14
ANALISIS GANGGUAN TRANSMISI TENAGA LISTRIK MENGGUNAKAN METODE ROOT CAUSE ANALISYS (RCA) DI PT PLN APP PURWOKERTO GARDU INDUK 150 KV PEKALONGAN Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Oleh: DIBYO WIDODO D400 150 017 PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2019

Oleh - eprints.ums.ac.ideprints.ums.ac.id/74955/1/Naskah Publikasi.pdfsaluran transmisi di Gardu Induk 150 kV Pekalongan dan ada beberapa gangguan yang paling sering terjadi diantaranya

  • Upload
    others

  • View
    37

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Oleh - eprints.ums.ac.ideprints.ums.ac.id/74955/1/Naskah Publikasi.pdfsaluran transmisi di Gardu Induk 150 kV Pekalongan dan ada beberapa gangguan yang paling sering terjadi diantaranya

ANALISIS GANGGUAN TRANSMISI TENAGA LISTRIK

MENGGUNAKAN METODE ROOT CAUSE ANALISYS (RCA)

DI PT PLN APP PURWOKERTO GARDU INDUK 150 KV PEKALONGAN

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I

pada Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik

Oleh:

DIBYO WIDODO

D400 150 017

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2019

Page 2: Oleh - eprints.ums.ac.ideprints.ums.ac.id/74955/1/Naskah Publikasi.pdfsaluran transmisi di Gardu Induk 150 kV Pekalongan dan ada beberapa gangguan yang paling sering terjadi diantaranya

i

HALAMAN PERSETUJUAN

ANALISIS GANGGUAN TRANSMISI TENAGA LISTRIK

MENGGUNAKAN METODE ROOT CAUSE ANALISYS (RCA)

DI PT PLN APP PURWOKERTO GARDU INDUK 150 KV PEKALONGAN

PUBLIKASI ILMIAH

oleh:

DIBYO WIDODO

D400 150 017

Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji oleh:

Dosen Pembimbing

Ir. JATMIKO, M.T NIK. 622

Page 3: Oleh - eprints.ums.ac.ideprints.ums.ac.id/74955/1/Naskah Publikasi.pdfsaluran transmisi di Gardu Induk 150 kV Pekalongan dan ada beberapa gangguan yang paling sering terjadi diantaranya

ii

HALAMAN PENGESAHAN

ANALISIS GANGGUAN TRANSMISI TENAGA LISTRIK

MENGGUNAKAN METODE ROOT CAUSE ANALISYS (RCA)

DI PT PLN APP PURWOKERTO GARDU INDUK 150 KV PEKALONGAN

OLEH

DIBYO WIDODO

D400 150 017

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji

Fakultas Teknik

Universitas Muhammadiyah Surakarta

Pada hari ........., ..............

dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Dewan Penguji:

1. Ir. Jatmiko, M.T (……..……..)

(Ketua Dewan Penguji)

2. Umar, S.T., M.T (……………)

(Anggota I Dewan Penguji)

3. Tindyo Prasetyo, S.T., M.T (……………)

(Anggota II Dewan Penguji)

Dekan,

Ir. Sri Sunarjono, M.T, Ph. D

NIK. 628

Page 4: Oleh - eprints.ums.ac.ideprints.ums.ac.id/74955/1/Naskah Publikasi.pdfsaluran transmisi di Gardu Induk 150 kV Pekalongan dan ada beberapa gangguan yang paling sering terjadi diantaranya

iii

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah

diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan

saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali

secara tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya di atas, maka akan saya

pertanggungjawabkan sepenuhnya.

.

Surakarta, 10 Juli 2019

Penulis

DIBYO WIDODO

D400 150 017

Page 5: Oleh - eprints.ums.ac.ideprints.ums.ac.id/74955/1/Naskah Publikasi.pdfsaluran transmisi di Gardu Induk 150 kV Pekalongan dan ada beberapa gangguan yang paling sering terjadi diantaranya

1

ANALISIS GANGGUAN TRANSMISI TENAGA LISTRIK

MENGGUANAKAN METODE ROUTE CAUSE ANALYSIS (RCA)

DI PT PLN APP PURWOKERTO GARDU INDUK 150 KV PEKALONGAN

Abstrak

Besarnya kebutuhan terhadap tenaga listrik menjadi prioritas utama bagi masyarakat.

