Upload
vukhanh
View
234
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PENDIDIKAN AKIDAH MELALUI KEGIATAN OUTBOUND
(Studi Pada Kelas V di SD Alam Ar Ridho Semarang)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam
Ilmu Pendidikan Islam
Oleh:
WARSIYAH NIM : 073111076
FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG 2011
ii
PERNYATAAN KEASLIAN
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Warsiyah
NIM : 073111076
Jurusan/Program Studi : Pendidikan Agama Islam
Menyatakan bahwa skripsi ini secara keseluruhan adalah hasil
penelitian/karya saya sendiri, kecuali bagian tertentu yang dirujuk
sumbernya.
Semarang, 10 Mei 2011 Saya yang menyatakan, Warsiyah NIM.073111076
iii
iv
NOTA PEMBIMBING Semarang, 07 Mei 2011
Kepada
Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah
IAIN Walisongo
di Semarang
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan
koreksi naskah skripsi dengan:
Judul : Pendidikan Akidah Melalui Kegiatan Outbound (Studi
Pada Kelas V SD Alam Ar-Ridho Semarang)
Nama : Warsiyah
NIM : 073111076
Jurusan : Pendidikan Agama Islam
Program Studi : Pendidikan Agama Islam
Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada
Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diajukan dalam Sidang Munaqosyah.
Wassalamualaikum wr wb
Pembimbing I,
Nasirudin, M.Ag.
NIP : 19691012 1996031 002
v
NOTA PEMBIMBING Semarang, 29 November 2010
Kepada
Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah
IAIN Walisongo
di Semarang
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan
koreksi naskah skripsi dengan:
Judul : Pendidikan Akidah Melalui Kegiatan Outbound (Studi
Pada Kelas V SD Alam Ar-Ridho Semarang)
Nama : Warsiyah
NIM : 073111076
Jurusan : Pendidikan Agama Islam
Program Studi : Pendidikan Agama Islam
Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada
Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diajukan dalam Sidang Munaqosyah.
Wassalamualaikum wr wb
Pembimbing II,
Ridwan, M.Ag.
NIP : 19630106 1997031 001
vi
ABSTRAK
Judul : Pendidikan Akidah Melalui kegiatan Outbound Studi Pada Kelas V SD Alam Ar-Ridho Semarang.
Nama : Warsiyah NIM : 073111076 Skripsi ini membahas pelaksanaan pendidikan akidah melalui kegiatan
outbound. Kajiannya dilatarbelakangi oleh penerapan outbound sebagai salah satu metode pembelajaran di sekolah yang pada umumnya outbound hanya dipandang sebagai sebuah permainan. Studi ini dimaksudkan untuk menjawab permasalahan: (1) Bagaimana proses pelaksanaan pendidikan akidah melalui kegiatan outbound di SD Alam Ar-Ridho Semarang? (2) Bagaimana Akidah peserta didik setelah mengikuti kegiatan outbound di SD Alam Ar-Ridho Semarang? Permasalahan tersebut dibahas melalui studi lapangan yang dilaksanakan di SD Alam Ar-Ridho Semarang. Sekolah tersebut dijadikan sebagai sumber data untuk mendapatkan gambaran pelaksanaan pendidikan akidah melalui kegiatan outbound. Datanya diperoleh melalui wawancara bebas, observasi partisipan dan studi dokumentasi. Semua data dianalisis dengan pendekatan sosiologis dan analisis deskriptif menggunakan logika induksi.
Kajian ini menunjukkan bahwa: (1) Proses pelaksanaan pendidikan akidah melalui kegiatan outbound Dalam pelaksaannya dengan sistem mata pelajaran terpadu yang dilakukan melalui pengintegrasian antar mata pelajaran umum dengan mata pelajaran agama salah satunya akidah yang disajikan dalam satu kegiatan outbound. Selain cara tersebut, guru juga memberikan refleksi dari kegiatan outbound yang telah dilakukan agar peserta didik paham dan dapat mengambil pelajaran dari aktivitas yang telah dilakukan melalui permainan dalam outbound. (2) Akidah peserta didik setelah mengikuti kegiatan outbound di Sekolah Dasar Alam Ar-Ridho Semarang secara umum baik. Hal ini dapat terlihat dari hasil evaluasi yang dilakukan baik dari ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Penilaian ranah kognitif biasanya menggunakan alat evaluasi tes, baik itu tes lisan, tes formatif (ulangan harian), tes mid semester, ataupun tes akhir semester, dan tes ujian akhir. Penilaian ranah afektif dan psikomotorik dengan alat evaluasi non-tes, seperti praktik ibadah, bersuci, wudlu dan shalat. Kemudian untuk menilai perkembangan akidah peserta didik, tenaga pendidik kelas, atau tenaga pendidik pendidikan agama Islam bekerjasama dengan tenaga pendidik lain melakukan pengamatan perilaku terhadap peserta didik yang menyangkut pengamalan agamanya di dalam maupun diluar kelas. Dari hasil pengamatan juga menunjukkan bahwa akidah peserta didik secara umum dapat dikatakan baik.
vii
MOTTO
É= »t6ø9F{ $# ’Í<'rT[{ ;M »tƒUy Í‘$pk]9$#ur È@ øŠ©9$# É#»n=ÏF÷z $#ur ÇÚ ö‘F{ $#ur ÏN ºuq»yJ¡¡ 9$# È,ù=yz ’Îû žc Î)
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang-orang yang berakal. (Q.S. Ali-Imran/003: 190)1
1 Departemen Agama Republik Indonesia, Al Qur`an dan Terjemahannya,
(Semarang: CV Andi Gravika, 1994), hlm. 951
viii
PERSEMBAHAN
Tiada sesuatupun yang dapat memberikan rasa bahagia melainkan senyum manis penuh bangga dengan penuh rasa bakti, cinta dan kasih sayang dan dengan segala kerendahan hati kupersembahkan skripsi ini untuk
Ø Ayahanda Bapak Jumar dan Ibunda Tukinah Tercinta yang telah mendidik
dan membesarkanku serta mencurahkan kasih sayangnya. Kakakku serta adik-adikku (Ahmad Markalis, Lia Apriliyani, Sri Utami Lestari, kang Nur Cahyono) yang senantiasa memberi inspirasi untuk selalu semangat dalam hidupku.
Ø Bapak Prof. DR. H. Ibnu Hadjar, M. Ed. dan Ibu Hj. Ummul Bararah, M.Ag. sekeluarga (Nadien, Nourman, Nabiel) yang telah memberikan bimbingan dan bantuan baik spirituil dan materiil untuk penulis sehingga mampu menyelesaikan studi sampai selesai. Serta Mb Eka, Mz Oppie, Buzro kehadiran kalian memberikan warna dalam hidupku.
Ø Mas Agung Nugroho (ang) dan Keluarga makasih atas semuanya, kehadiranmu telah memberikan inspirasi dan semangat penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Semoga semuanya akan indah pada tempat dan waktu yang tepat.
Ø Keluarga Besar KOPMA Walisongo Semarang dan sahabat-sahabatku selama berkelana di KOPMA ( Ilung Sang Advanture, Isna NikNok Wae,Umiy-risef, bang Roul, Abeb, Mz Kuat, mz ayik) dan semua Teman – teman kopma yang tidak bisa disebut satu persatu. Dan sahabat-sahabat TSC dan HMJ PAI.
Ø Sahabat-sahabat PAI 07B (Ana, Asmara, Junadatul, mn satu persatb mut, nike, deny, khafidzi, dan semua teman-teman yang tidak mungkin di sebutk) senasib seperjuangan yang telah memberikan motivasi untuk menyelesaikan skripsi ini.
Ø Tim KKN Posko 53 Ngareanak serta Bapak dan Ibu Carik, tyaz, ichaa. Ø Guru kehidupan yang Super. Ø Dan tak lupa pembaca budiman sekalian
Semoga amal dan kebaikan mereka mendapat balasan yang berlipat ganda dari
Allah Yang Maha Kuasa.
ix
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdulillâhi rabill ‘aalamin. Segenap puja dan puji syukur peneliti
panjatkan ke hadirat Allah SWT., yang telah melimpahkan petunjuk, bimbingan
dan kekuatan lahir batin kepada dir peneliti, sehingga penelitian hasil dari sebuah
usaha ilmiah yang sederhana ini guna menyelesaikan tugas akhir kesarjanaan
terselesaikan dengan sebagaimana mestinya.
Sholawat dan salam semoga dilimpahkan oleh-Nya kepada junjungan kita
Nabi Besar Muhammad SAW, sosok historis yang membawa proses transformasi
dari masa yang gelap gulita ke zaman yang penuh peradaban ini, juga kepada para
keluarga, sahabat serta semua pengikutnya yang setia disepanjang zaman.
Penelitian yang berjudul “Pendidikan Akidah Melalui Kegiatan
Outbound Studi Pada Kelas Besar di SD Alam Ar-Ridho Semarang” ini pada
dasarnya disusun untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan Islam pada Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang. Karya ini
merupakan salah satu sudut pandang bagi kita dalam melihat suatu fenomena yang
ada dalam dunia pendidikan, Karena dengan media ini penulis telah banyak
belajar, berfikir, berimajinasi, mencurahkan segenap kemampuan dalam hal
pemikiran, kreativitas dan ketelitian untuk memenuhi kebutuhan curiosity (rasa
ingin tahu) penulis atas kegiatan Outbound sebagai sebuah metode mengajar
utamanya pembelajaran akidah.
Usaha dalam menyelesaikan skripsi ini memang tidak bisa lepas dari
berbagai kendala dan hambatan, tetapi dapat penulis selesaikan juga walaupun
masih banyak kekurangan yang ada. Oleh karena, itu izinkan peneliti ingin
mengucapkan terima kasih kepada hamba-hamba Allah yang membantu peneliti
sehingga karya sederhana ini bisa menjadi kenyataan, bukan hanya angan dan
keinginan semata, diantaranya kepada:
x
1. Sudja`i, M.Ag. Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang.
2. Nasirudin, M. Ag. Dosen Pembimbing I dan Ridwan, M.Ag. selaku Dosen
Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, pengarahan dan motivasi
kepada penulis sampai skripsi ini selesai.
3. Mia Inayati Rahmania, M.Pd. dan Widiyawati, S. ST., Direktur dan Guru
kelas V SD Alam Ar-Ridho Semarang, yang telah membimbing, meluangkan
tenaga dan waktunya sehingga penulis mampu melaksanakan penelitian demi
menyelesaikan skripsi ini.
4. Ani Hidayati, M.Pd. dosen wali studi penulis dan seluruh Bapak/Ibu Dosen,
karyawan, pegawai IAIN Walisongo, yang telah memberikan ilmunya kepada
penulis, serta kepada seluruh civitas akademika Fakultas Tarbiyah IAIN
Walisongo Semarang.
5. Bapak dan ibuku tercinta (Bpk. Jumar dan Ibu Tukinah) yang telah berjuang
dan tiada henti-hentinya selalu mendoakan dengan tulus selama penulis studi.
6. Prof. DR. H. Ibnu Hadjar, M. Ed. dan Hj. Ummul Bararah, M.Ag. sekeluarga
yang telah memberikan bimbingan dan bantuan baik spirituil dan materiil
untuk penulis sehingga mampu menyelesaikan studi sampai selesai. Serta Mb
Eka, Mz Oppie, Buzro kehadiran kalian memberikan warna dalam hidupku.
7. Mas Agung Nugroho Sekeluarga, mbak Mul dan Mas Yamto serta Tyo dan
Ali penyemangat hidup penulis.
8. Keluarga Bapak Sudarman (Alm) dan Ibu Tri yang merupakan keluarga
kedua bagi penulis di Semarang serta Lek Aminah ku makasih semuanya.
9. Adik-adikku (Ahmad Markalis, Apriliyani, S. Utami Lestari) yang saya
sayangi dan saya banggakan, semoga kalian menjadi anak yang sholeh dan
solehah sehingga menjadi generasi bangsa yang berguna bagi agama, orang
tua, bangsa dan Negara.
10. Simbah-simbahku (mbh Sipon (alm), mbah Sami, mbah kamat, mbah syaitun)
yang selalu mendoakan penulis dan memberikan dukungan dengan ikhlas.
11. Kawan – kawan mahasiswa senasib seperjuangan dalam perjalanan
panjangnan melelahkan yang bergerak bersama membangun peradaban
xi
kampus IAIN, Kawan-kawan di Tarbiyah 2007, kawan-kawan PAI paket B
2007 terima kasih atas bantuan dan kerja samanya yang tak akan dilupakan.
12. Keluarga besar KOPMA WS IAIN Walisongo Semarang, ciptakan para
wirausaha muda dalam wadah kopma. Keluarga TSC dan HMJ PAI wadah
penulis mengembangkan potensi.
13. Serta berbagai pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu persatu hanya
ucapan terima kasih dari lubuk hati yang terdalam penulis haturkan dan
semoga amal dan jasa baik sahabat-sahabat akan dicatat sebagai amal
kebajikan dan dibalas sesuai amal perbuatan oleh Allah SWT.
Akhirnya, penulis sadar bahwa dalam penulisan skripsi ini masih terdapat
banyak kekurangan. Namun, terlepas dari kekurangan yang ada, kritik dan saran
yang konstruktif sangat penulis harapkan untuk perbaikan di masa yang akan
datang. Besar harapan penulis skripsi ini dapat bermanfaat bagi diri sendiri
maupun orang lain.
Semarang, 15 Juni 2011
Penulis
WARSIYAH
NIM: 0 7 3 1 1 1 0 7 6
xii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL......................................................................................... i
PERNYATAAN KEASLIAN........................................................................... iii
PENGESAHAN................................................................................................. iv
NOTA PEMBIMBING...................................................................................... v
ABSTRAK......................................................................................................... vi
MOTTO…......................................................................................................... vii
PERSEMBAHAN............................................................................................. ix
KATA PENGANTAR....................................................................................... x
DAFTAR ISI..................................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................... vi
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................... 1
B. Rumusan Masalah...................................................................... 6
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian.................................................. 6
BAB II : PELAKSANAAN PENDIDIKAN AKIDAH MELALUI
KEGIATAN OUTBOUND
A. Kajian Pustaka........................................................................... 8
B. Kerangka Teoritik...................................................................... 9
BAB III : METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian.......................................................................... 36
B. Tempat dan Waktu Penelitian................................................... 36
C. Sumber Penelitian..................................................................... 37
D. Fokus Penelitian....................................................................... 38
E. Teknik Pengumpulan Data........................................................ 38
F. Teknik Analisis Data................................................................. 40
xiii
BAB IV : ANALISIS PELAKSANAAN PENDIDIKAN AKIDAH MELALUI
KEGIATAN OUTBOUND
A. Diskripsi Hasil Penelitian.......................................................... 41
B. Analisis Pelaksanaan Pendidikan Akidah Melalui Kegiatan
Outbound Pada Kelas V di SD Alam Ar-Ridho
Semarang… .......................................................... 50
C. Problematika dan Solusi yang Dihadapi Dalam
Pelaksanaan Pendidikan Akidah Melalui Kegiatan Out-
Bound di SD Alam Ar-Ridho Semarang………………...... 72
BAB V : PENUTUP
A. Kesimpulan............................................................................ 75
B. Saran...................................................................................... 76
C. Kata Penutup......................................................................... 78
DAFRAT PUSTAKA
DAFTAR LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Pedoman wawancara dan Observasi
Lampiran 2 Dokumentasi Kegiatan Outbound
Lampiran 3 Contoh Daily dan Weekly SD Alam Ar-Ridho
Lampiran 4 Profile Sekolah Alam Ar-Ridho Semarang
Lampiran 5 Struktur Keorganisasian SD Alam Ar-Ridho
Lampiran 5 Daftar Riwayat Hidup
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seiring dengan perkembangan zaman, kehidupan umat manusia
mengalami perubahan yang sangat pesat. Perubahan ini tidak hanya berdampak
positif pada ranah kehidupan sosial, budaya, etika dan estetika, namun juga
berdampak negatif pula dalam setiap kehidupan dengan beragam bentuk. Dari
cara berpakaian, tutur kata bahkan tidak sedikit generasi muda yang melakukan
pergaulan bebas dan mengkonsumsi narkoba. Hal ini menjadi tanggungjawab
bersama, demi tercapainya derajat umat manusia yang mulia di sisi Allah.
Hiburan malam dengan berbagai ragam suguhan yang dapat menggoda
iman merupakan salah satu imbas dari masukan-masukan budaya barat yang tidak
sesuai dengan budaya ketimuran seperti di Indonesia ini. Cara pandang terhadap
budaya barat tidak selektif inilah yang perlu disikapi bersama sehingga generasi
muda tidak tercemari oleh virus-virus yang akan merusak moralitas mereka.
Permasalahan di atas merupakan salah satu indikator bahwa pendidikan
agama yang diberikan di sekolah yang belum berhasil. Untuk mengantisipasi hal
tersebut maka penting untuk meningkatkan kualitas pendidikan agama Islam di
lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Pendidikan agama Islam tidak
mungkin akan berhasil apabila tidak ada kerjasama yang baik antara orang tua di
rumah, pendidik di sekolah dan lingkungan masyarakat. Ketiga komponen inilah
yang akan mewarnai watak dan perilaku setiap individu.
Pendidikan agama Islam merupakan proses belajar mengajar yang dapat
menghasilkan perubahan tingkah laku yang sesuai dengan nilai dan norma
agama. Hal ini selaras dengan pernyataan Muh Atiyah Al Abrasy dalam bukunya
At-Tarbiyatul Islamiyah Falasifatuha yang berisi: “Orang yang mendalami Islam
akan melihat bahwa tujuan yang tertinggi adalah membentuk akhlak dan
pendidikan rohani, setiap pelajar harus menyebutkan soal norma, setiap pendidik
2
haruslah orang yang bermoral, dan setiap pendidikan haruslah mengutamakan
moral agama dari yang lain.”2
Salah satu materi pendidikan agama Islam dalam kurikulum yang
disampaikan di Sekolah adalah materi akidah. Materi pelajaran akidah yang berisi
tentang keimanan (ketauhidan) merupakan dasar atau landasan untuk membentuk
peserta didik menjadi pribadi yang muttaqin. Meskipun akidah bukan satu-satunya
faktor yang menentukan dalam pembentukan watak dan kepribadian peserta didik,
tapi secara substansial materi pelajaran akidah memiliki kontribusi dalam
memberikan motivasi peserta didik untuk mengamalkan nilai-nilai keyakinan
(tauhid) kepada Allah dalam melandasi kehidupan sehari – hari.
Keterkaitan antara pendidikan agama dan pembentukan perilaku peserta
didik sangatlah penting, supaya peserta didik menjadi orang yang mempunyai
ilmu pengetahuan da teknologi (IPTEK) yang berkualitas, terbekali oleh iman,
amal shalih dan akhlaqul karimah. Sehingga perlu adanya peningkatan kualitas
pendidikan agama Islam baik dari penyampaian materi, metode pembelajaran da
media pembelajaran yang semuanya secara sinergis diharapkan mampu mencapai
tujuan pendidikan agama Islam sesuai dengan harapan. Oleh karena itu,
penyampaian pendidikan agama dan segala komponen perlu dikemas secara
menarik meliputi metode, strategi dan segala sesuatu yang berkaitan dengan
belajar mengajar.
Dalam kegiatan belajar mengajar semakin tepat metode yang digunakan
maka akan semakin efektif dan efisien pula kegiatan belajar dan mengajar yang
dilakukan pendidik dengan peserta didik. Pada akhirnya akan menunjang dan
mengantarkan keberhasilan belajar peserta didik dan keberhasilan mengajar yang
dilakukan oleh pendidik.3 Metode pembelajaran merupakan alat ekstrinsik dalam
kegiatan belajar dan mengajar yaitu sebagai perangsang dari luar membangkitkan
semangat peserta didik. Namun, metode dikatakan baik dan tepat jika pemilihan
2 Mahfud Slahudin, Metodologi Pendidikan Agama, (Surabaya, Bina Ilmu,
1987), hlm. 11 3 Darwansyah, Dkk., Perencanaan Sistem Pengajaran PAI, (Jakarta:
Gaung Persada Pers, 2007), hlm. 5
3
dan penggunaan sesuai dengan situasi dan kondisi pembelajaran, yaitu karakter
peserta didik, bakat dan minat yang berbeda, dan suasana pembelajaran.
Salah satu metode pembelajaran terbaru yang saat ini telah digunakan
dalam kegiatan belajar dan mengajar oleh beberapa lembaga pendidikan adalah
kegiatan outbound. Kegiatan outbound merupakan salah satu metode
pembelajaran experiental learning yang diyakini cukup efektif. Meski dalam
bentuk aplikasi game - game yang ringan, games dalam kegiatan outbound
mengandung makna dan pesan – pesan simbolik yang bermanfaat.4 Outbound
adalah metode pengembangan potensi diri melalui rangkaian kegiatan
simulasi/permainan/dinamika, yang memberi pembelajaran melalui pengalaman
langsung.
Outbound merupakan salah satu metode pembelajaran modern yang
memanfaatkan keunggulan alam. Karena, alam bisa menjadi media pembelajaran
yang efektif, salah satu contohnya yaitu pemanfaatan alam seperti tadabbur alam.5
Para peserta yang mengikuti outbound tidak hanya dihadapkan pada tantangan
inteligensia, tetapi juga fisik dan mental. Dan ini akan terus terlatih menjadi
sebuah pengalaman yang membekali dirinya dalam menghadapi tantangan yang
lebih nyata dalam persaingan di kehidupan sosial masyarakat.
Banyak pakar psikologi dan pendidikan yang menyatakan bahwa outbound
sebagai sebuah metode pembelajaran sangat efektif dalam memenuhi
kebutuhan/tuntutan terhadap hasil suatu pelatihan. Melalui outbound, akan ter-
bangun pemahaman terhadap suatu konsep dan perilaku. Itulah alasannya
mengapa dalam Quantum Learning, kegiatan outbound menjadi metode andalan
di dalam kegiatan belajar dan memang telah terbukti berhasil. 6
4 Badiatul Muchlisin Asti, Fun Outbound: Merancang Outbound yang
Efektif, (Yogyakarta: Diva Press, 2009), hlm. 5
5 Budi Winarto, “Mempertebal Iman Lewat Outbound Islami”, dalam http://www.semarang metro.co.id//, diakses 22 September 2010
6 Badiatul Muchlisin Asti, Fun Outbound: Merancang Outbound yang Efektif, hlm. 5-6
4
Sisi menarik dari metode pembelajaran outbound adalah permainan
sebagai bentuk penyampaiannya. Dalam permainan skill, individu tidak hanya
ditantang berpikir cerdas namun juga memiliki kepekaan sosial. Dalam outbound
peserta akan lebih banyak dituntut mengembangkan kemampuan ESQ (emotional
and spiritual quotient), disamping IQ (intelligent quotient). Metode outbound
training memungkinkan peserta dalam aktivitasnya melakukan sentuhan-sentuhan
fisik dengan latar alam yang terbuka sehingga diharapkan peserta didik mampu
menghayati kebesaran dan ke-Agungan Allah SWT. melalui ciptaanya yaitu alam.
Sehingga penanaman nilai – nilai agama Islam lebih efektif dibandingkan
pembelajaran agama yang biasa hanya dilakukan di dalam ruang dan terpacu pada
penyampaian pendidik saja.
Konsep baru yang ditawarkan dalam pelatihan di alam terbuka saat ini
adalah Islamic Experiential Learning. Yaitu pembelajaran agama Islam melalui
outbound dengan memanfaatkan alam sebagai media pembelajaran. Aktivitas
yang terdapat pada kegiatan outbound menantang peserta untuk mengoptimalkan
empat potensi yang dimiliki yaitu: akal, fisik, emosional dan yang terpenting
adalah potensi spiritual.7 Kegiatan - kegiatan yang dilakukan sangat sederhana
namun, dibalut dalam permainan menyenangkan sehingga peserta didik akan
mendapat pemahaman sangat dalam tentang keislaman.
Dalam kegiatan outbound ini peserta diajak untuk menyelami makna dari
nilai – nilai keislaman yang luhur melalui berbagai aktivitas yang interaktif,
menyenangkan, sarat hikmah dan menyentuh qalbu. Nilai-nilai Keislaman adalah
nilai-nilai yang memiliki kebaikan di dunia dan akhirat. Nilai-nilai yang memiliki
cita sosial yaitu nilai keadilan, perdamaian, kejujuran, tanggung jawab dan
membawa kemaslahatan di dunia dan akhirat.8 Nilai – nilai keislaman dalam
kegiatan outbound salah satunya adalah akidah Islam.
7 Muhammad Irsan, el. al., Training Games Islami versi Outdoor, Jakarta:
Elemen-T, 2007, hlm. 180 8Nahdliyin, “Pendidikan Berbasis Keislaman: Kedepankan Nilai
Kemaslahatan”, dalam http://www.dutamasyarakat.com, di akses 24 Oktober 2010
5
Hal tersebut di atas sejalan dengan materi Pendidikan agama Islam yang
diajarkan di satuan pendidikan materi tersebut mencakup akidah, syariah dan
akhlak. Islam menempatkan pendidikan akidah pada posisi yang paling mendasar.
Terposisikan dalam rukun yang pertama dari rukun Islam, sekaligus sebagai kunci
yang membedakan antara orang Islam dan non Islam.9
Dalam agama Islam akidah merupakan prioritas yang paling mendasar.
Akidah diartikan sebagai ajaran tentang keimanan terhadap ke-Esaan Allah swt.
Sedangkan pengertian secara luas adalah keyakinan penuh yang dibenarkan oleh
hati, diucapkan dengan dan oleh amal perbuatan. Sebagaimana dikutip oleh
Yanuhar Ilyas dalam bukunya kuliah akidah Islam. Abu Bakar Jabir Al-Jarazy
mendefinisikan akidah sebagai sejumlah kebenaran yang dapat diterima secara
umum (axioma) oleh manusia berdasarkan akal, wahyu dan fitrah. Kebenaran itu
dipatrikan (oleh manusia) di dalam hati (serta) diyakini kesahihan dan
keberadaannya (secara pasti) dan ditolak segala sesuatu yang bertentangan dengan
kebenaran itu.10
Berangkat dari latar belakang di atas maka peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian mengenai pendidikan akidah yang dapat dilakukan melalui
kegiatan outbound di Sekolah Dasar Alam Ar-Ridho Semarang. Di Sekolah Dasar
Alam Ar-ridho Semarang yang terletak di Jalan Bukit Kelapa Sawit I, Blok AA
Tembalang memiliki visi menjadi sekolah yang selalu berinovasi dan kreatif
untuk menyempurnakan sistem, metoda, dan praktek pendidikan dengan islam
sebagai landasan dan titik tolak falsafah nya dan menyebarluaskan ke seluruh
Indonesia. Metode mengajar di sekolah ini salah satunya adalah melalui kegiatan
outbound training dan menggunakan lingkungan sekitar (alam) sebagai sarana dan
laboratorium belajar (learning experience). Untuk mengetahui lebih jauh,
bagaimana pembelajaran Pendidikan Akidah di Sekolah Alam Ar-Ridho melalui
kegiatan outbound cukup efektif dalam menanamkan akidah pada peserta
9 M. Nipan Abdul Halim, Anak Soleh Dambaan Keluarga, (Jogjakarta:
Pustaka Pelajar, 2000), hlm. 93 10 Yanuhar Ilyas, Kuliah Akidah Islam, (Jogjakarta: LPPI, 1993) cet II,
hlm. 2
6
didiknya, maka dalam skripsi ini penulis mengadakan penelitian dengan
menggunakan judul ”Pendidikan Akidah Melalui Kegiatan Outbound (Studi
Pada Kelas V di SD Alam Ar-Ridho Semarang) ”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka rumusan masalah yang
akan dibahas pada penelitian ini adalah :
1. Bagaimanakah proses pendidikan akidah melalui kegiatan outbound pada
kelas V di Sekolah Dasar Alam Ar-Ridho Semarang?
