kesiapan umkm kota semarang menghadapi pasar terbuka MEA

Embed Size (px)

Citation preview

  • 7/26/2019 kesiapan umkm kota semarang menghadapi pasar terbuka MEA

    1/60

    i

    Kesiapan Pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah

    (UMKM) di Kota Semarang dalam Pasar Terbuka

    Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015

    Skripsi

    Disusun untuk Memenuhi Persyaratan Menyelesaikan

    Pendidikan Strata 1

    Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

    Politik

    Universitas Diponegoro

    Penyusun:

    Nama : Khoirul Lilabror

    NIM : 14020212130110

    JURUSAN ILMU ADMINISTRASI BISNIS

    FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

    UNIVERSITAS DIPONEGORO

    2016

  • 7/26/2019 kesiapan umkm kota semarang menghadapi pasar terbuka MEA

    2/60

  • 7/26/2019 kesiapan umkm kota semarang menghadapi pasar terbuka MEA

    3/60

    iii

    DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 54

    Daftar Gambar

    Gambar 1. 1 Model Persaingan Pasar Menurut Porter....................................... 31

    Gambar 1. 2 Skema Kerangka pemikiran............................................................. 40

    Daftar Tabel

    Tabel 1. 1 Time series data UMKM Binaan Provinsi Jawa Tengah.................................. 5

    Tabel 1. 2 Data UMKM Binaan Dinas Koperasi dan UMKM Pemerintah kota Semarang

    triwulan 1-4 tahun 2015.................................................................................... 6

    Tabel 1. 3 Indikator pengelolaan sumber daya manusia.................................................. 43

    Tabel 1. 4 indikator stratregi pemasaran......................................................................... 45

    Tabel 1. 5 indikator pendanaan........................................................................................ 47

    Tabel 1. 6 indikator kualitas produk................................................................................. 48

    http://d/dokumene%20nyong/Kuliah/SKRIPSI%20BISMILLAH/ABROR/BAB%20I%20(Revisi%20Terakhir).docx%23_Toc450691058http://d/dokumene%20nyong/Kuliah/SKRIPSI%20BISMILLAH/ABROR/BAB%20I%20(Revisi%20Terakhir).docx%23_Toc450691058http://d/dokumene%20nyong/Kuliah/SKRIPSI%20BISMILLAH/ABROR/revisi%20bab%201%20lagi.docx%23_Toc453292417http://d/dokumene%20nyong/Kuliah/SKRIPSI%20BISMILLAH/ABROR/revisi%20bab%201%20lagi.docx%23_Toc453292417http://d/dokumene%20nyong/Kuliah/SKRIPSI%20BISMILLAH/ABROR/revisi%20bab%201%20lagi.docx%23_Toc453292417http://d/dokumene%20nyong/Kuliah/SKRIPSI%20BISMILLAH/ABROR/BAB%20I%20(Revisi%20Terakhir).docx%23_Toc450691058
  • 7/26/2019 kesiapan umkm kota semarang menghadapi pasar terbuka MEA

    4/60

    1

    BAB I

    1.1Latar Belakang

    Pemberlakuan MEA (Masyarakat Ekonomi Asean) tahun 2015 menyebabkan lalu

    lintas perdagangan bebas di kawasan Asia Tenggara menjadi tanpa kendala. MEA

    merupakan wujud kesepakatan dari negara-negara ASEAN untuk membentuk

    suatu kawasan bebas perdagangan dalam rangka meningkatkan daya saing

    ekonomi kawasan dengan menjadikan ASEAN sebagai basis produksi dunia serta

    menciptakan pasar regional bagi kurang lebih 500 juta penduduknya. Perdagangan

    bebas dapat diartikan tidak ada hambatan tarif (bea masuk 0-5%) maupun

    hambatan nontarif bagi negara-negara anggota ASEAN. (Wangke, 2015)

    Menurut Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE)

    Hendri Saparini, kesiapan Indonesia dalam menghadapi MEA 2015 baru

    mencapai 82 persen. Hal itu ditengarai dari empat (4) isu penting yang perlu

    segera diantisipasi pemerintah dalam menghadapi MEA 2015, yaitu: 1) Indonesia

    berpotensi sekedar pemasok energi dan bahan baku bagi industri di kawasan

    ASEAN, sehingga manfaat yang diperoleh dari kekayaan sumber daya alam

    minimal, tetapi defisit neraca perdagangan barang Indonesia yang saat ini paling

    besar di antara negara-negara ASEAN semakin bertambah, 2) melebarkan defisit

    perdagangan jasa seiring peningkatan perdagangan barang, 3) membebaskan

    aliran tenaga kerja sehingga Indonesia harus mengantisipasi dengan menyiapkan

    strategi karena potensi membanjirnya Tenaga Kerja Asing (TKA), dan 4)

    masuknya investasi ke Indonesia dari dalam dan luar ASEAN. Menghadapi

  • 7/26/2019 kesiapan umkm kota semarang menghadapi pasar terbuka MEA

    5/60

    2

    perdagangan bebas ASEAN, langkah pertama yang harus dilakukan pemerintah

    adalah meningkatkan daya saing produk Indonesia mengingat jumlah penduduk

    Indoonesia yang sangat besar berpotensi menjadi pasar bagi produk sejenis dari

    negara tetangga. Peningkatan daya saing ini mencakup baik produk unggulan

    maupun yang bukan unggulan. Di samping itu, parlemen Indonesia dapat

    membantu tugas pemerintah dimaksud dengan mempersiapkan berbagai regulasi

    yang bertujuan melindungi pasar Indonesia dari serbuan barang produk negara-

    negara ASEAN. (Wangke, 2015)

    Sebagai salah satu sektor yang menjadi andalan Indonesia dalam

    perkembangan ekonominya menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean 2015, peran

    UMKM dalam perekonomian Indonesia memang sudah tidak diragukan lagi

    karena terbukti mampu bertahan dan menjadi roda penggerak ekonomi, terutama

    pasca krisis ekonomi. Namun, UMKM di Indonesia harus memiliki kompetensi

    agar mampu bersaing, mulai dari faktor internal dari UMKM tersebut seperti

    produksi dan pengolahan, pemasaran, sumber daya manusia, desain dan teknologi,

    permodalan, serta iklim usaha pengelolaan manajemen dan juga faktor eksternal

    dari pemerintah sebagai lembaga pendukung kemajuan UMKM di Indonesia.

    (Saragih, 2014). Pada umumnya permasalahan yang dihadapi UMKM adalah

    modal kerja yang masih terbatas, sumber daya manusia yang masih rendah, dan

    minimnya penguasaan ilmu pengetahuan serta teknologi. (Tambunan, 2011)

    Kendala lain yang dihadapi UMKM antara lain adalah mengenai

    perencanaan serta keterkaitan dengan prospek usaha yang kurang jelas, hal ini

    dapat dilihat dari banyaknya UMKM yang mempunyai visi dan misi yang belum

  • 7/26/2019 kesiapan umkm kota semarang menghadapi pasar terbuka MEA

    6/60

    3

    mantap. Umumnya UMKM bersifat income gatheringyaitu menaikkan

    pendapatan, dengan ciri-ciri sebagai berikut: merupakan usaha milik keluarga,

    menggunakan teknologi yang masih relatif sederhana, kurang memiliki akses

    permodalan (bankable), dan tidak ada pemisahan modal usaha dengan kebutuhan

    pribadi. (Susilo, 2008)

    Pemberdayaan UMKM di tengah arus globalisasi dan tingginya persaingan

    membuat UMKM harus mampu menghadapi tantangan global, seperti

    meningkatkan inovasi produk dan jasa, pengembangan sumber daya manusia dan

    teknologi, serta perluasan area pemasaran. Hal ini perlu dilakukan untuk

    menambah nilai jual UMKM itu sendiri, utamanya agar dapat bersaing dengan

    produk-produk asing yang kian membanjiri sentra industri dan manufaktur di

    Indonesia, mengingat UMKM adalah sektor ekonomi yang mampu menyerap

    tenaga kerja terbesar di Indonesia. (Bestari, 2014)

    Data dari UKM Center Universitas Indonesia, menyebutkan bahwa

    UMKM di Indonesia yang kuat hanyalah 1016% dari 53 juta, itupun di sektor

    informal. Ketidakseriusan pihak pemerintah secara komprehensif dalam

    menangani pelaku UMKM dapat dirasakan, apalagi seandainya dibukanya pintu

    masuk produk UMKM asing ataupun operasional lembaga UMKM asing secara

    besar-besaran di Indonesia yang mana dapat menimbulkan efek psikologis bagi

    pelaku UMKM itu sendiri. (Tedjasuksmana, 2015)

    Undang-Undang sebenarnya telah memberi amanat terhadap pemerintah

    untuk mengembangkan UMKM. Dalam UU No.20 Tahun 2008 tentang UMKM

    disebutkan peran pemerintah antara lain: Pemerintah Daerah melaksanakan

  • 7/26/2019 kesiapan umkm kota semarang menghadapi pasar terbuka MEA

    7/60

    4

    pengawasan dan pengendalian kesempatan berusaha, melaksanakan kegiatan

    promosi dagang, memfasilitasi pengembangan usaha dalam bidang produksi dan

    pengolahan, pemasaran, sumber daya manusia, dan desain dan teknologi,

    menyusun Peraturan Pemerintah mengenai tata cara pengembangan, prioritas,

    intensitas, dan jangka waktu pengembangan usaha, menyediakan pembiayaan bagi

    Usaha Mikro dan Kecil. Dalam hal ini Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dan

    dunia usaha dapat memberikan hibah, mengusahakan bantuan luar negeri, dan

    mengusahakan sumber pembiayaan lain yang sah serta tidak mengikat untuk

    Usaha Mikro dan Kecil, memberikan insentif dalam bentuk kemudahan

    persyaratan perizinan, keringanan tarif sarana prasarana, dan bentuk insentif

    lainnya yang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan kepada

    dunia usaha yang menyediakan pembiayaan bagi Usaha Mikro dan meningkatkan

    sumber pembiayaan Usaha Mikro dan Usaha Kecil.

    Selain itu pemerintah juga melaksanakan berbagai program yang bertujuan

    untuk memberdayakan UMKM. Program tersebut antara lain adalah program

    Gerakan Kewirausahaan Nasional (GKN) dan pemberian Kredit Usaha Rakyat

    (KUR), yang antara lain bertujuan untuk meningkatkan semangat dan jiwa

    kewirausahaan bagi masyarakat, khususnya generasi muda, untuk menjadi

    wirausaha yang mandiri handal dan tangguh, serta memiliki daya saing,

    mendorong tumbuh dan berkembangnya usaha koperasi dan UMKM yang

    dilakukan oleh para pelaku wirausaha, serta mengekspose dan memberikan

    inspirasi atas keberhasilan wirausaha dari dalam dan luar negeri dan diharapkan

    dapat mendorong tumbuh dan berkembangnya wirausaha baru.

