59
1 Teknik Sipil - FTSL ITB Modul 3: Perencanaan Proyek SI-3151 Manajemen Konstruksi Meifrinaldi

Modul 3: Perencanaan Proyek

  • Upload
    others

  • View
    12

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Modul 3: Perencanaan Proyek

1

Teknik Sipil - FTSL ITB

Modul 3: Perencanaan Proyek

SI-3151 Manajemen Konstruksi

Meifrinaldi

Page 2: Modul 3: Perencanaan Proyek

2

Peran KontraktorPeran Insinyur Sipil (Sangat strategis; nilai tambah)

PROSES PENYELENGGARAAN INFRASTRUKTUR TEKNIK SIPIL

Planning Project Delivery OMDEMOLITION

RECONSTRUCTION

1. Sistem Tata Ruang.

2. Sistem Infrastruktur

(Transportasi;

SDA; Lansekap).

3. Masterplan

infrastruktur

(jaringan jalan;

DAS; dll.).

SYSTEM DESIGN PROJECT LIFE CYCLE

Project

formulation

process

Planning

process

Engineering &

design

process

Construction

process

Use

management

process

Disposal

processNeed

Awareness

of need

Project

Concept

formulation

Project

Scope

definition

Full Project

description

Project

Completion &

Acceptance

for use

Fulfillment

of need

User

requirementsProject

feasibility

& scope

Project

engineering

& design

Project

field engineering

& construction

Facility use &

management

Facility

demolition

or conversion

Amdal/

RKL/RPL

2

Page 3: Modul 3: Perencanaan Proyek

3

TANTANGAN MEMBANGUN INFRASTRUKTUR TEKNIK SIPIL

- High VfM; terintegrasi; efektif, efisien; berkelanjutan; adil;

- Mendukung sektor ekonomi & pembangunan lainnya.

Persyaratan:

1. Strong planning & system design:

a. Integrated planning & system design (25-30 years) - Regional planning; Intermodal planning; Master

planning; should also be integrated between governments (central - local).

b. Project life cycle basic & detailed design (Needs, User requirements, FS & Basic design; DED).

2. Solid programming & budgeting system (5 - 1 years) - Strategic Planning; Yearly Planning.

3. Strong owner capacity & competence in managing the project; good coordination between

central & regional governments.

4. Strong design-builder capacity.

5. Good collaboration & coordination between parties (supply chain & integrated value chain).

6. Sustainability; safety; good O&M of infrastructure & facilities; managed as asset; by related

sector.3

Page 4: Modul 3: Perencanaan Proyek

4

Kegiatan Pendahuluan (1)

Kegiatan Pendahuluan sebelum memulai tahap perencanaan:

1. Evaluasi Rencana Physical Planning• Melihat kesesuaian proyek yang akan dikerjakan dengan Master Plan sektor

yang telah ditetapkan pemerintah

2. Evaluasi Rencana Programming & Budgeting

• Melihat kesesuaian proyek yang akan dikerjakan dengan rencana program pemerintah (RPJP, RPJM, dan Renstra Dinas)

SI-3151 Manajemen Konstruksi

Page 5: Modul 3: Perencanaan Proyek

5

Kegiatan Pendahuluan (2)

SI-3151 Manajemen Konstruksi

RTRW Nasional

RTRW Propinsi

RPJP Nasional

RPJM Nasional

RPJP Propinsi

RTRW Kabupaten/ Kota

RPJM Propinsi

RPJP Kabupaten/ Kota

RPJM Kabupaten/ Kota

Pedoman

Pedoman

PedomanA

cuan

Acu

an

Dip

erh

atik

anD

iper

hat

ikan

Project Formulation Process

Master Plan Sektor

RenStra DinasPedoman

Physical

PlanningProgramming

& Budgeting

Page 6: Modul 3: Perencanaan Proyek

6

Pentingnya Perencanaan

Pentingnya perencanaan (planning) dalam proyek konstruksi:

a) Sebagai dasar rujukan perancangan (design)• Akan menjadi masukan untuk perancangan detail (DED)

b) Sebagai dasar (tolok ukur) capaian kinerja• Akan menjadi baseline (dasar) panduan capaian kinerja pelaksanaan proyek

c) Sebagai rujukan pelaksanaan fisik• Akan menjadi rujukan untuk melihat kemajuan fisik dan kesesuaian pelaksanaan

d) Sebagai landasan/ rujukan penyelesaian perselisihan• Akan menjadi rujukan ketika terjadi penyimpangan ataupun saat terjadi perselisihan

SI-3151 Manajemen Konstruksi

Page 7: Modul 3: Perencanaan Proyek

7

Peranan Owner

• Owner memegang peranan penting untuk tercapainya kualitas dansukses proyek konstruksi. Peranannya adalah:• Mendefinisikan kebutuhan proyek

• Menetapkan tujuan proyek

• Membentuk dan memilih anggota tim proyek

• Mengkomunikasikan persyaratan bagaimana proyek dilaksanakan

• Menyakinkan dan mengelola pendanaan untuk proyek

SI-3151 Manajemen Konstruksi

Page 8: Modul 3: Perencanaan Proyek

8

Owner Pemerintah

• Owner pemerintah akan sangat concern dengan pemenuhankebutuhan publik dan akan sangat diperhatikan oleh publik dalampelaksanan proyek. Masukan dari publik harus didengar dandiakomodasi dengan baik.

