30
MAKALAH ZAT ADIKTIF (BAHAN PENGAWET) DALAM MAKANAN DAN MINUMAN Oleh : KURNIA DEWI CAHYA MAULINA

Makalah Bahan Pengawet Dalam Makanan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Makalah Bahan Pengawet Dalam Makanan

MAKALAH

ZAT ADIKTIF (BAHAN PENGAWET)

DALAM MAKANAN DAN MINUMAN

Oleh : KURNIA DEWI CAHYA MAULINA

Page 2: Makalah Bahan Pengawet Dalam Makanan

MOTTO

Jangan pernah menganggap belajar sebagai

suatu kewajiban, tetapi anggaplah ia sebagai

suatu kesempatan menyenangkan untuk

membebaskan diri dalam mempelajari

keindahan alam dan kehidupan

belajar adalah kebahagiaanmu sendiri dan akan

memberikan

keuntungan bagi masyarakat tempatmu belajar

nanti

Page 3: Makalah Bahan Pengawet Dalam Makanan

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat taufiq

dan hidayah-Nya lah penulisan makalah dengan judul “Zat Adiktif Dalam Makanan

dan Minuman” ini dapat diselesaikan dengan baik dan tanpa ada kendala yang berarti

Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas pelajaran IPA.

Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad

SAW, beserta keluarga dan para sahabatnya yang telah membimbing kita dari jalan

kegelapan menuju jalan yang terang benderang.

Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan bagi

kami khususnya, dan segenap pembaca umumnya. Kami menyadari bahwa makalh

masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari berbagai pihak sangat

kami harapkan untuk menuju kesempurnaan makalah selanjutnya.

Tak lupa kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada

semua teman-teman yang telah bersusah payah membantu hingga terselesaikannya

penulisan makalah ini. semoga makalah ini bermanfaat bagi semua.

Mojokerto, Januari 2010

Penulis

Page 4: Makalah Bahan Pengawet Dalam Makanan

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL....................................................................................... i

LEMBAR PERSETUJUAN............................................................................ ii

MOTTO........................................................................................................... iii

KATA PENGANTAR..................................................................................... iv

DAFTAR ISI................................................................................................... v

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah......................................................... 1

B. Rumusan Masalah................................................................... 2

C. Tujuan dan Manfaat................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Zat Tambahan (Adiktif) ……………………………………. 5

B. Jenis-jenis Bahan Pengawet Sintetis....................................... 8

C. Bahan Pengawet Yang Tidak Aman Dalam Makanan/

Minuman................................................................................. 9

D. Ambang Batas Pengawet Sintetis Dalam Tubuh Manusia..... 10

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................ 12

B. Saran ....................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 13

Page 5: Makalah Bahan Pengawet Dalam Makanan

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan zaman memotivasi ide-ide baru yang menciptakan terobosan-

terobosan mutakhir baik dalam bentuk inovasi maupun discovery. Perkembangan

ini tentu membawa manusia pada berbagai macam kemajuan. Diantaranya adalah

kemajuan di bidang pendidikan, ekonomi, kesehatan, bioteknologi, bisnis, dsb.

Kemajuan-kemajuan ini memang ada kalanya baik bagi manusia dan ada kalanya

bersifat merusak. Baik disini berarti dapat memberikan manfaat untuk kehidupan

manusia dan lingkungannya. Dan apabila dikatakan merusak (destroy) karena

dapat berdampak negatif bagi kehidupan manusia beserta lingkungannya.

Salah satu kemajuan yang memiliki dua dampak positif dan negatif adalah

kemajuan di bidang bisnis makanan dan minuman instan (siap saji) baik dalam

bentuk kalengan maupun dalam bentuk botolan/juga sachetan. Dalam

makanan/minuman ini biasanya terdapat zat pengawet (preservatives). Bahan

pengawet (preservatives) ini dicampurkan dalam makanan/minuman instan agar

bisa memperpanjang daya tahan makanan/minuman. Kebanyakan

makanan/minuman yang beredar di pasaran bisa bertahan hingga beberapa bulan,

bahkan bisa sampai 1 tahun. Namun ada satu alasan lagi, mengapa para produsen

makanan/minuman mencampurkan bahan pengawet dalam produk mereka.

