65
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu penentu dalam keberhasilan perkembangan adalah konsep diri. Konsep diri (Sel f conept) merupakan suatu bagian yang penting dalam setiap pembicaraan tentang kepribadian manusia. Konsep diri merupakan hal yang utama yang perlu dipahami karena menyangkut pemahaman, keyakinan serta kepercayaan seseorang tentang dirinya akan mempengaruhi hubungan dengan orang lain. ‘Konsep diri” semua ide, pikiran, kepercayaan dan pendirian yang diketahui dalam orang lain, termasuk persepsi individu akan sifat dan kemampuan, interaksi dengan pengalaman dan objek serta keinginannya. Konsep diri seseorang dinyatakan melalui sikap dirinya yang merupakan aktualisasi orang tersebut. Manusia sebagai organisme yang memiliki dorongan untuk berkembang yang pada akhirnya memnyebabkan iya sadar akan keberadaan dirinya. Perkembangan yang langsung tersebut kemudian membantu pembentukan konsep diri individu yang bersangkutan. Perasaan induvidu bahwa ia tidak mempunyai kemampuan yang iya miliki. Padahal segala keberhasilan banyak bergantung pada cara individu memandang kualitas kemampuan yang dimiliki. Pandangan dan sikap negatif terhadap kualitas kemampuan yang dimiliki mengakibatkan individu memandang seluruh tugas sebagai suatu hal yang sulit untuk dilakukan, maka dari itu sengatlah penting untuk seseorang perawat memahami konsep 1

MAKALAH KONSEP DIRI

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: MAKALAH KONSEP DIRI

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu penentu dalam keberhasilan perkembangan adalah konsep diri. Konsep

diri (Sel f conept) merupakan suatu bagian yang penting dalam setiap pembicaraan

tentang kepribadian manusia. Konsep diri merupakan hal yang utama yang perlu

dipahami karena menyangkut pemahaman, keyakinan serta kepercayaan seseorang

tentang dirinya akan mempengaruhi hubungan dengan orang lain. ‘Konsep diri” semua

ide, pikiran, kepercayaan dan pendirian yang diketahui dalam orang lain, termasuk

persepsi individu akan sifat dan kemampuan, interaksi dengan pengalaman dan objek

serta keinginannya.

Konsep diri seseorang dinyatakan melalui sikap dirinya yang merupakan

aktualisasi orang tersebut. Manusia sebagai organisme yang memiliki dorongan untuk

berkembang yang pada akhirnya memnyebabkan iya sadar akan keberadaan dirinya.

Perkembangan yang langsung tersebut kemudian membantu pembentukan konsep diri

individu yang bersangkutan. Perasaan induvidu bahwa ia tidak mempunyai kemampuan

yang iya miliki. Padahal segala keberhasilan banyak bergantung pada cara individu

memandang kualitas kemampuan yang dimiliki. Pandangan dan sikap negatif terhadap

kualitas kemampuan yang dimiliki mengakibatkan individu memandang seluruh tugas

sebagai suatu hal yang sulit untuk dilakukan, maka dari itu sengatlah penting untuk

seseorang perawat memahami konsep diri. Memahami diri sendiri terlebih dahulu baru

bisa memahami klien.

B. Tujuan Pembelajaran.

Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah memahami defenisi konsep diri,

mamahami faktor-faktor yang mempengaruhi konsep diri, memahami komponen konsep

diri, memahami perkembangan konsep diri dan makna konsep diri secara utuh dan

kepentingannya bagi anak-anak,remaja,dewasa.

C. Manfaat.

Manfaat dari pembuatan makalah ini adalah :

1. Mengetahui pengetian konsep diri dan praktis dalam menumbuhkan konsep diri positif

bagi anak-anak.

1

Page 2: MAKALAH KONSEP DIRI

2. Konsep Diri merupakan faktor yang sangat penting dan menentukan dalam

komunikasi antar pribadi.

3. Konsep diri mempunyai peranan penting dalam menentukan perilaku individu

2

Page 3: MAKALAH KONSEP DIRI

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Pengertian Konsep Diri

Konsep diri merupakan konsep dasar yang perlu diketahui perawat untuk

mengerti perilaku dan pandangan klien terhadap dirinya, masalahnya serta

lingkungannya. Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat harus dapat meyakini

bahwa klien adalah mahluk bio-psiko-sosio-spiritual yang uth dan unik sebagai satu

kesatuan dalam berinteraksi terhadap lingkungannya yang diperoleh melalui pengalaman

yang unik dengan dirinya sendiri dan orang lain.

Konsep diri juga merupakan ide, pikiran, perasaan, kepercayaan dan pendirian

yang diketahui oleh individu dalam berhubungan dengan orang lain. Konsep diri

berkembang secara bertahap dimulai dari bayi dapat mengenali dan membedakan orang

lain. Proses yang berkesinambungan dari perkembangan konsep diri diluspengaruhi oleh

pengalaman interpersonal dal kultural yang memberikan perasaan positif, memahami

kompetensi pada area yang bernilai bagi individu dan dipelajari melalui akumulasi

kontak-kontak sosial dan pengalaman dengan orang lain. Dalam merencanakan asuhan

keperawatan yang berkualitas perawat dapat menganalisis respon individu terhadap

stimulus atau stesor dari berbagai komponen konsep diri yaitu citra tubuh, idea diri, harga

diri, identitas dan peran. Dalam memberikan asuhan keperawatan ada lima prinsip yang

harus diperhatikan yaitu memperluas kesadaran diri, mengagali sumber-sumber diri,

menetapkan tujuan yang realistik serta bertanggung jawab terhadap tindakan.

(Suliswati,dkk,2005)

Menurut para ahli :

1. Stuart & Sundeen,1998 Konsep diri merupakan suatu pikiran, keyakinan, dan

kepercayaan yang membuat seseorang mengetahui siapa dirinya dan memengaruhi

hubungannya dengan orang lain.

2. Sunaryo, 2004 Konsep diri merupakan Cara individu melihat pribadinya secara

utuh,menyangkut aspek fisik,emosi, intelektual,sosial dan spritual, termasuk

didalamnya persepsi individu tentang sifat dan potensi yang dimilikinya, interaksinya

dengan orang lain dan lingkungan, nilai-nilai yang berkaitan dengan pengalaman dan

objek tertentu, serta tujuan, harapan, dan keinginan individu itu sendiri. (Wahit Iqbal

Mubarak dan Nurul Chayatin,2008)

3

Page 4: MAKALAH KONSEP DIRI

Perkembangan Konsep Diri

Konsep diri belum ada sejak bayi dilahirkan, tetapi berkembang secara bertahap,

saat bayi dapat membedakan dirinya dengan orang lain, mempunyai nama sendiri,

pakaian sendiri. Anak mulai dapat mempelajari dirinya, yang mana kaki, tangan, mata

dan sebagainya serta kemampuan berbahasa akan memperlancar proses tumbuh-kembang

anak. Pengalaman dalam keluarga merupakan dasar pembentukan konsep diri karena

keluarga dapat memberikan perasaan maupun tidak mampu, perasaan di terimah atau

ditolak dan dalam keluarga individu mempunyai kesempatan untuk mengidentifikasikan

dan meniru perilaku orang lain yang diinginkan serta merupakan pendorong yang kuat

agar individu mencapai tujuan yang sesuai atau penghargaan yang pantas. Dengan

demikian jelas bahwa kebudayaan dan sosialisasi mempengaruhi konsep diri dan

perkembangan kepribadiaan seseorang. Seseorang dengan konsep diri yang positif dapat

mengeksplorasi dunianya secara terbuka dan jujur karena latar bekalang penerimaannya

sukses, konsep diri yang positif bersal dari pengalaman yang positif yang mengarah

pada kemampuan pemahaman.

Karakter individu dengan konsep diri yang positif

1. Mampu membina hubungan pribadi, mempunyai teman yang gampang besahabat

2. Mampu berfikir dan membuat keputusan

3. Dapat beradaptasi dan menguasai lingkungan

Konsep diri yang negatif dapat dilihat dari hubungan individu dan sosial yang meladaptif.

Setiap individu dalam kehidupannya tidak terlepas dari berbagai stresor, dengan adanya

stresor akan menyebabkan ketidakkeseimbangan dalam diri sendiri. Dalam menguasai

ketidakseimbangan tersebut individu menggunakan koping yang bersifat mambangun

ataupun kopik yang bersifat merusak. (Suliswati,dkk,2005)

Respon Rentang Kinsep Diri

Adaptatif Maldaptif

Aktualisasi Konsep diri Harga diri Kekacauan Deperso-

Diri posotif rendah identitas nalisasi

GAMBAR . Rentang respon Konsep diri. ( Sumber: Townsend, 1996 ).

4

Page 5: MAKALAH KONSEP DIRI

Konsep diri mencangkup konsep, keyakinan, dan pendirian yang ada dalam

pengetahuan seseorang tentangdirinya sendiri dan yang memengaruhi hubungan individu

tersebut dengan orang lain. Konsep diri tidak ada sejak lahir tapi berkembang perlahan-

lahan sebagai hasil pengalaman unik dengan diri sendiri, dengan orang yang berarti dan

dengan sesuatu yang nyata dilingkungan. Bagaimanapun konsep diri bisa atau tidak bisa

merefleksikan realita. Pada masa bayi, konsep diri terutama adalah kesadaran tentang

eksistensi mandiri seseorang yang dipelajari dimasa lalu sebagai hasil dari kontak sosial

dan pengalaman dengan orang lain. Proses ini menjadi lebih aktif selama masa toldler

ketika anak telah menggali batasan kemampuan mereka dan dampaknya kepada orang

lain. Anak usia sekolah lebih menyadari perbedaan diantara orang, lebih sensitif dengan

tekanan sosial, dan menjadi lebih sibuk memikirkan masalah kritikan-diri dan evaluasi-

diri. Selama masalah remaja awal, anak lebih berfokus pada perubah fisik dan emosi yang

terjadi dan pada penerimaan teman sebaya. Konsep diri diperjalas selama masa remaja

akhir ketika anak muda mengatur konsep diri mereka disekitar nilai, tujuan, dan

kompetensi yang didapat selama anak kanak-kanak. (Donna L. Wong, dkk 2009)

Adapun teori perkembangan Konsep Diri yaitu secara umum disepakati bahwa

konsep diri belum ada sejak lahir tapi berkembang secara bertahap dan juga dipelajari

melalui kontak sosial dan pengalaman berhubungan dengan orang lain dan objek

disekitarnya. Konsep diri dipelajari dari pengalaman yang unik melalui proses eksplorasi

diri sendiri, hubungan dengan orang dekat dan berarti bagi dirinya. Konsep diri yang

berupa totalitas persepsi, penghargaan dan penilaian seseorang terhadap dirinya

sendirinya terbentuk berdasarkan proses belajar tentang nilai, sikap, peran, dan identitas

yang berlangsung seiring tugas perkembangan yang diemban. Konsep diri berkembang

dengan baik apabila budaya dan pengalaman dalam keluarga memberikan pengalaman

yang positif, individu memeperoleh kemampuan yang berarti serta dapat menemukan

aktualisasi diri sehingga individu menyadari potensi yang ada pada dirinya. Pengalaman

awal dalam kehidupan keluarga merupakan dasar pembentukan konsep diri

kerenakeluarga dapat kesempatan untuk identifikasi serta penggargaan tentang tujuan,

perilaku dan nilai. (Andan,2009)

Adapun Tahap Perkembangan Konsep Diri:

Menurut teori psikososial, perkembangan konsep diri dapat dibagi kedalam beberapa

tahap, yaitu :

5

Page 6: MAKALAH KONSEP DIRI

1-1 tahun

Menumbuhkan rasa percaya dari konsistensi dalam interaksi pengasuhan dan

pemeliharaan yang dilakukan oleh orang tua atau orang lain.