Kehidupan manusia saat ini tidak bisa lepas dari peranan energi listrik. Sementara itu,

pertumbuhan penduduk, pertumbuhan ekonomi, serta perkembangan IPTEK yang

semakin cepat yang mengakibatkan bertambahnya konsumsi listrik. Saluran transmisi

adalah termasuk bagian sistem tenaga listrik yang memiliki peranan sangat penting

dalam menyalurkan energi listrik dari satu tempat ke tempat yang lainnya. Seringnya

saluran transmisi mengalami berbagai masalah dan dampak masalah yang dirasakan

oleh konsumen salah satunya berupa pemadaman listrik. Upaya untuk megatasi masalah

tersebut maka digunakanlah metodologi root cause analisis di penelitian ini untuk

menentukan akar penyebab masalah pada saluran transmisi listrik di Gardu Induk 150

kV Pekalongan. Penemukan akar penyebab masalah yang terjadi, diinginkan dapat

mengecilkan terjadinya masalah atau gangguan sama di hari yang akan datang dan dapat

memberikan usulan tindakan korektif agar dapat menurunkan kasus gangguan tersebut.

Berdasarkan hasil analisa penelitian didapatkan dua belas akar penyebab gangguan

saluran transmisi di Gardu Induk 150 kV Pekalongan dan ada beberapa gangguan yang

paling sering terjadi diantaranya yaitu terjadinya arus yang melebihi dari kekuatan alat,

terjadi pembentukan karat (korosi) pada konduktor, pemasangan alat ataupun komponen

yang kurang teliti, kurangnya inpeksi lapangan dan sosialisai dengan masyarakat sekitar.

Menurut data pencapaian kinerja di Gardu Induk 150 kV Pekalongan diketahui tingkat

TLOF (Transmission Lines Outage Frequency) yang terjadi sepanjang 2018 sebesar

0,487 kali per kilo meter sirkuit (kms). Sementara untuk indikator TLOD (Transmission

Line Outage Durations) mencapai angka 2,145 jam/kms. Berdasarkan penelitian secara

menyeluruh terhadap pencapain kinerja di Gardu Induk 150 kV Pekalongan yang

menunjukkan meningkatnya frekuensi masalah yang terjadi di saluran transmisi dan

meningkatnya durasi masalah pada saluran transmisi.

Kata Kunci: Transmisi, Masalah, Konsumen, RCA.

Abstract

The amount of demand for electricity is a top priority for the community. Human life

today cannot be separated from the role of electric energy. Meanwhile, population

growth, economic growth, and the rapid development of science and technology which

resulted in increased electricity consumption. The transmission line is a part of the

electric power system which has a very important role in channeling electrical energy

from one place to another. Often the transmission channel experiences various problems

and the impact of the problems felt by consumers is one of them is a power outage. The

effort to overcome this problem was used the root cause analysis methodology in this

study to determine the root cause of the problem in the electricity transmission line at

the 150 kV substation in Pekalongan. Finding the root cause of the problem that occurs,

can be desired to minimize the occurrence of the same problem or disturbance on the

next day and can provide corrective action proposals in order to reduce the case of the

disorder. Based on the results of the research analysis, there were twelve root causes of

the transmission channel disruption in the 150 kV Pekalongan Substation and there were

some of the most common disturbances including the occurrence of currents that

exceeded the strength of the device, corrosion occurred in the conductor, installation of

Page 6: Oleh - eprints.ums.ac.ideprints.ums.ac.id/74955/1/Naskah Publikasi.pdfsaluran transmisi di Gardu Induk 150 kV Pekalongan dan ada beberapa gangguan yang paling sering terjadi diantaranya

2

tools or components not thorough, lack of field inspection and socialization with the

surrounding community. According to data on performance achievement in the

Pekalongan 150 kV Substation it is known that the TLOF (Transmission Lines Outage

Frequency) level that occurred throughout 2018 was 0.487 times per kilo meter circuit

(kms). Meanwhile, the Transmission Line Outage Durations (TLOD) indicator is 2,145

hours / kms. Based on the overall research on performance achievement in the 150 kV

Pekalongan Substation, it shows the increasing frequency of problems occurring in the

transmission line and the increasing duration of problems in the transmission line.

Keywords: Transmission, Problems, Consumers, RCA.

