Upload
qumairy-lutfiyah
View
60
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
MAKALAH
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM KARDIOVASKULER
Disusun Oleh :
QUMAIRY LUTFIYAH
131111014
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah mengizinkan
dan memberikan rahmat serta hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
ini yang berjudul “ANATOMI FISIOLOGI SISTEM KARDIOVASKULER”. Tidak lupa
shalawat dan salam kita curahkan kepada junjungan besar Nabi Muhammad SAW.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Kardiovaskuler. Dalam
makalah ini dibahas tentang bagaimana system kardiovaskuler manusi berkerja. Penulis
menyadari sepenuhnya bahwa tanpa bimbingan dari berbagai pihak, penulisan karya tulis ini
tidak akan terselesaikan dengan baik. Oleh karena itu dalam kesempatan ini perkenanakan
penulis mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat :
1. Dosen mata kuliah Kardiovaskuler Ibu Harmayetty, S.Kp., M.Kes;
2. Kedua orang tua yang senantiasa memberikan dukungan serta doanya demi terselesaikannya
makalah ini;
3. Rekan-rekan angkatan 2011 serta sahabat-sahabat yang telah bersedia memberikan
dukungan serta pengorbanan demi terselesaikannya makalah ini; serta
4. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam pembuatan makalah ini yang tidak dapat
disebutkan satu persatu.
Akhir perkataan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan
bagi para pembaca pada umumnya dalam memajukan pendidikan. Terima kasih.
Surabaya, 6 April 2012
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar BelakangHanya dalam beberapa hari setelah konsepsi sampai kematian, jantung terus-
menerus berdetak. Pada kenyataannya, sepanjang rentang usia manusia rata-rata,
jantung berkontraksi sekitar 3 miliar kali, tidak pernah beristirahat, kecuali
sepersekian detik diantara denyutan. Dalam sekitar 3 minggu setelah pembuahan,
bahkan sebelum ibu dapat memastikan bahwa ia hamil, jantung janin yang sedang
berkembang sudah mulai berfungsi. Pada saat ini janin manusia memiliki panjang
beberapa millimeter. Mengapa jantung berkembang sedemikian dini, dan mengapa
jantung sangat penting seumur hidup? Hal itu karena system sirkulasi adalah system
transportasi tubuh. Janin manusia dengan memiliki yolk yang sangat sedikit untuk
persediaan makanan, bergantung pada pembentukan system sirkulasi yang dapat
berinteraksi dengan sirkulasi ibu untuk menyerap dan membagikan nutrient yang
sangat penting untuk kelangsungan hidup dan pertumbuhan ke jaringan-jaringan yang
sedang berkembang. Demikianlah awal kisah mengenai system sirkulasi, yang seumur
hidup terus berfungsi sebagai saluran vital untuk mengangkut bahanbahan yang
mutlak dibutuhkan oleh sel-sel tubuh.
Sistem sirkulasi adalah system transpor yang mengantarkan O2 yang
diabsorbsi dari traktus gastrointestinal menuju ke jaringan, serta mengembalikan CO2
ke paru-paru dan hasil metabolisme lain menuju ginjal. System sirkulasi juga berperan
dalam pengaturan suhu tubuh, dan mendistribusi hormone serta berbagai zat lain yang
mengatur fungsi sel. Darah, yang merupakan pembawa berbagai zat tersebut,
dipompakan oleh jantung melalui suatu system pembuluh darah yang tertutup. Pada
mamalia, mekanisme pompa tersebut sebenarnya terdiri atas 2 sistem pompa yang
dirangkaikan secara seri antara satu dengan yang lain. Dari ventrikel kiri, darah
dipompa melalui arteri dari arteriola menuju kapiler, tempat terjadinya imbangan
dengan cairan interstisiel. Dari kapiler, darah dikembalikan melalui venula dan vena
ke dalam atrium kanan. Sirkulasi darah yang demikian merupakan sirkulasi utama
(sistemik). Dari atrium kanan, darah mengalir ke ventrikel kanan, yang akan
memompa darah melalui pembuluh darah paru sirkulasi kecil (pulmonal) kembali ke
atrium kiri, kemudian ke ventrikel kiri. Di dalam kapiler pulmonal, darah mencapai
keseimbangan dengan O2 dan CO2 di udara alveol. Sebagian cairan jaringan akan
memasuki suatu pembuluh tertutup lain, system limfatik, yang akan mengirimkan
cairan limfe melalui duktus torasikus dan duktus limfatikus dekstra ke dalam system
vena (sirkulasi limfatik). System sirkulasi dikendalikan oleh berbagai system
pengaturan yang secara umum berfungsi mempertahankan aliran darah kapiler yang
adekuat bila memungkinkan ke seluruh tubuh tetapi khususnya ke jantung dan otak.