Membedakan dirinya dari lingkungan

3-3 tahun

Mulai mengatakan apa yang dia sukai dan yang tidak disukai

Meningkatkan kemandirian dalam berfikir dan bertindak

Menghargai penampilan dan fungsi tubuh

Mengembangkan diri dengan mencontoh orang yang dikagumi, meniru, dan

bersosialisasi.

3-6 tahun

Memiliki inisiatif

Mngenali jenis kelamin

Meningkatkan kesadaran diri

Meningkatkatnya keterampilan berbahasa, termasuk pengenalan akan perasaan

seperti senang, kecewa dan sebagainya.

Sensitif terhadap umpan balik dari keluarga

12-20 tahun

Menggabungkan umpan balik dari teman sebaya dan guru, keluarga tidak lagi

dominan

Meningkatnya harga diri dengan penguasaan keterampilan baru

Menguatnya identitas nasional

Menyadari kekuatan dan kelemahan

20-40 tahun

Memiliki hubungan yang intim dengan keluarga dan orang-orang lain

Memiliki perasaan yang stabil positif mengenai diri

Mengalami keberhasilan transisi peran dan meningkatnya tanggung jawab.

6

Page 7: MAKALAH KONSEP DIRI

40-60 tahun

Dapat menerima perubahan penampilan dan kesehatan fisik

Mengevaluasi ulang tujuan hidup

Merasa nyaman dengan proses penuaan

Di atas 60 tahun

Merasa positif mengenai hidup dan makna kehidupan

Berkeinginan untuk meninggalkan warisan bagi generasi berikutnya. (A.Aziz

Alimul, 2009)

Cara Mengembangkan Konsep Diri Positif Anak.

Jika kita memperhatikan rasa cemas, was-was (kwahatir), tak yakin,

tubuh gemetar acpkali menjakiti dan menjadi penghambat, ketika anak hendak

memulai melakukan sesuatu. Wajah anak pun menunjukan roman tak berdaya

dan ketakukan. Padahal, dia belum melakukan apa-apa. Jika anak melakukan

sesuatu, suka berhenti ditengah jalan karena rasa tak berdaya anak sedemikian

besar sehingga anak mengurungkan niatnya melakukan sesuatu. Gajala-gejala

seperti ini tidak hanya sering menghinggapi diri anak, tetapi hampir semua orang

yang tidak memiliki percaya diri mengalaminya. Rasa percaya diri ternyata sikap

yang paling merugikan dan menunjukkan ketidakcakapan seseorang. Takut salah,

taku mengalami kegagalan, takut ditolok dan dada berdebar-debar yang diiringi

oleh perasaan tak tenang atau resah sebelum melakukan suatu tindakan,

perbuatan, atau kegiatan ternyata telah menyita dan menghabiskan banyak energi

sehingga menyebabkan seseorang sering menjadi tidak berhasil, menggurungkan

niat melakukan kegiatan atau tidak dapat mengambil suatu keputusann kerena

ragu-ragu. (Drs Hendra Surya,2007)

Bahkan, adakalahnya kita dibuat kesal, ketika dia disuruh melakukan

sesuatu. Anak malah berusaha keras menghindari atau membangkang melakukan

apa yang kita perintahkan tersebut. Anak menghindari melakukan perbuatan yang

kita hendaki tersebut dengan berbagai dalih atau kambing hitam. Padahal, semua

dalih tersebut untuk menutupi ketakberdayaan dan ketakutan anak untuk

melakukan perbuatan yang dibebankan padanya. Kitapun menjadi tertanya-tanya,

7

Page 8: MAKALAH KONSEP DIRI

apa yang salah pada anak? Sebenarnya, gejala tidak percaya diri seperti

munculnya ketakutan, keresahan, khawatir, rasa tak yakin yang diiringi dengan

dada berdebar-debar kencang dan tubuh gemetar ini bersifat psikis atau lebih

mendorong oleh masalah kewiwaan anak dalam merespon ransangan dari luar

dirinya. Aktifnya gejala rasa tidak percaya diri anak dapat menekan atau

menghambat bekerja/berfungsinya daya nalar anak sehingga anak mengalami

kesulitan untuk memusatkan konsentarasi fikiran, melemahkan motivasi dan daya

juang anak. Pada akhirnya anak tidak mampu mengaktualisasikan

kemampuannya. Perlu kita ketahui, percaya diri tidak begitu saja melekat pada

anak. Kemampuan percaya diri bukan merupakan bawaan lahir atau turunak

anak. Terbentuknya kemampuan percaya diri adalah suatu proses belajar

bagaimana merespon berbagai ransangan diri luar dirinya melalui interaksi

dengan lingkungannya. Jadi, perlu campur tangan kita untuk mengatasi

munculnya gejala tidak percaya diri pada anak. Untuk itulah, kita harus

memahami masalah kejiwaan yang menjadi penghambat terbentuknya percaya

diri pada anak sehingga kita dapat menentukan tindakan yang tepat untuk

membantu menumbuhkan percaya diri pada anak.

Mengapa timbul gejala tidak percaya diri pada anak?

Munculnya gejala tidak percaya diri pada anak ketika hendak melakukan

sesuatu terkait erat dengan persepsi din anak terhadap konsep dirinya sendiri.

Bagaimana anak berpikir dan rneniiai dirinya jika dihubungkan dengan apa yang

hendak dilakukannya kita. Bagaimana anak mengukur kemungkinan atau

kesanggupan anak terhadap kemampuan dirinya dalam menyelesaikan segala

sesuatu. TIdak percaya din berarti ungkapan atau pengejawantahan pernyataan

ketidakmarnpuan anak untuk melaksanakan atau mengerjakan sesuatu. Anak

berpikir dan menilal negatif dininya sendini sehingga timbul perasaan udak

menyenangkan dan dorongan/kecenderungan untuk segera menghindari atas apa

yang hendak dilakukannya itu. Konsep diri adalah garnbaran, cara pandang,

keyakinan, pemikiran, perasaan terhadap apa yang dimiliki orang tentang dininya

sendini, meliputi kemampuan, karakter diri, sikap, perasaan, kebutuhan, tujuan

hidup dan penampilan diri. Konsep drii ini sangat dipengaruhi oleh gabungan

keyakinan karakeristik fisik, psikologis, sosial, aspirasi, prestasi dan bobot

emosional yang menyertainya. Melalui konsep diri ini orang bercermin untuk

8

Page 9: MAKALAH KONSEP DIRI

melakukan proses menilai, mengukur atau menakar atas apa yang dimilikinya.

(Drs Hendra Surya,2007)

Konsep diri inilah yang menentukan perasaan anak dalarn merespon segala

rangsangan dari luar, Jika konsep did menilai positif dalam menanggapi

rangsangan, sikap anak pun posko dan secara emosional dibebani emosi yang

menyenangkan, Ia akan memberi dorongan untuk benindak poskif dalam bentuk

penerimaan dan pencarian akan tugasnya atau melakukan sesuatu. Contohnya,

Anak akan mendapat upaya jika masih disuruh membeli beras ke warung. (Anak

Iangsung melakuhan persepsi untuk merespon rangsangan dun melihat konsep

dirinnya akan kesangupannya melakukan tugas tersebut). Ketika pikirannya

mengatakan tugas itu mudah respon positif and pun langsisng muncut dun merasa

senang akan mendapat upab sehingga and pun set’dorong dengan ant usias segera

membeli dan mendapaskan hems tenebut walau dengan susabpayah. Sebaliknya,

konsep diri anak mengatakan tugas ini dilakukan maka beban emosi yang tidak

menyenangkan muncul (seperti nsa takut, talc yakin, talc mampu, bent dan

sebagainya), dan mendorong respon negatifdalam bentuk antagonisme atau

pengliindaran. Konsep din mi menjadi bahagian penting dad perkembangan

kepnibadian anak, sebagai penentu bagaimana seseorang bersikap dan bertingkah

laku. Dengan kata lain, jika persepsi did anak memandang dirinya tidak mampu,

tidak berdaya dan hal-hal negatif lain nya, akan mempengaruhi anak dalam

melalwkan sesuatu atau berusaha. Misalnya, and midas belajar karena meraca

pelajaran terlalu sulk dan tak mampu mempelajarinya sehinga menganggap

belajar sepeni kegiasan yang sia-sia saja dan cenderung dihindarinya Sebaliknya

flka and merasa yakin mampu belajar dengan baik tentunya di dengan antusias

dan glut belajar. Perkembangan konsep din anak mi sangat tergantung dad

pematangan pengalaman dan pengetahuan anak Semakin banyak pengalaman dan

pengetahuan anak, persepsi din anak terhadap konsep dininya akan berkembang

ke arah yang posko dan produktIf. Begitu juga, kondisi fisik maupun suasana had

sangat mempengaruhi

perkembangan konsep diri. Kareaa itu, jika kita memihki anak yang bermasalah

dengan percaya dirmya, bukan berarti tidak dapat diatasi. Percaya din iw dapat

diarahkan secara positif. ml tergantung sejauh mana kita mau membantu

membangun percaya diii anak dan kernauan anak sendini untuk berubah. Di

sinilah peranan orang tua untuk mengarahkan pematangan konsep din anak secara

9

Page 10: MAKALAH KONSEP DIRI

terencana dan terarah agar dapat membangun percaya diii anak. (Drs Hendra

Surya,2007)

Untuk mengarahkan pernatangan konsep diri anak, kita harus mengenal

unsur-unsur gabungan dan karakteristik citra fisik, citra psikologis, citra sosiaL,

aspirasi, prestasi dan emosional yang membentuk konsep diii, arnara lain

1. Penilaian diri. Penilaian diri ini merupakan cara pandang dan keyakinan

unuk menakar atau mengukur terhadap

o Pengendalian keinginan dan dorongan-dorongan dalam diri. Pengendalian

keinginan atau dorongan dari dalam diri ini yang menjadi ukuran yang

bersanggupan, keberanian, kebutuhan dan perasaan dalam diri.

Pengendalian dan dorongan dalam diri ini yang memberi pengaruh

gambaran konsep diri positif atau negatif.

o Suasana hati yang sedang dihayati, seperti senang, bahagia, cemas atau

sedih.

o Penilaian citra fisik,. Jika penerimaan terhadap kondisi fisik cukup

memuaskan, konsep diri dan terbentuk pun positif. (Drs Hendra

Surya,2007)

Jenis-jenis Konsep Diri

Menurut Calhoum dan Acocella (1990), dalam perkembangannya konsep diri

terbagi dua, yaitu konsep diri positif dan konsep diri negatif.

1. Konsep Diri Positif

Konsep diri positif menunjukkan bahwa adanya penerimaaan diri dimana

individu dengan konsep diri positif mengenal dirinya dengan baik sekali.

Konsep diri yang positif bersifat stabil dan bervarisi. Individu yang

memiliki konsep diri positif yang dapat memahami dan menerima

sejumlah fakta yang sangat bermacam-macam tentang dirinya sendiri

sehingga evaluasi terhadap dirinya sendiri menjadi positif dan dapat

menerima dirinya apa adanya. Individu yang memiliki konsep diri positif

akan merancang tujuan-tujuan yanbg sesuai dengan relatif, yaitu dengan

yang memiliki kemungkinan besar untuk dapat dicapai, mampu

menghadapi kehidupan didepannya serta menganggap bahwa hidup adalah

suatu proses penemuan.

