Upload
vanhuong
View
239
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
A. Tujuan Matakuliah PAK MPK
B. Deskripsi Perkuliahan
C. Visi dan Misi PAK
D. Organisasi Materi
E. Strategi Perkuliahan
F. Sumber Materi Perkuliahan
G. Kriteria Penilaian Plus
H. Jadwal Perkuliahan
8 Kontrak Perkuliahan Pendidikan Agama Kristen MPK
Pendidikan Agama Kristen (PAK) di Perguruan Tinggi bertujuan agar mahasiswa mampu mengalami
perjumpaan dengan Tuhan dalam pengalaman intelektualnya demi tercapainya
transformasi
nilai-nilai kehidupan.
Perjumpaan dengan Tuhan dalam pemantaban intelektualitas akan
memotivasi studi yang penuh makna. Pencarian
intelektualitas bukanlah sekedar suatu perjalanan yang biasa.
Intelektualitas memiliki sesuatu
yang membahagiakan ketika seseorang mengalami Tuhan
yang hidup berbicara kepadanya.
Tuhan senantiasa hadir dalam setiap upaya memantabkan intelektualitas orang beriman. Keyakinan bahwa Tuhan tidak pernah meninggalkan kita berjuang sendirian dalam hidup ini. Dengan demikian, lahir rasa syukur jadi
mahasiswa/I UNY
merupakan anugerah untuk mengalami kasih Tuhan dalam pemantaban intelektualitas.
Daud, mengalami Allah di kesehariannya sebagai
gembala domba.
Alkitab tidak mencatatkan peristiwa rohani yang spektakuler yang menjadi pengalaman “mengalami” Tuhan ala Daud. Suatu hal yang pasti fakta Daud dapat mengalahkan Singa menjadi bukti hidup bersama Allah;
Mahasiswa dapat bertumbuh sebagai
pribadi yang utuh
dalam segala aspek. Menjadi orang beriman yang dewasa dan bertanggung
jawab kepada Allah, sesama manusia dan alam lingkungan hidupnya. Bersedia
mengabdikan seluruh hidup dan studi
demi kepentingan manusia.
END
Menerapkan nilai-nilai luhur kristiani untuk
berperilaku unggul
secara intelektual,
anggun secara moral dan kompeten dalam
keahlian studi yang ditekuni dan memiliki panggilan untuk menerapkan imannya dimana pun.
Tujuan pendidikan nasional
adalah untuk mengembangkan potensi-potensi peserta didik yang menjadi
manusia beriman dan bertaqwa
kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab.
Keberadaan Pendidikan Agama Kristen di PT, merupakan salah satu upaya
strategis mewujudkan TUJUAN PENDIDIKAN NASIONAL. Artinya, Pendidikan Agama di PT adalah
bagian integral tercapainya tujuan
pendidikan nasional.
Pelaksanaan PAK di PT tidak terikat dengan berbagai denominasi manapun. PAK secara inovatif dan proaktif melaksanakan sekaligus mengembangkan terlaksananya proses pembelajaran yang sejalan dengan visi dan misi PAK MPK
pembelajaran yang
mencerdaskan dan
dialogis uptodate
Berdasarkan SK Dirjen Dikti No 43/DIKTI/Kep/2006 tentang Rambu Rambu Pelaksanaan Matakuliah Pengembangan Kepribadian terdiri dari
9 MATERI KAJIAN
PAK MPK ialah: 1. Tuhan Yang Esa 2. Manusia 3. Masyarakat 4. Moral 5. Budaya 6. Iptekni 7. Hukum 8. Politik 9. Kerukunan antar umat
Bergama.
VISI PAK di Perguruan Tinggi: menjadikan agama sebagai sumber nilai dan
pedoman dalam
pengembangan
kepribadian Kristiani yang menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia.
MISI PAK di Perguruan Tinggi:
mahasiswa mampu mewujudkan nilai-nilai kristiani dalam arti
memperjuangkan
kasih, keadilan
dan kebenaran dalam keluarga masyarakat dan seluruh aspek kehidupan.
TUJUAN PAK
VISI DAN MISI
STA
ND
AR
KO
MP
ETEN
SI
2. MANUSIA
3. MASYARAKAT
4. MORAL
5. BUDAYA
1.TUHAN YANG ESA
6. IPTEKNI
7. HUKUM
8. POLITIK
9. KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA
KOMPETENSI DASAR
INDIKATOR
KOMPETENSI DASAR
KOMPETENSI DASAR
KOMPETENSI DASAR
KOMPETENSI DASAR
KOMPETENSI DASAR
KOMPETENSI DASAR
KOMPETENSI DASAR
KOMPETENSI DASAR
INDIKATOR
INDIKATOR
INDIKATOR
INDIKATOR
INDIKATOR
INDIKATOR
INDIKATOR
INDIKATOR
Jacques Delors ketua dari INTERNATIONAL COMMISSION ON EDUCATION FOR
THE TWENTY FIRST
CENTURY
Komisi ini dibentuk
UNESCO tahun 1993, beranggotakan 14 orang dari berbagai belahan dunia dan berbagai latar belakang budaya serta pendidikan.