2. Bagaimanakah Akidah peserta didik setelah mengikuti kegiatan outbound
pada kelas V di Sekolah Dasar Alam Ar-Ridho Semarang?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Sesuai dengan permasalahan yang telah penulis rumuskan, maka tujuan
penelitian ini secara garis besar adalah untuk mendiskripsikan dan menganalisa
bagaimana proses pendidikan akidah melalui kegiatan outbound dan akidah
peserta didik setelah mengikuti kegiatan outbound pada kelas besar di Sekolah
Dasar Alam Ar-Ridho Semarang.
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini diharapkan hasilnya
nanti akan dapat membantu memberikan sumbangan pemikiran dalam dunia
pendidikan. Secara lebih jelas, manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Secara teoritis
Penelitian ini di harapkan dapat menambahkan informasi, wawasan pemikiran
dan pengetahuan dalam bidang pendidikan Agama Islam. Penelitian ini juga
diharapkan dapat digunakan sebagai pedoman model pembelajaran akidah
melalui outbound training.
2. Secara praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada para pembaca
berupa informasi mengenai pengembangan model pembelajaran agama Islam
melalui outbound, serta hal-hal yang berkaitan dengannya, terutama penerapan
7
outbound sebagai model pembelajaran. Sehingga mampu mendorong
pemikir/pendidik pendidikan Islam bersikap inovatif dan kreatif dalam
menciptakan model pembelajaran yang tidak monoton dan menyenangkan
untuk mengarahkan agar peserta didik mampu mengaktualisasikan nilai-nilai
pendidikan akidah dan mengimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.
8
BAB II
PELAKSANAAN PENDIDIKAN AKIDAH MELALUI KEGIATAN OUTBOUND
A. Kajian Pustaka
Untuk menunjukkan posisi dalam penelitian ini, maka akan peneliti
paparkan beberapa tulisan yang sudah ada. Dari sini nantinya bakal dijadikan
sandaran teori dan sebagai perbandingan dalam mengupas berbagai masalah
penelitian sehingga diharapkan akan muncul penemuan baru yang betul-betul
otentik. Diantaranya dipaparkan sebagai berikut:
Agus Thohir (3103176), Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo, dalam
skripsinya “Implementasi Model Sekolah Alam di Pendidikan Anak Usia Dini Ar-
Ridho Semarang dalam Tinjauan Pendidikan Islam”. Dalam skripsi ini peneliti
mencoba untuk menjelaskan bagaimana implementasi model sekolah alam pada
tingkat PAUD ditinjau dari pendidikan Islam.11 Dimana dalam penelitian ini
banyak menjelaskan mengenai sekolah alam sehingga membantu penulis untuk
memahami bagaimana sebenarnya sistem pembelajaran di sekolah alam.
Karya lain yaitu skripsi yang disusun oleh saudari Rowiyati (3103231),
Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang,
dengan judul: “Hubungan Pendidik dengan Orang Tua Peserta didik Pengaruhnya
terhadap Prestasi Belajar PAI Peserta didik SD Alam Ar-ridho Tembalang”
menjelaskan bahwa prestasi hasil belajar PAI termasuk salah satu diantara hasil
belajar yang telah dicapai peserta didik dalam usahanya menguasai mata pelajaran
tersebut dan dinyatakan dengan nilai yang diperoleh peserta didik setelah
11 Agus Tohir, Implementasi Model Sekolah Alam di Pendidikan Anak
Usia Dini Ar-Ridho Semarang dalam Tinjauan Pendidikan Islam, Skripsi, (Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, 2010), hlm. 4
9
dilakukan evaluasi hasil belajar. Penelitian ini memfokuskan tentang pengaruhnya
kerjasama antara Pendidik dan wali murid terhadap hasil belajar PAI.12
Dengan demikian, jelaslah bahwa penelitian ini berbeda dengan penelitian-
penelitian sebelumnya, baik itu dalam jenis penelitian ataupun fokus dari kajian
penelitian-penelitian sebelumnya.
B. Kerangka Teoritik
Kerangka teoritik merupakan teori yang dirancang menjadi pijakan utama
dalam melaksanakan penelitian. Dalam penelitian ini, ada beberapa teori yang
dijadikan pijakan peneliti dalam melaksanakan penelitian pelaksanaan pendidikan
akidah melalui kegiatan outbound, yaitu terkait dengan pendidikan akidah,
kegiatan outbound, serta hubungan antara keduanya, yaitu pelaksanaan
pendidikan akidah melalui kegiatan outbound.
Anak-anak adalah harapan masa depan dan penerus kelangsungan serta
kelanjutan hidup. Karena itu, tugas orang tua dalam mendidik anak-anaknya
adalah tanggung jawab utama dan terpenting dihadapan Allah SWT.
Rasulullah SAW telah menyebutkan tugas kedua orang tua dalam
pendidikan anak-anaknya. Untuk itu, beliau bersabda:
حدثنا ابن أيب ذئب عن الوهري عن أيب سلمة بن عبد الرمحن عن أيب هريرة رضي حدثنا آدماه يهودا نه فابو على الفطرة لد قال النيب صلى اهللا عليه و سلم كل مولود يو: اهللا عنه قال
١٣او ينصرانه او يمجسانه
12 Rowiyati, Hubungan Pendidik dengan Orang Tua Peserta didik
Pengaruhnya terhadap Prestasi Belajar PAI Peserta didik SD Alam Ar-ridho Tembalang, Skripsi, (Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo, 2008), hlm. 5.
13Muhammad Bin Ismail Abu Abdullah Al Bukhori Al Ja’fi, Jami’ Shahih
Almukhtashar, (Mesir: Dar Ibnu Katsir, 1987) Jus 1, hlm. 465.
10
Adam menceritakan kepada kami, Abi Daab menceritakan kepada kami dari Wahri dari Abi Salamah Bin Abdur Rohman dari Abi Hurairoh r.a berkata: Nabi saw bersabda “Setiap anak terlahir dalam keadaan suci, kedua orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani, atau Majusi. (H.R. Bukhori)
Seorang bayi yang baru lahir adalah makhluk Allah SWT yang tidak
berdaya dan senantiasa memerlukan pertolongan untuk dapat melangsungkan
hidupnya di dunia ini. Manusia lahir tidak mengetahui sesuatu apapun, tetapi ia
dianugerahi oleh Allah SWT pancaindera, pikiran, dan rasa sebagai modal untuk
menerima ilmu pengetahuan, memiliki keterampilan, dan mendapatkan sikap
tertentu melalui proses kematangan dan belajar mengajar terlebih dahulu. 14 Untuk
mencapai hal yang diinginkan tersebut, dapat diusahakan melalui pendidikan, baik
pendidikan dalam keluarga, pendidikan di sekolah, maupun pendidikan di
masyarakat.
Untuk itu, Islam sangat memperhatikan terhadap pendidikan, Islam juga
menjelaskan dengan tepat dan ketat tentang cara mendidik dan mengajar, serta
menetapkan bagi mereka yang mampu untuk melaksanakannya dengan tanggung
jawab penuh. 15
Agama Islam sangat menganjurkan kepada manusia untuk selalu belajar.
Bahkan Islam mewajibkan kepada setiap orang yang beriman untuk belajar. 16
Jadi, pendidikan agama Islam adalah ikhtiar manusia dengan jalan bimbingan
untuk membantu dan mengarahkan fitrah agama anak didik menuju terbentuknya
kepribadian utama sesuai dengan ajaran agama.
1. Pendidikan Akidah
a. Pengertian Pendidikan Akidah
14 Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi: Konsep dan Impelementasi Kurikulum 2004, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), hlm. 137
15 Muhammad Zuhaili, Pentingnya Pendidikan Islam Sejak Dini, (Jakarta: A.H. Ba’dillah Press, 2002), hlm. 18-19.
16 Baharudin dan Nur Wahyuni, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2010), hlm. 32.
11
Secara etimologi, akidah berasal dari bahasa arab `aqada-ya`qidu-uqdatan-
wa`aqidatan artinya ikatan atau perjanjian, maksudnya sesuatu yang menjadi
tempat bagi hati dan hati nurani terikat kepadanya.17 Menurut Muslim Nurdin
akidah berasal dari kata “aqada – ya`qidu – aqdan” yang berarti “mengikatkan
atau mempercayai atau meyakini”. Jadi akidah berarti ikatan,7
kepercayaan/keyakinan.18 Jadi menurut bahasa akidah berarti ikatan atau
keyakinan antara manusia dengan Tuhan.
Aqaid ialah jamak dari akidah (credo), artinya kepercayaan. Menurut
Muhammad Abdul Qadir Ahmad pengertian secara syara`, kepercayaan (akidah)
ialah iman yang kokoh terhadap segala sesuatu yang disebut secara tegas dalam
Al-Qur`an dan Hadist shahih, yang berhubungan dengan Ketuhanan, Kenabian
dan yang didengar (Alam Rohani, Alam Barzah, Kehidupan di alam akhirat).19
Sedangkan pengertian iman itu sendiri menurut bahasa berarti pembenaran hati.
Pengertian secara istilah adalah pengetahuan dan pengakuan (knowledge and
believe) seseorang yang menyatakan ke –Esaan Tuhan dan semua sifat – sifat,
Undang – undang, ganjaran dan hukumannya, kemudian percaya tanpa paksa,
sehingga orang tersebut dinamakan mukmin.20
Dalam buku yang berjudul Apakah yang dimaksud Akidah Ahlus Sunnah
Wal jamaah karya Muhammad Saleh Al Uthaimin menyatakan bahwa akidah kita,
17 A. Zainudin dan M. Jamhari I: Akidah dan Ibadah, Pustaka Setia,
Bandung: 1999, hlm. 49 18 Muslim Nurdin, et. al., Moral dan Kognisi Islam, (Bandung: Alfa beta,
1993) Edisi I, hlm. 77
19 Muhammad Abdul Qadir Ahmad, terj. H.A. Mustofa, Metodologi Pengajaran Agama Islam, Jakarta: Rineke Cipta, 2008, hlm. 115
20 Amin Syukur, Pengantar Studi Islam, Semarang: Bina Sejati, 2003, hlm. 33
12
ialah: percaya kepada Allah, percaya kepada malaikat, kitab-kitab suci Allah, para
Rasul utusan Allah dan percaya kepada hari kemudian (akhirat) serta iman akan
kadar baik dan buruk.21
Menurut Hasan al-Bana bahwa aka`id (bentuk jamak dari akidah) artinya
beberapa perkara yang wajib diyakini kebenarannya oleh hatimu, mendatangkan
ketentraman jiwa, menjadi keyakinan yang tidak bercampur sedikitpun dengan
keragu-raguan.22 Pengertian ini sejalan dengan pengertian secara terminologi
yang diungkapkan Zainudin Ahmad Busyra yaitu perkara - perkara yang di
benarkan oleh hati dan jiwa merasa tenang karenanya, serta menjadi suatu
keyakinan bagi pemiliknya yang tidak dicampuri keraguan sedikit pun.23
Sebagian ulama ushul fiqh mendefinisikan akidah, sebagai berikut: Akidah
ialah sesuatu yang diyakini dan dipegang teguh, sukar sekali untuk diubah. Ia
beriman berdasarkan dalil-dalil yang sesuai dengan kenyataan, seperti beriman
kepada Allah SWT. para Malaikat Allah, Kitab-kitab Allah, dan Rasul-rasul
Allah, adanya kadar baik dan buruk, dan adanya hari akhir.24
21 Muhammad Saleh Al Uthaimin, Apakah yang Dimaksud Akidah Ahlus
Sunnah Wal Jamaah, Surabaya: Bina Ilmu Offset, 1985, cet. Pertama, hlm. 15 22 Zaky Mubarok, et. al., Akidah Islam, Jogjakarta: UII perss, 2001, cet.
Kedua, hlm. 29 23 Zainudin Ahmad Busyra, Buku Pintar Akidah-Akhlak dan Qur`an-Hadis,
Yogyakarta: In Azna Book, 2010, hlm. 11 24 Muhammad Abdul Qadir Ahmad, Metodologi Pengajaran Agama Islam,
hlm. 116
13
Dari beberapa pengertian akidah di atas penulis dapa menyimpulkan bahwa
akidah merupakan kepercayaan dalam hati seseorang terhadap Tuhannya, Allah
SWT. dan meyakini serta mengamalkan rukun iman dalam kehidupan sehari-hari.
Pendidikan berasal dari kata dasar “didik” yang mengandung arti pelihara
dan latih. 25 Konsep pendidikan dalam bentuk praktik mengarah pada pengertian
pendidikan sebagai suatu “proses”. Sedangkan pengertian pendidikan dilihat dari
historisnya, pendidikan berasal dari bahasa Yunani “paedagogie” yang berarti
bimbingan yang diberikan kepada anak26. Abuddin Nata menjelaskan bahwa
secara kebahasaan pendidikan berarti tarbiyah dalam bahasa Arab27, selain kata
tarbiyah, terdapat pula kata ta’lim dari ta’dib. Dari ketiga istilah tersebut term
yang paling populer digunakan dalam praktek pendidikan Islam adalah term al-
tarbiyah28
Pendidikan secara terminologi, ada beberapa pengertian pendidikan yang
dikemukakan oleh para ahli:
Menurut Ngalim Purwanto pendidikan adalah segala usaha orang dewasa
dalam pergaulan dengan anak-anak untuk memimpin perkembangan jasmani dan
rohaninya ke arah kedewasaan.29
Sedangkan menurut Nelson B. Henry pendidikan adalah:
Education is the process by which those powers (abilities, capacities) of men that are susceptible to habituation are protected by good habits,
25 Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa, Edisi 4, (Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama) Cet. I, Hlm. 326. 26 Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 1994) hlm.1. 27 Abudin Nata, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: PT. Logos Wacana
Ilmu, 2000), hlm.5. 28 Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Ciputat Pres, 2002),
hlm.25. 29 M. Ngalim Purwanto, Ilmu pendidikan Teoretis dan Praktis, (Bandung:
Rosdakarya, 1995), hlm.11
14
through means artistically contrived, and employed by any man to help another or himself achieve the end in view.30
Pendidikan merupakan suatu proses dimana kemampuan seseorang dapat
dipenuhi oleh kebiasaan-kebiasaan yang berupa kebiasaan baik maupun kebiasaan
yang disusun secara artistik yang digunakan oleh beberapa orang untuk menolong
orang lain atau dirinya sendiri guna mencapai tujuan akhir.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pendidikan adalah proses
pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau sekelompok orang dalam usaha
mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan; proses, perbuatan,
cara mendidik. 31 Adapun pendidikan menurut John Dewey, “The word education
means just process of leading or bringing up”. 32 (arti kata pendidikan adalah
proses bimbingan dan pengarahan.
Dari pengertian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa pendidikan
Akidah adalah usaha yang berupa pengajaran, bimbingan, pengarahan, pembinaan
terhadap anak didik agar nantinya setelah selesai dari pendidikan ia dapat
memahami, menghayati, dan mengamalkan akidah Islam yang telah diyakini
secara menyeluruh, serta menjadikan akidah Islam itu sebagai suatu pandangan
hidupnya dalam berbagai kehidupan baik pribadi, keluarga, maupun kehidupan
masyarakat demi keselamatan dan kesejahteraan hidup di dunia dan akhirat.
b. Dasar-Dasar Pelaksanaan Pendidikan Akidah
Setiap kegiatan untuk mencapai suatu tujuan harus mempunyai landasan
atau dasar tempat berpijak yang baik dan kuat. Dasar pendidikan adalah
pandangan hidup yang melandasi seluruh aktivitas pendidikan. 33 Dasar atau
30 Nelson B.Henry, Philosophies of Education, (New York: The University
of the USA, 1962), hlm. 209 31 Tim Penyusun, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka,
1990), hlm. 204. 32 John Dewey, Democraty and Education: an Introduction of The
Philosophy of Education, (New York: The Mac Milan Company, 1964), hlm. 10. 33 Achmadi, Ideologi Pendidikan Islam: Paradigma Humanisme
Teosentris, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005), hlm. 83.
15
fundamen dari suatu bangunan merupakan bagian dari bangunan yang menjadi
sumber kekuatan, keteguhan, serta tetap berdirinya bangunan itu. 34
Dasar pendidikan akidah berarti sesuatu yang dijadikan bahan pijakan dan
sumber ajaran untuk berdiri tegaknya pendidikan akidah. Sejalan dengan hal
tersebut, dasar dari pelaksanaan pendidikan akidah mempunyai dasar yang kuat,
baik secara yuridis, religius, maupun psikologis.
1) Dasar Yuridis
Dasar yuridis adalah dasar-dasar pelaksanaan pendidikan agama Islam
yang berasal dari peraturan perundangan di Indonesia yang secara langsung
dapat dijadikan pegangan dalam pelaksanaan pendidikan agama di sekolah
secara formal. Dasar yuridis ini meliputi:
a) Dasar idiil
Dasar idiil yaitu dasar falsafah Negara Pancasila, yang pada sila
pertama: “Ketuhanan Yang Maha Esa” memberi pengertian bahwa seluruh
elemen bangsa Indonesia harus percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa.
b) Dasar struktural / konstitusional
Dasar strktural / konstitusional yaitu UUD’ 45 dalam bab XI pasal
29 ayat 1 dan 2, yang berbunyi:
(1)Negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa. (2) Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agama masing-masing dan beribadah menurut agama dan kepercayaannya itu. 35
Bunyi daripada undang-undang di atas mengandung pengertian
bahwa bangsa Indonesia harus beragama dan negara melindungi umat
beragama untuk menunaikan ajarannya dan beribadah menurut agamanya
34 Abuddin Nata, Ilmu Pendidikan Islam dengan Pendekatan
Multidisipliner: Normatif, Parenialis, Sejarah, Filsafat, Psikologi, Sosiologi, Manajemen, Teknologi, Informasi, Kebudayaan, Politik, Hukum, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2010), hlm. 56.
35 Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi: Konsep dan Impelementasi Kurikulum 2004, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), hlm. 132.
16
masing-masing. Oleh karena itu, agar umat beragama tersebut dapat
menunaikan ibadah sesuai dengan ajarannya masing-masing, maka
memerlukan adanya pendidikan agama.
c) Dasar Operasional
Dasar operasional yaitu dasar yang mengatur secara langsung
pelaksanaan pendidikan agama di sekolah-sekolah. Dikukuhkan dalam
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang
sistem pendidikan nasional seperti berikut:
Bahwa Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 mengamanatkan pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem nasional yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan yang diatur dengan Undang-Undang. 36
Kedudukan pendidikan agama dalam UU Sisdiknas sekarang ini
bahkan memperoleh tempat cukup istimewa karena merupakan satu-
satunya bahan ajar yang wajib dibelajarkan secara kumulatif di seluruh
jalur, jenjang, dan jenis pendidikan (Pasal 37 dan 38). Yakni mulai dari
PAUD (pendidikan anak usia dini) hingga perguruan tinggi. 37
2) Dasar Religius
Dasar religius adalah dasar yang bersumber dari ajaran Islam. Al-
Qur’an dan sunnah Nabi adalah sumber dan dasar ajaran Islam yang orisinil.
Ajaran substantif dari al-Qur’an dan sunnah Nabi yang merupakan nilai
Ilahiyah harus dilaksanakan oleh setiap muslim. Karena itu merupakan standar
norma atau nilai yang memberikan motivasi dan bimbingan bagi manusia
dalam perilaku sosialnya. 38
36 Tim Penyusun, Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (Nomor
20 Tahun 2003), (Jakarta: Sinar Grafika, 2007), hlm. 1. 37 Muhammad Kholid Fathoni, Pendidikan Islam dan Pendidikan Nasional
(Paradigma Baru), (Jakarta: Depag RI, 2005), hlm. 21. 38 Achmadi, “Dasar-Dasar Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam di
Sekolah”, dalam M. Chabib Thoha dan Abdul Mu’ti (eds.), PMB-PAI di Sekolah: Eksistensi dan Proses Belajar Mengajar Pendidikan Agama Islam, (Yogyakarta:
17
Dasar religius pelaksanaan pendidikan akidah, yaitu:
a) Al-Qur’an
Al-Qur’an adalah kalam Allah yang menjadi sumber segala hukum
dan menjadi pedoman pokok dalam kehidupan, termasuk membahas
tentang pembelajaran. Nabi Muhammad SAW sebagai pendidik pertama,
pada masa awal pertumbuhan Islam, telah menjadikan al-Qur’an sebagai
dasar pendidikan Islam di samping Sunnah beliau sendiri.
Kedudukan al-Qur’an sebagai sumber pokok pendidikan Islam dapat
dipahami dari ayat al-Qur’an itu sendiri.
Firman Allah SWT QS. An-Nahl ayat 64:
!$tBur $uZø9t“Rr& y7 ø‹n=tã |= »tGÅ3ø9$# žw Î) tûÎiüt7çFÏ9 ÞOçlm; “ Ï%©!$# (#qàÿn=tG÷z $# ÏmŠÏù “ Y‰èdur ZpuH÷qu‘ur
5Qöqs)Ïj9 šc qãZÏB÷sムÇÏÍÈ
Dan kami tidak menurunkan kepadamu Al-Kitab (Al Quran) ini, melainkan agar kamu dapat menjelaskan kepada mereka apa yang mereka perselisihkan itu dan menjadi petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman. (Q.S. An-Nahl /16: 64) 39
Al-Qur’an merupakan firman Allah yang telah diwahyukan kepada
Nabi Muhammad SAW untuk disampaikan kepada umat manusia. Al-
Qur’an merupakan petunjuk yang lengkap dan juga merupakan pedoman
bagi kehidupan manusia, yang meliputi seluruh aspek kehidupan manusia
yang bersifat universal. 40
b) As-Sunnah
Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo bekerjasama dengan Pustaka Pelajar, 1998), hlm. 33.
39 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta: Bumi Restu, 1978), hlm. 247.
40 TB. A’at Syafaat, et. al., Peranan Pendidikan Agama Islam Dalam Mencegah Kenakalan Remaja (Juveline Delinquency), (Jakarta: Rajawali Pers, 2008), hlm.19-20.
18
As-Sunnah berisi pedoman untuk kemaslahatan hidup manusia
dalam segala aspeknya, untuk membina umat manusia seutuhnya dan
muslim yang bertaqwa. As-Sunnah merupakan landasan kedua dengan
pembinaan pribadi manusia muslim. 41
Rasulullah saw. bersabda :
٤٢)رواه ابو داود والتر مذرى( بلجام من نار من سئل عن علم فكتمه الجم يوم القيا مة
Barangsiapa yang ditanya sesuatu ilmu, kemudian ia menyembunyikannya, maka ia nanti pada hari kiamat akan dikendalikan dengantali kendali dari api neraka. (H.R. Abu Dawud dan Tirmidzi) 43
Dari hadits ini dapat diambil kesimpulan bahwa Rasululllah SAW
mewajibkan kepada umatnya untuk menyelenggarakan pendidikan dan
pengajaran.
3) Dasar Psikologis
Dasar psikologis yaitu dasar yang berhubungan dengan aspek kejiwaan
kehidupan bermasyarakat. Zakiyah Derajat menyatakan dalam salah bukunya
yang berjudul “Ilmu Jiwa Agama”, bahwa semua manusia normal akan
merasakan dirinya perasaan percaya dan mengakui adanya kekuatan dari luar
dirinya yaitu Dzat yang Maha Kuasa tempat berlindung dan mohon
pertolongan.44 Hal ini dapat terlihat dari sikap dan tingkah laku seseorang
atau mekanisme yang bekerja pada diri seseorang. Ini disebabkan karena cara
41 Zakiyah Darajat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Askara, 1996),
hlm. 21. 42 Imam Abi Hamid al-Ghazali, Ihya’ Ulum al-Din, Juz I, (t.t., Dar El
Hadith, 1992), hlm. 21. 43 Muslich Shabir, Terjemah Riyadlus Shalihin II, (Semarang: Toha Putra,
1981), hlm. 284-285. 44 Zakiyah Derajat, Ilmu Jiwa Agama, (Jakarta: Bulan Bintang, 1996),
Hlm. 155
19
berfikir, bersikap dan berkreasi serta tingkah seseorang tak dapat dipisahkan
dengan keyakinan yang dimiliki.
Hal ini didasarkan bahwa dalam hidupnya, manusia sebagai individu
maupun sebagai anggota masyarakat dihadapkan pada hal-hal yang membuat
hatinya tidak tenang dan tidak tenteram sehingga memerlukan adanya
pegangan hidup.45 Secara psikologis, agama bisa menenteramkan,
menenangkan, dan membahagiakan kehidupan jiwa seseorang. Agama bisa
menangkal berbagai penyakit kejiwaan, seperti sombong, iri hati, putus asa,
kepribadian ganda (split personality) dan sebagainya.46
c. Tujuan Pendidikan Agama Islam
Tujuan pendidikan merupakan sasaran akhir dari pelaksanaan proses
pendidikan yang dilakukan di sekolah. Sekolah sebagai lembaga pendidikan
formal memiliki landasan dalam pencapaian tujuan pendidikan.
Menurut Dr. Muhammad Abdul Qadir Ahmad menjelaskan bahwa
sasaran pengajaran akidah ialah untuk mewujudkan maksud-maksud sebagai
berikut:
1) Memperkenalkan kepada murid akan kepercayaan yang benar, yang menyelamatkan mereka dari siksaan Allah Ta`ala. Juga memperkenalkan tentang rukun iman, ketaatan kepada Allah, dan beramal dengan amal yang baik untuk kesempurnaan iman mereka.
2) Menanamkan iman kepada Allah, para Malaikat Allah, Kitab-kitab Allah, Rasul-rasul Allah, adanya kadar baik dan buruk dan tentang hari akhir ke dalam jiwa anak.
3) Menumbuhkan generasi yang kepercayaan dan keimanannya sah dan benar, yang selalu ingat kepada Allah, bersyukur, dan beribadah kepada-Nya.
4) Membantu murid agar mereka berusaha memahami berbagai hakikat, umpamanya: a) Allah berkuasa dan mengetahui segala sesuatunya walau sekecil
apapun.
45 Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi: Konsep dan Impelementasi Kurikulum 2004, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), hlm. 133.