  • 7/26/2019 kesiapan umkm kota semarang menghadapi pasar terbuka MEA

    8/60

    5

    Berikut ini adalah tabel mengenai data UMKM dari Dinas Koperasi dan

    UMKM Jawa Tengah dari tahun 2008 hingga tahun 2015:

    Perkembangan

    2013-2014

    Perkembangan

    2014-2015

    No DESKRIPSI

    DATA

    Satuan 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 Jumlah % TW I

    2015

    TW II

    2015

    TW

    III2015

    TW

    IV2015

    JUML

    AH

    %

    1 JUMLAH

    UMKM

    Unit 64.294 65.876 67.616 70.222 80.583 90.339 99.681 9.342 10,34 101.568 105.140 107.353 108.937 9.256 9,29

    Produksi/Non

    Pertanian

    Unit 20.343 20.682 21.205 23.374 26.171 30.103 34.309 4.206 13,97 35.085 36.495 37.135 38.084 3.775 11,00

    Pertanian Unit 8.305 9.385 9.775 10.097 13.242 15.819 17.738 1.919 12,13 18.033 18.620 18.955 19.010 1.772 7,17

    Perdagangan Unit 28.007 28.172 28.247 28.362 32.055 33.958 32.829 1.817 5,51 36.280 37.080 37.783 38.243 2.414 6,74

    Jasa Unit 7.639 7.639 8.389 8.389 9.115 10.459 11.805 1.346 12,87 12.170 12.945 13.480 13.600 1.795 15,20

    2 PENYERAPAN

    TENAGAKERJA

    Orang 264.762 278.000 285.335 293.877 345.622 480.508 608.893 128.385 26,72 617.184 635.375 685.147 740.740 131.847 21,65

    Asset Rp. Milyar 3.976 2334 4.448 5.266 6.816 9.634 4.313 4.313 44,77 15.132 17.881 18.608 19.046 5.100 36,57

    Omzet Rp. Milyar 9.527 10.194 10.463 14.476 18.972 20.345 24.345 4.243 20,85 6.384 17.002 24.405 29.113 29.113 18,41

    Sumber : Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Jawa Tengah

    Dari tabel diatas dapat dilihat, bahwa terjadi peningkatan jumlah UMKM

    pada setiap tahunnya, dimana pada tahun 2008 baru ada 64.294 UMKM yang ada

    di Provinsi Jawa Tengah setiap tahun terus bertambah hingga pada akhir tahun

    2015. UMKM yang ada di Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2015 mencapai

    108.937 UMKM dan mampu menyerap sebanyak 740.740 tenaga kerja. Terjadi

    peningkatan jumlah UMKM sebanyak 9.256 UMKM baru atau sebesar 9,29%

    dimana pada tahun 2014 sebanyak 99.681 unit menjadi 108.937 unit, serta

    peningkatan penyerapan tenaga sebanyak 21,65% atau 131.847 orang , dimana

    pada tahun 2014 sebanyak 608.893 orang menjadi 740.740 orang tenaga kerja.

    Sementara itu ada juga data dari UMKM binaan Dinas Koperasi dan

    Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Pemerintah Daerah Kota Semarang

    triwulan 14 tahun 2015:

    Tabel 1. 1 Time series data UMKM Binaan Provinsi Jawa Tengah

  • 7/26/2019 kesiapan umkm kota semarang menghadapi pasar terbuka MEA

    9/60

    6

    Tabel 1. 2 Data UMKM Binaan Dinas Koperasi dan UMKM Pemerintah

    Kota Semarang triwulan 1-4 tahun 2015

    Jenis JumlahUMKM

    Omset Rata-rata Prosentase

    Makanan 70 Rp. 98.609.429 58,829 %

    Kerajinan 20 Rp. 129.610.000 17,094 %

    Minuman 10 Rp. 48.942.900 8,547 %

    Fashion 9 Rp. 20.000.000 7,692 %

    Batik 3 Rp. 22.666.667 2,564 %

    Koleksi 1 Rp. 150.000.000 0,855 %

    Jasa 4 Rp. 57.950.000 3.419 %

    Jumlah 117 Rp. 527.778.995 100 %

    Sumber: Dinas Koperasi dan UMKM Kota SemarangDari data diatas dapat dilihat bahwa sektor kuliner merupakan sektor yang

    paling banyak, dengan prosentase 58,829% dari total UMKM binaan Dinas

    Koperasi dan UMKM Kota Semarang. Berdasarkan rataan omset dari data diatas

    dapat dilihat pula bahwa seluruh UMKM diatas masih merupakan usaha mikro

    dengan pasar yang masih bersaing di wilayah lokal Kota Semarang. Ini menjadi

    perhatian yang cukup besar bagi Pemerintah Kota Semarang dalam upayanya

    mengembangkan UMKM agar setidaknya mampu bersaing ke wilayah yang lebih

    luas lagi, setidaknya merambah ke pasar nasional agar para pelaku UMKM ini

    bisa siap bersaing menghadapi pasar terbuka MEA 2015.

    Selain dukungan dari pemerintah dalam upaya mengembangkan UMKM

    yang ada di Indonesia faktor internal dari dalam UMKM tersebut juga sangat

    berpengaruh dalam perkembangan UMKM agar mereka bisa dan mampu bersaing

    di pasaran, terlebih di pasar terbuka MEA 2015 nantinya. Faktor internal yang

    mempengaruhi perkembangan UMKM itu sendiri antara lain ialah proses

    manajemen UMKM dalam pengelolaan sumber daya manusia, kualitas produk

    dan bahan baku, serta strategi dalam pemasaran produk UMKM itu sendiri.

  • 7/26/2019 kesiapan umkm kota semarang menghadapi pasar terbuka MEA

    10/60

    7

    Bagaimana UMKM tersebut dalam pengelolaannya masih menjadi sebuah

    pekerjaan rumah bagi para pelaku UMKM. Sebagian besar UMKM yang ada di

    Kota Semarang saat ini masih merupakan perusahaan rumahan atau home industri

    dan banyak pula yang masih menggunakan cara cara tradisional dalam

    pengelolaannya, misalnya saja dalam pengelolaan keuangan dari UMKM, masih

    banyak UMKM, khususnya usaha kecil yang belum menggunakan sistem

    pembukuan dalam pengelolaan keuangannya, begitu juga dengan pengelolaan

    sumber daya manusia, bahan baku, produksi, hingga manajemen strategi dalam

    pemasaran produk mereka. (Dinas Koperasi dan UMKM Kota Semarang, 2015)

    Pada umumnya UMKM di Indonesia masih dihadapkan pada berbagai

    permasalahan yeng menghambat kegiatan usahnya. Berbagai hambatan tersebut

    meliputi kesulitan pemasaran, keterbatasan finansial, keterbatasan SDM

    berkualitas, strategi pemasaran produk. masalah kualitas produk, keterbatasan

    teknologi, dan infrastruktur pendukung. (Sriyana, 2010)

    Berdasarkan latar belakang inilah maka peneliti mengambil judul :

    Kesiapan Pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di Kota

    Semarang dalam Pasar Terbuka Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015

    1.2Perumusan Masalah

    Masalah merupakan kesenjangan antara sesuatu yang diharapkan dengan

    kenyataan yang terjadi. Pada setiap penelitian diperlukan pokok masalah yang

    menjadi pedoman untuk diteliti sehingga hasilnya dapat digunakan untuk menarik

    kesimpulan dan dapat digunakan sebagai solusi untuk mengatasi masalah yang

  • 7/26/2019 kesiapan umkm kota semarang menghadapi pasar terbuka MEA

    11/60

    8

    terjadi. Berangkat dari pemaparan latar belakang diatas, dapat diketahui bahwa

    UMKM merupakan salahsatu andalan Indonesia untuk menghadapi persaingan

    pasar bebas ASEAN agar Indonesia tidak hanya menjadi pasar dari negara-negara

    ASEAN, namun menjadi pemain penting, penyedia, dan pencipta pasar di MEA

    2015.

    Berdasarkan hal tersebut, maka dapat dikemukakan rumusan masalah

    dalam penelitian ini:

    1. Bagaimana kesiapan sumber daya manusia UMKM untuk

    menghadapi pasar terbuka MEA 2015?

    2. Bagaimana kesiapan kualitas produk dari UMKM untuk

    menghadapi pasar terbuka MEA 2015?

    3. Bagaimana kesiapan UMKM dalam strategi pemasaran produk

    untuk menghadapi pasar terbuka MEA 2015?

    4. Bagaimana kesiapan UMKM dari segi pendanaan untuk

    menghadapi pasar terbuka MEA 2015?

    5. Bagaimana kesiapan manajerial UMKM dari segi sumber daya

    manusia, produk, strategi pemasaran, dan pendanaan dalam menghadapi

    pasar terbuka MEA 2015 ?

    1.3Tujuan Penelitian

    Adapun tujuan penelitian ini adalah:

    1. Untuk mengetahui kesiapan sumber daya manusia UMKM dalam

    menghadapi pasar terbuka MEA 2015.

  • 7/26/2019 kesiapan umkm kota semarang menghadapi pasar terbuka MEA

    12/60

    9

    2. Untuk mengetahui kesiapan produk UMKM dalam menghadapi

    pasar terbuka MEA 2015.

    3. Untuk mengetahui kesiapan strategi pemasaran UMKM dalam

    menghadapi pasar terbuka MEA 2015.

    4. Untuk mengetahui kesiapan pendanaan UMKM dalam menghadapi

    pasar terbuka MEA 2015.

    5. Untuk mengetahui kesiapan manajerial UMKM dari segi sumber

    daya manusia, produk, strategi pemasaran, dan pendanaan dalam

    menghadapi pasar terbuka MEA 2015.

    1.4Manfaat Penelitian

    Adapun manfaat penelitian ini adalah:

    1.

    Manfaat Akademis

    Dengan melakukan penelitian ini, diaharapkan dapat memberi wawasan,

    pengetahuan, dan ketrampilan bagi peneliti yang telah diperoleh di bangku kuliah,

    yang berhubungan dengan UMKM khususnya kaitannya dengan hubungan faktor-

    faktor yang mempengaruhi kesiapan UMKM menghadapi persaingan pasar

    terbuka MEA 2015 sehingga mampu menerapkan teori di bangku kuliah dengan

    kenyataan yang terjadi di lapangan.

    2. Manfaat Praktis dan Sosial

    Hasil penelitian ini, diharapkan dapat berguna bagi bahan masukan bagi

    para pelaku UMKM khususnya dalam upaya perkembangan UMKM di masa yang

  • 7/26/2019 kesiapan umkm kota semarang menghadapi pasar terbuka MEA

    13/60

    10

    akan datang agar mempunyai daya saing yang kuat dalam menghadapi persaingan

    pasar terbuka MEA.

    1.5Kerangka Teori / Konsep

    1.5.1 Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM)

    Sesuai dengan Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro,

    Kecil dan Menengah (UMKM) :

    a. Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan

    dan/atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro

    sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.

    b. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri,

    yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan

    anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau

    menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau

    usaha besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam

    Undang-Undang ini.

    c. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri

    sendiri, yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan

    merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau

    menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau

    usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan

    sebagaimana diatur dalam Undang- Undang ini.

  • 7/26/2019 kesiapan umkm kota semarang menghadapi pasar terbuka MEA

    14/60

    11

    Badan Pusat Statistik (BPS) memberikan batasan definisi UMKM

    berdasarkan kuantitas tenaga kerja, yaitu untuk industri rumah tangga memiliki

    jumlah tenaga kerja 1 sampai 4 orang, usaha kecil memiliki jumlah tenaga kerja 5

    sampai dengan 19 orang, sedangkan usaha menengah memiliki tenaga kerja 20

    sampai dengan 99 orang.

    1.5.1.1Kriteria UMKM

    Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro,

    Kecil dan Menengah (UMKM) kriteria UMKM adalah:

    Tabel 1.3 Kriteria UMKM menurut UU no. 20 Tahun 2008

    URAIAN ASSET OMZET

    USAHA MIKRO MAX 50.000.000 MAX 300.000.000

    USAHA KECIL >Rp. 50.000.000

    Rp. 500.000.000

    >Rp. 300.000.000

    Rp. 2.500.000.000

    USAHA

    MENENGAH

    >Rp. 500.000.000

    Rp. 10.000.000.000

    >Rp. 2.500.000.000

    Rp. 50.000.000.000

    Sumber: UU no. 20 Tahun 2008

    1.5.1.2Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan UMKM

    Menurut Indiarti dan Langenberg (2004) kebanyakan UMKM di Indonesia

    beroperasi melalui jalur tradisional dalam hal produksi dan pemasarannya.

    Sehingga dalam penelitian ini lebih melihat kepada faktor-faktor yang lebih

    tradisional seperti modal psikologis entrepreneur, manajemen sumber daya

    manusia, inovasi, karakteristik dari entrepreneur, dan karakteristik UMKM.

    Dimana penejelasan terhadap setiap variabel akan di jelaskan dibawah ini :

  • 7/26/2019 kesiapan umkm kota semarang menghadapi pasar terbuka MEA

    15/60

    12

    Modal Psikologis

    Modal psikologis dikonseptualisasikan oleh Hmieleski dan Car (2008)

    sebagai bagian pembangun atau fondasi yang terdiri dari elemen-elemen: self-

    efficacy (Bandura, 1997), optimism (Carver & Sheier, 2003), hope (Snyder,

    Sympson, & Ybasco, 1997), dan resiliency (Masten, 2001).

    Manajemen Sumber Daya Manusia

    Schermerhorn (2001) mendefinisikan manajemen sumber daya manusia

    sebagai proses merekrut, mengembangkan, dan mempertahankan tenaga kerja

    yang berbakat dan energik untuk mendukung misi, tujuan dan strategi organisasi.

