140
MATEMATIKA EKONOMI

MATEMATIKA EKONOMI - UIN Sunan Ampel Surabayaie.febi.uinsby.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/...Eksponen (exponent) berarti indikator pangkat dimana suatu variabel harus dipangkatkan,

  • Upload
    others

  • View
    23

  • Download
    1

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: MATEMATIKA EKONOMI - UIN Sunan Ampel Surabayaie.febi.uinsby.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/...Eksponen (exponent) berarti indikator pangkat dimana suatu variabel harus dipangkatkan,

MATEMATIKA EKONOMI

Page 2: MATEMATIKA EKONOMI - UIN Sunan Ampel Surabayaie.febi.uinsby.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/...Eksponen (exponent) berarti indikator pangkat dimana suatu variabel harus dipangkatkan,

Sanksi Pelanggaran Pasal 72 Undang-undang Nomor 19 Tahun 2002 Perubahan atas Undang-undang Nomor 7 Tahun 1987 Perubahan atas Undang-undang Nomor 6 Tahun 1982 Tentang Hak Cipta 1. Barang siapa dengan sengaja dan tanpa hak melakukan

perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) atau Pasal 49 ayat (1) dan ayat (2) dipidana dengan pidana penjara masing-masing paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp. 1.000.000,00 (satu juta rupiah), atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp. 5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah).

2. Barang siapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan atau menjual kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta atau Hak Terkait sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp. 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).

Page 3: MATEMATIKA EKONOMI - UIN Sunan Ampel Surabayaie.febi.uinsby.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/...Eksponen (exponent) berarti indikator pangkat dimana suatu variabel harus dipangkatkan,

Sri Subanti

MATEMATIKA EKONOMI

SEBELAS MARET UNIVERSITY PRESS

Page 4: MATEMATIKA EKONOMI - UIN Sunan Ampel Surabayaie.febi.uinsby.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/...Eksponen (exponent) berarti indikator pangkat dimana suatu variabel harus dipangkatkan,

Perpustakaan Nasional : Katalog Dalam Terbitan (KDT)

Sri Subanti

Matematika Ekonomi. Cetakan ke-1 . Surakarta . UNS Press . 2015

viii + 132 Hal; 16 x 24.5 cm

MATEMATIKA EKONOMI.

Hak Cipta @ Sri Subanti. 2015

Penulis

Dr. Sri Subanti, M.Si.

Editor

Arif Rahman Hakim, S.E., M.SE.

Dwi Setiawan

Ilustrasi Sampul

UNS PRESS

Penerbit

Penerbitan dan Pencetakan UNS

Jl. Ir. Sutami 36 A Surakarta, Jawa Tengah, Indonesia 57126

Telp. 0271-646994 Psw. 341 Fax. 0271-7890628

Website : www.unspress.uns.ac.id

Email : [email protected]

Cetakan 1, Edisi I, Agustus 2015

Hak Cipta Dilindungi Undang-undang

All Right Reserved

ISBN 978-979-498-999-9

Page 5: MATEMATIKA EKONOMI - UIN Sunan Ampel Surabayaie.febi.uinsby.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/...Eksponen (exponent) berarti indikator pangkat dimana suatu variabel harus dipangkatkan,

v

KATA PENGANTAR

Tidak ada kata yang paling baik dan indah kecuali mengucap syukur Alhamdulillahirabil-alamin kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan

nikmat, rahmat dan karunia-Nya, akhirnya penulisan buku Matematika

Ekonomi ini dapat terselesaikan.

Penulis menyadari bahwa penulisan buku Matematika Ekonomi

ini tidak terlepas dari peran dan dukungan berbagai pihak di Prodi

Statistika dan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Alam Universitas Sebelas Maret. Pada kesempatan ini penulis menyam-

paikan ucapan terima kasih kepada:

1. Suami tercinta Drs. H.A. Jazuli atas kerelaan, kesabaran dan

kesetiaannya hidup bersamaku, yang membimbing untuk menjadi

lebih sabar, lebih baik, dan lebih bijak.

2. Kedua anakku Arif Rahman Hakim, SE., M.SE dan Inaki Maulida

Hakim, ST, MT yang telah bersedia untuk mengorbankan banyak hal

untuk mamah, dan memberikan kebahagiaan yang tiada taranya, serta

kalian berdua juga membantu penyelesaian buku ini, terima kasih ya

sayaang untuk kedua anak mamah.

3. Kedua menantuku dr. Riski Prihatningtias, SpM dan Anwar Efendy,

ST yang telah memberi dukungan dan motivasi serta yang menyejuk-

kan hati mamah dalam segala hal.

4. Para mahasiswa yang telah membantu pengetikan penulisan buku ini.

Terima kasih kepada pihak lain yang terlibat langsung maupun tidak

langsung yang juga membantu tetapi tidak disebutkan di sini atas

bantuannya, sehingga buku ini dapat selesai. Akhirnya kepada semua

pihak yang berhubungan dengan penulisan buku Matematika Ekonomi

apabila selama ini ada banyak hal yang tidak berkenan, penulis mohon

maaf. Kiranya buku Matematika Ekonomi ini masih banyak kekurangan,

penulis menerima kritik dan saran demi kesempurnaan buku ini. Semoga

Allah SWT selalu meridhloi kita untuk menjadi makhlukNya yang pandai

bersyukur. Amin

Surakarta, Agustus 2015

Penulis

Dr. Sri Subanti, M.Si

Page 6: MATEMATIKA EKONOMI - UIN Sunan Ampel Surabayaie.febi.uinsby.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/...Eksponen (exponent) berarti indikator pangkat dimana suatu variabel harus dipangkatkan,

vi

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................... v

DAFTAR ISI .................................................................................. vi

DAFTAR GAMBAR ........................................................................ viii

BAB I. HIMPUNAN ................................................................ 1

A. Pengertian Himpunan .............................................. 1

B. Macam-macam Himpunan ...................................... 1

C. Relasi Antar Himpunan ............................................ 2

D. Operasi Himpunan .................................................. 3

E. Sifat-sifat Operasi Antar Himpunan ......................... 3

BAB II. FUNGSI LINIER DAN FUNGSI NON LINIER .......... 5

A. Pengertian Fungsi .................................................... 5

B. Penggolongan Fungsi .............................................. 5

C. Fungsi Eksponensial dan Logaritma ....................... 7

D. Fungsi Linier ........................................................... 9

E. Fungsi Linier Dalam Ekonomi ................................ 10

F. Perpajakan ............................................................... 10

G. Fungsi Non Linier ................................................... 14

H. Fungsi Kuadrat dalam Ekonomi ............................... 16

Contoh-Contoh Soal 16

BAB III. APLIKASI FUNGSI DALAM EKONOMI ................. 29

A. Fungsi dan Curve Permintaan (Demand) ................. 29

B. Fungsi Curve Penawaran (Supply) .......................... 30

C. Keseimbangan Pasar (Market Equilibrium) ............ 31

D. Subsidi ...................................................................... 33

E. Monopoli dan Pengaruh Pajak ................................. 36

Page 7: MATEMATIKA EKONOMI - UIN Sunan Ampel Surabayaie.febi.uinsby.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/...Eksponen (exponent) berarti indikator pangkat dimana suatu variabel harus dipangkatkan,

vii

BAB IV. DIFERENSIAL DAN INTEGRAL .............................. 37

A. Diferensial ............................................................... 37

B. Integral .................................................................... 47

BAB V. PENERAPAN GRAFIK DAN PERSAMAAN

DALAM ILMU EKONOMI ........................................ 51

A. Teori Permintaan ..................................................... 51

B. Teori Utiliti ............................................................... 54

C. Efek Substitusi dan Efek Pendapatan ...................... 62

D. Permintaan Pasar dan Elastisitas Permintaan .......... 67

E. Permintaan Pariwisata ............................................. 70

BAB VI. APLIKASI DIFERENSIAL DAN INTEGRAL

DALAM EKONOMI ................................................... 79

A. Konsep Elastisitas ................................................... 79

B. Elastisitas Parsiil ..................................................... 84

C. Curve Biaya ............................................................. 85

D. Hasil Penerimaan Penjualan (Revenue) ................... 92

E. Keseimbangan dari Suatu Perusahaan dalam Pasar

Persaingan Murni ..................................................... 94

F. Laba Maksimal pada Monopoli................................ 96

BAB VII. ALJABAR DAN MATRIKS ....................................... 107

A. Matriks dan Vektor ................................................. 107

B. Model Linier dengan Pendekatan Matriks .............. 114

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................... 132

Page 8: MATEMATIKA EKONOMI - UIN Sunan Ampel Surabayaie.febi.uinsby.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/...Eksponen (exponent) berarti indikator pangkat dimana suatu variabel harus dipangkatkan,

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 5.1. Kurva Permintaan ................................................... 53

Gambar 5.2. Efek Subsitusi dan Efek Pendapatan Untuk Barang

Normal ..................................................................... 63

Gambar 5.3. Kurva Compensated Demand dan Uncompensated

Demand ................................................................... 65

Gambar 5.4. Kurva Permintaan Pasar .......................................... 68

Gambar 5.5. Konsumsi Pariwisata dan Barang Lain ................... 70

Gambar 5.6. Pengaruh Perubahan Pendapatan dalam Konsumsi

Pariwisata ................................................................. 74

Gambar 5.7. Pengaruh Perubahan Harga dalam Konsumsi

Pariwisata ................................................................. 75

Gambar 5.8. Efek Pendapatan dan Efek Substitusi pada

Permintaan Pariwisata .............................................. 76

Page 9: MATEMATIKA EKONOMI - UIN Sunan Ampel Surabayaie.febi.uinsby.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/...Eksponen (exponent) berarti indikator pangkat dimana suatu variabel harus dipangkatkan,

Matematika Ekonomi

1

BAB I

HIMPUNAN

A. Pengertian Himpunan

Himpunan adalah sekumpulan objek-objek (benda-benda real atau

abstrak) yang didefinisikan dengan jelas. Himpunan biasanya dinyatakan

dalam huruf kapital; ,...,, CBA atau ditandai oleh dua kurung kurawal,

{...} . Sedangkan anggota himpunan biasanya dinyatakan dalam huruf

kecil ; ,....,, cba

Jika x anggota himpunan ,A maka ditulis .Ax

Jika y bukan anggota himpunan ,B maka ditulis .By

Banyaknya anggota himpunan ,A ditulis )(An .

B. Macam-Macam Himpunan

Macam-macam Himpunan adalah sebagai berikut.

1. Himpunan kosong

Himpunan yang tidak mempunyai anggota dan ditulis dengan

simbol atau {}.

2. Himpunan semesta

Himpunan yang memuat semua anggota yang sedang dibicarakan,

biasanya ditulis dengan simbol .S

Himpunan Bilangan

Himpunan Bilangan Asli: ,...}3,2,1{N

Himpunan Bilangan Cacah: ,...}3,2,1,0{C

Himpunan Bilangan Bulat: ,...}1,0,1{...,Z

Page 10: MATEMATIKA EKONOMI - UIN Sunan Ampel Surabayaie.febi.uinsby.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/...Eksponen (exponent) berarti indikator pangkat dimana suatu variabel harus dipangkatkan,

Matematika Ekonomi

2

Himpunan Bilangan Rasional: }0,,:{ qZqpq

pQ

Himpunan Bilangan Real : R

3. Himpunan terhingga (finite) dan tak terhingga (infinite)

Himpunan terhingga (finite) adalah himpunan yang banyak anggota-

nya terhingga, yaitu himpunan kosong atau himpunan yang mempunyai n

elemen.

Contoh:

},,,{ dcbaA

{}B

Himpunan tak terhingga (infinite atau denumerable) adalah

himpunan yang berkorespondensi satu-satu dengan bilangan asli, yaitu

himpunan yang banyak anggotanya tak terhingga.

Contohnya seperti Himpunan bilangan genap, himpunan bilangan

ganjil, himpunan bilangan bulat, himpunan bilangan rasional, dan

sebagainya.

4. Himpunan Terhitung (countable) dan Tak Terhitung (uncountable)

Himpunan Terhitung adalah himpunan terhingga atau denumerable.

Contohnya:

Misalnya,

}4,3,2,1{A

ganjilbilanganhimpunanB

5. Himpunan Tak Terhitung adalah himpunan yang tidak terhitung.

Contohnya: realbilanganhimpunanR

C. Relasi Antar Himpunan

1. Himpunan equivalen

Dua himpunan yang memiliki banyak anggota yang sama. Jika A

equivalen ,B maka dinotasikan dengan .~ BA

Page 11: MATEMATIKA EKONOMI - UIN Sunan Ampel Surabayaie.febi.uinsby.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/...Eksponen (exponent) berarti indikator pangkat dimana suatu variabel harus dipangkatkan,

Matematika Ekonomi

3

2. Himpunan Bagian

Himpunan A dikatakan himpunan bagian dari himpunan B jika

setiap anggota A termasuk anggota ,B dinotasikan dengan .BA

3. Himpunan Kuasa

Himpunan yang anggotanya adalah himpunan-himpunan bagian dari

suatu himpunan.

D. Operasi Himpunan

1. Irisan

} :{ BxdanAxxBA

2. Gabungan

} :{ BxatauAxxBA

3. Penjumlahan

)}(,,:{ BAxBxAxxbA

4. Pengurangan

},:{\ BxAxxBABA

5. Komplemen

},:{ SxAxxAc

E. Sifat-Sifat Operasi Antar Himpunan

1. Sifat komutatif

ABBA

ABBA

2. Sifat asosiatif

CBACBA )()(

CBACBA )()(

Page 12: MATEMATIKA EKONOMI - UIN Sunan Ampel Surabayaie.febi.uinsby.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/...Eksponen (exponent) berarti indikator pangkat dimana suatu variabel harus dipangkatkan,

Matematika Ekonomi

4

3. Sifat distributif

)()()( CABACBA

)()()( CABACBA

4. Sifat Komplemen

, cAA

,SAA c

,)( AA cc

cS

ccc BABA )(

ccc BABA )(

Page 13: MATEMATIKA EKONOMI - UIN Sunan Ampel Surabayaie.febi.uinsby.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/...Eksponen (exponent) berarti indikator pangkat dimana suatu variabel harus dipangkatkan,

Matematika Ekonomi

5

BAB II

FUNGSI LINIER

DAN FUNGSI NON LINIER

A. Pengertian Fungsi

Jika ada suatu hubungan sedemikian hingga bila x diberikan suatu

nilai dan oleh hubungan itu dapat ditentukan suatu nilai y, maka

dikatakan bahwa y adalah fungsi dari x biasanya ditulis )(xfy .

x disebut variabel bebas (Independent variabel) dan y disebut dengan

variabel tak bebas (dependent variabel). y variabel tak bebas sebab

nilainya bergantung pada nilai x.

Himpunan yang dapat dijangkau oleh x dinamakan daerah asal

(domain) dari fungsi dan himpunan bilangan yang dapat dijangkau

disebut daerah hasil (range) atau daerah jangkauan dari fungsi. Dalam hal

ini x dan y merupakan pasangan urut ),( yx dimana x sebagai unsur

pertama dan y sebagai unsur kedua.

B. Penggolongan Fungsi

Fungsi dapat digolongkan menjadi beberapa macam (tergantung dari

sudut pandangnya):

1. Fungsi dilihat dari letak x dan y di dalam suatu persamaan.

Dibagi menjadi:

a. Fungsi Explisit, bila letak x dan y tak seruas, contoh: bay .

b. Fungsi Implisit, bila letak x dan y seruas, contoh: axy .

Pada umumnya setiap fungsi Explisit dapat dirubah menjadi fungsi

implisit, tetapi tidak seluruhnya fungsi implisit dapat dirubah ke bentuk

fungsi Explisit.

Page 14: MATEMATIKA EKONOMI - UIN Sunan Ampel Surabayaie.febi.uinsby.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/...Eksponen (exponent) berarti indikator pangkat dimana suatu variabel harus dipangkatkan,

Matematika Ekonomi

6

Contoh:

13 xy -----------> fungsi Impisit. Dapat ditulis 13 xy atau

013 xy -----------> fungsi Implisit, tetapi pandang fungsi

3)sin( xy ------> fungsi implisit. Apakah dapat dirubah menjadi fungsi

eksplisit?

2. Dilihat dari derajat pangkat x.

Dibagi menjadi:

a. Fungsi linier/pangkat satu, bila x berpangkat satu.

Bentuk umum: 0 , mnmxy .

b. Fungsi kuadrat, bila x berpangkat dua.

Bentuk umum: 0 ,2 acbxaxy .

c. Fungsi pangkat tinggi, bila x berpangkat lebih dari tiga.

Bentuk umum: 0

1

1 .... axaxay n

n

n

n

01,..., ,0 aaa nn (konstanta), .3n

3. Dilihat dari operasi fungsi

Fungsi digolongkan menjadi dua:

a. Fungsi Aljabar

Fungsi aljabar digolongkan menjadi:

1) Fungsi Rasional

a) Fungsi rasional bulat

Bentuk umum: n

nxaxaay ...10

naaa ,...,, 10 (konstanta) 0n

b) Fungsi Rasional Pecah

Bentuk umum: n

n

n

n

xaxbb

xaxaay

...

...

10

10

2) Fungsi Irrasional

Bentuk umum: m

mxaxaay ...10 , m bilangan riil.

b. Fungsi Transeden

Fungsi transeden dibagi menjadi dua:

Page 15: MATEMATIKA EKONOMI - UIN Sunan Ampel Surabayaie.febi.uinsby.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/...Eksponen (exponent) berarti indikator pangkat dimana suatu variabel harus dipangkatkan,

Matematika Ekonomi

7

1) Fungsi Exponen: Bentuk umum: ,xby

2) Fungsi Logaritma: misal: ,loglog axy

3) Fungsi Trigonometri: misal: ,cos2sin xxy

4) Fungsi Hyperbolik: misal: xyxy tanarc,cos arc .

C. Fungsi Eksponensial dan Logaritma

1. Fungsi Eksponensial

Eksponen (exponent) berarti indikator pangkat dimana suatu

variabel harus dipangkatkan, dimana eksponennya berupa konstanta.

Dalam bentuk sederhana, fungsi eksponensial dapat digambarkan dalam

bentuk :

( ) ,( 1)ty f t b b

Dimana y adalah variabel tidak bebas, t adalah variabel bebas, dan

b menunjukkan basis (base) eksponen yang tetap.

Jika fungsi eksponensial menggunakan basis berupa bilangan

irrasional e = 2,718. Fungsi eksponensial seperti ini disebut fungsi

eksponensial natural. Contohnya antara lain: ty e ,

3ty e , dan

rty Ae .

2. Fungsi Logaritma

Bila ada angka 4 dan 16, kedua angka ini dapat dihubungkan oleh

persamaan 24 16 . Jika didefinisikan eksponen 2 sebagai logaritma dari

16 dengan bilangan poko 4, maka dapat ditulis :

4log 16 2

Logaritma adalah pangkat dari bilangan pokok (4) yang harus

dipangkatkan untuk menghasilkan suatu bilangan (16).

logt

by b t y

logb yb y

Proses pencarian logaritma logb y disebut sebagai mengambil log y

ke dalam bilangan pokok b. Proses sebaliknya, yaitu mencari y dari nilai

logaritma logb y yang diketahui, disebut sebagai mengambil antilog dari

logb y .

Page 16: MATEMATIKA EKONOMI - UIN Sunan Ampel Surabayaie.febi.uinsby.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/...Eksponen (exponent) berarti indikator pangkat dimana suatu variabel harus dipangkatkan,

Matematika Ekonomi

8

Logaritma ada dua (2) jenis yaitu logaritma biasa dan logaritma

natural. Logaritma dengan bilangan pokok 10 disebut logaritma biasa.

Contohnya, 10 10log 1000 3,log 100 2, dan

10log 10 1 . Logaritma dengan

bilangan pokok 2,718e disebut logaritma natural. Logaritma natural

disimbolkan loge atau ln (untuk log natural). Contohnya:

3logIn 33 ee e 2logIn 22 ee e dan 1 1ln log 1ee e . Logaritma

natural, hubungannya dapat ditulis sebagai berikut :

logt

ey e t y (atau t = ln y)

a. Aturan-aturan Logaritma

1) Aturan 1 (log hasil kali)

ln( ) ln ln ,( , 0)uv u v u v

Contoh : 6 4 6 4ln( ) ln ln 6 4 10e e e e

7 7ln( ) ln ln ln 7Ae A e A

2) Aturan 2 (log pecahan)

ln( / ) ln ln ,( , 0)u v u v u v

Contoh : 2 2ln( / ) ln ln 2 lne c e c c

2 5 2 5ln( / ) ln ln 2 5 3e e e e

3) Aturan 3 (log pangkat)

ln ln ,( 0)au a u u

Contoh : 15ln 15ln 15e e

3ln 3lnA A

4) Aturan 4 (konversi bilangan pokok log)

log (log )(log ),( 0)b b eu e u u

Contoh : 4(log )(log 64)ee =3

5) Aturan 5 (pembalikan bilangan pokok log)

log 1/(log )b ee b

Contoh : 5log 1/(log 5) 1/ ln5ee

Page 17: MATEMATIKA EKONOMI - UIN Sunan Ampel Surabayaie.febi.uinsby.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/...Eksponen (exponent) berarti indikator pangkat dimana suatu variabel harus dipangkatkan,

Matematika Ekonomi

9

b. Fungsi Logaritma

Bila suatu variabel dinyatakan sebagai fungsi logaritma dari

variabel lainnya, maka fungsi tersebut disebut sebagai fungsi

logaritma. Dimana fungsi log merupakan fungsi invers dari

fungsi eksponensial tertentu.

logbt y dan log ( ln )et y y

D. Fungsi Linier

1. Bentuk-bentuknya:

Bentuk umum: ,nmxy

m = gradien = koefisien arah,

n = penggal garis pada sumbu y bila nilai x = 0.

Dari bentuk umum ini, fungsi linier di atas dapat dimodifikasi dari

fungsi tersebut sebagai berikut.

a. )( 11 xxmyy

Adalah fungsi linier yang mempunyai koefisien arah m dan

melalui satu titik ).,( 11 yx

b. 12

12

1

1

xx

yy

xx

yy

Adalah fungsi linier antara yang melalui dua titik yaitu: ),( 11 yx

dan ).,( 22 yx

2. Hubungan antara dua fungsi linier.

Pada umumnya hubungan antara dua fungsi linier dapat diklasifi-

kasikan sebagai berikut.

Bentuk pers garis Syarat dua garis berpotongan

Berpotongan Tegak lurus Sejajar

111 nxmg

222 nxmg

21 mm

21 nn

1. 21 mm

21 nn

21 mm

21 nn

0111 CyBAxg

02221 CyBxAg 2

2

2

1

B

A

B

A

2

2

1

1

B

C

B

C

1.2

2

2

1 B

A

B

A

2

2

1

1

B

C

B

C

2

2

2

1

B

A

B

A

2

2

1

1

B

C

B

C

Page 18: MATEMATIKA EKONOMI - UIN Sunan Ampel Surabayaie.febi.uinsby.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/...Eksponen (exponent) berarti indikator pangkat dimana suatu variabel harus dipangkatkan,

Matematika Ekonomi

10

E. Fungsi Linier Dalam Ekonomi

Pengertian mengenai fungsi linier penting dalam ekonomi, baik

dalam ekonomi mikro maupun ekonomi makro, ekonomi moneter dan

bagian-bagian dalam teori tersebut.

Contoh-contoh yang dapat dikategorikan di sini antara lain:

1. Dalam ekonomi mikro antara lain:

a. Fungsi permintaan: misal D ,220 pQ

b. Fungsi penawaran: misal S ,210 pQ

c. Fungsi-fungsi marginal: misalkan: ..5 ;2025 pMCMR

2. Dalam ekonomi makro dan moneter antara lain:

a. Fungsi konsumsi: misal yC 75,0100 ,

b. Fungsi Investasi: misal iI 20001350 ,

c. Fungsi permintaan untuk transaksi, misal iyM t 2000.25,0 ,

d. Fungsi permintaan untuk spekulasi, misal iM s 20001250 ,

e. Fungsi IM, misal .30001350 iY

dan masih banyak lagi contoh-contoh penggunaannya.

Aplikasi teori mengenai hubungan antara dua garis dapat dijumpai

dalam teori ekonomi. Sebagai contoh dalam kita membicarakan

keseimbangan pasar, disini dibicarakan garis berpotongan.

Contoh:

a. keseimbangan pasar permintaan (D) = penawaran (S),

b. keseimbangan pasar barang (di sektor rial), dimana I = S,

c. keseimbangan pasar uang Md = Ms (permintaan = penawaran uang).

F. Perpajakan

Ini merupakan contoh penggunaan hubungan antara dua garis, baik

berpotongan maupu sejajar. Dalam teori ekonomi, dikenal beberapa

istilah pajak, namun dalam buku ini titik fokus pembicaraan hanya pada

pajak per unit dan pajak yang proporsional terhadap harga.

Page 19: MATEMATIKA EKONOMI - UIN Sunan Ampel Surabayaie.febi.uinsby.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/...Eksponen (exponent) berarti indikator pangkat dimana suatu variabel harus dipangkatkan,

Matematika Ekonomi

11

Kedua jenis pajka tersebut akan mempengaruhi harga melalui

penawaran. Sebagai ilustrasi, penjualan rokok, beras, tekstil, buku adalah

beberapa contoh dimana pajak semacam ini. Penjual sebagai wajib pajak,

dengan syarat-syarat tertentu si penjuai ini akan menggeserkan beban

pajak kepada pihak lain dalam hal ini pembeli. Golongan pajak semacam

ini disebut si wajib pajak tak langsung.

1. Pajak Per Unit

Andaikan penawaran ).0dan 0( , babPaQS

Pemerintah mengenakan pajak per unit = t, berarti harga

baru .* mpp

PQabPbPaQ Qbb

a

1

Jadi, tQbb

aP

1*

)(

*

tPbaQ

btbPaQbtQabP

Fungsi penawaran setelah pajak bila digambarkan:

P Q *Q

0 A bta

)/( ba 0 -

tba )/( - 0

Q

P Q*=a+b(p-t)

Q=a+bp

(0,-(a/b) +t ) (0, -(a/b))

0

Page 20: MATEMATIKA EKONOMI - UIN Sunan Ampel Surabayaie.febi.uinsby.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/...Eksponen (exponent) berarti indikator pangkat dimana suatu variabel harus dipangkatkan,

Matematika Ekonomi

12

2. Pajak Proporsional terhadap Harga

Ada dua macam:

a. Pajak yang proporsional terhadap harga lama

Dalam aplikasi dikenal dengan pajak yang proporsional terhadap

harga. Andaikan persamaan mengenakan pajak proporsional t%

terhadap harga, penyelesaian:

bPaQ

Qbb

aP

1

Setelah pajak:

PtPP *** (Harga setelah pajak)

Q

b

a

b

atlPPtiP *)()*(**

)*)((** QatlbP

)(**

*QaP

tl

b

***

** Ptl

baQ

(Penawaran setelah pajak)

Bila digambarkan:

P Q **Q

0 A A

)/( ba 0 -

*)1)(/( tba - 0

Page 21: MATEMATIKA EKONOMI - UIN Sunan Ampel Surabayaie.febi.uinsby.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/...Eksponen (exponent) berarti indikator pangkat dimana suatu variabel harus dipangkatkan,

Matematika Ekonomi

13

b. Pajak yang proporsional terhadap harga baru

Andaikan penawaran : bPaQS

Pemerintah mengenaan pajak proporsional sebesar t% terhadap

harga yang baru.

Q

bb

aQbPaQ

1

***)(***

)()(

*********

bPtlaQ

QabPtlPtl

PtPPP

3. Penerimaan pemerintah dari pajak dan beban pajak yang ditanggung

oleh konsumen dan produsen.