46 M. Amin Syukur, Pengantar Studi Islam, (Semarang: Lembkota Semarang, 2006), hlm. 32.
20
b) Percaya bahwa Allah itu adil, baik di dunia maupun di akhirat. c) Membersihkan jiwa dan pikiran murid dari perbuatan syirik.47
Tujuan akidah Islam sebagaimana yang telah dikutip Dr. Rosihon
Anwar, M.Ag. dari pendapat Zainuddin dan M. Jamhari dalam buku Akidah
dan Ibadah sebagaimana di bawah ini:
1) Memupuk dan mengembangkan potensi-potensi ketuhanan yang ada sejak lahir. Hal ini karena manusia sejak di alam roh sudah mempunyai fitrah ketuhanan.
2) Menjaga manusia dari kemusyrikan 3) Menghindari pengaruh akal yang menyesatkan. 48
Berdasarkan pendapat diatas bahwa sebenarnya akidah sudah
menjadikan kewajiban orang tuanya untuk menanamkannya sejak lahir,
sehingga pendidikan yang dilakukan di sekolah hanya bertujuan mendorong
dan memelihara akidah tersebut.
Menurut muhaimin Pendidikan agama Islam yang salah satu unsurnya
adalah pendidikan akidah, bertujuan untuk:
1) Menumbuhkembangkan akidah melalui pemberian, pemupukan, dan pengembangan pengetahuan, penghayatan, pengalaman, pembiasaan, serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi mnausia muslim yang terus berkembang keimanan dan ketakwaannya kepada Allah SWT.
2) Mewujudkan manusia Indonesia yang taat beragama dan berakhlak mulia yaitu manusia yang berpengetahuan, rajin beribadah, cerdas, produktif, jujur, adil, etis, berdisiplin, bertoleransi (tasamuh), menjaga keharmonisan secara personal dan sosial serta mengembangkan budaya agama dalam komunitas sekolah. 49
47 Muhammad Abdul Qadir Ahmad, Metodologi Pengajaran Agama
Islam, hlm 116-117 48 Rosihon Anwar, Akidah Akhlak, (Bandung: Pustaka Setia, 2008) hlm.
15-16 49 Muhaimin. Rekonstruksi Pendidikan Islam: Dari Paradigma
Pengembangan, Manajemen Kelembagaan, Kurikulum hingga Strategi Pembelajaran, (Jakarta: Remaja RosdaKarya, 2009), hlm. 189.
21
Berdasarkan rumusan-rumusan di atas, maka dapat penulis ambil suatu
kesimpulan bahwa tujuan pendidikan akidah tersebut sangat menunjang
peningkatan keimanan dan ketaqwaan siswa kepada Allah SWT serta dapat
memberikan pengetahuan sekitar pendidikan agama Islam kearah yang lebih
baik. Sehingga harapanya dapat memberi pengaruh terhadap perilaku dan
akhlak peserta didik ke arah yang baik dalam kehidupan sehari-hari.
d. Fungsi Pendidikan Akidah
Pada dasarnya dan pertama-tama kewajiban menanamkan akidah
dilakukan setiap orang tua dalam keluarga. Hal tersebut sejalan dengan fungsi
pendidikan akidah yang ada di sekolah atau madrasah yang di ungkapkan
dalam buku PAI Berbasis Kompetensi yaitu sebagai “Pengembangan,
Penanaman nilai, Penyesuaian mental, Perbaikan, Pencegahan, Pengajaran dan
Penyaluran.” 50
Penulis mencoba mengembangkan fungsi – fungsi tersebut
sebagaimana berikut bahwa Pengembangan adalah dimaksudkan untuk
meningkatkan keimanan dan ketaqwaan peserta didik kepada Allah SWT yang
telah ditanamkan dalam lingkungan keluarga. Sekolah berfungsi
menumbuhkembangkan lebih lanjut dalam diri anak melalui bimbingan,
pengajaran, pelatihan agar keimanan dan ketakwaan tersebut dapat
berkembang secara optimal sesuai tingkat perkembangannya. Penanaman nilai
sebagai pedoman hidup untuk mencari kebahagiaan hidup di dunia dan di
akhirat.
Sedangkan Penyesuaian mental, yaitu untuk menyesuaikan diri dengan
lingkungan baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial dan dapat
mengubah lingkungannya sesuai dengan ajaran agama Islam. Perbaikan, yaitu
untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan, kekurangan-kekurangan dan
kelemahan – kelemahan peserta didik dalam keyakinan pemahaman dan
pengamalan ajaran dalam kehidupan sehari-hari. Pencegahan, yaitu untuk
menangkal hal-hal negatif dari lingkungan atau budaya lain yang dapat
50 Abdul Majid dan Dian Andayani, PAI Berbasis Kompetensi, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), hlm. 169-170
22
membahayakan dirinya dan menghambat menuju manusia Indonesia
seutuhnya.
Fungsi Pengajaran yaitu tentang ilmu pengetahuan keagamaan secara
umum (alam nyata dan nir-nyata) sistem dan fungsionalnya. Dan Penyaluran
yaitu untuk menyalurkan anak-anak yang memiliki bakat khusus dalam agama
Islam agar bakat dimanfaatkan untuk dirinya dan orang lain.
Tingkat keyakinan (akidah) seseorang tergantung kepada tingkat
pemahamannya terhadap dalil. Artinya apabila manusia diberi pelajaran
mengenai dalil-dalil tentang akidah di sekolah maka diharapkan akidah dalam
hati orang tersebut akan semakin kuat. Dan akibatnya dia akan senantiasa
menjaga ibadah dan akhlaknya, karena orang yang memiliki akidah kuat maka
akan semakin baik kualitas ibadah dan akhlaknya.
Dari beberapa fungsi pendidikan akidah di atas penulis dapat
menyimpulkan bahwa pendidikan akidah yang dilakukan di sekolah atau
satuan pendidikan pada dasarnya adalah upaya memelihara akidah atau iman
yang telah ditanamkan oleh orang tua di dalam keluarga. Sebagaimana kita
ketahui bahwa akidah sangat erat hubungannya dengan ajaran dan agama yang
dianut oleh seseorang.
e. Materi Pendidikan Akidah
Menurut Hasan al-Banna menunjukkan materi yang berkaitan dengan
lingkup pembahasan mengenai akidah:
1) Ilahiyat, pembahasan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan Illah (Tuhan, Allah) seperti wujud Allah, asma Allah, sifat-sifat yang wajib ada pada Allah, dan lain-lain.
2) Nubuwat, pembahasan yang berhubungan dengan segala sesuatu dengan rasul-rasul Allah, termasuk kitab suci, mukjizat, dan lain-lain.
3) Ruhaniyat, pembahasan tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan alam roh atau metafisik, seperti malaikat, jin, iblis, setan, roh, dan lain-lain.
23
4) Sam`iyyat, pembahasan tentang segala sesuatu yang bisa diketahui melalui sam`i (dalil naqli: Al-Qur`an dan As-Sunnah) seperti surga-neraka, alam barzakh, akhirat, kiamat, dan lain-lain.51
Dr. Muhammad Abdul Qadir Ahmad dalam bukunya Metodologi
Pengajaran Agama Islam menyebutkan bahwa 3 sendi akidah islamiyah
tersebut secara tersirat merupakan materi akidah yaitu:
1) Ketuhanan, meliputi sifat-sifat Allah SWT. nama-namanya-Nya yang baik, dan segala pekerjaan-Nya.
2) Kenabian (Nubuwah), meliputi sifat-sifat nabi-nabi `Alaihisallam, keterpeliharaan mereka dalam menyampaikan risalah, beriman tentang kerasulan dan mukjizat yang diberikan kepada mereka, dan beriman kepada kitab-kitab yang diturunkan Allah kepada mereka.
3) Yang didengar (assam`iiyaatu ditulis arab) a) Alam rohani, membahas tentang alam yang tak dapat dilihat
dengan mata b) Alam Barzah, kehidupan dalam alam kubur sampai bangkit pada
hari kiamat. c) Kehidupan di alam Akhirat, meliputi tanda-tanda kiamat, huru-
hara, pembalasan amal perbuatan, dan lain-lain.52
Selain dua pendapat di atas menurut penulis bahwa ruang lingkup
pembahasan akidah juga bisa mengikuti sistematika rukun Iman, yaitu: Iman
kepada Allah, Malaikat, Kitab-kitab Allah, Nabi dan Rasul, Hari Akhir dan
Iman kepada Qadha dan Qadhar. Dalam pendidikan ruang lingkup pembahasan
akidah biasanya juga menggunakan sistematika tersebut.
2. Kegiatan outbound (Outbound Training)
Outbound training adalah sesuatu bentuk pembelajaran yang menarik dan
positif. Banyak lembaga pendidikan yang menerapkan metode outbound training
(outing) ini dalam proses pengajaran, dan penggunaannya dinilai memberikan
51 Syekh Hasan Al Banna, Terj. Hasan Baidaie, Aqidah Islam, Bandung :
PT. Alma`arif, 1980, Hlm. 14 52 Muhammad Abdul Qadir Ahmad, Metodologi Pengajaran Agama Islam,
hlm. 45
24
kontribusi positif terhadap kesuksesan belajar.53 Metode experiential learning
dalam bentuk outbound training yang satu ini mampu menghadirkan nuansa baru
dengan kemasan berbeda dibanding training konvensional selama ini, hanya di
dalam kelas, formal dan membosankan (kadang-kadang bikin ngantuk).
Bermain tapi bukan main-main, fun tapi full learning point. Inilah unsur
lebih outbound training yang ditawarkan. Belajar melalui proses mengalami
sendiri (outbound training), berinteraksi secara intens sambil belajar dengan rekan
sehari-hari dalam pekerjaan melalui simulasi game outbound yang dilakukan di
alam terbuka, adalah pengalaman penuh makna.
a. Sejarah Outbound
Dalam sejarah Islam mengajar dengan cara experiential learning di luar
ruangan pernah dilakukan oleh kaum sufi. Sebuah kisah meriwayatkan bahwa
dahulu ada seorang sungguh – sungguh yang ingin menjadi sufi setelah
mendengarkan ceramah seorang guru sufi.54
Guru sufi itu menjawab bahwa materi bahwa ilmu yang diperoleh dari
guru sufi yang lebih tinggi derajat ilmunya. Orang itu kemudian mencari guru
sufi yang dimaksudkan, ternyata guru sufi menyatakan hal yang sama sampai
beberapa kali. Sampai akhirnya bertemu dengan guru sufi dari guru sufi yang
pernah ia temui. Kemudian menyampaikan maksud kedatangannya, yaitu
meminta guru sufi mengajarkan ilmu sufi.
Suatu hari, guru sufi meminta orang tersebut agar membawa mangkok
berisi air berkeliling perbukitan dengan kereta kuda dan tidak boleh air itu
tumpah walau setetes pun. Dengan susah payah orang tersebut berhasil dan
meminta kepada guru sufi agar segera mengajarkan ilmu sufi. Guru sufi
53 Djamaludin Ancok, Outbound Management Training Aplikasi Ilmu
Perilaku dalam Pengembangan Sumber Daya Manusia, Yogyakarta: UII Press, 2007, cet. Ke-4, hlm. 2
54 Muhammad Irsan, et. al., Training Games islami Versi Outdoor, Jakarta: Elemen-T, 2007, hlm. 18
25
menjelaskan padanya bahwa apa yang telah dilakukannya adalah belajar ilmu
sufi. Dijelaskan bahwa bila dalam hidupmu kau jaga hatimu seperti kau jaga air
dalam mangkok itu, maka kau bisa menjadi sufi.55
Dari kisah tersebut dapat diambil pelajaran bahwa tanpa berbicara
panjang lebar tentang bagaimana menjadi sufi melalui aktivitas pembelajaran
yang tepat dan mengandung hikmah yang begitu dalam justru seorang lebih
cepat mengerti.
Dalam historis yang lain menyatakan bahwa proses mencari pengalaman
melalui kegiatan di alam terbuka sudah ada sejak zaman Yunani Kuno.
Pendidikan melalui kegiatan alam terbuka ini mulai dilakukan pada tahun 1821
saat didirikannya Round Hill School.56 Disinilah orang-orang berkumpul untuk
belajar tentang segala hal dengan menggunakan kebebasan arena yang sangat
mendukung berjalannya proses pembelajaran.
Secara sistematis, pendidikan melalui kegiatan Outbound dimulai pada
tahun 1941 di Inggris. Lembaga pendidikan outbound pertama dibangun oleh
seorang pendidik berkebangsaan Jerman bernama Kurt Hahn yang bekerjasama
dengan seorang pedagang Inggris bernama Lawrence Holt. Kedua orang ini
membangun pendidikan berdasarkan petualangan (Adventure Based
Education). Dalam kegiatan pendidikan tersebut, petualangan dimulai dengan
menggunakan kapal layar kecil disertai tim penyelamat untuk mendidik para
pemuda di zaman perang.57
Awalnya dari larinya Kurt Hahn ke Inggris pada tahun 1933 karena
berbeda pandangan dengan Hitler. Dengan bantuan Lawrence Holt, seorang
pedagang kapal niaga, Hahn memakai nama Outward Outbound saat
mendirikan sekolah di Aberdovey, Wales pada tahun 1941.58 Program tersebut
55 Muhammad Irsan, et. al.,. Training Games islami Versi Outdoor, hlm.19 56 Djamalaudin Ancok, Outbound Management Training, Yogyakarta: UII
Press , 2003, Hlm. 1 57 As`adi Muhammad, The Power Of Outbound Training, Yogyakarta:
Power Book (IHDINA), 2009, Hlm. 32 58 As`adi Muhammad, The Power Of Outbound Training, hlm. 32
26
direkayasa saat perang dunia, untuk melatih para pelaut Inggris yang
dipersiapkan menghadapi pelayaran samudera yang menantang sekaligus
kejamnya perang. Banyak orang muda (calon pelaut) dilatih bermacam
kompetensi dan ketrampilan yang menunjang dirinya supaya dapat diandalkan
menjadi pelaut tangguh. Mereka diajar bagaimana melakukan tali temali,
panjat-memanjat, dan segala ketrampilan yang secara umum digunakan untuk
bisa mengendalikan kapal. Selain ketrampilan yang diperoleh, karakter dan
mental peserta mengalami peningkatan yang signifikan. Konsep pelatihan
tantangan Hahn pada intinya didasarkan atas perpaduan 4 unsur, yaitu tempat,
isi, program, simulator, dan kegiatan berbasis petualangan.59
Kurt Hahn beranggapan bahwa kegiatan petualangan bukanlah semata-
mata bertujuan menjadikan seseorang terampil berpetualang, melainkan
sebagai wahana berlatih anak-anak muda menuju kedewasaan. Mengingat
media, metode, dan pendekatan banyak ahli pendidikan yang
mengklasifikasikan bentuk pelatihan ini sebagai Adventure Education atau
Experiential Learning.60
Tahun 1990 Outward Bound Indonesia terbentuk, sebagai bagian dari
Outward Bound International. Orang Indonesia yang agak sulit melafalkan
kata outward bound lama kelamaan cukup menyebutnya jadi otbon, outbond,
atau outbound.
b. Pengertian Outbound
Pengertian outbound dilihat dari bentukan kata, dapat diartikan out of
boundary, dapat diterjemahkan secara bebas sebagai “keluar dari lingkup, batas
dan kebiasaan”.61 Pengertian tersebut sejalan dengan pendapat As`adi
59 Agustinus Susanta, Outbound Profesional Pengertian, Prinsip
Perencanaan, dan Panduan Pelaksanaan, Yogyakarta: C.V ANDI OFFSET, 2010, hlm. 5-6
60 As`adi Muhammad, The Power Of Outbound Training, hlm. 32-33 61 Agustinus Susanta, Outbound Profesional Pengertian, Prinsip
Perencanaan, dan Panduan Pelaksanaan, hlm. 18
27
Muhammad yang menyatakan bahwa outbound berasal dari bahasa inggris
terdiri dari dua kata out (keluar) dan bound (bentuk). Secara umum dapat
didefinisikan bahwa outbound adalah bentuk kegiatan yang dilakukan di luar
atau lapangan terbuka. Namun kemudian, kedua kata tersebut dijadikan sebagai
istilah tersendiri yang digabungkan menjadi outbound yang berarti perjalanan
kapal ke luar negeri.62
Pengertian outbound secara istilah dalam konteks kekinian di Indonesia
menurut Agustinus Susanto: “outbound adalah metode pengembangan diri
melalui kombinasi rangkaian kegiatan beraspek psikomotorik, kognitif, dan
afeksi dalam pendekatan pembelajaran melalui pengalaman.63 Outbound adalah
metode pengembangan potensi diri melalui rangkaian kegiatan
simulasi/permainan/dinamika, yang memberi pembelajaran melalui
pengalaman langsung. Catatan penting tentang definisi outbound tersebut
adalah, ternyata outbound hanyalah suatu metode. Selayaknya dalam
pembelajaran outbound dapat digunakan sebagai metode pembelajaran.
Dalam pengertian secara historis, outbound yang dikenal dengan istilah
outwardbound, merupakan sebuah istilah untuk pelayaran di masa lampau yang
digunakan pada saat pelaut meninggalkan pelabuhan menuju ke laut bebas
yang penuh dengan ketidakpastian.64
Dari beberapa pengertian outbound diatas penulis menyimpulkan bahwa
outbound merupakan kegiatan yang berupa permainan yang kreatif, rekreatif
dan edukatif yang dalam proses kegiatannya mengandung unsur pembelajaran
sesuai tujuan yang akan dicapai.
c. Tujuan Kegiatan Outbound
Tujuan outbound itu bermacam-macam sesuai dengan subjek dan
objeknya. Siapa yang menggunakan dan apa sasaran yang hendak dicapai.
62 As`adi Muhammad, The Power Of Outbound Training, hlm. 23 63 Agustinus Susanta, Outbound Profesional Pengertian, Prinsip
Perencanaan, dan Panduan Pelaksanaan, hlm. 18-19 64 As`adi Muhammad, The Power Of Outbound Training, hlm. 23-24
28
Tujuan outbound secara umum sebagaimana yang telah dikutip oleh As`adi
Muhammad adalah untuk:
1) Mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan diri siswa 2) Berekspresi sesuai dengan caranya sendiri yang masih dapat diterima
lingkungan 3) Mengetahui dan memahami perasaan, pendapat orang lain dan
menghargai perbedaan. 4) Membangkitkan semangat dan motivasi untuk terus terlibat dalam
kegiatan-kegiatan. 5) Lebih mandiri dan bertindak sesuai dengan keinginan. 6) Lebih empati dan sensitif dengan perasaan orang lain serta mampu
berkomunikasi dengan baik. 7) Mengetahui cara belajar yang efektif dan kreatif. 8) Memberikan pemahaman terhadap sesuatu tentang pentingnya
karakter yang baik. 9) Menanamkan nilai-nilai yang positif sehingga terbentuk karakter
siswa SD melalui berbagai contoh nyata dalam pengalaman hidup 10) Mengembangkan kualitas hidup siswa yang berkarakter. 11) Menerapkan dan memberi contoh karakter yang baik kepada
lingkungan. 65
Dari pandangan tentang tujuan outbound tersebut, jelaslah bahwa
outbound memiliki tujuan yang jelas dan positif. Dalam dunia pendidikan
tujuan outbound ditentukan di awal sebagi goal setting dari kegiatan outbound
yang akan dilakukan. Sehingga pendidik bisa mendesain tujuan yang akan
disampaikan dalam kegiatan outbound sesuai rencana yang telah ditentukan.
d. Manfaat Kegiatan Outbound
Apapun jenisnya, outbound dengan berbagai jenis petualangan
(adventure) dan permainan (games) yang biasa dijalankan sebenarnya memiliki
manfaat yang beragam, diantaranya adalah:
1) Komunikasi efektif (effective communication) 2) Pengembangan tim (team building) 3) Pemecahan masalah (problem solving) 4) Kepercayaan diri (self confidence) 5) Kepemimpinan (leadership) 6) Kerjasama tim (sinergi) 7) Permainan yang menghibur (fun games)
65As`adi Muhammad, The Power Of Outbound Training, hlm.36-37
29
8) Konsentrasi/focus 9) Kejujuran/sportivitas.66
Selain manfaat diatas diungkapkan oleh As`adi Muhammad bahwa
manfaat outbound diantaranya yaitu:
1) Meningkatkan keberanian dalam bertindak maupun berpendapat. 2) Kegiatan outbound membentuk pola pikir yang kreatif. 3) Meningkatkan kecerdasan emosional dan spiritual dalam berinteraksi. 4) Kegiatan ini akan menambah pengalaman hidup seseorang menuju
sebuah pendewasaan diri.67
Kegiatan outbound individu atau kelompok akan mendapatkan manfaat
yang beragam. Mulai dari menambah pengalaman baru. Memacu rasa
keberanian. Membangun rasa kebersamaan. Komunikasi yang efektif
antarsesama. Bertindak sesuai dengan situasi dan kondisi. Memahami setiap
kelebihan maupun kekurangan yang ada pada dirinya maupun orang lain.
Dapat menimbulkan rasa saling menghargai dalam setiap keputusan. Selain itu
juga outbound bermanfaat sebagai proses berlatih memacu cara berpikir
seseorang agar selalu sistematis.
Manfaat outbound dalam konteks dunia pendidikan dapat disesuaikan
dengan tujuan pelaksanaan kegiatan outbound tersebut. Hal ini karena beda
jenis kegiatan outbound yang dilakukan dapat memberikan manfaat yang
berbeda pula. Akan tetapi, karena outbound berbentuk kegiatan fisik sehingga
bisa sebagai dalah satu bentuk olahraga.
e. Metodologi Dalam Outbound Training
Menurut Boyyet and Boyyet, dalam bukunya Jamaluddin Ancok
menyebutkan bahwa ada 4 metodologi dalam outbound training, yaitu :
1) Pembentukan pengalaman (experience) 2) Perenungan pengalaman (reflect) 3) Pembentukan konsep (form concept) 4) Pengujian Konsep (test concept) 68
66 Agustinus Susanta, Menguak Tabir Outbound,
http://outboundmalang.com, diakses Kamis 31 Maret 2011 67 As`adi Muhammad, The Power Of Outbound Training, hlm. 41
30
Maksud dari 4 metodologi tersebut adalah sebagaimana dijelaskan
penulis sebagai berikut:
1. Pembentukan pengalaman (experience)
Peserta dilibatkan alam suatu kegiatan atau permainan bersama orang
lain. Kegiatan atau permainan outbound adalah salah satu bentuk
pemberian pengalaman secara langsung kepada peserta pelatihan.
Pengalaman langsung dalam outbound akan dijadikan wahana untuk
menimbulkan pengalaman intelektual, pengalaman emosional dan
pengalaman bersifat fisikal. Dengan adanya pengalaman tersebut setiap
peserta siap untuk memasuki kegiatan berikutnya yang disebut dengan
pencarian makna (debriefing)
Agar pengalaman yang ditimbulkan dalam proses pelatihan sesuai
dengan kebutuhan, diperlukan adanya penelitian pendahuluan tentang
kebutuhan pelatihan (training need assessment).
2. Perenungan pengalaman (reflect)
Kegiatan perenungan (refleksi) bertujuan untuk memproses
pengalaman yang diperoleh dari kegiatan outbound yang dilakukan.
Setiap peserta outbound dalam melakukan refleksi tentang pengalaman
pribadi yang dirasakan disaat kegiatan berlangsung. Apa yang dirasakan
secara intelektual, emosional dan fisikal. Dalam tahap ini, fasilitator
berusaha untuk merangsang para peserta untuk menceritakan pengalaman
pribadi masing-masing setelah terlibat di dalam kegiatan outbound tahap
pertama.
Di dalam kegiatan refleksi outbound, peserta biasanya menceritakan
pengalaman pribadinya masing-masing dalam berbagai tingkatan belajar.
Salah satu teori tentang level belajar yang banyak dipakai dalam
68 Agustinus Susanta, Outbound Profesional Pengertian, Prinsip
Perencanaan, dan Panduan Pelaksanaan, hlm. 3
31
pendidikan adalah taxonomy yang diajukan Bloom (1956). Menurut
Bloom, ada enam level belajar, yaitu:
a) Knowledge. Pada level ini orang hanya mengingat peristiwa yang terjadi dan menceritakan apa-apa yang terjadi hanya sebagai fakta.
b) Comprehension. Pada tingkat ini orang menginterpretasikan apa yang terjadi.
c) Application. Di tingkat ini orang melakukan penerapan secara sederhana dari apa-apa yang dia pelajari.
d) Analysis. Pada tingkatan ini orang memecah-mecah hal-hal yang dialami dalam berbagai komponen dan melihat keterkaitan satu dengan lainnya.
e) Synthesis. Di level ini orang menggabungkan potongan pengetahuan untuk memecah suatu masalah.
f) Evaluation. Di tingkat ini orang mengevaluasi manfaat sebuah gagasan, solusi masalah, dan peristiwa yang dialaminya.69
Kegiatan refleksi dilakukan dengan meminta peserta pelatihan
outbound duduk secara santai dengan membuat lingkaran agar peserta
saling berhadapan. Fasilitator berada di lingkaran dan menyatu dengan
peserta. Fasilitator outbound harus aktif menggali pengalaman peserta
dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada peserta pelatihan
outbound.
3. Pembentukan konsep (form concept)
Para peserta outbound training mencari makna dari pengalaman
intelektual, pengalaman emosional dan pengalaman fisikal yang diperoleh
dari keterlibatan dalam kegiatan outbound. Pengalaman apakah yang
ditangkap dalam suatu permainan outbound, dan apa arti permainan
69 Yudho Triwibowo, Manfaat outbound,
http://outboundmalang.com/2010/04/ diakses tanggal 04 Maret 2011 jam 03.47
32
outbound tersebut bagi kehidupan pribadi maupun dalam hubungan
dengan orang lain.
4. Pengujian Konsep (test concept)
Pada perenungan konsep ini, para peserta outbound training diajak
untuk merenungkan dan mendiskusikan sejauh mana konsep yang telah
terbentuk di dalam tahapan tiga dapat diterapkan dalam kehidupan sehari
hari, baik dalam kehidupan berkeluarga, bermasyarakat, maupun
kehidupan dalam pekerjaan. Fasilitator membantu para peserta outbound
training dengan cara mengajukan beberapa pertanyaan yang menggiring
peserta untuk melihat relevansi dari pengalaman selama pelatihan dengan
kegiatan di dunia kerja sesungguhnya.70
Beberapa metodologi di atas akan memberikan kemudahan dalam
melaksanakan dan merencanakan kegiatan outbound sesuai tujuan yang akan
dicapai. Karena pada setiap peserta outbound merasakan dan mengalami hal
atau kegiatan yang berbeda dalam satu simulasi permainan saja. Sehingga
peserta benar-benar dapat merasakan manfaat serta efek dari kegiatan atau
permainan yang telah dilakukan. Metodologi ini juga menjadi unsur tersendiri
dalam kegiatan outbound yang membedakan dengan kegiatan – kegiatan
permainan biasa.
3. Pendidikan Akidah Melalui Kegiatan Outbound
Mengesakan Allah dalam Islam merupakan dasar pokok dan sendi yang
sangat penting, karena sendi merupakan dasar dari syariat, hukum, dan jalan yang
harus ditempuh. Ia merupakan tanda iman yang sempurna terhadap Allah SWT.