    Menurut Havenga (2009) ada empat bagian pokok dalam manajemen sumber daya

    manusia yaitu seleksi dan rekrutmen, komunikasi dan motivasi, pelatihan dan

    pengembangan, serta kesejahteraan dan kompensasi. (Samir, 2011)

    Inovasi

    Thompson (1965) mendefinisikan innovasi sebagai pembangkit,

    penerimaan dan penerapan ide baru, proses, produk atau jasa. Sementara itu

    menurut Jensen dan Webster (2004) aspek inovasi mencakup empat bagian:

    produk, proses, organisasi, dan pemasaran. (Samir, 2011)

    1.5.2 Sistem Manajemen UMKM dalam pengelolaan Sumber Daya

    Manusia

    1.5.2.1Manajemen

    Manajemen adalah seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain, definisi

    Mary Parker Follet ini berarti bahwa seorang manajer bertugas mengatur dan

  • 7/26/2019 kesiapan umkm kota semarang menghadapi pasar terbuka MEA

    16/60

    13

    mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi. Ricky W. Griffin

    mendefinisikan manajemen sebagai sebuah proses perencanaan, pengorganisasian,

    pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran secara

    efektif dan efesien. Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan

    perencanaan, sementara efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara

    benar, terorganisir, dan sesuai dengan jadwal. Manajemen belum memiliki

    definisi yang mapan dan diterima secara universal, namun banyak penulis

    menyetujui bahwa manajemen mencangkup berbagai tingkat keterampilan sesuai

    dengan bidang dari organisasi. (Rachma, 2013)

    Handoko (2009), dalam bukunya menjelaskan bahwa, manajemen

    dibutuhkan oleh organisasi karena tanpa manajemen semua usaha yang dijalankan

    akan sia-sia dan pencapaian tujuan akan lebih sulit. Ada tiga alasan utama

    diperlukannya manajemen :

    1. Untuk mencapai tujuan organisasi.

    2. Untuk menjaga keseimbangan di antara tujuan-tujuan yang saling

    bertentangan. Manajemen dibutuhkan untuk menjaga keseimbangan antara tujuan-

    tujuan, sasaran-sasaran, dan kegiatan-kegiatan yang saling bertentangan dari

    pihak-pihak yang berkepentingan dalam organisasi.

    3. Untuk mencapai efisiensi dan efektifitas dalam organisasi, agar apa

    yang dikerjakan tidak memakan banyak waktu/tenaga/sumberdaya.

  • 7/26/2019 kesiapan umkm kota semarang menghadapi pasar terbuka MEA

    17/60

    14

    1.5.2.2Fungsi-fungsi Manajemen

    Manajemen dapat berarti pencapaian tujuan melalui pelaksanaan fungsi-

    fungsi tertentu. perencanaan (Planning), pengorganisasian (Organizing),

    pengkoordinasian / pengarahan (actuating), dan pengawasan (Controlling)adalah

    fungsi-fungsi utama dalam manajemen. (R. Girfin, 2004)

    a. Perencanaan (Planning)

    Rencana-rencana dibutuhkan untuk memberikan kepada organisasi tentang

    tujuan-tujuannya dan menetapkan prosedur terbaik untuk pencapaian tujuan-

    tujuan itu. Disamping itu, rencana juga memungkinkan:

    1. Organisasi bisa memperoleh dan meningkatkan sumber daya -

    sumber daya yang dibutuhkan guna mencapai tujuan

    2. Para anggota organisasi melaksanakan kegiatan-kegiatan yang

    konsisten dengan berbagai tujuan dan prosedur yang sudah ditetapkan dalam

    perencanaan.

    3. Kemajuan dapat terus dimonitor dan diukur, sehingga tindakan

    korektif dapat diambil bila tingkat kemajuan tidak memuaskan/tidak sesuai

    dengan rencana.

    Semua fungsi yang lainnya sangat tergantung pada fungsi ini, dimana

    fungsi lain tidak akan berhasil tanpa perencanaan dan pembuatan keputusan yang

    tepat, cermat, dan berkelanjutan. Tetapi sebaliknya perencanaan yang baik

    tergantung pada pelaksanaan efektif fungsi-fungsi lain.

  • 7/26/2019 kesiapan umkm kota semarang menghadapi pasar terbuka MEA

    18/60

    15

    b. Pengorganisasian (Organizing)

    Setelah organisasi menetapkan tujuan-tujuan dan menyusun rencana-

    rencana-rencana atau program-program untuk mencapainya, maka mereka perlu

    merancang dan mengembangkan suatu organisasi yang akan dapat melaksanakan

    berbagai program tersebut secara sukses.

    Pengorganisasian adalah:

    1) Penentuan sumberdaya dan kegiatan yang dibutuhkan untuk

    mencapai tujuan organisasi.

    2) Perancangan dan pengembangan suatu organisasi atau kelompok

    kerja yang akan dapat membawa hal-hal tersebut ke arah tujuan.

    3) Penugasan tanggung jawab tertentu, dan

    4) Pendelegasian wewenang yang diperlukan kepada individu-

    individu untuk melaksanakan tugas-tugasnya.

    Fungsi ini menciptakan struktur formal dimana pekerja ditetapkan, dibagi,

    dan dikoordinasikan

    c. Pengarahan (Actuating)

    Sesudah rencana dibuat, organisasi dibentuk, langkah berikutnya adalah

    menugaskan karyawan/anggota organisasi untuk bergerak menuju tujuan yang

    telah ditentukan oleh organisasi. Fungsi pengarahan secara sederhana adalah,

    untuk membuat atau mendapatkan para anggota/karyawan melakukan apa yang

    diinginkan, dan harus mereka lakukan. Fungsi ini melibatkan kualitas, gaya, dan

    kekuasaan pemimpin seperti komunikasi, motivasi, dan disiplin.

  • 7/26/2019 kesiapan umkm kota semarang menghadapi pasar terbuka MEA

    19/60

    16

    Bila fungsi perencanaan dan pengorganisasian lebih banyak menyangkut

    aspek-aspek abstrak manajemen, fungsi pengarahan langsung menyangkut orang-

    orang dalam organisasi.

    d. Pengawasan (Controlling)

    Semua fungsi terdahulu tidak akan efektif tanpa fungsi pengawasan

    (controlling). Pengawasan adalah penemuan dan penerapan cara dan peralatan

    untuk menjamin bahwa rencana telah dilaksanakan sesuai dengan yang telah

    ditetapkan. Hal ini dapat positif ataupun negatif. Pengawasan positif mencoba

    untuk mengambil apakah tujuan organisasi dapat dicapai dengan efisien dan

    efektif. Pengawasan negatif mencoba untuk menjamin bahwa kegiatan yang tidak

    diinginkan atau dibutuhkan tidak terjadi atau terjadi kembali.

    Fungsi pengawasan pada dasarnya mencangkup empat unsur, yaitu:

    1)

    Penetapan standard pelaksanaan.

    2) Penentuan ukuran-ukuran pelaksanaan.

    3) Pengukuran pelaksanaan nyata dan membandingkannya dengan

    standard yang telah ditetapkan.

    4) Pengambilan tindakan koreksi yang diperlukan bila pelaksanaan

    menyimpang dari standar.

    1.5.2.3Manajemen Sumber Daya Manusia

    Manajemen sumber daya manusia mencakup atas semua proses perencanaan,

    pemimpinan, pengorganisasian, pengendalian aktivitas yang masih berhubungan

    dengan analisa sebuah pekerjaan, pengadaan pengembangan, promosi,

  • 7/26/2019 kesiapan umkm kota semarang menghadapi pasar terbuka MEA

    20/60

    17

    kompensasi, evaluasi atas pekerjaan dan pemutusan hubungan kerja dalam

    mencapai tujuan yang ingin dicapai, dimana kegiatan dalam bidang sumber daya

    manusia dapat dilihat dari dua sisi yaitu sudut pandang pekerja dan sudut pandang

    pekerjaan. Dari sudut pandang pekerjaan mencakup suatu analisa dan evaluasi

    terhadap pekerjaan, dan dari sudut pandang pekerja terdiri atas segala aktivitas

    pengadaan tenaga kerja, penilaian terhadap prestasi kerja, pelatihan serta adanya

    pengembangan pekerja, promosi, pemutusan hubungan kerja dan kompensasi.

    (Panggabean, 2004)

    Dari paparan diatas, manajemen sumber daya manusia dapat diterapkan

    pada organisasi bisnis dalam semua bidang, yang terpenting adalah bagaimana

    pengelolaan sistem manajemen dalam organisasi bisnis tersebut bisa berjalan

    dengan baik agar tercapainya tujuan organisasi, termasuk juga dalam

    penerapannya pada UMKM.

    1.5.3 Pemasaran

    Menurut Kotler dan Keller (2007), pemasaran merupakan suatu fungsi

    organisasi dan seperangkat proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan, dan

    menyerahkan nilai kepada pelanggan serta mengelola hubungan pelanggan

    dengan cara yang menguntungkan organisasi dan para pemilik sahamnya. Intinya

    adalah di dalam pemasaran ditemukan tiga poin penting yaitu : 1) Fungsi-fungsi

    organisasi, 2) kegiatan mencipta, mengkomunikasikan, menyerahkan nilai serta 3)

    mengelola hubungan dengan pelanggan. Dari peristiwa tersebut muncul istilah

    manajemen pemasaran yang menurut Kotler & Keller (2007) merupakan seni dan

  • 7/26/2019 kesiapan umkm kota semarang menghadapi pasar terbuka MEA

    21/60

    18

    ilmu memilih pasar sasaran dan mendapatkan, menjaga serta menumbuhkan

    pelanggan dengan menciptakan, menyerahkan, mengkomunikasikan nilai

    pelanggan yang unggul. Berdasarkan definisi tersebut, dapat disimpulkan tujuan

    pemasaran yakni mengetahui dan memahami pelanggan agar produk/jasa yang

    dihasilkan sesuai dengan keinginan pelanggan dapat diwujudkan.

    1.5.3.1Strategi Pemasaran

    Strategi pemasaran adalah pola pikir pemasaran yang akan digunakan oleh unit

    bisnis untuk mencapai tujuan pemasarannya. Strategi tersebut berisi strategi

    spesifik untuk pasar sasaran, penetapan posisi, bauran pemasaran, dan besarnya

    pengeluaran pemasaran. (Kotler, 2004)

    Pada umumnya perusahaan yang berhasil adalah perusahaan yang

    melaksanakan konsep pemasaran yang berorientasi kepada konsumen, karena

    perusahaan inilah yang mampu menguasai pasar dalam jangka panjang. Di dalam

    pandangan konsep pemasaran, tujuan perusahaan dicapai melalui kepuasan

    konsumen. Kepuasan konsumen diperoleh setelah kebutuhan dan keinginan

    konsumen dipenuhi melalui kegiatan pemasaran yang terpadu. Dengan demikian

    ada 4 (empat) unsur pokok dalam konsep pemasaran, yaitu 1) orientasi pada

    kebutuhan dan keinginan konsumen, 2) kepuasan konsumen, 3) kegiatan

    pemasaran yang terpadu, 4) tujuan perusahaan.

    Menurut Jurini (2003), setiap perusahaan menjalankan strategi pemasaran

    untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Ada 3 (tiga) tahap yang ditempuh

    perusahaan untuk menetapkan strategi pemasaran, yaitu (1) memilih konsumen

  • 7/26/2019 kesiapan umkm kota semarang menghadapi pasar terbuka MEA

    22/60

    19

    yang dituju, (2) mengidentifikasi keinginan konsumen, dan (3) menentukan

    bauran pemasaran. Strategi pemasaran yang berhasil umumnya ditentukan dari

    satu atau beberapa marketing mix (bauran pemasaran).

    Ada beberapa pengertian tentang strategi pemasaran, yaitu :

    - Rencana yang terpadu di bidang pemasaran yang memberikan panduan

    tentang kegiatan yang akan dijalankan untuk dapat tercapainya tujuan pemasaran

    suatu perusahaan.

    - Dasar tindakan yang mengarahkan kegiatan pemasaran suatu perusahaan

    dalam kondisi persaingan dan lingkungan yang selalu berubah, agar dapat

    mencapai tujuan yang diharapkan.

    - Alat fundamental yang direncanakan untuk mencapai tujuan perusahaan

    dengan mengembangkan keunggulan bersaing melalui pasar sasaran dan program

    pemasaran untuk mencapai tujuan tersebut.