• Kesuksesan proyek publik ditentukan oleh lebih banyak faktor dariproyek swasta, seperti pemenuhan kebutuhan publik, utilitaskomunitas, peningkatan aksesibilitas, dan proteksi kepada lingkungan.

• Terkadang tujuan proyek akan terpengaruh oleh perubahan politik, terutama jika tahapan perencanaan sangat panjang. Perubahanperundangan akan pula mempengaruhi tujuan proyek dan jalannyaproyek publik.

SI-3151 Manajemen Konstruksi

Page 9: Modul 3: Perencanaan Proyek

9

Owner Swasta

• Owner swasta dapat melaksanakan proyek lebih cepat dari owner pemerintah, namun jika owner swasta melaksanakan proyek di dalamindustri yang juga dikendalikan oleh aturan, maka owner tersebutharus mengikutinya, seperti di indusri oil and gas, telecommunication, power plant.

• Owner swasta lebih terpengaruh oleh faktor ekonomis, sepertipendanaan, investasi, ROI, keuntungan, cash flow, dan resiko ekonomi.

• Kesuksesan proyek lebih ditekankan pada kesuksesan memenuhi nilaiyang diminta oleh customer dan investor.

SI-3151 Manajemen Konstruksi

Page 10: Modul 3: Perencanaan Proyek

10

Tim Proyek

• Tim proyek dan anggotanya serta bagaimana tim tersebutdiorganisasikan akan memberikan dampak yang signifikan untukkesuksesan proyek.

• Tim proyek terdiri dari tiga fungsi utama, yaitu owner, perancang danpelaksana.

• Keberadaan tim proyek ini akan terkait dengan pemilihan PDS dantahapan proyeknya.

• Tim proyek harus berkomunikasi dengan baik dan memiliki kesamaantujuan dan kepentingan. Perbedanan kepentingan tetap ada antaranggota tim proyek, namun hal ini harus diresolusi dengan baik untukpencapaian tujuan bersama.

SI-3151 Manajemen Konstruksi

Page 11: Modul 3: Perencanaan Proyek

11

Umum (1)

• Secara umum, lingkup perencanaan proyek terdiri atas beberapa kegiatan utama:

a) Kegiatan Konseptualisasi Proyek

Hal-hal yang harus diperhatikan antara lain

• Definisi dan keselarasan pemahaman tim proyek

• Ekspektasi tiap anggota tim

• Identifikasi tantangan

• Identifikasi administrasi dan dokumen yang diperlukan

b) Kegiatan Analisa Kondisi yang Ada dan Kebutuhan

• Penetapan kondisi awal pada proyek, menetapkan perencanaan awal sebagai pembanding awal terhadap alternatif desain selanjutnya

SI-3151 Manajemen Konstruksi

Page 12: Modul 3: Perencanaan Proyek

12

Umum (2)

Secara umum, lingkup perencanaan proyek terdiri atas beberapa kegiatan utama:

c) Kegiatan Pengembangan Alternatif

• Proses brainstorming dan input dari berbagai kalangan untuk memastikan

alternatif yang ada merupakan yang terbaik.

d) Kegiatan Pemilihan Alternatif

• Alternatif rancangan sebaiknya dipilih yang sesuai dengan kemauan owner,

namun juga tetap mempertimbangkan terhadap faktor jadwal, kinerja, biaya daur

hidup, rasio cost-benefit, sustainability, dan environmental impact

SI-3151 Manajemen Konstruksi

Page 13: Modul 3: Perencanaan Proyek

13

Studi Kelayakan (1)

• Studi kelayakan adalah, studi yang dilakukan untuk menilai apakah proyek yang hendakdikerjakan layak untuk dikerjakan.

• Fungsi studi kelayakan adalah untuk menilai tingkat kelayakan dari suatu proyek konstruksi, danuntuk mencari satu atau lebih alternatif rencana konstruksi.

• Suatu proyek konstruksi dikatakan layak apabila manfaat yang akan diperoleh lebih besar daribiaya yang dikeluarkan

• Aspek-aspek dalam studi kelayakan:

SI-3151 Manajemen Konstruksi

Aspek legal Aspek ekonomiAspek sosial Aspek finansialAspek teknis dan

lingkungan

Page 14: Modul 3: Perencanaan Proyek

14

Studi Kelayakan (2)

SI-3151 Manajemen Konstruksi

• Berbagai perizinan yang

harus dipenuhi agar

proyek dapat

dilaksanakan:Izin Lokasi

Izin Pemanfaatan Tanah

Izin Mendirikan Bangunan

Izin Pematangan Tanah

Aspek Legal

Berbagai dampak dan

pengaruh dari proyek

konstruksi terhadap

masyarakat luas baik di

sekitar proyek, maupun di

lingkup yang lebih luas

lagi.

Aspek Sosial

Berbagai pertimbangan

terkait alternatif desain

konstruksi dengan

memperhatikan AMDAL

dan juga dilengkapi dengan

gambaran awal terkait

spesifikasi, biaya, dan

jadwal proyek

Aspek Teknis dan

Lingkungan

Page 15: Modul 3: Perencanaan Proyek

15

Studi Kelayakan (3)

SI-3151 Manajemen Konstruksi

Berbagai pertimbangan

terkait skema pendanaan

dari proyek konstruksi,

termasuk di dalamnya

perhitungan parameter

investasi seperti NPV, IRR,

BEP, BCR, dll.

