38
PANDUAN PEMBUATAN PUPUK ORGANIK DARI KOTORAN KAMBING Penulis: Suherman Nurhapsa Irmayani

PANDUAN PEMBUATAN PUPUK ORGANIK DARI KOTORAN …

  • Upload
    others

  • View
    20

  • Download
    2

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PANDUAN PEMBUATAN PUPUK ORGANIK DARI KOTORAN …

PANDUAN PEMBUATAN

PUPUK ORGANIK

DARI

KOTORAN KAMBING

Penulis:

Suherman Nurhapsa Irmayani

Page 2: PANDUAN PEMBUATAN PUPUK ORGANIK DARI KOTORAN …

ii |

Page 3: PANDUAN PEMBUATAN PUPUK ORGANIK DARI KOTORAN …

PANDUAN PRAKTIS

PEMBUATAN

PUPUK ORGANIK SEDERHANA

Suherman

Nurhapsa

Irmayani

Page 4: PANDUAN PEMBUATAN PUPUK ORGANIK DARI KOTORAN …

iv |

PANDUAN PRAKTIS

PEMBUATAN PUPUK ORGANIK SEDERHANA

Penulis:

Suherman, Nurhapsa, Irmayani

ISBN: 978-602-50695-6-7

Desain sampul dan Tata letak:

Suherman

Penerbit: UMPAR Press

viii + 28 hlm, 14 x 21 cm

Cetakan pertama, Desember 2018

Redaksi:

Kampus II UM Parepare

Jl. Jend. Ahmad Yani Km. 6 Parepare

Telp. (0421) 22757 Parepare

Email: [email protected]

Hak cipta dilindungi undang-undang

Dilarang memperbanyak karya tulis ini dalam bentuk dan dengan cara

apapun tanpa ijin tertulis dari penerbit

Page 5: PANDUAN PEMBUATAN PUPUK ORGANIK DARI KOTORAN …

| v

PARAKATA

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas

limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga Buku Panduan

Praktis Penerapan Teknologi Tepat Guna Pembuatan

Pupuk Organik Sederhana dapat diselesaikan. Buku

panduan ini merupakan pedoman dan petunjuk praktis bagi

masyarakat/petani dalam pembuatan pupuk organik.

Buku panduan ini merupakan salah satu luaran yang

dihasilkan Program Kemitraan Masyarakat (PKM) Tahun

2018. Olehnya itu, kami mengucapkan terima kasih dan

penghargaan yang setinggi-tingginya kepada DRPM

RISTEK DIKTI sebagai pemberi dana untuk kegiatan ini.

Juga kepada Rektor UM Parepare, Dekan Fakultas

Pertanian, Peternakan dan Perikanan UM Parepare,

Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat

(LPPM) UM Parepare dalam penyusunan buku ini. Tak lupa

pula kami mengucapkan terima kasih kepada kelompok

mitra (Kelompok Sikamaseang dan Kelompok Wanita Tani

Dasawisma) yang telah berpartisipasi mendukung jalannya

program ini, Pemerintah Daerah Kabupaten Enrekang dan

Kepala Desa Batu mila atas izinnya melakukan kegiatan

pengabdian. Kami juga mengucapkan terimakasih kepada

mahasiswa dan Alumni Fakultas Pertanian, Peternakan dan

Perikanan UM PAREPARE untuk berkontribusi

melaksanakan pelatihan, penyuluhan dan pendampingan

kegiatan PKM ini. Terimakasih juga kami ucapkan kepada

media massa harian Pare Pos yang telah meliput dan

mempublikasikan pelaksanaan kegiatan ini. Rekan-rekan

yang ada di Pusat Pengembangan Publikasi dan Hak

Page 6: PANDUAN PEMBUATAN PUPUK ORGANIK DARI KOTORAN …

vi |

Kekayaan Intelektual UM PAREPARE atas segala bantuan

dan kerjasamanya.

Kami menyadari masih terdapat kekurangan dalam buku

ini, untuk itu kami sangat menghargai kritik dan saran yang

membangun penyempurnaan buku ini. Semoga buku ini

dapat memberi manfaat bagi mahasiswa, petani maupun

masyarakat umum.

Parepare, Desember 2018

Tim Penulis

Page 7: PANDUAN PEMBUATAN PUPUK ORGANIK DARI KOTORAN …

| vii

DAFTAR ISI

PARAKATA .................................................................................... v

DAFTAR ISI .................................................................................. vii

POTENSI LIMBAH PERTANIAN ...................................................... 1

PEMANFAATAN KOTORAN TERNAK ............................................. 4

PUPUK ORGANIK .......................................................................... 6

PUPUK ORGANIK PADAT .............................................................. 7

PUPUK ORGANIK CAIR .................................................................. 7

STANDAR KUALITAS PUPUK ORGANIK.......................................... 8

METODE PEMBUATAN PUPUK ORGANIK SEDERHANA ............... 10

1. Pembuatan Reaktor..................................................... 10

2. Pembuatan Pupuk Organik Padat ............................. 11

3. Pembuatan Pupuk Organik Cair ................................ 15

REFERENSI .................................................................................. 20

GLOSARIUM ............................................................................... 23

Page 8: PANDUAN PEMBUATAN PUPUK ORGANIK DARI KOTORAN …

viii |

Page 9: PANDUAN PEMBUATAN PUPUK ORGANIK DARI KOTORAN …

| 1

POTENSI LIMBAH PERTANIAN

Perkembangan teknologi tidak luput menyentuh semua lini

kehidupan manusia, termasuk dunia pertanian saat ini.

