27
RADIASI NON-IONIZING MAKALAH Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Fisika Lingkungan Oleh : 1. Ratna Yuliastanti (090210102078) 2. Dedy Nur Raharjo (090210102082) 3. Anashta Verill Vebriana (100210102024) 4. Budi Haryono (080210192001)

Makala fisling

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Makala fisling

RADIASI NON-IONIZING

MAKALAH

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Fisika Lingkungan

Oleh :

1. Ratna Yuliastanti (090210102078)

2. Dedy Nur Raharjo (090210102082)

3. Anashta Verill Vebriana (100210102024)

4. Budi Haryono (080210192001)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MIPA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JEMBER

2012

Page 2: Makala fisling

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Lingkungan hidup merupakan segala sesuatu yang berada disekitar kita yang

memberi tempat dan bahan untuk kehidupan. Ruang lingkup lingkungan hidup tidak

hanya sebatas tumbuhan, hewan dan manusia. Akan tetapi benda – benda tak hidup

yang didalamnya membangun hubungan saling terkait, misalnya matahari yang sangat

berperan penting dalam kelangsungan hidup di muka bumi. Selain itu, perilaku manusia

juga termasuk dalam mempengaruhi lingkungan. Perilaku ini dapat mempengaruhi

kelangsungan prikehidupan dan kesejahteraan manusia dan makhluk hidup lainnya.

Seperti yang terjadi pada saat ini adalah Global Warming, Gas Rumah Kaca (GRK)

yang salah satunya adalah disebabkan oleh aktivitas manusia sehingga menyebabkan

perubahan kondisi lingkungan yang ekstrim dan dapat mengakibatkan radiasi salah

satunya.

Radiasi yang ditimbulkan bisa berasal dari banyak sumber, salah satunya dari

matahari. Sinar matahari yang berbahaya dapat langsung sampai ke bumi karena lapisan

ozon yang berlubang. Sehingga sinar radiasi yang berbahaya tidak terpantulkan kembali

ke luar tapi bisa lolos sampai ke permukaan bumi.

Perubahan dan evolusi sumber energi matahari, mengubah iklim global bumi

serta pancaran energi yang kuat, sejalan dengan hal tersebut pula terjadi pada kosmis;

radiasi kosmis, serta akbat positif dan dampak negatifnya.

Perubahan fenomena alam ini serta akibat negatif yang timbul menyebabkan

munculnya isu akibat pengaruh radiasi di alam, baik kajian ilmiah oleh para ahli di

bidangnya, serta opini masyarakat tentang hal tersebut. Radiasi pun bermacam, oleh

alam, gelombang elektromagnetik atau sejenisnya.

Radiasi dalam istilah fisika, pada dasarnya adalah suatu cara perambatan

energi dari sumber energi ke lingkungannya tanpa membutuhkan medium, misalnya

perambatan panas, perambatan cahaya, dan perambatan gelombang radio. Dikenal

dua jenis radiasi, yaitu radiasi pengion (ionizing radiation) dan radiasi nonpengion

(non-ionizing radiation). Di sini akan dibahas mengenai radiasi khususnya radiasi non

ionizing.

Page 3: Makala fisling

1.2 Rumusan Masalah

Pentingnya untuk dikaji dan menjadi permasalahan yang dipandang penting

untuk dilakukan pengamatan adalah :

1.2.1 Apa yang dimaksud dengan radiasi?

1.2.2 Apa yang dimaksud dengan radiasi non-ionizing?

1.2.3 Apa dampak yang ditimbulkan dari radiasi non-ionizing?

1.2.4 Apa manfaat dari radiasi non-ionizing?

1.3 Tujuan

Dari rumusan masalah di atas, adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah:

1.3.1 Mengetahui tentang radiasi.

1.3.2 Mengetahui tentang pengertian radiasi non-ionizing.

1.3.3 Mengetahui tentang dampak yang ditimbulkan dari radiasi non-ionizing.

1.3.4 Mengetahui tentang manfaat dari radiasi non-ionizing.

Page 4: Makala fisling

BAB 2. PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Radiasi

Radiasi adalah pancaran energi melalui suatu materi atau ruang dalam bentuk

panas, partikel atau gelombang elektromagnetik/cahaya (foton) dari sumber radiasi. Ada

beberapa sumber radiasi yang kita kenal di sekitar kehidupan kita, contohnya adalah

televisi, lampu penerangan, alat pemanas makanan (microwave oven), komputer, dan

lain-lain. Radiasi dalam bentuk gelombang elektromagnetik atau disebut juga dengan

foton adalah jenis radiasi yang tidak mempunyai massa dan muatan listrik. Misalnya

adalah gamma dan sinar-X, dan juga termasuk radiasi tampak seperti sinar lampu, sinar

matahari, gelombang microwave, radar dan handphone.