Aspek Finansial

Berbagai pertimbangan

terkait segala macam biaya

proyek dan konstruksi dari

tahun ke tahun hingga akhir

umur rencana

Aspek Ekonomi

Page 16: Modul 3: Perencanaan Proyek

16

Studi Kelayakan (4)

SI-3151 Manajemen Konstruksi

Identifikasi, penetapantujuan

Seleksi awal, pengembangandan pemilihanalternatifdesain

Analisa aspek-aspekkelayakan

Evaluasi dankeputusan

Tahapan studi kelayakan

Page 17: Modul 3: Perencanaan Proyek

17

Studi Kelayakan (5)

Secara umum, hasil dari kegiatan studi kelayakan meliputi:

a) Formulasi sasaran proyek

b) Penajaman rencana dan rekomendasi beserta standar yang digunakan

c) Rekomendasi waktu optimum dan alternatif desain

d) Rekomendasi investigasi lingkungan dan sosial

e) Kerangka Acuan AMDAL

f) Kebutuhan survei untuk DED

g) Estimasi biaya total proyek

SI-3151 Manajemen Konstruksi

Page 18: Modul 3: Perencanaan Proyek

18

Studi Kelayakan (6)

• Tahap akhir dari studi kelayakan adalah proses AMDAL.

• Pentingnya AMDAL dalam Studi Kelayakan dapat dijelaskan sebagai berikut:

• Menurut Peraturan Pemerintah No.27 tahun 1999 pasal 2, Analisis mengenai

dampak lingkungan hidup merupakan bagian kegiatan studi kelayakan

rencana usaha dan/ atau kegiatan.

• Selanjutnya dalam pasal 7, analisis mengenai dampak lingkungan hidup

merupakan syarat yang harus dipenuhi untuk mendapatkan izin melakukan

usaha dan/ atau kegiatan yang diterbitkan oleh pejabat yang berwenang.

SI-3151 Manajemen Konstruksi

Page 19: Modul 3: Perencanaan Proyek

19

AMDAL (1)

• Menurut Peraturan Pemerintah No. 27 tahun 1999, AMDAL adalah

• Kajian mengenai dampak besar dan penting suatu usaha dan/ atau

kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang

diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang

penyelenggaraan usaha dan/ atau kegiatan.

SI-3151 Manajemen Konstruksi

KEGIATAN

Lingkungan

Dampak (+)

Dampak (-)

Mengembangkan dampak (+)

Mengeliminir dampak (-)

Page 20: Modul 3: Perencanaan Proyek

20

AMDAL (2)

AMDAL terdiri atas beberapa dokumen antara lain:

a) Dokumen Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan Hidup (KA-ANDAL)

• Berisikan ruang lingkup studi ANDAL

b) Dokumen Analisis Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL)

• Berisikan identifikasi rencana usaha/ kegiatan, identifikasi komponen-komponen lingkunganhidup yang akan terkena dampak

c) Dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL)

• Berisikan upaya penanganan dampak yang ditimbulkan dari rencana usaha/ kegiatan

d) Dokumen Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL)

• Berisikan upaya pemantauan komponen lingkungan hidup yang terkena dampak akibat darirencana usaha/ kegiatan

SI-3151 Manajemen Konstruksi

Page 21: Modul 3: Perencanaan Proyek

21

AMDAL (3)

SI-3151 Manajemen Konstruksi

DAMPAK

TIDAK/KURANG

PENTING

DAMPAK

PENTING

DAMPAK PENTINGPERUBAHAN LINGKUNGAN HIDUP YANG SANGAT MENDASAR DIAKIBATKAN OLEH SUATU USAHA

DAN/ATAU KEGIATAN

Yang Wajib Dilengkapi Dengan AMDAL

Peraturan Men LH No. 11/06 Tentang Usaha/Kegiatan

BAGAN ALIR KEGIATAN AMDAL

WAJIB AMDAL

TIDAK PERLU

AMDAL/

UKL -UPL

TIDAKWAJIB

UKL/UPL

SPPL

RENCANA

USAHA/KEGIATAN

LINGKUNGAN

MENIMBULKAN

DAMPAK

?

Bagan Alir Kegiatan AMDAL:

Page 22: Modul 3: Perencanaan Proyek

22

AMDAL (4)

SI-3151 Manajemen Konstruksi

DitolakRekomendasi Dari Instansi

yang Membidangi

PROSEDUR AMDAL

Rencana Kegiatan dari

Pemrakarsa

Proses Penapisan : Daftar Kegiatan Wajib

AMDAL (PerMenLH No. 11 Tahun 2006)

AMDAL Tidak Diperlukan

Penyusunan Upaya

Pengelolaan Lingkungan

(UKL)dan Upaya Pemantauan

Lingkungan (UPL)

AMDAL Dipersyaratkan

Sekretariat Komisi Penilai AMDAL

Pengumuman Rencana Kegiatan dan

Konsultasi Masyarakat

Penyusunan Kerangka Acuan

(KA-ANDAL)