Bagian-bagian jantung secara normal berdenyut dengan urutan teratur.
Kontraksi atrium (sistolik atrium) diikuti oleh kontraksi ventrikel (sistolik ventrikel),
dan selama diastolic semua 4 rongga jantung dalam keadaan relaksasi. Denyut jantung
berasal dari system penghantar jantung yang khusus dan menyebar melalui system ini
ke semua bagian miokardium. Struktur yang membentuk system penghantar adalah
simpul sinoatrial (simpul SA), lintasan antar simpul di atrium, simpul atrioventrikular
(simpul AV), berkas HIS dan cabangnya sera system Purkinje. Berbagai bagian
system penghantar dan pada keadaan abnormal, bagian-bagian miokardium mampu
mengeluarkan listrik spontan. Meskipun demikian, simpul SA secara normal
mengeluarkan listrik paling cepat, depolarisasi menyebar darisini ke bagian lain
sebelum mengeluarkan listrik secara spontan. Karena itu simpul SA merupakan pacu
jantung normal, kecepatannya mengeluarkan listrik menentukan frekuensi denyut
jantung.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :
a. Mampu memahami dan mengetahui letak dan posisi jantung pada tubuh manusia.
b. Mengenal lebih dalam tentang jantung sebagai sirkulasi sistemuik, pulmonal,, dan
transport gas.
c. Mengetahui system konduksi jantung elektrofisiologi.
d. Memahami dan mengerti aktivitas listrik jantung dan EKG yang normal dan yang
ada kelainan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 JANTUNG
Gambar : Jantung
Jantung merupakan organ utama dalam system kardiovaskuler. Jantung dibentuk oleh
organ-organ muscular, apex dan basis cordis, atrium kanan dan kiri serta ventrikel kanan dan
kiri. Ukuran jantung kira-kira panjangnya 12 cm, lebar 8-9 cm, serta tebal kira-kira 6 cm.
berat jantung sekitar 7-15 ons atau 200-425 gram dan sedikit lebih besar dari kepalan tangan.
Setiap harinya jantung berdetak 100.000 kali dan dalam masa periode itu jantung memompa
2000 galon darah atau setara dengan 7.571 liter darah.
2.1.1 Letak dan Posisi Jantung
Gambar 1 : letak dan posisi jantung pada thorak
Posisis jantung terletak di antara kedua paru dan berada di tengah-tengah dada,
bertumpu pada difragma thoracis dan berada kira-kira 5 cm diatas processus
xiphoideus. Pada tepi kanan cranial berada berada pada tepi cranialis pars cartilaginis
cosra III dextra, 1 cm dari tepi lateral sternum. Pada tepi kanan caudal berada pada
tepi cranialis pars cartilaginis costa VI dextra, 1 cm dari tepi lateral sternum. Tepi kiri
cranial jantung berada pada tepi caudal pars cartilaginis costa II sinistra di tepi lateral
sternum, tepi kiri caudal berada pada ruang intercostalis 5, kira-kira 9 cm di kiri linea
medioclavicularis.
2.1.2 Ruang Jantung
Gambar 2 : Ruang Jantung
a. Atrium Kanan (Serambi Kanan)
Atrium kanan yang berbanding tipis ini berfungsi sebagai tempat
penyimpanan darah dari vena-vena sirkulasi sistemik yang mengalir ke
ventrikel kanan. Darah yang berasl dari pembuluh vena ini masuk ke
dalam atrium kanan melalui vena cava superior, vena cava inverior dan
sinus koronarius. Dalam muara vena tidak terdapat katup-katup sejati.
Yang memisahkan vena cava dari atrium jantung ini hanyalah lipatan
katup atau pita otot yang rudimenter. Oleh karena itu, peningkatan tekanan
atrium kanan akibat bendungan darah disisi kanan jantung akan
dikembalikan lagi ke dalam vena sirkulasi sistemik. Sekitar 75% aliran
balik vena kedalam atrium kanan akan mengalir secara pasif kedalam
ventrikel kanan melalui katup trikuspidalis. 25% sisanya akan mengisi
ventrikel kanan selama kontraksi atrium. Pengisian ventrikel secara aktif
ini disebut atrialkick. Hilangnya atrialkick pada disritmia jantung dapat
menurunkan pengisian ventrikel sehingga menurunkan curah ventrikel.