Sebenarnya, hal ini dilakukan agar rasa makanan/minuman itu menjadi lebih enak

dan warnanya pun menjadi lebih menarik, sehingga konsumen merasa tertarik

untuk membelinya.

Penelitian Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mengatakan bahwa

banyak produk makanan/minuman di pasaran yang tidak menyebutkan atau

memalsukan nama dari bahan pengawet yang tertera. Dalam penelitiannya

BPOM menemukan beberapa zat pengawet kimia, diantaranya asam benzoat,

kalsium benzoat, asam sorbat, kalium nitrit, dsb. Dalam produk

makanan/minuman. Bahan-bahan pengawet tersebut berkemungkinan dapat

berdampak negatif terhadap kesehatan manusia.

Page 6: Makalah Bahan Pengawet Dalam Makanan

Meskipun demikian, masyarakat luas masih lebih suka memilih

makanan/minuman siap saji yang mudah dan praktis dari pada yang alami.

Padahal di dalam makanan/minuman tersebut terdapat pengawet kimia. Oleh

karena itu, penulis tertarik untuk mengetahui lebih dalam tentang bahaya

pengawet beserta dampaknya bagi kesehatan manusia. Atas dasar itulah, penulis

mencoba untuk mengulasnya dalam paper yang berjudul “Identifikasi Bahan-

Bahan Pengawet Sintetis pada Makanan dan Minuman Beserta Pengaruhnya

Terhadap Kesehatan”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah

dalam paper ini adalah sebagai berikut :

1. Sebutkan beberapa jenis bahan pengawet sintetis yang biasa digunakan dalam

produk makanan selain boraks dan formalin !

2. Sebutkan beberapa jenis bahan pengawet sintetis yang biasa digunakan dalam

produk minuman selain boraks dan formalin !

3. Berapakah ambang batas dari pengawet sintetis selain boraks dan formalin di

dalam tubuh manusia ?

4. Bagaimana pengaruh yang ditimbulkan oleh bahan pengawet sintetis bila

dikonsumsi secara berlebihan ?

C. Tujuan dan Manfaat

Dari rumusan masalah di atas, maka tujuan dan manfaat penulisan paper ini

adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengidentifikasi beberapa jenis bahan pengawet sintetis yang biasa

digunakan dalam produk makanan selain boraks dan formalin.

2. Untuk mengidentifikasi beberapa jenis bahan pengawet sintetis yang biasa

digunakan dalam produk minuman selain boraks dan formalin.

3. Agar kita mengetahui ambang batas pengawet sintetis yang diperbolehkan

dalam tubuh manusia.

4. Agar kita mengetahui tentang pengaruh yang ditimbulkan oleh bahan

pengawet sintetis bila dikonsumsi secara berlebihan.

Page 7: Makalah Bahan Pengawet Dalam Makanan

BAB II

PEMBAHASAN

A. Zat-zat makanan yang diperlukan tubuh adalah

- karbohidrat

- lemak

- protein

- vitamin

- mineral

- air

Tetapi, selain zat-zat makanan tersebut di atas, di dalam

makanan kita masih terdapat zat-zat lain yang pada umumnya

tidak mempunyai nilai gizi.

Zat-zat ini disebut zat tambahan (additives) pada makanan,

yaitu :

1. Zat tambahan untuk membuat makanan menjadi lebih

menarik kelihatannya, lebih sedap bau dan rasanya dan

lebih awet bila disimpan.

2. Zat tambahan yang bercampur dengan makanan pada

waktu dalam proses penyediaan/pembuatan bahan

makanan.

Zat tambahan im harus aman penggunaannya, yaitu tidak

mengganggu kesehatan.