Penilaian KA ANDAL 75 Hari Kerja

Surat Keputusan

Kesepakatan KA

Penyusunan Dokumen

ANDAL, RKL dan RPL

Proses Perijinan

Penilaian ANDAL, RKL dan RPL

75 Hari KerjaLayak Lingkungan

Tidak Layak Lingkungan

(Kegiatan Ditolak)Surat Keputusan Kelayakan

Lingkungan oleh

MenLH/Gubernur/Bupati/ Walikota

14 Hari Kerja

Bagan Alir Prosedur AMDAL:

Page 23: Modul 3: Perencanaan Proyek

23

AMDAL (5)

• Bidang Kegiatan yang Wajib Memiliki AMDAL (Permen LH No. 11 tahun 2006 tentang Jenis Rencana Usaha dan/

atau Kegiatan yang Wajib Dilengkapi dengan AMDAL):

• AMDAL akan dinilai oleh komisi penilai, dan komisi ini wajib untuk menolak kerangka acuan ANDAL apabila

rencana lokasi dilaksanakannya usaha dan/ atau kegiatan terletak dalam kawasan yang tidak sesuai dengan

rencana tata ruang wilayah dan/ atau rencana tata ruang kawasan (PP No. 27 tahun 1999 pasal 16).

SI-3151 Manajemen Konstruksi

Bidang Pertahanan Bidang Pekerjaan Umum

Bidang Pertanian Bidang Sumberdaya Energi dan Mineral

Bidang Perikanan Bidang Pariwisata

Bidang Kehutanan Bidang Pengembangan Nuklir

Bidang Perhubungan Bidang Pengelolaan Limbah B3

Bidang Teknologi Satelit Bidang Rekayasa Genetika

Bidang Perindustrian

Page 24: Modul 3: Perencanaan Proyek

24AMDAL (6)

Daftar Kegiatan Wajib AMDAL Bidang Pekerjaan Umum (1/5)

No Jenis Kegiatan Skala/Besaran

1 Pembangunan Bendungan/Waduk atau Jenis Tampungan Air lainnya:• Tinggi• Luas Genangan

≥ 15m≥ 200ha

2 Daerah Irigasi:a. Pembangunan baru dengan luasb. Peningkatan dengan luas tambahanc. Pencentakan sawah, luas (perkelompok)

≥ 2000ha≥ 1000ha≥ 500ha

3 Pengembangan Rawa: Reklamasi rawa untuk kepentingan irigasi ≥ 1000ha

4 Pembangunan Pengaman Pantai dan perbaikan muara sungai:• Jarak dihitung tegak lurus pantai ≥ 500m

5 Normalisasi Sungai (termasuk sodetan) dan Pembuatan Kanal Banjir:a. Kota besar/metropolitan• Panjang,atau• Volume pengerukan

≥ 5km ≥ 500.000m3

Beberapa kegiatan pada bidang Pekerjaan Umum mempertimbangkan skala/besaran kota yang menggunakan ketentuanberdasarkan jumlah populasi, yaitu: ƒ • Kota metropolitan : > 1.000.000 jiwa ƒ • Kota besar : 500.000-1.000.000 jiwa ƒ • Kota sedang : 200.000-500.000 jiwa ƒ • Kota kecil : 20.000-200.000 jiwa

Page 25: Modul 3: Perencanaan Proyek

25AMDAL (7)

Daftar Kegiatan Wajib AMDAL Bidang Pekerjaan Umum (2/5)

No Jenis Kegiatan Skala/Besaran

b. Kota sedang• Panjang,atau• Volume pengerukan

c. Pedesaan• Panjang,atau• Volume pengerukan

≥ 10km ≥ 500.000m3

≥ 15km ≥ 500.000m3

6 Pembangunan Jalan Tol ≥ 5km

7 Pembangunan dan/atau peningkatan jalan dengan pelebaran yang membutuhkan pengadaan tanaha. Kota besar/metropolitan• Panjang,atau• Pembebasan lahan

b. Kota sedang• Panjang,atau• Pembebasan lahan

c. Pedesaaan• Panjang,atau• Pembebasan lahan

≥ 5km ≥ 5ha

≥ 10km ≥ 10ha

≥ 30km ≥ 30ha

8 Pembangunan Jalan Tola. Pembangunan subway/underpass, terowongan/tunnelb. Pembangunan jembatan

≥ 2km ≥ 500m

Page 26: Modul 3: Perencanaan Proyek

26AMDAL (8)

Daftar Kegiatan Wajib AMDAL Bidang Pekerjaan Umum (3/5)

No Jenis Kegiatan Skala/Besaran

9 Persampahana. Pembangunan TPA sampah domestik pembuangan dengan sistem control landfill/ sanitary

landfill termasuk instalasi penunjangnnya• Luas kawasan TPA,atau• Kapasitas total

b. TPA di daerah pasang surut• Luas kawasan TPA,atau• Kapasitas total

c. Pembangunan transfer station• Kapasitas

d. Pembangunan Instalasi Pengolahan sampah terpadu• Kapasitas

e. Pengolahan dengan insinerator• Kapasitas

f. Composting Plant• Kapasitas

g. Transportasi sampah dengan kereta api• Kapasitas

≥ 10ha≥ 10.000ton

≥ 5ha≥ 5000ton

≥ 1000ton/hari

≥ 500ton/hari

≥ 500ton/hari

≥ 100ton/hari

≥ 500ton/hari

10 Pembangunan Perumahan/Pemukimana. Kota metropolitan,luasb. Kota besar, luasc. Kota sedang dan kecil, luas

≥ 25ha ≥ 50ha≥ 100ha

Page 27: Modul 3: Perencanaan Proyek

27AMDAL (9)