Jika radiasi membawa energi yang cukup untuk menyebabkan ionisasi dalam

media yang dilewati, dikatakan radiasi pengion. Jika tidak datang ke radiasi non-

ionisasi. Karakter radiasi pengion atau non pengion adalah independen dari sel hidup

alam atau gelombang. Radiasi pengion adalah sinar-X, sinar γ, partikel α dan bagian

dari spektrum radiasi UV dan lainnya. Selain itu, seperti radiasi UV dan gelombang

radio, TV atau telepon selular adalah contoh radiasi non-ionisasi.

2.2 Pengertian Radiasi Non-Ionizing

Radiasi non-pengion adalah jenis radiasi yang tidak akan menyebabkan efek

ionisasi apabila berinteraksi dengan materi. Radiasi non-pengion tersebut berada di

sekeliling kehidupan kita. Yang termasuk dalam jenis radiasi non-pengion antara lain

adalah gelombang radio (yang membawa informasi dan hiburan melalui radio dan

televisi); gelombang mikro (yang digunakan dalam microwave oven dan transmisi

Page 5: Makala fisling

seluler handphone); sinar inframerah (yang memberikan energi dalam bentuk panas);

cahaya tampak (yang bisa kita lihat); sinar ultraviolet (yang dipancarkan matahari).

Istilah radiasi non pegion secara fisika mengacu pada radiasi elektromagnetik dengan

energi lebih kecil dari 10 eV.

Berdasarkan panjang gelombang yang berhubungan dengan frekuensi dan energi

fotonnya radiasi non ionizing dapat dibagi atas 2 kelompok besar yaitu radiasi optik

dengan panjang gelombang antara 100 nm sampai 1 mm dan radiasi elektromagnetik

radiofrekuensi antara 1mm sampai>100 km.

1. RADIASI GELOMBANG MIKRO (MICROWAVE)

Gelombang mikro pada frekuensi 30 MHz – 300 GHz dan gelombang

radiofrekuensi pada 0,3 – 30 MHz. Dihasilkan dari perlambatan elektron pada medan

listrik, kegunaannya untuk gelombang radio, televisi, radar dan alat-alat industri.

2. RADIASI SINAR ULTRA VIOLET

Sinar UV mempunyai panjang gelombang antara 240 nm - 320 nm. Sumbernya

berasal dari sinar matahari, kegiatan pengelasan, lampu pijar, pekerjaan laser.

Page 6: Makala fisling

3. RADIASI SINAR INFRA MERAH

Sinar inframerah terletak pada rentang panjang gelombang 770 nm sampai 1

mm. Sumbernya dari sinar matahari, dihasilkan oleh benda pijar seperti dapur atau

tanur atau bahan pijar lain.

4. RADIASI CAHAYA TAMPAK

Cahaya tampak mempunyai panjang gelombang 400-700 nm. Sumbernya

berasal dari sinar matahari, lampu baca, dan laser. Sinar laser adalah emisi energi

tinggi yang dihasilkan dari kegiatan pengelasan, pemotongan, pelapisan, pembuatan

mesin mikro dan operasi kedokteran.