1. PENDAHULUAN

Sistem tenaga listrik merupakan suatu sistem yang menjelaskan suatu proses listrik dari

pembangkitan hingga menuju beban yang saling behubungan untuk melayani kebutuhan tenaga

listrik bagi pelanggan sesuai kebutuhan. Sistem tenaga listrik terdiri dari tiga komponen utama yaitu

pembangkit, transmisi, dan distribusi (Nugroho,2017). Transmisi tenaga listrik merupakan

penyaluran tenaga listrik dari tempat pembangkit tenaga listrik (power plant) hingga saluran

distribusi (substation distribusion) hingga dapat disalurkan sampai pada konsumen pengguna listrik

(Hutauruk, 1985). Sementara itu, salah satu bagian sistem tenaga yang sering terjadi gangguan

adalah saluran transmisi. Faktor alam dan penggunaan saluran transmisi yang berada diatas tanah

menyebabkan saluran transmisi rentan terhadap terjadinya gangguan. Penentuan gangguan saluran

transmisi sangat penting untuk mempercepat proses perbaikan (Stevenson,1983).

Aslimeri (2008) berpendapat jenis gangguan yang seringkali kejadian pada saluran transmisi

listrik, diantaranya hubung singkat, kawat putus, sambaran petir dan lain sebagainya. Penentuan

masalah pada saluran transmisi yaitu untuk mempercepat operasi perbaikan karena sangatlah

penting (Arismunandar,2004). Gangguan hubung singkat yang terjadi dengan resistansi begitu besar

dapat menyebabkan jalannya arus normal menjadi terganggu. Keadaan masalah tersebut bisa

membuat tak terdeteksinya kerugian yang dialami. Jarak penyaluran yang terlalu jauh, dapat

menyebabkan sistem transmisi rentan terhadap terjadinya gangguan karena saluran transmisi yang

melewati atas tanah dan faktor alam (Lucez,1996).

Berdasarkan dampak gangguan yang dirasakan oleh konsumen berupa pemadaman listrik,

maka dalam penelitian ini berupaya untuk menemukan akar yang menjadi penyebab masalah, dan

mampu mengurangi masalah atau gangguan yang sama dan dapat mengusulkan tindakan korektif

untuk mengurangi kejadian gangguan tersebut. Metode yang digunakan untuk permasalahan

tersebut yaitu root causes analysis (RCA).

Page 7: Oleh - eprints.ums.ac.ideprints.ums.ac.id/74955/1/Naskah Publikasi.pdfsaluran transmisi di Gardu Induk 150 kV Pekalongan dan ada beberapa gangguan yang paling sering terjadi diantaranya

3

PT. PLN (Persero) APP Purwokerto Gardu Induk Pekalongan 150 kV perlu dilakukan analisis

tingkat kinerja dengan menghitung frekuensi dan durasi gangguan yang terjadi selama periode dan

selanjutnya diidentifikasi faktor – faktor penyebab gangguan saluran transmisi listrik, sehingga

dapat mendasari perusahaan untuk menentukan strategi yang tepat untuk meminimalisir gangguan

yang terjadi.

2. METODE

Tahapan-tahapan penulis melakukan penelitian sebagai berikut ini:

2.1 Study Pustaka atau Literatur

Mengumpulkan berbagai buku sebagai referensi, jurnal-jurnal, artikel, dan lainnya yang mendukung

dengan tema skripsi untuk rujukan untuk memperlancar dan mempermudah dalam menyelesaikan

penelitian tersebut.

2.2 Pengumpulan Data Penelitian

Pengumpulan data penelitian yang dilaksanakan di Gardu Induk 150 kV Pekalongan. Data yang

dibutukan mencakup data gangguan saluran transmisi, dan data penyebab gangguan saluran

transmisi.

2.3 Analisis Data

Memeriksa dan mengecek data yang didapatkan dari Gardu Induk 150 kV Pekalongan untuk

dipastikan apakah data yang dibutuhkan sudah lengkap.

2.4 Analisis Perhitungan

Menghitung durasi dan frekuensi gangguan rata-rata yang terjadi pada saluran transmisi dalam satu

periode.

2.5 Analisis Hasil

Hasil perhitungan matematis dan menjabarkan penyebab gangguan yang terjadi pada saluran

transmisi. Kemudian menyertakan usulan tindakan korektif.