Teknologi untuk menghasilkan energi terbarukan

merupakan tantangan perkembangan ilmu pengetahuan.

Perkembangan kebutuhan energi terbarukan adalah suatu

kebutuhan untuk menghasilkan energi dinamis dalam

keterbatasan energi saat ini (Prastowo, 2007). Energi

terbarukan menjadi issu global dalam tekanan krisisnya

energi fosil saat ini.

Eksploitasi terhadap sumberdaya alam semakin marak

untuk menghasilkan energi dalam kebutuhan manusia.

Salah satu bentuk ekploitasi sektor pertanian adalah

pengelolaan sumberdaya lahan dengan menggunakan

input energi seperti pupuk anorganik. Sebagai upaya

peningkatan produksi pertanian saat ini mengakibatkan

sumberdaya lahan khususnya pertanian di Indonesia dalam

kondisi marginal (Kariyasa & Pasandaran, 2004; Kariyasa,

2017). Faktor ini dapat menjadi masalah produksi serta

menyebabkan input yang mempengaruhi nilai ekonomi

pelaku pertanian.

Hampir seluruh sektor produksi industri menggunakan

energi dan menghasilkan energi. Dalam setiap peralihan

energi tersebut akan terdapat produk dan limbah industri.

Berdasarkan Prastowo (2007), produksi dalam industri

pertanian merupakan suatu usaha yang cenderung

menghasilkan biomassa. Biomassa yang dihasilkan

merupakan bahan organik yang berasal dari tanaman dan

hewan. Produk dan limbah industri dari hasil budidaya,

Page 10: PANDUAN PEMBUATAN PUPUK ORGANIK DARI KOTORAN …

2 |

seperti pertanian, perkebunan, peternakan, kehutanan, dan

perikanan dapat diproses menjadi bioenergi (Reksowardojo

& Soeriawidjaja, 2006; Prastowo, 2007).

Limbah biomassa yang dapat berupa padatan dan cairan,

adalah bahan hasil produksi menjadi sampah organik.

Sampah organik dari hasil budidaya sangatlah melimpah

dan menjadi bahan yang terabaikan. Meskipun sampah

atau limbah organik ini merupakan biomassa yang dapat

terurai, tetapi dalam jumlah yang banyak akan tetap

menghasilkan cemaran negatif sebagai sampah, salah

satunya adalah penyebab pencemaran udara akibat proses

pelepasan gas metan.

Limbah organik yang mengalami proses dekomposisi

secara alami, tetap akan menghasilkan gas metan

(Ratnaningsih dkk., 2009). Limbah yang dibiarkan

menumpuk akan menyebabkan pencemaran lingkungan

(Haedar dkk., 2018), gas metan sangat berbahaya , karena

menjadi faktor utama pemanasan global (Qasim, 1994;

Ratnaningsih dkk., 2009).

Usaha budidaya dalam sektor pertanian akan selalu

menghasilkan limbah organik. Menurut Prastowo (2007),

sektor pertanian meliputi subsektor tanaman pangan,

hortikultura, perkebunan dan peternakan. Limbah organik

ini merupakan biomassa hasil produksi yang terabaikan,

seperti jerami tanaman maupun kotoran ternak. Berbagai

hasil penelitian telah melaporkan jika limbah dalam bentuk

kotoran ternak memiliki potensi untuk menggantikan pupuk

anorganik.

Page 11: PANDUAN PEMBUATAN PUPUK ORGANIK DARI KOTORAN …

| 3

Pupuk organik yang berasal dari kotoran ternak sering

disebut dengan pupuk kandang. Pupuk kandang dapat

berasal dari kotoran ayam, sapi, kerbau, dan kambing,

sedangkan komposisi kandungan hara masing-masing

pupuk tersebut dipengaruhi oleh jumlah mupun pakan yang

diberikan (Hartatik & Widowati, 2006).

Kandungan hara dalam pupuk kandang dilaporkan masih

lebih rendah jika dibandingkan dengan pupuk anorganik

(kimia). Selain itu, pupuk kimia lebih mudah diserap oleh

tanaman karena pupuk kimia sudah dalam bentuk tersedia

bagi tanaman. Hartati dan Widowati (2006), menyatakan

jika ketersediaan hara dalam pupuk kandang sangat

dipengaruhi oleh tingkat dekomposisi masing-masing

bahan yang ada. Ketersediaan hara pupuk kandang

dipengaruhi oleh kemampuan bahan tersebut

terdekomposisi untuk menyediakan hara tersebut yang

terikat dalam jaringan senyawa kompleks, senyawa organo

protein atau senyawa asam humat atau lignin sangat sulit

untuk terdekomposisi.