2. Konsep Diri Negatif

10

Page 11: MAKALAH KONSEP DIRI

Calhoun dan Acocella (1990) membagi konsep diri negatif menjadi dua tipe, yaitu:a. Pandangan individu tentang dirinya sendiri benar-benar tidak teratur,

tidak perasaan, kestabilan dan keutuhan diri. Individu tersebut benar-benar tidak tahu siapa dirinya, kekuatan dan kelemahannya atau yang dihargai dalam kehidupannya.

b. Pandangan tentang dirinya sendiri terlalu stabil dan teratur. Hal ini

bisaterjadi karena individu dididik dengan cara yang sangat keras,

sehingga menciptakan citra diri yang tidak mengizinkan adanya

penyimpangan dari seperangkat hukum yang dalam pikirannya

merupakan cara hidup yang tepat. (Akhanggit’s, 2010)

Konsep Diri Dalam Islam

Allah swt berfirman: “Bertaqwalah kepada allah menurut ukuran kemampuan”

(Qs. At-Taghabun: 16).

Ini berarti bahwa allah mengetahui keterbatasan kita sebagai manusia dan dalam

keterbatasan itulah kita sebagai manusia dan dalam keterbatasan itulah ia ingin kita

berislam. Nabi muhammad SAW bersabda, “allah merahmati seseorang yang

mengetahui kadar kemampuan dirinya”. Dengan mengetahui kadar kemampuan diri

sendiri, kita bisa memposisikan diri secara tepat dalam berbagai situasi kehidupan.

Perintah-perintah dalam islam begitu banyak, seperti menurut ilmu, beribadah, ibadah

mahdhah, belajar, berjihad dan sebagainya. Tidak semua perintah dapat kita lakukan

dengan cara yang expert (sempurna). Dan karena batas kemampuan itulah mengharuskan

kita untuk mimilih fokus tertentu dalam kehidupan kita. Dalam suatu dialaog antara Abu

Bakar dan Rasulullah, beliau mengatakan bahwa sesunggunya di surga itu banyak pintu

dan tiap orang nanti yang masuk melalui pintu holat, puasa dan sebagainya. Kemudian

Abu Bakar bertanya, “Adakah orang yng masuk melalui semua pintu itu?” Rasululah

menjawab, “Ada, dan aku berharap kamu adalah salah satu orang diantaranya.

^ Jadi setiap manusia memiliki 2 ciri keterbatasan :

1. Sifat parsial (artinya kita tidak bisa memiliki/menguasai segala bidang

2. Dalam lingkar yang sangat persial itu kemampuan kita juga terbatas. Misalnya

dalambidang kedokteran, namun kita pun tetap saja terbatas dalam penguasaan bidang

kedokteran itu.

Dalam konteks keterbatasan itulah allah mengatakan dalam QS.Al Baqarah

2:286, “Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai kesenggupannya,” hanya saja

ibadah-ibadah yang sudah tepat waktu dan kepastiannya seperti sholat lima waktu, alah

11

Page 12: MAKALAH KONSEP DIRI

telah mengukur kemampuan manusia dan pada dasarnya manusia memang sanggup

melakukannya. Sebab semuah perintah yang sifatnya wajib khususnya fardu ‘ain dan

waktunya sudah ditentukan, dalam penghitungan allah pasti manusia bisa melakukannya.

Oleh sebab itu perintah-perintah dibuat dalam urutan-urutannya.

Sabda Rasulullah di atas berguna bagi kita untuk :

1. Menentukan fokus-fokus nilai islam yang akan diperkuat

2. Memahami diri kita dan membantu dalam menentukan posisi kehidupan sosial

Kesalahan orang dalam bergaul adalah karena tidak-mampuan dalam

memposisikan dirinya dalam kehidupan soaial. Inin merupakan kesalahan umum. Jadi

dengan demikian memahamu keterbatasan diri adalah bagian dari perintah islam. Kesan

yang ada selama ini dalam benak orang-orang muslim adalah semua urusan

mengembangkan diri adalah urusan psikologi dan sekolah pengembangan diri. Padahal,

justru islam akan sangat menganjurkan dan menekankan masalah ini pada awalnya.

Karena itu ada yang menarik pada sejarah islam. Umar memiliki fisik yang sangat besar,

jago berkelahi dan perang, tetapi tidak pernah sekalipun ditunjuk menjadi pemimpin

perqang. Usamah yang berusia 16 tahun pernah ditugaskan memimpin perang. Mengapa?

Kerena umar tidak hanya bisa memimpin pasukan perang tapi juga negara, dan untuk

itulah ia siapkan. Jadi orang yang memiliki kualitas A jangan diberi tugas B.

Ada 3 langkah dalam menyerap islam, yaitu:

a. Memiliki konsep diri yang jelas

b. Memahami islam sebagai pengisi wadah tersebut

c. Melakukan pengadaptasian antara konsep diri dengan konsep islam. (Aina Zahra,

2006)

Gangguan jiwa dengan gangguan konsep diri (harga diri rendah) dalam perspektif Al-

Qur’an. Jiwa dalam bahas arab adalah Nafs. Kata Nafs dalam AL-Qur’an mempunyai

aneka makna, seperti antara lain maksud surat Al-Maidah ayat 32, dilain sisi ia menunjuk

kepada apa yang terdapat dalam diri manusia yang menghasilkan tingkah laku seperti

maksu kandungan firman allah:

د�م�ر� �ه� ل و� م�ا �ه�م� ل ح�ت�ى م�ن� وا �ر� �غ�ي ي م�ا ه�م� �ف�س� �ن �أ ب �ذ�ا و�إ اد� ر�� أ �ه� الل " �ق�و�م ب و س� ء'ا ف�ال

�ن� إ �ه� الالل �ر� �غ�ي ي م�ا " �ق�و�م ب

12

Page 13: MAKALAH KONSEP DIRI

و�ا ل"

Sesunggunya allah tidak mengubah keadaan satu masyarakat, sehingga mereka mengubah

apa yang dapat dalam diri mereka (Qs Al-Ra’d [13]: 11)

Kata nafs digunakan juga untuk menunjukkan kepada “diri tuhan” seperti dalam

firman-nya.

Dalam surat Al-An’am [6]: 19 :

ق�ل� 0ه� الل ه�يد1 ش� �ي �ن �ي ب �م� �ك �ن �ي و�ب و � و�أ �ي� �ل إ ه�ذ�ا �ق�ر� ال آن� �م ك ذ�ر� �ن أل �ه� ب و�م�ن

ق�ل� ي>� أ ي�ء" ش� �ر� �ب �ك أ ه�ادة' ش�

�ن� أ م�ع� 0ه� الل �ه�ة' آل ى خ�ر� � أ ق�ل � ال ه�د� �ش� أ ق�ل� �م�ا �ن إ ه�و� ه1 ـ� �ل إ و�اح�د1 �ي �ن �ن و�إ ي ء1 م�م�ا

�غ� �ل ب �م� �ك �ن �ئ أ ه�د�ون� �ش� �ت ل

ر� ن� �ش� ت �و ك

Secara  umum  dapat  dikatakan  bahwa   nafs   dalam   konteks pembicaraan   tentang 

manusia,  menunjuk  kepada  sisi  dalam manusia yang berpotensi baik dan buruk. Dalam

pandangan Al-Quran, nafs diciptakan Allah dalam  keadaan sempurna  untuk  berfungsi 

menampung  serta mendorong manusia berbuat kebaikan dan keburukan, dan  karena  itu 

sisi  dalam manusia  inilah  yang  oleh  Al-Quran  dianjurkan untuk diberi perhatian lebih

besar. (Taylor dalam Agustiani, 2006)

Faktor yang mempengaruhi Konsep diri

Tingkat pekembangan dan kematangan

Dukungan mental, pertumbuhan dan perlakuan terdapat anak akan mempengaruhi

konep diri mereka. Sering perkembangannya, faktor-faktor yang mempengaruhi

konsep diri individu akan mengalami perubahan. Sebagaimana contoh, bayi

membutuhkan lingkungan yang mendukung dan penuh kasih sayang, sedangkan

anak membutuhkan kebebasan untuk belajar dan menggali hal-hal baru.

Keluarga dan budaya

Individu sering mengadopsi nilai yang terkait dengan konsep diri dari orang-orang

yang terdekat dengan dirinya. Dalam konteks ini, anak-anak banyak mendapat

13

Page 14: MAKALAH KONSEP DIRI

pengaruh nilai dari budaya dan keluarga tempat ia tinggal. Selanjutnya, perasaan

akan diri mereka akan banayk dipengaruhi oleh teman sebayanya. Perasaan akan diri

ini akan terganggu saat anak harus membedakan anatara harapan orang tua, budaya,

dan harapan teman sebaya.

Faktor ekternal dan internal

Kekuatan dan perkembangan individu sangat berpengaruh terhadap konsep diri

mereka. Pada dasarnya, individu memiliki dua sumber kekuatan, yakni sumber

ekternal dan sumber internal. Sumber ekternal meliputi dukungan masyarakat yang

ditunjang dengan kekuatan ekonomi yang memadai. Sedangkan sumber internal

meliputi kepercayaan diri dan nilai-nilai yang dimiliki.

Pengalaman

Ada kecenderungan bahwa konsep diri yang tinggi berasal dari pengalaman masa

lalu yang sukses. Demikian pula sebaliknya, riwayat kegagalan masa lalu akan

membuat konsep diri menjadi rendah. Sebagai contoh, individu yang pernah

mengalami kegagalan. Sedangkan individu yang pernah mengecap kesuksesan akan

memiliki konsep diri yang lebih positif.

Penyakit

Kondisi sakit juga dapat mempengar5uhi konsep diri seseorang. Seseorang wanita

yang menjalani operasi mastekomi mengkin akan mengaggap dirinya kurang

menarik, dan ini akan mempengaruhi caranya dalam bertindak dan menilai diri

sendiri.

Stresor

Stersor dapat memperkuat konsep diri seseorang apabila ia mampu mengatasinya

dengan sukses. Si sisi lain, stresor juga dapat meyebabkan respon mal-adaptif,

seperti akan menarik diri, anseitas, bahkan akan menyalahgunakan zat. Mekanisme

koping yang gagal dapat menyebabkan seseorang merasa cemas, menarik diri,

depresi, mudah tersinggung, rasa bersalah, marah dan, dan hal ini akan

menpengaruhi konsep diri mereka. (Wahit Igbal Mubarak dan Chayatin 2008)

Komponen Konsep Diri

Gambaran citra diri (body image) mencangkup sikap individu terhadap tubuhnya

sendiri, termasuk penampilan fisik, struktur, dan fungsinya. Perasaan mengenai citra diri

14

Page 15: MAKALAH KONSEP DIRI

meliputi hal-hal yang terkait dengan seksualitas, femininitas dan maskulinitas,

keremajaan, kesehatan,dan kekuatan. Citra mental tersebut tidak selalu konsisten dengan

struktur atau penampilan fisik yang sesunggunya. Beberapa kelainan citra diri memiliki

akar psikologi yang dalam, misalnya kelainan pola makan seperti anoreksia Citra diri

dipengaruhi oleh pertumbuhan kognitif dan perkembangan fisik. Perubahan

perkembangan yang normal seperti pubertas dan pemuaan terlihat lebih jelas terhadap

citra diri dibandingkan dengan aspek-aspek konsep diri lainnya. Selain itu, citra diri juga

dipengaruhi oleh nilai sosial budaya. Budaya dan masyarakat menentukan norma-norma

yang diterima luas mengenai citra diri dan dapat memengaruhi sikap seseorang. Misalnya

berat tubuh yang ideal, warna kulit, tindik tubuh serta tato, dan sebagainya.