Keesaan hanyalah milik Allah, sedikit pun tidak dimiliki oleh makhluk-Nya.
Kepercayaan ini jika tidak tertanam dalam jiwa seseorang, pasti akan
membawa pengaruh yang besar. Pengaruh akidah seseorang dapat dilihat dari
sikap hidupnya yang terbentuk dari dasar Islam, baik cara berfikir, budi pekerti,
70Yudho Triwibowo, Metodologi Outbound Training, http://outboundmalang.com, diakses 26 Maret 2011 jam 10.35 WIB
33
tindak-tanduknya dalam berbagai kegiatan dan caranya mencapai tujuan hidup.
Pembentukan ini menjadikan ia seolah-olah manusia yang baru lahir. Akidah
Islamiah telah membebaskan jiwanya dari bentuk penyembahan kepada selain
Allah, bagaimanapun bentuknya dan penganjurannya. Ia menolak melakukan
ibadah kepada selain Allah, karena ia benar-benar yakin kepada firman Allah
SWT.
Qs. Al-an`am ayat 162
ö@ è% bÎ) ’ÎAŸx |¹ ’Å5Ý¡ èSur y“ $u‹øtxCur † ÎA$yJtBur ¬! Éb> u‘ tûüÏHs>»yèø9$#
Katakanlah sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam. (Q.S Al-an`am/06: 162)71
Perkembangan zaman atau kemajuan manusia berfikir, bersikap dan
berkarya dapat mendatangkan kerusakan esensi tujuan hidup dan kehidupannya,
jika tidak dilandasi dengan adanya pendidikan ketuhanan atau pendidikan hakikat
(spiritual).
Pendidikan ketuhanan disini adalah suatu upaya yang keras dan sungguh –
sungguh dalam mengembangkan, membimbing akal pikiran, jiwa, qalbu dan ruh
kepada pengenalan (makrifat) dan cinta (mahabbah) kepada Allah Swt. dan
melenyapkan segala sifat dan dzat yang negatif dengan yang positif serta
mengekalkannya dalam suatu kondisi dan ruang. Jelaslah bahwa Pendidikan
ketuhanan disini mencakup pendidikan akidah.
Menurut Hamdani B.Dz. dalam bukunya yang berjudul Pendidikan
Ketuhanan dalam Islam mengatakan bahwa:
Pentingnya agama yang harus disampaikan melalui pendidikan salah satunya adalah pendidikan akidah di zaman yang luar biasa perkembangan teknologi dan pendidikan saat ini. Hal ini perlu diperhatikan karena tanpa adanya agama, baik pemahaman, penghayatan lebih – lebih pengamalannya, akan mengakibatkan manusia ilmiah itu menjadi kejam dan amoral terhadap dirinya
71 Departemen Agama RI, Al-Qur`an dan Terjemahnya, Bandung:
Diponegoro, 2000 hlm.119
34
sendiri, keluarganya, masyarakat dan lingkungannya dan paling parah ia berani menentang fitrah tauhidnya yang terbit dari pada kodrat-iradat Allah swt.. 72
Sejalan dengan ungkapan diatas maka pendidikan agama sangatlah penting
untuk menanggulangi efek akibat perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Masalah pendidikan agama ini harus dikaji secara menyeluruh dan selektif
mengingat pentingnya pendidikan agama dalam mencegah kemerosotan moral.
Sebagaimana kita ketahui bahwa komponen dalam pendidikan tidak hanya peserta
didik tetapi juga peranan pendidik dan metode pembelajaran yang efektif. Salah
satu faktor penunjang keberhasilan penyampaian tujuan pendidikan adalah
penggunaan metode pembelajaran yang sesuai dan memahamkan peserta didik.
Upaya menanamkan iman atau akidah dalam jiwa seseorang harus
menggunakan mengajarkan yang paling baik. Yaitu metode mengajar yang
menyentuh perasaan dan pikiran murid.73 Untuk menjelaskan berbagai aspek
tentang akidah, maka Kitabullah dan Sunnah Rasul-nya hendaklah dijadikan
sumber utama. Kita harus menjelaskan sifat-sifat Allah berdasarkan ayat-ayat
yang mafhum dan penjelasan-penjelasan Rasulullah. Demikian juga tentang
nama-nama Allah, sifat-sifat Malaikat, keadaan hari kiamat, surga, dan neraka.
Kita dapat menggunakan ayat-ayat Al-Qur`an yang berhubungan dengan
akidah yang kita bahas. Ketika menjelaskan akidah dengan menunjukkan dalil-
dalil yang terdapat di alam ini, seperti manusia, binatang, tumbuh-tumbuhan,
benda-benda hidup, mati, dan lain-lain.
Menurut Muhammad Irsan, Asevy Sobari dan Hendry Ardiyansyah dalam
buku “Training games Islami Versi Outdoor”, mengungkapkan bahwa “metode
lebih penting dari materi” maksudnya jika materi keislaman yang sangat menarik,
tidak disampaikan dengan metode yang menarik, orang tidak tertarik dengan
kemenarikan Islam. Rasulullah SAW menegaskan bahwa Islam hendaknya
disampaikan dengan cara yang mudah dipahami dan dengan pendekatan yang
72 M. Hamdani B. Dz., Pendidikan Ketuhanan dalam Islam, (Surakarta:
Muhammadiyah University Press, 2001), cet .I, hlm. Vii 73 Muhammad Abdul Qadir Ahmad, Metodologi Pengajaran Agama
Islam, Hlm. 123
35
atraktif. Training game Islami versi outdoor merupakan kreasi positif sekaligus
sebagai alternatif metode mensosialisasikan Islam dengan cara yang mudah dan
atraktif, dengan harapan Islam dapat dipahami dengan benar dan baik. 74
Allah menciptakan alam semesta dengan sempurna, Kesempurnaan
tersebut dikarenakan sebagian ilmu Allah yang diletakkan pada penciptaan-Nya
dan Al-Qur`an memberi petunjuk manusia untuk senantiasa meneliti. Manusia
dianjurkan untuk menjadikan alam membentang sebagai obyek belajar. Hal ini
sesuai dengan firman Allah dalam Q.S. Al-Gasyiyah ayat 17-20
Ÿx sùr& tbrã�ÝàYtƒ ’n<Î) È@ Î/M} $# y# ø‹Ÿ2 ôM s)Î=äz ÇÊÐÈ ’n<Î)ur Ïä!$uK¡¡ 9$# y# ø‹Ÿ2 ôM yèÏùâ‘ ÇÊÑÈ
’n<Î)ur ÉA $t6Ågø:$# y# ø‹x. ôM t6ÅÁ çR ÇÊÒÈ ’n<Î)ur ÇÚ ö‘F{ $# y# ø‹x. ôM ys ÏÜ ß™ ÇËÉÈ
Maka apakah mereka tidak memperhatikan unta, bagaimana diciptakan? Dan langit, bagaimana ditinggikan? Dan gunung-gunung, bagaimana ditegakkan? Dan bumi bagaimana dihamparkan? (Q.S. Al Gasyiyah/088: 17- 20)75
Dalam ayat tersebut tersirat bahwa Allah telah meletakkan sebagian Ilmu-
Nya melalui alam yang telah diciptakan. Sehingga hal ini selaras dengan konsep
pelatihan yang dilakukan di alam terbuka seperti Outbound. Belajar dari konsep
pelatihan yang memanfaatkan fungsi alam terbuka, kita dapat melihat betapa tidak
pernah berhenti memberikan inspirasi dan pelajaran berharga untuk menempa
jiwa, mental dan fisik seseorang dalam memahami kebesaran Allah SWT.
Kegiatan outbound atau outbound training sebagaimana dijelaskan di atas,
bahwa kegiatan outbound dapat memberikan pelajaran bagi peserta secara
langsung atau belajar melalui pengalaman (learning experience). Kegiatan
outbound berawal dari sebuah pengalaman sederhana seperti bermain. Bermain
juga membuat setiap anak merasa senang, dan bahagia. Dengan bermain anak
dapat belajar menggali dan mengembangkan potensi, dan rasa ingin tahu serta
74 Muhammad Irsan, Training games Islami Versi Outdoor, Hlm. 5 75 Departemen Agama Rl, Al– Qur`an dan Terjemahnya, hlm. 474
36
meningkatkan rasa percaya dirinya. Oleh karena itu, bermain merupakan fitrah
yang dialami setiap anak.
Pengalaman merupakan guru dalam proses pembelajaran secara alami.
Misalnya, seorang anak mengalami proses alami bermain. Hal itu dalam rangka
menambah dan mengembangkan pengetahuan dari setiap pengalamannya. Jadi,
tidak menutup kemungkinan siapapun berhak bermain baik anak-anak, remaja,
orang dewasa ataupun orang tua. Karena belajar dari sebuah pengalaman dalam
aktivitas bermain dijadikan sebagai sarana pembelajaran yang menyenangkan
yang dapat dilakukan di ruangan terbuka atau tertutup.
Outbound merupakan perpaduan antara permainan-permainan sederhana,
permainan ketangkasan, dan olah raga, serta diisi dengan petualangan-
petualangan. Hal itu yang akhirnya membentuk adanya unsur-unsur ketangkasan,
dan kebersamaan serta keberanian dalam memecahkan masalah. Seperti halnya
Iwan menegaskan bahwa “permainan yang disajikan dalam outbound memang
telah disusun sedemikian rupa, sehingga bukan hanya psikomotorik (fisik) peserta
yang ’tersentuh’ tapi juga afektif (emosi) dan kognisi (kemampuan berpikir).76
Sejalan dengan pendapat Iwan di atas bahwa permainan yang dikemas
dalam outbound mampu sekaligus memenuhi 3 aspek kecerdasan yaitu fisik,
emosi dan kemampuan berpikir. Sehingga, hal ini cocok sekali dengan materi-
materi akidah yang memang membutuhkan pemahaman yang mendalam dan
kemampuan peserta didik mengimplementasikan atas apa yang telah menjadi
kepercayaannya melalui praktik ibadah dan akhlaqul karimah.
Selain itu, dalam pendidikan agama, kegiatan yang langsung bersentuhan
dengan alam dapat membantu pemahaman murid secara langsung mengenai
kebesaran dan kekuasaan Allah SWT, yang dengan modal ini diharapkan
keimanan murid lebih kuat dan mendalam. Dengan demikian masalah-masalah
aqidah atau ketauhidan dapat menggunakan pendekatan ini sebagai penunjang
metode-metode lainnya.
76Yudho Triwibowo, Manfaat outbound, dalam http://www.peloporadventure .co.id, diakses tanggal 05 maret 2011 pukul 3.59
37
BAB III METODE PENELITIAN
Metode penelitian mengandung prosedur dan cara melakukan verifikasi
data yang diperlukan untuk memecahkan dan menjawab masalah penelitian.
Dengan kata lain metode penelitian akan memberikan petunjuk bagaimana
penelitian itu dilaksanakan.77
A. Jenis Penelitian
Penelitian yang penulis lakukan tentang “Pelaksanaan Pendidikan Akidah
Melalui Kegiatan Outbound (Studi Pada Kelas V di SD Alam Ar-Ridho
Semarang) ini, jenis pelelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif, yaitu
jenis penelitian yang menghasilkan data diskripitif berupa kata-kata tertulis atau
lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. 78
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini bertempat di SD Alam Ar-Ridho Semarang yang berada di
jalan Kelapa Sawit I, Blok AA Bukit Kencana Jaya, Kelurahan Meteseh Kecamatan
Tembalang Kabupaten Semarang. Lokasi tersebut merupakan lokasi yang strategis,
77 Nana Sudjana dan Ibrahim, Penelitian dan Penelitian Pendidikan,
(Bandung: Sinar Baru 1989),hlm 16. 78Lexy J Moeleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 1989), hlm.2.
38
karena letak sekolah yang sesuai dengan konsep sekolah alam dekat sawah dan
hutan tetapi gerbang sekolah dekat jalan raya Mangkang-Bukit kencana dan dekat
dengan perumahan Bukit Kencana Jaya. Sehingga hal tersebut sangat mendukung
proses pembelajaran yang kondusif dan benar-benar memanfaatkan alam.
Adapun alasan peneliti memilih SD Alam Ar-Ridho Semarang sebagai
tempat penelitian karena SD Alam Ar-Ridho merupakan satu - satunya sekolah
dasar alam yang ada di Semarang, selain itu SD Alam Ar-Ridho Semarang
merupakan sekolah alam yang salah satu metode pembelajarannya menggunakan
kegiatan outbound, sehingga peneliti memilih tempat tersebut sebagai tempat
penelitian.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan selama kurang lebih 30 hari dimulai pada tanggal
7 Maret 2011 sampai dengan tanggal 6 April 2011. Akan tetapi penelitian tidak
dilakukan secara terus menerus dalam hari tersebut hanya pada hari hari tertentu.
Adapun tahap-tahap yang penulis lakukan adalah:
a. Melakukan pendekatan kepada kepala sekolah untuk mengajukan
permohonan izin riset.
b. Melakukan survey awal bertujuan untuk mencari gambaran umum tentang
obyek yang akan diteliti.
c. Melakukan penelitian dengan observasi serta wawancara tentang obyek
penelitian.
d. Melakukan analisis data dan menyimpulkannya.
C. Sumber Penelitian
Secara umum sumber data dalam penelitian kualitatif adalah tindakan dan
perkataan manusia dalam suatu latar yang bersifat alamiah, selebihnya adalah
bahan-bahan pustaka, seperti dokumen, majalah koran, buku arsip, foto, video,
39
dan lain sebagainya. 79 Untuk mempermudah mengidentifikasi sumber data, maka
diklasifikasikan menjadi 3 P, yaitu:
1. Person, yaitu sumber data berupa orang.
Sumber data person ini diperoleh dari orang yang langsung
berkecimpung pada obyek yang diteliti. Dalam hal ini, peneliti dapat memperoleh
data dari berbagai keterangan tentang hal yang berhubungan dengan proses belajar
mengajar pendidikan akidah melalui kegiatan outbound pada kelas besar di SD
Alam Ar-Ridho Semarang yang penulis lakukan melalui teknik wawancara
terhadap Direktur, kepala sekolah, guru, siswa, dan karyawan SD Alam Ar-Ridho
Semarang.
2. Place, yaitu sumber data berupa tempat.
Sumber data place yaitu sumber data yang menjadi obyek kajian peneliti,
yaitu SD Alam Ar-Ridho Semarang.
Adapun Sekolah Dasar Alam Ar-Ridho Semarang adalah sekolah dasar
yang memiliki ciri keIslaman yang memanfaatkan alam sebagai media
pembelajaran dan dipadukan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi. SDIT
Robbani berdiri dibawah naungan Yayasan Ar-Ridho yang bergerak dalam bidang
dakwah, sosial, dan pendidikan Islam yang terletak di kota Semarang.
3. Paper, yaitu sumber data yang berupa simbol atau dokumen. 80
Sumber data dokumen yaitu segala macam bentuk sumber informasi
yang berhubungan dengan dokumen, baik yang resmi maupun yang tidak resmi
dalam bentuk laporan, statistika, surat-surat resmi, buku harian, dan semacamnya,
baik yang diterbitkan maupun yang tidak diterbitkan. Oleh karena itu, penulis
mencari sumber data dari berbagai buku dan laporan tentang proses kegiatan
79 U. Maman, Metodologi Penelitian Agama: Teori dan Praktek, (Jakarta:
RajaGrafindo Persada, 2006), hlm. 80. 80 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek,
(Yogyakarta: Rineka Cipta, 2002), hlm. 170.
40
belajar mengajar serta hasil evaluasi kegiatan peserta didik di SD Alam Ar-Ridho
Semarang.
D. Fokus Penelitian
Dalam penelitian ini, penulis memfokuskan penelitian pada pelaksanaan
pendidikan akidah melalui kegiatan outbound pada kelas V di SD Alam Ar-Ridho
Semarang.
E. Teknik Pengumpulan Data
Metode yang digunakan dalam mengumpulkan data dalam penelitian ini
adalah :
1. Observasi
Observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematik
terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian. 81
Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data yang berkenaan dengan
proses kegiatan belajar mengajar pendidikan akidah melalui kegiatan outbound,
kondisi fisik sekolah, seperti: letak geografis, sarana prasarana sekolah, dan lain-
lain di SD Alam Ar-Ridho Semarang.
2. Interview (wawancara)
Wawancara merupakan suatu proses interaksi dan komunikasi verbal
dengan tujuan untuk mendapatkan informasi penting yang diinginkan. Wawancara
ialah alat pengumpul informasi dengan cara mengajukan sejumlah pertanyaan
secara lisan untuk dijawab secara lisan pula. Ciri utama wawancara adalah adanya
81 S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta,
2000), hlm. 158.
41
kontak langsung dengan tatap muka antar pencari informasi (interviewer) dan
sumber informasi (interviewee). 82
Berdasarkan pernyataan tersebut, wawancara dilakukan dengan
mengadakan pertemuan langsung kepada Direktur Sekolah Alam ar-Ridho, kepala
sekolah, guru, siswa dan karyawan. Metode ini dilakukan untuk menggali data
tentang sejarah berdirinya sekolah, keadaan guru, tenaga kependidikan, proses
pelaksanaan kegiatan outbound dan kondisi belajar mengajar pendidikan akidah di
SD Alam Ar-Ridho Semarang.
Hasil wawancara tersebut penulis gunakan sebagai bahan pertimbangan
dalam penulis menganalisis pelaksanaan pendidikan akidah melalui kegiatan
outbound.
3. Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah cara mengumpulkan data melalui peninggalan
tertulis, seperti arsip-arsip dan termasuk juga buku-buku tentang pendapat, teori,
dalil atau hukum-hukum, dan lain-lain yang berhubungan dengan masalah
penelitian tersebut. 83
Metode ini dilakukan untuk mendapatkan informasi dan berbagai
dokumen diantaranya arsip yang berkaitan dengan kelembagaan dan administrasi,
struktur organisasi, hasil evaluasi, serta kurikulum pembelajaran dan lain
sebagainya di SD Alam Ar-Ridho Semarang.
F. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data
yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi dengan
82 Nurul Zuriah, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan, (Jakarta:
Bumi Aksara, 2006), hlm. 179. 83 S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta,
2000) , hlm. 181.
42
cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit,
melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan
yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah difahami oleh diri
sendiri maupun orang lain. 84
Dalam menganalisa data, penulis menggunakan teknik deskriptif analitik,
yaitu data yang diperoleh tidak dianalisa menggunakan rumus statistika, namun
data tersebut dideskripsikan sehingga dapat memberikan kejelasan sesuai
kenyataan realita.85 Dan dalam penelitian ini, analisis data dilakukan secara
induktif, yaitu suatu analisa berdasarkan data yang diperoleh selanjutnya
dikembangkan pola hubungan tertentu atau menjadi hipotesis. 86
Analisis ini dilakukan atas data-data yang diperoleh dari lapangan
berdasarkan pada teori yang telah ada yang peneliti gunakan untuk menganalisa
tentang pelaksanaan pendidikan akidah melalui kegiatan outbound pada kelas V
SD Alam Ar-Ridho Semarang.
84 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan : Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D, (Bandung : Alfabeta, 2010), hlm. 335.
85 Nana Sudjana,dan Ibrahim, Penelitian dan Penilaian Pendidikan, (Bandung: Sinar Baru, 1989), hlm.197.
86 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan : Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D, (Bandung : Alfabeta, 2010), hlm. 335.
43
BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN PENDIDIKAN AKIDAH MELALUI
KEGIATAN OUTBOUND PADA KELAS V DI SD ALAM AR-RIDHO SEMARANG
A. Diskripsi Hasil Penelitian
1. Tinjauan Historis SD Alam Ar-Ridho Semarang
Sekolah Dasar (SD) Alam Ar-Ridho Semarang merupakan sebuah lembaga
pendidikan dibawah naungan yayasan Ar-Ridho Semarang. SD Alam Ar-Ridho
merupakan Sekolah Dasar (SD) Alam satu satunya di Semarang. Walaupun demikian
SD Alam Ar-Ridho merupakan sekolah yang tidak kalah kualitasnya jika
dibandingkan dengan SD lainnya. Hal itu dapat dibuktikan dari sejak berdirinya
tahun 2000 sampai sekarang perkembangannya semakin baik, walaupun harus
bersaing dengan Sekolah Dasar (SD) lainnya baik swasta maupun negeri.
Adapun latar belakang dan tujuan berdirinya TK dan PAUD Ar-Ridho Bukit
Kencana Jaya Semarang adalah sebagai berikut: Berawal dari gagasan yang
dimunculkan oleh Bapak H. Nurul Khamdi, B. Eng, Mia Inayati Rahmania M.Pd.,
beserta teman-teman dekatnya yang ingin mencerahkan manusia berkualitas dalam
urusan dunia maupun akhirat, maka pada tahun 1996 di dirikan TK Islam terpadu.
Kemudian atas saran dari teman temannya juga, beliau bermaksud mendirikan
44
sebuah SD yang mirip sekolah lanjutan setelah PAUD. Sebelum mendirikan PAUD
ini, bapak H. Nurul Khamdi beserta stafnya melakukan studi banding di Sekolah
Alam Ciganjur Jakarta. Dari sinilah, muncul ide untuk mendirikan dan mendesain
yang serupa di Semarang. Dana yang digunakan dalam membangun lembaga
pendidikan tersebut diperoleh dari donatur yaitu dengan mengajukan proposal
kepada para mukhsinin. Disamping itu biaya gedung juga diperoleh dari wali murid.
Dilihat dari latar belakang berdiri dan usaha untuk membuat sekolah alam
dengan model pembelajaran yang bersahabat sekaligus mendekatkan peserta didik
dengan alam. Di samping itu alam mengandung berbagai bahan pelajaran yang dapat
digali untuk diketahui dan dimanfaatkan oleh siswa. Kemudian Allah juga menyuruh
manusia untuk berfikir dan merenungkan seluruh aspek-aspek penciptaan dan
memerintahkan manusia menggunakan nalar dan potensi-potensi lainnya untuk
menemukan rahasia-rahasia alam.87
Dengan adanya konsep “long life education” pendidikan berlangsung seumur
hidup, yang menjadi tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat dan
pemerintah. Selain itu rintisan Sekolah Alam Ar-Ridho menjadi bentuk layanan
pendidikan untuk anak usia dini sesuai dengan basis lokal yaitu alam sekitarnya. Atas
dukungan dari berbagai elemen masyarakat dan didukung memiliki tempat, sarana
pendidikan dan memiliki tenaga pendidik yang profesional sesuai kebutuhan
dibidangnya serta program pembelajaran yang berbasis alam.88
Keinginan tersebut pada akhirnya tercapai berkat usaha maksimal, sebab
pandangan bu Mia Inayati bahwa anak pada masa itu waktunya bermain dan belajar.
Usaha untuk menjadikan sekolah yang selalu berinovasi dan kreatif untuk
menyempurnakan sistem, metoda dan prakteknya, tujuan untuk mencetak manusia
berkualitas dari dua aspek yaitu aspek spiritual yang bertujuan untuk mencapai
87Mahdi Ghulsyani, Filsafat Sains Menurut Al-Qur`an, (Bandung, Mizan,
1996), hlm. 50. 88 Wawancara dengan Ibu Mia selaku Direktur sekolah alam Ar Ridho
pada tanggal 7 Maret 2011
45
kebahagiaan akhirat dan aspek intelektual untuk membekali diri guna mengarungi
kehidupan dunia menjadi generasi unggul (khoiru ummah).
2. Letak Geografis
SD Alam Ar-Ridho terletak di Semarang Selatan, tepatnya terletak di jalan
Kelapa Sawit I, Blok AA Bukit Kencana Jaya, Kelurahan Meteseh Kecamatan
Tembalang Kabupaten Semarang. Gedung ruang kelas SD Alam Ar-Ridho berbentuk
saung yaitu lantainya terbuat dari papan dan dinding gedungnya tidak penuh sampai
atap tapi hanya setengah saja yang dibuat dari papan juga. Secara fisik, gedung SD
Alam Ar-Ridho memang berbeda dengan gedung-gedung SD lainnya. Hal ini
disesuaikan dengan nama SD yaitu SD Alam Ar-Ridho. Tujuan dibuat gedung yang
seperti itu adalah agar siswa dapat bebas melihat keadaan alam sekitar sehingga
proses belajar mengajar tidak membosankan.
Gedung kantor SD Alam Ar-Ridho berada dekat pintu gerbang sebelah kanan
yang berada dalam satu bangunan dengan sebagian ruang kelas SD dan SMP.
Sedangkan ruang kelas SD Alam Ar-Ridho masing – masing kelas terpisah tetapi
masih dalam satu lingkup. Gedungnya yang di desain seperti saung – saung sehingga
menciptakan suatu tempat yang nyaman dan menyenangkan dalam kegiatan belajar
mengajar. Letak bangunan gedung SD Alam Ar-Ridho Semarang secara garis Atas
dapat dijelaskan sebagai berikut: sebelah barat merupakan Desa Bulusan, sebelah
utara SD Alam Ar-Ridho merupakan persawahan, sebelah timur SD Alam Ar-Ridho
merupakan Dukuh Teleh Desa Meteseh, sedangkan disebelah selatan merupakan
perumahan bukit kencana jaya. Meskipun berada di luar pusat kota, namun lokasi
tersebut mudah dijangkau dan ramai lalu lintas menuju kepada perumahan Bukit
Kencana yang padat penghuninya.
3. Visi dan Misi SD Alam Ar-Ridho Semarang
Sekolah Dasar (SD) Ar-Ridho Semarang yang didirikan setelah PAUD Ar-
Ridho merupakan sebuah lembaga yang mengkomunikasikan ide dan metode kreatif
manusia dalam proses pembelajaran aktif. Didirikan oleh sekelompok insan dari
berbagai disiplin ilmu yang mempunyai kepedulian terhadap masalah pendidikan,
pengembangan media teknologi dan pengembangan sumber daya manusia. SD Ar-
Ridho berupaya menjadi sebuah wahana tumbuh dan berkembangnya peserta didik
46
dalam proses pembelajaran yang menyelaraskan kemampuan emosional, intelektual,
dan spiritual.
a. Visi Sekolah Dasar (SD) Alam Ar-Ridho
Menjadi word school yang selalu berinovasi mengembangkan metode pendidikan
yang menjadikan manusia tahu tata cara tunduk kepada Allah sebagai khalifah
dalam setiap proses pembelajaran.89
b. Missi SD Alam Ar-Ridho
Berdasarkan pada visi sekolah di atas, segenap warga Sekolah Alam Ar-Ridho
Semarang diharapkan mempunyai gambaran yang jelas tentang keberadaannya
dimasa depan yang harus disertai dengan peningkatan dedikasi dan loyalitas,
kerjasama yang baik antara segenap tenaga kependidikan, siswa dan masyarakat,
maka di tetapkanlah misi yang jelas sebagai berikut:
1) Mendidik aqidah, ibadah, dan akhlaqul karimah
2) Mendidik karakter leader, entrepreneur, ilmiah, dan peduli lingkungan.
