53
1. Anatomi Sistem pencernaan Saluran pencernaan terdiri dari mulut, tenggorokan (faring), kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, rektum dan anus. Sistem pencernaan juga meliputi organ-organ yang terletak diluar saluran pencernaan, yaitu pankreas, hati dan kandung empedu. Gambar 1: Sistem Pencernaan Manusia A. Mulut Merupakan suatu rongga terbuka tempat masuknya makanan dan bagian awal dari sistem pencernaan. Bagian dalam dari mulut dilapisi oleh selaput lendir. Pengecapan dirasakan oleh organ perasa yang terdapat di permukaan lidah. Pengecapan relatif sederhana, terdiri dari manis, asam, asin dan pahit. Makanan dipotong-potong oleh gigi depan (incisivus) dan di kunyah oleh gigi belakang (molar, geraham), menjadi bagian-

p1 gastro

Embed Size (px)

DESCRIPTION

p1

Citation preview

1. Anatomi Sistem pencernaanSaluran pencernaan terdiri dari mulut, tenggorokan (faring), kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, rektum dan anus. Sistem pencernaan juga meliputi organ-organ yang terletak diluar saluran pencernaan, yaitu pankreas, hati dan kandung empedu.

Gambar 1: Sistem Pencernaan Manusia

A. MulutMerupakan suatu rongga terbuka tempat masuknya makanan dan bagian awal dari sistem pencernaan. Bagian dalam dari mulut dilapisi oleh selaput lendir. Pengecapan dirasakan oleh organ perasa yang terdapat di permukaan lidah. Pengecapan relatif sederhana, terdiri dari manis, asam, asin dan pahit. Makanan dipotong-potong oleh gigi depan (incisivus) dan di kunyah oleh gigi belakang (molar, geraham), menjadi bagian-bagian kecil yang lebih mudah dicerna. Ludah dari kelenjar ludah akan membungkus bagian-bagian dari makanan tersebut dengan enzim-enzim pencernaan dan mulai mencernanya. Ludah juga mengandung antibodi dan enzim (misalnya lisozim), yang memecah protein dan menyerang bakteri secara langsung. Proses menelan dimulai secara sadar dan berlanjut secara otomatis.

Gambar 2 : Anatomi Mulut

B. Tenggorokan ( Faring)Merupakan penghubung antara rongga mulut dan kerongkongan.

Gambar 3 :Skema melintang mulut, hidung, faring, dan laring

Didalam lengkung faring terdapat tonsil (amandel) yaitu kelenjar limfe yang banyak mengandung kelenjar limfosit dan merupakan pertahanan terhadap infeksi.letaknya dibelakang rongga mulut dan rongga hidung, didepan ruas tulang belakang. Keatas bagian depan berhubungan dengan rongga hidung, dengan perantaraan lubang bernama koana, keadaan tekak berhubungan dengan rongga mulut dengan perantaraan lubang yang disebut ismus fausium.C. Kerongkongan (Esofagus)Kerongkongan adalah tabung (tube) berotot pada vertebrata yang dilalui sewaktu makanan mengalir dari bagian mulut ke dalam lambung. Makanan berjalan melalui kerongkongan dengan menggunakan proses peristaltic. Esofagus bertemu dengan faring pada ruas ke-6 tulang belakang. Menurut histologi, Esofagus dibagi menjadi tiga bagian: bagian superior (sebagian besar adalah otot rangka) bagian tengah (campuran otot rangka dan otot halus) serta bagian inferior (terutama terdiri dari otot halus).

Gambar 4 : Bagan posisi esofagus pada manusia

D. LambungMerupakan organ otot berongga yang besar. Terdiri dari 3 bagian yaituKardia, Fundus, Antrum. Makanan masuk ke dalam lambung dari kerongkongan melalui otot berbentuk cincin (sfinter), yang bisa membuka dan menutup. Dalam keadaan normal, sfinter menghalangi masuknya kembali isi lambung ke dalam kerongkongan. Lambung berfungsi sebagai gudang makanan, yang berkontraksi secara ritmik untuk mencampur makanan dengan enzim-enzim. Sel-sel yang melapisi lambung menghasilkan 3 zat penting :* LendirLendir melindungi sel-sel lambung dari kerusakan oleh asam lambung. Setiap kelainan pada lapisan lendir ini, bisa menyebabkan kerusakan yang mengarah kepada terbentuknya tukak lambung.* Asam klorida (HCl)Asam klorida menciptakan suasana yang sangat asam, yang diperlukan oleh pepsin guna memecah protein. Keasaman lambung yang tinggi juga berperan sebagai penghalang terhadap infeksi dengan cara membunuh berbagai bakteri.* Prekursor pepsin (enzim yang memecahkan protein)

