28
MAKALAH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Sekolah Dosen : Sugeng Purwanto Rombel 16 Kelompok 7 Intan Yani Pertiwi (4301412033) Silvia Rahayuningtyas (4301412051) Prahasti Cynthia H (4301412059)

Makala h

Embed Size (px)

Citation preview

MAKALAH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen SekolahDosen : Sugeng Purwanto Rombel 16Kelompok 7Intan Yani Pertiwi(4301412033)Silvia Rahayuningtyas(4301412051)Prahasti Cynthia H(4301412059)Ainul Asri A(4301412071)

Universitas Negeri Semarang2013

DAFTAR ISIHalaman SampuliDaftar Isi1Pendahuluan...2Pembahasan3Penutup..17Daftar Pustaka...18

1. PENDAHULUANA. LATAR BELAKANGDalam kerangka perkembangan ilmu-ilmu pengetahuan, kepemimpinan merupakan salah satu cabang dari kelompok ilmu administrasi, dan lebih khusus lagi merupakan bagian dari ilmu administrasi negara.Sedang ilmu administrasi sendiri merupakan salah satu cabang ilmu-ilmu sosial yang merupakan salah satu perkembangan dari ilmu Filsafat di samping ilmu-ilmu eksakta dan humaniora.Kepemimpinan atau leadership termasuk kelompok ilmu terapan atau applied sciense, dari ilmu-ilmu sosial, sebab prinsip-prinsip, rumus-rumus serta dalil-dalilnya bermanfaat dalam meningkatkan kesejahteraan kehidupan manusia. Seperti layaknya ilmu-ilmu yang lain. Kepemimpinan memiliki peranan dan bertujuan untuk:1. Memberikan atau menyajikan berbagai pengertian mengenai hal-hal yang berkaitan dengan masalah-masalah kepemimpinan,2. Memberikan berbagai macam penafsiran serta pendekatan terhadap permasalahan yang berkaitan dengan kepemimpinan,3. Memberikan pengaruhnya dalam menggunakan berbagai cara dan pendekatan dalam usaha ikut serta menyelesaikan atau memecahkan berbagai persoalan yang timbul dan berkaitan dengan ruang lingkup kepemimpinan.Sebagai salah satu cabang ilmu pengetahuan, kepemimpinan memiliki peranan penting dalam rangka manajemen.Kepala sekolah adalah pimpinan tertinggi di sekolah. Pola kepemimpinannya akan sangat berpengaruh bahkan sangat menentukan kemajuan sekolah. Oleh karena itu, dalam pendidikan modern kepemimpinan kepala sekolah merupakan jabatan strategis dalam mencapai tujuan pendidikan. Dengan lain kata, bagaimana cara kepala sekolah untuk membuat orang lain bekerja untuk mencapai tujuan sekolah.B. RUMUSAN MASALAH1. Bagaimana persamaan dan perbedaan tipe-tipe kepemimpinan kepala sekolah?2. Bagaimana gaya kepemimpinan yang cocok untuk situasi staf yang dipimpin?3. Apa saja fungsi kepala sekolah sebagai manajer?

C. TUJUAN1. Menjelaskan persamaan dan perbedaan tipe-tipe kepemimpinan.2. Menjelaskan gaya kepemimpinan yang cocok untuk situasi staf yang dipimpin.3. Menjelaskan fungsi kepala sekolah sebagai manajer.