3) Mengoptimalkan seluruh kecerdasan.
4) Membangun kepedulian terhadap hidup sehat dan bersih.
5) Mempersiapkan pendidik yang kreatif dan inovatif
6) Profesional dalam manajemen
7) Bersinergi dengan seluruh stake holder utamanya orang tua siswa.
8) Menyediakan lingkungan belajar yang menyenangkan.90
4. Struktur Organisasi SD Alam Ar-Ridho Semarang
Struktur organisasi sekolah merupakan komponen yang sangat diperlukan,
lebih-lebih dalam segi pelaksana seluruh kegiatan sekolah dalam rangka pencapaian
tujuan. Struktur organisasi adalah seluruh tenaga dan petugas yang berkecimpung
dalam pengolahan dan pengembangan pendidikan dan pengajaran. Serta hendaknya
disesuaikan dengan keadaan dan kebutuhan sekolah. Adapun struktur organisasi SD
Alam Ar-Ridho Semarang dapat dilihat pada halaman lampiran 1.
5. Keadaan Tenaga Pendidikan dan Peserta Didik SD Alam Ar-Ridho Semarang
89 Dokumentasi SD Alam Ar-Ridho Semarang Tahun Ajaran 2010-2011 90 Dokumentasi Sekolah Dasar Alam Ar-Ridho Semarang Tahun Ajaran
2010-2011
47
a. Tenaga Pendidikan
Tenaga pendidik sebagai pendidik merupakan orang yang berkompeten
dibidangnya yaitu mendidik anak agar dapat mengembangkan segala potensinya.
SD Alam Ar-Ridho merupakan lembaga pendidikan yang menyadari akan
pentingnya seorang pendidik yang berkualitas, sehingga rasio jumlah
perbandingan antara tenaga pendidik dan anak, kompetensi serta latar belakang
pendidikan pendidik, menjadi prioritas utama.
Di SD Alam Ar-Ridho seorang pendidik harus seseorang yang
berpengalaman dan mempunyai kemampuan dalam mendidik. Tenaga pendidik
di SD Alam Ar-Ridho harus memiliki dedikasi, kompetensi, loyalitas,
responbility dan kreatifitas. Perbedaan siswa sangat diperhatikan oleh mereka.
Tanggung jawab tenaga pendidik tidak hanya mengejar, tetapi juga bertanggung
jawab agar jangan sampai terlambat untuk mengetahui kelemahan anak. Untuk
membantu anak yang kurang pihak sekolah melakukan komunikasi dengan
orang tua.
Adapun tenaga pendidik (tenaga pendidik) dan karyawan di SD Alam
Ar-Ridho Semarang dapat dilihat dalam lampiran 2.
b. Keadaan Peserta Didik
Berdasarkan data yang diperoleh dalam penelitian langsung di SD Alam
Ar-Ridho Semarang, jumlah siswa yang terdaftar pada tahun ajaran 2010/2011
secara keseluruhan adalah 378 siswa lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran. 91
6. Keadaan Sarana dan Prasarana SD Alam Ar-Ridho Semarang
Proses pembelajaran tidak akan berlangsung dengan baik, manakala tidak
didukung dengan kualitas yang memadai sebagai sarana dan prasarana pendukung
pembelajaran. Oleh karena itu, SD Alam Ar-Ridho mempunyai beberapa sarana dan
prasarana pendukung dalam proses penbelajaran, lebih jelasnya dapat dilihat pada
lampiran.
7. Proses Umum Pembelajaran di Sekolah Dasar Alam Ar-Ridho Semarang
91 Dokumentasi Sekolah Dasar Alam ArRidho Semarang Tahun 2010-2011.
48
Dalam proses pembelajarannya secara umum SD Alam Ar-Ridho
menggunakan perpaduan kurikulum dari Kementerian Pendidikan Nasional
(KEMENDIKNAS) dan kurikulum khas sekolah alam yang diorganisir secara
terpadu (terintegrasi) berdasarkan multiplle intellegences (kecerdasan majmuk).
Dengan maksud dari penjabaran yang lebih spesifik pada pelaksanaannya yaitu di
tambah kurikulum lokal, dikaitkan dengan local wisdom (kearifan lokal).
Proses pembelajaran yang dilakukan adalah penyampaian materi seAtas 25%
yang diberikan di kelas. Sedangkan, praktek dilakukan di alam terbuka dengan
prosentase seAtas 75%. Pembelajaran dilakukan secara tematik, dimana satu tema
dapat mencakup beberapa materi pembelajaran. Materi pembelajaran yang
ditekankan disini adalah pembiasaan anak pada alam.92
Dalam penyajiannya materi dan desain pembelajarannya berbasis pada
lingkungan sekitar seperti berkebun. Lebih jauh lagi penggunaan kurikulum dengan
strategi pendekatan contextual teaching and learning (CTL) untuk dapat
menanamkan nilai dengan memanfaatkan realitas lingkungan. Antara materi dan
situasi menjadi saling terkait sehingga pembelajaran dapat dimaksimalkan secara
menyeluruh.
Bermain diantaranya merupakan suatu aktivitas yang langsung, spontan di
mana seorang anak berinteraksi dengan orang lain, benda-benda di sekitarnya,
dilakukan dengan senang (gembira) atas inisiatif sendiri, menggunakan daya khayal
(imaginatif), menggunakan panca indera, dan seluruh anggota tubuhnya. Anak
menemukan nikmatnya dalam belajar. Sedangkan belajar dijadikan satu kegiatan
dalam kegiatan pembelajaran bermain anak, dan inilah yang diterapkan dengan
menciptakan kesenangan (fun learning) pada pelaksanaannya sehingga pendekatan
dalam pembelajaran dengan beragam dilakukan utuk mendukung segala aktifitas.
Jadwal pelaksanaan kegiatan SD Alam Ar-Ridho, menggunakan ketentuan
yang berlaku oleh Dinas Pendidikan, dengan acuan SK KD, tapi dikolaborasikan
dengan pendekatan Webbed (jejaring) yang disesuaikan dengan lingkungan, budaya
lokal serta media belajar yang sederhana kreatif dan edukatif. Sesuai dengan
92 Wawancara dengan Widiyawati Tenaga pendidik kelas 5A Sekolah Alam Ar-Ridho Semarang tahun 2010-2011
49
perkembangan anak, program untuk SD alam ar-ridho yang dilaksanakan
menggunakan model bahan ajar melalui lesson plan93 dan weekly94.
Tabel 2 95
Waktu Belajar SD Alam Ar-Ridho Semarang
No. Kelas Hari Jam 1. I – III Senin – Kamis 07.30 – 12. 30 WIB 2. IV – VI Senin – Jum`at 07.30 – 15.00 WIB 3. I – III Jum’at 07.30 – 10.30 WIB
Dengan sistem pebelajaran terpadu (integrated system) dengan masa belajar
penuh waktu (full day school) tersebut, SD Alam Ar-Ridho Semarang
mengembangkannya melalui kurikulum yang diterapkannya, karena kurikulum
sekolah dianggap sebagai bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam proses belajar
mengajar di sekolah. 96 Kurikulum SD Alam Ar-Ridho berusaha memadukan
kurikulum terpadu (KTSP) yang diperkaya dengan sistem pendekatan Islami melalui
pengintegrasian antara aspek kognitif, afektif, psikomotorik, dan pendidikan agama.
Kurikulum SD Alam Ar-Ridho mengacu kurikulum Diknas (KTSP) plus;
yaitu dengan melengkapi kurikulum dengan muatan pendidikan Islam yang
dirancang khusus dengan pendekatan teori kecerdasan spiritual, emosional, dan
intelektual.97 Kurikulum pendidikannya diperkaya dengan sistem pendekatan Islami
melalui pengintegrasian antara aspek kognitif, afektif, psikomotorik dan pendidikan
93 Lesson Plan merupakan perencanaan pembelajaran yang dibuat untuk
integrasi tematik dalam satu semester. 94 Weekly merupakan istilah yang digunakan untuk rencana pembelajaran
dalam bentuk mingguan RPP ini dibuat dengan model tematik sehingga sistim pembelajaran dilaksanakan secara integrated.
95 Dokumentasi Sekolah Dasar Alam Ar-Ridho Semarang Tahun 2010-2011.
96 Muhaimin, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam di Sekolah, Madrasah, dan Pertenaga pendidikan Tinggi, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2007), hlm. 120.
97 Hasil wawancara dengan Ibu Widiyawati (Tenaga pendidik kelas V SD Alam Ar-Ridho Semarang) pada tanggal 7 Maret 2011.
50
agama. Sehingga perkembangan sistem pendidikannya terus mengikuti dunia
pendidikan secara cepat.
Sebagai salah satu sekolah yang berusaha menyeimbangkan antara pendidikan
jasmani dan ruhani (serta tidak mengesampingkan penyeimbangan IQ, EQ dan SQ),
SD Alam Ar-Ridho memberikan menu pilihan untuk siswa-siswanya dalam bentuk
kegiatan ekstrakurikuler untuk pengembangan diri bagi peserta didik. Program ini
merupakan upaya sekolah untuk memberikan kesempatan peserta didik
mengembangkan dirinya sesuai dengan kebutuhan, bakat, minat sebagai upaya
pemenuhan kebutuhan aktualiasasi diri pada siswa. Ekstrakurikuler tersebut adalah:
1) Robot "Robota"
2) Eureka "Smart in English"
3) Pencak Silat
4) Sepak Bola/Futsal
5) Riset and Technology
6) Writing Club
7) Pramuka
8) Musik
Sebagai upaya mewujudkan pendidikan anak yang sesuai dengan kebutuhan
anak. Di SD Alam Ar-Ridho memiliki penunjang kegiatan belajar mengajar dan
disesuaikan dengan keadaan yang semestinya terjadi pada anak didik, diantara
program unggulan sebagai berikut:98
1) Outbound Training
2) Outing/Fieldtrip
3) Renang
4) Fun Science
5) Kegiatan Puncak Tema
6) Home Visit
7) Parent Meeting
8) Parenting Club
98 Dokumentasi Sekolah Dasar Alam Ar-Ridho Semarang Tahun 2010-2011
51
9) Qiroaty
10) Market Day
11) Sholat Berjamaah
Dilihat dari jumlah materi pelajaran di atas, dapat diketahui bahwa pendidikan
agama mempunyai porsi yang hampir sama dengan pengetahuan non agama (umum).
Hal ini dimaksudkan bahwa SD Alam Ar-Ridho Semarang menjadi sekolah yang
mempunyai nilai lebih (plus) yang menekankan niai-nilai keagamaan, disamping
pengetahuan dan keahlian yang harus dikuasai oleh peserta didik.
B. Analisis Pelaksanaan Pendidikan Akidah Melalui Kegiatan Outbound Pada
Kelas V di SD Alam Ar-Ridho Semarang
Penyelenggaraan pendidikan di sekolah dasar dimaksudkan untuk
menghasilkan lulusan yang memiliki dasar-dasar karakter, kecakapan,
keterampilan, dan pengetahuan yang memadai untuk mengembangkan potensi diri
secara optimal sehingga memiliki ketahanan dan keberhasilan dalam pendidikan
lanjutan, serta kehidupan yang selalu berubah sesuai dengan perkembangan
zaman. 99
Lembaga pendidikan memiliki tanggung jawab untuk dapat mewujudkan
suatu sistem pengajaran yang bisa menghasilkan anak didik yang memiliki
kualitas ruh, akal, dan jasad yang handal. Lembaga pendidikan SD Alam Ar-
Ridho Semarang, adalah salah satu sekolah formal yang terinspirasi oleh
pemanfaatan alam, kehidupan, dan lingkungan sebagai media pembelajaran.
Sebagai salah satu wujud tanggung jawab sebagai lembaga pendidikan SD
AlamAr-Ridho telah merintis terselenggaranya pendidikan sekolah yang
menerapkan sistem pendidikan secara integral (terpadu) dengan memasukkan
nilai-nilai agama ke dalam materi yang diajarkan, baik itu dalam materi pelajaran
agama maupun pelajaran umum.
Pada bab ini akan dijelaskan bagaimana proses pelaksanaan pendidikan
akidah melalui kegiatan outbound di SD Alam Ar-Ridho Semarang khususnya
99 Wiji Suwarno, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2009), hlm. 44-45.
52
pada kelas besar. Dari hasil penelitian yang diungkapakan penulis kemudian akan
menganalisis dari setiap proses pelaksanaan pendidikan akidah melalui kegiatan
outbound.
1. Pendidikan Akidah di SD Alam Ar-Ridho Semarang
Pendidikan dalam arti praktik adalah suatu proses pemindahan
pengetahuan atau pengembangan potensi-potensi yang dimiliki subjek didik untuk
mencapai perkembangan secara optimal, serta membudayakan manusia melalui
proses transformasi nilai-nilai yang utama. 100 Sedangkan proses kependidikan
secara “lansung” kita sebut dengan pengajaran. Pengajaran adalah segala sesuatu
mengenai mengajar. Singkatnya, pengertian “pendidikan” dalam praktiknya dapat
dipahami sebagai suatu proses belajar mengajar. 101
Proses belajar mengajar secara umum SD Alam Ar-Ridho menggunakan
integrate learning (pembelajaran terpadu) yang dikolaborasikan dengan
pendekatan Webbed (jejaring) yang disesuaikan dengan lingkungan, budaya lokal
serta media belajar yang sederhana kreatif dan edukatif dan sesuai dengan
perkembangan anak. Sehingga, pembelajaran semua mata pelajaran dilakukan
melalui tematik termasuk pembelajaran akidah.
Akidah merupakan bagian yang tak dapat dipisahkan dari mata pelajaran
pendidikan agama Islam. Sedangkan mata pelajaran Pendidikan Agama Islam
(PAI) merupakan salah satu mata pelajaran yang masuk ke dalam kurikulum khas
sekolah alam Ar-Ridho. Pembelajaran akidah dilakukan secara terpadu dengan
mata pelajaran lain dalam satu pembelajaran. Sehingga pembelajaran akidah bisa
dilakukan setiap hari tergantung dari pendidik bagaimana mengaitkan materi
akidah dalam setiap pembelajaran yang ada.
Materi akidah di SD Alam Ar-Ridho berasal dari KTSP dan kurikulum
khas Sekolah Alam Ar-Ridho. Materi khas akidah SD Alam Ar-Ridho Sekarang
100 Mursid, Kurikulum dan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD): Sebuah
Harapan Masyarakat, (Semarang: Akfi Media, 2010), hlm. 56. 101 Jasa Ungguh Muliawan, Pendidikan Islam Integratif: Upaya
Mengintegrasikan Kembali Dikotomi Ilmu dan Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005), hlm. 227.
53
menekankan pada kemampuan memahami dan mempertahankan keyakinan atau
keimanan yang benar serta menghayati dan mengamalkan nilai-nilai Ihsan, rukun
Iman, Rukun Islam dan al-asma’ al-husna.
Adapun materi akidah yang berasal dia KTSP untuk kelas V adalah
sebagai berikut:
SK : Mengenal kitab-kitab Allah SWT
KD : Menyebutkan nama-nama kitab Allah SWT
Menyebutkan nama-nama Rasul yang menerima kitab-kitab Allah SWT
Menjelaskan Al-Qur’an sebagai kitab suci terakhir
SK : Mengenal Rasul- Rasul Allah SWT
KD : Menyebutkan nama-nama Rasul Allah SWT
Menyebutkan nama-nama Rasul Ulul Azmi dari para Rasul
Membedakan Nabi dan Rasul
Pada dasarnya tema yang diangkat dalam setiap pembelajaran di SD Alam
Ar-Ridho berasal dari materi pokok mata pelajaran sains dari kurikulum KTSP.
Sehingga, untuk materi akidah itu merupakan pengembangan SK KD yang berasal
dari KTSP. Bahkan cakupan materi yang disampaikan sudah dapat mewakili dari
materi akidah yang berasal dari KTSP, hal ini terbukti dari kemampuan peserta
didik dalam mengerjakan soal semesteran yang berasal dari pemerintah.
SD Alam Ar-Ridho dalam proses pembelajaranya menggunakan metode
Integrated Learning (Pembelajaran terpadu) melalui jejaring tematik, dan
berparadigma bahwa setiap anak memiliki keunikan/kecerdasan masing-masing.
Sehingga metode pembelajaran akidah juga menyesuaikan dengan metode yang
ada di SD Alam Ar-Ridho. Dalam menerapkan metode pembelajaran Sekolah
Alam Ar-Ridho berpegang pada prinsip – prinsip diantaranya:
54
a. Lingkungan sekitar sebagai sarana dan laboraturium belajar (learning
experience)
b. Guru sebagau fasilitator dan keteladanan ( student centris)
c. Pembelajaran tidak terpisah dari kehidupan nyata (contextual teaching
learning)
d. Joyfull learning ( anak didik menikmati proses belajarnya yang melibatkan
desain lingkungan sekolah, kelas maupun kegiatan belajar mengajarnya)
e. Mewadahi setiap kecerdasan anak (multiple intelegent)
f. Outbond Training sebagai sarana membangun kpribadian anak.102
Berdasarkan pada prinsip metode mengajar tersebut, maka dapat dikatakan
bahwa Sekolah Alam Ar-Ridho menjadikan alam sebagai media dalam proses
pembelajarannya. Bahkan salah satu metode pembelajaran yang digunakan adalah
kegiatan outbound yang pada umumnya kegiatan ini digunakan sebagai sebuah
permainan kelompok bukan sebuah ilmu untuk mendidik.
Proses pembelajaran dilaksanakan di dalam kelas dan di alam terbuka,
materi seAtas 25% yang diberikan di kelas sedangkan, praktek dilakukan di alam
terbuka dengan prosentase seAtas 75%.
a. Pembelajaran di dalam kelas
Ruang kelas sekolah alam Ar-Ridho Semarang di desain seperti model
saung, yaitu ruang kelas dibuat tanpa dinding yang tertutup penuh hanya
setengah ruangan. Hal ini dimaksudkan agar ketika dalam proses pembelajaran
anak didik tetap bisa menikmati keindahan alam ciptaan-Nya sehingga terjadi
pembelajaran yang menyenangkan.
Proses pembelajaran di dalam kelas dilakukan secara tematik
sebagaimana diungkapkan di atas bahwa satu tema dapat dikaitkan dengan
berbagai mata pelajaran. Metode pembelajaran yang digunakan dalam
pembelajaran dalam ruangan seperti sosio drama dan kisah. Tema
pembelajaran dalam pembelajaran tematik di SD Alam Ar-Ridho Semarang
102 Dokumentasi Sekolah Dasar Alam Ar-Ridho Semarang Tahun ajaran
2011
55
merupakan penerjemahan standar kompetensi yang diwujudkan dalam bentuk
tema yang berdekatan dengan kehidupan anak.
Dalam proses pembelajaran di dalam kelas penyampaian materi akidah
juga dilakukan secara tematik dengan materi pelajaran yang lain. Sehingga
materi akidah bisa saja disampaikan setiap hari ketika proses pembelajaran
dilaksanakan. Dengan proses demikian diharapkan anak didik dapat
mengaplikasikan materi yang didapatkan dari pembelajaran dalam kehidupan
sehari-hari. Sedangkan untuk evaluasi atau penilaian dalam proses
pembelajaran di dalam ruangan yaitu dilaksanakan di akhir pembelajaran.
Apabila dilihat dari pelaksanaannya, proses pembelajaran akidah melalui
model pembelajaran tematik yang dilaksanakan di dalam kelas telah berjalan
dan terjadwal dengan baik. Tema yang disampaikan juga sesuai dengan
perkembangan serta kebutuhan peserta didik, cara guru mengaitkan antara tema
dengan materi – materi pelajaran juga terlaksana dengan baik.
Pembelajaran tematik yang melibatkan berbagai mata pelajaran tersebut
diharapakan dapat memberikan pengalaman yang bermakna kepada siswa
sehingga pembelajaran tersebut merupakan model pembelajaan inovatif yang
dapat menjadi solusi bagi pembelajaran terpisah yang selama ini masih sering
digunakan di sekolah-sekolah dasar, termasuk juga untuk sekolah-sekolah di
wilayah Kota Semarang.
Melihat hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dalam kelas
yang diterapkan di SD Alam Ar-Ridho Semarang pemebelajaran yang dapat
memberikan kemudahan kepada peserta didik memahami pelajaran secara
holistik yang menyeimbangkan antara mata pelajaran umum dan agama, tanpa
menitik beratkan dari salah satu ilmu tersebut. Sehingga output dari SD Alam
Ar-Ridho diharapkan mampu mengoptimalkan setiap kecerdasan yang
dimilikinya sehingga terbentuk manusia yang unggul dalam segala bidang serta
berakhlak Mulia. Yaitu, pribadi yang sangat dekat dan selalu ingat dengan
Allah SWT dalam keadaan apapun.
b. Pembelajaran di luar kelas
56
Sekolah alam adalah sekolah yang menggunakan alam sebagai
laboratorium pembelajaran. Dikatakan seperti ini, karena siswa banyak
melakukan praktek secara langsung di alam terbuka dan menggunakan bahan
yang berasal dari alam. Hal ini, dapat dilihat dari metode pendidikan berkebun
dan outbound yang merupakan cara mendekatkan diri manusia dengan
lingkungannya.
Sesuai dengan nama sekolah alam maka pembelajaran lebih banyak
dilakukan di luar kelas yaitu di alam terbuka. Pelaksanaan pembelajaran di luar
kelas dilakukan secara berkala sesuai dengan jadwal yang ditentukan. Proses
pembelajaran di luar kelas juga dilakukan secara tematik, artinya meskipun
pembelajaran dilakukan di luar kelas tetapi materi pelajaran yang disampaikan
mencakup semua mata pelajaran yang ada.
Dalam pembelajaran yang dilakukan diluar kelas, pembelajaran akidah
lebih menonjolkan pada aplikasi atau penerapan agar anak didik mampu untuk
melakukan dan membiasakannya dalam kehidupan sehari-hari. 103
Pembelajaran dalam kelas yang biasanya hanya disampaikan melalui materi
ketika dilakukan di luar kelas lebih pada penerapan materi yang telah diberikan
di dalam kelas.
Outbound merupakan salah satu metode yang digunakan dalam proses
pembelajaran akidah di luar kelas. Metode outbound memanfaatkan alam
sebagai tempat sekaligus media pembelajarannya. Selain outbound pelaksanaan
pembelajaran di luar ruangan yaitu berkebun, Outing/Fieldtrip, Renang, Fun
Science, Home Visit, Market Day.
Dari data yang disampaikan tersebut, proses pembelajaran yang
dilakukan di luar kelas memiliki kelebihan tersendiri, anak didik lebih mudah
memahami dari setiap pelajaran yang disampaikan karena mereka belajar
langsung dari apa yang mereka lakukan (learning by doing). Pembelajaran
yang langsung menggunakan alam sebagai laboratorium pemebelajaran akan
memberikan kesan yang mendalam bagi peserta didik sehingga mudah diingat
103 Hasil wawancara dengan Ibu Widiyawati, SST., (Tenaga pendidik Kelas VA SD Alam Ar-Ridho Semarang) pada tanggal 7 Maret 2011.
57
dan dipahami. Metode yang digunakan dalam pembelajaran di luar kelas dapat
dikatakan tepat dan menyenangkan, sehinnga dapat menambah semangat
peserta didik dalam mengikuti pemebelajaran.
Apabila dikaji secara komprehensif pembelajaran di luar kelas juga
memiliki kekurangan, hal ini dapat terlihat dari materi yang disampaikan ketika
pembelajaran di luar kelas terkesan monoton. Hal tersebut karena
pemebelajaran yang dilakukan d luar kelas dan dengan menggunakan metode
yang sama secara tidak langsung memberikan kesan kepada anak didik bahwa
mereka pernah melakukan hal tersebut. Walaupun hal demikian tidak
sepenuhnya benar, karena kenyataannya materi yang disampaikan dalam setiap
pertemuan itu berbeda-beda.
Dari kekurangan tersebut, sebaiknya metode pembelajaran yang
dilakukan di luar kelas hendaknya lebih variatif lagi dan materi yang
disampaikan juga berbeda. Sehingga, tidak menimbulkan kesan mengulang
pembelajaran yang sama. Pemakaian metode yang bervariataif juga dapat
memudahkan pendidik memberikan materi yang bervariatif juga. Maka akan
dapat membentuk pembelajaran yang sinergis dan tujuan yang telah
direncanakan dapat tercapai.
Demikian tadi gambaran proses pembelajaran akidah baik di dalam kelas
maupun diluar kelas. Berdasarkan uraian diatas dapat dikatakan bahwa proses
pembelajaran yang dilakukan di dalam ruangan dan luar ruangan saling berkaitan,
bahkan materi yang telah disampaikan di dalam kelas kemudian di aplikasikan
melalui pembelajaran di luar kelas.
Karena menggunakan model pembelajran tematik, maka pendidikan
akidah yang disajikan dalam pembelajaran bagi kelas Atas di SD Alam Ar-Ridho
Semarang bukanlah mata pelajaran, melainkan melalui tema pembelajaran yang
pada akhirnya akan dilihat, dibahas, dan dieksplorasi dari berbagai macam mata
pelajaran. Dengan cara ini, anak akan mampu melihat sesuatu secara utuh,
menjadi pelaku utama dan potensinya dapat teroptimalisasi.
Apabila dilihat dari pelaksanaannya, proses pembelajaran akidah melalui
model pembelajaran tematik yang dilaksanakan SD Alam Ar-Ridho Semarang
58
telah berjalan dan terjadwal dengan baik. Tema pembelajaran dalam pembelajaran
tematik di SD Alam Ar-Ridho Semarang merupakan penerjemahan standar
kompetensi yang diwujudkan dalam bentuk tema yang berdekatan dengan
kehidupan anak.
Dalam hal ini, penulis menilai bahwa pembelajaran akidah melalui
pembelajaran tematik di dalam ruangan adalah model pembelajaran yang tepat
dan efektif. Penerapan model pembelajaran tematik ini sangat membantu
pendidikan terutama bagi pendidikan agama, tentunya juga disesuaikan dengan
tahap perkembangan anak sehingga anak mempunyai bekal bagi kehidupan yang
akan datang.
Evaluasi atau penilaian yang dilakukan baik di dalam maupun di luar kelas
pada dasarnya berprinsip bahwa setiap anak memiliki kemampuan serta
kecerdasan yang berbeda. Sehinggan penilaian tidak diukur dengan cara
membandingkan antara anak didik satu dengan yang lainnya. Tetapi dengan
membandingkan perkembangan kemampuan setiap anak dari hasil yang dicapai
sebelumnya dengan hasil yang dicapai sekarang.
2. Pelaksanaan Kegiatan Outbound di SD Alam Ar-Ridho
Outbound Sekolah Alam adalah sebuah pendidikan dan pelatihan bagi
murid – murid sekolah alam, yang menggunakan sarana kegiatan alam terbuka,
untuk melatih proses pengembangan diri dan membekali skill kepemimpinan.104
Sehingga outbound di Sekolah Alam Ar-Ridho ini benar – benar memanfaatkan
alam sebagai media utama dan sekaligus sebagai sumber belajar.