Pupuk organik memiliki keunggulan tersendiri, kemampuan

bahan organik untuk menjaga atau mempertahankan

kesuburan tanah dapat bertahan dalam periode waktu yang

lama. Selain itu, penggunaan yang terus menerus akan

meningkatkan kesuburan tanah seiring dengan tersedianya

mikroorganisme tanah yang bersifat mutualisme. Berbeda

halnya dengan pupuk kimia yang merupakan garam-garam

mineral. Penggunaan anorganik yang berkepanjangan

dapat mempengaruhi penurunan kesuburan tanah,

termasuk pH tanah akibat penumpukan garam-garam

mineral tersebut.

Page 12: PANDUAN PEMBUATAN PUPUK ORGANIK DARI KOTORAN …

4 |

Kemampuan pupuk organik untuk dapat segera tersedia

dipengaruhi oleh rasio C/N pupuk organik tersebut.

Setyorini dkk. (2006), mengemukakan bahwa bahan

organik tidak dapat digunakan secara langsung oleh

tanaman karena perbandingan kandungan C/N dalam

bahan tersebut tidak sesuai dengan C/N tanah. Rasio C/N

tanah berkisar antara 10-12. Apabila bahan organik

mempunyai rasio C/N mendekati atau sama dengan rasio

C/N tanah, maka bahan tersebut dapat digunakan

tanaman.

Selain rasio C/N, kandungan C organik dengan kadar

melebihi 3% dikategorikan dapat meningkatkan kesuburan

tanaman (Sari dkk., 2013). Untuk jumlah kandungan N

diindikasikan berdasarkan rasio C/N, rasio C/N yang besar

dapat dinyatakan bahwa jumlah N yang terurai lebih sedikit

(Setiawan dkk., 2003). Dengan terdekomposisinya bahan

organik, C organik terurai menjadi CO2 ke udara,

sedangkan N total akan mengalami peningkatan akibat

amoniasi dan nitrogenisasi oleh mikroorganisme.

Menurunnya kandungan C organik akan meningkatkan

kandungan N total sehingga rasio C/N akan mengalami

penurunan (Cahaya & Nugroho, 2009).

PEMANFAATAN KOTORAN TERNAK

Dunia peternakan tidak lepas dari subsektor pertanian

lainnya. Pertumbuhan dan perkembangan subsektor

peternakan berkontribusi terhadap subsektor pertanian

lainnya (tanaman pangan, hortikultura, maupun perikanan).

Page 13: PANDUAN PEMBUATAN PUPUK ORGANIK DARI KOTORAN …

| 5

Perkembangan ilmu pengetahuan dalam memanfaatkan

limbah peternakan terus berkembang khususnya dalam

menghasilkan bioenergi, seperti biogas dan pupuk organik.

Masalah utama produksi pertanian adalah kemampuan

negara untuk swasembada pangan. Kekuarangan produksi

pertanian tentu dipicu oleh keberdayaan lahan untuk

menghasilka produksi optimum. Jika lahan terus mengalami

penurunan kesuburan akibat input anorganik, maka daya

dukung lahan terhadap produksi akan semakin menurun

seiring dengan marginalnya lahan tersebut.

Oleh karena itu, limbah peternakan (ayam, sapi, kerbau,

dan kambing) padat atapun cair telah terbukti dapat

menjadi bahan penyubur tanah untuk meningkatkan

produksi tanaman. Maka upaya untuk mendorong produksi

pertanian harus didukung dengan tersedianya pupuk

organik.

Berbagai macam produk organik yang bersumber dari

limbah peternakan telah dihasilkan. Penggunaan pupuk

kandang sebagai pengganti pupuk anorganik sangat

bermanfaat dalam menekan pencemaran lingkungan.

Pupuk kandang juga dapat mengurangi logam-logam berat

akibat residu senyawa kimia, serta menjadi bahan yang

dapat mereklamasi lahan-lahan marginal (Hartatik &

Widowati, 2006).

Kotoran ternak yang umum digunakan di Indonesia berasal

dari kotoran ternak sapi, kerbau, kambing, kuda, ayam, dan

di daerah tertentu menggunakan kotoran babi (Hartatik &

Widowati, 2006). Potensi penggunakan kotoran ternak

Page 14: PANDUAN PEMBUATAN PUPUK ORGANIK DARI KOTORAN …

6 |

sebaiknya disesuaikan dengan potensi peternakan masing-

masing daerah.

PUPUK ORGANIK

Pupuk organik merupakan penamaan kolektif untuk semua

jenis bahan organik yang berasal dari tanaman dan hewan,

bahan organik ini dapat dirombak menjadi hara tersedia

bagi tanaman (Suriadikarta & Simanungkalit, 2006). Pupuk

organik adalah pupuk yang sebagan besar atau seluruhnya

terdiri atas bahan organik yang berasal dari tanaman atau

hewan yang telah mengallami proses rekayasa yang

digunakan untuk memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi

tanah. Pupuk organik dapat berupa pupuk padat atau cair.