Gambar 5 : Anatomi Lambung

E. HatiOrgan ini memainkan peran penting dalam metabolisme dan memiliki beberapa fungsi dalam tubuh termasuk penyimpanan glikogen, sintesis protein plasma, dan penetralan obat. Dia juga memproduksi bile, yang penting dalam pencernaan. Hati adalah organ yang terbesar di dalam badan manusia.F. Kandung empeduOrgan ini terhubungkan dengan hati dan usus dua belas jari melalui saluran empedu. Empedu memiliki 2 fungsi penting yaitu:- Membantu pencernaan dan penyerapan lemak - Berperan dalam pembuangan limbah tertentu dari tubuh, terutama haemoglobin (Hb) yang berasal dari penghancuran sel darah merah dan kelebihan kolesterol.G. PankreasPankreas terletak pada bagian posterior perut dan berhubungan erat dengan duodenum (usus dua belas jari). Pankreas terdiri dari 2 jaringan dasar yaitu :* Asini, menghasilkan enzim-enzim pencernaan* Pulau pankreas, menghasilkan hormonePankreas melepaskan enzim pencernaan ke dalam duodenum dan melepaskan hormon ke dalam darah. Enzim yang dilepaskan oleh pankreas akan mencerna protein, karbohidrat dan lemak. Enzim proteolitik memecah protein ke dalam bentuk yang dapat digunakan oleh tubuh dan dilepaskan dalam bentuk inaktif. Enzim ini hanya akan aktif jika telah mencapai saluran pencernaan. Pankreas juga melepaskan sejumlah besar sodium bikarbonat, yang berfungsi melindungi duodenum dengan cara menetralkan asam lambung.

Gambar 6 : Potongan depan perut, menunjukkan hati dan pancreas

H. Usus halus (usus kecil)Usus halus atau usus kecil adalah bagian dari saluran pencernaan yang terletak di antara lambung dan usus besar. Dinding usus kaya akan pembuluh darah yang mengangkut zat-zat yang diserap ke hati melalui vena porta. Dinding usus melepaskan lendir (yang melumasi isi usus) dan air (yang membantu melarutkan pecahan-pecahan makanan yang dicerna). Dinding usus juga melepaskan sejumlah kecil enzim yang mencerna protein, gula dan lemak.Lapisan usus halus ; lapisan mukosa ( sebelah dalam ), lapisan otot melingkar ( M sirkuler ), lapisan otot memanjang ( M Longitidinal ) dan lapisan serosa ( Sebelah Luar )

Gambar 7 : Antomi Usus

Usus halus terdiri dari tiga bagian yaitu usus dua belas jari (duodenum), usus kosong (jejunum), dan usus penyerapan (ileum).1. Usus dua belas jari (Duodenum)Usus dua belas jari atau duodenum adalah bagian dari usus halus yang terletak setelah lambung dan menghubungkannya ke usus kosong (jejunum). Bagian usus dua belas jari merupakan bagian terpendek dari usus halus, dimulai dari bulbo duodenale dan berakhir di ligamentum Treitz. Pada usus dua belas jari terdapat dua muara saluran yaitu dari pankreas dan kantung empedu.2. Usus Kosong (jejenum)Usus kosong atau jejunum (yeyunum) adalah bagian kedua dari usus halus, di antara usus dua belas jari (duodenum) dan usus penyerapan (ileum). Pada manusia dewasa, panjang seluruh usus halus antara 2-8 meter, 1-2 meter adalah bagian usus kosong. 3. Usus Penyerapan (illeum)Usus penyerapan atau ileum adalah bagian terakhir dari usus halus. Pada sistem pencernaan manusia, ) ini memiliki panjang sekitar 2-4 m dan terletak setelah duodenum dan jejunum, dan dilanjutkan oleh usus buntu. Ileum memiliki pH antara 7 dan 8 (netral atau sedikit basa) dan berfungsi menyerap vitamin B12 dan garam-garam empedu.

I. Usus Besar (Kolon)Usus besar atau kolon dalam anatomi adalah bagian usus antara usus buntu dan rektum. Fungsi utama organ ini adalah menyerap air dari feses. Usus besar terdiri dari : Kolon asendens (kanan), Kolon transversum, Kolon desendens (kiri), Kolon sigmoid (berhubungan dengan rektum) Banyaknya bakteri yang terdapat di dalam usus besar berfungsi mencerna beberapa bahan dan membantu penyerapan zat-zat gizi.

Gambar 8 : Anatomi Usus Besar

J. Usus Buntu (sekum)Usus buntu atau sekum adalah suatu kantung yang terhubung pada usus penyerapan serta bagian kolon menanjak dari usus besar. Organ ini ditemukan pada mamalia, burung, dan beberapa jenis reptil. K. Umbai Cacing (Appendix)Umbai cacing atau apendiks adalah organ tambahan pada usus buntu. Dalam anatomi manusia, umbai cacing) adalah hujung buntu tabung yang menyambung dengan caecum. Umbai cacing terbentuk dari caecum pada tahap embrio. Dalam orang dewasa, Umbai cacing berukuran sekitar 10 cm tetapi bisa bervariasi dari 2 sampai 20 cm. Walaupun lokasi apendiks selalu tetap, lokasi ujung umbai cacing bisa berbeda bisa di retrocaecal atau di pinggang (pelvis) yang jelas tetap terletak di peritoneum. L. Rektum dan anusRektum adalah sebuah ruangan yang berawal dari ujung usus besar (setelah kolon sigmoid) dan berakhir di anus. Organ ini berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara feses. Biasanya rektum ini kosong karena tinja disimpan di tempat yang lebih tinggi, yaitu pada kolon desendens. Jika kolon desendens penuh dan tinja masuk ke dalam rektum, maka timbul keinginan untuk buang air besar (BAB). Pembukaan dan penutupan anus diatur oleh otot sphinkter. Feses dibuang dari tubuh melalui proses defekasi (buang air besar BAB), yang merupakan fungsi utama anus.