Kegiatan outbound di SD Alam Ar-Ridho tidak jauh berbeda dengan
kegiatan outbound pada umumnya. Akan tetapi, pelaksanaan outbound di SD
Alam Ar-Ridho untuk mencapai sasaran tertentu yang telah ditentukan. Jenis
kegiatan outbound yang dilakukan di Sekolah Alam Ar-Ridho ada dua macam
yaitu fun impact dan high impact. Kedua jenis outbound tersebut biasanya dalam
satu kelas satu semester diadakan secara bergantian. Secara umum outbound ini
104 Dokumen Sekolah Dasar Alam Ar-Ridho Semarang tahun ajaran 2011
59
bertujuan untuk membangun karakter tangguh, sifat-sifat kepemimpinan dan
kemampuan bekerjasama bagi murid-murid sekolah alam.
Sehingga apa yang telah menjadi sasaran yang diharapkan dapat terwujud.
Sasaran pelaksanaan outbound Sekolah Alam Ar-Ridho terbentuknya murid-
murid sekolah alam yang memiliki keberanian menghadapi tantangan dan
kesiapan memikul resiko, memiliki inisiatif dan kreatifitas yang tinggi, memiliki
percaya diri terhadap kemampuan yang dimilikinya, memiliki sikap yang gigih
dan pantang menyerah, memiliki sikap jujur dan adil dalam bertindak, memiliki
kemampuan membuat perencanaan yang matang, memiliki tanggung jawab sosial.
a. Pelaksana outbound
Element-element yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan outbound
adalah sebagai berikut:
1) Tenaga pendidik kelas terkait
Tenaga pendidik kelas terkait memiliki peran sangat Atas baik pada saat
pelaksanaan maupun setelahnya. Pada saat pelaksanaan tenaga pendidik kelas
terkait berfungsi sebagai instruktur dan fasilitator, yang bertugas memberikan:
a) Penjelasan tentang aturan main kegiatan
b) Penjelasan mengenai prosedur pengamanan kegiatan
c) Memberikan motivasi dengan pendekatan edukatif dan persuasive
d) Memimpin evaluasi dan refleksi serta menyampaikan kesimpulan akhir
kegiatan yang telah dilakukan
Di luar kegiatan outbound tenaga pendidik kelas memantau dampak
kegiatan terhadap perkembangan sikap, wawasan dan kemampuan murid, yang
terkait dengan tujuan dan sasaran outbound kemudian membuat catatan bagi
murid yang tidak mengalami perubahan signifikan, untuk diberikan penekanan
khusus pada kegiatan tersebut.
2) Tim instalator dan rescue
60
Tim Isstalator dan rescue merupakan tenaga pendidik outbound yang
menangani semua kelas apabila ada kegiatan outbound di kelas tersebut. Tim
ini bertugas diantaranya:
a) Mempersiapkan instalasi outbound dan sarana pendukung lainya yang
diperlukan untuk pelaksanaan kegiatan serta melakukan pengecekan
terhadap kelayakan dan kondisi keamanannya.
b) Pada saat kegiatan berlangsung, bertugas mengantisipasi pengamanan dan
memberikan pertolongan apabila diperlukan.
c) Setiap titik kegiatan dipastikan terdapat petugas rescuenya masing – masing.
b. Standar Pelaksanaan
Standar pelaksananaan yang dimaksud disini adalah strandar operasional
pelaksanaan kegiatan outbound di Sekolah Alam Ar-Ridho.
1) Pra kegiatan
Sehari sebelum kegiatan berlangsung, tim instalatur ddan rescu
melakukan langkah – langkah kerja sebagai berikut:
a) Melakukan pengecekan terhadap kebutuhan dan kelayakan peralatan yang
digunakan untuk kegiatan dan mencatatnya dalam lembar cek list yang telah
disediakan
b) Melakukan pemasangan instalasi dan sarana pendukung kegiatan lainya
sesuai dengan tema yang akan dilaksanakan.
c) Melakukan pengecekan akhir terhadap kelayakan dan kondisi keamanan
dari instalasi dan sarana pendukung yang telah dibuat.
2) Saat kegiatan
Sebelum kegiatan berlangsung seluruh tenaga pendidik yang terlibat
melakukan briefing (dipimpin oleh kordinatornya) unuk memastikan kesiapan
akhir masing – masing tenaga pendidik terhadap pelaksanaan kegiatan yang
akan dilaksanakan.
a) Tenaga pendidik kelas terkait memimpin stretching dan senam kebugaran
masing – masing sebelum pelaksanaan outbound dimulai.
61
b) Tenaga pendidik kelas terkait memberikan pengarahan pada murid
mengenai:
(1) Aturan main kegiatan
(2) Teknis pengamanan kegiatan
(3) Perawatan alat
(4) Penemuan urutan murid yang akan melakukan kegiatan formasi murid
saat pengarahan, dibariskan dalam keadaan rapi dan teratur.
c) Tim insttalator dan rescue sudah mendistribusikan kebutuhan peralatan
pengamanan yang diperlukan di titik – titik kegiatan yang telah ditentukan.
d) Tim instalatur dan rescue sudah sampai menempati posisi masing – masing
yang telah ditentukan.
e) Hal – hal yang harus diperhatikan pada saat acara berlangsung:
(1) Untuk low impact: guru dan fasilitator berusaha memotivasi murid
agar berani, inisiatif dan semangat namun perlu ditekankan dan
diawasi agar tetap mengutamakan keselamatan.
(2) Untuk high impact: petugas rescue harus memastikan tidak terjadi
kevakuman alat penggunaan mulai dari awal sampai akhir proses
kegiatan.
3) Setelah kegiatan
a) Setelah kegiatan berakhir murid-murid diinstruksikan agar merapikan
peralatan yang dipakai dan diletakkan ke tampat semula.
b) Untuk murid kelas 3 ke atas diadakan evaluasi dan refleksi yang dipimpin
oleh tenaga pendidik kelas terkait
c) Saat evaluasi murid duduk melingkar membentuk formasi bulan sabit
kemudian masing – masing diberi kesempatan untuk menyampaikan kesan
dan pengalamannya. Di akhir evaluasi tenaga pendidik da fasilitator
menyampaikan kesimpulan dari kegiatan tersebut.
d) Tim instalator dan rescue melakukan pembongkaran dan merapikan
kembali semua peralatan yang telah digunakan.
62
e) Tim instalator dan rescue mengecek kondisi dan jumlah peralatan yang
telah digunakan serta mencocokkannya dengan cek list yang telah
disediakan.
Demikian tadi gambaran proses pelaksanaan kegiatan outbound SD Alam
Ar-Ridho Semarang. Pelaksanaan kegiatan outbound diadakan sesuai dengan
jadwal yang telah ditentukan, masing-masing kelas berbeda. Adapun jadwal
kegiatan outbound yaitu:
a. Senin : kelas 4A,B, 5A, B dan 6
b. Selasa : kelas 2A, B,C dan 3A,B,C
c. Jum`at : kelas 1A,B,C
Sedangkan untuk kurikulum masing-masing kelas juga berbeda hal ini
disesuaikan dengan tingkat perkembangan dan kemampuan masing – masing
kelas. Adapun untuk kurikulum outbound sekolah alam Ar-Ridho Semarang dapat
dilihat pada halaman terlampir (lampiran 3). Berdasarkan gambaran serta jadwal
outbound yang dijabarkan tersebut dapat dikatakan bahwa kegiatan outbound di
SD Alam Ar-Ridho Semarang telah berjalan dengan baik dan sesuai dengan
jadwal dan prosedur yang telah dilakukan.
Tempat pelaksanaan outbound disesuaikan dengan jenis outbound yang
akan dilaksanakan. Misalkan outbound high impact jenis rafting (turun tebing)
pelaksanaan benar – benar dilakukan dilereng jurang di hutan sekitar lokasi
Sekolah Alam Ar-Ridho Semarang. Sehingga secara standar dapat dikatakan
bahwa pelaksanaan outbound sekolah alam Ar-Ridho telah memenuhi kriteria
baik dari segi peralatan, perlengkapan dan media yang digunakan.
Dilihat dari prosedur pelaksanaan kegiatan outbound yang dilakukan dapat
penulis katakan bahwa kegiatan outbound yang dilakukan sudah memenuhi
prosedur yang benar. Hal tersebut dapat dilihat dari runtutan serta kehatian-hatian
dalam setiap tahap yang akan dilakukan dalam kegiatan outbound. dengan
demikian SD Alam Ar-Ridho dapat dikatakan sudah profesional dalam menangani
kegiatan outbound sebagai metode pembelajaran.
63
Disisi lain terbatasnya guru kelas terutama untuk kelas Atas ini dan jumlah
anak didik yang dapat dikatakan banyak kurang dapat meng-cover setiap
kecerdasan yang dimiliki setiap peserta didik. Karena idealnya dalam satu kelas
terdapat minimal dua pendidik laki-laki dan perempuan sebagaimana di kelas
bawah. Hal tersebut akan dapat menimbulkan kenyaman pada anak didik karena
mereka menemukan sosok ayah dan ibu. Dengan demikian secara tidak langsung
dapat membentuk karakter anak didik dan menjadikan teladan dalam
kehidupannya.
Sebaiknya di kelas atas juga terdapat dua pendidik yaitu satu laki-laki
sebagai sosok ayah dan satu perempuan sebagai sosok ibu. Selain alasan tersebut
dengan adanya dua pendidik dapat memudahkan dalam pengawasan dan dalam
melakukan evaluasi. Sehingga terjadi kolaborasi antara pendidik satu dan yang
lain dalam menggunakan metode mengajar disetiap pembelajaran.
3. Analisis Pelaksanaan Pendidikan Akidah Melalui kegiatan Outbound di
SD Alam Ar-Ridho Semarang
Allah menciptakan alam semesta dengan sempurna, kesempurnaan
tersebut dikarenakan sebagian ilmu Allah yang diletakkan pada ciptaanya. Dengan
menjadikan alam membentang sebagai obyek belajar atau alam sebagai buku, alat
peraga serta sebagai laboratorium akan memudahkan dalam menanamkan
keseluruhan prinsip belajar sekolah alam Ar-Ridho.
Memberi Kebebasan dalam belajar dengan berinteraksi langsung dengan
alam, merupakan karakteristik metode pembelajaran dalam sekolah alam.
Keberadaaan sekolah alam, juga menunjukkan model pendidikan yang peduli
pada lingkungan sekitar.
Kegiatan outbound merupakan salah satu implementasi dari konsep
“learning by doing”, belajar dengan melakukan praktik langsung. Pembelajaran
melalui kegiatan outbound merupakan proses belajar mengajar yang dilakukan
melalui praktik langsung oleh peserta didik. Penyampaian materi – materi
64
pelajaran dengan cara mengintegrasikan antara materi dengan manfaat dari
kegiatan yang telah dilakukan.
Bertolak pada pengertian akidah sebagaimana dijelaskan pada kerangka
teoritik bahwa akidah merupakan keyakinan yang teguh kepada sang Khalik.
Keyakinan tersebut akan semakin bertambah kuat apabila dipupuk melalui
penguatan keimanan, salah satunya dengan mengagumi keAtasan-Nya yang
terkandung dalam alam. Alam merupakan ciptaan Allah yang di dalamnya
memiliki banyak sekali manfaat serta ilmu pengetahuan. Salah satu metode
pembelajaran yang memanfaatkan serta menggunakan alam sebagai sarana
pembelajaran adalah kegiatan outbound.
Belajar dari konsep pelatihan yang memanfaatkan alam terbuka kegiatan
outbound menjadikan alam sebagai obyek serta sarana pembelajaran. Karena
kegiatan outbound biasanya dilakukan di alam bebas dengan memanfaatkan alam
sebagai tempat, media serta prasarana pembelajaran. Pembelajaran yang
dilakukan di alam terbuka ini tepat sekali jika dijadikan sebagai salah satu metode
pembelajaran akidah. Karena materi akidah yang disampaikan membutuhkan
media pembelajaran pendukung yang salah satu bentuknya yaitu alam yang
merupakan ciptaan-Nya.
Proses pengintegrasian materi pendidikan akidah melalui kegiatan
outbound dilakukan pada saat pelaksanaan outbound berlangsung. Kemudian
setelah kegiatan berlangsung peserta didik dan pendidik duduk melingkar untuk
melakukan refleksi dan kesimpulan dari kegiatan yang telah dilakukan. Guru dan
murid secara bersama saling mengungkapkan pendapat mengenai manfaat yang
dapat dirasakan dari kegiatan yang telah dilakukan.
Adapun materi dari SK KD KTSP yang menjadi pokok pembahasan dan
menjadi acuan materi akidah yang akan disampaikan dalam kegiatan outbound
adalah sebagi berikut:
SK : Mengenal kitab-kitab Allah SWT
KD : Menyebutkan nama-nama kitab Allah SWT
65
Menyebutkan nama-nama Rasul yang menerima kitab-kitab Allah SWT
Menjelaskan Al-Qur’an sebagai kitab suci terakhir
SK : Mengenal Rasul- Rasul Allah SWT
KD : Menyebutkan nama-nama Rasul Allah SWT
Menyebutkan nama-nama Rasul Ulul Azmi dari para Rasul
Membedakan Nabi dan Rasul.
Dilihat dari bobot materi antara semester satu dan dua memiliki tingkat
pemahaman dan kesulitan yang hampir sama sehingga untuk pelaksanaannya
dalam kegiatan outbound bisa dilakukan dengan jenis kegiatan yang sama. Dalam
pelaksanaan kegiatan outbound materi tersebut bisa dikaitkan misalkan salah satu
contohnya jenis kegiatan outbound tadabur alam. Dalam kegiatan tersebut siswa
melakukan perjalanan ke hutan menelusuri sungai, gua dan tebing. Guru bisa
memasukan materi tentang mengenal Rasul-Rasul Allah kemudian dalam
perjalanan tersebut mereka beristirahat sejenak sambil guru bagaimana ketika
Rosulullah Muhammad pertama kali menerima wahyu Al-Qur`an, Bagaimana
ketika Beliau melakukan perjalanan untuk Hijrah yang penuh dengan perjuangan.
Maka dengan murid melaksanakan sendiri bagaimana rasanya berjalan kaki
menelusuri hutan justru akan lebih membuat mereka terkesan.
Pendidikan akidah melalui kegiatan outbound dapat terlihat dari proses
kegiatannya, misalkan melakukan rafting (turun tebing) di sungai.
Pengintegrasian materi akidah yang dapat diamati sebagaimana berikut:
a. Sebelum kegiatan
Sebelum menuju tempat pelaksanaan rafting pemanasan dilakukan di
halaman sekolah kemudian baru berangkat ke tempat yang akan dijadikan
tempat kegiatan. Dalam perjalanan menuju tempat pelaksanaan kegiatan,
peserta didik melewati sawah-sawah serta hutan-hutan disini guru juga
menjelskan kepada peserta didik bahwa alam yang tebentang luas ini
merupakan ciptaan yang Maha Kuasa. Setelah sampai di tempat yang ingin
digunakan untuk melakukan rafting peserta didik dan guru berkumpul
66
kemudian berdoa. Dalam kegiatan berdoa ini sudah ada pengintegrasian
akidah, yaitu implementasi dari materi iman kepada Allah. Karena di dalam
kegiatan doa peserta didik mempercayai bahwa Allah Maha Melihat serta
mengabulkan doa – doa yang mereka panjatkan.
Sebelum peserta didik melakukan rafting guru mejelaskan aturan dan
prosedur yang benar dalam melakukan rafting. Hal ini bertujuan ketika
melakukan rafting tidak terjadi hal yang diinginkan dan proses pelaksanaan
akan berjalan sesuai dengan prosedur yang ada.
Dari kegiatan yang dilakukan sebelum melakukan outbound tersebut
dapat dikatakan bahwa pendidik disini mampu memanfaatkan waktu yang ada
dengan memasukan materi-materi dalam setiap prosesnya. Akan tetapi
sebaiknya materi yang disampaikan pada tahap pra pelaksanaan selalu
berbeda - beda. Hal ini mengingat proses pra pelaksanaan sebelum melakukan
kegiatan outbound selalu sama dikhawatirkan akan menimbulkan
pengulangan materi yang disampaikan.
Sebaiknya pendidik menyusun materi yang akan disampaikan dalam
setiap proses kegiatan. Sehinnga harapan untuk tidak mengulang materi yang
sama akan temimalisir terutama pada tahap pra kegiatan outbound. Karena
pendidik akan mengetahui mana materi yang sudah disampaikan dan yang
belum disampaikan karena materi yang akan disampaikan sudah disusun
dengan baik.
b. Saat kegiatan outbound
Setelah alat pengaman dan tambang di pasang rafting (turun tebing)
dilakukan satu persatu. Banyaknya peserta didik yang memiliki sifat serta
kemampuan berbeda sehingga tidak menutup kemungkinan ada peserta didik
yang takut untuk melakukannya. Pada saat seperti ini guru memberikan
dorongan kepada peserta didik bahwa kita harus percaya bahwa Allah
bersama kita dan manusia wajib bersaha untuk mencapai apa yang telah
direncanakan.
67
Dengan melakukan langsung “learning by doing” peserta didik dapat
merasakan bahwa betapa susah payahnya melakukan sesuatu pekerjaan dan
dalam keadaan takut mereka harus bertahan sampai mencapai akhir tebing.
Pada saat melakukan rafting peserta didik akan mengingat bahwa mereka
senantiasa dilindungi Allah SWT. dan kemudian dia akan menyadari bahwa
selama ini mereka senantiasa diawasi dan dilindungi oleh Allah. Kegiatan ini
diharapkan mampu memupuk keyakinan dan keimanan dalam hati peserta
didik dalam hal ini merupakan bagian dari meteri akidah.
Pada saat peserta didik yang lain menunggu giliran untuk melakukan
rafting, pendidik juga memberikan pelajaran bagi peserta didik yang lain.
Karena tempat pelaksanaan dilakukan di alam terbuka maka proses
penyampaian materi dengan memanfaatkan apa yang ada disekitarnya.
Misalkan penjelasan mengenai proses terbentuknya batu, dengan melihat dan
mengamati secara langsung atu yang dijelaskan oleh guru. Maka akan
terbentuk proses pembelajaran tematik di alam terbuka yang menjadi satu
dengan kegiatan outbound.
Apabila dilihat dari pengintegrasian materi dalam setiap proses kegiatan
outbound SD Alam Ar-Ridho sudah mampu mengatasi dan melaksanakan
dengan baik dan sesuai dengan prosedur yang ada. Didukung dengan
kemampuan intelektual para pendidik SD Alam Ar-Ridho sehingga dapat
menunjang dalam penyampaian proses pembelajaran.
Dari pembejaran melalui kegiatan belajar mengajar di alam terbuka
peserta didik akan belajar langsung dan akan mudah dipahami, sehingga
terjadi proses pembelajaran yang menyenangkan. Selain itu peserta didik
akan lebih mudah paham dan memahami betapa luas akan ilmu yang Allah
berikan melalui alam sekitarnya. Hal ini akan menjadikan peserta didik
merasa bertanggungjawab untuk menjaga kelestarian alam dan tidak
merusaknya.
68
Akan tetapi sasaran materi yang hendak dicapai belum dapat diketahui
sebelum kegiatan selesai dilakukan, hal ini karena indikator yang hendak
dicapai dalam setiap proses pembelajarannya tidak ditetapkan terlebih dahulu
sebelum pelaksanaan outbound. Materi-materi yang disampaikan dilakukan
secara instant tanpa ditetapkan terlebih dahulu secara rinci, sehingga hal ini
tidak menutup kemungkinan menyebabkan pengulangan materi yang
disampaikan.
Sebelum proses belajar mengajar berlangsung, hendaknya guru
menyusun beberapa langkah dalam mengimplementasikan pelaksanna
pendidikan akidah melalui kegiatan outbound. Langkah-langkah yang
dilakukan guru SD Alam Ar-Ridho Semarang sebelum proses kegiatan
outbound berlangsung adalah:
1. Pemetaan Kompetensi Dasar
Kegiatan ini dilakukan untuk memperoleh gambaran secara
menyeluruh dan utuh dari semua standar kompetensi dan kompetensi
dasar dari beberapa mata pelajaran yang dipadukan. Jadi, dalam
pemetaan kompetensi dasar tidak hanya dilihat dari standar kompetensi
dari mata pelajaran agama Islam, namun juga dari mata pelajaran-mata
pelajaran lain.
Pemetaan kompetensi dasar tersebut, dilakukan oleh guru SD Alam
Ar-Ridho untuk setiap satu semester. Selanjutnya guru
mengembangkannya dari standar kompetensi dan kompetensi dasar ke
dalam beberapa indikator yang disusun oleh masing-masing guru kelas
dan beberapa guru mata pelajaran.
2. Pemilihan atau menentukan tema
Dalam menentukan tema pembelajaran, guru dapat menentukannya
melalui dua cara:
69
a) Guru mempelajari standar kompetensi dan kompetensi dasar yang
terdapat dalam tiap-tiap mata pelajaran yang terkait dan selanjutnya
ditentukan tema yang sesuai.
b) Guru menentukan tema terlebih dahulu sebagai pengikat keterpaduan,
selanjutnya guru mempelajari dan memilah-milih beberapa standar
kompetensi dan kompetensi dasar yang terkait dengan tema tersebut.
3. Identifikasi dan analisis standar kompetensi, kompetensi dasar dan
Indikator
Tahap selanjutnya adalah mengidentifikasi dan menganalisis dari
setiap standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator yang telah
ditentukan tema sebagai pemersatu tersebut, agar tidak ada kompetensi
dasar dari setiap mata pelajaran yang terlewatkan. Akan tetapi, apabila
ada beberapa kompetensi dasar yang tidak dapat dipadukan dari tema-
tema yang telah ditentukan, maka tidak perlu dipaksakan untuk
dimasukkan dari salah satu tema. Namun, kompetensi dasar tersebut akan
dibelajarkan secara tersendiri.
4. Penyusunan silabus dan program pembelajaran tematik
Penyusunan silabus meliputi juga media, sumber belajar, dan
penilaian yang akan dilakukan oleh guru. Penyusunan silabus SD Alam
Ar-Ridho Semarang disusun secara bersama dalam raker guru SD Alam
Ar-Ridho.105
5. Penyusunan Program Pembelajaran
Langkah selanjutnya adalah penyusunan program pembelajaran
untuk setiap tema yang dapat diajarkan dalam beberapa pekan sesuai
dengan keluasaan dari masing-masing tema tersebut.
6. Penyusunan Rencana Pembelajaran / Desain Pembelajaran Tematik
105 Hasil wawancara dengan Ibu Widiyawati SST., (Guru Kelas V A SD
Alam Ar-Ridho Semarang) pada tanggal 7 Maret 2011
70
Penyusunan RPP dilakukan oleh masing-masing guru kelas
ataupun guru mata pelajaran. Penyusuanan RPP disusun secara tematik
untuk beberapa mata pelajaran yang tergabung dalam satu tema tertentu,
namun dalam penyusunan RPP untuk pendidikan agama Islam yang
meliputi al-Qur’an – Hadits, Aqidah Akhlaq, Fiqih, dan Sejarah
Kebudayaan Islam disusun secara individu untuk setiap mata pelajaran.
Dari tahapan – tahapan tersebut diharapkan dapat memberikan
gambaran secara rinci mengenai materi yang akan dsampaikan dalam setiap
kegiatan outbound. Sehingga indikator yang hendak dicapai dalam setiap
kegiatan outbound sudah disusun dengan baik. Dan harapannya arah serta
sasaran pembelajaran yang dilakukan jelas.
c. Setelah kegiatan outbound
Setelah semua peserta didik melakukan rafting kemudian berkumpul
dengan duduk membentuk lingkaran. Pada saat refleksi dilakukan tenaga
pendidik mengajak peserta didik untuk ber-tafakur serta merenungkan
pelajaran yang dapat diambil dari kegiatan yang telah dilakukan. Kemudian
pendidik bertanya kepada peserta didik apa yang dirasakan ketikan anak didik
melakukan rafting di lereng yang curam dan dibawahnya sungai. Guru
memberikan kesempatan kepada setiap anak didik untuk mengupkapkan apa
yang dirasakan. Salah satu ungkapannya anak didik misalkan takut. Dari
jawaban tersebut guru memberikan refleksi dan penyimpulan bahwa ketika
tadi mereka melakukan rafting dia harus percaya bahwa Allah bersama
mereka sehingga tidak perlu merasa takut.
Setelah sharing pendidik kemudian juga menjelaskan fungsi aturan serta
prosedur yang harus ditaati sebelum dan saat kegiatan demi keselamatan
peserta didik ketika melakukan rafting. Pendidikan akidah yang terdapat pada
aturan dan prosedur rafting ini disamakan dengan aturan (hukum) yang telah
ditetapkan Allah yang harus ditaati manusia. Ketika peserta didik mentaati
aturan dan prosedur rafting maka mereka akan selamat dan dapat
71
menyelesaikan rafting dengan selamat. Begitu juga ketika manusia hidup di
dunia ini apabila mereka mentaati aturan (hukum) Allah maka manusia akan
selamat dari azab Allah. Dengan cara melakukan langsung maka anak didik
akan lebih mudah memahami serta mengaplikasikan dalam kehidupan sehari
– hari seperti tujuan pendidikan akidah yang telah ditentukan.
Kemudian pendidik melanjutkan menjelaskan mengenai manfaat dari
kegiatan yang telah dilakukan. Pendidik menguraikan pelajaran yang dapat
diambil dari kegiatan tersebut yang salah satunya merupakan pelajaran
akidah. kemudian pendidik menceritakan ketika putri Abu Bakar
megantarkan makanan untuk Rosulullah dan Ayahnya yang bersembunyi di
gua untuk menghindari serangan kaum kafir qurasy. Dia dalam keadaan hamil
Atas harus naik turun bukit-bukit melewati hutan sendiri dia tidak takut dan
gentar karena dia telah yakin dan beriman kepada Allah dan Rasulnya. Dari
cerita tersebut pelajaran akidah yang dapat diambil adalah bahwa seseorang
yang telah memiliki keyakinan yang kuat kepada Allah dia tidak akan gentar
dan takut menghadapi rintangan yang ada dalam hidupnya. Melalui rafting
yang telah dilakukan peserta didik diharapkan lebih cepat memahami serta
merasakan langsung bagaimana dia kelak harus mempertahankan iman ketika
telah Atas.
Refleksi inilah yang membedakan antara outbound dengan permainan –
permainan yang hanya biasa dilakukan untuk hiburan semata. Dalam setiap
kegiatan outbound akan dilakukan refleksi sebagai evaluasi dari kegiatan
yang telah dilakukan. Penyampaian materi melalui refleksi tersebut
diharapkan lebih dapat memberikan kemudahan anak didik dalam memahami
pelajaran yang disampaikan, karena mereka melakukan sendiri.