Konsep diri terbagi atas :

1. Gambaran Citra Diri

Gambaran atau citra diri (body image) mencangkup sikap individu terhadap tubuhnya

sendiri, termasuk penampilan fisik, struktur, dan fungsinya. Perasaan mengenai citra

diri meliputi hal-hal yang terkait dengan seksualitas,femininitas dan maskualinitas,

keremajaan, kesehatan dan kekuatan. Citra mental tersebut tidak selalu konsisten

dengan struktur atau penampilan fisik yang sesunggunya. Beberapa kelainan citra diri

memeliki akar psikolog yang dalam, misalnya kelainan pola makan seperti anoreksia.

Citra diri mempengaruhi oleh pertumbuhan kognitif dan perkembangan fisik.

Perubahan perkembangan yang normal seperti pubertas dan penuaan terlihat lebih

jelas terhadap citra diri dibandingkan dengan aspek-aspek konsep diri lainnya. Selain

citra diri juga dipengaruhi oleh nilai sosial budaya. Budaya dan masyarakat

menentukan norma-norma yang diterima luas mengenai citra diri dan dapat

memengaruhi sikap seseorang, misalnya berat tubuh yang ideal, warna kulit, tindik

tubuh serta tato, dan sebagainya

2. Harga Diri

Harga diri (self-esteem) adalah penilaian individu tentang dirinya dengan

menganalisis kesesuaian antara perilaku dan ideal diri yang lain. Harga diri dapat

diperoleh melalui penghargaan dari diri sendiri maupun dari orang lain.

Perkembangan harga diri juga ditentukan oleh perasaan diterima,dicintai, dihormati

oleh orang lain, serta keberhasilan yang pernah dicapai individu dalam hidupnya.

3. Peran

Peran adalah serangkaian perilau yang diharapkan oleh msyarakat yang sesuai dengan

fungsi yang ada dalam masyarakat atau suatu pola sikap, perilaku, nilai, dan tujuan

15

Page 16: MAKALAH KONSEP DIRI

yang diharapkan dari seseorang berdasarkan posisinya dimasyarakat, misalnya sebagai

orang tua, atasan, teman dekat dan sebagainya. Setiap peran berhubungan dengan

pemenuhan harapan-harapan tertentu. Apabila harapan tersebut dapat dipenuhi, rasa

percaya diri seseorang akan meningkat. Sebaliknya, kegagalan untuk memenuhi

harapann atas peran dapat menyebabkan penurunan harga diri atau terganggunya

konsep diri seseorang.

4. Identitas Diri

Identitas diri adalah penilaian individu tentang dirinya sendiri suatu kesatuan yang

utuh. Identitas mencangkup konsistensi seorang sepanjang waktu dan dalam berbagai

keadaan serta menyiratkan perbedaan dan keunikan dibandingkan dengan orang lain.

Identitas sering kali didapat melalui pengamatan sendiri dan dari apa yang didengar

seorang dari orang lain mengenai dirinya. Pembentukan identitas sangat diperlukan

demi hubungan yang intim karena identitas seseorang dinyatakan dalam hubungannya

dengan orang lain. Seksualitas merupakan bagian dari identitas. Identitas seksual

merupakan konseptualitas seseorang atas dirinya sebagai pria atau wanita dan

mencangkup orlentasi seksual. (A.Aziz Alimul, 2009)

Stresor Mempengaruhi Konsep Diri.

Resor menentang kapasitas adaptif seseorang. Selye (1956) menyatakan bahwa

stres adalah kehilangan dan meneruskan norma dari kehidupan, bukan hasil spesifik

seesorang atau respons khas tehadap seseuatu. Proses normal dari kematangan dan

perkembangan itu sendiri adalah stresor. Perubahan yang terjadi dalam ksehatan fisik,

spiritual, emosional, seksual, kekeluargaan dan sesiokultural dapat menyebabkan stres.

Stresor konsep diri adalah segala perubahan nyata atau dicerap yang mengancam

identitas, citra tubuh, harga diri, perialaku peran. Individu yang berada bereaksi terhadap

situasi yang sama dengan tingkat stres yang beragam. Perepsepsi tentang stresor adalah

faktor penting yang mempengaruhi respons terhadap stresor tersebut. Semua orang

mempengaruhi pola perilaku yang biasanya memberikan cara untuk menghadapi atau

menghadapi stesor , dengan demikian memberikan metode untuk koping terhadap stresor

dimasa akan datang. Dengan demikian, beberapa orang dikerahkan oleh ncaman yang

dicerap dan membutuhkan bantuan dari orang lain. (Potter & Perry, 2005)

Stres berkepanjangan atau stres yang dicerap dengan menipiskan emampuan

adaptif . setiap perubahan dalam kesehatan dapat menjadi stresor yang mempengaruhi

16

Page 17: MAKALAH KONSEP DIRI

konsep diri. Perubahan fisik dalam tubuh menyebabkan oerubahan citra tubuh, dimana

identitas dan harga diri juga dapat dipengaruhi. (Potter & Perry, 2005)

Stresor Identitas

Identitas didefinisian sebagai “pengorganisasian prinsip dari sistem kepribadian

yang bertanggung jawab terhadap kesatuan, komunitas, dan konsistensi dari

kepribadian”. Identitas dipengaruhi oleh stresor sepanjang hidup. Masa remaja dalah

waktu dimana banyak terjadi perubahan, yang menyebabkan ketidaksamaan dan

asistas. Remaja mencoba untuk menyesuaikan diri dengan perubahan fisik, emosional,

dan mental akibat peningkatan kematangan. Stresor dapat timbul pada setiap area ini

atau sebagai akibat dari konflik diantara mereka. Seorang defasa biasanya mempunyai

identitas yang lebih stabil karenanya konsep diri lebih berkembang lebih kuat.

Stesor kultular dan sosial dibanding stresor personal dapat mempunyai dampak

lebih besar pada identitas orang dewasa. Misalnya, seorang dewasa harus memutuskan

antara karir dan pernikahan, kerja sama dan kompetisi, atau ketergantungan dan

kemandirian dalam suatu hubungan. Tanda perkembangan lainnya seperti awal

terjadinya menstruasi, pubertas, menopause, pensiun, penurunan kemampuan fisik,

17

KESEHATAN

PENYAKIT

Konsep diri : identitas Citra tubuh Harga diri

Fungsi peran

Stresor fisik dan

emosional

Stresor fisik dan

emosional

Page 18: MAKALAH KONSEP DIRI

dan faktor lain yang berkaitan dengan faktor penuaan dapat juga mempengaruhi

identitas.

Stersor Citra Tubuh

Perubahan dalam penampilan, struktur atau fungsi bagian tubuh akan

bertumbuhkan perubahan dalam citra tubuh. Perubahan dalam penampilan tubuh,

seperti amputasi atau perubahan penampilan wajah, adalah stesor yang sangat jelas

mempengaruhi citra tubuh. Mastektomi, kolostomi, dan ileostomi mengubah

penampilan dan fungsi tubuh, meski perubahan tersebut tidak terlihat orang lain,

perubahan tersebut tidak tampak ketika individu bersangkutan mengenakan pakaian.

Meskipun tidak terlihat dari orang lain, perubahan tubuh ini memunyai efek signifikan

pada individu. Penyakit kronis seperti penyait jantung dan ginjal mencangkup

perubahan fungsi, dimana tubuh tidak lagi berfungsi pada tingkat optimal. Bahkan

perubahan tubuh “normal” akibat progres perkembangan normal dapat mempengruhi

citra tubuh. Selain itu, kehamilan dan penambahan atau penurunan berat badan yang

signifikan mengubah citra tubuh, seperti juga halnya kemoterapi dan terapi radiasi.

Persepsi seseorang tentang perubahan tubuh dapat dipengaruhi oleh bagaimana

perubahan tersebut terjadi. Paralisis yang sisebabkan oleh cedera saat perang

memungkinkan dapat diterima; veteran perang mungkin diperlukan sebagai pahlawan

dan dihargai karena kebaraniannya; sumber dari pemerintah tersedia dari program

rehabilitas. Namun demikian seseorang yang mengalami kecelakaan lalu lintas

ketika dalam keadaan mabuk dan menderita paralisis mungkin mendapat respons yang

berbeda dari masyarakatnya. Makna dari kehilangan fungsi atau perubahan dalam

penampilkan dipengaruhi oleh persepsi individu tentang perubahan yang dialaminya.

Citra tubuh terdiri atas elemen ideal dan nyata. Misalnya, jika citra tubuh seseorang

wanita memasukkan payudara sebagai elemen ideal, maka kehilangan payudara akibat

mestoktomi mungkinakan menjadi perubahan yang sangat signifikan. (Potter & Perry,

2005)

Stersor Harga Diri

Harga diri adalah rasa dihormati, diterima, kompeten, dan bernilai. Orang dengan

harga diri rendah sering merasa tidak dicintai dan sering mengalami depresi dan

ansietas. Harga diri berfluktuasi sesuai dengan kondisi sekitarnya. Meskipun inti dasar

dari perasaan negatif dan positif dipertahankan. Banyak stresor mempengaruhi harga

iri seorang bayi, usia bermain, persekolahan, dan remaja. Ketidak mampuan untuk

18

Page 19: MAKALAH KONSEP DIRI

memenuhi harapan orang tua, kritik yang tajam, hukuman yang tidak konsisten,

persaingan antar-saudara sekandung, dan kekalahan berulang dapat menurunkan

tingkat nilai-diri. Stresor yang mempengaruhi harga diri pada orang dewasa

mencangkup ketidakberhasilan dalam pekerjaan dan kegagalan dalam berhubungan.

Penyakit, pembedahan, atau kecelakaan yang mengubah pola hidup dapat juga

menurungkan perasaan nilai diri. Penyakit kronis seperti diabetik, artritis, dan

disfungsi jantung membutuhkan perubahan dalam pola perilaku yang telah lama

diterima dan dijalani. Jika perubahan lambat dan progresif, maka individu dapat

mempunyai kesampatan untuk mengantisipasi berduka. Namun demikian, perubahan

mendadak dalam kesehatan lebih mungkin menciptakan situasi yang kritis. Makin

kronis suatu penyakit yang mengganggu kemampuaan untuk terlibat dalam aktivitas

yang menunjang perasaan berharga atau berhasil, makin besar pengaruhnya pada

harga diri.

Stersor Peran

Peran membentuk pola perilaku yang diterima secara sosial yang bekaitan dengan

fungsi seseorang individu dalam berbagai kelompok sosial. Sepanjang hidup orang

menjalani berbagai perubahan peran. Perubahan normal yang berkaitan dengan

pertumbuhan dan maturasi mengakibatkan transisi perkembangan. Transisi situasi

terjadi ketika orang tua, pasangan hidup, atau teman dekat meninggal atau orang

pindah rumah, menikah, bercerai, atau ganti pekerjaan. Transisi sehat sakit adalah

gerakan diri kesadaran sehat atau sejahtera kearah sakit atau sebaliknya. Masing-

masing dari transisi ini dapat mengancam konsep diri, yang mengakibatkan konflik

peran, ambiguitas peran atau ketegangan peran. Penting sekali artinya untuk mrngenali

bahwa perpindahan sepanjang kontinum dari sakit kesejahtera sama menegangkannya

seperti perpindahan dari sejahtera kesakit (Potter & Perry, 2005)

Gangguan Konsep Diri :

* Faktor Predisposisi

Faktor Predisposisi gangguan citra tubuh:

a. Kehilangan/kerusakan bagian tubuh (anatomi dan fungsi)

b. Perubahan Ukuran, bentuk dan penampilan tubuh (akibat pertumbuhan dan

perkembangan atau penyakit).