Page 8: Oleh - eprints.ums.ac.ideprints.ums.ac.id/74955/1/Naskah Publikasi.pdfsaluran transmisi di Gardu Induk 150 kV Pekalongan dan ada beberapa gangguan yang paling sering terjadi diantaranya

4

2.6 Flowchart

Gambar 1. Flowchart Penelitian

2.7 Metode RCA

Metode Root Cause Analysis (RCA) ada empat proses tahapan menurut Rooney dan Heuvel (2004)

yang terdiri dari:

1) Tahap pertama, Mengumpulkan data. Tahapan mengumpulkan data dilakukan untuk memperoleh

beberapa informasi yang dibutuhkan dengan tujuan sebagai bahan identifikasi masalah yang

terjadi sebelum memasuki tahap analisis.

2) Tahap kedua, Pembuatan diagram faktor-faktor penyebab masalah. Membuat fishbone chart

yang digunakan ketika akan mengidentifikasi kemungkinan penyebab masalah yang terjadi.

Faktor penyebab masalah merupakan beberapa hal masalah yang disebabkan oleh kontribusi

(kegagalan komponen ataupun kesalahan manusia) pada kejadian tersebut, yang apabila

dihilangkan dapat mampu mengurangi keparahan terhadap masalah.

3) Tahap ketiga, Identifikasi akar masalah. Langkah ini merupakan identifikasi akar masalah yang

dilakukan setelah tahapan pembuatan diagram faktor-faktor penyebab masalah yang bertujuan

untuk membantu membantu menemukan beberapa alasan mengapa masalah itu bisa terjadi yang

membuat masalah itu bisa untuk dapat diatasi.

Page 9: Oleh - eprints.ums.ac.ideprints.ums.ac.id/74955/1/Naskah Publikasi.pdfsaluran transmisi di Gardu Induk 150 kV Pekalongan dan ada beberapa gangguan yang paling sering terjadi diantaranya

5

4) Tahap keempat, Pemberian Rekomendasi. Langkah ini merupakan pemberian rekomendasi yang

dilakukan setelah identifikasi masalah bertujuan untuk meminimalisir terjadinya kesalahan yang

sama.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Data-data sebagai berikut:

Tabel 1. Data gangguan saluran transmisi di gardu induk 150 kV pekalongan tahun 2018

Bulan Jumlah Gangguan

( Kali )

Lama Gangguan

( Jam )

Januari 2 8

Februari 1 1

Maret 0 0

April 1 14

Mei 1 1,2

Juni 2 3

Juli 0 0

Agustus 1 1

Septembr 0 0

Oktober 0 0

November 0 0

Desember 0 0

Jumlah 8 35,2

Tabel 2. Data penyebab masalah saluran transmisi di gardu induk 150 kV pekalongan tahun 2018

Faktor

Penyebab

Penyebab

Gamgguan Keterangan

Bahan materil

Kekuatan

bahan

yang jelek

Gangguan yg terjadi biasanya

disebabkan oleh faktor material

yang jelek sehingga proses

transmisi listrik menjadi

terganggu. Contohnya konduktor

yang sudah keropos.

Alat Kerusakan

pada alat

Masalah teknis yang terjadi pada

peralatan yang menyebabkan

alat tidak dapat berfungsi dengan

baik. Contohnya distance

protection relay trip, PMT tidak

terhubung relay,DC putus.

Lingkungan Gangguan

Alam

Gangguan alam yang tidak dapat

diprediksi yang membuat

masalah pada saluran transmisi

listrik. Contohnya isolator pecah

karena petir, pohon tumbang

yang menyebabkan jaringan

listrik mengalami gangguan.

Manusia

Kegiatan

ataupun

kelalaian

manusia

Gangguan ini karena aktivitas

manusia yang dapat

menyebabkan jaringan listrik

mengalami gangguan. Contoh

penebangan pohon yang kurang

Page 10: Oleh - eprints.ums.ac.ideprints.ums.ac.id/74955/1/Naskah Publikasi.pdfsaluran transmisi di Gardu Induk 150 kV Pekalongan dan ada beberapa gangguan yang paling sering terjadi diantaranya

6

hati-hati sehingga mengenai

konduktor, gangguan yang

disebabkan oleh layangan yang

menyangkut di konduktor.

3.1 Perhitungan

Merujuk pada SE. DIR 0003.E/DIR/2016 yang berisi tentang bagaimana cara menghitung nilai kinerja

perusahaan milik PLN dengan edaran direksi PT PLN (Persero) yang digunakan sebagaIi acuan dalam

menghitung nilai kinerja milik PLN dan anak perusahaannya, maka pengertian dari :

Menghitung lamanya (durasi) dan jumlah kali (frekuensi) masalah rata-rata yang terjadi pada

saluran transmisi dalam satu periode.