    Dengan kata lain, strategi pemasaran merupakan rencana yang terpadu

    sebagai dasar tindakan yang mengarahkan kegiatan pemasaran kepada pasar

    sasaran dengan mengembangkan program pemasaran untuk mencapai tujuan

    pemasaran. Untuk berhasilnya strategi pemasaran yang dijalankan, dibutuhkan 2

    (dua) hal yang sangat penting dan saling berkaitan, yaitu : (1) target pasar yang

    dituju, (2) bauran pemasaran yang dijalankan untuk mencapai target pasar

    tersebut.

    Penentuan strategi pemasaran harus didasarkan atas analisa lingkungan

    eksternal dan internal perusahaan. Masing-masing faktor lingkungan dapat

  • 7/26/2019 kesiapan umkm kota semarang menghadapi pasar terbuka MEA

    23/60

    20

    menimbulkan adanya kesempatan atau ancaman bagi pemasaran produk suatu

    perusahaan, yaitu : keadaan pasar, persaingan, teknologi, ekonomi, sosial budaya,

    hukum dan peraturan. Sedangkan faktor-faktor internal perusahaan menunjukkan

    adanya keunggulan atau kelemahan perusahaan, meliputi keuangan, produksi,

    personalia, dan khususnya bidang pemasaran yang terdiri atas produk, harga,

    promosi, lokasi, orang, proses dan bukti fisik. Analisa tersebut merupakan

    penilaian apakah strategi pemasaran yang telah ditetapkan dan dijalankan sesuai

    dengan keadaan saat ini. Hasil penilaian tersebut digunakan sebagai dasar untuk

    menentukan apakah strategi yang sedang dijalankan perlu diubah, dan untuk

    menyusun atau menentukan strategi yang akan dijalankan pada masa yang akan

    datang. Strategi pemasaran tidak terlepas dari strategi perusahaan secara

    keseluruhan. Strategi perusahaan adalah suatu rencana induk yang merinci pokok-

    pokok arah usaha perusahaan dalam mencapai tujuan dan uraian mengenai cara

    penggunaan sumber daya untuk memanfaatkan kesempatan dan mengatasi

    ancaman masa kini maupun masa datang. Perumusan strategi perusahaan

    mempunyai cirri-ciri sebagai berikut :

    - Titik tolak peyusunannya melihat perusahaan secara keseluruhan.

    - Mempertimbangkan fleksibilitas dalam menghadapi perubahan.

    - Dilakukan secara realistis dan relevan dengan lingkungan yang dihadapi.

    Adapun dimensi lingkungan mempunyai pengaruh strategis pada strategi

    perusahaan dalam menjalankan kegiatan pemasaran, meliputi lingkungan

    demografis, teknologi, sosial budaya, persaingan pasar, hukum dan peraturan dan

    ekonomis.

  • 7/26/2019 kesiapan umkm kota semarang menghadapi pasar terbuka MEA

    24/60

    21

    1.5.4

    Pendanaan UMKM

    Manajemen pendanaan pada hakikatnya menyangkut keseimbangan finansial di

    dalam perusahaan yaitu keseimbangan antara aktiva dengan pasiva yang

    dibutuhkan beserta mencari susunan kualitatif dari aktiva dan pasiva tersebut

    dengan sebaik-baiknya. Pemilihan susunan kualitatif dari aktiva akan

    menentukan struktur kekayaan perusahaan, sedang pemilihan susunan kualitatif

    dari pasiva akan menetukan struktur finansial (struktur pendanaan) dan struktur

    modal perusahaan (Bambang 1995).

    1.5.4.1Sumber pendanaan UMKM

    Sumber-sumber pendanaan/pembiayaan terhadap UMKM dapat diperoleh melalui

    Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, BUMN, Usaha Besar nasional dan asing.

    Selain itu masih ada beberapa sistem pembiayaan (multifinance) yang dapat

    dimanfaatkan UMKM, antara lain: modal ventura, anjak piutang (factoring),

    penyewaan (leasing), pegadaian, dana BUMN dan sebagainya. Pemilihannya

    tergantung UMKM sendiri, berdasarkan kesesuaian, kemampuan pemenuhan

    persyaratan dan prosedur yang ditetapkan masing-masing lembaga pembiayaan

    tersebut. Bank sebagai lembaga pemberi kredit sangat berperan membantu

    pengusaha-pengusaha daerah guna meningkatkan kegiatan perekonomian di

    daerah sehingga memperlancar kegiatan perekonomian masyarakat. Bank

    Indonesia pada tanggal 2 April 2007 melalui peraturan Bank Indonesia

    memperlonggar sejumlah persyaratan kredit perbankan bagi UMKM yaitu dengan

    dihilangkan dua syarat dan hanya tinggal satu persyaratan yaitu kemampuan

  • 7/26/2019 kesiapan umkm kota semarang menghadapi pasar terbuka MEA

    25/60

    22

    membayar. Berarti kredit perbankan UMKM mendasarkan pada kelayakan usaha.

    Agar kemudahan ini menjadi optimal bagi UMKM diperlukan juga penjaminan

    kredit. (Wisnu, 2012)

    1.5.5 Kualitas Produk

    Kualitas produk merupakan aspek penting dalam peningkatan kualitas UMKM.

    Produk juga merupakan salah satu variabel yang menentukan dalam kegiatan

    suatu usaha, karena tanpa produk, suatu perusahaan tidak dapat melakukan

    kegiatan untuk mencapai hasil yang diharapkan. Banyaknya pesaing dalam dunia

    bisnis memerlukan suatu produk yang berbeda satu sama lainnya dan atupun

    sama. Produk suatu perusahaan haruslah memiliki suatu keunggulan dibandingkan

    produk yang dihasilkan perusahaan lain, dalam hal ini perusahaan pesaing.

    Pengertian produk (product)menurut Kotler & Armstrong, (2001) adalah

    segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepasar untuk mendapatkan perhatian,

    dibeli, digunakan, atau dikonsumsi yang dapat memuaskan keinginan atau

    kebutuhan. Secara konseptual produk adalah pemahaman subyektif dari produsen

    atas sesuatu yang bisa ditawarkan sebagai usaha untuk mencapai tujuan

    organisasi melalui pemenuhan kebutuhan dan kegiatan konsumen, sesuai

    dengan kompetensi dan kapasitas organisasi serta daya beli pasar. Selain itu

    produk dapat pula didefinisikan sebagai persepsi konsumen yang dijabarkan oleh

    produsen melalui hasil produksinya. Kualitas produk dipandang penting oleh

    konsumen dan dijadikan dasar pengambilan keputusan pembelian.

  • 7/26/2019 kesiapan umkm kota semarang menghadapi pasar terbuka MEA

    26/60

    23

    1.5.5.1Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas produk

    Terlepas dari komponen yang dapat dijadikan obyek pengukuran kualitas, secara

    umum faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas dapat diklasifikasikan sebagai

    berikut (Yamit,2005):

    a) Fasilitas operasi seperti kondisi fisik bangunan

    b) Peralatan dan perlengkapan

    c) Bahan baku atau material

    d) Pekerjaan ataupun staf organisasi

    Secara khusus faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas diuraikan

    sebagai berikut:

    a) Pasar atau tingkat persaingan

    Persaingan sering merupakan penentu dalam menetapkan tingkat kualitas

    output suatu perusahaan, makin tinggi tingkat persaingan akan memberikan

    pengaruh pada perusahaan untuk menghasilkan produk yang berkualitas. Dalam

    era bebas yang akan datang konsumen dapat berharap untuk mendapatkan produk

    yang berkualitas dengan harga yang lebih murah

    b) Tujuan Organisasi (Organization obyectives)

    Apakah perubahaan bertujuan untuk menghasilkan output tinggi, barang

    yang berharga rendah (low price product) atau menghasilkan barang yang

    berharga mahal, eksklusif (exclusive expensive product)

  • 7/26/2019 kesiapan umkm kota semarang menghadapi pasar terbuka MEA

    27/60

    24

    c) Testing Produk (product testing)

    Testing yang kurang memadahi terhadap produk yang dihasilkan dapat

    berakibat kegagalan dalam mengungkapkan kekurangan yang terdapat pada

    produk.

    d) Desain Produk (product design)

    Cara mendesain produk pada awalnya dapat menentukan kualitas produk

    itu sendiri.

    e) Proses Produksi (production process)

    Prosedur untuk memproduksi produk dapat juga menentukan kualitas

    produk yang dihasilkan.

    f) Kualitas Input (quality of inputs)

    Jika bahan yang digunakan tidak memenuhi standar, tenaga kerja tidak

    terlatih, atau perlengkapan yang digunakan tidak tepat, akan berakibat pada

    produk yang dihasilkan.

    g) Perawatan perlengkapan (equipment maintenance)

    Apabila perlengkapan tidak dirawat secara tepat atau suku cadang tidak

    tersedia maka kualitas produk akan kurang dari semestinya.

    h) Standar Kualitas (quality standart)

    Jika perhatian terhadap kualitas dalam organisasi tidak nampak, tidak ada

    testing maupun inspeksi, maka output yang berkualitas tinggi sulit dicapai.

  • 7/26/2019 kesiapan umkm kota semarang menghadapi pasar terbuka MEA

    28/60

    25

    i) Umpan balik konsumen (customer feedback)

    Jika perusahaan kurang sensitif terhadap keluhan-keluhan konsumen,

    kualitas tidak akan meningkat. Produk, bukan hanya ditentukan dari output

    produk yang dihasilkan. Faktor-faktor pada lingkungan sekitar seperti kondisi

    peralatan-peralatan kerja dan konsistensi perusahaan untuk selalu berinovasi

    sesuai dengan selera pasar juga memiliki peranan penting dalam menentukan

    berkualitasnya suatu produk. (Yamit,2005)

    1.5.6 Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)

    Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) merupakan satu pasar tunggal di kawasan

    Asia Tenggara, bertujuan untuk meningkatkan investasi asing di kawasan Asia

    Tenggara, termasuk Indonesia yang juga akan membuka arus perdagangan barang

    dan jasa dengan mudah ke negara-negara di Asia Tenggara. Dalam kesepakatan

    tersebut terdapat lima hal yang tidak boleh dibatasi peredarannya di seluruh

    negara ASEAN termasuk Indonesia, yaitu arus barang, arus jasa, arus modal, arus

    investasi dan arus tenaga kerja terlatih. Dalam situasi dimaksud yang menjadi

    taruhan adalah daya saing, baik dari sisi produk maupun SDM, karena apabila

    tidak disiapkan maka ada kemungkinan negeri ini akan menjadi pasar dari produk

    asing dan masyarakat kita hanya sebagai penonton, karena tidak mampu bersaing

    dengan tenaga asing yang lebih ahli. (DisperindagRI, 2015)

  • 7/26/2019 kesiapan umkm kota semarang menghadapi pasar terbuka MEA

    29/60

    26

    1.5.6.1Tujuan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA)

    Dikutip dariwww.kemenperin.go.idsetiap negara di Asean yang memiliki

    kepentingan dan tujuan yang sama, perlu menciptakan sebuah wadah atau badan

    dimana mereka saling berusaha untuk mewujudkan tujuan tersebut. Dan hal ini

    lah yang menjadi sebab adanya tujuan dari sebuah organisasi. Tujuan dicerminkan

    oleh sasaran yang harus dilakukan baik dalam jangka pendek, maupun jangka

    panjang. Adapun tujuan dari MEA adalah:

    1. Untuk meningkatkan stabilitas perekonomian di kawasan ASEAN,

    membentuk kawasan ekonomi antar negara ASEAN yang kuat. Bahwa saat ini di

    Amerika dan Eropa masih mengalami krisis ekonomi. Dan dengan terbentuknya

    Masyarakat Ekonomi ASEAN diharapkan akan bisa mengatasi masalah-masalah

    dalam bidang perekonomian antar negara ASEAN, sehingga kasus krisis ekonomi

    seperti di Indonesia pada tahun 1998 dulu tidak terulang kembali.

    2. Terciptanya kawasan pasar bebas ASEAN. Hal ini merupakan tantangan

    tersendiri bagi pelaku usaha di negara ASEAN. Persaingan produk dan jasa antar

    negara ASEAN akan diuji di sini. Bagi pelaku usaha dan jasa hendaknya mulai

    sekarang meningkatkan kualitas produk, agar produknya dicintai konsumen.