2.2 Efek Radiasi Non Pengion (Non Ionizing)

Efek biologik radiasi non pengion akan dibedakan atas efek akibat radiasi optik

yang meliputi radiasi ultraviolet (100 – 400 nm), radiasi tampak/cahaya (400 – 770 nm)

Page 7: Makala fisling

dan radiasi infra merah (770nm - 1 mm) dan efek medan radiofrekuensi elektromagnetik

yang meliputi gelombang mikro (1 mm – 30 cm), gelombang frekuensi tinggi (30 cm –

100 km) dan gelombang frekuensi rendah ( > 100 km). Radiasi UV pendek (< 220 nm)

diserap oleh oksigen pada lapisan terluar atmosfer yang kemudian membentuk lapisan

ozon yang berfungsi sebagai filter atau pelindung terhadap radiasi UV dengan panjang

gelombang < 310 nm. Dengan demikian radiasi lainnya yang dapat menembus lapisan

ozon yang akan menimbulkan efek bagi manusia. Tetapi semakin berkurangnya lapisan

ozon sebagai akibat dari pelepasan chlorofluorocarbon ke atmosfer menyebabkan

tingkat kerusakan akibat pajanan radiasi UV semakin besar.

1. Radiasi optik

Berdasarkan panjang gelombang, radiasi UV dibagi atas UV-C (100 - 280 nm),

UV-B (280 - 315 nm) dan UV-A (315 - 400 nm), sedangkan radiasi infra merah dibagi

atas IR-A (770 nm -1,4 μm), IR-B (1,4 – 3 μm) dan IR-C (3 μm – 1 mm). Efek yang

ditimbulkan akibat pajanan radiasi optik pada tubuh sangat bergantung pada panjang

gelombang yang berhubungan dengan daya tembus atau penetrasi radiasi optik pada

jaringan tubuh. Sasaran utama dari pajanan pada tubuh adalah kulit dan mata.

a. Efek radiasi optik pada kulit

Mekanisme yang dominan dari efek pajanan radiasi pada kulit adalah reaksi

fotokimia. Efek dari pajanan kronik radiasi UV lebih serius dari pada pajanan akut.

Pajanan kronik pada kulit menyebabkan perubahan yang sangat bervariasi dalam

struktur dan komposisi kulit, yang mengarah pada hilangnya sifat elastisitas (elastosis),

dilasi pembuluh darah, dan penebalan kulit (keratosis). Efek kronik yang paling penting

adalah risiko kanker kulit khususnya kanker kulit melanoma dan penuaan dini.

Penetrasi energi radiasi UV-C dapat menembus strotum korneum, lapisan atas

stratum malpighi dan menimbulkan efek tidak langsung pada lapisan hidup epidermis

(sel melanosit dan sel keratinosit). Penyerapan radiasi UV-C menginduksi produksi

sitokin yang bertanggung jawab terhadap timbulnya eritema dan mempengaruhi fungsi

imunitas sel langerhans dan terdapat kemungkinan terlibat dalam pembentukan kanker

kulit.

Radiasi UV-B dapat menembus semua lapisan epidermis dan hanya sekitar 10-15

% dapat menjangkau bagian atas lapisan dermis. Efek dari pajanan ini adalah eritema

dan kanker kulit. Diketahui bahwa panjang gelombang yang dapat menimbulkan efek

Page 8: Makala fisling

akut paling parah berupa induksi luka bakar/sunburn adalah 307 nm. Sunburn yang

parah biasanya diikuti dengan peningkatan ketebalan epidermis dan deskuamasi sel

epidermis yang mati dan diikuti dengan blister pada 48 jam kemudian epidermis.

Intensitas radiasi UV-B yang dibutuhkan hanya sedikit dan kelebihan pajanan dapat

mengakibatkan penghentian aksi vitamin D3 yang telah terbentuk. Bila telah sampai

dalam organ ginjal, vitamin D akan dikonversi menjadi hormon yang berfungsi

mengatur keseimbangan kalsium dan fosfat dalam darah, menstimulasi penyerapan

kalsium dari makanan dalam usus halus, memobilisasi kalsium ke tulang, memacu

differensiasi sel dan menghambat pembelahan beberapa jenis sel terutama sel kanker.

Sedangkan radiasi UV-A yang diserap lapisan epidermis hanya sebanyak 50% dan

sisanya mampu menembus lapisan dermis sampai kedalaman 2 mm. Efek yang

ditimbulkan adalah kanker kulit, penuaan dini dan juga pigmentasi kulit sebagai akibat

dari peningkatan produksi pigmen melanin.