2. PEMBAHASAN5. Gaya KepemimpinanGaya kepemimpinan adalah cara yang dipergunakan pemimpin dalam mempengaruhi para pengikutnya. Menurut Thoha (1995) gaya kepemimpinan merupakan normaperilaku yang digunaan seseorang pada saat orang tersebut mencoba mempengaruhi perilaku orang lain seperti yang ia lihat. Dalam hal ini usaha menselaraskan persepsi di antara orang yang akan mempengaruhi perilaku dengan yang akan dipengaruhi menjadi amar penting kedudukannya. Gaya kepemimpinan merupakan suatu pola perilaku seorang pemimpin yang khas pada saat mempengaruhi anak buahnya, apa yang dipilih oleh pemimpin untuk dikerjakan, cara pemimpin bertindak dalam mempengaruhi anggota kelompok membentuk gaya kepemimpinannya. Secara teoritis telah banyak dikenalgaya kepemimpinan, namun gaya mana yang terbaik tidak mudah untuk ditentukan. Untuk memahai gaya kepemimpinan, sedikitnya dapat dikaji dari tiga pendekatan utama, yaitu pendekatan sifat, perilaku dan situasional.1). Pendekatan SifatPendekatan ini menerangkan sifat-sifat yang membuat seseorang berhasil. Kepemimpinan dipandang sebagai sesuatu yang mengandung lebih banyak unsur individu, terutama pada sifat-sifat individu. Penganut pendekatan ini berusaha mengidentifikasikan sifat-sifat kepribadian yang dimiliki oleh pemimpin yang berhasil dan yang tidak berhasil.Menurut Sutisna (1993), pendekatan sifat berpendapat bahwa terdapat sifat-sifat tertentu, seperti kekuatan fisik atau keramahan yang esensiil, pada kepemimpinan yang efektif. Sifat-sifat pribadi yang tak terpisahkan ini seperti intelegensi, dianggap tidak senua orang memiliki sifat-sifat ini, hanyalah merekalah yang memiliki ini yang bisa dipertimbangkan untuk menempati kedudukan kepemimpinan.Dengan demikian, ada seorang pemimpin yang memiliki sifat-sifat bawaan yang membedakannya dari yang buka pemimpin. Pendekatan ini menyarankan beberapa syarat yang harus dimiliki pemimpin yaitu : 1) kekuatan fisik dan susunan syaraf, 2) penghayatan terhadap arah dan tujuan, 3) antusiasme, 4) keramahtamahan, 5) integritas, 6) keahlian teknis, 7) kemampuan mengambil keputusan, 8)inteligensi, 9) keterampilan memimpin, dan 10) kepercayaan (Tead, 1963)2). Pendekatan PerilakuSetelah pendekatan sifat kepribadian tidak mampu memberikan jawaban yang memuaskan, perhatian para pakar berbalik dan mengarahkan studi merekakepada perilaku pemimpin. Studi ini memfokuskan dan mengidentifikasi perilaku yang khas dari pemimpin dalam kegiatannya mempengaruhi orang lain (pengikut). Pendekatan perilaku kepemimpina banyak membahas keefektifan gaya kepemimpinan yang dijalankan oleh pemimpin.Dalam pembahasan ini berturut-turut disajikan berbagai hasil studi mengenai gaya kepemimpinan yang menggunakan pendekatan perilaku.3. a). Studi Kepemimpina Universitas OHIOIde penelitian mengenai kepemimpinan dimulai 1945 oleh biro urusan dan penelitian Ohio State University. Penelitian ini memperoleh gambaran mengenai dua dimensi utama dari perilaku pemimpin yang dikenal sebagai pembuatan inisiatif (initiating structure) dan perhatian (consideration).Pembuatan inisiatif menggambarkan bagaimana seseorang pemimpin memberi batasan dan struktr terhadap perannya dan peran bawahannya untukmencapai tujuan. Dengan mengkombinasikan dua dimensi pembuatan inisiatif dan perhatian dapat dibedakan empat gaya kepemimpinan sebagai berikut : 1) perhatian rendah, pembuatan inisiatif rendah; 2) perhatian tinggi, pembuatan inisiatif rendah; 3) perhatian tinggi, pembuatan inisiatif tinggi; dan 4) perhatian rendah, pembuatan inisiatif tinggi.