    Dengan membuat produk yang berkualitas serta harga terjangkau pasti akan bisa

    bersaing dengan produk dari negara ASEAN lainnya.

    1.5.6.2Dampak Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)

    Gambaran karakteristik utama MEA adalah pasar tunggal dan basis produksi;

    kawasan ekonomi yang berdaya saing tinggi; kawasan dengan pembangunan

    http://www.kemenperin.go.id/http://www.kemenperin.go.id/http://www.kemenperin.go.id/http://www.kemenperin.go.id/
  • 7/26/2019 kesiapan umkm kota semarang menghadapi pasar terbuka MEA

    30/60

    27

    ekonomi yang adil; dan kawasan yang terintegrasi ke dalam ekonomi global.

    Dampak terciptanya MEA adalah terciptanya pasar bebas di bidang permodalan,

    barang dan jasa, serta tenaga kerja. Konsekuensi atas kesepakatan MEA yakni

    dampak aliran bebas barang bagi negara-negara ASEAN, dampak arus bebas jasa,

    dampak arus bebas investasi, dampak arus tenaga kerja terampil, dan dampak arus

    bebas modal. (BPPK, 2015)

    Dari karakter dan dampak MEA tersebut di atas sebenarnya ada peluang

    dari momentum MEA yang bisa diraih Indonesia. Dengan adanya MEA

    diharapkan perekonomian Indonesia menjadi lebih baik, salah satunya pemasaran

    barang dan jasa dari Indonesia dapat memperluas jangkauan ke negara ASEAN

    lainnya. Pangsa pasar yang ada di Indonesia adalah 250 juta orang, pada MEA

    pangsa pasar ASEAN sejumlah 625 juta orang bisa disasar oleh Indonesia. Jadi,

    Indonesia memiliki kesempatan lebih luas untuk memasuki pasar yang lebih luas.

    Ekspor dan impor juga dapat dilakukan dengan biaya yang lebih murah. Tenaga

    kerja dari negara-negara lain di ASEAN bisa bebas bekerja di Indonesia,

    sebaliknya tenaga kerja Indonesia (TKI) juga bisa bebas bekerja di negara-negara

    lain di ASEAN.

    Dikutip dari www.asean.org Dampak Positif lainnya yaitu investor

    Indonesia dapat memperluas ruang investasinya tanpa ada batasan ruang antar

    negara anggota ASEAN. Begitu pula kita dapat menarik investasi dari para

    pemodal-pemodal ASEAN. Para pengusaha akan semakin kreatif karena

    http://www.asean.org/http://www.asean.org/
  • 7/26/2019 kesiapan umkm kota semarang menghadapi pasar terbuka MEA

    31/60

    28

    persaingan yang ketat dan para professional akan semakin meningkatakan tingkat

    skill, kompetansi dan profesionalitas yang dimilikinya.

    Selain peluang yang terlihat di depan mata, ada pula hambatan

    menghadapi MEA yang harus kita perhatikan. Hambatan tersebut di antaranya :

    Pertama, mutu pendidikan tenaga kerja masih rendah, di mana hingga Febuari

    2014 jumlah pekerja berpendidikan SMP atau dibawahnya tercatat sebanyak 76,4

    juta orang atau sekitar 64 persen dari total 118 juta pekerja di Indonesia. Kedua,

    ketersediaan dan kualitas infrastuktur masih kurang sehingga mempengaruhi

    kelancaran arus barang dan jasa. Menurut Global Competitiveness Index (GCI)

    2014, kualitas infrastruktur kita masih tertinggal dibandingkan negara Singapura,

    Malaysia, Brunei Darussalam dan Thailand. Ketiga, sektor industri yang rapuh

    karena ketergantungan impor bahan baku dan setengah jadi. Keempat,

    keterbatasan pasokan energi. Kelima, lemahnya Indonesia menghadapi serbuan

    impor, dan sekarang produk impor Tiongkok sudah membanjiri Indonesia.

    Apabila hambatan-hambatan tadi tidak diatasi maka dikhawatirkan MEA justru

    akan menjadi ancaman bagi Indonesia. (Saragih, 2014)

    1.5.7 Pasar

    Kotler dan Amstrong (1997) mendefinisikan pasar adalah seperangkat pembeli

    aktual dan potensial dari sebuah produk atau jasa. Ukuran dari pasar sendiri

    tergantung pada jumlah orang yang menunjukan kebutuhan, memiliki kemampuan

    dalam pertukaran. Banyak pemasar memandang penjual sebagai industri dan

  • 7/26/2019 kesiapan umkm kota semarang menghadapi pasar terbuka MEA

    32/60

    29

    pembeli sebagai pasar, dimana penjual mengirimkan produk dan jasa yang mereka

    produksi dan mengkomunikasikan atau menyampaikannya kepada pasar; sebagai

    gantinya, mereka akan menerima uang dan informasi dari pasar (Kotler, 1999)

    Menurut Handri Maaruf (2005)kata pasar memiliki tiga pengertian,yaitu :

    1. Pasar dalam arti tempat, yaitu tempat bertemunya para penjual atau

    produsen dengan pembeli atau konsumen.

    2. Pasar dalam arti interaksi permintaan dan penawaran , yaitu pasar

    sebagai tempat terjadinya transaksi jual beli.

    3. Pasar dalam arti sekelompok anggota masyarakat yang memiliki

    kebutuhan dan daya beli . Pengertian ini merujuk pada dua hal, yaitu

    kebutuhan dan daya beli. Jadi pasar adalah orang-orang yang

    menginginkan sesuatu barang atau jasa dan memiliki kemampuan untuk

    membeli.

    1.5.7.1Jenis-jenis Pasar

    Menurut Simamora (2001), ada beberap bentuk pasar yang umum yaitu sebagai

    berikut:

    a.Persaingan pasar sempurna

    Pasar yang terdiri dari banyak penjual dan banyak pembeli dengan produk

    yang seragam atau serupa (uniform), tidak ada penjual ataupun pembeli yang

    dapat mempengaruhi harga.

  • 7/26/2019 kesiapan umkm kota semarang menghadapi pasar terbuka MEA

    33/60

    30

    b.Persaingan monopolistik

    Pasar terdiri dari banyak penjual dan banyak pembeli dengan harga yang

    beragam mulai dari yang paling rendah sampai yang paling tinggi. Keragaman

    harga ini disebabkan oleh adanya kesempatan untuk mendiferensiasi produknya.

    Dalam pasar yang seperti ini, sebuah perusahaan mempunyai kesempatan untuk

    menetapkan harga berbeda dengan harga produk lain asalkan menawarkan benefit

    (manfaat) yang berbeda.

    c.Pasar oligopolistik

    Pasar yang terdiri dari sedikit penjual yang satu sama lain sangat sensitif

    terhadap strategi harga dan pemasaran perusahaan lain.

    d.Pasar Monopoli

    Pasar yang terdiri atau dikuasai hanya oleh satu penjual.

    1.5.7.2Persaingan Pasar

    Persaingan (kompetisi) dalam suatu komunitas dapat dikelompokkan

    menjadi dua jika dilihat dari asalnya yakni persaingan yang berasal dari dalam

    populasi jenis itu sediri yang disebut intraspesifik dan persaingan yang berasal

    dari luar populasi tersebut yang disebut ekstraspesifik. Proses persaingan

    merupakan bagian dari ko-evolusi spesies, karena strategi spesies dalam

    persaingan merupakan arah seleksi spesies yang menentukan keberhasilan spesies

  • 7/26/2019 kesiapan umkm kota semarang menghadapi pasar terbuka MEA

    34/60

  • 7/26/2019 kesiapan umkm kota semarang menghadapi pasar terbuka MEA

    35/60

    32

    perusahaan yang akan memproduksi barang agar menjadi lebih giat dalam

    melakukan kegiatan ekonomi. Porter menggunakan konsep-konsep

    pengembangan, organisasi industri ekonomi untuk menurunkan lima kekuatan

    yang menentukan intensitas kompetitif dan karena itu daya tarik dari pasar. Porter

    menyatakan bahwa kelima kekuatan bersaing tersebut dapat mengembangkan

    strategi persaingan dengan mempengaruhi atau mengubah kekuatan tersebut agar

    dapat memberikan situasi yang menguntungkan bagi perusahaan.

    1.5.7.3Posisi-Posisi Dalam Persaingan Pasar

    Persaingan memiliki posisi yang bisa ditempati oleh para perusahaan yang

    bermain di dalamnya. Posisi ini tidak serta merta secara gampang bisa didapatkan

    oleh pelaku pasar tersebut, pemasar harus berjuang secara keras agar bisa

    mendapatkan posisi sebagai seorang pemimpin pasar (market leader) dimana

    perusahaan tersebut menghasilkan produk (barang ataupun jasa). Perusahaan juga

    tidak selamanya akan selalu berada di satu posisi yang tetap dalam pasar tersebut,

    karena telah menjadi suatu keharusan jika posisi tersebut akan mengalamai

    perubahan yang menyebabkan perusahaan akan terus bekerja keras

    mempertahankan posisi pasarnya.

    Menurut Saladin (2006), posisi pasar dalam persaingan terbagi menjadi 4

    (empat) yaitu:

  • 7/26/2019 kesiapan umkm kota semarang menghadapi pasar terbuka MEA

    36/60

    33

    a. Pemimpin Pasar (Market Leader)

    Pemimpin pasar (Market Leader) adalah pemasar yang paling banyak

    memiliki konsumen di pasar. Pemimpin pasar ini akan mudah mendapatkan

    kepercayaan konsumennya jika akan membuat atau meluncurkan produk baru di

    pasaran. Kebanyakan industri memiliki satu perusahaan yang dikenal sebagai

    pemimpin pasar. Perusahaan ini memiliki pangsa pasar terbesar dalam pasar

    produk yang relevan. Keunggulan perusahaan ini dari perusahaan lainnya pada

    umumnya mencakup perubahan harga, pengenalan produk baru, pencakupan

    saluran distribusi dan intensitaas promosi. Perusahaan pemimpin pasar ini bisa

    saja tidak dikagumi, tetapi yang jelas kalangan perusahaan lain mengakui

    dominasinya. Perusahaan ini menjadi titik pusat orientasi para pesaing, ia

    merupakan perusahaan yang ditantang, dtiru atau dijauhi.

    b. Pesaing Pasar atau Penantang Pasar (Competitors Market)

    Posisi ini merupakan penantang pasar yang menjadi lawan utama dari

    pemimpin pasar. Penantang ini serta merta akan selalu mencoba melakukan hal

    lebih atas apa yang telah dilakukan oleh pemimpin pasar. Penantang pasar tidak

    ingin kalah tanding meski pun penantang ini kalah dalam hal jumlah konsumen.

    Perusahaan runner-up ini bisa memilih salah satu dari dua penampilan. Mereka

    dapat menyerang market leader dan pesaing-pesaing lainnya dalam suatu usaha

    yang gencar merebut pangsa pasar, perusahaan inilah yang dinamakan penantang

    pasar atau market challenger. Atau mereka dapat memilih bersikap nrimo, tidak

    menggoncangkan pasar dan disebut market follower.