Radiasi UV juga mengganggu proses imunitas dengan merusak sel langerhans

yang berada tepat di bawah stratum korneum dan dermis. Sel langerhans merupakan sel

yang terlibat dalam sistem imunitas seluler yang dapat mendeteksi benda asing,

mengisolasi dan membawa antigen tersebut keluar lapisan epidermis menuju pembuluh

getah bening untuk kemudian diinaktivasi atau dihancurkan oleh sel limfosit T.

Pajanan laser yang termasuk dalam kelompok radiasi cahaya tampak dan infra

merah dapat menyebabkan sunburn yang parah, bergantung pada energi yang diserap.

Radiasi pada 310 – 700 nm menyebabkan reaksi fotosensitif berupa eritema yang ringan

dan tidak sakit dan 700 nm – 1 mm menimbulkan kulit terbakar dan kering.

b. Efek radiasi optik pada mata

Pada mata, energi radiasi pada panjang gelombang < 280 nm (UV-C) dapat

diserap seluruhnya oleh kornea. Energi radiasi UV-B ( 280 –315 nm) sebagian besar

diserap kornea dan dapat pula mencapai lensa. Sedangkan energi UV-A (315-400 nm)

secara kuat diserap dalam lensa dan hanya sebagian kecil energi saja (< 1%)

Ternyata radiasi UV-B juga memberikan dampak yang menguntungkan bagi

kesehatan yaitu menginduksi terjadinya reaksi fotokimia untuk menkonversi senyawa 7-

dehydro cholesterol menjadi vitamin D3 di lapisan yang dapat mencapai retina. Untuk

Page 9: Makala fisling

mata aphakic (mata yang telah mengalami operasi katarak), penetrasi radiasi UV pada

300 – 400 nm dapat mencapai retina.

Paling tidak terdapat 3 jenis kerusakan akibat pajanan radiasi UV pada mata,

yaitu:

• Photokeratoconjunctivitis/welder’s flash/ snow blindness yaitu reaksi peradangan akut

pada kornea dan conjunctiva mata sebagai akibat pajanan radiasi pada panjang

gelombang 200 – 400 nm (UV-C, UV-B dan UV-A). Ini merupakan kerusakan

akibat reaksi fotokimia pada kornea (fotokeratitis) dan konjunctiva

(fotokonjunctiva) yang timbul beberapa jam setelah pajanan akut dan umumnya

berlangsung hanya 24 – 48 jam. Simpton fotokeratitis berupa memerahnya bola

mata yang disertai rasa sakit yang parah. Efek ini bersifat sementara karena

kerusakan yang terjadi sangat ringan (bagian permukaannya saja) dan penggantian

sel epitel permukaan kornea berlangsung dengan cepat (satu siklus 48 jam).

• Pterygium dan droplet keratopathy adalah patologis pada kornea yang berhubungan

dengan mata yang umum dijumpai pada lingkungan pulau yang kaya akan pajanan

radiasi UV kronik (pajanan sepanjang hidup). Pterygium atau penebalan conjuctiva

sebagai hasil dari pertumbuhan jaringan lemak diatas kornea, sedangkan droplet

keratopathy adalah degenerasi lapisan ikat/fibrous pada kornea dengan droplet-

shaped deposit.

• Kataraktogenesis atau proses pembentukan katarak. Telah diduga radiasi UV pada

panjang gelombang 290 – 320 nm menyebabkan katarak. Terdapat hubungan yang

jelas antara katarak dengan pajanan UV-B sepanjang hidup.

Penetrasi radiasi cahaya tampak dan IR-A (400 – 1400 nm) dapat mencapai retina

dan menimbulkan fotoretinitis, peradangan pada retina. Kerusakan pada retina timbul

khususnya akibat pajanan cahaya tampak biru (400 – 550 nm) sehingga dikenal pula

sebagai blue light retinal injury. Diketahui bahwa fotoretinitis yang biasanya disertai

dengan scotoma (blind spot), terjadi akibat menatap sumber cahaya yang sangat tajam

dan terang seperti matahari dalam waktu yang sangat singkat ataupun cahaya terang dari

laser untuk waktu yang lebih lama. Peningkatan suhu pada retina yang hanya beberapa

derajat lebih tinggi dari suhu yang terjadi ketika demam diyakini dapat menimbulkan

kerusakan retina yang permanen. Pajanan IR-A juga memberikan kontribusi dalam

pembentukan katarak pada lensa akibat panas.