Gambar 11 : Anatomi Rektum & Anus

SALIVAKelenjar saliva yang utama adalah kelenjar parotis, submandibularis, dan sublingualis.Sekresi saliva normal sehari-hari berkisar antara 800-1500 mililiter dengan pH sekitar 6 sampai 7. Saliva terutama mengandung sejumlah besar ion kalium dan ion bikarbonat. Saliva mengandung 2 tipe sekresi protein yang utama:1. sekresi serosayang mengandung ptialin (suatuamilase),sebuah enzim untuk mencernakan serat.2. sekresi mukosayang mengandung musin, sebuah glikoprotein yang melubrikasi makanan dan memproteksi mukosa oral. Masing-masing kelenjar menghasilkan tipe sekresi yang berbeda.KelenjarTipe sekresiSifat sekresiPersentase dari total saliva * (1,5 L)

ParotisSerosaBerair20

SubmandibularisSerosa dan mukosaAgak kental70

SublingualisMukosaKental5

*5% volume saliva total dihasilkan oleh kelenjar-kelenjar minor di rongga mulut.Sumber : Riska, R. Jurnal Universitas Diponegoro. 2011. http://eprints.undip.ac.id/31168/2/Bab_1.pdfGrace, O. 2012. Jurnal Universitas Yogyakarta. http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/Bb1-Digesti.pdf

2.Embriologi system pencernaan- Usus depanUsus depan membentuk esofagus, lambung dan duodenuma. EsofagusEsofagus mulai berkembang pada usia mudigah kurang lebih 4 minggu, dimana pada masa ini akan terbentuk divertikulum respiratorius pada ventral usus depan, pada pebatasan dengan faring. Divertikulum ini akan berangsur-angsur memisahkan diri melalui sebuah pembatas yaitu septum esofagotrakealis. Dengan adanya sekat ini usus depan terbagi menjadi bagian ventral, yaitu primordium pernafasan dan bagian dorsal yaitu esofagus.b. LambungLambung merupakan suatu pelebaran usus depan berbentuk fusiformis pada perkembangan minggu keempat. Pada minggu-minggu berikutnya, bentuk kedudukannya banyak berubah akibat perbedaan kecepatan pertumbuhan pada berbagai bagian dindingnya dan perubahan kedudukan organ-organ di sekitarnya. Perubahan kedudukan lambung paling mudah dijelaskan dengan menganggap bahwa organ ini berputar mengelilingi sumbu panjang dan sumbu anteroposterior.c. DuodenumDuodenum dibentuk dari bagian akhir usus depan dan bagian sefalik usus tengah. Ketika lambung berputar, duodenum mengambil bentuk melengkung seperti huruf C dan memutar ke kanan. Perputaran ini bersama dengan tumbuhnya kaput pankreas manyebabkan duodenum membelok dan mengarah ke sisi kiri rongga abdomen.d. Hati dan kandung empeduPrimordium hati tampak pada pertengahan minggu ke-3 sebagai pertumbuhan epitel endoderm pada ujung distal usus depan, dimana pertumbuhan ini dikenal dengan divertikulum hepatis atau tunas hati. Sel-sel hati ini akan berproliferasi dengan cepat menembus septum transversum. Sementara sel hati terus menembus septum transversum, hubungan antara divertikulum hepatis dan usus depan menyempit, sehingga membentuk saluran empedu. Sebuah tonjolan ke arah ventral terbentuk dari saluran empedu ini dan menghasilkan kantung empedu dan duktus sistikus. Hati mulai menjalankan fungsi hemopoietik-nya pada minggu ke-10 dan mulai memproduksi empedu pada minggu ke-12e. PankreasPankreas dibentuk oleh 2 tunas yang berasal dari lapisan endoderm duodenum. Pulau-pulau pankreas berkembang dari jaringan parenkim pankreas pada bulan ke-3 kehidupan janin. Sekresi insulin mulai terjadi kurang lebih pada bulan ke-5.

Usus tengahBagian usus ini membentuk bagian distal duodenum, jejunum, ileum, sekum, apendiks, kolon asendens dan dua pertiga kolon transversum. Perkembangan usus tengah ditandai oleh pemanjangan usus yang cepat dan mesenteriumnya mambentuk gelung usus.primer. Pada minggu ke-6, gelung tersebut tumbuh dengan cepat sehingga menonjol masuk ke dalam tali pusat (herniasi fisiologis). Pada minggu ke-10, gelung ini kembali ke rongga perut. Sementara proses ini berlangsung, gelung usus tengah berputar 270 berlawanan arah jarum jammanuju fossa iliaka kanan sehingga kolon asendens dan flexura hepatica menjadi terletak pada bagian kanan abdomen.

Usus belakangUsus belakang membentuk sepertiga kolon transversum hingga bagian atas kanalis analis. Bagian kaudal usus belakang dibagi oleh septum urorektal menjadi rektum dan kanalis analis pada bagian posterior dan vesika urinaria dan uretra di bagian anterior. Membrana analis terkoyak pada minggu ke-9 dan terbukalah jalan antara rektum dengan dunia luar. Bagian atas analis kanal terbentuk dari endoderm, sementara sepertiga bawahnya berasal dari ektoderm, sehingga pada persambungannya terbentuklah linea pektinata.