  • 7/26/2019 kesiapan umkm kota semarang menghadapi pasar terbuka MEA

    37/60

    34

    c. Pengikut Pasar (Market Follower)

    Tidak selamanya yang ingin menantang pemimpin pasar adalah pesaing

    utama. Tapi juga pengikut pasar juga ikut serta dalam persaingan antara pemimpn

    (leader) dengan pesaing (competittor) pasar. Namun yang perlu dilihat adalah

    pengikut pasar tidak ikut serta secara terang-terangan dalam persaingan melainkan

    secara kecil karena jika secara terang-terangan sudah pasti perusahaan tersebut

    akan mengalami kekalahan. Perusahaan pengikut selalu merupakan sasaran utama

    dari serangan yang dilancarkan oleh perusahaan penantang. Karena itu,

    perusahaan hendaknya selalu menekan rendah biaya produksinya dan mengangkat

    kualitaas produk dan pelayanannya. Begitu juga, dia harus cepat memasuki pasar

    baru, begitu peluang terbuka. Memang harus ada strategi untuk pertumbuhan

    perusahaan dan berusaha agar upayanya tidak mengundang pembalasan

    perusahaan lain.

    d. Relung Pasar atau Ceruk Pasar (Niche Market)

    Setiap industri atau perusahaan yang melakukan produksi barang atau jasa

    selain memiliki pesaing dan pengikut, tapi juga memiliki pasar yang tidak

    diperhitungkan di dalam persaingan. Mereka sering diibaratkan sebagai pemasar

    yang tidak memiliki konsumen. Pengisi relung pasar biasanya membidik pasar

    yang tidak mampu membeli produk yang dihasilkan oleh pemimpin atau pun

    pesaing pasar. Maka relung pasar bisanya akan mendapatkan pasar secara sedikit

    demi sedikit dan tidak memungkinkan nanti pasar mereka bisa berasal dari

    konsumen pemimpin pasar. Biasanya perusahaan-perusahaan semacam ini

  • 7/26/2019 kesiapan umkm kota semarang menghadapi pasar terbuka MEA

    38/60

    35

    menyandang berbagai nama seperti penggarap relung pasar (market nichers),

    spesialis pasar, perusahaan ambang pintu (threshold firms) atau perusahaan

    tumpuan (foothold firms). Perusahaan-perusahaan jenis ini mencoba masuk ke

    satu atau lebih celah-celah pasar yang aman dan menguntungan.

    Satu relung atau celah pasar yang ideal akan memiliki beberapa ciri

    sebagai berikut :

    - Memiliki luas cukup besar dan daya beli yang cukup agar bisa

    menguntungkan.

    - Memiliki potensi untuk berkembang.

    - Diabaikan oleh perusahaan besar.

    - Perusahaan memiliki keterampilan dan sumber daya untuk

    memenuhi kebutuhan relung pasar tersebut secara efektif.

    - Perusahaan mampu membela diri dari serangan pesaing besar

    dengan membina Goodwill atas produknya.

    1.5.7.4Strategi dalam menghadapi Persaingan

    Kotler (1999), mendefenisikan tentang strategi pemasaran sebagai berikut:

    Strategi pemasaran merupakan strategi atau taktik yang digunakan suatu

    perusahaan untuk melemparkan produk barunya ke pasar, agar produk bisa

    bertahan lebih lama di pasar. Sepanjang umur produk, perusahaan setiap kali

    harus menyesuaikan kembali strategi pemasarannya untuk mengikuti situasi pasar

  • 7/26/2019 kesiapan umkm kota semarang menghadapi pasar terbuka MEA

    39/60

    36

    yang selalu berubah. Banyak faktor yang bisa menyebabkan perusahaan harus

    mengadakan perubahan besar-besaran dalam strategi pemasarannya.

    Menurut Joewono (2005) mengemukakan ada 6 (enam) strategi yang bisa

    ditempuh perusahaan untuk memenangkan persaingan:

    - Membangun persepsi yang baik sesuai dengan Brand Positioning

    - Meningkatkan kualitas produk

    - Melakukan pendekatan dengan konsumen

    - Melakukan distribusi secara terintegrasi

    - Harga kompetitif

    1.5.8 Penelitian Terdahulu

    a. Potret UMKM Indonesia Menghadapi Masyarakat Ekonomi

    ASEAN 2015

    Penelitian ini ditulis oleh Tedjasuksmana (2015). Tujuan dari penelitian ini adalah

    untuk mengetahui bagaimana keadaan atau potret UMKM yang ada di Indonesia

    menjelang dimulainya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015 mendatang,

    apakah para pelaku UMKM ini sudah siap untuk menghadapi persaingan yang ada

    sebagai tantangan yang akan muncul karena diberlakukannya MEA 2015. Peneliti

    juga menganalisis seberapa besar bantuan atau campur tangan pemerintah dalam

    mempersiapkan UMKM agar siap bersaing, serta sudah seberapa jauh bantuan

    dari pemerintah diberikan dalam rangka membantu pengembangan UMKM yang

    ada di Indonesia.

  • 7/26/2019 kesiapan umkm kota semarang menghadapi pasar terbuka MEA

    40/60

  • 7/26/2019 kesiapan umkm kota semarang menghadapi pasar terbuka MEA

    41/60

    38

    diperoleh dari literatur, buku, jurnal, laporan resmi dan informasi dari Internet.

    Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah studi kepustakaan ( library

    research) dengan mencari dan mengumpulkan datadata sekunder yang

    bersumber dari buku, surat kabar, data online, dan referensi lainnya yang tingkat

    validitas terhadap permasalahan yang diambil dapat dipertanggungjawabkan.

    Teknik analisa dalam penelitian ini menggunakan data kualitatif dengan

    menggunakan metode content analysis, yaitu dengan menjelaskan dan

    menganalisis dari sumber-sumber yang ada, dengan catatan data-data tersebut

    saling berhubungan satu sama lain dengan permasalahan yang diteliti.

    Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa UMKM menjadi pilar yang

    penting dalam kesiapan Indonesia menghadapiAsean Economic Comunity (AEC).

    Peluang UMKM dalam pasar terbuka Asean juga sangat besar, namun perlu

    diperhatikan kualitas sumber daya, infrastruktur, serta kualitas produk dari

    UMKM agar UMKM mampu bersaing dengan produk asing yang masuk ke

    Indonesia.

    c. Kesiapan UMKM di Indonesia untuk Meningkatkan Daya

    Saing dan Kualitas Diri dalam Menghadapi Asean Economic Community

    (AEC) 2015

    Penelitian ini ditulis oleh Prahasty (2014). Tujuan dari penelitian ini ialah untuk

    melihat komunitas (AEC) tersebut merupakan tantangan, hambatan atau malah

    menjadi peluang untuk sektor industri mikro, kecil, dan menengah UMKM yang

    ada di Indonesia ini, hal tersebut di libatkan karena melihat selama ini peranan

  • 7/26/2019 kesiapan umkm kota semarang menghadapi pasar terbuka MEA

    42/60

    39

    Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah banyak membantu mengurangi

    pengangguran, menambah pendapatan domestik negara sehingga UMKM menjadi

    sector industri yang sebagian besar banyak membantu memajukan perekonomian

    negara. Selain itu penulisan ini juga ditujukan bagi para pelaku usaha agar tidak

    minder menghadapi dan bersaing dengan negara ASEAN yang lain dan pasar

    internasional. Diharapkan para pelaku usaha kecil dan menengah yang ada di

    Indonesia mempersiapkan diri meningkatkan kualitas dari usaha yang sudah

    dibangun sehingga para wirausahawan dapat mencermati melihat dan mendalami

    cara berbisnis negara-negara lain dalam meningkatkan kualitas diri mereka

    melalui cara mereka memasarkan produk, menata manajemen perusahaan yang

    baik dan lain sebagainya.

    Metode penelitian yang digunakan adalah penedekatan deskriptif analisis

    dengan pendekatan kualitatif, penelitian dilakukan dengan cara memberikan

    gambaran mengenai data atau kejadian berdasarkan fakta-fakta yang tampak pada

    situasi yang diselidiki peneliti, dalam penelitian ini peneliti berfokus pada

    keadaan UMKM yang ada di Indonesia berdasarkan data dan fakta dari berbagai

    sumber, diantaranya Kementrian Koperasi dan UMKM, Badan Pusat Statistika,

    dan Lembaga-lembaga lainnya.

    Dalam jurnal ini penulis menyimpulkan, jika UMKM sebagai salah satu

    sektor yang berpeluang besar untuk membantu perkembangan perekonomian

    Indonesia. Melalui inovasi, peningkatan kualitas produk dan peningkatan kualitas

    SDM serta dukungan nyata dari pemertintah dalam programnya membantu

    pengembangan UMKM, diyakini UMKM akan mampu bersaing dalam pasar

  • 7/26/2019 kesiapan umkm kota semarang menghadapi pasar terbuka MEA

    43/60

    40

    terbuka Masyarakat Ekonomi Asean, dan menjadi sektor andalan perekonomian

    Indonesia.

    1.6Kerangka Pemikiran

    Menurut Sriyana (2010) dalam jurnalnya tentang Strategi Pengembangan

    Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM), Pada umumnya UMKM di

    Indonesia masih dihadapkan pada berbagai permasalahan yeng menghambat

    kegiatan usahnya. Berbagai hambatan tersebut meliputi kesulitan pemasaran,

    keterbatasan finansial, keterbatasan SDM berkualitas, strategi pemasaran produk.

    masalah kualitas produk, keterbatasan teknologi, dan infrastruktur pendukung.

    Berdasarkan teori diatas, berikut merupakan kerangka pemikiran mengenai

    Kesiapan pelaku UMKM di Kota Semarang menghadapi pasar persaingan

    Terbuka MEA 2015 yang akan digunakan dalam penelitian, tergambar pada

    skema di bawah ini:

    Gambar 1. 2 Skema Kerangka pemikiran

    Sumber : Analisis Kerangka Teori 2015

    Sumber daya

    manusia

    Pendanaan

    Strategi

    Pemasaran

    Kualitas

    produk

    KESIAPAN UMKM

    MENGHADAPI PASAR

    TERBUKA MEA

  • 7/26/2019 kesiapan umkm kota semarang menghadapi pasar terbuka MEA

    44/60

    41

    Pada bagan diatas dapat dilihat bahwa manajemen sumberdaya manusia,

    kualitas produk, strategi pemasaran serta pendanaan UMKM menjadi indikator

    kesiapan UMKM untuk menghadapi pasar terbuka MEA Apabila faktor

    manajerial tersebut terkelola dengan baik maka bisa dikatakan UMKM tersebut

    siap untuk menghadapi pasar terbuka MEA 2015.

    1.7

    Definisi konsep

    Definisi konseptual adalah istilah dan definisi yang digunakan untuk

    menggambarkan secara abstrak mengenai suatu kejadian, keadaan atau individu

    yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial.

    Definisi konseptual dalam penelitian ini adalah:

    1.

    Masyarakat Ekonomi Asean (MEA)

    Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) merupakan satu pasar tunggal di

    kawasan Asia Tenggara, bertujuan untuk meningkatkan investasi asing di

    kawasan Asia Tenggara, termasuk Indonesia yang juga akan membuka arus

    perdagangan barang dan jasa dengan mudah ke negara-negara di Asia Tenggara.

    Dalam kesepakatan tersebut terdapat lima hal yang tidak boleh dibatasi

    peredarannya di seluruh negara ASEAN termasuk Indonesia, yaitu arus barang,

    arus jasa, arus modal, arus investasi dan arus tenaga kerja terlatih. Dalam situasi

    dimaksud yang menjadi taruhan adalah daya saing, baik dari sisi produk maupun

    SDM, karena apabila tidak disiapkan maka ada kemungkinan negeri ini akan

    menjadi pasar dari produk asing dan masyarakat kita hanya sebagai penonton,

  • 7/26/2019 kesiapan umkm kota semarang menghadapi pasar terbuka MEA

    45/60

    42

    karena tidak mampu bersaing dengan tenaga asing yang lebih ahli.

    (DisperindagRI, 2015)

    2. Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah.

    Badan Pusat Statistik (BPS) memberikan batasan definisi UKM

    berdasarkan kuantitas tenaga kerja, yaitu untuk Usaha Mikro memiliki jumlah

    tenaga kerja 1 sampai 4 orang, Usaha Kecil memiliki jumlah tenaga kerja 5

    sampai dengan 19 orang, sedangkan Usaha Menengah memiliki tenaga kerja 20

    sampai dengan 99 orang (Susanti, 2009). Sesuai dengan Undang-Undang nomor

    20 tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) kriteria

    Usaha Mikro adalah badan usaha/industri dengan asset dibawah Rp. 50.000.000

    dan omzet dibawah Rp. 300.000.000. Usaha Kecil adalah badan usaha/industri

    dengan asset Rp. 50.000.000 hingga Rp. 500.000.000 dan omzet Rp. 300.000.000

    hingga Rp. 2.500.000.000. Usaha Menengah adalah badan usaha/industri dengan

    asset Rp. 500.000.000 hingga 10.000.000 dan omzet Rp.2.500.000.000 hingga

    50.000.000.000. (Undang-Ungang no. 20, 2008)

    1.8

    Definisi Operasional

    Definisi operasional menurut Sugiyono (2003) adalah pengolahan konsep-konsep

    yang berupa abstraksi dengan kata-kata, menggambarkan prilaku atau gejala yang

    dapat diamati dan diuji kebenarannya oleh orang lain. Merujuk dari teori Sriyana

    (2010), yang menyatakan bahwa faktor yang mempengaruhi perkembangan

    UMKM antara lain ialah pemasaran, keterbatasan finansial, keterbatasan SDM

  • 7/26/2019 kesiapan umkm kota semarang menghadapi pasar terbuka MEA

    46/60

    43

    berkualitas, strategi pemasaran produk. masalah kualitas produk, keterbatasan

    teknologi, dan infrastruktur pendukung.