Perhitungan TLOD (Transmission Line Outage Duration) adalah menghitung lamanya gangguan

rata-rata pada jaringan dalam suatu periode. Dengan formula perhitungan sebagai berikut:

π“π‹πŽπƒ =π‘³π’‚π’Žπ’‚ π’”π’Šπ’“π’Œπ’Šπ’• π’‘π’‚π’…π’‚π’Ž π’Œπ’‚π’“π’†π’π’‚ π’ˆπ’‚π’π’ˆπ’ˆπ’–π’‚π’

π‘·π’‚π’π’‹π’‚π’π’ˆ π’‹π’‚π’“π’Šπ’π’ˆπ’‚π’ π’ƒπ’†π’“π’π’‘π’†π’“π’‚π’”π’Š …….........…………………..….....................………(1)

π“π‹πŽπƒ =πŸ‘πŸ“,𝟐 π’‹π’‚π’Ž

πŸπŸ”,πŸ’πŸŽπŸ“ π’Œπ’Žπ’”

π“π‹πŽπƒ = 𝟐, πŸπŸ’πŸ“ π’‹π’‚π’Ž/π’Œπ’Žπ’”

Keterangan :

a. Gangguan yang terjadi akan mulai dihitung dari terjadinya gangguan sampai siap dibebani lagi.

b. Batas lamanya terjadi gangguan tidak boleh melebihi 3 hari.

c. Jika meluasnya gangguan karena transmisi, maka gangguan yang terjadi akan dihitung dari

terjadinya gangguan sampai siap dibebani lagi.

d. Berdasarkan beroperasinya keseluruhan jaringan transmisi dalam satu periode akan dihitung

jumlah (frekuensi) panjang jaringan transmisi sejak tanggal 1 Januari.

e. Apabila aset baru mengalami gangguan, maka akan masuk hitungan jika sudah beroperasi selama

3 bulan.

f. Jika terjadi trip sesaat setelah penormalan, maka akan dihitung termasuk gangguan.

Perhitungan TLOF (Transmission Line Outage Frequency) adalah menghitung jumlah kali

(frekuensi) masalah rata-rata yang terjadi pada saluran transmisi dalam satu periode. Dengan formula

perhitungan sebagai berikut:

π“π‹πŽπ… =π‘±π’–π’Žπ’π’‚π’‰ π’Œπ’‚π’π’Š π’”π’Šπ’“π’Œπ’Šπ’• π’‘π’‚π’…π’‚π’Ž π’Œπ’‚π’“π’†π’π’‚ π’ˆπ’‚π’π’ˆπ’ˆπ’–π’‚π’

π‘·π’‚π’π’‹π’‚π’π’ˆ π’‹π’‚π’“π’Šπ’π’ˆπ’‚π’ π’ƒπ’†π’“π’π’‘π’†π’“π’‚π’”π’Š ..........……..……………………..……………..(2)

π“π‹πŽπ… =πŸ– π’Œπ’‚π’π’Š

πŸπŸ”,πŸ’πŸŽπŸ“ π’Œπ’Žπ’”

Page 11: Oleh - eprints.ums.ac.ideprints.ums.ac.id/74955/1/Naskah Publikasi.pdfsaluran transmisi di Gardu Induk 150 kV Pekalongan dan ada beberapa gangguan yang paling sering terjadi diantaranya

7

π“π‹πŽπ… = 𝟎, πŸ’πŸ–πŸ• π’Œπ’‚π’π’Š/π’Œπ’Žπ’”

Keterangan :

a. Jika meluasnya gangguan karena transmisi, maka gangguan tersebut dihitung satu kali.

b. Berdasarkan beroperasinya keseluruhan jaringan transmisi dalam satu periode akan dihitung

jumlah (frekuensi) panjang jaringan transmisi sejak tanggal 1 Januari.

c. Apabila aset baru mengalami gangguan, maka akan masuk hitungan jika sudah beroperasi

selama 3 bulan.

d. Jika terjadi trip sesaat setelah penormalan, maka akan dihitung termasuk gangguan.