b. Ventrikel Kanan (Bilik Kanan)
Pada kontraksi ventrikel, setiap ventrikel harus menghasilkan kekuatan
yang cukup besar untuk dapat memompa darah yang diterimanya dari
atrium ke sirkulasi pulmonary maupun sirkulasi sistemik. Ventrikel kanan
berbentuk bulan sabit yang unik, guna menghasilkan kontraksi bertekanan
rendah, dengan resistensi yang jauh lebih kecil terhadap aliran darah
ventrikel kanan, dibandingkan tekanan tinggi sirkulasi sistemik terhadap
aliran darah dari ventrikel kiri. Oleh karena itu, beban kerja ventrikel
kanan jauh lebih ringan dibandingkan ventrikel kiri. Akibatnya tebal
dinding ventrikel kanan hanya 1/3 dari tebal dinding ventrikel kiri. Tebal
dinding ventrikel kanan biasanya 0,5 cm dan tekanan sistoliknya 15-30
mmHg dan diastolic 0-5 mmHg dengan saturasi oksigen 75%. Untuk
menghadapi tekanan paru yang meningkat secara perlahan, seperti pada
kasus hipertensi pulmonary progresif maka sel otot ventrikel kanan
mengalami hipertrofi untuk memperbesar daya pompa agar dapat
mengatasi peningkatan resistensi pulmonary, dan dapat mengosongkan
ventrikel. Tetapi pada kasus resistensi paru yang meningkat secara akut
(seperti pada emboli paru masif) maka kemampuan pemompaan ventrikel
kanan tidak cukup kuat sehingga dapat terjadi kematian.
c. Atrium Kiri (Serambi Kiri)
Atrium kiri menerima darah teroksigenasi dari paru-paru melalui
keempat vena pulmonalis. Antara vena pumonalis dan atrium kiri tidak
terdapat katup sejati. Oleh karena itu, perubahan tekanan atrium kiri
mudah membalik secara retrograd ke dalam pembuluh paru-paru.
Peningkatan akut tekanan atrium kiri akan menyebabkan bendungan paru.
Atrium kiri memiliki dinding yang tipis dan bertekanan rendah. Darah
mengalir dari atrium kiri ke dalam ventrikel kiri melalui katup mitralis.
d. Ventrikel Kiri (Bilik Kiri)
Ventrikel kiri menghasilkan tekanan yang cukup tinggi untuk
mengatasi tahanan sirkulsi sistemik, dan mempertahankan aliran darah
kejaringan perifer. Ventrikel kiri menerima darah dari atrium kiri dan
dipompakan ke seluruh tubuh melalui aorta. Tebal dari dinding ventrikel
kiri kira-kira 1,5 cm. tekanan sistolik ventrikel kiri normalnya adalah 120
mmHg dan diastolic 0-10 mmHg. Saturasi oksigen sebesar 95-98%.
Ventrikel kiri mempunyai otot-otot yang tebal dengan bentuk yang
menyerupai lingkaran sehingga mempermudah pembentukan tekanan
tinggi selama ventrikel berkontraksi. Bahkan sekat pembatas kedua
ventrikel (septum interventrikularis) juga membantu memperkuat tekanan
ynang ditimbulkan oleh seluruh ruang ventrikel selama kontraksi. Pada
saat kontraksi, tekanan ventrikel kiri meningkat sekitar lima kali lebih
tinggi dari pada ventrikel kanan ; bila ada hubungan abnormal antara
kedua ventrikel (seperti pada kasus robeknya septum interventrikularis
pasca – infark miokardium), maka darah akan mengalir dari kiri ke kanan
melalui robekan tersebut. Akibatnaya terjadi penurunan jumlah aliran
darah dari ventrikel kiri melalui katup aorta ke dalam aorta.
2.1.3 Katup Jantung
Gambar 3 : Katup pada Jantung
Darah mengalir melalui jantung dalam 1 arah tetap melalui vena ke atria ke
ventrikel kiri. Adanya 4 katup jantung satu arah memastikan darah mengalir satu arah.
Katup-katip terletak sedemikian rupa sehingga mereka membuka dan menutup secara
pasif karena perbedaan tekanan, serupa dengan tekanan pintu satu arah. Gradient
tekanan kea rah depan mendorong katup terbuka, seperti anda membuka pintu dengan
mendorong salah satu sisinya, sementara gradient tekanan kea rah belakang
mendorong katup menutup, seperti anda mendorong pintu ke sisi lain yang
berlawanan untuk menutupnya.
