Upload
ricka-a-sugiarti
View
41
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
DAFTAR ISI
BAB 1. Pendahuluan
1.1 Kata pengantar
BAB 2. Isi
1. Pengantar Pendidikan Kewarganegaraan
1.1 Tujuan Umum Mata Kuliah PKn 4
1.2 Tujuan Khusus Mata Kuliah PKn 4
1.3 Kompetensi Mata Kuliah PKn 5
1.4 Pengertian Warga Negara 6
1.5 Hak dan Kewajiban Warga Negara 7
1.6 Hak Asasi Manusia 8
1.7 Pengertian Negara 9
1.8 Pengertian Bangsa 10
2. Pengertian Wawasan Nusantara 11
3. Ketahanan Nasional 11
4. Politik Strategi Ketahanan Nasional
1.1 Pengertian 151.2 Dasar pemikiran penyusunan politik dan strategi nasional 16
4.3 Stratifikasi politik nasional 16
4.4 Impletansi polstranas di setiap bidang 16
BAB 3. Penutup
3.1 Daftar Pustaka 18
1
Kata Pengantar
Puji dan syukur senantiasa saya ucapkan kepada Allah S.W.T. Karena berkat
rahmat dan karunia-Nya, saya bisa menyelesaikan makalah Pendidikan Kewarganegaraan
ini.
Makalah ini saya ajukan untuk memenuhi tugas akhir mata kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan. Makalah ini bertujuan memberi informasi tentang materi mata kuliah
PKn.
Saya menyadari bahwa Makalah Pendidikan Kewarganegaraan ini masih jauh dari
sempurna, mengingat keterbatasan waktu, tenaga dan kemampuan yang ada sehingga kritik
dan saran yang bersifat membangun sangat saya harapkan dari dosen pembimbing mata
kuliah PKn, yaitu Bapak Drs.Rusmin AR,M.Pd.
Inderalaya, 23 MEI
2013
Siti Gibreallah
2
1. Pengantar Pendidikan Kewarganegaraan
Nilai-nilai perjuangan bangsa Indonesia dalam perjuangan fisik merebut,
pertahankan dan mengisi kemerdekan dalam mengalami pasang surut sesuai
dengan dinamika kehidupn bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Semangat
perjuangan bangsa telah mengalami penurunan pada titik yang kritis. Hal ini di
sebabkan antar lain pengaruh goblisasi.
Globalisasi ditandai oleh kuatnya pengaruh lembaga-lembaga
kemasyarakatan internasional, Negara-negara maju yang ikut mengatur percaturan
kepolitikan ,perekonomian, social budaya, serta pertahanan dan keamanan global.
Kondisi ini akan menumbuhkan berbagai konflik kepentingan, baik antara Negara
maju dan Negara berkembang, antara Negara berkembang dan lembaga
internasional, maupun antar Negara berkembang. Disamping itu, isu global yang
meliputi demokratisasi hak asasi manusia, dan lingkungan hidup, turut pula
mempengaruhi keadaan nasional.
1. Tujuan Umum Mata Kuliah PKn
a. Membentuk warga negara yang baik dan cerdas yang mampu mendukung
pembangunan dan juga kelangsungan bangsa dan negara. Konsep good
citizenship tentunya amat tergantung dari pandangan hidup dan sistem
politik negara yang bersangkutan.
b. Memberikan pengetahuan dan kemampuan dasar kepada mahasiswa
mengenai hubungan antara warga negara dengan negara serta Pendidikan
Pendahuluan Bela Negara agar menjadi warga negara yang dapat
diandalkan oleh bangsa dan negara.
2. Tujuan Khusus Mata Kuliah PKn
a. Agar mahasiswa dapat memahami dan melaksanakan hak dan kewajiban
secara santun, jujur, demokratis, serta ikhlas sebagai warga negara
Indonesia terdidik dan bertanggung jawab.
b. Agar mahasiswa menguasai dan memahami berbagai masalah dasar dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, serta dapat
mengatasinya dengan pemikiran kritis dan bertanggung jawab yang
berlandasakan Pancasila, Wawasan Nusantara dan Ketahanan Nasional.
c. Agar mahasiswa memiliki sikap dan perilaku yang sesuai dengan nilai nilai
kejuangan, cinta tanah air, serta rela berkorban bagi nusa dan bangsa.