Page 10: Makala fisling

Tabel 1. Rangkuman efek radiasi optik pada kulit dan mata

Radiasi IR-B (1,4 – 3 μm) dapat menembus lebih jauh dan diserap lensa dan

memberikan kontribusi pembentukan katarak dan juga menimbulkan luka bakar pada

kornea dan konjuctiva. Sedangkan energi radiasi IR-C (3 μm – 1 m) diserap kornea

yang dapat menyebabkan terjadinya fotokeratitis atau yang lebih parah lagi luka bakar

pada kornea dan juga konjuctiva. Dengan demikian, radiasi laser yang menggunakan

radiasi cahaya tampak dan juga infrared dapat menyebabkan kerusakan pada kornea,

lensa atau retina, bergantung pada panjang gelombang cahaya dan karakteristik

penyerapan energi dari struktur mata.

2. Radiasi Radiofrekuensi

Dalam membahas efek biologi dari medan radiasi radiofrekuensi elektromagnetik

pada manusia, radiasi non pengion kelompok ini dibedakan atas 2 sub kelompok yaitu

gelombang mikro (microwave) yang didefinisikan sebagai radiasi elektromagnetik yang

berada pada rentang frekuensi dari 30 MHz – 300 GHz dan gelombang radiofrekuensi

yang didefinisikan sebagai radiasi elektromagnetik dengan rentang frekuensi dari 0,3 –

30 MHz meliputi frekuensi tinggi (orde kHz – 230 MHz) dan frekuensi rendah (orde Hz

Page 11: Makala fisling

– 1 MHz). Sedangkan ultrasonik yaitu gelombang suara dengan frekuensi sangat tinggi

(> 20 kHz) dimasukkan pula ke dalam kategori radiasi non pengion.

Berdasarkan studi epidemiologi diketahui belum ada bukti yang kuat mengenai

risiko kanker baik pada anak-anak maupun dewasa dari tingkat normal radiasi

gelombang mikro atau radiofrekuensi. Yang jelas perubahan medan magnit atau listrik

dapat menginduksi arus listrik internal ke tubuh yang menimbulkan panas dan tingkat

atau laju perubahan ini sebanding dengan frekuensi.

a. Gelombang mikro

Efek kesehatan pada umumnya sebagai akibat dari panas yang timbul pada saat

terjadi interaksi antara energi gelombang mikro dengan materi biologik. Efek biologik

yang terjadi karena pemanasan disebut efek termal dan yang terjadi bukan karena proses

pemanasan disebut efek non termal. Efek yang berbahaya akibat pajanan microwave

adalah efek termal atau hipertermia yang terutama merusak mata dan testis. Kedua

jaringan relatif sangat sensitf terhadap kenaikan suhu jaringan.

Lensa mata tidak berpembuluh darah dan terselubung dalam kapsul, sehingga

mudah terbakar akibat penambahan/penimbunan panas yang mengakibatkan

peningkatan suhu dari pajanan radiasi intensitas yang tinggi. Selain itu melalui efek

termal dan mungkin melalui efek non termal juga, gelombang ini dapat menginisiasi

serangkaian perubahan pada permukaan posterior kapsul lensa yang mengarah pada

pembentukan katarak.

Kataraktogenesis ini sama halnya dengan akibat radiasi pengion. Sedangkan

katarak akibat penuaan diawali pada bagian permukaan anterior lensa. Kondisi pajanan,

waktu dan intensitas yang menyebabkan suhu pada jaringan mata mencapai 45oC atau

lebih diyakini bersifat kataraktogenik. Bila dalam kondisi praktis, risiko tinggi

pembentukan katarak berhubungan dengan pajanan pada satuan ratusan atau lebih

mW/cm2.

Fungsi testis sangat bergantung pada suhu. Secara normal, suhu testis 2oC lebih

rendah dari suhu tubuh 37oC. Peningkatan suhu testis walaupun hanya sampai 37oC

sudah dapat mengganggu spermatogenesis, proses pembentukan sperma. Dengan

demikian pajanan radiasi gelombang mikro juga berisiko mengganggu

spermatogenensis melalui mekanisme efek termal.