Daftar Kegiatan Wajib AMDAL Bidang Pekerjaan Umum (4/5)

No Jenis Kegiatan Skala/Besaran

11 Air Limbah Domestika. Pembangunan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT), termasuk fasilitas penunjangnya

• Luas, atau• Kapasitasnya

b. Pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) limbah domestik termasuk fasilitaspenunjangnya• Luas, atau• Beban organik

c. Pembangunan sistem perpipaan air limbah, luas layanan• Luas layanan, atau• Debit air limbah

≥ 2ha≥ 11m3/hari

≥ 3ha≥ 2,4ton/hari

≥ 500ha≥ 16.000m3/hari

12 Pembangunan saluran drainase (primer dan/atau sekunder) di permukimana. Kota besar/metropolitan, panjangb. Kota sedang, panjang

≥ 5km ≥ 10km

13 Jaringan air bersih di kota besar/metropolitana. Pembangunan jaringan distribusi

• Luas layananb. Pembangunan jaringan transmisi

• Panjang

≥ 500ha

≥ 10km

14 Pengambilan air dari danau, sungai, mata air permukaan, atau sumber air permukaan ainnya• Debit Pengambilan ≥ 250l/dt

Page 28: Modul 3: Perencanaan Proyek

28

AMDAL (10)Daftar Kegiatan Wajib AMDAL Bidang Pekerjaan Umum (5/5)

No Jenis Kegiatan Skala/Besaran

15 Pembangunan Pusat Perkantoran, Pendidikan, Olahraga, Kesenian, Tempat Ibadah, Pusatperdagangan/ perbelanjaan relatif terkonsentrasi

• Luas lahan, atau• Bangunan

≥ 5ha≥ 10.000m2

16 Pembangunan kawasan pemukiman untuk pemindahan penduduk/transmigrasi (Pemukiman Transmigrasi Baru Pola Tanaman Pangan)

• Luas lahan ≥ 2000ha

Page 29: Modul 3: Perencanaan Proyek

29 AMDAL (11)Daftar Kegiatan Wajib AMDAL Bidang Sumber Daya Energi dan

Mineral (1/3)

No Jenis KegiatanSkala/

Besaran

A. MINERAL, BATUBARA, DAN PANAS BUMI

1 Mineral, Batubara, dan panas bumi- Luas perizinan (KP), atau- Luas daerah terbuka untuk pertambangan

≥ 200 ha≥ 50 ha (kumulatif/ thn)

2 Tahap eksploitasi:a. Eksploitasi dan pengembangan uap panas bumi dan/atau Pengembangan panas bumib. Batubara/gambut

- Kapasitas, dan/atau- Jumlah material penutup yang dipindahkan.

c. Bijih Primer- Kapasitas, dan/atau- Jumlah material penutup yang dipindahkan.

d. Bijih Sekunder/Endapan Alluvial- Kapasitas, dan/atau- Jumlah material penutup yang dipindahkan

e. Bahan galian bukan logam atau bahan galian golongan C- Kapasitas, dan/atau- Jumlah material penutup yang dipindahkan

f. Bahan galian radioaktif, termasuk pengolahan, penambangan dan pemurnian.

≥ 55 MW

≥ 1.000.000 ton/thn≥ 4.000.000 ton

≥ 400.000 ton/thn≥ 1.000.000 ton

≥ 300.000 ton/thn≥ 1.000.000 ton

≥ 250.000 m3/thn≥ 1.000.000 tonSemua besaran

Page 30: Modul 3: Perencanaan Proyek

30 AMDAL (12)Daftar Kegiatan Wajib AMDAL Bidang Sumber Daya Energi dan

Mineral (2/3)

No 5Jenis KegiatanSkala/

Besaran

g. Pengambilan air bawah tanah (sumur tanah dangkal, sumur tanah dalam, dan mata air).

h. Tambang di laut.

Semua besaran ≥ 50 liter/detik (dari 1 sampai 5 sumurdalam satu area < 10 ha).Semua besaran

3 Melakukan penempatan tailing di bawah laut (Submarine Tailing Disposal). Semua besaran

4 Melakukan pengolahan bijih dengan proses sianidasi atau Amalgamasi. Semua besaran

B. MINYAK DAN GAS BUMI

1 Eksploitasi Migas dan Pengembangan Produksia. Di darat:

- Lapangan minyak- Lapangan gas

b. Di laut- Lapangan Minyak- Lapangan Gas

≥ 5.000 BOPD≥ 30 MMSCFD

≥ 15.000 BOPD≥ 90 MMSCFDjumlah total lapangan semuasumur.