3
d. Agar mahasiswa mampu mengatasi permasalahan yang ada dihadapannya
dan bukan memunculkan permasalahan.
3. Kompetensi Mata Kuliah PKn
a. Hakikat Pendidikan
Masyarakat dan pemerintah suatu negara berupaya untuk menjamin
kelangsungan hidup serta kehidupan generasi penerusnya secar berguna dan
bermakna. Generasi penerus tersebut diharapkan akan mampu mengantisipasi
hari depan mereka yang senantiasa berubah dan selalu terkait dengan konteks
dinamika budaya, bangsa, negara dan hubungan internasional. Karena itu,
pedidikan kewarganegaraan dimaksudkan agar kita memiliki wawasan
kesadaran bernegara untuk bela negara dan memiliki pola pikir, pola sikap,
perilaku sebagai pola tindak yang cinta tanah air yang berdasarkan pada
Pancasila.
b. Kemampuan Warga Negara
Berkaitan dengan pemupukan nilai, sikap, dan kepribadian, pembekalan
kepada peserta didik di Indonesia dilakukan melalui pendidikan pancasila,
pendidikn agama, pendidikan kewarganegaraan, termasuk pendidikan
pendahuluan belanegar, pendidikan ilmu social daar, ilmu budaya daar, dan
ilmu alamiah dasar sebagai latar aplikasi nilai dalam kehidupan.
Untuk hidup berguna dan bermakna serta mampu mengantisipasi
perkembangan, perubahan masa depan, suatu negara sangat memerlukan ilmu
pengetahuan, teknologi dan seni (IPTEKS) yang berladaskan nilai nilai
Pancasila, nilai nilai keagamaan dan nilai nilai perjuangan bangsa. Tujuan
utama pendidikan kewarganegaraan adalah untuk menumbuhkan wawasan dan
kesadaran bernegara, sikap serta perilaku yang cinta tanah air dan bersendikan
kebudayaan bangsa, Wawasan Nusantara, serta ketahanan nasional dalam diri
para mahasiswa calon sarjana. Menumbuhkan Wawasan Negara
Setiap warga negara Republik Indonesia harus menguasai ilmu
pengetahuan, teknologi dan seni untuk menumbuhkan wawasan warga negara
dalam segala aspek. Kualitas warga negara tergantung terutama pada
keyakinan dan pegangan hidup mereka dalam bemasyarakat, berbangsa dan
bernegara disamping pada tingkat mutu serta mutu penguasaannya atas
IPTEKS.
4
c. Dasar Pemikiran Pendidikan Kewarganegaraan
Pendidikan nasional bertujuan untuk meningkatkan kualitas manusia
Indonesia, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap tuhan yang
maha esa, berbudi luhur, berkepribadian, mandiri, maju, tangguh, cerds,
kreatif, terampil, disiplin, beretos kerja professional, bertanggung jawab dan
produktif, serta sehat jasmani dan rohani, pendidikan nasional harus
menumbuhkan jiwa patriotic mempertebal rasa cinta tanah air, meningatkan
semangat kebangsaan, kesetiakawanan social, kesadaran pada sejarah bangsa,
dan sikap menghargai jasa para pahawan, dan berorientasi kemasa depan.
Jiwa patriotik, rasa cinta tanah air, semangat kebangsaan, kesetiakawanan
sosial, kesadaran pada sejarah bangsa, dan sikap menghargai jasa pahlawan
dikalangan mahasiswa hendak di pupuk melalui Pendidikan Kewarganegaraan.
Kehidupan kampus pendidikan tinggi dikembangkan sebagai lingkungan
ilmiah yang dinamis, berwawasan budaya bangsa,bermoral keagamaan dan
berkepribadian Indonesia. Materi instruksional Pendidikan Kewarganegaraan
di Perguruan Tinggi harus terus menerus ditingkatkan.