3. Histologi saluran pencernaan RONGGA MULUTDilapisi epitel squamosa kompleks non keratin sebagai pelindung yang juga melapisi permukaan dalam bibir.1. Bibir1. Pars Cutanea(Kulit bibir) dilapisi: epidermis,terdiri atas epitel squamosa kompleks berkeratin, dibawahnya terdapat dermis. dermis,dengan folikel rambut, kelenjar sebasea, kelenjar keringat, m. erector pili, berkas neuro vaskuler pada tepi bibir. Letak pars kutanea di bagian luar penampang bibir1. Pars Mukosa, dilapisi: epitel squamosa kompleks nonkeratin, diikutilamina propia(jaringan ikat padanan dari epidermis dan dermis), dibawahnyasubmukosa, terdapat kelenjar labialis (sekretnya membasahi mukosa mulut). Letak di penampang bibir berhadapan dengan gigi dan rongga mulut.1. Pars Intermedia(mukokutaneus), dilapisi: epitel squamosa kompleks nonkeratin. Banyak kapiler darah. Letak bagian atas penampang bibir yang saling berhadapan (bibir atas dan bawah)1. LidahEpitel permukaan dorsal lidah sangat tidak teratur (epitel squamosa kompleks) dan ditutupi tonjolan (papilla) yang berindentasi pada jaringan ikat lamina propia (mengandung jaringan limfoid difus). Terdiri papilla filiformis, fungiformis, sirkumvalata, dan foliata. Papilla lidah ditutupi epitel squamosa kompleks yang sebagian bertanduk. bagianpusat lidahterdiri atas berkas-berkas otot rangka, pembuluh darah dan saraf.

ESOPHAGUSEsophagus dilapisi epitel berlapis tanpa lapisan tanduk. Di dalam submukosa terdapat kelompok-kelompok kecil kelenjar pensekresi mucus, yaitu kelenjar esophagus dengan secret yang memudahkan transport makanan dan melindungi mukosa esophagus. Didalam lamina propria daerah dekat lambung, terdapat kelompok kelenjar, yaitu kelenjar kardiak esophagus yang juga mensekresi mucus. Dibagian distal esophagus, lapisan muscular hanya terdiri atas sel-sel otot polos, dibagian muscular tengah terdapat campuran sel-sel otot polos dan otot rangka. Dan di ujung proksimal hanya terdapat sel-sel otot rangka. Hanya bagian esophagus yang terdapat dalam rongga peritoneum yang ditutupi serosa. Sisanya ditutupi selapis jaringan ikat longgar, adventisia, yang menyatu dengan jaringan sekitar.

GASTER Pada keadaan kosong mukosa melipat membentuk rugae Rugae memungkinkan distensi luas lambung setelah diisi makanan Terbagi atas : Cardia, Fundus dan Korpus ,Pylorus.1. Cardia Foveolae lebar dan dalam Kelenjar berbentuk tubular simpleks bercabang Mensekresi mukus Kelenjar pendek-pendek dan agak bergelung.

1. Fundus dan korpus Secara histologis tidak berbeda Foveolae sempit, gastric pit pendek, kelenjar fundus berupa kelenjar tubulosa panjang lurus dan bercanggah dua (bifurcatio) Mensekresi HCl dan intrinsik faktor

1. Pylorus Gastic pit lebih dalam, bercabang dan bergelung Mensekresi enzim lisosom Di antara sel mukus terdapat sel G, yang mensekresi gastrin merangsang sekresi pepsin dan asam lambung dari fundus dan corpus dan meningkatkan motilitas lambung

USUS HALUS2. DuodenumTunika MukosaEpitel kolumner simpleks dengan mikrovili, terdapat vili intestinalis dan sel goblet. Pada lamina propia terdapat kelenjar intestinal lieberkuhn.Tunika SubmukosaJaringan ikat longgar. Terdapat kelenjar duodenal Brunner (ciri utama pada duodenum yang menghasilkan mucus dan ion bikarbonat). Trdapat plak payeri (nodulus lymphaticus agregatia/ gundukan sel limfosit)Tunika MuskularisTerdiri atas otot sirkular (bagian dalam) dan otot longitudinal (bagian luar). Diantaranya dipisah oleh pleksus mienterikus auerbach.

Tunika SerosaMerupakan peritoneum visceral dengan epitel squamosa simpleks, yang diisi pembuluh darah dan sel-sel lemak.

2. Jejunum Vili paling besar, Lakteal berkembang sempurna, absorbsi maksimal. Dan tidak ada kelenjar Brunner dan plaque Peyeri.

2. Ileum Banyak limfonoduli agregatii didalam lamina propria (Peyers patches, plaques Peyeri ) Folikel limf berbentuk buah pir bulat, kubah menonjol kearah lumen Terdapat sel khusus yang berfungsi untuk transport antigen dari lumen usus ke folikel limfoid, disebut sel M .

USUS BESAR0. Appendix Lamina propria dan mukosa bagian atas di infiltrasi secara luas oleh limfosit Terdapat massa jaringan limfoid pada mukosa dan sub mukosa . Lumen biasanya terlihat hampir segitiga .

0. Kolon Tidak terdapat lipatan mukosa, Tidak terdapat vili . Kriptus panjang, didominasi oleh sel goblet dan sel absorbtif dengan mikovili yang pendek . Fungsi utama kolon: penyerapan air, pembentukan massa feses dan produksi mukus . Lamina propria mempunyai banyak jaringan limfoid yang termasuk kedalam gut-asociated limphoid tissue (GALTs).