Keempat katup jantung berfungsi untuk mempertahankan aliran darah searah
melalui bilik - bilik jantung. Ada 2 jenis katup : katup antrioventrikularis (AV),
yang memisahkan atrium dengan ventrikel dan katup semilunaris, yang memisahkan
arteria pulmonalis dan aorta dari ventrikel yang bersangkutan. Katup-katup ini
membuka dan menutup secara pasif, menanggapi tekanan dan volume dalam bilik dan
pembuluh darah jantung.
Gambar 4 : Katub Jantung
a. Katup Antroventrikularis (AV)
Katup atrioventrikularis terdiri dari katup trikuspidalis dan katub
mitralis. Daun-daun katup atrioventrikularis halus tetapi tahan lama. Katup
trikuspidalis yang terletak antara atrium dan ventrikel kanan mempunyai 3 buah
daun katup. Katup mitralis yang memisahkan atrium dan ventrikel kiri, merupakan
katup bikuspidalis dengan dua buah daun katup. Daun katup dari kedua katup ini
tertambat melalui berkas-berkas tipis jaringan fibrosa yang disebut
kordatendinae. Kordatendinae akan meluas menjadi otot kapilaris, yaitu tonjolan
otot pada dinding ventrikel. Kordatendinae menyokong katup pada waktu
kontraksi ventrikel untuk mencegah membaliknya daun katup ke dalam atrium.
Apabila kordatendinae atau otot papilaris mengalami gangguan (rupture, iskemia),
darah akan mengalir kembali ke dalam atrium jantung sewaktu ventrikel
berkontraksi.
Gambar 5: Pencegahan pembalikan katup AV, pembalikan katup AV dicegah
oleh ketegangan pada daun katup yang timbulkan oleh korda tendine sewatktu
otot papilaris berkontraksi
b. Katup Semilunaris
Kedua katup semilunaris sama bentuknya: katup ini terdiri dari 3 daun
katup simetris yang mempunyai corong yang tertambat kuat pada annulus
fibrosus.katup aorta terletak antara ventrikel kiri dan aorta, sedangkan katup
pulmonalis terletak antara ventrikel kanan dan arteria pulmonalis. Katup
semilunaris mencegah aliran kembali darah dari aorta atau arteria pulmonalis
kedalam ventrikel, sewaktu ventrikel dalam keadaan istirahat. Tepat diatas
daun aorta, terdapat kantung menonjol dari dinding aorta dan arteria
pulmonalis, yang disebut sinus valsalva. Muara arteria koronaria terletak
didalam kantung-kantung tersebut. Sinus-sinus ini melindungi muara koronaria
tersebut dari penyumbatan oleh daun katip, pada waktu katup aourta terbuka.
2.1.4 Lapisan Jantung
a. Epikardium
Epikardium adalah lapisan paling luar dari jantung, tersusun dari lapisan sel-
sel mesotelial yang berada di atas jaringan ikat. Pada epikardium terdapat
pericardium. Pericardium merupakan lapisan jantung sebelah luar yaitu selaput
yang membungkus jantung dimana terdiri antara lapisan fibrosa dan serosa, dalam
cavum pericardii berisi 50 cc yang berfungsi sebagai pelumas agar tidak ada
gesekan antara pericardium dan epikardium.
Lapisan pericardium merupakan kantong pembungkus jantung yang terletak dalam mediastinum minus, terletak posterior terhadap korpus sterni dan tulang rawan iga ke-2 sampai ke-6.
Pericardium fibrosum (fiseral), merupakan bagian kantong yang membatasi pergerakan jantung terikat di bawah sentrum tendinium difragma, bersatu dengan pembuluh darah besar melekat pada sternum melalui ligamentum sternoperikardial.
Pericardium serosum (parietal) dibagi menjadi 2 bagian yaitu:
1) Pericardium parietalis membatasi pericardium fibrosum sering disebut epikardium.
2) Pericardium fiseral mengandung sedikit cairan yang berfungsi sebagai pelumas untuk mempermudah pergerakan jantung.
b. Miokardium
Lapisan otot jantung yang menerima darah dari arteri koronaria, arteri koronaria bercabang menjadi arteri desenden arterior dan tiga arteri sikumfleks. Arteri koronaria kanan memberikan darah untuk sinotrial node, ventrikel kanan dan permukaan diafragma ventrikel kanan. Vena koronaria mengembalikan darah ke sinus kemudian bersirkulasi langsung ke dalam paru-paru.
c. Endocardium
Dinding dalam atrium diliputi oleh membrane yang mengkilat dan terdiri dari jaringan endotel dan selaput lender yang licin kecuali aurikula dan bagian depan sinus vena cava. Di bagian ini terdapat bundelan otot parallel yang berjalan ke depan Krista, kea rah bawah Krista terminalis terdapat sebuah lipatan endocardium yang menonjol dan dikenal sebagai valvula vena cava inferior yang berjalan di depan muara V. Inferior menuju ke sebelah tepid an disebut vosa ovalis. Di antara ventrikel kanan dan atrium kanan terdapat hubungan melalui arifisium artikulare.
