12
Praktikum Fisiologi Judul Praktikum : Kelelahan Otot-Saraf pada Manusia Kelompok : F2 Ketua Kelompok : Antony Yaputra Anggota Kelompok : NIM. Nama Anggota Kelompok Paraf 10201029 2 Antony Yaputra 10201030 6 Jonathan Tri Ajie 10201032 1 Nastalia Sindy 10201032 3 Indrinata Suna Lia 10201032 8 Yossie Firmansyah 10201034 Angelyn Christabella

Laporan Praktikum Fisiologi-f2

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Laporan Praktikum Fisiologi-f2

Praktikum Fisiologi

Judul Praktikum : Kelelahan Otot-Saraf pada Manusia

Kelompok : F2

Ketua Kelompok : Antony Yaputra

Anggota Kelompok :

NIM. Nama Anggota Kelompok Paraf

102010292 Antony Yaputra

102010306 Jonathan Tri Ajie

102010321 Nastalia Sindy

102010323 Indrinata Suna Lia

102010328 Yossie Firmansyah

102010342 Angelyn Christabella

102010344 Indra Dinatha

102010349 Angela

102010389 Ain Nabila Binti Zulkufli

102010391 Muhammad Shafiee Bin Baharudin

Page 2: Laporan Praktikum Fisiologi-f2

ALAT DAN BAHAN

1. Kimograf + kertas + perekat

2. Manset sfigmomanometer

3. Ergograf

4. Metronome(frekuensi 1 detik)

I. KERJA STEADY-STATE

TUJUAN

Mengetahui perubahan yang dialami otot selama kerja steady-state.

CARA KERJA

1. Pasang semua alat dengan tepat dan sesuai.

2. Sambil dicatat lakukan satu tarikan tiap 4 detik menurut irama metronome sampai ± 1/3

putaran tromol.

HASIL PERCOBAAN

Page 3: Laporan Praktikum Fisiologi-f2

PEMBAHASAN

Grafik yang ditunjukkan pada ergograf adalah konstan/stabil, meskipun ada sedikit penurunan,

tapi bisa dilihat bahwa grafik terus berada pada ketinggian yang kurang lebih sama. Hal ini

disebabkan karena beban yang digunakan pada kimograf tidak terlalu berat sehingga grafiknya

tinggi dan kestabilan dari grafik menunjukkan kerja otot dari OP yang tidak mengalami

kelelahan karena setiap kontraksi otot membutuhkan Energi. Energi tersebut bisa dihasilkan

dari pemecahan ATP ADP + P + Energi sehingga otot dapat melakukan kontraksi. Pada

keadaan ini, otot dapat memenuhi kebutuhan energinya sehingga grafik ergografnya stabil.

Penurunan yang terjadi bisa disebabkan persediaan ATP yang berkurang.

TEORI

Pada otot yang tidak mengalami eksitasi, Otot yang berkontraksi dapat berelaksasi karena aktin

dan myosin setelah berikatan mampu terlepas karena adanya ATP segar. Oleh sebab itu otot

dapat bekerja terus menerus tanpa mengalami kelelahan yang signifikan.1

KESIMPULAN

Kerja otot pada keadaan steady-state tidak mengalami perubahan yang signifikan (pada grafik).

II. PENGARUH GANGGUAN PEREDARAN DARAH

TUJUAN

Mengetahui pengaruh oklusi pada kerja otot.

CARA KERJA

1. Pasang manset sfigmomanometer pada lengan atas OP.

2. Lakukan latihan dengan beberapa kali oklusi sampai denyut nadi tidak terasa lagi.

3. Dengan manset tetap terpasang, lakukan 12 kali tarikan tiap 4 detik/tarikan.

4. Saat tarikan ke-13, lakukan dengan cepat oklusi sampai denyut nadi OP tidak terasa.

Selama pemompaan, OP tetap melakukan tarikan.

5. Memberi tanda pada grafik ergograf ketika oklusi dimulai dan oklusi dihentikan.

6. Setelah terjadi kelelahan total, turunkan tekanan di dalam manset sehingga peredaran

darah pulih kembali.