0. Rectum Anus1. Epitel tiba-tiba berubah menjadi epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk 1. Sub mukosa terdapat kelenjar sirkum analis 1. Muskularis membentuk sfingter ani, internus dan externus .Daftar Pustaka : Luiz Carlos Junqueira dan jose carneiro, Histologi Dasar edisi 10,(Hal. 288,295 & 305)

4. Fisiologi system Gastrointestinal Kontraksi Otot PolosOtot polos adalah jenis otot yang berukuran relatif kecil dan biasanya berperan untuk melapisi rongga dari suatu organ. Berdasarkan peningkatan konsentrasi Ca2+ sitosolik otot polos terbagi menjadi otot polos fasik dan otot polos tonik. Otot polos fasik pada keadaan normal sangat lemah kontraksinya, namun akan meningkat aktivitas kontraksinya jika diinginkan. Sementara itu otot polos tonik sebagian besar masa hidupnya berlangsung mengalami kontraksi parsial yang menetap (istilah ini disebut dengan tonus). Sebagian besar otot polos dalam sistem GI merupakan single-unit (setiap otot polos bekerja secara berkelompok, apabila satu serabut otot berkontraksi maka sel-sel tetangganya akan mengikuti), self-excitable (eksitabilitas diri), serta miogenik. Dengan demikian adanya potensial aksi di salah satu sel dapat menyebabkan timbulnya potensial aksi di sel-sel tetangga melalui penjalaran potensial aksi (gap junction). Struktur seperti ini disebut dengan sinkitium fungsional.

Persarafan sistem gastrointestinal Sistem GI memiliki sistem saraf enterik yang berada di sepanjang dinding saluran cerna, mulai dari esofagus hingga anus. Sistem saraf ini memiliki jumlah neuron yang sangat banyak, menyerupai jumlah neuron di korda spinalis. Oleh karena itu sistem saraf enterik sangatlah penting dalam pengaturan sistem GI. Sistem saraf enterik terdiri atas pleksus myenteric Auerbach (terletak di antara lapis longitudinal dan sirkuler) serta pleksus submukosa Meissner.1 Pleksus Auerbach berperan dalam pengaturan motilitas sistem GI, sedangkan pleksus Meissner lebih memilii efek terhadap pengaturan sekresi dan perdarahan sistem ini. Selain daripada sistem saraf tersendiri ini, sistem gastrointestinal juga mendapat pengaruh dari persarafan simpatis dan parasimpatis. Kedua sistem saraf ini bekerja dengan cara memengaruhi kedua pleksus sistem saraf enterik. Stimulasi simpatis akan menyebabkan penghambatan aktivitas sistem GI (melalui kerja neurotransmiter norepinefrin). Kontras dengan simpatis, rangsangan parasimpatis meningkatkan aktivitas sistem GI. Saat ini setidaknya dikenal tiga jenis refleks GI, yakni refleks yang hanya melibatkan sistem saraf enterik; refleks yang melibatkan ganglia simpatis, serta refleks yang melibatkan pusat pengaturan sentral.

Proses awal yakni mengunyah dan sekresi saliva Makanan yang dimakan akan dikunyah (proses mastikasi), yang tidak lain merupakan proses motilitas yang terjadi di rongga mulut (cavum oris). Makanan dapat terkunyah karena adanya proses oklusi (merapatnya susunan gigi geligi atas dengan bawah. Mengunyah adalah proses yang penting karena menghancurkan struktur dan kontur makanan menjadi halus dan mudah tertelan. Hal yang lebih penting lagi adalah dengan penghancuran, permukaan makanan yang berkontak dengan enzim akan lebih luas sehingga lebih baik tercerna. Makanan yang telah tercairkan dengan adanya saliva dari rongga mulut dan berbentuk seperti bola disebut dengan nama bolus. Bolus akan meninggalkan rongga mulut menuju saluran cerna berikutnya (faring) melalui suatu proses yang dinamakan menelan (deglutisi). Proses menelan terbagi menjadi tiga tahap, yakni fase volunter, fase faringeal, dan fase esofageal. Fase volunter ditandai dengan proses mengangkat lidah ke atas untuk kemudian mendorong bolus ke arah belakang. Fase ini merupakan fase yang dapat dikendalikan. Setelah bolus melewati fase volunter, bolus akan mengikuti fase involunter. Fase faringeal merupakan suatu refleks yang terpicu akibat bolus menyentuh area reseptor di bukaan faring. Fase ini dimulai dengan penutupan trakea (melalui penutupan glottis, yakni bagian superior dari laring), pembukaan esofagus, serta gelombang peristaltik cepat yang timbul di faring untuk menekan bolus ke esofagus atas. Pusat pengendali dari proses penelanan merupakan pusat penelanan yang terletak di daerah medulla dan pons bagian bawah yang berjalan melalui n.vagus. Fase terakhir adalah fase esofageal yang membawa bolus dari esofageal atas ke esofageal bawah, sebelum memasuki gaster. Gerakan mendorong esofagus ini dilakukan oleh gerak peristaltik primer (yang merupakan kontinuasi dari peristaltik faring) dan gerak peristaltik sekunder (yang muncul apabila bolus yang menyangkut di esofagus meregang esofagus dan menimbulkan refleks ini). Esofagus menghasilkan sekret berupa mukus yang berguna untuk melumasi bolus selama proses penelanan. Gaster Gaster merupakan organ yang berperan dalam penyimpanan makanan sementara (sebelum dialirkan ke duodenum), tempat mencerna bolus melalui sekret yang dihasilkan olehnya (pencernaan karbohidrat berlangsung, pencernaan protein pertama kali), mencampurkannya melalui gerakan yang terkoordinir, serta berperan dalam penyerapan beberapa zat larut lemak seperti alkohol dan aspirin. Sesaat setelah bolus tiba di bagian atas gaster (kardia), gaster mengirimkan refleks (refleks vagovagal) untuk menghambat tonus otot lambung sehingga lambung dapat menampung makanan. Mekanisme ini juag merupakan suatu relaksasi reseptif. Selanjutnya muncul gerakan-gerakan peristaltik lemah yang dimulai dari bagian atas lambung dan bergerak ke arah lambung. gerakan peristaltik lambung ini juga dapat bermanfaat sebagai suatu gerakan mengaduk dan mencampur, yang sering disebut dengan gerakan retropulsi, serta lebih dominan terjadi di bagian antrum gaster. Hasil dari pencampuran bolus dengan sekret gaster ini menghasilkan suatu kim (chyme). pompa pilori yang berperan dalam regulasi pengosongan gaster. Banyaknya kim yang terdapat di gaster akan membuat gaster teregang dan pada akhirnya merangsang gaster untuk meningkatkan motilitas dan pengosongan gaster. Di sepanjang dinding mukosa gaster terdapat sel-sel pensekresi mukus yang bermanfaat untuk melindungi gaster dari suasana asam gaster. Sekret ini agaknya bersifat agak basa dan melapisi gaster cukup tebal (sekitar 1 mm). Sifat basa ini menjelaskan bahwa sifat asam cairan lambung tidak secara langsung mengiritasi mukosa lambung karena terlindungi oleh sekret mukus ini. Kepustakaan 1. Guyton AC, Hall JE. Textbook of medical physiology. 11th edition. Philadelphia: Elsevier Saunders; 2006. 2. Sherwood L. Human physiology: From cells to system. 7th edition. Toronto: Brooks/Cole Cengage Learning; 2010.

