13
Page 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dengan semakin berkembangnya dunia entrepreneurship saat ini, tuntutan terhadap metode pengajaran, pendidikan dan materinya juga meningkat. Untuk itu, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, sebagai lembaga akademis yang berorientasi pada ilmu pengetahuan dan teknologi yang mengakomodasi perkembangan teknologi dan softskill mahasiswa sebagai generasi penerus bangsa, memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk melakukan kegiatan yang memungkinkan mahasiswa untuk melihat langsung bidang entrepreneurship yang ada yaitu dengan Kegiatan Kunjungan Industri. Mata Kuliah Pengantar Technopreneurship merupakan mata kuliah yang berada di bawah naungan Unit Pengelola Mata Kuliah Bersama (UPMB) ITS. Mata kuliah ini berusaha menunjukkan ketanggapan kepada mahasiswa akan pentingnya pengembangan minat terhadap bidang entrepreneurship melalui kunjungan ke perusahaan-perusahaan sebagai bentuk representasi dunia bisnis sehingga diharapkan mahasiswa fresh graduate ITS tidak hanya mencari pekerjaan namun juga mampu menciptakan lapangan pekerjaan dengan cara berwirausaha. Kunjungan industri ini dianggap penting karena mahasiswa akan mendapatkan informasi mengenai entrepreneurship dari perusahaan. Bagi para mahasiswa, arus informasi ini akan sangat dibutuhkan untuk meningkatkan kemampuan dan wawasan mereka tentang dunia industri yang nantinya akan mereka hadapi setelah melalui proses belajar di perguruan tinggi. Untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar diluar kampus, Mata kuliah Pengantar Technopreneurship mengadakan kegiatan kunjungan industri ke 3 perusahaan yaitu, PT. Velesia (Perusahaan Tas Rajut “Kaboki”), PT Perkebunan Nusantara XII (Kebun Teh Singosari Malang), dan Perusahaan Agraris (Kebun Buah Naga Malang).

laporan KULAP kelompok 2

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: laporan KULAP kelompok 2

Page 1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Dengan semakin berkembangnya dunia entrepreneurship saat ini,

tuntutan terhadap metode pengajaran, pendidikan dan materinya juga

meningkat. Untuk itu, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya,

sebagai lembaga akademis yang berorientasi pada ilmu pengetahuan dan

teknologi yang mengakomodasi perkembangan teknologi dan softskill

mahasiswa sebagai generasi penerus bangsa, memberikan kesempatan

kepada mahasiswa untuk melakukan kegiatan yang memungkinkan

mahasiswa untuk melihat langsung bidang entrepreneurship yang ada yaitu

dengan Kegiatan Kunjungan Industri.

Mata Kuliah Pengantar Technopreneurship merupakan mata kuliah yang

berada di bawah naungan Unit Pengelola Mata Kuliah Bersama (UPMB) ITS.

Mata kuliah ini berusaha menunjukkan ketanggapan kepada mahasiswa

akan pentingnya pengembangan minat terhadap bidang entrepreneurship

melalui kunjungan ke perusahaan-perusahaan sebagai bentuk representasi

dunia bisnis sehingga diharapkan mahasiswa fresh graduate ITS tidak hanya

mencari pekerjaan namun juga mampu menciptakan lapangan pekerjaan

dengan cara berwirausaha. Kunjungan industri ini dianggap penting karena

mahasiswa akan mendapatkan informasi mengenai entrepreneurship dari

perusahaan. Bagi para mahasiswa, arus informasi ini akan sangat

dibutuhkan untuk meningkatkan kemampuan dan wawasan mereka

tentang dunia industri yang nantinya akan mereka hadapi setelah melalui

proses belajar di perguruan tinggi.

Untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar diluar kampus, Mata

kuliah Pengantar Technopreneurship mengadakan kegiatan kunjungan

industri ke 3 perusahaan yaitu, PT. Velesia (Perusahaan Tas Rajut

“Kaboki”), PT Perkebunan Nusantara XII (Kebun Teh Singosari Malang),

dan Perusahaan Agraris (Kebun Buah Naga Malang).