4. Pengertian Warga Negara
Warga mengandung arti peserta, anggota, atau warga dari suatu organisasi
perkumpulan. Warga Negara artinya warga atau anggota dari suatu Negara. Kita
juga sering mendengar kata-kata seperti warga desa, warga kota, warga masyarakat,
warga bangsa dan warga dunia. Warga di artikan sebgai anggota atau peserta, jadi ,
warga Negara secara sederhana di artikan sebagai anggota dari suatu Negara.
a. Menurut Kaelan
Warga Negara : Rakyat yang menetap di suatu wilayah dan rakyat tertentu
dalam hubungannya dengan negara.
b. Menurut Kelompok Kerja Lemhannas
Warga Negara : orang orang bangsa Indonesia asli dan orang orang bangsa
lain misalnya peranakan tionghoa yang bertempat tinggal di Indonesia,
mengakui Indonesia sebagai tanah airnya, bersikap setia kepada NKRI dan
di sahkan oleh UU sebagai warga negara.
5
c. Menurut UUD ’45 Pasal 26 Ayat (1)
Warga Negara : orang orang bangsa Indonesia asli dan orang orang bangsa
lain yang disahkan dengan UU sebagai warga negara.
5. Hak dan Kewajiban Warga Negara
Hak adalah kuasa untuk menerima atau melakukan suatu yang semestinya
diterima atau dilakukan melulu oleh pihak tertentu dan tidak dapat oleh pihak lain
manapun juga yang pada prinsipnya dapat dituntut secara paksa olehnya.
Kewajiban adalah sesuatu yang harus dilakukan dengan penuh rasa
tanggung jawab. Dari kewajiban inilah kita bisa mendapatkan hak kita karena hak
dan kewajiban memiliki hubungan timbal balik.
Hak dan kewajiban ini adalah sesuatu yang tidak dapat dipisahkan, karena
bagaimanapun dari kewajiban itulah mucul hak-hak dan sebaliknya.
Hak dan kewajiban ini di atur dalam UUD ’45 Pasal 27- 34.
Pasal 27 :
Ayat (1) : segala warga negara bersamaan kedudukannya dalam hukum dan
pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada
kecualinya.
Ayat (2) : tiap tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan
yang layak bagi kemanusiaan.
Ayat (3) : setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya
pembelaan negara.
Pasal 28 : kemerdekaan berserikat dan berkumpul mengeluarkan pikiran dengan
lisan maupun tulisan dan sebagainya di tetapkan dengan Undang undang.
Pasal 29 Ayat (2) : negara menjamin kemerdekaan tiap tiap penduduk untuk
memeluk agamanya dan beribadah menurut agam dan kepercayaan itu.
Pasal 30 Ayat (1) : tiap tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha
pertahanan dan keamanan negara.
Pasal 31 Ayat (1) : setiap warga negara berhak mendapat pendidikan.
Pasal 32 Ayat (2) : negara menghormati dan memelihara bahasa daerah sebagai
kekayaan budaya nasional.
6
Pasal 33 Ayat (3) : bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya
dikuasai oleh negara dan di pergunakan sebesar besarnya untuk kemakmuran
rakyat.
Pasal 34 ayat (1) : fakir miskin dan anak anak terlantar di pelihara oleh negara.
Secara garis besar, hak dan kewajiban warga Negara yang tertuang dalam UUD
1945 mencakup berbagai bidang. Bidang-bidang ini mencakup antara lain : bidang
politik dan pemerintahan, social keagamaan, pendidikan, ekonomi, dan pertahan.
6. Hak Asasi Manusia
Hak asasi manusia adalah seperangkat harkat dan martabat yang dimiliki
oleh manusia sejak lahir yang merupakan hak dasar baginya. Karna harkat dan
martabat itu merupakan anugrah Allah S.W.T. kepadanya. Oleh sebab itu, harkat
dan martabat yang dimiliki seseorang perlu di jaya, di ayomi, di hormati ,
disayangi, di hargai, dll oleh keluarga (ibu, ayah, saudara, kakek dan nenek) serta
masyarakat lingkungan ( tetangga kiri, kanan, belakang) RT, RW, bangsa dan
negara.