3.2 Analisa hasil

Analisa ini digunakan dengan tujuan untuk menjabarkan berbagai masalah yang terjadi pada jaringan

transmisi. Berdasarkan data yang sudah diolah diperoleh beberapa penyebab masalah yang terjadi

pada jaringan transmisi, diantaranya yaitu :

Material:

Kualitas alat yang digunakan tidak baik. Hal ini bisa menyebabkan konduktor tidak bekerja

dengan baik.

Gangguan alat:

1) Tidak terhubungnya PMT (Saklar pemutus tenaga) dengan relay. Apalagi tidak terhubungnya

PMT dengan relay maka yang terjadi pada relay adalah tidak dapat menyampaikan perintah yang

akan dilakukan oleh PMT. Gangguan ini bisa menyebabkan kerusakan pada komponen yang

lainnya dan akan memperluasnya gangguan yang terjadi.

2) Sumber tenaga (Direct Current atau DC) putus. Karena DC adalah sumber energi bagi relai, maka

jika relai tidak mendapat sumber tenaga yang tidak dapat membuat bekerjanya relay dengan baik.

3) Perbedaan terhadap alat ukur waktu yang digunakan.

Gangguan lingkungan:

1) Kelebihan arus yang membuat alat tidak mampu menetralkan saat terjadinya gangguan arus.

Gangguan ini terjadi biasanya dikarenakan faktor alam contohnya sambaran petir. Sambaran

petir menghasilkan arus yang sangat besar dan tidak dapat dihitung.

Page 12: Oleh - eprints.ums.ac.ideprints.ums.ac.id/74955/1/Naskah Publikasi.pdfsaluran transmisi di Gardu Induk 150 kV Pekalongan dan ada beberapa gangguan yang paling sering terjadi diantaranya

8

2) Keadaan tanah yang terlalu kering. Jika tanah terlalu kering maka akan terjadi besarnya nilai

pentanahan. Nilai pentanahannya yang cukup besar dapat mempengaruhi pada saat penyaluran

gangguan arus ke tanah.

Kesalahan manusia:

1) Komponen yang kurang lengkap mengakibatkan alat tidak berfungsi dengan baik.

2) Penebangan pohon sembarangan yang mengenai saluran transmisi listrik.

3) Permainan layang-layang yang menyangkut di saluran transmisi listrik.

4) Pengawasan yang kurang saat pemasangan alat.

5) Cara memasang alat yang kurang baik, menyebabkan alat tidak terpasang dengan baik.

6) Kurangnya pemeliharaan alat.

3.3 Usulan tindakan korektif

Tahapan ini merupakan tahapan mencari tindakan korektif yang tepat. Tindakan korektif merupakan

suatu yang sangat penting sebagai mekanisme yang bertujuan solusi untuk meminimalisir ataupun

menghilangkan penyebab ketidaksesuaian yang ditemukan atau situasi yang tidak dikehendaki.

Berdasarkan penyebab yang terjadi pada hasil analisa maka tindakan korektif ini bertujuan untuk

meminimalisir terjadinya gangguan yang sama pada salurann transmisi, sebagai berikut:

1) Harus mempertimbangkan pengadaan jumlah Transmission Line Arrester (TLA) yang terpasang

di titik-titik rawan yang sering terkena sambaran petir.

2) Mengganti konduktor aluminium berinti kawat baja (ACSR) yang biasa dipakai untuk jalur

transmisi dengan konduktor aluminium conductor composite core (ACCC) karena kuat dan lebih

ringan dari baja, mengecilkan losses 25% sampai 40% dibanding konduktor lain.

3) Harus meningkatkan pengawasan pada saat pemasangan alat ataupun komponen.

4) Harus lebih teliti dan hati-hati pada saat pemasangan alat ataupun komponen.

5) Peningkatan pemeliharaan alat secara rutin.

6) Peningkatan inpeksi lapangan.

Page 13: Oleh - eprints.ums.ac.ideprints.ums.ac.id/74955/1/Naskah Publikasi.pdfsaluran transmisi di Gardu Induk 150 kV Pekalongan dan ada beberapa gangguan yang paling sering terjadi diantaranya

9

4. PENUTUP

Berdasarkan hasil penelitian mengenai gangguan transmisi di Gardu Induk 150 kV Pekalongan,

diperoleh beberapa kesimpulan diantaranya:

1. Ada 4 faktor gangguan yang terjadi pada saluran transmisi diantaranya yaitu: gangguan bahan

material, gangguan alat, gangguan alam dan kesalahan manusia.