2.1.5 Pembuluh Darah pada Jantung
2 kelompok pembuluh darah utama yang mengalirkan darah dari dank e jantung :
a. Pembuluh Pulmonalis
1) Arteri Pulmonalis mengangkut darah kotor dari ventrikel kanan ke paru-patru.
2) Vena Pulmonalis mengangkut darah bersih dari paru-paru ke atrium kiri.
b. Pembuluh Sistemik
Arteri sistemik : membawa darah bersih dari ventrikel kiri ke sirkulasi sistemik
melalui aorta, cabang-cabang aorta :
1) A. koronaria : ke jantung.
2) A. karotis : ke leher, kepala, dan otak.
3) A. subklavia : ke lengan dan daerah dada.
4) A. abdominalis : ke organ-organ abdomen.
5) A. iliofemoralis : ke panggung dan tungkai.
Vena sistemik : membawa darah kotor kembali ke atrium kanan melalui vena cava
superior dan vena cava inferior.
1) Vena yang bermuara ke vena cava superior :
a) V. jugular : dari kepala
b) V. subklavia dan inominatum : dari lengan dan dada
2) Vena yang bermuara ke vena cava inferior : v. iliofemoralis : dari tungkai
dan panggul.
2.1.6 Persarafan Jantung
Jantung dipersarafi oleh serabut simpatis, parasimpatis dan system syaraf antonom
melalui pleksus kardiakus. Saraf simpatis berasal dari trunkus simpatikus bagiuan
servikal dan torakal bagian atas dan saraf simpatis berasal dari n. vagus. Serabut
eferen post-ganglion berjalan ke nodus sinus artialis dan nodus antrioventrikularis
yang tersebar ke bagian jantung yang lain. Serabut eferen berjalan bersama nervus
vagus dan berperan sebagai reflex kardiovaskuler yang berjalan bersama saraf
simpatis.
System kardiovaskular banyak dipersyarafi oleh serabut-serabut system syaraf
otonom. System syaraf otonom dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu ; system
parasimpatis dan simpatis dengan efek yang saling berlawanan dan bekerja bertolak
belakang untuk mempengaruhi perubahan pada denyut jantung. Contohnya, stimulasi
system simpatis bisanya disertai oleh hambatan system parasimpatis. Sebaliknya
stimulasi parasimpatis dan hambatan simpatis merupakan dua kejadian yang terjadi
serentak. Kerja yang bertolak belakang ini mempertinggi ketelitian pengaturan saraf
oleh system saraf otot.
2.1.7 Sistem Sirkulasi
a. Sirkulasi Paru
Darah yang kembali dari sirkulasi sitemik (dari seluruh tubuh) masuk ke atrium
kanan melalui vena besar yang dikenal sebagai vena cava. Darah tersebut telah
diambil O2-nya dan ditambahi dengan CO2. Darah yang miskin akan oksigen tersebut
mengalir dari atrium kanan melalui katup trikuspidalis ke ventrikel kanan, yang
memompanya keluar melalui arteri pulmonalis ke paru. Dengan demikian, sisi kanan
jantung memompa darah yang miskin oksigen ksirkulasi paru. Di dalam paru, darah
akan kehilangan CO2-nya dan menyerap O2 segar sebelum dikembalikan ke atrium
kiri melalui katup bicuspid atau mitral kemudian mengalir ke dalam ventrikel kiri,
bilik pompa yang memompa atau mendorong darah ke semua system tubuh kecuali
paru.
b. Sirkulasi Sistemik
Darah kaya oksigen kemudian mengalir ke dalam ventrikel kiri, bilik pompa yang
memompa atau mendorong darah ke semua system tubuh kecuali paru melalui arteri
besar yang membawa darah menjauhi ventrikel kiri yang disebut aorta. Aorta
bercabang menjadi arteri besar dan mendarahi berbagai jaringan tubuh.