Page 12: Makala fisling

Efek non termal yang ditemukan pada para pekerja yang secara kronik terpajan

microwave adalah berupa peningkatan kelelahan, sakit kepala periodik dan konstan,

iritasi parah, ketiduran selama bekerja, dan penurunan sensitivitas olfactory. Gejala

klinik yang timbul antara lain bradycardia, hipotensi, hipertiroid dan peningkatan

tingkat histamin darah. Pada kelompok pekerja yang berada di medan gelombang mikro

dijumpai pula efek subyektif seperti sakit kepala, lelah, pusing, tidur tidak nyenyak,

perasaan takut, tegang, depresi mental, daya ingat kurang baik, nyeri pada otot dan

daerah jantung dan susah bernafas.

b. Gelombang radio frekuensi

Terdapat data yang konsisten dari suatu studi yang menunjukkan bahwa risiko

leukemia lebih tinggi pada anak-anak yang tinggal dekat dengan jaringan listrik, tetapi

dasar dari hubungan tersebut tidak diketahui. Ternyata tidak ada bukti yang didukung

dengan penelitian di laboratorium yang menunjukkan adanya kerusakan DNA dan

kromosom, mutasi, dan peningkatan frekuensi transformasi sebagai respon terhadap

pajanan medan frekuensi rendah. Dengan demikian tidak diharapkan terjadinya efek

mutasi dan transformasi neoplastik yang mengarah pada pembentukan kanker.

Risiko pembentukan kanker akibat pajanan frekuensi listrik medan

elektromagnetik diperkirakan dapat terjadi atau terlibat dalam satu atau semua tahapan

utama pembentukan kanker yaitu inisiasi, promosi dan progresi. Pada tahap inisiasi,

perubahan terjadi pada aspek sitogenetik sebuah sel normal yang menyebabkan

terbentuknya sel yang termodifikasi atau abnormal. Proses transformasi sel normal ini

akibat dari efek genotoksik dari suatu agen yang bersifat karsinogenik. Pada tahap

promosi sebagai akibat dari efek epigenetik dari suatu agen, sel abnormal ini akan

terinduksi untuk melakukan pembelahan atau proliferasi secara aktif dan membentuk

suatu klone atau kumpulan sel yang tidak normal. Sedangkan tahap progresi adalah

tahap terjadinya peningkatan tingkat keganasan.

Studi laboratorium tidak berhasil membuktikan secara konklusif bahwa radiasi

radiofrekuensi mempunyai aktivitas genotoksik dan epigenetik. Dan studi epidemiologi

pada sekelompok pekerja industri yang terpajan radiasi radiofrekuensi elektromagnetik

menunjukkan tidak adanya peningkatan risiko leukemia. Sebagian hasil studi

epidemiologi mengenai hubungan antara radiasi radiofrekuensi dengan kanker

menunjukkan adanya hubungan yang lemah dan tidak konsisten.

Page 13: Makala fisling

Dengan demikian hasil penelitian baik epidemiologi maupun laboratorium secara

in vivo dan in vitro ternyata belum konklusif karena belum ada bukti yang saling

mendukung adanya hubungan dosis-respon dan belum ada mekanisme biologik yang

diketahui tentang pengaruh radiasi radiofrekuensi dalam proses pembentukan kanker.

2.5 Manfaat Radiasi Non Ionizing

a) Gelombang Mikro

Gelombang mikro dalam bentuk gelombang televisi dan gelombang radar

banyak digunakan dalam sistem komunikasi, sistem deteksi dan system

pertahanan. Pada sistem radar antena berfungsi sebagai pemancar gelombang

dan sebagai penerima gelombang pantul. Pancaran gelombang radar yang

dihasilkan berbentuk pulsa, dan jika pulsa ini mengenai sasaran maka akan

diterima pulsa pantul oleh antena radar. Pulsa pantul dapat ditampilkan pada

layar sebuah osiloskop.