B. URAIAN BEBERAPA ZAT TAMBAHAN

a. Zat warna: tujuan penambahan ialah membuat makanan

lebih menarik.

Ada 2 macam zat warna:

1. Zat Warna Nabati,

Page 8: Makalah Bahan Pengawet Dalam Makanan

yaitu yang berasal dari alam/tumbuh-tumbuhan. seperti

warna hijau dari daun suji (daun pandan) dan warna kuning

atau jingga dari kunir (kurkuma).

ii.

2. Zat Warna Sintetik,

yang umumnya

dibuat dari ter

batubara

Zat warna ini tidak

boleh digunakan

untuk makanan,

karena beracun.

Penelitian menunjukkan bahwa beberapa zat warna itu

dapat menimbulkan penyakit kanker.

b. Zat Penyedap (penguat rasa) : Tujuan penambahan ialah

agar makanan lebih sedap rasa dan baunya.

c. Zat Pengawet

Penggunaan gula dan garam sebagai pengawet sudah

diketahui orang banyak.

Untuk makanan dalam kaleng umumnya digunakan zat

Page 9: Makalah Bahan Pengawet Dalam Makanan

pengawet lain, misalnya natrium benzoat. nipagin, sendawa

dan asam sitrat. Ada kalanya digunakan juga antibiotik.

Minyak dan lemak jika tidak disimpan baik, lama kelamaan

menjadi tengik. Peristiwa ini terjadi karena asam lemakyang

tidak jenuh dalam bahan ini teroksidasi. Udara, cahaya dan

kerja bakteri adalah penyebabnya. Untuk mencegah proses ini

pada minyak atau lemak ditambahkan zat pengawet yang

tergolong "antioksidan".

Contohnya:

- butil hidroksi anisol (BHA)

- butil hidroksi toluena (BHT)

A. Biasanya antioksidan digunakan bersama dengan asam

sitrat atau asam askorbat (vitamin C) yang fungsinya untuk

memperkuat kerja antioksidan itu. Zat tambahan golongan

lainnya yang secara tidak sengaja bercampur dengan

makanan ialah bahan-bahan kimia yang digunakan dalam

bidang pertanian dan peternakan, misalnya senyawa

organoklor. Karena itu kita harus mencuci bersih lebih

dahulu sayuran dan buah-buahan yang akan kita makan

untuk mencegah keracunan oleh bahan kimia itu. Hormon-

hormon yang sekarang sering diberikan kepada hewan

potong untuk mempercepat pertumbuhannya dapat juga

merupakan zat pada makanan.

B. Zat Pemanis

Gula Pasir dan gula jawa adalah pemanis alami yang sering

dipakai sehari-hari. Pemanis sintetis sering digunakan

Page 10: Makalah Bahan Pengawet Dalam Makanan

dalam industri minuman seperti limun, sirup dan lain-lain.

Penggunaan pemanis sintetis ini harus dibatasi karena

kelebihan pemanis sintetis dalam minuman atau makanan

akan menyebabkan penyakit.

A. Pemanis sintetis yang aman penggunaannya adalah

gula stevita yaitu gula yang berasal dari daun Stevita

rebaudina.

A. Jenis-jenis Bahan Pengawet Sintetis

1. Bahan pengawet yang diizinkan namun kurang aman dalam makanan

Beberapa zat pengawet berikut diindikasikan menimbulkan efek negatif

jika dikonsumsi oleh individu tertentu, semisal yang alergi atau digunakan

secara berlebihan. Adapun beberapa pengawet sintetis tersebut yaitu :

a) Asam Benzoat

Asam benzoat adalah bahan pengawet yang sering dipakai dalam

pembuatan makanan. Penggunaan bahan pengawet ini cukup banyak

mendominasi produk makanan. Bahan pengawet ini dicampurkan dalam

suatu produk makanan dengan tujuan untuk mempertahankan bahan

pangan dari serangan mikroba. Mikroba merupakan sel mikroorganisme

seperti jamur, kapang, bakteri maupun kuman. Sel mikroorganisme ini

dapat mempercepat pembusukan makanan. Akan tetapi, asam benzoat

dapat mencegah atau menghentikan proses pertumbuhan bakteri dalam

suatu produk makanan. Benzoat sebenarnya bisa ditemukan secara natural

pada buah dan rempah, cengkeh, cinnamon, dan buah berry mengandung

benzoat yang dapat mempertahankan daya tahan kesegarannya.