HAM di dunia di sahkan oleh SUPBB No.217/III/1948 pada tanggal 10
desember 1048. Berisi 7 pertimbangan terhadap Hak Asasi Manusia, yaitu :
a. Menimbang bahwa pengakuan atas martabat yang melekat dan hak-hak
yang sama dan tidak terasingkan dari semua anggota
keluarga ,kemanusiaan, keadilan dan perdamaian dunia.
b. Menimbang bahwa mengabaikan dan memandang rendah pada hak-hak
asasi manusia telah mengakibatkan perbuatan-perbuatan bengis yang
menimbulkan rasa kemarahan dalam hati nurani umat manusia dan bahwa
terbentuknya suatu dunia dimana manusia akan mengecap kenikmatan
kebebsan berbicara dan agama serta kebebasan dari rasa takut dan
kekurangan telah di nyatakan sebgai aspirasi tinggi dari rakyat jelata.
c. Menimbang bahwa hak hak manusia perlu dilindungi oleh peraturan hukum
supaya orang tidak akan terpaksa memilih pemberontakan sebagai usaha
yang terakhir guna menentang kelaliman dan penjajahan.
d. Menimbang bahwa persahabatan antara negara negara perlu di anjurkan.
7
e. Menimbang bahwa bangsa bangsa dari anggota Perserikatan Bangsa Bangsa
dalam piagam telah menyatakan sekali lagi kepercayaan mereka atas hak
hak dasar dari manusia, dan hak hak yang sama bagi laki laki maupun
perempuan dan telah memutuskan akan meningkatkan kemajuan sosial dan
tingkat penghidupan yang lebih baik dalam kemerdekaan yang lebih luas.
f. Menimbang bahwa negara negara anggota telah berjanji akan mencapai
perbaikan penghargaan umum terhadap pelaksanaan hak hak manusia dan
kebebasan kebebasan asas dalam kerja sama dengan PBB.
g. Menimbang bahwa pengertian umum terhadap hak hak dan kebebasan
kebebasan ini adalah penting sekali untuk pelaksanaan janji ini secara
benar.
HAM di Indonesia di atur dalam UU No.39/tahun 1999 tentang
HAM di Indonesia.
Hak untuk hidup
Hak untuk berkeluarga dan melanjutkan keturunan
Hak untuk pengembangan diri
Hak untuk memperoleh keadilan
Hak untuk kebebasan pribadi
Hak untuk mempunyai rasa aman
Hak untuk kesejahteraan
Hak untuk turut serta dalam pemerintahan
Hak wanita
Hak anak
7. Pengertian Negara
a. Negara : suatu organisasi dari sekelompok atau beberapa kelompok manusia
yang bersama sama mendiami suatu wilayah tertentu dan mengakui adanya
satu pemerintahan yang mengatur tata tertib serta keselamatan sekelompok
atau beberapa kelompok manusia tersebut.
b. Negara : satu perserikatan yang melaksanakan satu pemerintahan melalui
hukum yang mengikat masyarakat dengan kekuasaan untuk memaksa untuk
ketertiban sosial. Masyarakat ini berada dalam suatu wilayah tertentu yang
membedakannya dari kondisi masyarakat lain di luarnya.
8
c. Teori terbentuknya negara ada 3, yaitu :
1. Teori hukum alam (Plato dan Aristoteles) :
Kondisi alam – tumbuhnya manusia – berkembangnya Negara.
2. Teori Ketuhanan (Islam+Kristen) :
Segala sesuatu adalah ciptaan tuhan.
3. Teori Perjanjian (Thomas Hobbes) :
Manusia menghadapi kondisi alam dan timbulah kekerasan ,manusia
akan musnah bila ia tidak mengubah cara-caranya ,manusia pun bersatu
untuk mengatasi tantangan dan menggunakan persatuan dalam gerak
tunggal untuk kebutuhan bersama.
d. Unsur Negara :
Bersifat konstitutif :
Ini berarti bahwa dalam Negara tersebut terdapat wilayah yang
meliputi udara, darat, dan perairan, (dalam hal ini unsure perairan
tidak mutlak) rakyat atau masyarakat dan pemerintah yang
berdaulat.