5. Biokimiawi Sistem Pencernaana. Pencernaan karbohidrat Pencernaan karbohidrat di dalam mulut dan lambungKetika makanan dikunyah, makanan bercampur dengan saliva, yang terdiri atas enzim pencernaan ptialin yang terutama disekresikan oleh kelenjar parotis.Enzim ini menghidrolisis tepung menjadi disakarida maltosa dan polimer glukosa kecil lainnya yang mengandung 3-9 molekul glukosa.Namun, makanan berada dalam mulut hanya untuk waktu yang singkat, jadi mungkin tidak lebih dari 5% dari semua tepung telah dihidrolisis pada saat makanan ditelan. Tetapi, pencernaan tepung kadang berlanjut didalam korpus dan fundus lambung selama satu jam sebelum makanan bercampur dengan sekresi lambung. Kemudian aktivitas amilase saliva dihambat oleh asam yang berasal dari sekresi lambung, karena amylase pada dasarnya tidak aktif sebagai suatu enzim bila pH medium turun dibawah sekitar 4,0. Meskipun demikian, rata-rata, sebelum makanan dan saliva yang ada bersamanya menjadi seluruhnya tercampur dengan sekresi lambung, sebanyak 30-40% tepung telah dihidrolisis terutama membentuk maltosa. Pencernaan karbohidrat didalam usus halusSekresi pankreas, seperti saliva, mengandung sejumlah besar ptialin yang fungsinya hampir mirip dengan ptialin saliva tetapi beberapa kali lebih kuat.Oleh karena itu, dalam waktu 15-30 menit setelah kimus dikosongkan dari lambung kedalam duodenum dan bercampur dengan getah pankreas, sebenarnya,semua karbohidrat telah dicernakan. Pada umumnya, hampir semua karbohidrat diubah menjadi maltose dan polimer-polimer glukosa yang sangat kecil lainnya sebelum keduanya melewati duodenum atau jejenum bagian atas.

b. Pencernaan protein Pencernaan protein dalam lambungPepsin, enzim peptic lambung yang penting, paling aktif pada pH 2-3 dan tidak aktif pada pH kira-kira diatas 5. Akibatnya, agar enzim ini dapat melakukan kerja pencernaan terhadap protein, getah lambung harus bersifat asam. Asam hidroklorida ini disekresikan oleh sel-sel parietal (oksintik) didalam kelenjar pada pH 0,8 tetapi pada saat asam hidroklorida bercampur dengan isi lambung dan bersama dengan sekresi dari sel-sel kelenjar non-oksintik lambung, pH lalu berkisar antara 2-3 suatu batas asiditas yang cukup tinggi untuk aktifitas pepsin Pencernaan protein oleh sekresi pancreas Kebanyakan pencernaan protein terjadi didalam usus halus bagian atas, didalam duodenum dan jejunum, dibawah pengaruh enzim-enzim proteolitik dari sekresi pancreas.Segera setelah masuk dari lambung ke usus halus, produk yang sebagian sudah dipecahkan dari makanan berprotein diserang oleh enzim-enzim proteolitik utama pankreas:tripsin,kimotripsin, karboksifolipeptidase, dan proelastase.Keduanya, baik tripsin dan kimotripsin memecah molekul-molekul protein menjadi polipeptida-polipeptida kecil. Karboksifolipeptidase kemudian memecahkan asam amino- asam amino tunggal dari ujung karboksil polipeptida.Proelastase, kemudian diubah menjadi elastase, yang kemudian mencernakan serabut-serabut elastin yang sebagian menahan daging. Pencernaan peptida oleh peptidase didalam enterosit yang melapisi vili usus halusTahap terakhir pencernaan protein didalam lumen usus dicapai oleh eritrosit yang melapisi vili usus halus, terutama didalm duodenum dam jejunum. Dua jenis enzim peptidase yang sangat penting adalah aminopolipeptidase dan beberapa dipeptidase. Enzim-enzim tersebut bertugas memecah sisa polipeptida-polipeptida yang besar menjadi betuk tripeptida dan dipeptida serta beberapa menjadi asam-asam amino. Baik asam amino ditambah dipeptida dan tripeptida dengan ludah ditranspor memalui membran mikrovili kebagian dalam enterosit. Dalam beberapa menit, semua dipeptida dan tripeptida yang masih tertinggal akan dicerna sampai tahap akhir untuk membentuk asam amino tunggal dan kemudian dihantarkan kesisi lain dari eritrosit dan dari tempat itu ke dalam darah.