(http://id.wikipedia.org/wiki/asam_benzoat)

Page 11: Makalah Bahan Pengawet Dalam Makanan

b) Kalium Nitrit

Kalium nitrit merupakan bahan pengawet sintetis yang berwarna

putih atau kuning. Bahan pengawet ini mempunyai kelarutan (solubility)

yang tinggi dalam air. Bahan ini dapat menghambat pertumbuhan bakteri.

Kalium nitrit mempunyai efektivitas sangat tinggi karena dapat

membunuh bakteri dalam kurun waktu yang relatif singkat. Pengawet ini

sering digunakan pada daging dan ikan. Biasanya kalium nitrit

dicampurkan pada daging yang telah dilayukan untuk mempertahankan

warna merah agar tampak selalu segar misalnya pada daging kornet.

c) Kalsium Propionat/Natrium Propionat

Kalsium propionat dan natrium propionat termasuk golongan asam

propionat. Penggunaan kedua pengawet ini untuk mencegah tumbuhnya

jamur atau kapang. Jamur dan kapang sangat merugikan dalam makanan

karena dapat mempercepat pembusukan. Bahan pengawet ini biasanya

digunakan untuk produk roti dan tepung, sehingga roti dan tepung yang

ditambahkan bahan pengawet ini dapat bertahan lebih lama di pasaran.

d) Natrium Metasulfat

Natrium metasulfat merupakan bahan pengawet yang memiliki

fungsi hampir sama dengan kalsium propionat/natrium propionat, yaitu

mencegah tumbuhnya jamur dan kapang yang dapat mempercepat proses

pembusukan. Natrium metasulfat juga sering digunakan pada produk roti

dan tepung.

(http://kimia.upi.edu/utama/bahanajar/kuliah_web/2007/evi%20w/data

%20pengawet.pdf)

2. Bahan pengawet yang diizinkan namun kurang aman dalam minuman

Beberapa zat pengawet berikut diindikasikan menimbulkan efek negatif

bila dikonsumsi oleh individu tertentu, semisal yang sensitif dengan bahan

pengawet tersebut atau digunakan secara berlebihan. Adapun beberapa

pengawet sintetis tersebut adalah sebagai berikut :

Page 12: Makalah Bahan Pengawet Dalam Makanan

Kalsium Benzoat

Kalsium benzoat merupakan bahan pengawet yang dapat

menghambat pertumbuhan bakteri penghasil racun (toksin), bakteri-

bakteri spora dan bakteri bukan pembusuk. Senyawa ini dapat

mempengaruhi rasa. Bahan minuman yang diberi benzoat dapat

memberikan kesan aroma fenol, yaitu seperti aroma obat cair. Asam

benzoat digunakan untuk mengawetkan minuman ringan, minuman

anggur, saus sari buah, sirup, dan ikan asin.

Sulfur Dioksida (SO2)

Sulfur dioksida merupakan bahan pengawet yang diizinkan namun

kurang aman dikonsumsi. Akan tetapi, penggunaan sulfur dioksida dalam

bahan minuman dapat menghambat pertumbuhan bakteri, jamur, dan

kapang, sehingga minuman tersebut menjadi lebih awet. Bahan pengawet

ini sering ditambahkan pada sari buah, buah kering, kacang kering, sirup

dan acar.