Darah mengalir melalui jantung dalam satu arah tetap yaitu dari vena ke atrium
ke ventrikel ke arteri. Adanya empat katup jantung satu arah memastikan darah
mengalir satu arah. Katup jantung terletak sedemikian rupa sehingga mereke
membuka dan menutup secara pasif karena perbedaan gradient tekanan. Gradien
tekanan ke arah depan mendorong katup terbuka sedangkan gradien tekanan ke arah
belakang mendorong katup menutup.
c. Sirkulasi Koroner
Efisiensi jantung sebagai pompa bergantung pada nutrisi dan oksigenesi otot
jantung melalui sirkulasi koroner. Sirkulasi koroner meliputi seluruh permukaan
epikardium jantung, membawa oksigen dan nutrisi ke miokardium melalui cabang-
cabang intermiokardial yang kecil-kecil. Untuk dapat mengetahui akibat penyakit
jantung koroner, maka kita harus mengenal terlebih dahulu distribusi arteria koronaria
ke otot jantung dan system konduksi. Jantung menerima O2 msirkulaelalui arteri
koronaria.
Dua cabang utama a. koronaria :
1) A. koronaria kiri
a) A. desending arterior
b) A. sirkumfleksia
2) A. koronaria kanan
a) Interventrikuler posterior
b) Desending posterior
2.2 SIRKULASI DARAH
2.2.1 Sirkulasi Darah Janin
Peredaran darah terjadi pada janin dalam kandungan agak berlainan
dengan peredaran darah orang yang telah dilahirkan atau orang dewasa.
Keistimewaan peredaran darah janin dalam kandungan yaitu oksigen dan zat
makanan yang diperlukan diambil dari darah ibu.
Hal ini dimungkinkan karena adanya hal-hal berikut :
a. Foramen ovale : lubang diantara atrium dekstra dan atrium sinistra.
Lubang ini akan tertutup sesudah bayi lahir.
b. Ductus anteriosus botalli : pembuluh darah yang menghubungkan arteri
pulmonalis dengan aorta.
c. Ductus vonosus : pembuluh darah yang menghubungkan umbilikalis
dengan vena cava inferior.
d. Plasenta : jaringan dinding Rahim yang banyak mempunyai jonjot
mengandung pembuluh darah yang berfungsi sebagai tempat pertukaran
zat, dimana zat yang diperlukan akan diambil dari darah ibu dan yang
tidak berguna akan dikeluarkan. Plasenta terbentuk kira-kira minggu
kedelapan yang menempel pada endometrium dan terikat kuat sampai bayi
lahir. Fungsi plasenta :
1) Menyediakan makanan untuk janin dalam kandungan yang diambil
dari darah ibu.
2) Bekerja sebagai paru-paru fetus dengan menyediakan oksegen pada
janin dalam kandungan.
3) Menyingkirkan sisa pembakaran dari janin.
4) Penghalang mikroorganisme penyakit masuk ke dalam janin.
e. Vena umbilikalis : yaitu pembuluh darah yang membawa darah dari
plasenta ke peredaran darah janin. Darah yang dibawa oleh vena
umbilikalis banyak mengandung zat makanan dan oksigen.
f. Arteri umbilikalis : pembuluh darah yang membawa darah janin ke
plasenta jumlahnya 2 buah. Kedua pembuluh darah ini membawa zat sisa
makanan danCO2 dari tubuh bayi ke dalam plasenta. Arteri dan vena
umbilikalis terbungkus menjadi satu dalam satu saluran yang disebut
duktus umbilikalis atau tali pusat.
2.2.2 Jalannya Peredaran Darah
Dari plasenta melalui vena umbilikalis, darah yang banyak
mengandung zat makanan dan oksigen dialirkan kedalam tubuh janin melalui
vena kava inferior dan vena porta menuju atrium dekstra. Dari atrium sinistra
melalui foramen ovale. Darah yang berasal dari ventrikel sinistra diedarkan ke
seluruh tubuh dan dari ventrikel dekstra melalui arteri pulmonalis menuju
paru-paru, karena paru-paru belum bekerja maka darah dari arteri pulmonalis
tersebut malalui duktus arteriosus botali masuk ke aorta dan diedarkan ke
seluruh tubuh.
Darah yang telah digunakan oleh janin banyak mengandung zat-zat
sisa pembakaran dan sisa makanan. Darah ini berjalan melalui arteri aliaka
interna masuk ke arteri umbilikalis melalui duktus umbilikalis masuk ke
plasenta.
2.2.3 Perubahan pada Waktu Bayi Lahir
Pada saat lahir, bayi akan segera menagis dengan kuat sambil bernafas
sehingga udara akan diisap ke paru-paru. Pada saat itu paru-paru mengmbang
dan terjadilah perubahan yang besar dalam tubuh bayi. Saat paru-paru
mengembang akan menarik darah dari arteri pulmonalis sehingga duktus
arterius botali tertutup.