Page 2: laporan KULAP kelompok 2

Page 2

1.2 TUJUAN KUNJUNGAN INDUSTRI

Dengan diadakannya kegiatan ini diharapkan :

1. Membekali mahasiswa Mata Kuliah Pengantar Technopreneurship

yang diharapkan mampu menguasai lintas bidang keilmuan dengan

dasar keahlian yang kuat, mempunyai wawasan yang luas dan

terintegrasi serta mempunyai kepercayaan diri dalam proses

penyesuaian di lingkungan kerjanya.

2. Menambah pengetahuan mahasiswa tentang aplikasi keilmuan dari

Mata Kuliah Pengantar Technopreneurship yang diaplikasikan oleh

PT. Velesia, Wisata Buah Naga dan PT. Perkebunan Nusantara XII

Wisata Kebun Teh khususnya perkembangan softskill dan bidang

entrepreneurship seperti mengembangkan bakat, kreativitas dan

manajemen untuk dapat menghasilkan suatu produk bernilai dan

berkualitas tinggi yang diminati pasar.

3. Membuka peluang bagi mahasiswa Mata Kuliah Pengantar

Technopreneurship untuk dapat mengembangkan potensinya sesuai

dengan kebutuhan dunia industri dan bisnis di Indonesia.

1.3 BENTUK KEGIATAN

1.3.1. Kunjungan perusahaan

Kunjungan perusahaan bertujuan untuk mengetahui lebih jauh tentang

penerapan kemampuan entrepreneurship di PT. Velesia, Wisata Buah Naga

dan PT. Perkebunan Nusantara XII Wisata Agro Kebun Teh. Melalui

kunjungan industri ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan

kepada mahasiswa tentang bakat merajut yang menghasilkan produk

bernilai tinggi.

1.3.2. Tutorial Merajut pada PT. Velesia (Kaboki)

Page 3: laporan KULAP kelompok 2

Page 3

Tutorial ini diselenggarakan untuk memberikan informasi serta

mengetahui cara merajut yang benar sebagai awal produksi tas rajut.

Tutorial ini dilaksanakan di halaman Gudang Aksesoris PT. Velesia yaitu

di Desa Lecari, Kecamatan Sukorejo, Pasuruan, Jawa Timur.

1.4. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN

Hari, Tanggal : Kamis, 7 Juni 2012

Waktu : 08.00-15.00

Tempat :1. PT. Velesia

Jl. Raya Sukorejo-Bangil KM 1.5 Lecari Sukorejo Pasuruan

2. Wisata Buah Naga

Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang

3. PT. Perkebunan Nusantara Wisata Agro Kebun Teh

di Desa Wonosari, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang

Page 4: laporan KULAP kelompok 2

Page 4

BAB II HASIL KUNJUNGAN INDUSTRI

2.1 PT. Velesia Tas Rajut KABOKI

Keunikan dari usaha ini adalah produk yang dihasilkan, yaitu berupa tas

rajut. Di Indonesia masih sedikit produsen yang menjual tas rajut. Sehingga

Kaboki merupakan salah satu perusahaan yang inovatif. Selain itu keunikan

tersebut didukung oleh beberapa faktor yang menjadikan produk ini banyak

diminati oleh konsumen, misalnya saja bahan-bahan dasar pembuatan tas

adalah bahan yang memiliki kualitas terbaik, model dan desain tas yang

beragam dan up to date, sehingga cocok untuk segala umur dan tidak

terkesan old fashion meskipun tas rajutan, serta pembuatan tas dilakukan

secara handmade, mulai dari proses awal berupa perajutan hingga proses

akhir berupa pengecekan hasil jadi tas sebelum akhirnya dijual ke

konsumen. Hal inilah yang menyebabkan produk tas Kaboki memiliki daya

saing hingga ke luar negeri.

Tujuan pemasaran tas Kaboki ini terfokus pada tiga outletnya yang

masing-masing belokasi di Malang, Jakarta, dan Bali. Sedangkan cara

pemasaran lainnya melalui online-shop dan reseller di beberapa kota.