Page 4: Laporan Praktikum Fisiologi-f2

7. OP terus melakukan tarikan tanpa oklusi dan amati perubahan pada grafik ergograf.

HASIL PERCOBAAN

PEMBAHASAN

Ketika tarikan 1-12 grafik ergograf menunjukkan grafik yang stabil, ini disebabkan karena

ketersediaan ATP dan O2 yang mencukupi sehingga otot dapat melakukan kontraksi. Ketika

tarikan ke-13 dan lengan OP diberikan oklusi, grafik awalnya tetap stabil, namun lama

kelamaan menurun, ini dikarenakan pada awal oklusi masih ada persediaan ATP dan O2 yang

cukup, namun persediaan tersebut habis karena peredaran darah terhambat oleh oklusi

sehingga otot tidak dapat melakukan kontraksi lagi atau menjadi lelah. Setelah tekanan manset

diturunkan ke semula, grafik mulai naik kembali meskipun tidak kembali sebelum dilakukan

oklusi, ini menunjukkan ketika peredaran darah tidak terhambat, suplai ATP dan O2 ada lagi

sehingga otot dapat kembali melakukan kontraksi.

TEORI

Pada otot yang mengalami oklusi, otot tersebut tidak mendapat supply oksigen sehingga asam

piruvat yang dihasilkan tidak dapat diurai atau dioksidasi dan mengakibatkan terbentuknya

asam laktat sehingga otot menjadi lelah. Setelah otot tidak mengalami oklusi, maka oksigen

akan menguraikan asam piruvat menjadi karbon dioksida sehingga tidak terbentuk lagi asam

laktat dan kelelahan otot pun tidak terjadi lagi.2

Page 5: Laporan Praktikum Fisiologi-f2

KESIMPULAN

Pengaruh oklusi adalah menghambat peredaran darah sehingga ketersediaan ATP dan O2

yang tidak mencukupi untuk otot melakukan kontraksi terus menerus sehingga otot akan

mengalami kelelahan.

III. PENGARUH ISTRAHAT DAN MASSAGE

TUJUAN

Mengetahui pengaruh istirahat dan massage kepada kerja otot.

CARA KERJA

1. Melakukan percobaan dengan OP yang baru.

2. Menggunakan beban yang hampir maksimal.

3. Sambil dicatat, melakukan tarikan setiap 1 detik/tarikan sampai terjadi kelelahan total,

hentikan tromol.

4. Melakukan istirahat selama 2 menit. Tangan diletakkan di atas meja tanpa mendapat

perlakuan apapun.

5. Tromol kembali diputar, OP yang sama melakukan tarikan tiap 1 detik/tarikan sampai terjadi

kelelahan total.

6. Melakukan istirahat selama 2 menit. Tangan diberikan perlakuan dengan dipijat(massage).

Massage dengan tekanan kuat ke arah perifer dan dengan tekanan lemah ke arah jantung.

Massage dilakukan dari fossa cubiti hingga ujung jari.

7. Tromol kembali diputar, OP kembali melakukan tarikan tiap 1 detik/tarikan sampai terjadi

kelelahan total. Amati perubahan grafik yang terjadi dari awal percobaan sampai akhir

percobaan.

Page 6: Laporan Praktikum Fisiologi-f2

HASIL PERCOBAAN

PEMBAHASAN

Grafik ergograf awal menunjukkan keadaan yang stabil lalu mengalami penurunan, ini

disebabkan karena beban yang digunakan berat dengan frekuensi tarikan yang lebih cepat (1

detik/tarikan) sehingga persediaan ATP dan O2 tidak dapat terpenuhi dan terjadi kelelahan total.

setelah istirahat 2 menit, grafik ergograf stabil dan langsung cepat turun, dikarenakan otot

sudah mengalami kelelahan tapi karena melakukan istirahat sehingga awal grafik agak tinggi,

namun mengalami penurunan karena persediaan ATP dan O2 sehingga otot tidak dapat

melakukan kontraksi. Lalu setelah istirahat 2 menit dan diberi perlakuan massage, grafik

menunjukkan keadaan stabil lebih lama dari keadaan sebelumnya, namun kembali mengalami

penurunan, hal ini disebabkan adanya pemberian massage sehingga aliran darah ke otot yang

melakukan kontraksi lebih lancar sehingga grafik mengalami keadaan stabil yang lebih lama.