Bersifat deklaratif , sifat ini ditunjukan oleh adanya tujuan Negara ,
UUD, pengakuan dari Negara lain baik secara ; ‘de jure’, maupun
‘de facto’. Dan masuk nya Negara dalam perhimpunan bangsa-
bangsa, missal nya PBB.
8. Pengertian Bangsa
Bangsa dapat diartikan sebagai sekumpulan manusia yang memiliki
kesamaan sejarah, kesamaan bahasa, kesamaan dalam budaya, kesamaan berbagai
suku bangsa, kesamaan dalam agama. Faktor faktor tersebut mendorong
terbentuknya persatuan nasional dan identitas nasional yang kuat. Pada
kenyataannya perlu di catat bahwa faktor faktor tersebut di atas tidak cukup untuk
menjamin persatuan dan kesatuan bangsa, sedangkan di pihak lain perbedaan
perbedaan dalam faktor tersebut tidak menutup kemungkinan untuk
berkembangnya rasa persatuan yang kokoh.
Unsur unsur terbentuknya bangsa:
9
Memiliki persamaan nasib atau sejarah
Memiliki persamaan karakter
Memiliki ikatan persatuan yang kuat
Memiliki tanah air yang sama
Memiliki persamaan cita cita dan tujuan
2. Pengertian Wawasan Nusantara
1) Menurut asal kata
Wawasan : berasal dari kata wawas ( melihat/memandang/meninjau)
Nusantara : berasal dari kata Nusa ( pulau ) dan Antara ( pengapit/di apit)
Jadi, wawasan nusantara adalah cara melihat/memandang/meninjau keberadaan
pulau pulau yang di apit oleh 2 benua dan 2 lautan.
Indonesia terdiri atas 17508 pulau besar dan kecil. Diapit oleh 2 benua yaitu
Benua Asia dan Benua Australia serta di apit oleh 2 lautan yaitu Samnudera Pasifik
dan Samudera Hindia.
2) Menurut TAP MPR 1988 GBHN
Wawasan Nusantara adalah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri
dan lingkungannya, dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa serta
wilayah dalam penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara.
3) Menurut Prof.Wan Usman
Wawasan Nusantara adalah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri
dan tanah airnya sebagai negara kepulauan dengan semua aspek kehidupan yang
beragam.
Menurut paham barat, laut berperan sebagai pemisah pulau, sedangkan menurut
paham Indonesia, laut adalah penghubung sehingga wilayah negara menjadi satu
kesatuan yang utuh sebagai Tanah Air dan di sebut Negara Kepulauan.
4) Menurut kelompok kerja Lemhannas tahun 1999
Wawasan Nusantara adalah cara pandang suatu bangsa yang telah menegara
tentang diri dan lingkungannya dalam eksistensinya yang serba terhubung( melalui
10
interaksi dan interrelasi) dan dalam pembangunannya di lingkungan nasional,
regional, serta global.
Wawasan nusantara berkedudukan sebagai visi bangsa. Visi adalah keadaan atau
rumusan umum mengenai keadaaan tertentu yang diinginkan.wawasan nasional
merupakan visi bangsa yang bersangkutan dalam menuju konsep masa depan.
3. Ketahanan Nasional
Sejak proklamasi kemerdekaan pada tanggal 17 agustus 1945, bangsa dan negara
Indonesia tidak luput dari berbagai gejolak dan ancaman dari dalam negeri maupun luar
negeri yang nyaris membahayakan kelangsungan hidup bangsa dan negara.
Republik Indonesia bukanlah negara kekuasaan yang penyelenggaraannya
didasarkan atas kekuasaan semata sehingga menciptakan sistem dan pola kehidupan politik
yang totaliter, melainkan negara hukum. Di dalam negara hukum, penyelenggaraan
kekuasaan dibenarkan dan si atur menurut hukum yang berlaku.
Republik Indonesia adalah negara yang memiliki UUD 1945 sebagai konstitusinya.
Dalam semangat konstitusi tersebut, kekuasaan indonesia tidak bersifat absolut atau tidak
tak terbatas. Kedaulatan ada di tangan rakyat dan dilakukan sepenuhnya oleh Majelis
Permusyawaratan Rakyat, sedangkan penyelenggaraan kekuasaan pemerintahan di
tuangkan lebih lanjut ke dalam kelembagaan tinggi negara dan tata kelembagaan negara.