Dalam kegiatan refleksi sebaiknya guru kembali melihat indikator yang
telah ditetapkan diawal sehingga dapat mengetahui bagaimana hasil yang
telah dicapai melalui kegiatan tersebut. Apabila dalam evaluasi yang
dilakukan menyatakan bahwa hasil yang diperoleh sudah dapat memenuhi
72
indikator yang telah ditetapkan maka dapat dikatakan kegiatan tersebut efektif
sebagai metode pembelajaran.
Melalui kegiatan outbound ini anak didik diharapkan mampu berfikir
secara holistik. Karena peserta didik melakukan langsung kegiatan yang dapat
menstimulan dan memberikan dorongan yang mengarah pada tujuan pendidikan
agama Islam. Hal ini karena refleksi yang disampaikan oleh pendidik senantiasa
mengarahkan kepada nilai-nilai ajaran Islam, sehingga diharapkan dapat mencapai
visi yang telah ditentukan Sekolah Alam Ar-Ridho Semarang.
Berdasarkan proses pelaksanaan pendidikan akidah melalui outound yang
digambarkan di atas, terlihat bahwa baik dari pendidik dan prasarana telah
memenuhi ketentuan. Apabila dilihat dari pendidiknya, dapat mengaitkan dengan
baik antara kegiatan outbound yang dilakukan dengan refleksi yang disampaikan.
Dari segi srana dan prasarana dapat diketahui dari alat dan tempat pelaksanaan
serta guru outbound yang ada.
4. Penilaian (Evaluasi) Kegiatan Outbound di SD Alam Ar-Ridho
Dengan meyakini keunikan fitroh insaniyah/kecerdasan majemuk manusia
Sekolah Alam Ar-Ridho mengembangkan proses dan evaluasi hasil belajar yang
mengacu kepada tumbuh dan terjaganya fitroh (bakat, potensi, kecerdasan) setiap
anak. Memposisikan setiap anak bahwa setiap anak adalah juara dan cerdas,
bersama orang tua wali menyusun evaluasi perkembangan fitroh insaniyahnya
(kecerdasan majemuk).
Bertolak dari konsep Islam dimana manusia adalah khalifah dan hamba
Allah yang bertugas memakmurkan bumi. Di sekolah alam tidak ada istilah tidak
naik kelas, karena penilaian bukan dari angka – angka di raport yang
mengesampingkan aspek afektif dan psikomotoriknya.
Evaluasi di SD Alam Ar-Ridho berprinsip bahwa tingkat kecerdasan
bukan satu satunya faktor untuk menentukan prestasi, belajar tidak untuk
mengejar nilai, tetapi untuk bisa memanfaatkan ilmunya dalam kehidupan sehari –
hari. Sehingga yang menjadi acuan dari penilaian setiap anak berbeda tergantung
73
tingkat kemampuan anak masing – masing yang dibandingkan dengan hasil
evaluasi dari kegiatan sebelumnya.
Untuk mengetahui seberapa jauh keberhasilan peserta didik dalam
melakukan kegiatan outbound, setiap tenaga pendidik kelas ataupun tenaga
pendidik mata pelajaran harus mengadakan evaluasi. Penilaian ini dilakukan
secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang
bermakna dalam pengambilan keputusan.
Pada pembelajaran melalui outbound penilaian dilakukan dengan cara
membuat catatan perkembangan setiap peserta didik. Jadi setiap anak mempunyai
evaluasi sendiri-sendiri yang berbentuk catatan perkembangan yang dibandingkan
dengan hasil capaian kegiatan yang lalu, sehingga evaluasi dari setiap peserta
didik tidak dikomparasikan dengan peserta didik lain.
Secara umum penilaian hasil belajar di SD Alam Ar-Ridho tidak hanya
dilakukan dengan membuat catatan perkembangan peserta didik tetapi dilakukan
dengan melalui berbagai cara, yaitu:
a. Ulangan Formatif / Ulangan Harian
SD Alam Ar-Ridho melakukan penilaian formatif melalui pembelajaran
tematik secara periodik, yaitu apabila setelah pembahasan untuk satu tema
telah selesai dibahas dalam beberapa minggu.
b. Tugas Individu
Tugas ini diberikan siswa yang dapat berupa soal untuk dikerjakan
dalam rentang waktu tertentu atau pun tugas yang berupa penyelesaian untuk
membuat suatu karya.
c. Tugas Kelompok
Tugas ini digunakan untuk menilai kemampuan peserta didik bekerja
secara kelompok untuk bersama menyelesaikan tugas yang diberikan tenaga
pendidik.
74
d. Ulangan Mid Semester dan Ulangan Semeseter
Ulangan mid semester dilakukan tiap pertengahan semester, sedangkan
ujian semester dilakukan setiap satu kali semester pada akhir semester
tersebut.
Pedoman penilaian yang meliputi tiga ranah, yaitu:
a. Penilaian ranah kognitif
b. Penilaian ranah afektif
c. Penilaian ranah psikomotorik
Untuk penilaian ranah kognitif biasanya menggunakan alat evaluasi tes,
baik itu tes lisan, tes formatif (ulangan harian), tes mid semester, ataupun tes skhir
semeseter, dan tes ujian akhir. Tenaga pendidik mengadakan tes formatif (ulangan
harian) dalam pembelajaran tematik dilakukan setelah satu tema pembahasan
selesai dibahas. Tes formatif disusun oleh masing-masing tenaga pendidik secara
variatif, baik objektif maupun uraian yang meliputi pemahaman, aplikasi, dan
analisis.
Selain dilakukan tes formatif penilaian juga dilakukan melalui tugas-tugas
yang diberikan oleh tenaga pendidik kepada peserta didik, yang dapat dilakukan
tenaga pendidik setiap minggu tatap muka, dan dapat berbentuk soal pilihan
ganda, uraian, ataupun tugas untuk menyelesaikan suatu ujian praktik yang harus
diselesaikan di rumah.
Dilihat dari ranah kognitif keadaan akidah peserta didik SD Alam Ar-
Ridho Semarang setelah mengikuti kegiatan outbound dapat dikatakan baik. Hal
ini terlihat dari hasil tes formatif materi agama terutama akidah yang
menunjukkan peningkatan.
Untuk penilaian ranah afektif dan psikomotorik penilaian lebih tepat
digunakan dengan alat evaluasi non-tes, seperti praktik ibadah, bersuci, wudlu dan
shalat. Kemudian untuk menilai perkembangan akidah peserta didik, tenaga
pendidik kelas, atau tenaga pendidik pendidikan agama Islam bekerjasama dengan
tenaga pendidik lain melakukan pengamatan terhadap perilaku peserta didik di
75
dalam maupun diluar kelas. Pengamatan ini dimaksudkan untuk menilai perilaku
peserta didik yang menyangukut pengamalan agamanya seperti kedisiplinan,
kebersihan, tanggung jawab, sopan santun, hubungan sosial, kejujuran, dan
pelaksanaan ibadah ritual, ataupun pengamalan-pengamalan keagamaan lain.
Penilaian pengamalan keagamaan peserta didik tersebut tidak hanya dinilai
oleh tenaga pendidik saja, akan tetapi di SD Alam Ar-Ridho Semarang ini,
pengalaman keagamaan juga dilakukan juga oleh orang tua atau wali murid
melalui buku penghubung tenaga pendidik dengan orang tu atau wali murid. Buku
penghubung tersebut adalah buku pemantauan aktifitas pendidikan anak yang
dilakukan oleh tenaga pendidik dan orang tua melalui buku kegiatan anak harian.
Buku ini berfungsi untuk memudahkan pengontrolan dan komunikasi tenaga
pendidik dan orang tua. Dalam buku penghubung, unsur agama sangat
diutamakan, yaitu meliputi tiga aspek:
a. Aspek Ibadah
Penilaian aspek ibadah meliputi pelaksanaan sholat lima waktu, wudlu,
mengaji, dan aspek-aspek ibadah lain.
b. Aspek Sosial
Aspek sosial berkaitan dengan interaksi sosial peserta didik dengan oramg
tua. tenaga pendidik, dan teman dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya:
bersalaman, mengucapkan dan memberi salam, dan lain-lain.
c. Aspek Kemandirian
Mengerjakan tugas dan kegiatan sehari-hari: makan, mandi, gosok gigi, dan
lain-lain.
Dari hasil evaluasi yang dilakukan baik melalui pengamatan dan tes
tertulis dapat diakatakan bahwa akidah peserta didik terutama pada kelas tinggi
sekolah Alam Ar-Ridho Semarang dapat dikatakan baik. Dilihat dari hasil
evaluasi tertulis menunjukan bahwa prestasi pendidikan agama yang di dalamya
termasuk akidah cukup baik. Dari hasil pengamatan peneliti dapat dinyatakan baik
76
hal ini dilihat dari akidah peserta didik yang tercermin dari akhlak mereka dalam
interaksi sehari-hari di sekolah.
C. Problematika dan Solusi yang Dihadapai Dalam Pelaksanaan Pendidikan
Akidah Melalui Kegiatan outbound di SD Alam Ar-Ridho Semarang
Bagaimana bagusnya sebuah perencanaan dan baiknya pelaksanaan
tentunya ditemukan adanya problematika yang terjadi. Hal ini tentu juga terjadi
dalam pelaksanaan pembelajaran pendidikan akidah melalui kegiatan outbound
pada kelas Atas yang terjadi di SD Alam Ar-Ridho Semarang. Adapun
problematika yang terjadi dalam pelaksanaanya meliputi tiga aspek, yaitu:
1. Masalah yang berkaitan dengan tenaga pendidik
Masalah yang terkait dengan pendidik yaitu tidak semua pendidik memiliki
ketrampilan dan pengetahuan yang mendalam mengenai kegiatan outbound.
meskipun sudah ada guru outbound tersendiri akan tetapi ketika melakukan
refleksi adalah guru kelas tersebut, sehingga secara tidak langsung sebenarnya
menuntut setiap pendidik memiliki ketrampilan serta pengetahuan mengenai
kegiatan outbound.
Hal tersebut dikarenakan outbound merupakan kegiatan yang menuntut
adanya ketrampilan khusus, berbeda dengan proses pembelajaran yang biasa
hanya dilakukan di dalam kelas secara umum. Selain itu minimnya pengetahuan
atau skill sebagian tenaga pendidik dalam melaksanakan pembelajaran pendidikan
akidah melalui model pembelajaran tematik merupakan problem utama dalam
implementasinya, karena secara tidak langsung tenaga pendidik merupakan
sumber informasi penting bagi peserta didik. Apabila tenaga pendidik kurang
memahami tentang cara implementasinya, maka hasil yang akan diperoleh peserta
didikpun akan kurang optimal. Oleh karena itu, untuk meminimalisir hal tersebut
hendaknya tenaga pendidik benar-benar mengetahui bagaimana cara pelaksanaan
outbound dan pembelajaran tematik, sehingga tenaga pendidik perlu mengikuti
kegiatan outbpund dan pelatihan atau seminar tentang pelaksanaan pembelajaran
tematik.
77
2. Masalah yang berkaitan dengan peserta didik
Kendala yang berkaitan dengan peserta didik tentang proses belajar
mengajar pendidikan akidah melalui kegiatan outbound memang tidaklah begitu
serius. Hal ini karena masalah yang berkaitan dengan peserta didik terkait dengan
daya tangkap peserta didik yang berbeda-beda. Hal ini dapat dimaklumi karena
memang setiap anak mempunyai daya tangkap yang tidak sama, adakalanya anak
cepat menguasai pelajaran dan andakalanya anak itu sulit untuk menguasai
pelajaran.
Perbedaan pola pikir atau daya tangkap masing-masing anak akan
menyebabkan masalah tersendiri bagi mereka. Karena pembelajaran tematik
menuntut anak untuk berpikir sendiri melalui pengalaman yang dilakukannya
masing-masing, padahal mereka diampu oleh tenaga pendidik yang sama dan
dengan waktu yang sama pula, sehingga tenaga pendidik juga perlu memahami
hal tersebut.
Oleh karena itu, untuk mengatasi hal tersebut bagi anak anak yang
mempunyai daya tangkap kurang, maka tenaga pendidik memberikan suatu
alaternatif soslusinya yaitu:
a. Tenaga pendidik memberikan pengayaan pada anak didik tersebut.
b. Memberi pelajaran tambahan yang dilakukan setelah kegiatan belajar
mengajar efektif berlangsung. Anak tersebut tidak diperbolehkan pulang
terlebih dahulu, akan tetapi akan mendapatkan pelajaran tambahan terkait
materi yang kurang ia pahami.
c. Melakukan pendampingan khusus selama kegiatan belajar mengajar
berlangsung, sehingga bagi anak yang mempunyai daya tangkap kurang,
amak memperoleh perhatian khusus, sehingga diharapkan anak didik tersebut
tidak ketinggalan dengan temannya.
3. Masalah yang berkaitan dengan sekolah
Masalah yang berkaitan dengan sekolah adalah terkait dengan pembatasan
waktu jam pelajaran. Dengan pembatasan waktu tiap mata pelajaran, maka tenaga
78
pendidik kurang dapat mengeksplor materi secara lebih luas dan lebih mendalam,
karena karena kekhawatiran tenaga pendidik akan habisnya waktu pembelajran
sebelum materi pembelajaran selesai dibahas, sehingga apabila tenaga pendidik
kurang kontrol akibatnya pembahasan atau materi lain tidak disampaikan.
Untuk mengatasi hal tersebut, maka dapat disiasati dengan:
a. Pengkontrolan diri tenaga pendidik dengan baik.
b. Tenaga pendidik hendaknya membuat suatu perencanaan waktu yang benar-
benar sesuai dan tepat dengan materi yang akan disampaikan.
c. Kerjasama antar tenaga pendidik satu dengan tenaga pendidik lain, baik itu
tenaga pendidik pendidikan agama Islam ataupun tenaga pendidik mata
pelajaran lain.
79
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil penelitian tentang pelaksanaan pendidikan
akidah melalui kegiatan outbound pada kelas V SD Alam Ar-Ridho Semarang
yang didukung oleh landasan teori, maka dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut:
1. Proses pelaksanaan pendidikan akidah melalui kegiatan outbound sudah
berjalan dengan baik, hal ini dapat dilihat dari persiapan yang direncanakan,
proses kegiatan belajar mengajar melalui outbound, kurikulum outbound,
materi yang diintegrasikan dalam kegiatan outbound, kemudian dievaluasi
oleh guru kelas SD Alam Ar-Ridho Semarang. Dalam pelaksaannya pada
mata pelajaran pendidikan akidah yang dilakukan melalui kegiatan outbound
dilaksanakan dengan sistem mata pelajaran terpadu yang dilakukan melalui
pengintegrasian antar mata pelajaran umum dengan mata pelajaran agama
yang disajikan dalam satu kegiatan. Selain cara tersebut, guru juga
memberikan refleksi dari kegiatan outbound yang telah dilakukan agar
peserta didik paham dan dapat mengambil pelajaran dari aktivitas yang telah
dilakukan melalui permainan dalam outbound.
2. Dari hasil penelitian dapat dikatakan bahwa keadaan akidah peserta didik
setelah mengikuti kegiatan outbound di Sekolah Dasar Alam Ar-Ridho
Semarang secara umum baik. Hal ini dapat terlihat dari hasil evaluasi yang
dilakukan baik dari ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Penilaian ranah
kognitif dengan menggunakan alat evaluasi tes, baik itu tes lisan, tes formatif
(ulangan harian), tes mid semester, ataupun tes akhir semester, dan tes ujian
akhir. Penilaian ranah afektif dan psikomotorik dengan alat evaluasi non-tes.
Kemudian untuk menilai perkembangan akidah peserta didik, tenaga pendidik
kelas, atau tenaga pendidik pendidikan agama Islam bekerjasama dengan
tenaga pendidik lain melakukan pengamatan perilaku terhadap peserta didik
yang menyangkut pengamalan agamanya di dalam maupun diluar kelas.
80
Sudah wajar, jika dalam melaksanakan suatu program terdapat atau
ditemukan adanya kekurangan dan kelebihan. Begitu juga proses pelaksanaan
pendidikan akidah melalui kegiatan outbound yang dilaksanakan di SD Alam Ar-
Ridho Semarang. Secara umum, proses pelaksanaan pendidikan akidah melalui
kegiatan outbound di kelas besar SD Alam Ar-Ridho Semarang tersebut baik,
akan tetapi masih juga terdapat adanya kekurangan dan kelebihan yang meliputi
siswa, guru, dan sekolah serta steakholder lainnnya.
Kemudian untuk mengatasi kekurangan pembelajaran pendidikan akidah
diharapkan adanya dukungan dari semua komponen baik itu pemerintah pusat
maupun daerah, akademisi, pengamat pendidikan, serta masyarakat umum
sehingga pembelajaran pendidikan akidah kedepan lebih baik, efektif, dan efisien.
Akan tetapi, pembelajaran melalui kegiatan outbound mempunyai beberapa aspek
positif, diantaranya adalah:
a. Belajar dari pengalaman langsung dengan alam sebagai laboratorium dan
sumber pengetahuan.
b. Membantu peserta didik berfikir secara holistik dan peka terhadap lingkungan
c. Memudahkan peserta didik memahami materi yang disampaikan serta
mengembangkan pola pikir anak.
d. Hasil belajar dapat bertahan lama karena lebih berkesan dan bermakna
B. Saran
Pelaksanaan pendidikan akidah melalui kegiatan outbound pada kelas V
yang dilaksanakan di SD Alam Ar-Ridho Semarang diharapkan menekankan pada
semua aspek pendidikan, yaitu aspek kognitif, dan tak kalah pentingnya pada
aspek afektif, dan psikomotorik, sehingga tujuan pembelajaran benar-benar
tercapai dengan baik dan diharapkan dapat meminimalisir kekurangan yang ada.
Adanya kekurangan semestinya semua pihak ikut andil mengambil sikap dan
langkah merumuskan solusi. Tanpa mengurasi rasa hormat kepada instansi SD
Alam ar-Ridho Semarang, ada beberapa saran sebagai solusi yang dapat
dijalankan menurut penulis, diantaranya:
81
1. Kepada Peserta Didik
Demi kelancaran proses pembelajaran pendidikan akidah di SD Alam Ar-
Ridho Semarang, peserta didik diharapkan:
a. Menjaga dan mematuhi norma dan etika yang ditetapkan oleh sekolah,
sehingga diharapkan suasana belajar mengajar dapat tercipta dengan kondusif
dan tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik.
b. Disiplin waktu dan belajar dengan giat serta mengamalkan nilai-nilai yang
terkandung dalam materi pembelajaran akidah.
c. Mempelajari kembali materi yang telah diajarkan guru.
2. Kepada Guru
Dalam proses pembelajaran pendidikan akidah terdapat beberapa
komponen yang satu dengan yang lainnya saling berkaitan, dimana dalam hal ini
adalah untuk mencapai sebuah tujuan pembelajaran, maka disini peran guru
sebagai pelaku pembelajaran dituntut agar meningkatkan kompetensinya serta
perhatiannya terhadap semua komponenen pembelajaran pendidikan akidah,
sehingga pembelajaran pendidikan akidah dapat mencapai hasil yang optimal.
Oleh karena itu, seorang guru hendaknya memperhatikan hal-hal berikut:
a. Seorang guru dituntut mampu memprediksikan kemampuan masing-masing
siswa, sehingga dalam penyampaian materi, penggunaan metode, penggunaan
media pembelajaran, serta mengevaluasi hasil belajar peserta didik dapat
berjalan seksama.
b. Seorang guru dituntut harus selalu mencari bahan pelajaran lain yang
berkaitan dengan materi pendidikan akidah dan yang sesuai dengan tuntutan
zaman, sehingga nantinya materi dapat diserap oleh peserta didik dengan
baik.
c. Planning waktu atau pengkontrolan waktu yang tepat dalam melaksanakan
pembelajaran tematik. Dengan hal tersebut, diharapkan guru sudah
mempelajarinya sebelum melaksanakan kegiatan outbound.
d. Seorang guru hendaknya juga mengetahui secara jelas tentang prosedur atau
teknik kegiatan outbound, sehingga pembelajaran melalui kegiatan outbound
dapat berjalan sesuai tujuan dan maksimal. Untuk hal tersebut, hendaknya
82
guru mengikuti berbagai seminar atau pelatihan tentang pembelajaran melalui
kegiatan outbound khususnya dan pembelajaran lain pada umumnya sehingga
kompetensi keprofesionalan guru tersebut juga menjadi lebih meningkat
3. Bagi SD Alam Ar-Ridho Semarang
Saat ini SD Alam Ar-Ridho Semarang merupakan satu-satunya sekolah
alam yang ada di kota Semarang. Sehingga banyak masyarakat yang
menyekolahkan anaknya di SD Alam Ar-Ridho. Harapannya prestasi yang telah
terukir tersebut dapat dipertahankan bahkan kalau bisa ditingkatkan sehingga
nama baik sekolah dapat meningkat.
Untuk mempertahankan nama baik dan prestasi yang ada, maka diperlukan
adanya dukungan semua steakholder sekolah, baik kepala sekolah, dewan guru,
pegawai, wali murid, dan seluruh peserta didik.
Kemudian untuk pengontrol peserta didik di kelas dalam pembelajaran
ataupun diluar kelas terhadap perilaku keagamaannya dalam kehidupan sehari-
hari tetap dipertahankan, dan perlu peningkatan komunikasi sesama komponen
sekolah, wali murid, dan masyarakat sekitar.
C. Kata Penutup
Puji syukur Alhamdulillah kehadirat Illahi Robbi yang telah melimpahkan
rahmat dan ridlo-Nya, memberikan lindungan dan bimbingan-Nya, memberikan
kasih sayang-Nya serta memberikan kekuatan, kesabaran dan kejernihan berpikir
kepada penulis sehingga skripsi tentang “Pelaksanaan Pendidikan Akidah Melalui
Kegiatan Outbound” (Studi Pada Kelas V di SD Alam Ar-Ridho Semarang) ini
dapat terselesaikan dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Berbagai jerih
payah dan kesulitan yang penulis alami dalam penyelesaian skripsi ini rasanya
menghilang begitu saja dengan telah selesainya skripsi ini. Memang semuanya
adalah kehendak Allah SWT, tapi bukan berarti berbagai kekurangan yang ada
dalam skripsi ini terlepas dari penulis. Berbagai kekurangan yang tentunya lebih
besar dari pada kelebihannya adalah semata-mata kelemahan penulis.
83
Dalam rangka untuk menyempurnakan skripsi ini, penulis sangat berharap
kritik dan saran yang konstruktif. Penulis sadar, betapapun usaha yang penulis
lakukan tetap saja kekurangan akan selalu menghinggapi. Semoga saran dan kritik
pembaca akan menjadikan skripsi ini semakin sempurna.
Akhirnya penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada semua pihak yang telah turut mendukung penyelesaian skripsi ini, semoga
tulisan ini dapat bermanfaat bagi diri penulis juga bagi pengembangan pendidikan
bangsa kita. Amin Ya Rabbal ‘Alamin.
84
DAFTAR KEPUSTAKAAN
A. Zainudin dan M. Jamhari I: Akidah dan Ibadah, Pustaka Setia, Bandung: 1999. Abdul Halim, M. Nipan, Anak Soleh Dambaan Keluarga, Jogjakarta: Pustaka
Pelajar, 2000. Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi:
Konsep dan Impelementasi Kurikulum 2004, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004.
Achmadi, “Dasar-Dasar Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam di Sekolah”,
dalam M. Chabib Thoha dan Abdul Mu’ti (eds.), PMB-PAI di Sekolah: Eksistensi dan Proses Belajar Mengajar Pendidikan Agama Islam, Yogyakarta: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo bekerjasama dengan Pustaka Pelajar, 1998.
Achmadi, Ideologi Pendidikan Islam: Paradigma Humanisme Teosentris,
Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005. Agustinus Susanta, Menguak Tabir Outbound, http://outboundmalang.com,
diunduh Kamis 31 Maret 2011 Al Banna, Syekh Hasan, Terj. Hasan Baidaie, Aqidah Islam, Bandung : PT.
Alma`arif, 1980. Al Uthaimin, Muhammad Saleh, Apakah yang Dimaksud Akidah Ahlus Sunnah
Wal Jamaah, Surabaya: Bina Ilmu Offset, 1985, cet. Pertama. al-Bukhori, Al-Imam, Shahihul Bukhari, Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyah, 2008,
Juz I. Al-Ghazali, Imam Abi Hamid, Ihya’ Ulum al-Din, Juz I, t.t., Dar El Hadith, 1992. Ancok, Djamaludin, Outbound Management Training Aplikasi Ilmu Perilaku
dalam Pengembangan Sumber Daya Manusia, Yogyakarta: UII Press, 2007, cet. Ke-4.
Anwar, Rosihon, Akidah Akhlak, Bandung: Pustaka Setia, 2008. Ash Shiddieqy, Teungku Muhammad Hasbi, Mutiara Hadits 6, Semarang:
Pustaka Rizki Putra, 2003. Asti, Badiatul Muchlisin, Fun Outbound: Merancang Outbound yang Efektif,
Yogyakarta: Diva Press, 2009.
85
Baharudin dan Nur Wahyuni, Teori Belajar dan Pembelajaran, Yogyakarta: Ar-
Ruzz Media, 2010. Busyra, Zainudin Ahmad, Buku Pintar Akidah-Akhlak dan Qur`an-Hadis,
Yogyakarta: In Azna Book, 2010. Darajat, Zakiyah, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Askara, 1996. Darwansyah, Dkk., Perencanaan Sistem Pengajaran PAI, Jakarta: Gaung Persada Pers, 2007 Departemen Agama RI, Al-Qur`an dan Terjemahnya, Bandung: Diponegoro,
2000. ---------, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Jakarta: Bumi Restu, 1978. Derajat, Zakiyah, Ilmu Jiwa Agama, Jakarta: Bulan Bintang, 1996. Dewey, John, Democraty and Education: an Introduction of The Philosophy of
Education, New York: The Mac Milan Company, 1964. Dokumentasi Sekolah Dasar Alam Ar-Ridho Semarang Tahun Ajaran 2010-2011 Fathoni, Muhammad Kholid, Pendidikan Islam dan Pendidikan Nasional
(Paradigma Baru), Jakarta: Depag RI, 2005. Ghulsyani, Mahdi, Filsafat Sains Menurut Al-Qur`an, Bandung, Mizan, 1996. Henry, Nelson B, Philosophies of Education, New York: The University of the
USA, 1962. Irsan, Muhammad, el. al., Training Games Islami versi Outdoor, Jakarta: Elemen-
T, 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa, Edisi 4, Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama Cet. I. M. Hamdani B. Dz., Pendidikan Ketuhanan dalam Islam, (Surakarta:
Muhammadiyah University Press, 2001), cet. I. Manfaat outbound, (http://www.peloporadventure .co.id/manfaat.html. yang
direkam pada 21 Juli 2007 20:42:48 GMT) diunduh tanggal 05 maret 2011 pukul 3.59
86
Mubarok, Zaky, et. al., Akidah Islam, Jogjakarta: UII pers, 2001, cet. Kedua. Muhaimin, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam di Sekolah, Madrasah, dan Pertenaga pendidikan Tinggi, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2007), hlm. 120. Muhaimin. Rekonstruksi Pendidikan Islam: Dari Paradigma Pengembangan,
Manajemen Kelembagaan, Kurikulum hingga Strategi Pembelajaran, Jakarta: Remaja RosdaKarya, 2009.