Pendidikan Abad 21 sebagaimana yang disampaikan Jacques Delors (1996) dalam buku
Learning the Treasure Within, adalah pendidikan yang
bersendikan pada 4 pilar.
Jacques Delors mengatakan bahwa pendidikan bukan
tongkat ajaib
ala Harry Potter yang tinggal diayun sambil baca mantera. Pendidikan adalah upaya jangka panjang yang
harus dilakukan tanpa
kenal lelah. The Commission does not see education as a miracle cure or a magic formula opening the door to a world in which all ideals will be attained, but as one of the principal means available to foster a deeper and more harmonious form of human development and thereby to reduce poverty, exclusion, ignorance, oppression and war.
Learning to know (belajar untuk mengetahui), hubungan pendidik dan peserta didik ada dalam
hubungan fasilitator &
pembelajar. Dosen menempatkan dirinya sebagai kawan berdialog bagi mahasiswa dalam rangka mengembangkan penguasaan pengetahuan. Istilah untuk mahasiswa adalah pembelajar, dengan asumsi mereka belajar untuk dirinya sendiri, mereka
membelajarkan
dirinya sendiri.
Mahasiswa adalah subjek-belajar, karenanya pbm harus mampu memberdayakan atau
mengaktualisasikan pengetahuan dan
keterampilan yang dimiliki, serta bakat dan minat peserta didiknya dalam situasi yang konkrit. Artinya, bakat dan minat mahasiswa memang sangat dipengaruhi faktor keturunan, atau bahwa tumbuh kembangnya bakat dan minat sangat bergantung pada lingkungan belajarnya?.
Learning to do
Learning to be (belajar untuk menjadi seseorang). Hal ini erat sekali kaitannya dengan pemenuhan ketertarikan manusia pada sesuatu. Tidak semua manusia tertarik menjadi insinyur, atau jadi dokter. Masing-masing orang punya
cita-citanya
pribadi.
Membangun kebiasaan
hidup bersama, saling menghargai, terbuka,
memberi dan menerima, dan hidup
berdampingan dalam
perbedaan. Ddalam sosial yang bhineka (aspek
ras, suku, agama) dsbnya.
Learning
to live together
Aspiratif dengan hakekat ‘4 pilar pendidikan’ yang dikembangkan dalam proses pembelajaran PAK MPK, maka
2/3 waktu tatap muka
dialokasikan untuk mahasiswa
untuk
mempresentasi ppt karya individu maupun ppt kelompok materi kajian.
Dalam setiap presentasi peserta didik, di bagian akhir Dosen memperkaya
dengan juga menyajikan materi dengan
tema yang
sama. Dengan demikian, presentasi peserta
didik sama sekali tidak boleh diartikan Dosen tidak melakukan apa apa?
Pada dasarnya materi perkuliahan bisa
diakses dari internet,
namun demikian ada beberapa buku yang layak dibaca karena bias memperkaya pengetahuan, antara lain: • Darmaputera, Eka, Etika Sederhana Untuk Semua,
Perkenalan Pertama, Jakarta, BPK.GM, 1989 Bab I-IV, IX • Shelton, Charles M, Moralitas Kaum Muda, Bagaimana
Menanamkan Tanggung Jawab Kristiani, Yogyakarta, Kanisius,1988, Bab I, Bab II
• Kohlberg, Lawrence, Tahap-tahap Perkembangan Moral, Yogyakarta, Kanisius,1995, BabI, IV
• Leonard, Andre, Yesus dan Tubuhmu, Tuntunan Moral Seksual Bagi Kaum Muda, Obor, 2002
• Verkuyl, J. Etika Kristen Bagian Umum, Jakarta, BPK. GM, 1976
• Suseno, Von Magnis, F, Etika Umum, Yogyakarta, Kanisius, 1975 • White, J, Kejujuran, Moral dan Hati Nurani, Jakarta, BPK, 1987 • John Naisbitt & Patricia Aburdene, Megatrends 2000, Jakarta,
Gramedia, 1996 • Ismail,andar, Selamat berkembang, BPK GM, Jakarta, 2003 • Like Wilardjo , “Ilmu dan Agama di Perguruan Tinggi: Dipadukan atau
Dibincangkan?” dalam Jurnal Waskita, Vol.I, No.1, April, 2004. • Supardan, Penyunt. Ilmu, Teknologi dan Etika, ( Jakarta: BPK Gunung
Mulia, 1991). • Ds.M.H. Bolkestein - Asas-Asas Hukum Gereja - BPK Jakarta 1966
halaman 92 • Budiman R.L., D.Min PELAYANAN LINTAS BUDAYA DAN
KONTEKSTUAL • John Stott, ISU-ISU GLOBAL Menantang Kepemimpinan Kristiani
Penilaian Atas Masalah Sosial dan Kontemporer, Jakarta 1984. h 11 • Hale, Pdt. Leonard M.Th., Jujur terhadap pietisme. Menilai Kembali
Reputasi Pietisme Pada Gereja-Gereja Indoesia. BPK Jakarta. 1990.