TEORI

Otot akan mengalami kelelahan jika tidak terdapat oksigen. Hal ini terjadi karena asam piruvat

yang terbentuk tidak terurai menjadi karbon dioksida melainkan menjadi asam laktat yang

mengakibatkan otot mengalami kelelahan. Tetapi dengan adanya massage, maka jalannya

peredaran darah diperlancar sehingga oksigen dapat masuk ke dalam otot dan menguraikan

Page 7: Laporan Praktikum Fisiologi-f2

asam piruvat menjadi karbon dioksida. Oleh karena asam piruvat terurai menjadi karbon

dioksida, maka asam laktat yang terbentuk hanya sedikit sekali sehingga otot dapat kembali

berkontraksi kembali dan kelelahan otot perlahan mulai menghilang.3

KESIMPULAN

Pengaruh istirahat dan pemberian massage berpengaruh pada kontraksi otot karena dengan

adanya istirahat sehingga suplai darah yang membawa ATP dan O2. Pemberian massage juga

berpengaruh dalam melancarkan peredaran darah sehingga suplai ATP dan O2 tetap tercukupi.

IV. RASA NYERI, PERUBAHAN WARNA KULIT, DAN SUHU KULIT AKIBAT ISKEMIA

TUJUAN

Mengamati perubahan warna kulit dan suhu kulit serta rasa nyeri pada otot akibat iskemia.

CARA KERJA

1. Percobaan ini dilakukan oleh OP yang baru dan tanpa pencatatan ergogram.

2. Memasang manset pada lengan atas OP dan menggunakan beban yang berat.

3. Amati suhu dan warna kulit lengan bawah OP.

4. OP melakukan tarikan tiap 1 detik/tarikan sambil diberikan oklusi sehingga terjadi kelelahan

atau sampai terasa nyeri yang tak tertahankan.

5. Hentikan tindakan oklusi segera setelah OP mengalami kelelahan total dan amati suhu dan

warna kulit lengan bawah OP.

HASIL PERCOBAAN

Page 8: Laporan Praktikum Fisiologi-f2

PEMBAHASAN

Pada awalnya, sebelum OP melakukan percobaan, warna kulit bagian tangan OP masih normal

yaitu warna putih, suhunya juga normal yaitu agak panas dan belum terasa nyeri pada bagian

tangan. Ketika OP melakukan tarikan setiap satu detik dengan menggunakan beban yang berat

sambil di oklusi, maka terjadi suatu metabolisme di daerah tangan OP. Selama melakukan

percobaan maka otot dari tangan OP dipaksa bekerja terus menerus sedangkan O2 di daerah

tangan OP pun semakin lama semakin berkurang karena aliran darah terhambat oleh oklusi.

Dengan tidak adanya ATP yang dihasilkan di daerah tangan OP maka tidak ada faktor yang

mendukung atau men support kerja dari otot pada bagian tangan OP sehingga rasa nyeri pun

akan timbul pada bagian tangan OP. Ketika manset dilepas dari lengan OP, maka timbul

keadaan istirahat yang menyebabkan adanya perombakan dari glikogen menjadi ATP sehingga

suhu tangan OP bertambah panas. Lepasnya manset dari lengan OP akan membuat aliran

darah segera mengalir lebih cepat ke tangan OP untuk mengantarkan O2, nutrisi, dan oksigen

lebih banyak sehingga warna kulit di sekitar tangan OP pun berubah menjadi lebih merah.

TEORI

Pada saat oklusi, darah tidak dapat melewati otot sehingga otot tidak mendapatkan ATP, nutrisi,

dan oksigen yang diangkut oleh darah. Otot yang tidak mendapatkan ATP tetapi terus

melakukan kontraksi, maka otot tersebut akan mengalami kelelahan dan juga otot tersebut

terus menerus mengalami kontraksi tanpa bisa relaksasi karena tidak adanya oksigen sehingga

otot menjadi kram yang mengakibatkan terasa sakit.2,3

KESIMPULAN

Rasa nyeri timbul karena tidak adanya ATP yang mendukung kerja dari otot pada bagian

tangan. Perombakan glikogen menjadi ATP pada saat tangan diistirahatkan dalam keadaan

normal akan membuat suhu tangan bertambah tinggi. Aliran darah yang segera mengalirkan

dan mengantarkan O2 ke arah telapak tangan ketika manset dilepas akan menimbulkan warna

merah disekitar tangan.

Page 9: Laporan Praktikum Fisiologi-f2

Daftar Pustaka

1. Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke system, Edisi-2. Jakarta: Penerbit Buku

Kedokteran EGC; 2001.h.212-223.

2. Watson R. Anatomi dan fisiologi untuk perawat, Edisi-10. Jakarta:Penerbit Buku

Kedokteran EGC;2002.h.198.

3. Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: Penerbit Buku Ledokteran EGC;

2004.h.273.