Q

P Q**=a+ (b/(1+t*) P**)

Q=a+bp

(a,0)

(0, -(a/b))

B

Q

P

A

Q2

D

Q1

C P1

P2

P3

Q3

Q3

Page 22: MATEMATIKA EKONOMI - UIN Sunan Ampel Surabayaie.febi.uinsby.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/...Eksponen (exponent) berarti indikator pangkat dimana suatu variabel harus dipangkatkan,

Matematika Ekonomi

14

Besar pajak yang diterima oleh pemerintah 3PGFAB

.22 TCQDEP Beban pajak yang ditanggung konsumen 12BCPP

dan beban pajak yang ditanggung oleh produsen 22BCPP . Gambarnya

sebagai berikut.

P Q ***Q

0 A A

)/( ba 0 -

)1)(/( tba - 0

Catatan:

- Pemberian ***P sebagai akibat pengaruh pajak hanya untuk

membedakan klasifikasi tersebut tetapi pengertian secara fungsional

tetap sebagai harga P.

- Untuk subsidi (S) cara sama dengan pajak yaitu tinggal mengganti t

dengan minus s.

F. Fungsi Non Linier

Persamaan derajat dua:

Bentuk umum, persamaan derajat dua dalam x dan y adalah :

Q

P Q***=a+ (b/(1+t*) P***)

Q=a+bp

(a,0)

(0, -(a/b))

(0, -(a/b)(1+t))

0

Page 23: MATEMATIKA EKONOMI - UIN Sunan Ampel Surabayaie.febi.uinsby.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/...Eksponen (exponent) berarti indikator pangkat dimana suatu variabel harus dipangkatkan,

Matematika Ekonomi

15

,022 FEyCyBxyAx bila harga 0 FCB maka

diperoleh persamaan derajat dua daam x yang biasanya ditulis

.02 cbxax

Contoh-contoh persamaan derajat dua dalam x dan y antara lain:

1. rqypyxcbxaxyayxaxy 2222 ;;; (parabola).

2. 222 ryx (Lingkaran).

3. 122

b

y

a

x (Ellips).

4. 12

2

2

2

b

y

a

x (Hiperbola).

Dalam buku ini lebih ditekankan dalam fungsi kuadrat:

1. Bentuk umum:

a. 0atau 222 DCxByAycbxaxy

b. 0atau 222 SRyQyPxrqypyx

2. Hubungan antara fungsi kuadrat (parabola) dengan fungsi linier.

+bx+c +

bx+c

Berpotongan Bersinggungan Q

P

Q

P

Page 24: MATEMATIKA EKONOMI - UIN Sunan Ampel Surabayaie.febi.uinsby.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/...Eksponen (exponent) berarti indikator pangkat dimana suatu variabel harus dipangkatkan,

Matematika Ekonomi

16

G. Fungsi Kuadrat dalam Ekonomi

Pada umumnya apa yang dicantumkan pada penggunaan fungsi

linier dalam ekonomi juga berlaku dalam kasus ini.

Misalnya

1. Fungsi Permintaan : 1022 PPQ

2. Fungsi Total Revence : 220 QQTR

3. Fungsi Marginal Cost : 2420 QQMC

Demikian juga penggunaan hubungan antara garis dengan parabola

dapat dijumpai pada waktu membicarakan masalah keseimbangan.

Namun demikian pula apabila kita telah mengenal derivatif, persoalan

yang berhubungan dengan fungsi kuadrat atau fungsi non linier lainnya

lebih mudah dipecahkan. Kasus mengenai fungsi non linier lebih banyak

dijumpai dalam pembicaraan pada bab derivatif (aplikasi derivatif dalam

ekonomi).

Contoh-Contoh Soal

1. Seorang bersedia membeli sejumlah barang “A” pada berbagai

tingkat harga, seperti tabel di bawah ini:

Harga/Unit Jumlah barang A yang dibeli

15 50

30 40

45 30

Pertanyaan:

a. Bagaimana persamaan permintaan akan barang tersebut.

b. Berapa jumlah barang yang akan dibeli oleh orang kalau harga

barang adalah Rp 42/unit.

c. Berapa harga barang tersebut harus dia bayar, kalau dia bersedia

membeli 22 unit (dengan anggapan orang tersebut adalah

pembeli tunggal).

Page 25: MATEMATIKA EKONOMI - UIN Sunan Ampel Surabayaie.febi.uinsby.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/...Eksponen (exponent) berarti indikator pangkat dimana suatu variabel harus dipangkatkan,

Matematika Ekonomi

17

Jawab:

a. Misal harga = P

Jumlah barang = Q

Keadaan 1 : ---> P = 15 Q = 50

Keadaan 2 : ---> P = 30 Q = 40

Keadaan 3 : ---> P = 45 Q = 30

Diambil keadaan 1 dan 3, maka dengan menggunakan rumus:

12

1

12

1

PP

PP

QQ

QQ

1545

15

5030

50

PQ

)15(20)15(30 PQ

)15(20)15(30 PQ

3021503 PQ

18032 PP

902

3 QP

Persamaan permintaan barang A adalah :

902

3 QP

Dimana P adalah harga sedangkan Q adalah jumlah barang.

b. Kalau harga barang A adalah 42/unit maka P = 42 persamaan

permintaan adalah:

902

3 QP

Bila P = 42 maka

902

342 Q

482

3Q

32Q

Jadi bila harga = 42/unit, barang A yang akan dibeli adalah sebesar

Q = 32 unit.

Page 26: MATEMATIKA EKONOMI - UIN Sunan Ampel Surabayaie.febi.uinsby.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/...Eksponen (exponent) berarti indikator pangkat dimana suatu variabel harus dipangkatkan,

Matematika Ekonomi

18

c. Bila orang yang bersangkutan hanya bersedia membeli 22 unit

(dengan anggapan ia adalah pembeli tunggal). Maka berarti

Q = 22.

Persamaan permintaan adalah:

902

3 QP

Jika Q = 22 maka persamaan permintaan menjadi:

90)22(2

3 QP

57P

Jadi jika jumlah barang yang dibeli hanya 22 unit maka harga

keseimbangan adalah P = 57/unit.

2. Diketahui: fungsi permintaan PQD 225:

Fungsi penawaran 2: PQD

Pertanyaan:

a. Harga dan kuantitas keseimbangan.

b. Bila kemudian dikenakan pajak 0,5 per unit; tentukan harga dan

kuantitas keseimbangan setelah pajak dan total pajak yang

diterima pemerintah.

c. Gambarkan keadaan di atas.

Jawab:

a. Keseimbangan terjadi bila SD

2225 PP

P327

93

29eP (harga keseimbangan)

2 PQ

729 eQ (kuantitas keseimbangan)

b. Dikenakan pajak t ----> 0,5

5,02)(2 PtPQQt

PQt 5,2

Page 27: MATEMATIKA EKONOMI - UIN Sunan Ampel Surabayaie.febi.uinsby.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/...Eksponen (exponent) berarti indikator pangkat dimana suatu variabel harus dipangkatkan,

Matematika Ekonomi

19

Keseimbangan baru : tSD

PP 5,2225

P35,27

PP 5,2225

17,91EP (harga keseimbangan pajak)

17,7217,91

EQ (kuantitas keseimbangan setelah pajak)

585,317,75,0. xQtTX (total pajak yang diterima pemerintah)

c. Tabel

P Q Q

0 25 -2

5 15 3

diterimayangjumlahQd

ditawarkanyangjumlahQs

20 Qd/Qs

12,5

15 5

5

10

7,5

10

25

Q=25-

2P

3

Q=P-2,5

Q=P-2

E2

E1

Page 28: MATEMATIKA EKONOMI - UIN Sunan Ampel Surabayaie.febi.uinsby.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/...Eksponen (exponent) berarti indikator pangkat dimana suatu variabel harus dipangkatkan,

Matematika Ekonomi

20

3. Diketahui:

Fungsi permintaan : QP 430

Fungsi penawaran : QP2

36

P = harga; Q = kuantitas.

Pemerintah memungut pajak penjualan sebesar 15% dari tingkat harga.

Pertanyaan:

a. Harga dan kuantitas keseimbangan sebelum pajak

b. Harga dan kuantitas keseimbangan sesudah pajak

c. Berapakah penerimaan pemerintah dari pajak

Jawab:

a. Sebelum pajak

QP 430

QP2

36

QO2

3424

7

15EQ

QO2

3424

7

36430

7

15430P

7

39EP

b. Sesudah pajak

Fungsi penawaran setelah pajak

)().( QftlP

Ql

3

26)15,0(

QQ 77,090,63

26)15,1(

Page 29: MATEMATIKA EKONOMI - UIN Sunan Ampel Surabayaie.febi.uinsby.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/...Eksponen (exponent) berarti indikator pangkat dimana suatu variabel harus dipangkatkan,

Matematika Ekonomi

21

Syarat keseimbangan SD

QP 430

QP 77,090,6

QO 7,410,22

84,477,4

10,23EQ

64,10)48,4(430 P

c. Gambar sketsanya:

Besarnya pajak yang diterima pemerintah = ABCE

23,9)84,4(3

26 jadi ,84,4 DFQE

40,123,9%15pajak tingkat xDB

Luas ABDE = BD x AB = 4,84 x 1,40 = 6,776

Jadi besarnya pajak yang diterima pemerintah adalah 6,776.

4. Diketahui: bahwa pendapatan nasional yang dapat dibelanjakan

(national disposable incame) sebesar 80 milyar rupiah terjadi

dissaving (tabungan yang negatif atau kekurangan tabungan) sebesar

5 milyar rupiah. Apabila tingkat dissposible naik sebesar 50 milyar

rupiah maka tingkat tabungan nasional sebesar 12,5 milyar. Kalau

dianggap bahwa kurve konsumsi dan kurve tabungan adalah linier.

E

Q F

(4,84)

D

C

QS*(sesudah pajak)

QS(sebelum pajak)

B A

-9

Page 30: MATEMATIKA EKONOMI - UIN Sunan Ampel Surabayaie.febi.uinsby.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/...Eksponen (exponent) berarti indikator pangkat dimana suatu variabel harus dipangkatkan,

Matematika Ekonomi

22

Pertanyaan:

a. Tentukan fungsi konsumsi dan tabungan.

b. Gambarkan fungsi tersebut.

c. Berapakah besarnya konsumsi terendah.

d. Berapakah besarnya tingkat nasional disposable incame kalau

tabungan = 0.

Jawab:

a. Misal fungsi tabungan : dbYaS , dengan S = tabungan dan

dY = pendapatan yang dapat dibelanjakan.

5 ,80 SYd

80.5 ba

ba 805 ....................................................................... (1)

25,050

5,12

5,12

50

Y

Sb

S

Y

Dimasukkan ke persamaan (1) menjadi :

25

20)25,0((805

a

aa

Fungsi tabungan : dYS 25,025

Fungsi konsumsi : )25,025( dYYSYC

dYC 75,025

b. Tabel

dY S C

0 -25 25

100 5 100

Page 31: MATEMATIKA EKONOMI - UIN Sunan Ampel Surabayaie.febi.uinsby.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/...Eksponen (exponent) berarti indikator pangkat dimana suatu variabel harus dipangkatkan,

Matematika Ekonomi

23

c. Besarnya konsumsi terendah = 25 milyar, yaitu konsumsi pada

saat Y=0

d. 10025,02500 dd YYS

Pendapatan yang dapat dibelanjakan = 100 milyar.

5. Diketahui: fungsi tabungan S = 1/2Y – 100 dan investasi I = 200.

Pertanyaan:

a. Tentukan tingkat pendapatan keseimbangan jika S = I.

b. Gambarkan fungsifungsi tersebut.

Jawab:

2001002/1 , YIS

6003002/1 Y

100 Yd 75 25

50

50

75

100

25

C=25+0,75Yd

S=-25+0,25Yd

-25

C/S

600 500 Y 400 100

200

300 200

100

I=200

S=-100+1/2Y

-25

S/I

Page 32: MATEMATIKA EKONOMI - UIN Sunan Ampel Surabayaie.febi.uinsby.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/...Eksponen (exponent) berarti indikator pangkat dimana suatu variabel harus dipangkatkan,

Matematika Ekonomi

24

6. Diketahui: YTIYC Xd 10,0;72;80,040

Pertanyaan:

a. Berapa tingkat pendapatan nasional dalam keseimbangan

b. Jika naik menjadi 86, berapakah tingkat, pendapatan nasional dan

konsumsi masyarakat.

Jawab:

72

28,0402,040

72,040

)9,0(80,040)10,0(80,040

I

YYYCYS

YC

YYYC

a. IS

11228,07228,040 YY

400Y

b. 86baruI

12628,08628,040 YY

450baruY

7. Pendapatan full employment ditentukan sebesar 600, tingkat

konsumsi masyarakat dYC 2,010 , Investasi = 60 pengeluaran

pemerintah = 35 dan penerimaan pemerintah dari pajak

dX YT 2,05 .

Pertanyaan:

a. Berapa tingkat pendapatan nasional keseimbangan.

b. Berapa tingkat konsumsi, investasi dan pajak pada tingkat

pendapatan tersebut.

c. Selidikilah pada tingkat pendapatan tersebut perekonomian

mengalami inflationary atau deflationary gap.

Jawab:

)(90,01090,010 Xd TYYC

)90,05(90,010)1,05(90,010 YYY

)81,05,410 Y (pada keseimbangan)

Page 33: MATEMATIKA EKONOMI - UIN Sunan Ampel Surabayaie.febi.uinsby.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/...Eksponen (exponent) berarti indikator pangkat dimana suatu variabel harus dipangkatkan,

Matematika Ekonomi

25

a. 356081,05,5 YGICY

Y81,05,100

95,52819,0 Y

b. 4495,4285,5)25,5(81,05,5 C

9495,433C

)95,528(10,05,60 XTI

895,525

985,57XT

c. Y full employment = 600; Y keseimbangan = 528,95.

Y full employment > Y keseimbangan, jadi perekonomian

mengalami deflationary gap.

8. Diketahui: suatu perusahaan mendapat laba sebesar Rp 500,00 dari

penjualan sebanyak 700 unit tetapi harus mengeluarkan biaya tetap

Rp 2.000,00; harga penjualan per unit adalah sebesar Rp 20,00.

Pertanyaan:

a. Carilah fungsi ongkos, fungsi pendapatan total dan penjualan

pada keadaan BEP.

b. Manager berpendapat bahwa keuntungan dapat diperbesar

apabila harganya dinaikkan Rp 5,00. Benarkah pendapat itu bila

penjualan berkurang 150 unit? Berapa besarnya tambahan laba

atau rugi tersebut?

Jawab:

a. Pada penjualan sebanyak 700 unit terdapat laba Rp 500,00

TE = P.Q = P.700

Harga/unit = 20,00 TR = 20.700 = 14.000.

Profit ( laba) : = TR - TC

500 = 14.000 - TC TC = 13.500

Padahal diketahui, biaya tetap (FC) = Rp 2.000,00 TC = FC+VC

13.500 = 2.000 + VC VC = 11.500 (pada G = 700).

Ongkos variable per unit:

43,16700

500.11

Q

VC

Page 34: MATEMATIKA EKONOMI - UIN Sunan Ampel Surabayaie.febi.uinsby.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/...Eksponen (exponent) berarti indikator pangkat dimana suatu variabel harus dipangkatkan,

Matematika Ekonomi

26

Fungsi total Cost

TC = 2000 + 16,43 Q & TR = 20,0

BEP = TR = TC

20 Q = 2000 + 16,43 QQ

3,57 Q = 2000

Q = 560,22

b. P naik dari Rp 20,00 menjadi Rp 25,00

Q turun dari 700 unit menjadi 550 unit

TR = P.Q (fungsi TR batu)

TR = 25.Q = 25 (550) = 13.750

TC = 2000 + 16,43(550) = 11.036,5

Laba: = TR – TC = 2.713,5 (laba baru)

Jadi terdapat kenaikan laba ( )

baru = 2.713,50

lama = 500

Kenaikan laba )( = Rp 2.213,50

9. Diketahui: Fungsi permintaan barang X oleh perusahaan P = 5-3Q,

biaya rata-rata untuk memproduksi barang tersebut besarnya =

( 5 / Q ) + 3 .

Pertanyaan:

a. Gambar kurve TR dan TC

b. Break Even Point (BEP) terjadi pada tingkat produksi dan harga

berapa

Jawab:

QP 315

2315).315(. QQQQQPTR

35

QAC

QQQ

ACT 35.35

Page 35: MATEMATIKA EKONOMI - UIN Sunan Ampel Surabayaie.febi.uinsby.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/...Eksponen (exponent) berarti indikator pangkat dimana suatu variabel harus dipangkatkan,

Matematika Ekonomi

27

a. 2315 QQTR

- Titik potong dengan sumbu Q, terjadi bila TR = 0

23150 QQ

0)5(3 QQ

0,5 21 QQ

Titik potong dengan sumbu TR, terjadi bila Q = 0

0)0(3)0(15 2 TR

- Titik puncak A adalah:

a

D

a

bA

4,

2

4

318,

2

12A

QTC 35

Q TC

0

)3/2(1

5

0

Gambar sketsanya:

6 5 Q 4 1

18

3 2 -2

BEP

TC=5+3Q

BEP

TR/TC

3,53 2,5

-1 2/3

0,47

Page 36: MATEMATIKA EKONOMI - UIN Sunan Ampel Surabayaie.febi.uinsby.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/...Eksponen (exponent) berarti indikator pangkat dimana suatu variabel harus dipangkatkan,

Matematika Ekonomi

28

BEP terjadi bila TCTR

22 3125035315 QQQQQ

6

17,912

6

601441212

Q

53,31 Q 47,02 Q

41,4)53,3(315315 1

2 PQP

59,13)47,0(3152 P

Page 37: MATEMATIKA EKONOMI - UIN Sunan Ampel Surabayaie.febi.uinsby.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/...Eksponen (exponent) berarti indikator pangkat dimana suatu variabel harus dipangkatkan,

Matematika Ekonomi

29

BAB III

APLIKASI FUNGSI DALAM EKONOMI

A. Fungsi dan Curve Permintaan (Demand)

Demand adalah berbagai jumlah barang yang diminta pada berbagai

tingkat harga. Dalam hukum permintaan kita melihat bahwa besar

kecilnya jumlah barang yang diminta sangat tergantung pada barang

tersebut dengan catatan variabel yang lain tetap. Oleh karena itu dengan

pendapatan yang tetap apabila harga barang tersebut naik maka jumlah

barang yang diminta akan berkurang dan sebaliknya.

Secara ringkas dapat disimpulkan adanya pola hubungan dari jumlah

barang yang diminta dengan variable barang tersebut.

Dari gambar tersebut dapat dilihat bahwa bila harga turun dari P0 ke

P1 maka jumlah yang dimintanya akan bertambah dari x0 ke x1. Demikian

pula apabila harga naik dari P0 ke P1 maka jumlah yang diminta akan

berkurang dari x0 ke x1.

X

P

X2 X1

P2

X0

P0

P1

0

D

Page 38: MATEMATIKA EKONOMI - UIN Sunan Ampel Surabayaie.febi.uinsby.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/...Eksponen (exponent) berarti indikator pangkat dimana suatu variabel harus dipangkatkan,

Matematika Ekonomi

30

Dari uraian di atas terlihat bahwa terdapat suatu pola hubungan

antara variabel kuantitas barang yang diminta dengan variabel harga

barang tersebut.

Hubungan antara kedua variabel tersebut dapat dinyatakan dalam

suatau formula yang disebut fungsi permintaan. Dan dinyatakan )(Pfx

dimana x : variabel kuantitas dan P: variabe harga.

Di dalam fungssi permintaan, variabel yang menentukan (independent

variabel) tidak harga barang saja, tetapi juga harga dan jumlah barang-

barang substitusi. Hubungan variabel tersebut dinyatakan sebagai:

,...),,( 432 xxxfx

Dimana: 1x : variabel kuantitas yang diminta

2x : variabel harga barang

3x : variabel kuantitas yang diminta akan barang substitusi

4x : harga barang substitusi

dan seterusnya.

Pola hubungan variabel yang diminta dengan variabel harga

berbentuk garis lurus yaitu fungsi linear, dan dapat berbentuk garis tidak

lurus yaitu fungsi non linear.

B. Fungsi dan Curve Penawaran (Supply) Supply adalah jumlah barang yang ditawarkan pada berbagai tingkat

harga. Dalam hukum penawaran kita melihat bahwa besar kecilnya

jumlah yang ditawarkan akan suatu barang tersebut, dengan catatan

faktor-faktor yang lain tetap.

Jika harga dari suatu barang naik, maka jumlah yang ditawarkan

akan barang tersebut bertambah karena produsen berusaha untuk

menggunakan kesempatan memperbesar keuntungannya, sebaliknya jika

harga barang itu turun maka jumlah yang ditawarkan akan berkurang

karena produsen berusaha mengurangi kerugiannya. Gambar kurve

penawaran suatu barang:

X

P

X2 X1

P2

X0

P0

P1

0

S

Page 39: MATEMATIKA EKONOMI - UIN Sunan Ampel Surabayaie.febi.uinsby.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/...Eksponen (exponent) berarti indikator pangkat dimana suatu variabel harus dipangkatkan,

Matematika Ekonomi

31

Dari gambar tersebut dapat dilihat bahwa bila harga suatu barang

naik dari P0 ke P1 maka jumlah yang ditawarkan akan bertambah dari x0

ke x1. sebaliknya jika harga turun dari P0 ke P1 maka jumlah yang

ditawarkan akan berkurang.

Dari uraian di atas terlihat bahwa terdapat suatu pola hubungan dari

variabel kuantitas atau jumlah barang yang ditawarkan dengan variabel

harga barang tersebut.

Apabila pola hubungan tersebut dinyatakan dalam suatau formula

maka formula tersebut dinyatakan sebagai fungsi penawaran. Dan

dinyatakan )(Pfx dimana x : variabel kuantitas dan P : variabe harga.

Di dalam fungsi penawaran yang menentukan tidak satu, tetapi

dapat lebih dari satu maka hubungan variabel-variabel tersebut

dinyatakan sebagai:

,...),,( 4321 xxxfx

Dimana: 1x : variable kuantitas

2x : variabel harga

3x : biaya produksi

4x : kuantitas barang yang tersedia dari bahan bakunya

dan seterusnya.

Pola hubungan variabel kuantitas yang ditawarkan dengan variabel

harga berbentuk garis lurus yaitu fungsi linear, dan dapat berbentuk garis

tidak lurus yaitu fungsi non linear.

C. Keseimbangan Pasar (Market Equilibrium)

Yang dimaksud dengan “pasar” adalah pertemuan antara pembeli

(peminta) dan penjual (penawar) baik dalam pengertian langsung maupun

tidak (secara komunikatif). Sedangkan “harga pasar” adalah harga yang

terjadi pada titik keseimbanga pasar. Dan titik keseimbangan pasar adalah

titik pertemuan permintaan dan penawaran. Sehingga titik keseimbangan

pasar ditentukan oleh titik perpotongan antara curve permintaan dan

Curve penawaran.

Di dalam menentukan titik keseimbanagn pasar untuk suatu barang

atau jasa, perlu diperhatikan syarat-syarat yang perlu dipenuhinya.

Adapun syarat-syarat titik keseimbangan pasar adalah

Page 40: MATEMATIKA EKONOMI - UIN Sunan Ampel Surabayaie.febi.uinsby.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/...Eksponen (exponent) berarti indikator pangkat dimana suatu variabel harus dipangkatkan,

Matematika Ekonomi

32

1. Titik keseimbangan pasar hanya berlaku untuk nilai-nilai yang positif

2. Titik keseimbangan pasar hanya berlaku untuk titik yang memenuhi

ketentuan bagi Curve permintaan dan Curve penawaran.

Atas dasar dua persyaratan tersebut maka tidak mungkin terdapat

dua titik keseimbangan pasar bagi Curve permintaan dan Curve

penawaran, walaupun mungkin terdapat dua titik potong dari fungsi

permintaan dan penawaran.

Grafik

Apabila melihat gambar di atas, maka titik A adalah titik

seimbangan pasar dan titik B bukan titik.

Contoh:

Curve permintaan barang tersebut dapat digambarkan dengan

mencari titik potong fungsi dengan sumbu x dan p.

122 : pxD

32 : pxS

Sehingga

32122 pp

154 p

4

33p

2

14x

Titik keseimbangan pasar

Bukan titik keseimbangan pasar

X

D

B

S

A

P

Page 41: MATEMATIKA EKONOMI - UIN Sunan Ampel Surabayaie.febi.uinsby.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/...Eksponen (exponent) berarti indikator pangkat dimana suatu variabel harus dipangkatkan,

Matematika Ekonomi

33

Jadi, titik keseimbangan pasar pada E )4

33,

2

14( .

D. Subsidi

Subsidi merupakan bantuan yang diberikan pemerintah kepada

produsen/suplier terhadap produk yang dihasilkan atau dipasarkannya

sehingga harga yang berlaku di pasar adalah harga yang diinginkan

pemerintah.

Besarnya subsidi yang diberikan biasanya tetap untuk setiap unit

barang yang dihasilkan atau dipasarkan. Notasi besarnya subsidi untuk

tiap unit barang yang dihasilkan atau dipasarkan dinyatakan dengan S.

Oleh karena adanya subsidi, maka tingkat harga yang berlaku di

pasar lebih rendah. Hal ini disebabkan sebagian dari biaya-biaya untuk

produksi dan memasarkan barang tersebut ditanggung pemerintah yaitu

sebesar subsidi. Sehingga dengan adanya subsidi maka fungsi penawaran

akan turun atau bergeser ke bawah, sedangkan fungsi permintaan tetap.

Dengan adanya subsidi sebesar s maka tingkat harga yang ditawar-

kan oleh penjual (penawar) akan turun sebesar s untuk setiap tingkat/

jumlah/kualitas yang ditawarkan. Bila dilihat pengaruh subsidi sebesar s

ini, jika x adalah variabel kuantitas, p variabel harga maka fungsi

penawaran akan bergeser ke bawah sebesar s untuk setiap kuantitas yang

ditawarkan. Dalam bentuk fungsi penawaran sebelum subsidi adalah

)(xfp maka fungsi penawaran sesudah subsidi adalah sxfp )( .

(12,0) X 9 3

E

6

(0,6)

D: x = -2p + 12

S: x = 2p - 3

P

Page 42: MATEMATIKA EKONOMI - UIN Sunan Ampel Surabayaie.febi.uinsby.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/...Eksponen (exponent) berarti indikator pangkat dimana suatu variabel harus dipangkatkan,

Matematika Ekonomi

34

Dalam bentuk umum yang lain dari fungsi penawaran )( pfx

maka fungsi penawaran sesudah subsidi dapat dirubah dari sxfp )(1

menjadi spxf 1)( . Dengan mensubstitusikan ke dalam bentuk fungsi

)( pfx , maka didapat fungsi penawaran sesudah subsidi menjadi

)(: 111 spfxs .

Contoh:

Diketahui fungsi permintaan suatu barang adalah xp2

110 dan

fungsi penawaran xp 24 dimana x = variabel kuantitas dan p =

variabel harga. Bila terhadap barang tersebut diberikan subsidi sebesar

2s , maka :

1. Tentukan titik keseimbangan pasar sebelum subsidi

2. Tentukan keseimbangan pasar sesudah subsidi

3. Gambarkan grafik fungsi atau Curve permintaan dan penawaran

sebelum dan sesudah subsidi.

Penyelesaian:

1. Titik keseimbangan pasar sebelum subsidi:

xpD2

110 :

xpS 24 :

Sehingga

x242

110

E1 (X1,P1)

X

P S

E (X0,P0)

S1

X0

P1

X1

P0 D

Page 43: MATEMATIKA EKONOMI - UIN Sunan Ampel Surabayaie.febi.uinsby.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/...Eksponen (exponent) berarti indikator pangkat dimana suatu variabel harus dipangkatkan,

Matematika Ekonomi

35

62

12 x

8,8

4,2

2

5

6

p

x

Jadi titik keseimbangan pasar sebelum subsidi E (2,4; 8,8).