Model pembelajaran yang dirangcang sendiri oleh peserta didik (membuat presentasi power point) untuk
dipresentasikan dalam pertemuan tatap muka di kelas.
Suatu kegiatan akademik dimana
seseorang
mempresentasikan apa yang telah dipelajari kepada suatu kelompok atau kelas, dan
menjawab pertanyaan mengenai presentasinya dari anggota
kelompok atau kelas. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PROSES UNTUK SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH - GLOSARIUM
1.Optimalisasi waktu
pembelajaran terstruktur dan pembelajaran mandiri.
2. Memupuk keberanian untuk tampil presentasi
3. Memungkinkan terjadinya komunikasi
dalam proses perkuliahan 4. Menciptakan iklim belajar
yang variatif
5. Memberikan pengalaman mengelola waktu
Manfaat Model presentasi Power Point
Setiap peserta kuliah agama Kristen selalu siap untuk mempresentasikan satu dari 9 materi kajian dalam dalam format
Power Point.
Maksudnya, secara acak setiap mahasiswa selalu siap untuk ditunjuk menyanjikan ppt yang dipersiapkannya dalam tatap muka perkuliahan. Penilaian karya ppt kelompok ditekankan pada 3 aspek, yaitu:
(1)Keterbacaan – (2)keindahan dan (3)jumlah slide.
N1 - PPT INDIVIDU (bobot nilai 40%) -
Peserta kuliah akan dibagikan dalam kelompok, setiap kelompok wajib mempresentasikan salah satu dari 9 subtansi kajian dalam format ppt.
Secara umum penilaian karya ppt kelompok ditekankan pada 3 aspek, yaitu:
(1)Keterbacaan – (2)keindahan dan (3)jumlah slide.
N1 - TUGAS KELOMPOK (bobot nilai 10%)
N2 - KEHADIRAN (bobot nilai 10%),
sesuai dengan PERATURAN REKTOR UNY NO: 01 TAHUN 2011 Tentang Peraturan Akademik Universitas Negeri Yogyakarta Bab IV Pasal 5 ayat 1 mengatakan Setiap wajib mengikuti setiap mata kuliah dalam
satu semester paling sedikit
75% tatap muka. Oleh karenanya, bagi mahasiswa yang tidak memenuhi kewajiban kehadiran minimal tatap muka dengan sendirinya dinyatakan gugur.
N2 - AKTIVITAS-KELAS (bobot nilai 10%) setiap mahasiswa wajib
berinteraksi
secara aktif
mengikuti perkuliahan, al. dialog dan diskusi kelas tentang berbagai hal yang berkaitan dengan materi. Penilaian ditekankan pada kesanggupan mahasiswa mengajukan
pertanyaan atau
menjawab pertanyaan-pertanyaan lisan yang muncul pada setiap perkuliahan.
PENGAMATAN
PAK sebagai Matakuliah Pengembangan Kepribadian wajib mengembangkan
penilaian
pengamatan
perilaku (secara objektif) sebagai konskwensi pembelajaran afektip. Penilaian pengamatan bukanlah sesuatu yang mudah dan sederhana (adanya intervensi like dan dislike) namun betapa pun tetap diperlukan dan diupayakan se objektif mungkin.
AKHIR HURUFAKTIFITAS MID UJIAN
NILAI
Rekap Nilai : A = ......... , B = ......... , C = ......... , D = ......... , E/K = .........
Yogyakarta , 24 Juni 2014
Dosen/Koord. Team Penguji :
(Yusri Panggabean)
NAMANIMNO TUGAS
FORM NILAI PADA SIAKAD UNY
STANDAR NILAI NILAI
10
100 HURUF ANGKA/BOBOT
8.6 - 10 86 – 100 A 4.00
8.1 – 8.5 81 - 85 A- 3.67
7.6 – 8.0 76 - 80 B+ 3.33
7.1 - 7.5 71 - 75 B 3.00
6.6 – 7.0 66 - 70 B- 2.67
6.1 – 6.5 61 - 65 C+ 2.33
5.6 – 6.0 56 - 60 C 2.00
4.1 – 5.5 41 - 55 D 1.00
0.0 – 4.0 0 - 40 E 0.00