2.1.2 SEJARAH PT. VELESIA (“KABOKI”)

Pasar Seni Kuta Bali tahun 1989 bermimpi menginternasionalkan

kerajinan Indonesia. Pertemuan seorang pemuda Indonesia dengan pemuda

asal Amerika kemudian menjadi cikal bakal dikenalnya produk rajut

Indonesia di luar negeri. Diwujudkan dengan terbentuknya dua perusahaan

yang saling bermitra, yaitu PT. Velesia selaku produsen berdomisili di Bali

Indonesia dan Indonesian Import Inc./ The Sak selaku importir berdomisili

di San Fransisco USA sebagai kantor pusat dan Bali sebagai representative

office.

Page 5: laporan KULAP kelompok 2

Page 5

Era Tas Kulit

Tas berbahan dasar kulit paling populer saat itu. PT Velesia

mengkombinasikannya dengan bermacam kekayaan lokal Indonesia seperti

agel, tikar rotan Kalimantan, songket Palembang, ulos Batak, pahikung

Sumba dan tapis Lampung. Selain melayani Indonesian Imports Inc. yang

mengeluarkan merek Elliot Lucca untuk jenis produk ini, PT. Velesia juga

bekerjasama dengan beberapa importir dan merek lain seperti Sunda Bay

yang berbasis di California dan Philip Collection yang berbasis di Miami,

USA.

Era Tas Rajut

Persaingan tas kulit semakin menguat. PT. Velesia mulai melirik alternatif

bahan baku lain. Pada tahun 1994, tas „ulatan‟ – yang berarti anyaman atau

rajutan dalam istilah Bali – mulai diperkenalkan. Benang nylon dipilih

sebagai bahan utama, dengan jaminan support mitra perusahaan dalam

negeri yang hingga kini loyal menyediakan benang untuk PT. Velesia. Oleh

Indonesian Import Inc. selaku mitra importir, tas rajut ini diberi label The

Sak.

Kelompok Binaan

Tas rajut mendapat sambutan luar biasa di Amerika. Kemudian diikuti

oleh negara-negara Eropa, Jepang dan Australia. PT. Velesia melakukan

pembenahan internal sebagai langkah antisipasi. Tim Sample diperkuat,

Page 6: laporan KULAP kelompok 2

Page 6

diimbangi dengan percepatan pembentukan sentra-sentra pengrajin baru di

berbagai daerah. Tim kreatif PT. Velesia mengalami masa-masa yang sangat

berat kala itu. Seluruh sumber daya dikerahkan dalam proses inventarisasi

calon daerah binaan, eksekusi pelatihan, hingga proses pendampingan

sampai binaan tersebut mampu berproduksi.

Pada puncaknya, jumlah pengrajin binaan PT. Velesia melewati angka

tiga ribu orang. Tersebar mulai pulau Bali, Jawa Timur dan Jawa Barat.

Seluruh hasil produksi dari kelompok-kelompok binaan tersebut kemudian

dikirim ke fasilitas produksi PT. Velesia di Bali untuk proses sortir, finishing

dan final check.

2.1.3 PENGEMBANGAN INDUSTRI

Proses finishing ala home industry sudah tak mampu mengimbangi

peningkatan volume pekerjaan. PT. Velesia merelokasi fasilitas finishing ke

pabrik yang lebih luas di Kuta Bali. Peralatan kerja ditambah dan

diperbaharui. Sistem kerja dirubah menjadi sistem line.

Dari sisi produk, berbagai variasi dan terobosan terus dilakukan

untuk menjaga dan mengembangkan pasar. Polypropylene diujicoba

untuk menggantikan nylon sebagai bahan dasar benang, warna yang

semula hanya terbatas pada warna-warna dasar dikembangkan

hingga ratusan pilihan warna, kain pelapis bagian dalam tas yang

semula standar ditingkatkan ke jenis waterproof.