2. Titik keseimbangan pasar setelah subsidi:

xpD2

110 :

xxsxpS 2222424 :

Sehingga

x222

110

4,8

2,3

2

5

8

82

12

p

x

x

Jadi titik keseimbangan pasar sebelum subsidi E (3,2; 8,4).

3. Curve

E

X

1

0

D

S1

S

E1

P

2

0

Page 44: MATEMATIKA EKONOMI - UIN Sunan Ampel Surabayaie.febi.uinsby.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/...Eksponen (exponent) berarti indikator pangkat dimana suatu variabel harus dipangkatkan,

Matematika Ekonomi

36

E. Monopoli dan Pengaruh Pajak

Tujuan utama dalam monopoli adalah memperoleh laba yang

maksimal. Hal-hal yang berkaitan di dalam laba adalah harga dan

kuantitas yang dikehendaki. Tiga faktor dalam monopoli:

1. T.R (Total Revenue) : P.Q

2. Biaya (TC)

3. Laba maksimal (NR) dimana : NR = TR – TC

Syarat terjadinya laba yang maksimal:

MCMR

dQ

dTC

dQ

dTR

dQ

dTC

dQ

dTR

dQ

dTC

dQ

dTRNR

dQ

TCTRdNR

TCTRNR

NR

NR

0

'

)('

0''

0'

Dengan adanya pajak sebesar t/unit yang dikenakan terhadap barang

yang diproduksi oleh seorang pengusaha monopoli maka akan

menimbulkan seolah-olah biaya rata-rata per-unit meningkat sebesar p,

berarti biaya secara keseluruhan meningkat sebesar tQ.

Misal: pajak : t/unit, maka andaikan:

10AC (biaya rata-rata sebelum pajak)

tAC 101 (biaya rata-rata sesudah pajak)

QACTC .1

QtACTC ).(1

tQACQTC 1

Sehingga dirumuskan: tACAC 1

tQACQTC 1 atau tQTCTC 1

Page 45: MATEMATIKA EKONOMI - UIN Sunan Ampel Surabayaie.febi.uinsby.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/...Eksponen (exponent) berarti indikator pangkat dimana suatu variabel harus dipangkatkan,

Matematika Ekonomi

37

BAB IV

DIFERENSIAL DAN INTEGRAL

A. Diferensial

1. Pengertian Diferensial

Definisi

Persamaan diferensial adalah suatu persamaan yang memuat

variabel bebas, variabel tak bebas dan derivatif-derivatif dari variabel tak

bebas terhadap variabel bebas. Menurut banyaknya variabel bebas

persamaan diferensial dibedakan menjadi 2 yaitu:

a. Persamaan diferensial biasa (jika terdapat 1 variabel bebas),

b. Persamaan diferensial parsial (jika terdapat lebih dari 1 variabel

bebas).

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Contoh 1.

Contoh 1.

a. 0 xydx

dy , dengan dx

dy derivatif dari variabel tak bebas y

terhadap variabel bebas x .

b. 02

2

ydy

dz

dx

zdx , dengan

2

2

dx

zd dan dy

dz derivatif dari variabel tak

bebas z terhadap variabel bebas x dan y .

2. Pengertian Diferensiabel

Suatu persamaan/fungsi dikatakan diferensiabel yaitu apabila fungsi/

persamaan tersebut dapat dicari/ditemukan turunannya. Suatu fungsi

dapat dikatakan memiliki suatu turunan/diferensial apabila nilai limit

))()(

(limax

afxfax

ada.

Page 46: MATEMATIKA EKONOMI - UIN Sunan Ampel Surabayaie.febi.uinsby.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/...Eksponen (exponent) berarti indikator pangkat dimana suatu variabel harus dipangkatkan,

Matematika Ekonomi

38

3. Aturan Diferensiasi dan Penggunaannya dalam Statika Komparatif

Analisis statis komparatif, yaitu mencari tingkat perubahan, dapat

diidentifikasi dengan permasalahan mencari derivatif dari beberapa

fungsi y = f(x), asalkan hanya perubahan kecil dalam x. Jadi konsep

derivatif menjelaskan tingkat perubahan dari suatu fungsi yang terdiri

dari variabel dependen dan variabel independen. Tingkat perubahan

tersebut menangkap sejumlah perubahan (atau perubahan dalam jumlah

yang sangat kecil) dari variabel dependen sebagai dampak dari perubahan

variabel independen. Istilah derivatif dapat dinyatakan dengan :

0limx

dy y

dx x

Δ

Dalam hal ini, dy

dx merupakan suatu pernyataan gabungan yang

dibaca dengan ”derivatif y berkaitan x”. Derivatif ini sama dengan limit

dari rasio y

x

saat Δx mendekati nol. Selain itu, derivatif mengukur

tingkat kemiringan kurva linear. Derivatif dapat dinyatakan dengan

bentuk-bentuk lain, seperti :

a. dx

dy

b. '( )f x untuk fungsi ( )y f x

c. '( )y x untuk fungsi ( )y y x

Atau derivatif juga dapat dinyatakan dengan d

ydx

atau ( )d

f xdx

.

Sebagai contoh :

Derivatif ( )y xψ dapat dinyatakan sebagai :

a. dy

dx

b. 'ψ

c. xψ

d. d

ydx

e. ( )d

xdxψ

Page 47: MATEMATIKA EKONOMI - UIN Sunan Ampel Surabayaie.febi.uinsby.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/...Eksponen (exponent) berarti indikator pangkat dimana suatu variabel harus dipangkatkan,

Matematika Ekonomi

39

4. Aturan Diferensiasi untuk Fungsi dengan Satu Variabel

Proses penentuan derivatif dari suatu fungsi juga dikenal dengan

istilah diferensiasi. Suatu fungsi terdiri dari satu variabel bebas (single

independent variable) : y = k (fungsi konstan), y = xn, dan y = cx

n (fungsi

pangkat). Misalkan suatu fungsi y = f(x), derivatif mencari berapa besar

perubahan y ketika terjadi perubahan x apabila perubahan x, yaitu Δx,

mendekati nol. Untuk menerapkan derivatif dalam konteks ekonomi,

terlebih dahulu perlu dipahami beberapa aturan diferensiasi.

a. Aturan Fungsi Konstan

Derivatif fungsi konstan y = k, atau f(x) = k, adalah sama dengan

nol, yakni nol untuk semua nilai x.

'0, ( ) 0dy dk

f xdx dx

atau

( ) 0d d d

y f x kdx dx dx

Bentuk dy

dx mempunyai dua bagian. Pertama, bentuk d

dx

merupakan simbol operator, yang memerintahkan untuk melakukan

operasi diferensiasi. Kedua, fungsi yang akan dioperasikan (yang

akan dideferensiasikan), y = f(x) = k.

Contoh :

1) Apabila y = f(x) = 5 maka 0dy

dx

2) Apabila y = f(x) = -13 maka 0dy

dx

b. Aturan Fungsi Linear

Derivatif fungsi linear y = a+bx, maka derivatifnya adalah b

yang merupakan koefisien dari x. Misalkan :

bxay maka dy

bdx

Contoh :

1) Apabila y = 5 + 6x maka 6dx

dy

Page 48: MATEMATIKA EKONOMI - UIN Sunan Ampel Surabayaie.febi.uinsby.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/...Eksponen (exponent) berarti indikator pangkat dimana suatu variabel harus dipangkatkan,

Matematika Ekonomi

40

2) Apabila y = -13 + 10x maka 10dx

dy

3) Apabila y = -7 + (10/3)x maka 3

10

dx

dy

Yang perlu dicatat adalah derivatif dy

dx mengukur tingkat

perubahan dari fungsi atau kemiringannya. Untuk fungsi y = a +

bx, kemiringan fungsi linear adalah b. Nilai b adalah koefisien

dari variabel bebas dan b adalah konstanta.

c. Aturan Fungsi Pangkat

Derivatif fungsi pangkat y = f(x) = axn, adalah nax

n-1. Derivatif

dari fungsi tersebut adalah :

1) Perkalian antara eksponen (n) dengan konstanta (a).

2) Selanjutnya, hasil perhitungan sebelumnya dikalikan dengan

x dengan dipangkatkan n-1.

Secara simbolis, hal ini dituliskan sebagai.

1n ndax nax

dx

atau ' 1( ) nf x nax

Contoh :

1) Derivatif y = x3 adalah 23 3xx

dx

d

dx

dy

2) Derivatif y = -13 + 10x4 adalah 34 401013 xxx

dx

d

dx

dy

3) Derivatif y = 1/x3 adalah 43 3

1 xxdx

d

xdx

d

dx

dy

Latihan

1) Carilah derivatif dari : y = 7x5, dan w = 3u

-1.

2) Carilah f’(1) dan f”(2) dari fungsi berikut :

y = f(x) = 18x, y = f(x) = -5x-2

, dan f(w) = -3w-1/6

.

Page 49: MATEMATIKA EKONOMI - UIN Sunan Ampel Surabayaie.febi.uinsby.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/...Eksponen (exponent) berarti indikator pangkat dimana suatu variabel harus dipangkatkan,

Matematika Ekonomi

41

5. Aturan Diferensiasi yang Melibatkan Dua atau Lebih Fungsi dari

Variabel yang Sama

a. Aturan Penjumlahan – Pengurangan

Derivatif penjumlahan (pengurangan) dari dua fungsi adalah

penjumlahan (pengurangan) dari derivatif dua fungsi. Misalkan

ada dua fungsi, f(x) dan g(x), maka derivatifnya adalah :

' '( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( )d d d

f x g x f x g x f x g xdx dx dx

Contoh :

1) Derivatif dari penjumlahan f(x) = 5x3 dan g(x) = 9x

3, adalah :

3 3 3 3 2 2 25 9 5 9 15 27 42dy d d d

x x x x x x xdx dx dx dx

2) Derivatif dari f(x) = 5x3 dikurangi g(x) = 9x

3, adalah :

3 3 3 3 2 2 25 9 5 9 15 27 12dy d d d

x x x x x x xdx dx dx dx

b. Aturan Hasil – Kali

Derivatif dari hasil – kali dua fungsi (yang dideferensiasikan)

adalah sama dengan fungsi yang pertama dikalikan derivatif

fungsi kedua ditambah fungsi kedua dikalikan derivatif fungsi

pertama.

( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( )d d d

f x g x f x g x g x f xdx dx dx

' '( ) ( ) ( ) ( )f x g x g x f x

Atau

' '( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( )d

f x g x f x g x f x g xdx

Contoh :

1) Carilah derivatif dari y = (2x + 3)(3x2).

Misalkan f(x) = 2x + 3 dan g(x) = 3x2. Selanjutnya f’(x) 2

dan g’(x) = 6x, maka derivatifnya adalah :

2 2 22 3 3 2 3 6 3 2 18 18d

x x x x x x xdx

Page 50: MATEMATIKA EKONOMI - UIN Sunan Ampel Surabayaie.febi.uinsby.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/...Eksponen (exponent) berarti indikator pangkat dimana suatu variabel harus dipangkatkan,

Matematika Ekonomi

42

2) Carilah derivatif dari y = (2x – 5)(3x4).

Misalkan f(x) = 2x – 5 dan g(x) = 3x4. Selanjutnya f’(x) 2

dan g’(x) = 12x3, maka derivatifnya adalah :

4 3 4 4 3 42 5 3 2 5 12 3 2 24 60 6d

x x x x x x x xdx

4 330 60x x

c. Aturan Hasil – Bagi

Derivatif dari hasil – bagi dua fungsi (yang dideferensiasikan)

adalah sama dengan derivatif fungsi yang berada pada pembilang

dikalikan fungsi yang berada pada penyebut dikurangi fungsi

yang berada pada pembilang dikalikan derivatif fungsi yang

berada pada penyebut, kemudian dibagi dengan fungsi yang

berada pada penyebut yang telah dikuadratkan. ' '

2

( ) ( ) ( ) ( ) ( )

( ) ( )

d f x f x g x f x g x

dx g x g x

Contoh :

a. 22 )1(

5

)1(

)1)(32()1(2

1

32

xx

xx

x

x

dx

d

b.

2 2

2 22 2 2

5 5( 1) 5 (2 ) 5(1 )

1 1 1

d x x x x x

dx x x x

6. Aturan Diferensiasi yang Melibatkan Fungsi-fungsi dari Variabel

yang Berbeda

Untuk bentuk fungsi dari fungsi y = f(u) dimana u = g(x), maka

derivatifnya adalah derivatif fungsi pertama yang berkaitan dengan u

dikalikan dengan derivatif fungsi kedua berkaitan dengan x. Aturan ini

sering kali dikenal dengan ”aturan berantai” atau chain rule, sering

disebut juga ”aturan fungsi komposit”. Bentuk Chain Rule adalah :

.dy dy du

dx du dx

Contoh :

a. Carilah derivatif dari z = 3y2, dimana y = 2x + 5.

. 6 (2) 12 12(2 5) 24 60dz dz dy

y y x xdx dy dx

Page 51: MATEMATIKA EKONOMI - UIN Sunan Ampel Surabayaie.febi.uinsby.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/...Eksponen (exponent) berarti indikator pangkat dimana suatu variabel harus dipangkatkan,

Matematika Ekonomi

43

b. Carilah derivatif dari z = y – 3, dimana y = x3.

2 21 3 3dz

x xdx

c. Carilah derivatif dari y = u4, dimana u = 2x

2 + 3.

3

3 3 2. 4 .4 16 16 2 3dy dy du

u x xu x xdx du dx

Contoh:

Jika f(x)= x3 + 7x, Carilah f’(c)

Penyelesaian

h

cfhcfcf

h

)()(lim)('

0

h

cchchccf

h

)7()](7)[(lim)('

33

0

h

hhchhccf

h

)733(lim)('

322

0

73)733lim)(' 222

0

chchccf

h

7. Diferensial Quotient / Diferensial Fungsi Aljabar

Secara umum diferensial quotient fungsi y = f(x) dilambangkan

dengan:

x

xfxxf

x

yx

)()(lim 0

Bentuk x

y

inilah yang disebut dengan hasilbagi perbedaan atau

diferensial quotient, mencerminkan tingkat perubahan rata-rata variabel

terikat y terhadap variabel bebas x.

Contoh: Carilah turunan dari fungsi xxxf 23)( !

Turunan dari fungsi di atas, yaitu:

xxy 23

)()(3 2 xxxxyy

xxxxxxyy ))(2(3 22

Page 52: MATEMATIKA EKONOMI - UIN Sunan Ampel Surabayaie.febi.uinsby.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/...Eksponen (exponent) berarti indikator pangkat dimana suatu variabel harus dipangkatkan,

Matematika Ekonomi

44

xxxxxxxxy 222 3)(363

xxxxy 2)(336

136)(6 2

xx

x

xxxx

x

y

Dan turunan fungsinya, yaitu:

16136lim)()(

lim00

xxx

x

xfxxf

xx

Jadi turunan atau derivatif dari fungsi xxxf 23)( yaitu 16 x .

8. Diferensial Eksponensial

Bentuk umum untuk fungsi eksponensial yaitu ax

n exPxF )()( ,

dengan )(xPnmerupakan polinomial berderajat n.

Langkah-langkah untuk menyelesaikan fungsi polinomial dalam

persamaan diferensial yaitu:

a. Tulis ax

n

S

p exPxy )( , dengan )(xPn polinomial berderajat n

yang koefisien-koefisiennya berupa variabel yang akan ditentu-

kan nilainya dan s bilangan bulat tak negatif yang akan di-

tentukan kemudian.

b. Perhatikan penyelesaian persamaan diferensial homogen yang

bersesuaian )( cy . Jika )( cy tidak memuat bentuk py yang diambil

dalam langkah (a) yaitu 0s . Tetapi, jika )( cy memuat bentuk

py yang diambil dalam langkah (a) maka s diambil lebih besar

satu dari derajat cy .

c. Jika bentuk py sudah ditentukan maka koefisien-koefisien dalam

py dicari dengan menderivatifkan py dan mensubstitusikan ke

dalam persamaan deferensialnya.

Dibawah ini akan dijelaskan tentang deferensial polinomial pada

Contoh 2.

Contoh 2: Selesaikan persamaan xey

dx

dy

dx

yd 3

2

2

423 .

Penyelesaian:

Persamaan karakteristiknya, yaitu: 0232 mm , sehingga

diperoleh akar-akar karakteristiknya yaitu 11m , 22 m dan

Page 53: MATEMATIKA EKONOMI - UIN Sunan Ampel Surabayaie.febi.uinsby.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/...Eksponen (exponent) berarti indikator pangkat dimana suatu variabel harus dipangkatkan,

Matematika Ekonomi

45

xx

c ececy 2

21 . Selanjutnya, diambil xS

p Aexy 3 . Karena tidak

memuat bentuk seperti pada py maka s diambil 0 . Berarti,

x

p Aey 3 ,

x

p Aey 33' , x

p Aey 39'' . Dengan mensubstitusikan kedalam persamaan

diferensial diperoleh nilai A = 2 sehinggax

p ey 32 . Jadi, penyelesaian

umum persamaan diferensial di atas, yaitu:

xxx

c eececy 32

21 2

9. Diferensial Logaritma

Fungsi logaritma secara umum didefinisikan sebagai xx e logIn .

Jika u adalah fungsi x yang dapat didefinisikan maka:

a. dx

due

udx

dyyuy aa log

1'log

b. dx

du

udx

dyuIy

1n

Bukti:

uy a log

h

uhu

du

dy aa

h

log)log(lim

0

h

hu

du

dy a

h

)log(lim

0

h

u

h

du

dya

h

)1log(

lim0

uh

u

h

du

dya

h

)1log(

lim0

u

u

h

du

dyhua

h

/

0

)1log(

lim

u

e

du

dy a

h

loglim

0

u

e

du

dy a log

Page 54: MATEMATIKA EKONOMI - UIN Sunan Ampel Surabayaie.febi.uinsby.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/...Eksponen (exponent) berarti indikator pangkat dimana suatu variabel harus dipangkatkan,

Matematika Ekonomi

46

10. Diferensial Parsial

Jika fungsi implisit terdiri 2 variabel atau lebih, misalnya

cyxf ),( atau 0,...),,( zyxf f (x,y,z,…) = 0 maka turunan fungsi

ini dapat ditentukan melalui turunan parsial atau diferensial parsial

Jika cyxf ),( , maka turunan parsialnya:

x

f

: turunan parsial ke x , dimana variabel y dianggap tetap fx

x

f

: turunan parsial ke y , dimana variabel x dianggap tetap fy

7362 223 yxxyyxx , maka:

06443 22

yxyx

x

f

030220 2

xyx

x

f

Berdasarkan perhitungan diferensial parsial maka x

y

dari fungsi

implisit cyxf ),( dapat dihitung dengan 0.. dyfydxfx sehingga :

fx

fy

x

y

Diperoleh hasil:

322

64432

22

xyx

yxyx

dx

dy

11. Diferensial Fungsi Tersusun

Misal )(xfy dimana )(xgu , menentukan fungsi tersusun

))(())(( xffxfogy dan apabila g mempunyai turunan di x , dan f

mempunyai turunan di )(xgu maka turunan fungsi komposisi

))(( xfog ditentukan dengan rumus :

))(').((')()'( xgxgfxfog atau dy

du

du

dy

dx

dy.

Rumus ini dikenal dengan nama aturan rantai.

Contoh : Tentukan turunan dari 73 )42()( xxf

Page 55: MATEMATIKA EKONOMI - UIN Sunan Ampel Surabayaie.febi.uinsby.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/...Eksponen (exponent) berarti indikator pangkat dimana suatu variabel harus dipangkatkan,

Matematika Ekonomi

47

Jawab :

42 3 xu maka 26' xu

7)( uxf maka '7)(' 2uuxf

Jadi 732 )42(42)( xxxf

12. Diferensial Total

Diferensial total dari ),( yxfZ dinyatakan sebagai :

dyy

Zdx

x

ZdZ ..

Contoh :

22 yxZ dan 3xy

dx

dyyxdxdZ 22

23xdx

dy

dxxyxdxdZ )3.22( 2

Jika terdapat ),...,,( 21 nxxxfz maka:

n

n

dxx

Zdx

x

Zdx

x

ZdZ ...... 2

2

1

1

B. Integral

Matematika merupakan ilmu pengetahuan yang memiliki sifat

universal, di mana matematika ini memiliki peran penting di semua

bidang ilmu pengetahuan. Melalui perkembangan penalaran dan

abstraksi, matematika berkembang dari pencacahan, perhitungan, peng-

ukuran dan pengkajian sistematis terhadap bangun dan pergerakan benda-

benda fisika. Matematika secara praktis menjadi salah satu kegiatan

manusia sejak adanya rekaman tertulis. Kini, matematika digunakan di

seluruh dunia sebagai alat penting di berbagai bidang, termasuk ilmu

alam, teknik, kedokteran/medis, dan ilmu sosial seperti ekonomi, dan

psikologi.

Matematika terapan, cabang matematika yang melingkupi penerapan

pengetahuan matematika ke bidang-bidang lain, mengilhami dan mem-

buat penggunaan temuan-temuan matematika baru, dan kadang-kadang

mengarah pada pengembangan disiplin-disiplin ilmu yang sepenuhnya

Page 56: MATEMATIKA EKONOMI - UIN Sunan Ampel Surabayaie.febi.uinsby.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/...Eksponen (exponent) berarti indikator pangkat dimana suatu variabel harus dipangkatkan,

Matematika Ekonomi

48

baru, seperti statistika dan teori permainan. Para matematikawan juga

bergulat di dalam matematika murni, atau matematika untuk perkem-

bangan matematika itu sendiri, tanpa adanya penerapan di dalam pikiran,

meskipun penerapan praktis yang menjadi latar munculnya matematika

murni ternyata seringkali ditemukan terkemudian. Salah satu cabang dari

ilmu matematika yang patut dipelajari adalah integral.

Integral adalah lawan dari proses diferensial. Integral terbagi atas

beberapa jenis yaitu integral tentu dan integral tak tentu. Perbedaan antara

integral tertentu dan integral tak tentu yaitu jika integral tertentu memiliki

batasan-batasan, integral tak tentu tidak memiliki batasan–batasan.

Penguasaan mata pelajaran matematika khususnya mengenai integral bagi

peserta didik juga berfungsi membentuk kompetensi program keahlian. Dengan mengajarkan matematika khususnya dalam hal integral diharapkan peserta didik dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari dan

mengembangkan diri di bidang keahlian dan pendidikan pada tingkat

yang lebih tinggi.

1. Integral Tak Tentu

Integral tak tentu adalah operasi balikan dari turunan atau dari

pendiferensialan.

Definisi

Dikatakan bahwa F adalah anti turunan dari f pada selang s , jika

ffdx

d)( pada selang s , yakni jika )()(' xfxF untuk semua x

dalam selang s .

Perhatikan beberapa turunan di bawah ini :

8)( 3 xxF turunannya 23)(' xxF

12)( 3 xxF turunannya 23)(' xxF

3)( 3 xxF turunannya 23)(' xxF

Dapat kita lihat anti turunan dari 23x adalah 83 x atau 123 x

atau 33 x . Untuk ketiga jawaban tersebut hanya berbeda pada

konstantanya, jadi dapat kita perumum bahwa anti turunan dari 23x

adalah cx 3 dimana c adalah konstanta real sembarang. Secara umum

untuk menyatakan integral tak tentu dari )(xf ditulis sebagai berikut:

cxFdxxf )()(

di mana )(xf disebut integran dan c konstanta sembarang.

Page 57: MATEMATIKA EKONOMI - UIN Sunan Ampel Surabayaie.febi.uinsby.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/...Eksponen (exponent) berarti indikator pangkat dimana suatu variabel harus dipangkatkan,

Matematika Ekonomi

49

2. Sifat-Sifat Integral Tak Tentu

Andaikan f dan g mempunyai anti turunan (integral tak tentu) dan

andaikan adalah suatu konstanta, maka :

a. dxxfkdxxkf )()(

b. dxxgdxxfdxxgxf )()()()([

3. Rumus-Rumus Integral Tak Tertentu

a. 1,1

1 1

nCxn

dxx nn

b. Ckxdxk

c. Cxdxx

ln1

d. Cedxe xx

e. Ca

adxa

xx In

f. Cxx

dx

1

2sin

1

g. Cxtgnx

dx

1

21

h. Cxxx

dx

1

2sec

1

Page 58: MATEMATIKA EKONOMI - UIN Sunan Ampel Surabayaie.febi.uinsby.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/...Eksponen (exponent) berarti indikator pangkat dimana suatu variabel harus dipangkatkan,

Matematika Ekonomi

50

Page 59: MATEMATIKA EKONOMI - UIN Sunan Ampel Surabayaie.febi.uinsby.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/...Eksponen (exponent) berarti indikator pangkat dimana suatu variabel harus dipangkatkan,

Matematika Ekonomi

51

BAB V

PENERAPAN GRAFIK DAN PERSAMAAN

DALAM ILMU EKONOMI

Lingkup Relatif Grafik dan Persamaan

Teori Permintaan dan Teori Perilaku Konsumen

A. Teori Permintaan

Teori permintaan konsumen bermula dari teori perilaku konsumen

dan teori perilaku konsumen bertitik tolak dari aksioma preferensi atau

fungsi utiliti. Dalam perkembangan selanjutnya, teori perilaku konsumen

ditandai dengan generalisasi konsep utiliti. Pada hakekatnya permintaan

konsumen terhadap sesuatu jenis komoditas mencerminkan posisi

keseimbangan konsumen yang telah mempertimbangkan berbagai tujuan

untuk mencapai utiliti maksimum dengan jumlah pendapatan yang

tersedia. Seorang konsumen dikatakan berada dalam posisi keseimbangan

apabila pendapatannya telah dialokasikan kepada pembelian barang-

barang yang memberikan utiliti maksimum.

Teori permintaan menerangkan tentang ciri hubungan antara jumlah

barang yang diminta dan harga, dan juga menerangkan sifat dari

permintaan pembeli pada suatu komoditas (barang dan jasa). Berdasarkan

ciri hubungan antara jumlah barang yang diminta dan harga dapat dibuat

grafik kurva permintaan. Hal ini menerangkan ciri hubungan antara

jumlah barang yang diminta dan harga serta pembentukan kurva

permintaan. Permintaan seseorang terhadap suatu komoditas ditentukan

oleh banyak faktor, yaitu: 1) harga komoditas itu sendiri, 2) harga

komoditas lain yang berkaitan erat dengan komoditas tersebut, 3) pen-

dapatan, 4) cita rasa masyarakat, 5) keadaan di masa yang akan datang,

dan lain-lain. Tujuan teori permintaan adalah untuk menentukan berbagai faktor yang mempengaruhi permintaan. Permintaan mempunyai hubungan

multivariat yang ditentukan oleh banyak faktor secara simultan

(Koutsoyiannis, 1994).

Page 60: MATEMATIKA EKONOMI - UIN Sunan Ampel Surabayaie.febi.uinsby.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/...Eksponen (exponent) berarti indikator pangkat dimana suatu variabel harus dipangkatkan,

Matematika Ekonomi

52

Permintaan adalah berbagai jumlah komoditas (barang dan jasa)

yang diminta pada berbagai tingkat harga pada suatu waktu tertentu.

Permintaan timbul dari perilaku konsumen yaitu pendapatan yang

terbatas sementara keinginannya adalah untuk mencapai kupuasan

maksimal dengan jalan berusaha mengkonsumsi barang dan jasa

sebanyak-banyaknya (Joesron & Fathorrozi, 2003).

Dalam penelitian ini, permintaan yang diestimasi adalah permintaan

pariwisata yang diproduksi dengan jumlah kunjungan wisatawan yang

diasumsikan sebagai barang konsumsi atau produk akhir. Oleh karena itu,

fungsi permintaan yang digunakan adalah fungsi permintaan Marshallian

yang diperoleh dari derivasi maksimum utiliti konsumen dengan mem-

perhatikan kendala pendapatan konsumen kunjungan wisata. Kemudian

dalam fungsi permintaan tersebut dimasukkan juga faktor-faktor lain

yang diduga mempengaruhi permintaan pariwisata.

