di KRPL Pacitan” ujarKepala Balitkabi, Dr M. Muchlish Adie.(Marwoto)

Kepala Balitkabi, Dr M. Muchlish Adie, dalam pembukaan pelatihan pembuatan produk panganberbasis kacang-kacangan dan umbi-umbian di Pacitan, Jawa Timur.

8 Berita Puslitbangtan 47 • Mei 2011

PROMOSI

Promosi Varietas Unggul Barudi Pusat Informasi AgribisnisPusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan (Puslitbangtan)mendapat kepercayaan untuk pertama kalinya mempromosikan varietasunggul baru padi dan palawija di petak promosi Pusat InformasiAgribisnis Kementerian Pertanian yang baru selesai dibangun.

Pusat Informasi Agribisnis (PIA)yang merupakan pusat informasibagi masyarakat pertanian baru

saja selesai dibangun di kawasanperkantoran Kementerian Pertanian,Jakarta. Sebagai pusat informasipertanian, PIA perlu didukung olehberbagai informasi yang diperlukanoleh masyarakat dalam mengembang-kan agribisnis, termasuk inovasiteknologi dari Badan Litbang Pertanian.Oleh karena itu, Menteri Pertanianmengajak jajarannya untuk menjadikan

PIA sebagai tempat pusat promosipertanian yang komprehensif danandal.

Badan Litbang Pertanian mendapatkesempatan untuk pertama kalinyamempromosikan produk hasilpenelitiannya di PIA. Di bawahkoordinasi Badan Litbang Pertanian,Puslitbangtan menata sebagianhalaman perkantoran PIA yang semuladitumbuhi semak belukar menjadi arealpromosi varietas unggul baru padi danpalawija.

Seakan disulap, areal tersebut kinitelah menjadi persawahan dan ladangmini atau petak promosi. Benih varietasunggul baru padi dari BB Padi, jagungdan sorgum dari Balitsereal, kedelai,kacang tanah, kacang hijau, ubikayu,dan ubijalar dari Balitkabi ditanam pada20 Januari 2011 untuk dipromosikankepada pengunjung PIA.

Beberapa varietas unggul baru padi (kiri) rakitan BB Padi dan jagung (kanan) rakitan Balitsereal dipromosikan di depan Kantor Pusat InformasiAgribisnis, Kementerian Pertanian, Jakarta.

9Berita Puslitbangtan 47 • Mei 2011

PROMOSI

untuk kacang hijau, kedelai, kacangtanah, dan pada bulan Mei 2011 untukpadi, jagung, dan sorgum. Tanamanyang tersisa hingga saat ini di petakpromosi adalah ubikayu dan ubijalar.Pada musim tanam berikutnya,persawahan dan ladang mini itudirencanakan akan ditanami kembalidengan varietas unggul baru tanamanpangan di bawah koordinasi DitjenTanaman Pangan. (HMT)

Pengunjung Pusat Informasi Agribisnis (PIA) Kementerian Pertanianterkesan dengan penampilan varietas unggul kacang hijau varietasVima-1 yang dipromosikan

Ubikayu varietas Malang-2 di petak demonstrasi Pusat InformasiAgribisnis.

Varietas unggul baru padi yangditanam untuk pertama kali di petakpromosi adalah Inpari 13 (padi sawah)dan inpago (padi gogo), untuk jagungadalah varietas hibrida Bima 2 dan Bima3 serta varietas komposit Sukmaragadan Lamuru, dan untuk sorgum adalahvarietas Numbu dan Kawali. Komoditaskacang-kacangan yang ditanam adalahkedelai varietas Anjasmoro, Grobogan,dan Detam-1, kacang tanah varietas

Talam-1, Kancil, dan Jerapah, kacanghijau varietas Vima-1 dan Kutilang.Untuk ubikayu ditanam varietas Malang-1, Malang-2, dan klon harapan CMM02048-6, untuk ubijalar adalah varietasBeta-1, Beta-2, Antin-1, dan klon harapan03065-03.

Sebagian besar dari varietas unggultanaman pangan di petak promosi itutelah dipanen dalam bulan April 2011

10 Berita Puslitbangtan 47 • Mei 2011

SUMBER DAYA MANUSIA

Puslitbangtan Mendapat TambahanPegawai BaruPada tahun 2011 Puslitbangtan dan jajarannya mendapat tambahan 38 pegawai baru,menggantikan pegawai yang telah pensiun. Mereka tentu perlu segera didorong untukcepat belajar dan mendapat pembinaan dari para senior di masing-masing UK/UPT.