Muhammad Irsan, et. al., Training Games islami Versi Outdoor, Jakarta: Elemen-
T, 2007. Muhammad, As`adi, The Power Of Outbound Training, Yogyakarta: Power Book
(IHDINA), 2009. Muliawan, Jasa Ungguh, Pendidikan Islam Integratif: Upaya Mengintegrasikan
Kembali Dikotomi Ilmu dan Pendidikan Islam, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005.
Mursid, Kurikulum dan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD): Sebuah Harapan
Masyarakat, Semarang: Akfi Media, 2010. Nahdliyin, Pendidikan Berbasis Keislaman: Kedepankan Nilai Kemaslahatan,
dalam http://www.dutamasyarakat.com diakses 24 Oktober 2010 Nata, Abuddin, Ilmu Pendidikan Islam dengan Pendekatan Multidisipliner:
Normatif, Parenialis, Sejarah, Filsafat, Psikologi, Sosiologi, Manajemen, Teknologi, Informasi, Kebudayaan, Politik, Hukum, Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2010.
-----------, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: PT. Logos Wacana Ilmu, 2000. Nizar, Samsul, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Ciputat Pres, 2002. Nurdin, Muslim, et. al., Moral dan Kognisi Islam, Bandung: Alfa beta, 1999,
Edisi I. Purwanto, M. Ngalim, Ilmu pendidikan Teoretis dan Praktis, Bandung:
Rosdakarya, 1995. Qadir Ahmad, Muhammad Abdul, terj. H.A. Mustofa, Metodologi Pengajaran
Agama Islam, Jakarta: Rineke Cipta, 2008. Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kalam Mulia, 1994.
87
Rowiyati, Hubungan Pendidik dengan Orang Tua Peserta didik Pengaruhnya
terhadap Prestasi Belajar PAI Peserta didik SD Alam Ar-ridho Tembalang, Skripsi, Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo, 2008.
Shabir, Muslich, Terjemah Riyadlus Shalihin II, Semarang: Toha Putra, 1981. Slahudin, Mahfud, Metodologi Pendidikan Agama, Surabaya, Bina Ilmu, 1987. Susanta, Agustinus, Outbound Profesional Pengertian, Prinsip Perencanaan, dan
Panduan Pelaksanaan, Yogyakarta: C.V ANDI OFFSET, 2010. Suwarno, Wiji, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan, Yogyakarta: Ar-Ruzz Media,
2009. Syukur, Amin, Pengantar Studi Islam, Semarang: Bina Sejati, 2003. ---------, Pengantar Studi Islam, Semarang: Lembkota Semarang, 2006. TB. A’at Syafaat, et. al., Peranan Pendidikan Agama Islam Dalam Mencegah
Kenakalan Remaja (Juveline Delinquency), Jakarta: Rajawali Pers, 2008. Tim Penyusun, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1990. Tim Penyusun, Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (Nomor 20 Tahun
2003), Jakarta: Sinar Grafika, 2007.. Tohir, Agus, Implementasi Model Sekolah Alam di Pendidikan Anak Usia Dini
Ar-Ridho Semarang dalam Tinjauan Pendidikan Islam, Skripsi, Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, 2010.
Winarto, Budi, “Mempertebal Iman Lewat Outbound Islami”, dalam
http://www.semarang metro.co.id//, diakses 22 September 2010 Yanuhar Ilyas, Kuliah Akidah Islam, Jogjakarta: LPPI, 1993, Cet II. Zuhaili, Muhammad, Pentingnya Pendidikan Islam Sejak Dini, Jakarta: A.H.
Ba’dillah Press, 2002.
88
Daftar Riwayat Hidup
Nama : Warsiyah TTL : Boyolali, 09 Juni 1989
Alamat : Ngadirejo RT : 18/RW:III Sumber Simo Boyolali
NIM : 073111076 Jur/Fak : Pendidikan Agama Islam/Fak. Tarbiyah Pendidikan :
1. BA Aisyiah Sumber tahun 1995
2. MIM Sumber lulus tahun 2001
3. MTs N 1 Simo lulus tahun 2004
4. MAM 1 Boyolali lulus tahun 2007
5. IAIN Walisongo Semarang 2011
Pengalaman Organisasi
1. Kepala Bidang Usaha KOPMA Walisongo tahun 2009
2. Bendahara umum KOPMA Walisongo periode 2010
3. Pengawas KOPMA Walisongo periode 2011
4. Pengurus Bidang Usaha KOPEDA (Koperasi Pemuda Daerah) tahun 2009
5. Dept. Dalam Negeri HMJ PAI Fakultas Tarbiyah 2009-2010
6. Anggota Dept. Volly UKM TSC Fakultas Tarbiyah 2008
7. Anggota pengawas UKM TSC Fakultas Tarbiyah 2009
8. Bendahara umum Orda IKHLAS (Ikatan Mahasiswa Lintas Solo-Semarang) 2010
89
PEDOMAN DAN HASIL WAWANCARA A. Hari/Tanggal : Senin, 11 Maret 2011
Tempat : Kantor SD Alam Ar-Ridho Semarang Waktu : 09: 22 WIB Narasumber : Direktur SA Ar-Ridho, Mia Inayati Rahmania, M.Pd
1. Peneliti : Tinjauan histories tentang gambaran SD Alam Ar-Ridho Semarang, sejarah berdirinya? Direktur Sekolah Alam Ar-Ridho :
Sebelum berdirinya SD, yang bertepatan tahun 2000 sudah ada TK dan PAUD Alam Ar-Ridho, Kemudian atas saran dari teman temannya juga, beliau bermaksud mendirikan sebuah SD yang mirip sekolah lanjutan setelah PAUD.
2. Peneliti : Siapa yang mempunyai ide gagasan pertama kali dan latar belakang didirikannya SD Alam Ar-Ridho Semarang? Direktur Sekolah Alam Ar-Ridho :
Berawal dari gagasan yang dimunculkan oleh Bapak H. Nurul Khamdi, B. Eng, Mia Inayati Rahmania M.Pd., beserta teman-teman dekatnya yang ingin mencerahkan manusia berkualitas dalam urusan dunia maupun akhirat, maka pada tahun 1996 di dirikan TK Islam terpadu. Kemudian atas saran dari teman temannya juga, beliau bermaksud mendirikan sebuah SD yang mirip sekolah lanjutan setelah PAUD. Sebelum mendirikan PAUD ini, bapak H. Nurul Khamdi beserta stafnya melakukan studi banding di Sekolah Alam Ciganjur Jakarta.
3. Peneliti : Apa tujuan didirikan SD Alam Ar-Ridho Semarang serta apa visi dan misi SD ini? Direktur Sekolah Alam Ar-Ridho :
Visi Sekolah Dasar (SD) Alam Ar-Ridho Menjadi word school yang selalu berinovasi mengembangkan metode pendidikan yang menjadikan manusia tahu tata cara tunduk kepada Allah sebagai khalifah dalam setiap proses pembelajaran. Missi SD Alam Ar-Ridho: Mendidik aqidah, ibadah, dan akhlaqul karimah.Mendidik karakter leader, entrepreneur, ilmiah, dan peduli lingkungan. Mengoptimalkan seluruh kecerdasan. Membangun kepedulian terhadap hidup sehat dan bersih. Mempersiapkan pendidik yang kreatif dan inovatif Profesional dalam manajemen. Bersinergi dengan seluruh stake holder utamanya orang tua
90
siswa. Menyediakan lingkungan belajar yang menyenangkan.
4. Peneliti : Bagaimanakah keadaan guru, karyawan, dan siswa di SD Alam Ar-Ridho Semarang? Direktur Sekolah Alam Ar-Ridho :
Tenaga pendidik sebagai pendidik merupakan orang yang berkompeten dibidangnya yaitu mendidik anak agar dapat mengembangkan segala potensinya. Rasio jumlah perbandingan antara tenaga pendidik dan anak, kompetensi serta latar belakang pendidikan pendidik, menjadi prioritas utama. Di SD Alam Ar-Ridho seorang pendidik harus seseorang yang berpengalaman dan mempunyai kemampuan dalam mendidik. Tenaga pendidik di SD Alam Ar-Ridho harus memiliki dedikasi, kompetensi, loyalitas, responbility dan kreatifitas. Perbedaan siswa sangat diperhatikan oleh mereka. Tanggung jawab tenaga pendidik tidak hanya mengejar, tetapi juga bertanggung jawab agar jangan sampai terlambat untuk mengetahui kelemahan anak. Untuk membantu anak yang kurang pihak sekolah melakukan komunikasi dengan orang tua.
5. Peneliti : Bagaimana dengan Kurikulum yang digunakan di SD Alam Ar-Ridho Semarang? Direktur Sekolah Alam Ar-Ridho :
Kurikulum SD Alam Ar-Ridho sesuai dengan kurikulum dari pemerintah, karena di SD Alam Ar-Ridho ini menggunakan tematik maka tema yang diambil dari materi pokok sains yang dari Permendiknas. Materi pokok tersebut kemudian dijadikan tema pembelajaran yang kemudian diintegrasikan dengan mata pelajaran yang lain.
B. Hari/Tanggal : Senin, 4 April 2011 Tempat : Ruang guru SD Alam Ar-Ridho Semarang Waktu : 11.30 WIB Narasumber : Guru Kelas V A, Ibu Widiyawati S. St.
1. Peneliti : Apa saja Materi Akidah yang disampaikan di
SD Alam Ar-Ridho Semarang? Guru :
Secara umum materi akidah yang disampaikan sesuai dengan SK KD dari Permendiknas, karena di SD Alam Ar-Ridho ini juga mengikuti TAS dari pemerintah. Akan tetapi penyampaian serta
91
pengembangan materinya disesuaikan dengan tingkat kemampuan serta tingkatan peserta didik dalam menerima materi yang disampaikan.
2. Peneliti : Bagaimana Proses Pelaksanaan Pendidikan Akidah secara umum di SD Alam Ar-Ridho Semarang? Guru :
Proses pelaksanaan Pendidikan akidah dilakukan secara terintegrasi dengan mata pelajaran lan, sehingga pelaksanaan pendidikan akidah dapat dilakukan pada saat pembelajaran ketika d saung maupun ketika di luar saung seperti pada saat kegiatan outbound.
3. Bagaimana Pelaksanaan Kegiatan Outbound secara umum? Guru :
Jadwal outbound serta jenis kegiatan outbound ditentukan dari guru outbound. Guru Outbound ini buka dari guru kelas akan tetapi dalam pelaksanaan outbound antara guru outbound dengan guru kelas berkolaborasi dalam mengeksploitasi materi kepada peserta didik. Dalam pelaksanaannya guru kelas sebagai pendamping dan yang melakukan refleksi dan kesimpulan dari kegiatan outbound, sedangkan guru outbound mendampingi proses dan teknik pelaksanaan outbound. Pelaksanaan outbound dilaksanakan satu minggu sekali dari setiap kelas
4. Peneliti : Bagaimana proses perencanaan pendidikan Akidah melalui Outbound? Guru :
Dalam tahap perencanaan, karena jadwal kegiatan outbound sudah ditentukan oleh guru outbound maka guru kelas tinggal menentukan materi apa saja yang akan disampaikan dalam setiap kegiatan outbound. Guru mentargetkan materi - materi yang harus dikuasai oleh peserta didik berupa perilaku-perilaku yang sesuai dengan materi itu dengan tujuan yang diharapkan dapat tercapai, hal itu dilakukan guna menguasai materi yang dikuasai oleh guru. Misalnya kegiatan outbound yang dilakukan di sungai mengangkat tema air, guru mengintegrasikan dengan materi IPA, Agama termasuk akidah, MTK, Sosial, dll.
5. Peneliti : Bagaimana proses Pelaksanaan Pendidikan Akidah melalui kegiatan outbound? Guru PAI :
Kegiatan outbound dilakukan seminggu sekali dari setiap kelas dan jadwal serta jenis
92
kegiatan outbound sudah ditentukan terlebih dahulu. Dalam pelaksanaan Pendidikan akidah, Sebelum pelaksanaannya, semua guru dan peserta didik berdoa terlebih dahulu kemudian pemanasan bisa berbentuk senam ringan. Kemudian semua peserta didik dan pendidik menuju tempat lokasi kegiatan outbound akan dilakukan, misalkan di sungai dan tebing. Setelah sampai disana guru outbound memberikan pengarahan mengenai tatacara serta teknik yang harus dilakukan. Sedangkan guru kelas mendampingi, di akhir kegiatan guru kelas dan guru outbound melakukan refleksi kepada peserta didik tentang apa yang telah dilakukan. Dalam kegiatan refleksi ini guru mengintegrasikan materi – materi yang akan disampaikan kepada peserta didik,
6. Peneliti : Bagaimana evaluasi Pelaksanaan pendidikan akidah melalui outbound? Guru PAI :
Evaluasi di SD Alam Ar-Ridho berprinsip bahwa tingkat kecerdasan bukan satu satunya faktor untuk menentukan prestasi, belajar tidak untuk mengejar nilai, tetapi untuk bisa memanfaatkan ilmunya dalam kehidupan sehari – hari. Sehingga yang menjadi acuan dari penilaian setiap anak berbeda tergantung tingkat kemampuan anak masing – masing yang dibandingkan dengan hasil evaluasi dari kegiatan sebelumnya. Untuk mengetahui seberapa jauh keberhasilan peserta didik dalam melakukan kegiatan outbound, setiap tenaga pendidik kelas ataupun tenaga pendidik mata pelajaran harus mengadakan evaluasi. Penilaian ini dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan.
5. Peneliti : Bagaimana bentuk dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang digunakan di SD Alam Ar-Ridho ini? Guru PAI :
RPP di SD Alam Ar-Ridho menggunakan daily dan weekly, daily merupakan Rencana pembelajaran harian penjabaran dari weekly. Setiap awal semester kepala sekolah beserta guru-guru mengadakan raker untuk materi pembelajaran selama satu semester yang termasuk di dalamnya membahas mengenai weekly dan daily.
93
7. Peneliti : Apa kendala-kendala yang dihadapi dan solusi yang dilakukan dalam pelaksanaan Pendidikan Akidah Melalui kegiatan outbound? Guru :
Kendala dalam pembelajaran yaitu pada manusianya, model dan perangkat apapun, jika manusia siap bergerak pasti akan baik pula. kendala yang lain juga keterbatasan waktu dan tenaga, dan tugas-tugas lain yang berkaitan dengan pembelajaran yaitu kendala waktu.
Melihat hal demikian, sudah sepatutnya memperbaiki system yang ada, yaitu dengan jalan me manage waktu dengan baik, menerapkan model waktu yang deadline. Sedangkan dari segi sarana dan prasarana di SD Alam Ar-Ridho sudah baik dan lengkap, tinggal manusianya saja yang menjalankannya.
8. Peneliti : Bagaimana gambaran akidah peserta didik
secara umu di SD Alam ar-Ridho? Guru :
Apabila dilihat dari tingkatan kelas perkembangan akidah peserta didik di SD Alam Ar-Ridho semarang mengalami perkembangan yang bagus. Hal ini dapat dilihat dari tingkah laku serta kegiatan keagamaan yang dilakukan oleh peserta didik. Misalkan ketika peserta didik masih duduk di kelas satu tatacara dalam sholatnya masih kurang pas, akan tetapi setelah dia menginjak ke tingkatan yang lebih tinggi tatacara dalam ibadahnya lebih benar. Hal ini bukan hanya karena menambahnya pengetahuan peserta didik akan tetapi juga karena akidah yang dimilikinya sudah menguat sehingga peserta didik selalu merasa apa yang dilakukan selalu dalam pengawasan Allan SWT.
94
PEDOMAN OBSERVASI No Kegiatan Ya Tidak Keterangan
1 Persiapan pendidik dalam kegiatan outbound
a. Pendidik membuat daily dan weekly (Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran)
b. Pendidik menetapkan jenis outbound yang dipilih.
c. Pendidik menetapkan tujuan dan materi yang
disampaikan.
d. Pendidik menyiapkan sarana dan prasarana yang
diperlukan dalam kegiatan outbound.
2
Pelaksanaan kegiatan outbound
a. Pelaksanaan kegiatan outbound sesuai rencana yang
telah dibuat dalam daily.
b. Mengkomunikasikan antara kegiatan outbound yang
dilakukan dengan tujuan dan materi yang
disampaikan.
c. Pembukaan kegiatan outbound dengan berdoa dan
pemanasan
d. Pengintegrasian pendidikan akidah dengan kegiatan
– kegiatan yang dilakukan dalam outbound
e. Pendidik memberikan refleksi dan kesimpulan
kegiatan outbound.
3
Pelaksanaan Evaluasi
a. Pendidik melakukan observasi dengan
mengamati tingkah laku anak didik sebelum
dan sesudah pelaksanaan kegiatan outbound.
b. Unjuk kerja, misalnya dengan membuat catatan
kemudian kesimpulan dari kegiatan yang
dilakukan hubungannya dengan kehidupan
sehari-hari kemudian disampaikan.
95
96
97
DAILY PLAN KELAS/SEMESTER : 1 / II TEMA : MALANG HARI/TANGGAL : Senin, 17 Januari 2011
Waktu Kegiatan Evaluasi 07.30-08.30 · Membaca do’a secara klasikal (15 menit)
· Mengaji qiro’ati ke guru masing-masing ( 30 menit) · Hafalan surat pendek juz 30 ke guru kelas (15 menit)
08.30 – 09.00 · Menuliskan contoh penulisan diary · Mengekplor siswa tentang kegiatan yang di lakukan pada hari sabtu dan ahad · Siswa menulis diary secara individu · Siswa secara bergantian membaca isi cerita diary masing-masing
09.00 – 09.30 Mengenal dan menghafal do’a keluar masuk kamar mandi · Guru secara klasikal mengenalkan bacaan do’a keluar masuk kamar mandi · Membagi siswa dalam 2 kelompok · Pendampingan tiap kelompok · Kompetisi antar kelompok · Mendiskusikan adab keluar masuk kamar mandi
09.30 – 10.00 Istirahat 10.00 – 11.00 Gambar berseri ke kota Malang
Media : Beberapa tampilan gambar berseri, kertas putih HVS Kegiatan
· Membagi tiap siswa beberapa gambar
98
· Meminta siswa untuk mengurutkan gamabar sehingga tersususun sebagai cerita · Menempel gambar pada media kertas · Siswa memberi keterangan menuliskan cerita isi gambar · Memberi kesemapatan siswa untuk membacakan di depan kelas
11.00 – 11.40 Fruit dan kalimat I like, I don’t like Media : LK
· Aperspsi : mengingatkan kembali kosakata dalam bahasa Inggris ”fruit, I like, don’t like ”
· Memberi beberapa pertanyaan lisan tentang fruit, I like, I don’t like · Membagikan LK kepada siswa
11.40 – 12.30 · Siswa mengambil air wudhu · Memilih salah satu siswa untuk adzan dan iqomat · Memilih siswa untuk menjadi imam sholat · Sholat, do’a dan dzikir · Persiapan dan doa pulang
99
WEEKLY PLAN
KELAS/SEMESTER: 1 / II TEMA: Malang PEKAN/TANGGAL: I ( 3-7 Jan'11 ) JAM SENIN, 3 Jan SELASA, 4 Jan RABU, 5 Jan KAMIS, 6 Jan JUMAT, 7 Jan 07.30 - 08.30 Doa, Qiroaty,
Tahfidz (Agama) Doa, Qiroaty, Tahfidz (Agama)
Doa, Qiroaty, Tahfidz (Agama)
Doa, Qiroaty, Tahfidz (Agama)
Doa, Qiroaty, Tahfidz (Agama)
08.30 - 09.30 Diary (indoor) kisah sahabat abu bakar (agama + leadership)
Pemilihan pengurus kelas dan membuat peraturan kelas (leadership)
Pengenalan letak geografis Malang (indoor)
Pengenalan Malang dengan lagu gubahan (seni)
09.30 - 10.00 istirahat & pulang istirahat & pulang Istirahat & pulang Istirahat 10.00 - 11.00 11.00 - 11.40
Membuat peta besar (leadership / indoor)
11.40 - 12.30
Sholat Dzuhur, doa pulang (Leadership +
Agama)
Membawa barang bekas untuk hari Senin
100
YAYASAN AR-RIDHO LEMBAGA PENDIDIKAN SEKOLAH ALAM AR-RIDHO Jl. Bukit Kelapa Sawit I Blok AA Bukit Kencana Jaya Tembalang Semarang Telp. 024-76484001 / 70374878 Fax. 024-76483652
www.sekolahalamarridho.wordpress.com/sekolahalamarridho.com
PROFIL SEKOLAH SD ALAM AR RIDHO SEMARANG
Lembaga pengelola Sekolah Alam Ar Ridho ini adalah Yayasan Ar Ridho yang
berdasarkan akte Notaris Publik Lenie S Hardjatno Loebis, SH Semarang No. 11 tanggal 8
Mei 2000, berkedudukan di Jl.Bukit Kelapa Kopyor VIII Blok BN No. 23 Bukit Kencana
Jaya, Kelurahan Meteseh, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang 50279 É (024) 7477357.
Yayasan ini mempunyai visi dan misi sebagai berikut:
Visi : Menjaga Fitrah Membina Insan Kamil
Misi : Menyediakan sarana dan melaksanakan pendidikan Islamiyah rabbaniyyah
A. SUSUNAN PENGURUS YAYASAN
1. Penasehat
1) H. Zubeir Syafawi SHI
2) H.Hasan Toha MBA
3) Prof.Dr.H. Rofiq Anwar
2. Dewan pendiri
1) KH.Nurul Khamdi B.Eng.
2) Dr.M.Mukhlisin MT.
3) Adi Darmawan, Msi
3. Dewan Pembina
Ketua : KH. Nurul Khamdi, B.Eng
4. Pengurus Harian
Ketua : H. Jumala, M.M
Wakil Ketua : Nur Qudus, M.T
Sekretaris : Djoko Priyatno, SP
Wakil Sekretaris : Fauzun Adzim Mustofa, ST
Bendahara : M.P. Nugroho, S.E
101
YAYASAN AR-RIDHO LEMBAGA PENDIDIKAN SEKOLAH ALAM AR-RIDHO Jl. Bukit Kelapa Sawit I Blok AA Bukit Kencana Jaya Tembalang Semarang Telp. 024-76484001 / 70374878 Fax. 024-76483652
www.sekolahalamarridho.wordpress.com/sekolahalamarridho.com
B. NAMA DAN TEMPAT
Sekolah Alam Ar Ridho didirikan sejak Juli 2000 dan berdiri diatas tanah seluas 1200 m2
di Jl. Kelapa Sawit Blok AA Bukit Kencana Jaya, Tembalang–Semarang Jawa Tengah
50271 ' 024-76484001
C. VISI SEKOLAH ALAM AR RIDHO
Menjadi sekolah yang selalu berinovasi dan kreatif untuk menyempurkan sistem, metode
dan praktek pendidikan dengan Islam sebagai landasan dan titik falsafahnya dan
menyebarluaskannya ke seluruh Indonesia.
D. MISI SEKOLAH ALAM AR RIDHO
1. Membekali guru agar inovatif dan kreatif serta berdedikasi tinggi
2. Membangun manajemen sekolah yang amanah serta professional
3. Mendidik siswa menjadi generasi unggul (khoiru ummah)
4. Mendorong masyarakat memahami konsep pendidikan yang benar
E. FASILITAS
1. Satu buah Masjid ukuran 10m x 10m
2. Tempat wudhu masjid dan kamar mandi masjid
3. 6 buah kamar mandi di lingkungan sekolah
4. 14 lokal kelas SD
5. 2 buah ruang perpustakaan
6. 1 buah ruang administrasi
7. 1 buah ruang kasek ukuran 8m x 3m
8. Ruang tamu (bergabung dengan ruang kasek)
9. 2 lokal kantin
10. Lapangan upacara ukuran 12m x 8m
11. Taman bunga dan kolam ikan
12. Halaman parkir
13. Lahan kebun untuk setiap kelas 0,5m x 1m
102
YAYASAN AR-RIDHO LEMBAGA PENDIDIKAN SEKOLAH ALAM AR-RIDHO Jl. Bukit Kelapa Sawit I Blok AA Bukit Kencana Jaya Tembalang Semarang Telp. 024-76484001 / 70374878 Fax. 024-76483652
www.sekolahalamarridho.wordpress.com/sekolahalamarridho.com
14. 3 ruangan untuk gudang
15. Laboratorium komputer
16. Ruangan multimedia / audiovisual
F. KURIKULUM
Kurikulum yang digunakan berbasis kompetensi 2004 dipadu dengan kurikulum agama
dan muatan lokal khas sekolah alam.
G. PROFIL SISWA
1. Terbiasa melaksanakan adab adab Islam dalam kesehariannya
2. Siswa bersemangat melaksanakan sholat 5 waktu dengan tertib
3. Siswa terbiasa melaksanakan sholat dhuha
4. Siswa terbiasa berzikir dan berdo’a sehabis sholat fardhu.
5. Siswa mampu membaca Al Qur’an dengan baik dan tahu makna beberapa ayat
dalam Al Qur’an
6. Terbiasa dan senang beramal sholeh
7. Siswa terbiasa berakhlaqul karimah, menghormati yang tua dan menyayangi yang
kecil.
8. Berani mengemukakan gagasan dan pendapatnya didepan forum.
9. Siswa terbiasa berperilaku kreatif dan inovatif.
10. Siswa terbiasa bersikap ilmiah
11. Siswa memiliki jiwa leadership yang baik.
12. Siswa terbiasa dengan menjaga kebersihan diri dan lingkungan .
13. Siswa hafal seperempat juz Al Qur’an setiap tahunnya.
14. Siswa memiliki kepekaan yang baik dengan lingkungan.
H. METODE
1. Tematik (terpadu/integrated)
2. Fun Learning
3. Learning by Doing
4. Learning Experience/Contectual Learning Teaching
103
YAYASAN AR-RIDHO LEMBAGA PENDIDIKAN SEKOLAH ALAM AR-RIDHO Jl. Bukit Kelapa Sawit I Blok AA Bukit Kencana Jaya Tembalang Semarang Telp. 024-76484001 / 70374878 Fax. 024-76483652
www.sekolahalamarridho.wordpress.com/sekolahalamarridho.com
I. PROGRAM EKSTRAKURIKULER
1. Bela diri 4. Pramuka / Kepanduan
2. Sepak bola 5. English Club
3. Jurnalistik 6. Robotic
J. PROGRAM UNGGULAN
1. Berkebun
2. Outbound tiap pekan
3. Kunjungan keluar sekolah
4. PHBI/PHBN
5. Muhadhoroh/pentas kreativitas
6. Pesantren kilat (Pesantren Weekend)
7. Kemah wisata (Ar Ridho Camp)
8. Bahasa Inggris dengan multimedia
9. Berenang
10. Baca tulis Al Qur’an
11. Tahfidzul Qur’an
12. Ceramah pendidikan untuk orang tua
13. Observasi dan explorasi lingkungan sekitar sesuai tema