Page 31: Modul 3: Perencanaan Proyek

31 AMDAL (13)Daftar Kegiatan Wajib AMDAL Bidang Sumber Daya Energi dan

Mineral (3/3)

No 5Jenis KegiatanSkala/

Besaran

2 Transmisi MIGAS di laut- Panjang, atau- Bertekanan

≥ 100 km≥ 16 bar

3 Pembangunan kilang:- LPG- LNG- Minyak

≥ 50 MMSCFD≥ 550 MMSCFD≥ 10.000 BOPD

4 Kilang minyak pelumas bekas (termasuk fasilitas penunjang). ≥ 10.000 ton/tahun

C. LISTRIK DAN PEMANFAATAN ENERGI

1 Pembangunan jaringan transmisi > 150 Kv

2 Pembangunana. PLTD/PLTG/PLTU/PLTGU

b. Pembangunan PLTP (pengembangan Panas Bumi)c. Pembangunan PLTA dengan:

- Tinggi bendung, atau- Luas genangan, atau- Kapasitas daya (aliran langsung)

d. Pembangunan pembangkit listrik dari jenis lain (antara lain: OTEC (Ocean Thermal Energy Conversion), Surya, Angin, Biomassa, Gambut, dan lain-lain)

≥ 100 MW (dalamsatu lokasi)≥ 55 MW

≥ 15 m≥ 200 ha≥ 50 MW≥ 10 MW

Page 32: Modul 3: Perencanaan Proyek

32

PEMBANGUNAN PUSAT PERKANTORAN, PENDIDIKAN TEMPAT IBADAH,

PUSAT PERDAGANGAN/ PERBELANJAAN

Wajib penggunaan AMDAL:

Luas lahan > 5 ha, dan luas bangunan > 10.000 m2

Alasan penggunaan AMDAL:

Diperhitungkan berdasarkan dampak yang ditimbulkan akibat pembebasan lahan, daya

dukung lahan, tingkat kebutuhan air, limbah yang dihasilkan, efek lainnya saat

pembangunan, KDB (Koaefisien Dasar Bangunan), KLB (Koefisien Luas Bangunan),

jumlah dan jenis pohon yang mungkin hilang

32

AMDAL (14)

Contoh Jenis Kegiatan....

Page 33: Modul 3: Perencanaan Proyek

33

PEMBANGUNAN/ PENINGKATAN JALAN TOL DAN JALAN RAYA

Wajib penggunaan AMDAL:

Panjang jalan tol > 5 km, dan

Panjang jalan raya dan luas pembebasan lahan disesuaikan dengan karakteristik Kota

(Besar, Sedang, Desa)

Alasan penggunaan AMDAL:

Diperhitungkan berdasarkan dampak yang ditimbulkan akibat bangkitan lalu lintas,

dampak kebisingan, getaran, emisi yang tinggi, gangguan visual, dan dampak sosial

33

AMDAL (15)

Contoh Jenis Kegiatan....

Page 34: Modul 3: Perencanaan Proyek

34

PEMBANGUNAN PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK

Alasan penggunaan AMDAL:

Dampak potensial berupa bau, gangguan kesehatan, lumpur sisa yang tidak diolah dengan baik,

dan gangguan visual

34

AMDAL (16)

Contoh Jenis Kegiatan....

Page 35: Modul 3: Perencanaan Proyek

35

PEMBANGUNAN KILANG LNG

Wajib penggunaan AMDAL:

Kapasitas kilang > 550 MMSCFD, dan

Alasan penggunaan AMDAL:

Merupakan industri strategis, proses pengolahan menggunakan bahan yang berpotensi

menghasilkan limbah yang bersifat turunan (gas H2S).

Berpotensi adanya perubahan dan gangguan system geohidrologi, serta berpotensi

mengubah ekosistem yang lebih luas

35

AMDAL (17)

Contoh Jenis Kegiatan....

Page 36: Modul 3: Perencanaan Proyek

36

36

Estimasi Biaya Konseptual (1)

Estimasi biaya merupakan sesuatu yang sangat fundamental dalam proyekkonstruksi

Estimasi adalah pendekatan atau perkiraan biaya yang diharapkan terjadi dari suatupelaksanaan proyek konstruksi.

Kategori Estimasi

Untuk studi kelayakan Untuk pendanaan Untuk pendetailan

Page 37: Modul 3: Perencanaan Proyek

37

37

Estimasi Biaya Konseptual (2)

Association for the Advancement of Cost

Engineering

Page 38: Modul 3: Perencanaan Proyek

38

38

Estimasi Biaya Konseptual (3)

Adapun informasi yang diperlukan untuk keperluan estimasi antara lain:

a) Gambar rencana

b) Spesifikasi rencana

c) Basis data produktivitas

d) Basis data harga

e) Basis data proyek yang telah dilaksanakan

f) Harga dari suplier dan sub-kontraktor

g) Kebijakan dan strategi perusahaan

h) Kondisi pasar dan pesaing

Page 39: Modul 3: Perencanaan Proyek

39

39

Estimasi Biaya Konseptual (4)

Metode estimasi biaya konseptual:

a) Indeks Harga

b) Faktor Kapasitas Biaya

c) Indeks Lokasi

d) Faktor Peralatan

e) Elemen Parameter

Page 40: Modul 3: Perencanaan Proyek

40

Produk dari Tahap Perencanaan

• Produk tahap perencanaan biasanya digunakan untuk mencari danaproyek

• Produknya adalah:• Cost/Benefit Analysis. Hasil dari studi pengembangan alternatif dan studi

kelayakan.