Bangsa Indonesia memerlukan keuletan dan ketangguhan untuk mengembangkan
kekuatan nasional yang di sebut KETAHANAN NASIONAL, yang didasarkan pada pokok
pokok pemikiran berikut :
a. Manusia Berbudaya
Manusia yang berbudaya akan selalu mengadakan hubungan dengan:
i. Tuhan, di sebut Agama
ii. Cita cita, di sebut Ideologi
iii. Kekuatan/kekuasaan, di sebut Politik
iv. Pemenuhan kebutuhan, di sebut Ekonomi
v. Manusia, di sebut Sosial
vi. Rasa keindahan, di sebut Seni
vii. Pemanfaatan alam, di sebut Pengetahuan dan Teknologi
viii. Rasa aman, di sebut Pertahanan dan Keamanan
11
b. Tujuan Nasional, Falsafah Bangsa, dan Ideologi Negara
Tujuan nasional menjadi pokok pikiran dalam Ketahanan Nasional karena
suatu organisasi, apa pun bentuknya, akan selalu berhadapan dengan
masalah masalah internal dan eksternal dalam proses mencapai tujuan yang
telah di tetapkannya.
Falsafah dan ideologi juga menjadi pokok pikiran. Hal ini tampak dari
makna falsafah dalam pembukaan UUD 1945 yang terdiri atas 4 alinea.
Ketahanan Nasional Indonesia adalah kondisi dinamis bangsa Indonesia yang
meliputi segenap aspek kehidupan nasional yang terintegrasi. Ketahanan nasional adalah
kondisi kehidupan nasional yang harus di wujudkan.
Ketahanan Nasional dalam aspek Politik
Ketahanan pada aspek politik diartikan sebagai kondisi dinamis kehidupan politik
bangsa yang berisi keuletan, ketangguhan dalam menghadapi dan mengatasi
tantangan, ancaman, hambatan, serta gangguan yang datang dari luar maupun dari
dalam secara langsung maupun tidak langsung untuk menjamin kelangsungan
hidup politik bangsa dan negara Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan
UUD 1945.
Mencakup :
o Ketahanan pada aspek Politik Dalam Negeri
o Ketahanan pada aspek Politik Luar Negeri
Ketahanan Nasional dalam aspek Ekonomi
Ketahanan ekonomi diartikan sebagai kondisi dinamis kehidupan perekonomiaan
bangsa yang berisi keuletan dan ketangguhan kekuatan nasional dalam
menghadapi serta mengatasi segala tantangan, ancaman, hambatan dan gangguan
yang datang dari luar maupun dari dalam secara langsung maupun tidak langsung
untuk menjamin kelangsungan perekonomian bangsa dan negara Republik
Indonesia berdasarkan pancasila dan UUD 1945.
Ketahanan ekonomi adalah kondisi kehidupan perekonomian bangsa berlandaskan
Pancasila yang mampu memelihara stabilitas ekonomi yang sehat dan dinamis
serta menciptakan kemandirian perekonomian nasional dengan daya saing yang
tinggi.
Ketahanan nasional dalam aspek Sosial Budaya
12
Sosial : pergaulan hidup manusia dalam bermasyarakat yang mengandung nilai
niali kebersamaan, senasi, sepenanggungan dan solidaritas yang merupakan unsur
pemersatu.
Budaya : sistem nilai yang merupakan hasil cipta, rasa dan karsa manusia yang
menumbuhkan gagasan gagasan utama dan menjadi kekuatan pendukung dalam
mengerakkan kehidupan.
Ketahanan di bidang sosial-budaya diartikan sebagai kondisi dinamis kehidupan
budaya bangsa Indonesia yang berisi keuletan dan ketangguhan kekuatan nasional
dalam menghadapi serta mengatasi segala tantangan, ancaman, hambatan dan
gangguan yang datang dari luar maupun dari dalam secara langsung maupun tidak
langsung untuk membahayakan kelangsungan kehidupan sosial budaya bangsa dan
negara Republik Indonesia.