Asam Sorbat

Asam sorbat juga merupakan bahan pengawet yang diizinkan namun

kurang aman bila dikonsumsi. Seperti halnya zat-zat pengawet yang lain,

asam sorbat juga berfungsi mencegah pertumbuhan bakteri dalam

minuman. Penggunaan asam sorbat juga dimaksudkan agar minuman

berkesan berasa asam. Asam sorbat biasa digunakan pada produk

beraroma jeruk, keju, salad, buah dan kerap juga ditambahkan pada

produk minuman.

(http://kimia.upi.edu/utama/bahanajar/kuliah_web/2007/evi%20w/data

%20pengawet.pdf)

B. Bahan Pengawet Yang Tidak Aman Dalam Makanan/Minuman

Page 13: Makalah Bahan Pengawet Dalam Makanan

Beberapa zat pengawet berikut merupakan zat pengawet berbahaya bagi

kesehatan bila dikonsumsi, karena bahan pengawet ini bersifat toksin (racun)

dalam tubuh. Adapun beberapa pengawet sintetis tersebut adalah sebagai berikut:

Natamysin

Natamysin adalah bahan pengawet yang tidak aman bila dikonsumsi

walaupun bahan pengawet ini juga dapat menghambat pertumbuhan

mikroorganisme dalam makanan/minuman. Di dalam tubuh, natamysin ini

juga bersifat toksin/racun sehingga bahan pengawet ini dilarang untuk

dicampurkan ke dalam produk makanan/minuman baik sedikit maupun

banyak.

Kalium Asetat

Kalium asetat merupakan jenis pengawet sintetis yang juga tidak aman

bila dikonsumsi. Memang kalium asetat ini dapat mengawetkan

makanan/minuman. Akan tetapi, kalium asetat juga merupakan racun bila

masuk ke dalam tubuh. Untuk memperoleh rasa asam, makanan/minuman

umumnya ditambahi pengawet ini.

Butil Hidroksi Anisol (BHA)

BHA merupakan pengawet semacam antioksi dan sintetis. Contoh

antioksidan sintetis antara lain :

1. Butil Hidroksianol (BHA), digunakan pada daging babi dan sosisnya,

minyak sayur, shortening, keripik kentang, pizza dan teh instan.

2. Butil Hidroksitoluen (BHT), digunakan untuk lemak, minyak makan,

margarin, dan mentega.

Antioksidan juga termasuk bahan pengawet. Zat ini ditambahkan untuk

mencegah timbulnya bau tengik pada makanan yang mengandung

lemak/minyak, seperti minyak goreng, keju, margarine, saus tomat, sirup,

roti, daging sapi olahan, dan sereal. Antioksidan sebenarnya dapat diperoleh

Page 14: Makalah Bahan Pengawet Dalam Makanan

secara alami pada lesitin, Vitamin E, Vitamin C (asam askorbat) merupakan

bentukan garam kalium, natrium, dan kalsium.

(http://www.halalguide.info.id.2006)

C. Ambang Batas Pengawet Sintetis Dalam Tubuh Manusia

Pengawet merupakan bahan yang ditambahkan untuk mencegah atau

menghambat terjadinya kerusakan/pembusukan makanan/minuman. Dengan

penambahan pengawet tersebut, produk makanan/minuman diharapkan dapat

terpelihara kesegarannya. Akan tetapi, penggunaannya tentu harus mengikuti

takaran yang dibenarkan. Lantaran itu masyarakat perlu memahami label yang

tertera pada kemasan. Sayangnya, pada label kemasan produk banyak yang tidak

dicantumkan atau dijelaskan tentang komposisi bahan pengawet yang digunakan.

Kalaupun dicantumkan, penjelasan biasanya ditulis dengan huruf yang sangat

kecil sehingga sulit dibaca, atau menggunakan bahasa asing sehingga tidak

mudah dipahami oleh konsumen. (http://blog.its.ac.id)

Setiap bahan pengawet pasti memiliki ambang batas minimal dan maksimal

untuk dikonsumsi. Hal ini bertujuan agar bahan-bahan pengawet tersebut tidak

sampai membahayakan kesehatan tubuh manusia bila dikonsumsi. Menurut

Direktur Inspeksi dan Sertifikasi Pangan Badan POM, Sukiman Said Umar,

berdasarkan nilai Acceptable Daily Intake (ADI), maka takaran ambang batas

pengawet sintetis adalah sebagai berikut :

1. Kalsium benzoat memiliki ambang batas maksimum 600 miligram per liter

berat badan per hari.