• Graphical Presentation of the Project. Sketsa atau artis rendering serta layout fasilitas awal.

• Conceptual Cost Estimate. Didasarkan pada rancangan awal.

SI-3151 Manajemen Konstruksi

Page 41: Modul 3: Perencanaan Proyek

41

PENDANAAN PROYEK

41

Page 42: Modul 3: Perencanaan Proyek

42

42

PENDANAAN (1)

Sering kali ditemukan bahwa dalam studi kelayakan, aspek-aspek lainnya telah layak

untuk dikerjakan, namun terkendala pada bagian pendanaan proyek tersebut.

Pada umumnya skema pendanaan akan menentukan jenis PDS (Project Delivery System)

yang sesuai dengan karakteristik proyek yang akan dikerjakan.

Page 43: Modul 3: Perencanaan Proyek

43

43

PENDANAAN (2)

Sumber pendanaan untuk membiayai proyek konstruksi:

a) Pendanaan dengan Ekuitas

Pendanaan dengan ekuitas merupakan pendanaan dengan menggunakan modal sendiri

dari (owner) perusahaan/ perorangan yang dapat berasal dari:

• Penerbitan saham

Penjualan dari saham yang baru diterbitkan

• Laba yang ditahan

Laba ditahan untuk diinvestasikan kembali dan biaya untuk peluang usaha

(opportunity cost)

• Dana penyusutan

Dana yang disisihkan sebagai cadangan penyusutan biasanya ditahan dan

digunakan dalam sebuah investasi

Page 44: Modul 3: Perencanaan Proyek

44

44

PENDANAAN (3)

Sumber pendanaan untuk membiayai proyek konstruksi:

b) Pendanaan dengan Pinjaman

Modal pinjaman berasal dari peminjaman dana kepada sebuah bank atau agen

peminjaman lainnya dengan menandatangani sebuah surat utang (note) berjangka.

c) Pendanaan dengan Leasing (Sewa Guna)

Sumber modal yang secara umum dianggap sebagai kewajiban jangka panjang yang

mirip dengan hipotik.

d) Pendanaan dengan Kombinasi

Pendanaan investasi bersumber dari kombinasi antara Ekuitas, Pinjaman, dan Leasing.

Page 45: Modul 3: Perencanaan Proyek

45

45

PENDANAAN (4)

Skema pendanaan ini sering juga disebut Project Financing.

Project Financing akan ditetapkan dari hasil studi kelayakan, dan selanjutnya setelah PF

ditentukan, baru selanjutnya dapat ditentukan jenis PDS yang akan digunakan.

Sumber pendanaan yang umumnya dilaksanakan pada proyek-proyek di Indonesia adalah

sebagai berikut:

• Menggunakan APBN/ APBD (pemerintah)

• Menggunakan self money (swasta)

• Menggunakan dana kombinasi Kerjasama Pemerintah-Swasta (KPS)

Page 46: Modul 3: Perencanaan Proyek

46

46

PENDANAAN (5)

Karakteristik dari PF (Finnerty, 1996) antara lain sebagai berikut:

a) Proyek merupakan sebuah entitas baru yang legal

b) Asset-aset proyek, kontrak-kontrak yang terkait dengan proyek dan cash flow proyek

(investasi) dipisahkan dari para sponsor

c) Para sponsor menyediakan bantuan dengan pembayaran kembali terbatas ataupun

tanpa pembayaran kembali kepada cash flow proyek (investasi) dari aset-aset lainnya

d) “Lender” dapat meminta pembayaran kembali atas dana mereka melalui para

stakeholder melalui berbagai jenis kesepakatan

Page 47: Modul 3: Perencanaan Proyek

47

Kondisi yang Ada dan Kebutuhan yang akan Datang

• Untuk mengembangkan alternatif, maka kondisi yang ada sertakebutuhan yang akan datang harus teridentifikasi.

• Indikator proyek harus dipilih sebagai acuan untuk perbandinganalternatif serta penentuan dampak untuk kondisi yang ada dan saatyang akan datang.

• Perlu ditetapkan sebagai salah satu alternatif adalah ‘do-nothing’ sebagai pembanding awal (baseline).

• Untuk masa yg akan datang, harus diperhatikan juga kemungkinanperubahan seperti perubahan politik, perubahan peraturan, perubahan permintaan.

SI-3151 Manajemen Konstruksi

Page 48: Modul 3: Perencanaan Proyek

48

Pengembangan Alternatif

• Kerangka dalam pengembangan alternatif antara lain guideline untuk perencanaan dan perancangan, kebijakan, preferensi pengguna, tingkah laku publik, peraturan lingkungan, dan isu keberlanjutan(sustainability) .

• Untuk owner pemerintah, maka masukan dari publik sangat diperlukan, sedangkan untuk owner swasta, ditambah masukan dari penguna dan manajer yang akan mengoperasikan dan memeliharanya.

• Alternatif yang dikembangkan setidaknya mempertimbangkan:

• Kekurangan fasilitas dan kebutuhan akan fasilitas

• Respons terhadap kebutuhan dan tujuan owner

• Pengetahuan terhadap kendala yang terkait dengan kebijakan publik, peraturan tata guna lahan, perizinan, sumberdana, dan hukum.