19

Page 20: MAKALAH KONSEP DIRI

c. Proses patologik penyakit dan dampaknya terhadap struktur maupun fungsi tubuh.

d. Prosedur pengobatan seperti radiasi,kemoterapi,transplantasi. (Suliswati,dkk,2005)

Faktor Predisposisi gangguan harga diri:

a. Penolakan dari orang lain.

b. Kurang penghargaan.

c. Pola asuh yang salah : terlalu dilarantg, terlalu dikontrol, terlalu dituruti, terlalu

dituntut dan tidak konsisten.

d. Persaingan antar saudara

e. Kesalahan dan kegagalan yang berulang.

f. Tidak mencapai standar yang ditentukan.

Faktor Predisposisi gangguan peran:

a. Tradisi peran yang sering terjadi pada proses perkembangan, perubahan situasi dan

keadaan sehat-sakit.

b. Ketegangan peran, ketika individu menghadapi dua harapan yang bertentangan

secara terus menerus yang tidak terpenuhi.

c. Keraguan peran, ketika individu kurang mengetahuinya tentang harapan peran yang

spesifik dan bingung tentang tingkah laku peran yang sesuai.

d. Peran yang terlalu banyak.

Faktor Predisposisi gangguan identitas diri :

a. Ketidakpercayaan orang tua pada anak.

b. Tekanan dari teman sebaya.

c. Perubahan struktur sosial.

* Faktor Presipitasi

Trauma

Masalah spesifik sehubungan dengan konsep diri adalah situasi yang membuat

individu sulit untuk menyusuaikan diri atau tidak dapat menerima khususnya trauma

emosi seperti penganiyayaan fisik ,seksual dan psikologis pada masa anak-anak atau

merasa terancam kehidupannya atau menyaksikan kejadian berupa tindakan kejahatan.

20

Page 21: MAKALAH KONSEP DIRI

Ketegangan Peran

Ketegangan peran adalah peran frustasi ketika individu merasa tidak adekuat

melakukan peran atau melakukan peran yang bertentangan dengan hatinya atau tidak

merasa cocok dalam melakukan perannya . Ketegangan peran ini sering dijumpai saat

terjadi konflik nperan, keraguan peran dan terlalu banyak peran. Konflik peran terjadi

saat individu menghadapi dua harapan yang bertentangan dan tidak dapat dipenuhi.

Pada pe jalanan kehidupan, individu sering menghadapi transisi peran yang bergam.

Transisi peran yang sering terjadi adalah perkembangan, situasi dan sehat-sakit.

Transisi peran perkembangan, setiap perkembangan dapat menimbulkan ancaman

pada identitas. Setiap tahap perkembangan harus dilalui individu dengan

menyelesaikan tugas perkembangan yang berbeda-beda, hal ini dapat merupakan

stresor bagi konsep diri.

Transisi Peran Situasi, Perubahan jumlah anggota keluarga baik pertambahan atau

pengurangan melalui kelahiran atau kematian.

Transisi Sehat Sakit, Perubahan tubuh dapat mempengaruhi semua komponen konsep

diri. Pergeseran kondisi kesehatan individu yang menyebabkan kehilangan bagian

tubuh, perubahan bentuk, penampilan dan fungsi tubuh. Perubahan akibat tindakan

pembedakan yang dapat terlihat seperti kolostomi atau gastrostomi atau yang tidak

kelihatan seperti histerektomi. (Suliswati,dkk,2005)

Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Kosep Diri

Pengkajian

Pengakajian menyeluruh tentang konsep diri berfokus pada lima komponen, akan

tetapi sebelum memulai pengkajian tersebut, ada baiknya pembina hubugan saling

percaya dan kerja sama terlebih dahulu dengan klien , selain itu perawat juga harus

mengidentifikasi berbagai aspek yang mempengaruhi konsep diri klien.

Penerapan Diagnosa.

Menurut NANDA (2003), label diagnosis keperawatan yang berkaitan langsung

dengan konsep diri adalah :

Gangguan citra tubuh

Ketidakefektifan penampilan peran

Harga diri rendah kronis

21

Page 22: MAKALAH KONSEP DIRI

Sedangkan diagnosis tambahan yang bisa diterapkan pada klien dengan masalah

konsep diri meliputi:

Penyesuaian, Gangguan

Ansietas

Citra tubuh, gangguan

Komunikasi, Hambatan verbal

Koping, ketidakefektifan

Keputusan

Identitas personal, Gangguan

Kesepuian, resiko

Ketidakberdayaan

Ketidakberdayaan, resiko

Penampilan peran, Ketidakefektifan

Defisit perawatan diri

Harga diri, Resiko rendah situasional

Harga diri, Rendah situasional

Persepsi sensori, Gangguan

Pola seksualitas, Ketidakefektifan

Interaksi sosial, Hambatan

Isolasi sosial

Distres spritual

Proses pikir, Gangguan

Perilaku kekerasan, Resiko terhadap diri sendiri

Pencernaan dan implementasi

Tujuan asuhan keperawatan untuk klien dengan gangguan konsep diri

bervariasi, bergantung pada diagnosis dan batasan karakteristik masing-masing

individu. Sedangkan intervensi keperawatan untuk meningkatkan konsep diri yang

positif meliputi upaya membantu klien mengidentifikasi area kekuatan mereka dan

mengavaluasi diri serta mengubah perilaku mereka.

1. Gangguan citra tubuh

Yang berhubungan dengan :

perubahan penampilan, sekunder akibat (kehilangan anggota tubuh, kehilangan

fungsi tubuh, penuaan, penyakit kronis, hospitalisasi, pembedahan, komoterapi).

22

Page 23: MAKALAH KONSEP DIRI

Persepsi yang tidak realitas tentang penampilan, skunder akibat (psikosis,

anoreksia nervosa, bulimia).

Pengaruh (sebutkan) pada penampilan (obasitas,kehamilan,imobilitas).

Kriteria Hasil

Individu akan mengimplementasikan pola koping yang baru dan menyempaikan serta

menunjukkan penerimaan atas penampilannya (berhias pakaian, postur, pola makan,

penampilan diri).

Indikator

Memperlihatkan kesediaan dan kemampuan untuk menjalankan kembali tanggung

jawab perawatan diri/peran.

Hubungan yang baru atau membangun kembali hubungan dengan sistem

pendukung yang ada.

Intervensi Umum

Bina Hubungan saling percaya antara perawat dan klien

o Dorong klien untuk mengungkapkan perasaannya, terutama tentang perasaan,

pikiran, dan pandangannya mengenai diri sendiri.

o Kenali perasaan bermusuhan, berduka, takut, dan ketergantungan yang klien

tunjukan, dan ajarkan starategi koping guna menghadapi emisi tersebut.

o Dorong klien untuk mengajukan prtanyaan tentang masalah kesehartan,

pengobatan, kemajuan dan progrosis penyakit.

o Berikan informasi yang terpercaya dan perkuat informasi yang telah diberikan

sebelumnya.

o Hindari melontarkan kritikan kepada klien

o Dorong klien untuk mendekatkan diri dengan keyakinan dan nilai-nilai

spritual yang di anut.

Dorongan klien untuk meningkatkan interaksi sosial.

o Dorong klien untuk bergerak

o Hindari upaya untuk perlindungan yang berlebihan terhadap klien, tetapi

batasi tuntutan yang dibuat untuknya

23

Page 24: MAKALAH KONSEP DIRI

o Persiapkan orang terdekat klien dalam menghadapi berbagai perubahan fisik

dan emosional.

o Anjurkan kawan dan orang terdekat untuk mengunjunginya.

o Dorong klien untuk menghubungi teman atau keluarga melalui telepon atau

surat.

o Beri kesempatan klien untuk berbagi pengalaman bersama orang-orang yang

pernah mengalami pengalaman serupa

o Diskusikan bersama sistem pendukung klien tentang perlunya penyampaian

nilai dan arti klien bagi mereka.

Berikan intervensi khusus sesuai dengan sesuatu yang dihadapi klien.

Untuk klien yang kehilangan anggota tubuh atau fungsi tubu

o Kaji arti kehilangan bagi klien dan orang terdekat kliean

o Gali dan luruskan kesalahpahaman dan mitos tentang kehilangan anggota

tubuh atau fungsi tubuh, atas kemampuan untuk berfungsi dengan kodisi

tersebut.

o Antisipasi respons klien terhadap peristiwa yang kehilangan yang berupa

penolakan, syok, marah dan depresi.

o Waspadai pengaruh respon orang lain terhadap peristiwa kehilangan;

dorong orang terdekat klien untuk berbagi perasaan.

o Gunakan metode bermain peran untuk membantu klien menyampaikan

perasaannya.

o Gali arternatif yang realitis dan berikan dukungan pada klien.

o Gali dan kekuatan dan sumber-sember yang klien miliki.

o Bantu klien dengan memberikan revolusi begi perubahan citra tubuh akibat

pembedahan.

o Dukung sejumlah aktifitas yang dapat menjalankan seluruh tanggug jawab

perawatan diri secara bertahap, jika memungkinkan.

Lakukan penyuluhan kesehatan, sesuai indikasi.

o Jelaskan tentang sumber-sumber komunitas yang tersedia, jika dibutuhkan

o Ajarkan berbagai strategi untuk sehat.

Rasional

24

Page 25: MAKALAH KONSEP DIRI

Kontak sering yang dilakukan oleh pemberi asuhan menunjukkan penerimaan dan

dapat meningkatkan rasa percaya klien. Klien mungkinragu-ragu untuk mendekati

staf karena konsep diri yang negatif

Interaksi sosial dapat memperkuat kesan bahwa klien diterima dan bahwa sistem

pendukung sebelumnya masih ada.

Mengekspresikan perasaan dan persepsi yang dimiliki akan meningkatan

kewaspadaan diri klien serta membantu perawat merencanakan interveksi yang

efektif guna memenuhi kebutuhan klien.

Mengidentifikasi karasteristik serta kmekuatan personal dapat membantu klien

berfokus pada karasteristik positif yang mendukukng keseluruhan konsep diri, dan

bukan hanya pada perubahan citra tubuh yang dialami.

Diskusi yang jujur dan terbuka-mengungkapkan bahwa sejumlah perubahan akan

terjadi, tetapi dapat diatasi-meningkatkan perasaan kontrol klien.

Partisipasi klien dalam perawatan diri dan perencanaan mendukung koping yang

positif terhadap perubahan yang terjadi.

Konseling dengan tenaga bprofesional ditunjukan untuk klien dengan kekuatan ego

yang rendah dan sumber koping yang tidak adekuat.

Peningkatan interaksi sosial melalui keterlibatan klien disejumlah kelompok

memungkinkannya menerima stimulas sosial dan intelektual yanga akan

meningkatkan harga dirinya.

2. Harga diri rendah kronis

Yang berhubungan dengan :

Perubahan penampilan, gaya hidup, peran dan respon orang lain.