    Definisi operasional variabel dalam penelitian ini adalah:

    1. Sistem Manajemen UMKM dalam Pengelolaan Sumber Daya Manusia

    Panggabean (2004) menyatakan bahwa manajemen sumber daya manusia

    mencakup atas semua proses perencanaan, pimpinan, pengorganisasian,

    pengendalian aktivitas yang masih berhubungan dengan analisa sebuah pekerjaan,

    pengadaan pengembangan, promosi, kompensasi, evaluasi atas pekerjaan dan

    pemutusan hubungan kerja dalam mencapai tujuan yang ingin dicapai, dimana

    kegiatan dalam bidang sumber daya manusia dapat dilihat dari dua sisi yaitu sudut

    pandang pekerja dan sudut pandang pekerjaan. Dari sudut pandang pekerjaan

    mencakup suatu analisa dan evaluasi terhadap pekerjaan, dan dari sudut pandang

    pekerja terdiri atas segala aktivitas pengadaan tenaga kerja, penilaian terhadap

    prestasi kerja, pelatihan serta adanya pengembangan pekerja, promosi, pemutusan

    hubungan kerja dan kompensasi.

    Tabel 1. 3 Indikator pengelolaan sumber daya manusia

    No. Sudut pandang Indikator Penjelasan

    1. Sudut Pandang

    Pekerja

    Pengadaan

    tenaga kerja

    Meneliti bagaimana proses rekruitmen

    yang dilakukan oleh UMKM, apakah

    diterapkan kualifikasi tertentu dalam

    proses perekrutan untuk setiap jabatan

    atau tidak.

    Penilaian Meneliti apakah ada sistem penilaian

  • 7/26/2019 kesiapan umkm kota semarang menghadapi pasar terbuka MEA

    47/60

    44

    prestasi kerja prestasi kerja yang diterapkan di

    UMKM atau tidak

    Pelatihan dan

    pengembangan

    pekerja

    Meneliti apakah para pekerja

    mendapatkan pelatihan dan

    pengembangan untuk menambah skill

    mereka atau tidak

    Promosi jabatan Meneliti seperti apakah sistem

    promosi jabatan yang diterapkan pada

    UMKM apakah ada promosi jabatan

    atau tidak.

    Pemutusan

    hubungan kerja

    Meneliti bagaimana proses pemutusan

    hubungan kerja yang di terapkan di

    UMKM apakah sudah diatur atau

    belum.

    Kompensasi Apakah ada kompensasi tertentu

    untuk para pekerja apabila mereka

    berprestasi.

    2. Sudut pandang

    pekerjaan

    Analisa

    pekerjaan

    Apakah para pelaku UMKM sudah

    melakukan analisa pekerjaan pada

    setiap pekerjaan yang ada atau belum.

    Evaluasi

    pekerjaan

    Apakah UMKM rutin melakukan

    evaluasi pekerjaan atau tidak.

  • 7/26/2019 kesiapan umkm kota semarang menghadapi pasar terbuka MEA

    48/60

    45

    2. Strategi Pemasaran

    Setiap perusahaan menjalankan strategi pemasaran untuk mencapai tujuan

    yang diharapkan. Ada 3 (tiga) tahap yang ditempuh perusahaan untuk menetapkan

    strategi pemasaran, yaitu (1) memilih konsumen yang dituju, (2) mengidentifikasi

    keinginan konsumen, dan (3) menentukan bauran pemasaran. Strategi pemasaran

    yang berhasil umumnya ditentukan dari satu atau beberapa marketing mix (bauran

    pemasaran). (Jurini, 2003)

    Tabel 1. 4 indikator stratregi pemasaran

    No. Indikator Penjelasan

    1. Memilih konsumen yang

    dituju.

    Meneliti apakah UMKM sudah menentukan

    konsumen dan pangsa pasar yang dituju atau

    belum.

    2. Mengidentifikasi

    keinginan konsumen.

    Meneliti apakah UMKM melakukan survei

    atau riset untuk mengetahui seperti apa

    keinginan konsumen atau tidak.

    3. Menentukan bauran

    pemasaran.

    Dalam memasarkan produknya tentu saja

    diperlukan strategi pemasaran salah satunya

    dengan menentukan bauran pemasaran, apakah

    UMKM sudah menentukan bauran pemasaran

    apa yang digunakan dalam strategi

    pemasarannya atau belum.

  • 7/26/2019 kesiapan umkm kota semarang menghadapi pasar terbuka MEA

    49/60

    46

    3. Pendanaan

    Manajemen pendanaan pada hakekatnya menyangkut keseimbangan

    finansial di dalam perusahaan yaitu keseimbangan antara aktiva dengan pasiva

    yang dibutuhkan beserta mencari susunan kualitatif dari aktiva dan pasiva tersebut

    dengan sebaik-baiknya. Pemilihan susunan kualitatif dari aktiva akan

    menentukan struktur kekayaan perusahaan, sedang pemilihan susunan kualitatif

    dari pasiva akan menetukan struktur finansial (struktur pendanaan) dan struktur

    modal perusahaan (Bambang, 1995).

    Sumber-sumber pembiayaan/pendanaan terhadap UMKM dapat diperoleh

    melalui Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, BUMN, usaha besar nasional dan

    asing. Selain itu masih ada beberapa sistem pembiayaan (multifinance) yang

    dapat dimanfaatkan UMKM, antara lain: modal ventura, anjak piutang

    (factoring), penyewaan (leasing), pegadaian, dana BUMN dan sebagainya.

    Pemilihannya tergantung UMKM sendiri, berdasarkan kesesuaian, kemampuan

    pemenuhan persyaratan dan prosedur yang ditetapkan masing-masing lembaga

    pembiayaan tersebut. Bank sebagai lembaga pemberi kredit sangat berperan

    membantu pengusaha-pengusaha daerah guna meningkatkan kegiatan

    perekonomian di daerah, guna memperlancar kegiatan perekonomian masyarakat.

    Bank Indonesia pada tanggal 2 April 2007 melalui peraturan Bank Indonesia

    memperlonggar sejumlah persyaratan kredit perbankan bagi UKM yaitu dengan

    dihilangkan dua syarat dan hanya tinggal satu persyaratan yaitu kemampuan

    membayar. Berarti kredit perbankan UMKM mendasarkan pada kelayakan usaha.

  • 7/26/2019 kesiapan umkm kota semarang menghadapi pasar terbuka MEA

    50/60

    47

    Agar kemudahan ini menjadi optimal bagi UMKM diperlukan juga penjaminan

    kredit. (Wisnu, 2012)

    Tabel 1. 5 indikator pendanaan

    No. Indikator Penjelasan

    1. Susunan pendanaan dan

    modal UMKM

    Meneliti apakah UMKM sudah menyusun

    laporan keungangan khususnya susunan

    pendanaan dan susunan modal atau belum.

    2. Perolehan sumber

    pembiayaan atau modal

    UMKM

    Meneliti dari manakah sumber pembiayaan

    atau modal dari UMKM, apakah modal

    sendiri atau ada pihak asing.

    4.

    Kualitas Produk

    Pengertian produk (product)menurut Kotler & Armstrong, (2001) adalah

    segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk mendapatkan

    perhatian, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi yang dapat memuaskan keinginan

    atau kebutuhan. Secara konseptual produk adalah pemahaman subyektif dari

    produsen atas sesuatu yang bisa ditawarkan sebagai usaha untuk mencapai

    tujuan organisasi melalui pemenuhan kebutuhan dan kegiatan konsumen,

    sesuai dengan kompetensi dan kapasitas organisasi serta daya beli pasar. Selain

    itu produk dapat pula didefinisikan sebagai persepsi konsumen yang dijabarkan

    oleh produsen melalui hasil produksinya. Kualitas produk dipandang penting oleh

    konsumen dan dijadikan dasar pengambilan keputusan pembelian.

  • 7/26/2019 kesiapan umkm kota semarang menghadapi pasar terbuka MEA

    51/60

    48

    Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas dapat diklasifikasikan sebagai

    berikut :

    a) Fasilitas operasi seperti kondisi fisik bangunan

    b) Peralatan dan perlengkapan

    c) Bahan baku atau material

    d) Pekerjaan ataupun staf organisasi

    (Yamit, 2005).

    Tabel 1. 6 indikator kualitas produk

    No. Faktor Indikator Penjelasan

    1. Fasilitas operasi Kondisi fisik bangunan Meneliti bagaimana kondisi fisik

    bangunan UMKM yang digunakan

    untuk proses produksi, apakah kondisi

    bangunan layak atau tidak.

    Peralatan Meneliti bagaimana kualitas peralatan

    yang digunakan dalam proses produksi,

    apakah layak atau tidak.

    Perlengkapan Meneliti bagaimana perlengkapan yang

    digunakan dalam proses produksi,

    apakah memadai atau tidak.

    2. Bahan baku Sumber bahan baku Meneliti dari mana bahan baku yang

    digunakan oleh UMKM berasal, apakah

  • 7/26/2019 kesiapan umkm kota semarang menghadapi pasar terbuka MEA

    52/60

    49

    dari produk lokal atau asing.

    Kualitas bahan baku Meneliti bagaimana kualitas bahan

    baku yang digunakan, apakah baik atau

    tidak.

    3. Pekerjaan Proses pengerjaan Apakah dalam proses pengerjaannya

    menggunakan mesin atau tenaga kerja

    manusia.

    Staff organisasi Meneliti bagaimana kualitas pekerja,

    apakah baik atau tidak.

    1.9

    Metodologi Penelitian

    1.9.1 Tipe Penelitian

    Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksploratif, Penelitian

    eksploratori, atau disebut juga penelitian eksploratif, merupakan salah satu

    pendekatan penelitian yang bertujuan menemukan informasi mengenai sesuatu

    topik/masalah yang belum dipahami sepenuhnya oleh seorang peneliti. Kotler

    menyatakan bahwa penelitian eksploratori/eksploratif adalah salah satu

    pendekatan penelitian yang digunakan untuk meneliti sesuatu (yang menarik

    perhatian) yang belum diketahui, belum dipahami, atau belum dikenali dengan

    baik. Penelitian eksploratori tidak memerlukan hipotesis atau teori tertentu.