2. Sulfur dioksida memiliki ambang batas konsumsi 433 miligram per liter berat

badan per hari.

3. Kalium nitrit mempunyai ambang batas konsumsi 0,1% atau 1 gram/kg bahan

yang diawetkan. Untuk kalium nitrat memiliki ambang batas konsumsi

sebesar 0,2% atau 2 gram/kg bahan yang diawetkan.

4. Kalsium propionat/natrium propionat, untuk bahan tepung terigu, dosis

maksimum yang dianjurkan adalah 0,32% atau 3,2 gram/kg bahan yang

diawetkan. Sedangkan untuk makanan yang berbahan keju, dosis

maksimumnya adalah sebesar 0,3% atau 3 gram/kg bahan yang diawetkan.

Page 15: Makalah Bahan Pengawet Dalam Makanan

5. Natrium metasulfat memiliki ambang batas konsumsi sama dengan kalsium

propionat/natrium propionat, yaitu sebesar 3 – 3,2 gram/kg bahan yang

diawetkan.

6. Asam sorbat memiliki ambang batas berturut-turut adalah sari buah 400 mg/l;

sari buah pekat 2100 mg/l; squash 800 mg/l; sirup 800 mg/l dan minuman

bersoda 400 mg/l. (http://kimia.upi.edu.id)

Apabila kita mengkonsumsi bahan-bahan pengawet di atas itu tidak secara

berlebihan/masih di bawah ambang batas, maka kita tidak perlu khawatir karena

tubuh kita memiliki detoksifikasi (perombak) bahan pengawet sintetis yang

sangat efektif. Sistem detoksifikasi manusia terdapat pada ginjal dan hati. Bahan

pengawet yang ada dalam tubuh manusia akan disaring pada ginjal dan

dikeluarkan ureter yang akan ikut terbuang melalui urin. Sekitar 75-80% zat-zat

tersebut dikeluarkan dalam jangka waktu 6 jam dan seluruh dosis akan

dikeluarkan dari dalam tubuh dalam jangka waktu sekitar 10 jam. Dan di dalam

tubuh, bahan-bahan pengawet di atas akan tergabung dengan glisin di dalam hati

dan membentuk asam hippurat yang akan dikeluarkan lewat urin. Jika masih ada

yang tertinggal, bahan-bahan pengawet ini akan bergabung dengan asam

glukuronat yang termetabolisme lewat urin.

(http://id.wikipedia.org/wiki/pengawet)

D. Pengaruh Bahan Pengawet Sintetis Terhadap Kesehatan

Beberapa zat pengawet di bawah ini merupakan zat pengawet yang diizinkan

oleh BPOM tetapi bila digunakan secara berlebihan bisa mempengaruhi

kesehatan tubuh manusia. Diantara bahan pengawet tersebut adalah :

Kalsium Benzoat

Bahan pengawet ini diidentifikasikan bisa menyebabkan dampak negatif

pada penderita asma karena bahan pengawet ini bisa mempengaruhi

mekanisme pernafasan paru-paru sehingga kerja paru-paru tidak normal. Dan

kalsium benzoat juga bisa berdampak negatif bagi orang yang peka terhadap

aspirin (obat sakit kepala).

Page 16: Makalah Bahan Pengawet Dalam Makanan

Sulfur Dioksida

Bahan pengawet ini beresiko menyebabkan perlukaan lambung karena

konsentrasi sulfur yang tinggi di dalam lambung merusak dinding-dinding

lambung yang banyak mengandung jaringan epitel selindris selapis. Sehingga

proses pencernaan pun terganggu. (Diah Aryulina. Biologi SMA. 2004, hal.