Pada saat darah mengalir ke paru-paru, oksigen yang terkandung dalam
darah akan diidap masuk ke ruang alveoli sedangkan korbon dioksiada akan
dikeluarkan aleh paru-paru melalui jalan pernafasan. Darah yang sudah
dibersikan oleh paru-paru akan dialikan ke vena pulmonalis menyebabkan
septum antara atrium dekstra dan atrium sinistra mendapat tekanan yang kuat
sehingga klep yang terdapat pada foramen ovale tertutup. Pada saat tali pusat
diikat dan di potong, hubungan perdaran darah antara bayi dan ibu terputus.
2.2.4 Aktivitas Listrik Jantung (Sistem Konduksi)
a. Nodus Sinoatrium adalah pemacu jantung normal.
Jantung berkontraksi atau berdenyut secara berirama akibat potensial aksi
yang ditimbulkan sendiri, suatu sifat yang sering dikenal sebagai
otoritmisitas.
Terdapat 2 jenis khusus sel otot jantung :
1) 99% sel otot jantung adalah sel kontraktif, yang melakukan kerja
mekanis yaitu memompa. Sel-sel pekerja ini dalam keadaan normal
tidak menghasilkan sendiri potensial aksi.
2) Sebaliknya, sebagian kecil sisanya sel otoritmik tidak berkontraksi
tapi mengkhususkan diri mencetuskan dan menghantarkan potensial
aksi yang bertanggung jawab untuk kontraksi sel-sel pekerja. Sel-sel
otoritmik jantung tidak memiliki potensial istirahat. Sel-sel tersebut
memperlihatkan aktivitas pemacu (pacemaker activity) yaitu
membrane mereka secara perlahan mengalami depolarisasi atau
bergeser antara potensial-potensial aksi sampai ambang tercapai, pada
saat membrane mengalami potensial aksi.
Sel-sel jantung yang mampu mengalami otoritmisitas ditemukan di
lokasi-lokasi berikut :
1) Nodus sinoatrium (SA), daerah kecil khusus di dinding atrium kanan
dekat lubang (muara) vena cava superior.
2) Nodus atrioventrikel (AV), sebuah berkas kecil sel-sel otot jantung
khusus didasar atrium kanan dekat septum.
3) Berkas his (berkas atrioventrikel), suatu jaras sel-sel khusus yang
berasal dari nodus AV dan masuk ke septum antarventrikel.
4) Serat purkinje, serat-serat terminal halus yang berjalan dari berkas his
dan menyebar ke seluruh miokardium ventrikel seperti ranting-ranting
pohon.
b. Penyebaran eksitasi jantung di koordinasi untuk memastikan agar
pemompa efisien
Agar jantung berfungsi secara efisien, penyebaran eksitasi harus
mempunyai tiga criteria :
1) Eksitasi dan kontraksi atrium harus selesai sebelum kontraksi
ventrikel dimulai.
2) Eksitasi serat-serat otot jantung harus dikoordinasi untuk memastikan
bahwa setiap bilik jantung berkontraksi sebagai satu kesatuan untuk
menghasilkan daya pompa yang efisien.
3) Pasangan atrium dan pasangan ventrikel secara fungsional harus
terkoordinasi, sehingga kedua anggota pasangan tersebut berkontraksi
secara simultan.
c. Ektitasi atrium
Suatu potensial aksi yang berasal dari nodus SA pertama kali menyebar ke
kedua atrium, terutama dari sel ke sel melalui gap junction. Selain itu,
beberapa jalur penghantar impuls melalui atrium :
1) Jalur antar atrium, berjalan dari nodus SA di dalam atrium kanan ke
atrium kiri.
2) Jalur antar nodus, berjalan dari nodus SA ke nodus AV.
d. Transmisi antara atrium dan ventrikel
Potensial aksi relative lebih lambat melalui nodus AV. Kelambanan ini
menguntungkan karena menyediakan waktu agar terjadi pengisian
ventrikel sempurna, impuls tertunda sekitar 0,1 detik (perlambatan nodus
AV, AV noday delay) yang memungkinkan atrium mengalami depolarisasi
sempurna dan berkontraksi , mengosongkan isi mereka ke dalam ventrikel,
sebelum depolarisasi dan kontraksi ventrikel terjadi.
e. Eksitasi ventrikel
Setelah perlambatan tersebut, dengan cepat berjalan melalui berkas his
dank e seluruh miokardium ventrikel melalui serabut-serabut purkinje.