Badan Litbang Pertanian sebagaipenghasil inovasi teknologidituntut untuk memiliki sumber

daya manusia (SDM) yang andal danprofesional. Di sisi lain, kebijakan zerogrowth yang diberlakukan sejakbeberapa tahun lalu menjadi tantangantersendiri bagi Badan Litbang Pertaniankarena beberapa peneliti untuk disiplinilmu tertentu telah dan akan memasukimasa pensiun. Untuk bidang pemuliaantanaman, misalnya, akan mencapai titikkritis dalam lima tahun mendatang jikatidak mendapat tambahah pegawaibaru dan tidak mendapat pembinaandari para senior.

Kalau pada tahun 2005 SDM lingkupPuslitbangtan 960 orang, hingga akhir2010 berkurang menjadi 901 orang.Artinya, dalam periode 2005-2010terdapat 59 orang yang sudah pensiun.

Pada tahun 2005, jumlah SDMmenurut kualifikasi pendidikan adalah50 orang S3, 88 orang S2, 196 orang S1,50 orang D3/D2, dan 578 orang SLTA kebawah. Pada tahun 2010, jumlah SDMmenjadi 56 orang S3, 87 orang S2, 176orang S1, 23 orang D3/D2, dan 540 orangSLTA ke bawah. Dibandingkan dengantahun 2005, terdapat tambahan 6 orangS3 pada tahun 2010 setelah melaluitugas belajar.

Dalam lima tahun ke depan, Puslit-bangtan membutuhkan 74 peneliti dariberbagai disiplin ilmu dengankomposisi 12 orang S3, 23 orang S2,dan 39 orang S1. Untuk itu, Puslit-bangtan mengirimkan petugas belajarke program S2 dan S3 di dalam dan luarnegeri dan mengajukan tambahanpegawai baru, terutama untuk meng-gantikan SDM yang telah pensiun.

Sesuai dengan kebijakan pe-merintah, penerimaan pegawai baruharus terpusat di kementerian masing-masing melalui ujian nasional yangdiselenggarakan dalam periodetertentu, termasuk di KementerianPertanian. Untuk menggantikanpegawai yang telah pensiun, Puslit-bangtan pada tahun 2011 mendapatalokasi tambahan 38 pegawai baru(CPNS) dengan latar belakangpendidikan yang beragam, 4 orang S2,18 orang S1, 9 orang D3, dan 7 orangD3 ke bawah.

Di satu sisi, penerimaan pegawaibaru secara terpusat tentu tidakdiragukan lagi proses penyaringannyakarena dilakukan serentak secaranasional. Di sisi lain, alokasi pegawaibaru ke masing-masing UK/UPTseringkali tidak sesuai dengankebutuhan, terutama dalam bidangkeilmuan tertentu. (HK/HMT)

Alokasi pegawai baru lingkup Puslitbangtan menurut tingkat pendidikan.

KualifikasiUK/UPT

S2 S1 D3 SLTA ke bawah Jumlah

Puslitbangtan - - 1 1 2BB Padi 1 7 4 1 13Balitkabi 1 6 1 2 10Balitsereal 1 3 3 2 9Lolit Tungro 1 2 - 1 4

Jumlah 4 18 9 7 38

11Berita Puslitbangtan 47 • Mei 2011

UPBS

Pedoman Umum UPBS:Acuan Penyusunan Petunjuk Teknis UPBSdi Balai Besar dan Balit KomoditasPenggunaan benih bermutu oleh petani merupakan prasyarat penting peningkatan produksipertanian. Puslitbangtan mendapat kepercayaan untuk mengkoordinasikan penyusunanPedoman Umum (Pedum) Unit Pengelola Benih Sumber (UPBS) agar dapat dijadikan acuan olehBalai Besar dan Balit Komoditas lingkup Badan Litbang Pertanian dalam menyusun PetunjukTeknis (Juknis) UPBS. Dalam operasionalisasi di lapangan, BPTP diharapkan memberikankontribusi yang nyata dalam penyediaan benih bermutu di wilayah kerjanya.

Sasaran utama pembangunanpertanian 2010-2014 adalahpencapaian empat sukses per-

tanian: (1) swasembada dan swa-sembada berkelanjutan; (2) pe-ningkatan diversifikasi pangan; (3)peningkatan nilai tambah, daya saing,dan eskpor; (4) peningkatan kesejah-teraan petani. Untuk mencapai sasaranini tentu diperlukan kerja keras meng-ingat makin berat dan makin beragam-nya tantangan yang dihadapi dalampembangunan pertanian dewasa ini.