• Arrangement antar pihak yang akan terlibat

• Analisa awal dari alternatif, terkait dengan efisiensi fungsional, akurasi teknis, efektivitas biaya, construcability, safety, environment, sustainability, dan estetis.

• Dibutuhkan proses brainstorming dan input dari berbagai kalangan untuk memastikan alternatif yang dikembangkan baik.

SI-3151 Manajemen Konstruksi

Page 49: Modul 3: Perencanaan Proyek

49

SI-3151 Manajemen Konstruksi

Every generationBlames the one before…

And all of their frustrations

Come beating on your door…

(Living Years, Mike and The Mechanics)

Page 50: Modul 3: Perencanaan Proyek

50

Sustainable Development

• It means development that meets the needs of the present without compromising the ability of the future generations to meet their own needs. (Our Common Future, Brundtland Report, WECD,1987)

• It means achieving economic, social, and environmental objectives at the same time.

• It will give us a more inclusive society in which the benefits of increased economic prosperity are widely shared, with less pollution and more efficient use of natural resources.

• Basis consideration for Sustainable Development is ETHICS

SI-3151 Manajemen Konstruksi

Page 51: Modul 3: Perencanaan Proyek

51

Sustainable Development (SD) Themes

SI-3151 Manajemen Konstruksi

Page 52: Modul 3: Perencanaan Proyek

52

Traditional Concept of SD

Environment

SocietyEconomy

SI-3151 Manajemen Konstruksi

Sustainability

Page 53: Modul 3: Perencanaan Proyek

53

Modern Concept of SD

SI-3151 Manajemen Konstruksi

Environment

Society

Economy

Page 54: Modul 3: Perencanaan Proyek

54

Dimensi Sustainable Development

• Dimensi Vertikal

Efek dari pembangunan akan terasa lintas generasi

• Dimensi Horizontal

Efek dari pembangunan akan terasa lintas komunitas

SI-3151 Manajemen Konstruksi

Page 55: Modul 3: Perencanaan Proyek

55

Pemilihan Konsultan Professional• Konsultan professional dibutuhkan untuk melakukan perencanaan bersama-sama owner dan

pelaksansanaan studi kelayakan.

• Request for Proposal (RFP) yang berisi TOR (terms of reference) dibuat oleh owner yang isinyaantara lain:

• Latar belakang

• Kebutuhan/Permasalahan

• Tujuan

• Lingkup kerja (kegiatan & studi yang harus dilakukan)

• Sumberdaya yang dibutuhkan (SDM, alat dll)

• Waktu pelaksanaan

• Perkiraan biaya

• RFP diserahkan kepada calon konsultan yang sudah memenuhi kualifikasi (dengan metodaprakualifikasi) untuk kemudian calon konsultan tersebut menyampaikan proposal teknis dan biaya.

• Pemilihan dapat dilakukan dengan kompetisi ataupun dengan perbandingan dan negosiasi, denganevaluasi berupa metoda penilaian baik teknis maupu biaya.

SI-3151 Manajemen Konstruksi

Page 56: Modul 3: Perencanaan Proyek

56

Kualifikasi vs Evaluasi Penawaran

• Kualifikasi bertujuan untuk menilai profil suatu perusahaan agar sesuai dengan jenis proyek yang akan dilaksanakan. Dalam hal inikualifikasi akan menilai atribut perusahaan terkait dengan jenisproyek tersebut. Contoh: dana, pengalaman, peralatan, SDM dll.

• Evaluasi penawaran adalah penilaian terhadap dokumen penawaran(proposal) yang disampaikan untuk proyek yang bersangkutan. Penilaian akan dilakukan terhadap aspek teknis dan biaya. Teknisdalam arti bagaimana proyek akan dilaksanakan dengan kendala yang ada. Biaya adalah total biaya yang dibutuhkan untuk pelaksanaanproyek.

SI-3151 Manajemen Konstruksi

Page 57: Modul 3: Perencanaan Proyek

57

Pra dan Pasca Kualifikasi

• Kualifikasi dapat dilakukan dengan sistem prakualifikasi danpascakualifikasi.

• Pada prakualifikasi, penilaian kualifikasi dilakukan sebelum prosespenawaran. Artinya yang menyampaikan penawaran adalah sudahpasti yang lolos kualifikasi. Metoda ini biasa digunakan untukpemilihan konsultan.

• Pada pascakualifikasi, penilaian kualifikasi dilakukan setelah evaluasipenawaran. Jadi ada kemungkinan yang memasukkan penawarantidak lolos kualifikasi. Tetapi yang jelas, yang menang adalah harusyang lolos kualifikasi. Metoda ini biasanya dilakukan untuk memilihpelaksana konstruksi.

SI-3151 Manajemen Konstruksi

Page 58: Modul 3: Perencanaan Proyek

58

Catatan Tambahan:

• Untuk pengadaan konsultan professional pada proyek pemerintah, lihat aturan dalam Perpres No. 11 tahun 2020, khususnya mengenaipemilihan jasa konsultansi.

SI-3151 Manajemen Konstruksi

Page 59: Modul 3: Perencanaan Proyek

59

Terima Kasih