Ketahanan nasional pada aspek Ideologi
Ketahanan ideologi diartikan sebagai kondisi dinamik kehidupan ideologi bangsa
Indonesia. Perwujudan ketahanan ideologi tersebut memerlukan kondisi mental
bangsa yang berlandaskan keyakinan dan kebenaran ideologi Pancasila sebagai
ideologi bangsa dan negara serta berlandaskan pengamalan Pancasila secara
konsisten dan berlanjut.
Ketahanan pada aspek pertahanan dan keamanan
a. Pertahanan dan keamanan harus dapat mewujudkan kesiapsiagaan upaya
bela negara, yang berisi ketangguhan, kemampuan dan kekuatan melalui
penyelenggaraan Siskamnas(Siskahamrata) untuk menjamin
kesinambungan Pembangunan Nasional dan kelangsungan hidup bangsa
dan negara.
b. Bangsa Indonesia cinta damai, akan tetapi lebih cinta kemerdekaan dan
kedaulatan. Mempertahankan kemerdekaan bangda dan mengamankan
kedaulatan negara merupakan suatu kehormatan demi martabat bangsa dan
negara. Karena itu, Pertahanan dan Keamanan harus diselenggrarakan
dengan mengandalkan kekuatan dan kemampuan sendiri.
c. Pembangunan kekuatan dan kemampuan pertahanan dan keamanan
dimanfaatkan untuk menjamin perdamaian dan stabilitas keamanan dem
kesinambungan pembangunan dan kelansungan hidup bangsa dan negara.
13
d. Potensi nasional dan hasil hasil pembangunan yang telah di capai harus
dilindungi dari segala ancaman dan gangguan agar dapat dimanfaatkan
untuk meningkatkan kesejahteraan lahir bathin segenap lapisan masyarakat
Indonesia.
e. Perlengkapan dan peralatan untuk mendukung pembangunan kekuatan dan
kemampuan pertahanan dan keamanan sedapat mungkin dihasilkan oleh
industri dalam negeri.
f. Pembangunan dan penggunaan kekuatan dan kemampuan pertahanan dan
kemanan harus diselenggarakan oleh manusia manusia yang berbudi luhur,
arif, bijaksana, menghormati HAM, dan menghayati makna nilai dan
hakikat perang dan damai.
g. Sebagai tentara rakyat, tentara pejuang dan tentara nasional, TNI
berpedoman pada Sapta Marga yang merupakan penjabaran Pancasila.
h. Sebagai kekuatan inti Kamtibmas, Polri berpedoman pada Tri Brata dan
Catur Prasetya dan di kembangkan sebagai kekuatan yang mampu
melaksanakan penegakan hukum, pemeliharaan keamanan dan ketertiban
masyarakat.
i. Kesadaran dan ketaatan masyarakat kepada hukum perlu terus menerus di
tingkatkan.
4. Politik dan Strategi Ketahanan Nasional ( Polstranas )
Pengertian :
1.3 Pengertian Politik
Politik politea polis : kesatuan masyarakat yang berdiri sendiri, yaitu
negara dan teia : urusan.
Politik : suatu rangkaian asas, prinsip, keadaaan jalan, cara dan alat yang
digunakan untuk mencapai tujuan tertentu yang kita kehendaki.
Politics dan Policy mempunyai hubungan yang erat dan timbal balik.
Politics memberikan asas, jalan, arah, dan medannya sedangkan polocy
memberikan pertimbangan cara pelaksanaan asas, jalan dan arah tersebut
dan sebaliknya.
1.4 Pengertian Strategi
Strategi strategia (yunani) “the art of the general” seni seorang
panglima yang biasanya digunakan dalam peperangan.
14
Menurut Karl von Clausewitz (1780-1831) ;
Strategi : pengetahuan tentang penggunaan pertempuran untuk
memenangkan peperangan. Sedangkan perang itu sendiri merupakan
kelanjutan dari politik.