Pengertian permintaan dalam ilmu ekonomi yang lebih umum,

permintaan diartikan sebagai keinginan seseorang (konsumen) terhadap

barang-barang tertentu yang diperlukan atau diinginkannya. Namun

dalam praktik, pengertian permintaan seperti ini menunjukkan adanya

permintaan atas sejumlah barang yang diikuti dengan kekuatan membeli

(purchasing power). Karena jika keinginan (wants) diikuti dengan

kekuatan untuk pembelian, maka keinginan akan berubah menjadi

permintaan (Yoeti, 2008), jadi :

Demand = Wants + Purchasing Power ............................................ . (5.1)

Dengan kata lain, permintaan dapat diartikan sebagai hubungan

fungsional yang menunjukkan jumlah barang yang akan dibeli dengan

harga tertentu pada waktu tertentu. Permintaan sebagai suatu konsep

mengandung pengertian bahwa berlaku terhadap tiga variabel yang saling

mempengaruhi, yaitu kualitas produk (product quality), harga (price),

manfaat produk (product benefit) yang sangat mempengaruhi konsumen

dalam melakukan pembelian kebutuhannya. Salah satu faktor yang paling

mempengaruhi adalah harga. Bila harga suatu barang dianggap rendah

dari yang biasanya berlaku, maka dengan sendirinya permintaan akan

meningkat melebihi permintaan yang biasa terjadi. Sebaliknya bila harga

naik, ada kecenderungan konsumen hanya membeli sekedar yang

dibutuhkan saja dan tidak terjadi membeli lebih banyak yang dibutuhkan.

Dalam ilmu ekonomi, hukum permintaan mengatakan bahwa terjadi

hubungan timbal balik antara barang dan jasa yang diminta dengan harga,

jika faktor lain tidak mengalami perubahan (ceteris paribus). Dalam hal ini,

hukum permintaan mengatakan: ”Jika harga suatu barang atau jasa (good and

service) harganya mengalami kenaikan, sedangkan harga yang lainnya tetap

tidak mengalami perubahan atau sama, maka konsumen cenderung

melakukan substitusi, yaitu mengganti barang dan jasa itu dengan barang dan

jasa yang lain yang harganya lebih murah.

Page 61: MATEMATIKA EKONOMI - UIN Sunan Ampel Surabayaie.febi.uinsby.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/...Eksponen (exponent) berarti indikator pangkat dimana suatu variabel harus dipangkatkan,

Matematika Ekonomi

53

Hukum permintaan terutama memperhatikan sifat hubungan antara

harga sesuatu barang dengan jumlah barang yang diminta. Sedangkan

dalam kenyataan yang sebenarnya seperti sudah disampaikan di atas yaitu

banyaknya permintaan terhadap sesuatu barang juga ditentukan oleh

banyak faktor lain. Oleh sebab itu, untuk melengkapi analisis mengenai

teori permintaan adalah perlu untuk menganalisis bagaimana faktor

penting lainnya dapat mempengaruhi permintaan.

Dalam hukum permintaan dijelaskan sifat hubungan antara

permintaan suatu barang dengan tingkat harganya. Hukum permintaan

pada hakikatnya merupakan suatu hipotesis yang menyatakan ”makin

rendah harga suatu barang maka makin banyak permintaan terhadap

barang tersebut”. Sebaliknya ”makin tinggi harga suatu barang maka

makin sedikit permintaan terhadap barang tersebut”. (Mc. Eacheen, 2000:

46). Hukum permintaan direpresentasikan dalam grafik yang disebut

kurva permintaan, yang disajikan pada Gambar 5.1.

Sumber : Salvatore, 1996:16

Gambar 5.1. Kurva Permintaan

Hubungan antara sesuatu barang dengan berbagai jenis-jenis barang

lainnya dapat dibedakan menjadi tiga golongan yaitu : (i). barang lain itu

merupakan pengganti, (ii). barang lain itu merupakan pelengkap,

(iii). Kedua barang tidak mempunyai kaitan sama sekali. Fungsi

permintaan merupakan sebuah representasi yang menyatakan bahwa

jumlah barang yang diminta tergantung pada harga, pendapatan dan

preferensi.

Jumlah barang yang diminta Dx=f (P x, P y, I, preferensi).................. (5.2)

Sumber: Nicholson, 2002:1.

Q2

Q1

P1

Qx

Px

P2

0

D

Page 62: MATEMATIKA EKONOMI - UIN Sunan Ampel Surabayaie.febi.uinsby.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/...Eksponen (exponent) berarti indikator pangkat dimana suatu variabel harus dipangkatkan,

Matematika Ekonomi

54

B. Teori Utiliti

Salah satu tujuan utama ilmu ekonomi adalah untuk menjelaskan

dasar-dasar perilaku konsumen, dalam menjelaskan tentang perilaku

konsumen bersandar pada dasar pemikiran pokok bahwa orang cenderung

memilih barang-barang dan jasa-jasa yang nilainya paling tinggi. Untuk

menentukan perilaku konsumen dalam memilih kombinasi barang-barang

dan jasa-jasa yang akan dikonsumsinya melalui fungsi permintaan

dengan batasan yang sesuai dengan kemampuan anggarannya (budget

constraints). Dari pertentangan antara konsep kebutuhan (needs) dan

keinginan (wants) yang melekat pada diri seseorang terhadap suatu

barang/jasa muncul ukuran yang mencerminkan tingkat kepuasan

seseorang dalam mengkonsumsi barang/jasa yang bersangkutan, yang

dalam perkembangannya dikenal dengan ukuran utiliti dan preferensi.

Guna menjelaskan cara konsumen melakukan pilihan di antara berbagai

kemungkinan, para pakar ekonomi telah mengembangkan gagasan

mengenai utiliti (Samuelson, 1992: 101).

Utiliti (utility) didefinisikan sebagai tingkat kepuasan tertentu yang

diperoleh seorang konsumen dari mengkonsumsi sejumlah barang-barang

tertentu. Jika X1, ... Xn menunjukkan barang-barang yang dikonsumsi

oleh konsumen, maka fungsi utiliti dapat dituliskan sebagai U(X1, ... Xn).

(Yogianto Hartono, 2002 : 111). Utiliti tidak perlu diidentifikasi melalui

fungsi psikologis ataupun daya perasaan yang dapat diamati atau diukur

secara persis, melainkan utiliti merupakan konsep ilmiah yang digunakan

oleh para pakar ekonomi untuk memahami bagaimana konsumen secara

rasional membagi sumber daya yang terbatas di antara berbagai komoditi

yang memberi kepuasan (Samuelson, 1992 : 101).

Pada awalnya, fungsi utiliti ini dipandang sebagai pengukur kardinal

dari kepuasan yang diterima konsumen. Suatu utiliti dikatakan kardinal

indeks, jika item-item yang membentuk indeks ini dapat diukur secara

obyektif dan dapat dibandingkan satu dengan yang lainnya. Karena utiliti

sifatnya tidak dapat diobservasi (unobservable), sejak akhir abad ke-19,

pengukuran kardinal sudah ditinggalkan. Utiliti sekarang diukur secara

ordinal, yaitu diukur sebagai jenjang dari seikat komoditi (commodity

bundle) tanpa melihat intensitas kepuasan dari isi masing-masing item

yang membentuk ikatan tersebut. Misalnya X adalah seikat komoditi

yang terdiri dari item-item X1, ... Xn dan Y adalah ikatan komoditi yang

terdiri dari item-item Y1, ..., Yn. Untuk dua buah ikatan ini, yaitu X dan

Y, konsumen dapat menentukan pilihannya berdasarkan jenjangnya.

Misalnya X lebih disukai daripada Y (X>Y) atau Y lebih disukai

daripada )( YXX atau X dan Y sama-sama suka )( YX . Fungsi utiliti

kemudian dapat dibentuk sebagai suatu indeks, yaitu U(X) = U(X1, ... Xn)

Page 63: MATEMATIKA EKONOMI - UIN Sunan Ampel Surabayaie.febi.uinsby.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/...Eksponen (exponent) berarti indikator pangkat dimana suatu variabel harus dipangkatkan,

Matematika Ekonomi

55

untuk utiliti dengan indeks X dan U(Y) = U(Y1, ..., Yn) untuk utiliti

dengan indeks Y. Kedua utiliti ini kemudian dapat dibandingkan secara

ordinal, yaitu sebagai )()( YUXU atau )()( YUXU atau )()( YUXU .

Konsumen melakukan konsumsi untuk mendapatkan utiliti. Setiap

konsumen diasumsikan menyukai konsumsi lebih daripada konsumsi

kurang. Asumsi ini dapat diartikan bahwa marginal utiliti dari konsumsi

adalah positif, yaitu menambahkan konsumsi akan meningkatkan utiliti. Asumsi lain adalah bahwa marginal utiliti dari konsumsi sifatnya menurun,

yaitu peningkatan utiliti untuk konsumsi yang sama akan semakin lebih kecil

dari sebelumnya (Hartono, 2002: 111). Dari konsep utiliti tersebut dapat

diturunkan kurva permintaan (Samuelson, 1992: 101).

Christensen, et al (1975: 367) mengemukakan bahwa titik awal dan

studi permintaan konsumen adalah fungsi permintaan yang meng-

gambarkan bahwa jumlah barang yang dikonsumsi adalah fungsi dari

total pendapatan dan harga barang yang dinyatakan dalam bentuk

maksimisasi utiliti. Demikian juga Cooper dan McLaren (1992: 653)

menyatakan bahwa titik tolak teori permintaan adalah fungsi utiliti,

dimana fungsi permintaan dapat diderivasi atau diturunkan dari fungsi

utiliti.

Fungsi permintaan yang diderivasi dari fungsi utiliti disebut fungsi

permintaan Marshallian, yang pertama sekali diperkenalkan oleh Alfred

Marshall seorang ekonom Inggris pada tahun 1890 (Hartono, 2002: 126).

Fungsi permintaan Marshallian ini merupakan permintaan (demand)

terhadap barang oleh konsumen dengan menganggap penghasilan uang

konsumen konstan, sehingga fungsi ini disebut juga istilah Marshallian

(money-income held constant) demand equation (Clements, et al, 1996:

64), atau consumer’s ordinary demand function (Henderson & Quant,

1980: 18; McLaren, 1982: 393; Haneman, 1991: 636).

Fungsi permintaan Marshallian dapat diperoleh dari derivasi

maksimisasi utiliti dengan pembatas atau kekangan atau kendala

(constraint) pendapatan konsumen. Derivasi fungsi permintaan ini

mempunyai beberapa properti atau restriksi seperti : homogenity, Euler

theorema, Roy’s identity, symetry and negativity (Slutsky condition),

additivity (Engel aggregation), homotheticity, Sheppard’s lemma

(Christensen, 1975; chambers and McConnell, 1983; cooper & McLaren,

1992; Clements et.al, 1996; Hartono, 2002).

Untuk mendapatkan fungsi permintaan yang diperoleh dari fungsi

utiliti dengan kendala pendapatan konsumen yang ada, maka formulasi

sistem persamaan adalah sebagai berikut (Hartono, 2002 : 126) :

Memaksimumkan: ),...,,( 21 nXXXUU ........................................... 5.3

Page 64: MATEMATIKA EKONOMI - UIN Sunan Ampel Surabayaie.febi.uinsby.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/...Eksponen (exponent) berarti indikator pangkat dimana suatu variabel harus dipangkatkan,

Matematika Ekonomi

56

Kendala: YXpXpXp nn ),...,, 2211 ................................................... 5.4

Dimana Xn adalah kuantitas barang-n yang dibeli konsumen, pn

adalah harga barang-n dan Y adalah pendapatan konsumen. Penyelesaian

maksimasi ini dapat dilakukan dengan metode Lagrange Multiplier (λ)

persamaan Lagrange sebagai berikut :

).......(),...,( 22111 nnn XXpXpYXXU ................... 5.5

Turunan pertama sama dengan nol terhadap nXXX ,...,, 21 dan

terhadap λ adalah sebagai berikut :

01

11

p

X

U

X

................................................................ (5.6)

02

22

p

X

U

X

..................................................................... (5.7)

0

n

nn

pX

U

X

.................................................................... (5.8)

0..... 1

nnv XpXpY

................................................... (5.9)

Persamaan (5.6) sampai dengan (5.9) dapat dituliskan sebagai

berikut :

0111 pU ...................................................................... 5.10

0222 pU ............................................................................ 5.11

02 pUnn ........................................................................... 5.12

0.. ...11 nn XpXpY .......................................................... 5.13

Turunan kedua untuk masalah maksimasi dengan kendala adalah

determinan matrik bordered Hessian bernilai positif, sebagai berikut :

0

...

...

...

...

21

21

222212

111211

n

nnnnn

n

n

B .................................................................. 5.14

Page 65: MATEMATIKA EKONOMI - UIN Sunan Ampel Surabayaie.febi.uinsby.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/...Eksponen (exponent) berarti indikator pangkat dimana suatu variabel harus dipangkatkan,

Matematika Ekonomi

57

Nilai dari masing-masing turunan kedua dari fungsi Lagrange adalah :

112

1

2

2

1

2

11 UX

U

X

12

21

2

21

2

12 UXX

U

XX

n

nn

n UXX

U

XX1

1

22

1

1

1

2

1

pX

21

212

2

12

2

21

UXX

U

XX

222

2

2

2

2

22

2

UX

U

X

n

nn

n UXX

U

XX2

1

2

2

2

2

2

2

2

2

pX

1

1

2

1

2

1

n

nn

n UXX

U

XX

2

2

2

2

2

2

n

nn

n UXX

U

XX

nn

nn

nn UX

U

X

2

2

2

2

n

nn

n pX

U

XX

22

Selanjutnya matrik bordered Hessian dapat ditulis :

Page 66: MATEMATIKA EKONOMI - UIN Sunan Ampel Surabayaie.febi.uinsby.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/...Eksponen (exponent) berarti indikator pangkat dimana suatu variabel harus dipangkatkan,

Matematika Ekonomi

58

0

...

...

...

21

122221

111211

nnnnn

n

n

pUUU

pUUU

pUUU

B

....................................................... 5.15

Dari persamaan (2.10) sampai dengan (2.12) dapat diperoleh nilai λ

sebesar :

1

1

p

U

2

2

p

U

n

n

p

U

Dengan menyamakan nilai λ dapat diperoleh :

n

n

p

U

p

U

p

U ...

2

2

1

1 ............................................................ 5.16

atau

j

j

i

i

p

U

p

U untuk nji ,...,2,1, .................................................. 5.17

atau

j

i

j

i

P

P

U

U ........................................................................................... 5.18

Rasio

j

i

U

U adalah marginal rate of substitution (MRS) antara barang

i dan j . Rasio j

i

P

P disebut dengan economic rate of substitution antara

barang i dan j . Maksimasi menunjukkan bahwa nilai kedua rasio substitusi

ini adalah sama. Rasio ini juga dikenal sebagai equal marginal principle

dari teori pemaksimuman utilitas, yang berarti konsumen akan berada

pada posisi keseimbangan jika rasio antara utiliti marginal dan harga

masing-masing barang yang dikonsumsi adalah sama dan harus sama

dengan utilitas marginal pendapatan (Pindyck and Rubinfeld, 1992: 87).

Page 67: MATEMATIKA EKONOMI - UIN Sunan Ampel Surabayaie.febi.uinsby.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/...Eksponen (exponent) berarti indikator pangkat dimana suatu variabel harus dipangkatkan,

Matematika Ekonomi

59

Dengan mensubstitusikan nilai U1 yang diperoleh dari persamaan

(5.16) ke persamaan (5.13) atau ke kendala masalah maksimisasi ini,

maka fungsi permintaan Marshallian untuk barang X1 dapat diperoleh,

yaitu :

),,...,( * 111 YppXX nM ................................................................. 5.19

Fungsi permintaan ini merupakan fungsi dari harga barang pi dan

pendapatan Y.

Fungsi permintaan Marshallian mempunyai restriksi homogeneity of

degree 0 terhadap pi dan Y. Homogeneity of degree 0 ini mempunyai arti

bahwa bila harga barang pi dan Y berubah dengan tingkat yang sama,

permintaan barang Xi tidak berubah. Ada beberapa cara yang dapat

digunakan untuk membuktikan restriksi ini :

Pertama, kalikan semua nilai p dan Y dengan nilai t, sehingga fungsi

kendala pendapatan menjadi ytXptXpt ..... 2211 . Dengan membagi

fungsi kendala ini dengan t, maka akan diperoleh fungsi kendala seperti

semula. Konsekuensinya, turunan pertama dan turunan kedua dari

maksimimasi utiliti dengan kedua fungsi kendala tersebut juga akan

sama. Maksimumkan fungsi utiliti 21.XXU dengan kendala

ytXptXpt ..... 2211 , maka akan didapatkan fungsi permintaan Marshallian

1

12

*p

YX dan

2

22

*p

YX . Ini berarti bahwa permintaan Marshallian

mempunyai homogeneity of degree 0 terhadap p dan Y.

Kedua, dengan mengalikan Y dan pi dengan nilai t pada fungsi

permintaan Marshallian, misalnya 1

112

).(*p

YYpX . Dengan mengalikan-

nya nilai t akan diperoleh : 11

112.2

.).(*

p

Y

pt

YttYtpX . Dengan demikian

terbukti bahwa:

1

11112

).(*).(*p

YtYtpXYpX . Hasil ini menunjukkan bahwa fungsi

permintaan Marshallian mempunyai homogeneity of degree 0 terhadap p

dan Y.

Ketiga, teorema Euler dapat juga digunakan untuk membuktikannya.

Untuk homogenitas derajat-r, teorema Euler menyatakan :

),(*.**

111

11 YpXrY

M

Xp

X

. Untuk homogenitas derajat 0, maka

teorema Euler dapat ditulis: 0.*

.* 1

1

1

Y

Y

Xp

p

X. Besarnya turunan

Page 68: MATEMATIKA EKONOMI - UIN Sunan Ampel Surabayaie.febi.uinsby.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/...Eksponen (exponent) berarti indikator pangkat dimana suatu variabel harus dipangkatkan,

Matematika Ekonomi

60

pertama 1

112

),(*p

YYpX terhadap 1p dan Y adalah :

211

1

2

*

p

Y

p

X

dan

1

1

2

1*

pY

X

, sehingga :

022

.2

1

2.

*.

*

11112

1

11

1

1

p

Y

p

YY

pp

p

YY

Y

Xp

p

X

Hal ini sesuai dengan Teorema Euler yang menunjukkan bahwa

fungsi permintaan Marshallian mempunyai homogeneity of degree 0

terhadap p dan Y.

Fungsi permintaan Marshallian dapat juga diperoleh dari fungsi

utiliti tidak langsung (indirect utility functions) dengan menggunakan

Roy’s identity. Fungsi utiliti dan fungsi utiliti tidak langsung mempunyai

hubungan dualitas (duality). Berndt, et al, 1997: 651; Deaton, 1979: 393;

Kay, 1979: 602; Diewert, 1980: 595; McLaren, 1982: 392; Chambers &

McConnel, 1983: 596 ) atau two polar case (Hanemann, 1991: 636 ).

Fungsi utiliti tidak langsung (indirect utility function) diperoleh

dengan mensubstitusikan fungsi permintaan Marshallian ke dalam fungsi

utiliti. Misalnya, dengan mensubstitusikan fungsi permintaan

),,...,( 1 YppX nM ke dalam fungsi ),...,( 1 nXXU , maka diperoleh

),,...,(* 1 YppU n . Hasil dari substitusi ini merupakan fungsi utiliti tidak

langsung, yang dinyatakan dengan :

)],,...,(),...,,...,([),,...,(*),,...,( 1111 YppXYppXYppUYppV nnnMnn (5.20)

Jika multiplier Lagrange (λ) menunjukkan hubungan tingkat

perubahan utiliti maksimum terhadap pendapatan atau Y

U

*, maka ada

hubungan lain mengenai hubungan tingkat perubahan utilitas maksimum

terhadap harga barang-barang , yaitu Y

U

*. Dari persamaan Lagrange :

Ł )Xp-..........-Xp-(Y),...XU(X nn22n1 dan dengan menggunakan

teorema amplop (envelope theorem) (Chambers & McConnell, 1983:

596), dapat diperoleh Mi

M

i

XP

U.

*

. Hasil ini dikenal dengan Roy’s

identity. Identitas ini sangat penting, karena fungsi permintaan

Marshallian dapat diperoleh dari identitas ini. Artinya, jika fungsi utiliti

tidak langsung diketahui, maka fungsi permintaan Marshallian dapat

diperoleh.

Fungsi utiliti tidak langsung mempunyai restriksi sebagai berikut :

Page 69: MATEMATIKA EKONOMI - UIN Sunan Ampel Surabayaie.febi.uinsby.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/...Eksponen (exponent) berarti indikator pangkat dimana suatu variabel harus dipangkatkan,

Matematika Ekonomi

61

1. Tidak meningkat terhadap harga-harga barang, yaitu jika :

pi1 pi , maka U*( pi

1,Y) U*(pi , Y)

2. Tidak menurun terhadap Y, yaitu Y1 >Y, maka U*( pi

1,Y) U*(pi , Y)

3. Bersifat homogenius of degree 0 terhadap p dan Y, sebagai berikut :

U*(t.p,t.Y) = U*(pi , Y)

4. U*(pi , Y) bersifat quast-convex terhadap p.

Fungsi permintaan dapat juga diderivasi dari fungsi pengeluaran

yang disebut dengan fungsi permintaan Hicksian atau disebut juga

income-compensated demand function. Fungsi permintaan Hicksian dapat

diperoleh dari proses minimisasi pengeluaran dengan kendala utiliti yang

diinginkan, sehingga disebut dengan fungsi pengeluaran (expenditure

function). Fungsi pengeluaran ini menunjukkan minimum (Y) yang

merupakan pengeluaran minimum yang harus dikeluarkan untuk

mendapatkan utiliti U dengan harga p. Dengan masalah minimisasi

pengeluaran maka dapat dinyatakan :

Minimumkan : nn XpXpY ...11 ................................................ 5.21

Kendala : nXXX ...1 ...................................................... 5.22

Penyelasaian minimisasi ini dapat diperoleh dengan persamaan

Lagrange : Ł )),...,((... 11 nnni XXUUXpXp Dan setelah men-

dapatkan turunan pertama dan kedua terhadap X1, … Xn dan λ, maka

fungsi permintaan Hicksian dapat dinotasikan sebagai : Xi* (p,U) atau

XiH (p,U). Fungsi permintaan Hicksian merupakan fungsi permintaan

input pada kondisi optimal, yaitu :

),(* UpXX iHii ............................................................................... 5.23

Selain fungsi permintaan Hicksian diperoleh dari proses minimisasi

fungsi pengeluaran, maka fungsi ini dapat juga diperoleh dari Sheppard

lemma.

Sheppard lemma untuk fungsi pengeluaran minimum diperoleh dari

turunan pertama fungsi pengeluaran minimum terhadap faktor harganya,

di mana fungsi pengeluaran minimum dinyatakan sebagai:

),...( 1 Uppe n , sehingga :

i

nn

Hi

p

UppeUppX

),,...,(),,...,( 1

1 ...................................................... 5.24

Beberapa restriksi dari fungsi permintaan Hicksian adalah :

Page 70: MATEMATIKA EKONOMI - UIN Sunan Ampel Surabayaie.febi.uinsby.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/...Eksponen (exponent) berarti indikator pangkat dimana suatu variabel harus dipangkatkan,

Matematika Ekonomi

62

1. Meningkat searah dengan .U Jika U meningkat maka pengeluaran

juga meningkat untuk mendapatkan utilitas yang lebih besar.

2. Tidak menurun terhadap harga p . Jika harga baru p ’ meningkat dari

harga sebelumnya p , maka pengeluaran baru tidak akan menurun.

3. Mempunyai homogenitas derajat l terhadap p .

4. Fungsi pengeluaran ),...( 1 Uppe n berbentuk convex terhadap p .

C. Efek Substitusi dan Efek Pendapatan

Secara teoritis, derivasi fungsi permintaan menunjukkan pengaruh

perubahan tingkat harga barang terhadap jumlah barang yang diminta.

Pengaruh perubahan ini akan menimbulkan dua efek, yaitu efek substitusi

dan efek pendapatan (Sugiarto, dkk, 2005 : 179). Hipotesis maksimisasi

utilitas menyatakan bahwa untuk barang normal, turunnya harga barang

akan meningkatkan jumlah barang yang dibeli, karena : (1) efek substitusi

menyebabkan jumlah barang yang dibeli akan lebih banyak sehingga

utilitas konsumen bergerak sepanjang kurva indiferen, (2) efek

pendapatan menyebabkan jumlah barang yang dibeli lebih banyak karena

harga menurun sehingga meningkatkan daya beli. Dengan demikian

utilitas konsumen bergerak ke kurva indiferen yang lebih tinggi

(Nicholson, 2005: 128).

Secara umum efek substitusi menyatakan bahwa apabila harga

suatu barang naik, maka konsumen akan cenderung mengganti konsumsi

barang tersebut dengan barang lain yang harganya lebih murah dalam

rangka mencapai kepuasan yang diinginkan tetapi dengan anggaran yang

lebih rendah. Sedangkan efek pendapatan menyatakan bahwa efek

perubahan harga terhadap pendapatan riil. Apabila harga meningkat dan

pendapatan nominal tetap, maka pendapatan riil menurun dan cenderung

akan membeli lebih sedikit hampir semua jenis barang. (Samuelson,

1992 : 107). Penjelasan efek substitusi dan efek pendapatan pada kondisi

perubahan harga disajikan pada Gambar 5.2.

Page 71: MATEMATIKA EKONOMI - UIN Sunan Ampel Surabayaie.febi.uinsby.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/...Eksponen (exponent) berarti indikator pangkat dimana suatu variabel harus dipangkatkan,

Matematika Ekonomi

63

Sumber : Pyndick & Rubinfield ,1992

Gambar 5.2. Efek Substitusi dan Efek Pendapatan Untuk Barang Normal

Turunnya harga mempunyai efek substitusi dan efek pendapatan.

Konsumen mula-mula ada titik A pada garis anggaran l1. Efek substitusi

merupakan konsumsi barang X yang diasoasikan dengan perubahan harga

barang X, dengan tingkat utilitas dijaga agar tetap konstan. Efek ini

adalah perubahan dalam konsumsi barang X yang terjadi akibat

perubahan yang membuat barang X relatif lebih murah daripada

barang Y. Substitusi ini ditandai oleh gerakan sepanjang kurva indiferen.

Dalam gambar A efek substitusi diperoleh pada garis anggaran yang

sejajar dengan garis anggaran baru l2 (yang mencerminkan harga yang

relatif murah, yaitu harga X), tetapi menyinggung kurva indferen awal U1

(menjaga supaya tingkat utilitas tetap konstan). Garis anggaran baru (l2)

menggambarkan kenyataan bahwa pendapatan nominal dikurangi untuk

mengisolasikan efek substitusi. Dengan garis anggaran ini, konsumen

Barang X

Barang Y

X2 X1

Y2

E

Y1

U1

0

I1

A

C

B

U2

D

I2

Efek Subtitusi Efek Pendapatan

Efek Total

Page 72: MATEMATIKA EKONOMI - UIN Sunan Ampel Surabayaie.febi.uinsby.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/...Eksponen (exponent) berarti indikator pangkat dimana suatu variabel harus dipangkatkan,

Matematika Ekonomi

64

memilih kombinasi D dan mengkonsumsi barang X sebesar OE. Dengan

demikian garis X1E merupakan efek substitusi, yang selalu menuju ke

peningkatan dalam permintaan jumlah barang X.