c. Pencernaan lemakSejumlah kecil trigliserida dicerna didalam lambung oleh lipase lingual yang disekresikan oleh kelenjar lingual didalam mulut dan ditelan bersama dengan saliva.

d. Emulsivikasi lemak oleh asam empedu dan lesitin. Tahap pertama dalam pencernaan lemak adalah secara fisik memecahkan gumpalan lemak menjadi ukuran yang sangat lecil, sehingga enzim pencernaan yang larut-air dapat bekerja pada pemukaan gumpalan lemak. Proses ini disebut emulsifikasi lemak, dan dimulai melalui pergolakan didalam lambung untuk mencampur lemak dengan produk pencernaan lambung. Lalu, kebanyakan proses emulsifikasi tersebutterjadi didalam duodenum dibawah pengaruh empedu, sekresi dari hati yang tidak mengandung enzim pencernaan apapun. Akan tetapi, empedu mengandung sejumlah besar garam empedu juga fosfolipid lesitin. Keduanya, tetapi terutama lesitin, sangat penting untuk mengemulsi lemak.

e. Pencernaan trigliserida oleh lipase pancreasSejauh ini enzim yang paling penting untuk pencernaan trigleserida adalah lipase pankreas, terdapat dalam jumlah sangat banyak didalam getah pankreas cukup untuk mencernakan dalan satu menit semua trigliserida yang dicapainya.

f. Produk akhir pencernaan lemakSebagian besar trigliserida dalam makanan dipecah oleh getah pankreas menjadi asam lemak bebas dan 2-monogliserida.Daftar PustakaGuyton, Arthur C, Hall,John E.2007.Fisiologi Kedokteran edisi 11.Jakarta : EGCMurray, Robert K, Granner, Daryl K, Mayes, Peter A, Rodwell, Victor W.2003.Biokimia Harper edisi 25.Jakarta : EGC

6. Mekanisme dan etiologi dari : a. Nyeri ulu hati :Pirosis (nyeri ulu hati) adalah sensasi panas, terbakar yang biasanya sangat terasa di epigastrium atas atau dibelakang prosesus xifoideus dan menyebar ke atas. Nyeri ulu hati dapat disebabkan oleh refluks asam lambung (Refluks Gastroesofageal/RGE) atau sekret empedu kedalam esofagus bagian bawah, keduanya mengiritasi mukosa. Refluks yang menetap disebabkan oleh inkompetensi sfingter esofagus bagian bawah dan dapat terjadi dengan atau tanpa hernia hiatus atau esofagitis.b. Mual dan muntahMual dan muntah merupakan gejala dan tanda yang sering menyertai gangguan gastrointestinal, demikian juga dengan penyakit- penyakit lain.Mekanismenya bila ada rasa mual, tonus lambung menurun begitu juga peristaltik dalam lambung berkurang atau bahkan menghilang. Sebaliknya tonus duodenum dan jejunum bagian proksimal meningkat sehingga timbul refluks isi duodenum ke dalam lambung.Pusat mual muntah dapat diaktifkan secara langsung oleh korteks cerebral, sinyal dari organ sensoria atau sinyal dari apparatus vestibular dari telinga dalam yang menimbulkan reflek mual karena adanya gerakkan. c. Nyeri dadaRasa nyeri di perut atas dapat disebabkan oleh kelainan organ dalam rongga perut dan organ dalam rongga dada. Organ di dalam rongga perut yang sering memberikan keluhan nyeri di perut atas, antara lain penyakit saluran makanan (lambung, duodenum, usus halus, usus besar), hati,empedu dan salurannya, pankreas. Sedangkan organ dalam rongga dada yang sering memberikan keluhan nyeri di perut atas, adalah esofagus, jantung.d. Sesak nafasEtiologi : Asma, Keracunan karbon monoksida, Tamponade jantung, Sesak nafas karena jantung, Tekanan darah rendah (hipotensi), Emboli paru, pneumonia, Sesak nafas saat hamil, Obstruksi jalan nafas atas, Sesak nafas karena maag, Sesak nafas karena asam lambung yang naik ke atas.Mekanisme : Informasi sensorik sampai pada pusat pernapasan di otak dan memproses respiratory-related signals dan menhasilkan pengaruh kognitif, kontekstual, dan perilaku sehingga terjadi sensasi dyspnea.e. Rasa terbakar di dadaDiakibatkan isi lambung berbalik atau naik keatas menuju tenggorokan sehingga dada terasa sesak dan terbakar.f. Perut kembungdiakibatkan kadar asam yang ada di dalam lambung sangatlah tinggi dan kurangnya enzim pada alat pencernaan sehingga menyebabkan perut terasa kembung.g. Nyeri perut berulangRasa nyeri di perut atas dapat disebabkan oleh kelainan organ dalam rongga perut dan organ dalam rongga dada. Organ di dalam rongga perut yang sering memberikan keluhan nyeri di perut atas, antara lain penyakit saluran makanan (lambung, duodenum, usus halus, usus besar), hati,empedu dan salurannya, pankreas. Sedangkan organ dalam rongga dada yang sering memberikan keluhan nyeri di perut atas, adalah esofagus, jantung.h. Mulut terasa asamAsam lambung yang naik sehingga rasa makanan/minuman balik ke mulut (regurgitasi) sehingga mulut terasa asam dan pahiti. Batuk keringIritan : Rokok Asap SO2 Gas di tempat kerjaMekanik : Retensi sekret bronkopulmoner Benda asing dalam saluran nafas Postnasal drip AspirasiPenyakit paru obstruktif : Bronkitis kronis Asma Emfisema Fibrosis kistik BronkiektasisPenyakit paru restriktif : Pnemokoniosis Penyakit kolagen Penyakit granulomatosaInfeksi : Laringitis akut Bronkitis akut Pneumonia Pleuritis PerikarditisTumor :1. Tumor laring1. Tumor paruPsikogenik