Disaat yang bersamaan, Indonesian Import Inc. selaku mitra importir

melakukan penguatan pasar di luar negeri dengan memperkenalkan

label-label baru seperti Lina dan Luxy mendampingi The Sak.

Sementara di dalam negeri, PT. Velesia juga menjalin kerjasama

dengan beberapa customer. Antara lain memasok panel tas untuk PT.

Harmoni dan mengerjakan produk tas wanita untuk PT. Sophie

Martin Indonesia pada tahun 2009.

Page 7: laporan KULAP kelompok 2

Page 7

2.1.4 PROSES PRODUKSI

Dua dasawarsa sudah, PT. Velesia sebagai pemilik merk Kaboki®,

merintis dan memperkenalkan produk kerajinan Indonesia – khususnya tas

rajut – ke mancanegara. Hingga kemudian dapat diterima dengan baik di

pasar Internasional. Bahkan produk hasil karya anak bangsa ini kemudian

diberi label dan merk luar negeri. Ironisnya, banyak pembelinya justru

orang Indonesia sendiri.

Wisata Tas Rajut Kaboki sejatinya adalah fasilitas produksi tas rajut

Kaboki. Yang kemudian dikondisikan sedemikian rupa sehingga nyaman

dikunjungi sebagai alternatif wisata. Bukan hanya wisata belanja, tapi juga

edukasi dan penanaman rasa cinta terhadap negeri ini.

Disini pengunjung dapat mengetahui bagaimana seriusnya produk

dalam negeri ini dibuat. Material benang misalnya, berbeda dengan benang

rajut umumnya, benang yang dipakai Kaboki dibuat dari bahan

polypropylene yang sangat kuat dan tidak berbulu.

Pewarnaan dilakukan sebelum menjadi benang, yaitu saat masih berupa

bahan mentah berbentuk filamen, sehingga menjamin kualitas warna yang

cerah dan merata. Twisting atau pemintalan dibuat berdasarkan konstruksi

dan standar yang ditetapkan, agar menghasilkan kerapatan yang sesuai tapi

juga tetap terjaga hand feel atau kelembutannya.

Material benang dengan berbagai

warna

Pengecekkan hasil produksi

sebelum dikemas

Page 8: laporan KULAP kelompok 2

Page 8

2.2 PT. Perkebunan Nusantara XII Wisata Agro Kebun Teh Lawang

Kebun Teh ini sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda. Saat itu

Belanda mendirikan kebun teh ini sebagai sumber pendapatannya. Tempat

wisata ini diversifikasi obyek wisata agro merupakan salah satu tempat

yang nyaman dikunjungi karena kondisi iklim yang sejuk dan keindahan

panoramanya yang sangat alami. Di Kebun Teh Wonosari Malang ini,

wisatawan dapat menyaksikan pesona alam perkebunan teh dan menghirup

udara segar sambil berjalan kaki (tea walk) mengelilingi kebun teh sekaligus

meyaksikan proses pengolahan daun teh sampai menjadi teh siap seduh.

Dan anda juga dapat menikmati teh langsung dalam keadaan hangat sambil

di temanin pemandangan kebun teh yang luas dan hijau.

Wisata Kebun Teh Wonosari berada di perbatasan antara dua desa,

yaitu desa Toyomarto kecamatan Singosari dan desa Wonorejo kecamatan

Lawang Kabupaten Malang. Kebun dengan luas sekitar 1.144 hektar ini

terbagi atas 3 bagian. Kebun Wonosari (Desa Toyomarto, Kecamatan

Singosari), Kebun Gebug Lor (Desa Wonorejo, Kecamatan Lawang), dan

Kebun Raden Agung (Desa Ambal-Ambal, Kecamatan Kejayan). Akses

menuju ke Kebun Teh Wonosari dari Kota Surabaya atau Kota Malang

dapat mengunakan bus dan turun di Kecamatan Lawang, dandilanjutkan

dengan mengunakan angkutan umum jurusan Lawang Wonosari dan

sampai di Perkebunan Teh Wonosari. Agrowisata perkebunan teh ini

dikelola oleh PT. Perkebunan Nusantara XII (Persero).