b). Studi Kepemimpinan Universitas MichiganPusat peelitian Universitas Michigan melakukan suatu penelitian pada saat yang hamper bersamaan dengan Universitas Ohio. Studi ini mengidentifikasikan dua konsep yang disebut orientasi bawahan dan produksi (Hersey anf Blanchard, 1977). Pemimpin yang menekankan pada orientasi bawahan sangat memperhatikan bawahan, mereka merasa bahwa setiap karyawan itu penting dan menerima karyawan sebagai pribadi. Sementara pemimpin yang menekankan pada orientasi produksi, sangat memperhatikan produksi dan aspek-aspek teknik kerja, bawahan dianggap sebagai alat untuk mencapai tujuan organisasi. Kedua orientasi ini hamper sama dengan tipe otoriter (task) dan tipe demokrasi (relationship).

c). Jaringan ManajemenSalah satu pendekatan tentang teori kepemimpinan yang menunjukkan gaya kepemimpinan secara jelas adalah jaringan manajemen (managerial grid),yang dikembangkan oleh Blake dan Mouton. Dalam pendekatan ini, manajer berhubungan dengan dua hal , yakni perhatian pada produksi di satu pihak dan perhatian pada orang-orang di pihak lain. Perhatian oda produksi atau tugas adalah sikap pemimpin yang memperhatikan keterlibatan anak buah dalam rangka pencapaian tujuan. Dalam hal ini aspek-aspek yang perlu diperhatikan berkaitan dengan harga diri anak buah, tanggung jawab berdasarkan kepercayaan, suasana kerja yang menyenangkan , dan hubungan yang harmonis.d). Sistem Kepemimpinan LikertLikert mengembangkan suatu pendekatan penting untuk memahami perilaku pemimpin. Ia mengembangka teori kepemimpinan dua dimensi, yaitu orientasi tugas dan individu. Melalui penelitian yang bertahun-tahun Likert berhasil merancang empat sistem kepemimpinan seperti di kutip Thoha (1995 : 60) yaitu :Sistem 1; dalam sistem ini pemimpin sangat otokratis, mempunyai sedikit kepercayaan kepada bawahannya, suka mengekploitasi bawahan dan bersikap paternalistik.Sistem 2; dalam sistem ini pemimpin dinamakan otokratis yang baik hati (Benevolent authoritative). Sistem 3; dalam sistem ini gaya kepemimpinan lebih dikenal dengan sebutan manajer konsultatif. Pemimpin dalam sistem ini mempunyai sedikit kepercayaan pada bawahan.Sistem 4; sistem ini oleh Likert dinamakan pemimpin yang bergaya kelompok partisipatif. Dalam hal ini manajer mempunyai kepercayaan yang sempurna terhadap bawahan.3). Pendekatan SituasionalPendekatan situasional hamper sama dengan pendekatan perilaku yang menyoroti perilaku kepemimpinan dalam situasi tertentu. Dalam hal ini kepemimpinan lebih merupakan fungsi situasi daripada sebagai kualitas pribadi dan merupakan kualitas yang timbul karena interaksi orang-orang dalam situasi tertentu.Pendekatan situasional menitikberatkan pada berbagai gaya kepemimpinan yang paling efektif diterapkan dalam situasi tertentu. Ada beberapa studi kepemimpinan yang menggunakan pendekatan ini.a). Teori Kepemimpinan KontingensiDikembangkan oleh Fiedler dan Chermes (1950), disimpulkan bahwa seseorang menjadi pemimpin bukan saja karena factor kepribadian yang dimiliki tetapi juga karena berbagai factor situasi dan saling berhubungan antara pemimpin dan situasi. Keberhasilan pemimpin bergantung baik pada diri pemimpin maupun pada keadaan organisasi. Faktor yang merupakan tiga dimensi dalam situasi yang mempengaruhi gaya kepemimpinan.1. Hubungan antara pemimpin dengan bawahanHubungan ini penting bagi pemimpin karena menentukan bagaimana pemimpin diterima oleh anak buah.2. Struktur tugasMengukur seberapa jauh tugas sebagai pekerjaan yang rutin atau tidak. Bila struktur tugas cukup jelas maka prestasi orang mudah diawasi dan tanggung jawab lebih pasti.3. Kekuasaan yang berasal dari organisasiDimensi ini menunjukkan sampai sejauh mana pemimpin mendapatkan kepatuhan dari anak buahnya, dengan menggunakan kekuasaan bersumber dari organisasi.b). Teori Kepemimpinan Tiga DimensiTeori ini dikemukakan oleh Reddin, guru besar Universitas New Brunswick, Canada. Menurutnya ada tiga dimensi untuk menentukan gaya kepemimpinan yaitu perhatian pada produksi dan tugas, perhatian pada orang dan dimensi efektifitas. Memiliki empat gaya dasar kepemimpinan yaitu integrated, related, separated dan dedicated.Gaya kepemimpinan selanjutnya dikelompokkan ke dalam gaya efektif dan tidak efektif sebagai berikut:

1. Gaya EfektifEksekutif: gaya ini menunjukkan perhatian baik kepada tugas maupun kepada hubungan kerja dalam kelompok. Pemimpin memotivasi anggota, menetapkan standar kerja dan mengerti perbedaan setiap individu.Developer: gaya ini memberikan perhatian yang tinggi terhadap hubungan kerja dan perhatian minimum pada tugas pekerjaan. Pimpinan sangat memperhatikan pengembangan individu.Benevolent autocrat: gaya ini memberikan perhatian yang tinggi terhadap tugas dan rendah dalam hubungn kerja.Birokrat: gaya ini memberikan perhatian yang rendah terhadap tugas maupun suatu hubungan. Pemimpin menerima setiap peraturan dan berusaha memelihara dan melaksanakannya.2. Gaya tidak EfektifCompromiser: gaya ini memberikan perhatian yang tinggi pada tugas dan hubungan kerja. Pemimpin merupakan pembuat keputusan yang tidak efektif dan sering menimbulkan masalah.Missionary: gaya ini memberikan perhatian yang tinggi pada hubungan kerja dan rendah pada tugas. Pemimpin hanya tertarik pada keharmonisan dan tidak bersedia mengontrol hubungan meskipun tujuan tidak tercapai.Autocrat: gaya ini memberikan perhatian yang tinggi pada tugas dan rendah pada hubungan. Pemimpin selalu menetapkan kebijaksanaan dan keputusan tersendiri.Deserter: gaya ini memberikan perhatian yang rendah pada tugas dan hubungan kerja. Pemimpin hanya mau memberikan dukungan, struktur dan tanggung jawab pada saat yang dibutuhkan.c). Teori Kepemimpinan SituasionalTeori ini metupakan pengembangan dari model kepemimpinan tiga dimensi yang berdasar pada hubungan antara tiga factor, yaitu :1. Perilaku tugas (task behavior) merupakan petunjuk oleh pemimpin terhadap anak buahnya meliputi penjelasan tertentu, apa yang haru dikerjakan, kapan dan bagaimana mengerjakan serta mengawasi secara ketat.2. Perilaku hubungan (relationship behavior) merupakan ajakan yang disampaikan oleh pemimpin melalui komunikasi dua arah yang meliputi mendengar dan meliputi anak buah dalam pemecahan masalah.3. Kematangan (maturity) adalah kemampuan dan kemauan anak buah dalam mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas yang dibebankan.Dari ketiga factor tersebut, tingkat kematangan anak buah merupakan factor yang paling dominan. Maka tekanan utama dari teori ini terletak pada perilaku pemimpin dengan hubungan anak buahnya.Gaya kepemimpinan yang diterapkan untuk kombinasi antara perilaku tugas dan hubungan, antara lain adalah :1. Gaya mendikte (telling)Gaya ini diterapkan jika anak buah dalam tingkat kematangan rendah dan memerlukan petunjuk serta pengawasan yang jelas. Gaya ini menekankan pada tugas, hubungan dilakukan sekedarnya saja.