1.5 Politik dan Strategi Nasional
Politik Nasional : kebijakan umum dan pengambilan kebijakan untuk
mencapai suatu cita cita dan tujuan nasional. Politik Nasional adalah asas,
haluan, usaha serta kebijaksanaan negara tentang pembinaan serta
penggunaan kekuatan nasional untuk mencapai tujuan nasional.
2. Dasar pemikiran penyusunan politik dan strategi nasional
Perlu mamahami pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam system
managemen nasional yang berlandaskan ideology pancasila, UUD 1945,
wawasan nusantara dan ketahanan nasional.
3. Stratifikasi politik nasional
3.1 Tingkat penentu kebijakan puncak
3.2 Tingkat kebijakan umum
3.3 Tingkat penentu kebijakan umum
3.4 Tingkat penentu kebijakan teknis
4. Makna pembangunan nasional
Pembangunan nasional merupakan usaha peningkatan kualitas manusia
dan masyarakat Indonesia secara berkelanjutan dengan memanfaatkan
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta memperhatikan
tantangan perkembangan global.
5. Impletansi polstranas di setiap bidang
5.1 Bidang hukum :
Mengembangkan budaya hokum
Menata system hokum nasional
Menegakkan hokum secara konsisten
Melanjutkan rativikasi konvensi internasional
15
Meningkatkan integritas moral
5.2 Bidang ekonomi
Mengembangkan system ekonomi kerakyatan
Mengembangkan persaingan yang sehat
Mengoptimalkan peran pemerintah
Mengupayakan kehidupan yang layak
Mengembangkan perekonomian pemerintah
5.3 Di bidang politik
Memperkuat keberadaan dan kelangsungan Negara
Menyempurnakan UUD 1945
Meningkatkan peran MPR
Mengembangkan system politik nasional
Mengembangkan kemandirian partai politik
5.4 Di bidang social dan budaya
Kesehatan dan kesejahteraan nasional
Kebudayaan, kesenian, pariwisata
Kedudukan dan peran wanita
Pemuda dan olahraga
Pembangunan daerah
Sumber daya alam dan lingkungan hidup
5.5 di bidang pertahan dan keamanan
Menata kembali TNI
Meningkatkan keamanan system pertahanan nasional
Meningkatkan profesionalisme TNI
16
DAFTAR PUSTAKA
Adnan Buyung Nasution. 1995. Aspirasi pemerintah konstitusional
di Indonesia. Jakarta: graffiti.
Budiarjo, Miriam , dasar-dasar ilmu politik, penerbit Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta, 1991.
Collins, John M., Grand Strategy, Principles and practices, US Naval
Institute Annapolis,1973.
Dasaputro, ST. Munadjat, wawasan nusantara, (dalam azaz dan Filsafat
serta Metodologi), Buku VI, Alumni Bandung, 1983.
Effendi, N.K., polstranas(suatu pengantar pengkajian mendukung implementasi
wawasan-Tannas), Lemhanas, 1991.
Lemhanas, Tolak ukur kondisi ketahan Nasional, Lemhanas, 1989.
Lemhanas, Himpunan Hasil Seminar Kursus Reguler Angkatan (KRA) XXX,
XXXI dan XXXII, Jakarta, 2000.
Lopa, Baharuddin, pola implementasi Wawasan Nusantara, intisari Ujung Pandang, 1985.
Marghentau-suseno, Frans, Etika politik : prinsip-prinsip Moral Dasar Kenegaraan
Modern, Penerbit PT Gramedia, Jakarta 1986.
Person, Gordon J., strategic Thinking, prentice Hall, London, 1990.
Pamudji S.1994. Perbandingan Pemerintahan. Jakarta : Bumi Aksara.
Ramlan Surbakti. 1999. Memahami ilmu politik. Jakarta : Grasindo.
Rusli Karim. 1991. Pemilu demokratis kompetitif. Yogyakarta: Tiarawacana.
Samuel Huntington. 2001. Gelombang demokratisasi ketiga. Terj. Asril
Marjohan. Jakarta: pustaka utama graffiti.
Tempo. Merawat Indonesia. Edisi khusus 60 tahun kemerdekaan, 15-21 agustus 2005.
Winarno. 2002. Integrasi Nasional. Buku pegangan kuliah. Surakarta: UNS Press.
17