Perasaan terabaikan atau gagal, skunder.

Hubungan yang tidak memuaskan.

Kehamilan remaja.

Pembedaan gender pada pola membesarkan anak

Pengalaman menghadapi tindak kekerasan orang tua

Kehilangan peran dan tanggung jawab.

Kriteria Hasil

Individu akan mengidentifikasi aspek positif tentang dirinya dan mangaku bebas dari

berbagai gejala depresi.

25

Page 26: MAKALAH KONSEP DIRI

Indikator

Momodifikasi penghargaan-diri yang berlebihan dan tidak realitas.

Penyampaikan penerimaan atas keterbatasan yang ada

Menyampaikan persepsi yang tidak menghakimi tentang diri sendiri.

Mengurasi perilaku menyiksa diri sendiri.

Mulai mengambil resiko verbal dan perilaku.

Intervensi Umum

Bantu klien mengurangi tingkat kecemasan saat ini

Bagi dukungan pada klien, dan jaringan menghakiminya.

Tingkat sense of self klien.

o Tunjukan perhatian

o Hormati ruang pribadi klien

o Pejelas interpretasi anda tentang apa yang klien katakan atau alami

o Bantu klien untuk mengmukakan apa yang ungkapkannya secara non-

verbal

o Beri perhatian pada klien, terutama untuk perilakunya yang baru

o Dukung kebiasaan fisik yang baik

o Berikan semangat pada klien saat iya berupaya menyelesaikan sebuah

tugas atau keterampilan.

o Berikan umpan balik yang positif dan melakukan latihan pembangunan

o Ajarkan dan dorong klien untuk melakukan mendapatkan privasi

o Bantu klien membentuk ikatan personal yang tepat

Dorong klien menggunakan sumber koping yang ada

o Identifikasi area kekuatan pribadi klien

o Sampaikan hasil pengamatan anda pada klien

o Beri kesempatan klien untuk terlibat dalam aktivitas tersebut.

Bantu klien mengungkapkan pertanyaan positif maupun negatif.

o Gunakan pertanyaan dan pertanyaan terbuka

o Katkan Dorong klien untuk mrngungkapkan pertanyaan positif maupun

negatif

o Gunakan gerakan, seni, dan musik sebagain sarana ekspresi

26

Page 27: MAKALAH KONSEP DIRI

Beri kesempatan klien untuk melakukan sosialisasi yang positif

o Dorong klien untuk menghubungi teman dan orang terdekatnya melalui

telepon atau surat

o Libatkan klien dalam berbagai aktifitas, terutama yang menggunakan

kekuatan

o Jangan biarkan klien mengisolasi diri sendiri

o Sertakan klien dalam terapi kelompok pendukung

o Ajarkan klien berbagai keterampilan sosial sesuai dengan kebutuhan

o Dukung partisipasi klien untuk berbagi pengalaman serupa bersama

o Tentukan batasan untuk perilaku yang bermasalah seperti agresi, higiene

yang buruk, ruminasi, dan pemikiran bunuh diri.

o Persiapan klien untuk mengembangkan keterampilan sosial dan vokasional

o Bentuk upaya eksporasi-diri saat kecemasan klien brkurang dan rasa

percaya telah terbina.

Rasional

Individu dengan harga diri rendah biasanya mengalami kecemasan dan ketakutan.

Strategi yang diberikan berfokus pada upaya membantu klien menilai kembali

perasaan negatif tentang dirinya dan mengidentifikasi berbagai atribut yang positif.

Mamberikan peluan bagi klien untuk sukses dapat meningkatkan harga dirinya.

Upaya melibatkan klien dalam berbagai kegiatan penting untuk membantunya

mengembangkan tanggung jawab utama bagi perilakunya sendiri

Menyempaikan penerimaan terhadap perasaan klien dapat meningkatkan

penerimaan dirinya. ( Wahit Iqbal Mubarak dan Chayatin, 2008)

Membangun Konsep Diri

27

Page 28: MAKALAH KONSEP DIRI

Konsep diri adalah gambaran yang memiliki orang tentang dirinya sendiri.

Konsep diri merupakan gabungan dari keyakinan yang dimiliki orang tentang dirinya

sendiri, karakteristik fisik, psokologis, sosial dan emosional, aspirasi, dan prestasi. Semua

konsep diri mencangkup citra fisik yang psikologis diri. Konsep diri anak didasarkan atas

keyakinan anak mengenai pendapat orang-orang dekat (orang tua, guru, teman) tentang

dirinya. Kalau orang-orang dekat tadi menyenanginya, ia akan berfikir tentang dirinya.

(Munawir Yusuf, 2006)

28

Pikiran

Emosi

PenampilanFisik

Kesesuaian/ tidak dengan jenis kelamin

CitraPsikologis

CitraFisisk

IndividuTunggal

Kesesuaian/ tidak dengan jenis kelamin

Page 29: MAKALAH KONSEP DIRI

Konsep diri adalah bagian dari pola kepribadian dan merupakan bagian penting

dalam kepribadian. Stabilnya konsep diri akan mempermudah pemahaman anak tentang

dirinya sendiri. Stabilnya konsep diri akan mempermudah pemahaman anak tentang

dirinya sendiri. Kestabilan konsep diri anak bisa didapatkan melalui adalanya kesamaan

pandangan dari guru, orang tua, dan teman tentang dirinya.

29

Kesesuaian/ tidak dengan jenis kelamin

Kesesuaian/ tidak dengan jenis kelamin

CitraFisisk

Kepercayaan

Sosialisasi Bagus

Harga Diri

Realitas

Konsep Diri Positif

Tidak Mampu

Page 30: MAKALAH KONSEP DIRI

Kesadaran diri biasanya terjadi karena pandangan antara guru, orang tua, dan

teman tentang diri anak. Inti dari pola kepribadian andalah konsep diri anak dan konsep

ini mempengaruhi berbagai sifat. Peran unsur bawaan dalam perkembangan konsep diri

ditentukan oleh cara anak menginterprestasikan perlakuan orang lain. Anak yang lebih

pandai menginterprestasikan perasaan orang terhadap dirinya. Sebaliknya, anak yang

kurang cerdas sulit menginterprestasikan perasaan orang terhadap dirinya berdasarkan

yang dikatakan atau dilakukan orang lain. Pada waktu bayi masih berusia beberapa tahun,

ia mulai memberi respons kepada orang. Cara orang memperlakukan dirinya akan

mempunyai pengaruh yang sangat mendasar pada konsep diri yang sangat mendasar pada

konsep diri yang ia kembangkan dan penyusaiannya terhadap orang. Menurut Erikson,

masa bayi merupakan waktu berkembangnya kepercayaan atau ketidakpercayaan dasar.

Sesuatu yang dikembangkan akan menentukan bayi bereaksi terhadap orang dan situasi,

bukan pada saat itu, melainkan sepanjang hidupnya. (Munawir Yusuf, 2006)

Anak yang terlalu sering menjadi korban olok-olok teman sebayanya akan mudah

resah dan bereaksi sebagai anak yang tertekan, entah dengan menangis, marah atau

sekedar merengek. Biasanya ia akan menjadi sensitif. Anak yang merasa dirinya “buruk”

dan tidak seseorang pun menyukanya akan menyebabkan anak yang mempunyai konsep

diri yang buruk. Tanda-tanda anak yang buruk adalah sebagai berikut.

1. Menjadi resah dan marah bila diberi tahu ia balik.

2. Mengerjakan hal-haln yang buruk.

3. Tidak terpengaruh atau bahkan senang jika dikatakan nakal.

4. Kebiasaan-kebiasaan yang buruk.

Beberapa hal yang menyebabkan anak mengembangkan konsep diri yang buruk

antara lain.

30

Sisialisasi Kurang

Rendah Diri

Ragu-Ragu

Konsep Diri Positif

Page 31: MAKALAH KONSEP DIRI

1. Anak sering dikatakan jelek.

2. Jarang dipuji.

3. Kurang diperhatikan kebutuhannya.

4. Diharapkan terlalu banyak, padahal kemampuannya terbatas.

Jadi, dari satu sudut pandang, setiap pemeriksaan yang meminta subjek untuk membuat

laporan kognitif atau evaluatif tentang segala aspek yang relatif abadi dari diri mungkin

dapat ditafsirkan menjadi studi konsep diri. maka semua penelitian menggunakan

persediaan kepribadian atau wawancara mengacu pada diri karakteristik mungkin telah

dimasukkan. Namun, dalam mengumpulkan bahan pada setiap topik. (Ruth C.While,

1979)

Memang tidak dipungkiri bahwasannya jumlah aktivis islam semakin hari

semakin bertambah banyak. Tapi yang menjadi catatan penting disini adalah bahwa

beban dakwah ini belumloah seimbang dengan jumlah para pemikul bebannya-para

aktivitas islam. Bahkan waktu punseakakn tidak cukup untuk dipergunakan secara

sempurna untuk dakwah ini.. dakwah yang mungkin usianya jauh melebihi usia manusia

itu sendiri. Karena itu dibutuhkan kemampuan tarbaik manusia untuk mengembangkan

dakwah ini. Kemampuan itu yaitu kemampuan yang seyogyanya dimiliki setiap manusia

dengan spesifiknya masing-masing. Kemudian kita akan berfikir bagaimana setelkah

kemampuan terbaik itu bisa terlatih dan ternyata tidak mempengaruhi beban dakwah

yang tidak seimbang ini. Seakan apa yang kita lakukan mempengaruhi sedikit pun beban

dakwah ini. Dalam diri manusia rupanya terdapat dua buah kekuatan yaitu quwwatul

khair yang merupakan kekuatan kebaikan, sering disebut sisi positif maupun tindakan

positif dari kita. Sedangkan quwwatul syar, merupakan kebalikan dari quwwatul khair

yaitu, kekuatan kesehatan dalam diri manusia. Yang dimaksud menajemen diri dalam

pandangan islam adalah bagaimana memaksimalkan quwwatul khair dalam diri kita dan

mematikan quwwatul syar atau minimal menguranginya sekecil mungkin.

Untuk membangun konsep diri yang kuat nan kokok tidak bisa serta merta dibuat

dengan instan, namun merupakan suatu proses yang berat dan lama dan dimana semua

proses berat dan lama itu akan terasa ringan dengan keistiqomahan atau dalam bahasa lain

melalui kebiasaan-kebiasaan yang mapu membawa manusia membangun konsep diri

yang benar.

Pertama, kebiasaan i’tikaf. i’tikaf membantu jika membuat pemahaman diri yang sangat

mendalam. Dengan pemahaman diri yang mendalam maka akan diperoleh ketenangan,

dan ketenangan itu adalah pintu keterarahan. Ketika kita sudah memiliki keterarahan

31

Page 32: MAKALAH KONSEP DIRI

makan bisa dipastikan tindakan kita, emosi kita dan kecil apapun hal yang kita lakuakan

berada dalam kontrol kesadaran kita.

Kedua, kebiasaan berfikir. Jelas kebiasaan ini erat hebungannya dengan penambahan

kapasitas bagi manusia. Telah banyak dijelaskan dalam Al-Qur’an tentang hal ini. Kita

bahkan bisa melakukan kebiasaan ini dimana saja dan kapan saja.

Ketiga, keterampilan berbicara. Dalam hal ini jangna diartikan kebiasaan banyak bicara

meskipun lihai dan indah karena berbicara itu bagaikan pisau bermata dua, disatu sisi bisa

membawa kebaikan tapi bila kita salah mengarahkan pisau itu maka kitalah yang akan

kena. Rasulullah SAW pernah bersabda : ‘Barang Siapa yang bermain kepada Allah dan

hari akhir, hendaknya ia mengatakan yang baik atau diam.”