Pupuk organim merupakan hasil akhir dari penguraian

baian-bagian atau sisa-sisa bahan organik dari tanaman

ataupun hewan (Samekto, 2008; Yuliarti, 2009; Huda,

2013).

Pupuk organik juga dikenal dengan kompos atau bokashi.

Kompos merupakan produk pembusukan dari limbah

tanaman dan hewan hasil perombakan oleh fungi,

aktinomiset, dan cacing tanah. Pupuk bokashi (bahan

organik kaya sumber hayati) digunakan sebagai nama

kolektif untuk semua kelompok fungsional mikroba tanah

yang dapat berfungsi sebagai penyedia hara dalam tanah,

sehingga dapat tersedia bagi tanaman. Pupuk hayati dapat

didefinisikan sebagai inokulan berbahan aktif organisme

hidup yang berfungsi untuk menambat hara tertentu atau

Page 15: PANDUAN PEMBUATAN PUPUK ORGANIK DARI KOTORAN …

| 7

memfasilitasi tersedianya hara dalam tanah bagi tanaman

(Suriadikarta & Simanungkalit, 2006).

PUPUK ORGANIK PADAT

Pupuk organik padat adalah pupuk yang sebagian besar

atau seluruhnya terdiri atas bahan organik yang berasal

dari limbah tanaman dan hewan. Dengan pegomposan

maka pupuk organik padatan tidak menimbulkan efek

samping. Pengomposan merupakan langkah sederhana

dalam membuat pupuk organik padat (Hadisuwito, 2007).

PUPUK ORGANIK CAIR

Pupuk organik cair merupakan larutan yang berisi satu atau

lebih pembawa unsur yang dibutuhkan untuk menyuburkan

tanah (Hadisuwito, 2012). Pupuk organik cair adalah

larutan dari hasil pembusukan bahan-bahan organik yang

sudah mengalami fermentasi (Sundari dkk, 2012).

Page 16: PANDUAN PEMBUATAN PUPUK ORGANIK DARI KOTORAN …

8 |

STANDAR KUALITAS PUPUK ORGANIK

Tabel 1. Standar kualitas kompos SNI 19-7030 2004

No Parameter Satuan Minimun Maksimum

1 Kadar air % - 50 2 Warna % - Kecoklatan 3 Bahan organik % 27 58 4 Nitrogen % 0,4 - 5 Karbon % 9,8 32 6 Fosfor (P2O5) % 0,1 - 7 C/N rasio 10 20 8 Kalium (K2O) % 0,2 - 9 pH 6,8 7,49 10 Ukuran

partikel mm 0,55 25

11 Bahan asing % - 1,5

Tabel 2. Standar mutu pupuk organik cair No. 28/SNI/Permentan/OT.140/2/2009

No Parameter Satuan Persyaratan teknis

1 C-Organik % ≥4 2 N, P, K % <2 3 Patogen cfu/g <102 4 Mikroba fungsional cfu/g - 5 pH - 4-8

Page 17: PANDUAN PEMBUATAN PUPUK ORGANIK DARI KOTORAN …

| 9

Tabel 3. Kriteria penilaian sifat kimia

Sifat tanah Sangat Rendah

Rendah Sedang Tinggi Sangt Tinggi

C-organik (%)* <1.00 1.00 – 2.00 2.01 – 3.00 3.01 – 5.00 >5.00 N (%)* <0.10 0.10 – 0.20 0.21 – 0.50 0.51 – 0.75 >0.75 C/N* <5.0 5.0 – 7.9 8.0 – 12.0 12.1 – 17.0 >17 P2O5 (me/100gr)**

<10 10 – 20 21 – 40 41 – 60 >60

K2O (me/100gr)**

<10 10 – 20 21 – 40 41 – 60 >60

Sumber: *Ahmad Fauzi, 2008; **Soepraptohardjo, 1983.

Page 18: PANDUAN PEMBUATAN PUPUK ORGANIK DARI KOTORAN …

10 |

METODE PEMBUATAN PUPUK ORGANIK

SEDERHANA

1. Pembuatan Reaktor

Reaktor dapat dibuat dari wadah bekas seperti drum,

ember, atau jergen bekas. Reaktor berfungsi sebagai

tempat fermentasi agar suhu saat terjadinya dekomposisi

dapat berlangsung dengan baik. Untuk dekomposisi dapat

dilakukan dengan aerob maupun anaerob. Fermentasi

anaerob maka reaktor ditambah dengan pipa aerasi. ,

Desain reaktor terbuat dari drum/ember plastik dapat dilihat

pada gambar di bawah.

Gambar desain reaktor dengan pipa aerasi.