55)

Sulfur dioksida beresiko mempercepat serangan asma; mutasi genetik

karena bisa mempengaruhi DNA/gen; menyebabkan kanker karena di dalam

tubuh bisa menjadi zat radikal bebas pemicu kanker; dan juga menyebabkan

alergi (gatal-gatal dsb).

Kalium Nitrit

Menyebabkan keracunan

Dapat mempengaruhi kemampuan sel darah merah membawa O2

(oksigen) ke berbagai organ tubuh.

Menyebabkan kesulitan bernafas karena mempengaruhi kerja paru-paru di

dalam tubuh.

Sakit kepala karena mempengaruhi sistem saraf di otak.

Anemia (penyakit kekurangan darah merah) karena pengawet ini

mempercepat degenerasi (penuaan) sel darah, sehingga konsentrasi darah

di dalam tubuh berkurang.

Radang ginjal yaitu perlukaan di dalam ginjal yang disebabkan terlalu

beratnya tugas ginjal untuk menyaring (filtrasi) suatu zat tertentu (bisa

juga zat pengawet).

Muntah-muntah karena lambung menolak zat pengawet yang bersifat

racun dengan cara mengeluarkannya lewat mulut.

Kalsium Propionat/Natrium Propionat

Menyebabkan migren (sakit kepala sebelah)

Kelelahan

Kesulitan tidur

Page 17: Makalah Bahan Pengawet Dalam Makanan

Natrium Metasulfat

Bahan pengawet ini diduga bisa menyebabkan alergi pada kulit, seperti

gatal-gatal, bercak-bercak merah dsb.

Asam Sorbat

Pengawet ini apabila dalam konsentrasi tinggi bisa membuat perlukaan

pada selaput lidah dan lambung karena sifat pengawet ini adalah bersifat

asam.

(http://www.blog.its.ac.id)

Sedangkan zat pengawet di bawah ini merupakan zat pengawet yang tidak

aman untuk dikonsumsi. Adapun efek negatif dari bahan pengawet itu adalah

sebagai berikut :

Natamysin

Dapat menyebabkan mual dan muntah karena zat pengawet ini bisa

mengganggu sistem pencernaan.

Menyebabkan berkurangnya nafsu makan.

Dapat menyebabkan diare dan perlukaan pada selaput kulit.

Kalium Asetat

Bisa menyebabkan rusaknya fungsi ginjal karena zat pengawet ini tidak

mudah dikeluarkan oleh ginjal.

Butil Hidro Anisol (BHA)

Zat pengawet ini bisa menyebabkan penyakit hati.

Memicu timbulnya kanker.

Page 18: Makalah Bahan Pengawet Dalam Makanan

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari uraian dan pembahasan paper di atas, dapat ditarik kesimpulan sebagai

berikut :

1. Pengawet sintetis merupakan suatu zat/bahan pengawet buatan yang

ditambahkan dalam makanan/minuman untuk menekan pertumbuhan mikro

organisme, menghindarkan oksidasi makanan sekaligus menjaga mutu

makanan.

2. Beberapa bahan pengawet dalam makanan yang diizinkan oleh BPOM

(Badan Pengawas Obat dan Makanan) namun kurang aman untuk dikonsumsi

Page 19: Makalah Bahan Pengawet Dalam Makanan

adalah asam benzoat, kalium nitrit, kalsium/natrium propionat, natrium

metasulfat.

3. Beberapa bahan pengawet dalam minuman yang diizinkan oleh BPOM

namun kurang aman dikonsumsi adalah kalsium benzoat, sulfur dioksida

(SO2), dan asam sorbat.

4. Beberapa bahan pengawet dalam minuman/makanan yang tidak aman adalah

Natamysin, Kalium Asetat, dan Butil Hidroksi Anisol (BHA).