Keempat, Kebiasaan untuk serius. Q.S Al Hadiid : 16 merupakan ayat teguran kepada

orang islam yang masih sering bercandah dalam berdawah. Karena dakwah islam ini

adalah dakwah serius, yang harus kita lakukan adalah memadukan segala daya dan

kekuatan dan mengkostentrasikannya dalam sebuah tujuan atau sasaran yang ingin

dicapai.

Kelima, pertaubatan berkala yaitu semacam muhasabah tetapi secara berskala. Sekaligus

mahasabah ini bisa dijasikan koreksi pada diri kita selama ini. Ali Bin Abi Thalib

menganjurkan supaya tiap pekan kita menulis kebaikan-kebaikan yang telah kita lakukan

dan keburukan-keburukan yang juga telah kita lakukan supaya kita dapat membuat

komprasi keduanya dan kemudian memperbaruhi taubat.

Kelima kebiasaan itu merupakan salah satu dari banyaknya instrumen dalam

rangka membangun konsep diri seorang muslim. (Akhanggit’s,2010)

Unsur-Unsur Konsep Diri

A. Perbedaan Jenis Kelamin

Pada Usia 3-4 tahun, anak sadar akan jenis kelaminanya dan menggunakan tanda-

tanda, seperti potongan rambut dan pakaian untuk membedakannya.kesadarannya akan

perbedaan, minat, bakat, dan prestasi berkembang setelah anak masuk sekolah, secara

berangsur akan ada bobot kesadaran mengenai kejahatan dan kewanitaan.

B. Peran Menurut Jenis Kelamin

Anak belajar perilaku yang sesuai dengan jenis kelaminnya dengan cara

beridentifikasi dengan orang tuanya lewat pendidikan atau tekanan orang tua. Kemudian

32

Page 33: MAKALAH KONSEP DIRI

anak beridentifikasi dengan lingkungan dan media massa. Sikap sosial terhadap peran

kedua jenis kelamin menjadi bagian yang penting terhadap konsep diri anak.

C. Perbedaan Kelas Sosial

Anak persekolahan mulai menyadari bahwa ada perbedaan antara apa yang

dimiliki orang dan cara orang hidup. Ia belajar bahwa hal-hal tersebut berkaitan dengan

pekerjaan orang tuanya dan orang tertentu dianggap ‘kaya’ atau ‘miskin’. Mereka

menambahkan arti itu pada konsep dirinya. Makin baik penerimaan sosial bagi anak,

makin besar bobot emosional yang ia berikan pada keanggotaan kelas sosial. Perlakuan

yang tepat akan memberikan kepercayaan diri anak untuk berkembang. Dorongan kepada

anak untuk memiliki keberanian tanpa terlalu banyak tekanan akan membangunnya

menjadi anak yang memiliki konsep diri dan kepribadian yang bagus.

Anak-anak yang menarik diri akan makin terpuruk jika konsep diri mereka tidak

segera dibangun. Mereka menarik diri dari lingkungan sosial sekitar pada dasarnya

karena konsep diri mareka yang buruk. Konsep diri adalah inti dari kepribadian. Jadi,

kepribadian anak yang menarik diri yang tampak sehari-hari dalam berinteraksi sosial

hanyalah kepribadian yang buruk. Tentu hal ini sangat tidak diinginkan, baik dari orang

tua maupun guru. Untuk memperbaiki kepribadiannya, orang tua atau guru lebih baik

tahu terlebih dahulu tentang pola kepribadian anak. Menurut Thomas A.S. Chess & H.G

Birch, pola kepribadian merupakan bentukan dari temperamen dan lingkungan yang

terus-menerus saling memengaruhi. Jika kedua pengaruh itu harmonis, orang dapat

mengharapkan perkembangan anak yang baik. Jika pengaruh itu tidak harmonis, masalah

perilaku akan muncul. Faktor bawaan tentu saja sudah tidak bisa kita ubah, tetapi kita

dapat mengubah dua faktor lainnya sebagai penentu kepribadian anak, yaitu faktor

pengalaman awal anak dilingkungan keluarga dan pengalaman anak dilingkungan lain.

(Munawir Yusuf, 2006)

Konsep Diri & Kopetensi

Kompetensi itu adalah kemampuan seseorang dalam mentrasfer akil dan

pengetahuan terhadap situasi baru, lingkungan baru atau tugas-tugas baru. Lalu apa

hubungannya dengan konsep diri? Dari defenisi diatas dapat dilihat hubungan itu sangat

jelas. Kalau anda punya keahlian atau pengetahuan yang bagus dibidang tertentu, namun

anda minder, kira-kira apa yang terjadi? Keminderan anda akan mengalahkan keahlian

33

Page 34: MAKALAH KONSEP DIRI

dan pengetahuan anda. Hubungan antara konsep-diri dan kompetensi itu bertemu pada

titik yang dijelaskan melalui istilah-istilah dibawah ini

1. Kepercayaan diri (self-confidence). Orang yang kompoten memiliki kepercayaan-diri

yang bagus. Untuk memiliki kepercayaan ini diperlukan konsep-diri yang bagus. Dalam

teori kompotensi, ada sejumlah istilah yang pengertiannya kira-kira sama dengan

kepercayaan diri ini. Beberpa istilah diantaranya:

o Decisivenness

o Ego strenght

o Independence

o Strong-self concept

o Willing to take responsibility

2. kendali-diri (self-control). Orang yang kompoten pasti memiliki kemampuan yang

bagus dalam mengendalikan-diri. Kendali-diri terkait dengan bagaimana orang punya

persepsi terhadap dirinya. Orang yang punya persepsi lemah biasanya seelalu menuding,

menyalah atau mendandalkan orang lain. Sebaiknya, orang yang persepsinya kuat lebih

memfokuskan perhatiannya pada dirinya (kemampuan, peluang, kapasitas, dst)

3. Keharmonian-diri (interoersonal skill). Orang yang kompoten punya kemampuan

dalam menciptakan hubungan yang harmonis dengan dirinya, ini kerap disebut dengan

istilah interpersonal skill atau keahlian dalam menjalin hubungan dengan diri sendiri (ke

dalam). Untuk bisa menciptakan hubungan seperti ini diperlukan konsep diri yang bagus.

Banyangkan kalau misalnya anda punya konsep-diri negatif. Apakah akibatnya? Pasti

kesimpulannya yang akan tercetak adalah tidak bisa menerima diri sendiri secara utuh,

konflik-diri, kufur-diri, dan semisalnya. Hubungan semacam ini, selain bisa menganggu

hubungan kita dengan orang lain. Orang yang harmonis denagn dirinya akan harmonis

pula dengan orang lain. (Cereer,Business & Life, 2007)

Konsep Diri & Proses Keperawatan

Dalam mengkaji konsep diri, perawat mengumpulkan data objektif dan subjektif

yang berfokus pada stesor konsep diri baik yang aktual maupun potensial dan perilaku

yang berkaitan dengan perubahan konsep diri. Contoh stresor yang mungkin dirasakan

perawat selama mengumpulkan riwayat keperawatan termasuk kehilangan pekerjaan,

awitan penyakit kronis, atau tuna wisma. Data objektif selanjutnya termasuk perilaku

yang diperlihatkan oleh klien, seperti preokupasi terhadap perubahan citra tubuh,

34

Page 35: MAKALAH KONSEP DIRI

keengganan untuk mencoba hal-hal baru, dan intekasi verbal dan non verbal antara klien

dengan orang lain. Data pengkajian membutuhkan interprestasi yang cermat oleh

perawat. Klien dengan batasan karakteristik untuk ganguan kosep diri mungkin

menunjukkkan diagnosa keperawatan yang berkaitan dengan defenisi identitas, citra

tubuh, harga tubuh, atau kinerja peran. Peristiwa yang mempunyai dampak pada ‘diri’

menimbulkan stresor pada konsep diri. Jika stresor cukup besar, atau jika stresor

ditimbulkan pada klien dalam priode yang cukup lama, maka klien akan menjadi

simpomatis. (Potter & Perry, 2005)

Dimensi-Dimensi Konsep Diri

Calhoum dan acocella menjelaskan bahwa konsep diri terbagi atas tiga dimensi

yaiutu meliputi :

1. Pengetahu8an terhadap diri sendiri yaitu seperti usia, jenis kelamin, kebangsaan,

suku pekerjaan dan lain-lain, yang kemudian menjadi daftar julukan yang

menempatkan seorang kedalam kelompok sosial, kelompok umur, kelompok

suku bangsa maupun kelompo-kelompok tertentu lainnya.

2. Setelah orang tua, kelompok teman sebaya juga cukup mempengaruhi konsep diri

individu. Penerimaan maupun penolakan kelompok teman sebaya terhadap

seorang anak akan berpengaruh pada konsep diri anak tersebut. Peran yang diukir

anak dalam kelompok sebayanya dapat memberi pengaruh yang dalam pada

pandangannya tentang dirinya sendiri dan peran ini, bersama dengan penilaian

diri yang dimilikinya akan cenderung terus berlangsung dalam hubungan sosialo

ketika ia dewasa.

3. Sama seperti orang tua dan teman sebaya, masyarakat juga memberitahu individu

bagaimana mendefenisikan diri sendiri. Penilaian dan pengharapan masyarakat

terhadap individu dapat masuk kedalam konsep diri individu dan individu akan

berprilaku sesuai dengan pengharapan tersebut.

4. Konsep diri merupakan hasil belajar. Belajar dapat didefenisikan sebagai

perubahan psikologis yang relatif permanen yang terjadi dalam diri seseorang

sebagai akibat dari pengalaman. Dalam mempelajari konsep diri, terdapat tiga

faktor utama yang harus dipertimbangkan, yaitu : aosiasi, ganjaran dan motivasi.

(Taylor dalam Agustiana, 2006)

Sumber Informasi Untuk Konsep Diri.

35

Page 36: MAKALAH KONSEP DIRI

Calloun dan Acecella (1990) mengungkapkan ada beberapa sumber informasi

untuk konsep diri seseorang yaitu:

1. Orang Tua

Orang tua adalah kontak sosial yang paling awal kita alami dan yang paling

berpengaruh. Orang tua sangat penting bagi seorang anak, sehingga apa yang mereka

komunikasikan akan lebih berpengaruh daripada informasi lain yang diterima anak

sepanjang hidupnya. Orang tua memberikan arus informasi yang konstan mengenai

diri anak. Orang tua juga membantu dalam menetapkan pengharapan serta

mengerjakan anak bagaimana menilai diri sendiri. Pengharapan dan penilaian

tersebut akan terus terbawa sampai anak menjadi dewasa.

2. Teman Sebaya

Setelah orang tua atau kelompok teman sebaya juga cukup mempengaruhi konsep

diri individu. Penerimaan maupun penolakan sekolompok teman sebaya atau

terhadap seseorang anak dalam kelompok teman sebayanya dapat memberi pengaruh

yang dalam pada pandangannya tentang dirinya sendiri dan peranan ini, bersama

dengan penilaian diri yang dimilikinya akan cenderung terus berlangsung dalam

hubungan sosial ketika ia dewasa.

3. Masyarakat

Sama seperti orang tua dan teman sebaya, masyarakat juga memberitahu individu

bagaimana mendefenisikan diri sendiri. Penilaian dan pengharapan masyarakat

terhadap individu dapat masuk kedalam konsep diri individu dan individu akan

berprilaku sesuai dengan penghargaan tersebut.