2.2.1 PRODUK WISATA AGRO KEBUN TEH LAWANG

Kebun teh ini adalah kebun teh terbaik di Indonesia. Produk –

produknya sudah merambah dunia internasional. Nama produknya adalah

Teh Rolas. Kebun teh ini mengekspor 90% produknya ke luar negeri, seperti

Eropa dan Timur Tengah. Sisanya untuk dikonsumsi dalam negeri. Jumlah

ekspor lebih banyak karena peminatnya lebih banyak, selain itu juga dapat

Page 9: laporan KULAP kelompok 2

Page 9

menambah devisa negara. Selain memproduksi teh, di lokasi wisata ini juga

ada swalayan, penginapan dan tempat bermain. Jadi sumber pemasukannya

juga dari ketiga hal tersebut.

Selain perkebunan teh yang menghampar, daya tarik lain wisata agro

kebun teh ini adalah pengelolaan teh yang bahan bakunya langsung diambil

dari perkebunan itu sendiri. Produk yang dihasilkan bernama Teh Rolas.

Dari sini pengunjung tidak hanya sekedar menikmati seduhan daun teh,

melainkan juga bisa melakukan kunjungan langsung ke pabrik pembuatan.

Di dalam pabrik ini pengunjung dapat melihat proses pembuatan teh, mulai

dari pemetikan pucuk daun teh hingga proses fermentasinya. Berikut ini

adalah beberapa produk dari Kebun Teh tersebut :

TEH ROLAS / ROLAS TEA

Merupakan teh hitam jenis CTC dipetik dari kebun Wonosari PTPN

XII (Persero) yang berasal dari tanaman camelia sinensis. Berdasarkan hasil

penelitian para ahli bahwa kandungan folivonol dalam teh mengandung

anti oksidan yang sangat bermanfaat bagi kesehatan tubuh. Bahan baku

yang digunakan untuk memproduksi Teh Rolas diproses melalui sistem

manajemen mutu produk dan telah mendapat sertifikat dari Komite

Produk – Produk Kebun Teh

Page 10: laporan KULAP kelompok 2

Page 10

Akreditasi Nasional (KAN). Produk terbaru "White Tea" dengan brand

"Rollas Tea".

ROLAS COFFEE ARABICA DAN ROBUSTA

Rolas Coffee Arabica dan Robusta adalah kopi 100% murni dibuat

dari biji kopi pilihan produksi PTPN XII (Persero) Jawa Timur Indonesia.

diproses secara wash process oleh tenaga ahli yang berpengalaman. Rolas

Coffee diolah dan dikemas dengan kemasan hampa udara, dijamin

kestabilan rasa dan aromanya.

TEH HITAM CTC

Merupakan teh hitam CTC dari kebun Wonosari - Lawang yang

berasal dari tanaman Camelia Sinensis berdasarkan hasil penelitian bahwa

kandungan folivenol di dalam teh mengandung anti oksidan dan

desinfektan yang sangat bermanfaat untuk kesehatan tubuh.

2.2.2 PROSES PRODUKSI PADA KEBUN TEH

Untuk menghasilkan teh yang berkualitas, kebun teh ini memakai

peralatan – peralatan yang canggih namun tetap tidak menurunkan kualitas

teh tersebut. Ada berbagai macam proses yang dilakukan untuk

menghasilkan produk teh. Pada tahap panen, teh dipetik dan dipilih oleh

pekerja di kebun teh. Daun teh yang dipetik adalah daunt eh yang benar –

benar dalam kondisi segar dan bagus. Selanjutnya daun teh yang sudah

terkumpul, dibawa ke tempat produksi menggunakan beberapa truk.

Setelah sampai pada tempat produksi, teh dikelompokkan dalam karung –

karung. Karung – karung itu ditimbang dan dikelompokkan sesuai dengan

kualitas daun masing – masing. Jadi, produk teh Rolas ada beberapa

tingakatn kualitas. Di dalam pabrik, daun teh dikumpulkan dalam sebuah

tempat untuk proses pelayuan selama beberapa jam. Proses pelayuan adalah

pengaturan kadar air 33% pada daun teh. Selanjutnya dilakukan proses

perajangan untuk memisahkan daun dengan bagian – bagian yang tidak

diperlukan. Kemudian masuk proses pengguguran dan penggulungan.