Salah satu tantangan terberat yangdihadapi Kementerian Pertanian adalahpenyediaan pangan nasional, khusus-nya padi, dengan sasaran produksi 70,6juta ton dan surplus beras 10 juta padatahun 2015. Hal ini menjadi salah satutopik pembahasan dalam Rapat KerjaBadan Litbang Pertanian di Bogor, 26-28 April 2011. Rapat Kerja diikuti oleh

semua pejabat struktural dan penelitisenior lingkup Badan Litbang Pertanian.

Ketidaktersediaan benih bermutudalam jumlah yang memadai pada saatdiperlukan masih terjadi untuk berbagaikomoditas pertanian. Padahal peng-gunaan benih bermutu merupakanprasyarat utama dalam meningkatkanproduksi. Badan Litbang Pertanianterus mendorong UK/UPT dalammenyediakan benih bermutu, terutamadari varietas unggul yang dihasilkan,untuk dikembangkan lebih lanjut olehpenangkar. Untuk itu telah dibentuk UnitPengelola Benih Sumber (UPBS) dimasing-masing UK/UPT.

Dalam perjalanannya, UPBS lingkupPuslitbangtan dinilai berhasil karenatelah mendapat pengakuan dari KomisiAkreditasi Nasional (KAN) setelahmelalui pengujian dari berbagai aspek,

mulai dari proses produksi benih hinggaSDM yang menangani UPBS. Olehkarena itu, Puslitbangtan dalam RakerBadan Litbang Pertanian pada 26-28April 2011 di Bogor mendapat keper-cayaan untuk menyusun dan mem-presentasikan Pedoman UmumPengelolaan UPBS. Masukan daripeserta Raker menjadi poin pentingdalam menyempurnakan dan me-lengkapi pedoman tersebut.

Pedoman Umum UPBS yang di-susun oleh Tim yang dibentuk BadanLitbang Pertanian menjadi acuan bagiBalai Besar dan Balit Komoditas dalammenyusun Petunjuk Teknis UPBS. Dalamoperasionalisasi di lapangan, BPTPdiharapkan memberikan kontribusiyang nyata dalam penyediaan benihbermutu di wilayah kerjanya. (HK/HMT)

12 Berita Puslitbangtan 47 • Mei 2011

Musuh Alami Hama Padi

Dalam pengendalian hama secaraterpadu (PHT), aplikasi pestisidaadalah jalan terakhir yang akan

ditempuh jika komponen pengendalianlain tidak dapat membantu. Sebelummenggunakan pestisida untukmengendalikan hama, petani perludidorong untuk mengetahui terlebihdahulu perbedaan antara seranggahama dan musuh alami. Efektivitas

musuh alami sebagai pengendali hamapadi bergantung pada populasi selainlokasi, waktu, dan praktek budi dayatanaman.

Buku saku Musuh Alami Hama Padi,yang merupakan terjemahan dari bukukecil Helpful Insect, Spider, andPathogens terbitan IRRI pada tahun1987 dan telah diterjemahkan olehProgram Nasional Pengendalian HamaTerpadu pada tahun 1989, berisiinformasi tentang berbagai spesiespredator, parasit, dan penyakit seranggahama padi. Buku ini dilengkapi dengan

foto-foto serangga untuk memper-mudah mengidentifikasi spesies yangberperan dalam mengendalikan hamapadi secara alami di lapangan. Bukusaku Musuh Alami Hama Padi yangditerbitkan ini adalah cetakan ke-9 gunamelengkapi buku saku Masalah LapangHama, Penyakit, dan Hara pada Padiyang terbit terdahulu dan kini telahdimanfaatkan oleh sebagian petugaspertanian dan bahkan petani.

Selain itu, Puslitbangtan telahmenerbitkan Laporan Tahunan 2010Penelitian Padi dan Palawija. Publikasi iniberisi berbagai informasi teknologitanaman pangan dari berbagai aspek.Sebagian dari teknologi tersebut dapatdikembangkan dan sebagian lagi masihmemerlukan pengkajian dalam skalaluas di lapangan. Dalam kuartal pertama2011 ini juga telah diterbitkan satunomor Buletin Iptek Tanaman Pangandan satu nomor Jurnal PenelitianPertanian Tanaman Pangan. (HMT)

PUBLIKASI BARU