4. Belajar

Konsep diri merupakan hasil belajar. Belajar dapat didevenisikan sebagai perubahan

psikologis yang relatif permanen yang terjadi dalam diri seseorang sebagai akibat

dari pengalaman. Dalam mempelajari konsep diri, terdapat tiga faktor utama yang

harus dipertimbangkan, yaitu: asosiasi, ganjaran dan motivasi. (Taylor dalam

Agustiana, 2006)

36

Page 37: MAKALAH KONSEP DIRI

bukan untuk mengatakan dua konstruksi tidak berhubungan atau bahwa konsep

diri harus dipandang sebagai terpisah dan independen dari konteksnya, melainkan itu

berarti bahwa studi menyelidiki baik membangun cenderung memiliki penekanan yang

berbeda dan fokus. Namun, konsep diri dapat ia mengerti sebagai dasar yang mendasari

di mana seorang individu membangun identitas mereka dalam kaitannya dengan konteks

yang spesifik.

Konsep diri adalah "mobile" inti kesadaran diri bahwa seseorang memegang dan

membawa bersama mereka ke berbagai konteks yang berbeda; identitas ini kemudian

dibangun di dasar sebuah individu konsep diri tapi lebih mengutamakan hubungan antara

individu rasa diri dan konteks sosial tertentu atau komunitas praktek. Berbagai identitas

Seorang pelajar yang hkely pada gilirannya mempengaruhi mereka konsep diri dan dua

yang paling mungkin terbaik dipahami sebagai timbal balik saling terkait. Diagram di

atas (Gambar 2.1) yang Dimaksudkan untuk memfasilitasi pemahaman tentang

bagaimana buku ini conceives konsep diri dan hubungannya dengan diri ini terkait

konstruksi lainnya:

Pertama, diagram mendefinisikan konsep diri sebagai termasuk kognitif dan afektif diri

keyakinan. Ini menunjukkan bagaimana konsep diri adalah membangun lebih global yang

subsumes konstruksi lainnya psikologis lebih erat domain-spesifik, seperti self-efficacy.

aspek kepercayaan diri L2 linguistik dan pengetahuan orang. Di latar belakang. semua

konstruksi diri dipandang sebagai kontribusi untuk berbagai tingkat untuk merasakan

dunia individu harga diri. Akhirnya, diagram menggambarkan bagaimana konsep diri

membentuk dasar dari mana seorang individu membangun identitas mereka dalam

kaitannya dengan konteks tertentu, nyata atau dibayangkan. Semua konstruksi

dipengaruhi oleh konteks sociocuitural, pendidikan dan berbagai pribadi. (Sarah Mercer,

2011)

37

Page 38: MAKALAH KONSEP DIRI

Meskipun model ini menunjukkan bahwa seorang individu membawa mereka konsep diri

dengan mereka ke dalam setiap konteks dan interaksi, harus jelas bahwa itu dapat

berubah untuk berbagai tingkat sebagai hasilnya dan tidak boleh ia dipandang sebagai

konstruksi statis meskipun mungkin mempertahankan tingkat tertentu stabilitas.

Umumnya, baik peneliti dan pendidik manfaat dari definisi yang jelas dan pemahaman

konstruksi diri dan, dengan demikian, ada kebutuhan untuk penelitian untuk dia tepat dan

spesifik dalam penggunaan diri yang berhubungan dengan istilah. Meskipun ada banyak

titik persimpangan dan daerah kesamaan antara konstruksi yang berbeda, memang.

beberapa mungkin mempertanyakan sampai sejauh mana itu adalah possthk. untuk

membedakan mahal di antara mereka, sifat dinamis dari konsep diri tergantung pada

konteks (lihat, misalnya, I-Iarter 1998). sebagai akan sejalan dengan lebih soeio-

konstruktivis pendekatan untuk mempelajari konstruksi diri (Martin 2007). Tapi kita yet5

studi yang mengambil pendekatan yang lebih terletak untuk memeriksa variasi

kontekstual dan pengaruh tetap relatif jarang.

Kedua, pertanyaan mendasar telah diajukan tentang apakah konsep diri memang secara

hirarkis terstruktur sama sekali, atau apakah struktur hirarkis mungkin sebenarnya

mencerminkan prosedur statistik dari mana kaki telah muncul. Karena dominasi lapangan

dengan metode kuantitatif, sebagian besar menggunakan semua sama diri deskripsi

kuesioner, disarankan agar pendekatan, penelitian berbeda secara kualitatif berorientasi

dapat memberikan interpretasi alternatif dan wawasan untuk melengkapi temuan dari

studi yang ada. Secara khusus, mengingat kompleksitas yang melekat pada konsep diri

sebagai konstruksi mental, pendekatan penelitian kualitatif juga mungkin akan lebih

cocok untuk menangkap beberapa kompleksitas ini di situ seperti yang fenomenologis

dialami individu dan dengan demikian juga mengungkapkan variasi antar pelajar

mungkin.

Konsep Diri dalam Domain Bahasa Asing

Dalam psikologi, sebagian besar penelitian melihat domain lisan telah berfokus pada

diri-konstruksi dalam kaitannya dengan LI (lihat, misalnya Marsh dan Yeung 1998;.

Pajures dan Valiante 1997; Pajares dkk 2000;. Schunk 20031, dan memiliki menjadi

hanya sejumlah studi yang telah meneliti konstruk berkaitan dengan domain FLL (Lau

et al, 1999; Marsh et di 2000a, 2001;. Ycung dan Wong 2004) dalam satu studi

tersebut, Yeung dan Wong (2004).

38

Page 39: MAKALAH KONSEP DIRI

Joana Umum Bahasa Self

Melanjutkan analisis dengan turun Marsh dan (1985) model hirarki Shavelson dalam

hal kekhususan meningkat, relevan berikutnya konsep diri seseorang akan mencapai

akan menjadi "verbal konsep diri akademis". Di Marsh et al, 's (1988) elaborasi

teoritis dari Marsh dan Shavelsen (1985) model, penulis menyarankan segi ini

terutama akan menggolongkan bahasa berbasis keterampilan, seperti bahasa ibu

(biasanya diwakili b bahasa Inggris) dan bahasa asing sebagai subyek% baik d seperti

sejarah dan geografi. Biasanya penekanan dalam riset ini domain akademik erbal telah

hampir secara eksklusif pada ibu (LI) kemampuan lidah, dengan sedikit penelitian

memeriksa setiap aspek yang terpisah lain dari domain ini. Dalam studi ini, saya telah

memilih untuk merujuk pada tingkat konsep diri sebagai "bahasa umum konsep diri"

karena dua alasan: pertama, untuk menekankan fokus dalam penelitian ini di domain

umum bahasa umum yang menyatukan keyakinan tentang baik asing bahasa dan

bahasa ibu konsep diri dan kedua, untuk mencerminkan tidak adanya dalam

pengaturan penelitian lainnya seharusnya bahasa berbasis mata pelajaran yang

disarankan oleh model, seperti sejarah dan geografi. Keberadaan domain bahasa

umum tersirat dalam data melalui cara Joana mengungkapkan keyakinan tentang

kemampuan bahasa pada umumnya dan dalam cara di mana ia membandingkan

dirinya Li ((krman; keterampilan dan asing nya bahasa keterampilan, terutama dalam

konteks tertentu: Umumnya. Joana tampaknya membuat hubungan yang jelas antara

kemampuan bahasa ibu dan bunga dalam bahasa Jerman dan keputusannya untuk

belajar bahasa asing. Memang, dia bahkan tidak merasa perlu untuk memperluas ini

atau menjelaskan hubungan yang dirasakan, karena tampaknya menjadi jelas baginya,

sebagai ekstrak data di bawah ini menunjukkan.

konsep diri tidak ada tetapi lebih karena itu mungkin tidak dipandang relevan

oleh peserta didik dalam konteks ini, atau itu mungkin tidak lagi relevan untuk tingkat

lanjutan dari peserta didik untuk siapa lebih domain-spesifik konsep diri mungkin

lebih dominan (ci. Harter 1999a, 2006; Jacobs ci tahun 2002:. Marsh dan Ayotte

2003). Penelitian lebih lanjut oleh karena itu diperlukan dengan berbagai tingkat

peserta didik untuk mengeksplorasi sejauh mana individu mungkin memiliki berbeda

Li dan L2 konsep diri dan apakah ada mungkin ia konteks tertentu di mana peserta

didik dapat memilih untuk merujuk kepada bahasa umum konsep diri. (Sarah Mercer,

2011)

39

Page 40: MAKALAH KONSEP DIRI

BAB III

SOAL LATIHAN

1. Apakah yang dimaksud dengan Konsep diri (self consept)?

2. Sebutkan Jenis-Jenis Konsep Diri!

3. Konsep Diri Positif Anak dapat diperoleh dengan...

4. Apa saja yang menyebabkan anak mengembangkan konsep dirinyang buruk!

5. Sebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi Konsep Diri!

40

Page 41: MAKALAH KONSEP DIRI

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan : Keseimbangan berbagai Konsep Diri ; Gambaran diri, ideal diri, harga

diri, peran dan identitas diri sangat mempengaruhi kesehatan individu.

Kerena dengan individu konsep diri yang baik/sehat akan memiliki

keseimbangan dalam kehidupan. Faktor-faktor penting yang terdapat

dalam konsep diri memiliki fungsi pemahaman kita terhadap

perubahan-perubahan yang terjadi di dalam diri setiap individu.

Mengaktualisasikan sikap-sikap secara tepat, baik terhadap diri sendiri

ataupun orang lain sebagai suatu pengolahan dasar pemikiran yang

positif.

Saran : Disarankan setelah membaca makalah ini dan memahaminya agar

diaplikasikan ilmunya dalam kehidupan sehingga, sikap saling mengerti

dan menghargai sesama manusia lebih baik

41

Page 42: MAKALAH KONSEP DIRI

DAFTAR PUSTAKA

Suliswati, dkk. (2005). Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan Jiwa, Jakarta : EGC

Mubarak, Wahit Iqbal dan Nurul Chayatin. (2008). Buku Ajar Kebutuhan Dasar

Manusia, Jakarta: EGC

Wong, Donna L., Dkk. (2009). Buku Ajar Keperawatan Pediaktrik, Jakarta: EGC

Hidayat, A.Aziz Alimun (2002). Kubutuhan Dasar Manusia, Jakarta: EGC

Potter & Perry. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Volume 1. Jakarta: EGC

Surya, Hendra. (2007). Percaya Diri Itu Penting. Jakarta: Elex Media Komputindo

Yusuf, Munafir & Intan safitri. (2006). Bereaksi Menarik Diri. Solo: Tiga Serangkai

Baedyan.(2007). Kompotensi Kunci Dalam Berprestasi. Jakarta: Bee Media Indonesia

Wylie, Ruth C. (1979). The Self Concept, Volume 2. USA: Nebraska Press

Mercer, Sarah. (2011). New York: Springer

http://andaners.wordpress.com/2009/04/20/konsep-diri-self-concept.html

http://ainamq.multiply.com/journal/item/115-show_interstitial.html

http://akhanggit.wordpress.com/2010/07/12/membentuk-konsep-diri.html

http://naifu.wordpress.com/2010/07/02/gangguan-jiwa.com

42

Page 43: MAKALAH KONSEP DIRI

http:www.foxisofware.com

43