2. Dari penjabaran penyebab masalah yang terjadi pada saluran transmisi listrik diketahui dua belas

masalah yang terjadi dengan berdasarkan kejadian yang sering terjadi adalah kemampuan alat

yang tidak mampu ketika terjadinya arus lebih, korosi yang terjadi pada konduktor, pemasangan

alat ataupun komponen yang kurang teliti, kurangnya inpeksi lapangan dan sosialisai dengan

masyarakat sekitar.

3. Usulan tindakan korektif terhadap masalah yang terjadi pada saluran transmisi berdasarkan

faktor penyebab masalah yang sering terjadi yaitu

a) Harus mempertimbangkan pengadaan jumlah Transmission Line Arrester (TLA) yang terpasang

di titik-titik rawan yang sering terkena sambaran petir.

b) Mengganti konduktor aluminium berinti kawat baja (ACSR) yang biasa dipakai untuk jalur

transmisi dengan konduktor aluminium conductor composite core (ACCC) karena kuat dan lebih

ringan dari baja, mengecilkan losses 25% sampai 40% dibanding konduktor lain.

c) Harus lebih teliti dan hati-hati pada saat pemasangan alat ataupun komponen.

d) Meningkatkan inpeksi lapangan dan sosialisasi kepada masyarakat terhadap penebangan pohon

yang memiliki ketinggiannya mendekati jalus transmisi .

PERSANTUNAN

Penulis mengucapkan Alhamdulillah dan banyak-banyak berterimakasih kepada semua pihak yang

telah membantu, mendukung, memberi semangat, kepada penulis dalam penelitian skripsi sebagai

berikut:

1. Pertama yang paling utama saya ucapkan syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan

rahmat, serta hidayah- Nya

2. Kedua Orang tua dan semua keluarga yang sering memberikan motivasi, semangat dan do’a

untuk segera menyelesaikan skripsi.

4. Bapak Ir. Jatmiko, M.T, sebagai dosen pembimbing yang sudah memberi ilmu dan saran terkait

dengan skripsi.

5. Semua Dosen Teknik Elektro yang sudah membagikan ilmu selama perkuliahan.

Page 14: Oleh - eprints.ums.ac.ideprints.ums.ac.id/74955/1/Naskah Publikasi.pdfsaluran transmisi di Gardu Induk 150 kV Pekalongan dan ada beberapa gangguan yang paling sering terjadi diantaranya

10

6. PT PLN (Persero) APP Purwokerto Gardu Induk 150 kV Pekalongan dan Bapak Dwi Kresna

selaku SPV di Gardu Induk 150 kV Pekalongan yang telah menyampaikan beberapa informasi yang

dibutuhkan penulis, dan membimbing dalam proses pembuatan laporan skripsi.

7. Keluarga besar PAKYM Surakarta, penulis mengucapkan terimaksih yang sebesar-besarnya

karena sudah memberikan semangat dan motivasi serta do’a selama mengerjakan skripsi.

8. Semua rekan-rekan Teknik Elektro angkatan 2015 yang telah memberikan semangat serta

dukungannya.

DAFTAR PUSTAKA

Nugroho, Wisnu Sri, 2017, β€œMengenal Sistem Tenaga Listrik”, Cetakan Pertama. Graha ilmu:

Yogyakarta

T, S. Hutahuruk, Prof, Ir, MSc. 1985. β€œTransmisi Daya Listrik”. Erlangga: Jakarta.

Stevenson, Jr, W.D, 1983, β€œAnalisis Sistem Tenaga Listrik”, Edisi ke (4) empat, Erlangga, Jakarta,

1983.

Arismunandar, A., Kuwahara, A. (2004), β€œSaluran Transmisi”, jilid kedua. PT. Pradnya Paramita:

Jakarta..

Luces. M . (1996), β€œElectric Power Distribution and Transmision” Prantice Hall New- York

Aslimeri, dkk, β€œTeknik Transmisi Tenaga Listrik Jilid ke 2”, Direktorat Pembinaan Sekolah

Menengah Kejuruan , Jakarta, 2008

SPLN 121, 1996,β€œKonstruksi Saluran Udara Tegangan Tinggi 70 KV Dan 150 KV Dengan Tiang

Baja/Beton”, PT. PLN (Persero): Jakarta

Rooney, J.J, dan L.N.V. Heuvel. 2004. β€œRoot Cause Analysis for Beginners”. Quality Progress

Discussion Board