Efek pendapatan merupakan konsumsi barang yang disebabkan oleh

peningkatan daya beli dengan harga barang X tetap konstan. Dalam

gambar A, efek pendapatan dilihat dari garis enggaran imajiner yang

melewati titik D ke garis anggaran baru (l2). Konsumen memilih

kombinasi titik B pada kurva indiferen U2 (karena harga barang X yang

lebih rendah telah menaikkan tingkat utilitas konsumen). Peningkatan

konsumsi barang X dari OE ke OX2 merupakan efek pendapatan yang

positif karena barang X adalah barang normal (konsumen akan membeli

lebih banyak karena pendapatan meningkat). Oleh karena mencerminkan

gerakan dari kurva indiferen ke kurva lain, maka efek pendapatan

mengukur perubahan daya beli konsumen. Efek total dari perubahan

harga, secara teoritis merupakan penjumlahan efek substitusi dan efek

pendapatan.

Efek substitusi dan efek pendapatan dapat juga dijelaskan dengan

menggunakan compensated demand Curve (Hicksian demand Curve) dan

uncompensated demand Curve (Marshallian demand Curve) (Nicholson,

2005 : 135). Compensated demand Curve menunjukkan hubungan antara

harga suatu barang dan jumlah yang diminta dengan asumsi bahwa harga

barang lain dan tingkat utilitas adalah konstan. Secara metematis, fungsi

compensated demand dinyatakan sebagai berikut :

),,( Uppxx yxc ................................................................................ 5.25

Hubungan compensated demand Curve dan uncompensated demand

Curve disajikan pada Gambar 5.3

Page 73: MATEMATIKA EKONOMI - UIN Sunan Ampel Surabayaie.febi.uinsby.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/...Eksponen (exponent) berarti indikator pangkat dimana suatu variabel harus dipangkatkan,

Matematika Ekonomi

65

Sumber : Nicholson, 2005

Gambar 5.3. Kurva Compensated Demand dan Uncompensated Demand

Pada titik kombinasi px’’ dan x’’ kedua kurva saling berpotongan

karena pada tingkat harga tersebut pendapatan konsumen cukup untuk

memperoleh utilitas tertentu. Dengan asumsi barang x adalah normal,

maka pada saat harga px’’’ (dibawah px’’) jumlah barang x yang diminta

lebih sedikit pada sepanjang kurva xc (compensated demand Curve)

dibanding dengan kurva x (uncompensated demand Curve). Sedangkan

untuk harga di atas px’’ (misalnya px’) kompensasi pendapatan adalah

positif karena konsumen perlu untuk memperhatikan utilitasnya. Dengan

asumsi barang x adalah barang normal, maka pada saat harga px’ jumlah

barang x yang diminta lebih banyak pada kurva xc dibanding dengan

kurva x.

Dengan demikian, secara umum untuk barang normal dapat

dikatakan bahwa compensated demand Curve kurang responsif terhadap

perubahan harga dibanding dengan uncompensated demand Curve. Kurva

yang lebih landai (flatter) yaitu compensated demand Curve meng-

gambarkan adanya efek substitusi dan efek pendapatan akibat perubahan

harga, sedangkan compensated demand Curve yang lebih curam (steeper)

hanya menggambarkan efek substitusi.

Barang X

Harga

X’’’ X’

Y2

X**

Y1

U1

0 X’’

x (Px, Py, I)

x' (Px,Py, U)

X*

Page 74: MATEMATIKA EKONOMI - UIN Sunan Ampel Surabayaie.febi.uinsby.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/...Eksponen (exponent) berarti indikator pangkat dimana suatu variabel harus dipangkatkan,

Matematika Ekonomi

66

Compensated demand Curve yang hanya menggambarkan efek

substitusi dapat juga diturunkan secara matematis (Nicholson, 2005 :

134). Misalkan fungsi utilitas untuk barang y dan barang x adalah :

yayxUU ),( ............................................................................ 5.26

Dan dimisalkan nilai α dan β masing-masing 0,5, maka persamaan

5.26 menjadi 5,05,0),( yayxUU ..................................................... 5.27

Dengan menggunakan nilai α dan β yang sama, kemudian ditulis

fungsi permintaan Marshallian (uncompensated demand) :

xx P

l

P

lx

2

...................................................................................... 5.28a

yy P

l

P

ly

2

...................................................................................... 5.28b

Dengan menggabungkan persamaan 2.28a dan 2.28b maka diperoleh

fungsi utilitas tidak langsung (indirect utility function) sebagai berikut :

5,05,02),,(

yx

yxPP

lPPlVU ................................................................. 2.29

Fungsi compensated demand untuk x dan y dapat diperoleh dari

persamaan 2.29 dengan mencari nilai l dan mensubstitusikannya terhadap

U pada persamaan 2.27 dan diperoleh :

5,0

5,0

x

y

p

Vpx ............................................................................................ 5.30a

5,0

5,0

y

y

p

Vpy ............................................................................................ 5.30b

Persamaan 2.30a dan 2.30b adalah fungsi compensated demand

(Hicksian demand function) untuk barang x dan y. Dari persamaan ini

dapat dinyatakan bahwa permintaan lebih tergantung pada utilitas

daripada pendapatan. Dengan asumsi bahwa utilitas adalah konstan, maka

jelaslah bahwa peningkatan harga px akan mengurangi barang x dan hal

ini hanya menggambarkan efek substitusi saja.

Page 75: MATEMATIKA EKONOMI - UIN Sunan Ampel Surabayaie.febi.uinsby.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/...Eksponen (exponent) berarti indikator pangkat dimana suatu variabel harus dipangkatkan,

Matematika Ekonomi

67

D. Permintaan Pasar dan Elastisitas Permintaan

1. Permintaan Pasar

Permintaan pasar (market demand) untuk suatu barang adalah

kuantitas total permintaan barang tersebut oleh seluruh pembeli potensial.

Kurva permintaan pasar (market demand Curve) menunjukkan hubungan

antara kuantitas total barang yang diminta dengan harga pasar dari barang

tersebut, ketika faktor lain dianggap konstan. Bentuk kurva permintaan

pasar dan posisinya ditentukan oleh bentuk kurva permintaan setiap

individu untuk produk yang diminta. Permintaan pasar tidak lebih

merupakan efek kombinasi dari berbagai pilihan ekonomi konsumen.

Untuk memudahkan penjelasan, diasumsikan bahwa hanya terdapat

dua barang (X dan Y) dan hanya dua individu (yang diberi nomor 1 dan

2) dalam sebuah perekonomian. Fungsi permintaan orang pertama

terhadap barang X diketahui:

),,( 11

1 IPPDX yxx .............................................................................. 5.31

Dan permintaan orang kedua akan barang X diketahui:

),,( 22

2 IPPDX yxx ............................................................................ 5.32

Dua ciri dari fungsi permintaan ini harus ditekankan secara eksplisit.

Pertama, kedua individu tersebut diasumsikan menghadapi harga yang

sama (Px dan Py). Setiap orang diasumsikan sebagai penerima harga yang

harus menerima harga yang berlaku dalam pasar, karena kemungkinan

tidak berlaku dalam kasus informasi yang tidak sempurna tentang harga.

Kedua, harus diperhatikan bahwa permintaan setiap orang bergantung

pada pendapatannya sendiri karena masing-masing dikendalikan dengan

batasan anggaran yang menetapkan berapa yang dapat dibelinya dengan

I1 dan I2., secara berturut-turut.

Permintaan total untuk X semata-mata merupakan penjumlahan

dari jumlah yang diminta oleh kedua individu ini. Jelas, permintaan pasar

ini akan bergantung pada parameter Px, Py, I1, dan I2. Secara matematis.

total ),,(),,( 22

11

21 IPPDIPPDXXX yxxyxx ............................... 5.33

atau

total ),,,( 21 IIPPMDX yxx

di mana fungsi MDx mewakili fungsi permintaan pasar untuk barang

X. Perlu diperhatikan bahwa dalam kasus ini, permintaan pasar

bergantung baik pada barang X maupun pada barang Y dan pada

pendapatan setiap individu. Untuk lebih jelasnya kurva permintaan pasar

disajikan pada Gambar2.4.

Page 76: MATEMATIKA EKONOMI - UIN Sunan Ampel Surabayaie.febi.uinsby.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/...Eksponen (exponent) berarti indikator pangkat dimana suatu variabel harus dipangkatkan,

Matematika Ekonomi

68

Gambar 2.4

Kurva Permintaan Pasar

X XX

PXPXPX

dX1

dX2

X1* X2*

PX*

Kurva Permintaan

Individu 1

Kurva Permintaan

Individu 2

Kurva Permintaan

Pasar

X*

DX

X1* + X2* = X*

Sumber: Nicholson, 2005.

Gambar 5.4. Kurva Permintaan Pasar

Kurva permintaan pasar merupakan “penjumlahan horizontal” dari

setiap kurva permintaan individual. Pada setiap harga, jumlah yang

diminta di pasar merupakan penggabungan dari jumlah-jumlah yang

diminta dari setiap individu.

2. Elastisitas Permintaan

Secara umum, permintaan selalu dipengaruhi oleh harga barang

itu sendiri, harga barang lain dan pendapatan, yang dapat dinyatakan

dalam bentuk fungsi persamaan: Qx = f(Px, Py,I ). Jumlah Qx (barang yang

diminta) dapat berubah sebagai akibat perubahan-perubahan variabel-

variabel Px (harga barang itu sendiri), Py (harga barang lain) dan I

(pendapatan). Rasio yang mengukur perubahan antara jumlah barang

yang diminta sebagai akibat perubahan variabel-variabel yang mem-

pengaruhinya disebut elastisitas permintaan, (Salvatore, 1994; Henderson

& Quandt, 1980). Elastisitas permintaan mengukur perubahan relatif

dalam jumlah unit barang yang dibeli sebagai akibat perubahan salah satu

faktor yang mempengaruhinya (cateris paribus). Elastisitas yang

dikaitkan dengan harga barang itu sendiri disebut elastisitas harga (price

elasticity of demand). Sedangkan elastisitas yang dikaitkan dengan harga

barang lain disebut elastisitas silang (cross elasticity), dan yang dikaitkan

dengan pendapatan disebut elastisitas pendapatan (income elasticity)

(Prathama Rahardja & Mandala Manurung, 2004).

a. Elastisitas Harga (Price Elasticity)

Koefisien elastisitas harga dari permintaan (eP) mengukur

persentase perubahan jumlah komoditi yang diminta per unit yang

diakibatkan oleh persentase perubahan harga tertentu dari komoditi

tersebut. Karena hubungan antara harga dan jumlah adalah terbalik,

maka koefisien elastisitas harga dari permintaan adalah angka negatif.

Agar nilai negatif dihindarkan dalam pembahasan, maka minus

Page 77: MATEMATIKA EKONOMI - UIN Sunan Ampel Surabayaie.febi.uinsby.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/...Eksponen (exponent) berarti indikator pangkat dimana suatu variabel harus dipangkatkan,

Matematika Ekonomi

69

seringkali dimasukkan ke dalam rumus e. Misalkan Q mewakili

perubahan jumlah komoditi yang diminta yang diakibatkan oleh

perubahan harga tertentu dari komoditi itu ( P), maka diperoleh :

ahperubahanpersentase

ayangbarangjumlahperubahanpersentaseep

arg

intdim

P

Q

%

%

Q

P

P

Q

pP

QQ.

/

/

................................................................... 5.34

Permintaan disebut elastis jika e > 1, inelastis jika e < 1, dan

elastis uniter jika e = 1.

b. Elastisitas Pendapatan (Income Elasticity)

Koefisien elastisitas pendapatan dari permintaan (eI) mengukur

persentase perubahan jumlah komoditi yang dibeli per unit waktu )/( QQ akibat adanya persentase perubahan tertentu dalam pendapatan

konsumen )/( II . Maka diperoleh:

endapatan

intdim

pperubahanpersentase

ayangbarangjumlahperubahanpersentaseeI

I

O

%

%

Q

I

I

Q

II

QQ.

/

/

.......................................................................... 5.35

Apabila eM negatif, barang tersebut adalah barang bermutu

rendah (inferior). Jika eM positif, barang tersebut adalah barang

normal. Barang normal biasanya menjadi barang mewah jika eM >1,

kalau tidak demikian maka barang tersebut adalah barang kebutuhan

pokok. Tergantung pada tingkat pendapatan konsumen, eM untuk

suatu barang mungkin sangat bervariasi. Maka, barang tertentu

mungkin menjadi barang mewah pada tingkat pendapatan yang

rendah, barang kebutuhan pokok pada tingkat pendapatan menengah

dan barang bermutu pada tingkat pendapatan yang tinggi.

c. Elastisitas Silang (Cross Elasticity)

Koefisien elastisitas silang dari permintaan komoditi X terhadap

komoditi Y (exy) mengukur persentase perubahan jumlah X yang

dibeli per unit waktu )/( xx QQ akibat adanya persentase perubahan

tertentu dalam harga Y )/( yy PPY . Maka diperoleh rumus sebagai

berikut :

Page 78: MATEMATIKA EKONOMI - UIN Sunan Ampel Surabayaie.febi.uinsby.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/...Eksponen (exponent) berarti indikator pangkat dimana suatu variabel harus dipangkatkan,

Matematika Ekonomi

70

Y barang arga

intdim X

hperubahanpersentase

ayangbarangjumlahperubahanpersentaseexy

y

x

P

Q

%

%

x

y

y

x

yy

xx

Q

P

P

Q

PP

QQ.

/

/

................................................................ 5.36

Jika X dan Y adalah barang substitusi, exy adalah positif. Di

pihak lain, jika X dan Y adalah barang komplementer, exy adalah

negatif. Jika komoditi-komoditi itu tidak berhubungan (yaitu, jika

komoditi-komoditi itu bebas satu sama lain), maka exy = 0.

E. Permintaan Pariwisata

Menurut Melatsih & Goeldner, 1986, permintaan pariwisata tergantung pada jumlah anggaran yang tersedia untuk belanja dan pada pilihan untuk

realitas pariwisata terhadap barang-barang dan jasa lainnya. Pada sebuah

kondisi ekstrim, seseorang dapat mengalokasikan seluruh anggarannya

untuk berpariwisata dan pada sisi lain juga dapat digunakan seluruhnya

untuk mengkonsumsi barang lain. Seluruh kemungkinan kombinasi

digambarkan sepanjang budget line T1 dan G1 yang merupakan

kombinasi seseorang dalam mengkonsumsi kedua barang, dan disajikan

pada Gambar 2.5.

Sumber : Sinclair dan Stabler, 1997:1

Gambar 5.5. Konsumsi Pariwisata dan Barang Lain

G G1

Barang lain

Pariwisata

T1

0

D

T

Page 79: MATEMATIKA EKONOMI - UIN Sunan Ampel Surabayaie.febi.uinsby.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/...Eksponen (exponent) berarti indikator pangkat dimana suatu variabel harus dipangkatkan,

Matematika Ekonomi

71

Pada Gambar 5.5. titik OT bila seseorang menghabiskan seluruh

anggaran untuk pariwisata, OG bila seluruh anggaran dihabiskan untuk

mengkonsumsi barang-barang lain. Seseorang akan mengalokasikan

anggaran antara konsumsi barang lain dan untuk pariwisata dengan

memilih kombinasi yang memberikan kepuasan maksimal. Kemudian D

merupakan titik kombinasi yang maiksimal dimana OT1 untuk pariwisata

dan OG1 untuk konsumsi barang lain. Permintaan pariwisata pada

dasarnya dipengaruhi oleh harga dan pendapatan serta informasi tentang

keduanya dapat mempengaruhi angka permintaan (Sinclair & Stabler,

1997; 19-20). Dengan demikian, kenaikan pendapatan akan mengakibat-

kan kenaikan pada pembelian produk pariwisata, sama halnya dengan

efek kenaikan pendapatan pada permintaan kebanyakan barang dan jasa

lainnya, contohnya adalah barang normal (normal good) karena

permintaan akan barang tersebut secara positif berhubungan dengan

pendapatan. Selain itu, pendapatan yang naik memungkinkan juga

menurunkan permintaan seperti pada produk pariwisata dalam daerah

tujuan pemasaran umum, secara tidak langsung bentuk produk pariwisata

ini adalah barang inferior (Sinclair dan Stabler, 1997).

Keputusan wisatawan untuk berkunjung sebenarnya merupakan

pertemuan antara jumlah permintaan dan penawaran komponen-

komponen pariwisata dimana pasar bagi jasa-jasa pariwisata adalah

wisatawan potensial, yaitu orang yang mempunyai kemauan dan

kemampuan untuk melakukan perjalanan wisata. Dalam ilmu ekonomi,

hukum permintaaan menyatakan bahwa jumlah barang yang diminta

dalam satu periode tertentu berubah berlawanan dengan harganya, jika

hal lain diasumsikan tetap (cateris paribus). Oleh karena itu, semakin

rendah harga suatu barang maka semakin banyak jumlah barang yang

diminta, sebaiknya semakin tinggi harganya, semakin kecil jumlah

barang yang diminta (Mc. Eachern, 2001). Hukum permintaan

direpresentasikan dalam grafik yang disebut kurva permintaan (pada

Gambar 2.1).

Ada alasan, mengapa jumlah permintaan dan tingkat harga memiliki

sifat hubungan seperti di atas. Yang pertama, sifat hubungan seperti ini

disebabkan karena kenaikan harga menyebabkan para pembeli mencari

barang lain yang dapat digunakan sebagai pengganti terhadap barang

yang mengalami kenaikan harga. Sebaliknya, apabila harga turun maka

orang mengurangi pembelian terhadap barang lain yang sama jenisnya

dan menambah pembelian terhadap barang yang mengalami penurunan

harga.Yang kedua, kenaikan harga menyebabkan pendapatan riil para

pembeli berkurang. Pendapatan yang merosot tersebut memaksa para

pembeli untuk mengurangi pembeliannya terhadap berbagai jenis barang

yang mengalami kenaikan harga.

Page 80: MATEMATIKA EKONOMI - UIN Sunan Ampel Surabayaie.febi.uinsby.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/...Eksponen (exponent) berarti indikator pangkat dimana suatu variabel harus dipangkatkan,

Matematika Ekonomi

72

Hampir pada kebanyakan industri jasa, masalah yang penting untuk

menentukan permintaan pariwisata adalah kualitas yang harus sesuai

dengan kebutuhan dan keinginan, sedangkan soal harga merupakan

masalah yang kedua. Walau ditambahkan biaya asuransi pelanggan mau

saja menerima karena hal ini merupakan suatu ketentuan umum,

tersedianya fasilitas yang memadai merupakan pilihan yang menentukan

untuk permintaan yang spesifik.

Dalam kepariwisataan sudah biasa dilakukan perbedaan harga (price

differentiation) yang secara umum sebagai suatu strategi dalam

pemasaran. Sebagai contoh misalnya, sedikitnya dijumpai 12 tarif

perjalanan round trip yang disusun oleh International Air Transportation

Association (IATA) antara London dan New York berdasarkan :

1. Musim (season) dijumpai 3 (tiga) macam tarif

2. Berdasarkan rata-rata lamanya tinggal dijumpai 4 (empat) macam

tarif

3. Berdasarkan bentuk pelayanan di tempat tujuan dijumpai 2 (dua)

macam tarif

4. Berdasarkan umur pengunjung dijumpai 3 (tiga) macam tarif.

Faktor harga sangat menentukan dalam persaingan antara sesama

tour operator. Sering terjadi, paket wisata untuk suatu DTW yang sama

ditawarkan dengan harga yang berbeda. Jika perbedaan dalam fasilitas

tidak seberapa bedanya, biasanya wisatawan akan lebih suka memilih

harga paket wisata yang lebih murah.

Menurut Thomas, J.A dalam bukunya yang berjudul Principle and

Procedure of Tour Management yang dikutip oleh J.T. Curran (1978: 17)

menyatakan bahwa orang melakukan perjalanan wisata disebabkan oleh :

1) ingin melihat bangsa-bangsa lain, 2) ingin melihat dan menyaksikan

sesuatu yang istimewa, unik, aneh atau langka, berbeda dengan apa yang

ada di negaranya, 3) untuk memperoleh wawasan yang lebih luas,

meningkatkan saling pengertian dan apa yang sedang terjadi di negara

lain, 4) untuk mengetahui suatu peristiwa tertentu, 5) untuk menghindari

kegiatan rutin yang menimbulkan kejenuhan dan bosan, 6) menggunakan

kesempatan yang ada: waktu senggang, uang tabungan, dan kondisi

kesehatan yang memungkinkan, 7) untuk melihat perkembangan kegiatan

ekonomi dan teknologi yang sudah dicapai oleh negara-negara yang

dikunjungi. Selanjutnya menurut MacIntosh, R.W. (1972: 61) dalam

bukunya Tourism : Principles, Practices and Philosophies mengatakan

bahwa orang melakukan perjalanan wisata disebabkan oleh: 1)m otivasi

fisik, 2) motivasi kultural, 3) motivasi personal, 4) motivasi status dan

prestise.

Page 81: MATEMATIKA EKONOMI - UIN Sunan Ampel Surabayaie.febi.uinsby.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/...Eksponen (exponent) berarti indikator pangkat dimana suatu variabel harus dipangkatkan,

Matematika Ekonomi

73

Mengenai permintaan dalam industri pariwisata, menurut G.A Schmoll (1977:43) dalam bukunya Tourism Promotion menyatakan bahwa

wisatawan bertindak sesuai dengan kehendak hatinya dan bebas memilih

Daerah Tujuan Wisata (DTW) yang akan dikunjunginya, obyek dan

atraksi wisata yang akan dilihatnya atau fasilitas atau produk apa yang

dibutuhkan atau diinginkannya. Perjalanan wisata misalnya, bukanlah

suatu kebutuhan yang harus dipenuhi, akan tetapi wisatawan melakukan

perjalanan wisata lebih banyak ditentukan secara subyektivitas dan penuh

dengan perasaan emosional, yang ada kalanya jauh dari pemikiran

rasional.

Permintaan dalam industri pariwisata terdiri dari beberapa fasilitas

dan produk yang berbeda bukan saja dalam hal sifat, tetapi juga manfaat

dan kebutuhannya bagi wisatawan. Fasilitas dan produk sifatnya sangat

berbeda satu dengan yang lainnya (heterogenity), akan tetapi permintaan

fasilitas dan produk sangat erat kaitannya dengan kebutuhan wisatawan

selama dalam perjalanan wisata yang dilakukannya (composite demand).

Menurut G.A. Schmoll (1977) menyatakan bahwa permintaan dalam

industri pariwisata tidak hanya membutuhkan ”A Single Services” tetapi

juga membutuhkan suatu kombinasi dari bermacam-macam pelayanan

yang ditawarkan dalam suatu paket wisata yang dalam ilmu ekonomi

pariwisata sebagai ”An Assartment of Services”. Oleh karena itu

permintaan (demand) dalam industri pariwisata tidak hanya terbatas pada

waktu yang diperlukan pada saat perjalanan wisata dilakukan. Akan

tetapi jauh sebelum melakukan perjalanan, permintaan itu sudah

mengemukakan informaasi tentang DTW yang akan dikunjungi, hotel di

mana akan menginap, pesawat yang akan digunakan, tempat-tempat yang

akan dikunjungi dan banyak uang yang harus dibawa. Hal ini juga harus

dapat memuaskan calon wisatawan sebelum melakukan perjalanan

wisata, karena atas kelengkapan informasi inilah calon wisatawan

memutuskan akan membeli paket atau tidak.

Permintaan dalam industri pariwisata tidak berbeda dengan

permintaan dalam ilmu ekonomi pada umumnya. Dalam ilmu ekonomi

kebutuhan-kebutuhan yang dapat diperoleh dengan mudah juga

merupakan barang-barang ekonomi karena dapat diperoleh secara bebas

misalnya udara yang segar, pemandangan yang indah, atau cuaca yang

cerah. Hal ini berlaku juga dalam industri pariwisata, dan bahkan justru

barang-barang yang termasuk ”free goods” ini yang dapat meningkatkan

kepuasan bagi wisatawan.

Bagi wisatawan, semua unsur, produk dan fasilitas yang tersedia dan

barang-barang tergolong ”free goods” saling berkaitan antara yang satu

dengan yang lain untuk mencapai kepuasannya dalam perjalanan wisata

Page 82: MATEMATIKA EKONOMI - UIN Sunan Ampel Surabayaie.febi.uinsby.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/...Eksponen (exponent) berarti indikator pangkat dimana suatu variabel harus dipangkatkan,

Matematika Ekonomi

74

yang dilakukannya. Dari sudut pandangan wisatawan, semua unsur

permintaan mulai dari ”free good” sampai dengan ”tourist services”

diperoleh dengan pengorbanan. Artinya, untuk mendapatkan semua itu

wisatawan harus membayar dengan sejumlah uang. Semua unsur

permintaan itu saling melengkapi dan mempunyai ikatan yang erat sekali

satu dengan yang lain (complementary and interrelated).

Schmidhauser (1962) menyatakan bahwa karakter permintaan dalam

industri pariwisata tidak hanya dalam satu macam pelayanan saja, akan

tetapi merupakan suatu kombinasi bermacam-macam pelayanan yang

satu dengan yang lainnya berbeda dan ditawarkan secara terpisah.

Dengan kata lain, permintaan terhadap produk wisata itu tercermin dalam

suatu paket wisata yang disusun atas bermacam-macam produk yang

berbeda dalam bentuk, fungsi, dan manfaatnya.

Dalam Gambar 2.6 sumbu vertikal menunjukkan pariwisata dan

sumbu horizontal menunjukkan barang lain. Garis TG dan T’G’ secara

berturut-turut adalah budget line sebelum dan sesudah kenaikan

pendapatan, dan keduanya sejajar karena asumsi harga relatif untuk

pariwisata dan barang lain adalah konstan. Kurva indifferent diikutkan

untuk mengilustrasikan preferensi seseorang.

Sumber : Sinclair dan Stabler, 1997.

Gambar 5.6. Pengaruh Perubahan Pendapatan dalam Konsumsi Pariwisata

Barang Lain

Pariwisata

G2 G1

T3

E I1

I1

0

I3

F

G3

I3

I2

D

I2

G G'

T

T2

T1

T'

Page 83: MATEMATIKA EKONOMI - UIN Sunan Ampel Surabayaie.febi.uinsby.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/...Eksponen (exponent) berarti indikator pangkat dimana suatu variabel harus dipangkatkan,

Matematika Ekonomi

75

Jika pariwisata merupakan barang normal, preferensi mungkin

diilustrasikan oleh kurva indifferent I2I2, sehingga permintaan baik dari

OT1 ke OT2 pada titik E. Jika pariwisata merupakan barang inferior, yang

dinyatakan dengan kurva indifferent I3I3, kenaikan pendapatan akan

menyebabkan penurunan pariwisata. Jika permintaan naik lebih dari nilai

proposionalnya, maka barang tersebut dikenal sebagai barang mewah

(luxury) dan jika permintaan naik kurang dari nilai proposionalnya,

barang tersebut dikenal dengan sebagai barang kebutuhan dasar

(necessity). Dalam konsep elastisitas, permintaan barang luxury dikatakan

elastis berkaitan dengan perubahan pandapatan dan inelastis untuk

necessity (Sinclair dan Stabler, 1997).

Kasus kedua menyangkut pengaruh permintaan pariwisata atas

perubahan harga relatif dengan asumsi pendapatan konstan. Permintaan

dan harga biasanya berhubungan negatif, sehingga penurunan harga

secara normal berhubungan dengan kenaikan permintaan, dan sebaliknya.

Pengaruh penurunan harga pariwisata dalam Gambar 5.7.