Page 19: PANDUAN PEMBUATAN PUPUK ORGANIK DARI KOTORAN …

| 11

Reaktor sederhana ini terdiri atas tiga bagian, yaitu

penutup, badan, dan pipa aerasi. Pada bagian bawah pipa

yang masuk ke dalam badan reaktor diberi lubang-lubang

kecil, panjang pipa yang diberi lubang berkisar 2/3 bagian

badan reaktor (drum/ember/jergen).

2. Pembuatan Pupuk Organik Padat

Tahapan pelaksanaan pengolahan limbah terdiri dari dua

tahapan. Tahap pertama, penyediaan bahan yang terdiri

dari mikroorganisme perombak (dekomposer), air,

molasses (gula), dan feses kambing. Sedangkan alat yang

digunakan berupa drum/ember plastik (reaktor), gayung,

dan ember. Tahap kedua adalah pembuatan pupuk organik

berdasarkan metode yang digunakan oleh Suherman &

Kurniawan (2017), dengan prosedur sebagai berikut:

1) Wadah berupa drum/ember dan penutupnya

disediakan. Tutup ember diberi lubang untuk masuknya

pipa aerasi.

2) Pipa aerasi dibuat disesuaikan dengan ketinggian

drum/ember dan diberi lubang-lubang aerasi pada

bagian bawah pipa.

3) Molasses (gula) dilarutkan ke dalam air dengan

perbandingan 1:1 dan diaduk merata.

4) Mikroorganisme perombak (dekomposer) dilarutkan ke

dalam larutan molases yang sudah jadi dan didiamkan

beberapa menit.

5) Feses kambing disiramkan menggunakan larutan

mikroba dekomposer secara perlahan dan merata

Page 20: PANDUAN PEMBUATAN PUPUK ORGANIK DARI KOTORAN …

12 |

sampai kadar air ±30%. Selanjutnya feses kambing

dimasukkan ke dalam drum/ember.

6) Feses kambing didiamkan dan setiap satu minggu

dilakukan pembalikan.

7) Pemanenan. Pupuk organik dari feses kambing yang

telah jadi dicirikan jika pupuk tidak berbau

busuk/menyengat dan ditumbuhi jamur dengan adanya

hifa yang berwarna putih.

Prosedur dan hasil pelaksanaan pembuatan pupuk organik

dari feses kambing dapat dilihat di bawah ini. Pupuk

organik dari feses kambing biasanya sudah ditumbuhi

jamur pada minggu pertama, namun masih mengeluarkan

bau busuk yang menyengat. Pupuk yang jadi siap dipenen

setelah dilakukan beberapa pembalikan sampai lama

fermentasi berjalan sekitar satu bulan.

Tabel 4. Alat dan bahan

Alat Bahan

Feses kambing Drum Aktivator mikroorganisme Ember Air secukupnya Sekop Molases Gayung pengaduk

Page 21: PANDUAN PEMBUATAN PUPUK ORGANIK DARI KOTORAN …

| 13

Page 22: PANDUAN PEMBUATAN PUPUK ORGANIK DARI KOTORAN …

14 |

Page 23: PANDUAN PEMBUATAN PUPUK ORGANIK DARI KOTORAN …

| 15

3. Pembuatan Pupuk Organik Cair

Tahapan pembuatan pupuk organik cair terdiri atas tiga

bagian. Tahap pertama adalah pembuatan mikroorganisme

pengurai. Tahap kedua adalah penguraian kotoran ternak

(kambing) dengan air, tujuannya adalah untuk melepas

amoniak yang terkandung pada kotoran ternak. Tahap

kedua dikerjakan dalam hari yang sama dengan tahap

pertama. Tahap ketiga merupakan pencampuran hasil

tahap pertama dengan tahap kedua.

a. Proses Pertama (mikroorganisme pengurai)

1) Siapkan jergen dengan kapasitas 5 liter.

2) Buah yang sudah masak dikupas dan dibersihkan.

Sebaiknya menggunakan buah nanas.

3) Buah selanjutnya dihaluskan.

Page 24: PANDUAN PEMBUATAN PUPUK ORGANIK DARI KOTORAN …

16 |

4) Buah dimasukkan ke dalam jergen.

5) Lalu ditambahkan dengan ¼ kg gula. Gula yang

digunakan sebaiknya adalah gula aren atau gula

kelapa.

6) Tambahkan 5 liter air. Aduk hingga gula larut

bersama air.

7) Tutup jergen dan fermentasi selama 7 hari.

8) Setiap hari larutan dibuka dan diaduk selama ±2

menit.

b. Proses Kedua (Pelarutan Kotoran Ternak)

1) Siapkan drum.

2) Masukkan kotoran ternak (kambing) 1/3 bagian

drum.

Page 25: PANDUAN PEMBUATAN PUPUK ORGANIK DARI KOTORAN …

| 17

3) Tambahkan air hingga mencapai ½ bagian drum.

4) Tutup drum dan biarkan selama 7 hari.