    Peneliti hanya menyiapkan beberapa pertanyaan sebagai penuntun untuk

  • 7/26/2019 kesiapan umkm kota semarang menghadapi pasar terbuka MEA

    53/60

    50

    memperoleh data primer berupa keterangan, informasi, sebagai data awal yang

    diperlukan. (Sugiyono, 2005)

    1.9.2 Ruang lingkup Penelitian

    Kota Semarang adalah ibukota Provinsi Jawa Tengah, Indonesia sekaligus kota

    metropolitan terbesar kelima di Indonesia sesudah Jakarta, Surabaya, Bandung,

    dan Medan. Sebagai salah satu kota paling berkembang di Pulau Jawa, Kota

    Semarang mempunyai jumlah penduduk yang hampir mencapai 2 juta jiwa dan

    siang hari bisa mencapai 2,5 juta jiwa, bahkan, area metropolitan Kedungsapur

    (Kendal, Demak, Ungaran Kabupaten Semarang, Kota Salatiga, dan Purwodadi

    Kabupaten Grobogan)dengan penduduk sekitar 6 juta jiwa, merupakan wilayah

    metropolis terpadat keempat, setelah Jabodetabek (Jakarta), Gerbangkertosusilo

    (Surabaya), dan Bandung Raya. Dalam beberapa tahun terakhir, perkembangan

    Semarang ditandai pula dengan munculnya beberapa gedung pencakar langit di

    beberapa sudut kota. Sayangnya, pesatnya jumlah penduduk membuat kemacetan

    lalu lintas di dalam Kota Semarang semakin macet. Kota Semarang dipimpin oleh

    Wali Kota Hendrar Prihadi, S.E, M.M. Kota ini terletak sekitar 558 km sebelah

    timur Jakarta,atau 312 km sebelah baratSurabaya.Semarang berbatasan dengan

    laut Jawa di utara,Kabupaten Demak di timur, Kabupaten Semarang di selatan,

    danKabupaten Kendal di barat. Luas Kota 373.67 km2. (Wikipedia.org; 2015)

    https://id.wikipedia.org/wiki/Ibukotahttps://id.wikipedia.org/wiki/Provinsihttps://id.wikipedia.org/wiki/Jawa_Tengahhttps://id.wikipedia.org/wiki/Indonesiahttps://id.wikipedia.org/wiki/Jakartahttps://id.wikipedia.org/wiki/Surabayahttps://id.wikipedia.org/wiki/Bandunghttps://id.wikipedia.org/wiki/Medanhttps://id.wikipedia.org/wiki/Kendalhttps://id.wikipedia.org/wiki/Demakhttps://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Semaranghttps://id.wikipedia.org/wiki/Salatigahttps://id.wikipedia.org/wiki/Groboganhttps://id.wikipedia.org/wiki/Jakartahttps://id.wikipedia.org/wiki/Surabayahttps://id.wikipedia.org/wiki/Bandunghttps://id.wikipedia.org/wiki/Wali_kotahttps://id.wikipedia.org/wiki/Jakartahttps://id.wikipedia.org/wiki/Surabayahttps://id.wikipedia.org/wiki/Laut_Jawahttps://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Demakhttps://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Semaranghttps://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Kendalhttps://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Kendalhttps://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Semaranghttps://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Demakhttps://id.wikipedia.org/wiki/Laut_Jawahttps://id.wikipedia.org/wiki/Surabayahttps://id.wikipedia.org/wiki/Jakartahttps://id.wikipedia.org/wiki/Wali_kotahttps://id.wikipedia.org/wiki/Bandunghttps://id.wikipedia.org/wiki/Surabayahttps://id.wikipedia.org/wiki/Jakartahttps://id.wikipedia.org/wiki/Groboganhttps://id.wikipedia.org/wiki/Salatigahttps://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Semaranghttps://id.wikipedia.org/wiki/Demakhttps://id.wikipedia.org/wiki/Kendalhttps://id.wikipedia.org/wiki/Medanhttps://id.wikipedia.org/wiki/Bandunghttps://id.wikipedia.org/wiki/Surabayahttps://id.wikipedia.org/wiki/Jakartahttps://id.wikipedia.org/wiki/Indonesiahttps://id.wikipedia.org/wiki/Jawa_Tengahhttps://id.wikipedia.org/wiki/Provinsihttps://id.wikipedia.org/wiki/Ibukota
  • 7/26/2019 kesiapan umkm kota semarang menghadapi pasar terbuka MEA

    54/60

    51

    1.10Jenis dan Sumber Data

    Dalam sebuah penelitian, data memegang peranan penting yaitu sebagai alat

    pembuktian hipotesis serta pencapaian tujuan penelitian. Penelitian harus

    mengetahui jenis data apa saja yang diperlukan dan bagaimana mengidentifikasi,

    mengumpulkan, serta mengolah data.

    1.10.1

    Jenis Data

    Jenis data yang digunakan pada penelitian menurut sifatnya dapat adalah:

    1. Data Kualitatif

    Data kualitatif adalah data yang tidak berbentuk angka. Pada penelltian ini

    data yang bersifat kualitatif adalah hasil dialog dengan responden, hasil Observasi

    ke UMKM, serta gambar, foto, atau tayangan mengenai objek penelitian yang

    dapat dijadikan informasi penelitian.

    2. Data Kuantitatif

    Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka. Penelitian ini juga

    menggunakan data kuantitatif yaitu: kuisioner,

    1.10.2

    Sumber Data

    Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

    1. Data Primer

    Data primer adalah data yang didapat dari sumber pertama baik dari

    individu atau perseorangan, seperti wawancara atau pengisian kuisioner yang

    biasa dilakukan oleh penelliti.

  • 7/26/2019 kesiapan umkm kota semarang menghadapi pasar terbuka MEA

    55/60

    52

    2. Data Sekunder

    Data sekunder merupakan data penelitian yang diperoleh dari penelitian

    secara tidak langsung atau melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh

    pihak lain). Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data studi pustaka

    melalui buku penunjang materi penelitian, jurnal, majalah dan literatur-literatur

    yang didapat dari perpustakaan. Studi pusataka dilakukan dengan pemanfaatan

    dokumen tertulis, termasuk sumber-sumber tertulis dari hasil wawancara terbuka

    pada kuisioner, buku harian seseorang dan catatan program. Atau berisi tentang

    dokumen dari kutipan-kutipan yang dianalisis, kutipan-kutipan, atau

    seluruhkalimat dari hasil rekaman, surat menyurat, laporan resmi, dan survey

    yang menggunakan pertanyaan terbuka.

    1.11Teknik Pengumpulan Data

    Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah melalui kuisioner.

    Kuesioner adalah suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

    memberikan seperangkat pertanyaan untuk dijawab oleh responden (Sugiyono,

    2005). Kuisioner akan diberikan secara langsung kepada responden.

    1.12Teknik Analisis Data

    Teknik analisis deskriptif, metode penelitian adalah salah satu teknis dan cara

    mencari, memperoleh, mengumpulkan dan mancatat data baik berupa data primer

    maupun data sekunder yang digunakan untuk menyusun suatu karya ilmiah.

    Metode penelitian yang digunakan adalah penedekatan deskriptif analisis dengan

  • 7/26/2019 kesiapan umkm kota semarang menghadapi pasar terbuka MEA

    56/60

    53

    pendekatan kuantitatif. Metode deskriptif adalah metode yang digunakan untuk

    menggambarkan atau menganalisis suatu penelitian tetapi tidak digunakan untuk

    membuat kesimpulan yang lebih luas, (Sugiyono. 2005)

    Analisis deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data

    dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang terkumpul

    sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk

    umum atau generalisasi. Selain itu statistik deskriptif juga berfungsi menyajikan

    informasi sedemikian rupa, sehingga data yang dihasilkan dari penelitian dapat

    dimanfaatkan oleh orang lain yang membutuhkan. J.Moleong. (2006)

  • 7/26/2019 kesiapan umkm kota semarang menghadapi pasar terbuka MEA

    57/60

    54

    DAFTAR PUSTAKA

    Bambang Riyanto. (1995). Dasar-dasar pembelanjaan perusahaan, Edisi keempat,

    Yogyakarta, Yayasan Penerbit Gajah Mada.

    Bandura, A. (1997). Self-Efficacy: The Exercise of Control. New York: W. H.

    Freeman.

    Bestari, R. D. (2014). Peran Pemerintah Dalam Mengembangkan Usaha Kecil

    Dan Menengah Industri Marmer Guna Meningkatkan Pendapatan Daerah

    Kabupaten Tulungagung.

    Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Kota Semarang,

    data UMKM Binaan Pemerintah Kota Semarang. (2015)

    Dinas Perindustrian dan Perdagangan RI (DisperindagRI). (2015). Menuju Asean

    Economic Comunity.

    Fandy Tjiptono. (2002). Strategi Pemasaran. Yogyakarta: Andi

    Griffin, 2004. Manajemen, alih bahasa Gina Gania, Erlangga, Jakarta

    Indiarti, Nurul., dan Langenberg, Maria (2004), Factors Affecting Business

    Success among SMEs: Empirical Evidences from Indonesia

    Jensen, P.H., and Webster, E. (2004), Patterns of Trademarking Activity in

    Australia, Melbourne Institute Working Paper

    Joewono, Handito Hadi, (2005), 7 n 1 Business CompetitionStrategy, Arrbey

    Indonesia Jakarta.

  • 7/26/2019 kesiapan umkm kota semarang menghadapi pasar terbuka MEA

    58/60

    55

    Jurini, K.P.W. (2003). Menetapkan Segmentasi Pasar. Bagian Proyek

    Pengembangan Kurikulum Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan,

    Depdiknas.

    Kompasiana. (2015). MEA datang UMKM menantang. Dalam

    www.kompasiana.com.Diakses pada 26 September 2015 Pukul 16.20 WIB.

    Kotler, Philip. (1997). Manajemen Pemasaran Analisis Perencanaan

    Implementasi dan Kontrol Jilid 1. Jakarta: PT. Prenhallindo.

    Kotler, Philip. (1999) Manajemen pemasaran di Indonesia. Edisi 1. Jakarta :

    Salemba Empat

    Kotler, Philip dan Gary Armstrong. (2001). Prinsip-prinsip Pemasaran Jilid 2.

    Jakarta: Erlangga.

    Kotler, Philip. (2002). Manajemen Pemasaran. Edisi Millenium Jilid 2. Jakarta:

    PT. Prenhallindo.

    Kotler, Philip. (2004). Manajemen Pemasaran. Edisi Millenium. Jakarta:

    PT.Prenhallindo

    Kotler, Philip. (2005).Manajemen Pemasaran. Jakarta: Gramedia.

    Kotler dan Keller. (2007).Manajemen Pemasaran.Jilid 1. Jakarta: Indeks

    Kurnia, indra dan Wisnu Mawardi. (2012). Analisis Pengaruh BOPO, EAR,

    LAR dan Firm Size Terhadap Kinerja Keuangan (Studi kasus pada bank

    umum konvensional yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2008-

    2011),Diponegoro Joernal of Management,

    Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung : PT Remaja

    Rosdakarya, 2005)

    http://www.kompasiana.com/http://www.kompasiana.com/
  • 7/26/2019 kesiapan umkm kota semarang menghadapi pasar terbuka MEA

    59/60

    56

    Maruf,Hendri. 2005. Pemasaran Ritel. Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama,

    Jakarta.

    Panggabean, S., Mutiara. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bogor:Ghalia

    Indonesia

    Rachma. (2013), Pengertian Manajemen dan Kepemimpinan, Universitas

    Gunadarma. Bekasi

    Saladin, Djaslim. (2006). Manajemen Pemasaran. Edisi Keempat. Bandung : Linda

    Karya

    Samir, Alfin. Dan Larso, Dwi. (2011) Identifikasi Faktorfaktor yang

    Mempengaruhi kinerja UMKM Cattering di kota Bandung. Sekolah Bisnis

    dan Manajemen Institut Teknologi Bandung. Bandung

    Simamora, Bilson. (2001). Memenangkan Pasar dengan Pemasaran Efektif dan

    Profitabel. Edisi Pertama. Jakarta, PT. Gramedia Pustaka Utama.

    Susilo, S.Y., Krisnadewara, P.D., dan Soeroso, A., (2008), Masalah dan Kinerja

    Industri kecil Pascagempa: Kasus di Kabupaten Klaten (Jateng) dan

    Kabupaten Bantul (DIY), Jurnal Akuntansi Bisnis dan Manajemen

    Sriyana, J. (2010). Simposium Nasional 2010: Menuju Purworejo Dinamis dan

    Kreatif

    Sugiyono. (2005). Memahami Penelitian Kualitatif Dan Kuantitatif. Jakarta:

    Alfabeta.

  • 7/26/2019 kesiapan umkm kota semarang menghadapi pasar terbuka MEA

    60/60

    Tambunan, Tulus. (2011). Industrialisasi di Negara Berkembang, Kasus

    Indonesia. Jakarta: Ghalia Indonesia.

    Tedjasuksmana, B. (2015). Potret Umkm Indonesia Menghadapi Masyarakat

    Ekonomi Asean 2015

    Thompson, V. A. (1965). Bureaucracy and Innovation. Administrative Science

    Quarterly. 10

    Undang-undang No. 20 Tahun 2008, tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah

    Wangke, H. (2015). Peluang Indonesia dalam Masyarakat Ekonomi Asean 2015,

    VI.

    www.asean.org.Diakses pada 20 September 2014 16.54 WIB.

    www.kemenperin.go.id.Diakses pada 20 September 2015 17.15 WIB.

    www.kompasiana.com.Diakses pada 26 September 2015 16.20 WIB.

    Yamit, Zulian. (2005). Manajemen Kualitas Produk dan Jasa. Ed. 1, Cet. 4.

    Yogyakarta: Ekonisia Kampus Fakultas Ekonomi UII Yogyakarta.

    http://www.asean.org/http://www.kemenperin.go.id/http://www.kompasiana.com/http://www.kompasiana.com/http://www.kemenperin.go.id/http://www.asean.org/