Gambar 5.7. Pengaruh Perubahan Harga dalam Konsumsi Pariwisata

Karena pariwisata sekarang lebih murah, anggaran seseorang

sekarang dapat membeli pariwisata OT’ yang maksimum sebagai ganti

OT, sementara jumlah maksimum barang lain yang dapat dibeli tetap

konstan pada OG karena harganya dianggap konstan. Kombinasi

pariwisata dan barang lain yang dapat dibeli setelah harga turun

ditunjukkan dengan garis T’G. Kombinasi optimal semula dan berikutnya

Barang Lain

Pariwisata

G2 G1

I1

I1

0

I2

D I2

G

T

T2

T1

T'

Page 84: MATEMATIKA EKONOMI - UIN Sunan Ampel Surabayaie.febi.uinsby.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/...Eksponen (exponent) berarti indikator pangkat dimana suatu variabel harus dipangkatkan,

Matematika Ekonomi

76

antara pariwisata dan barang lain secara berturut-turut adalah titik D dan

E pada gambar 2.4, sehingga penurunan harga pariwisata menghasilkan

kenaikan permintaan dan kepuasan seperti orang membeli pariwisata

sebesar OT2 dan barang lain sebesar OG2 dibandingkan dengan OT1 dan

OG1 sebelum harga turun. Mungkin juga mempertimbangkan pilihan

antara dua bentuk pariwisata yang sama, dimana harga dari yang satu

berubah relatif terhadap harga dari yang lain. Jadi, misalnya warga

Inggris mungkin sedang memikirkan salah satu dari dua tempat liburan di

Mediterania, satu di Perancis dan yang lainya di Italia, namun nilai Franc

Perancis naik terhadap poundsterling sementara Lira tetap tidak berubah,

tempat liburan di Italia akan dipilih (Sinclair dan Stabler, 1997).

Dalam analisis permintaan pariwisata, di mana secara umum

pariwisata termasuk barang normal. Artinya jika pendapatan naik , maka

permintaan pariwisata juga naik. Dalam hal ini yang bekerja adalah efek

pendapatan sesuai dengan konsep teori permintaan Marshallian.

Efek Perubahan Pendapatan Dan Harga Pada Permintaan Pariwisata.

Perubahan pendapatan seseorang dan perubahan harga

menyebabkan perubahan pada konsumsi pariwisata, yang disebut income

effect dan substitution effect. dan disajikan pada Gambar 5.8.

Sumber: Sinclair & Stabler, 1997:17.

Gambar 5.8. Efek Pendapatan dan Efek Substitusi pada Permintaan Pariwisata

Barang Lain

Pariwisata

G2 G1

T2

E

T1

IC1

0

IC3

T

P

F

T' D

IC2

G3

T3

G

Page 85: MATEMATIKA EKONOMI - UIN Sunan Ampel Surabayaie.febi.uinsby.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/...Eksponen (exponent) berarti indikator pangkat dimana suatu variabel harus dipangkatkan,

Matematika Ekonomi

77

Dari gambar di atas dapat dijelaskan bahwa garis anggaran mula-

mula TG, turunnya harga pariwisata menyebabkan garis anggaran

bergeser ke T’G, tetapi optimal mula-mula D. Efek perubahan harga

digambarkan dengan garis putus-putus PP dengan slope yang sama

dengan T’G yang menyinggung IC1, sehingga titik optimal bergeser ke S.

Artinya permintaan pariwisata naik dan permintaan harga lain turun.

Kemudian jika terjadi perubahan pendapatan dimana harga menjadi lebih

murah. Seseorang dapat memilih menghabiskan tambahan pendapatan itu

untuk pariwisata bergeser dari S ke E dimana OT2 untuk pariwisata dan

OG2 untuk barang lain. Jika untuk mengkonsumsi barang lain, maka titik

optimum bergeser dari S ke F dimana OT3 untuk pariwisata dan OG3

untuk barang lain.

Page 86: MATEMATIKA EKONOMI - UIN Sunan Ampel Surabayaie.febi.uinsby.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/...Eksponen (exponent) berarti indikator pangkat dimana suatu variabel harus dipangkatkan,

Matematika Ekonomi

78

Page 87: MATEMATIKA EKONOMI - UIN Sunan Ampel Surabayaie.febi.uinsby.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/...Eksponen (exponent) berarti indikator pangkat dimana suatu variabel harus dipangkatkan,

Matematika Ekonomi

79

BAB VI

APLIKASI DIFERENSIAL DAN INTEGRAL

DALAM EKONOMI

A. Konsep Elastisitas

Di dalam analisa ekonomi diferensial dan integral banyak diper-

gunakan dalam masalah elastisitas, biaya, hasil penjualan, consumer’s

surplus dan producer’s surplus.

Seperti yang telah diketahui banyaknya pertambahan atau

penurunan jumlah yang diminta atau yang ditawarkan suatu barang

sebagai akibat dari naik atau turunnya harga dari barang tersebut

ditentukan oleh tingkat elastisitas harga atas permintaan atau penawaran

barang tersebut. Yang dimaksud elastisitas harga adalah angka

perbandingan antara perubahan relatif dari jumlah barang dengan

perubahan relatif dari harga. Apabila p merupakan harga dan x

merupakan jumlah/kuantitas barang maka pengertian elastisitas tersebut

dapat dinyatakan dalam formula berikut.

Elastisitas p

p

x

x : .

Contoh:

Bila harga Rp 10,- terdapat jumlah/kuantitas 150 unit sedangkan jika

harga Rp 12,50 maka jumlah/kuantitas 200 unit. Dalam hal ini kita

dapatkan perubahan harga yaitu: naik sebesar: Rp 12,50 – Rp 10,- =

Rp 2,50. Sedangkan perubahan jumlah yaitu naik sebesar = 200 – 150

= 50 unit. Maka diperoleh eastisitas:

10

5,2:

150

50:

p

p

x

x

Page 88: MATEMATIKA EKONOMI - UIN Sunan Ampel Surabayaie.febi.uinsby.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/...Eksponen (exponent) berarti indikator pangkat dimana suatu variabel harus dipangkatkan,

Matematika Ekonomi

80

3

4

4

1:

3

1

Contoh 2:

Jika harga Rp. 12,5 terdapat jumlah/kuantitas 100 unit, sedangkan

bila harga Rp. 10 maka jumlah/kuantitas 150 unit. Dalam hal ini kita

dapatkan perubahan harga yaitu turun sebesar 50,212 Rpppp .

Sedangkan perubahan jumlah barang adalah naik yaitu:

5015010012 xxx

Sehingga diperoleh:

Elastisitas p

p

x

x :

3

4

4

1:

3

1

10

50,2

:150

50

Dari contoh (1) terlihat bahwa terdapat pertambahan jumlah barang

sebagai akibat naiknya harga sehingga elastisitasnya mempunyai angka

positif. Grafiknya terlihat grafik (1), maka terlihat Curvenya bergerak

dari kiri bawah ke kanan atas atau sebaliknya. Hal ini sesuai dengan

hukum penawaran dimana harga naik maka jumlah barang yang di-

tawarkan bertambah. jadi elastisitas penawaran akan memberikan angka

positif. Sedangkan dari contoh (2), terlihat bahwa terdapat kenaikan

jumlah orang sebagai akibat turunnya harga sehingga elastisitasnya

mempunyai angka negatif.

Bila dilihat dalam grafik terlihat pada grafik (2), maka terlihat

Curvenya bergerak dari kiri atas ke kanan bawah.

X

P

150 50

2,5

100

5

7,5

0

D

10

12,5

15

200

X

P

150 50

2,5

100

5

7,5

0

S

10

12,5

15

Gambar 2 Gambar 1

Page 89: MATEMATIKA EKONOMI - UIN Sunan Ampel Surabayaie.febi.uinsby.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/...Eksponen (exponent) berarti indikator pangkat dimana suatu variabel harus dipangkatkan,

Matematika Ekonomi

81

Dari uraian tersebut dapatlah ditarik kesimpulan bahwa pada umumnya angka elastisitas permintaan mempunyai nilai negatif dan angka

elastisitas penawaran mempunyai nilai positif.

Angka perubahan x sedemikian kecil mendekati limitnya maka kita

nyatakan sebagai dx ; dan perubahan ini menimbulkan adanya perubahan

harga yang dinyatakan sebagai dp .

Maka besarnya angka elastisitas permintaan atau penawaran dapat

diperoleh dengan formula.

p

x

x

p

p

p

x

x

p

p

x

x

..

Bila dp

dx

x

p

p

x

x

px

x

.. 0lim

0

Contoh 3: Fungsi permintaan suatu barang tertentu adalah xp 212

dimana p adalah variable harga dan x adalah variable jumlah/kuantitas.

Carilah besarnya elastisitas permintaan barang pada harga 6.

Penyelesaian:

xp 212

2

1;2

dx

dp

dx

dp

Bila 6p maka 3p

Besarnya elastisitas permintaan barang adalah:

2

1.

3

6.dp

dx

x

p

1

Contoh 4: Fungsi penawaran akan suatu barang adalah 32 xp

dimana p adalah variable harga dan x adalah variable jumlah/kuantitas.

Carilah besarnya elastisitas barang pada harga 7.

Penyelesaian:

32: xpS

2

1;2 dx

dp

dx

dp

Page 90: MATEMATIKA EKONOMI - UIN Sunan Ampel Surabayaie.febi.uinsby.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/...Eksponen (exponent) berarti indikator pangkat dimana suatu variabel harus dipangkatkan,

Matematika Ekonomi

82

Bila 7p dan 2p

Besarnya elastisitas penawaran barang adalah:

4

7

2

1.

2

7

2

1..

x

p

dx

dp

x

p

Contoh 5: Bila diketahui fungsi permintaan dan penawaran suatu barang

adalah 216: xpD dan xpS 4: .

Carilah besarnya elastisitas permintaan dan penawaran barang pada

titik keseimbangan pasar.

Penyelesaian

Keseimbangan pasar diperoleh pada saat fungsi permintaan sama

dengan fungsi penawaran yaitu:

SD

xx 416 2

0122 xx

0)3)(4( xx

Jadi titik keseimbangan pasar adalah 30 x dan 70 P

216: xSD

xdx

dpx

dx

dp

2

12

Besarnya elastisitas permintaan pada titik keseimbangan pasar adalah:

xdp

dx

x

pD

2

1.

3

7.

18

7

6

1.

3

7

Besarnya elastisitas penawaran pada titik keseimbangan pasar

adalah:

dp

dx

x

pS .

xpS 4:

Page 91: MATEMATIKA EKONOMI - UIN Sunan Ampel Surabayaie.febi.uinsby.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/...Eksponen (exponent) berarti indikator pangkat dimana suatu variabel harus dipangkatkan,

Matematika Ekonomi

83

1 1 dp

dx

dp

dx

3

71.

3

7S

Pada contoh-contoh di atas adalah elastisitas harga terhadap

permintaan dan penawaran.

Di samping elastisitas harga dikenal pula elastisitas pendapatan

(income elasticity) terhadap permintaan. Bila y adalah pendapatan

masyarakat dan x adalah kuantitas barang yang diminta, maka elastisitas

pendapatan terhadap permintaan adalah perbandingan antara perubahan

relative dari jumlah barang yang diminta dengan perubahan relative dari

pendapatan.

Jadi elastisitas pendapatan : y

y

x

x

y

x

x

y

Bila 0x maka didapat:

dy

dx

x

yy .

Contoh 6: Pendapatan masyarakat di suatu daerah pada suatu waktu

sebesar Rp 200 juta, dan jumlah barang A yang diminta sebesar 100 ribu

unit.

Pada saat berikutnya pendapatan masyarakat itu meningkat menjadi

Rp 250 juta dengan jumlah barang A yang diminta sebesar 120 ribu unit.

Maka besarnya elastisitas pendapatan terhadap permintaan barang

adalah:

000.000.200

000.000.50:

000.100

000.20:

x

x

x

x

000.000.50

000.000.200

000.100

000.20x

5

4

50

40

5

20

10

2 x

Page 92: MATEMATIKA EKONOMI - UIN Sunan Ampel Surabayaie.febi.uinsby.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/...Eksponen (exponent) berarti indikator pangkat dimana suatu variabel harus dipangkatkan,

Matematika Ekonomi

84

B. Elastisitas Parsiil

Pada kenyataannya jumlah barang yang diminta tidak hanya

dipengaruhi oleh tingkat harga barang tersebut, tetapi juga dipengaruhi

oleh harga barang lainnya seperti harga barang substitusinya. Maka

dalam hal ini perlu diperhatikan elastisitas parsiilnya.

Adapun yang dimaksud elastisitas parsiil dalam hal ini adalah angka

perbandingan antara perbandingan relatif jumlah yang diminta akan suatu

barang tertentu dengan perubahan relatif harga barang tersebut,

sedangkan harga barang lainnya tetap.

Bila dinyatakan dalam pola hubungan fungsional adalah:

),( baa PPfx

Di mana:

ax : jumlah/ kuantitas yang diminta akan barang A

aP : harga barang A

bP : harga barang B

Sedangkan kita hanya mempunyai harga dari dua barang untuk

sejumlah barang n.

Jadi elastisitas parsiil dari barang A dengan menekankan pada aP

dirumuskan:

a

a

a

a

P

x

P

x.

Sedangkan elastisitas parsiil dari barang A dengan menekankan

pada bP dirumuskan:

a

b

b

a

x

P

P

x.

Contoh: Diketahui hubungan fungsional sebagi berikut:

baa PPx 4550

Maka elastisitas dengan penekanan aP adalah:

a

a

b

a

P

x

P

x.

Page 93: MATEMATIKA EKONOMI - UIN Sunan Ampel Surabayaie.febi.uinsby.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/...Eksponen (exponent) berarti indikator pangkat dimana suatu variabel harus dipangkatkan,

Matematika Ekonomi

85

5

a

a

P

x

ba

a

PP

P

4550).5(

Harga barang 5)( aPA dan harga barang 5)( bPB maka diperoleh:

5202550

5.5

C. Curve Biaya

Dalam pembahasan ekonomi, teknik-teknik matematika/kalkulus

dipergunakan pula dalam analisis biaya. Adapun yang dimaksud dengan biaya adalah: pengorbanan atau pengeluaran yang tidak dapat dihindarkan

untuk menghasilkan/memproduksi suatu barang atau memasarkannya.

Apabila kita menghasilkan dan atau memasarkan sejumlah barang/

jasa tertentu, maka kita mengeluarkan/mengorbankan sejumlah biaya

yang disebut biaya total. Jadi yang dimaksud biaya total adalah: sejumlah

biaya yang dibutuhkan untuk menghasilkan dan atau memasarkan

sejumlah barang atau jasa.

Jika x merupakan jumlah barang yang dihasilkan atau dipasarkan,

dan Q merupakan biaya total, maka pola hubungan fungsional antara

variabel biaya total dan jumlah barang adalah: )(xfQ . Jadi dalam hal

ini besar kecilnya biaya total ditentukan oleh besar kecilnya jumlah

barang yang dihasilkan. Sehingga dengan diketahuinya biaya total untuk

menghasilkan sejumlah barang tertentu )(x , maka dapat diperhitungkan

besarnya biaya rata-rata. Adapun yang dimaksud dengan biaya rata-rata

adalah: biaya per unit yang dibutuhkan untuk menghasilkan suatu barang

pada tingkat produksi tertentu.

Besarnya biaya rata-rata ini kemungkinan berbada-beda besarnya

pada berbagai tingkat produksi. Tingkat produksi yang mempunyai biaya

rata-rata terendah disebut tingkat produksi optimal.

Dan juga besarnya biaya rata-rata dapat diperoleh dari hasil bagi

biaya total dengan jumlah barang yang dihasilkan. Bila adalah biaya

rata-rata, maka:

x

Qq

Page 94: MATEMATIKA EKONOMI - UIN Sunan Ampel Surabayaie.febi.uinsby.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/...Eksponen (exponent) berarti indikator pangkat dimana suatu variabel harus dipangkatkan,

Matematika Ekonomi

86

Di samping biaya rata-rata, maka dengan mengetahui biaya total

pada berbagai tingkat produksi dapat pula diketahui besarnya biaya

marginal. Yang dimaksud biaya marginal adalah besarnya pertambahan

biaya total yang dibutuhkan akibat pertambahan hasil produksi satu unit

pada suatu tingkat produksi tertentu. Besarnya biaya marginal

kemungkinan berbeda-beda pada berbagai tingkat produksi, tergantung

dari bentuk fungsi atau Curve biaya totalnya.

Jadi besarnya biaya marginal dapat diperoleh dari hasil bagi pertam-

bahan biaya total dengan pertambahan jumlah barang yang diproduksi.

Bila 'Q adalah biaya marginal, dan Q merupakan pertambahan biaya

total serta x merupakan pertambahan jumlah barang yang diproduksi,

maka:

x

QQ

' atau bila limit 0x maka

dx

xdf

dx

dQQ

)('

Jadi biaya marginal merupakan derivative dari fungsi biaya total.

Di dalam pembahasan biaya total dan biaya rata-rata perlu

diperhatikan bahwa variabel biaya total, biaya rata-rata, dan variabel

jumlah tidak mungkin negatif. Jadi harus lebih besar atau sama dengan

nol.

Sehingga : 0 ;0 qQ dan .0x

Pola hubungan variabel biaya total dengan variabel jumlah hasil

produksi dapat berbentuk garis lurus yaitu fungsi linier, dan dapat

berbentuk garis tidak lurus yaitu fungsi non linier, antara lain fungsi

kuadrat dan fungsi pangkat tiga.

1. Fungsi dan Curve Biaya Total Garis Lurus.

Pada suatu Curve biaya total garis lurus, fungsi biaya totalnya

merupakan fungsi linier. Bentuk umum dari fungsi biaya total linier ini

adalah: baQ .

Di mana :

Q = variabel biaya total

x = variabel jumlah hasil produksi

ba & = haruslah positif

Page 95: MATEMATIKA EKONOMI - UIN Sunan Ampel Surabayaie.febi.uinsby.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/...Eksponen (exponent) berarti indikator pangkat dimana suatu variabel harus dipangkatkan,

Matematika Ekonomi

87

Dari fungsi biaya total linier di atas, maka diperoleh biaya rata-

ratanya yaitu:

x

baq dan biaya marginalnya adalah bQ ' .

Dari uraian di atas, apabila biaya total, biaya rata-rata dan biaya

marginal digambar grafiknya maka akan berbentuk:

Dari gambar di atas bahwa grafik fungsi atau curve biaya total

adalah garis lurus, dimulai dari titik ),0( b , sedangkan biaya rata-rata

hiperbola dengan asimtot datarnya adalah aq . Curve biaya rata-rata

tersebut terus menurun dengan bertambahnya x .

Contoh: Bila diketahui fungsi biaya total suatu barang adalah

32 xQ dimana Q merupakan variabel biaya total, dan x merupakan

variabel kuantitas.

Carilah fungsi biaya rata-rata dan biaya marginalnya serta gambar

grafik fungsi atau curve-nya.

Penyelesaian

32 xQ

xq

32 dan 2'Q

Gambar grafik fungsi biaya total )(Q , biaya rata-rata )(q dan biaya

marginal )'(Q adalah:

Dari gambar di atas terlihat bahwa biaya rata-rata terendah apabila

mencapai tidak terhingga (asimtot datar).

X

Q, q, Q'

Q

q

Q'

Page 96: MATEMATIKA EKONOMI - UIN Sunan Ampel Surabayaie.febi.uinsby.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/...Eksponen (exponent) berarti indikator pangkat dimana suatu variabel harus dipangkatkan,

Matematika Ekonomi

88

2. Fungsi dan curve biaya total garis tidak lurus (Non Linier)

Pada suatu curve biaya total garis tidak lurus (non linier) yang

berbentuk parabola, fungsi biaya totalnya merupakan fungsi kuadrat, dan

berbentuk:

cbxaxQ 2

Dimana:

Q = variabel biaya total

x = variabel kuantitas

cba ,, = konstanta

Dari fungsi biaya total kuadrat di atas, maka diperoleh biaya rata-

ratanya, yaitu:

x

cbaxq , dan biaya marginalnya adalah:

baxQ 2'

Gambar grafik fungsi biaya total, biaya rata-rata dan biaya marginal

adalah:

Dari gambar di atas terlihat bahwa grafik fungsi biaya rata-rata

berbentuk hiperbola dan biaya marginalnya berbentuk garis lurus.

X

Q, q, Q'

Q

q

Q'

1

1

2

2

3

Page 97: MATEMATIKA EKONOMI - UIN Sunan Ampel Surabayaie.febi.uinsby.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/...Eksponen (exponent) berarti indikator pangkat dimana suatu variabel harus dipangkatkan,

Matematika Ekonomi

89

Contoh: Jika diketahui fungsi biaya total dari suatu barang tertentu

adalah 4

9

2

1

4

1 2 xxQ

Carilah fungsi biaya rata-rata dan biaya marginalnya serta

gambarkan grafiknya.

Penyelesaian:

4

9

2

1

4

1 2 xxQ

xxxq

4

9

2

1

4

1

2

1

2

1' xQ

Gambar grafik fungsi biaya total )(Q , biaya rata-rata )(q dan biaya

marginal )'(Q adalah:

Dari gambar di atas terlihat bahwa biaya total minimum diperoleh

bila 0)'( Q dan 0'' Q .

Jadi 924

1

4

9

2

1

4

1 22 xxxxQ

)1(2

1

2

1

2

1' xxQ

2

1'' Q

Oleh karena itu titik pada 1x & 2Q adalah titik minimum.

3. Fungsi dan Curve Biaya Total Pangkat Tiga

Bentuk umum fungsi biaya total pangkat tiga adalah

dcxbxaxQ 23

Dimana :

Q = variabel biaya total

x = variabel kuantitas

dcba ,,, = konstanta.

Dari fungsi biaya total tersebut, diperoleh biaya rata-ratanya yaitu:

x

dcxbxaxq 2 berbentuk fungsi pecah dan biaya marginalnya:

Page 98: MATEMATIKA EKONOMI - UIN Sunan Ampel Surabayaie.febi.uinsby.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/...Eksponen (exponent) berarti indikator pangkat dimana suatu variabel harus dipangkatkan,

Matematika Ekonomi

90

cbxaxQ 23' 2 .

Contoh: Bila diketahui fungsi biaya total dari suatu barang tertentu adalah

27153' 3 xxxQ . Dimana Q merupakan variabel biaya total dan x

merupakan variabel kuantitas. Carilah fungsi biaya rata-rata dan biaya

marginalnya, serta gambarkan grafik fungsi atau curve-nya.

Jawab

27153' 3 xxxQ

xxq

27152

1563' 2 xxQ

Untuk menggambarkan grafik fungsi atau curve biaya total )(Q ,

biaya rata-rata )(q , dan biaya marginal )'(Q diperlukan tabel

x Q q 'Q 1Q

0 27 15 28

1 40 40 12 40

2 53 26,5 15 52

3 72 24 24 64

4 103 25,75 39 76

5 152 30,4 60 88

6 225 37,5 87 100

Grafik:

10

50

30

X

Q, q, Q'

Q

q

Q'

70

1 3 4 2

Q1

Page 99: MATEMATIKA EKONOMI - UIN Sunan Ampel Surabayaie.febi.uinsby.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/...Eksponen (exponent) berarti indikator pangkat dimana suatu variabel harus dipangkatkan,

Matematika Ekonomi

91

Pada grafik terdapat titik belok (inflection point) dari curve biaya

total pada 1 ; 40Q . Jika 10 x curve-nya cekung ke bawah dan

bila 1x curve-nya cekung ke atas. Kecuraman (slope) dari curve biaya

total pada 1x adalah 12)1(' Q . Persamaan garis tangent perbelokan

(inflection tangent line) diperoleh dengan bentuk persamaan: bxQ 21 .

Karena garis melalui titik (1,40) maka:

28b . Jadi garisnya adalah 28121 xQ merupakan pendekatan

yang baik untuk fungsi biaya total pada interval 20 x .

4. Fungsi dan Curve Biaya Total Exponensial

Dalam hal ini terdapat pola hubungan fungsional antara variabel

biaya total dengan variabel/kuantitas barang yang diproduksi dalam

bentuk fungsi exponensial.

Misalnya fungsi : 5/xeQ )100( x

Dimana:

Q = variabel biaya total

x = variabel kuantitas

Fungsi biaya marginalnya: 5/

5

1' xeQ dan 5/

25

1'' xeQ

Sedangkan fungsi biaya rata-ratanya adalah:

x

eq

x 5/

' dan 2

// )1(5

1

''x

exe

q

sxsx

)5(5

''2

/

xx

eq

sx

X

Q, q, Q'

Q

q

Q'

10

5

5

Page 100: MATEMATIKA EKONOMI - UIN Sunan Ampel Surabayaie.febi.uinsby.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/...Eksponen (exponent) berarti indikator pangkat dimana suatu variabel harus dipangkatkan,

Matematika Ekonomi

92

Untuk menggambarkan grafik fungsi atau Curve biaya total, biaya

rata-rata dan biaya marginal digunakan bantuan tabel berikut: x Q q 'Q

0 1 0,2

1 1,22 1,22

5 2,7 0,54 0,54

10 7,4 0,74 1,5

D. Hasil Penerimaan Penjualan (Revenue)

Untuk memperhatikan keuntungan (laba) yang diperoleh suatu

perusahaan, kita perlu menghitung besarnya hasil penerimaan penjualan

dari produk yang diproduksi. Dalam hal ini kita perlu melihat hasil

penerimaan penjualan total, hasil penerimaan penjualan rata-rata dan

hasil penjualan marginal.

Adapun yang dimaksud hasil penerimaan penjualan total adalah:

besarnya hasil penerimaan total yang diterima oleh perusahaan/produsen

dari penjualan sejumlah produk yang diproduksinya. Besarnya hasil

penerimaan total ini merupakan hasil perkalian antara kuantitas produk

dengan harga yang terjadi karena adanya permintaan (demand). Bila x

merupakan jumlah/kuantitas dari produk dan p merupakan harga

permintaan (demand) sedangkan R merupakan hasil penerimaan dari

penjualan produk dalam jumlah tersebut, maka bentuk fungsi hasil

penerimaan total adalah:

)()(.. xRxfxpxR

Contoh:

Bila fungsi permintaan suatu barang adalah xp2

18 , dimana p

adalah harga permintaan dari barang tersebut dan x adalah jumlah/

kuantitas barang itu.

Penyelesaian

Dari fungsi permintaan ini dapatlah diperoleh fungsi total

penerimaan penjualan yaitu pxR .

2

2

18

2

18)( xxxxxpR

Page 101: MATEMATIKA EKONOMI - UIN Sunan Ampel Surabayaie.febi.uinsby.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/...Eksponen (exponent) berarti indikator pangkat dimana suatu variabel harus dipangkatkan,

Matematika Ekonomi

93

8

24

16

X

R

MR

R

32

4 12 16 8

AR

x 0 2 4 6 8 10 14 16

p 8 7 6 5 4 3 1 0

R 0 14 24 30 32 30 14 0

Grafik:

Dari grafik terlihat bahwa curve penerimaan penjualan total ber-

gerak dari titik nol pada saat 0x dan meningkat sampai pada titik

tertinggi pada saat 8x dan kembali menurun, akhirnya pada titik nol

saat 16x di mana 0p . Jadi dalam hal ini terdapat titik penerimaan

penjualan total yang maksimum sehingga Curve-nya berbentuk parabola.

Dengan diketahuinya hasil penerimaan total dari penjualan sejumlah

barang tertentu )(x , maka dapat diperhitungkan besarnya hasil penerimaan

rata-rata. Adapun yang dimaksud dengan hasil penerimaan rata-rata

adalah hasil penerimaan per unit yang diperoleh dari penjualan suatu

barang/jasa pada jumlah/kuantitas tertentu. Fungsi penerimaan rata-rata

diperoleh dari penerimaan total dibagi jumlah/kuantitas yang dijual.

)(x yaitu : px

xp

x

RAR

.

AR = Average revenue

p = harga permintaan dari barang tersebut.

Sebagai contohnya, pada contoh di depan ada/terdapat: 2

2

18 xxAR .

Page 102: MATEMATIKA EKONOMI - UIN Sunan Ampel Surabayaie.febi.uinsby.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/...Eksponen (exponent) berarti indikator pangkat dimana suatu variabel harus dipangkatkan,

Matematika Ekonomi

94

Jadi, penerimaan rata-rata pxxAR 2

2

18)( dan )(xfpAR =

fungsi permintaan.