Mekanisme batuk Pada dasarnya mekanisme batuk dapat dibagi menjadi empat fase yaitu :1. Fase iritasiIritasi dari salah satu saraf sensoris nervus vagus di laring, trakea, bronkus besar, atau serat afferen cabang faring dari nervus glosofaringeus dapat menimbulkan batuk. Batuk juga timbul bila reseptor batuk di lapisan faring dan esofagus, rongga pleura dan saluran telinga luar dirangsang.1. Fase inspirasiPada fase inspirasi glotis secara refleks terbuka lebar akibat kontraksi otot abduktor kartilago aritenoidea. Inspirasi terjadi secara dalam dan cepat, sehingga udara dengan cepat dan dalam jumlah banyak masuk ke dalam paru. Hal ini disertai terfiksirnya iga bawah akibat kontraksi otot toraks, perut dan diafragma, sehingga dimensi lateral dada membesar mengakibatkan peningkatan volume paru. Masuknya udara ke dalam paru dengan jumlah banyak memberikan keuntungan yaitu akan memperkuat fase ekspirasi sehingga lebih cepat dan kuat serta memperkecil rongga udara yang tertutup sehingga menghasilkan mekanisme pembersihan yang potensial.1. Fase kompresiFase ini dimulai dengan tertutupnya glotis akibat kontraksi otot adduktor kartilago aritenoidea, glotis tertutup selama 0,2 detik. Pada fase ini tekanan intratoraks meninggi sampai 300 cmH2O agar terjadi batuk yang efektif. Tekanan pleura tetap meninggi selama 0,5 detik setelah glotis terbuka . Batuk dapat terjadi tanpa penutupan glotis karena otot-otot ekspirasi mampu meningkatkan tekanan intratoraks walaupun glotis tetap terbuka.

1. Fase ekspirasi/ ekspulsiPada fase ini glotis terbuka secara tiba-tiba akibat kontraksi aktif otot ekspirasi, sehingga terjadilah pengeluaran udara dalam jumlah besar dengan kecepatan yang tinggi disertai dengan pengeluaran benda-benda asing dan bahan-bahan lain. Gerakan glotis, otot-otot pernafasan dan cabang-cabang bronkus merupakan hal yang penting dalam fase mekanisme batuk dan disinilah terjadi fase batuk yang sebenarnya. Suara batuk sangat bervariasi akibat getaran sekret yang ada dalam saluran nafas atau getaran pita suara.j. Nafsu makan menurun Nafsu makan menurun pada kasus ini disebabkan oleh berkurangnya peristaltik di antrum dan pilorus pada lambung sehingga waktu pengosongan lambung menjadi lambat. Berkurangnya peristaltik di antrum dan pilorus tersebut juga berkaitan dengan penyebab terjadinya RGE (refluks gastroesofageal). Oleh karena itu, selain timbulnya keluhan rasa terbakar atau rasa panas dan pedih di ulu hati, mual, muntah, mulut terasa masam atau pahit, pasien juga merasakan cepat kenyang karena disebabkan waktu pengosongan lambung yang melambat. Hal tersebut yang mengakibatkan nafsu makan pasien menjadi menurun.

7. Jelaskan mengenai GERDa. Definisi : GERD adalah singkatan dari Gastroesophageal Reflux Disease yaitu penyakit yang timbul akibat ada reflux (aliran membalik) isi lambung ke esofagus (pipa saluran pencernaan)b. Etiologi : Menurunnya tonus LES (Lower Esophageal Sphincter) Bersihan asam dari lumen esofagus menurun Ketahanan epitel esofagus menurun Bahan refluksat mengenai dinding esofagus yaitu Ph