2. Gaya menjual (selling)Gaya ini diterapkan jika anak buah dalam taraf rendah sampai moderat. Mereka memiliki kemampuan melakukan tugas, tapi belum didukung kemampuan yang memadai. Pemimpin selalu memberikan petunjuk yang banyak, diperlukan tugas serta hubungan yang tinggi agar dapat memelihara dan meningkatkan kemauan yang telah dimiliki.

3. Gaya melibatkan diri (participating)Gaya ini diterapkan jika anak buah dalam tingkat kematangan moderat sampai tinggi. Mereka mempunyai kemampuan tapi kurang memiliki kemauan yang tinggi. Dalam gaya ini, anak buah turt berperan dalam mengambil keputisan.

4. Gaya mendelegasikan (delegating)Gaya ini diterapkan jika anak buah dalam tingkat kematangan tinggi. Anak buah dibiarkannmelaksanakan kegiatan sendiri, melalui pengawasan umum hal ini biasa dilakukan jika anak buah berada pada tingkat kedewasaan yang tinggi.6. KEPEMIMPINAN DALAM PENINGKATAN KERJADalam manajemen berbasis sekolah (MBS), pelaksanaan program-program sekolah harus didukung oleh adanya kepemimpinan sekolah yang demokratis dan professional. Kepala sekolah dan guru-guru sebagi pelaksana inti program sekolah merupakan orang-orang yang harus memiliki kemampuan dan integritas professional.Pelaksanaan MBS menuntut kepemimpinan kepala sekolah professional yang manajerial dan integritas pribadi untuk mewujudkan visi menjadi aksi. Pada umumnya, kepala sekolah di Indonesia belum dapat dikatakan sebagai manajer professional, karena pengangkatannya tidak didasarkan pada kemampuan dan pendidikan professional, tetapi lebih pada pengalaman menjadi guru. Hal ini disinyalir pula oleh laporan Bank Dunia (1999) bahwa salah satu penyebab menurunnya mutu pendidikan persekolahan di Indonesia adalah kurang profesionalnya kepala sekolah sebagai manajer pendidikan di tingkat lapangan (Mulyasa, 2003:42).Sejarah menunjukkan bahwa salah satu faktor yang menentukan keberhasilan dan keberlangsungan organisasi adalah kuat tidaknya kepemimpinan. Kegagalan dan keberhasilan suatu organisasi banyak ditentukan oleh pemimpin, karena pemimpin merupakan pengendai dan penentu arah yang hendak ditempuh oleh organisasi menuju tujuan yang akan dicapai. Hal ini sejalan dengan yang dikatakan oleh Siagian (1994:49) bahwa arah yang hendak ditempuh oleh organisasi menuju tujuan harus sedemikian rupa sehingga mengoptimalkan pemanfaatan dari segala sarana dan prasarana yang tersedia.Banyak hasil studi yang menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan yang terdapat dalam sebuah organisasi merupakan factor yang berhubungan dengan produktivitas dan efesiensi organisasi. Sutermeiter (1985) mengemukkan ada beberapa factor determinan terhadap produktivitas kerja antara lain iklim kepemimpinan (leadership climate), tipe kepemimpinan (type of leadership) dan pemimpin (leader). Hal senada juga diungkapkan Sagir (1985) menunjukkan enam factor yang turut menetukan tingkat produktivitas, yaitu: pendidikan, teknologi, tata nilai, iklim kerja, derajat kesehatan dan tingkat upah minimal (Mulyasa, 2003:117).1. Pembinaan disiplin (self-disipline)Disiplin merupakan sesuatu yang penting untuk menanamkan rasa hormat terhadap kewenangan, menanamkan kerja sama dan merupakan kebutuhan untuk berorganisasi serta untuk menanamkan rasa hormat terhadap orang lain. Soelaeman mengemukakan bahwa pemimpin berfungsi sebagai pengemban ketertiban yang patut diteladani, tetapi tidak di harapkan sikap yang otooriter. Taylor dan User, strategi umum membina disiplin antara lain : Konsep diri , strategi ini menekankan bahwa konsep diri setiap individu merupakan faktor penting dari setiap perilaku. Ketrampilan berkomunikasi, pemimpin harus menerima semua perasaan pegawai dengan teknik komunikasi yang dapat menimbulkan kepatuhan dari dalam dirinya. Konsekuensi logis, pemimpin disarankan menunjukkan secara tepat tujuan perilaku yang salah sehingga membantu pegawai dalam mengatasi perilakunya, dan memanfaatkan akibat-akibat logis yang dialami dari perilaku yang salah. Klarifikasi nilai, strategi ini dilakukan untuk membantu pegawai dalam menjawab pertanyaannya sendiri tentang nilai-nilai dan membentuk sistem nilainya sendiri. Latihan keefektifan pemimpin, metode ini bertujuan untuk menghilangkan metode represif dan kekuasaan. Terapi realistis, pemimpin perlu bersikap positif dan bertanggung jawab.