5) Setiap hari drum dibuka dan diaduk selama ±2

menit.

c. Proses Ketiga (Penguraian Pupuk Cair Sebaguna)

1) Proses ketiga dilakukan setelah proses pertama dan

kedua telah mencapai 7 hari.

2) Larutan mikroorganisme dalam jergen dimasukkan

ke dalam drum yang berisi larutan kotoran ternak.

3) Tambahkan satu botol pupuk organik cair yang telah

jadi atau sejenisnya sebagai pengganti biostarter.

4) Lalu tambahkan air sampai drum penuh.

5) Tutup dan diamkan kembali selama 7 hari.

Page 26: PANDUAN PEMBUATAN PUPUK ORGANIK DARI KOTORAN …

18 |

6) Setiap hari drum dibuka dan diaduk selama ±2

menit.

7) Setelah 7 hari, pupuk organik serbaguna sudah siap

untuk diaplikasikan.

Pupuk organik cair serbaguna ini dapat diaplikasikan

dengan cara disemprotkan pada tanaman atau dikocor ke

tanah.

Aplikasi dengan penyemprotan pada tanaman sebaiknya

dilakukan tiap dua minggu. Takaran untuk aplikasi

penyemprotan lebih rendah dibanding dengan pengocoran.

Untuk penyemprotan dapat diberikan dengan konsentrasi

20 ml/l air, sedangkan pengocoran dengan konsentrasi 100

Page 27: PANDUAN PEMBUATAN PUPUK ORGANIK DARI KOTORAN …

| 19

ml/l air. Pengocoran disarankan dilakukan dekat dengan

perakaran tanaman.

Page 28: PANDUAN PEMBUATAN PUPUK ORGANIK DARI KOTORAN …

20 |

REFERENSI

Cahaya, T. S., & Adi Nugroho, D. (2009). Pembuatan Kompos Dengan Menggunakan Limbah Padat Organik (Sampah Sayuran dan Ampas Tebu).

Fauzi, A. (2008). Analisa Kadar Unsur Hara Karbon Organik dan Nitrogen di dalam Tanah Perkebunan Kelapa Sawit Bengkalis Riau. Tugas Akhir.

Hadisuwito, S. (2007). Membuat pupuk kompos cair. AgroMedia.

Hadisuwito, S. (2012). Membuat pupuk organik cair. AgroMedia.

Haedar, H., Suardi, A., Sapri, H., & Kasran, M. (2018). Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Pembelajaran Pembuatan Pakan dari Limbah Ampas Sagu di Desa Buntu Terpedo. Jurnal Dedikasi Masyarakat, 1(2), 90-97.

Hartatik, W., & Widowati, L. R. (2006). Pupuk kandang. Dalam, R.D.M. Simanungkalit, D.A. Suriadikarta, R. Saraswati, D. Setyorini, dan W. Hartatik. Pupuk Organik dan Pupuk Hayati. Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Hal. 59-82.

Huda, M. K. (2013). Pembuatan pupuk organik cair dari urin sapi dengan aditif tetes tebu (molasses) metode fermentasi (Doctoral dissertation, Universitas Negeri Semarang).

Kariyasa, K. (2017). Sistem integrasi tanaman-ternak dalam perspektif reorientasi kebijakan subsidi pupuk dan peningkatan pendapatan petani. Analisis Kebijakan Pertanian, 3(1), 68-80.

Page 29: PANDUAN PEMBUATAN PUPUK ORGANIK DARI KOTORAN …

| 21

Kariyasa, K., & Pasandaran, E. (2004). Dinamika Struktur Usaha dan Pendapatan Tanaman Ternak Terpadu. Makalah disampaikan dalam Seminar Kelembagaan Usahatani Tanaman-Ternak tanggal 30 Nopember – 2 Desember 2004 di Denpasar-Bali. Proyek PAATP. Jakarta.

Prastowo, B. (2007). Potensi sektor pertanian sebagai penghasil dan pengguna energi terbarukan. Perspektif, 6(2), 85-93.

Qasim, Syed, R. (1994). Wastewater Treatment Plant, Technomic Publishing Company, Lancester, Pennsylvania.

Reksowardojo, IK., & Soerawidjaja, TH. (2006). Teknololgi pengembangan bioenergi untuk industri pertanian. Dalam Agung H, Sardjono, TW Widodo, P Nugroho & Cicik S. Proc. Seminar Nasional Mekanisasi Pertanian: Bioenergi dan Mekanisasi Pertanian untuk Pembangunan Industri Pertanian. Bogor 29-30 Nov. 2006.

Samekto, R. (2008). Pemupukan . Yogyakarta: PT. Aji Cipta Pratama.

Sari, N.P., Santoso, T.I., dan Mawardi, S. 2013. Sebaran Tingkat Kesuburan Tanah pada Perkebunan Rakyat Kopi Arabika di Dataran Tinggi Ijen-Raung Menurut Ketinggian Tempat dan Tanaman Penaung. Pelita Perkebunan, 29 (2), hal. 93-107.