5. Ketentuan ambang batas beberapa pengawet yang kurang aman dikonsumsi

dalam makanan/minuman per hari adalah sebagai berikut :

Kalsium benzoat 600 g/l

Sulfur dioksida (SO2) 433 g/l

Kalsium nitrit 1-2 g/kg

Kalsium/natrium propionat 3-3,2 g/kg

Natrium metasulfat 3-3,2 g/kg

Asam sorbat 200-800 mg/l

6. Bahan pengawet yang masuk dalam tubuh yang tidak melebihi ketentuan

ambang batas yang diperbolehkan adalah tidak berbahaya karena bahan

pengawet ini dapat dirombak di dalam hati dan dikeluarkan ginjal lewat urin.

7. Efek samping dari beberapa zat pengawet adalah sebagai berikut :

Kalsium benzoat bisa berdampak negatif pada penderita asma dan bagi

orang yang peka terhadap aspirin

Sulfur dioksida bisa beresiko menyebabkan perlukaan lambung,

mempercepat serangan asma, mutasi genetik, kanker, dan alergi.

Kalsium nitrit bisa menyebabkan keracunan, mengganggu sistem

pengangkutan O2 oleh darah, kesulitan bernafas, sakit kepala, anemia,

radang ginjal, dan muntah-muntah.

Kalsium/natrium propionat bisa menyebabkan migren, kelelahan dan

kesulitan tidur.

Natrium metasulfat bisa menyebabkan alergi pada kulit.

Natamysin bisa menyebabkan mual, muntah, tidak nafsu makan, diare

dan perlukaan kulit.

Kalium asetat bisa menyebabkan rusaknya fungsi ginjal.

Page 20: Makalah Bahan Pengawet Dalam Makanan

Butil Hidroksi Anisol bisa menyebabkan penyakit hati dan memicu

kanker.

8. Ada dua pengawet yang diperbolehkan BPOM dan banyak digunakan dalam

makanan/minuman adalah kalsium benzoat dan kalium sorbat.

B. Saran-saran

1. Bagi seluruh masyarakat hendaknya lebih jeli dalam melihat label kemasan

makanan/minuman yang mengandung bahan pengawet tertentu.

2. Para ahli di bidang kesehatan hendaknya selalu aktif dalam memberikan

informasi kepada masyarakat tentang adanya bahan pengawet sintetis dalam

makanan/minuman dan bukan cenderung menutup-nutupinya.

3. Pemerintah harus berpartisipasi terkait pengawasan terhadap suatu penelitian

badan-badan yang berwenang dalam hal ini dan pemerintah juga diharapkan

mengalokasikan biaya dalam membantu suatu kegiatan penelitian terhadap

bahan-bahan pengawet yang beredar di masyarakat.

Demikian penulis menyusun karya ilmiah ini. Semoga dapat bermanfaat

bagi kita semua yang membaca dan memahaminya. Akan tetapi, kami menyadari

bahwa paper yang kami buat ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu,

dengan segala kerendahan hati, kami mengharap saran dan kritik membangun

demi perbaikan karya tulis ini.

Akhir kata, kami mengucapkan selamat menggunakan dan mempelajari

karya tulis ini. Semoga memberikan manfaat pada kita semua. Amin.

Page 21: Makalah Bahan Pengawet Dalam Makanan

DAFTAR PUSTAKA

Administrator. 2007. Pengawet dan Bahayanya. http://www.halalguide.info.id.2007

Aryulina, Diah, dkk. 2004. Biologi SMA. Jakarta : Erlangga.

Boediharjo, Sri Durjati. 2007. Bahan Pengawet. http://kimia.upi.edu/utama/bahan-

ajar/kuliah-web/2007/evi%20w/data%20pengawet.pdf

Fadli. 2007. Menelisik Minuman Isotonik. http://blog.its.ac.id/fadliwdt/2007/08/20.

Nakita. 2007. Milis Nakita. http://www.mail-archive.com/milis-nakita@

newsgramedia_majalah.com

Syamsir, Elvira. 2007. Ilmu Pangan. htt