2. Pembangkitan motivasiKeberhasilan suatu organisasi atau lembaga dipengaruhi oleh berbagai faktor, motivasi merupakan faktor yang dominan dan dapat menggerakkan faktor-faktor lain ke arah efektifitas kerja. Setiap pegawai mempunyai karakteristik khusus, yang satu sama yang lain berbeda.Untuk meningkatkan kinerja perlu diupayakan untuk membangkitkan motivasi para pegawai dan faktor-faktor lain yang mempengaruhinya. Pemimpin dituntut untuk memiliki kemampuan membangkitkan motivasi. Motivasi merupakan bagian penting dalam setiap kegiatan, tanpa motivasi tak ada kegiatan yang nyata.Dari hal di atas, disimpulkan bahwa motivasi adalah keinginan yang menggerakkan atau mendorong seseorang atau diri sendiri untuk berbuat sesuatu. Beberapa teori tentang motivasi :

Teori Maslow : teori hierarkhi kebutuhanMaslow membagi kebutuhan manusia dalam 5 kategori : Kebutuhan fisiologis (psysiological needs) : merupakan kebutuhan paling rendah, memerlukan pemenuhann yang paling mendesak (contoh : makanan, minuman). Kebutuhan rasa aman (safety needs) : memperoleh ketentraman, kepastian dan keteraturan dari keadaan lingkungan (contoh : pakaian, rumah) Kebutuhan kasih sayang (belongingness & love needs) : mengadakan hubungan afektif / ikatan emosional dengan individu lain, sesame jenis maupun lain jenis. Kebutuhan akan rasa harga diri (esteem needs) : penghargaan dari diri sendiri dan dari orang lain. Kebutuhan akan aktualisasi diri (need for self actualization) : kebutuhan paling tinggi, akan muncul jika kebutuhan di bawahnya terpenuhi.Teori Prestasi McCellandMcCelland mengatakan bahwa setiap orang mempunyai keinginan untuk melakukan karya yang berprestasi / yang lebih baik dari karya orang lain. Ada 3 kebutuhan manusia, yaitu berprestasi, berafilisasi, dan kekuasaan. Ketiganya merupakan unsur penting dalam menentukan prestasi seorang pekerja.

3. Penghargaan (rewards)Penghargaan penting untuk meningkatkan kegiatan produktif dan mengurangi kegiatan yang kurang produktif. Penggunaannya sebaiknya secara efektif dan efisien agar tidak menimbulkan dampak negatif.