Setiawan, S., Sugiyarto, & Wiryanto. (2003). Hubungan Populasi Makrofauna dan Mesofauna Tanah dengan Kandungan C, N, dan Polifenol, serta Rasio C/N, dan Polifenol/N Bahan Organik Tanaman. Biosmart, 5(2), 134, 137.

Page 30: PANDUAN PEMBUATAN PUPUK ORGANIK DARI KOTORAN …

22 |

Setyorini, D., Saraswati, R., dan Anwar, E.K. (2006). Kompos. Dalam R.D.M. Simanungkalit, D.A. Suriadikarta, R. Saraswati, D. Setyorini, dan W. Hartatik. Pupuk Organik dan Pupuk Hayati. Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Hal. 11-40.

Soepraptohardjo. (1983). Surver Kapabilitas Tanah. Lembaga Pusat Penelitian Tanah, Bogor.

Suherman, S., & Kurniawan, E. (2017). Manajemen Pengelolaan Ternak Kambing di Desa Batu Mila Sebagai Pendapatan Tambahan Petani Lahan Kering. Jurnal Dedikasi Masyarakat, 1(1), 7-13.

Sundari, E., Sari, E., dan Rinaldo, R. (2012). Pembuatan Pupuk Organik Cair Menggunakan Bioaktivator Biosca dan EM4. Kalium, 2, 0-2.

Suriadikarta, D. A., & Simanungkalit, R. D. M. (2006). Pendahuluan. Simanungkalit, D.A. Suriadikarta, R. Saraswati, D. Setyorini, dan W. Hartatik. Pupuk Organik dan Pupuk Hayati. Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Hal. 1-10.

Yuliarti, N.( 2009). 1001 Cara Menghasilkan Pupuk Organik. Yogyakarta: Lily Publisher.

Page 31: PANDUAN PEMBUATAN PUPUK ORGANIK DARI KOTORAN …

| 23

GLOSARIUM

Bahan organik adalah bahan di dalam atau permukaan tanah yang berasal dari sisa tumbuhan, hewan, dan manusia baik yang telah mengalami dekomposisi lanjut maupun yang sedang megalami proses dekomposisi.

Biomassa adalah bahan organik yang dihasilkan melalui proses fotosintetik, baik berupa produk maupun buangan.

Bokashi adalah sebuah metode pengomposan yang dapat menggunakan starter aerobik maupun anaerobik untuk mengkomposkan bahan organik, yang biasanya berupa campuran molasses, air, starter mikroorganisme, dan sekam padi.

Budidaya merupakan kegiatan terencana pemeliharaan sumber daya hayati yang dilakukan pada suatu areal lahan untuk diambil manfaat/hasil panennya.

Dekomposisi atau pembusukan merupakan salah satu

perubahan secara kimia yang membuat objek, biasanya makhluk hidup yang mati dapat mengalami perusakan susunan/struktur yang dilakukan oleh dekomposer.

Eksploitasi adalah pemanfaatan yang secara sewenang-

wenang atau berlebihan terhadap sesuatu untuk kepentingan ekonomi semata-mata.

Energi fosil adalah energi yang berasal sari sisa-sisa makhluk hidup seperti tumbuhan dan hewan yang tertimbun tanah selama jutaan tahun dan berubah bentuk.

Energi terbarukan adalah proses alam yang berkelanjutan.

Fermentasi adalah proses produksi energi dalam sel

dalam keadaan anaerobik (tanpa oksigen).

Feses adalah produk buangan saluran pencernaan hewan yang dikeluarkan melalui anus dan kloaka.

Page 32: PANDUAN PEMBUATAN PUPUK ORGANIK DARI KOTORAN …

24 |

Hortikultura adalah budidaya tanaman buah, bunga,

sayuran, obat-obatan, dan taman yang dibudidayakan sebagai tanaman kebun.

Kehutanan adalah suatu praktik untuk membuat, mengelola, menggunakan dan melestarikan hutan untuk kepentingan manusia.

Kompos adalah hasil penguraian parsial/tidak lengkap dari campuran bahan-bahan organik yang dapat dipercepat secara artifisial oleh populasi berbagai macam mikroba dalam kondisi lingkungan yang hangat, lembap, dan aerobik atau anaerobik.

Lahan marginal adalah lahan yang mempunyai potensi rendah hingga sangat rendah untuk menghasilkan suatu produksi tanaman peranian.

Limbah adalah buangan yang dihasilkan sari suatu proses produksi baik industri maupun domestik (rumah tangga), yang lebih dikenal sebagai sampah dan tidak memiliki nilai ekonomis.

Metana adalah hidrokarbon paling sederhana yang berbentuk gas dengan rumus kimia CH4.

Perikanan adalah kegiatan manusia yang berhubungan

dengan pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya hayati perairan.

Perkebunan adalah segala kegiatan yang mengusahakan tanaman tertentu pada tanah dan/atau media tumbuh lainnya dalam ekosistem yang sesuai; mengolah, dan memasarkan barang dan jasa hasil tanaman tersebut, dengan bantuan ilmu pengetahuan dan teknologi, permodalan serta manajemen untuk mewujudkan kesejahteraan bagi pelaku usaha perkebunan dan masyarakat.