Di samping hasil penerimaan rata-rata perlu pula diketahui hasil

penerimaan marginal (marginal revenue). Yang dimaksud dengan hasil

penerimaan marginal adalah besarnya pertambahan hasil penerimaan

yang diperoleh akibat pertambahan penjualan suatu barang/jasa satu unit

pada suatu tingkat jumlah/kuantitas tertentu.

Besarnya hasil penerimaan marginal kemungkinan berbeda-beda

pada berbagai tingkat kuantitas, tergantung bentuk fungsi atau Curve

hasil penerimaan total, dengan pertambahan jumlah/kuantitas yang dijual,

maka:

2' xx

RR

atau bila 0x maka:

dx

dRR '

Jadi hasil penerimaan marginal merupakan derivatif dari fungsi hasil

penerimaan total. Dari contoh, dapat dicari penerimaan marginalnya,

yaitu:

xdx

xxd

dx

dRR

8

)2

18(

'

2

Di dalam pembahasan hasil penerimaan total dan hasil penerimaan

rata-rata perlu diperhatikan bahwa variabel hasil penerimaan total )(R ,

AR dan x tidak mungkin negatif, jadi : 0R ; 0AR ; 0x .

E. Keseimbangan dari Suatu Perusahaan dalam

Pasar Persaingan Murni

Dalam hal ini akan diuraikan bagaimana suatu perusahaan akan

mendapatkan laba maksimal dalam pasar persaingan murni. Dalam suatu

pasar persaingan murni, curve permintaan adalah mendatar. Secara

grafik, fungsi permintaan, fungsi biaya rata-rata dan fungsi biaya

marginal dapat digambarkan sebagai berikut:

Page 103: MATEMATIKA EKONOMI - UIN Sunan Ampel Surabayaie.febi.uinsby.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/...Eksponen (exponent) berarti indikator pangkat dimana suatu variabel harus dipangkatkan,

Matematika Ekonomi

95

Bila:

p = harga

x = kuantitas hasil/output.

Maka p adalah tetap/tertentu (sebesar konstanta) pada pasar persaingan

murni. Dengan demikian maka diperoleh xpR . atau xcR . .

Fungsi penerimaan marginal adalah pdx

dRR ' atau

dx

dpxp

dx

dRR ' .

Karena p tetap, maka pdx

dRR ' atau C

dx

dRR ' sehingga dalam

gambar terlihat curve permintaan berimpit dengan Curve penerimaan

marginal dan penerimaan rata-rata atau ARpR ' . Bila Q adalah biaya

total, maka besarnya laba QR. dimana )(xfR dan )(xyQ .

Laba maksimum diperoleh bila 0' dx

d

0''2

2

dx

d

Maka didapat : 0''' QRdx

dQ

dx

dR

dx

d

Berarti : MCMRMCMR 0 atau '' QR

Kemudian : 0''

X

P P=AR=MR

MC

AC

X1

A

X0

B

Page 104: MATEMATIKA EKONOMI - UIN Sunan Ampel Surabayaie.febi.uinsby.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/...Eksponen (exponent) berarti indikator pangkat dimana suatu variabel harus dipangkatkan,

Matematika Ekonomi

96

2

2

2

2

2

2 ''''0''''

dx

QRQRQd

dx

Rd

dx

d

Hal ini berarti tingkat pertambahan dari penerimaan marginal )(MR harus

lebih kecil dari tingkat pertambahan dari biaya marginal )(MC bila

terdapat pertambahan dalam x .

Contoh :

Bila diketahui fungsi permintaan suatu barang 8: pD dan biaya

rata-rata dari barang tersebut 1262 xxq . Gambar curve permintaan,

biaya total dan permintaan total (silahkan jawab).

F. Laba Maksimal pada Monopoli

Berdasarkan hukum permintaan, harga yang harus dibayar konsumen

tergantung pada jumlah barang yang dimintanya, dan dianggap fungsi

permintaan: )(xfp diketahui. Seorang monopolis dapat mengendalikan

harga dengan mempengaruhi besarnya penawaran dari barang tersebut,

sehingga penawaran dibatasi dan harga relatif tinggi, serta bila penawaran

bertambah harga akan turun. Jika si monopolis mengetahui biaya rata-rata

)(q dari produksi sejumlah barang merupakan fungsi dari jumlah yang

diproduksi, maka fungsi biaya total qxxQQ )( . Dengan asumsi yang

lainnya tetap, maka si monopolis akan mengendalikan penawaran x dan

akibatnya p ditentukan dengan mengetahui fungsi permintaan dalam

usaha memaksimalkan labanya. Curve permintaan, MR dan MC dapat

digambarkan.

X

R'

Q'

AC

AR

MR X1

Page 105: MATEMATIKA EKONOMI - UIN Sunan Ampel Surabayaie.febi.uinsby.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/...Eksponen (exponent) berarti indikator pangkat dimana suatu variabel harus dipangkatkan,

Matematika Ekonomi

97

Penerimaan yang diterima adalah pxR di mana )(xfp , dan

laba total adalah selisih dari penerimaan total dengan biaya total

qxpxQR . Untuk memperoleh laba maksimum dibutuhkan

persyaratan:

0''' QR atau '' QR

Ini sesuai dengan pengetahuan teori ekonomi dasar yang

menyatakan bahwa : laba maksimum yang dapat diperoleh si produsen

bila MCMR . Sehingga terjadi harga yang terjadi p dengan jumlah

hasil produksi 1x . Juga diperhatikan persyaratan : 0'' atau 0'' .

Contoh:

Misalkan fungsi permintaan suatu barang px 20400 dan biaya

rata-rata 50

550

52x

xQx

q . Tentukan laba maksimum!

Penyelesaian

QR

Persyaratan yang harus dipenuhi : 0'',0'

''0''' QRQRdx

dQ

dx

dR

dx

d

Dari biaya total, diperoleh : 25

5'x

dx

dQQ dan xpR

dx

dRR .'

px 20400

xx 40020

2020

xp

2020

2xxxpR

1020'

xR

dx

dR

Padahal '' QR maka:

1020

255

xx

151025

xx

Page 106: MATEMATIKA EKONOMI - UIN Sunan Ampel Surabayaie.febi.uinsby.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/...Eksponen (exponent) berarti indikator pangkat dimana suatu variabel harus dipangkatkan,

Matematika Ekonomi

98

3,920

10720

1077

750

7507

1550

7

p

x

x

x

Dan besarnya laba maksimum:

2020

505

22 xx

xx

2,23

Cek: 10

1''

2

2

dx

RdR

25

1''

2

2

dx

QdQ

025

1

10

1''''

2

2

QRdx

d (memenuhi)

Jadi, 0''

1. Pengaruh Perpajakan Pada Monopoli

Adanya pajak sebesar t per unit yang dikenakan terhadap barang

yang diproduksi oleh seorang monopoli akan menimbulkan meningkatnya

biaya rata-rata sebesar t dan meningkatnya biaya total sebesar tx . Harga

dan jumlah keseimbangan yang dicapai yaitu dengan memaksimalkan

laba dan dengan menggunakan fungsi biaya:

txQQ 1 . Jadi, txQRQR 1

xtqp )(

Memaksimalkan laba syaratnya: 0''&0'

Jika pajak yang dikenakan merupakan pajak penjualan yang

didasarkan pada harga, yang ditetapkan kepada konsumen yaitu:

rrpt ; dalam persentase. Maka persamaan laba dapat dinyatakan :

Page 107: MATEMATIKA EKONOMI - UIN Sunan Ampel Surabayaie.febi.uinsby.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/...Eksponen (exponent) berarti indikator pangkat dimana suatu variabel harus dipangkatkan,

Matematika Ekonomi

99

Misalkan:

p : harga sebelum pajak

1p : harga sesudah pajak, sehingga )1(1 rpp .

Jadi Qr

xpQpxQR

1

1 dimana 1p dan Q adalah

fungsi dari x .

Contoh:

Bila fungsi permintaan adalah xp 310 , biaya rata-ratanya 3q

dan terhadap barang ini dikenakan pajak sebesar satu per unit pada si-

monopolis. Tentukan banyaknya barang dan harganya yang dapat

menghasilkan laba maksimum.

Penyelesaian:

xp 310 ; 413 q

2310 xxpxR xQ 41

xpxR 6' dan 4'1 Q

6'' R 22 364310 xxxxx

x66'

6''

Syarat laba maksimum : 0'

1066 xx

73101 px

336

Jadi banyaknya barang adalah 1 dan harga barang yang menghasil-

kan laba maksimum adalah 7.

2. Penerimaan Maksimum Dari Pajak

Jika pajak tambahan dikenakan terhadap suatu barang yang

dipasarkan, maka penerimaan total dari pajak T yang diterima Pemerintah

adalah 1txT .

Dimana :

1x : jumlah keseimbangan baru setelah pajak

t : bayar per unit

Page 108: MATEMATIKA EKONOMI - UIN Sunan Ampel Surabayaie.febi.uinsby.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/...Eksponen (exponent) berarti indikator pangkat dimana suatu variabel harus dipangkatkan,

Matematika Ekonomi

100

Nilai t dan 1x dihubungkan melalui fungsi permintaan dan penawaran

)(: 1 xfpD dan txFsS )(: 1

Bila t dianggap variabel, maka terlihat 0t berarti penerimaan

dari pajak tidak ada dan bila pajak t sangat besar sehingga menimbulkan

jumlah yang diminta nol, maka penerimaan dari pajaknya juga tidak ada.

Sehingga dengan demikian kita dapat menentukan besarnya nilai T

maksimum. Seandainya T merupakan fungsi dari t saja, maka maksi-

mumnya dicapai dengan melihat penerimaan marginal dari pajak dengan

pemakaian pada t saja atau x saja.

Bila t merupakan hubungan linier dengan x , maka T fungsi dari x .

Contoh:

Bila diketahui permintaan suatu barang adalah: xp 212 dan

fungsi penawaran barang xp 23 . Terhadap barang ini dikenakan

pajak tambahan sebesar t . Berapa besarnya pajak t tersebut agar hasil

penerimaan total dari pajak bagi pemerintah menjadi maksimal.

Penyelesaian:

xpD 212:

txpS 3:1

Titik keseimbangan pasar dicapai bila:

txx 3212

xt 39

tt

x3

13

3

9

Hasil penerimaan dari pajak ini adalah:

2

3

13. ttxtT

tdt

dT

3

23 dan 0

3

22

2

dt

Td

Hasil penerimaan pajak yang maksimum dicapai untuk

9 ;5,1 ;5,4 pxt dan 75,6makT .

3. Consumer’s Surplus dan Producer’s Surplus.

Apabila fungsi atau curve permintaan suatu barang tertentu

diketahui dan besarnya permintaan pasar 0x dan harga yang terjadi 0P

Page 109: MATEMATIKA EKONOMI - UIN Sunan Ampel Surabayaie.febi.uinsby.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/...Eksponen (exponent) berarti indikator pangkat dimana suatu variabel harus dipangkatkan,

Matematika Ekonomi

101

dapat ditentukan, seperti halnya pada pasar persaingan murni, pasar

monopoli dan sebagainya.

Dalam hal ini consumer yang sebenarnya telah bersedia membayar

untuk harga yang lebih dari harga pasar 0P .

Keuntungan yang diterima “consumer’s surplus”, surplus ini dinilai

dari luas dibawah curve permintaan sampai dengan tingkat harga yang

terjadi di pasar.

Curve-nya adalah:

Dari gambar dapat dilihat: luas dibawah Curve permintaan dikurangi

luas segi empat dari 00Px adalah luas consumer’s surplus (c.s).

)( .. 000

0xpdxpdsc

x

Dimana pd adalah suatu fungsi dari x untuk fungsi permintaan.

Jika fungsi permintaan adalah: )( pgx maka consumer’s surplus

diperoleh yaitu:

dpxscx

..0

0 .

Dimana luas yang terdapat dengan melihat sumbu p sebagai garis

horizontal, yang dimulai dari 0

p sampai dengan titik M dari nilai pd

saat 0x .

Jika fungsi atau curve penawaran suatu barang tertentu diketahui,

dimana jumlah yang ditawarkan 0x dengan harga 0

p , maka produser

(supplier) menawarkan barangnya dibawah harga 0

p , dan mendapatkan

keuntungan karena harga yang terjadi adalah 0

p .

X

P

P0 E

D

Cs

X0

S

Page 110: MATEMATIKA EKONOMI - UIN Sunan Ampel Surabayaie.febi.uinsby.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/...Eksponen (exponent) berarti indikator pangkat dimana suatu variabel harus dipangkatkan,

Matematika Ekonomi

102

Surplus produser total dapat dinyatakan pada gambar:

Dari gambar terlihat bahwa surplus produser adalah luas dibawah

garis horizontal 0

p dan diatas curve penawaran. Keuntungan ini disebut

producer’s surplus.

Untuk mencari producer’s surplus dengan mencari luas:

dxxpspx

ps )0(..0

00

Dimana ..sp merupakan suatu fungsi dari p untuk fungsi

penawaran. Jika fungsi penawaran dalam bentuk )( pGx ; maka luas

producer’s surplus yaitu dpxspx

..0

0 .

Dimana luasnya dapat dicari dengan melihat sumbu p sebagai garis

horizontal yang dimulai dari titik sampai dengan 0

p dari curve pada

saat 0x .

Contoh 1:

Jika fungsi permintaan adalah 2235 xxp , maka tentukan

besarnya consumer’s surplus pada 30 x .

Penyelesaian:

2235 xxp bila 30 x maka 200p

Grafik fungsi atau curve permintaan merupakan sebagian dari

parabola dan dapat digambarkan:

X

P

P0 E

D Ps

X0

S

Page 111: MATEMATIKA EKONOMI - UIN Sunan Ampel Surabayaie.febi.uinsby.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/...Eksponen (exponent) berarti indikator pangkat dimana suatu variabel harus dipangkatkan,

Matematika Ekonomi

103

)()235(.. 0023

0xpdxxxsc

)3.20()235( 23

0 dxxx

)60()235( 23

0 dxxx

27603

135

3

032 xx

Jadi besarnya consumer’s surplus adalah 27.

Contoh 2:

Bila fungsi penawaran adalah xp 16 dan 50 x . Carilah

besarnya producer’s surplus.

Penyelesaian:

xpxp 1616 2

162 px

Jika 5500 px dan 40 px

Grafik fungsi atau Curve penawaran merupakan sebagian parabola

dan dapat digambarkan:

10

X

P

35

0

D

Cs

5

20

Page 112: MATEMATIKA EKONOMI - UIN Sunan Ampel Surabayaie.febi.uinsby.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/...Eksponen (exponent) berarti indikator pangkat dimana suatu variabel harus dipangkatkan,

Matematika Ekonomi

104

dxxsp 1645..9

0

9

016)16(

3

245 xx

3

14

3

13

3

128

3

25045

Contoh 3:

Jika diketahui fungsi permintaan adalah 21

12:

xpD dan fungsi

penawaran adalah 21

12:

xpS dan fungsi penawaran ),2(

2

1: xpS

tentukan Consumer’s surplus dan producer’s surplus pada titik

keseimbangan pasar (silahkan coba sendiri).

Contoh 4:

Bila diketahui fungsi permintaan 2)8(: xpD dan fungsi

penawaran xpS 510: . Tentukan consumer’s surplus dan producer’s

surplus.

a. Pada titik keseimbangan pasar.

b. Laba maksimal dari pasar monopoli dimana fungsi penawaran

tersebut merupakan fungsi biaya marginal.

Penyelesaian

a. Keseimbangan pasar diperoleh DS

)8(510 xx

21664510 xxx

4

X

P

1

0

S Cs

9

5

Page 113: MATEMATIKA EKONOMI - UIN Sunan Ampel Surabayaie.febi.uinsby.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/...Eksponen (exponent) berarti indikator pangkat dimana suatu variabel harus dipangkatkan,

Matematika Ekonomi

105

054212 xx

0)18)(3( xx

Jadi titik keseimbangan pasar adalah pada 30x dan 25p .

Grafik fungsi atau curve permintaan dan penawaran dapat

digambarkan:

Besarnya consumer’s surplus:

75)1616(.. 23

0 dxxxsc

54753

1816

3

0

32 xx

Besarnya producer’s surplus: 3

0

3

0)

2

510(75)510(75.. 2xxdxxsp

b. Laba maksimal dari pasar monopoli diperoleh:

321664 xxxR xQ 510'

233264' xxR

'' QR

xxx 51033264 2

60

50

40

D

20

X

P

10

0

E

S

8

30

4

Page 114: MATEMATIKA EKONOMI - UIN Sunan Ampel Surabayaie.febi.uinsby.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/...Eksponen (exponent) berarti indikator pangkat dimana suatu variabel harus dipangkatkan,

Matematika Ekonomi

106

03/354 2 xx

3

211 x dan

3

2102 x

Jumlah yang dicapai pada laba maksimal adalah 3

21x dengan

harga 3

118 .

Besarnya consumer’s surplus adalah:

9

275)33264(.. 23/5

0 dxxxsc

9

275

3

1864

4/5

0

32 xxx

43,55

Besarnya producer’s surplus adalah:

dxxsp )510(9

275..

3/5

0

3/5

0)

2

510(

9

275 2x

0

18

125

3

50

9

275

18

125300

9

275

4,718

125

18

425

18

550

Page 115: MATEMATIKA EKONOMI - UIN Sunan Ampel Surabayaie.febi.uinsby.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/...Eksponen (exponent) berarti indikator pangkat dimana suatu variabel harus dipangkatkan,

Matematika Ekonomi

107

BAB VII

ALJABAR DAN MATRIKS

A. Matriks dan Vektor

Matriks

Matriks adalah kumpulan bilangan, parameter atau variabel tersusun

dalam baris dan kolom sehingga terbentuk segi empat. Susunan ini

biasanya diletakkan dalam tanda kurung atau kurung siku .

Bilangan, parameter atau variabel yang berada dalam kurung tersebut

merupakan anggota atau elemen dari matriks.

Notasi : huruf besar, misal A

Contoh matriks A dengan elemen aij

A = [ aij ], dengan i = 1 ,2, ..., m

J = 1 , 2, ..., n

m : menunjukkan baris

n : menunjukkan kolom

m x n : dimensi / ordo / ukuran matriks

Vektor

Susunan bilangan yang hanya terdiri dari satu baris (vektor baris)

atau satu kolom vektor kolom).

Vektor baris nxn aaaA 11211)1( ... .

Vektor kolom

1

21

11

)1(...

m

mx

a

a

a

A

Page 116: MATEMATIKA EKONOMI - UIN Sunan Ampel Surabayaie.febi.uinsby.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/...Eksponen (exponent) berarti indikator pangkat dimana suatu variabel harus dipangkatkan,

Matematika Ekonomi

108

Jenis-jenis Matriks

1. Matriks Bujur Sangkar

Matriks yang memiliki jumlah baris (m) dan jumlah kolom (n) yang

sama. Misal matriks A berdimensi 2 x 2 dimana m = 2 dan n =2.

2221

121122

aa

aaA x

2. Matriks Diagonal

Matriks A disebut matriks diagonal jika 0ija untuk ji .

3 0 0

0 2 0

0 0 1

32 31

33

232221

131211

22

aaa

aaa

aaa

A x

3. Matriks Simetris

Matriks bujur sangkar yang memiliki elemen di bawah diagonal

merupakan cerminan dari elemen di atas diagonal sehingga tranpose

matriks )atau '( TAAA sama dengan matriks ) '( AAAA T . Atau

dengan kata lain, matriks A disebut matriks simetris jika jiij aa untuk

setiap i dan j.

4 7 5

7 2 3

5 3 1

][

333231

232221

131211

aaa

aaa

aaa

A dimana

3223

3113

2112

aa

aa

aa

4. Matriks Skalar

Matriks bujur sangkar yang elemen-elemen nilai yang sama pada

diagonal utamanya.

33

22

11

0 0

0 0

0 0

a

a

a

A dimana 332211 aaa

Contoh:

]3[

4 0 0

0 3 0

0 0 3

Page 117: MATEMATIKA EKONOMI - UIN Sunan Ampel Surabayaie.febi.uinsby.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/...Eksponen (exponent) berarti indikator pangkat dimana suatu variabel harus dipangkatkan,

Matematika Ekonomi

109

5. Matriks Identitas ( I atau nI )

Matriks bujur sangkar yang elemen-elemen pada diagonal utama

bernilai 1, sedangkan elemen yang lain bernilai nol.

1 0

0 12I

0 0 0

0 1 0

0 0 1

3I

Sifat-sifat:

a. AIAAI

b. IIT

c. II 1

6. Matriks Nol

Matriks yang seluruh elemen-elemennya terdiri dari bilangan nol.

0 0

0 022xI ,

0

0

0

13xI

7. Matriks Segitiga

Matriks dimana nilai semua elemen di atas diagonal utama atau di

bawah diagonal utama bernilai nol.

Matriks segitiga atas:

33

2322

131211

0 0

0

a

aa

aaa

A

Matriks segitiga bawah:

332331

232221

0 0 0

aaa

aaaA

8. Matriks Idempoten

Matriks bujur sangkar A disebut matriks idempoten jika memenuhi

aturan AA=A.

Contoh:

6,0 3,0

8,0 4,0A

AA

6,0 3,0

8,0 4,0

6,0 3,0

8,0 4,0

6,0 3,0

8,0 4,0

Page 118: MATEMATIKA EKONOMI - UIN Sunan Ampel Surabayaie.febi.uinsby.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/...Eksponen (exponent) berarti indikator pangkat dimana suatu variabel harus dipangkatkan,

Matematika Ekonomi

110

9. Matriks Partisi

Suatu matriks yang dibagi menjadi dua atau lebih submatriks.

Pembagiannya dapat dilakukan menurut baris dan (atau) kolom. Matriks

partisi ditandai dengan garis horizontal dan (atau) garis vertikal secara

terputus-putus. Kegunaannya adalah untuk memudahkan dalam operasi

matriks. Misal matriks A berukuran m x n :

2221

121121

2

1 ,,AA

AAAAAA

A

AA

10. Matriks Tranpose

Matriks yang barisnya saling dipertukarkan menjadi kolom atau

sebaliknya kolom menjadi baris.

Notasi: 'A atau TA

Contoh:

2 9

7 3A maka

2 7

9 3TA

Sifat-sifat Tranpose:

a. Tranpose dari tranpose suatu matriks adalah matriks itu sendiri

atau matriks aslinya.

AA TT ][

b. Tranpose dari suatu jumlah atau selisih matriks adalah jumlah

selisih matriks masing-masing tranpose.

TTT BABA ][

c. Tranpose dari suati hasil kali matriks adalah perkalian dari

tranpose-tranpose dalam urutan yang terbalik.

TTT ABAB ][ atau TTTT ABCABC ][

Operasi Matriks

a. Penjumlahan dan pengurangan matriks

Matriks dapat dijumlah atau dikurang jika memiliki dimensi

(ukuran) yang sama.

mxnmxnmxn CBA

Sifat-sifat penjumlahan (atau pengurangan):

Komutatif: ABBA

Asosiatif: )()( CBACBA

Page 119: MATEMATIKA EKONOMI - UIN Sunan Ampel Surabayaie.febi.uinsby.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/...Eksponen (exponent) berarti indikator pangkat dimana suatu variabel harus dipangkatkan,

Matematika Ekonomi

111

b. Perkalian matriks

Matriks dapat dikalikan jika dan hanya jika ukuran kolom suatu

matriks sama dengan ukuran baris matriks lainnya.

mxnpxqmxn CBA dimana n = p

Sifat-sifat:

1) 00 A

2) 0AI

3) Perkalian skalar AkkAk :)(

4) BAAB

5) Asosiatif: )()( BCACAB

6) Distributif: BCABCBA )(

CABAACB )(

Determinan dan Sifat Dasar dari Determinan

Determinan suatu matriks adalah suatu bilangan skalar yang

diperoleh melalui operasi tertentu dari elemen-elemen matriks tersebut.

Determinan hanya dapat diperoleh pada matriks bujur sangkar. Penulisan

suatu determinan matriks ditandai dengan kurung | |, misalkan determinan

matriks A ditulis A .

Metode perhitungan determinan:

a. Determinan tingkat dua (second-order determinant)

2221

1211

aa

aaA

)()(

221222112221

1211aaaa

aa

aaA

Contoh:

18)}4)(8{()}5)(10{(5 8

4 01

A

b. Determinan tingkat tiga (third-order determinant)

333231

232221

131211

][

aaa

aaa

aaa

A

Page 120: MATEMATIKA EKONOMI - UIN Sunan Ampel Surabayaie.febi.uinsby.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/...Eksponen (exponent) berarti indikator pangkat dimana suatu variabel harus dipangkatkan,

Matematika Ekonomi

112

1) Metode sarrus

3231

2221

1211

333231

232221

131211

aa

aa

aa

aaa

aaa

aaa

A

122133112332132231

312313312312332211

aaaaaaaaa

aaaaaaaaa

Contoh:

9 8 7

6 5 4

3 1 2

A

9

)7)(5)(3()9)(4)(1()6)(8)(2()4)(8)(3()7)(6)(1()9)(5)(2(

2) Metode laplace expanation

j

i

ijijCaA1

Dimana:

ijji

ij CC )1(

ija : elemen matriks A ke-ij

ijC : kofaktor matriks ke-ij

ijM : minor matriks ke ij, merupakan nilai submatriks

dengan menghilangkan baris ke-i dan kolom ke-j.

Sehingga nilai determinan dari matriks A berdimensi 3 x 3:

131312121111 CaCaCaA

131312121111 MaMaMaA

3231

222113

3331

232112

3332

232211

aa

aaa

aa

aaa

aa

aaaA

312213

322113332112312312322311332211

aaa

aaaaaaaaaaaaaaa

Page 121: MATEMATIKA EKONOMI - UIN Sunan Ampel Surabayaie.febi.uinsby.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/...Eksponen (exponent) berarti indikator pangkat dimana suatu variabel harus dipangkatkan,

Matematika Ekonomi

113

Sifat-sifat Determinan:

a. Pertukaran baris dengan kolom tidak mempengaruhi nilai

determinan. Dengan kata lain, nilai determinan suatu matriks

sama dengan nilai determinan tranpose matriks tersebut.

'AA

bcaddb

ca

dc

ba

Contoh: 96 3

5 4

6 5

3 4

b. Pertukaran dua baris (atau dua kolom) manapun akan mengubah

tanda, tetapi nilai dari determinannya tidak berubah.

bcaddc

ba

Pertukaran kedua baris menghasilkan:

)(

bcadadcb

ba

dc

Contoh: 26

1 0 3

7 5 2

3 1 0

,

Pertukaran kolom pertama dengan kolom ketiga menghasilkan:

26

3 0 1

2 5 7

0 1 3

c. Perkalian dari satu baris (atau satu kolom) manapun dengan

bilangan skalar k akan mengubah nilai determinan sebesar k kali.

)(

bcadkkbckad

dc

kbka

Perlu diingat bahwa: AkkA

Jika dengan mengalikan suatu matriks A dengan bilangan konstan

k, maka semua elemen dalam A dikalikan oleh k. Tetapi, bila

mengalikan determinan A dengan k, hanya satu baris (atau kolom

yang dikalikan oleh k.

Page 122: MATEMATIKA EKONOMI - UIN Sunan Ampel Surabayaie.febi.uinsby.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/...Eksponen (exponent) berarti indikator pangkat dimana suatu variabel harus dipangkatkan,

Matematika Ekonomi

114

kdkc

kbka

dc

bak

dkc

bka

dc

kbka

dc

bak

d. Penambahan (atau pengurangan) dari suatu kelipatan baris atau

kolom manapun, ke baris atau kolom yang lain akan menyebab-

kan nilai determinannya tidak berubah.