Page 11: laporan KULAP kelompok 2

Page 11

Setelah itu masuk pada proses fermentasi dengan menggunakan bantuan

bakteri tertentu. Proses selanjutnya adalah pengeringan, penggorengan dan

pemisahan bubuk teh. Satu sak pada karung adalah 60 Kg. Setiap harinya

pabrik tersebut mampu memproduksi sebanyak 4,5 ton teh.

2.3 Wisata Buah Naga Lawang

Wisata kebun buah naga ini merupakan usaha yang didirikan oleh

pemiliknya di bidang agro wisata yang terletak di Lawang, Jawa Timur.

Berawal dari sebuah peternakan sapi yang mengalami ketidakmajuan dalam

usahanya, sehingga pemilik usaha ini memiliki ide untuk mengembangkan

usahanya di bidang perkebunan dengan mengubah fungsi lahannya

menjadi perkebunan buah naga. Setelah menjalani usaha di bidang

perkebunan buah naga, ternyata usaha tersebut mengalami kemajuan.

Banyaknya pengunjung yang datang untuk menikmati wisata buah naga,

baik dari dalam kota maupun luar kota sehingga berdampak pada

peningkatan profit yang didapatkan. Seiring dengan meningkatnya

pengunjung dari luar kota maka pemilik usaha ini mengembangkan

usahanya di bidang penginapan dengan membangun villa sebanyak 4

kamar, musholah dan kafe yang menyediakan hidangan-hidangan berupa

olahan dari buah naga. Saat ini, pemilik kebun buah naga sedang

Proses Pembuatan Teh

Page 12: laporan KULAP kelompok 2

Page 12

mengembangkan usaha di bidang penginapannya dengan menambah

jumlah kamar yang ada.

Manfaat yang kami peroleh dari kunjungan industri dan wisata di

perkebunan buah naga ini diantaranya ialah bagaimana pemilik usaha ini

dapat mempertahankan lahan yang dimilikinya dengan sebuah ide yaitu

mengubah fungsi lahan yang semula merupakan lahan peternakan menjadi

lahan perkebunan. Serta bagaimana pemilik kebun melihat peluang usaha

yang ada dengan mengembangakan usahanya tidak hanya di bidang

perkebunan saja, melainkan juga di bidang wisata dengan membangun

penginapan serta kafe yang menghidangkan makanan dan minuman dari

olahan buah naga.

Pada umumnya, buah naga dibudidaya dengan cara stek atau

penyemaian biji. Tanaman akan tumbuh subur jika media tanam porous

(tidak becek), kaya akan unsur hara, berpasir, cukup sinar matahari dan

bersuhu antara 38-40° C. Jika perawatan cukup baik, tanaman akan mulai

berbuah pada umur 11-17 bulan. Kota Malang berada 400-700 dpl, sangat

cocok untuk budidaya buah naga merah. Walaupun memiliki udara yang

cukup sejuk, namun mendapatkan sinar matahari yang cukup merupakan

syarat pertumbuhan buah naga merah.

Page 13: laporan KULAP kelompok 2

Page 13

BAB III KESIMPULAN

Dari materi kunjungan lapangan yang diadakan oleh tim dosen mata

kuliah Technopreneurship, kami dapat menyimpulkan bahwa di Indonesia

banyak produk – produk yang tidak kalah kualitasnya dengan produk luar

negeri. Hanya saja permasalahan yang ada di Indonesia adalah kurangnya

penghargaan dan kemauan masyarakat menggunakan produk dalam

negeri. Selain itu kami jadi mengetahui pola manajemen dan kreativitas

perusahaan – perusahaan tersebut dalam mengembangkan bisnis dan

produknya. Mulai dari proses produksi, pemasaran hingga pelayanan

terhadap konsumen.