Pertanian adalah kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang dilakukan manusia untuk menghasilkan bahan

Page 33: PANDUAN PEMBUATAN PUPUK ORGANIK DARI KOTORAN …

| 25

pangan, bahan baku industri, atau seumber energi, serta untuk mengelola lingkungan hidup.

Peternakan adalah kegiatan mengembangbiakkan dan membudidayakan hewan ternak untuk mendapatkan manfaat dan hasil dari kegiatan tersebut.

pH tanah adalah tingkat keasaman atau kebasa-an suatu benda yang diukur dengan skala pH antara 0 hingga 14.

Produk adalah barang atau jasa yang dapat diperjualbelikan.

Produksi adalah banyaknya produk usaha tani yang diperoleh dalam rentang waktu tertentu. Satuan yang banyak digunakan adalah ton per tahun atau kg per tahun, tergantung dari potensi hasil setiap jenis komoditi.

Pupuk adalah material ang ditambahkan pada media tanam atau tanaman untuk mencukupi kebutuhan hara yang diperlukan tanaman untuk menghasilkan produksi yang baik.

Pupuk anorganik adalah pupuk yang terbuat dengan proses fisika, kimia, atau biologis. Umumnya adalah sintetis yang dibuat oleh pabrik.

Pupuk kandang adalah pupuk organik, sebagaimana

kompos dan pupuk hijau.

Pupuk organik adalah pupuk yang tersusun dari materi makhluk hidup, seperti pelapukan sisa -sisa tanaman, hewan, dan manusia.

Pupuk organik cair adalah larutan dari pembusukan bahan-bahan organik yang berasal dari sisa tanaman, kotoran hewan, dan manusia yang kandungan unsur haranya lebih dari satu unsur.

Rasio C/N adalah rasio dari massa karbon terhadap massa nitrogen di suatu zat.

Page 34: PANDUAN PEMBUATAN PUPUK ORGANIK DARI KOTORAN …

26 |

Reaktor adalah suatu alat proses tempat di mana

terjadinya suatu reaksi berlangsung dengan reaksi kimia. Dengan terjadinya reaksi maka suatu bahan berubah ke bentuk bahan lainnya yang dapat terjadi secara spontan (terjadi dengan sendirinya) atau bisa juga membutuhkan energi seperti panas.

Swasembada pangan adalah kemampuan memenuhi kebutuhan pangan dari hasil pertanian sendiri.

Page 35: PANDUAN PEMBUATAN PUPUK ORGANIK DARI KOTORAN …

| 27

Kontributor

Suherman, lahir di Kota Parepare pada 1 Juni 1979. Saat ini aktif dalam berbagai penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, baik desentralisasi maupun kompetitif nasional. Penulis telah lama bergerak dalam pemberdayaan masyarakat khususnya dalam membantu masyarakat petani, baik dilakukan secara mandiri maupun yang didanai oleh lembaga pemerintah. Penulis juga terlibat dalam pengelolaan jurnal ilmiah di Universitas Muhammadiyah Parepare.

Nurhapsa, dilahirkan di Siddo, 12 Oktober 1969. Lulus S1

di Program Studi Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian dan Kehutanan UNHAS (1993), menyelesaikan S2 pada Program Studi Ekonomi Sumberdaya Program Pascasarjana UNHAS Tahun 2003 dan lulus S3 di Program Studi Ilmu Ekonomi Pertanian IPB Tahun 2013. Saat ini sebagai dosen tetap Pada Fakultas Pertanian, Peternakan dan Perikanan Universitas Muhammadiyah Parepare. Penulis juga aktif dalam beberapa kegiatan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat baik desentralisasi maupun kompetitif nasional.

Irmayani, lahir di Maroangin pada tahun 1988. Saat ini aktif sebagai tenaga pengajar di Fakultas Pertanian, Peternakan dan Perikanan Universitas Muhammadiyah Parepare. setelah memperoleh gelas kesarjaan dari Universitas Hasanuddin Makassar, Ia melanjutkan studi magister di kampus yang sama dengan mengikuti program beasiswa Unggulan Dikti. Telah melakukan kegiatan pengabdian pada masyarakat sejak tahun 2012. Tahun 2015 dan 2017 mendapatkan hibah skema IbM melalui Ristekdikti. Tahun 2018 mendapatkan dana riset pada skema PDP sebagai ketua.

Page 36: PANDUAN PEMBUATAN PUPUK ORGANIK DARI KOTORAN …

28 |

Page 37: PANDUAN PEMBUATAN PUPUK ORGANIK DARI KOTORAN …

| 29

Page 38: PANDUAN PEMBUATAN PUPUK ORGANIK DARI KOTORAN …

30 |

Redaksi:

Kampus II UM Parepare

Jl. Jend. Ahmad Yani Km. 6 Parepare

Telp. (0421) 22757 Parepare

Email: [email protected]