1. Untuk pemanas microwave

Microwave menggunakan gelombang mikro dalam band frekuensi ISM

sekitar 2.45 GHz. Food processing hanyalah salah satu contoh saja yang

sederhana. Pemanasan dengan gelombang mikro mempunyai kelebihan

yaitu pemanasan lebih merata karena bukan mentransfer panas dari luar

tetapi membangkitkan panas dari dalam bahan tersebut. Pemanasannya

juga dapat bersifat selektif artinya tergantung dari dielektrik properties

bahan. Hal ini akan menghemat energi untuk pemanasan. Misalkan

dipakai untuk pemanasan bahan untuk body mobil maka chamber untuk

pemanasan tidak akan panas tapi body mobil akan panas sesuai dengan

yang kita inginkan. SIstem autoclave yang konvensional sangat boros

energi karena chambernya ikut panas sehingga perlu proses pendinginan

yang memakan energi juga. Dengan sifat selecting heating tersebut

teknik pemanasan gelombang mikro juga dipakai untuk terapy kanker

yang sering disebut dengan hyperthermia. Pengaturan daya dan

perangcangan antena merupakan hal yang utama dari terapi ini. Fokus

pemanasan pada volume sel kanker dapat dioptimasi dari perancangan

Page 14: Makala fisling

antenna dan pengaturan daya serta jarak antena dengan sel kanker

tersebut.

2. Untuk komunikasi RADAR (Radio Detection and Ranging)

Radar merupakan pemanfaatan gelombang mikro pada rentang frekuensi

3 GHz.Radar adalah singkatan dari Radio Detection and Ranging.

Antena radar dapat bertindak sebagai pemancar dan penerima gelombang

elektromagnetik. Waktu antar transmit dan receive itu yang

dipergunakan untuk menghitung jarak objek tersebut. pada sistem radar,

pengolahan sinyal memainkan peranan yang penting untuk mengurangi

interferens. Radar memancarkan dan menerima sinyal pantulan secara

bergantian dengan sistem switch. Sisem kerja radar ini diterapkan pada

sistem GPS. Setiap satelit secara periodis mengirimkan pesan yang

isinya adalah waktu pengiriman pesan dan informasi orbit satelit.

Receiver GPS akan menghitung jarak receiver dengan setiap satelit yang

mengirimkan pesan – pesan tersebut. Dengan membandingkan jarak

antara beberapa satelit ini dapat ditentukan letak GPS receiver tersebut.

3. Dapat digunakan untuk mengukur kedalaman laut

4. Digunakan pada rangkaian televisi

5. Operator telekomunikasi juga memanfaatkan gelombang mikro untuk

komunikasi antara BTS ataupun antara BTS dengan pelanggannya. Pada

tower-tower operator telekomunikasi sangat sering kita jumpai antena

directional untuk komunikasi antara BTS . Untuk komunikasi ke end

user operator GSM di indonesia memakai frekuensi di sekitar 800 MHz,

900MHz dan 1800MHz. Namun sistem seperti ini sudah tidak digunakan

lagi bagi hampi semua negara Eropa. Di Jerman contohnya sudah jarang

terlihat penggunaan gelombang mikro untuk komunikasi dengan metode

WDM antara BTS dengan BSC. Jaringan backbone komunikasi sudah

memakai jarinagn fiber optis. Untuk komunikasi ke end user pada sistem

selular tetap menggunakan gelombang mikro.

6. Gelombang RADAR diaplikasikan untuk mendeteksi suatu objek,

memandu pendaratan pesawat terbang, membantu pengamatan di kapal

Page 15: Makala fisling

laut dan pesawat terbang pada malam hari atau cuaca kabut, serta untuk

menentukan arah dan posisi yang tepat.

b) Cahaya Tampak

Sebagaimana disebutkan diatas bahwa cahaya tampak pemenafaatannya

sangat luas. Tak perlu jauh-jauh, perhatikan disekitar tempat tinggal, akan

ditemukan dedaunan mereka memerlukan pencahayaan. Dedaunan yang tak

dapat cahaya akan pucat. Di dedanuan hijau terjadi Fotosintesis. Bila dedaunan

kurang atau tidak ada disekitar tempat tinggal, suasana gersang dan cepat

mengantuk. Penerangan alami dalam ruangan rumah lebih baik dan sehat dari

sumber penerangan yang lain. Semua orang pasti tahu, bahwa asal oksigen dari

dedaunan dan pentingnya hijau disekitar tempat tinggal. Bila kuat penerangan

lemah, maka kegiatan potosintesis akan menurun, produksi oksigen berkurang.