System penghantar ventrikel lebih terorganisasi dan lebih penting daripada
jalur penghantar antar atrium dan antar nodus, karena masa ventrikel jauh
lebih besar daripada masa atrium sehingga harus terdapat system
penghantar yang cepat untuk segera menyebarkan eksitesi di ventrikel.
2.2.5 Proses Mekanisme Siklus Jantung
Jantung secara selang-seling berkontraksi untuk mengosongkan isi
dan berelaksasi untuk mengisi
Siklus jantung terdiri dari periode systole (kontraksi dan pengisian isi) dan
diastole (relaksasi dan pengisian jantung) secara bergantian. Atrium dan
ventrikel mengalami systole dan diastole yang terpisah. Kontraksi terjadi
akibat penyebaran eksitasi otot jantung, sedangkan relaksasi timbul setelah
repolarisasi otot jantung.
2.2.6 Elektrokardiogram
Elektrokardiogram (EKG) adalah grafik hasil pencatatan aksi potensial
atau perubahan kelistrikan yang dihasilkan oleh kontraksi otot jantung (atrium
dan ventrikel). Aksi potensial adalah aktivitas listrik yang dapat menyebabkan
kontraksi otot. Kondisi ini berlangsung karena adanya konduktivitas sel
miokard. Konduktivitas adalah kemampuan sel-sel otot jantung untuk
mengirim impuls sepanjang membrane-membran selnya. Jaringan khusu
sepanjang system konduksi jantung mengandung sel-sel pacemaker, yang
menyebarkan impuls elektris dari membrane sel ke membrane sel berikutnya.
Penyebaran impuls ini akan merangsang kontraksi oto yang bersangkutan.
Elektrokardiogram dipengaruhi melalui [engukuran potensial listrik
diantara berbagai titik di tubuh dengan menggunakan biomedical
instrumentation amplifier. Sadapan (lead) merekan sinyal listrik jantung dari
kombinasi tertentu electrode yang ditempatkan pada titik tertentu ditubuh
klien.
Prinsip kerja mesin elektrokardiogram menggunakan prinsip
Galvanometer.
a. Apabila gelombang depolarisasi bergerak menuju electrode posotif,
maka stilus akan mencatat gelombang positif (defleksi ke atas).
b. Apabila gelombang depolarisasi bergerak menjauhi electrode
posotif, maka stilus akan mencatat gelombang negative (defleksi ke
bawah).
c. Jika gelombang depolarisasi bergerak tegak lurus terhadap
electrode positif, maka stilus akan mencatat gelombang biphastic
atau eqiphastic (gelombang defleksi ke atas/ positif dank e bawah/
negatif).
d. Hasil pencatatan oleh stilus berupa garis lurus disebut garis
isoelektris.
Tujuan pencatatan elektrokatdiogram untuk mengetahui:
a. Kelainan irama denyut jantung (dysrithmia).
b. Gangguan konduksi miokard (heart block).
c. Kelainan miokardium (iskemia dan miokard, serta hipertrofi atrium
dan ventrikel).
d. Efek pemberian obat-obatan terutama gogolngan quinidine dan
digitalis.
e. Gangguan elektrolit (terutama kalium dan kalsium) yang biasanya
juga memengaruhi kemampuan kontraksi miokard.
f. Proses inflamasi pada jaringan miokard (prikarditid, miokarditis,
endokarditis) dan kelainan katup jantung.
2.2.7 Bunyi Jantung
Saat kedua atrium berkontraksi, darah dipompakan kedalam ruang ventrikel
melalui katup trikuspidal pada jantung sisi kanan dan melalui katup mitral
pada jantung sisi kiri. Kemudian, kedua ventrikel berkontraksi dan darah
dipompakan dari ventrikel ke dalam paru melalui katup pulmonalis, sedangkan
dari ventrikel kiri darah dialirkan ke aorta melalui katup aorta.
Awal kontraksi ventrikel (sistolik) terjadi pada saat menutupnya katup mitral
dan katup trikuspidalis, dimana kedua katup ini terbuka selama atrium
berkontraksi (fase diastolik). Penutupan katup mitral dan trikuspidalis
menimbulkan bunyi lub yang disebut bunyi jantung I (BJ1/S1)
Awal relaksasi ventrikel (diastolik) terjadi waktu katup aorta dan katup
pulmonal menutup, dimana kedua katup ini terbuka saat ventrikel berkontraksi
(fase sistolik). Penutupan katup aorta dan pulmonal menimbulkan bunyi dub
yang disebut bunyi jantung (BJ2/S2).