)()(

kacbkbda

kbdkac

ba

dc

babcad

e. Apabila satu baris atau kolom adalah identik atau kelipatan dari

baris atau kolom lainnya, maka nilai determinannya akan menjadi

nol.

022

2 2 abab

ba

ba

B. Model Linier dengan Pendekatan Matriks

Pengenalan Matriks

Matriks adalah sederetan bilangan berbentuk persegi panjang yang

diapit oleh sepasang kurva siku dan memenuhi aturan-aturan tertentu.

Matriks juga didefinisikan sebagai array segi empat dari bilangan,

parameter, atau variabel. Misalkan diketahui sistem persamaan linear

sebagai berikut :

1 2 3

1 2 3

1 2 3

6 3 22

4 2 12

4 5 10

x x x

x x x

x x x

Maka sistem persamaan linear (SPL) tersebut dapat ditulis dalam

bentuk berikut :

1

2

3

6 3 1 22

1 4 2 , , 12

4 1 5 10

x

A x x d

x

Page 123: MATEMATIKA EKONOMI - UIN Sunan Ampel Surabayaie.febi.uinsby.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/...Eksponen (exponent) berarti indikator pangkat dimana suatu variabel harus dipangkatkan,

Matematika Ekonomi

115

Sehingga bentuk tersebut dapat ditulis dalam bentuk umum berikut :

11 21 1 1 1

21 22 2 2 2

1 2

...

..., ,

.... .... ... .... ... ...

...

n

n

m m mn n m

a a a x d

a a a x dA x d

a a a x d

Matriks m x n menunjukkan m baris dan n kolom. Matriks ijA a

menunjukkan suatu matriks A yang berisi elemen i dan j adalah baris ke-i

dan j adalah kolom ke-j.

11 12

21 22

a aA

a a

Sehingga dapat dibuat matriks dengan berbagai dimensi sesuai

dengan banyaknya baris dan kolom. Sebagai contoh adalah matriks 2 x 3

dan matriks 3 x 3 berikut.

2 3

1 3 1

2 1 4xA

3 3

1 3 1

2 1 4

4 7 6

xA

Operasi Matriks

Untuk menggunakan matriks dalam aplikasi ekonomi, terlebih

dahulu perlu dipahami operasi matriks, yaitu :

a. Penjumlahan dan Pengurangan Matriks

Dua buah matriks bisa ditambah atau dikurangi jika dan

hanya jika matriks tersebut memiliki dimensi yang sama. Contoh:

1) 1 3 6 7

,2 1 8 9

A B

maka penjumlahan matriks A dan

matriks B adalah 7 10

10 10A B

Bentuk umumnya : ij ij ija b c , dimana ij ij ijc a b .

Jika matriks B dijumlahkan dengan matriks A menghasilkan :

7 10

10 10B A

Kesimpulan : A B B A .

Page 124: MATEMATIKA EKONOMI - UIN Sunan Ampel Surabayaie.febi.uinsby.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/...Eksponen (exponent) berarti indikator pangkat dimana suatu variabel harus dipangkatkan,

Matematika Ekonomi

116

2) Pengurangan matriks A dan B menghasilkan matriks :

5 4

6 8A B

Bentuk umumnya : ij ij ija b c , dimana ij ij ijc a b .

Jika matriks B dikurangi matriks A menghasilkan :

5 4

6 8B A

Kesimpulan : A B B A .

Hukum komutatif hanya berlaku pada operasi penjumlahan

matriks, yaitu : A B B A .

Selain berlaku hukum komutatif, pada operasi penjumlahan

matriks juga berlaku hukum asosiatif, ( ) ( )A B C A B C ,

coba buktikan.

b. Perkalian Skalar

Perkalian matriks dengan angka atau yang lebih sering dikenal

dengan skalar adalah perkalian setiap elemen matriks dengan

skalar tersebut.

Contoh :

Perkalian matriks A, 1 3

2 1A

, dengan angka 10, akan

menghasilkan, misalkan matriks B, yaitu :

1 310

2 1B

=

10 30

20 10

.

c. Perkalian Matriks

Untuk suatu matriks A dan B, secara umum, jika matriks A

memiliki dimensi m x n dan matriks B memiliki dimensi p x q,

maka matriks A dapat dikalikan dengan matriks B jika dan hanya

jika n = p.

Contoh :

1) 1 2 11 12xA a a dan

232221

13121132

bbb

bbbB , maka :

Page 125: MATEMATIKA EKONOMI - UIN Sunan Ampel Surabayaie.febi.uinsby.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/...Eksponen (exponent) berarti indikator pangkat dimana suatu variabel harus dipangkatkan,

Matematika Ekonomi

117

1 2 2 3 11 12 13.x xA B C c c c

Dimana :

11 11 11 12 21

12 11 12 12 22

13 11 13 12 23

c a b a b

c a b a b

c a b a b

2) Dalam perkalian matriks berlaku aturan Asosiatif dan

Distributif.

Aturan Asosiatif

( ) ( )AB C A BC

Aturan Distributif

( )A B C AB AC

( )B C A BA CA

Jenis-jenis Matriks

a. Matriks Identitas

Matriks identitas atau identity matrix adalah matriks kuadrat

(square matrix) dengan nilai 1 pada diagonal utamanya dan nilai

0 pada posisi lainnya. Disimbolkan dengan In atau I saja.

Contohnya sebagai berikut :

2

1 0

0 1I

3

1 0 0

0 1 0

0 0 1

I

Pada matriks identitas berlaku aturan : IA AI A .

Contoh :

Bila

3 0 2

3 2 1A , maka

1) 1 0 1 2 3 1 2 3

0 1 2 0 3 2 0 3IA A

2)

1 0 01 2 3 1 2 3

0 1 02 0 3 2 0 3

0 0 1

AI A

Page 126: MATEMATIKA EKONOMI - UIN Sunan Ampel Surabayaie.febi.uinsby.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/...Eksponen (exponent) berarti indikator pangkat dimana suatu variabel harus dipangkatkan,

Matematika Ekonomi

118

Jika nA I , dimana In adalah matriks identitas, sehingga :

2( )n n nAI I I ( ) , ( 1,2,.....)k

n nI I k

Suatu matriks identitas tidak akan berubah jika dikalikan berapa

kalipun oleh matriks itu sendiri, disebut dengan matriks

idempoten (idempotent matrix).

b. Matriks Nol

Matriks nol adalah matriks yang seluruh elemennya berupa

bilangan nol. Contoh :

(2 2)

0 00

0 0x

, dan (2 3)

0 0 00

0 0 0x

Pada matriks nol berlaku aturan :

a. ( ) ( ) ( ) ( ) ( )0 0mxn mxn mxn mxn mxnA A A

b. ( ) ( ) ( ).0 0mxn nxp mxpA

c. ( ) ( ) ( )0 . 0qxm mxn qxnA

c. Matriks Kolom

Adalah suatu matriks yang hanya memiliki satu kolom saja.

Contoh :

1

2

4

A

d. Matriks Baris

Adalah suatu matriks yang hanya memiliki satu baris saja.

Contoh :

1 3 1A

Transpose Matriks

Transpose matriks dapat dilakukan dengan menukar posisi baris dan

kolom, baris pertama akan menjadi kolom pertama dan kolom pertama

akan menjadi baris pertama, dan dinotasikan dengan 'A atau

TA .

Contoh:

Page 127: MATEMATIKA EKONOMI - UIN Sunan Ampel Surabayaie.febi.uinsby.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/...Eksponen (exponent) berarti indikator pangkat dimana suatu variabel harus dipangkatkan,

Matematika Ekonomi

119

3 8 9

1 0 4A

dan 3 4

1 7B

Maka transpose dari kedua matriks tersebut adalah :

'

3 1

8 0

9 4

A

dan '3 1

4 7B

Secara definisi, jika matriks A berdimensi m x n, selanjutnya

transpose-nya, 'A , akan berdimensi n x m. Untuk matriks kuadrat yang

berdimensi n x n memiliki transpose dengan dimensi yang sama.

Sifat-sifat Transpose

a. Transpose dari transpose matrik adalah matrik asalnya

' '( )A A

Contoh: 4 1

9 0A

, maka '

4 9

1 0A

Sehingga: ' '

4 1( )

9 0A

; terbukti ' '( )A A .

b. Transpose dalam bentuk penjumlahan adalah penjumlahan dari

transpose:

' ' '( )A B A B

Contoh : 4 1

9 0A

dan 2 0

7 1B

Selanjutnya :

6 1

16 1A B

, maka

'6 16

( )1 1

A B

'4 9

1 0A

dan '

2 7

0 1B

, maka ' '

6 16

1 1A B

Terbukti ' ' '( )A B A B .

Page 128: MATEMATIKA EKONOMI - UIN Sunan Ampel Surabayaie.febi.uinsby.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/...Eksponen (exponent) berarti indikator pangkat dimana suatu variabel harus dipangkatkan,

Matematika Ekonomi

120

c. Transpose suatu hasil perkalian adalah perkalian dari transpose

dalam urutan yang terbalik (in reverse order)

' ' '( )AB B A

Contoh : 1 2

3 4A

dan 0 1

6 7B

, maka

1)

25 24

13 12AB sehingga

25 31

42 12)'(AB

2)

52 31

42 12

4 2

3 1

7 1

6 0 '' AB

3) Jadi, terbukti ' ' '( )AB B A .

Invers Matriks

Untuk matriks A, invers matriks A dinotasikan dengan 1A. Pada

umumnya, setiap matriks pasti memiliki transpose, tetapi tidak dengan

invers matriks. Tidak semua matriks memiliki invers. Invers matriks, 1A, hanya bisa didefinisikan dari matriks segi empat atau persegi yang

memenuhi kondisi :

1 1AA A A I

Sifat-sifat Matriks Invers adalah :

a. Tidak setiap matriks persegi (jumlah baris = kolom) mempunyai

invers. Matriks persegi merupakan syarat perlu (necessary

condition) tapi belum merupakan syarat cukup (sufficient

condition) untuk menimbulkan invers matriks. Matriks persegi

yang memiliki invers disebut matriks non-singular, dan yang

tidak memiliki invers disebut matriks singular.

b. Invers dari matriks invers adalah matriks awal. 1 1( )A A

c. Invers dari perkalian matriks AB adalah perkalian invers matriks

AB dengan susunan yang berkebalikan. 1 1 1( )AB B A

d. Invers dari matriks transpose adalah transpose dari matriks

invers. ' 1 1 '( ) ( )A A

Page 129: MATEMATIKA EKONOMI - UIN Sunan Ampel Surabayaie.febi.uinsby.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/...Eksponen (exponent) berarti indikator pangkat dimana suatu variabel harus dipangkatkan,

Matematika Ekonomi

121

e. Jika A adalah matriks yang berdimensi n x n, selanjutnya 1A

haruslah merupakan matriks yang berdimensi n xn juga.

f. Jika suatu matriks memiliki invers, matriks tersebut adalah unik

(unique).

Seperti disebutkan sebelumnya, matriks persegi dapat memiliki

invers atau disebut juga matriks non-singular, dan ada juga yang tidak

memiliki invers atau disebut matriks singular. Syarat untuk matriks yang

non-singular adalah :

a. Syarat Perlu

Syarat perlu atau necessary condition-nya adalah matriks

tersebut harus berbentuk matriks persegi atau kuadrat.

b. Syarat Cukup

Syarat cukup atau sufficient condition adalah bahwa baris

maupun kolom matriks tersebut harus bebas secara linear

(linearly independent). Suatu baris atau kolom dikatakan sebagai

tidak bebas secara linear (linearly independent) jika dan hanya

jika baris atau kolom tersebut bukan merupakan kombinasi linear

dari baris atau kolom lainnya.

Misalkan ada matriks berikut :

1) 5 12

10 24A

matriks ini tidak bebas secara linear (linearly

independent). Karena baris 1, 1 5 12b dan baris 2,

2 10 24b memiliki kombinasi linear. Yaitu :

21 )24 10()12 5(22 bb atau 02 21 bb

2) 1

2

3

3 4 5

0 1 2

6 8 10

v

A v

v

matriks ini juga tidak bebas secara

linear (linearly independent). Karena 3 12v v , yaitu

)5 4 2((2)10 8 6( . Atau bisa ditulis juga, 3 1 22 0v v v ,

1 2 32 0 0v v v . Bentuk terakhir ini akan diperoleh vector

nol, sehingga dapat dikatakan matriks ini juga tidak bebas

secara linear (linearly independent).

Page 130: MATEMATIKA EKONOMI - UIN Sunan Ampel Surabayaie.febi.uinsby.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/...Eksponen (exponent) berarti indikator pangkat dimana suatu variabel harus dipangkatkan,

Matematika Ekonomi

122

1. Pengujian Non-Singularitas dengan Menggunakan Determinan

Determinan matriks A, A , berupa bilangan skalar/konstan.

Determinan didefinisikan hanya untuk matriks kuadrat atau persegi saja.

Matriks terkecil yang mungkin memiliki determinan adalah matriks

dimensi 1 x 1, 1 1 11xA a . Determinan sama dengan elemen tunggal

11a , 11 11A a a .

a. Determinan Orde Kedua

Untuk matriks 2x2, 11 12

21 22

a aA

a a

maka determinannya

dirumuskan sebagai berikut : 11 12

11 22 21 12

21 22

a aA a a a a

a a .

Contoh : 10 4

8 5A

maka determinan matriks A adalah

10 410(5) 8(4) 18

8 5A

b. Determinan Orde Ketiga

Untuk matriks 3x3, 11 12 13

21 22 23

31 32 33

a a a

A a a a

a a a

maka determinan-

nya dirumuskan sebagai berikut :

11 12 13

22 23 21 23 21 22

21 22 23 11 12 13

32 33 31 33 31 32

31 32 33

a a aa a a a a a

A a a a a a aa a a a a a

a a a

11 22 33 11 23 32 12 23 31 12 21 33 13 21 32 13 22 31A a a a a a a a a a a a a a a a a a a

Ini yang dikenal dengan Metode Sarus.

Contoh :

2 1 3

4 5 6

7 8 9

A

maka determinan matriks A adalah

Page 131: MATEMATIKA EKONOMI - UIN Sunan Ampel Surabayaie.febi.uinsby.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/...Eksponen (exponent) berarti indikator pangkat dimana suatu variabel harus dipangkatkan,

Matematika Ekonomi

123

)9)(4)(1()6)(8)(2()4)(8)(3()7)(6)(1()9)(5)(2(

9 8 7

6 5 4

3 1 2

A

9)7)(5)(3(

c. Determinan Orde Ke-n

Untuk menghitung determinan dari matriks yang memiliki

dimensi besar, n x n, digunakan Metode Ekspansi Laplace.

Metode Ekspansi Laplace menggunakan salah satu baris atau

kolom saja dalam matriks tersebut. Misalkan ada matriks A yang

berdimensi 3x3, 11 12 13

21 22 23

31 32 33

a a a

A a a a

a a a

, maka determinan matriks

A adalah 11 12 13

21 22 23

31 32 33

a a a

A a a a

a a a

.

Untuk menentukan determinan matriks A, ambil salah satu

baris atau kolom, misalkan baris yang digunakan adalah baris 1,

1 11 12 13b a a a . Elemen-elemen pada baris 1 terdiri dari

11 12,a a, dan 13a

.

1) Elemen a11

Pada waktu memilih elemen a11 maka diperoleh sub-

determinan A yang diperoleh dengan menghilangkan baris

pertama dan kolom pertama dari A . Ini disebut minor dari

elemen a11 atau 11M .

22 23

11

32 33

a aM

a a

Page 132: MATEMATIKA EKONOMI - UIN Sunan Ampel Surabayaie.febi.uinsby.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/...Eksponen (exponent) berarti indikator pangkat dimana suatu variabel harus dipangkatkan,

Matematika Ekonomi

124

2) Elemen a12

Pada waktu memilih elemen a12 maka diperoleh sub-

determinan A yang diperoleh dengan menghilangkan baris

pertama dan kolom kedua dari A . Ini disebut minor dari

elemen a12 atau 12M .

21 23

12

31 33

a aM

a a

3) Elemen a12

Pada waktu memilih elemen a13 maka diperoleh sub-

determinan A yang diperoleh dengan menghilangkan baris

pertama dan kolom ketiga dari A . Ini disebut minor dari

elemen a13 atau 13M .

21 22

13

31 32

a aM

a a

Suatu konsep yang berhubungan erat dengan minor

adalah kofaktor. Kofaktor dirumuskan : ( 1)i j

ij ijC M .

Maka pada waktu memilih baris pertama untuk menentukan

determinan dari matriks A diperoleh rumus sebagai berikut.

11 11 12 12 13 13A a M a M a M

3

11 11 12 12 13 13 1

1

ij j

j

A a C a C a C a C

Contoh :

Ada matriks 5 6 1

2 3 0

7 3 0

A

, tentukan determinan dari

matriks A tersebut dengan menggunakan metode ekspansi

laplace?

5 6 1

2 3 0

7 3 0

A

Page 133: MATEMATIKA EKONOMI - UIN Sunan Ampel Surabayaie.febi.uinsby.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/...Eksponen (exponent) berarti indikator pangkat dimana suatu variabel harus dipangkatkan,

Matematika Ekonomi

125

a) Menggunakan baris pertama

0 3

0 3 11

M ,

0 7

0 212 M , dan

3 7

3 213

M

11 12 130, 0, 27M M dan M

1 3

13 13( 1)C M =-

27

3 0 2 0 2 35 6 1 0 0 27 27

3 0 7 0 7 3A

b) Menggunakan kolom pertama

11 21 31

3 0 6 1 6 1, ,

3 0 3 0 3 0M M dan M

11 21 310, 3, 3M M dan M

2 1 3 1

21 21 31 31( 1) 3, ( 1) 3C M dan C M

3 0 6 1 6 15 2 7 0 6 21 27

3 0 3 0 3 0A

2. Sifat-sifat Dasar Determinan

Ada lima sifat dasar determinan dan merupakan sifat umum

determinan untuk semua orde.

a. Pertukaran baris dengan kolom tidak mempengaruhi nilai

determinan dari matriks, misalkan matriks A, tersebut. Sehingga : 'A A .

Contoh : 4 3 4 5

95 6 3 6

atau a b a c

ad bcc d b d

b. Pertukaran dua baris manapun (atau dua kolom manapun) akan

mengubah tanda, tetapi nilai bilangan dari determinan-nya tidak

berubah.

Page 134: MATEMATIKA EKONOMI - UIN Sunan Ampel Surabayaie.febi.uinsby.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/...Eksponen (exponent) berarti indikator pangkat dimana suatu variabel harus dipangkatkan,

Matematika Ekonomi

126

Contoh :

1) a b

ad bcc d

, tetapi pertukaran kedua baris menghasilkan

( )c d

bc ad ad bca b

2) 0 1 3

2 5 7 26

3 0 1

, tetapi pertukaran kolom pertama dan ketiga

menghasilkan

3 1 0

7 5 2 26

1 0 3

c. Perkalian dari satu baris (atau satu kolom) manapun dengan

skalar k akan mengubah nilai determinan sebesar k kali. Dimana

k tadi dikalikan ke satu baris atau kolom saja.

Contoh :

2 416 20 4

5 8

Kalikan dengan skalar 3, maka 60488 5

21 6

8 5

4 23

)4(312 , dimana skalar 3 dikalikan ke baris 1 saja. Jika

skalar 3 dikalikan ke kolom 2 maka dihasilkan 8 5

4 23

)4(312604842 5

21 2 .

d. Pertambahan/pengurangan dari suatu kelipatan baris manapun

ke/dari baris yang lain akan menyebabkan nilai determinannya

tidak berubah, begitu juga dengan kolom.

Page 135: MATEMATIKA EKONOMI - UIN Sunan Ampel Surabayaie.febi.uinsby.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/...Eksponen (exponent) berarti indikator pangkat dimana suatu variabel harus dipangkatkan,

Matematika Ekonomi

127

Contoh :

Jika ada matriks 2 4

5 8A

maka determinan dari matriks A

adalah A 2 4

16 20 45 8

Baris 1 matriks A dikali dengan skalar 3 kemudian ditambahkan

ke baris ke-2 maka dihasilkan matriks, misalkan matriks B,

berikut :

2 4

11 20B

maka determinan matriks B adalah 2 4

11 20B

40 44 4B .

e. Bila satu baris atau kolom adalah kelipatan dari baris atau kolom

lainnya, maka nilai determinan-nya menjadi nol.

Contoh :

3 6

4 8A

maka determinan matriks A, 3 6

4 8A = 24 – 24 = 0.

Rank/Peringkat Matriks

Rank suatu matriks menunjukkan jumlah maksimum baris atau

kolom yang bebas secara linear dalam matriks tersebut. Misalkan jumlah

baris maksimum dalam matriks A adalah r maka matriks A mempunyai

rank r. Rank dari matriks m x n paling tinggi bernilai m atau n, mana

yang terkecil. Contoh, temukan rank dari matriks

0 11 4

2 6 2

4 1 0

A

?

Langkah-langkah mencari rank suatu matriks adalah :

a. Periksa kolom pertama untuk keberadaan nol. Jika terdapat elemen nol di kolom 1, pindahkan 0 (elemen pertama dari kolom 1) ke

bagian bawah kolom tersebut. Tukar baris 1 dan baris 3, sehingga

dihasilkan :

1

4 1 0

2 6 2

0 11 4

A

Page 136: MATEMATIKA EKONOMI - UIN Sunan Ampel Surabayaie.febi.uinsby.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/...Eksponen (exponent) berarti indikator pangkat dimana suatu variabel harus dipangkatkan,

Matematika Ekonomi

128

b. Tujuannya untuk membentuk matriks identitas dan matriks

segitiga atas. Sehingga baris 1 matriks 1A dikali dengan ¼,

menghasilkan matriks berikut.

2

1 1/ 4 0

2 6 2

0 11 4

A

c. Kemudian, perhatikan kolom pertama dan baris kedua matriks

2A , ubah elemen 2 menjadi nol. Baris 1 matriks 2A dikali

dengan skalar -2 kemudian tambahkan hasilnya dengan baris 2.

Sehingga dihasilkan matriks berikut.

3

1 0

0 2

0 11 4

A

¼

d. Pada matriks 3A , baris 1 diabaikan. Sekarang perhatikan baris 2,

ubah elemen 5½ menjadi 1. Baris 2 dibagi dengan 5½, sehingga

dihasilkan matriks 4A berikut.

4

1 0

0 1 4 /11

0 11 4

A

¼

e. Pada matriks 4A , baris 1 dan 2 diabaikan. Sekarang perhatikan

baris 3-nya. Ubah elemen -11 menjadi nol. Baris 2 dikali dengan

11 kemudian tambahkan ke baris 3, sehingga diperoleh matriks

berikut.

5

1 0

0 1 4 /11

0 0 0

A

¼

f. Matriks 5A merupakan matriks akhir. Berdasarkan matriks

tersebut, jumlah baris bukan nol sebanyak dua (2) buah. Jadi,

dapat disimpulkan matriks 0 11 4

2 6 2

4 1 0

A

memiliki rank

sama dengan 2, r(A)=2.

Page 137: MATEMATIKA EKONOMI - UIN Sunan Ampel Surabayaie.febi.uinsby.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/...Eksponen (exponent) berarti indikator pangkat dimana suatu variabel harus dipangkatkan,

Matematika Ekonomi

129

Mencari Matriks Invers

Bila matriks A dalam sistem persamaan linear : Ax=d adalah non-

singular, maka nilai x dapat dicari bila nilai 1A diketahui sesuai aturan :

1 1

1

Ax d

A Ax A d

x A d

Metode yang paling sering digunakan untuk mencari matriks invers

adalah dengan Metode Pembalikan Matriks. Misalkan matriks

11 12 13

21 22 23

31 32 33

a a a

A a a a

a a a

maka matriks invers-nya adalah 1A. Dirumuskan:

1 1A adjA

A

. Contoh :

a. Carilah invers dari matriks 3 2

1 0A

?

Determinan matriks A, 2 0A maka matriks A memiliki

matriks invers, 1A. Kofaktor setiap elemennya adalah

determinan 1 x 1, yaitu :

11 12

21 22

0 1

2 3

C CC adjA

C C

1 1A adjA

A

10 2 0 1

1 3 3/ 2A

½

½

Jadi, matriks invers dari matriks A adalah 1

0 1

3/ 2A

½

.

b. Carilah invers dari matriks 4 1 1

0 3 2

3 0 7

B

?

Page 138: MATEMATIKA EKONOMI - UIN Sunan Ampel Surabayaie.febi.uinsby.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/...Eksponen (exponent) berarti indikator pangkat dimana suatu variabel harus dipangkatkan,

Matematika Ekonomi

130

Determinan matriks B, 99 0B maka matriks B memiliki

matriks invers, 1B. Kofaktor untuk masing-masing elemennya

adalah :

2

11

3 2( 1) 21

0 7C

4

31

1 1( 1) 5

3 2C

3

12

0 2( 1) ( 6) 6

3 7C

5

32

4 1( 1) 8

0 2C

4

13

0 3( 1) 9

3 0C

6

33

4 1( 1) 12

0 3C

3

21

1 1( 1) 7

0 7C

4

22

4 1( 1) 31

3 7C

5

23

4 1( 1) ( 3) 3

3 0C

Maka matriks invers dari matriks B adalah :

11 12 13

1

21 22 23

31 32 33

21 6 9

7 31 3

5 8 12

C C C

B C C C

C C C

Aturan Cramer dirumuskan sebagai berikut.

* j

j

Ax

A

Page 139: MATEMATIKA EKONOMI - UIN Sunan Ampel Surabayaie.febi.uinsby.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/...Eksponen (exponent) berarti indikator pangkat dimana suatu variabel harus dipangkatkan,

Matematika Ekonomi

131

Contoh :

Carilah solusi dari sistem persamaan linear (SPL) berikut :

1 2

1 2

5 3 30

6 2 8

x x

x x

SPL tersebut dapat dibuat matriks, Ax=d.

1

2

5 3 30, ,

6 2 8

xdan

x

5 3

6 2A

sehingga 28A

1

30 384

8 2A

2

5 30140

6 8A

Maka : 1*

1

843

28

Ax

A

2*

2

1405

28

Ax

A

Jadi, himpunan penyelesaian dari sistem persamaan linear

tersebut adalah *

1 3x dan *

2 5x .

Page 140: MATEMATIKA EKONOMI - UIN Sunan Ampel Surabayaie.febi.uinsby.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/...Eksponen (exponent) berarti indikator pangkat dimana suatu variabel harus dipangkatkan,

Matematika Ekonomi

132

DAFTAR PUSTAKA

Alpha, C.C., 1984, Fundamental Methods of Mathematical Economic,

McGraw. Hill. Inc. USA

Assaury, S.,1992, Matematika Ekonomi, Jakarta, Rajawali

Dumary, 1999, Matematika Terapan untuk Bisnis dan Ekonomi,

Yogyakarta, BPFE

Draper, JE., Klingman, JS., 1967, Mathematical Analysis, Business and

Economics Applications, New York, Harper and Row

Handoko, BS., 1974, Petngantar Matematika Untuk Ekonomi, Jakarta,

LP3ES

Hartono, D., 2008, Bahan Ajar Matematika Ekonomi, Jakarta, Program

Pascasarjana Ilmu Ekonomi, UI

Insukindro, dkk, 1985, Matematika Ekonomi, Yogyakarta, BPFE

Insukindro, 1985, Matematika Ekonomi dan Bisnis, Yogyakarta, BPFE

Nasoetion, AH., 1972, Aljabar Matriks, Jakarta, Bharatarara

Sarjono, 1985, Modul Matematika Ekonomi, Jakarta, Karunika

Suprapto, J, 1972, Pengantar Matriks, Jakarta, FE UI

Subanti, S. dan Harjito, B., 1991, Matematika Ekonomi, Surakarta, UNS

Tauchid, 1989, Matematika Ekonomi, Semarang, Untag

Varian, Hal R., 1992, Microeconomic Analysis 3nd

Edition, New York,

Norton & Company