Bila diketahui kuat (intensity) cahaya tampak pada daerah tertentu, berarti dapat

diperkirakan tanaman yang cocok ditanam di daerah tersebut.

Pemanfaatan penerangan alami siang hari dalam ruang pada bangunan

akan berakibat pada pengurangan pemakaian energi penerangan buatan (energi

listrik) di siang hari, berarti terjadi penghematan energi konvensional

(Danusugondho dan Aldy).

Kuat penerangan yang sangat banyak digunakan dalam kehidupan sehari-

hari pada pemukaan miring (termasuk permukaan tegak (vertical)). Permukaan

miring, diantaranya lereng bukit dan hutan. Permukaan datar adalah hamparan

sawah atau kebun didataran rata yang luas. Di lereng bukit untuk hamparan

sawah tetap saja permukaan rata. Bila berbicara mengenai kuat penerangan pada

permukaan miring, berarti melibatkan kuat penerangan pantul. Kuat penerangan

pantul sangat ditentukan oleh koefisien pantul permukaan. Koefisien pantul

permukaan yang lebih luas disebut albedo.

c) Sinar Inframerah

Untuk mempelajari setruktur molekul suatu zat menggunakan alat yang

disebut spretometer inframerah

Untuk terapi fisik, menyembuhkan penyakit cacar dan encok (physical

therapy)

Page 16: Makala fisling

Untuk fotografi pemetaan sumber daya alam, mendeteksi tanaman yang

tumbuh di bumi dengan detail 

Untuk fotografi diagnosa penyakit

Digunakan pada remote control berbagai peralatan elektronik, alarm pencuri 

Mengeringkan cat kendaraan dengan cepat pada industri otomotif

Pada bidang militer,dibuat teleskop inframerah yang digunakan melihat di

tempat yang gelap atau berkabut.

Sinar inframerah dibidang militer dimanfaatkan satelit untuk memotret

permukaan bumi meskipun terhalang oleh kabut atau awan.

d) Sinar Ulraviolet

Manfaat Sinar Ultraviolet antara lain :

Sinar Ultraviolet dapat digunakan dalam teknik spektroskopi yaitu untuk

mengetahui kandungan unsur-unsur pada suatu bahan.

Dalam perkembangannya sinar Ultraviolet diketahui dapat mempengaruhi

kecepatan pertumbuhan sel, dapat digunakan untuk memicu perkembangan

ternak seperti sapi dan babi.

Sinar ultraviolet dari matahari dalam kadar tertentu dapat merangsang badan

dalam menghasilkan vitamin D .

Secara khusus, sinar ultra violet juga dapat diaplikasikan untuk membunuh

kuman.

Bidang perbankan, dimanfaatkan untuk memeriksa apakahtanda tangan di slip

penarikan uang sama dengan tanda tangan dalambuku tabungan.

Page 17: Makala fisling

BAB 3. PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari penjelasan di atas, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

a. Radiasi adalah pancaran energi melalui suatu materi atau ruang dalam bentuk

panas, partikel atau gelombang elektromagnetik/cahaya (foton) dari sumber

radiasi.

b. Radiasi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu radiasi ionizing dan radiasi non-

ionizing.

c. Radiasi non-pengion adalah jenis radiasi yang tidak akan menyebabkan efek

ionisasi apabila berinteraksi dengan materi.

d. Efek dari radiasi non-ionizing antara lain, kanker kulit, iritasi mata, dan katarak.

e. Manfaat dari radiasi non-ionizing antara lain, pemanas micowave, komunikasi

radar, dan untuk terapi fisik.

3.2 Saran

Radiasi ini ternyata memiliki dampak dan manfaat bagi kehidupan manusia. Kita

harus bisa menanggapi dengan bijak adanya manfaat dan dampak yang ditimbulkan

oleh radiasi itu sendiri.

Page 18: Makala fisling

DAFTAR PUSTAKA

Anies. 2007. Mengatasi Gangguan Kesehatan Masyarakat Akibat Radiasi

Elektromagnetik Dengan Manajemen Berbasis Lingkungan. Semarang ;

Univ. Diponegoro

http://id.wikipedia.org/wiki/Radiasi_elektromagnetik,2010

www.batan.go.id, 2009,Efek Radiasi Proteksi