7. STATUS DAN PERAN KEPALA SEKOLAHMenurut Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No 0296 tahun 1996 Kepala Sekolah adalah guru yang memperoleh tambahan tugas untuk memimpin penyelenggaraan pendidikan dan upaya peningkatan mutu pendidikan sekolah. Menurut ketentuan ini masa tugas kepela sekolah empat tahun yang dapat diperpanjang satu kali masa tugas. Bagi yang sudah menduduki jabatan dua kali masa tugas berturut-turut dapat ditugaskan kembali apabila sudah melewati masa tenggang waktu minimal satu kali masa tugas. Bagi mereka yang memiliki prestasi yang sangat baik dapat ditugaskan di sekolah lain tanpa tenggang waktu.Kepala sekolah selain memimpin penyelenggaraan pendidikan di sekolah juga berperan/berfungsi sebagai pendidik, manager, administrator, supervisor pemimpin, pembaharu dan pembangkit minat.

8. TUGAS KEPALA SEKOLAHDalam melaksanakan sejumlah peran/fungsinya kepala sekolah melaksanakan tugas yang banyak dan kompleks:1. Dalam perannya sebagai pendidik, kepala sekolah bertugas: membimbing guru, karyawan, siswa, mengembangkan staff, mengikuti perkembangan iptek dan menjadi contoh dalam proses pembelajaran.2. Dalam perannya sebagai manajer, kepala sekolah bertugas: menyusun program, menyusun pengorganisasian sekolah, menggerakkan staff, mengoptimalkan sumber daya sekolah dan mengendalikan kegiatan.3. Sebagai administrator kepala sekolah bertugas: mengelola administrasi, KBM dan BK, kesiswaan, ketenagaan, keuangan, sarana dan prasarana, persuratan dan urusan rumah tangga sekolah.4. Sebagai supervisor kepala sekolah bertugas: menyusun program supervisi pendidikan, memanfaatkan hasil supervisi.5. Sebagai pemimpin kepala sekolah bertugas: menyususn dan mensosialisasikan visi dan misi suatu program sekolah, mengambil keputusan, melakukan komunikasi.6. Sebagai pembaharu kepala sekolah bertugas: mencari dan melakukan pembaharuan dalam berbagai aspek, mendorong guru staff dan orangtua untuk memahami dan memberikan dukungan terhadap pembaharuan yang ditawarkan.

Dalam memperdayakan masyarakat dan lingkungan sekitar, kepala sekolah merupakan kunci keberhasilan yang harus menaruh perhatian tentangapa yang terjadi pada peserta didik di sekolah dan apa yang dipikirkan orangtua dan masyarakat tentang sekolah. Oleh karena itu kepala sekolah dituntutuntuk senantiasa berusaha membina dan mengembangkan hubungan kerjasama yang baik antara sekolah dan masyarakat guna mewujudkan sekolahyang efektif dan efisien sehingga hubungan yang harmonis ini akanmembentuk:1. Saling pengertian antara sekolah, orang tua, masyarakat dan lembagalembagalain yang ada di masyarakat termasuk dunia kerja2. Saling membantu antara sekolah dan masyrakat karena keduanyamempunyai peran yang penting dalam pelaksanaan pendidikan3. Kerja sama yang erat antara sekolah dengan berbagai pihak yang ada dimasyarakat dan mereka merasa ikut bertanggung jawab atas suksesnyapendidikan di sekolahPeran kepala sekolah sebagai pejabat formal, secara singkat dapatdisimpulkan sebagai berikut :1. Kedudukan sebagai pejabat formal, kepala sekolah diangkat dengan suratkeputusan oleh atasan yang mempunyai kewenangan dalam pengangkatansesuia dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku2. Sebagai pejabat formal memiliki tugas dan tanggung jawab yang jelasserta hak-hak dan sanksi yang perlu dilaksanakan dan dipatuhi3. Sebagai pejabat formal kepala sekolah secara hirarki mempunyai atasanlangsung, atasan yang lebih tinggi dan memiliki bawahan4. Sebagai pejabat formal kepala sekolah berkewajiban dan bertanggungjawab atas keberhasilan sekolah dalam mencapai tujuan atau misinya5. Sebagai pejabat formal jabatan kepala sekolah sewaktu-waktu dapatdiganti atau diberhentikan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.Harry Mintzberg menjelaskan dalam teorinya bahwa perananpemimpin dilihat dari segi otoritas dan status formal mempunyai 3 macamperanan yaitu interpersonal, informational dan decisional roles.

9. KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH YANG EFEKTIFKepala sekolah merupakan motor penggerak, penentu arah kebijakan sekolah yang menentukan tujuan sekolah untuk direalisasikan. Kinerja kepemimpinan sekolah merupakan upaya yang dilakukan dengan hasil yang dicapai kepala sekolah dalam mengimplementasikan MBS di sekolahnya untuk mewujudkan tujuan pendidikan secara efektif dan efisien. Sehubungan dengan itu, kepala sekolah yang efektif dalam MBS dapat dilihat berdasarkan kriteria berikut :1). Mampu memberdayakan guru-guru untuk melaksanakan proses pembelajaran dengan baik, lancer dan produktif.2). Dapat menyelesaikan tugas dan pekerjaan sesuai waktu yang telah ditetapkan.3). Mampu menjalankan hubungan yang harmonis dengan masyarakat sehingga dapat melibatkan mereka secara aktif dalam rangka mewujudkan tujuan sekolah dan pendidikan.4). Berhasil menerapkan prinsip kepemimpinan yang sesuai dengan tingkat kedewasaan guru dan pegawai lain di sekolah.5). Bekerja dengan tim, serta6). Berhasil mewujudkan tujuan sekolah secara produktif sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan.Pidarta (1988) mengemukakan tiga macam ketrampilan yang harus dimiliki oleh kepala sekolah untuk mensukseskan kepemimipinannya, yaitu ketrampilan konseptual: ketrampilan untuk memahami dan mengoperasikan organisasi; ketrampilan manusiawi: ketrampilan untuk bekerjasama, memimpin, memotivasi serta ketrampilan teknik: ketrampilan dalam pengetahuan, metode, teknik serta perlengkapan dalam menyelesaikan tugas tertentu.Lebih lanjut, bahwa untuk memiliki kemampuan, terutama ketrampilan konsep, para kepala sekolah diharapkan melakukan kegiatan-kegiatan berikut:(1). Senantiasa belajar dari pekerjaan sehari-hari terutama dari cara kerja guru dan pegawai lain;(2). Melakukan observasi kegiatan manajemen secara terencana(3). Membaca berbagai hal yang berkaitan dengan kegiatan yang sedang dilaksanakan;(4). Memanfaatkan hasil-hasil penelitian orang lain;(5). Berfikir untuk masa depan;(6). Merumuskan ide-ide yang dapat diujucobakan.Selain itu kepala sekolah juga harus dapat menerapkan gaya kepemimpinan yang efektif sesuai dengan situasi dan kebutuhan serta motivasi para guru dan pegawai yang lain.

4. PENUTUPA. KesimpulanKepala sekolah adalah pimpinan tertinggi di sekolah. Pola kepemimpinannya akan sangat berpengaruh bahkan sangat menentukan kemajuan sekolah. Oleh karena itu, dalam pendidikan modern kepemimpinan kepala sekolah merupakan jabatan strategis dalam mencapai tujuan pendidikan. Dengan lain kata, bagaimana cara kepala sekolah untuk membuat orang lain bekerja untuk mencapai tujuan sekolah.

B. Sarana. Kepala sekolah sebagai pimpinan tertinggi di sekolah harus mengerti tugas dan peranannya sesuai fungsinya.b. Kepala sekolah harus dapat mengorganisasikan semua anak buah agar dapat merealisasikan fungsi dan tujuan pendidikan.c. Kepala sekolah harus mampu menerapkan keberhasilan dalam memimpin agar dapat tercipta situasi yang efektif dan kondusif.

DAFTAR PUSTAKAhttp://id.shvoong.com/social-sciences/education/2173986-peran-dan-fungsi-kepala-sekolah/Drs. Sutomo, dkk. 2012. Manajemen Sekolah. Semarang : Universitas Negeri Semarang Press.